PENGARUH PROFITABILITAS, KEPEMILIKAN KELUARGA, KARAKTER EKSEKUTIF, DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK Rahmi Oktasari1, Herawati1, Resti Yulistia M.1 1 Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Bung Hatta Email:
[email protected] ABSTRACT This study aims to determine the effect of profitability, family ownership, executive character, and corporate governance on tax avoidance in companies listed on the Stock Exchange in 2011-2014. By using purposive sampling method samples obtained are as many as 36 companies listed on the Stock Exchange. The data is processed by using SPSS 16. Based on the results of the testing of hypotheses discovered that profitability and character executive significant against tax avoidance. While possession of family and corporate governance in proxied of independent commissioner and audit committee not affect significantly to tax avoidance. Keywords:
Tax Avoidance, Profitability, Family Firm, Character Executive, Corporate Governance praktik yang secara umum disepakati sebagai
PENDAHULUAN Seluruh negara yang ada di dunia
suatu tindakan yang tidak dapat diterima dan
menggunakan pajak sebagai unsur penting
harus dicegah serta dilawan. Akan tetapi,
dalam
penerimaan
kenyataannya penghindaran pajak dilakukan
negara. Oleh karena itu, pemerintah disuatu
dengan memanfaatkan celah dalam peraturan
negara
menopang
perlu
anggaran
perhatian
lebih
perpajakan sehingga secara literal tidak
Pajak
bagi
melanggar hukum. Penghindaran pajak (tax
pemerintahan disuatu negara merupakan salah
avoidance) yang dilakukan oleh perusahaan
satu sumber penerimaan yang sangat penting
dapat
untuk membiayai pengeluaran negara baik
adapun faktor-faktor yang akan dibahas pada
pengeluaran rutin maupun pengeluaran bagi
penelitian
pembangunan yang bertujuan mewujudkan
kepemilikan keluarga, karakter eksekutif dan
negara yang lebih baik serta masyarakat yang
corporate governance.
terhadap
menaruh
sektor
pajak.
adil dan makmur. Sedangkan bagi perusahaan, pajak
merupakan
diantaranya
profitabilitas,
Menurut Kurniasih dan Sari (2013) Profitabilitas merupakan gambaran kinerja
mengurangi laba bersih dan sudah menjadi
keuangan perusahaan dalam menghasilkan
rahasia
selalu
laba dari pengelolaan aktiva yang dikenal
menginginkan pembayaran pajak seminimal
dengan Return On Assets (ROA). ROA positif
mungkin. (Prakosa, 2014).
menunjukkan
bahwa
total
dipergunakan
untuk
operasi
perusahaan
yang
ini
akan
umum
beban
disebabkan oleh beberapa faktor,
yang
Penghindaran pajak merupakan suatu
aktiva
yang
perusahaan Page 1
mampu memberikan laba bagi perusahaan.
Untuk mengelola perusahaan yang baik,
ROA dinyatakan dalam persentase, semakin
sebaiknya perusahaan menggunakan konsep
tinggi ROA maka akan sebaik kinerja
good corporate governance (Sumihandayani,
perusahaan
memiliki
2013). Corporate governance merupakan
keterkaitan dengan laba bersih perusahaan
suatu sistem dimana sebuah perusahaan
dan pengenaan Pajak Penghasilan (PPh)
diarahkan dan diawasi. Struktur corporate
untuk wajib pajak badan.
governance menjelaskan bagaimana aturan
tersebut.
ROA
Menurut Chen et al (2010) tingkat
dan prosedur dalam pengambilan keputusan
kecendrungan kepemilikan keluarga pada
suatu kebijakan sehingga tujuan perusahaan
perusahaan untuk menghindari pajak lebih
dan pemantauan kinerja perusahaan dapat
kecil dari pada kepemilikan perusahaan non-
dipertanggung
keluarga yang tergantung dari besarnya efek
dengan baik.
jawabkan
dan
dilakukan
manfaat atau biaya yang timbul dari tindakan penghindaran pajak tersebut. Kepemilikan keluarga pada perusahaan biasanya rela membayar pajak lebih tinggi dibandingkan dengan harus membayar denda pajak dan
LANDASAN
Pada penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Prakosa (2014) menunjukan bahwa kepemilikan keluarga berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak (tax
Landasan Teori Theory of Planned Behavior Ada beberapa perilaku yang telah
Dyreng et al (2010) menyatakan pimpinan
perusahaan
(executive)
secara individu memiliki pengaruh terhadap penghindaran pajak. Jenis karakter individu (eksekutive) yang duduk dalam manajemen perusahaan merupakan risk taking atau risk averse tercermin pada besar kecilnya resiko
untuk
keterlibatan,
meramalkan
keikutsertaan,
tentang kontribusi,
pencapaian, organisasional kewarganegaraan, inovasi, serta konsep-konsep lain tentang perilaku
individu.
Theory
of
Planned
Besarnya peluang perusahaan untuk penghindaran
psikologi sosial yang paling sering digunakan untuk
meramalkan
dirancang
perilaku,
untuk
dan
meramalkan
TPB dan
menjelaskan tingkah laku manusia dalam konteks yang spesifik. TPB merupakan prediksi
perilaku
yang
baik
karena
diseimbangkan oleh niat untuk melaksanakan perilaku. (Ajzen, 1991)
perusahaan yang ada.
melakukan
digunakan
Behavior (TPB) merupakan salah satu model
avoidance).
bahwa
DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
menghadapi kemungkinan rusaknya reputasi keluarga akibat pemeriksaan pajak dari fiskus.
TEORI
pajak,
maka
diperlukan tata kelola perusahaan yang baik.
Theory of Planned Behavior (TPB) menjelaskan bahwa perilaku WP baik badan maupun
pribadi
yang
tidak
patuh Page 2
(noncompliance) sangat dipengaruhi oleh variabel dari sikap, norma subyektif, serta kontrol keperilakuan yang dipersepsikan.
Profitabilitas Menurut
kemampuan
teori keagenan adalah sebuah persetujuan (kontrak) diantara dua pihak, yaitu prinsipal dan agen. Dalam teori keagenan terdapat perbedaan antara agen sebagai perusahaan
mungkin
sebagai
saja
rasio
perusahaan
dalam
mencari
keuntungan. Rasio ini juga memberikan
Menurut Jansen dan Meckling (1976)
prinsipal
(2008)
profitabilitas merupakan rasio untuk menilai
Agency Theory
dan
Kasmir
pihak
fiskus, agen
sehingga
tidak
selalu
melakukan tindakan terbaik bagi kepentingan prinsipal.
ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Profitabilitas merupakan alat yang digunakan untuk menganalisis kinerja manajemen,
tingkat
profitabilitas
akan
menggambarkan posisi laba perusahaan. Para investor
di
memperhatikan
pasar
modal
kemampuan
sangat
perusahaan
dalam menghasilkan dan meningkatkan laba, hal ini merupakan daya tarik bagi investor
Tujuan utama agency theory adalah
dalam melakukan jual beli saham.
untuk menjelaskan bagaimana pihak yang melakukan
hubungan
kontrak
dapat
Kepemilikan Keluarga
mendesain tujuan dalam meminimalisir cost
Menurut Leino (2009) perusahaan
sebagai dampak adanya asimetri informasi
keluarga mempunyai peran yang penting
dan kondisi yang mengalami ketidakpastian.
untuk ekonomi baik lokal ataupun regional karena dapat memberikan kestabilan ekonomi
Tax Avoidance Menurut
yang permanen bagi perusahaan. Indonesia Sumarsan
(2015)
penghindaran pajak terjadi sebelum SKP keluar, dalam penghindaran pajak ini wajib pajak tidak secara jelas melanggar undangundang
sekalipun
kadang-kadang
jelas
menafsirkan undang-undang tidak sesuai
merupakan salah satu negara berkembang yang masih memiliki dominan kepemilikan saham oleh keluarga didalam perusahaan, dikarenakan kepemilikan saham di negara berkembang sebagian besar dikontrol oleh kepemilikan keluarga.
dengan maksud dan tujuan pembuat undangundang.
Karakter Eksekutif
Penghindaran
pajak
suatu
Setiap perusahaan memiliki seorang
usaha meringankan beban dengan tidak
pemimpin di posisi teratas yaitu top eksekutif
melanggar
atau top manajer, dimana pimpinan tersebut
undang-undang
(Mardiasmo, 2009).
adalah
yang
ada
memiliki karakter-karakter tertentu untuk memimpin dan menjalankankan kegiatan usaha perusahaannya untuk tujuan yang ingin Page 3
dicapai perusahaan tersebut. (Pranata, 2014) Law (2006) menyebutkan bahwa, dalam
menjalankan
tugasnya
(2006)
komisaris
independen
adalah
komisaris yang bukan merupakan anggota
sebagai
manajemen, pemegang saham mayoritas,
pimpinan perusahaan eksekutif memiliki dua
pejabat atau berhubungan langsung maupun
karakter yakni sebagai risk taker dan risk
tidak langsung dengan pemegang saham
averse. Sehingga, untuk mengetahui karakter
mayoritas dari suatu perusahaan tersebut.
eksekutif maka digunakan risiko perusahaan
Dengan
(corporate risk) yang dimiliki perusahaan.
diharapkan dapat terjadinya keseimbangan dalam
Corporate Governance
adanya
komisaris
perusahaan
independen
antara
manajemen
perusahaan dan para stakeholder-nya.
Corporate governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh suatu
Komite Audit
perusahaan untuk meningkatkan keberhasilan
Keberadaan
Komite
Audit
diatur
usaha dan akuntabilitas perusahaan guna
melalui Peraturan BAPEPAM Nomor Kep-
mewujudkan nilai Pemegang Saham dalam
29/PM/2004 (bagi perusahaan publik) dan
jangka panjang dengan tetap memperhatikan
Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-
kepentingan
lainnya,
103/MBU/2002 (bagi BUMN). Komite Audit
berlandaskan peraturan perundangan dan
terdiri dari sedikitnya tiga orang, diketuai oleh
nilai-nilai etika (Keputusan Menteri BUMN
komisaris independen perusahaan dengan dua
Nomor Kep-117/M-MBU/2002).
orang
Corporate
stakeholder
governance
menurut
Indonesian Institut for Corporate Governance
eksternal
yang
independen
serta
menguasai dan memiliki latar belakang akuntansi dan keuangan.
adalah suatu struktur, sistem, dan proses yang digunakan oleh perusahaan sebagai upaya untuk memberikan nilai tambah terhadap perusahaan secara berkesinambungan dalam
Pengembangan Hipotesis Pengaruh
yang baik dimana terdapat suatu sistem yang mengatur hubungan dewan komisaris, dewan direksi, pemegang saham, dan pemangku kepentingan lainnya (Agoes dan Ardana,
Profitabilitas kinerja
Tax
merupakan
keuangan
gambaran
perusahaan
dalam
menghasilkan laba dari pengelolaan aktiva yang dikenal dengan Return On Asset (ROA). ROA berguna untuk mengukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh
2009).
terhadap
Avoidance
jangka waktu yang cukup panjang. Corporate governance digunakan sebagai tata kelola
Profitabilitas
sumber
daya
yang
dimilikinya
(Siahaan, 2004). Komisaris Independen Menurut Surya dan Yustiavandana
Menurut Lestari dan Sugiharto (2007) dalam Prakosa (2014) semakin tinggi ROA, Page 4
semakin
tinggi
keuntungan
perusahaan
sehingga semakin baik pengelolahan aktiva
Pengaruh Karakter Eksekutif terhadap Tax Avoidance
perusahaan. ROA merupakan pengukuran keuntungan
bersih
yang
diperoleh
dari
Risiko perusahaan adalah risiko yang terjadi pada perusahaan dan akan berdampak
penggunaan aktiva.
pada kelangsungan hidup usaha tersebut.
H1 : Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Tax Avoidance
Pemimpin perusahaan yang bersifat risk taker
Pengaruh Kepemilikan Keluarga terhadap
keputusan
Tax Avoidance
berisiko tinggi. Selain itu pemilik karakter ini
Salah
definisi
walaupun
keputusan
tersebut
kepemilikan
juga tidak ragu dalam melakukan pembiayaan
keluarga terdapat dalam penelitian Anderson
yang berasal dari hutang untuk pertumbuhan
dan
perusahaan yang lebih cepat. (Lewellen,
Reeb
satu
akan cenderung lebih berani mengambil
(2003)
menjelaskan
bahwa
perusahaan keluarga (family firm) adalah
2003)
setiap perusahaan yang memiliki pemegang saham yang dominan. Dalam penelitian, Arifin
(2003)
mengungkapkan
bahwa
Pengaruh Komisaris Independen terhadap Tax Avoidance Komisaris
perusahaan yang dikendalikan oleh keluarga, negara atau institusi keuangan pengurangan masalah
agensinya
dibandingkan
dengan
akan
lebih
baik
persahaan
yang
dikendalikan oleh perusahaan publik atau
menentukan
apakah
merupakan
anggota komisaris yang bukan memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha
emitmen
atau
perusahaan
publik
(Peraturan No.IX.I.5 Lampiran Keputusan
perusahaan tanpa pengendali utama. Untuk
independen
tindakan
penghindaran pajak (tax avoidance) pada perusahaan keluarga lebih rendah atau lebih tinggi daripada perusahaan non-keluarga, tergantung dari seberapa besar keuntungan atau kerugian yang ditanggung pihak keluarga
Ketua BAPEPAM Kep-41/PM/2003) yang keberadaannya dapat menjamin keefektifan dan keefesienan strategi perusahaan yang telah dirumuskan oleh dewan komisaris. Pengaruh Komite Audit terhadap Tax Avoidance
yang menjadi manajemen perusahaan (family owners) atau pihak manajer dalam perusahaan non-keluarga. H2 : Kepemilikan Keluarga berpengaruh signifikan terhadap Tax Avoidance
Komite audit bertugas membantu dewan
komisaris
dalam
melakukan
pengawasan terhadap pengendalian yang telah berjalan demi menghasilkan sebuah informasi yang
berkualitas
dan
meminimalisir
terjadinya konflik kepentingan yang terjadi dalam suatu perusahaan seperti tindakan Page 5
penghindaran pajak.
Jenis dan Sumber Data
H5 : Komite Audit berpengaruh signifikan terhadap Tax Avoidance
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data
METODOLOGI PENELITIAN
primer yang telah diolah lebih lanjut dan
Populasi dan Sampel
disajikan baik oleh pihak pengumpul data
Populasi adalah wilayah generalisasi
primer ataupun pihak lain, misalkan dalam
yang terdiri atas objek atau subjek yang
bentuk literatur, karya ilmiah orang lain atau
memiliki kualitas dan karakteristik tertentu
data internet (Sekaran, 2011). Data yang
yang
untuk
digunakan dalam penelitian ini bersifat
ditarik
kuantitatif, yaitu data dalam bentuk angka-
kesimpulannya (Sekaran, 2011). Populasi
angka atau data kualitatif yang diangkakan
yang akan menjadi sampel pada penelitian ini
(Sugiono, 2010). Data yang digunakan dalam
adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar
penelitian
dala Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode
perusahaan manufaktur di BEI dari tahun
tahun 2011-2014.
2011-2014,
diterapkan
dipelajari
oleh
dan
penelitian
kemudian
Sampel adalah sebagian dari populasi, sampel terdiri atas sejumlah anggota yang
Directory
ini
berupa
data
Indonesian (ICMD)
keuangan
Capitam
Market
annual
report
dan
perusahaan.
dipilih dari populasi (Sekaran, 2011). Sampel dalam
penelitian
ini
adalah
seluruh
perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di
ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Tabel 4.1
Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik
penentuan
sampel
penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu
pengambilan
menggunakan
sampel
dengan
kriteria-kriteria
tertentu.
Kriteria tersebut yaitu: 1. Perusahaan
yang
Descriptive Statistics
dalam
digunakan
adalah
N
Minimum Maximum Mean .85
Std. Deviation
ETR
144
.01
ROA
144
.07
.2282
.12287
65.72 10.8756
10.16649
KEP.KEL
144
.00
1.00
.5278
.50097
RISK
144
.00
2.87
.0774
.33237
IND
144
.03
1.00
.3809
.11426
KOM.AU
144
.00
5.00 2.7153
1.19827
Valid N (listwise)
144
perusahaan manufaktur yang terdaftar secara aktif di Bursa Efek Indonesia pada
Sumber : Hasil Olahan SPSS 16.0
Berdasarkan pada tabel 4.1 diatas terlihat
tahun 2011-2014. 2. Perusahaan menyajikan laporan keuangan
bahwa jumlah sampel pada penelitian ini
dalam satuan nilai rupiah (Rp). 3. Perusahaan
manufaktur
yang
mengalami rugi periode 2011-2014.
tidak
yaitu
sebanyak
144
sampel.
Variabel
dependen pada penelitian ini adalah ETR. Variabel ETR memiliki rata-rata 0,228 yang Page 6
berarti hasil bagi total beban pajak perusahaan
kepemilikan atas perusahaan rata-rata sebesar
dengan laba sebelum pajak penghasilan rata-
0,527
rata sebesar 0,228 dengan standar deviasi
Individu-individu (keluarga) yang memiliki
0,122.
Hasil
perusahaan
bagi
dengan
total laba
dengan
beban
pajak
peranan
sebelum
pajak
perusahaan
penghasilan memiliki nilai maksimum 0,85
standar
deviasi
0,500.
serta kepemilikan maksimum atas sebesar 1,00 dan kepemilikan
minimum sebesar 0,00.
dan nilai minimum 0,01.
Variabel independen ketiga
pada
Variabel independen pertama pada
penelitian ini yaitu RISK. Variabel RISK
penelitian ini yaitu ROA. Variabel ROA
memiliki rata-rata 0,077 yang berarti resiko
memiliki rata-rata
10,875 yang berarti
penyimpangan dari earning yang bersifat
perbandingan antara laba bersih dengan total
kurang dari yang direncanakan atau mungkin
asset pada akhir periode yang digunakan
lebih dari yang direncanakan rata-rata sebesar
sebagai indikator kemampuan perusahaan
0,075 dengan standar deviasi 0,332. Resiko
dalam menghasilkan laba rata-rata sebesar
penyimpangan
10,875
sebesar
dengan
standar
deviasi
10,166.
Perbandingan maksimum antara laba bersih
2,87
maksimum dan
resiko
dari
earning
penyimpangan
minimum sebesar 0,00.
dengan total asset pada akhir periode yang
Variabel independen keempat pada
digunakan sebagai indikator kemampuan
penelitian ini yaitu komisaris independen
perusahaan dalam menghasilkan laba sebesar
(IND). Variabel IND memiliki rata-rata 0,380
65,72 dan perbandingan minimum sebesar
yang berarti komisaris
0,07.
anggota Variabel
independen
kedua
manajemen,
bukan merupakan pemegang
saham
pada
mayoritas, pejabat atau berhubungan langsung
penelitian ini yaitu kepemilikan keluarga.
maupun tidak langsung dengan pemegang
Variabel kepemilikan keluarga memiliki rata-
saham mayoritas dari suatu perusahaan
rata 0,527 yang berarti individu-individu
dengan standar deviasi 0,114. Komisaris
(keluarga) yang memiliki peranan
independen yang bukan merupakan anggota
serta
Page 7
manajemen,
pemegang
saham
mayoritas
memiliki nilai tertinggi 1,00 dan nilai
memenuhi syarat dengan nilai signifikan > 0,05. Agar data berdistribusi normal maka dilakukan
terendah 0,03.
data
dengan
menggunakan logaritma natural seperti pada
Variabel
independen
kelima
pada
tabel 4.3 berikut ini: Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas (Ln)
penelitian ini yaitu komite audit. Variabel komite audit memiliki rata-rata 2,715 yang berarti komite yang dibentuk oleh dewan komisaris dan bertanggung jawab kepada
terhadap
manajer
dalam
Asymp Sig (2-Tailed) 0,068 0,070 0,052
Variabel Penelitian ETR ROA RISK
Alpha
Kesimpulan
0,05 0,05 0,05
Normal Normal Normal
Sumber: Hasil Olahan SPSS 16.0
Berdasarkan
dewan komisaris yang bertugas melakukan pengawasan
transformasi
pada
tabel
4.3
menunjukkan bahwa masing-masing variabel penelitian memiliki nilai asymp sig > 0,05.
mengelola perusahaan rata-rata sebesar 2,715
Hal ini dapat disimpulkan bahwa data telah
dengan standar deviasi 1,198. Komite audit
berdistribusi
dalam
melakukan
pengawasan
terhadap
normal.
Karena
belum
memenuhi syarat dengan nilai signifikan > 0,05.
manajer
yang
mengelola
perusahaan
memiliki nilai tertinggi 5,00 dan nilai
Uji Multikolinearitas Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas
terendah 0,00. Uji Asumsi Klasik
Variabel Independen
Uji Normalitas Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Variabel Asymp Sig Alpha Penelitian (2-Tailed) ETR 0,000 0,05 ROA 0,007 0,05 RISK 0,000 0,05 Sumber: Hasil Olahan SPSS 16.0
Berdasarkan
pada
Kesimpulan Tidak normal Tidak normal Tidak normal
tabel
4.2
Tolerance
VIF
ROA
0,781
1,281
Kepemilikan Keluarga
0,825
1,213
RISK
0,963
1,039
IND
0,987
1,013
Komite Audit
0,940
1,064
Kesimpulan Tidakterjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas
Sumber: hasil olahan SPSS16.0
menunjukkan bahwa masing-masing variabel
Pada tabel 4.4 terlihat bahwa masing-
penelitian yang terdiri dari ETR, ROA, dan
masing variabel independen yang terdiri dari
RISK memiliki nilai asymp sig
masing-
ROA, kepemilikian keluarga, RISK, IND, dan
masing 0,000, 0,007, dan 0,000 atau < 0,05.
komite audit memiliki nilai tolerance > 0,1
Hal ini dapat disimpulkan bahwa data belum
dan VIF < 10. Sehingga dapat disimpulkan
berdistribusi
bahwa setiap variabel independen tidak
normal.
Karena
belum
Page 8
teridentifikasi
atau
bebas
dari
gejala
Uji Hipotesis Uji Koefisien Determinasi (R2)
multikolinearitas.
Tabel 4.6 Hasil Uji R2
Uji Autokorelasi Tabel 4.5 Uji Autokorelasi Variabel DurbinKesimpulan Independen Watson ROA, kepemilikan Tidak terjadi keluarga, RISK, 1,428 autokorelasi IND, dan komite audit
Model
R
R Square
Adjustad R Square
1 0,280 0,079 0,046 Sumber: Hasil Olahan SPSS 16.0
Std Error of the Estimate 0,15076
Berdasarkan nilai yang terdapat dalam tabel 4.6 menunjukkan bahwa diperoleh koefisien determinasi sebesar 0,079. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengaruh ROA,
Sumber : Hasil olahan SPSS16.0
kepemilikan keluarga, RISK, IND, dan komite Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihal nilai (D-W) sebesar 1,428 atau berada antara 4 dan 4. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terdapat gejala
audit sebesar 7,9% memberikan infomasi terhadap tarif pajak efektif (ETR), sedangkan sisanya 92,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam model ini.
autokorelasi. Uji F Statistik (Uji F) Uji Heterokedastisitas
Tabel 4.7 Hasil Uji F
Grafik 4.1
F sig
Cut off
Kesimpulan
0,039
0,05
Model diterima
Keterangan Pengaruh ROA, kepemilikan
keluarga, RISK, IND, dan komite audit terhadap arif pajak efektif (ETR)
Sumber: Hasil Olahan SPSS 16.0
Berdasarkan output tabel 4.7 dapat dilihat bahwa nilai signifikan sebesar 0,039. Hal ini dapat disimpulkan bahwa model Dari grafik scatterplot diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan
regresi yang digunakan dapat diterima karena nilai signifikasi sebesar 0,039 < ,
tidak terdapatnya suatu pola tertentu, serta
sehingga dapat digunakan untuk memprediksi
titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka
variabel-variabel penelitian.
0 pada sumbu Y. Maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskesdastisitas pada model regresi.
Page 9
disimpulkan
Uji t-statistik
2 3 4 5
Variabel
ROA Kepemilikan Keluarga RISK IND Komite Audit
B
RISK
(X5)
tidak
berpengaruh signifikan terhadap tarif pajak
Tabel 4.8 Hasil Uji t-statistik No 1
bahwa
Sig
-0,029 0,027
efektif (ETR) karena nilai signifikan >
Kesimpulan H1 diterima (0,05).
0,015
0,586
H2 ditolak
0,030 0,143 0,009
0,008 0,227 0,429
H3 diterima Pembahasan Hasil H4ditolak Pengaruh Profitabilitas H5ditolak
terhadap
Tax
Avoidance
Sumber: Hasil Olahan SPSS16.0
Uraian tentang hasil uji t-statistik yang
Berdasarkan 1
pada
menjelasan
hasil
regresi
bahwa
terdapat
ada dalam tabel 4.8 diatas yaitu nilai koefisien
hipotesis
regresi pada variabel ROA (X1) adalah sebesar
pengaruh negatif profitabilitas terhadap tax
-0,029 dengan signifikan 0,027. Hal ini dapat
avoidance.
Dengan
disimpulkan bahwa ROA (X1) berpengaruh
disimpulkan
bahwa
negatif terhadap tarif pajak efektif (ETR).
profitabilitas suatu perusahaan maka tax
karena nilai signifikan < (0,05). Kemudian
avoidance
untuk variabel kepemilikan keluarga (X2)
meningkat.
memiliki nilai koefisien regresi 0,015 dengan
gambaran kinerja keuangan perusahaan dalam
signifikan 0,586. Hal ini dapat disimpulkan
menghasilkan laba dari pengelolaan aktiva
bahwa kepemilikan keluarga (X2) tidak
yang dikenal dengan Return On Asset (ROA).
akan
demikian semakin
semakin
dapat
rendahnya
tinggi
Profitabilitas
atau
merupakan
berpengaruh signifikan terhadap tarif pajak
Penelitian yang pernah dilakukan oleh
efektif (ETR) karena nilai signifikan >
Kurniasih dan Sari (2013) pada perusahaan
(0,05).
Selanjutnya
variabel
RISK
(X3)
memiliki nilai koefisien regresi 0,030 dengan signifikan 0,008. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
RISK
(X3)
berpengaruh
positif
signifikan terhadap tarif pajak efektif (ETR) karena nilai signifikan < (0,05). Pada variabel komisaris independen (X4) memiliki
manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2007-2010 menyatakan bahwa ROA berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
penghindaran pajak (tax Avoidance). Pengaruh Kepemilikan Keluarga terhadap Tax Avoidance Berdasarkan
pada
hasil
regresi
nilai koefisien regresi 0,143 dengan signifikan
hipotesis 2 menjelaskan bahwa kepemilikan
0,227. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
keluarga tidak memiliki pengaruh signifikan
komisaris independen (X4) tidak berpengaruh
terhadap tax avoidance. Hal ini berarti bahwa
signifikan terhadap tarif pajak efektif (ETR)
individu-individu (keluarga) yang memiliki
karena nilai signifikan > (0,05). Selanjutnya
peranan serta kepemilikan atas perusahaan
komite audit memiliki nilai koefisien regresi
tidak memberikan pengaruh secara parsial
0,009 dengan signifikan 0,429. Hal ini dapat
terhadap
hasil
bagi
total
beban
pajak Page 10
perusahaan
dengan
laba
sebelum
pajak
penghasilan.
pemegang saham mayoritas suatu perusahaan tidak memberikan pengaruh secara parsial
Penelitian yang pernah dilakukan oleh
terhadap
hasil
Prakosa (2014) pada perusahaan manufaktur
perusahaan
di BEI periode tahun 2009-2012 menunjukan
penghasilan.
bagi
dengan
total laba
beban
pajak
sebelum
pajak
bahwa kepemilikan keluarga berpengaruh
Penelitian yang pernah dilakukan oleh
signifikan terhadap penghindaran pajak (tax
Annisa (2012) pada perusahaan publik yang
avoidance).
terdaftar
di
menunjukkan Pengaruh Karakter Eksekutif
terhadap
Tax Avoidance
penelitian dewan
Berdasarkan
pada
hasil
regresi
BEI hasil
periode
tahun
2008
yang
berbeda
dari
sebelumnya komisaris
bahwa
komposisi
independen
tidak
berpengaruh terhadap (tax avoidance).
hipotesis 3 menjelaskan bahwa karakter eksekutif memiliki pengaruh positif signifikan
Pengaruh Komite Audit terhadap Tax
terhadap tax avoidance. Hal ini berarti bahwa
Avoidance
semakin kuat karakter eksekutif dalam suatu
Berdasarkan
pada
hasil
regresi
perusahaan maka akan semakin tinggi dan
hipotesis 5 menjelaskan bahwa komite audit
meningkatnya tax avoidance pada perusahaan
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
tersebut.
tax avoidance. Hal ini berarti bahwa komite
Penelitian yang pernah dilakukan oleh Budiman
dan
Setiyono
(2012)
pada
yang dibentuk oleh dewan komisaris dan bertanggung jawab kepada dewan komisaris
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
yang
bertugas
periode tahun 2006-2010 menyatakan bahwa
terhadap
resiko perusahaan berpengaruh signifikan
perusahaantidak memberikan pengaruh secara
terhadap penghindaran pajak (tax avoidance).
parsial terhadap hasil bagi total beban pajak perusahaan
Pengaruh Komisaris Independen terhadap
dengan
dalam
laba
mengelola
sebelum
pajak
Penelitian yang pernah dilakukan oleh
Berdasarkan
pada
hasil
regresi
hipotesis 4 menjelaskan bahwa komisaris tidak
memiliki
pengaruh
signifikan terhadap tax avoidance. Hal ini berarti
manajer
pengawasan
penghasilan.
Tax Avoidance
independen
melakukan
bahwa
komisaris
yang
bukan
Pranata (2014) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 20092012 menyatakan bahwa keberadaan komite audit
berpengaruh
signifikan
terhadap
penghindaran pajak (tax avoidance).
merupakan anggota manajemen, pemegang saham mayoritas, pejabat atau berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan Page 11
PENUTUP
berhubungan langsung maupun tidak
Kesimpulan
langsung
denganpemegang
mayoritas
suatu
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil
saham
perusahaan
tidak
analisis pengaruh profitabilitas, kepemilikan
memberikan pengaruh secara parsial
keluarga,
komisaris
terhadap hasil bagi total beban pajak
indpenden, dan komite audit terhadap tax
perusahaan dengan laba sebelum pajak
avoidance adalah sebagai berikut :
penghasilan.
karakter
1. Profitabilitas
eksekutif,
berpengaruh
negatif
5. Komite audit tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap tax avoidance. Hal
signifikan terhadap tax avoidance. Hal
ini
rendahnya
ini berarti bahwa komite yang dibentuk
profitabilitas suatu perusahaan maka tax
oleh dewan komisaris dan bertanggung
avoidance
jawab kepada dewan komisaris yang
berarti
semakin
akan semakin tinggi atau
meningkat.
bertugas
2. Kepemilikan keluarga tidak memiliki pengaruh
signifikan
avoidance.
Hal
individu-individu
pengawasan
terhadap manajer dalam mengelola
tax
perusahaan tidak memberikan pengaruh
berarti
bahwa
secara parsial terhadap hasil bagi total
(keluarga)
yang
beban pajak perusahaan dengan laba
ini
terhadap
melakukan
memiliki peranan serta kepemilikan atas
sebelum pajak penghasilan.
perusahaan tidak memberikan pengaruh secara parsial terhadap hasil bagi total beban pajak perusahaan dengan laba
3. Karakter eksekutif memiliki pengaruh signifikan
avoidance.
Hal
ini
terhadap berarti
tax bahwa
semakin kuat karakter eksekutif dalam suatu perusahaan maka akan semakin tinggi dan meningkatnya tax avoidance
4. Komisaris independen tidak memiliki signifikan Hal
komisaris
yang
anggota
manajemen,
sahammayoritas,
ini
terhadap
avoidance.
berarti
bukan
ini
memiliki
beberapa
pengembangan dalam penelitian-penelitian berikutnya.
tax
bahwa
merupakan
pejabat
pemegang atau
Adapun
keterbatasan
dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penggunaan
rumus
variabel
penghindaran pajak (tax shelter) yang memiliki banyak kriteria penggunaan yang
pada perusahaan.
pengaruh
Penelitian
keterbatasan yang memerlukan perbaikan dan
sebelum pajak penghasilan.
positif
Keterbatasan Penelitian
harus
terpenuhi.
Salah
satu
kriterianya yaitu perusahaan manufaktur yang tidak mengalami rugi selama periode 2011-2014. Hal ini membuat sampel
penelitian
menjadi
terbatas
karena perusahaan manufaktur yang tidak mengalami rugi selama empat Page 12
tahun berturut-turut hanya sebanyak 36
praktik
perusahaan
menggunakan
saja.
Sehingga
jumlah
sampel penelitian menjadi sedikit.
profitabilitas,
pajak
variabel
seperti
Corporate
Governance Perception Index (CGPI).
2. Penelitian ini memakai lima variabel yaitu
penghindaran
kepemilikan
3. Diperlukan adanya pengawasan bahwa kegiatan
tax
avoidance
yang
keluarga, karakter eksekutif, komisaris
diperbolehkan adalah sepanjang upaya
independen,
audit
tersebut dilakukan tidak semata-mata
sedangkan masih terdapat kemungkinan
untuk menghindari pajak dan masih
variabel lain yang mempengaruhi tax
dalam batas kebiasaan bisnis yang baik.
dan
komite
avoidance. 3. Penghindaran
pajak
disini
hanya
didasarkan dari laporan keuangan yang kurang menggambarkan keadaan riilnya karena data tentang penghindaran pajak yang sebenarnya sulit diperoleh.
4. Penelitiaan
ini
hanya
menggunakan
perusahaan manufaktur saja, sehingga hasil
penelitian
kurang
dapat
digeneralisasi.
Saran Dari kesimpulan yang telah diperoleh dari hasil penelitian ini, maka penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Diharapkan sampel yang digunakan dapat diperluas tidak hanya perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia saja sehingga hasil penelitian ini dapat digeneralisasi. 2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan
mekanisme
governance
yang
lain
corporate seperti
kepemilikan saham manajerial atau menggunakan variabel pengukuran tata kelola perusahaan yang berbeda yang mungkin lebih berpengaruh terhadap Page 13
DAFTAR PUSTAKA Agoes, Sukrisno dan Ardana, I Cenik. 2009. Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta: Salemba Empat. Ajzen. I., 1991. The Theory of Planned Behaviour. In: Organizational Behaviour and Human Decision Process. Amherst, MA: Elsevier, 50: 179-211
Vol. 85, No.4, American Accounting Association. Jensen, Michael C. dan W.H Meckling. 1976. Theory of The Firm : Managerial, Behavior,Agency Cost Ownership Structure. Journal of Financial Economics 3. Kasmir, 2008. Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.
Anderson, R. dan Reeb, D. 2003. Founding Family Ownership and Firm Performance: Evidence from the S&P 500. Journal of Finance 58, 13011328.
Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor Kep29/PM/2004.
Annisa, Nuralifmida Ayu dan Kurniasih, Lulus. 2012. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Tax Avoidance. Jurnal Akuntansi & Auditing Vol.8/No.2: 95-189. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Kurniasih, T., & Sari, M. M. 2013. Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, dan Kompensasi Rugi Fiskal pada Tax Avoidance. Buletin Studi Ekonomi, 18, 58-66
Arifin,
Leino, L. 2009. Good Corporate Governance in Family Bussiness: Governance of Ownership, Bussiness and Family. Finish Firms Association.
Z. 2003. Masalah Agensi dan Mekanisme Kontrol pada Perusahaan dengan Struktur Kepemilikan Terkosentrasi yang Dikontrol Keluarga: Bukti dari Perusahaan Publik di Indonesia. Depok, Jakarta: Program Studi Ilmu Manajemen Pascasarjana Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
Budiman, Judi dan Setiyono. 2012. Pengaruh Karakter Eksekutif Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance). Universitas Islam Sultan Agung. Semarang. Chen, S., Chen, X., Cheng, Q dan Shevlin, T. 2010. Are Family Firm More Tax Aggresive than Non-Family Firm? Journal of Financial Economics, 95, 41-46. Dyreng, Scoot D, Hanlon, Michelle dan Maydew, Edward L. 2010. The Effect of Executives on Corporate Tax Avoidance. The Accounting Review
Keputusan Menteri BUMN No.Kep/117/MMBU/2002.
Lewellen, Katharina. 2003. Financing Management and Investor Protection: An International Comparison. Journal of Financial Economic 69, 505-727. Low, Angie. 2006. Managerial Risk-Taking Behavior and Equity-Based Compensation. Fisher College of Business Working Paper September 2006, 03-003. Mardiasmo. 2009. Perpajakan Edisi Revisi 2009. Yogyakarta: Penerbit Andi. Prakosa, Kesit Bambang. 2014. Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga dan Corporate Governance terhadap Penghindaran Pajak di Indonesia. SNA 17 Mataram, Lombok.
Page 14
Pranata, Febri Mashudi. 2014. Pengaruh Karakteristik Eksekutif dan Corporate Governance terhadap Tax Avoidance. Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta. Sekaran, Uma. 2011. Research Methods for Business (Metodologi Penelitian). Jakarta: Salemba Empat.
Siahaan, Hinsa. 2004. Teori Optimalisasi Struktur Modal dan Aplikasinya di dalam Memaksimalkan Nilai Perusahaan. Jurnal Keuangan dan Moneter Vol. 7 No. 1. Sumarsan, Thomas. 2015. Perpajakan Indonesia, Edisi 4. Jakarta: Penerbit PT. Indeks. Sumihandayani, Arwiani. 2013. Pengaruh Hubungan Tax Avoidance terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja Corporate Social Responcibility dan Corporate Governance sebagai Variabel Pemoderasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011. Skripsi, Program Eksistensi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok. Surya, Indra S. H, LL. M dan Yustiavandana S. H, LL. M. 2006. Penerapan Good Coprporage Governance Mengesampingkan Hak-hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha. Depok : Kencana.
Page 15