perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS PENGARUH KOMPENSASI MANAJEMEN EKSEKUTIF TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh: YUNMAS WIDAMUNTI NIM F0306087
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 commit to user i viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu” (QS. Al-Baqarah: 45)
‘Now a reader, tomorrow a leader’
„Man Jadda Wa Jadda‟ (Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka dia akan mendapatkannya)
„If we have a HAMMER in our hand, We‟re going to see every PROBLEM as a NAIL‟
Friends strengthen us when We‟re down and booster our happy moments become more „Orange‟!!
\m/
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini penulis persembahkan teruntuk: Allah SWT untuk semua berkah dan kemudahan yang selalu dilimpahkan, Bapak dan Ibu yang selalu menyertakanku dalam do‟a dan sujudnya, sesungguhnya mereka selalu ada pada setiap langkahku berkarya, Mbak Dila, Mas Eky, Mas Ai serta Keluarga besar Mbah Oesman dan Mbah Soewartidjo, terimakasih atas do‟a dan motivasinya, aku bahagia dan beruntung menjadi bagian dari kehidupan kalian, sahabat-sahabatku yang sudah seperti keluarga saat jauh di perantauan, Allah membalas kebaikan kalian, teman-teman seperjuangan di FE UNS Akuntansi 2006, pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dalam perjalananku menempuh dan menyelesaikan studi ini, dan Almamaterku tercinta.
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan limpahan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Kompensasi Manajemen Eksekutif Terhadap Kinerja Perusahaan dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Intervening”. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih memerlukan banyak sumbangan dan saran yang bersifat konstruktif. Disadari pula bahwa skripsi ini dapat selesai karena tidak lepas dari dukungan dan dorongan dari berbagai pihak yang telah memberi motivasi dan bantuan moril sehingga skripsi ini dapat terwujud. Oleh karena itu, dengan penuh rasa terima kasih penulis sampaikan dengan rasa yang tak terhingga kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2. Bapak Drs. Jaka Winarna M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, 3. Bapak Dr. Bandi, M.Si., Ak. selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan sehingga skripsi ini dapat disusun dengan baik dan lancar, 4. Bapak Dra. Setianingtyas H, MM., Ak. selaku pembimbing akademik yang telah memberikan banyak masukan dan arahan selama menempuh studi, commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. seluruh teman-teman Akuntansi angkatan 2006, atas kebersamaan yang terjalin selama ini, dan 6. semua pihak yang telah membantu atas terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala bentuk kritik dan masukan sangat diharapkan. Terakhir semoga penelitian ini dapat bermanfaat.
Surakarta, Agustus 2010 Penulis
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ……………………………………………………
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................
iii
HALAMAN MOTTO ..............................................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ..............................................................
v
KATA PENGANTAR ..............................................................................
vi
DAFTAR ISI .............................................................................................
viii
DAFTAR TABEL .....................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
xv
ABSTRAK .................................................................................................
xvi
ABSTRACT ................................................................................................
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................
1
B. Perumusan Masalah ........................................................................
10
C. Tujuan Penelitian ............................................................................
12
D. Manfaat Penelitian ..........................................................................
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. Telaah Kinerja Perusahaan ............................................................. commit to user
xv
15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Pengukuran Kinerja Dengan Tobin’s Q .........................................
19
C. Teori Keagenan (Agency Theory) ………………………………...
20
D. Pemahaman Kebijakan Kompensasi 1. Tinjauan Sistem Kompensasi Umum ………………………...
23
2. Tinjauan Kompensasi Eksekutif ……………………………...
26
3. Pay For Performance ………………………………………...
28
E. Kebijakan Dividen …………………………………………….….
29
1. Dividend Irrelevance Theory …………………………………
30
2. Dividend Relevance Theory (Bird in the Hand) ……………..
31
3. Tax Preference Theory …………………………………….....
32
F. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis 1. Pengaruh Kompensasi Manajemen Eksekutif Terhadap Kinerja Perusahaan ………………………………………..................
32
2. Pengaruh Kompensasi Manajemen eksekutif Terhadap Kinerja Perusahaan Melalui Kebijakan Dividen Sebagai Variabe Intervening ……………..........................................................
35
G. Kerangka Teoritis Penelitian ……………………………………..
37
BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel ......................................................................
40
B. Data dan Sumber Data ...................................................................
40
C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ............
42
D. Model Penelitian ............................................................................
45
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E. Teknik Pengujian Data 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas ...................................................................
46
b. Uji Multikolonieritas ..........................................................
47
c. Uji Autokorelasi .................................................................
48
d. Uji Heteroskedastisitas .......................................................
48
2. Pengujian Hipotesis .....................................................................
49
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Seleksi Sampel …………………………………………….....
52
2. Statistik deskriptif ……………………………………………
54
B. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Data ……………………………………….....
56
2. Uji Multikolonieritas …………………………………………
59
3. Uji Autokorelasi ……………………………………………...
61
4. Uji Heteroskedastisitas ……………………………………….
62
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan ………………………………..
63
1. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) …………………..
64
2. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ………
66
BAB V PENUTUP A. . Kesimpulan .................................................................................... commit to user
xvii
72
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. . Keterbatasan ...................................................................................
73
C. . Saran Bagi Peneliti Selanjutnya .....................................................
73
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
74
commit to user
xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Sampel Penelitian …………….………………………………
53
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Perusahaan Sampel ...................................
54
Tabel 4.3 Uji Normalitas Persamaan 1 (Sebelum Outlier) ......................
57
Tabel 4.4 Uji Normalitas Persamaan 1 (Setelah Outlier) .........................
58
Tabel 4.5 Uji Normalitas Persamaan 2 .....................................................
58
Tabel 4.6 Uji Multikolonieritas ................................................................
60
Tabel 4.7 Uji Autokorelasi (Uji Durbin Watson) .....................................
61
Tabel 4.8 Uji Heteroskedastisitas Persamaan 1 …………………………
62
Tabel 4.9 Uji Heteroskedastisitas Persamaan 2 …………………………
63
Tabel 4.10 Uji Statistik F Persamaan 1 …………………………………
65
Tabel 4.11 Uji Statistik F Persamaan 2 …………………………………
66
Tabel 4.12 Uji Statistik t Persamaan 1 …………………………………
67
Tabel 4.13 Uji Statistik t Persamaan 2 ………………………………….
68
commit to user
xix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Pikir Penelitian …………….………………………
38
Gambar 2 Diagram Jalur (Path Diagram) .................................................
69
commit to user
xx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Sampel Total Kompensasi Manajemen Eksekutif tahun 2006 ............
1
Dividend Payout Ratio (DPR) tahun 2006 .............................
3
Tobin’s Q tahun 2007 .............................................................
5
Total Kompensasi Manajemen Eksekutif tahun 2007 ............
7
Dividend Payout Ratio (DPR) tahun 2007 .............................
9
Tobin’s Q tahun 2008 .............................................................
11
Lampiran 2 Statistik Deskriptif Lampiran 3 Outlier Sampel Observasi Lampiran 4 Hasil Pengujian Normalitas Persamaan 1 ............................................................................
1
Persamaan 2 ............................................................................
2
Lampiran 5 Hasil Pengujian Multikolonieritas Lampiran 6 Hasil Pengujian Autokorelasi (Uji Durbin Watson) Lampiran 7 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Persamaan 1 ..........................................................................
1
Persamaan 2 ..........................................................................
2
Lampiran 8 Hasil Pengujian Path Analysis Uji Statistik F Persamaan 1 ...................................................
1
Uji Statistik F Persamaan 2 ...................................................
2
Uji Statistik t Persamaan 1 ....................................................
3
Uji Statistik t Persamaan 2 .................................................... commit to user
4
xxi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
xxii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK ANALISIS PENGARUH KOMPENSASI MANAJEMEN EKSEKUTIF TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING Yunmas Widamunti F0306087
Penelitian ini bertujuan untuk untuk menganalisis pengaruh kompensasi manajemen eksekutif (tahun t) terhadap kinerja perusahaan pada (tahun t+1) dalam hubungannya secara langsung dan secara tidak langsung yaitu dengan dimediasi oleh kebijakan dividen (dividend payout ratio) (tahun t) sebagai variabel intervening. Penelitian ini menggunakan metode uji hipotesis. Sampel yang digunakan dalam pengujian hipotesis berjumlah 91 perusahaan non keuangan yang membagikan dividen pada tahun 2006 atau 2007 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006 hingga 2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompensasi manajemen eksekutif mempengaruhi kinerja perusahaan (Tobin’s Q) atau dapat dikatakan terdapat pengaruh langsung. Hasil path analysis membuktikan bahwa kebijakan dividen (dividend payout ratio) tidak mampu menjadi variabel intervening atas pengaruh kompensasi manajemen eksekutif terhadap kinerja perusahaan (Tobin’s Q), atau dapat dikatakan tidak terdapat pengaruh tidak langsung yang dimediasi oleh dividend payout ratio.
Kata kunci: Kompensasi manajemen eksekutif, dividend payout ratio (DPR), kinerja keuangan, Tobin’s Q. Ketersediaan data: idx.co.id; ICMD; JSX Statistics 2006; IDX Statistics 2007.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT ANALYSIS OF EXECUTIVE MANAGEMENT COMPENSATION EFFECT ON FIRM PERFORMANCE WITH DIVIDEND POLICY AS THE INTERVENING VARIABLE Yunmas Widamunti F0306087
This study aims to analyze the effect of executive management compensation (year t) on firm performance (year t+1) directly and indirectly with dividend payout ratio (year t) as intervening variable. This study examines a sample of 91 nonfinancial companies that paid dividend on 2006 or 2007 and listed in Bursa Efek Indonesia in 2006 until 2008. The results of this study shows that executive management compensation has significant effect directly on firm performance (Tobin’s Q). The result of path analysis shows that executive management compensation does not have influence on firm performance (Tobin’s Q) with dividend policy (dividend payout ratio) as the intervening variable.
Keywords: Executive management compensation, dividend payout ratio (DPR), financial performance, Tobin’s Q. Data Availability: idx.co.id; ICMD; JSX Statistics 2006; IDX Statistics 2007
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sebagai badan usaha, masing-masing perusahaan memiliki kinerja (performance) yang harus dicapai melalui aktivitas bisnisnya. Kinerja diartikan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997: 503) sebagai kata benda (noun) yang berarti sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan/atau kemampuan kerja, sedangkan kinerja berdasarkan Kamus Bisnis dan Manajemen adalah hasil nyata yang dicapai dan dapat digunakan untuk menunjukkan hasil positif yang dicapai (Tunggal, 1995: 85). Penilaian kinerja menurut Mulyadi (2001: 432) adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Standar tersebut dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam rencana strategik, program dan anggaran organisasi. Penilaian kinerja juga digunakan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk merangsang serta menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan, melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta penghargaan, baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik. Karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia maka penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan dalam organisasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Perusahaan yang memiliki kinerja baik merupakan perusahaan yang menguntungkan bagi semua stakeholder. Hal ini sesuai dengan tujuan utama perusahaan yaitu meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham dapat dinyatakan dalam bentuk memaksimalkan harga saham perusahaan. Dalam upaya meningkatkan nilai perusahaan, manajer sebagai agent, akan berusaha untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Kinerja perusahaan yang
tumbuh
secara berkelanjutan membuktikan bahwa perusahaan dapat bertahan dalam kondisi persaingan dan survive (Watson & Head, 2004: 9). Sosok penting di balik terciptanya kinerja perusahaan adalah para eksekutif yang biasanya adalah orang-orang yang berada pada posisi dua tingkat teratas dalam perusahaan, seperti direktur utama, wakil direktur utama, direktur, manajer eksekutif termasuk didalamnya komisaris utama dan komisaris. Direksi bertugas memimpin, mengelola dan membuat keputusan-keputusan strategis perusahaan terkait aktivitas bisnis perusahaan, dewan komisaris bertugas mengawasi kebijakan yang diputuskan oleh direksi dan pelaksanaan kebijakan tersebut serta memberikan nasehat kepada para direksi. Weston et al. (2004: 559) menyatakan bahwa dewan komisaris memiliki peran penting di dalam praktik good corporate governance (GCG). Peran ini semakin penting setelah terjadinya beberapa white collar crime yaitu fraud yang merugikan bahkan mengakibatkan kebangkrutan perusahaan yang melibatkan pimpinan perusahaan pada jenjang tertinggi (Enron corp, Worldcom corp, Sunbeam corp, Dynegy corp serta Tyco corp). Di Indonesia, peningkatan kebutuhan akan GCG semakin terasa setelah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terjadinya krisis multi dimensi sejak 1997. Diduga bahwa salah satu penyebab terjadinya krisis di Indonesia adalah lemahnya pengawasan yang dilakukan terhadap direksi perusahaan yang seharusnya menjadi tanggung jawab dewan komisaris (Herwidayatmo, 2000). Perusahaan-perusahaan besar biasanya mempunyai paling sedikit tiga jenjang manajemen (Swastha & Sukotjo, 1998: 178). Ketiga jenjang manajemen itu adalah manajemen puncak atau manajemen eksekutif, manajemen madya atau manajemen administratif, dan manajemen operasional atau manajemen supervisor. Manajemen eksekutif biasanya adalah seorang yang berada pada posisi dua tingkat teratas dalam perusahaan, seperti direktur utama, wakil direktur utama, direktur, manajer eksekutif termasuk didalamnya komisaris utama dan komisaris. Manajemen ekskutif ini bertugas menyusun rencana umum perusahaan, mengambil keputusan-keputusan penting, mendefinisikan keberadaan bisnis perusahaan, mempertemukan kesempatan-kesempatan produk dan pasar yang paling baik, selain itu juga harus mampu mengkonseptualisasikan strategi dan selanjutnya memprakarsai serta memelihara proses strategi perusahaan. Direksi sebagai pihak yang bertangung jawab penuh mengelola perusahaan demi tercapainya kelangsungan hidup perusahaan dipandang sangat perlu mendapatkan apresiasi yang efektif yaitu dalam bentuk kompensasi. Kompensasi diberikan kepada direksi sebagai imbalan terhadap waktu, tenaga, dan fikiran yang dicurahkan. Sistem kompensasi manajemen dibentuk sebagai alat untuk mencapai keselarasan tujuan antara manajemen dengan pemilik, memotivasi pihak manajemen agar giat bekerja, produktif meningkatkan kinerja commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan menciptakan nilai perusahaan. Kompensasi juga digunakan sebagai alat untuk mempertahankan tenaga kerja yang cakap mengelola perusahaan (Anthony & Govindarajan, 2007: 28). Kompensasi yang diberikan oleh perusahaan dapat berupa kas dan non kas. Gaji, tunjangan, bonus dan tantiem adalah contoh kompensasi dalam bentuk kas, saham bonus dan opsi saham adalah contoh bentuk kompensasi non kas. Besarnya kompensasi yang diberikan oleh perusahaan kepada pihak eksekutif pada tiap-tiap perusahaan adalah berbeda-beda tergantung dari kebijakan kompensasi yang disepakati didalam kontrak kompensasi. Penelitian mengenai kebijakan kompensasi eksekutif telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya baik menggunakan kompensasi dalam bentuk kas saja, kompensasi dalam bentuk kepemilikan saham opsi yang biasanya dilakukan di Negara maju karena faktor ketersediaan data, maupun menggunakan total kompensasi yaitu jumlah keseluruhan kompensasi yang diterima oleh dewan direksi dan komisaris. Cole & Mehran (1991) membuktikan bahwa kebijakan kompensasi eksekutif dapat memotivasi para manajemen eksekutif dalam menciptakan kinerja perusahaan yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE). Hayes & Schaefer (1997) melakukan pengujian atas kas yang dibayarkan oleh perusahaan kepada manajemen eksekutif terhadap kinerja saham pada tahun t dan kinerja finansial yang akan datang (tahun t +1) dengan hasil pengujian yaitu terdapat pengaruh kompensasi kas direksi terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan dengan Return On Equity (ROE), sales dan return market. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gaver & Gaver (1993) menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pertumbuhan perusahaan yang tinggi membayar total kompensasi yang lebih besar kepada para direksinya, perusahaan besar lebih banyak memberikan insentif kompensasi berjangka panjang seperti penghargaan atas prestasi, saham bonus dan opsi saham. Sedangkan pada perusahaan yang pertumbuhan perusahaannya rendah, memberikan kompensasi dalam bentuk kas (gaji tetap). Penelitian ini kemudian dilanjutkan lagi oleh Gaver & Gaver (1998) dengan mempersempit lingkup pengujian yaitu menguji pengaruh total kompensasi kas direksi dengan pertumbuhan laba perusahaan, hasil penelitian membuktikan bahwa kompensasi kas direksi memiliki pengaruh positif terhadap total pertumbuhan laba perusahaan begitu juga hasil yang sama ditunjukkan jika hanya menggunakan laba yang diperoleh perusahaan melalui transaksi ekstraordinari (nonrecurring transaction). Kato & Long (2005) menggunakan pertumbuhan penjualan sebagai ukuran kinerja perusahaan di dalam penelitiannya, hasil pengujian membuktikan bahwa terdapat pengaruh kompensasi kas yang diterima oleh pihak eksekutif terhadap kinerja perusahaan (Sales Growth). Matolcsy (2007) membuktikan bahwa kebijakan kompensasi kas direksi memiliki pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan delta laba setelah pajak (EAT), trading profit over operating asset (TP/OA), earning before interest and tax over total asset (EBIT/TA) serta Return On Equity (ROE), namun hubungan ini tidak dapat dapat dibuktikan ketika perusahaan sedang berada dalam kondisi perekonomian yang menurun/buruk, hasil penelitian ini didukung pula oleh Balachandran (2009), yang memberikan hasil pengujian bahwa kompensasi direksi memiliki commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
hubungan yang positif dengan pertumbuhan laba perusahaan khususnya pertumbuhan yang dipicu oleh kegiatan manajamen yang berfokus pada peningkatan profitabilitas, karena didalam penelitiannya sumber pertumbuhan laba perusahaan dipisahkan menjadi dua yaitu pertumbuhan laba yang dipicu oleh kegiatan manajemen yang fokus pada peningkatkan profitabilitas (profitability driven growth) dan kelompok pertumbuhan laba yang dipicu oleh kegiatan investasi (investment driven growth). Perusahaan yang memutuskan untuk go public, yaitu perusahaan yang listed dalam Bursa Efek dengan tujuan memperoleh sumber dana yang lebih besar dengan memperluas peluang pihak umum untuk dapat memiliki bagian-bagian saham atas perusahaan tersebut melalui pasar modal. Pasar modal merupakan tempat bertemunya investor dan emiten. Pasar modal dapat membantu mengembangkan usaha, memperluas kegiatan ekonomi dan pendorong laju pembangunan. Perusahaan go public akan memiliki pemisahan fungsi pengelolaan dan fungsi kepemilikan, yang kemudian akan seringkali muncul masalah keagenan (agency conflict) antara pihak internal perusahaan yaitu pihak manajemen dengan pihak eksternal yaitu para pemegang saham atau pemilik. Dalam kerangka agency theory, hubungan antara pihak internal perusahaan dengan pemegang saham digambarkan sebagai hubungan antara agent dan principal yaitu pihak manajemen sebagai agent dan pemegang saham sebagai principal. Agent diberi mandat oleh principal untuk menjalankan bisnis demi kepentingan principal. Keputusan bisnis yang diambil manajemen seharusnya selain meningkatkan kinerja perusahaan commit to juga user untuk meningkatkan kekayaan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pemegang saham guna memaksimalkan sumber daya (utilitas) perusahaan. Namun di sisi lain, pihak manajemen yang mengelola perusahaan cenderung memiliki tujuan lain yang menguntungkan dirinya sendiri yang tidak selaras dengan pertumbuhan nilai yang diperoleh para pemegang saham. Dari perbedaan tujuan tersebut, timbul konflik kepentingan antara pihak manajemen dengan pemegang saham. Konflik tersebut dikenal dengan konflik keagenan (agency conflict). Perspektif teori agensi digunakan untuk memahami isu Corporate Governance yang merupakan konsep yang didasarkan pada teori keagenan, diharapkan dapat berfungsi sebagai alat untuk memberi keyakinan kepada investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang mereka investasikan. Corporate Governance berkaitan dengan bagaimana investor yakin bahwa manajer akan memberikan keuntungan bagi investor, yakin bahwa manajer tidak akan mencuri, menggelapkan atau menginvestasikan ke dalam proyek-proyek yang tidak menguntungkan berkaitan dengan dana/kapital yang telah ditanamkan oleh investor dan berkaitan dengan bagaimana para investor mengendalikan para manajer (Schleifer & Vishny, 1997). Jensen & Meckling (1976) serta Watts & Zimmerman (1990) menyatakan bahwa laporan keuangan yang dibuat dengan angka-angka akuntansi diharapkan dapat meminimalkan konflik diantara pihakpihak yang berkepentingan. Laporan keuangan adalah bentuk pertanggung jawaban pihak manajemen (agent) kepada pihak-pihak yang berkepentingan (principal) atas kinerja perusahaan pada periode yang bersangkutan sehingga principal dapat menilai, mengukur dan mengawasi sampai sejauh mana agent commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan serta sebagai dasar pemberian kompensasi pihak manajemen (agent). Kebijakan kompensasi yang ditetapkan perusahaan kepada pihak eksekutif merupakan salah satu mekanisme corporate governance yang bertujuan menyatukan kepentingan manajer dan pemilik melalui gaji, bonus dan insentif jangka panjang yang pada akhirnya akan berdampak pada penciptaan kinerja perusahaan. Banyaknya faktor penghalang yang menyulitkan muncul sebagai hambatan bagaimana keputusan manajerial dapat secara langsung bertanggung jawab terhadap hasil yang dicapai. Kompensasi manajemen eksekutif menjadi sangat menarik untuk dikaji sehingga peneliti termotivasi untuk melakukan pengujian terkait apakah kompensasi manajemen eksekutif memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan pada periode yang akan datang. Eksistensi pasar modal juga akan meningkatkan efisiensi pemakaian dana melalui aliran dana dari sektor yang berlebihan ke sektor yang kekurangan dana serta memeratakan kesejahteraan melalui pembagian dividen. Atas saham yang dimilikinya, pemegang saham mengharapkan dapat memperoleh dividen dan capital gain. Dividen merupakan bagian laba bersih setelah pajak yang dibagikan kepada para pemegang saham. Sedangkan capital gain merupakan selisih positif harga jual dan harga beli saham atau jumlah lebih harga jual diatas harga beli saham. Besarnya dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham diakui sebagai kewajiban dalam laporan keuangan pada periode ketika dividen tersebut disetujui oleh para pemegang saham yang sebelumnya diputuskan berdasarkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
keputusan rapat dewan direksi dengan persetujuan rapat dewan komisaris. Dalam rapat dewan direksi dan rapat dewan komisaris dilakukan pemungutan suara dengan tujuan menentukan dan mengumumkan dividen tunai (cash dividend), dan jika hasilnya disetujui, maka dividen segera diumumkan. Penentuan sejumlah dividen yang harus dibayarkan merupakan keputusan manajemen yang tidak mudah.
Pihak
direksi
dengan
diawasi
oleh
dewan
komisaris
akan
mempertimbangkan dan menentukan dividend payout ratio (DPR) yaitu besarnya dividen kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham, besarnya retained earning yang dibutuhkan untuk membiayai operasional, reinvestasi dan ekspansi bisnis pada periode akan datang baik jangka pendek maupun jangka panjang. Penelitian ini termotivasi untuk menguji apakah direksi dan komisaris (manajemen eksekutif) dengan tingkatan kompensasi tertentu yang mereka terima termotivasi untuk menciptakan serta meningkatkan kinerja perusahaan melalui keputusan manajerial dan strategis yang diambil, salah satunya yaitu melalui kebijakan dividen yang terkait langsung dengan distribusi kesejahteraan kepada para pemegang saham dan juga sangat rentan terhadap jumlah modal sendiri yang tersedia digunakan perusahaan untuk membiayai operasional dan ekspansi perusahaan pada periode yang akan datang. Sehingga motivasi selanjutnya dalam penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kompensasi manajemen eksekutif terhadap kinerja perusahaan secara tidak langsung yaitu dengan dimediasi oleh variabel kebijakan dividen. Bhattacharyya (2007) membentuk suatu model penelitian yang menghubungkan variabel kompensasi direksi dengan kebijakan dividen yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diproksikan dengan dividend payout ratio (DPR), hasil penelitian menunjukkan adanya dua kelompok direksi yaitu high quality director dan low quality director. Perusahaan yang memberikan kompensasi relatif tinggi terbukti dapat memotivasi direksi (high quality) untuk menahan dan menginvestasikan laba sehingga menunjukkan NPV positif, sedangkan direksi (low quality) yang memperoleh sejumlah kompensasi relatif rendah cenderung memilih untuk mendistribusikan laba kepada pemegang saham dalam bentuk dividen kas. Pada tahun berikutnya Bhattacharyya et al. (2008) melanjutkan penelitiannya dengan menggunakan model penelitian lain yaitu Tobit’s Analysis, memberikan hasil pengujian yang sama dengan model Bhattacharyya (2007) yaitu direksi yang memiliki kinerja baik adalah direksi yang memperoleh kompensasi lebih tinggi dan mereka mengeluarkan kas perusahaan untuk membayar dividen dengan jumlah yang lebih rendah dilihat dari rasio dividend payout-nya. Arnott & Asness (2001) melakukan pengujian atas pengaruh kebijakan dividen perusahaan terhadap kinerja perusahaan pada tahun-tahun yang akan datang, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara dividend payout ratio (DPR) dengan kinerja perusahaan yang diukur dengan pertumbuhan earning perusahaan (earning growth). Berdasar pada latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Kompensasi Manajemen Eksekutif Terhadap Kinerja Perusahaan dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Intervening”. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Perumusan Masalah Bartema & Gomes (1998) membuktikan bahwa pengaruh kompensasi eksekutif terhadap kinerja perusahaan lemah dan tidak signifikan secara statistik serta Mathis & Jackson (2002: 191) yang mengemukakan bahwa tujuan sistem kompensasi manajemen eksekutif terkait dengan kinerja perusahaan banyak mendapat kritik, tujuan ini diyakini tidak selalu terpenuhi, sehingga masalah yang muncul dan sering dipertanyakan adalah program kompensasi manajemen eksekutif yang pada umumnya dibayarkan dalam jumlah yang cukup besar oleh perusahaan apakah dapat efektif memotivasi manajemen eksekutif untuk menciptakan dan meningkatkan kinerja perusahaan atau kurang efektif karena dimanfaatkan untuk memperkaya kepentingan pribadi namun tidak sejalan dengan peningkatan kinerja dan keuntungan para pemegang saham. Kesimpulan berbeda ditunjukkan oleh Cole & Mehran (1997), Hayes & Schaefer (1997), Kato & Long (2005) serta Matolcsy (2007) berkaitan dengan pengaruh kompensasi manajemen eksekutif terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan dengan berbagai pengukuran kinerja muncul sebagai salah satu masalah di dalam penelitian ini terkait dengan pengaruh kompensasi manajemen eksekutif terhadap kinerja perusahaan. Pertimbangan memasukkan dividend payout ratio (DPR) sebagai variabel intervening adalah berdasarkan penelitian Bhattacharyya (2007) serta Bhattacharyya et al. (2008) yang mengungkapkan bahwa terdapat perngaruh kompensasi manajemen eksekutif terhadap dividend payout ratio, mereka menyatakan bahwa direksi dengan penerimaan kompensasi yang besar akan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bekerja lebih produktif sehingga membutuhkan jumlah pendanaan yang lebih banyak dan memilih lebih sedikit utang sehingga menetapkan dividen yang rendah serta penelitian Rozeff (1982), Jensen (1986) serta Arnott & Asness (2001) menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh (+/–) kebijakan dividen terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan dengan berbagai pengukuran. Dari masalah penelitian yang dirumuskan berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dikemukakan pertanyaan penelitian sebagai berikut. 1. Apakah terdapat pengaruh kompensasi manajemen eksekutif (COMPEN) pada tahun t terhadap kinerja perusahaan (TOBINSQ) tahun (t+1)? 2. Apakah terdapat pengaruh tidak langsung kompensasi manajemen eksekutif (COMPEN) pada tahun t terhadap kinerja perusahaan (TOBINSQ) tahun (t+1) melalui kebijakan dividen (DPR) pada tahun t sebagai variabel intervening?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang dan perumusan masalah, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut. 1. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh kompensasi manajemen eksekutif pada tahun t (COMPEN) terhadap kinerja perusahaan (TOBINSQ) tahun (t+1). 2. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh tidak langsung kompensasi manajemen eksekutif (COMPEN) pada tahun t terhadap kinerja perusahaan (TOBINSQ) tahun (t+1) melalui kebijakan dividen (DPR) pada tahun t sebagai variabel intervening. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Bagi Pihak Manajemen Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pihak internal perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan kompensasi manajemen eksekutif dan kebijakan dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham dengan orientasi peningkatan kinerja pada periode operasi selanjutnya. Program kompensasi manajemen eksekutif yang dirancang dengan baik adalah yang dapat memotivasi para direksi dan komisaris untuk dapat bekerja produktif memacu pertumbuhan kinerja perusahaan. 2. Bagi Investor Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk melakukan investasi pada perusahaan emiten terkait informasi mengenai kompensasi manajemen eksekutif, kebijakan dividen dan kinerja perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 3. Bagi Emiten Hasil penelitian dapat digunakan oleh manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi di dalam pasar modal dalam rangka mengoptimalkan nilai perusahaan melalui pertimbangan faktor kebijakan kompensasi manajemen eksekutif dan keputusan atas dividen kas yang dibayarkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Bagi Penelitian Berikutnya Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi dan dasar awal penelitianpenelitian berikutnya terutama penelitian terkait pengaruh kebijakan kompensasi manajemen eksekutif, kebijakan dividen dan kinerja perusahaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Dua hal yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu pengaruh kompensasi manajemen eksekutif terhadap kinerja perusahaan dan kemampuan kebijakan dividen sebagai variabel intervening dalam hubungan kausalitas antara kompensasi manajemen eksekutif terhadap kinerja perusahaan. Beberapa penelitian sebelumnya telah mencoba membuktikan pengaruh kompensasi manajemen eksekutif terhadap kinerja perusahaan seperti Cole & Mehran (1997), Hayes & Schaefer (1997), Kato & Long (2005) serta Matolcsy (2007).
A. Telaah Kinerja Perusahaan Sebagai badan usaha, masing-masing perusahaan memiliki kinerja (performance) yang harus dicapai melalui aktivitas bisnisnya. Kinerja diartikan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997: 503) sebagai kata benda (noun) yang berarti sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan/atau kemampuan kerja, sedangkan kinerja berdasarkan Kamus Bisnis dan Manajemen adalah hasil nyata yang dicapai dan dapat digunakan untuk menunjukkan hasil positif yang dicapai (Tunggal, 1995: 85). Perusahaan yang memiliki kinerja baik merupakan perusahaan yang menguntungkan bagi semua stakeholder. Hal ini sesuai dengan tujuan utama perusahaan yaitu meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham dapat dinyatakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dalam bentuk memaksimalkan harga saham perusahaan. Dalam upaya meningkatkan nilai perusahaan, manajer sebagai agent, akan berusaha untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Kinerja perusahaan yang
tumbuh
secara berkelanjutan membuktikan bahwa perusahaan dapat bertahan dalam kondisi persaingan dan survive (Watson & Head, 2004: 9). Penilaian kinerja menurut Mulyadi (2001: 432) adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Standar tersebut dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam rencana strategik, program dan anggaran organisasi. Penilaian kinerja juga digunakan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk merangsang serta menegakan perilaku yang semestinya diinginkan, melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta penghargaan, baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik. Karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia maka penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan dalam organisasi. Setiap unit usaha akan selalu mengukur dan menilai kinerja usahanya agar diketahui tingkat hasil nyata yang dapat dicapai dalam unit tersebut dalam kurun waktu tertentu, sehingga dibutuhkan kemampuan analis untuk mengetahui kinerja perusahaan. Analisis keuangan dapat dilakukan oleh pihak eksternal perusahaan seperti kreditur dan para investor, maupun pihak internal perusahaan. Laporan keuangan merupakan sumber informasi tentang perusahaan sebagai dasar commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
estimasi penilaian kinerja dan nilai perusahaan (Wild et al., 2005: 17). Maka dari itu, kinerja perusahaan dapat diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan. Kinerja perusahaan dapat dilihat dari aspek keuangan maupun non keuangan. Kinerja perusahaan sangat penting bagi siapapun yang berkepentingan dengan perusahaan, karena dapat menggambarkan kemampuan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya, seperti manajemen perusahaan, pemegang saham (shareholder), kreditur, regulator, maupun oleh stakeholder yang lain, karena menyangkut distribusi kesejahteraan di antara mereka (Pennman, 2001). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 menyatakan bahwa laporan keuangan harus menyajikan secara terstruktur posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan seperti para investor, kreditur dan pemakai
lain, baik yang berjalan maupun potensial dalam membuat keputusan-keputusan investasi, kredit, dan semacamnya yang rasional dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Secara lebih rinci,
tujuan laporan keuangan adalah seperti berikut (Belkaoui, 2006: 212). 1. Menyediakan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi. 2. Melayani para pemakai yang mempunyai keterbatasan otoritas, kemampuan dan sumber daya untuk memperoleh informasi tentang aktivitas perusahaan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Menyediakan informasi yang berguna bagi investor dan kreditur untuk memprediksi, membandingkan dan mengevaluasi jumlah, waktu, dan ketidakpastian yang terkait dengan aliran kas potensial. 4. Menyediakan informasi pada pemakai untuk memprediksi, membandingkan, dan mengevaluasi kemampuan perusahaan memperoleh laba (earnings). 5. Menyediakan informasi yang berguna untuk menilai kemampuan manajemen untuk menggunakan sumber daya organisasi secara efektif guna mencapai tujuan perusahaan. 6. Menyediakan informasi faktual dan penafsiran tentang transaksi dan kejadian lain yang berguna untuk memprediksi earning power perusahaan. Bagi manajemen, penilaian kinerja memegang peranan penting terutama untuk memastikan tingkat keberhasilan usaha entitas serta memberikan dasar perencanaan strategis dan operasional di masa mendatang. Bagi para pemilik perusahaan, menilai kinerja manajemen untuk menjamin bahwa harta yang diinvestasikan dalam perusahaan itu digunakan secara baik dan sesuai dengan tujuannya. Bagi investor dan calon investor, informasi tentang kinerja suatu unit usaha merupakan dasar untuk membuat keputusan membeli, mempertahankan atau menjual saham perusahaan tersebut. Bagi kreditur dan calon kreditur, penilaian kinerja dapat memberikan dasar untuk keputusan yang menyangkut jaminan kepastian pembayaran pokok pinjaman dan bunganya oleh debitur sesuai dengan perjanjian yang disepakati. Pemerintah berkepentingan terhadap informasi tentang kinerja perusahaan sebagai dasar penetapan beban pajak, pembuatan berbagai kebijakan regulasi, pemberian fasilitas, dan menjaga stabilitas commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perekonomian nasional. Regulator seperti Bapepam berkepentingan terhadap informasi laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang telah go public dalam rangka pengawasan dan perlindungan kepentingan publik.
B. Pengukuran Kinerja dengan Tobin’s Q Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui berbagai macam indikator untuk mengukur keberhasilan perusahaan, pada umumnya berfokus pada informasi kinerja yang berasal dari laporan keuangan, dalam penelitian ini kinerja diproksikan dengan Tobin’s Q. Tobin’s Q pertama kali ditemukan oleh seorang berkebangsaan Amerika Serikat bernama James Tobin pada tahun 1969. Sejak pertama kali diperkenalkan hingga sekarang Tobin’s Q membawa peranan penting pada banyak interaksi yang berkaitan dengan keputusan finansial sebagai salah satu alat ukur kinerja. Pada dasarnya Tobin’s Q adalah sebagai rasio harga pasar terhadap nilai buku atas aktiva perusahaan. Penelitian ini menggunakan Tobin’s Q seperti yang digunakan oleh Chung & Prutt (1994) sebagai pengukuran kinerja perusahaan yang dihitung dengan cara market value equity ditambah dengan total utang lalu dibagi dengan total aktiva perusahaan. Pengukuran Tobin’s Q dengan cara ini telah terbukti dapat diaplikasikan di Indonesia seperti yang telah dilakukan oleh Sriwardani (2006). Dinyatakan bahwa jika nilai Tobin’s Q mendekati atau lebih besar dari 1 hal ini menggambarkan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik, semakin besar nilai Tobin’s Q maka semakin baik kinerja perusahaan, sebaliknya jika perusahaan memiliki nilai Tobin’s Q lebih kecil dari 1 maka dapat dikatakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bahwa perusahaan tersebut memiliki kinerja yang tidak baik, semakin kecil nilai Tobin’s Q maka semakin buruk kinerja perusahaan. Chung & Prutt (1994) menyarankan para investor untuk memilih perusahaan yang memiliki nilai Tobin’s Q yang lebih besar atau mendekati 1.
C. Teori Keagenan (Agency Theory) Konsep Agency Theory menurut Anthony & Govindarajan (1995: 569) menunjukkan hubungan keagenan, yaitu kontrak antara principal dan agent. Agent bekerja untuk melakukan tindakan sesuai keinginan principal. Pada perusahaan yang modalnya terdiri atas saham, pemegang saham bertindak sebagai principal, dan para manajer perusahaan sebagai agent mereka. Dalam agency theory diasumsikan agent dan principal masing-masing memiliki kepentingan pribadi yang berbeda. Principal termotivasi mengadakan kontrak untuk menyejahterakan dirinya dengan profitabilitas yang selalu meningkat. Agent termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya, antara lain dalam hal memperoleh investasi, pinjaman, maupun kontrak kompensasi. Selain itu principal memiliki informasi yang terbatas tentang kinerja agent. Agent mempunyai informasi yang lebih banyak mengenai kapasitas diri, lingkungan kerja dan perusahaan secara keseluruhan. Ketidakseimbangan jumlah informasi antara agent dan principal inilah yang disebut dengan asimetri informasi. Adanya konflik kepentingan dan asimetri informasi
membuat
agent
berusaha
memanfaatkan
menyembunyikan beberapa informasi daritoprincipal. commit user
keadaan
dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tujuan utama teori keagenan (agency theory) adalah untuk menjelaskan bagaimana pihak-pihak yang melakukan hubungan kontrak dapat mendesain kontrak yang tujuannya untuk meminimalisir cost sebagai dampak adanya informasi yang tidak simetris dan kondisi ketidakpastian. Teori keagenan juga berusaha untuk menjawab masalah keagenan yang terjadi yang disebabkan karena pihak-pihak yang saling bekerjasama memiliki tujuan yang berbeda. Teori keagenan (agency theory) ditekankan untuk mengatasi dua permasalahan yang dapat terjadi dalam hubungan keagenan (Meythi, 2005). Pertama, adalah masalah keagenan yang timbul pada saat keinginan-keinginan atau tujuan-tujuan principal dan agent saling berlawanan dan merupakan hal yang sulit bagi principal untuk melakukan verifikasi apakah agent telah melakukan sesuatu secara tepat. Kedua, adalah masalah pembagian dalam menanggung risiko yang timbul dimana principal dan agent memiliki sikap yang berbeda terhadap risiko. Inti dari hubungan keagenan adalah bahwa di dalam hubungan keagenan tersebut terdapat adanya pemisahan antara kepemilikan (pihak principal) yaitu para pemegang saham dengan pengendalian (pihak agent) yaitu manajer yang mengelola perusahaan atau yang sering disebut dengan „the separation of the decision making and risk beating functions of the firm’. Perusahaan yang memisahkan fungsi pengelolaan dan fungsi kepemilikan akan mengakibatkan munculnya perbedaan kepentingan antara manajer dengan pemegang saham. Teori keagenan (agency theory) dilandasi oleh beberapa asumsi (Eisenhardt, 1989). Asumsi-asumsi tersebut dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
1. Asumsi
sifat
mementingkan
digilib.uns.ac.id
manusia dirinya
menekankan sendiri
(self
bahwa
manusia
interest),
memiliki
memiliki
sifat
keterbatasan
rasionalitas (bounded rationality) dan tidak menyukai risiko (risk aversion), 2. asumsi keorganisasian menekankan bahwa adanya konflik antar anggota organisasi dan adanya asimetri informasi antara principal dan agen, 3. dan asumsi informasi menekankan bahwa informasi sebagai barang komoditi yang bisa diperjualbelikan. Adanya asimetri informasi memungkinkan adanya konflik yang terjadi antara principal dan agent untuk saling mencoba memanfatkan pihak lain untuk kepentingan sendiri. Oleh karena itu perlu adanya suatu mekanisme pengawasan untuk meminimumkan konflik kepentingan antara manajer dengan pemegang saham. Munculnya mekanisme pengawasan atau kegiatan pemantauan ini akan menyebabkan timbulnya suatu biaya yang disebut agency cost. Biaya keagenan (agency cost) adalah biaya yang dikeluarkan pemilik untuk mengatur dan mengawasi kerja para manajer sehingga mereka bekerja untuk kepentingan perusahaan. Darmawati (2005) menyebutkan terdapat tiga jenis biaya keagenan yaitu. 1. Monitoring cost adalah biaya yang timbul dan ditanggung oleh principal untuk memonitor perilaku agen, yaitu untuk mengukur, mengamati, dan mengontrol perilaku agen. Contohnya adalah biaya audit dan biaya untuk menetapkan rencana kompensasi manajer, pembatasan anggaran, dan aturanaturan operasi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Bonding cost adalah biaya yang ditanggung oleh agen untuk menetapkan dan mematuhi mekanisme yang menjamin bahwa agen akan bertindak untuk kepentingan principal. Contohnya adalah biaya yang dikeluarkan oleh manajer untuk menyediakan laporan keuangan kepada pemegang saham. 3. Residual loss timbul dari kenyataan bahwa tindakan agen kadangkala berbeda dari tindakan yang memaksimumkan kepentingan principal.
D. Pemahaman Kebijakan Kompensasi 1. Tinjauan Sistem Kompensasi Umum Sistem kompensasi dalam organisasi harus dihubungkan dengan tujuan dan strategi organisasi akan tetapi kompensasi juga menuntut keseimbangan antara keuntungan dan biaya pengusaha dengan harapan para karyawan. Biaya kompensasi ini haruslah pada tingkat yang memastikan adanya efektivitas perusahaan maupun pemberian imbalan yang layak bagi seluruh karyawan untuk kemampuan, keterampilan, pengetahuan dan pencapaian kinerja mereka. Biaya kompensasi merupakan biaya yang signifikan dalam kebanyakan organisasi. Program kompensasi dalam organisasi harus memiliki empat tujuan berikut ini (Mathis & Jackson, 2002). a. Terpenuhinya sisi legal, dengan segala peraturan dan hukum yang sesuai, b. efektivitas biaya untuk organisasi, c. keseimbangan individual, internal, eksternal untuk seluruh karyawan, d. dan peningkatan keberhasilan kinerja organisasi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kompensasi adalah faktor penting yang mempengaruhi bagaimana dan mengapa orang-orang bekerja pada suatu organisasi dan bukan pada organisasi yang lainnya. Perusahaan harus cukup kompetitif dengan beberapa jenis kompensasi untuk memperkerjakan, mempertahankan dan memberi imbalan terhadap kinerja setiap individu di dalam organisasi. Terdapat dua jenis kompensasi yaitu kompensasi yang berbentuk intrinsic (internal) dan ekstrinsic (eksternal). Imbalan intrinsic antara lain termasuk pujian yang didapatkan untuk penyelesaian suatu proyek atau berhasil memenuhi beberapa tujuan kinerja. Efek psikologis dan sosial yang lain dari kompensasi juga merupakan gambaran dari jenis imbalan intrinsik. Imbalan ekstrinsik bersifat terukur, memiliki bentuk imbalan moneter maupun nonmoneter. Komponen terukur dari program kompensasi terdapat pada kedua jenis umum kompensasi. Imbalan moneter diberikan oleh perusahaan sebagai bentuk jenis kompensasi yang bersifat langsung. Gaji pokok dan gaji variabel merupakan bentuk paling umum dari kompensasi langsung ini. Kompensasi tidak langsung biasanya terdiri dari tunjangan-tunjangan. b. Gaji Pokok Gaji pokok merupakan kompensasi dasar yang diterima oleh karyawan, biasanya sebagai gaji atau upah. Banyak organisasi menggunakan dua kategori gaji pokok yaitu harian atau tetap yang diidentifikasikan berdasarkan cara pemberian gaji tersebut dan sifat pekerjaannya. Gaji tetap dibayar secara konsisten dari waktu ke waktu dengan tidak memperhatikan nilai kerja terukur seperti jam kerja, jumlah penjualan dan lain sebagainya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Gaji Variabel Jenis lain dari gaji langsung adalah gaji variabel yang berkaitan langsung dengan pencapaian kinerja. Jenis yang paling umum dari gaji jenis ini untuk karyawan adalah program pembayaran bonus dan insentif. Untuk eksekutif, adalah umum untuk mendapatkan imbalan yang sifatnya lebih jangka panjang seperti kepemilikan saham. d. Tunjangan Banyak organisasi yang memberikan sejumlah imbalan ekstrinsik tidak langsung dalam bentuk tunjangan. Karyawan menerima nilai terukur dari imbalan tanpa benar-benar menerimanya secara tunai. Tunjangan karyawan adalah imbalan tidak langsung berupa asuransi kesehatan, uang cuti ataupun uang pensiun yang diberikan kepada karyawan atau sekelompok karyawan sebagai bagian dari keanggotaannnya di organisasi. Terdapat dua filosofi kompensasi mendasar yang dapat dilihat sebagai titik berlawanan dari suatu garis lurus (Mathis & Jackson, 2002). a. Orientasi Kelayakan Filosofi kelayakan dapat dilihat di banyak organisasi yang secara tradisional telah memberikan kenaikan otomatis kepada karyawannya setiap tahun. Lebih jauh lagi, kebanyakan karyawan menerima persentase kenaikan yang sama atau hampir sama setiap tahunnya. Pengusaha dan manajer yang menjalankan filosofi kelayakan ini percaya bahwa karyawan yang bekerja untuk satu tahun lagi layak untuk mendapatkan kenaikan gaji pokok dan seluruh program insentif serta bonus juga harus tetap berjalan dan dinaikkan, dengan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengabaikan perubahan kondisi ekonomi dan industri yang ada. Biasanya kenaikan gaji merujuk pada kenaikan biaya hidup, apakah mereka itu terkait secara spesifik dengan indicator ekonomi atau tidak. b. Orientasi Kinerja Jika filosofi kinerja ini diikuti, tidak seorang pun yang dijamin akan mendapatkan kompensasi dengan hanya menambahkan satu tahun lagi dalam melayani perusahaan. Gaji dan insentif didasarkan pada perbedaan kinerja di antara seluruh karyawan. Karyawan yang berkinerja baik akan mendapatkan kenaikan kompensasi yang lebih besar. Bonus dibayarkan berdasarkan kinerja individu, kelompok dan/atau kinerja organisasi.
2. Tinjauan Kompensasi Eksekutif Paket kompensasi eksekutif menjadi topik yang ramai dibicarakan di pertengahan dasawarsa 1990-an. Banyak perusahaan khususnya yang besar, mengadministrasikan kompensasi eksekutif secara agak berbeda dibandingkan dengan kompensasi untuk karyawan di tingkat yang lebih rendah. Seorang eksekutif biasanya adalah seorang yang berada pada posisi dua tingkat teratas dalam perusahaan, seperti direktur utama, wakil direktur utama, direktur, manajer eksekutif termasuk didalamnya komisaris utama dan komisaris. Paket kompensasi eksekutif pada dasarnya berisi hampir sama dengan paket kompensasi karyawan pada umumnya yaitu terdiri dari komponen gaji pokok, gaji variabel (bonus tahunan, insentif jangka panjang dan penghasilan tambahan) serta tunjangan, yang paling membedakan adalah adanya jenis commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kompensasi khusus yang tidak diterima oleh karyawan yaitu kompensasi dalam bentuk opsi saham. Perusahaan di negara maju seperti Amerika Serikat tidak asing lagi menggunakan program kompensasi opsi saham kepada para direksinya, di Indonesia sendiri perkembangan paket kompensasi eksekutif yang didalamnya berisi opsi saham belum banyak diadopsi begitu juga dengan pengungkapan detail kompensasi eksekutif yang belum memadai sehingga menyulitkan untuk dapat diperoleh informasi mengenai detail dasar paket kompensasi eksekutif khususnya untuk jenis kompensasi opsi saham. Program kompensasi eksekutif yang dirancang dengan baik dapat memacu pertumbuhan kinerja perusahaan melalui dua cara, yang pertama kompensasi dapat membantu perusahaan menarik orang-orang yang memiliki bakat yang tepat dalam tugas dan tanggung jawab tertentu guna mendorong pertumbuhan perusahaan, kemudian yang kedua yaitu dengan penempatan posisi kepemimpinan yang tepat, rancangan rencana insentif dapat memperkuat strategi pertumbuhan melalui pengukuran kinerja dan tujuan-tujuan tertentu yang mempengaruhi pertumbuhan perusahaan dan/atau unit usaha, selain itu sistem kompensasi yang efektif dapat menekan laju perputaran manajemen (management turnover) yang disebabkan oleh kinerja manajemen yang buruk karena tidak puas dengan kompensasi yang diterima (Burchman & Jones, 2006). Terdapat dua tujuan dengan diterapkannya sistem kompensasi eksekutif seperti berikut ini (Mathis & Jackson, 2002: 187).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Memastikan bahwa paket total kompensasi untuk para eksekutif adalah kompetitif dibandingkan dengan paket kompensasi di perusahaan lain yang mungkin mempekerjakan mereka, b. dan mengaitkan keseluruhan kinerja perusahaan selama periode waktu tertentu dengan kompensasi yang dibayarkan kepada para eksekutif. Sistem kompensasi eksekutif global umumnya terbagi atas dua hal yaitu gaji tahunan ditambah dengan stock option (opsi saham) atau bonus yang bersifat jangka panjang. Besar nominalnya relatif. Gaji direksi memang tak terstruktur sebagaimana gaji karyawan lainnya, besarnya gaji eksekutif perusahaan tergantung pada besar-kecilnya perusahaan ataupun standar yang berlaku secara umum.
3. Pay For Performance Sistem kompensasi dalam organisasi harus dihubungkan dengan tujuan dan strategi organisasi namun kompensasi juga menuntut keseimbangan antara keuntungan dan biaya pengusaha dengan harapan para karyawan. Biaya kompensasi haruslah berada pada tingkat yang memastikan adanya efektivitas perusahaan maupun pemberian imbalan yang layak bagi seluruh karyawan untuk kemampuan, keterampilan, pengetahuan dan pencapaian kinerja mereka. Inti dari sebagian besar program kompensasi eksekutif adalah pemikiran bahwa para eksekutif harus diberikan imbalan jika keuntungan dan nilai perusahaan bertambah selama beberapa tahun (Mathis & Jackson, 2002: 187). Agar kompensasi manajemen eksekutif menjadi suatu sistem yang dapat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memotivasi para eksekutif untuk bekerja giat meningkatkan kinerja perusahaan yang pada akhirnya adalah agar sesuai dengan tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan keuntungan para pemegang saham, maka pada umumnya program kompensasi disusun terstruktur berdasarkan pada kinerja yang berhasil dicapai pada tahun yang bersangkutan dan pertumbuhan perusahaan pada beberapa tahun operasional (Weston et al, 2004).
E. Kebijakan Dividen Dividen adalah pembagian laba yang diperoleh perusahaan kepada para pemegang saham yang sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki (Alwi, 2003: 91). Biasanya dividen dibagikan dengan interval waktu yang tetap, tetapi kadang-kadang diadakan pembagian dividen tambahan pada waktu yang bukan biasanya. Besarnya dividen biasanya berkisar antara nol sampai sebesar laba bersih tahun berjalan atau tahun lalu. Baik waktu maupun besarnya dividen yang dibagikan ditentukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Boorstin (1963) mengemukakan Rational Dividend Theory yang menyatakan bahwa dividen dibayarkan pada pemegang sahamnya apabila terdapat dana dari laba yang tidak digunakan dalam investasi modal, atau dengan kata lain kebijakan dividen merupakan proses akhir dari proses investasi modal. Kebijakan dividen dalam teori ini dipengaruhi oleh hal-hal seperti kesempatan investasi, struktur modal perusahaan, dan kemampuan untuk menghasilkan sumber dana secara internal. Pada dasarnya tujuan dari rational dividend theory adalah bagaimana mendistribusikan laba bersih perusahaan kepada para pemegang saham commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan cara yang bijaksana, di sisi lain pihak manajemen juga harus dapat meyakinkan para pemegang saham bahwa laba yang tidak didistribusikan dalam bentuk dividen adalah dana yang diperlukan untuk mencukupi cadangan, kontinjensi dan belanja modal sebagai dasar pembentukan laba di masa depan. Menurut Alwi (2003: 89) jenis-jenis dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham dibedakan dalam beberapa bentuk, yaitu dividen tunai (cash dividend), dividen non-kas (property dividend), dividen dengan utang wesel (scrib dividend), dividen likuidasi (liquidation dividend) dan dividen saham (stock dividend). Menurut Watson & Head (2004: 178) serta Brigham & Houston (2006: 108) terdapat beberapa teori yang dapat dipergunakan sebagai landasan untuk membuat kebijakan dividen yang tetap bagi perusahaan, antara lain. 1. Dividend Irrelevance Theory Teori ini disampaikan oleh Modigliani-Miller, mereka menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh terhadap biaya modal (kebijakan dividen tidak relevan). Nilai suatu perusahaan hanya bergantung pada pendapatan yang dihasilkan oleh aktivanya, bukan pada keputusan untuk membagi pendapatan tersebut dalam bentuk dividen atau menahannya dalam bentuk laba ditahan, selain itu mereka juga berpendapat bahwa profitabilitas masa depan yang sangat dipengaruhi oleh keputusan investasi adalah faktor yang dapat digunakan untuk memprediksi harga pasar bukan dipengaruhi oleh keputusan dividen. Modigliani-Miller
berpendapat
bahwa
tidak
semua
investor
menginvestasikan kembali dividen mereka di perusahaan yang sama dengan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memiliki risiko yang sama, oleh sebab itu tingkat risiko pendapatan mereka dimasa yang akan datang bukanlah ditentukan oleh kebijakan dividen, akan tetapi ditentukan oleh tingkat risiko investasi baru. Mereka menyatakan bahwa dividen merupakan
pembayaran
dana
residual
yang
apabila
perusahaan
tidak
membayarkan dividen pada tahun yang bersangkutan maka harga pasar akan meningkat sebagai refleksi peningkatan pembayaran dividen pada tahun berikutnya didorong oleh faktor keberhasilan return atas investasi yang diperoleh oleh perusahaan.
2. Dividend Relevance Theory (Bird in the Hand) Dalam teori yang dikemukakan oleh Gordon & Lintner ini menyanggah asumsi teori ketidakrelevanan dividen oleh Modigliani-Miller. Gordon dan Linther berpendapat bahwa nilai perusahaan akan meningkat seiring jumlah dengan dividen yang dibagikan, karena investor merasa lebih yakin terhadap penerimaan pembayaran dividen daripada kenaikan capital gain (nilai modal) yang akan dihasilkan dari laba ditahan. Gordon & Lintner berpendapat bahwa investor lebih memilih untuk menerima dividen pada saat ini dibandingkan dengan menerima capital gain di masa yang akan datang yang nilainya belum pasti, hal ini juga merefleksikan teori certainty dan time value of money. Modigliani–Miller menamakan pendapat Gordon dan Lintner sebagai the bird-in-the-hand fallacy. Gordon dan Lintner beranggapan investor memiliki pandangan bahwa satu burung di tangan lebih berharga dari pada seribu burung di udara. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Teori ini mengemukakan bahwa pengumuman pembayaran dividen merupakan suatu sinyal baik dari perusahaan yang mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki prospek yang menguntungkan sehingga akan direspon positif oleh pasar dengan peningkatan harga saham.
3. Tax Preference Theory Jika capital gain dikenakan pajak dengan tarif lebih rendah dari pada pajak atas dividen, maka saham yang memiliki pertumbuhan tinggi akan lebih menarik. Tetapi sebaliknya, jika capital gain dikenakan pajak yang sama dengan pendapatan atas dividen, maka keuntungan dari capital gain menjadi berkurang. Namun demikian pajak atas capital gain masih lebih baik dibandingkan dengan pajak atas dividen, karena pajak atas capital gain baru akan dibayarkan setelah saham dijual, sementara pajak atas dividen harus dibayar setiap tahun setelah pembayaran dividen. Selain itu periode investasi juga mempengaruhi pendapatan para investor. Jika investor hanya membeli saham untuk jangka waktu satu tahun, maka tidak ada bedanya antara pajak atas capital gain dan pajak atas dividen. Jadi investor akan meminta tingkat keuntungan setelah pajak yang lebih tinggi terhadap saham yang memiliki dividend yield yang tinggi dari pada saham dengan dividend yield yang rendah. Oleh karena itu, teori ini menyarankan bahwa perusahaan sebaiknya menentukan dividend payout ratio yang rendah atau bahkan tidak membagikan dividen. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
F. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis 1. Pengaruh
Kompensasi
Manajemen
eksekutif
Terhadap
Kinerja
Perusahaan Penelitian mengenai kebijakan kompensasi manajemen eksekutif telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya baik menggunakan kompensasi manajemen eksekutif dalam bentuk kas saja ataupun kompensasi manajemen eksekutif dalam bentuk saham opsi kepemilikan yang biasanya dilakukan di negara maju, maupun menggunakan data total kompensasi yang diterima oleh dewan direksi dan komisaris. Cole & Mehran (1991) membuktikan bahwa kebijakan kompensasi eksekutif dapat memotivasi para manajemen eksekutif dalam pencapaian kinerja perusahaan yang diproksikan dengan Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE). Bartema & Gomes (1998) membuktikan bahwa pengaruh kompensasi eksekutif terhadap kinerja perusahaan lemah dan tidak signifikan secara statistik serta Mathis & Jackson (2002: 191) yang mengemukakan bahwa tujuan sistem kompensasi manajemen eksekutif terkait dengan kinerja perusahaan banyak mendapat kritik, tujuan ini diyakini tidak selalu terpenuhi, sehingga masalah yang muncul dan sering dipertanyakan adalah program kompensasi manajemen eksekutif yang pada umumnya dibayarkan dalam jumlah yang cukup besar oleh perusahaan apakah dapat efektif memotivasi manajemen eksekutif untuk menciptakan dan meningkatkan kinerja perusahaan atau kurang efektif karena dimanfaatkan untuk memperkaya kepentingan pribadi namun tidak sejalan dengan peningkatan kinerja dan keuntungan para pemegang saham. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hayes & Schaefer (1997) melakukan pengujian atas kompensasi kas yang dibayarkan oleh perusahaan kepada dewan manajemen eksekutif terhadap capaian kinerja saham pada tahun t dan kinerja finansial yang akan datang (tahun t+1) dengan hasil pengujian yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara kompensasi kas manajemen eksekutif terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan dengan Return on Equity (ROE), sales dan return market. Kato & Long (2005) telah melakukan penelitian mengenai kompensasi eksekutif dan kinerja perusahaan, hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kompensasi yang diterima pihak eksekutif dengan kinerja perusahaan pada periode yang akan datang yaitu pada tahun (t+1) yang diproksikan dengan pertumbuhan pendapatan penjualan (sales growth). Matolcsy (2007) juga melakukan penelitian serupa namun dengan menggunakan spesifikasi jenis kompensasi kas manajemen eksekutif, hasil penelitian ini
membuktikan bahwa kebijakan kompensasi kas manajemen
eksekutif memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja perusahaan pada periode selanjutnya yang diukur dengan delta laba setelah pajak (earning after tax), trading profit over operating asset (TP/OA), earning before interest and tax over total asset (EBIT/TA) serta Return on Equity (ROE). Namun hubungan positif ini tidak dapat diterapkan ketika perusahaan sedang berada dalam kondisi perekonomian yang menurun/buruk. Hasil penelitian ini didukung pula oleh Balachandran (2009), yang memberikan hasil pengujian bahwa kompensasi direksi memiliki hubungan yang positif dengan pertumbuhan laba perusahaan khususnya pertumbuhan yang dipicu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
oleh kegiatan manajamen yang berfokus pada peningkatan profitabilitas, karena didalam penelitiannya sumber pertumbuhan laba perusahaan dipisahkan menjadi dua yaitu pertumbuhan laba yang dipicu oleh fokus kegiatan manajemen dalam meningkatkan
profitabilitas
(profitability
driven
growth)
dan
kelompok
pertumbuhan laba yang dipicu oleh kegiatan investasi (investment driven growth). Atas dasar hasil-hasil penelitian terebut di atas, maka hipotesis penelitian ini dapat dinyatakan seperti berikut. H1: Terdapat pengaruh kompensasi manajemen eksekutif (COMPEN) pada tahun t terhadap kinerja perusahaan (TOBINSQ) tahun (t+1).
2. Pengaruh
Kompensasi
Manajemen
eksekutif
Terhadap
Kinerja
Perusahaan Melalui Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Intervening Beberapa
penelitian
mengenai
hubungan
kausalitas
kebijakan
kompensasi manajemen eksekutif telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya baik yang menjadikan kompensasi manajemen eksekutif sebagai variabel independen maupun variabel dependen. Dalam penelitian ini kompensasi manajemen eksekutif ditempatkan sebagai variabel independen. Chang (1993) telah
melakukan penelitian hubungan mengenai
kompensasi manajemen eksekutif terhadap dividend payout, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antara kompensasi dan kebijakan dividen digunakan sebagai suatu alat untuk menghindari kegiatan reinvestasi yang berlebihan atau nilai NPV yang negatif. Atas kegiatan investasi yang buruk seperti itu akan mengakibatkan pendapatan yang buruk pula pada periode selanjutnya dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
jumlahnya relatif lebih kecil dibandingkan dengan besarnya dividen yang telah dibagikan pada tahun sebelumnya, sehingga pada tahun selanjutnya perusahaan tidak
mampu
membayarkan
mempertimbangkan
dividen.
Para
pemegang
saham
harus
keyakinan mereka mengenai perkiraan manajemen atas
keuntungan reinvestasi relatif dan juga tidak lupa mempertimbangkan probabilitas pembayaran dividen oleh perusahaan. Manajemen eksekutif dengan penerimaan kompensasi yang besar akan bekerja lebih produktif sehingga membutuhkan jumlah pendanaan yang lebih banyak dan memilih lebih sedikit utang sehingga menetapkan dividen yang rendah (Bhattacharyya, 2007). Pada tahun berikutnya Bhattacharyya et al. (2008) melanjutkan penelitiannya dengan menggunakan model penelitian lain yaitu Tobit’s Analysis, memberikan hasil pengujian yang sama yaitu adanya hubungan yang signifikan antara kompensasi manajemen eksekutif dengan besarnya dividen yang dibagikan dengan menggambarkan bahwa perusahaan yang memiliki kinerja baik adalah manajemen eksekutif yang diberikan kompensasi yang lebih tinggi oleh perusahaannya, dan mereka mengeluarkan kas perusahaan untuk membayar dividen dengan jumlah yang lebih rendah dilihat rasio dividend payout-nya. DeAngelo et al. (2004) menyatakan bahwa perusahaan membayar dividen untuk mengurangi agency problem, Tirole (2005) menunjukkan bahwa manajer menghadapi trade-off dalam menentukan tingkat pembayaran dividen. Pengaruh langsung pembayaran kompensasi manajerial dapat ditentukan oleh desain skema kompensasi atau dengan selalu mempertimbangkan kesejahteraan para pemegang saham saat ini dan yang akan datang. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Arnott & Asness (2001) melakukan pengujian atas pengaruh kebijakan dividen perusahaan terhadap kinerja perusahaan pada tahun-tahun yang akan datang, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara dividend payout ratio (DPR) dengan kinerja perusahaan yang diukur dengan pertumbuhan earning perusahaan (earning growth). Seperti yang telah dijelaskan di atas dalam perumusan masalah terkait dengan masalah kemampuan kompensasi manajemen eksekutif mempengaruhi kinerja perusahaan secara langsung dan/atau dapat melalui kebijakan dividen sebagai
variabel
intervening
yang menjembatani
hubungan
kompensasi
manajemen eksekutif dengan kinerja perusahaan. Sehingga dapat dibentuk satu hipotesis penelitian lagi yaitu. H2: Terdapat pengaruh kompensasi manajemen eksekutif (COMPEN) tahun t terhadap kinerja perusahaan (TOBINSQ) tahun (t+1) melalui kebijakan dividen tahun t sebagai variabel intervening.
G. Kerangka Teoritis Penelitian Diagram jalur memberikan secara eksplisit hubungan kausalitas antar variabel. Anak panah menunjukkan hubungan antar variabel. Model bergerak dari kiri ke kanan dengan implikasi prioritas hubungan kausal variabel yang dekat ke sebelah kiri. Setiap nilai p menggambarkan jalur dan koefisien jalur. Berdasarkan gambar model jalur diajukan hubungan berdasarkan teori bahwa kompensasi manajemen eksekutif mempunyai hubungan langsung dengan kinerja perusahaan yang diproksikan dengan Tobins‟Q (p1). Namun demikian kompensasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
manajemen eksekutif juga mempunyai hubungan tidak langsung ke Dividend Payout Ratio (DPR) (p2) baru kemudian ke kinerja perusahaan (p3). Total pengaruh hubungan dari kompensasi manajemen eksekutif ke kinerja perusahaan sama dengan pengaruh langsung kompensasi manajemen eksekutif ditambah dengan pengaruh tidak langsung yaitu koefisien path dari kompensasi manajemen eksekutif ke Dividend Payout Ratio (DPR) yaitu p2 dikalikan dengan koefisien path dari Dividend Payout Ratio (DPR) ke kinerja perusahaan yaitu p3. Berdasarkan paparan yang telah diuraikan sebelumnya maka kerangka teoritis dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut ini.
e1
Kebijakan Dividen (DPR)
p2
Kompensasi Manajemen Eksekutif (COMPEN)
p3
Kinerja Perusahaan (TOBINSQ)
p1
Variabel independen
Variabel Dependen
Gambar 1: Kerangka Pikir Penelitian commit to user
e2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh kompensasi manajemen eksekutif terhadap kinerja perusahaan dalam hubungannya secara langsung dan secara tidak langsung dengan kebijakan dividen sebagai variabel intervening. Jenis penelitian ini adalah pengujian hipotesis yang menjelaskan apakah dan sampai seberapa jauh satu variabel mempengaruhi variabel lainnya. A. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi merupakan kelompok orang, kejadian atau peristiwa yang menjadi perhatian para peneliti untuk diteliti. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang telah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2006 hingga tahun 2008. 2. Sampel Penelitian Sampel adalah bagian atau anggota dari populasi. Sampel merupakan beberapa anggota yang diambil dari populasi. Sampel yang diteliti adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representative sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
a.
digilib.uns.ac.id
Perusahaan non lembaga keuangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2006 sampai 2008. Pemilihan sampel penelitian perusahaan non keuangan dengan tujuan untuk mengantisipasi kemungkinan pengaruh regulasi tertentu yang dapat mempengaruhi variabel penelitian dan mengeliminasi terjadinya industrial effect.
b.
Perusahaan menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit selama periode pengamatan tahun 2006-2008. Laporan keuangan yang digunakan sebagai sampel adalah laporan keuangan per 31 Desember, dengan alasan laporan tersebut telah diaudit sehingga informasi yang dilaporkan lebih dapat dipercaya.
c.
Perusahaan melakukan pembayaran dividen tunai pada tahun 2006 atau 2007.
d.
Perusahaan menerbitkan laporan keuangan tahunan yang mencantumkan informasi dan data yang dibutuhkan dalam penelitian seperti data kompensasi direksi dan komisaris.
B. Data dan Sumber Data Data yang digunakan penelitian merupakan data sekunder yang telah disediakan oleh pihak lain. Data dalam penelitian ini diperoleh dari sumber data berikut ini. 1. Data perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Data perusahaan yang melakukan pembayaran dividen tunai yang didapat dari JSX Statistics 2006, IDX Statistics 2007 dan www.idx.co.id. 3. Laporan
tahunan
dan
laporan
keuangan
perusahaan
sampel
yang
dipublikasikan di www.idx.co.id.
C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian pengujian hipotesis dengan desain causal, yaitu menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain. Penelitian ini diadopsi dari penelitian Hayes & Schaefer (1997), Kato & Long (2005), Rozeff (1982), Arnott & Asness (2001), Chang (1993), Bhattacharyya et al. (2008) dan penelitian-penelitian sebelumnya yang lain. Atas dasar permasalahan penelitian dan pengembangan hipotesis, maka variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat didefinisikan dan diukur sebagai berikut ini. 1. Variabel Independen Penelitian ini menggunakan satu variabel independen yaitu variabel kompensasi manajemen eksekutif. Paket kompensasi eksekutif pada dasarnya berisi hampir sama dengan paket kompensasi karyawan pada umumnya yaitu terdiri dari komponen gaji pokok, gaji variabel (bonus tahunan, insentif jangka panjang dan penghasilan tambahan) serta tunjangan, yang paling membedakan adalah adanya jenis kompensasi khusus yang tidak diterima oleh karyawan yaitu kompensasi dalam bentuk opsi saham (Mathis & Jackson, 2002: 187). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Manajemen eksekutif biasanya adalah orang-orang yang berada pada posisi dua tingkat teratas dalam perusahaan, seperti direktur utama, wakil direktur utama, direktur, manajer eksekutif termasuk didalamnya komisaris utama dan komisaris. Penelitian ini menggunakan komponen total kompensasi yang diterima para eksekutif perusahaan berupa gaji pokok yaitu gaji yang diterima oleh jajaran eksekutif dan gaji variabel berupa bonus tahunan, insentif jangka panjang dan penghasilan tambahan yang diungkapkan jumlah nominalnya di dalam laporan keuangan tahunan perusahaan. Penelitian ini tidak menggunakan jenis kompensasi opsi saham dikarenakan kurangnya data yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan yang disajikan oleh para emiten.
COMPEN = Total Kompensasi Direksi dan Komisaris (Eksekutif)
2. Variabel Dependen Variabel dependen di dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan yang merupakan gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi. Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui berbagai macam indikator untuk mengukur keberhasilan perusahaan, pada umumnya berfokus pada informasi kinerja yang berasal dari laporan keuangan, dalam penelitian ini kinerja diproksikan dengan Tobin’s Q. Jika nilai Tobin’s Q mendekati atau lebih besar dari 1 menggambarkan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik, semakin commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bear nilai Tobin’s Q maka semakin baik kinerja perusahaan, sebaliknya jika perusahaan memiliki nilai Tobin’s Q lebih kecil dari 1 maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut memiliki kinerja yang tidak baik, semakin kecil nilai Tobin’s Q maka semakin buruk kinerja perusahaan. Nilai Tobin’s Q dalam penelitian ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.
Keterangan: Total Debt
= Total utang perusahaan per 31 Desember,
Outstanding Share
= jumlah saham yang beredar per 31 desember,
Closing Price
= harga saham penutupan saham per 31 Desember, dan
Book Value of Asset
= nilai Buku Aktiva per 31 Desember.
3. Variabel Intervening Penelitian ini menggunakan sebuah variabel intervening yaitu kebijakan dividen merupakan kebijakan manajemen dalam membagi dividen kepada pemegang sahamnya. Kebijakan dividen ini pada nantinya akan dipengaruhi oleh struktur kepemilikan saham. Proporsi yang berbeda dari masing-masing kepemilikan saham akan mengakibatkan perbedaan kebijakan dividen yang diambil pada setiap perusahaan. Kebijakan dividen yang digunakan dalam penelitian ini diproksikan dengan Dividend Payout Ratio (DPR) yaitu persentase commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
laba yang dibayarkan kepada para pemegang saham dalam bentuk kas (Brigham & Gapenski, 2006: 450).
D. Model Penelitian Penelitian ini menggunakan model persamaan regresi seperti berikut. DPRt = k + p2LN_COMPENt + e1
(1)
LN_Q(t+1) = k + p1LN_COMPENt+ p3DPRt+ e2
(2)
Keterangan: LN_COMPENt
= Logaritma natural total kompensasi manajemen eksekutif pada tahun t,
LN_Q(t+1)
= logaritma natural Tobin’s Q pada tahun (t+1),
DPRt
= Dividend Payout Ratio pada tahun t,
p
= koefisien regresi, angka arah yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen pada variabel independen. Bila a (+) maka naik, dan bila a (-) maka terjadi penurunan,
k
= konstanta (intercept), dan
e
= variabel pengganggu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E. Teknik Pengujian data Untuk semua variabel dilakukan pengujian data dengan bantuan perangkat SPSS 17.0, yaitu. 1. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dimaksudkan untuk mendeteksi adanya penyimpangan asumsi klasik pada persamaan regresi berganda. Pemenuhan asumsi klasik ini dimaksudkan agar variabel bebas sebagai estimator atas variabel terikat tidak bias, sehingga akan dilakukan tiga uji penyimpangan asumsi klasik, yaitu seperti berikut ini. a. Uji Normalitas Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diagonalnya. Selain menggunakan analisis grafik penelitian ini juga akan menggunakan analisis statistik Kolmogorov-Smirnov. Suatu distribusi data dikatakan normal apabila nilai signifikansi hitung > 0.05 (Ghozali, 2006: 147). b. Uji Multikolinearitas. Bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Konsekuensi adanya multikolinearitas ini adalah tidak validnya signifikansi variabel. Cara mendeteksi adanya multikolinearitas adalah dengan melakukan regresi antar variabel bebas, dengan menganalisis besaran Varians Inflation Factors (VIF) dan nilai Tolerance dari output SPSS. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolerir. Penelitian ini menggunakan nilai tolerance = 0.10 yaitu sama dengan tingkat kolonieritas 0,95. Model dikatakan bebas dari multikolonieritas adalah apabila korelasi diantara variabel independen masih di bawah 95%, nilai tolerance tidak ada yang kurang dari 0.10 dan nilai VIF tidak ada yang lebih dari 10 maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolonieritas yang serius (Ghozali, 2006: 95).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Uji Autokorelasi Bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t atau waktu tertentu dengan t-1 (sebelumnya). Jika terjadi autokorelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Pengujian Autokorelasi di dalam penelitian ini menggunakan uji DurbinWatson (DW test) dengan membandingkan Durbin Watson hitung dengan Durbin Watson tabel (Ghozali, 2006: 99).
d. Uji Heteroskedastisitas Bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan dengan pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokesdatisitas atau tidak terjadi keteroskesdastisitas. Heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan uji Glejser. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Terdapat beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Titik-titik yang menyebar secara acak pada grafik scatterplots baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y memperlihatkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Diperlukan uji statistik untuk dapat menjamin keakuratan hasil, penelitian ini akan menggunakan uji Glejser. Homoskedastisitas dapat dilihat dari nilai probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5 % (Ghozali, 2006: 125).
2. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis). Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linear berganda, digunakan untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel (model causal) yang telah ditetapkan sebelumnya dan untuk menguji pengaruh variabel intervening di dalam model penelitian (Ghozali, 2009: 221). Path analysis dapat dilakukan dengan dua cara pengujian menggunakan program SPSS 17.0, yaitu dengan: 1) Meregresikan model penelitian lalu menghitung pengaruh tidak langsung dengan Sobel test lalu membandingkannya dengan t tabel (Ghozali, 2009: 227), dan 2) menggunakan metode Bootsrap Script (Ghozali, 2009: 228). Penelitian ini akan menggunakan path analysis metode regresi dikarenakan model penelitian yang tidak terlalu kompleks yaitu hanya menggunakan satu variabel intervening untuk memediasi variabel independen commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terhadap variabel dependen yang masing-masing jumlahnya juga hanya satu. Path analysis memberikan secara eksplisit hubungan kausalitas antar variabel. Penelitian ini akan menggunakan uji statistik F, Uji statistik t dam nilai koefisien unstandardized beta untuk mengukur ketepatan fungsi regresi persamaan model pertama dan kedua. Uji statistik F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen, sedangkan uji statistik t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen lainnya konstan, membuktikan apakah masing-masing variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen dan untuk mengetahui tanda koefisien regresi masingmasing variabel independen sehingga dapat ditentukan arah pengaruh masingmasing variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai koefisien unstandardized beta digunakan sebagai nilai jalur p1, p2 dan p3 yang akan digunakan selanjutnya untuk menghitung pengaruh langsung, tidak langsung dan total pengaruh. Peneliti dapat mengetahui besarnya pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung yaitu melalui variabel intervening dan total pengaruh korelasi variabel independen ke variabel dependen dengan menggunakan nilai Beta unstandardized coefficients. Pengaruh langsung
= p1
Pengaruh tidak langsung (pengaruh mediasi) = p2 x p3 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
Total pengaruh
digilib.uns.ac.id
= p1 + (p2 x p3)
Pengaruh mediasi yang ditunjukkan oleh perkalian koefisien (p2 x p3) harus diuji dengan Sobel test terlebih dahulu untuk menentukan signifikan atau tidak pengaruh tersebut. Pengujian Sobel test adalah sebagai berikut. a.
Menghitung standar error dari koefisien indirect effect (Sp2p3): Sp2p3 =
b. Menghitung nilai t statistik pengaruh mediasi dengan rumus: t= c. Membandingkan t statistik (t hitung) dengan t tabel sesuai dengan tingkat signifikansi-nya, apabila t hitung > t tabel maka koefisien mediasi signifikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh langsung kompensasi manajemen eksekutif terhadap kinerja perusahaan dan pengaruh tidak langsung yang dimediasi dengan kebijakan dividen sebagai variabel intervening. Pada bab ini akan diuraikan mengenai deskripsi data, pengujian hipotesis, pembahasan, serta perbandingan dengan penelitian sebelumnya. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0. A. Deskripsi Data 1. Seleksi Sampel Sampel yang diuji dalam penelitian ini adalah sampel yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan, terdiri dari perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2006 hingga 2008 yang menerbitkan laporan keuangan telah diaudit tahun 2006, 2007 dan 2008. Selain itu sampel juga harus mempunyai siklus akuntansi yang berakhir pada 31 Desember. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan yang dipublikasikan di www.idx.co.id. Analisis dilakukan dengan menguji pengaruh langsung maupun tidak langsung (mediasi) kompensasi manajemen eksekutif terhadap kinerja perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai variabel intervening. Data yang diperoleh berdasarkan kriteria sampel yang ditentukan dapat dilihat dalam tabel 4.1. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.1 Sampel Penelitian Kriteria Sampel Perusahaan terdaftar tahun 2006 Tidak membagikan dividen tunai tahun 2006 Lembaga Perbankan dan Keuangan Laporan keuangan tidak lengkap (2006 dan 2007) Tidak menyediakan data kompensasi manajemen Eksekutif pada tahun 2006 Jumlah sampel periode 2006-2007 Perusahaan terdaftar tahun 2007 Tidak membagikan dividen tunai tahun 2007 Lembaga Perbankan dan Keuangan Laporan keuangan tidak lengkap (2007 dan 2008) Tidak menyediakan data kompensasi manajemen Eksekutif pada tahun 2007
Jumlah Perusahaan 343 (185) (85) (9) (10)
54 393 (236) (71) (6) (11)
Jumlah sampel periode 2007-2008
69
TOTAL SAMPEL
123
Sumber: www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory.
Sampel akhir yang digunakan dalam penelitian yaitu sejumlah 123 sampel, pada proses penyaringan banyak mengeliminasi perusahaan yang tidak membagikan dividen pada tahun 2006 atau 2007, perusahaan perbankan dan keuangan, tidak menyediakan laporan lengkap dan beberapa perusahaan yang tidak menyediakan informasi mengenai jumlah kompensasi untuk para manajemen eksekutif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif penelitian ini dilakukan guna mencari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum dari kompensasi manajemen eksekutif (COMPEN), Dividend Payout Ratio (DPR) dan Tobins’Q. Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Perusahaan Sampel LN_COMPEN
DPR
LN_Q
123
123
123
Minimum
19,98
0,02
-3,07
Maximum
25,61
0,98
2,41
Mean
22,81
0,32
0,22
Std. deviation
1,13
0,32
0,80
N
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Tabel di atas menunjukkan bahwa kompensasi manajemen eksekutif mempunyai nilai rata-rata (mean) Rp.7.911.000.000 (ln_compen = 22,81). Hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan sampel mengeluarkan kas perusahaan untuk memberikan kompensasi kepada para direksi dan komisaris sebagai manajemen eksekutif adalah sebanyak Rp.7.911.000.000. Kompensasi manajemen eksekutif paling tinggi diberikan oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. pada tahun 2007 sebesar Rp.132.191.000.000 (ln_compen = 25,61) yang memiliki 5 komisaris dan 9 orang di dalam dewan direksi. Kompensasi manajemen eksekutif paling rendah adalah sebesar Rp. 475.000.000 (ln_comp = 19,98) yaitu PT Rig Tenders Indonesia Tbk. pada tahun 2006 yang memiliki 3 orang komisaris dan 3 orang direksi. Standar deviasi yang cukup besar yaitu sebesar 1,13 memperlihatkan bahwa kesenjangan total kompensasi manajemen commit to user eksekutif perusahaan sampel cukup jauh yaitu sebesar 113%, kesenjangan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kompensasi manajemen eksekutif dalam perusahaan sampel ini dapat terjadi dikarenakan pengaruh ukuran perusahaan yang memberikan kompensasi manajemen eksekutif berbeda-beda tergantung pada sumber daya dan penghasilan yang dihasilkan oleh perusahaan. Kebijakan dividen yang diproksikan dengan Dividend Payout Ratio (DPR) dalam tabel deskriptif menunjukkan nilai rata-rata (mean) 0,32. Hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan sampel mengeluarkan kas perusahaan untuk distribusi kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen kas adalah sebanyak 32% atas laba bersih perusahaan. DPR paling tinggi dimiliki oleh PT Hexindo Adiperkasa Tbk. pada tahun 2006 yaitu sebesar 0,98. DPR paling rendah dimiliki oleh PT Pan Brothers Tbk. pada tahun 2007 yaitu sebesar 0,02 atau hanya sebesar 2% laba perusahaan pada tahun berjalan yang didistribusikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atas 445.440.000 lembar saham yang beredar. Standar deviasi DPR menunjukkan angka 0,22 hal ini berarti kesenjangan DPR perusahaan sampel adalah sebesar 22%. Kinerja perusahaan yang diproksikan dengan logaritma natural Tobins’Q menunjukkan nilai rata-rata (mean) sebesar 0,21. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan sampel memiliki kinerja perusahaan yang diproksikan degan Tobin’s Q sebesar 1,7084 (LN_Q = 0,21). Angka rata-rata Tobin’s Q yang bernilai lebih dari 1 menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan sampel memiliki kinerja yang cukup baik yaitu diukur dengan Tobins’Q sebesar 1,7084. Dapat disimpulkan bahwa rata-rata perusahaan yang membagikan dividen pada periode pengamatan memiliki kinerja yang baik dan dinilai overvalued yaitu nilai pasar commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lebih tinggi dibandingkan dengan nilai buku perusahaan. Kinerja perusahaan tertinggi dimiliki oleh PT Unilever Indonesia Tbk. yang memiliki nilai Tobin’s Q sebesar 11.08163935 (LN_Q = 2,41) pada tahun 2007 yang memiliki market value equity sebesar 51.502.500.000.000, total utang sebesar 2.639.287.000.000 dan book value of asset sebesar 4.885.720.000.000. Kinerja perusahaan terendah dimiliki oleh PT Inti Kapuas Arowana Tbk. yang memiliki nilai Tobin’s Q sebesar 0.04622418 (LN_Q = -3,07) pada tahun 2008 yang memiliki market value equity sebesar 17.664.000.000, total utang sebesar 1.682.096.382 dan book value of asset sebesar 418.527.593.883. Standar deviasi Tobins’Q menunjukkan angka 0,80, hal ini berarti kesenjangan data Tobins’Q perusahaan sampel sebesar 80%, hal ini dipengaruhi oleh faktor besar-kecilnya perusahaan sama halnya seperti kompensasi pada manajemen eksekutif. Untuk lebih jelasnya hasil output SPSS statistik deskriptif dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 1.
B. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Penelitian ini mengunakan analisis statistik Kolmogorov-Smirnov pada residual persamaan
dengan kriteria pengujian adalah jika probability value > 0,05 maka data terdistribusi normal dan jika probability value < 0,05 maka data terdistribusi tidak normal. Berikut disajikan hasil uji normalitas data penelitian. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.3 Uji Normalitas (Sebelum Outlier) DPRt = k + p2LN_COMPENt + e1 Unstandardized Residual N 123 a Normal Parameters Mean 0,0000000 Std. Deviation 0,22002043 Most Extreme Differences Absolute 0,131 Positive 0,131 Negative -0,076 Kolmogorov-Smirnov Z 1,451 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,030 a. Test distribution is Normal. Sumber: hasil pengolahan data
Hasil uji normalitas di atas menunjukkan bahwa data variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdistribusi tidak normal dengan dibuktikan oleh nilai asymp. sig. yang lebih kecil dari tingkat signifikasi penelitian 5% yaitu sebesar 0,03. Oleh karena data tidak terdistribusi normal, maka dilakukan proses outlier dengan mengeluarkan data yang bernilai ekstrem dari data penelitian. Proses outlier dilakukan dengan menggunakan dasar Z-score atas data dalam penelitian. Dengan mengeluarkan nilai ekstrem dalam data penelitian berdasar Z-score diharapkan dapat diperoleh data penelitian terdistribusi normal sehingga proses regresi dapat dilakukan. Setelah melakukan proses outlier diperoleh data penelitian yang berdistribusi normal sejumlah 91 data yang berarti terdapat 32 data ekstrem yang dikeluarkan dari data model penelitian (lampiran 3 halaman 1). Berikut disajikan hasil uji normalitas data setelah dilakukan proses outlier data. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.4 Uji Normalitas (Setelah Outlier) DPRt = k + p2LN_COMPENt + e1 Unstandardized Residual N Normal Parametersa Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
91 0,0000000 0,15420733 0,117 0,117 -0,054 1,117 0,165
a. Test distribution is Normal. Sumber: hasil pengolahan data
Hasil uji normalitas seperti tersaji di atas menunjukkan bahwa data penelitian telah terdistribusi normal yang dibuktikan dengan asymp sig sebesar 0,165 yang lebih besar dari tingkat signifikansi penelitian 5%. Oleh karena data penelitian telah terdistribusi normal, maka data dapat digunakan dalam pengujian dengan model regresi. Selanjutnya uji normalitas untuk model penelitian yang kedua adalah sebagai berikut. Tabel 4.5 Uji Normalitas LN_Qt+1 = k + p1LN_COMPENt + p3DPRt + e2 Unstandardized Residual N Normal Parametersa Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) commit to user a. Test distribution is Normal. Sumber: hasil pengolahan data
91 0,0000000 0,56321888 0,088 0,088 -0,047 1,837 0,486
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil uji normalitas di atas menunjukkan bahwa data variabel yang digunakan dalam model persamaan dua terdistribusi normal dengan dibuktikan oleh nilai asymp. sig. Sebesar 0,486 yang lebih besar dari tingkat signifikansi penelitian 5%. Oleh karena data penelitian telah terdistribusi normal, maka data dapat digunakan dalam pengujian dengan model regresi.
2. Uji Multikolonieritas Uji Multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan ada tidaknya hubungan linier di antara variabel-variabel independen dengan model regresi. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan tolerance value dan variance inflation factor (VIF) dengan kriteria korelasi diantara variabel independen masih dibawah 95%, nilai tolerance tidak ada yang kurang dari 0.10 dan nilai VIF tidak ada yang lebih dari 10 maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolonieritas yang serius (Ghozali, 2006: 95). Model penelitian yang perlu lolos uji multikolonieritas ini adalah model kedua yang memiliki dua buah variabel bebas, sedangkan model pertama tidak memerlukan uji multikolonieritas dikarenakan berbentuk regresi sederhana yang hanya memiliki satu variabel bebas. Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel 4.6 dan lampiran 5.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinieritas LN_Qt+1 = k + p1LN_COMPENt + p3DPRt + e2 LN_COMPEN DPR R Square 0,351 5,532 t 2,800 Sig 0,000 0,006 Coefficient Correlations -0,222 -0,222 Tolerance 0,951 0,951 VIF 1,052 1,052 Sumber: Hasil Pengolahan Data ( = 5%) a. Predictors: (Constant), DPR, LN_COMPEN b. Dependent Variable: LN_Q
Uji pengujian menunjukkan bahwa model persamaan dua tidak mengandung multikolonieritas. Hal ini dapat dilihat dari nilai coefficient correlations antara variabel independen LN_COMPEN dan DPR sebesar -0,222 atau sekitar 22%. Oleh karena korelasi ini masih dibawah 95% maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolonieritas serius. Hasil perhitungan nilai Tolerance menunjukkan hasil lebih dari 0,10 yaitu 0,951 dan hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) sebesar 1,052, tidak ditemukannya variabel independen yang memiliki VIF lebih dari 10 juga menunjukkan tidak terdapat multikolonieritas. Selain itu nilai R Square sebesar 35,1%, nilai t statistik kedua variabel independen yang signifikan pada 0,05 serta tidak ditemukannya pair-wise korelasi antara LN_COMPEN dan DPR yang tinggi yaitu diatas 0,35 mengindikasikan tidak terjadi multikolonieritas antar variabel independen.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t atau waktu tertentu dengan t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Pengujian Autokorelasi di dalam penelitian ini menggunakan uji Durbin-Watson (DW test) dengan membandingkan Durbin Watson hitung dengan Durbin Watson tabel, jika du
maka model
regresi linear tersebut tidak mengandung autokorelasi positif ataupun negatif sehingga dapat disimpulkan model persamaan bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2006: 99). Pada model persamaan pertama terdiri dari 1 variabel bebas dan pada model penelitian kedua terdiri dari 2 variabel bebas. Jumlah sampel penelitian yang diuji berjumlah 91 sampel. Hasil uji autokorelasi pada kedua model adalah tidak ditemukan adanya autokorelasi, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Keterangan
Sig
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Autokorelasi (Uji Durbin-Watson) du dw (4-du) (tabel)
(hitung)
Hasil (du
Model 1
5%
1,679
2,009
2,321
Model 2
5%
1,703
1,923
2,297
Tidak ada autokorelasi Tidak ada autokorelasi
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Uji Durbin-Watson menunjukkan tidak ada masalah autokorelasi pada kedua model penelitian yaitu dengan membandingkan nilai Durbin-Watson hitung commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan Durbin-Watson tabel. Hasil output SPSS pengujian autokorelasi dapat dilihat pada lampiran 6.
4. Uji Heteroskedastisitas Heterokedastisitas
menggambarkan
faktor-faktor
gangguan
tidak
memiliki varian yang sama untuk seluruh pengamatan atas variabel independen. Penelitian ini menggunakan metode grafik dan uji statistic Glejser untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas. Metode grafik dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Uji Glejser dilakukan dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen. Homokedastisitas dapat dilihat dari nilai probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5 % (Ghozali, 2006: 125). Kriteria pengujiannya adalah jika probability value < 0,05 maka terjadi heterokedastisitas dan jika probability value > 0,05 maka tidak terjadi heterokedastisitas. Hasil uji heterokedastisitas persamaan pertama dapat dilihat pada tabel 4.8 dan lampiran 7. Tabel 4.8 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas DPRt = k + p2LN_COMPENt + e1
Model 1 (Constant)
Unstandardized Coefficients B Std. Error
LN_COMPEN
-.307
.270
.019
.012
a. Dependent Variable: ABS_RES1 Sumber: Hasil Pengolahan Data
commit to user
Standardized Coefficients Beta .168
t
Sig.
-1.138
.258
1.608
.111
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil pengujian heteroskedastisitas persamaan pertama menunjukkan probability value (Sig) LN_COMPEN tidak signifikan pada 0,05 yaitu sebesar 0,111 yang berarti tidak terdapat heteroskedastisitas. Selanjutnya hasil uji heterokedastisitas persamaan kedua dapat dilihat pada tabel 4.9 dan lampiran 7. Tabel 4.9 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas LN_Qt+1 = k + p1LN_COMPENt + p3DPRt + e2 Unstandardized Coefficients Model 2
B
(Constant) LN_COMPEN DPR
Std. Error
.994
1.015
-.023 -.027
.045 .220
Standardized Coefficients Beta
t
-.056 -.013
Sig.
.979
.330
-.512 -.122
.610 .903
a. Dependent Variable: ABS_RES2 Sumber: Hasil Pengolahan Data
Hasil pengujian heteroskedastisitas persamaan kedua menunjukkan probability value (Sig) tidak signifikan pada 0,05 yaitu LN_COMPEN sebesar 0,610 dan DPR sebesar 0,903 yang berarti tidak terdapat heteroskedastisitas juga pada persamaan kedua ini. Dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam semua model regresi penelitian ini.
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan Penelitian menggunakan bantuan SPSS versi 17.0 untuk menguji modelmodel dalam penelitian ini yang ingin membuktikan apakah kompensasi manajemen eksekutif berpengaruh terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan dengan Tobins’Q dan apakah terdapat pengaruh tidak langsung antara variabel commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kompensasi manajemen eksekutif terhadap kinerja perusahaan dengan Dividend Payout Ratio (DPR) sebagai variabel intervening. Untuk menguji hipotesis satu dan dua digunakan metode analisis jalur (path analysis) yang merupakan perluasan dari analisis regresi linear berganda. Path analysis dapat menunjukkan adanya pengaruh langsung kompensasi manajemen eksekutif terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan dengan Tobin’s Q dan pengaruh tidak langsung kompensasi manajemen eksekutif terhadap kinerja perusahaan dengan dimediasi oleh DPR (Dividend Payout Ratio). sebagai variabel intervening. Ketepatan fungsi regresi dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari Goodness of fit yang secara statistik dapat diukur dari nilai statistik F, nilai statistik t dan nilai koefisien determinasi. Berikut disajikan pengujian dan hasil analisis atas pengujian model penelitian dengan menggunakan path analysis metode regresi. 1. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk menguji signifikansi simultan digunakan statistik F dengan kriteria sebagai berikut: a. Quick look: Apabila nilai F lebih besar dari 4 ( = 5%), dan b. menggunakan probability value (sig) atas nilai F hitung. Apabila probability value (sig) dalam hasil pengujian lebih kecil dari 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa koefisien regresi variabel independen tidak sama dengan nol atau dapat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
disimpulkan bahwa seluruh variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. Tabel 4.10 Uji Statistik F DPRt = k + p2LN_COMPENt + e1 Sumof Squares df Mean Square
Model 1
Regression
0,111
1
0,111
Residual
2,140
89
0,024
Total
2,251
90
F 4,596
Sig. 0,035a
a. Predictors: (Constant), LN_COMPEN b. Dependent Variable: DPR Sumber: hasil pengolahan data = 5%
Hasil uji statistik F persamaan pertama dapat dilihat bahwa nilai F hitung sebesar 4,596 dengan probabilitas 0,035. Oleh karena nilai F hitung lebih besar dari 4 (
= 5%) dan probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa koefisien regresi LN_COMPEN tidak sama dengan nol atau secara simultan berpengaruh terhadap DPR. Tabel 4.11 Uji Statistik F LN_Qt+1 = k + p1LN_COMPENt + p3DPRt + e2 Sumof Squares df Mean Square F
Model 2
Regression
15,460
2
7,730
Residual
28,549
88
0,324
23,827
Sig. 0,000a
Total
44,009 90 a. Predictors: (Constant), DPR, LN_COMPEN b. Dependent Variable: DPR Sumber: hasil pengolahan data,
= 5%
Hasil uji statistik F persamaan kedua dapat dilihat bahwa nilai F hitung sebesar 23,827 dengan probabilitas 0,000.toOleh commit user karena nilai F hitung lebih besar
perpustakaan.uns.ac.id
dari 4 (
digilib.uns.ac.id
= 5%) dan probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa koefisien regresi LN_COMPEN dan DPR tidak sama dengan nol atau secara simultan berpengaruh terhadap LN_Q.
2. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen lainnya konstan, atau dengan kata lain untuk membuktikan apakah masing-masing variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Untuk mengintepretasikan koefisien parameter variabel independen dapat digunakan unstandardized coefficients. Selain untuk menguji pengaruh tersebut, uji statistik t juga dapat digunakan untuk mengetahui tanda koefisien regresi masing-masing variabel independen sehingga dapat ditentukan arah pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan kesimpulan atas hasil pengujian adalah probability value (sig)-t, apabila probability value (sig)-t lebih kecil dari 5%, maka dapat dinyatakan bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian dapat diterima atau didukung oleh data penelitian, sebaliknya jika probability value (sig)-t lebih besar dari 5%, maka dapat dinyatakan bahwa variabel independen tidak berpengaruh pada variabel dependen dan hipotesis yang diajukan tidak diterima atau tidak didukung commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
oleh data penelitian. Hasil uji signifikansi-t model persamaan pertama dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.12 dan lampiran 8 halaman 3.
Tabel 4.12 Uji Statistik t DPRt = k + p2LN_COMPENt + e1 Unstandardized Coefficients 1
Model
B
(Constant)
-0,781 0,045
LN_COMPEN
Standardized Coefficients
Std. Error
0,483 0,021
Beta
0,222
t
-1,617 2,144
Sig.
0,109 0,035
Dependent Variable: DPR Sumber : Hasil Pengolahan Data
Hasil uji statistik t model persamaan pertama menunjukkan bahwa variabel independen LN_COMPEN berpengaruh terhadap DPR pada
= 5%.
Konstanta sebesar -0,781 menunjukkan bahwa jika variabel independen LN_COMPEN dianggap konstan, maka rata-rata DPR perusahaan sampel adalah sebesar -0,781 atau apabila perusahaan menetapkan kompensasi manajemen eksekutif yang semakin besar (tidak konstan) maka besarnya DPR juga akan semakin meningkat dan positif. Koefisien regresi LN_COMPEN sebesar 0,045, koefisien positif ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi kompensasi manajemen eksekutif maka akan semakin tinggi pula DPR yang ditetapkan oleh perusahaan sampel. Selanjutnya hasil uji signifikansi-t model persamaan kedua dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.13 dan lampiran 8 halaman 4. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.13 Uji Statistik t LN_Qt+1 = k + p1LN_COMPENt + p3DPRt + e2 Unstandardized Coefficients Model 2
(Constant) LN_COMPEN DPR
B
Std. Error
-10,084
1,800
0,438 1,090
0,079 0,389
Standardized Coefficients Beta
t
0,487 0,247
Sig.
-5,603
0,000
5,532 2,800
0,000 0,006
Dependent Variable: LN_Q
Sumber : Hasil Pengolahan Data Hasil uji statistik t model persamaan kedua menunjukkan bahwa variabel independen LN_COMPEN dan DPR secara sendiri-sendiri berpengaruh positif terhadap LN_Q pada
= 5%. Konstanta sebesar -10,084 menunjukkan bahwa
jika variabel independen LN_COMPEN dan DPR dianggap konstan, maka ratarata LN_Q perusahaan sampel adalah sebesar -10,084 atau apabila kompensasi manajemen eksekutif dan DPR semakin besar (tidak konstan) maka besarnya nilai Tobin’s Q juga akan semakin meningkat dan positif. Koefisien regresi LN_COMPEN sebesar 0,438 dan DPR sebesar 1,090. Koefisien positif ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi kompensasi manajemen eksekutif dan DPR maka akan semakin tinggi pula kinerja perusahaan (Tobin’s Q). Berdasarkan hasil pengujian statistik t atas persamaan model kedua ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama di dalam penelitian ini diterima, didukung oleh hasil empiris yang menunjukkan bahwa variabel kompensasi manajemen eksekutif memiliki pengaruh dengan koefisien positif sebesar 0,438 pada
= 5%. Koefisien positif mengindikasikan adanya efek pengaruh yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
positif atas hubungan keduanya. Apabila kompensasi manajemen eksekutif semakin besar maka kinerja perusahaan akan semakin baik. Nilai koefisien unstandardized beta LN_COMPEN pada hasil uji persamaan satu sebesar 0,045 merupakan nilai jalur p2. Nilai unstandardized beta LN_COMPEN pada hasil uji persamaan dua sejumlah 0,438 dan DPR 1,090 merupakan koefisien jalur p1 dan p3. Berikut ini dapat dilihat dalam diagram jalur setelah diketahui koefisien masing-masing variabel di dalam model penelitian.
e1
Kebijakan Dividen (DPR)
0,045
Kompensasi Manajemen Eksekutif (COMPEN)
1,090
0,438
Kinerja Perusahaan (TOBINSQ)
e2
Gambar 2: Diagram jalur (Path Diagram) Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa kompensasi manajemen eksekutif dapat berpengaruh langsung terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan dengan Tobin’s Q sebesar 0,438. Berikut ini adalah perhitungan pengaruh langsung, tidak langsung dan total pengaruh atas model path analysis dalam penelitian ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pengaruh langsung
= p1
= 0,438
Pengaruh tidak langsung = p2 x p3 = 0,045 x 1,090
= 0,04905
Total Pengaruh
= 0,48705
= p1 + (p2 x p3)
Pengaruh mediasi yang ditunjukkan oleh perkalian koefisien (p2 x p3) sebesar 0,04905 harus diuji dengan Sobel test terlebih dahulu untuk menentukan signifikan atau tidak. Pengujian Sobel test adalah sebagai berikut. a.
Menghitung standar error dari koefisien pengaruh tidak langsung (Sp2p3): Sp2p3 = Sp2p3 = Sp2p3= Sp2p3 = 0,029951755
b.
Menghitung nilai t statistik pengaruh mediasi. t=
= 1,637633588
=
c.
Membandingkan t statistik (t hitung) dengan t tabel sesuai dengan tingkat signifikansi-nya, apabila t hitung > t tabel maka koefisien mediasi signifikan. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa t hitung = 1,637633588 < 1,96 = t tabel. Hasil Sobel test menujukkan nilai t hitung yang
lebih
kecil
dibandingkan
dengan
t
tabel
( =5%),
hal
ini
mengindikasikan bahwa koefisien mediasi (pengaruh tidak langsung) sebesar 0,04905 tidak signifikan, yang artinya tidak terdapat pengaruh mediasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dividend payout ratio atas pengaruh kompensasi manajemen eksekutif terhadap kinerja perusahaan (Tobin’s Q). Berdasarkan hasil pengujian path analysis dan pengujian pengaruh mediasi dengan Sobel test menunjukkan bahwa variabel dividend payout ratio tidak mampu menjadi variabel intervening atas pengaruh kompensasi manajemen eksekutif terhadap kinerja perusahaan (Tobin’s Q), sehingga hipotesis kedua dalam penelitian ini ditolak karena tidak dapat dibuktikan secara empiris. Melalui diagram jalur (path diagram) gambar 2 di atas dapat dilihat bahwa koefisien regresi jalur p2 sangat kecil yaitu hanya sebesar 0,045. Kecilnya pengaruh kompensasi manajemen eksekutif terhadap nilai dividend payout ratio inilah yang menyebabkan pengaruh tidak langsung kompensasi manajemen eksekutif terhadap kinerja perusahaan melalui variabel DPR menjadi tidak signifikan, namun di luar ketidakmampuan variabel DPR menjadi variabel intervening hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Cole & Mehran (1991), Hayes & Schaefer (1997), Kato & Long (2005), Matolcsy (2007) dan Chang (1993). Mereka telah jauh sebelumnya menguji pengaruh kompensasi manajemen eksekutif terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan dengan berbagai pengukuran kinerja. Selain itu hasil penelitian ini juga konsisten dengan Bhattacharyya (2007) dan Bhattacharyya et al. (2008) yang telah membuktikan bahwa terdapat pengaruh kompensasi manajemen eksekutif terhadap dividend payout ratio (DPR). Selain itu berdasarkan hasil penelitian yang diwakili oleh perusahaanperusahaan dalam sampel peneltian ini mengindikasikan bahwa pasar modal commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Indonesia sesuai dengan teori relevansi dividen (Bird In The Hand Theory) yang dikemukakan oleh Gordon & Lintner.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh kompensasi manajemen eksekutif terhadap kinerja perusahaan dalam hubungannya secara langsung dan secara tidak langsung yaitu dengan dimediasi oleh kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio) sebagai variabel intervening. Sampel yang digunakan dalam pengujian hipotesisi dalam penelitian ini berjumlah 91 perusahaan non keuangan yang membagikan dividen pada tahun 2006 atau 2007 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006 hingga 2008. Data diuji dengan program SPSS 17.0 dengan analisis jalur (path analysis) metode regresi. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Hipotesis pertama diterima, kompensasi manajemen eksekutif mempengaruhi kinerja perusahaan (Tobin’s Q) atau dapat dikatakan terdapat pengaruh langsung, dan 2. hipotesis kedua ditolak, kebijakan dividen (dividend payout ratio) tidak mampu menjadi variabel intervening atas pengaruh kompensasi manajemen eksekutif terhadap kinerja perusahaan (Tobin’s Q), atau dapat dikatakan tidak terdapat pengaruh tidak langsung yang dimediasi oleh dividend payout ratio.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Keterbatasan Penelitian ini dilakukan dengan berbagai keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian, sebagai berikut. 1. Penelitian ini tidak memperhitungkan ukuran perusahaan (size effect) yang memungkinkan memiliki pengaruh terhadap hasil penelitian. 2. Variabel independen yang dibangun di dalam model penelitian ini terbatas yaitu hanya dua, terdiri dari kompensasi manajemen eksekutif dan dividend payout ratio (DPR). 3. Penelitian ini tidak menganalisis faktor kompensasi manajemen eksekutif secara dalam dikarenakan hanya menggunakan data kompensasi manajemen eksekutif dalam jumlah total. Hal ini dikarenakan keterbatasan informasi yang diungkapkan oleh perusahaan-perusahaan sampel selama periode observasi.
C. Saran Bagi Peneliti Selanjutnya Berdasarkan keterbatasan penelitian di atas, maka dapat diberikan beberapa saran bagi peneliti selanjutnya sebagai berikut. 1. Memperhitungkan ukuran perusahaan (size effect) dan melihat pengaruhnya terhadap hasil penelitian. 2. Menambah variabel independen lain yang memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan, atau menggunakan variabel lain untuk dapat mewakili karakteristik manajemen eksekutif sehingga terbentuk satu model penelitian yang terbukti lebih baik dalam mewakili kinerja perusahaan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Menganalisis variabel lain yang secara teori dapat menjadi variabel intervening atas pengaruh kompensasi manajemen eksekutif terhadap kinerja perusahaan seperti berbagai kebijakan-kebijakan finansial strategis lain yang diambil oleh perusahaan selain kebijakan dividen, 4. Apabila data dan informasi atas komponen-komponen kompensasi manajemen eksekutif telah diungkapkan dengan memadai oleh perusahaan sampel, maka akan lebih baik turut mempertimbangkan dan menggunakan data kompensasi manajemen eksekutif secara detail, seperti memisahkan komponen gaji pokok, gaji variabel (bonus, insentif dan saham bonus) serta tunjangan. Selain itu peneliti juga dapat mempertimbangkan kompensasi yang diterima oleh masing-masing individu di dalam jajaran manajemen eksekutif terhadap kinerja yang mereka kontribusikan terhadap perusahaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Iskandar Z. 2003. Pasar Modal: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Yayasan Pancur Siwah. Anthony, Robert N. & Vijay Govindarajan. 2007. Management Control System. New York: Mc Graw Hill. Arnott, Robert D. & Clifford S. Asness. 2001. “Does Dividend Policy Foretell Earnings Growth?.” Balachandran, Sudhakar. 2009. “Are CEOs Compensated for Value Destroying Growth In Earnings?.” Journal of Columbia Business Accounting. Baron, R.M. & D.A. Kenny. 1986. “The Moderator-Mediator Variable Distinction in Social Psychological Research: Conseptual, Strategic and Statistical Considerations.” Journal of Personality and Social Psychology, 51, 11731182. Bartema, Harry. G. & Luis R. Gomes. 1998. “Managerial Compensation and Firm Performance: A General Research Frame Work.” Academy of Management Journal 41, 135-145. Belkaoui, Ahmed Riahi. 2006. Accounting Theory. Terjemahan. Buku Satu. Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat. Bhattacharryya, Nalinaksha, Amin Mawani & Cameron Morrill. 2008. “Dividend Payout and Executive Compensation: Theory and Evidence.” Accounting and Finance, Vol 48, pp 521-541. Bhattacharryya, Nalinaksha. 2007. “Good Managers Invest More and Pay Less Dividends: A Model of Dividend Policy.” Advance in Financial Economics, Vol 12, pp 91-117. Boorstin, Robert. L. 1963. “A Rational Dividend Policy For Saving and Loan Coampanies.” Financial Analyst Journal. Brigham, Eugene F. & Joel F. Houston, 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Buku Satu, Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Burchman, Seymour & Blair Jones. 2006. “Executive Compensation as a Support For a Growth Strategy.” World at Work Journal, 3rd Quarter. Chang, C. 1993. “Payout Policy, Capital Structure and Compensation Contracts When Managers Value Control.” Review of Financial Studies 6, 911-933. Chung, Kee H. & Stephen W. Pruitt. 1994. “A Simple Approximation of Tobin‟s Q”. Financial Management Vol.23 No.3. ______________. 1995. “Executive Ownership, Corporate Value and Executive Compensation: A Unifying Framework”. Journal Of Banking and Finance. Cole, Rebel A. & Hamid Mehran., 1997. “Executive Compensation and Corporate Performance: Evidence from Thrift Institution.” http://ssrn.com/ sol3/papers.cfm?abstract_id=1307382 Darmawati, Deni. 2005. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Faktor Regulasi terhadap Kualitas Implementasi Corporate Governance.” Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang 23-26 Agustus 2006. DeAngelo, H., L. DeAngelo., & R. M. Stulz. 2004. “Dividend Policy, Agency Costs and Earned Equity.” http://ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=558747 Depdiknas. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Djarwanto, P.S. 1997. “Variabel, Sampel dan Data Penelitian.” Perspektif. Oktober-November No.8 Hal.141-147. Eisenhardt, Kathlen. M. 1989. “Agency Theory an Assesment and Review.” Academy of Management Review Vol.14 No.1. Gaver, Jennifer J. & Kenneth M. Gaver. 1993. “Additional Evidence On The Association Between The IOS & Corporate Financing, Dividend & Compensation Policy.” Journal of Accounting & Economics, pp 125-160. ______________. 1998. “The Relation Nonrecurring Accounting Transactions and CEO Cash Compensation.” The Accounting Review Vol 73 No 2, pp 235-253. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
______________. 2009. Ekonometrika, Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hayes, Rachel M. & Scott Schaefer. 1997. “Implicit and Explanatory Power Of Top Executive Compensation for Future Performance”. Herwidayatmo, 2000. “Implementasi Good Corporate Governance untuk Perusahaan Publik di Indonesia.” Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan per 1 Juli 2009. Jakarta: Salemba Empat. Jensen, M.C & W.H. Meckling. 1976. “Theory of The Firm: Managerial Behaviour, Agency Cost and Ownership Structure.” Journal of Financial Economics 3, 305-360. Kato, Takao. & Cheryl Long. 2005. “Executive Compensation, Firm Performance, and Corporate Governance in China: Evidence from Firms Listed in the Shanghai and Shenzhen Stock Exchanges.” http://www.iza.org?publications/dps/ Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt & Terry D. Warfield. 2002. Akuntansi Intermediate. Jakarta: Erlangga. Mathis, Robert L. & John H. Jackson. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat. Matolcsy, Zoltan P. 2007. “Executive Cash Compensation and Corporate Performance During Different Economic Cycles”. Meythi, 2005. “Rasio Keuangan Yang Paling Baik Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba: Suatu Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta.” Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Volume XI, No.2. Miller, Russell. 2008. “Addresing The Top Concern Of Compensation Committees.” Executive Compensation Advisors Publishing. Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Yogyakarta: STIE YKPN. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Nugroho, Julianto Agung & Jogiyanto Hartono. 2002. “Confirmatory Factor Analysis Gabungan Proksi Investment Opportunity Set dan Hubungannya Terhadap Realisasi Pertumbuhan.” Simposium Nasional Akuntansi 5, hal 192-212. Pennman, Stephen H. 2001. Financial Statement Analysis and Security Valuation. New York: Mc Graw Hill. Rozeff, Michael. S. 1987. “Growth, Beta and Agency Costs As Determinants of Dividend Payout Ratio.” The Journal Of Financial Research. Vol V. Schleifer, Andrei & Robert W. Vishny. 1997. “A Survey of Corporate Governance.” Journal of Finance Volume 52, No. 2. Sriwardany. 2006. “Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijaksanaan Struktur Modal dan Dampaknya Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Tbk.” Thesis USU Reporsitory. Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfa Beta. Swastha, Basu D. H. & Ibnu Sukotjo. 1998. Pengantar Bisnis Modern. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. Tirole, J. 2005. The Theory of Corporate Finance. New Jersey: Princeton University Press. Tunggal, Amin Widjaja. 1995. Kamus Bisnis dan Manajemen. Jakarta: Rineka Cipta. Watson, Denzil & Antony Head. 2004. Corporate Finance. England: Prentice Hall. Watts, Ross L. & Jerold L. Zimmerman. 1990. “Positive Accounting Theory: a Ten Years Perspective.” The Accounting Review Vol.65. No.1. Weston, J. Fred, Mark L. Mitchell & J. Harold Mulherin. 2004. Takeovers, Restructuring and Corporate Governance. New Jersey: Prentice Hall. Wild John J, K.R Subramanyam & Halsey, Robert F. 2005. Financial Statement Analysis. Jakarta: Salemba Empat. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Wolk, H. I., M. G. Tearney & J. L. Dodd. 2000. “Accounting Theory: A Conceptual and Institutional Approach.” South-Western College Publishing. Zhang, X. 2001. “Accounting Conservatism and the Analysis of Line Items in Earnings Forecasting and Valuation.” Working Paper, University of California, Berkeley. http://www.corfina.com/ http://www.iaiglobal.or.id/ http://www.idx.co.id/ http://press.princeton.edu/ebooks.html/ http://www.ssrn.com/
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LAMPIRAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 1 Daftar Sampel Total Kompensasi Manajemen Eksekutif Tahun 2006 Perusahaan Sampel
No.
Kompensasi (Rp)
1
PT. AKR CORPORINDO Tbk.
20,848,762,000
2
PT. ANEKA TAMBANG Tbk.
26,133,920,000
3
PT. ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk.
2,002,000,000
4
PT. ASTRA OTOPARTS Tbk.
10,006,000,000
5
PT. BAKRIE SUMATRA Tbk.
8,679,130,000
6
PT. BENTOEL INTERNATIONAL Tbk
17,089,609,250
7
PT. BERLIAN LAJU TANKER Tbk .
21,749,535,005
8
PT. BRISTOL MYERS Tbk.
3,657,730,000
9
PT. BUMI Tbk.
20,444,000,000
10 PT. CITRA MARGA NUSAPHALA PERSADA Tbk.
6,874,500,000
11 PT. COLORPAK INDONESIA Tbk.
3,908,725,000
12 PT. DELTA DJAKARTA Tbk.
3,643,533,000
13 PT. ENSEVAL PUTRA MEGATRADING Tbk.
7,914,620,913
14 PT. EXELCOMINDO PRATAMA Tbk.
19,727,000,000
15 PT. FAST FOOD INDONESIA Tbk.
25,251,424,000
16 PT. FORTUNE INDONESIA Tbk.
3,702,500,000
17 PT. GOWA MAKASSAR Tbk.
2,671,344,829
18 PT. GUDANG GARAM Tbk.
41,530,000,000
19 PT. HEXINDO ADIPERKASA Tbk.
9,377,000,000
20 PT. HUMPUSS Tbk.
5,159,066,000
21 PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.
32,000,000,000
22 PT. INDOFOOD Tbk.
30,550,000,000
23 PT. JAYA REAL PROPERTY Tbk.
5,993,784,000
24 PT. KIMIA FARMA Tbk.
4,396,099,889 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 PT. LAUTAN LUAS Tbk.
22,810,000,000
26 PT. MANDOM Tbk.
10,353,000,000
27 PT. MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk.
19,519,000,000
28 PT. MAYORA INDAH Tbk.
6,552,660,179
29 PT. METRODATA ELECTRONICS Tbk.
11,729,000,000
30 PT. MITRA ADIPERKASA Tbk.
6,811,185,000
31 PT. MULTIPOLAR Tbk.
26,377,000,000
32 PT. MULTISTRADA ARAH SARANA Tbk.
3,721,450,000
33 PT. MUSTIKA RATU Tbk.
4,931,851,375
34 PT. PAN BROTHERS Tbk.
6,467,339,809
35 PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk.
19,493,766,666
36 PT. PLAZA INDONESIA REALTY Tbk.
18,198,632,000
37 PT. RAMAYANA LESTARI Tbk.
5,001,000,000
38 PT. REDIANT UTAMA INTERINSCO Tbk.
3,972,800,000
39 PT. SAMUDRA INDO Tbk.
9,059,000,000
40 PT. SELAMAT SEMPURNA Tbk.
6,094,000,000
41 PT. SEPATU BATA Tbk.
8,221,000,000
42 PT. SORINI Tbk.
10,788,099,000
43 PT. SUMI INDO KABEL Tbk.
5,311,541,915
44 PT. SUMMARECON AGUNG Tbk.
23,006,000,000
45 PT. SURYA TOTO Tbk.
17,356,914,870
46 PT. TAMBANG BTBR BUKIT ASAM Tbk.
11,224,000,000
47 PT. TIGARAKSA SATRIA Tbk.
4,790,986,792
48 PT. TIMAH Tbk.
6,418,000,000
49 PT. TUNAS RIDEAN Tbk.
11,419,000,000
50 PT. UNITED TRACTORS Tbk.
16,002,000,000
51 PT. TIMAH Tbk.
3,853,000,000
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 1 Daftar Sampel (lanjutan) Dividend Payout Ratio (DPR) Tahun 2006 Perusahaan Sampel
No.
DPR
1
PT. AKR CORPORINDO Tbk.
0.21
2
PT. ANEKA TAMBANG Tbk.
0.12
3
PT. ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk.
0.08
4
PT. ASTRA OTOPARTS Tbk.
0.15
5
PT. BAKRIE SUMATRA Tbk.
0.13
6
PT. BENTOEL INTERNATIONAL Tbk
0.37
7
PT. BERLIAN LAJU TANKER Tbk .
0.18
8
PT. BRISTOL MYERS Tbk.
0.51
9
PT. BUMI Tbk.
0.20
10 PT. CITRA MARGA NUSAPHALA PERSADA Tbk.
0.30
11 PT. COLORPAK INDONESIA Tbk.
0.16
12 PT. DELTA DJAKARTA Tbk.
0.44
13 PT. ENSEVAL PUTRA MEGATRADING Tbk.
0.25
14 PT. EXELCOMINDO PRATAMA Tbk.
0.11
15 PT. FAST FOOD INDONESIA Tbk.
0.13
16 PT. FORTUNE INDONESIA Tbk.
0.19
17 PT. GOWA MAKASSAR Tbk.
0.11
18 PT. GUDANG GARAM Tbk.
0.33
19 PT. HEXINDO ADIPERKASA Tbk.
0.29
20 PT. HUMPUSS Tbk.
0.17
21 PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.
0.57
22 PT. INDOFOOD Tbk.
0.54
23 PT. JAYA REAL PROPERTY Tbk.
0.22
24 PT. KIMIA FARMA Tbk.
0.25
25 PT. LAUTAN LUAS Tbk.
commit to user
0.09
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 PT. MANDOM Tbk.
0.42
27 PT. MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk.
0.24
28 PT. MAYORA INDAH Tbk.
0.19
29 PT. METRODATA ELECTRONICS Tbk.
0.21
30 PT. MITRA ADIPERKASA Tbk.
0.17
31 PT. MULTIPOLAR Tbk.
0.48
32 PT. MULTISTRADA ARAH SARANA Tbk.
0.167
33 PT. MUSTIKA RATU Tbk.
0.12
34 PT. PAN BROTHERS Tbk.
0.018
35 PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk.
0.36
36 PT. PLAZA INDONESIA REALTY Tbk.
0.044
37 PT. RAMAYANA LESTARI Tbk.
0.42
38 PT. REDIANT UTAMA INTERINSCO Tbk.
0.17
39 PT. SAMUDRA INDO Tbk.
0.18
40 PT. SELAMAT SEMPURNA Tbk.
0.62
41 PT. SEPATU BATA Tbk.
0.49
42 PT. SORINI Tbk.
0.11
43 PT. SUMI INDO KABEL Tbk.
0.14
44 PT. SUMMARECON AGUNG Tbk.
0.21
45 PT. SURYA TOTO Tbk.
0.35
46 PT. TAMBANG BTBR BUKIT ASAM Tbk.
0.33
47 PT. TIGARAKSA SATRIA Tbk.
0.34
48 PT. TIMAH Tbk.
0.06
49 PT. TUNAS RIDEAN Tbk.
0.04
50 PT. UNITED TRACTORS Tbk.
0.28
51 PT. TIMAH Tbk.
0.24
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 1 Daftar Sampel (lanjutan) Tobin’s Q Tahun 2007 Perusahaan Sampel
No.
Tobin’s Q
1
PT. AKR CORPORINDO Tbk.
1.06
2
PT. ANEKA TAMBANG Tbk.
1.22
3
PT. ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk.
0.26
4
PT. ASTRA OTOPARTS Tbk.
0.78
5
PT. BAKRIE SUMATRA Tbk.
0.68
6
PT. BENTOEL INTERNATIONAL Tbk
1.40
7
PT. BERLIAN LAJU TANKER Tbk .
0.87
8
PT. BRISTOL MYERS Tbk.
1.91
9
PT. BUMI Tbk.
0.93
10 PT. CITRA MARGA NUSAPHALA PERSADA Tbk.
0.78
11 PT. COLORPAK INDONESIA Tbk.
2.60
12 PT. DELTA DJAKARTA Tbk.
0.71
13 PT. ENSEVAL PUTRA MEGATRADING Tbk.
1.18
14 PT. EXELCOMINDO PRATAMA Tbk.
1.08
15 PT. FAST FOOD INDONESIA Tbk.
2.15
16 PT. FORTUNE INDONESIA Tbk.
0.64
17 PT. GOWA MAKASSAR Tbk.
0.39
18 PT. GUDANG GARAM Tbk.
5.95
19 PT. HEXINDO ADIPERKASA Tbk.
2.70
20 PT. HUMPUSS Tbk.
1.13
21 PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.
4.75
22 PT. INDOFOOD Tbk.
4.87
23 PT. JAYA REAL PROPERTY Tbk.
1.04
24 PT. KIMIA FARMA Tbk.
0.64
25 PT. LAUTAN LUAS Tbk.
0.85
26 PT. MATAHARI PUTRA PRIMA commitTbk. to user
0.98
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 PT. MAYORA INDAH Tbk.
0.86
28 PT. METRODATA ELECTRONICS Tbk.
0.79
29 PT. MITRA ADIPERKASA Tbk.
0.86
30 PT. MULTIPOLAR Tbk.
3.75
31 PT. MULTISTRADA ARAH SARANA Tbk.
0.82
32 PT. MUSTIKA RATU Tbk.
0.33
33 PT. PAN BROTHERS Tbk.
0.95
34 PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk.
0.76
35 PT. PLAZA INDONESIA REALTY Tbk.
2.79
36 PT. RAMAYANA LESTARI Tbk.
1.20
37 PT. REDIANT UTAMA INTERINSCO Tbk.
1.40
38 PT. SAMUDRA INDO Tbk.
0.59
39 PT. SELAMAT SEMPURNA Tbk.
1.37
40 PT. SEPATU BATA Tbk.
0.98
41 PT. SORINI Tbk.
1.20
42 PT. SUMI INDO KABEL Tbk.
0.44
43 PT. SUMMARECON AGUNG Tbk.
0.86
44 PT. SURYA TOTO Tbk.
1.03
45 PT. TAMBANG BTBR BUKIT ASAM Tbk.
2.94
46 PT. TIGARAKSA SATRIA Tbk.
0.90
47 PT. TIMAH Tbk.
1.28
48 PT. TUNAS RIDEAN Tbk.
1.01
49 PT. UNITED TRACTORS Tbk.
1.15
50 PT. TIMAH Tbk.
3.20
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 1 Daftar Sampel (lanjutan) Total Kompensasi Manajemen Eksekutif Tahun 2007 Perusahaan Sampel
Kompensasi (Rp)
1
PT. AKR CORPORINDO Tbk.
13,336,010,000
2
PT. ALUMINDO LIGHT METAL INDUSTRY Tbk.
15,115,239,877
3
PT. ANEKA TAMBANG Tbk.
12,221,336,000
4
PT. ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk.
4,400,000,000
5
PT. ASTRA OTOPARTS Tbk.
10,695,000,000
6
PT. BENTOEL INTERNATIONAL Tbk.
10,428,990,249
7
PT. BERLIAN LAJU TANKER Tbk .
9,481,663,582
8
PT. BUMI RESOURCES Tbk.
24,650,000,000
9
PT. CITRA TUBINDO Tbk.
3,000,000,000
10
PT. COLORPAK INDONESIA Tbk.
3,608,750,000
11
PT. ENSEVAL PUTRA MEGATRADING Tbk.
8,118,626,752
12
PT. FAST FOOD INDONESIA Tbk.
22,482,169,000
13
PT. GAJAH TUNGGAL Tbk.
36,530,000,000
14
PT. HUMPUSS INTERMODA TRANSPORTASI Tbk.
2,961,142,000
15
PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.
28,000,000,000
16
PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk.
25,206,000,000
17
PT. INDORAMA SYNTHETICS Tbk.
2,068,746,000
18
PT. KIMIA FARMA Tbk.
3,062,260,379
19
PT. LAUTAN LUAS Tbk.
19,140,000,000
20
PT. MANDOM INDONESIA Tbk.
8,312,000,000
21
PT. MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk.
18,218,000,000
22
PT. MAYORA INDAH Tbk.
6,332,940,623
23
PT. METRODATA ELECTRONICS Tbk.
11,641,000,000
24
PT. MITRA ADIPERKASA Tbk.
7,568,731,000
25
PT. MULTISTRADA ARAH SARANA Tbk. commit to user
2,780,000,000
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
PT. PAN BROTHERS Tbk.
5,169,513,174
27
PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk.
18,591,510,000
28
PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA Tbk.
13,996,123,432
29
PT. PLAZA INDONESIA REALTY Tbk.
16,628,042,000
30
PT. POOL ADVISTA INDONESIA Tbk.
1,988,642,226
31
PT. RAMAYANA LESTARI SENTOSA Tbk.
5,006,000,000
32
PT. SEPATU BATA Tbk.
7,911,000,000
33
PT. SORINI AGRO ASIA CORPORINDO Tbk.
4,987,079,000
34
PT. SUMI INDO KABEL Tbk.
3,640,068,493
35
PT. SUMMARECON AGUNG Tbk.
18,002,000,000
36
PT. SURYA TOTO INDONESIA Tbk.
14,897,857,460
37
PT. TOTAL BANGUN PERSADA Tbk.
13,924,614,410
38
PT. TRIAS SENTOSA Tbk.
3,621,842,711
39
PT. UNITED TRACTORS Tbk.
16,005,000,000
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 1 Daftar Sampel (lanjutan) Dividend Payout Ratio (DPR) Tahun 2007 No.
Perusahaan Sampel
DPR
1
PT. AKR CORPORINDO Tbk.
0.29
2
PT. ALUMINDO LIGHT METAL INDUSTRY Tbk.
0.13
3
PT. ANEKA TAMBANG Tbk.
0.18
4
PT. ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk.
0.12
5
PT. ASTRA OTOPARTS Tbk.
0.31
6
PT. BENTOEL INTERNATIONAL Tbk.
0.20
7
PT. BERLIAN LAJU TANKER Tbk .
0.07
8
PT. BUMI RESOURCES Tbk.
0.10
9
PT. CITRA TUBINDO Tbk.
0.15
10
PT. COLORPAK INDONESIA Tbk.
0.15
11
PT. ENSEVAL PUTRA MEGATRADING Tbk.
0.05
12
PT. FAST FOOD INDONESIA Tbk.
0.13
13
PT. GAJAH TUNGGAL Tbk.
0.60
14
PT. HUMPUSS INTERMODA TRANSPORTASI Tbk.
0.04
15
PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.
0.51
16
PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk.
0.06
17
PT. INDORAMA SYNTHETICS Tbk.
0.52
18
PT. KIMIA FARMA Tbk.
0.36
19
PT. LAUTAN LUAS Tbk.
0.45
20
PT. MANDOM INDONESIA Tbk.
0.39
21
PT. MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk.
0.42
22
PT. MAYORA INDAH Tbk.
0.20
23
PT. METRODATA ELECTRONICS Tbk.
0.24
24
PT. MITRA ADIPERKASA Tbk.
0.21
25
PT. MULTIPOLAR Tbk. commit to user
0.67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
PT. MULTISTRADA ARAH SARANA Tbk.
0.17
27
PT. PAN BROTHERS Tbk.
0.16
28
PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk.
0.39
29
PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA Tbk.
0.25
30
PT. PLAZA INDONESIA REALTY Tbk.
0.03
31
PT. POOL ADVISTA INDONESIA Tbk.
0.02
32
PT. RAMAYANA LESTARI SENTOSA Tbk.
0.49
33
PT. SEPATU BATA Tbk.
0.32
34
PT. SORINI AGRO ASIA CORPORINDO Tbk.
0.39
35
PT. SUMI INDO KABEL Tbk.
0.21
36
PT. SUMMARECON AGUNG Tbk.
0.18
37
PT. SURYA TOTO INDONESIA Tbk.
0.23
38
PT. TOTAL BANGUN PERSADA Tbk.
0.46
39
PT. TRIAS SENTOSA Tbk.
0.33
40
PT. UNITED TRACTORS Tbk.
0.48
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 1 Daftar Sampel (lanjutan) Tobin’s Q Tahun 2008 No.
Perusahaan Sampel
Tobin’s Q
1
PT. AKR CORPORINDO Tbk.
1.80
2
PT. ALUMINDO LIGHT METAL INDUSTRY Tbk.
0.89
3
PT. ANEKA TAMBANG Tbk.
3.55
4
PT. ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk.
1.09
5
PT. ASTRA OTOPARTS Tbk.
1.06
6
PT. BENTOEL INTERNATIONAL Tbk.
1.58
7
PT. BERLIAN LAJU TANKER Tbk .
1.37
8
PT. BUMI RESOURCES Tbk.
4.88
9
PT. CITRA TUBINDO Tbk.
0.36
10
PT. COLORPAK INDONESIA Tbk.
3.34
11
PT. ENSEVAL PUTRA MEGATRADING Tbk.
1.30
12
PT. FAST FOOD INDONESIA Tbk.
2.14
13
PT. GAJAH TUNGGAL Tbk.
6.07
14
PT. HUMPUSS INTERMODA TRANSPORTASI Tbk.
1.66
15
PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.
3.73
16
PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk.
1.46
17
PT. INDORAMA SYNTHETICS Tbk.
0.27
18
PT. KIMIA FARMA Tbk.
1.57
19
PT. LAUTAN LUAS Tbk.
0.84
20
PT. MANDOM INDONESIA Tbk.
2.17
21
PT. MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk.
0.99
22
PT. MAYORA INDAH Tbk.
1.12
23
PT. METRODATA ELECTRONICS Tbk.
1.03
24
PT. MITRA ADIPERKASA Tbk.
0.98
25
PT. MULTIPOLAR Tbk.
5.72
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
PT. MULTISTRADA ARAH SARANA Tbk.
1.02
27
PT. PAN BROTHERS Tbk.
1.02
28
PT. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk.
1.74
29
PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA Tbk.
4.10
30
PT. PLAZA INDONESIA REALTY Tbk.
2.58
31
PT. POOL ADVISTA INDONESIA Tbk.
0.27
32
PT. RAMAYANA LESTARI SENTOSA Tbk.
2.32
33
PT. SEPATU BATA Tbk.
0.90
34
PT. SORINI AGRO ASIA CORPORINDO Tbk.
1.77
35
PT. SUMI INDO KABEL Tbk.
0.85
36
PT. SUMMARECON AGUNG Tbk.
1.74
37
PT. SURYA TOTO INDONESIA Tbk.
1.09
38
PT. TOTAL BANGUN PERSADA Tbk.
1.90
39
PT. TRIAS SENTOSA Tbk.
0.77
40
PT. UNITED TRACTORS Tbk.
2.95
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 2 Statistik Deskriptif
Data Sebelum Outlier Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
LN_COMPEN
123
19.98
25.61
22.8129
1.12917
DPR
123
.01818182
.97872340
.3168908324
.22402734625
LN_Q
123
-3.07
2.41
.2089
.79987
Valid N (listwise)
123
Data Setelah Outlier Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
LN_COMPEN
91
21.41
24.45
22.9594
.77753
DPR
91
.01818182
.66840225
.2536240243
.15813885158
LN_Q
91
-1.33
1.80
.2509
.69928
Valid N (listwise)
91
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 3 Outlier Sampel Observasi (Z >2) No.
Perusahaan ZLN_COMPEN
ZDPR
ZLN_Q
1 PT. ASTRA GRAPHIA Tbk.
-0.25
2.07
0.45
2 PT. CENTRIN ONLINE Tbk.
-2.22
0.30
0.84
3 PT. GOODYEAR INDONESIA Tbk.
-0.38
2.15
0.16
4 PT. GUDANG GARAM Tbk .
1.45
2.77
-0.15
5 PT. HEXINDO ADIPERKASA Tbk.
0.01
2.88
-0.06
6 PT. LIONMESH PRIMA Tbk.
-2.35
-0.78
-0.45
7 PT. MEDCO ENERGI Tbk.
1.67
2.32
-0.85
8 PT. TAMBANG BATUBARA Tbk.
-0.13
0.70
2.23
9 PT. TIGARAKSA SATRIA Tbk.
-0.51
2.11
-0.27
10 PT. UNILEVER INDONESIA Tbk.
1.06
2.47
2.75
11 PT. ADHIKARYA Tbk.
-0.23
-0.35
-2.22
12 PT. INTI KAPUAS Tbk.
-2.06
-0.91
-4.11
13 PT. LIONMESH PRIMA Tbk.
-2.22
-1.18
-0.33
14 PT. MALINDO FEEDMILL Tbk.
-0.57
2.29
0.03
15 PT. RIG TENDERS Tbk.
-2.51
0.54
-0.76
16 PT. TELKOM Tbk.
2.47
1.31
0.63
17 PT. TRIAS SENTOSA Tbk.
-0.70
2.23
-0.65
18 PT. UNILEVER INDONESIA Tbk.
1.05
2.26
2.58
19 PT. KAGEO IGAR JAYA Tbk.
-2.27
0.28
-0.86
20 PT. LION METAL WORKS Tbk.
-2.22
-0.11
-0.78
21 PT. CENTRIN ONLINE Tbk.
-2.21
-0.12
0.82
22 PT. HM SAMPOERNA Tbk.
2.19
0.52
0.10
23 PT. CITRA TUBINDO Tbk.
-0.75
2.49
0.46
24 PT. KAGEO IGAR JAYA Tbk.
-2.18
-0.39
-1.50
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 3 Outlier Sampel Observasi (lanjutan) 25 PT. LION METAL WORKS Tbk.
-2.13
-0.38
0.56
26 PT. POOL ADVISTA Tbk.
-2.09
0.95
-1.98
27 PT. PUDJIAJI AND SONS Tbk.
-2.01
0.61
-0.34
28 PT. HM SAMPOERNA Tbk.
0.38
1.17
2.49
29 PT. ASTRA GRAPHIA Tbk.
0.48
0.01
2.88
30 PT. CHAROEN POKPHAND Tbk.
-0.03
2.02
0.28
31 PT. GAJAH TUNGGAL Tbk.
-0.18
2.03
-0.63
32 PT. SURYA CITRA MEDIA Tbk.
-0.28
2.05
0.24
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 4 Hasil Pengujian Normalitas DPRt = k + p2LN_COMPENt + e1 (Sebelum Outlier - Data tidak normal) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
123 a,,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000 .22002043
Absolute
.131
Positive
.131
Negative
-.076
Kolmogorov-Smirnov Z
1.451
Asymp. Sig. (2-tailed)
.030
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
DPRt = k + p2LN_COMPENt + e1 (Setelah Outlier – Data normal) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
91 a,,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
.15420733
Absolute
.117
Positive
.117
Negative
-.054
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
.0000000
1.117
commit to user
.165
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 4 Hasil Pengujian Normalitas (lanjutan) LN_Qt+1 = k + p1LN_COMPENt + p3DPRt + e2 (Data Normal) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
91 a,,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000 .56321888
Absolute
.088
Positive
.088
Negative
-.047
Kolmogorov-Smirnov Z
.837
Asymp. Sig. (2-tailed)
.486
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 5 Hasil Pengujian Multikolonieritas LN_Qt+1 = k + p1LN_COMPENt + p3DPRt + e2 ( = 5%) Model Summary Std. Error of the Model
R
R Square .593
a
Adjusted R Square
.351
Estimate
.337
.56958
a. Predictors: (Constant), DPR, LN_COMPEN
b
ANOVA Model
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Regression
15.460
2
7.730
Residual
28.549
88
.324
Total
44.009
90
Sig.
23.827
.000
a
a. Predictors: (Constant), DPR, LN_COMPEN b. Dependent Variable: LN_Q
Coefficients
a
Unstandardized Standardized Coefficients
Collinearity
Coefficients
Correlations
Std. Model (Constant)
B
Error
-10.084
1.800
Statistics
ZeroBeta
t
Sig.
order Partial Part Tolerance VIF
- .000 5.603
LN_COMPEN DPR
.438
.079
.487 5.532 .000
.542
.508 .475
.951 1.052
1.090
.389
.247 2.800 .006
.354
.286 .240
.951 1.052
a. Dependent Variable: LN_Q
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 5 Hasil Pengujian Multikolonieritas (lanjutan) LN_Qt+1 = k + p1LN_COMPENt + p3DPRt + e2 ( = 5%) Coefficient Correlations
a
Model
DPR Correlations
Covariances
LN_COMPEN
DPR
1.000
-.222
LN_COMPEN
-.222
1.000
.152
-.007
-.007
.006
DPR LN_COMPEN
a. Dependent Variable: LN_Q
Collinearity Diagnostics
a
Variance Proportions Model
Dimension
Eigenvalue
Condition Index
(Constant)
LN_COMPEN
DPR
1
2.804
1.000
.00
.00
.03
2
.196
3.784
.00
.00
.93
3
.001
71.728
1.00
1.00
.04
a. Dependent Variable: LN_Q
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 6 Hasil Pengujian Autokorelasi (Uji Durbin-Watson) DPRt = k + p2LN_COMPENt + e1 ( = 5%) b
Model Summary
Std. Error of the Model
R
1
R Square .222
a
Adjusted R Square
.049
.038
Estimate .15507124199
Durbin-Watson 2.009
a. Predictors: (Constant), LN_COMPEN b. Dependent Variable: DPR
LN_Qt+1 = k + p1LN_COMPENt + p3DPRt + e2 ( = 5%) b
Model Summary
Std. Error of the Model 2
R
R Square .593
a
Adjusted R Square
.351
.337
a. Predictors: (Constant), DPR, LN_COMPEN b. Dependent Variable: LN_Q
commit to user
Estimate .56958
Durbin-Watson 1.923
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 7 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas (Metode Grafik dan Uji Glejser) DPRt = k + p2LN_COMPENt + e1
Uji Glejser DPRt = k + p2LN_COMPENt + e1 Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) LN_COMPEN
Std. Error -.307
.270
.019
.012
a. Dependent Variable: ABS_RES1
commit to user
Coefficients Beta
t
.168
Sig.
-1.138
.258
1.608
.111
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 7 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas (lanjutan) LN_Qt+1 = k + p1LN_COMPENt + p3DPRt + e2
Uji Glejser LN_Qt+1 = k + p1LN_COMPENt + p3DPRt + e2 Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 2
B (Constant)
Std. Error .994
1.015
LN_COMPEN
-.023
.045
DPR
-.027
.220
a. Dependent Variable: ABS_RES2
commit to user
Coefficients Beta
t
Sig. .979
.330
-.056
-.512
.610
-.013
-.122
.903
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 8 Hasil Pengujian Path Analysis Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) DPRt = k + p2LN_COMPENt + e1 b
Model Summary
Std. Error of the Model
R
1
R Square .222
a
Adjusted R Square
.049
Estimate
.038
.15507124199
a. Predictors: (Constant), LN_COMPEN b. Dependent Variable: DPR
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
.111
1
.111
Residual
2.140
89
.024
Total
2.251
90
F
Sig.
4.596
.035
a
a. Predictors: (Constant), LN_COMPEN b. Dependent Variable: DPR
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) LN_COMPEN
Std. Error -.781
.483
.045
.021
a. Dependent Variable: DPR
commit to user
Coefficients Beta
t
.222
Sig.
-1.617
.109
2.144
.035
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 8 Hasil Pengujian Path Analysis Uji Statistik F (lanjutan) LN_Qt+1 = k + p1LN_COMPENt + p3DPRt + e2 b
Model Summary
Std. Error of the Model
R
2
R Square .593
a
Adjusted R Square
.351
Estimate
.337
.56958
a. Predictors: (Constant), DPR, LN_COMPEN b. Dependent Variable: LN_Q
b
ANOVA Model 2
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
15.460
2
7.730
Residual
28.549
88
.324
Total
44.009
90
F
Sig.
23.827
.000
a
a. Predictors: (Constant), DPR, LN_COMPEN b. Dependent Variable: LN_Q
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 2
B (Constant) LN_COMPEN DPR
Std. Error
-10.084
1.800
.438
.079
1.090
.389
a. Dependent Variable: LN_Q
commit to user
Coefficients Beta
t
Sig.
-5.603
.000
.487
5.532
.000
.247
2.800
.006
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 8 Hasil Pengujian Path Analysis (lanjutan) Uji Statistik t DPRt = k + p2LN_COMPENt + e1 b
Model Summary
Std. Error of the Model
R
1
R Square .222
a
Adjusted R Square
.049
Estimate
.038
.15507124199
a. Predictors: (Constant), LN_COMPEN b. Dependent Variable: DPR
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) LN_COMPEN
Std. Error -.781
.483
.045
.021
a. Dependent Variable: DPR
commit to user
Coefficients Beta
t
.222
Sig.
-1.617
.109
2.144
.035
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 8 Hasil Pengujian Path Analysis Uji Statistik t (lanjutan) LN_Qt+1 = k + p1LN_COMPENt + p3DPRt + e2 b
Model Summary
Std. Error of the Model
R
2
R Square .593
a
Adjusted R Square
.351
Estimate
.337
.56958
a. Predictors: (Constant), DPR, LN_COMPEN b. Dependent Variable: LN_Q
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 2
B (Constant) LN_COMPEN DPR
Std. Error
-10.084
1.800
.438
.079
1.090
.389
a. Dependent Variable: LN_Q
commit to user
Coefficients Beta
t
Sig.
-5.603
.000
.487
5.532
.000
.247
2.800
.006