PENGARUH TES AWAL DAN MINAT BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PRAKTIK SKILLS LABORATORIUM MATA KULIAH ASUHAN PERSALINAN KALA III
TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister kedokteran Kelu Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh : Ika Sumiyarsi Sukamto S 540908015
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009
46 BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Kualitas pendidikan yang rendah merupakan masalah yang biasa dihadapi oleh negara berkembang seperti Indonesia, akibatnya Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia kalah bersaing di wilayah Asia dan dunia. Permasalahan tersebut hendaknya menjadi prioritas dalam melaksanakan Pembangunan Nasional, sehingga bangsa Indonesia mampu duduk berdampingan dengan bangsa-bangsa lain di Dunia (Faradilla: 2001). Perguruan Tinggi yang mampu menghasilkan lulusan mahasiswa dengan prestasi belajar yang baik, dapat juga ikut andil dalam memecahkan masalah pendidikan di Indonesia karena telah menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki daya saing yang tinggi. Universitas Sebelas Maret Surakarta adalah salah satu perguruan tinggi milik pemerintah yang memiliki berbagai macam fakultas dan program studi salah satu program studinya adalah Program Diploma IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (Prodi D IV Kebidanan FK UNS) berdiri sejak tahun 2005 atas dasar Ijin Dirjen Dikti nomor 597/D/T/2005 serta rekomendasi PPSDM Depkes nomor HK.03.2.4.1.4300. Tujuan pendirian program ini adalah mencetak Sarjana Sain Terapan di bidang kebidanan dalam rangka memenuhi kebutuhan baik pemerintah, swasta maupun masyarakat.
46 Penyelenggaraan pendidikan pada Program Studi Diploma IV Kebidanan ini mempergunakan kurikulum yang mengacu pada kurikulum Diploma III Kebidanan secara nasional tahun 2002 selama enam semester dari semester satu sampai dengan semester enam serta di tambah kurikulum Diploma IV Kebidanan FK UNS pada semester tujuh dan delapan. Beban studi Program Studi DIV Kebidanan sebesar 153 SKS dengan perincian 77 SKS kuliah dan 76 SKS Praktik. Praktik yang dilaksanakan adalah: praktik biomedik, praktik klinik di Rumah Sakit atau Rumah Bersalin, dan praktik skills laboratorium. Pada praktik skills laboratorium mata kuliah yang dipraktikkan meliputi Asuhan Kebidanan ibu hamil, bersalin, nifas, perawatan bayi baru lahir, dan asuhan kebidanan pathologi. Dari hasil ujian kompetensi akhir semester enam dengan tehnik Objektive Structured Clinical Asessment (OSCA) pada bulan Juli tahun 2009 yang dilaksanakan secara serentak bersama seluruh Program Studi D III Kebidanan di Jawa Tengah,
rata-rata mahasiswa D IV Kebidanan tidak
melaksanakan tindakan skill klinik secara sistematis, bahkan pada stasi mata kuliah praktik asuhan kebidanan ibu bersalin 5% mahasiswa D IV Kebidanan FK UNS tidak lulus pada uji utama. Kejadian tersebut sebenarnya dapat diantisipasi jika mahasiswa telah menguasai praktik skills laboratorium secara maksimal, untuk itu diperlukan pembelajaran skills laboratorium yang terencana, salah satu caranya dengan menyelenggarkan tes awal bagi mahasiswa sebelum praktik skills laboratorium, dengan tes awal tersebut, diharapkan mahasiswa lebih menyiapkan diri dengan membaca materi yang
46 akan dipraktikkan, sehingga proses belajar mengajar skills dilaboratorium dapat mencapai tujuannya. Selain di Program Studi Diploma IV Kebidanan praktik skills laboratorium juga dilaksanakan di seluruh Program Studi Diploma III Kebidanan di Indonesia yang memakai kurikulum Diploma III Kebidanan secara nasional tahun 2002, Akan tetapi dalam tehnik pelaksanaan praktik skills laboratorium tersebut bersifat institusional. Dalam studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti seluruh Program Studi Diploma III Kebidanan di eks-Karisidenan Surakarta yang berjumlah sembilan instansi dan Program Studi Diploma IV Kebidanan FK UNS Surakarta belum melaksanakan Pre-Tes atau tes awal bagi mahasiswa sebelum mengikuti praktik skills laboratorium, walaupun mahasiswa telah mendapat teori-teori tentang apa yang akan dipraktikkan dalam praktik skills laboratorium. Tes awal sendiri mempunyai tujuan untuk menilai sampai dimana siswa atau mahasiswa telah menguasai kemampuan-kemampuan yang tercantum dalam tujuan instruksional, sebelum siswa atau mahasiswa tersebut mengikuti program pengajaran yang telah kita siapkan, dalam hal ini yaitu pengajaran praktik skills laboratorium. Setelah menguasai kemampuan yang tercantum dalam tujuan instruksional tentunya mahasiswa akan mendapatkan prestasi yang tinggi Roestiyah (2008). Untuk meraih keberhasilan dalam prestasi belajar, diperlukan minat yang kuat. Hurlock mengartikan minat sebagai sumber motivasi yang akan
46 mengarahkan seseorang pada apa yang akan mereka lakukan bila diberi kebebasan untuk memilihnya. Bila mereka melihat sesuatu itu mempunyai arti bagi dirinya, maka mereka akan tertarik terhadap sesuatu itu yang pada akhirnya akan menimbulkan kepuasan bagi dirinya. Minat mahasiswa terhadap mata kuliah Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin akan menjadi sumber motivasi bagi mahasiswa untuk belajar. Atas dasar ini yang mendorong peneliti ingin mengetahui lebih lanjut mengenai Pengaruh Tes Awal Dan Minat Belajar Mahasiswa Terhadap
Prestasi Belajar Dalam Pembelajaran Praktik Skills
Laboratorium Mahasiswa Program Studi Diploma IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian tentang praktik skills laboratorum sendiri pernah dilakukan oleh Erindra Budi Cahyono, mahasiswa pasca sarjana dalam tesisnya tahun 2009 dengan tehnik kualitatif yang membahas tentang ”Implementasi praktik skills laboratorium di Fakultas Kedokteran Surakarta”. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan penelitian sebelumnya. B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disajikan diatas, maka masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: 1.
Apakah ada pengaruh tes awal terhadap prestasi belajar praktik skills laboratorium asuhan kebidanan ibu bersalin kala III?
2.
Apakah ada pengaruh minat belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar praktik skills laboratorium asuhan kebidanan ibu bersalin kala III?
46 3.
Apakah ada pengaruh tes awal dan minat belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar praktik skills laboratorium asuhan kebidanan ibu bersalin kala III?
C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh tes awal dan minat belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar praktik skills laboratorium asuhan kebidanan ibu bersalin kala III
program studi Diploma IV Kebidanan Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Tujuan Khusus. a. Mengetahui pengaruh minat belajar mahasiswa terhadap
prestasi
belajar praktik skills laboratorium asuhan kebidanan ibu bersalin kala III Program Studi Diploma IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas S b. Mengetahui pengaruh tes awal terhadap prestasi belajar praktik skills laboratorium asuhan kebidanan ibu bersalin kala III Program Studi Diploma IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. c. Mengetahui perbedaan prestasi belajar dalam pembelajaran praktik skills laboratorium asuhan kebidanan ibu bersalin kala III antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Program Studi Diploma
46 IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. D. MANFAAT PENELITIAN Membantu mahasiswa mencapai prestasi belajar yang optimal dengan menumbuhkan minat belajar mahasiswa pada mata kuliah asuhan kebidanan persalinan kala III dan diadakannya tes awal sebelum pembelajaran skills laboratorium,
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Landasan Teori
46 1. Tes Awal (pre-test) Tes awal atau pretes merupakan tes yang berguna bagi keperluan tujuan yang telah dirancang sehingga diketahui seberapa jauh pengetahuan anak didik terhadap ketrampilan yang ada di atas batas, yaitu ketrampilan bersyarat. Maksud dari pretes bukanlah untuk menentukan nilai akhir (perolehan belajar), tetapi lebih mengenal profil anak didik berkenaan dengan analisis pembelajaran (Uno, 2007). Asep Jihad (2009) menjelaskan tentang tes penempatan atau tes awal, yaitu tes yang dilaksanakan pada awal pelajaran digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan yang telah dimiliki oleh peserta didik. Untuk mempelajari suatu mata pelajaran dibutuhkan pengetahuan pendukung. Pengetahuan pendukung ini diketahui dengan menelaah hasil tes penempatan atau tes awal, apakah seorang peserta didik perlu matrikulasi, tambahan pelajaran atau tidak, ditentukan dari hasil tes ini. Menurut Roestiyah (2008), Fungsi dari tes awal atau pre-tes adalah untuk menilai sampai dimana murid-murid telah menguasai kemampuankemampuan yang tercantum dalam tujuan-tujuan instruksional, sebelum mereka mengikuti program pengajaran yang telah kita persiapkan. Hasil tes awal atau pre-tes ini berfaedah sebagai bahan perbandingan dengan hasil tes (post-tes) setelah mereka selesai mengikuti program pengajaran tertentu. Untuk setiap murid perlu diberi tanda jawaban-jawaban mana yang betul dan mana yang salah, di samping angka untuk setiap murid. Soal yang diberikan sama antara soal pre-tes dan soal post-tes, jadi
46 perbedaan antara pre-tes dan post test yaitu pada waktu pelaksanaannya saja, pre-tes atau tes awal dilakukan sebelum pengajaran dimulai dan posttes dilakukan setelah siswa selesai mengikuti pengajaran yang kita berikan. Post-test atau tes akhir berfungsi untuk menilai kemampuan murid mengenai materi pelajaran sesudah pengajaran diberikan. Hal ini penting untuk melihat sampai dimana baiknya program atau pengajaran yang kita berikan. Setelah post-test selesai dilakukan dan telah diperiksa seperti halnya dengan pre-tes, maka kita bandingkan hasil pre-tes dengan post-tes. Ada dua perbandingan yang kita lakukan yakni membandingkan hasil keseluruhan tes dan membandingkan hasil pertanyaan demi pertanyaan. Hasil keseluruhan tes bisa kita lihat dengan menghitung angka-angka rata-rata yang dicapai siswa pada pre-test dan post test. Dengan melihat perbedaan antara angka rata-rata pre-test dan post test dapat kita simpulkan sampai dimana manfaat program pengajaran yang telah kita berikan dalam mencapai tujuan-tujuan instruksional yang telah kita rumuskan. Membandingkan hasil pre-tes dan post test dengan melihat pertanyaan demi pertanyaan. Misalnya untuk pertanyaan no 1 kita dapatkan hasil sebagai berikut: Jumlah siswa yang salah dalam pre-test tapi betul dalam post test adalah 20 orang. Jumlah siswa yang betul dalam pre-test dan betul dalam
46 post test adalah 7 orang. Jumlah siswa yang salah dalam pre-test tapi salah dalam post test adalah 3 orang. Tidak terdapat murid yang betul dalam pre-test tapi salah dalam post test. Bila hasil di atas kita masukkan dalam table, akan terlihat data sebagai berikut : Tabel 1: Hasil perbandingan pre-tes dan post tes melihat dari pertanyaan demi pertanyaan, pertanyaan nomor 1. Pre-Test
Post-Test
Jumlah murid
Salah Betul Salah Betul
Betul Betul Salah Salah
20 7 3 0
Dari tabel di atas kita simpulkan bahwa tujuan instruksional yang dimulai dengan pertanyaan pre-tes no 1 boleh dikatakan telah dapat dicapai oleh kebanyakan murid. Dengan demikian materi pelajaran dan metode/alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut sudah cukup tepat.
Sekarang kita lihat pertanyaan tes no 2 Hasil yang kita peroleh sebagai berikut: Tabel 2: Hasil perbandingan pre-tes dan post tes melihat dari pertanyaan demi pertanyaan, pertanyaan nomor 2.
46 Pre-Test
Post-Test
Jumlah murid
Salah Betul Salah Betul
Betul Betul Salah Salah
6 4 15 5
Dari tabel di atas dapat kita simpulkan bahwa tujuan instruksional yang dimulai dengan pertanyaan tes no 2 belum tercapai oleh kebanyakan murid. Karena itu materi pelajaran dan metode/alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut perlu ditinjau kembali. Kalau perlu bahkan tujuan instruksional itu sendiri perlu ditinjau kembali, mungkin terlalu tinggi untuk dapat dicapai oleh murid-murid pada tingkatan kelas dan umur tertentu, sehingga perlu diubah atau disederhanakan. Demikianlah semua pertanyaan tes dianalisa dengan cara yang sama sehingga kelemahan yang terdapat dalam bagian-bagian tertentu pada program yang telah kita susun dapat diketahui, dan kemudian kita adakan perbaikan. Dengan melakukan dua jenis perbandingan, yaitu perbandingan hasil keseluruhan tes dan pertanyaan demi pertanyaan, hal itu memungkinkan kita untuk mengetahui sekurang-kurangnya 3 hal:
a. Hasil belajar yang dicapai masing-masing murid dengan program pengajaran yang kita adakan. b. Sampai dimana program yang kita adakan telah berhasil mencapai tujuan-tujuan yang telah dirumuskan.
46 c. Kelemahan-kelemahan yang masih terdapat dalam bagian-bagian tertentu dari program yang kita berikan, sehingga memberikan pedoman pada kita untuk melakukan perbaikan (revisi) (Roestiyah, 2007) 2. Pembelajaran skills laboratorium. Uno (2008) menjelaskan pengertian keterampilan atau skills yaitu kemampuan yang diperoleh oleh siswa melalui latihan gerakan kompleks yang hasilnya dapat diketahui dalam bentuk kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan. Pembelajaran skills laboratorium adalah pembelajaran praktik ketrampilan dari perasat-perasat yang dilaksanakan oleh mahasiswa di ruangan laboratorium yang telah dilengkapi dengan phantoom dan peralatan pemeriksaan kesehatan. Latihan keterampilan yang dilakukan dengan situasi laboratorium mempunyai kelebihan sebagai berikut : a.
Mahasiswa dapat berlatih secara trial dan error, dapat mengulangulang kegiatan atau tindakan yang sama sampai benar-benar terampil. Keadaan ini hampir tidak mungkin pada penderita yang sedang dirawat di rumah sakit.
b.
Tindakan ketrampilan yang sulit dan prosesnya panjang, dapat dipisah-pisah menjadi beberapa tahap dan dilatihkan tahap demi tahap.
c.
Ketrampilan yang bersifat sensitive atau melibatkan unsure emosi, dapat dilatihkan secara bertahap dengan cara ketrampilannya
46 dilatihkan lebih dahulu, baru kemudian dilatihkan cara menghadapi hambatan emosinya. d.
Mahasiswa mendapat lebih banyak kesempatan mengenai keadaan normal karena berlatih pada beberapa teman sesama mahasiswa (role play).
e.
Mahasiswa dapat latihan kapan saja, serta sesuai keinginan tahap belajar meraka, tanpa menunggu saat bertemu pasien. Dengan demikian kesempatan berlatih, jauh lebih banyak, tidak terkendala oleh kekurangan jumlah pasien. (Suryadi, 2008)
3. Asuhan kebidanan ibu bersalin kala III. Persalinan adalah proses yang dimulai dengan kontraksi uterus yang menyebabkan dilatasi progesif dari servik, kelahiran bayi dan plasenta (Hyre, 2003). a. Tahap Persalinan Terdapat empat tahap persalinan, yang masing-masing dianggap terpisah. Tahap-tahap ini sebenarnya adalah definisi kemajuan selama persalinan, kelahiran, dan masa nifas. Tahap yang pertama (Kala I) dimulai dari permulaan persalinan yang sebenarnya sampai dilatasi serviks secara lengkap. Tahap kedua (Kala II) adalah dari dilatasi serviks lengkap sampai kelahiran bayi. Tahap ketiga (Kala III) adalah dari kelahiran bayi samapai kelahiran plasenta. Tahap keempat (Kala IV) adalah dari kelahiran plasenta sampai stabilisasi keadaan pasien, biasanya pada sekitar 6 jam masa nifas (Prawiroharjo,1998). b. Persalinan Kala III Partus kala III disebut pula kala uri. Kala III ini tidak kalah pentingnya dari kala I dan II. Kelainan dalam memimpin Kala III dapat mengakibatkan kematian karena perdarahan. Kala uri dimulai sejak bayi lahir lengkap sampai plasenta lahir lengkap (Winkjosastro,
46 2005). Kala III dari persalinan dimulai setelah selesainya kelahiran bayi dan berakhir dengan lahirnya placenta. Ini dikenal dengan sebutan persalinan kala placenta. Kala tiga dari persalinan berlangsung rata-rata antara 5-10 menit. Akan tetapi, walaupun berlangsung lebih lama sedikit dari itu, masih dianggap dalam batasbatas normal (Varney, 1997). Kala III persalinan disebut juga sebagai kala uri atau kala pengeluaran plasenta. Kala tiga merupakan kelanjutan dari kala satu (kala pembukaan dan kala dua (kala pengeluaran bayi). Dengan demikian, berbagai aspek yang akan dihadapi pada kala tiga, sangat berkaitan dengan apa yang telah dikerjakan pada tahap sebelumnya (Depkes RI, 2008)
c. Mekanisme pelepasan plasenta 1) Mekanisme schultze Mekanisme Schultze tentang pengeluaran placenta ialah kelahiran placenta dengan sisi janin yang terlebih dahulu menyodor. Penyodoran ini diyakini terjadi ketika pemisahan dimulai dibagian tengah. Proses pemisahan ini berkaitan dengan pemisahan lengkap plasenta dan membrane serta kehilangan darah lebih sedikit. 2) Mekanisme Duncan Mekanisme Duncan tentang pengeluaran placenta ialah kelahiran dengan sisi ibu dari placenta yang menyodor. Penyodoran seperti ini diyakini terjadi ketika pemisahan mulamula terjadi pinggir atau sekeliling placenta. Darah terlepas diantara selaput dan dinding uterus dan yang terlihat dari bagian luar. Placenta akan turun menyamping dan karena itu kantung air ketuban tidak terbalik tetapi mengikut saja dibelakang placenta untuk dilahirkan. (Fraser, 2009). d. Penatalaksanaan persalinan kala III Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dalam ujian akhir mahasiswa kebidanan mengeluarkan pedoman penatalaksanaan kala III yang dibagi dalam tiga kelompok
46
1) Sikap dan Perilaku Menyapa pasien dengan sopan dan ramah dengan memberi salam dengan senyum dan sapa yang ramah, menjelaskan prosedur yang akan dilakukan yaitu menjelaskan secara detail maksud dan tujuan pemeriksaan, memposisikan pasien dengan tepat atau membantu memposisikan pasien dengan ucapan & tindakan menekuk lutut. Tanggap terhadap reaksi pasien dengan merespon keluhan klien dan menanggapi setiap keluhan yang disampaikan oleh klien sehubungan dengan masalahnya), Sabar dan teliti atau melakukan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu ( semua tindakan dilakukan secara sistematis). 2) Ketrampilan Persiapan alat : Mengenakan celemek, cuci tangan dan pakai sarung tangan dengan benar, meletakkan kain dan palpasi secara benar (meraba seluruh sisi abdomen), memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik Oksitoxin, dalam waktu ± 1 menit setelah bayi lahir, menyuntikkan oksitosin 10 IU secara IM pada 1/3 paha kanan bagian luar dengan aspirasi lebih dulu, Memindahkan klem 5 – 10 cm dekat vulva, Posisi tangan tepat (tangan kiri di atas sympisis, tangan kanan memegang tali pusat beserta klemnya, Penegangan Tali pusat Terkendali (PTT) saat ada kontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan, sedangkan tangan kiri menekan uterus ke arah dorso kranial. Melahirkan plasenta setelah ada tanda lepas plasenta dan uterus berkontraksi, menganjurkan ibu agar sedikit meneran, tetap menegangkan tali pusat dengan arah sejajar lantai sesuai kurve jalan lahir (depan atas), Menangkap plasenta setelah plasenta tampak di vulva, memegang plasenta dengan kedua tangan dan memutar searah jarum jam untuk mengeluarkan plasenta, Melahirkan selaput dengan cara memilin, Masase uterus, segera setelah plasenta lahir, meletakkan plasenta pada tempat yang datar dan melakukan masase uterus dengan telapak tangan secara sirkuler selama ± 15 detik, Menilai kelengkapan plasenta dari sisi maternal maupun foetal Membuka selaput dan memeriksa jumlah kotiledon dan menutupnya kembali, pada sisi foetal setelah selesai pemeriksaan plasenta, meletakkan plasenta pada wadah yang sudah
46 disediakan, Melakukan pemeriksaan vagina dan perineum, untuk memastikan bahwa tidak terdapat laserasi yang menimbulkan perdarahan, Memeriksa kontraksi dan PPV kemudian menginformasikan pada ibu, Membereskan alat-alat, mencuci tangan dan melepas celemek 3) Tehnik Melaksanakan secara sistematis dan berurutan. Menjaga privacy pasien, dengan menutup pintu, jendela dan gorden serta bagian atas tubuh ibu. Memberikan perhatian pada respon pasien dengan memberikan kesempatan kepada klien terhadap keluhan yang ingin disampaikan dan segera memberikan tanggapan dari apa yang menjadi keluhan klien, Setiap jawaban di follow up dengan baik dengan memberikan respon pada klien dengan tanggapan yang baik dari setiap pertanyaan yang di ajukan Melakukan pendokumentasian sesuai tindakan Mendokumentasikan hasil tindakan sesuai dengan format SOAP Mahasiswa dalam melaksanakan praktik skills laboratorium perlu ditumbuhkan minat belajar khususnya belajar skills, dengan diawali adanya minat maka belajar laboratorium khususnya skillls laboratorium asuhan persalinan kala III akan lebih mudah dipelajari, dan diharapkan tujuan dalam pembelajaran skills laboratorium akan tercapai. 4. Minat a. Pengertian Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh (Slameto, 2003). Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri, semakin kuat hubungan tersebut, semakin besar minat. Minat diartikan suatu kondisi yang terjadi bila seseorang melihat suatu situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau
46 kebutuhannya sendiri. Sehingga apa yang dilihat seseorang akan membangkitkan minatnya jika hal tersebut mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri, minat juga merupakan kecenderungan jiwa seseorang terhadap keinginan, misalnya seseorang berminat untuk menjadi bidan maka tanpa paksaan dia akan belajar lebih jauh tentang profesi bidan dan sekolah di jurusan kebidanan. b. Bentuk Minat Minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih menyukai sesuatu dari pada yang lain yaitu: adanya perhatian, adanya pilihan, adanya partisipasi, adanya perasaan menyenangi. Minat dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu bentuk aktivitas berupa adanya kekuatan untuk bereaksi, adanya perilaku efektif, memperhitungkan waktu efektif (Uno,2009). c. Manfaat minat Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, secara garis besar dapatlah dikemukakan manfaat minat berfungsi sebagai berikut : pendorong seseorang dalam melakukan kegiatan, pendorong seseorang untuk menikmati dan melakukan aktivitas, pendorong tumbuhnya perhatian terhadap suatu obyek, pendorong seseorang untuk cenderung melakukan kegiatan dan berusaha menyelesaikannya. d. Membangkitkan minat
46 Menurut Tanner dan Tanner (dalam Slameto, 2003) minat dapat ditingkatkan dengan jalan memberikan informasi-informasi mengenai subyek yang menjadi pilihannya. Contohnya minat menjadi bidan dan belajar di akademi kebidanan maka informasi yang diberikan meliputi konsep bidan, peran dan fungsi bidan, persyaratan menjadi bidan, teori ilmu kebidanan, praktikum kebidanan dan sebagainya dapat pula membangkitkan minat seseorang tersebut jika diberikan secara intensif. Proses pembelajaran akan berjalan lancar jika disertai dengan minat. Pendapat lain tentang cara pembangkitan minat yaitu membangkitkan adanya suatu kebutuhan, menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau, memberikan kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik, menggunakan berbagai macam bentuk pengajaran (Sardiman, 2007). Minat seseorang terhadap suatu obyek akan kelihatan dari cara seseorang bertindak
dan
memperhatikan
dalam
melakukan
kegiatan
yang
berhubungan dengan obyek tersebut. Bila seseorang berminat terhadap suatu obyek, maka ia akan berbuat, bertindak dan memusatkan perhatiannya terhadap obyek tersebut dengan sebaik-baiknya. Tetapi bila seseorang kurang berminat terhadap obyek tersebut maka ia tidak akan berusaha memperoleh obyek tersebut atau mungkin hanya berusaha untuk menghindarinya. Minat merupakan komponen psikis yang mampu memberikan kontribusi pada diri manusia untuk melakukan sesuatu seperti apa yang diinginkan, sehingga kedudukan minat dalam proses
46 belajar siswa sangat mendasar atau fundamental, oleh karenanya agar belajarnya berhasil maka siswa harus memiliki minat belajar yang tinggi. Menurut Crow & Crow minat biasa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong seseorang untuk berurusan dengan orang lain, benda atau kegiatan. Minat dapat menyebabkan adanya partisipasi dalam kegiatan. Minat juga menimbulkan adanya pengerahan usaha, daya dan tenaga. Dalam hal ini Crow & Crow menekankan adanya dorongan, pengorbanan, dan ketekunan, sehingga oleh Crow & Crow diilustrasikan jika seseorang menaruh minat tehadap sesuatu, maka ia akan tahan berjam-jam untuk mengikuti kegiatan tersebut, bahkan sampai lupa waktu. Minat seseorang terhadap sesuatu bukan semata-mata bawaan sejak lahir, melainkan lebih banyak sebagai hasil dari akumulasi pengalaman orang tersebut. Jika pengalaman seseorang terhadap suatu kegiatan selalu menimbulkan efek yang sesuai dengan harapannya, maka minat orang itu terhadap kegiatan tersebut dapat meningkat. Hal ini sesuai pendapat Crow & Crow yang mengatakan bahwa timbulnya minat dapat dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Demikian juga minat belajar seseorang sangat dipengaruhi oleh efek yang diperoleh dari hasil belajar itu sendiri, jadi hasil belajar yang memberikan efek yang memuaskan, maka hal itu akan dapat merangsang timbulnya minat belajar. Oleh karenanya setiap pendidik dituntut untuk mampu menimbulkan minat peserta didik terhadap materi yang akan diberikan.(Sardiman, 2007) 5. Prestasi Belajar
46 Prestasi belajar diartikan sebagai hasil yang telah dicapai seseorang yang telah mengerjakan sesuatu hasil kegiatan belajar. Menurut Poerwodarminto (1996) mengemukakan keberhasilan belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh setiap mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dalam bentuk nilai tes angka yang diberikan setiap guru. Hasil belajar siswa yang tampak dalam sejumlah kemampuan atau kompetensi setelah melewati kegiatan belajar mengajar sering hanya dinilai dari aspek kognitif saja. Padahal dalam kenyataannya siswa yang belajar pengetahuan tertentu tidak hanya memperoleh keterampilan kognitif saja, tetapi pada saat yang sama juga memperoleh keterampilan lain seperti keterampilan psikomotorik. Jadi, tampak bahwa antara ranah kognitif dan ranah psikomotorik sebenarnya saling melengkapi, bahkan disertai oleh hasil belajar dalam ranah afektif (sikap). Begitu juga sebaliknya, siswa yang belajar keterampilan psikomotorik, sebenarnya juga belajar secara kognitif dan pembentukan sikap (Uno, 2008). Contohnya, orang yang
telah
mempelajari kaidah menolong persalinan, maka untuk menunjukkan kepada orang lain bahwa ia telah memahami kaidah menolong persalinan, maka ia juga hendaklah ia mampu menjelaskan konsep atau prosedur pertolongan persalinan secara psikomotorik, serta mampu memperlihatkan cara-cara tersebut dengan baik. meskipun demikian, keterampilan motorik atau keterampilan gerak (psikomotorik) merupakan sesuatu yang bersifat kompleks.
46 Berdasarkan uraian diatas, apabila dilihat kaitannya dengan praktik pertolongan persalinan pada ibu di sekolah jurusan Kebidanan, tampak bahwa siswa dengan pengetahuan praktik persalinannya akan lebih mengerti, menguasai dan menyempurnakannya jika mereka sering berlatih. Hal ini dengan harapan mereka akan dapat mendalami arti praktik tersebut dan mampu meningkatkan efisiensi yang dilakukan. Hasil belajar atau prestasi belajar di bidang psikomotorik dalam praktik pertolongan persalinan kala III nampak dalam gerakan gerakan yang kompleks yang dilakukan secara efisien melalui penggabungan tiga ketrampilan, yaitu: sikap dan perilaku, isi ketrampilan, dan tehnik pelaksanaan yang ketiganya tergabung dalam lembar keterampilan pertolongan persalinan kala III. Penilaian terhadap prestasi atau hasil belajar dalam ranah psikomotorik dibuat dengan memberikan nilai pada tiap-tiap bagian keterampilan yang dilakukan oleh seorang siswa melalui serangkaian penilaian yang terdiri dari metode, hasil keterampilan, dan waktu (Uno, 2008) Mengingat tujuan belajar praktik skills laboratorium asuhan kebidanan pertolongan persalinan kala III merupakan keterampilan psikomotorik, maka dalam penilaian lebih ditekankan dalam metode atau tehnik perlolongannya. Oleh karenanya tolak ukur hasil belajar praktik pertolongan persalinan kala III adalah dipenuhinya semua langkah-langkah praktik pertolongan persalinannya. Berdasarkan pengertian praktik di atas, maka instrument yang digunakan untuk mengukur keterampilan praktik pertolongan persalinan tersebut adalah lembar cek list dan format penilaian ketrampilan pertolongan persalinan kala III yang telah dikeluarkan oleh
46 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Dengan lembar tersebut, nantinya didapatkan hasil nilai angka untuk kelulusan dari praktik tersebut, Departemen Kesehatan menetapkan batas nilai minimal lulus yaitu 76.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimental, dengan rancangan eksperimen sederhana, Menurut Arief (2004) dalam rancangan ini subyek dibagi dua kelompok dipilih secara random. Kelompok pertama diberi perlakuan atau Kelompok Perlakuan (KP) dan kelompok yang lain tidak diberi perlakuan atau Kelompok Kontrol (KK), Setelah waktu yang ditentukan semua kelompok diobservasi atau dilakukan pengukuran terhadap variabel efek yang diteliti. Perbedaan hasil pengukuran nilai pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol merupakan efek dari perlakuan. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian ini dilakukan di Program Studi D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
46 2. Waktu Waktu penelitian pada tanggal 4 – 7 Januari 2010. C. Subyek Penelitian 1.
Populasi Populasi penelitian menurut Suharsimi (1998) adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta (FK UNS). Populasi target dalam penelitian adalah semua mahasiswa regular D IV Kebidanan FK UNS sebanyak 213 orang dengan populasi aktual adalah mahasiswa regular semester III D IV Kebidanan UNS sebanyak 60 orang.
2.
Sampel penelitian a. Tehnik Sampel Dalam penelitian ini sampel diambil dengan cara total sampling yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada jumlah dari populasi actual. terpilih ke dalam sampel. b. Besar Sampel Besar sampel sebanyak 60 responden yang dibagi menjadi dua kelompok
yaitu
kelompok
kontrol
dan
kelompok
perlakuan,
Pembagian kelompok dengan tehnik randomisasi undian (dengan kertas gulung yang diberi tulisan tes awal untuk yang dijadikan kelompok eksperimen, dan kertas kosong untuk kelompok control). Maka
46 didapatkan kelompok kontrol 30 responden dan kelompok eksperimen 30 responden. D. Definisi Operasional 1. Variabel bebas (X) Variabel adalah Konsep yang nilainya bervariasi (Arief, 2004).
a. Variabel bebas Variabel bebas yaitu variabel yang bila berada bersamaan dengan variabel lain dapat mempengaruhi perubahan variabel lain tersebut. Variabel bebas (X1) Dalam penelitian ini adalah tes awal atau pre-tes skills laboratorium ASKEB Persalinan kala III, definisi dari tes awal atau pre-tes skills laboratorium ASKEB Persalinan kala III yang dimaksud adalah tes yang dilaksanakan pada awal pelajaran skills laboratorium Asuhan Kebidanan Persalinan kala III digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan yang telah dimiliki oleh peserta didik sebelum dimulainya pembelajaran skills laboratorium. Alat ukurnya
: Soal pre-tes tentang penatalaksanaan asuhan persalinan kala III.
46 Bentuk soal
: Pilihan ganda sebanyak 20 soal.
Kategori
: Kelompok dengan tes (eksperimen) Kelompook tanpa tes (kontrol)
Variabel bebas (X2) Dalam penelitian ini adalah minat belajar skills laboratorium ASKEB persalinan kala III pengertiannya yaitu
ketertarikan
seseorang untuk memilih sesuatu yang dianggap sesuai dengan keinginannya, dalam hal ini yaitu memilih belajar skills laboratorium ASKEB persalinan kala III
Penilaian untuk kuesioner ini adalah: Pertanyaan positif
Pertanyaan negatif
Sangat setuju
5
1
Setuju
4
2
Ragu-ragu
3
3
Tidak setuju
2
4
Sangat tidak setuju
1
5
46 Pemberian skor kuesioner digunakan skala
skala likert dengan
rentang 1 – 5, dengan 25 butir pertanyaan maka akan diperoleh skor maksimum 125 dan skor minimum 25, mediannya adalah skor minimum ditambah skor maksimun dibagi dua yaitu (25 + 125)/2 atau 150 dibagi 2 sebesar 75, jika dibagi dua kategori maka : Kategori : Berminat Tidak berminat
nilai : 76 - 125 nilai : 25 – 75
(Jihad, 2009)
2. Variabel terikat (Y) Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah Prestasi Belajar dari praktik skills laboratorium ASKEB Persalinan kala III. Alat ukur : penilaian menggunakan lembar evaluasi praktik asuhan kebidanan ibu bersalin penanganan kala III persalinan yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan. Skala
: interval
E. Tehnik Pengumpulan Data 1. Jenis data yang dikumpulkan
46 Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari responden dengan menggunakan nilai pre tes tentang penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Persalinan kala III, kuesioner yang mengungkap minat belajar ketrampilan asuhan kebidanan persalinan kala III, kuesioner karakteristik responden yang meliputi identitas responden, nilai evaluasi hasil belajar responden pada praktik skills laboratorium Asuhan Kebidanan Persalinan kala III 2. Cara Pengumpulan Data Sebelum mengumpulkan data responden diharapkan mengisi format kesediaan menjadi responden, tanpa unsur paksaan. Kemudian dilanjutkan dengan mengumpulkan data primer dan sekunder. Cara pengumpulan data primer dengan memberikan pre-tes kepada responden tentang ceklist penatalaksanaan asuhan kebidanan persalinan kala III, memberikan kuesioner kepada responden tentang minat belajar skills laboratorium asuhan persalinan kala III yang sebelumnya didahului tentang penjelasan tehnik pengisian kuesioner tersebut dan data hasil belajar siswa pada evaluasi pembelajaran skills laboratorium asuhan persalinan kala III.
F. Validitas dan Reliabilitas
46 Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Menurut Suharsimi (1998:160) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih apabila memiliki nilai korelasi yang positif dan lebih besar dari nilai r tabel (rtabel : 0, 361) dan nilai signifikasi < 0,05. Dalam penelitian ini dilakukan uji validitas dan reliabilitas kepada mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) ‘Aisyiyah Surakarta semester III sebanyak 30 mahasiswa. Hasil penilaian pada uji validitas ini dihitung dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment Pearson sebagai berikut:
rXY =
N å XY - (å X )(åY )
{N å X
2
}{
- (å X ) N åY 2 - (åY ) 2
2
}
dengan pengertian rxy
: koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N
: banyaknya peserta tes
X
: skor pada butir soal
Y
: skor total yang didapat
Hasil olahan data komputer untuk uji validitas terhadap kuesioner yang dilakukan pada 30 responden dari 25 item pertanyaan tes awal menunjukkan bahwa 20 item pertanyaan dinyatakan valid dan 5 item pertanyaan dinyatakan tidak valid yaitu item 5, 8, 9, 18, dan 20. Sedangkan pada kuesioner minat
46 belajar skills laboratorium manajemen aktif kala III dari ke 25 pertanyaaan dinyatakan valid semua. Butir pertanyaan kuesioner yang tidak valid tidak digunakan untuk penelitian. Data tentang uji validitas kuesioner terlampir. Sedangkan di bagian lain Suharsimi (1998:170-171) menerangkan reliabilitas adalah instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen itu sudah baik. Instrumen yang reliabel berarti instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkap data yang bias dipercaya, yaitu semakin nilai r hitung tinggi atau mendekati 1,00 maka reliabilitas instrument semakin tinggi. Dalam penelitian ini untuk mengukur reliabilitas instrumen digunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:
r11 = (
k (k - 1)
s ) (1 - å
s 2t
2 b
)
dengan keterangan: r11
: reliabilitas
k
: banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
ås
s 2t
instrument
2 b
: jumlah varians butir
: varian total
46 Hasil penghitungan uji relibilitas pada instrumen tes awal sebesar 0,8143 sedangkan pada instrument minat sebesar 0,9939. Hal ini menunjukkan bahwa ke dua instrumen mempunyai tingkat reliabilitas yang tinggi.
G. Desain Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan post-test only control design, yang didalamnya terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dimana pengambilannya dilakukan secara random. Paradigma sebagai berikut : KP : (X)
O1
KK: ( - )
O2
KP
= Kelompok perlakuan
KK
= Kelompok control
(X)
= Perlakuan berupa pemberian pre-tes tentang penatalaksanaan kala III persalinan
(-)
= Tanpa perlakuan
46 O1
= Hasil belajar skills laboratorium mahasiswa setelah mengikuti pembelajaran skills laboratorium.
O2
= Hasil belajar skills laboratorium mahasiswa setelah mengikuti pembelajaran skills laboratorium yang.
X = perlakuan, kelompok atas (O1) sebagai kelompok eksperimen diberi perlakuan, yaitu pretes atau tes awal sebelum melaksanakan praktik skills laboratorium asuhan kebidanan persalinan kala III, sedangkan kelompok bawah yang merupakan kelompok control (O2) tidak diberi tes awal atau pretes sebelum melaksanakan praktik skills laboratorium asuhan kebidanan persalinan kala III. Pengaruh pretes O1 – O2. H. Tehnik Analisis Data Data yang telah terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data. Langkah – langkah pengolahan data : 1. Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. 2. Coding kegiatan member kode numeric (angka) terhadap data pada semua variabel 3. Data entry kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master table atau database computer (Hidayat, 2007).
46 4. Tabulating adalah kegiatan pengorganisasian data sedemikian rupa agar dengan mudah dapat dijumlah, disusun dan ditata untuk disajikan dan dianalisis. Analisis data dilakukan empat kali. Analisis yang pertama adalah menguji normalitas data dengan uji kolmogorv smirnov untuk mengetahui apakah distribusi data pada tiap-tiap kelompok data normal atau tidak. Analisis kedua menguji perbedaan kelompok kontrol (tanpa tes awal) dan kelompok perlakuan (dengan tes awal) dengan hasil prestasi belajar skill laboratorium asuhan persalinan kala III antara langkah ini untuk menguji hipotesis penelitian pertama, dalam hal ini hipotesis yang diajukan adalah “Terdapat pengaruh hasil
tes awal terhadap prestasi
belajar skills laboratorium asuhan kebidanan persalinan kala III”. Tehnik stastistik yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah tehnik anova dua jalan yang diujikan adalah perbedaan hasil prestasi belajar ketrampilan asuhan persalinan kala III antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (perbedaan antara O1 dengan O2). Jika terdapat perbedaan dimana kelompok eksperimen (O1) lebih besar dari kelompok kontrol (O2) maka pretes dan minat belajar asuhan persalinan kala III berpengaruh positif pada prestasi belajar mahasiswa, dan bila hasil kelompok eksperimental lebih kecil dari pada kelompok kontrol maka berpengaruh negatif. Analisis yang ketiga menguji perbedaan antara kelompok minat tinggi
dan kelompok minat rendah dengan prestasi belajar skill
46 laboratorium asuhan persalinan kala III, hal ini untuk menguji hipotesis penelitian yang kedua yaitu “Terdapat pengaruh hasil
minat beajar
terhadap prestasi belajar skills laboratorium asuhan kebidanan persalinan kala III” pengujian ini menggunakan anova dua jalan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh minat belajar skills laboratorium asuhan persalinan kala III dengan hasil belajar skills laboratorium asuhan persalinan kala III. Analisis yang keempat menguji hipotesis penelitian ketiga “Terdapat pengaruh hasil tes awal dan minat terhadap prestasi belajar skills laboratorium asuhan kebidanan persalinan kala III” perbedaan prestasi belajar skill laboratorium asuhan persalinan kala III
pada
kelompok interaksi, analisis ini menggunakan anova dua jalan, untuk mengguji apakah ada perbedaan prestasi belajar skill laboratorium asuhan persalinan kala III pada empat sel digunakan t-tes,yaitu : 1) tanpa tes minat rendah dengan tanpa tes minat tinggi; 2) tanpa tes minat rendah dengan memakai tes minat rendah; 3) tanpa tes minat tinggi dengan memakai tes minat tinggi; 4) Memakai tes minat rendah dengan memakai tes minat tinggi. .
46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Data minat belajar skills laboratorium asuhan persalinan Kala III Pengambilan data mengenai minat belajar skills laboratorium asuhan persalinan kala III dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada mahasiswa semester III. Hasil penggumpulan data mengenai minat didapatkan semua mahasiswa baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol mempunyai nilai rata-rata sebesar 93,35 dan standar deviasi sebesar 10,76 dan seluruh mahasiswa masuk dalam kategori berminat, karena seluruh mahasiswa mendapat nilai diatas 75. Selanjutnya kelompok berminat dibagi menjadi dua yaitu minat tinggi dan minat rendah, pembagian tersebut dengan menggunakan dasar rata-rata kelompok berminat, kelompok mahasiswa yang skornya lebih besar dari rata-rata yaitu 93,35 dikategorikan berminat tinggi sedangkan kelompok mahasiswa yang skornya dibawah rata-rata atau
46 kurang dari 93,35 dikategorikan minat rendah maka diperoleh nilai yang berminat rendah sebanyak 33 mahasiswa dari 60 mahasiswa atau 55 %. Sedangkan yang memiliki minat belajar skill laboratorium kala III dikategori tinggi sebanyak 27 mahasiswa atau 45 %. Adapun statistik diskriptif dari data minat belajar skill lab mempunyai nilai mediannya sebesar 99, nilai modusnya sebesar 97, nilai maximum sebesar 122 dan nilai minimum sebesar 76. Sehingga dapat diketahui nilai rentangan nya sebesar nilai maksimum – nilai minimum = 122 – 76 = 46. Dengan aturan sturges maka dapat diketahui jumlah kelas intervalnya sebanyak k = 1+3,3 x log (N) = 1+3,3 x log (60) = 1+3,3 x 1,59 = 6,87 » 7, sehingga nilai interval dapat diketahui sebesar i = range / k = 46 / 7 = 6,57. Selanjutnya data minat belajar skill lab dapat ditabulasikan dalam bentuk distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 3: Distribusi Frekuensi Minat Belajar Skill Lab Kelas Interval 76 83 90 97 104 111 118
Frekuensi Frekuensi Komulatif
82 89 96 103 110 117 124
6 0 13 27 6 1 7 60
6 6 19 46 52 53 60
Presentase 10.0% 0.0% 21.7% 45.0% 10.0% 1.7% 11.7% 100.0%
Sumber : Data diolah 2. Data prestasi belajar skills laboratorium asuhan persalinan kala III
46 Pengambilan data mengenai prestasi belajar skills laboratorium asuhan persalinan kala III dilakukan dengan evaluasi praktik skills laboratorium asuhan persalinan kala III pada mahasiswa semester III menggunakan format evaluasi dari Departemen Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Hasil penggumpulan data mengenai prestasi belajar asuhan persalinan kala III didapatkan, nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 95. Nilai rata-rata untuk kelompok eksperimen (dengan tes awal) sebesar 87,6 sedangkan nilai rata-rata untuk kelompok kontrol (tanpa tes awal) sebesar 74,8, selisih rata-rata nilai antara kelompok eksperimen dan kelompok control sebesar 12,8. Dengan aturan sturges maka dapat diketahui jumlah kelas intervalnya sebanyak k = 1+3,3 x log (N) = 1+3,3 x log (60) = 1+3,3 x 1.59 = 6,87 » 7. Nilai maksimum prestasi belajar sebesar 95, nilai minimum sebesar 60 sehingga nilai interval dapat diketahui sebesar i = range / k = 19 / 7 = 2,71. Selanjutnya data prestasi belajar skill lab dapat ditabulasikan dalam bentuk distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 4 : Distribusi Frekuensi Prestasi Asuhan Persalinan Kala III Kelas Interval 60 64 65 69 70 74 75 79 80 84 85 89 90 95
Frekuensi 2 4 12 19 12 6 5
Belajar Skill Labaratorium
Frekuensi Komulatif 2 6 18 37 49 55 60
Presentase 3.3% 6.7% 20.0% 31.7% 20.0% 10.0% 8.3%
46 60
100.0%
Sumber : Data diolah 3. Analisis data Pada penelitian ini dilakukan empat analisis yaitu: 1) Menguji normalitas data; 2) Menguji perbedaan antara kelompok kontrol (tanpa tes awal) dan kelompok perlakuan (dengan tes awal) dengan prestasi belajar skill laboratorium manajemen aktif kala III; 3) Menguji perbedaan antara kelompok minat tinggi dan kelompok minat rendah dengan prestasi belajar skill laboratorium manajemen aktif kala III; 4) Menguji perbedaan
prestasi belajar skill laboratorium manajemen
aktif kala III pada kelompok interaksi a. Uji normalitas data Hasil uji normalitas data dengan uji Kolmogorv Smirnov di dapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 3 : Hasil uji normalitas data dengan uji Kolmogorv Smirnov No
Data yang diujikan
Hasil N
Statistik
sig
1
Minat Tinggi
27
0.101
0.200
2
Minat Rendah
33
0.108
0.200
3
Prestasi Belajar kelompok control (Dengan Tes)
30
0.121
0.200
4
Prestasi Belajar kelompok
30
0.145
0.108
46 eksperimen (tanpa tes) Dari tabel diatas dapat diketahui baik kelompok minat tinggi dan minat rendah serta prestasi belajar pada kelompok kontrol dan eksperimen mempunyai nilai signifikasi lebih dari 0,05 jadi semua data dinyatakan berdistribusi normal. b.
Uji Perbedaan Prestasi belajar Skill Laboratorium Asuhan Persalinan Kala III antara kelompok kontrol (tanpa tes awal) dengan kelompok perlakuan (dengan tes awal) Analisis kedua untuk menguji hipotesis penelitian yang pertama yaitu: “Terdapat pengaruh
antara hasil
tes awal pada
pembelajaran skills laboratorium asuhan kebidanan persalinan kala III terhadap prestasi belajar”. Analisis ini juga untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar skill laboratorium asuhan persalinan kala III antara kelompok kontrol (tanpa tes awal) dengan kelompok perlakuan (dengan tes awal). Tehnik stastistik yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah dengan anova dua jalan, yaitu dengan cara mengamati faktor interaksi antara tes awal dan minat belajarnya. Hasil penghitungan dengan anova diperoleh nilai F hitung sebesar 89,524 dengan tingkat signifikansi 0,00. Karena signifikansi kurang dari 0,05, maka Hipotesis nol ditolak, dan hipotesis alternative diterima. Hal ini berarti ada perbedaan prestasi belajar skill laboratorium asuhan persalinan kala III antara mahasiswa yang diberi tes awal dengan mahasiswa yang tidak diberi tes awal.
46 Demikian juga hasil perhitungan dengan tehnik t-test untuk dua sampel related, yang diujikan adalah perbedaan hasil prestasi belajar ketrampilan asuhan persalinan kala III antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil dengan penghitungan uji t test (terlampir) didapatkan bahwa thitung sebesar 8,629 dengan signifikasi sebesar 0,00 lebih kecil dari 0,05. Dapat disimpulkan pengaruh
antara hasil
Terdapat
tes awal pada prestasi belajar skills
laboratorium asuhan kebidanan persalinan kala III terhadap prestasi belajar. Perbedaan rata-rata nilai hasil belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu sebesar 12,8 didapat dari penghitungan rata-rata nilai kelompok eksperimen dikurangi rata-rata nilai kelompok kontrol yaitu 87,6 – 74,8, sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan dimana kelompok eksperimen lebih besar dari kelompok kontrol maka tes awal asuhan persalinan kala III berpengaruh positif pada prestasi belajar mahasiswa. c.
Uji Perbedaan Prestasi belajar Skill Laboratorium Asuhan Persalinan Kala III kelompok minat tinggi dengan kelompok minat rendah Analisis ketiga untuk menguji hipotesis penelitian kedua yaitu “Terdapat pengaruh minat belajar skills laboratorium asuhan persalinan kala III dengan hasil belajar skills laboratorium asuhan persalinan kala III”. pengujian ini menggunakan anova dua jalan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh minat belajar skills
46 laboratorium asuhan persalinan kala III dengan hasil belajar skills laboratorium kala III
didapatkan anova dua jalan diperoleh nilai F
hitung faktor minat sebesar 44.353 dan nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05, sehingga hipotesis nol ditolak. Hal ini berarti terdapat pengaruh minat terhadap prestasi belajar. Kenyataan ini diperkuat dengan nilai uji thitung sebesar 5,472 dengan signifikasi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak. Hal tersebut dapat disimpulkan
bahwa
terdapat
pengaruh
minat
belajar
skills
laboratorium asuhan persalinan kala III dengan hasil belajar skills laboratorium kala III. d.
Uji Perbedaan Prestasi belajar Skill Laboratorium Asuhan Persalinan Kala III pada kelompok interaksi Analisis keempat menguji hipotesis penelitian yang ketiga yaitu “Terdapat pengaruh tes awal dan minat belajar terhadap prestasi belajar skills laboratorium asuhan kebidanan persalinan kala III” dengan menguji interaksi antar sel. Tehnik stastistik yang digunakan adalah dengan anova dua jalan, yaitu dengan cara mengamati faktor interaksi antara tes awal dan minat belajarnya. Hasil uji anova dua jalan dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 6: Hasil uji anova dua jalan
46 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: Prestasi Belajar Source Model TES MINAT TES * MINAT Error Total
Type III Sum of Squares 398966.192a 1611.128 798.208 134.417 1007.808 399974.000
df 4 1 1 1 56 60
Mean Square 99741.548 1611.128 798.208 134.417 17.997
F 5542.251 89.524 44.353 7.469
Sig. .000 .000 .000 .008
a. R Squared = .997 (Adjusted R Squared = .997)
Dari hasil analisis diperoleh nilai F hitungnya sebesar 7,469 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,008 yang lebih kecil dari 0,05, sehingga hipotesis nol ditolak. Hal ini berarti ada pengaruh interaksi antara faktor minat dan tes awal terhadap prestasi belajar skill laboratorium asuhan persalinan kala III. Demikian juga dengan analisis yang dilakukan dengan uji statistik t test yang berfungsi untuk menguji apakah ada perbedaan prestasi belajar skill laboratorium asuhan persalinan kala III pada empat sel sebagai berikut : 1) tanpa tes minat rendah dengan tanpa tes minat tinggi; 2) tanpa tes minat rendah dengan memakai tes minat rendah; 3) tanpa tes minat tinggi dengan memakai tes minat tinggi; 4) Dengan tes minat rendah dengan memakai tes minat tinggi. Hasil penghitungan dengan uji t test yang dikerjakan melalui program statistik SPSS versi 15 dapat ditabelkan sebagai berikut: Tabel 7: Uji Perbedaan prestasi belajar skill laboratorium asuhan persalinan kala III antar sel Sel Interaksi
t
df
sig
Keterangan
46 Tanpa Tes
Minat Rendah
Tanpa Tes
Minat Tinggi
Tanpa Tes
Minat Rendah
Dengan Tes
Minat Rendah
Tanpa Tes
Minat Tinggi
Dengan Tes
Minat Tinggi
Dengan Tes
Minat Rendah
Dengan Tes
6,610
28
0.000 Ada Perbedaan
8,66
31
0.00
Ada perbedaan
4,877
25
0.00
Ada perbedaan
2,796
28
0.009 Ada Perbedaan
Minat Tinggi
Sumber : data diolah Berdasarkan
pada
hasil
perhitungan
pada
tabel
diatas
menunjukkan bahwa pada kelompok tanpa tes, nilai prestasi belajar skill laboratorium asuhan persalinan kala III ada perbedaan antara yang mempunyai minat tinggi maupun yang mempunyai minat rendah. Demikian juga pada kelompok dengan tes, nilai prestasi skill laboratorium asuhan persalinan kala III ada perbedaan yang bermakna antara mahasiswa yang mempunyai minat tinggi maupun mahasiswa yang mempunyai minat rendah. Ada perbedaan prestasi belajar skill laboratorium asuhan persalinan kala III terjadi pada kelompok tanpa tes minat rendah dengan kelompok memakai tes minat rendah, dan kelompok tanpa tes minat tinggi dengan kelompok memakai tes minat tinggi. Dari kenyataan ini dapat disimpulkan bahwa
ada pengaruh
yang bermakna secara bersama-sama antara minat dan tes awal
46 terhadap prestasi belajar skill laboratorium manajemen aktif kala III antara mahasiswa yang diberi tes dengan mahasiswa yang tidak diberi tes. B. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat diterangkan bahwa terdapat pengaruh minat belajar skills laboratorium asuhan persalinan kala III dengan hasil belajar skills laboratorium kala III. Hal ini dapat dilihat dari nilai F hitung sebesar 44,353 dengan tingkat kepercayaan 0,000 lebih kecil dari 0,05, demikian juga dengan nilai thitung sebesar 5,472 dengan nilai p sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 sehingga memperkuat alasan bahwa tinggi rendahnya minat berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa. Minat merupakan komponen psikis yang mampu memberikan kontribusi pada diri manusia untuk melakukan sesuatu seperti apa yang diinginkan, sehingga kedudukan minat dalam proses belajar siswa sangat mendasar atau fundamental, oleh karenanya agar belajarnya berhasil maka siswa harus memiliki minat belajar yang tinggi (Uno,2009). Pada kenyataan empiris menunjukkan kejadian yang sama dengan teori yang ada, hal ini dapat dijelaskan bahwa minat belajar mahasiswa terhadap skill laboratorium manajemen aktif kala III boleh dikatakan mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa skill laboratorium manajemen aktif kala III. Adapun prosentase mahasiswa yang berminat rendah
46 sebanyak 55% dan yang berminat tinggi 45%. Besaran prosentase tersebut dapat diartikan bahwa mahasiswa yang mengikuti pembelajaran skill laboratorium manajemen aktif kala mempunyai minat yang hampir sama sehingga wajar apabila prestasinya belajarnya meningkat. Mahasiswa yang memiliki minat belajar yang tinggi maupun mahasiswa yang memiliki minat belajar rendah akan terpacu untuk menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya karena berkaitan dengan profesi yang telah ditekuninya. Minat belajar seseorang juga sangat dipengaruhi oleh efek yang diperoleh dari hasil belajar itu sendiri, jadi hasil belajar yang memberikan efek yang memuaskan, maka hal itu akan dapat merangsang timbulnya minat belajar, seorang pendidik dituntut untuk mampu menimbulkan minat peserta didik terhadap materi yang akan diberikan.(Sardiman, 2007). Dari hasil penelitian juga didapatkan perbedaan rata-rata nilai hasil belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu sebesar 12,8 dan berpengaruh positif pada prestasi belajar mahasiswa. Mahasiswa yang sebelum praktik skills laboratorium didahului dengan tes awal memiliki nilai yang lebih besar, hal ini dikarenakan tes awal merupakan tes persyaratan yang mempunyai tujuan yang telah dirancang sehingga diketahui seberapa jauh pengetahuan mahasiswa terhadap ketrampilan yang dipraktikkan, yaitu ketrampilan bersyarat (jika belum lulus tes awal tidak boleh mengukuti skills laboratorium). Maksud
46 dari pretes bukanlah untuk menentukan nilai akhir (perolehan belajar), tetapi lebih mengenal profil anak didik berkenaan dengan analisis pembelajaran (Uno, 2007). Tes awal akan membuat mahasiswa mempersiapkan diri dengan materi
yang
akan
dipraktikkan,
sehingga
penguasaan
materi
mahasiswapun bertambah, dengan demikian proses pembelajaran akan berlangsung dengan efektif dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak didahului dengan adanya tes awal atau pretes, hasil pembelajran juga menunjukkan bahwa dengan adanya tes awal pada mahasiswa akan membuat nilai hasil belajar lebih baik. Hal ini sesuai dengan Asep Jihad (2009) menjelaskan tentang tes penempatan atau tes awal, yaitu tes yang dilaksanakan pada awal pelajaran digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan yang telah dimiliki oleh peserta didik. Untuk mempelajari suatu mata pelajaran dibutuhkan pengetahuan pendukung. Pengetahuan pendukung ini diketahui dengan menelaah hasil tes penempatan atau tes awal, apakah seorang peserta didik perlu matrikulasi, tambahan pelajaran atau tidak, ditentukan dari hasil tes ini. C. KETERBATASAN PENELITIAN Dalam penelitian ini banyak faktor yang tidak diperhitungkan dan ini merupakan keterbatasan dalam penelitian, sehingga jangan sampai
46 terjadi persepsi yang salah dalam penggunaan hasilnya. Faktor-faktor yang dimaksud seperti subyek penelitian, waktu penelitian. Subyek penelitian terbatas pada mahasiswa semester III Program Studi D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran UNS, dan masing-masing mewakili kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Waktu penelitian terbatas dari jadwal yang telah ditentukan dari instansi, dengan memperhitungkan banyaknya mata kuliah
yang
dipraktikkan di skills laboratorium, hal ini merupakan keterbatasan waktu. Dalam penyelenggaraan pembelajaran sepenuhnya diserahkan pada dosen yang menjadi tempat penelitian. Peran peneliti sekaligus sebagai dosen yang mengampu mata kuliah asuhan kebidanan persalinan kala III. Dalam pengerjaan soal tes awal kemungkinan masih ada mahasiswa yang bekerja sama, berakibat tujuan dari tes awal tersebut tidak tercapai dimana mahasiswa kurang menyiapkan diri dengan tidak belajar materi asuhan persalinan kala III dan lebih menggantungkan jawaban pada orang lain. Demikian juga dalam mengerjakan pengisian angket minati belajar kemungkinan masih banyak mahasiswa yang mengisi kurang jujur, sehingga berakibat pembagian kelompok tinggi dan rendah kurang akurat.
46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Ada pengaruh tes awal dan minat belajar dalam pembelajaran praktik skills laboratorium asuhan kebidanan ibu bersalin kala III. Hasil penghitungan dengan anova diperoleh nilai F hitungnya sebesar 7,469 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,008 yang lebih kecil dari 0,05 2. Ada pengaruh minat belajar dalam pembelajaran praktik skills laboratorium asuhan kebidanan ibu bersalin kala III. Hasil penghitungan dengan anova diperoleh nilai F hitung faktor minat sebesar 44.353 dan nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05. 3. Ada pengaruh prestasi belajar dalam pembelajaran praktik skills laboratorium asuhan kebidanan ibu bersalin kala III antara mahasiswa yang diberi tes awal dengan mahasiswa yang tidak diberi tes awal.. Hasil penghitungan dengan anova diperoleh nilai F hitung sebesar 89,524 dengan tingkat signifikansi 0,00 kurang dari 0,05. 4. Terdapat perbedaan hasil rata-rata nilai sebesar 12,8 antara mahasiswa yang sebelum dimulai praktik dilakukan tes awal (kelompok eksperimen) dengan rata- rata nilai sebesar 87,60 dan tidak dilakukan tes awal (kelompok kontrol) dengan rata-rata nilai sebesar 74,80
46
B. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis akan menyampaikan implikasi yang bermanfaat secara teoritis maupun praktis dalam upaya meningkatkan prestasi belajar asuhan persalinan kala III 1. Implikasi Teoritis Implikasi teoritis yang penting dalam penelitian ini berupa penerapan tes awal pada setiap mata kuliah praktik. Sehingga mahasiswa lebih siap dengan materi yang akan dipraktikkan agar dalam pelaksanaannya lebih mudah dilakukan oleh pengajar. Di samping itu perlu ditumbuhkan minat belajar yang baik kepada mahasiswa agar prestasi belajar pendidikan matematika mahasiswa meningkat. 2. Implikasi Praktis Dosen perlu menumbuhkan minat belajar, bimbingan dan arahan kepada mahasiswa dalam mencari, mencoba dan menentukan pemecahan masalah yang dihadapi mahasiswa Instansi hendaknya membuat prosedur tetap kepada pengajar, untuk memberikan materi yang akan dipraktikkan dahulu sebelum mahasiswa masuk ruang skills laboratorium, sehingga diharapkan mahasiswa dapat membaca materi dahulu sebelum praktik dimulai.
46 C. Saran 1. Bagi mahasiswa Dalam semua mata kuliah perlu adanya minat untuk belajar mandiri teori dan praktik skills laboratorium sebelum dimulai praktik di labolatorium baik ada atau tidak dilaksankannya tes awal oleh dosen pengampu, sehingga akan memahami apa yang akan dipraktikkan, dengan mudah mengikuti praktik skills laboratorium dan hasil belajar juga akan optimal
2. Bagi dosen pengajar Tes
awal
sangat
perlu
dilakukan
oleh
dosen
sebelum
dilaksanakannya praktik skills laboratorium di semua mata kuliah yang ada praktik skills laboratoriumnya, karena dengan tes awal akan merangsang mahasiswa untuk mempelajari terlebih dahulu materi yang akan dipraktikkan sehingga proses pembelajran akan lebih efektif dan nilai hasil belajarpun akan maksimal.
46 DAFTAR PUSTAKA
Arief, M. 2004. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Kesehatan. Surakarta: The Community of Self Help Group Forum (CSGF). Arikunto, S. 2004. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Azwar, Saifuddin. 2007. Tes Prestasi Fungsi Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogjakarta: Pustaka Pelajar. Cetakan kesepuluh. Budi, E. 2009. Implementasi Pembelajaran Skills Laboratorium di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tesis Candra. B. 2008. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta: EGC Fraser , D. 2009. Myles Textbook For Midwives. Jakarta: EGC. Cetakan Empatbelas. Furqon, Arief, 2007. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Jogjakarta: Pustaka Pelajar. Cetakan ketiga. Hidayat, A. 2007. Riset Keperawatan Dan Tehnik Penulisan Ilmiah, Jakarta: Salemba Medika Hyre, A. 2000. Asuhan Persalinan Normal, Jakarta: Depertemen Kesehatan RI Jihan, Asep dan Haris Abdul. 2009. Evaluasi Belajar. Jogjakarta: Multi Pressindo. Cetakan ketiga. Murti, B. 2006. Desain Dan Ukuran Sampel Untuk Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif Di Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Poerwodarminto, 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. Prawiroharjo, S.2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Priyatno, D. 2009. SPSS Untuk Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate. Jogjakarta: Gava Media. Cetakan Pertama. Roestiyah, 2008. Strategi Bejajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Cetakan ketujuh. Santoso, S. 2009. Panduan Lengkap Menguasai Statistik Dengan SPSS 17. Jakarta: Elek Media Komputindo Sardiman, 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Perkasa.
46 Sarwono, J. 2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogjakarta: Andi Offset. Cetakan I. Slameto,2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta Sugiyanto. 2008. Model - Model Pembelajaran Inovatif. Modul Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru.Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuntitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Cetakan keempatbelas. ________. 2009. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Cetakan keempatbelas. Suharsimi, A. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Edisi Revisi VI. Sujatmiko, 2008. Kontribusi Minat Dan Motivasi Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Program Studi D III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Satria Bhakti Nganjuk. Tesis Suryadi, E. 2008. Pendidikan Di Laboratorium Klinik (Skills Laboratorium). Jogjakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Cetakan Pertama. Uno, H. 2009. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. Cetakan keempat. Varney, H. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 2, Jakarta: EGC Wahyuningsih, 2009. Hubungan Antara Kebiasaan Belajar Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Reguler Semester IV DIV Kebidanan UNS, Skripsi Wasis. 2008. Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat. Jakarta: EGC. Waspodo, D dkk. 2008. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi.
46
.