Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 21(2): 65 -71, 2015
ISSN 0852-0151
PENGARUH MEDIA PETA KONSEP DAN MINAT MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH KIMIA UMUM-I Freddy Tua Musa Panggabean1 dan Nora Susanti2 1)
Dosen Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Medan;
[email protected] Alumni Prodi Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Medan
[email protected] 2)
Diterima 20 Juni 2015, disetujui untuk publikasi 25 Juli 2015
Abstract Stoichiometry is one of the subjects in the general chemistry-I course, which has a fairly extensive study, laden with concepts and abstract. Stoichiometry would be more appropriately taught using concept maps media so that students easily understand and make lectures more meaningful. In addition to the use of concept maps media, other factors also affect the learning outcomes of students is learning interest of students. In this research, comparison of the results of studying chemistry among the group of students who are taught by the media map concept with a group of students who are taught without media concept map in terms of student learning interest. The final conclusion is that: (1) there is significant influence media use of concept maps to the learning outcomes of students on the subject of chemical stoichiometry where the average results of studying chemistry students are taught using concept maps media is higher than student learning outcomes are taught without using the media map concept; (2) there is significant influence on the students' interest in learning outcomes of students on the subject of chemical stoichiometry where the average results of studying Kata kunci: chemistry students who have a high interest in learning was higher than the results of studying chemistry student who has a low learning interest; (3) there is no Concept Map, Interest, Learning Outcomes, significant effect of interaction between media use of concept maps and the interest Stoichiometry. of student learning to the learning outcomes achieved chemistry student on the subject of stoichiometry.
Pendahuluan Matakuliah kimia umum-I merupakan salah satu matakuliah dasar yang diajarkan pada mahasiswa jurusan kimia, biologi, fisika dan jurusan matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Dalam perkuliahan kimia umum-I yang sarat dengan konsep, mulai dari konsep yang sederhana sampai konsep yang lebih kompleks dan abstrak sangatlah diperlukan pemahaman yang benar terhadap konsep dasar yang membangun konsep tersebut. Banyaknya konsep kimia yang bersifat abstrak menjadikan mata kuliah kimia umum-I termasuk matakuliah yang sulit dipahami Lembaga Penelitian Universitas Negeri Medan
oleh sebagai besar mahasiswa. Salah satu pokok bahasan dalam matakuliah kimia umum-I yang sarat dengan konsep adalah pokok bahasan stoikhiometri. Pokok bahasan stoikhiometri, merupakan materi yang terkesan mudah dan sederhana, namun memiliki kajian yang cukup luas, terutama setelah diaplikasikan dalam mengatasi permasalahan perhitungan kimia. Berdasarkan GBPP matakuliah kimia umum-I, setelah mempelajari pokok bahasan stoikhiometri diharapkan mahasiswa mampu mendeskripsikan dan menerapkan hukum dasar ilmu kimia dalam perhitungan kimia, mampu 65
Fredy Tua Musa Panggabean dan Nora Susanti
memahami dan menerapkan konsep mol dalam perhitungan kimia, mampu memahami defenisi molaritas larutan, mampu mendeskripsikan rumus molekul suatu senyawa, mampu menyetarakan reaksi, mampu menuliskan persamaan molekul dan persamaan reaksi ionik dari suatu reaksi, mampu mendeskripsikan koefisien reaksi dari suatu reaksi kimia, mampu menetapkan pereaksi pembatas dari suatu reaksi, mampu menetapkan efisiensi reaksi dari suatu persamaan reaksi, serta mampu menetapkan komposisi masing-masing pereaksi dalam suatu pereaksi campuran dari suatu reaksi kimia. Melalui pengalaman peneliti dalam mengajarkan mata kuliah kimia umum-I ditemukan beberapa permasalahan khususnya berkaitan dengan pembelajaran stoikhiometri, antara lain: (1) mahasiswa masih cenderung sulit menguasai konsep dan materi stoikhiometri; (2) mahasiswa juga mengalami kesulitan dalam menghubungkan konsep-konsep materi yang saling terkait khususnya pokok bahasan stoikhiometri; (3) kurangnya motivasi atau usaha belajar mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan kimia umum-I khususnya pokok bahasan stoikhiometri yang dapat dilihat dari tugastugas yang diberikan dosen masih belum dikerjakan dengan baik; dan (4) masih rendahnya hasil belajar yang dicapai mahasiswa pada pokok bahasan stoikhiometri. Agar mahasiswa dapat mempelajari dan memahami konsep-konsep kimia khususnya pokok bahasan stoikhiometri lebih bermakna diperlukan strategi pembelajaran yang tepat, salah satunya adalah dengan menggunakan media peta konsep. Penggunaan media peta konsep diharapkan dapat membantu mahasiswa lebih fokus dan mudah memahami materi atau konsepkonsep yang dipelajarinya. Ausubel dalam Dahar (2011), mengemukakan bahwa struktur kognitif seseorang diatur secara hirarkis dengan konsep-konsep dan proposisiproposisi dari yang bersifat umum ke khusus dan belajar akan lebih bermakna bila siswa
66
menyadari adanya keterkaitan antar konsep. Selain penggunaan media peta konsep, faktor lain yang juga berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar mahasiswa termasuk dalam belajar stoikhiometri adalah minat belajar mahasiswa yang merupakan faktor intern (dalam diri) mahasiswa. Minat belajar bagi mahasiswa merupakan factor terpenting bagi keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Karena dengan adanya minat akan menumbuhkan keinginan belajar dan rasa senang terhadap apa yang dipelajari, sebaliknya tanpa adanya minat yang kuat dalam diri individu, maka dengan sendirinya hasrat atau rasa ingin tahunya juga hilang dan akan mengakibatkan kegagalan. Simatupang dan Dewi (2014), mengatakan dengan bantuan media peta konsep sebanyak 87% mahasiswa mampu menyelesaikan matakuliah kimia anorganik-I. Hasil penelitian Silaban (2013), media peta konsep sangat efektif dalam meningkatkan prestasi belajar mahasiswa dalam mengikuti mata kuliah biokimia dasar. Elvinawati (2011), menyimpulkan bahwa penerapan kontruktivisme dan model peta konsep dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah kimia pemisahan. Hasil penelitian Hayaton (2014), menyimpulkan bahwa model pembelajaran peta konsep dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hasil penelitian Indriyanto (2008), menyimpulkan bahwa terdapat interaksi pengaruh yang signifikan antara media pembelajaran dengan minat belajar siswa terhadap hasil belajar fisika. Siswa yang mendapatkan media pembelajaran dengan menggunakan CD Komputer dengan minat belajar lebih tinggi mempunyai hasil belajar fisika yang lebih tinggi daripada siswa yang mendapatkan media pembelajaran secara konvensional dengan minat belajar yang lebih rendah.
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Volume 21 Nomor 2
September 2015
Pengaruh Media Peta Konsep dan Minat Mahasiswa Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kimia Umum-I
Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Slameto, 2010). Paradigma baru dalam dunia pendidikan dewasa ini untuk menciptakan proses pembelajaran yang bermakna, pengertian belajar lebih ditekankan pada pengertian belajar menurut para pakar atau ahli konstruktivisme. Menurut teori atau paham konstruktivisme dalam Sardiman (2009), belajar diartikan sebagai proses aktif dari siswa untuk merekonstruksi makna, sesuatu entah itu teks, kegiatan dialog, pengalaman fisik dan lain-lain. Selanjutnya menurut para ahli konstruktivistik dalam Pribadi (2009), mengartikan belajar merupakan pemaknaan terhadap peristiwa atau pengalaman yang dialami oleh individu. Peristiwa belajar akan berlangsung lebih efektif jika siswa berhubungan langsung dengan objek yang sedang dipelajari dan ada di lingkungan sekitar. Pendidikan harus dipandang sebagai sebuah proses rekonstruksi pengalaman yang berlangsung secara kontinyu. Siswa membangun pengetahuan baru melalui peristiwa yang dialami setiap saat. Pemberian makna terhadap pengetahuan diperoleh melalui akumulasi makna terhadap peristiwa yang dialami. Sedangkan dalam Trianto (2011), para ahli konstruktivis beranggapan bahwa satu-satunya alat yang tersedia bagi seseorang untuk mengetahui sesuatu adalah inderanya. Seseorang berinteraksi dengan objek dan lingkungannya dengan melihat, mendengar, mencium, menjamah, dan merasakannya. Hal ini menampakkan bahwa pengetahuan lebih menunjuk pada pengalaman seseorang akan dunia daripada dunia itu sendiri. Berhasil tidaknya siswa dalam belajar dapat dilihat atau diukur dari hasil belajar yang dicapai siswa. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Volume 21
Nomor 2
sebagai subjek yang menerima pelajaran (sasaran didik), sedangkan mengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya, dan lain-lain aspek yang ada pada individu (Sudjana, 2009). Nasution (2009), menjelaskan bahwa tujuan utama belajar adalah apa yang dipelajari itu berguna dikemudian hari, yakni membantu seseorang untuk dapat belajar terus menerus dengan cara yang lebih mudah. Dick dan Reiser seperti dikutip oleh Nasution (2009), mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa sebagai kegiatan pembelajaran. Menurut Sudjana (2009), hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Sedangkan Reigeluth sebagaimana dikutip Keller dalam Uno (2009), menyebutkan bahwa hasil belajar adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan suatu metodedi bawah kondisi yang berbeda. Efek ini bisa berupa efek yang sengaja dirancang, karena itu hasil belajar merupakan efek yang diinginkan dan bisa juga berupa efek nyata sebagai hasil penggunaan metode pengajaran tertentu. Lebih lanjut menurut Sardiman (2009), ciri dari hasil belajar bermakna adalah tahan lama, asli dan otentik. Hasil belajar yang dicapai hendaknya selalu memunculkan pemahaman atau pengertian reaksi atau jawaban yang dapat dipahami dan diterima oleh akal. Peta konsep atau pemetaan konsep adalah alat peraga untuk memperlihatkan hubungan antara beberapa konsep. Hubungan antar konsep dapat dirinci dalam bentuk
September 2015
67
Fredy Tua Musa Panggabean dan Nora Susanti
pernyataan-pernyataan. Dahar (2011), mengemukkan bahwa peta konsep digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi. Proposisi-proposisi merupakan dua atau lebih konsep-konsep yang dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit semantik. Dalam bentuknya yang paling sederhana, suatu peta konsep hanya terdiri atas dua konsep yang dihubungkan oleh satu kata penghubung untuk membentuk suatu proposisi. Martin dalam Trianto (2011), menjelaskan bahwa peta konsep adalah ilustrasi grafis konkret yang mengidikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke konsep-konsep lain pada kategori yang sama. Asan (2007), mengemukakan bahwa peta konsep merupakan representasi dari beberapa konsep serta berbagai hubungan antar struktur pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang. Novak (2010), menyatakan bahwa peta konsep dapat membantu siswa belajar tentang bagaimana cara belajar yang baik dan juga membantu dalam menyerap pengetahuan dan menafsirkan kreativitas di semua bidang ilmu. Situmorang, dkk, (2000), dalam Jati, dkk, (2015), melaporkan bahwa peta konsep merupakan media pendidikan yang dapat menunjukkan konsep ilmu yang sistematis. Menurut Akeju, dkk, (2012), media peta konsep berkontribusi pada peningkatan hasil belajar siswa bidang studi fisika. Hasil penelitian Sakiyo dan Waziri (2015), melaporkan bahwa siswa biologi yang diajarkan materi konsep biologi menggunakan metode concept mapping mewujudkan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan siswa yang diajarkan dengan metode ceramah. Pembuatan peta konsep dilakukan dengan membuat suatu sajian visual atau suatu diagram tentang bagaimana ide-ide penting atau suatu topik tertentu dihubungkan satu sama lain. Posner dan Rudnitsky dalam Trianto (2011), menulis bahwa peta konsep mirip peta jalan, namun peta konsep menaruh perhatian pada hubungan antara ide-ide, bukan hubungan
68
antar tempat. Untuk membuat suatu peta konsep, siswa dilatih untuk mengidentifikasi ide-ide kunci yang berhubungan dengan suatu topik dan menyusun ide-ide tersebut dalam suatu pola logis. Kadang-kadang peta konsep merupakan hirarki, kadang-kadang peta konsep itu memfokus pada hubungan sebab-akibat. Secara sederhana, minat (interest) berarti kecendrungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat belajar berkaitan dengan seberapa besar siswa merasa suka atau tidak suka terhadap suatu materi yang dipelajarinya. Menurut Reber dalam Baharuddin dan Wahyuni (2012), minat bukanlah istilah yang populer dalam psikologi disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai faktor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan. Menurut Sujanto (2010), minat sebagai suatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja terlahir dengan penuh kemauannya dan tergantung dari bakat serta lingkungannya. Menurut Djaali, (2012), minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Menurut Slameto (2010), minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau individu, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar pula niatnya. Lebih lanjut menurut Slameto (2010), minat belajar besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar, karena jika bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya. Siswa akan segan untuk belajar dan tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Dengan tumbuhnya minat dalam diri seseorang akan melahirkan perhatian untuk melakukan sesuatu dengan tekun dalam jangka
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Volume 21 Nomor 2
September 2015
Pengaruh Media Peta Konsep dan Minat Mahasiswa Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kimia Umum-I
waktu yang lama, lebih berkonsentrasi, mudah untuk mengingat dan tidak mudah bosan dengan apa yang dipelajari. Menurut Putra (2011), minat yang kuat akan menimbulkan usaha yang gigih serius dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan. Jika seseorang siswa memiliki rasa ingin belajar, maka akan cepat dapat mengerti dan mengingatnya. Belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat. Namun demikian, menurut Hamalik (2010), minat tanpa adanya usaha yang baik maka belajar juga sulit untuk berhasil.
Metode Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Jurusan Matematika FMIPA UNIMED Semester Ganjil T.A. 2015/2016, yang beralamat di Jalan Williem Iskandar, Psr. V. Medan. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experimental Nonequivalent Control Group Design untuk menguji pengaruh utama dan pengaruh interaksi penggunaan media peta konsep dan minat belajar mahasiswa terhadap hasil belajar mahasiswa. Penelitian ini melibatkan dua variabel bebas (pembelajaran langsung menggunakan media peta konsep dan tanpa media peta konsep), dua variabel moderator (minat belajar tinggi dan minat belajar rendah) dan satu variabel terikat (hasil belajar kimia mahasiswa). Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar pada pokok bahasan stoikhiometri dan angket minat belajar mahasiswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah ANAVA dua jalur pada taraf signifikan α = 0,05. Analisis data dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil penelitian berdasarkan kelas menunjukkan bahwa hasil belajar mahasiswa yang diajarkan dengan media peta konsep dengan jumlah mahasiswa sebanyak 35 orang diperoleh rata-rata nilai sebesar 24,26 dengan standar deviasi sebesar 2,13 sedangkan hasil belajar mahasiswa yang diajarkan tanpa media Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Volume 21
Nomor 2
peta konsep dengan jumlah mahasiswa sebanyak 41 orang diperoleh rata-rata nilai sebesar 21,0 dengan standar deviasi sebesar 2,59. Selanjutnya hasil belajar mahasiswa berdasarkan minat belajar yang dimiliki mahasiswa menunjukkan bahwa hasil belajar kelompok mahasiswa yang memiliki minat belajar tinggi dengan jumlah sebanyak 39 orang diperoleh ratarata nilai sebesar 23,31 dengan standar deviasi sebesar 3,09 sedangkan hasil belajar kelompok mahasiswa yang memiliki minat belajar rendah dengan jumlah sebanyak 37 orang diperoleh rata-rata nilai sebesar 21,65 dengan standar deviasi sebesar 2,41. Lebih lanjut hasil belajar mahasiswa berdasarkan interaksi antara kelas dan minat belajar menunjukkan bahwa hasil belajar kelompok mahasiswa yang diajarkan dengan media peta konsep dan memiliki minat belajar tinggi dengan jumlah mahasiswa sebanyak 20 orang diperoleh rata-rata nilai sebesar 25,25 dengan standar deviasi sebesar 1,74; hasil belajar kelompok mahasiswa yang diajarkan dengan media peta konsep dan memiliki minat belajar rendah dengan jumlah mahasiswa sebanyak 15 orang diperoleh rata-rata nilai sebesar 22,93 dengan standar deviasi sebesar 1,91; hasil belajar kelompok mahasiswa yang diajarkan tanpa media peta konsep dan memiliki minat belajar tinggi dengan jumlah mahasiswa sebanyak 19 orang diperoleh rata-rata nilai sebesar 21,26 dengan standar deviasi sebesar 2,88; sedangkan hasil belajar kelompok mahasiswa yang diajarkan tanpa media peta konsep dan memiliki minat belajar rendah dengan jumlah mahasiswa sebanyak 22 orang diperoleh rata-rata nilai sebesar 20,77 dengan standar deviasi sebesar 2,35. Setelah persyaratan analisis data terpenuhi yaitu data penelitian dinyatakan berdistribusi normal dan memiliki varians yang sama (homogen), maka dapat dilanjutkan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dianalisis menggunakan teknik analisis varian dua
September 2015
69
Fredy Tua Musa Panggabean dan Nora Susanti
jalur (two way anova) dengan bantuan program SPSS 16.0. Hasil temuan penelitian dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar kimia mahasiswa kelas eksperimen yang diajarkan dengan media peta konsep (24,26±2,13) lebih tinggi dibandingkan hasil belajar mahasiswa kelas kontrol yang diajarkan tanpa media peta konsep (21,00±2,59). Hasil ini memberi indikasi bahwa pembelajaran dengan media peta konsep memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar kimia mahasiswa dibandingkan tanpa media peta konsep. Hal ini juga dibuktikan dari hasil pengujian hipotesis dengan nilai Fhitung sebesar 33,857 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 atau lebih kecil dari nilai signifikansi yang diharapkan yaitu 0,05. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar kimia, kelompok mahasiswa yang memiliki minat belajar tinggi (23,31±3,09) lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang memiliki minat belajar rendah (21,00±2,59). Hasil ini memberi indikasi bahwa faktor minat belajar mahasiswa memberikan pengaruh positif terhadap pencapaian hasil belajar mahasiswa. Hal ini juga dibuktikan dari hasil pengujian hipotesis dengan nilai Fhitung sebesar 7,059 dan nilai signifikansi sebesar 0,010 atau lebih kecil dari nilai signifikansi yang diharapkan yaitu 0,05. Lebih lanjut hasil pengujian hipotesis disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi antara penggunaan media peta konsep dan minat belajar mahasiswa terhadap hasil belajar kimia mahasiswa. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil pengujian hipotesis dengan nilai Fhitung sebesar 2,988 dan nilai signifikansi sebesar 0,088 atau lebih besar dari nilai signifikansi yang diharapkan yaitu 0,05. Tidak adanya pengaruh interaksi antara penggunaan media peta konsep dan minat belajar mahasiswa terhadap hasil belajar kimia mahasiswa memberi indikasi bahwa mahasiswa yang memiliki minat belajar tinggi jika diajarkan tanpa media peta konsep belum tentu atau tidak berarti lebih baik dibandingkan mahasiswa yang memiliki minat
70
belajar rendah jika diajarkan dengan menggunakan media peta konsep.
Simpulan dan Saran Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan di atas maka dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut: 1)Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media peta konsep terhadap hasil belajar kimia mahasiswa pada pokok bahasan stoikhiometri. Rata-rata hasil belajar kimia mahasiswa yang diajarkan dengan menggunakan media peta konsep lebih tinggi dibandingkan hasil belajar mahasiswa yang diajarkan tanpa menggunakan media peta konsep. 2)Terdapat pengaruh yang signifikan minat belajar mahasiswa terhadap hasil belajar kimia mahasiswa pada pokok bahasan stoikhiometri. Rata-rata hasil belajar kimia mahasiswa yang memiliki minat belajar tinggi lebih baik atau lebih tinggi dibandingkan hasil belajar kimia mahasiswa yang memiliki minat belajar rendah. 3)Tidak terdapat pengaruh yang signifikan interaksi antara penggunaan media peta konsep dan minat belajar mahasiswa terhadap hasil belajar kimia yang dicapai mahasiswa pada pokok bahasan stoikhiometri.
Daftar Pustaka Akeju, Simpson. O. O., Rotimi, O.C., dan Kenni, M.A., (2012), Teaching With Concept Mapping Instructional Strategy in Nigeria Secondary Schools, Eurasian Journal of Physics and Chemistry Education (EJPCE) (Special Issue):13-19. Asan, A., (2007), Concept mapping in Science Class: A Study of fifth grade students. Jurnal Educational Technology & Society, 10 (1) :186-195. Baharuddin dan Wahyuni, E. N.,(2012), Teori Belajar dan Pembelajaran. ArRuzz Media, Jakarta.
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Volume 21 Nomor 2
September 2015
Pengaruh Media Peta Konsep dan Minat Mahasiswa Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Kimia Umum-I
Dahar, R.W., (2011), Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, Erlangga, Jakarta. Djaali, (2012), Psikologi Pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta. Elvinawati. (2011), Optimalisasi Pembelajaran Kimia Pemisahan Melalui Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Dan Model Peta Konsep, Jurnal Exacta IX(1):23-28. Hamalik, O., (2010), Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara, Jakarta. Hayaton, (2014), Penerapan Model Pembelajaran Peta Konsep Untuk
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Volume 21
Nomor 2
Meningkatkan Hasil Belajar Materi Proklamasi Kemerdekaan Pada Siswa Kelas VIII SMPN 1 Darul Kamal Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu,17(2):84-91. Indriyanto, (2008), Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Fisika Ditinjau dari Minat Belajar Siswa Kelas XII SMA Kabupaten Seragen, Tesis, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
September 2015
71