PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA DAN OPERASIONAL PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PT PUPUK KALTIM
Oleh DYAH CAHYANI FITRI CHOLIFATUL BADI H24080122
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012
PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA DAN OPERASIONAL PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PT. PUPUK KALTIM Dyah Cahyani Fitri Cholifatul Badi, Prof.Dr.Ir.H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing,DEA Departmen Manajemen, Fakultas ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor ABSTRACT Laporan keuangan memberikan gambaran umum sebuah perusahaan yang dijabarkan dalam mata uang (rupiah). Kinerja keuangan adalah salah satu alat ukur laporan keuangan perusahaan yang dapat dianalisis tingkat pencapaiannya. Faktor-faktor yang mempunyai keterkaitan dengan kinerja keuangan, antara lain Sumber Daya Manusia (SDM) dan operasional perusahaan. Beberapa perusahaan memiliki laporan administrasi SDM seperti tingkat turnover karyawan, jumlah formasi jabatan struktural dan pejabat berdasarkan struktur organisasi, serta jumlah karyawan per unit kerja berdasarkan grade. Operasional perusahaan berkaitan dengan efisiensi dan efektivitas kegiatan perusahaan. Keterkaitan antara kinerja keuangan dan SDM, serta operasional dapat diteliti di PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim). Pada tanggal 7 Desember 1977, Pupuk Kaltim resmi berdiri, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menjadi perusahaan produsen pupuk Urea dan Amoniak terbesar di Indonesia, sehingga mampu memenuhi kebutuhan pupuk nasional, maupun internasional. Penelitian ini bertujuan : (1) Menganalisis kinerja keuangan PT Pupuk Kaltim, (2) Menganalisis pengaruh SDM dan operasional perusahaan terhadap kinerja keuangan, (3) Menganalisis peubah SDM dan operasional perusahaan terhadap kinerja keuangan, serta (4) Menganalisis rasio kinerja keuangan yang dipengaruhi oleh SDM dan operasional perusahaan. Data penelitian ini berupa data sekunder yang diperoleh dari dalam perusahaan, seperti laporan administrasi SDM, laporan operasional dan laporan keuangan perusahaan setiap tahunnya. Alat analisis yang digunakan adalah analisis rasio untuk menganalisis kinerja keuangan PT Pupuk Kaltim dan analisis regresi linear berganda dengan bantuan software Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 16.0. Berdasarkan hasil penelitian terdapat pengaruh SDM dan operasional perusahaan terhadap kinerja keuangan PT Pupuk Kaltim. Peubah SDM dan operasional perusahaan yang memberikan pengaruh terhadap kinerja keuangan adalah turnover, rasio manajer dan on stream factor. SDM dan operasional perusahaan mempengaruhi rasio likuiditas, yaitu current ratio, karena berkaitan dengan unsur dari current ratio seperti aktiva lancar dan utang lancar.
PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA DAN OPERASIONAL PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PT PUPUK KALTIM
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh DYAH CAHYANI FITRI CHOLIFATUL BADI H24080122
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012
Judul Skripsi : Pengaruh SDM dan Operasional Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan PT Pupuk Kaltim Nama
: Dyah Cahyani Fitri Cholifatul Badi
NIM
: H24080122
Menyetujui Dosen Pembimbing,
(Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS,Dipl. Ing, DEA) NIP : 195506261980031002
Mengetahui : Ketua Departemen,
(Dr. Ir. Jono M. Munandar, MSc) NIP : 196101231986011002
Tanggal Lulus:
RINGKASAN
DYAH CAHYANI F.C.B. H24080122. Pengaruh Sumber Daya Manusia dan Operasional Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan PT Pupuk Kaltim. Di bawah bimbingan H. MUSA HUBEIS. Laporan keuangan memberikan gambaran umum sebuah perusahaan yang dijabarkan dalam mata uang (rupiah). Kinerja keuangan adalah salah satu alat ukur laporan keuangan perusahaan yang dapat dianalisis tingkat pencapaiannya. Faktor-faktor yang mempunyai keterkaitan dengan kinerja keuangan, antara lain Sumber Daya Manusia (SDM) dan operasional perusahaan. Beberapa perusahaan memiliki laporan administrasi SDM seperti tingkat turnover karyawan, jumlah formasi jabatan struktural dan pejabat berdasarkan struktur organisasi, serta jumlah karyawan per unit kerja berdasarkan grade. Operasional perusahaan berkaitan dengan efisiensi dan efektivitas kegiatan perusahaan. Keterkaitan antara kinerja keuangan dan SDM, serta operasional dapat diteliti di PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim). Pada tanggal 7 Desember 1977, Pupuk Kaltim resmi berdiri, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menjadi perusahaan produsen pupuk Urea dan Amoniak terbesar di Indonesia, sehingga mampu memenuhi kebutuhan pupuk nasional, maupun internasional. Penelitian ini bertujuan : (1) Menganalisis kinerja keuangan PT Pupuk Kaltim, (2) Menganalisis pengaruh SDM dan operasional perusahaan terhadap kinerja keuangan, (3) Menganalisis peubah SDM dan operasional perusahaan terhadap kinerja keuangan, serta (4) Menganalisis rasio kinerja keuangan yang dipengaruhi oleh SDM dan operasional perusahaan. Data penelitian ini berupa data sekunder yang diperoleh dari dalam perusahaan, seperti laporan administrasi SDM, laporan operasional dan laporan keuangan perusahaan setiap tahunnya. Alat analisis yang digunakan adalah analisis rasio untuk menganalisis kinerja keuangan PT Pupuk Kaltim dan analisis regresi linear berganda dengan bantuan software Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 16.0. Berdasarkan hasil penelitian terdapat pengaruh SDM dan operasional perusahaan terhadap kinerja keuangan PT Pupuk Kaltim. Peubah SDM dan operasional perusahaan yang memberikan pengaruh terhadap kinerja keuangan adalah turnover, rasio manajer dan on stream factor. SDM dan operasional perusahaan mempengaruhi rasio likuiditas, yaitu current ratio, karena berkaitan dengan unsur dari current ratio seperti aktiva lancar dan utang lancar.
ii
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Trenggalek, Jawa Timur, pada 12 September 1989 sebagai anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Kuswanto Sumo Atmojo dan Dyah Mumpuni Ciptaningtyas.
Penulis menempuh pendidikan dasar di
Sekolah Dasar (SD) Papandayan I (1996-2002), pendidikan menengah pertama di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 2 Bogor (2002-2005) dan pendidikan menengah atas di Sekolah Menengah Umum (SMU) PLUS Yayasan Persaudaraan Haji Bogor (YPHB) (2005-2008). Pada Tahun 2008 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama menjadi mahasiswa, Penulis aktif di berbagai kepanitiaan yang diselenggarakan COM@, maupun Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FEM IPB. Penulis juga aktif mengikuti kejuaraan atletik tingkat FEM.
iii
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Skripsi berjudul “Pengaruh SDM dan Operasional Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan PT Pupuk Kaltim” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor dapat diselesaikan. Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih banyaknya kekurangan karena keterbatasan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya penelitian berikutnya sebagai penyempurna skripsi ini.
Bogor, April 2012
Penulis
iv
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis ucapkan syukur atas kuasa Illahi Robbi untuk semua kemudahan dan karunia yang telah diberikan dalam hidup penulis. Dengan segenap ketulusan hati, izinkanlah penulis menyampaikan penghargaan dan rasa terimakasih yang begitu besar kepada : 1.
Prof.Dr.Ir.H. Musa Hubeis, MS,Dipl.Ing.,DEA. sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memotivasi, membimbing dan memberikan banyak pelajaran dalam penyusunan skripsi ini.
2.
Dr.Ir. Muhamad Syamsun, M.Sc dan Dra. Siti Rahmawati, M.Pd sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran dan kritik atas isi skripsi ini.
3.
Ir. Kuswanto Sumo Atmojo MS dan Dyah Mumpuni Ciptaningtyas, sebagai orang tua penulis terhebat yang tak pernah putus memberikan doa, semangat dan motivasi dengan penuh kasih sayang. Terimakasih untuk kakak penulis, Sari dan adik penulis Iqbal dan Wardah, atas kasih sayang dan hiburan yang diberikan setiap saat bagi penulis.
4.
Untuk Akung dan Yangtri, Insya’ Allah janji penulis dapat ditepati, harapan dan cita-cita kalian bagi penulis bukanlah beban. Terimakasih untuk segala pelajaran hidup yang telah diberikan.
5.
Untuk Budhe Yekti yang setia menemani selama penulis menempuh studi hingga pengumpulan data penelitian juga memberikan saran-saran yang sangat bermanfaat.
6.
Untuk Budhe Nining dan Pak De Win Hartono, tanpa kalian skripsi ini akan sangat sulit untuk diselesaikan.
7.
Ikbal Alamsyah dan keluarga yang selalu memberikan dukungan, semangat dan doa kepada penulis.
8.
Untuk Mas Bondar, Pak Dody, Pak Puji, Mas Sandy, Mas Dian dan Mas Seno yang telah membantu dalam pengumpulan data.
9.
Teman-teman Camen (Naylla, Toe, Maul, Tanti, Nta, Ndut) atas kenangan indah selama masa-masa kuliah, semoga persaudaraan kita tetap terjalin sampai kapanpun.
v
10. Teman-teman satu bimbingan (Septi, Naylla, Fitri, David, Puspa, Ruth, Mega, Rina dan Gembung) atas kerjasama dan kekompakannya. 11. Teman-teman Narsix (Miyank, Prima, Igie, Bunga), sahabat yang selalu menemani dan memberi semangat penulis. 12. Teman-teman asrama, B19-20 dan Manajemen 45 yang telah memberikan arti kebersamaan dan kekeluargaan selama masa perkuliahan. 13. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini secara langsung, maupun tidak langsung.
vi
DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... iii KATA PENGANTAR .................................................................................. iv UCAPAN TERIMA KASIH ...................................................................... v DAFTAR ISI........ ......................................................................................... vii DAFTAR TABEL ........................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xi I.
II.
PENDAHULUAN .......................................................................
1
1.1. Latar Belakang Penelitian ...................................................... 1.2. Perumusan Masalah ............................................................... 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................... 1.4. Ruang Lingkup Penelitian .....................................................
1 2 3 3
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................
4
2.1. Keuangan ................................................................................ 2.1.1 Laporan Keuangan ....................................................... 2.1.2 Analisis Laporan Keuangan Untuk Mengevaluasi Kinerja Perusahaan ............................... 2.2. SDM ....................................................................................... 2.2.1 Metode Prakiraan Persediaan Tenaga Kerja ................ 2.2.2 Turnover Karyawan ..................................................... 2.2.3 Kompensasi Bagi Manajer ........................................... 2.3. Operasional ............................................................................. 2.3.1 Kegiatan Operasional .................................................... 2.3.2 Persediaan .................................................................... 2.4. Penelitian Terdahulu yang Relevan .......................................
4 4 4 5 5 6 7 7 7 8 9
III. METODE PENELITIAN ...........................................................
10
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ............................................. 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 3.3. Pengumpulan Data ................................................................. 3.4. Pengolahan dan Analisis Data ............................................... 3.4.1 Analisis Regresi Linear Berganda ................................ 3.4.2 Asumsi-Asumsi Regresi Linear Berganda ................... 3.4.3 Koefisien Determinasi .................................................. 3.4.4 Pengujian Parameter ..................................................... 3.4.5 Analisis Rasio ...............................................................
10 11 12 13 13 14 16 17 18
vii
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................
23
4.1. Gambaran Umum Perusahaan ............................................... 4.1.1 Sejarah Pendirian Perusahaan ...................................... 4.1.2 Masa Produksi ............................................................. 4.1.3 Lokasi Pabrik ............................................................... 4.1.4 Fasilitas Pendukung ..................................................... 4.1.5 Bahan Baku ................................................................. 4.1.6 Visi, Misi, Motto dan Budaya Perusahaan .................. 4.1.7 Proyek Pembangunan Pabrik dan Pengembangan ...... 4.1.8 Spesifikasi Produk ....................................................... 4.1.9 Lambang dan Merk Dagang ........................................ 4.1.10 Pemasaran Hasil Produksi ........................................... 4.1.11 Tenaga dan Waktu Kerja ............................................. 4.1.12 Struktur Organisasi Perusahaan ................................... 4.1.13 K3LH ........................................................................... 4.2. Kinerja Keuangan PT Pupuk Kaltim ..................................... 4.2.1 Rasio Likuiditas ............................................................ 4.2.2 Rasio Leverage ............................................................. 4.2.3 Rasio Profitabilitas ....................................................... 4.3. Analisis Pengaruh SDM dan Operasional Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan PT Pupuk Kaltim ...................... 4.3.1 Pengaruh SDM dan Operasional Perusahaan Terhadap Current Ratio PT Pupuk Kaltim .................. 4.4. Implikasi Manajerial ...............................................................
23 23 26 27 27 29 30 31 39 40 43 44 44 47 48 49 52 55
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................
68
1. Kesimpulan ........................................................................................ 2. Saran ...................................................................................................
68 68
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................
70
LAMPIRAN ..........................................................................................
71
viii
59 60 66
DAFTAR TABEL
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Halaman Jenis dan sumber data penelitian ..................................................... Komposisi Natural Gas ................................................................... Spesifikasi data teknis Kaltim-1 ..................................................... Spesifikasi data teknis Kaltim-2 ..................................................... Spesifikasi data teknis Kaltim-3 ..................................................... Spesifikasi data teknis POPKA ....................................................... Spesifikasi data teknis Kaltim-4 ..................................................... Hasil analisis rasio PT Pupuk Kaltim 2006-2010 ........................... Hasil regresi pengaruh SDM dan Operasional Perusahaan terhadap Current Ratio PT Pupuk Kaltim ...................
ix
12 29 33 34 35 38 39 49 62
DAFTAR GAMBAR
No.
Halaman
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Kerangka pemikiran penelitian ....................................................... PT Pupuk Kalimantan Timur .......................................................... Lokasi Pabrik PT Pupuk Kalimantan Timur ................................... Gudang PT Pupuk Kalimantan Timur ............................................ Lambang PT Pupuk Kalimantan Timur .......................................... Pupuk Urea Mandau dan Daun Buah .............................................. Pupuk NPK Pelangi ........................................................................ Pupuk Zeorganik .............................................................................. Perkembangan Rasio Likuiditas PT Pupuk Kaltim Periode 2006-2010 ........................................................................... 10. Perkembangan Leverage Ratio PT Pupuk Kaltim Periode 2006-2010 ........................................................................... 11. Perkembangan Rasio Profitabilitas PT Pupuk Kaltim Periode 2006-2010 ........................................................................... 12. Hasil Uji Heteroskedastisitas Current Ratio ....................................
x
11 26 28 29 40 41 42 42 50 53 56 61
LAMPIRAN
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Halaman Hasil wawancara ........................................................................... Data turnover karyawan ................................................................ Data Rasio karyawan Engineering ................................................ Data Rasio manajer ........................................................................ Data On Stream Factor .................................................................. Data Production Rate .................................................................... Neraca konsolidasi PT Pupuk Kaltim per 31 Desember 2006 ...... Neraca konsolidasi PT Pupuk Kaltim per 31 Desember 2007 ...... Neraca konsolidasi PT Pupuk Kaltim per 31 Desember 2008 ...... Neraca konsolidasi PT Pupuk Kaltim per 31 Desember 2009 ...... Neraca konsolidasi PT Pupuk Kaltim per 31 Desember 2010 ...... Laporan laba rugi PT Pupuk Kaltim per 31 Desember 2006......... Laporan laba rugi PT Pupuk Kaltim per 31 Desember 2007......... Laporan laba rugi PT Pupuk Kaltim per 31 Desember 2008......... Laporan laba rugi PT Pupuk Kaltim per 31 Desember 2009......... Laporan laba rugi PT Pupuk Kaltim per 31 Desember 2010......... Hasil regresi pengaruh SDM dan Operasional Perusahaan terhadap Current Ratio PT Pupuk Kaltim .................
xi
72 73 74 75 76 77 78 81 84 87 90 93 95 97 99 101 103
1
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Perusahaan swasta maupun perusahaan pemerintah memiliki laporan keuangan untuk setiap kegiatan usahanya. Jenis badan usaha apapun (CV, Perusahaan Daerah, dan PT) wajib menyusun dan menyampaikan laporan keuangan
sesuai
dengan
pasal-pasal
dalam
akta
pendiriannya.
Pertanggungjawaban suatu perusahaan dapat diukur dari laporan keuangan yang telah disusun dan disampaikan setiap periodenya. Laporan keuangan memberikan gambaran umum sebuah perusahaan yang dijabarkan dalam mata uang (rupiah). Kinerja keuangan adalah salah satu alat ukur laporan keuangan perusahaan yang dapat dianalisis tingkat pencapaiannya. Kinerja keuangan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dengan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Faktor-faktor yang mempunyai keterkaitan dengan kinerja keuangan, antara lain Sumber Daya Manusia (SDM) dan operasional perusahaan. SDM merupakan salah satu modal berdirinya suatu organisasi atau perusahaan. Beberapa perusahaan memiliki laporan administrasi SDM seperti, tingkat turnover karyawan, jumlah formasi jabatan struktural dan pejabat berdasarkan struktur organisasi, serta jumlah karyawan per unit kerja berdasarkan grade. Turnover karyawan penting untuk diperhatikan oleh perusahaan, turnover karyawan yang terlalu rendah berkaitan dengan fungsi gaji yang tidak sesuai dengan fungsi pekerjaannya. Manajer merupakan salah satu pejabat di dalam perusahaan yang perlu diperhatikan proporsi jumlahnya berkaitan dengan gaji yang lebih tinggi dibandingkan karyawan di bawahnya. Karyawan engineering merupakan karyawan bagian produksi yang diharapkan mampu meningkatkan produksi perusahaan sehingga perlu diperhatikan jumlahnya di dalam perusahaan. Operasional perusahaan berkaitan dengan efesiensi dan efektivitas kegiatan perusahaan. Setiap perusahaan memerlukan operasional perusahaan yang baik untuk dapat terus menjalankan kegiatan produksinya sesuai standar yang telah ditetapkan perusahaan. Kegiatan operasional yang berkaitan
2
dengan produksi perusahaan antara lain on stream factor dan production rate yang berpengaruh pada jumlah output yang dihasilkan untuk kemudian dijual dan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Berbagai komponen tersebut mempunyai keterkaitan dengan kinerja keuangan, maka penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh kedua faktor tersebut terhadap kinerja keuangan, yaitu SDM dan operasional perusahaan, disamping keterkaitan antara kinerja keuangan dan SDM, serta operasional dapat diteliti pada PT Pupuk Kaltim. Pupuk Kaltim bermula dari proyek pupuk lepas pantai di atas dua kapal milik Pertamina yang kemudian sesuai Keppres No. 43/1975 proyek tersebut dialihkan ke darat. Kemudian melalui Keppres No. 39/1976, Pertamina menyerahkan pengelolaannya kepada Departemen Perindustrian. Pada tanggal 7 Desember 1977, Pupuk Kaltim resmi berdiri. Proses pembangunan pabrik dilaksanakan pada tahun 1979. Selain memproduksi 2,98 juta ton Urea dan 1,85 juta ton Amoniak per tahun, Pupuk Kaltim juga menghasilkan produk lain, seperti pupuk NPK Pelangi dan Zeorganik. Pupuk Kaltim juga terus berupaya mengembangkan segmen pasar perusahaan yang meliputi sektor industri, perkebunan, pemenuhan kebutuhan pupuk untuk sektor tanaman pangan domestik dan ekspor. PT Pupuk Kaltim telah berdiri selama 34 tahun sehingga mencukupi untuk kebutuhan jumlah data SDM dan operasional menggunakan data time series. Oleh karena itu, dilakukan penelitian berjudul pengaruh SDM dan operasional perusahaan terhadap kinerja keuangan PT Pupuk Kaltim. 1.2. Perumusan Masalah 1. Bagaimana kinerja keuangan PT Pupuk Kaltim ? 2. Apakah terdapat pengaruh SDM dan operasional perusahaan terhadap kinerja keuangan PT Pupuk Kaltim ? 3. Peubah apakah dari SDM dan operasional perusahaan yang memengaruhi kinerja keuangan PT Pupuk Kaltim ? 4. Rasio kinerja keuangan apakah yang dipengaruhi oleh SDM dan operasional perusahaan ?
3
1.3. Tujuan Penelitian 1. Menganalisis kinerja keuangan PT Pupuk Kaltim. 2. Menganalisis pengaruh SDM dan operasional perusahaan terhadap kinerja keuangan PT Pupuk Kaltim. 3. Menganalisis peubah SDM dan operasional perusahaan terhadap kinerja keuangan PT Pupuk Kaltim. 4. Menganalisis rasio kinerja keuangan yang dipengaruhi oleh SDM dan operasional perusahaan. 1.4. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dari penelitian ini adalah SDM perusahaan berdasarkan laporan administrasi SDM per triwulan setiap tahun (2006-2011), kinerja keuangan per triwulan setiap tahun (2006-2011) dan laporan operasional perusahaan per triwulan setiap tahun (2006-2011) yang difokuskan pada laporan neraca dan laba rugi.
4
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Keuangan 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah Neraca, atau Laporan Laba/Rugi, atau hasil usaha, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Posisi Keuangan. Bagi para analis, Laporan Keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Pada tahap pertama seorang analis tidak akan mampu melakukan pengamatan langsung ke suatu perusahaan. Seandainya dilakukan, tidak akan dapat mengetahui banyak tentang situasi perusahaan, oleh karena itu yang paling penting adalah media laporan keuangan. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan sarana informasi (screen) bagi analis dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus dana (kas) perusahaan dalam periode tertentu (Harahap, 2004). 2.1.2 Analisis Laporan Perusahaan
Keuangan
untuk
Mengevaluasi
Kinerja
Setelah mendapat laporan keuangan, biasanya langkah yang ditempuh adalah menganalisis laporan keuangan melalui rasio-rasio keuangan. Rasio keuangan harus dibaca secara komparatif dan dinamis, artinya harus dihubungkan dengan informasi lainnya, misalnya antar tahun, antara perusahaan dengan industri dan antara satu rasio dengan rasio lainnya dalam tahun yang sama. Tenaga akuntansi semakin bermakna keberadaannya di perusahaan, jika mampu membuat laporan dengan valid dan benar dan mampu menjelaskan apa yang telah terjadi melalui media laporan keuangan. Tenaga akuntansi harus mampu mengungkap fakta di belakang angka
5
laporan keuangan. Misalnya ditemukan bahwa debt to equity ratio (DER) tinggi dan current ratio (CR)
rendah, maka kemungkinan besar
perusahaan akan mengalami kesulitan keuangan (likuiditas), baik untuk membayar gaji maupun hutang-hutangnya. Jika ditemukan bahwa kondisi seperti di atas berlangsung dan productivity ratio di bawah satu (1) sebesar 100%, maka bukan hanya masalah keuangan, melainkan terjadi pula permasalahan penjualan barang. Jika hal itu terjadi pada perusahaan yang baru berdiri, maka dapat ditolerir, karena pasar belum kuat dan masih dalam tahap investasi. Namun, jika terjadi pada perusahaan yang sudah berdiri di atas lima (5) tahun, maka perlu diwaspadai. Dengan kata lain, laporan keuangan dapat dijadikan jendela untuk melihat kondisi di dalam perusahaan. Dengan melihat dari jendela akan ditemukan tanda-tanda permasalahan dan kondisi umum perusahaan (Darsono dan Ashari, 2009). 2.2. SDM 2.2.1 Metode Prakiraan Persediaan Tenaga Kerja Menurut Sirait (2006) meskipun persediaan SDM tampak lebih mudah untuk ditentukan daripada peramalan kebutuhan SDM, tetapi ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memproyeksikan persediaan SDM tersebut, yaitu persediaan sekarang (current inventory), tingkat produktivitas, tingkat turnover, tingkat ketidakhadiran dan perpindahan antar pekerjaan (movement among jobs). 1.
Persediaan sekarang (current inventory) Catatan personalia harus dibuat dengan cara sistematis untuk nmenunjukkan bakat yang tersedia dalam berbagai pekerjaan dan unit dalam perusahaan.
2.
Tingkat produktivitas
3.
Tingkat turnover Jika dalam satu bulan perusahaan memiliki karyawan rataan 100 orang dan tingkat separation pada bulan itu adalah 2%, maka pada akhir bulan perusahaan akan kekurangan dua (2) orang karyawan.
6
4.
Tingkat ketidakhadiran Ketidakhadiran adalah keadaan yang timbul jika seorang karyawan gagal untuk datang bekerja ketika yang bersangkutan dijadwalkan untuk bekerja. Ketidakhadiran jelas akan mengurangi jumlah karyawan yang sebenarnya tersedia. Jika tingkat ketidakhadiran setiap bulan di antara 100 orang karyawan adalah 4%, maka hal ini berarti rataan hanya ada 96 orang karyawan yang hadir dan siap untuk bekerja setiap harinya.
5.
Perpindahan antar pekerjaan (movement among jobs) Beberapa pekerjaan merupakan sumber penyedia personalia untuk pekerjaan-pekerjaan lain, misalnya sekretaris dapat diperoleh dengan mempromosikan para juru ketik, manajer cabang dapat diperoleh dengan mempromosikan manajer seksi, dan sebagainya. Untuk menentukan tingkat perpindahan itu, diperlukan pemeriksaan catatan-catatan masa lalu.
2.2.2 Turnover Karyawan Perputaran dapat mengakibatkan biaya tinggi dan mengacaukan strategi perusahaan. Hal ini di Indonesia sudah mulai menjadi biasa. Turnover memang mahal dan jika tingkatnya cukup tinggi, perusahaan harus sadar bahwa hal itu dapat mengakibatkan habisnya tenaga intelektual
perusahaan
dan
menimbulkan
kepincangan
dalam
kemampuan bersaing secara efektif dalam dunia bisnis yang semakin keras ini. Suatu perusahaan dengan tingkat perputaran rendah belum tentu merupakan perusahaan yang tidak menghadapi masalah serius. Tingkat perputaran rendah yang tidak lazim dapat mencerminkan berjejal-jejalnya “manusia-manusia tak berguna” dan biaya gaji yang tidak sesuai dengan fungsi pekerjaannya. Hal tersebut pada gilirannya, dapat mengakibatkan perusahaan menjadi statis, tak mampu berkembang, atau justru akan semakin melemah. Yang penting sebenarnya adalah bagaimana mengusahakan agar perputaran itu tetap terkendali, tidak berlebih dan juga tidak terlalu rendah (Widjayanto, 1985).
7
Menurut Sirait (2006) tingkat turnover karyawan dapat dilihat dengan menggunakan perhitungan berikut : Tingkat separation =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑟𝑦𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑟𝑦𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
Tingkat replacement =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑟𝑦𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛𝑡𝑖
x 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑟𝑦𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
x 100%
Jumlah karyawan rataan per bulan = (jumlah karyawan pada awal bulan + jumlah karyawan pada akhir bulan) : 2. 2.2.3 Kompensasi bagi Manajer Kompensasi bagi eksekutif puncak perusahaan biasanya terdiri dari empat (4) unsur utama, yaitu pembayaran dasar, insentif jangka pendek, insentif jangka panjang, tunjangan dan hiburan eksekutif. Gaji merupakan fondasi kompensasi bagi eksekutif. Unsur ini merupakan tempat pengusaha mendasarkan tunjangan, insentif dan penghasilan tambahan, dimana biasanya diberikan sesuai dengan pembayaran dasar. Kompensasi eksekutif lebih menekankan insentif kompensasi daripada rencana pembayaran karyawan, karena hasil yang terorganisasi mungkin lebih mencerminkan kontribusi eksekutif secara langsung daripada karyawan yang tingkatannya lebih rendah. Terdapat penekanan lebih pada menggaji manajer dan profesional berdasarkan pada kemampuan, yaitu sesuai kinerja, atau apapun yang dapat dilakukan, atau bukan atas dasar tuntutan pekerjaan statis seperti kondisi pekerjaan. Di luar pertanyaan tentang rasionalitas pembayaran eksekutif, evaluasi pekerjaan masih penting menilai harga pekerjaan eksekutif dan manajerial pada sebagian besar perusahaan besar. Pendekatan dasarnya adalah dengan menggolongkan semua posisi eksekutif dan manajerial ke dalam serangkaian tingkatan, dimana terlampir serangkaian kisaran gaji (Dessler, 2009). 2.3. Operasional 2.3.1 Kegiatan Operasional Semua orang yang sudah pernah atau sedang terlibat dalam manajemen bisnis pasti mengetahui dan menyadari bahwa keberhasilan
8
perusahaan mencapai tujuan dan berbagai sasarannya tidak ditentukan oleh hanya satu peubah. Masih diperlukan manajemen operasional yang tangguh dan handal karena pada analisis terakhir, semua hal dalam bisnis bermuara pada dan diuji dalam operasionalisasinya. Strategi akbar dan strategi induk harus dirinci menjadi strategi dasar sebagai pedoman dan pegangan dalam menyelenggarakan semua jenis dan bentuk kegiatan operasional. Rencana jangka panjang perlu dituangkan dalam bentuk rencana jangka pendek dan program aksi. Dengan perkataan lain, dalam arti yang sesungguhnya, apakah perusahaan dikelola dengan efisien atau tidak dan apakah perusahaan mampu menampilkan produktivitas kerja yang tinggi atau tidak akan terlihat dalam penyelenggaraan seluruh aktivitas yang sifatnya operasional (Siagian, 2004). 2.3.2 Persediaan Pengendalian persediaan adalah soal yang besar dan penting, karena meminta perhatian yang lebih besar daripada yang telah diberikan dewasa ini. Hal lainnya merupakan anak dari industri dan perdagangan yang tidak disenangi selama kurun waktu sangat panjang. Anggaplah bahwa semua persediaan yang tidak bergerak adalah sama dengan membekukan tenaga, maka uang menganggur untuk membiayai ruangan, tenaga buruh dan sebagainya. Bila 25% nilai persediaan dapat dikurangkan, maka penghematan jauh di atas nilai persediaan itu sendiri dapat dilakukan dan ruangan akan dihemat, sehingga masalah penanganan barang akan berkurang, masalah pengadaan terkurangi, kerja tulis menulis dan pengendalian persediaan dipermudah, serta sederetan keuntungan lainnya akan tertimbun. Di banyak perusahaan, sebagian besar dari modal kerja tersekap dalam persediaan. Memang di beberapa perusahaan hampir sepertiga dari jumlah inventaris itu terdapat dalam persediaan. Bayangkan juga ruangan yang dibutuhkan untuk menyimpan persediaan dan ruangan memerlukan biaya, dibutuhkan karyawan untuk memindahkan barang dan bahan, diperlukan perkakas dan alat untuk menyimpannya, diperlukan mesin untuk menggerakkannya, diperlukan
9
juru tulis dan mesin untuk menghitungnya, dibutuhkan tenaga pembeli untuk pengadaannya dan wiraniaga untuk menjualnya. Alasan penting yang mendasari semuanya adalah apabila uang itu tersekap dalam tingkat persediaan yang tidak perlu, maka kecuali kesulitan menangani, ada pekerjaan yang harus berlanjut diluar sampai kelebihan persediaan itu jauh berkurang (Warman, 2010). 2.4. Penelitian Terdahulu yang Relevan Anggari (2011) melakukan penelitian terhadap kinerja keuangan PT Musi Hutan Persada menggunakan analisis rasio keuangan dan analisis Du Pont,
serta
menganalisis
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
kinerja
perusahaan selama periode 2007-2010. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa kondisi neraca pada komponen-komponen kewajiban jangka panjang, aktiva tetap dan aktiva lain-lain mengalami penurunan. Sedangkan pada komponen aktiva lancar, kewajiban lancar dan ekuitas selalu mengalami peningkatan. Kondisi laba rugi pada komponen laba kotor dan biaya mengalami penurunan. Sedangkan pada komponen penjualan, harga pokok produksi dan laba bersih selalu mengalami peningkatan fluktuatif. Berdasarkan analisis rasio, kondisi keuangan perusahaan menunjukkan kurang likuid dan kurang solvabel, serta aktivitas perusahaan masih kurang baik. Walaupun begitu, perusahaan masih dapat menghasilkan keuntungan. Suseno (2010) melakukan penelitian terhadap kinerja keuangan PT Bimatama Indonesia Estetika dengan menggunakan analisis trend, analisis rasio dan analisis Du Pont. Dari hasil penelitian diketahui bahwa perkembangan keuangan perusahaan pada kondisi keuangan jangka pendek menunjukkan hutang lancar dan aktiva lancar mengalami peningkatan. Sementara
itu,
kondisi
keuangan
jangka
panjang
menunjukkan
kecenderungan meningkat dalam dua tahun terakhir. Sedangkan berdasarkan analisis rasio, kondisi keuangan perusahaan menunjukkan keadaan kurang likuid dan kurang solvabel.
10
III.
METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan skala besar maupun kecil memiliki laporan keuangan untuk setiap kegiatan usahanya. Laporan keuangan perusahaan menggambarkan kinerja perusahaan dan keuntungan yang diraih oleh perusahaan. Setiap bagian-bagian dalam perusahaan memiliki keterkaitan terhadap kinerja keuangan. SDM dan operasional perusahaan merupakan bagian dari perusahaan yang memiliki keterkaitan dengan kinerja keuangan. SDM kompeten dan operasional perusahaan dengan tatakelola baik merupakan faktor tidak dapat dilepaskan dari perusahaan. Dalam hal ini, diperlukan suatu studi untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh nyata kedua bagian tersebut terhadap kinerja keuangan. Laporan administrasi SDM seringkali dilakukan perusahaan untuk mengukur dan menilai SDM dalam perusahaan. Laporan administrasi SDM dilakukan secara rutin setiap periodenya. Beberapa peubah SDM penelitian ini diantaranya turnover karyawan, rasio karyawan engineering dan rasio manajer. Untuk mengetahui pengaruh SDM terhadap kinerja keuangan (Gambar 1), dilakukan analisis regresi linear berganda, dimana laporan administrasi SDM setiap triwulan dianalisis pengaruhnya terhadap kinerja keuangan setiap triwulannya (2006-2011). Operasional perusahaan merupakan kegiatan atau proses yang berlangsung setiap harinya di perusahaan. Beberapa peubah operasional perusahaan diantaranya on stream factor dan production rate. Untuk mengetahui pengaruh operasional perusahaan terhadap kinerja keuangan (Gambar 1), dilakukan analisis regresi linear berganda, dimana laporan operasional perusahaan setiap triwulan dianalisis pengaruhnya terhadap kinerja keuangan setiap triwulannya (2006-2011).
11
SDM • Tingkat Turnover • Rasio jumlah karyawan engineering dan karyawan pabrik • Rasio jumlah manajer dan seluruh karyawan
ε Kinerja Keuangan Rasio Likuditas : • Current Ratio
Operasional • On Stream Factor • Production Rate
Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Pupuk Kaltim yang berlokasi di Jl. James Simandjuntak No.1 Bontang, Kalimantan Timur. Penelitian di PT. Pupuk Kaltim didasarkan pada kondisi sebagai perusahaan produsen pupuk Urea dan Amoniak terbesar di Indonesia yang berlokasi di Provinsi Kalimantan Timur, serta mampu memenuhi kebutuhan pupuk nasional maupun internasional. Penelitian mengenai kinerja keuangan perusahaan ini dapat memberikan acuan perusahaan untuk terus memajukan usahanya. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Januari 2012.
12
3.3. Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode berikut : 1. Penelitian Lapangan (Field Research) Kegiatan ini merupakan cara memperoleh data dengan melakukan penelitian secara langsung pada kantor PT Pupuk Kaltim di Bontang, yaitu melakukan kegiatan berikut : a. Wawancara (Interview) Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara wawancara secara langsung terhadap Departemen Anggaran, Departemen Kesejahteraan dan Hubungan Industrial, serta Departemen Pengendalian Proses. b. Dokumentasi Pengumpulan data terhadap sumber tertulis yang diperoleh secara langsung, dari arsip-arsip atau data perusahaan 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Pengumpulan data dengan cara ini dilakukan dengan mengumpulkan teoriteori dan informasi yang erat hubungannya dengan penelitian bersumber dari literatur-literatur perpustakaan. Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data sekunder (Tabel 1). Data sekunder diperoleh dari dalam perusahaan berupa data tentang laporan administrasi SDM, laporan operasional dan laporan keuangan perusahaan setiap triwulannya. Selain itu data sekunder diperoleh dari literatur-literatur seperti data internet dan buku-buku yang berhubungan dengan topik penelitian. Tabel 1. Jenis dan sumber data penelitian Jenis data - Data sekunder - Gambaran perusahaan - Laporan administrasi SDM periode 2006-2011 - Laporan operasional perusahaan periode 2006-2011 - Laporan keuangan perusahaan periode 2006-2011 - Tinjauan pustaka
Sumber data - Arsip perusahaan - Dokumen yang dimiliki perusahaan - Studi pustaka dan internet
13
3.4. Pengolahan dan Analisis Data 3.4.1 Analisis Regresi Linear Berganda Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data time series. Dalam hal ini digunakan analisis regresi untuk mempelajari pengaruh antara peubah, baik linear maupun non linear. Dua peubah ini dibedakan menjadi peubah bebas (X) dan peubah tak bebas (Y). Peubah bebas adalah peubah yang dapat dikontrol. Peubah tak bebas adalah variabel yang mencerminkan respon dari peubah bebas. Regresi linear berganda
adalah
regresi
dimana
peubah
terikatnya
(Y)
dihubungkan/dijelaskan lebih dari satu peubah, mungkin dua, tiga, dan seterusnya peubah bebas (X 1 , X 2 , X 3 ,...., X n ) namun masih menunjukkan diagram hubungan linear. Model dalam penelitian ini merupakan model regresi linear berganda yang digunakan untuk melihat pengaruh SDM dan operasional perusahaan terhadap kinerja keuangan PT Pupuk Kaltim. Pengaruh variabel bebas terhadap kinerja keuangan dapat diketahui dengan menggunakan persamaan regresi berikut : Y c = β 0 + β 1 X 1 c + β 2 X 2 c + β 3 X 3 c + β 4 X 4 c + β 5 X 5 c + ε ................... (1) Keterangan : Y c : current ratio per kuartal tahun 2006-2011 X 1 c : turnover ke-c X 2 c : on stream factor ke-c X 3 c : production rate ke-c X 4 c : rasio karyawan engineering ke-c X 5 c : rasio manajer ke-c β 0 : intercept ε
: komponen error (residual), atau faktor yang tidak diteliti, tetapi ikut memengaruhi
Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah : 1.
Terdapat pengaruh negatif dan nyata turnover karyawan terhadap current ratio PT Pupuk Kaltim.
14
2.
Terdapat pengaruh positif dan nyata rasio engineering terhadap current ratio PT Pupuk Kaltim.
3.
Terdapat pengaruh negatif dan nyata rasio manajer terhadap current ratio PT Pupuk Kaltim.
4.
Terdapat pengaruh negatif dan nyata on stream factor terhadap current ratio PT Pupuk Kaltim.
5.
Terdapat pengaruh positif dan nyata production rate terhadap current ratio PT Pupuk Kaltim.
Hipotesis dari model tersebut adalah : Ho : ßi ≤ 0 H 1 : ß i > 0; untuk ß 1 , ß 2 , ß 3 dan ß 4 Pengujian hipotesis tersebut menggunakan konsep p-Value. Konsep ini membandingkan taraf nyata (α) dengan nilai p-Value. Jika nilai p-Value kurang dari α, maka H 0 akan ditolak. Dengan menggunakan taraf nyata 5% (α = 0,05), maka H 0 akan ditolak jika pValue kurang dari 0,05. Penolakan H 0 berarti peubah bebas berpengaruh nyata terhadap current ratio. 3.4.2 Asumsi-asumsi Regresi Linear Berganda Parameter yang digunakan dalam persamaan regresi di penelitian ini ditaksir dengan metode ordinary least square (OLS). Beberapa asumsi persamaan regresi linear berganda adalah : a.
Normalitas, regresi linear klasik mengasumsikan bahwa tiap e i mengikuti distribusi normal e i ~ N (0,σ2).
b.
Non autokorelasi antar sisaan, artinya tidak ada korelasi serial
c.
antara error, atau cov (e i ,e j ) = 0, dimana i ≠ j.
Homoskedastisitas, var (ei) = σ2 untuk setiap i, i = 1,2,...n yang artinya ragam dari semua sisaan adalah konstan.
d.
Tidak terjadi multikolinearitas, artinya tidak adanya hubungan yang sempurna, atau mendekati sempurna di antara beberapa, atau semua peubah bebas yang menjelaskan model regresi. Asumsi-asumsi di atas harus dipenuhi untuk menghasilkan nilai
parameter yang BLUE (Best Linear Unbiased Estimator).
Untuk
15
mengetahui apakah persamaan regresi dalam penelitian ini sudah memenuhi asumsi-asumsi tersebut, maka perlu dilakukan pengujian pada masing-masing asumsi. Pengujian tersebut dilakukan sebagai berikut : a.
Uji asumsi normalitas Uji normalitas merupakan uji pada data peubah-peubah yang digunakan dalam model untuk mengetahui apakah error term ( e i ), , pada model terdistribusi normal. Uji ini dilakukan jika contoh yang digunakan kurang dari 30 (n < 30), karena jika contoh lebih dari 30, e i biasanya terdistribusi secara normal.
Pengujian ini
dilakukan dengan uji Normalitas One-Sample KolmogorovSmirnov Test dengan hipotesis pengujian : H 0 : α = 0, error term terdistribusi normal H1 : α ≠ 0, error term tidak terdistribusi normal
H 0 akan ditolak, jika probabilitas One-Sample KolmogorovSmirnov Test lebih besar dari α. Jika H 0 ditolak, berarti distribusi error term tidak mendekati normal, sedangkan jika H 0 diterima berarti error term terdistribusi normal. b.
Uji asumsi non autokorelasi Autokorelasi (autocorrelation) adalah hubungan antara residual satu observasi (e i ) dengan residual observasi lainnya (e j ). Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam model regresi linear dapat dilihat dari nilai uji statistik Durbin-Watson (D-W). Nilai d yang diperoleh dari uji ini berkisar antara 0 hingga 4, kisaran nilai tersebut pada tabel D-W akan menentukan ada tidaknya autokorelasi.
c.
Uji asumsi heteroskedastisitas Heterokedastisitas berarti ada ragam peubah pada model regresi yang tidak sama (konstan). Sebaliknya, jika ragam peubah pada model regresi memiliki nilai yang sama (konstan), maka disebut dengan homoskedastisitas sebagai hal yang diharapkan. Uji asumsi heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan metode
16
analisis grafik dengan mengamati scatterplot (diagram tebar), di mana
sumbu
horizontal
menggambarkan
nilai
Predicted
Standardized dan sumbu vertikal menggambarkan nilai Residual Studentized. Jika scatterplot membentuk pola tertentu, maka ada masalah heteroskedastisitas pada model regresi yang dibentuk. Sedangkan
jika
scatterplot
menyebar
secara
acak,
maka
menunjukkan tidak terjadinya masalah heteroskedastisitas pada model regresi yang dibentuk. d.
Uji Multikolinearitas Multikolinearitas adalah kondisi adanya korelasi linear yang mendekati sempurna antar lebih dari dua (2) peubah bebas. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang terbentuk ada korelasi tinggi, atau sempurna di antara peubah bebas, atau tidak. Jika dalam model regresi yang terbentuk terdapat korelasi yang tinggi, atau sempurna di antara peubah bebas, maka model regresi dinyatakan mengandung gejala multikolinear. Penelitian ini menggunakan uji multikolinearitas dengan TOL (Tolerance) dan Variance Inflation Factor (VIF). Uji multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai TOL (Tolerance) dan Variance Inflation Factor (VIF) dari masingmasing variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Jika nilai VIF tidak lebih dari 10, maka model dinyatakan tidak terdapat gejala multikolinearitas.
3.4.3 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi merupakan besaran yang lazim digunakan untuk mengukur kelayakan model (lack of fit test). Koefisien determinasi ini dikenal dengan besaran R2. Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui proporsi ragam peubah tidak bebas secara bersama-sama atau secara verbal R2 mengukur proporsi (bagian) atau persentase total variasi dalam Y yang dijelaskan oleh model regresi (Gujarati,1999). R2 diperoleh dengan rumus :
17
R2
=
∑n𝑖=1(𝑌�𝑖 −𝑌�)2 � 2 ∑𝑛 𝑖=1(𝑌𝑖 −𝑌)
ESS
= TSS ............................................................... (2)
dimana : ESS = jumlah kuadrat yang dijelaskan (explained sum of squares) TSS = jumlah kuadrat total (total sum of squares) R2 terletak antara 0 dan 1. Jika R2=1, berarti suatu kecocokan sempurna. Jika R2=0, berarti tidak ada hubungan antara peubah tak bebas dan peubah bebas. Semakin besar nilai R2 maka model semakin baik untuk digunakan. Jika regresi terdiri atas peubah bebas yang lebih dari dua (2), maka sebaiknya digunakan R2 yang disesuaikan yang diperoleh dari : (𝑛−1)
𝑅𝑎2 = 1 − (1 − R2) (𝑛−𝑘−1) ....................................................... (3) dengan : k
=
banyaknya parameter penduga dalam model
n
=
banyaknya percobaan
3.4.4 Pengujian Parameter Pengujian penduga parameter memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat keberartian penduga parameter yang digunakan melalui pengujian hipotesis. Jika hipotesis ditolak dapat disimpulkan bahwa penduga parameter tersebut nyata, atau berarti. a.
Uji-F Uji F dilakukan untuk mengetahui keberartian model secara bersama-sama. Pengujian Hipotesis : H 0 : β 1 = β 2 =…= β k = 0 , dengan k adalah peubah bebas H 1 : minimal ada β 1 ≠ 0 dengan i = 0,1,2,…, Statistik uji yang digunakan dapat dirumuskan sebagai berikut : 𝐸𝑆𝑆⁄(𝑘)
Fhit = 𝑅𝑆𝑆⁄(𝑛−𝑘−1) ........................................................... (4)
Dimana RSS (residual sum of squares) adalah jumlah kuadrat residual, k adalah banyaknya parameter yang diduga dan n adalah banyaknya observasi. Keputusan : F hit ≤ F a[k][n-k-1) , maka H 0 diterima
F hit > F a[k][n-k-1) , maka H 0 ditolak
18
Keputusan yang diharapkan adalah tolak H 0 yang berarti peubahpeubah bebas yang dimasukkan ke dalam model secara bersamasama mempengaruhi peubah tidak bebas pada tingkat kepercayaan (1-α) persen. Pengambilan keputusan dalam output eviews dapat dilihat dari taraf nyata < α yang ditetapkan, maka keputusannya adalah H 0 ditolak. b.
Uji t Uji t dilakukan untuk mengetahui keberartian dari masing-masing penduga parameter secara parsial, apakah koefisien parsial yang diperoleh tersebut mempunyai pengaruh, atau tidak dengan asumsi bahwa peubah tidak bebas lainnya konstan. Hipotesisnya adalah : H 0 : β i = 0 (tidak terdapat pengaruh dari peubah X i terhadap Y) H a : β i ≠ 0 (terdapat pengaruh dari peubah X i terhadap Y) Statistik uji yang digunakan diformulasikan berikut :
t=
|𝑏i|
𝑆(𝑏i)
....................................................................... (5)
dimana b i adalah koefisien regresi ke-i dan S(b i ) adalah simpangan baku dari koefisien regresi ke-i. Keputusan yang diambil adalah : t hit ≤ t a/2(n-k-1) , maka H 0 diterima t hit > t a/2(n-k-1) , maka H 0 ditolak Keputusan yang diharapkan adalah tolak H 0 yang berarti ada pengaruh nyata peubah-peubah bebas secara individu terhadap peubah tidak bebas pada tingkat kepercayaan (1-α) persen. 3.4.5 Analisis Rasio Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan relevan dan nyata. Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan (Darsono dan Ashari, 2009). Rasio keuangan yang sering digunakan adalah : a.
Rasio Likuiditas
19
Rasio
likuiditas
merupakan
rasio
yang
menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo (Kasmir, 2010). Analisis likuiditas dapat dihitung dengan menggunakan rasio-rasio berikut : 1) Rasio lancar (current ratio) Current Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek, atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Rumusnya sebagai berikut : Rasio Lancar =
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
................................. (6)
2) Rasio cepat (acid test ratio) Acid
Test
Ratio
merupakan
rasio
yang
menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban, atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan. Rumusnya sebagai berikut : Rasio Cepat =
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟−𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
3) Rasio kas (cash ratio)
𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
.................. (7)
Cash Ratio merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Artinya, dalam hal ini perusahaan tidak perlu menunggu untuk menjual atau menagih utang lancar lainnya, yaitu dengan menggunakan rasio lancar. Rasio Kas = b.
Leverage Ratio
𝐾𝑎𝑠
𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
......................................... (8)
Rasio ini menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun aset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang, atau pihak luar dengan kemampuan
20
perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity). Perusahaan yang baik seharusnya memiliki komposisi modal yang lebih besar dari utang (Kasmir, 2010). Rasio ini dapat juga dianggap bagian dari rasio Solvabilitas. 1) Debt to equity ratio Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Rumusnya sebagai berikut : Debt to Equity Ratio =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
............................ (9)
2) Debt to asset ratio (debt ratio)
Total debt to total assets ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang, atau seberapa besar utang perusahaan
berpengaruh
terhadap
pengelolaan
aktiva.
Rumusnya sebagai berikut : Total Utang Debt to Asset Ratio = ............................ (10) 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
3) Long term debt to equity ratio
Long term debt to equity ratio merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang. Long Term Debt to Equity Ratio = c.
Rasio Profitabilitas
𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
...... (11)
Analisis profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dalam periode tertentu. Profitabilitas perusahaan diukur dari kemampuannya menggunakan aktiva secara produktif. Dengan demikian, profitabilitas perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dalam
21
suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal yang dimiliki perusahaan dalam periode sama (Kasmir, 2010). Rasio ini berfungsi menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan perusahaan yang terdiri dari : 1) Marjin laba kotor (gross profit margin) Rasio ini mengukur persentase dari hasil sisa penjualan sesudah perusahaan membayar harga pokok penjualan. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin baik dan secara relatif semakin rendah harga pokok barang yang dijual dan mengukur efisiensi pengendalian harga pokok, atau biaya produksinya dapat mengindisikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisiensi. Rasio ini dirumuskan berikut : Rasio Marjin Laba Kotor =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐾𝑜𝑡𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
.................... (12)
2) Rasio laba usaha terhadap penjualan (operating income ratio) Laba operasi atau laba usaha (operating income ratio) merupakan indikator perusahaan dalam mencapai laba dari bisnis utama. Laba usaha belum dipotong dengan beban keuangan (interese, bunga). Rasio ini dihitung dengan formula berikut : Laba Usaha terhadap Penjualan =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
................ (13)
3) Rasio marjin laba bersih (net profit margin)
Rasio ini mencerminkan kemampuan manajemen untuk menghasilkan laba setelah harga pokok penjualan, beban operasi/usaha, beban lain-lain dan pajak sehubungan dengan penjualan. Rasio ini merupakan ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran. Rumus rasio ini adalah : Rasio Marjin Laba Bersih =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
4) Rasio return on investment (ROI)
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
............ (14)
22
Rasio ini menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan. Rasio ini membandingkan laba operasional dengan total aktiva. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan kondisi perusahaan semakin baik. Rasio ini dirumuskan berikut : ROI =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
..................................... (15)
23
IV.
4.1.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Pendirian Perusahaan Pertanian merupakan salah satu sektor pembangunan yang mendapat perhatian besar dari pemerintah mengingat sebagian besar masyarakat Indonesia adalah petani. Dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia tersebut, pemerintah bertanggungjawab untuk menyediakan sarana dan prasarana pertanian antara lain Pupuk. Saat ini Pupuk memegang peranan penting dalam meningkatkan produksi hasilhasil pertanian, oleh karena itu kebutuhan akan Pupuk setiap tahun semakin bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan akan Pupuk tersebut maka didirikanlah PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk. PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang pembuatan ammonia dan pupuk urea, yang berdiri pada tanggal 7 Desember 1977. Bahan baku utama pabrik yang berlokasi di Bontang ini adalah gas alam yang disalurkan melalui pipa sepanjang 60 kilometer yang terentang antara Bontang dan Muara Badak. Pada mulanya proyek PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk dikelola oleh Pertamina sebagai unit-unit pabrik terapung di bawah pengawasan Direktorat Jendral Industri Kimia Dasar. Pada tahun 1973, di pasar internasional terjadi kelangkaan pupuk urea yang menyebabkan harga pupuk melambung tinggi, sedangkan sumber gas yang ditemukan di Kaltim diperkirakan hanya cukup 10 tahun. Dengan adanya masalah tersebut, maka muncul suatu gagasan untuk mendirikan pabrik urea sendiri. Pada awalnya Pertamina mempunyai gagasan untuk mendirikan pabrik pupuk urea di atas kapal dengan pertimbangan apabila gas alam sebagai bahan baku habis, maka pabrik dapat dipindahkan. Berdasarkan KEPPRES No. 43 Tahun 1975, dibentuklah suatu tim yang bertugas untuk meninjau dan meneliti program pembangunan pabrik terapung sesuai dengan gagasan awal tersebut. Ternyata dari hasil
24
peninjauan tersebut ditemukan data bahwa cadangan gas alam cukup untuk 25 tahun mendatang, maka rencana pendirian pabrik terapung diteruskan. Proyek direncanakan oleh Pertamina, rencana awalnya akan dibangun di atas kapal ukuran 30.000 DWT untuk pabrik ammonia dan kapal ukuran 20.000 DWT untuk pabrik urea. Lokasi proyek antara 10 sampai 15 mil dari lepas pantai. Kapasitas pabrik ammonia 1.500 ton per hari dan pabrik urea 1.700 ton per hari. Fasilitas penunjang pabrik adalah tangki terapung penyimpanan ammonia, kapal terapung penyimpanan urea, mooring complex akan dibangun. Floating security boom akan mengelilingi semua fasilitas pabrik terapung tersebut. Pada saat itu telah tersedia dua (2) buah kapal untuk menunjang rencana tersebut, yaitu kapal Mary Elizabeth dengan ukuran 55.000 DWT untuk pabrik ammonia dan kapal Dominique ukuran 30.000 DWT untuk pabrik urea. Lokasi yang direncanakan adalah Bontang Utara, karena daerah tersebut mempunyai gugusan batu karang yang dapat mengurangi laju ombak. Karena kesulitan teknis dan beberapa pertimbangan lain, maka konsep pabrik terapung dipindahkan ke darat. Berdasarkan Keppres No. 39 tahun 1976 dilakukan serah terima proyek ini dari Pertamina ke Departemen Perindustrian (Direktorat Jenderal Industri Kimia Dasar) pada tahun 1976. Setelah penyelesaian proses hukum dalam rangka serah terima peralatan pabrik di Eropa, maka pada tanggal 7 Desember 1977 didirikan sebuah Perseroan Negara untuk mengelola usaha ini dengan nama PT. Pupuk Kalimantan Timur. Dengan dipindahkannya lokasi pabrik ke darat diperlukan perubahan dan penyesuaian desain pabrik. Pemancangan tiang pertama dilakukan oleh Menteri Perindustrian saat itu, Ir. A. R. Soehoed pada tanggal 16 November 1979. Setelah masa empat (4) tahun lebih setelah itu, tepatnya 24 November1983 produksi perdana ammoniak keluar. Produksi perdana urea keluar tanggal 15 April 1984 dan pengapalan urea perdana ke Surabaya tanggal 24 Juli 1984. Karena kebutuhan pupuk urea yang masih belum tercukupi, sewaktu masa konstruksi Kaltim 1, maka dibangun pabrik Kaltim 2. Pemancangan tiang pertama dilakukan pada tanggal 24 April 1982 oleh Menteri
25
Perindustrian, Ir. A. R. Soehoed. Produksi perdana ammoniak dilakukan tanggal 6 September 1984 dan urea tanggal 15 September 1984. Peresmian pabrik Kaltim 1 dan Kaltim 2 dilakukan pada tanggal 29 Oktober 1984 oleh Presiden Soeharto. Desain kapasitas produksi ammoniak Kaltim 2 adalah 1.800 ton per hari dan urea 1.725 ton per hari. Setelah itu pembangunan pabrik Kaltim 3 menyusul, yang dilakukan dengan konsep pabrik hemat energi. Pemancangan dilaksanakan pada tanggal 26 Juli 1986 dan diresmikan pada tanggal 4 April 1989. Kapasitas produksi Kaltim 3 adalah 1.000 ton per ammoniak dan 1.725 ton per hari urea. Untuk meningkatkan mutu pupuk urea yang dihasilkan melalui pabrik-pabrik
itu,
dibangun
pula
sebuah
unit
pembuatan
urea
formaldehyde (UFC-85) berkapasitas 13.000 ton per tahun. Pabrik Kaltim 4 mulai dibangun pada tahun 1999 dengan kapasitas 570.000 ton urea granule dan 330.000 ton ammonia per tahun. Pabrik Urea Kaltim 4 selesai dibangun pada pertengahan tahun 2002 dan pabrik ammonia tuntas pada awal tahun 2003. Pada tanggal 20 November 1996, dibangun pabrik Urea unit IV yang disebut dengan Proyek Optimalisasi Kaltim (POPKA), dengan nilai investasi $44 juta dan Rp139 milyar, mulai berproduksi di awal tahun 1999. Pabrik ini didirikan dengan melihat potensi yang ada di PT Pupuk Kalimantan Timur dan kelebihan produksi ammonia di Kaltim 1, Kaltim 2 dan Kaltim 3. Dengan dibangunnya POPKA, maka kelebihan produksi ammonia (ammonia excess) dan kelebihan gas Co 2 yang biasanya terbuang ke atmosfer dapat bernilai tambah, yakni menghasilkan produk urea granule. Pabrik POPKA yang diresmikan oleh Presiden Abdurrahman Wahid pada tanggal 7 Juni 2000 ini memproduksi Urea granule dengan kapasitas 1.725 ton per hari. Sebagai kontraktor utama adalah PT Rekayasa
Industri
yang
bekerjasama
dengan
Chiyoda
Chemical
Engineering Construction Company, yang menggunakan lisensi proses dari Stami Carbon. PT Pupuk Kalimantan Timur adalah produsen pupuk urea terbesar di Indonesia (Gambar 2). Dalam pengoperasian lima (5) pabrik urea dan
26
empat (4) pabrik ammonia dan merupakan salah satu pabrik pupuk terbesar di dunia yang berada dalam satu lokasi. Pada tahun 2000, Pupuk Kaltim mencapai produksi tertinggi melebihi 1,5 juta ton ammonia untuk kapasitas terpasang 1,5 juta ton dan 2,4 juta ton urea untuk kapasitas terpasang 2,2 juta ton. Dengan adanya lima (5) pabrik urea dan empat (4) pabrik ammonia yang beroperasi dengan optimal, Pupuk Kaltim bertujuan mewujudkan keinginan menjadi produsen Pupuk Urea yang terpercaya dan mutu di dunia. Pupuk Kaltim terus melakukan peningkatan dan ekspansi hingga mencapai kapasitas produksi ammonia 1.000 ton/hari dan urea 1.725 ton/hari, dengan total kapasitas keduanya mencapai lebih dari 3 juta ton/tahun. Kapasitas produksi tiap-tiap pabrik yang berbeda-beda tetap dioptimalkan untuk mencapai produksi dengan mutu terbaik, mampu memenuhi kebutuhan pasar nasional dan internasional.
Gambar 2. PT Pupuk Kalimantan Timur 4.1.2 Masa Produksi Awal produksi pabrik Kaltim 1 adalah masa ujian, dimana usaha terus-menerus dilakukan, tetapi setelah masa itu lewat, produksi ketiga (3) pabrik meningkat dari tahun ke tahun. Pabrik Kaltim 1 mencapai produksi tertinggi 607.452 ton urea, atau 119,11% pada tahun 1995, pabrik Kaltim 2 mencapai produksi tertinggi dengan produksi 675,6 ribu ton urea, atau
27
118% pada tahun 1993 dan pabrik Kaltim 3 mencapai produksi tertinggi 385,2 ribu ton urea, atau 119,02% pada tahun 1994. Untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas, pada tahun 1995 dilakukan program optimalisasi Kaltim 1 yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 1.800 ton per hari ammonia dan 2.125 ton per hari urea. Tahun 1997 dilakukan program Retrofit Kaltim 2 untuk memperbaiki kinerja pabrik Kaltim 2. Dari program tersebut diharapkan kapasitas produksi ammonia dapat meningkat menjadi 1.800 ton per hari. 4.1.3 Lokasi Pabrik Pabrik terletak di zona industri Kalimantan Timur tepatnya di Desa Belimbing Kecamatan Bontang Utara Pemerintah Kota Bontang sekitar 120 km sebelah utara kota Samarinda (Gambar 3). PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk berdiri di atas areal seluas 493 Ha. Di sebelah selatan pabrik ini (10 km) juga berdiri PT Badak NGL.CO. yang merupakan pabrik pengolahan gas bumi. PT PKT sendiri memiliki perumahan yang disediakan untuk karyawan-karyawannya yang terletak sekitar enam (6) km dari area pabrik. Dasar-dasar pemilihan lokasi ini adalah : a. Dekat dengan sumber bahan baku, yaitu gas alam. b. Berbatasan dengan laut, sehingga mudah untuk transportasinya. c. Berada di tengah-tengah daerah pemasaran nasional dan internasional. d. Lahan yang masih sangat luas, sehingga memungkinkan untuk dilakukan perluasan pabrik. 4.1.4 Fasilitas Pendukung PT Pupuk Kalimantan Timur didukung oleh beberapa fasilitas pendukung, yaitu : a. Dermaga 1) Dermaga I untuk kapal sampai 6.000 DWT 2) Dermaga II untuk kapal sampai 40.000 DWT 3) Dermaga III untuk kapal sampai 20.000 DWT 4) Dermaga Quadrant Arm Loader untuk kapal sampai 40.000 DWT b. Gudang (Gambar 4)
28
1) Urea Curah
: 125.000 ton
2) Urea Kantong
: 10.000 ton
3) Ammonia
: 52.000 ton
4) Suku cadang, bahan kimia c. Unit Pengantongan Urea berkapasitas 2.500 ton/hari d. Laboratorium pusat kontrol yang mengoperasikan instrumentasi : Gas chromatograph, High Pressure Liquid Chromatograph, Atomic Absorption Spectrophotometer, dan lain-lain. e. Industri Peralatan Pabrik (IPP) Unit produksi suku cadang pabrik dan fabrikasi, termasuk unit produksi permesinan dengan mesin Computer Numerically Controlled (CNC), unit produksi foundry dengan pengecoran vakum, laboratorium metalurgi dan metrologi.
Gambar 3. Lokasi Pabrik PT Pupuk Kalimantan Timur
29
Gambar 4. Gudang PT Pupuk Kalimantan Timur 4.1.5 Bahan Baku Bahan baku proses pembuatan ammonia adalah Natural Gas (Gas Alam), udara proses dan steam. a. Natural Gas (Gas Alam) Gas alam digunakan sebagai bahan baku dan bahan bakar (Fuel) yang diperoleh dari SKG pertamina. Spesifikasi gas alam tersebut dimuat pada Tabel 2. Tabel 2. Komposisi natural gas Komponen
% vol
CH 4
83,72
C 2 H6
5,40
C 3 H8
2,88
I – C4
0,55
n – C4
0,62
i –C 5
0,21
n – C5
0,14
C 6 H 14
0,12
C 7 H 16
0,15
CO 2
6,13
N2
0,08
b. Udara proses Udara diperoleh dari atmosfer dengan komposisi N 2 dan O 2 = 78 : 21 dan inert 1%.
30
c. Steam Steam yang digunakan sebagai bahan baku adalah steam bertekanan 38 kg/cm2G (MP Steam). 4.1.6 Visi, Misi, Motto dan Budaya Perusahaan a.
Visi–Misi 1) Visi Menjadi Korporasi Agro-Kimia yang memiliki reputasi prima di Kawasan Asia. 2) Misi i. Menyediakan pupuk, produk kimia, produk agro dan jasa pemeliharaan pabrik dengan menetapkan standar internasional dan kaidah operational excellence, serta berorientasi pada peningkatan kepuasan pelanggan. ii. Menunjang
Program
meningkatkan
nilai
Ketahanan korporasi
Pangan dengan
Nasional
dan
memperhatikan
kepentingan pemegang saham. iii. Memberikan manfaat bagi karyawan, masyarakat dan peduli pada lingkungan. b. Motto Kami hadir dalam semangat pionir Kami kuat ditempa oleh tantangan Kami maju dengan karya bermutu c.
Budaya Perusahaan 1) Integritas (Integrity) Insan Pupuk Kaltim harus dapat dipercaya, sehingga selalu bersifat terbuka dan menunjang nilai-nilai : i. Jujur ii. Adil iii. Bertanggungjawab iv. Disiplin
31
2) Kebersamaan (Team Work) Insan Pupuk Kaltim merupakan satu kesatuan tim kerja untuk mencapai tujuan perusahaan yang mengutamakan nilai-nilai : i. Sinergi ii. Bersatu 3) Unggul (Excellence Achievement) Insan
Pupuk
Kaltim
selalu
mengupayakan
untuk
meraih
keunggulan dalam berbagai aspek kinerja perusahaan, dengan menegakkan nilai-nilai : i. Profesional ii. Tangguh iii. Visioner 4) Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction) Insan Pupuk Kaltim selalu berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan memperhatikan nilai-nilai : i. Peduli ii. Fokus pada 6 tepat 5) Tanggap (Proactive) Insan Pupuk Kaltim selalu berinisiatif dan tanggap dalam mengantisipasi perubahan dinamika usaha dan peduli terhadap lingkungan. 4.1.7 Proyek Pembangunan Pabrik dan Pengembangan Pembangunan pabrik PT Pupuk Kaltim dilakukan secara bertahap. Seiring dengan perkembangan zaman yang makin modern PT Pupuk Kaltim telah berkembang pesat menjadi salah satu industri pupuk terbesar di Indonesia dan sekarang telah memiliki empat (4) buah pabrik, yakni Kaltim-1 (K1), Kaltim-2 (K2), Kaltim-3 (K3), Pabrik Optimalisasi Kaltim (POPKA), serta yang terbaru bernama Kaltim-4 (K4). Penjelasan pabrik tersebut seperti berikut : a.
Kaltim-1 Pembangunan proyek pabrik Kaltim-1 diserahkan kepada Lumnus Co. Ltd., dari Inggris, sebagai kontraktor utama yang bekerjasama
32
dengan Lurgi dari Jerman Barat dan Coppee Rust dari Belgia. Pelaksanaan pembangunan pabrik Kaltim-1 mulai dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 1979 dan seharusnya selesai tanggal 20 Maret 1982, tetapi karena adanya peralatan pabrik yang ternyata tidak layak dipasang, maka pabrik Kaltim-1 baru dapat berproduksi pada tanggal 30 Desember 1983 untuk ammonia. Untuk urea baru mulai berproduksi pada tanggal 15 April 1984. Pabrik Kaltim-1 ini menggunakan Proses Lurgi untuk pembuatan ammonia dan Proses Stamicarbon untuk urea. Untuk mengoptimalkan performa Kaltim-1 telah dilakukan beberapa perbaikan, melalui Proyek Optimal Kaltim-1 (Tabel 3), sehingga pada tahun 2007 produksi untuk ammonia dan urea masingmasing adalah 595.000 dan 700.000 ton. b. Kaltim-2 Pabrik ini mulai dibangun pada tahun 1982 untuk memenuhi kebutuhan pupuk dalam negeri, seiring mulai berkembangnya sektor pertanian dan sekaligus menyangga keberadaan Kaltim-1. MW Kellog Corporation sebagai kontraktor utama menandatangani kontrak pembangunan proyek tersebut bersama-sama dengan Toyo Menka Kaisha dan Kobe Steel dari Jepang pada tanggal 23 Maret 1982. Pembangunan pabrik ini selesai pada bulan Oktober 1984 dan mulai berproduksi secara komersial pada tanggal 1 April 1985. Presiden RI pada waktu itu, Soeharto meresmikan pabrik Kaltim-2 bersamaan dengan peresmian pabrik Kaltim-1, pada tanggal 29 Oktober 1984. Proses yang digunakan pada Kaltim-2 adalah Proses MW Kellog untuk pembuatan ammonia dan Proses Stamicarbon untuk urea (Tabel 4). Pada tahun 2007, produksi untuk ammonia dan urea masingmasing adalah 595.000 dan 570.000 ton.
33
Tabel 3. Spesifikasi data teknis Kaltim-1 Spesifikasi Data
Kaltim 1
Teknis
Pabrik ammonia (MTPD)
1.800
Pabrik urea (MTPD)
2.125
Bahan Baku
Gas alam (MMSCFD)
63
Generator Listrik
Turbin gas (MW) – 11 KV
-
Turbin uap (MW) – 6,6 KV
16 + 12
WHB (TPH)
-
Boiler (TPH)
290
Sistem Pendinginan
Pompa air laut (M3/H)
(5+1) x 15.000
Unit Desalinasi
TPH
(3+1) x 50
Tumpukan urea (ton)
40.000
Urea terkemas (ton)
-
Ammonia (ton)
26.000
Nitrogen, NM3/H
200
Oxygen, NM3/H
50
Dermaga Ekspor
Kapasitas pengapalan
Up to 30.000 tons
Utama
Kedalaman
13 MTR
Kapasitas Terpasang
Generator Uap
Penyimpanan
Unit Pemisahan Udara
c.
Kaltim-3 Pada tahun 1986 disetujui kembali perluasan areal industri PT Pupuk Kaltim dengan menambah satu pabrik lagi dengan nama Kaltim-3. Pembangunan proyek tersebut dipercayakan kepada PT Rekayasa
Industri
(Persero) sebagai
kontraktor utama
yang
bekerjasama dengan Chiyoda Chemical Engineering & Construction Co. dan Toyomenka Corporation. Pabrik ini dilengkapi dengan sebuah unit Recovery Hydrogen yang mengelola flash gas dan pure gas Kaltim-1, Kaltim-2, serta Kaltim-3, disebut Hydrogen Recovery Unit (HRU) dari Proses Constain Petrocarbon dan ditempatkan di area Kaltim-2 (Tabel 5). Bila dioperasikan unit ini dapat memberi tambahan produksi ammonia 180 ton/hari. Proses yang digunakan oleh Kaltim-3 adalah Proses
34
Topse untuk ammonia dan Proses Stamicarbon Stipping untuk urea. Pabrik Kaltim-3 adalah pabrik yang telah menerapkan teknologi modern dan hemat energi. Interkoneksi antar alat penukar panas sudah terjalin rapi, sehingga irit dalam pemakaian sumber energi. Peresmian pabrik Kaltim-3 dilakukan pada tanggal 4 April 1989 oleh Presiden Soeharto. Produksi ammonia pertama terjadi pada tanggal 8 Desember 1988, sedangkan urea pada tanggal 14 Desember 1988. Kapasitas pertamanya untuk ammonia dan urea masing-masing adalah 1.000 ton/hari dan 1.725 ton/hari. Jumlah produksi pada tahun 2007 untuk ammonia dan urea masing-masing adalah 330.000 ton dan 570.000 ton. Tabel 4. Spesifikasi data teknis Kaltim-2 Spesifikasi Data Teknis
Kaltim 2 Pabrik ammonia (MTPD)
1.800
Pabrik urea (MTPD)
1.725
Bahan Baku
Gas alam (MMSCFD)
55
Generator Listrik
Turbin gas (MW) – 11 KV
30
Turbin uap (MW) – 6,6 KV
-
WHB (TPH)
140
Boiler (TPH)
100
Sistem Pendinginan
Pompa air laut (M3/H)
(3+1) x 10.500
Unit Desalinasi
TPH
(2+1) x 70
Tumpukan urea (ton)
30.000
Urea terkemas (ton)
7.500
Ammonia (ton)
-
Nitrogen, NM3/H
-
Oxygen, NM3/H
-
Dermaga Ekspor
Kapasitas pengapalan
Up to 30.000 tons
Utama
Kedalaman
13 MTR
Kapasitas Terpasang
Generator Uap
Penyimpanan
Unit Pemisahan Udara
35
Tabel 5. Spesifikasi data teknis Kaltim-3 Spesifikasi Data
Kaltim 3
Teknis
Pabrik ammonia (MTPD)
1.000
Pabrik urea (MTPD)
1.725
Bahan Baku
Gas alam (MMSCFD)
55
Generator Listrik
Turbin gas (MW) – 11 KV
30
Kapasitas Terpasang
Turbin uap (MW) – 6,6 KV Generator Uap
WHB (TPH)
140
Boiler (TPH)
100
Sistem Pendinginan
Pompa air laut (M3/H)
(3+1) x 10.500
Unit Desalinasi
TPH
(2+1) x 70
Tumpukan urea (ton)
30.000
Urea terkemas (ton)
7.500
Ammonia (ton)
-
Nitrogen, NM3/H
-
Oxygen, NM3/H
-
Dermaga Ekspor
Kapasitas pengapalan
Up to 30.000 tons
Utama
Kedalaman
13 MTR
Penyimpanan
Unit Pemisahan Udara
d. POPKA Menghadapi kondisi pasar urea granul untuk Asia Pasifik yang terbuka dan untuk meningkatkan daya saing sebagai produsen pupuk wilayah ini, maka PT Pupuk Kaltim mengintensifkan produktivitasnya dengan membangun pabrik urea kembali. Proyek pembangunan pabrik urea unit-4 PT Pupuk Kaltim ini dikenal dengan nama POPKA (Proyek Optimasi Pupuk Kaltim). Pada awalnya niat PT Pupuk Kaltim adalah membangun langsung sebuah pabrik (direncanakan Kaltim-4 dan pabrik methanol) namun karena adanya regulasi pemerintah pada saat itu yang melarang pembangunan sebuah proyek dengan jumlah nilai melebihi US$ 20 juta, maka pembangunan pabrik baru akhirnya ditunda, untuk menyiasati hal itu maka dilakukan pengubahan nama proyek yang
36
semula langsung membangun Kaltim-4, kini dinamai Proyek Optimasi PT Pupuk Kaltim (POPKA), karena bukanlah sebuah proyek baru melainkan hanyalah sebuah perluasan, maka pemerintah akhirnya menyetujuinya. Pada tahun 1999 PT Pupuk Kaltim telah mengembangkan produksinya dengan menghasilkan urea jenis baru, yaitu Urea Granul. Proyek Optimalisasi Kaltim (POPKA) diresmikan pada tanggal 13 Februari 1999 (Tabel 6). Penandatanganan
kontrak
dengan
konsorisium
kontraktor
dilaksanakan tanggal 9 Oktober 1996, yaitu PT Rekayasa Industri sebagai kontraktor utama dan Chiyoda Corporation sebagai sub kontraktornya, pabrik selesai dibangun dan diresmikan pada tanggal 6 Juli 2000 oleh Presiden KH. Abdurrahman Wahid. Pabrik urea unit-4
POPKA menerapkan
teknologi DCS
(Distributed Control System) yang dioperasikan secara otomatis, dan ramah lingkungan karena didukung unit dust scrubber, Hydrolizer dan Neutralization yang dapat meredusir zat polutan. Dengan produksi perdana tertanggal 18 Februari 1999 sebesar 175 metrik ton/hari urea granul, maka kapasitas produksi urea untuk tahun 2007 sebesar 570.000 ton. e.
Kaltim-4 Perusahaan membangun pabrik Kaltim-4 sebagai langkah mengantisipasi perkembangan kebutuhan urea, agar kelangsungan produksi pupuk harus tetap terjaga dan lebih ditingkatkan untuk menunjang produktivitas pertanian, yang pada akhirnya menunjang ketahanan pangan nasional dan sekaligus replacement pabrik-pabrik yang sudah tua. Pada tahun 1999 Pemerintah telah menyetujui pembangunan tiga (3) pabrik pupuk urea, salah satunya di PT Pupuk Kaltim Bontang yaitu pembangunan pabrik Kaltim-4. Pembangunan pabrik Kaltim-4 dilaksanakan dengan dua (2) fase. Fase I pembangunan unit urea dan sebagian unit utilitas yang mulai dilaksanakan pada tanggal 27 Desember 1999. Fase II untuk
37
pembangunan unit ammonia dan penyelesaian unit utilitas yang dimulai pada bulan Agustus 2000. Pembangunan fase I diselesaikan dua (2) bulan lebih cepat dari rencana. Sedangkan fase II dijadwalkan selesai pada awal tahun 2003. Pabrik urea unit 5 proyek Kaltim-4 ini diresmikan dari jarak jauh melalui teleconference oleh Presiden RI Megawati Soekarnoputri dari Cikampek, Karawang, Jawa Barat pada hari Rabu, 3 Juli 2002. Proyek Kaltim-4 (Tabel 7) dibangun oleh kontraktor utama konsorsium antara PT Rekayasa Industri dengan Mitsubishi Heavy Industries, Jepang. Nilai investasi 359,7 juta USD dengan rincian, 60,3% berupa fasilitas kredit dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC); 9,7% pinjaman dari Perbankan Nasional; dan 30% dana sendiri. Kaltim 4 memiliki kapasitas produksi pada tahun 2007 untuk urea 570.000 ton dan ammonia 330.000 ton. f.
Pengembangan Usaha PT Pupuk Kaltim selain menghasilkan ammonia dan urea, juga menghasilkan produk-produk sampingan, berupa Nitrogen, Oksigen, dan karbondioksida. Untuk produk sampingan dan dalam rangka perkembangan
perusahaan,
maka
didirikan
beberapa
anak
perusahaan, diantaranya : 1) PT Kaltim Nusa Etika (KNE) 2) PT Kaltim Adhiguna Dermaga (KAD) 3) PT Kaltim Bahtera Adhiguna (KBA) 4) PT Kaltim Industrial Estate (KIE) 5) PT Kaltim Cipta Yasa (KCY) 6) PT Kaltim Multi Boga Utama (KMBU) 7) PT Daun Buah, dll. Beberapa perusahaan kerjasama dengan perusahaan besar nasional maupun internasional juga didirikan, yaitu : 1) PT Kaltim Methanol Industri (KMI) 2) PT DSM Kaltim Melamine 3) PT Kaltim Soda Ash
38
4) PT Kaltim Ambika Wiratama 5) PT Kaltim Parna Industri (KPI) Selain pengembangan perusahaan, PT Pupuk Kalimantan Timur juga terus mengadakan peningkatan mutu dan pengelolaan lingkungan hidup. Hasil yang dicapai adalah keberhasilan meraih ISO 9002 pada tahun 1996, ISO 14001 pada tahun 1997 dan ISO 17025 pada tahun 2000. ISO 9002 adalah pengakuan di bidang Sistem Manajemen Produksi dan Instalasi, ISO 14001 pada bidang Manajemen Lingkungan dan ISO 17025 di bidang Laboratorium Uji Mutu. Tabel 6. Spesifikasi data teknis POPKA Spesifikasi Data
POPKA
Teknis Kapasitas Terpasang
Pabrik ammonia (MTPD)
-
Pabrik urea (MTPD)
1.725
Bahan Baku
Gas alam (MMSCFD)
Generator Listrik
Turbin gas (MW) – 11 KV
30
Turbin uap (MW) – 6,6 KV
-
WHB (TPH)
-
Boiler (TPH)
-
Sistem Pendinginan
Pompa air laut (M3/H)
-
Unit Desalinasi
TPH
(1) x 70
Tumpukan urea (ton)
40.000
Urea terkemas (ton)
-
Ammonia (ton)
-
Nitrogen, NM3/H
-
Oxygen, NM3/H
-
Dermaga Ekspor
Kapasitas pengapalan
-
Utama
Kedalaman
-
Generator Uap
Penyimpanan
Unit Pemisahan Udara
39
Tabel 7. Spesifikasi data teknis Kaltim-4 Spesifikasi Data
Kaltim 4
Teknis
Pabrik ammonia (MTPD)
1.000
Pabrik urea (MTPD)
1.725
Bahan Baku
Gas alam (MMSCFD)
37
Generator Listrik
Turbin gas (MW) – 11 KV
30
Kapasitas Terpasang
Turbin uap (MW) – 6,6 KV Generator Uap
WHB (TPH) Boiler (TPH)
Sistem Pendinginan
Pompa air laut (M3/H)
Unit Desalinasi
TPH
(1+1) x 70
Tumpukan urea (ton)
40.000
Urea terkemas (ton)
7.500
Penyimpanan
Ammonia (ton) Unit Pemisahan Udara
Nitrogen, NM3/H Oxygen, NM3/H
Dermaga Ekspor
Kapasitas pengapalan
Up to 40.000 tons
Utama
Kedalaman
13 MTR
4.1.8 Spesifikasi Produk a.
Urea Spesifikasi produk urea dapat dinyatakan berikut : Kandungan ammonia
:
46,3% (min weight)
Kadar air
:
0,5% (max weight)
Biuret
:
1% (max weight)
Fe
:
0,1 ppm (max weight)
Ammonia free
:
150 ppm (max weight)
Ukuran partikel
:
95% lolos antara 6-8 US mesh. 100% lolos dari 6% US mesh
Bentuk
:
Prill (free floming)
40
b.
Ammonia Kandungan air
:
0,1% (max weight)
Kandungan NH 3
:
99,9% (min weight)
Kandungan minyak
:
5 ppm (max weight)
Insoluble gas
:
500 ppm (max weight)
Suhu
:
-33°C (ke storage) 20-30°C (ke urea)
c.
Urea Granul Nitrogen
:
46% (min weight)
Biuret
:
1% (max weight)
Kandungan air
:
0,5% (max weight)
Besi
:
1 ppm (max weight)
Ammonia bebas
:
150 ppm (max weight)
Debu
:
15 ppm (max weight)
Suhu produk
:
50°C (max)
Bentuk
:
Granul
4.1.9 Lambang dan Merk Dagang a.
Lambang PT Pupuk Kalimantan Timur (Gambar 5)
Gambar 5. Lambang PT Pupuk Kaltim Lambang PT PKT dapat dilihat pada Gambar 5. Makna dari tiap unsur dalam lambang tersebut adalah sebagai berikut : 1) Segilima, melambangkan Pancasila yang merupakan landasan idiil perusahaan. 2) Daun buah, melambangkan kesuburan dan kemakmuran. 3) Lingkaran kecil putih, melambangkan letak lokasi kota Bontang dekat Khatulistiwa. 4) Garis merah horisontal di kanan dan kiri, melambangkan garis khatulistiwa.
41
5) Warna biru melambangkan keluasan Nusantara. 6) Warna merah melambangkan dinamika kewiraswastaan. b.
Merk Dagang PT Pupuk Kalimantan Timur 1) Pupuk Urea Daun Buah dan Mandau (Gambar 6) Kapasitas terpasang di keempat (4) pabrik urea yang dimiliki oleh Pupuk Kaltim mencapai 8.600 Metric Tons Per Day (MTPD), dengan kemampuan produksi yang terus menerus ditingkatkan. Dengan rumus kimia CO(NH 2 ) 2 , yang sebagian besar kandungannya adalah nitrogen sebagai hasil akhir dari metabolisme protein, dalam bentuk curah dan butiran.
Gambar 6. Pupuk Urea Mandau dan Daun Buah 2) Ammonia Ammonia merupakan gas tanpa warna dengan bau yang sangat kuat dan menyengat. Ammonia juga mudah larut dalam air dan seringkali digunakan dalam pupuk. Kapasitas terpasang untuk ammonia di keempat (4) pabrik Pupuk Kaltim mencapai total 40.000 MTPD, dengan bahan baku dari gas alam. Kandungan Nitrogen mencapai 82% dalam ammonia, dengan senyawa kimia NH 3 . Ammonia terjadi karena reaksi dengan tekanan yang sangat tinggi dalam proses produksi urea. 3) Pupuk NPK Pelangi Sejak akhir tahun 2002, PKT telah mengembangkan pupuk majemuk NPK Pelangi (Gambar 7), yaitu jenis pupuk yang mengandung unsur hara makro Nitrogen, Phospor dan Kalium yang sangat dibutuhkan tanaman. Pengembangannya sejalan
42
dengan program pemerintah yang ingin memasyarakatkan penggunaan pupuk NPK, karena terbukti dapat meningkatkan produktivitas pertanian.
Gambar 7. Pupuk NPK Pelangi 4) Pupuk Zeorganik Dilakukan pengembangan usaha di bidang pupuk organik, dalam
rangka
mendukung
program
pemerintah
untuk
memperbaiki struktur dan kesuburan tanah. Nama merk dagang : Zeorganik Pupuk Kaltim (Gambar 8).
Gambar 8. Pupuk Zeorganik Produksi dan kualitas tanaman dapat ditingkatkan dengan memperbaiki kesuburan tanah menggunakan Zeorganik, serta melengkapi kebutuhan nutrisi yang diperlukan tanaman.
43
4.1.10 Pemasaran Hasil Produksi PT Pupuk Kalimantan Timur (PT Pupuk Kaltim) yang berkedudukan di Bontang adalah suatu perusahaan industri yang bergerak di bidang usaha perdagangan dan pemasaran pupuk urea dan ammonia. Dalam menjalankan operasi perusahaan PT Pupuk Kaltim melakukan penjualan pupuk urea bersubsidi dan nonsubsidi yang meliputi pasar perkebunan dan industri. Untuk distribusi pupuk urea bersubsidi pelaksanaannya telah diatur pemerintah melalui Kementrian Perdagangan dan Kementrian Pertanian. Data mengenai jumlah kebutuhan pupuk nasional diperbaharui secara berkala dan menjadi patokan dalam pelaksanaan tugas distribusi pupuk bersubsidi. Wilayah tanggungjawab PT Pupuk Kaltim meliputi dua pertiga (2/3) wilayah Indonesia, antara lain 14 provinsi di Kawasan Timur Indonesia, 26 Kota/Kabupaten di Jawa Timur dan 18 Kota/Kabupaten di Jawa Tengah. Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk urea bersubsidi ditetapkan Rp1200,- per kg. Untuk penjualan ke sektor perkebunan dan industri adalah murni bisnis. Harga jual ditentukan oleh mekanisme pasar. Penjualan di sektor industri dan pertanian ini memberikan kontribusi nyata bagi kinerja keuangan dan perolehan laba perusahaan karena marjin keuntungan yang diperoleh dari sektor ini cukup tinggi. Hal serupa juga berlaku untuk penjualan ke sektor ekspor. Namun untuk sektor ekspor dibutuhkan izin dari pemerintah. Apabila pemenuhan dan stok pupuk nasional dinyatakan cukup dan terpenuhi, maka izin ekspor baru dikeluarkan. Sesuai dengan kebijakan pemerintah, dalam hal ini Menteri Perdagangan dan Koperasi Nomor 56/KP/11/79 tertanggal 15 Februari 1979, maka penyaluran urea dalam negeri di daerah Kalimantan Timur dan sekitarnya ditangani oleh PT Pupuk Kalimantan Timur sendiri, termasuk pengantongannya. Sementara itu urea yang dijual di luar daerah Kalimantan Timur sebagian dalam bentuk curah yang dibawa ke dalam unit pengantongan PT Pupuk Sriwijaya di Meneng, Makassar dan Surabaya. Produk urea PT Pupuk Kalimantan Timur adalah untuk melayani kebutuhan Indonesia wilayah Timur dan Tengah, meliputi Jawa
44
Timur bagian Timur, Bali, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, seluruh Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Irian Jaya, dan lain-lain. Untuk pemasaran luar negeri yang dilayani oleh PT Pupuk Kalimantan Timur sendiri, meliputi negara-negara Sabah, Malaysia, Vietnam, China, Srilangka, Jepang, Filipina, dll. Sedangkan untuk amonia dipasarkan ke Korea Selatan, India, Yordania, Tanzania, Spanyol, Thailand, Malaysia, Jepang, Taiwan, dan sebagainya. Pada tahun 2007, pemerintah memberikan izin ekspor kepada PT Pupuk Kaltim. Sedangkan untuk produk ammonia, selain digunakan untuk bahan baku pupuk, juga dijual ke sektor dalam negeri, yakni untuk kebutuhan industri. Sebagian lainnya di ekspor. Dengan adanya izin ekspor pupuk urea dan ammonia yang diberikan pemerintah kepada PT Pupuk Kaltim, ternyata sangat membantu dalam peningkatan kinerja keuangan perusahaan. 4.1.11 Tenaga dan Waktu Kerja Waktu kerja bagi karyawan dibagi dua (2), yaitu karyawan shift dan nonshift. Untuk nonshift lama jam kerja adalah delapan (8) jam sehari, seminggu lima hari, mulai pukul 07.00-16.00 Waktu Indonesia Bagian Tengah (WITA) untuk Senin sampai Kamis, sedangkan hari Jum’at mulai pukul 07.00-17.00 WITA. Untuk shift, terdapat pembagian kerja berikut : a. Day shift
: 07.00-15.00 WITA
b. Swing shift
: 15.00-23.00 WITA
c. Night shift
: 23.00-07.00 WITA
4.1.12 Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi perusahaan dibentuk untuk mempersatukan dan menggalang semua aktivitas yang ada untuk mencapai tujuan. Sistem organisasi PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk. menggunakan sistem dewan direksi. Dewan direksi terdiri dari seorang direksi utama dan empat (4) orang direktur yang terdiri atas. a. Direktur Produksi b. Direktur Teknik c. Direktur keuangan
45
d. Direktur Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Dalam pelaksanaan sehari-hari, Dewan Direksi dibantu oleh aparataparat berikut : a. Kepala Kompartemen b. Deputi Kompartemen c. Kepala Departemen (Kepala Biro) d. Kepala Bagian e. Wakil Kepala Bagian f. Kepala Seksi g. Kepala Regu h. Pelaksanaan Untuk mengawasi direksi dalam mengelola perusahaan, dibentuk Dewan Komisaris yang terdiri dari seorang Komisaris Utama dan empat (4) orang komisaris
anggota
yang
bertanggungjawab
kepada
Departemen
Perindustrian RI melalui Dirjen Industri Kimia Dasar. Unsur bantuan yang terdiri dari kompartemen dan biro, meliputi : a. Direktorat Khusus 1) Kompartemen Satuan Pengawas Intern − Biro Waskeu − Biro Wasop 2) Kompartemen Sekretaris Perusahaan − Biro Humas
− Biro Umum
− Biro Sekretariat
− Biro Hukum
− Biro PUKK
− Dept. Kamtib
b. Direktorat Keuangan Biro sistem informasi 1) Kompartemen Keuangan − Biro Keuangan − Biro Anggaran − Biro Akuntansi 2) Kompartemen/Proyek Pemasaran Dalam Negeri − Proyek pemasaran urea dalam negeri
46
− Departemen pemasaran luar negeri − Departemen ekspor pergudangan dan distribusi c. Direktorat Teknik 1) Kompartemen Teknik − Biro Pengadaan
− Biro Jasa Teknik
− Biro PPAP
− Biro Rancang Bangun
− Departemen Ran.Mat. Pergud 2) Divisi Industri Peralatan Pabrik − Departemen Pemasaran dan Keuangan − Departemen Teknik dan Produksi d. Direktorat Litbang Biro Sistem Manajemen 1) Kompartemen Renbang − Biro Litbangpros dan Bangha − Biro Penelitian dan Renstra − Proyek Pupuk NPK Pelangi 2) Kompartemen SDM − Biro Bang SDM − Biro Personalia e. Direktorat Produksi 1) Biro KKK & LH 2) Biro Inspeksi Teknik 3) Biro Teknologi i. Kompartemen Operasi − Departemen Operasi Kaltim-1 − Departemen Operasi Kaltim-2 − Departemen Operasi Kaltim-3 − Departemen Operasi Kaltim-4 ii. Kompartemen Pemeliharaan − Departemen Mec/Machinery − Departemen HarList & Instrumen − Departemen Perbengkelan
47
− Sub Departemen DPS f. Kompartemen Administrasi g. Kompartemen Keuangan h. Kompartemen Litbang i. Kompartemen Teknik j. Kompartemen Produksi k. Kompartemen SDM l. Divisi Industri Peralatan Pabrik a. Biro PSDM & M PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk. Biro ini mengemban tugas untuk melaksanakan pendidikan bagi karyawan dan masyarakat yang meliputi : 1) Bagi karyawan i. Program Pelatihan Industri ii. Program Pelatihan Wajib iii. Program Pelatihan Penunjang iv. Program Pelatihan Pengembangan Wawasan v. Program Pendidikan Formal vi. Program Pelatihan Purna Tugas 2) Bagi masyarakat i. Program Praktek Kerja Lapangan ii. Program Loka Latihan Keterampilan (Lolapil) iii. Jasa Diklat 4.1.13 Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH) Usaha keselamatan kerja dan lingkungan hidup di PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk. mempunyai sasaran umum dan khusus. Sasaran umum yang ingin dicapai adalah : a. Perlindungan terhadap karyawan yang berada di tempat kerja agar selalu terjamin keselamatan dan kesehatannya sehingga dapat mewujudkan peningkatan produksi dan produktivitas kerja. b. Perlindungan setiap orang lain yang berada di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat.
48
c. Perlindungan terhadap bahan dan peralatan produksi agar dapat dipakai dan digunakan secara aman dan efisien. Sasaran khusus usaha keselamatan dan kesehatan kerja adalah : a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan, kebakaran, peledakan, dan penyakit akibat kerja. b. Mengamankan mesin, instalasi, pesawat, alat kerja, bahan baku dan bahan hasil produksi. c. Menciptakan lingkungan dan tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan penyesuaian antara pekerjaan dengan manusia dan sebaliknya. 4.2.
Kinerja Keuangan PT Pupuk Kaltim Laporan keuangan melaporkan aktivitas yang sudah dilakukan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dari laporan keuangan tersebut dapat dilihat gambaran kinerja keuangan perusahaan. Untuk memperoleh gambaran tentang kinerja keuangan perusahaan digunakan analisis rasio. Selain itu, analisis rasio juga bermanfaat dalam membantu pengambilan keputusan perusahaan. Kinerja manajemen dalam suatu periode dapat dilihat dari hasil analisis rasio ini, apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan. Kemampuan perusahaan dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif dapat dinilai dari hasil analisis rasio ini. Analisis rasio yang digunakan, antara lain analisis likuiditas, analisis leverage, dan analisis profitabilitas. Melalui analisis ini akan diperoleh gambaran mengenai kondisi keuangan dan perkembangan perusahaan PT Pupuk Kaltim pada tahun 2006-2010. Untuk mengatakan suatu kondisi perusahaan baik atau tidaknya, digunakan suatu standar rasio berdasarkan rata-rata industri untuk usaha yang sejenis yaitu PT Pupuk Sriwidjaja. PT Pupuk Sriwidjaja (Persero), yang lebih dikenal sebagai PT Pusri, merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang produksi dan pemasaran pupuk. Hasil analisis rasio PT Pupuk Kaltim periode 2006 sampai 2010 dapat dilihat pada Tabel 8.
49
Tabel 8. Hasil analisis rasio PT Pupuk Kaltim 2006-2010 No. Keterangan 2006 1.
2007
2008
2009
2010
Rataan
Rasio Likuiditas (%) Current Ratio Cash Ratio
118,42 145,94 143,14 162,98 202,35 154,57 21,09
20,18
53,15
101,28
75,45
116,47 129,02 100,57
91,43
92,82
77,70
91,14
47,76
48,14
43,73
47,50
32
35,21
36,74
39,47
2.
Acid Test 80,61 Ratio Rasio Leverage (%)
3.
Debt to 111,41 82,35 Equity Total Debt to Total 52,70 45,16 Assets Long Term Debt to 52,36 41,04 Equity Rasio Profitabilitas (%) Gross Profit Margin Operating Income Ratio Net Profit Margin ROI
57,34
36,84
32,45
41,11
36,29
27,89
31,81
36,20
34,66
15,92
15,02
13,10
12,62
16,10
14,55
7,48
7,01
6,45
10,13
11,03
8,42
6,03 4.2.1 Rasio Likuiditas
7,01
8,86
9,89
10,34
8,43
Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utang (kewajiban) jangka pendeknya yang jatuh tempo, atau rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban (utang) pada saat ditagih. Rasio likuiditas aktual perusahaan yang digunakan adalah Current Ratio, Cash Ratio, dan Acid Test Ratio. Perkembangan rasio likuiditas PT Pupuk Kaltim periode 2006-2010 dapat dilihat pada Gambar 9.
50
250.00
Persentase (%)
200.00 150.00 Current Ratio 100.00
Cash Ratio Acid Test Ratio
50.00 0.00 2006
2007
2008
2009
2010
Tahun Gambar 9. Perkembangan rasio likuiditas PT Pupuk Kaltim periode 2006-2010 a. Current Ratio Current
Ratio
merupakan
rasio
untuk
mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek, atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Pada Gambar 9 terlihat perkembangan current ratio selama 5 periode yaitu tahun 2006-2010. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai current ratio selama tahun 2006-2010 memperlihatkan penurunan
pada
perkembangan tahun
yang
2007-2008,
fluktuatif, namun
terjadi
mengalami
peningkatan kembali selama tahun 2008-2010. Rataan current ratio PT Pupuk Kaltim untuk 5 tahun terakhir 154,57% yang berarti bahwa setiap Rp1,00,- hutang lancar dijamin dengan aktiva lancar Rp1,54,-, maka dapat dilihat bahwa kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya sudah cukup baik, karena aktiva yang tersedia sudah dapat memenuhi kewajiban lancar perusahaan. Namun, untuk tahun 2006-2010 kondisinya masih kurang baik jika dibandingkan dengan PT Pupuk Sriwidjaja karena rasionya masih dibawah rataan yaitu
51
186,09%.
Perkembangan
rasio
ini
dipengaruhi
oleh
perkembangan aktiva lancar dan kewajiban lancar perusahaan. b. Cash Ratio Cash Ratio merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar
hutang.
Dalam
hal
ini
rasio
menunjukkan
kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya. Perkembangan rasio ini selama lima (5) periode, yaitu tahun
2006-2010
menunjukkan
nilai
fluktuatif.
Terjadi
penurunan nilai pada tahun 2007-2008, namun mengalami peningkatan kembali pada tahun 2008-2010. Nilai rataan cash ratio PT Pupuk Kaltim adalah 36,84% yang berarti bahwa setiap Rp1,00,- utang lancar dijamin dengan Rp0,37,- uang kas dan setara kas. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan kurang mampu mendanai hutang lancarnya menggunakan uang kas. Untuk tahun 2006-2010 kondisinya masih kurang baik karena rasionya masih di bawah rataan jika dibandingkan dengan PT Pupuk Sriwidjaja, yaitu 54,40%. c. Acid Test Ratio Acid Test Ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan. Pada Gambar 9 terlihat perkembangan acid test ratio selama lima (5) periode, yaitu tahun 2006-2010. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai acid test ratio selama tahun 2007-2008 memperlihatkan perkembangan yang cenderung menurun, namun mengalami peningkatan kembali selama tahun 20082010. Rataan acid test ratio PT Pupuk Kaltim untuk lima (5) tahun terakhir sebesar 100,57% yang berarti bahwa setiap Rp1,00,- hutang lancar dijamin dengan Rp1,01,- aktiva lancar
52
tanpa persediaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu
menutupi
kewajiban
lancarnya,
apabila
tanpa
persediaan. Namun, untuk tahun 2006-2010 kondisinya masih kurang baik karena rasionya masih di bawah rataan jika dibandingkan dengan PT Pupuk Sriwidjaja, yaitu 132,74%. Persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang tingkat likuiditasnya rendah, sehingga dianggap memerlukan waktu relatif lebih lama untuk diuangkan, apabila perusahaan membutuhkan dana cepat untuk membayar kewajibannya dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya. 4.2.2 Rasio Leverage Rasio ini menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun aset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity). Perusahaan yang baik seharusnya memiliki komposisi modal lebih besar dari utang. Rasio ini dapat juga dianggap bagian dari rasio Solvabilitas. Rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas, dikatakan bahwa rasio solvabilitas atau leverage ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi). Penilaian leverage ratio PT Pupuk Kaltim dilakukan dengan menggunakan debt to equity ratio (DER), total debt to total assets ratio (debt ratio) dan long term debt to equity ratio. Perkembangan nilai leverage ratio PT Pupuk Kaltim periode 2006-2010 dapat dilihat pada Gambar 10.
53
120.00
Persentase (%)
100.00 80.00 60.00
Debt to equity ratio Total debt to total assets
40.00
Long term debt to equity
20.00 0.00 2006
2007
2008
2009
2010
Tahun Gambar 10. Perkembangan leverage ratio PT Pupuk Kaltim periode 2006-2010 a. Debt to Equity Ratio DER merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Pada Gambar 10 dapat dilihat perkembangan nilai rasio ini selama lima (5) periode yaitu tahun 2006-2010. Nilai rataan rasio ini selama tahun 2006-2010 pada PT Pupuk Kaltim 91,14%. Rasio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan Rp0,91,- untuk setiap Rp1,00,- yang disediakan pemegang saham, atau perusahaan dibiayai oleh utang 91,14%. Rasio rataan PT Pupuk Sriwidjaja untuk debt to equity ratio (DER) 133,91%, PT Pupuk Kaltim masih dianggap cukup baik, karena berada di bawah rataan PT Pupuk Sriwidjaja. Selama periode lima (5) tahun tersebut terlihat adanya peningkatan pada tahun 2007-2009, dan kembali menurun pada tahun 2009-2010. Hal ini mengidentifikasikan bahwa perusahaan mulai mengurangi peminjaman kepada kreditor.
54
b. Total Debt to Total Assets Ratio (Debt Ratio) Debt ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Semakin besar nilai rasio berarti semakin besar risiko yang ditanggung perusahaan. Semakin kecil nilainya berarti semakin baik, karena jumlah aktiva yang dibiayai dengan hutang semakin kecil. Pada Gambar 10 dapat dilihat perkembangan nilai rasio ini selama lima (5) periode, yaitu tahun 2006-2010. Nilai rataan rasio ini pada PT Pupuk Kaltim 47,50%, yang berarti bahwa jumlah aktiva yang dibiayai oleh pinjaman luar 47,50% dan sisanya 52,5% dibiayai oleh modal. Kondisi ini menunjukkan resiko yang ditanggung perusahaan cukup kecil, karena 52,5% dalam kepemilikan modal sendiri dan pinjaman luar 47,50%. Untuk tahun 2006-2010 kondisi perusahaan cukup baik, karena masih dibawah rataan jika dibandingkan PT Pupuk Sriwidjaja yaitu 57,26%. Pada periode lima (5) tahun tersebut terlihat adanya peningkatan pada tahun 2007-2009 dan kembali menurun pada tahun
2009-2010.
Hal
ini
mengidentifikasikan
bahwa
perusahaan mulai mengurangi peminjaman kepada pihak luar. c. Long Term Debt to Equity Ratio Long term debt to equity ratio merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan
jaminan
utang
jangka
panjang
dengan
cara
membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan. Pada Gambar 10 dapat dilihat perkembangan nilai rasio ini selama lima (5) periode yaitu tahun 2006-2010. Nilai rataan
55
rasio ini pada PT Pupuk Kaltim sebesar 39,47% yang berarti bahwa perusahaan mampu menjamin Rp0,39,- hutang jangka panjangnya dengan Rp1,00,- modal sendiri. Untuk tahun 20062010 kondisi perusahaan cukup baik, karena masih di bawah rataan jika dibandingkan PT Pupuk Sriwidjaja, yaitu 69,12%. Rasio ini mengalami penurunan pada tahun 2006-2008, namun kemudian terjadi peningkatan dari tahun ke tahun, yaitu tahun 2008-2010. Kenaikan ini terjadi karena hutang jangka panjang perusahaan mengalami peningkatan lebih besar dibandingkan dengan kenaikan modal. 4.2.3 Rasio Profitabilitas Rasio
profitabilitas
merupakan
rasio
untuk
menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan
ukuran
tingkat
efektivitas
manajemen
suatu
perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan, penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan. Profitabilitas yang baik akan dapat meningkatkan posisi perusahaan dan memperkecil kemungkinan kebangkrutan. Analisis profitabilitas PT Pupuk Kaltim dilakukan dengan menggunakan gross profit margin ratio (GPMR), operating income ratio, net profit margin ratio (NPMR), dan return on investment (ROI). Perkembangan nilai rasio profitabilitas PT Pupuk Kaltim periode 2006-2010 dapat dilihat dalam Gambar 11.
56
45.00 40.00
Persentase (%)
35.00 30.00 25.00
Gross Profit Margin
20.00
Operating Income Ratio
15.00
Net Profit Margin
10.00
ROI
5.00 0.00 2006
2007
2008
2009
2010
Tahun Gambar 11. Perkembangan rasio likuiditas PT Pupuk Kaltim periode 2006-2010 a. Gross Profit Margin Ratio GPMR memberikan informasi mengenai laba kotor yang dapat dicapai dari setiap rupiah
penjualan yang dilakukan.
Semakin tinggi rasio ini, maka semakin baik dan secara relatif semakin rendah harga pokok barang yang dijual dan mengukur efisiensi pengendalian harga pokok, atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien. Pada Gambar 11 terlihat perkembangan nilai rasio ini selama lima (5) periode, yaitu tahun 2006-2010. Terjadi penurunan nilai rasio pada tahun 2006 sampai 2008, namun mengalami peningkatan kembali pada tahun 2008 sampai 2010. Nilai rataan dari rasio ini 34,66%, yang berarti setiap Rp1,00,penjualan yang dilakukan, perusahaan akan memperoleh keuntungan usaha (laba kotor) Rp0,35,-. Rasio rataan PT Pupuk Sriwidjaja untuk gross profit margin 26,77%, PT Pupuk Kaltim masih dianggap cukup baik, karena berada di atas rataan PT Pupuk Sriwidjaja.
57
b. Operating Income Ratio Operating Income Ratio merupakan indikator perusahaan dalam mencapai laba dari bisnis utama. Laba usaha belum dipotong dengan beban keuangan (interest, bunga). Angka laba yang digunakan dalam perhitungan adalah yang berasal dari kegiatan usaha pokok perusahaan. Pada Gambar 11 terlihat perkembangan nilai rasio ini selama lima (5) periode, yaitu tahun 2006-2010. Terjadi penurunan nilai rasio pada tahun 2006 sampai 2009, namum mengalami peningkatan kembali pada tahun 2009 sampai 2010. Nilai rataan dari rasio ini adalah sebesar 14,55%. Rasio ini memberi gambaran tentang efisiensi perusahaan pada kegiatan utama perusahaan. Rasio rataan PT Pupuk Sriwidjaja untuk operating income ratio sebesar 9,93%, PT Pupuk Kaltim masih dianggap cukup baik karena berada di atas rataan PT Pupuk Sriwidjaja. c. Net Profit Margin Ratio NPMR menunjukkan tingkat keuntungan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan yang dilakukan perusahaan. Rasio ini mencerminkan kemampuan manajemen untuk menghasilkan laba setelah harga pokok penjualan, beban operasi/usaha, beban lain-lain dan pajak sehubungan dengan penjualan. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin baik dan secara relatif semakin rendah harga pokok barang yang dijual serta mengukur efisiensi pengendalian harga pokok, atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien. Pada Gambar 11 dapat dilihat perkembangan nilai rasio ini selama lima (5) periode, yaitu tahun 2006-2010. Terjadi penurunan nilai rasio pada tahun 2006 sampai 2008, namum mengalami peningkatan kembali pada tahun 2008 sampai 2010. Kondisi peningkatan tersebut menunjukkan meningkatnya
58
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih. Peningkatan yang terjadi pada penjualan belum tentu dapat meningkatkan
marjin
laba
bersih,
karena
harus
memperhitungkan faktor-faktor pengurang yang biasanya turut mengalami kenaikan seiring dengan naiknya penjualan. Nilai rataan dari rasio ini adalah 8,42% yang berarti bahwa setiap Rp1,00,-
penjualan
yang
dilakukan,
perusahaan
akan
memperoleh keuntungan usaha (laba bersih) Rp0,08,-. Rasio rataan PT Pupuk Sriwidjaja untuk net profit margin ratio (NPMR) 6,50%, PT Pupuk Kaltim masih dianggap cukup baik karena berada di atas rataan PT Pupuk Sriwidjaja. d. Return on Investment ROI merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Pada Gambar 11 dapat dilihat perkembangan nilai rasio ini selama lima (5) periode, yaitu tahun 2006-2010. Terjadi peningkatan nilai rasio terus menerus selama tahun 2006 sampai 2010. Standar yang digunakan dalam pengukuran rasio ini biasanya dibandingkan dengan tingkat suku bunga umum yang berlaku pada saat itu, jika nilainya lebih besar, maka akan lebih menarik bagi investor. Nilai rataan dari rasio ini 8,43%, yang berarti bahwa setiap Rp1,00,- aktiva yang diinvestasikan akan menghasilkan laba Rp0,08,-. Rasio rataan PT Pupuk Sriwidjaja untuk ROI 7,32%, PT Pupuk Kaltim masih dianggap cukup baik karena berada di atas rataan PT Pupuk Sriwidjaja. ROI merupakan rasio yang umumnya ingin diketahui oleh investor, sehingga besar kecilnya nilai
ROI merupakan
daya
tarik
menanamkan investasinya dalam usaha.
bagi
investor
untuk
59
4.3
Analisis Pengaruh SDM dan Operasional Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan PT Pupuk Kaltim SDM merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Kegagalan mengelola SDM dapat mengakibatkan timbulnya gangguan dalam pencapaian tujuan perusahaan, baik dalam kinerja, profit, maupun kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. SDM PT Pupuk Kaltim dikelola di bawah pengawasan Dep. Kesejahteraan dan Hubind. PT Pupuk Kaltim memiliki karyawan 2.642 orang menurut data bulan Desember Tahun 2011. Penelitian ini menggunakan beberapa peubah SDM, yaitu turnover, rasio jumlah karyawan engineering dan karyawan pabrik, serta rasio jumlah manajer dan seluruh karyawan. Diperlukan manajemen operasional yang tangguh dan handal, karena semua hal mengenai perusahaan bermuara pada dan diuji dalam operasionalisasinya. Apakah perusahaan dikelola dengan efisien, atau tidak dan apakah perusahaan mampu menampilkan produktivitas kerja yang tinggi atau tidak akan terlihat dalam penyelenggaraan seluruh aktivitas yang sifatnya operasional. Penelitian ini menggunakan beberapa peubah operasional PT Pupuk Kaltim, yaitu on stream factor dan production rate. Operasional disini difokuskan pada kondisi pabrik PT Pupuk Kaltim. Dalam kegiatan PT Pupuk Kaltim, faktor ketepatan waktu merupakan hal sangat penting. Dikatakan demikian, karena ketepatan waktu bukan hanya menjamin lancarnya proses produksi, melainkan juga menjamin tersedianya bahan jadi, atau produk di tangan distributor, agen dan saluran lainnya, sehingga permintaan para konsumen dapat terpuaskan setiap kali permintaan tersebut timbul. Berangkat dari pandangan demikian, jelas diperlukan perkiraan yang seakurat mungkin tentang jumlah jam penggunaan mesin untuk memenuhi pesanan yang diperkirakan akan diterima perusahaan untuk setiap bulan. Kinerja keuangan perusahaan dituangkan dalam angka-angka, baik dalam bentuk mata uang rupiah, maupun dalam mata uang asing. Angkaangka yang ada dalam laporan keuangan menjadi kurang berarti, jika hanya dilihat satu sisi saja. Artinya jika hanya dengan melihat apa adanya.
60
Angka-angka ini akan menjadi lebih, apabila dapat dibandingkan antara satu
komponen
dengan
komponen
lainnya,
caranya
dengan
membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan, atau antar laporan keuangan. Setelah melakukan perbandingan, dapat disimpulkan posisi keuangan suatu perusahaan untuk periode tertentu. Pada akhirnya dapat dinilai bahwa kinerja manajemen dalam periode tersebut. Perbandingan ini dikenal dengan nama analisis rasio keuangan. Dari sekian banyak rasio kinerja keuangan yang telah diuji, rasio keuangan PT Pupuk Kaltim memberikan pengaruh nyata dalam penelitian ini adalah rasio likuiditas, yaitu current ratio, yang bersumber dari data laporan per triwulan SDM dan operasional PT Pupuk Kaltim tahun 20062011. Hasil penelitian memenuhi empat (4) uji asumsi klasik regresi linear berganda. 4.3.1 Pengaruh SDM dan Operasional Perusahaan Terhadap Current Ratio PT. Pupuk Kaltim Dalam menganalisis pengaruh SDM dan operasional perusahaan terhadap current ratio, digunakan kriteria evaluasi yang telah umum. Pengujian terhadap asumsi-asumsi dari metode pendugaan yang dilakukan meliputi uji normalitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas. Uji normalitas dilakukan, jika jumlah observasi, atau contoh kurang dari 30, terutama pada penelitian ini diperoleh 23 contoh, maka
pengujian
asumsi
normalitas
melalui
One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test dilakukan menurut error term. Hasil uji menunjukkan bahwa nilai probabilitas (p-Value) yang diperoleh lebih besar dari taraf nyata (α = 0,05), yaitu 0,728 (Lampiran 17). Oleh karena p-Value (0,728) > α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa error term terdistirbusi normal. Untuk menguji asumsi non autokorelasi dapat dilakukan dengan melihat nilai statistik Durbin-Watson dari model. Nilai tersebut pada model penelitian ini jatuh pada kisaran 1,989, yang terletak antara dU dengan 4-Du, maka dapat disimpulkan bahwa
61
model tidak mengandung masalah autokorelasi. Hasil uji asumsi non autokorelasi pada model dapat dilihat pada Lampiran 17. Pengujian untuk mengetahui ada, atau tidaknya pelanggaran asumsi heteroskedastisitas dalam model pada penelitian ini dilakukan
dengan
menggunakan
metode
analisis
grafik.
Berdasarkan tampilan pada scatterplot terlihat bahwa plot menyebar secara acak di atas, maupun di bawah angka nol pada sumbu Regression Studentized Residual, model yang terbentuk dinyatakan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas pada model dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12. Hasil uji heteroskedastisitas current ratio Asumsi
berikutnya
yang
juga
diuji
adalah
adanya
multikolinearitas antara peubah-peubah bebas dalam model. Uji ini dilakukan dengan menggunakan uji multikolinearitas dengan TOL dan VIF. Collinearity Statistics pada Lampiran 17 menunjukkan bahwa tidak ada peubah bebas yang korelasinya dengan peubah lain lebih besar dari angka 10, maka disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar peubah bebas dalam model yang digunakan pada penelitian ini. Persamaan pengaruh SDM dan operasional perusahaan terhadap current ratio memiliki koefisien determinasi (R2) 0,526, artinya
peubah
bebas
dalam
persamaan
tersebut
mampu
menjelaskan 53% variasi peubah terikat dan sisanya (47%)
62
dijelaskan oleh peubah lain di luar persamaan. Dari hasil estimasi model pengaruh SDM dan operasional perusahaan terhadap current ratio diketahui bahwa nilai probabilitas F statistik adalah 0,018. Nilai tersebut lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan dalam model, yaitu 0,05. Hal ini berarti peubah-peubah bebas dalam model secara bersama-sama memberikan pengaruh nyata terhadap current ratio. Hasil estimasi dapat dilihat pada Lampiran 17. Tabel 9. Hasil Regresi persamaan pengaruh SDM dan operasional Perusahaan terhadap Current Ratio PT Pupuk Kaltim b
ANOVA Model
Sum of Squares
df
Mean Square
1 Regression
12802.563
5
2560.513
Residual
11524.056
17
677.886
Total
24326.619
22
F
Sig.
a. Predictors: (Constant), Rasio Manajer, Production Rate, Rasio Karyawan Engineering, On Stream Factor, Turnover b. Dependent Variable: Current Ratio
a
3.777 .018
63
a
Coefficients
Standardiz ed Unstandardized
Coefficient
Collinearity
Coefficients
s
Statistics Toleranc
Model 1
B
Std. Error
(Constant)
705.707
205.533
Turnover
139.353
63.402
-1.383
Beta
t
Sig.
e
VIF
3.434
.003
.476
2.198
.042
.595 1.680
.611
-.454
-2.263
.037
.691 1.447
.358
.830
.081
.431
.672
.784 1.276
-3.024
3.619
-.157
-.836
.415
.788 1.269
-156.057
44.543
-.659
-3.503
.003
.787 1.270
On Stream Factor Production Rate Rasio Karyawan Engineering Rasio Manajer
a. Dependent Variable: Current Ratio
Keterangan : α = 0,05 Tabel 9 menunjukkan bahwa terdapat tiga (3) peubah bebas yang berpengaruh nyata terhadap current ratio pada taraf nyata 5 persen (α = 0,05), yaitu turnover karyawan, on stream factor dan rasio manajer. Sedangkan dua (2) peubah bebas lainnya, yaitu production rate dan rasio karyawan engineering tidak berpengaruh nyata terhadap current ratio. Oleh karena itu, persamaan regresi sebagai berikut : Yc = 705,707 + 139,353 X 1 – 1,383 X 2 – 156,057 X 5 memiliki pengaruh positif terhadap current ratio. Turnover
karyawan
memiliki
parameter
positif
dan
berpengaruh nyata terhadap current ratio. Artinya, semakin tinggi turnover karyawan, maka secara nyata akan menyebabkan current ratio semakin tinggi. Hal ini berbeda dengan hipotesis yang diajukan
dalam
penelitian.
Turnover
karyawan
adalah
perbandingan jumlah karyawan keluar terhadap jumlah karyawan
64
rataan per bulan. Jumlah karyawan PT Pupuk Kalimantan sangat banyak dan setiap karyawan digaji oleh perusahaan. Biaya gaji tersebut berasal dari aktiva lancar perusahaan. Current ratio adalah perbandingan antara total aktiva lancar dengan total utang lancar. Aktiva lancar merupakan harta perusahaan yang dapat dijadikan uang dalam waktu singkat (maksimal satu tahun). Komponen aktiva lancar meliputi kas, bank, surat-surat berharga, piutang, persediaan, biaya dibayar di muka, pendapatan yang masih harus diterima, pinjaman yang diberikan, dan aktiva lancar lainnya. Turnover yang tinggi menyebabkan aktiva lancar meningkat, karena diduga berkaitan dengan penghematan pengeluaran untuk gaji. Dengan pengeluaran gaji yg dapat dihemat, maka hutang lancar menjadi lebih kecil dan nilai current ratio menjadi lebih besar. Semakin besar turnover, maka semakin besar nilai current ratio. Hal itu menyebabkan turnover karyawan memberikan pengaruh positif terhadap current ratio. On
stream
factor
memiliki
parameter
negatif
dan
berpengaruh nyata terhadap current ratio. Ini berarti bahwa semakin tinggi on stream factor, maka secara nyata akan menyebabkan current ratio semakin rendah. On stream factor adalah kondisi pabrik aktual terhadap hari kalender. On stream factor tinggi memberikan output, atau hasil produksi tinggi. PT Pupuk Kaltim menghasilkan produk setiap hari, karena pabrik beroperasi setiap hari. Current ratio adalah perbandingan antara total aktiva lancar dengan total utang lancar. Aktiva lancar merupakan harta perusahaan yang dapat dijadikan uang dalam waktu singkat (maksimal satu tahun). Komponen aktiva lancar meliputi kas, bank, surat-surat berharga, piutang, persediaan, biaya dibayar di muka, pendapatan yang masih harus diterima, pinjaman yang diberikan dan aktiva lancar lainnya. Output tinggi menyebabkan persediaan tinggi karena diduga penjualan tidak berjalan dengan baik.
65
Persediaan dianggap memerlukan waktu relatif lebih lama untuk diuangkan, apabila perusahaan membutuhkan dana cepat untuk membayar kewajibannya dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya. Masalah tersebut menyebabkan on stream factor tidak memberikan pengaruh positif terhadap current ratio. Rasio manajer memiliki parameter negatif dan berpengaruh nyata terhadap current ratio. Ini berarti bahwa semakin tinggi rasio manajer, maka secara nyata akan menyebabkan current ratio semakin rendah. Rasio manajer merupakan perbandingan jumlah manajer terhadap seluruh karyawan. Manajer PT Pupuk Kaltim adalah staf ahli yang digaji lebih tinggi daripada karyawan lain di bawahnya, karena diharapkan dapat memberikan keahlian, atau keterampilan lebih dibandingkan karyawan lainnya. Current ratio adalah perbandingan antara total aktiva lancar dengan total utang lancar. Aktiva lancar merupakan harta perusahaan yang dapat dijadikan uang dalam waktu singkat (maksimal satu tahun). Komponen aktiva lancar meliputi kas, bank, surat-surat berharga, piutang, persediaan, biaya dibayar di muka, pendapatan yang masih harus diterima, pinjaman yang diberikan dan aktiva lancar lainnya. Biaya gaji yang lebih tinggi untuk para manajer tersebut mengurangi
aktiva
lancar
perusahaan.
Masalah
tersebut
menyebabkan rasio manajer yang semakin tinggi tidak memberikan pengaruh positif terhadap current ratio. Production Rate tidak berpengaruh nyata terhadap current ratio. Productin rate merupakan perbandingan produksi total terhadap on stream day actual dan kapasitas desain pabrik. Untuk memperoleh produksi total diperlukan biaya produksi yang terdiri dari biaya untuk faktor produksi tetap dan biaya variabel. Biaya variabel
adalah
biaya
yang
berubah-rubah
sesuai
dengan
pemakaian faktor produksi yang tidak tetap seperti bahan baku dan biaya tenaga kerja yang tidak tetap. Pada tingkat kapasitas desain pabrik yang bersifat tetap, biaya produksi total akan berubah sesuai
66
dengan perubahan biaya variabel. Sehingga perubahan biaya produksi total sampai pada tingkat kapasitas desain pabrik mencerminkan perubahan biaya variabel. Dengan kata lain, perubahan production rate mencerminkan perubahan pemakaian faktor produksi yang tidak tetap. Sementara itu current ratio adalah perbandingan antara total aktiva lancar dengan total utang lancar. Utang lancar meliputi kewajiban-kewajiban yang akan jatuh tempo dalam satu tahun atau dalam satu periode kegiatan normal perusahaan termasuk kewajiban yang timbul untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran yang bersifat tetap dan tidak tetap, serta untuk kepentingan langsung produksi maupun kepentingan yang tidak langsung berkaitan dengan produksi. Production rate tidak nyata diduga karena utang lancar lebih banyak berasal dari pengeluaran yang bersifat tetap dan pengeluaran yang tidak langsung
berkaitan
dengan
produksi.
Sehingga
pengaruh
pengeluaran yang bersifat tidak tetap dan yang berkaitan langsung dengan produksi tidak begitu kuat. Rasio karyawan engineering tidak berpengaruh nyata terhadap current ratio. Rasio engineering merupakan perbandingan karyawan bagian produksi atau teknik terhadap seluruh karyawan. Rasio engineering tidak nyata diduga karena gaji yang dibayarkan untuk karyawan bagian produksi atau teknik tidak jauh berbeda dengan karyawan di bagian lain sehingga nilai rasio karyawan engineering relatif kecil dan tidak bisa menunjukkan pengaruh yang nyata. 4.4
Implikasi Manajerial Keberhasilan perusahaan mencapai tujuan dan berbagai sasarannya tidak ditentukan oleh hanya satu peubah. Kehadiran, atau keberadaan satu kelompok manajemen puncak yang memiliki ketangguhan dalam menentukan tujuan, filsafat, strategi akbar dan budaya organisasi sangat penting, tetapi tidak merupakan satu-satunya peubah penentu keberhasilan perusahaan. Dalam menyelenggarakan berbagai kegiatan bisnis, salah satu
67
tantangan yang harus dihadapi ialah bagaimana meningkatkan efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja perusahaan. Analisis laporan keuangan PT Pupuk Kaltim memberikan informasi tentang kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Turnover karyawan, rasio manajer dan on stream factor telah sesuai dengan hasil penelitian bahwa peubah tersebut memberikan pengaruh nyata terhadap kinerja keuangan PT pupuk Kaltim, yaitu current ratio dan acid test ratio. Dengan mengetahui kelemahan ini, manajemen dapat memperbaiki atau menutupi kelemahan tersebut. Kemudian, kekuatan yang dimiliki perusahaan harus dipertahankan, atau bahkan ditingkatkan. Kekuatan ini dapat dijadikan modal selanjutnya ke depan.
68
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan a.
Kinerja keuangan PT Pupuk Kaltim sudah cukup baik untuk leverage ratio dan rasio profitabilitas. Kinerja keuangan perusahaan selama lima (5) tahun pengamatan menunjukkan bahwa pada kondisi keuangan jangka pendek dilihat dari komponen likuiditas perusahaan (hutang lancar); keuangan jangka panjang dilihat dari komponen leverage ratio dan rasio profitabilitas.
b.
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh SDM dan operasional perusahaan terhadap kinerja keuangan PT. Pupuk Kaltim.
c.
Turnover karyawan merupakan peubah SDM yang berpengaruh positif dan nyata terhadap rasio likuiditas, yaitu current ratio, karena diduga berkaitan dengan penghematan pengeluaran untuk gaji. Peubah operasional
perusahaan
memberikan
pengaruh
terhadap
rasio
likuiditas adalah on stream factor. On stream factor berpengaruh negatif dan nyata terhadap rasio likuiditas, yaitu current ratio, akibat output tinggi dari on stream factor yang menyebabkan persediaan tinggi, karena diduga penjualan tidak berjalan dengan baik. Rasio manajer berpengaruh negatif dan nyata terhadap rasio likuiditas, yaitu current ratio akibat biaya gaji lebih tinggi untuk para manajer yang jumlahnya meningkat akibat pengurangan aktiva lancar perusahaan. d.
Rasio kinerja keuangan dipengaruhi oleh SDM dan operasional perusahaan adalah rasio likuiditas, yaitu current ratio yang menunjukkan
kemampuan
perusahaan
dalam
memenuhi
kewajibannya. 2.
Saran a.
Agar turnover dapat mendukung current ratio, maka perusahaan perlu mengusahakan turnover terkendali, tidak berlebihan dan juga tidak terlalu rendah, melalui upaya perencanaan penyediaan tenaga kerja yang baik dan pelaksanaannya secara konsisten serta melakukan
69
pengawasan dan pengendalian untuk menjaga tingkat turnover tetap terkendali sesuai rencana. b.
Untuk meningkatkan current ratio, maka perlu ditingkatkan penjualan melalui peningkatan promosi dan pemasaran serta upaya mendapatkan kontrak-kontrak pembelian produk dari para pembeli, agar produksi yang berlebihan tidak disimpan terlalu lama, atau persediaan menjadi berlebih dan tidak terkendali akibat on stream factor.
c.
Untuk mendorong current ratio, perusahaan perlu mengendalikan jumlah manajer, dengan cara meramalkan kebutuhan SDM yang benar-benar dibutuhkan perusahaan.
70
DAFTAR PUSTAKA
Anggari, F.A. 2011. Analisis Kinerja Keuangan Pada PT. Musi Hutan Persada Muara Enim (Sum-Sel) Berbasis Laporan Keuangan 2007-2010. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Darsono dan Ashari. 2009. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. ANDI, Yogyakarta. Dessler, G. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Jilid Dua (Terjemahan, Edisi Kesepuluh). PT Indeks, Jakarta. Gujarati, D. 1999. Ekonometrika Dasar (Terjemahan). Erlangga, Jakarta. Harahap, S.S. 2004. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Kasmir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. PT Rajagrafindo Persada, Jakarta. Siagian, S.P. 2004. Audit Manajemen. PT Bumi Aksara, Jakarta. Sirait, J.T. 2006. Memahami Aspek-Aspek Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. Grasindo, Jakarta. Suseno, I. 2010. Analisis Kinerja Keuangan PT. Bimatama Indonesia Estetika. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Warman, J. 2010. Manajemen Pergudangan. PT Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. Widjayanto, N. 1985. Pemeriksaan Operasional Perusahaan. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
71
LAMPIRAN
72
Lampiran 1. Hasil Wawancara 1. On Stream Day Actual = total hari kalender – down time 2. On Stream Factor = 3. Production Rate =
𝑂𝑛 𝑆𝑡𝑟𝑒𝑎𝑚 𝐴𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙 Hari Kalender
x 100
Total Produksi
𝑂𝑛 𝑆𝑡𝑟𝑒𝑎𝑚 𝐷𝑎𝑦 𝐴𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙 𝑥 kapasitas desain
x 100
STRUKTUR GRADE JABATAN KARYAWAN PT PUPUK KALIMANTAN TIMUR Jabatan Grade
I
II III IV
A
VII
Knowledge Based Staf Ahli Utama I
Fungsional Work Based
B
Kakom/ Ka SPI/ Sekper Wakakom/ Kadiv
A
Kadep
Staf Ahli Madya I
B
Wakadep/ Kashift
Staf Ahli Madya II
A
Kabag/ Kabid
Staf Ahli Madya III
Teknisi Ahli Utama
B
Wakabag
Staf Ahli Muda I
Teknisi Ahli Madya
A
Supervisor
Staf Ahli Muda II
Operator Ahli I / Senior Teknisi I
B
Kasi/ Foreman
Staf Ahli Muda III
Operator Ahli II/ Senior Teknisi II
Karu/ Jr. Foreman
Staf Pratama
V VI
Struktural
Staf Ahli Utama II
A
Senior Operator / Senior Teknisi III Operator I / Teknisi I / Pelaksana Utama
B
Operator II / Teknisi II / Pelaksana Madya
A
Operator III/ Teknisi III / Pelaksana Muda
B
Operator Pratama/ Teknisi Pratama/ Pelaksana Pratama
73
Lampiran 2. Data turnover Karyawan
Tahun 2006
2007
2008
2009
2010
2011
Triwulan I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
Turnover Karyawan (%) 0,041 0,000 0,124 0,041 0,042 0,209 0,123 0,082 0,119 0,239 0,199 0,197 0,196 0,274 0,118 0,397 0,360 0,121 0,439 0,159 0,232 0,195 0,227
74
Lampiran 3. Data rasio karyawan Engineering
Tahun 2006
2007
2008
2009
2010
2011
Triwulan I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
Rasio Karyawan Engineering (%) 54,463 54,512 54,493 54,523 54,530 54,462 53,112 52,850 50,714 52,894 52,244 54,779 53,816 55,490 56,203 57,495 57,578 57,795 56,174 56,270 54,672 54,311 54,260
75
Lampiran 4. Data rasio Manajer
Tahun 2006
2007
2008
2009
2010
2011
Triwulan I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
Rasio Manajer (%) 1,728 1,772 1,781 1,826 1,663 1,676 1,720 1,722 1,983 1,956 1,969 1,856 1,947 1,961 1,930 1,988 2,045 1,979 1,972 1,984 1,706 1,600 1,628
76
Lampiran 5. Data on stream factor
Tahun 2006
2007
2008
2009
2010
2011
Triwulan I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
On Stream Factor (%) 92,717 81,770 77,844 66,473 94,401 99,504 64,922 66,265 96,384 81,622 85,000 94,552 98,301 99,741 84,396 94,075 86,864 76,036 97,317 85,243 93,831 78,650 95,052
77
Lampiran 6. Data production rate
Tahun 2006
2007
2008
2009
2010
2011
Triwulan I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
Production Rate (%) 96,04 86,86 93,45 72,08 93,23 87,41 74,04 102,60 91,06 94,71 88,00 96,20 98,39 99,22 93,27 95,58 97,25 98,71 90,73 94,78 98,21 98,09 100,70
78
Lampiran 7. Neraca Konsolidasi PT Pupuk Kaltim per 31 Desember 2006 PT PUPUK KALIMANTAN TIMUR Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN Per Tanggal 31 Desember 2006
2006 Rp I.
AKTIVA
A. AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas Piutang usaha : Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu 2006: Rp29.665.324.366 dan 2005: Rp24.349.758.473) Pihak ketiga (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu 2006: Rp878.785.399 dan 2005: Rp404.448.061) Piutang kepada Pemerintah Republik Indonesia Piutang lain-lain: Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu 2006: Rp21.565.175.937 dan 2005: Rp24.074.297.766) Pihak ketiga (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu 2006: Rp2.453.851.325 2005: Rp2.549.724.863) Persediaan (setelah dikurangi penyisihan persediaan usang 2006: Rp2.198.266.611 dan 2005: Rp2.515.506.110) Pajak dibayar dimuka Uang muka Biaya dibayar dimuka Jumlah akitva lancar (A) B. AKTIVA TIDAK LANCAR Investasi pada perusahaan asosiasi Investasi jangka panjang Aktiva tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan 2006: Rp2.413.051.737.308 dan 2005: Rp2.113.915.946.918) Jaminan Beban ditangguhkan – hak atas tanah Beban ditangguhkan – katalis Tanah yang belum dikembangkan
357.897.475.390
320.912.404.165
123.921.875.610 425.695.713.963
34.450.260.832
17.312.728.248
641.397.024.794 16.480.497.424 13.354.068.184 57.409.299.130 2.008.831.347.740
17.655.112.488 14.306.699.688 4.022.770.387.057 7.837.115.419 1.744.004.854 30.893.792.732 10.307.718.697
79
Lanjutan Lampiran 7. Persediaan tidak bergerak (setelah dikurangi penyisihan persediaan usang 2006: Rp1.145.357.581 dan 2005: Rp1.307.132.672) Lain-lain
44.711.253.866 67.807.056.412
Jumlah aktiva tidak lancar (B)
4.218.033.141.213
Jumlah aktiva (A + B)
6.226.864.488.953
II. KEWAJIBAN DAN EKUITAS A. KEWAJIBAN LANCAR Hutang usaha: Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Hutang lain-lain Hutang pajak Biaya yang masih harus dibayar Pendapatan diterima dimuka Kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun: Hutang kepada Pemerintah Republik Indonesia Hutang bank Hutang sewa guna usaha Hutang obligasi Jumlah kewajiban lancar (A) B. KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa Kewajiban manfaat karyawan diestimasi Kewajiban pajak tangguhan bersih Kewajiban jangka panjang (setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun): Hutang kepada Pemerintah Republik Indonesia Hutang bank Hutang sewa guna usaha Hutang obligasi Jaminan atas pinjaman perusahaan asosiasi Taksiran kewajiban pembangunan sarana dan prasarana Jumlah kewajiban tidak lancar (B)
215.541.266.530 56.054.979.917 15.144.865.703 233.798.993.642 278.942.545.917 14.435.219.028
195.661.840.001 98.670.516.459 25.866.384.573 562.175.745.394 1.696.292.357.164
35.914.179.429 47.063.204.759 245.926.434.238
880.478.280.000 277.570.938.939 20.282.680.938 3.518.419.774 31.440.314.956 1.542.194.453.033
80
Lanjutan Lampiran 7. C. HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH ANAK PERUSAHAAN (C) D. EKUITAS Modal saham – nilai nominal Rp500 per saham. Modal dasar – 1 saham Seri A Dwiwarna 13.319.999.999 Saham Seri B. Modal ditempatkan dan disetor penuh 1 saham Seri A Dwiwarna 3.329.999.999 saham Seri B Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan Saldo laba Jumlah ekuitas (D) Jumlah kewajiban dan ekuitas (A + B + C + D)
42.977.833.472
1.665.000.000.000 (2.050.274.370) 1.282.450.119.654 2.945.399.845.284 6.226.864.488.953
81
Lampiran 8. Neraca Konsolidasi PT Pupuk Kaltim per 31 Desember 2007 PT PUPUK KALIMANTAN TIMUR Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN Per Tanggal 31 Desember 2007
2007 Rp I.
AKTIVA
A. AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas Piutang usaha : Pihak hubungan istimewa (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu 2007: Rp28.933.181.256 dan 2006: Rp29.665.324.366) Pihak ketiga (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu 2007: Rp2.015.129.599 dan 2006: Rp878.785.399) Piutang kepada Pemerintah Republik Indonesia Piutang lain-lain: Pihak hubungan istimewa (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu 2007: Rp29.322.566.494 dan 2006: Rp21.565.175.937) Pihak ketiga (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu 2007: Rp1.366.821.656 dan 2006: Rp2.453.851.325) Persediaan (setelah dikurangi penyisihan persediaan usang 2007: Rp2.038.722.655 dan 2006: Rp2.198.266.611) Pajak dibayar dimuka Uang muka Biaya dibayar dimuka Jumlah aktiva lancar (A) B. AKTIVA TIDAK LANCAR Investasi pada perusahaan asosiasi Investasi jangka panjang Aktiva tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan 2007: Rp2.690.030.653 dan 2006: Rp2.413.051.737.309) Jaminan Beban ditangguhkan – hak atas tanah Beban ditangguhkan – katalis Tanah yang belum dikembangkan
418.989.168.533
221.164.333.166
96.377.740.323 324.037.668.889
62.857.988.348
27.847.722.912
576.420.365.307 33.995.586.088 17.299.259.611 105.052.215.899 1.884.042.049.076
17.542.750.378 14.296.699.688 3.873.610.554.498 9.458.549.915 1.448.704.998 23.577.019.935 3.057.026.537
82
Lanjutan Lampiran 8. Persediaan tidak bergerak (setelah dikurangi penyisihan persediaan usang 2007: Rp1.314.828.889 dan 2006: Rp1.145.357.581) Aktiva lain-lain
51.278.326.677 8.601.737.300
Jumlah aktiva tidak lancar (B)
4.002.871.369.926
Jumlah aktiva (A + B)
5.886.913.419.002
II. KEWAJIBAN DAN EKUITAS A. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Hutang usaha: Pihak ketiga Pihak yang hubungan istimewa Hutang lain-lain Hutang pajak Biaya yang masih harus dibayar Pendapatan diterima dimuka Kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun: Hutang kepada Pemerintah Republik Indonesia Hutang bank Hutang sewa guna usaha Hutang obligasi Jumlah kewajiban jangka pendek (A) B. KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa Kewajiban manfaat karyawan diestimasi Kewajiban pajak tangguhan bersih Kewajiban jangka panjang (setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun): Hutang kepada Pemerintah Republik Indonesia Hutang bank Hutang sewa guna usaha Jaminan atas pinjaman perusahaan asosiasi Taksiran kewajiban pembangunan sarana dan prasarana Jumlah kewajiban jangka panjang (B)
304.080.263.697 31.039.045.268 37.795.912.745 231.696.287.380 315.362.327.265 50.400.333.422
204.316.948.000 95.130.414.757 21.179.886.004 1.291.001.418.538
33.728.426.420 46.843.248.406 271.901.653.489
715.109.318.000 235.339.406.067 3.518.419.774 18.551.433.388 1.324.991.905.544
83
Lanjutan Lampiran 8. C. HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH ANAK PERUSAHAAN (C) D. EKUITAS Modal saham – nilai nominal Rp500 per saham. Modal dasar – 1 saham Seri A Dwiwarna 13.319.999.999 Saham Seri B. Modal ditempatkan dan disetor penuh 1 saham Seri A Dwiwarna 3.329.999.999 saham Seri B Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan Laba ditahan
42.487.030.471
1.665.000.000.000 (3.642.448.087) 1.567.075.512.536
Jumlah ekuitas (D)
3.228.433.064.449
Jumlah kewajiban dan ekuitas (A + B + C + D)
5.886.913.419.002
84
Lampiran 9. Neraca Konsolidasi PT Pupuk Kaltim per 31 Desember 2008 PT PUPUK KALIMANTAN TIMUR Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN Per tanggal 31 Desember 2008
2008 Rp I.
AKTIVA
A. AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas Piutang usaha : Pihak hubungan istimewa (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu 2008: Rp28.461.663.369 dan 2007: Rp28.933.181.256) Pihak ketiga (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu 2008: Rp1.986.985.836 dan 2007: Rp2.015.129.599) Piutang kepada Pemerintah Republik Indonesia Piutang lain-lain: Pihak hubungan istimewa (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu 2008: Rp23.264.270.144 dan 2007: Rp29.322.566.494) Pihak ketiga (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu 2008: Rp4.859.111.506 2007: Rp1.366.821.656) Persediaan (setelah dikurangi penyisihan persediaan usang 2008: Rp2.409.733.416 dan 2007: Rp2.038.722.655) Pajak dibayar dimuka Uang muka Biaya dibayar dimuka Jumlah aktiva lancar (A) B. AKTIVA TIDAK LANCAR Investasi pada perusahaan asosiasi Investasi jangka panjang Aktiva tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan 2008: Rp2.960.898.344.721 dan 2007: Rp2.690.030.653.184) Jaminan Beban ditangguhkan – hak atas tanah Beban ditangguhkan – katalis, bersih Tanah yang belum dikembangkan
433.936.653.026
100.369.890.852
4.101.494.190 765.374.368.821
33.583.738.433
14.352.519.829
1.455.234.414.929 81.553.687.986 46.305.214.528 142.454.826.007 3.077.266.808.601
17.488.584.539 18.296.699.688 3.843.050.002.686 11.416.818.606 1.338.345.954 31.467.711.064 3.057.026.537
85
Lanjutan Lampiran 9. Persediaan tidak bergerak (setelah dikurangi penyisihan persediaan usang 2008: Rp1.676.825.542 dan 2007: Rp1.314.828.889) Aktiva lain-lain
81.361.526.308 4.273.517.543
Jumlah aktiva tidak lancar (B)
4.011.750.232.925
Jumlah aktiva (A + B)
7.089.017.041.526
II. KEWAJIBAN DAN EKUITAS A. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Pinjaman Modal Kerja Hutang usaha: Pihak ketiga Pihak hubungan istimewa Hutang lain-lain Hutang pajak Biaya yang masih harus dibayar Pendapatan diterima dimuka Kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun: Hutang kepada Pemerintah Republik Indonesia Hutang bank Hutang sewa guna usaha Jumlah kewajiban jangka pendek (A) B. KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa Kewajiban imbalan pasca kerja Kewajiban pajak tangguhan bersih Kewajiban jangka panjang (setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun): Hutang kepada Pemerintah Republik Indonesia Hutang bank Jaminan atas pinjaman perusahaan asosiasi Taksiran kewajiban pembangunan sarana dan prasarana Jumlah kewajiban jangka panjang (B)
109.500.000.000 875.330.732.906 30.123.049.526 17.816.401.008 224.079.911.058 466.777.933.202 59.332.862.660
237.527.400.000 129.294.131.373 2.149.782.421.733
24.471.423.257 46.564.067.156 285.804.062.712
593.818.500.000 196.084.900.415 3.518.419.774 34.908.768.000 1.185.170.141.514
86
Lanjutan Lampiran 9. C. HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH ANAK PERUSAHAAN (C) D. EKUITAS Modal saham – nilai nominal Rp500 per saham. Modal dasar – 1 saham Seri A Dwiwarna 13.319.999.999 Saham Seri B. Modal ditempatkan dan disetor penuh 1 saham Seri A Dwiwarna 3.329.999.999 saham Seri B Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan Laba ditahan
50.866.203.418
1.665.000.000.000 (7.896.736.288) 2.046.095.011.149
Jumlah ekuitas (D)
3.703.198.274.861
Jumlah kewajiban dan ekuitas (A + B + C + D)
7.089.017.041.526
87
Lampiran 10. Neraca Konsolidasi PT Pupuk Kaltim per 31 Desember 2009 PT PUPUK KALIMANTAN TIMUR Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN Per Tanggal 31 Desember 2009
2009 Rp I.
ASET
A. ASET LANCAR Kas dan setara kas Piutang usaha : Pihak hubungan istimewa (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu 2009: Rp31.194.707.955 dan 2008: Rp28.461.663.369) Pihak ketiga (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu 2009: Rp2.015.129.599 dan 2008: Rp1.986.985.836) Piutang subsidi Piutang lain-lain: Pihak hubungan istimewa (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu 2009: Rp23.868.178.984 dan 2008: Rp23.264.270.144) Pihak ketiga (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu 2009: Rp3.325.656.997 2008: Rp4.859.111.506) Persediaan (setelah dikurangi penyisihan persediaan usang 2009: Rp2.369.588.773 dan 2008: Rp2.409.733.416) Pajak dibayar dimuka Uang muka Beban dibayar dimuka Jumlah aset lancar (A) B. ASET TIDAK LANCAR Investasi pada perusahaan asosiasi Investasi jangka panjang Properti investasi (setelah dikurangi akumulasi penyusutan 2009: Rp20.683.493.897 dan 2008: Rp17.325.660.234) Aset tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan 2009: Rp3.213.920.265.584 dan 2008: Rp2.943.572.684.487)
1.307.175.634.473
393.009.177.027
307.421.342.992 590.025.143.213
66.102.596.836
10.536.763.553
1.143.811.630.844 34.234.194.337 31.213.255.792 124.968.884.653 4.008.498.623.720
37.265.202.066 18.296.699.688 140.978.603.766
4.086.165.747.924
88
Lanjutan Lampiran 10. Jaminan Beban ditangguhkan – hak atas tanah Beban ditangguhkan – katalis, bersih Persediaan tidak bergerak (setelah dikurangi penyisihan persediaan usang 2009: Rp2.038.549.478 dan 2008: Rp1.676.825.542) Aset lain-lain
3.499.449.804 1.227.986.910 32.994.453.033
79.961.787.235 5.993.469.149
Jumlah aset tidak lancar (B)
4.406.383.399.575
Jumlah aset (A + B)
8.414.882.023.295
II. KEWAJIBAN DAN EKUITAS A. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Pinjaman jangka pendek Hutang usaha: Pihak ketiga Pihak hubungan istimewa Hutang lain-lain Hutang pajak Beban yang masih harus dibayar Pendapatan diterima dimuka Kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun: Hutang kepada Pemerintah Republik Indonesia Hutang bank Jumlah kewajiban jangka pendek (A) B. KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa Kewajiban imbalan pasca kerja Kewajiban pajak tangguhan bersih Kewajiban jangka panjang (setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun): Hutang kepada Pemerintah Republik Indonesia Hutang bank Hutang obligasi Jaminan atas pinjaman perusahaan asosiasi Taksiran kewajiban pembangunan sarana dan prasarana Jumlah kewajiban jangka panjang (B)
310.626.351.106 560.280.501.269 104.141.619.687 237.464.874.946 304.803.567.171 595.190.565.750 45.520.433.975
203.904.800.000 97.624.024.458 2.459.556.738.362
24.704.684.157 57.577.844.469 257.811.722.652
305.857.200.000 79.135.496.475 788.200.731.372 894.000.000 22.613.400.561 1.536.795.079.686
89
Lanjutan Lampiran 10. C. HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH ANAK PERUSAHAAN (C) D. EKUITAS Modal saham – nilai nominal Rp500 per saham. Modal dasar – 13.320.000.000 lembar saham. Modal ditempatkan dan disetor penuh 3.330.000.000 lembar saham Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan Laba ditahan Ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya
54.327.966.931
1.665.000.000.000 5.061.030.000 1.909.215.385.499 784.925.822.817
Jumlah ekuitas (D)
4.364.202.238.316
Jumlah kewajiban dan ekuitas (A + B + C + D)
8.414.882.023.295
90
Lampiran 11. Neraca Konsolidasi PT Pupuk Kaltim per 31 Desember 2010 PT PUPUK KALIMANTAN TIMUR Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN Per Tanggal 31 Desember 2010
2010 Rp I.
ASET
A. ASET LANCAR Kas dan setara kas Piutang usaha : Pihak hubungan istimewa (setelah dikurangi cadangan penurunan nilai 2010: Rp51.620.609.866 dan 2009: Rp31.194.707.955) Pihak ketiga (setelah dikurangi cadangan penurunan nilai 2010: Rp2.015.418.793 dan 2009: Rp2.015.129.599) Piutang subsidi Piutang lain-lain: Pihak hubungan istimewa (setelah dikurangi cadangan penurunan nilai 2010: Rp31.220.703.044 dan 2009: Rp23.868.178.984) Pihak ketiga (setelah dikurangi cadangan penurunan nilai 2010: Rp2.159.559.012 2009: Rp3.325.656.997) Persediaan (setelah dikurangi penyisihan persediaan usang 2010: Rp1.403.750.473 dan 2009: Rp2.369.588.773) Pajak dibayar dimuka Uang muka Beban dibayar dimuka Jumlah aset lancar (A) B. ASET TIDAK LANCAR Investasi pada perusahaan asosiasi Investasi jangka panjang Properti investasi (setelah dikurangi akumulasi penyusutan 2010: Rp24.041.327.561 dan 2009: Rp20.683.493.897) Aset tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan 2010: Rp3.478.591.717.670 dan 2009: Rp3.213.920.265.584)
1.146.741.523.600
364.418.250.308
194.271.759.441 605.362.078.769
50.848.701.189
18.531.875.910
1.466.329.465.595 1.585.595.447 134.176.930.700 64.420.030.215 4.046.686.211.174
36.491.776.376 18.296.699.688 143.085.276.351
4.556.707.943.961
91
Lanjutan Lampiran 11. Jaminan Beban ditangguhkan – hak atas tanah Beban ditangguhkan – katalis, bersih Persediaan tidak bergerak (setelah dikurangi penyisihan persediaan usang 2010: Rp2.822.175.579 dan 2009: Rp2.038.549.478) Aset lain-lain
6.653.113.929 6.342.715.866 32.178.522.860
76.098.472.078 9.332.492.708
Jumlah aset tidak lancar (B)
4.885.187.013.817
Jumlah aset (A + B)
8.931.873.224.991
II. KEWAJIBAN DAN EKUITAS A. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Pinjaman jangka pendek Hutang usaha: Pihak ketiga Pihak hubungan istimewa Hutang lain-lain Hutang pajak Beban yang masih harus dibayar Pendapatan diterima dimuka Kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun: Hutang kepada Pemerintah Republik Indonesia Hutang bank Jumlah kewajiban jangka pendek (A) B. KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Hutang hubungan istimewa Kewajiban imbalan pasca kerja Kewajiban pajak tangguhan bersih Kewajiban jangka panjang (setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun): Hutang kepada Pemerintah Republik Indonesia Hutang bank Hutang obligasi Jaminan atas pinjaman perusahaan asosiasi Taksiran kewajiban pembangunan sarana dan prasarana Jumlah kewajiban jangka panjang (B)
70.289.936.180 621.257.517.031 32.880.412.294 169.335.470.311 239.077.208.731 607.922.395.181 24.300.074.829
195.032.772.000 39.781.261.493 1.999.877.048.050
35.912.659.797 146.247.572.737 213.134.133.058
98.756.109.477 490.102.999.910 837.492.500.000 434.000.000 24.668.654.066 1.846.748.629.045
92
Lanjutan Lampiran 11. C. HAK MINORITAS (C) D. EKUITAS Modal saham – nilai nominal Rp500 per saham. Modal dasar – 13.320.000.000 lembar saham. Modal ditempatkan dan disetor penuh 3.330.000.000 lembar saham Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan Laba ditahan Ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya
58.840.186.063
1.665.000.000.000 5.061.030.000 2.432.337.503.316 924.008.828.517
Jumlah ekuitas (D)
5.026.407.361.833
Jumlah kewajiban dan ekuitas (A + B + C + D)
8.931.873.224.991
93
Lampiran 12. Laporan Laba Rugi PT Pupuk Kaltim per 31 Desember 2006 PT PUPUK KALIMANTAN TIMUR Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN Per Tanggal 31 Desember 2006 2006 Rp PENDAPATAN USAHA
5.019.648.244.054
BEBAN POKOK PENDAPATAN
2.956.155.227.174
LABA KOTOR (A)
2.063.493.016.880
BEBAN USAHA Penjualan Umum dan administrasi
682.896.924.980 581.308.074.405
Jumlah beban usaha (B)
1.264.204.999.385
LABA USAHA (A – B)
799.288.017.495
PENGHASILAN/(BEBAN) LAIN-LAIN Penghasilan bunga Penghasilan jasa pengkaryaan Beban bunga Pendapatan jasa lainnya Pendapatan denda dan klaim Pendapatan ekuitas anak perusahaan Keuntungan (kerugian) kurs mata uang asing – bersih Lain-lain – bersih
18.276.222.822 37.386.873.842 (228.168.367.195) 11.228.140.116 5.706.524.997 138.222.297 138.618.717.852 (199.852.539.646)
Jumlah penghasilan/(beban) lain-lain (C)
(216.666.204.915)
Laba sebelum pajak penghasilan (A – B – C)
582.621.812.580
(BEBAN)/MANFAAT PAJAK Kini Tangguhan Jumlah (beban)/manfaat pajak (D) LABA SEBELUM HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN (A – B – C – D)
(179.492.528.900) (23.830.413.233) (203.322.942.133)
379.298.870.447
94
Lanjutan Lampiran 12. HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN (E) LABA BERSIH (A – B – C – D – E) LABA BERSIH PER SAHAM DASAR
(3.845.825.468) 375.453.044.979 112,64
95
Lampiran 13. Laporan Laba Rugi PT Pupuk Kaltim per 31 Desember 2007 PT PUPUK KALIMANTAN TIMUR Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN Per Tanggal 31 Desember 2007 2007 Rp PENDAPATAN USAHA
5.893.818.545.415
BEBAN POKOK PENDAPATAN
3.754.663.410.175
LABA KOTOR (A) BEBAN USAHA Beban penjualan Beban umum dan administrasi
2.139.155.135.240
605.479.276.088 648.100.032.732
Jumlah beban usaha (B)
1.253.579.308.820
LABA USAHA (A – B)
885.575.826.420
PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN Penghasilan bunga Pendapatan jasa Pendapatan denda dan klaim Pendapatan ekuitas asosiasi Beban bunga Keuntungan (kerugian) kurs mata uang asing – bersih Lain-lain – bersih Pendapatan (beban) lain-lain, bersih (C) LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK (A – B – C) PENDAPATAN (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN Pajak kini Pajak tangguhan Jumlah penghasilan (beban) pajak (D) LABA SEBELUM HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN (A – B – C – D)
27.174.585.140 12.508.622.720 2.880.429.544 84.868.206 (153.263.447.317) (60.793.091.123) (77.032.072.871) (248.440.105.701) 637.135.720.719
(195.941.921.904) (25.975.219.251) (221.917.141.155)
415.218.579.564
96
Lanjutan Lampiran 13. HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN (E) LABA BERSIH (A – B – C – D – E) LABA BERSIH PER SAHAM DASAR
(2.253.457.682) 412.965.121.882 124
97
Lampiran 14. Laporan Laba Rugi PT Pupuk Kaltim per 31 Desember 2008 PT PUPUK KALIMANTAN TIMUR Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN Per Tanggal 31 Desember 2008 2008 Rp PENDAPATAN USAHA
9.731.820.205.571
BEBAN POKOK PENDAPATAN
7.017.102.480.468
LABA KOTOR (A) BEBAN USAHA Beban penjualan Beban umum dan administrasi
2.714.717.725.103
737.154.650.070 702.934.005.462
Jumlah beban usaha (B)
1.440.088.655.532
LABA USAHA (A – B)
1.274.629.069.571
PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN Penghasilan bunga Pendapatan jasa Pendapatan denda dan klaim Pendapatan ekuitas asosiasi Beban bunga Keuntungan (kerugian) kurs mata uang asing – bersih Lain-lain – bersih Pendapatan (beban) lain-lain, bersih (C) LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK (A – B – C) PENDAPATAN (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN Pajak kini Pajak tangguhan Jumlah penghasilan (beban) pajak (D) LABA SEBELUM HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN (A – B – C – D)
22.349.881.350 11.736.295.832 3.254.172.874 131.956.868 (85.410.463.241) (293.918.108.112) 36.406.465.344 (305.449.799.085) 969.179.270.486
(317.557.337.539) (13.902.409.223) (331.459.746.762)
637.719.523.724
98
Lanjutan Lampiran 14. HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN (E) LABA BERSIH (A – B – C – D – E) LABA BERSIH PER SAHAM DASAR
(9.894.496.353) 627.825.027.371 188
99
Lampiran 15. Laporan Laba Rugi PT Pupuk Kaltim per 31 Desember 2009 PT PUPUK KALIMANTAN TIMUR Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN Per Tanggal 31 Desember 2009 2009 Rp PENDAPATAN USAHA
8.215.314.704.986
BEBAN POKOK PENDAPATAN
5.602.017.516.164
LABA KOTOR (A) BEBAN USAHA Beban penjualan Beban umum dan administrasi
2.613.297.188.822
722.842.397.591 853.242.658.450
Jumlah beban usaha (B)
1.576.085.056.041
LABA USAHA (A – B)
1.037.212.132.781
PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN Penghasilan bunga Pendapatan jasa Pendapatan denda dan klaim Pendapatan ekuitas asosiasi Beban bunga Keuntungan (kerugian) kurs mata uang asing – bersih Lain-lain – bersih
8.525.640.421 11.795.166.731 3.144.413.723 113.155.652 (98.993.090.632) 145.208.565.611 38.924.748.784
Pendapatan (beban) lain-lain, bersih (C)
(108.718.600.290)
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK (A – B – C)
1.145.930.733.071
PENDAPATAN (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN Pajak kini Pajak tangguhan Jumlah penghasilan (beban) pajak (D) LABA SEBELUM HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN (A – B – C – D)
(334.154.045.199) 27.992.340.059 (306.161.705.140)
839.769.027.931
100
Lanjutan Lampiran 15. HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN (E) LABA BERSIH (A – B – C – D – E) LABA BERSIH PER SAHAM DASAR
(7.397.720.860) 832.371.307.071 249
101
Lampiran 16. Laporan Laba Rugi PT Pupuk Kaltim per 31 Desember 2010 PT PUPUK KALIMANTAN TIMUR Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN Per Tanggal 31 Desember 2010 2010 Rp PENDAPATAN USAHA
8.378.335.376.957
BEBAN POKOK PENDAPATAN
5.345.040.112.723
LABA KOTOR (A) BEBAN USAHA Beban penjualan Beban umum dan administrasi
3.033.295.264.234
708.431.968.511 975.590.284.964
Jumlah beban usaha (B)
1.684.022.253.475
LABA USAHA (A – B)
1.349.273.010.759
PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN Penghasilan bunga Pendapatan jasa Pendapatan denda dan klaim Keuntungan (kerugian) ekuitas asosiasi Beban bunga Keuntungan (kerugian) kurs mata uang asing – bersih Lain-lain – bersih Pendapatan (beban) lain-lain, bersih (C) LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK (A – B – C) PENDAPATAN (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN Pajak kini Pajak tangguhan Jumlah penghasilan (beban) pajak (D) LABA SEBELUM HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN (A – B – C – D)
11.728.436.036 13.442.903.096 19.151.632.596 (773.425.690) (138.157.225.035) 30.445.684.505 (27.570.379.238) (91.732.373.730) 1.257.540.637.029
(371.833.343.666) 44.677.589.594 (327.155.754.072)
930.384.882.957
102
Lanjutan Lampiran 16. HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN (E) LABA BERSIH (A – B – C – D – E) LABA BERSIH PER SAHAM DASAR
(6.376.054.440) 924.008.828.517 277
103
Lampiran 17. Hasil regresi pengaruh SDM dan operasional perusahaan terhadap Current Ratio PT Pupuk Kaltim One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
23 a
Normal Parameters
Mean
.0000000
Std. Deviation Most Extreme Differences
22.88712967
Absolute
.144
Positive
.144
Negative
-.099
Kolmogorov-Smirnov Z
.690
Asymp. Sig. (2-tailed)
.728
a. Test distribution is Normal.
b
Variables Entered/Removed Variables Model
Variables Entered
1
Ratio Manajer (%),
Removed
Method
Production Rate, Ratio Engineering
. Enter
(%), On Stream a
Factor, Turnover
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Current Ratio
b
Model Summary
Std. Error of the Model
R
1
R Square a
.725
.526
Adjusted R Square .387
Estimate 26.036237
Durbin-Watson 1.989
a. Predictors: (Constant), Ratio Manajer (%), Production Rate, Ratio Engineering (%), On Stream Factor, Turnover b. Dependent Variable: Current Ratio
104
Lanjutan Lampiran 17. b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
12802.563
5
2560.513
Residual
11524.056
17
677.886
Total
24326.619
22
F
Sig. a
3.777
.018
a. Predictors: (Constant), Ratio Manajer (%), Production Rate, Ratio Engineering (%), On Stream Factor, Turnover b. Dependent Variable: Current Ratio
a
Coefficients
Standardi zed
Model 1
Unstandardized
Coefficie
Collinearity
Coefficients
nts
Statistics
B (Constant)
705.707
205.533
Turnover
139.353
63.402
-1.383
On Stream Factor
Ratio Engineering (%) Ratio Manajer (%)
Beta
t
Sig.
Tolerance
VIF
3.434
.003
.476
2.198
.042
.595 1.680
.611
-.454
-2.263
.037
.691 1.447
.358
.830
.081
.431
.672
.784 1.276
-3.024
3.619
-.157
-.836
.415
.788 1.269
-156.057
44.543
-.659
-3.503
.003
.787 1.270
Production Rate
a. Dependent Variable: Current Ratio
Std. Error
105
Lanjutan Lampiran 17.
a
Collinearity Diagnostics
Variance Proportions Ratio Mode Dimen l
sion
1
1
Condition (Cons Eigenvalue
Index
On Stream
tant) Turnover
Ratio
Production Engineeri Manaj
Factor
Rate
ng (%)
er (%)
5.760
1.000
.00
.00
.00
.00
.00
.00
2
.222
5.091
.00
.63
.00
.00
.00
.00
3
.010
23.814
.00
.05
.72
.00
.00
.08
4
.005
34.584
.00
.04
.23
.63
.00
.24
5
.002
49.990
.07
.11
.00
.36
.08
.68
6
.000
121.310
.93
.17
.04
.00
.91
.00
a. Dependent Variable: Current Ratio
a
Residuals Statistics Minimum Predicted Value
1.58740E2
Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual
Maximum
Mean
2.45262E2 1.91338E2
Std. Deviation
N
24.123322
23
-1.351
2.235
.000
1.000
23
6.930
18.720
12.917
3.233
23
2.46384E2 1.90537E2
25.969046
23
.000000
22.887130
23
1.40324E2
-5.072332E1 4.507491E1
Std. Residual
-1.948
1.731
.000
.879
23
Stud. Residual
-2.257
2.000
.013
.999
23
-6.806109E1 6.017321E1
.800488
29.827133
23
Deleted Residual Stud. Deleted Residual
-2.616
2.219
.021
1.079
23
Mahal. Distance
.602
10.417
4.783
2.771
23
Cook's Distance
.000
.290
.050
.080
23
Centered Leverage Value
.027
.473
.217
.126
23
a. Dependent Variable: Current Ratio