PENGARUH STRATEGI PENGEMBALIAN PINJAMAN TERHADAP RENTABILITAS PT. BPR RESTUDHANA CITRA SEJAHTERA ROGOJAMPI BANYUWANGI RAHAYUNINGSIH ABSTRAK Masyarakat pada umumnya dan pengusahabaik kecil, menengah dan besar pada khususnya sangat membutuhkan adanya lembaga keuangan atau perbankan yang mampu memberikan pelayanan di bidang jasa perbankan secara berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat, yang diarahkan pada pembiayaan sektor pertanian, peternakan, pengrajin dan pengusaha kecil yang ada di Kabupaten Banyuwangi. Peran serta Perbankan dirasa sangat bermanfaat, salah satu perannya adalah menghimpun, dan menarik dana dari masyarakat dan kemudian menyalurkan kembali dalam bentuk kredit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengembalian pinjaman terhadap rentabilitas bank dan untuk mengetahui besarnya pengaruh pengembalian pinjaman nasabah terhadap rentabilitas Bank yang telah dilaksanakan oleh PT BPR Restudhana Citra Sejahtera Rogojampi Banyuwangi, Metode penelitian menggunakan analisis perputara piutang, tingkat rentabilitas dan analisis Credit Rish Ratio. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keterlambatan pengembalian pinjaman nasabah akan berpengaruh trhadap rentabilitas dan tingkat perputaran piutang pada PT. BPR Restudhana Citra Sejahtera Rogojampi-Banyuwangi. Kata Kunci : Strategi pengembalian Pinjaman dan Rentabilitas
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Saat ini dunia bisnis adalah topik yang paling banyak dibicarakan dalam berbagai kesempatan, baik yang bersifat formal maupun informal. Hal ini dikarenakan tolak ukur dari maju tidaknya suatu negara dapat dilihat dari maju atau tidaknya perekonomian yang sedang berjalan di negara tersebut, dan dalam hal ini dunia bisnis juga ikut ambil bagian dalam kemajuan ekonomi. Karena dunia bisnis merupakan pilar dari kemajuan perekonomian tersebut. Di dalam dunia bisnis, setiap perusahaan baik perusahaan kecil,
perusahaan menengah maupun perusahaan besar biasanya tidak lepas dengan hal modal untuk mengembangkan usahanya. Masalah pokok yang selalu dihadapi oleh setiap perusahaan yang bergerak di bidang usaha apapun adalah kebutuhan akan dana atau modal. Karena modal tersebut nantinya akan dapat membantu dalam pembentukan suatu bidang usaha. Dan dengan keadaan negara yang saat ini sedang dilanda krisis, kebutuhan akan dana atau modal sangatlah sulit untuk didapatkan. Untuk lembaga keuangan perbankan sangat dibutuhkan guna penyediaan dana sebagai media kelompok masyarakat yang kelebihan
dana dan kelompok masyarakat yang kekurangan dana. Pada umumnya bak merupakan suatu lembaga keuangan yang bergerak di bidang perekonomian. Bank mempunyai peran yang sangat penting bagi aktivitas perekonomian di suatu negara. Peran strategis bank tersebut adalah sebagai wahana yang mampu menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien ke arah peningkatan taraf hidup rakyat. Bank juga merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediaris), yaitu sebaai perantara pendukung yang amat vital untuk menunjang kelancaran perekonomian. Pengertian bank menurut Subagyo (2002:86) yaitu sebagai berikut: “Bank adalah suatu badan usaha yang kegiatan utamanya menerima simpanan dari masyarakat atau pihak lain, kemudian menyalurkannya dalam bentuk pinjaman, terutama pinjaman jangka pendek, serta menyediakan jasa dalam lalu lintas pembayaran.” Fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan. Secara spesifik fungsi bank dibagi menjadi: a. Agent of Trust Kegiatan perbankan berdasarkan kepercayaan baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan. Masyarakatnya percaya bahwa uang yang disimpan tidak akan disalahgunakan oleh pihak bank, uang mereka akan dikelola dengan baik. Bank tidak akan
bangkrut dan masyarakat juga percaya bahwa pada saat yang telah dijanjikan mereka dapat menarik lagi simpanannya di bank. Dan pihak bank juga percaya bahwa debitur tidak akan menyalahgunakan pinjamannya, debitur akan mengelola dana pinjaman dengan baik, debitur akan mempunyai kemampuan untuk membayar pada saat jatuh tempo. b. Agent of Development Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu sektor moneter dan sektor riil, tidak dapat dipisahkan. Kedua faktor tersebut berinteraksi saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Tugas bank sebagai penghimpun dana dan penyalur dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan perbankan tersebut memungkinkan dan memperlancar masyarakat dalam melakukan investasi, distribusi dan juga konsumsi karena hal tersebut membutuhkan uang. c. Agent of Service Bank memberikan pelayanan jasa perbankan kepada masyarakat selain melakukan penghimpunan dan penyaluran dana. Jasa yang ditawarkan oleh bank antara lain dapat berupa jasa pengirima uang, jasa penitipan barang berharga, jasa pemberian jaminan bank dan jasa penyelesaian tagihan. Bank juga menyediakan jasa selain memberikan pinjaman dalam bentuk kredit. Tugas utama bank yaitu menerima simpanan uang dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. Masyarakat
juga dapat melakukan transaksi pembayaran lainnya seperti pembayaran listrik, telepon air atau pajak. Untuk mempertahankan nasabah yang sudah ada dan untuk menarik nasabah baru, pihak bank berusaha untuk meningkatkan pelayanan terutama dalam hal pemberian kredit. Tujuan diberikannya piutang kepada nasabah supaya pihak bank mempunyai tagihan yang akan dibayarkan oleh nasabah sehingga hal ini memberikan pemasukan bagi bank. Sekalipun dalam pembayaran piutang tersebut para nasabah sering kali tidak tepat pada waktu yang telah ditentukan. Namun sebagian besar terkumpul dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Bagi kebanyakan perusahaan piutang merupakan pos yang penting karena merupakan bagian aktiva lancar perusahaan yang besar. Menurut Basri (1994:83) bahwa: “Piutang merupakan aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya politik penjualan kredit.” Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa piutang adalah tagihan perusahaan pada seseorang atau organisasi yang dibayarkan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Piutang merupakan bagian dari aktiva lancar perusahaan yang baru dapat diuangkan setelah jatuh tempo. Dalam situasi perekonomian yang lemah akibat krisis yang melanda negara berkembang, peran serta perbankan dirasa sangat bermanfaat. Salah satu perannya adalah menghimpun dan menarik dana dari masyarakat dan kemudian menyalurkannya kembali dalam bentuk produksi.
Besarnya dana yang dikeluarkan oleh bank tergantung dari pihak bank itu sendiri, biasanya semakin populer bank tersebut maka biaya yang dikeluarkan semakin murah. Hal ini disebabkan masyarakat biasanya cenderung lebih senang menyimpan uangnya pada bank yang memiliki popularitas yang tinggi. Dan hal ini berpengaruh pada pengembalian dana yang disimpan pada bank tersebut. Untuk dapat menang dalam persaingan tersebut, maka pihak bank berusaha memberikan kemudahan dalam pemberian kredit, sehingga atas pemberian kredit ini pihak bank mempunyai tagihan yang akan dibayar nasabahnya. Resiko dalam Piutang a. Resiko tidak dibayarkan seluruh piutang Hal ini berarti bahwa seluruh piutang tidak dapat dibayar, sehingga akan mengakibatkan kerugian besr bagi perusahaan dan perusahaan gagal dalam memperoleh laba. b. Resiko tidak dibayar sebagian piutang Piutang hanya dibayarkan sebagian sehingga mengakibatkan kerugian yang tidak kecil dan yang nantinya dapat menimbulkan kemacetankemacetan bahkan kegagalan. c. Resiko keterlambatan di dalam melunasi piutang Piutang dapat dilunasi baik sebagian maupun keseluruhan, namun pembayarannya tidak sesuaidengan jangka waktu yang telah ditetapkan. Ini akan merugikan phak perusahaan meskipun resiko lebih kecil,
apalagi jika modalnya berasal dari modal asing. d. Resiko tertanamnya modal dalam piutang Apabila pihak perusahaan melakukan pemberian kredit, maka dengan sendirinya ada modal yang tertanam dalam piutang tersebut. Perusahaan yang memiliki rentabilitas tinggi adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa, dan itu berarti modal kerja yang digunakan juga tinggi efisiensinya. Tetapi dengan modal yang tinggi belum tentu perusahaan juga memperoleh tingkat rentabilitas yang tinggi pula. Karena hal ini berkaitan dengan penggunaan modal kerja. Apabila modal kerja digunakan dengan seefisien mungkin maka tingkat rentabilitas akan tinggi. Piutang juga berpengaruh terhadap tingkat rentabilitas juga. Hal tersebut dikarenakan apabila tingkat perputaran piutang rendah, atau selalu terlambat dari waktu yang telah ditentukan maka akan menghasilkan tingginya invenstasi pada piutang dan itu akan mempengaruhi dan mengurangi tingkat rentabilitas. PT. BPR Restudhana Citra Sejahtera Rogojampi Banyuwangi memberikan solusi untuk mengatasi permasalahan yang sering terjadi. Tapi yang menjadi permasalahan, para nasabah yang mempunyai tanggungan pinjaman sering tidak memperhatikan peraturan yang ditetapkan oleh pihak bank, jangka waktu pembayaran yang telah ditetapkan oleh pihak bank, sering kali dilanggar. Hal inilah yang kemudian akan mengakibatkan turunnya rentabilitas bank, sehingga pihak bank tidak dapat merealisasikan pinjaman baru yang dihasilkan dan meningkatkan keuntungan.
Rumusan Masalah 1. Apakah benar bahwa pengembalian pinjaman yang dilakukan PT. BPR Restudhana Citra Sejahtera Rogojampi berpengaruh terhadap rentabilitas bank? 2. Seberapa besar pengaruh pengembalian pinjaman yang dilakukan bank terhadap rentabilitas bank (keuntungan bank)? Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh pengembalian pinjaman terhadap rentabilitas bank. 2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh pengembalian pinjaman yang dilakukan terhadap rentabilitas bank (keuntungan bank).
METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada perusahaan PT. BPR Restudhana Citra Sejahtera Rogojampi yang beralamatkan di Jalan Raya Rogojampi No. 2 Rogojampi Banyuwangi. Teknik Pengumpulan Data 1. Jenis Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari PT. BPR Restudhana Citra Sejahtera Rogojampi Banyuwangi dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari tanya jawab secara langsung dengan responden. 2. Pengumpulan Data
a.
b.
Observasi, yaitu dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung terhadap obyek yang diteliti untuk memperoleh informasi yang nyata tentang kondisi perusahaan. Interview Yaitu pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab langsung dengan pimpinan maupun
Perputara
Teknik Analisis 1. Analisis perputaran piutang Digunakan untuk mengukur efektifitas modal kerja dalam piutang dengan memperhatikan apakah tingkat perputara piutang sesuai dengan yang diharapkan. Perputaran piutang dapat dihitung dengan rumus :
Piu tan g Rata rata piu tan g
Piu tan g
kepada bagian yang berhubungan dengan penelitian ini.
2. Analisis waktu rata-rata pengumpulan piutang Yaitu periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang, mulai saat pembeian
Umur rata rata Piu tan g
3. Analisis tingkat rentabilitas yang diperoleh Untuk mengukur kemampuan perusahaan jasa dalam memperoleh keuntungan atas investasi yang ditanamkan dapat menggunakan ratio
Re ntabilitas
Risk
Tingkat
360 perputaran
piu tan g
rentabilitas modal sendiri. Dalam mengukur rentabilitas modal sendiri digunakan perbandingan antara laba setelah pajak dengan modal sendiri, sehingga rumusyang digunakan untuk menghitung rentabilitas adalah :
Laba setelah pajak x100% Modal sendiri
4. Analisis Credit Risk Ratio Ratio ini digunakan untuk mengukur resiko kegagalan
Credit
sampai jatuh tempo pembayaran. Analisis waktu rata-rata pengumpulan piutan dapat dihitung dengan rumus:
Ratio
pengembalian kredit mengalami kemacetan rumus:
Piu tan g tak tertagih Pinjaman
yang dengan
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1. Tingkat Perputaran piutan disajikan pada tabel 1 Tabel I. Tingkat Perputaran Piutang PT. BPR Restudhana Citra Sejahtera Rogojampi Banyuwangi Tahun 2002/ s/d 2004 Tahun
Ditetapkan
Realisasi
Keterlambatan
2002
3 kali
1,11 kali
1,89 kali
2003
3 kali
1,3 kali
1,7 kali
2004
3 kali
1,19 kali
1,81 kali
Sumber : data diolah Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pengumpulan modal kerja dalam piutang pada tahun 2002 sampai dengan 2004 mengalami 2.
kenaikan hal ini menunjukkan penggunaan modal kerja sangat efektif.
Umur rata-rata (Average Collection Period) Tabel II. Umur Rata-Rata Piutang PT. BPR Restudhana Citra Sejahtera Rogojampi Banyuwangi Tahun 2002/ s/d 2004 Tahun
Jangka Kredit yang Ditetapkan
Rata-rata Pengumpulan
Terlambat
2002
120 hari
324 hari
204 hari
2003
120 hari
277 hari
157 hari
2004
120 hari
303 hari
183 hari
Sumber : data diolah Namun tingkat keterlambatan pengembalian pinjaman tidak sebanyak tahun 2002. Hal ini menunjukkan bahwa penagihan
3.
yang dilakukan berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pihak perusahaan.
Rentabilitas Tabel III. Realisasi Rentabilitas PT. BPR Restudhana Citra Sejahtera Rogojampi Banyuwangi Tahun 2002/ s/d 2004
Laba Setelah Pajak
Modal
(Rp)
(Rp)
Rentabilitas Ekonomi (%)
2002
313.258
500.000
62,6%
2003
409.816
500.000
81,9%
2004
476.229
1.000.000
47,6%
Tahun
Sumber : data diolah Dengan memperhatikan tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa rentabilitas yang dicapai oleh PT. BPR Restudhana Citra Sejahtera Rogojampi Banyuwangi dapat dijelaskan sebagai berikut: Tahun 2002 : Rentabilitas yang dicapai oleh PT. BPR Restudhana Citra Sejahtera Rogojampi Banyuwangi adalah sebesar 62,6%. Tahun 2003 : Rentabilitas yang dicapai oleh PT. BPR Restudhana Citra Sejahtera Rogojampi Banyuwangi adalah sebesar 81,9%. Tahun 2004 : Rentabilitas yang dicapai oleh PT. BPR Restudhana Citra Sejahtera Rogojampi Banyuwangi adalah sebesar 47,6%. 4.
Credit Risk Ratio TABEL IV. Resiko Kegagalan Pengembalian Kredit PT. BPR Restudhana Citra Sejahtera Rogojampi Banyuwangi Tahun 2002/ s/d 2004 Tahun
Kolektibitas (III)
Total Pinjaman
Ratio Kegagalan Kredit (%)
2002
286.710
4.219.222
6%
2003
304.959
5.925.364
3%
2004
774.700
7.359.250
10%
Sumber : data diolah KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. BPR Restudhana Citra Sejahtera merupakan perusahaan jasa yang menjalankan kegiatan operasionalnya berupa pengerahan dana yang meliputi tabungan Harian dan Deposito Berjangka juga penempatan dana berupa pemberian kredit kepada masyarakat. 2. Pengaruh keterlambatan pengembalian pinjaman nasabah
akan memperkecil rentabilitas. Ini terbukti bahwa dari tahun analisa data yaitu tahun 2002-2003 terjadi kenaikan 19,3% dan pada tahun 2003-2004 terjadi penurunan 34,3%. 3. Semakin besar keterlambatan pengembalian pinjaman maka semakin kecil rentabilitas. 4. Dengan adanya keterlambatan pengembalian pinjaman nasabah tersebut maka tingkat perputaran piutang menjadi rendah. Pengembalian pinjaman dari
nasabah yang tidak tepat atau melebihi jatuh tempo, juga menyebabkan pihak bank tidak bisa segera merealisasikan pinjaman baru kepada nasabah yang tentunya tidak dapat meningkatkan pendapatan perusahaan. 5. Dengan memperkecil keterlambatan pengembalian pinjaman dengan mensurvei lebih intensif terhadap calon debitur. Saran Sebaiknya BPR Restudhana Citra Sejahtera lebih selektif lagi dalam memilih calon nasabah yang akan mengajukan kredit. Melakukan penagihan piutang kepada nasabah dengan lebih intensif yaitu dengan cara : a. Kurang lebih satu minggu dari jatuh tempo, pihak bank melakukan koordinasi dengan nasabah mengenai pembayaran, sehingga nasabah dapat
melakukan persiapan dan pembayaran kredit. b. Apabila telah lewat jatuh tempo belum melakukan pembayaran kredit, maka pihak bank mengirimkan surat tagihan kepada nasabah beserta waktu maksimal pembayaran kredit. c. Jika waktu yang ditentukan nasabah masih juga belum membayar maka cara efektif pihak melakukan penagihan lewat juru tagih (Colektor). d. Jika dengan ketiga cara tersebut masih belum berhasil maka pihak bank harus melakukan tindakan tegas, dengan melakukan prosedur bank yang telah ditentukan, misalkan memberikan denda atau bisa juga dengan melakukan tindakan tegas yaitu menyita barang yang dijadikan jaminan sampai nasabah tersebut mau membayar kewajiban kreditnya.
DAFTAR PUSTAKA Gitosudarmo, Indrianto, Basri. 1998. Manajemen Keuangan. Yogyakarta : BPFE. Hanafi, Mamduh, Halim, Abdul. 1996. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Husnan, Suad, Pudjiastuti, Eny. 2002. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Husnan, Suad. 1993. Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: Liberty. Machfudz, Mas’ud. 1990. Akuntansi Intermediate. Yogyakarta: BPFE. Muslich, Mohamad. 1997. Manajemen Keuangan Modern. Jakarta: Bumi Aksara. Sartono, R. Agus. 1994. Manajemen Keuangan Edisi 3. Yogyakarta: BPFE.
Susilo, Y. Sri. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat. Subagyo, Fatmawati, Sri, Badrudin, Rudy., Purnamawati, Astuti., Algifari. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Yogyakarta: STIE. Riyanto, Bambang, 1997. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE. Undang-undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.