Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Tingkat Penjualan Kerupuk Pada UD. Subandi Rogojampi Banyuwangi Abdul Halim, Karnadi Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Abdurachman Saleh (UNARS) Jl. PB Sudirman, Situbondo 68311
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Pengaruh bauran pemasaran terhadap tingkat penjualan kerupuk pada UD. SUBANDI Rogojampi;(2) Pengaruh Promosi produk terhadap tingkat penjualan kerupuk pada UD. SUBANDI Rogojampi; (3) Pengaruh harga dan distribusi terhadap tingkat penjualan kerupuk pada UD. SUBANDI Rogojampi (4) Variabel manakah yang berpengaruh paling dominan terhadap tingkat penjualan kerupuk pada UD. SUBANDI Rogojampi.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan UD. SUBANDI Rogojampi yang berjumlah 80 orang, dengan menggunakan metode penelitian yaitu penelitian populasi dengan mengambil sampel secara acak sebagai responden. Ada 2 (dua) variabel dalam penelitian ini yaitu variabel (X) adalah bauran pemasaran yaitu variabel promosi produk (X1), harga dan distribusi (X2),. Variabel (Y) yaitu tingkat penjualan. Dalampenelitianinimenggunakan metode pengumpulan data melalui angket, dokumentasi dan observasi, data yang diperoleh dari penelitian dianalisis dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda, konfensien diterminasi dan hipotesis (ujif”tabel”).Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan : Bahwa dari kedua variabel bauran pemasaran (X), memiliki angka yang signifikan terhadap tingkat penjualan (Y), yaitu variabel promosi produk (X1) sebesar 0,97, variabel harga dan distribusi (X2) sebesar 0,48. Tetapi diantara keempat variabel tersebut yang memiliki nilai tertinggi adalah promosi dengan f-hitng 0,97. Sehingga variabel yang paling berpengaruh terhadap tingkat penjualan adalah variabel promosi produk. Kata Kunci :Bauran,Pemasaran dan Penjualan I. PENDAHULUAN Tantangan utama yang dihadapi perusahaan saat ini adalah bagaimana membangun dan mempertahankan usaha yang sehat dalam pasar dan lingkungan usaha yang cepat berubah. Saat ini banyak perusahaan yang memutuskan lebih berorientasi kepada pelanggan dalam semua kegiatan. Berhasilnya perusahaan tergantung pada pandangan yang berdasarkan pada pasar dan pelanggan ( Kotler, 2001 : 64 ) Disisi lain tingkat usaha yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk meningkatkan fungsi dan sumber daya internal yang ada, khususnya pada kegiatan pemasaran sebagai ujung tombak perusahaan dalam meningkatkan penjualan. Pemasaran yang baik akan memberi manfaat bagi kinerja perusahaan, oleh karena itu manajer perusahaan harus cakap dalam menyusun rencana, sehingga pengelolaan perusahaan akan optimal dalam fungsi produksi maupun pemasarannya. Keputusan pemasaran seringkali berkaitan erat dengan empat masalah pokok, yakni produk, harga, distribusi dan promosi yang merupakan variabel -variabel dalam bauran pemasaran. Dengan memperhatikan hal tersebut, perusahaan akan mampu meningkatkan produksi sesuai tenaga kerja yang ada, sehingga dapat mengoptimalkan keuntungan dan meningkatkan modal kerja. UD. SUBANDI Rogojampi merupakan badan usaha yang bergerak dalam bidang produksi, yang
menghasilkan barang produksi berupa kerupuk. Tujuan dari usaha tersebut adalah untuk meningkatkan peran sertanya dalam program pemberdayaan usaha kecil dan menengah di Jawa Timur dan sekitarnya serta menampung karyawan di daerah sekitar agar mereka tetap hidup dan dapat menambah penghasilan bagi mereka. PENELITIAN TERDAHULU Novita Dewi Arini pada tahun 2003 melakukan penelitian tentang “Pengaruh Marketing Mix Terhadap Tingkat Penjualan Gudeg Di Rumah Makan Bu Tjitro Yogyakarta” dimana variabel yang diteliti meliputi produk, harga, tempat, promosi terhadap tingkat penjualan gudeg di rumah makan Bu Tjitro Yogyakarta. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien regresi masing – masing variabel adalah positif sebesar 0,115 ( produk), 0,337 ( harga ), 0,122 ( tempat ) dan 0,291 ( promosi ), sehingga hipotesis yang menyatakan ada pengaruh positif dari variabel produk, harga, distribusi, promosi terhadap tingkat penjualan gudeg di rumah makan Bu Tjitro Yogyakarta dapat diterima. Penelitian tentang “Pengaruh Marketing Mix Terhadap Tingkat Penjualan T – Shirt “In Tee – Shirt” Di Yogyakarta” yang dilakukan oleh Ika Puji Lestari pada tahun 2004 dengan variabel penelitian meliputi produk, harga, tempat, dan promosi yang menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap tingkat penjualan t – shirt “In Tee – Shirt”. Dapat dibuktikan dengan hasil uji t pada masing – masing variabel yang
mempunyai nilai thitung yang lebih besar dari nilai ttabel. Kualitas mempunyai pengaruh tentang dominan sebesar 0,179, produk 0,133, harga 0,067 tempat 0,044 promosi. PENGERTIAN BAURAN PEMASARAN Menurut Kottler dan Arm Strong (1997: 47), bauran pemasaran adalah sebagai seperangkat variabel pemasaran, yang dapat dikendalikan dan dipadukan perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan di dalam pasar sasaran.Bauran pemasaran terdiri atas segala sesuatu yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mempengaruhi permintaan terhadap produknya. Kegiatan kegiatan yang dimaksud dalam definisi tersebut adalah keputusan dalam empat variable, yaitu produk, harga, distribusi, dan promosi. Untuk dapat mencapai tujuan perusahaan, yaitu mencapai pasar yang dituju dan memenuhi atau melayani konsumen seefektif mungkin maka kegiatan-kegiatan ini perlu dikombinasikan, dipadukan, dan dikoordinasikan. Dalam hal ini perusahaan atau organisasi tidak sekedar memiliki kombinasi yang terbaik saja, tetapi juga harus mengkoordinasikan berbagai macam elemen bauran pemasaran tersebut untuk melaksanakan program pemasaran secara efektif. Secara ringkas tiap-tiap variabel bauran pemasaran diuraikan sebagai berikut : (1) Produk Menurut Radio Sunu (1995: 99) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk dapat diperhatikan, dibeli, atau dikonsumsikan.SedangkanBasu Swasta dan Irawan (1996: 165) mengatakan bahwa produk adalah suatu sifat yang kompleks, baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk pembungkus, warna, harga, prestasi perusahaan, dan pengecer yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan. (2) Harga Harga adalah nilai suatu barang dan jasa yang diukur dengan sejumlah uang. Berdasarkan nilai tersebut seseorang atau perusahaan bersedia melepaskan barang atau jasa yang dimiliki kepada pihak lain. Di dalam perusahaan, harga suatu barang atau jasa merupakan penentuan bagi permintaan pasar. Harga dapat mempengaruhi posisi persaingan perusahaan. Keputusan tentang harga tidak pernah boleh dilakukan secara kebetulan. Pada produk yang umum, penurunan harga dapat menaikkan penjualan, sedangkan pada produk yang membawa citra bergengsi, kenaikan harga akan menaikkan penjualan karena produk dengan harga tinggi akan menunjukkan prestasi seseorang. (3) Distribusi/Tempat Tempat mencerminkan kegiatan kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia untuk konsumen sasaran. Sebagian dari tugas distribusi adalah memilih perantara yang akan digunakan dalam saluran distribusi yang secara fisik menangani dan mengangkat produk melalui saluran tersebut, maksudnya agar produk dapat mencapai pasar yang dituju tepat pada waktunya. (4) Promosi Promosi mencerminkan kegiatan kegiatan yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk konsumen untuk membelinya. Jadi, promosi ini merupakan komponen yang dipakai untuk memberikan dan mempengaruhi pasar bagi produk perusahaan. Adapun kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam promosi adalah periklanan, promosi penjualan dan publisitas.
STRATEGI BAURAN PEMASARAN Menurut Yoeti (2002 : 107), Strategi pemasaran bukan hanya bauran pemasaran atau empat unsur 4P yaitu produk, harga, tempat, dan promosi (Product, Price, Place, dan Promotion), tetapi untuk menerapkannya harus terlebih dahulu dipilih siapa target pasar yang akan dituju, apakah cukup anggaran untuk melaksanakan kegiatan pemasaran itu, dan apakah waktu memasarkannya tepat waktu. Hal itu penting karena kalau waktunya tidak cocok atau tepat, maka semuanya akan sia-sia. Secara ringkas tiap-tiap strategi bauran pemasaran diuraikan sebagai berikut : a. Strategi Produk Secara garis besar strategi produk dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu Strategi positioning produk, Strategirepositioning produk, Strategi overlap produk, Strategi lingkup produk, Strategi desain produk, Strategi eliminasi produk, Strategi produk baru, dan Strategi diversifikasi. 1. Strategi Positioning Produk Strategi positioning merupakan strategi yang berusaha menciptakan diferensiasi yang unik, dalam benak pelanggan sasaran sehingga membutuhkan citra merek atau produk yang lebih unggul dibandingkan dengan merek/produk pesaing. 2. Strategi Repositioning Produk Strategi ini dibutuhkan bilamana terjadi salah satu dari empat kemungkinan berikut : a. Ada pesaing yang masuk dan produknya diposisikan berdampingan dengan merek perusahaan sehingga membawa dampak buruk terhadap pasar perusahaan. b. Pilihan konsumen telah berubah. c. Ditemukan kelompok preferensi pelanggan baru, yang diikuti dengan peluang yang menjanjikan. d. Terjadi kesalahan dalam positioning sebelumnya. 3. Strategi Overlap Produk Strategi ini adalah strategi pemasaran yang menciptakan persaingan terhadap merek tertentu milik perusahaan sendiri. Persaingan ini dibentuk melalui tiga cara, yaitu sebagai berikut : a. Pengenalan produk yang bersaing dengan produk yang sudah ada. b. Penggunaan label pribadi, yaitu menghasilkan suatu produk yang menggunakan nama merek perusahaan lain. c. Menjual komponen-komponen yang digunakan dalam produk perusahaan sendiri kepada para pesaing. Faktor yang mendasarinya adalah keinginan untuk memproduksi pada tingkat kapasitas penuh dan keinginan untuk mempromosikan permintaan primer. 4. Strategi Lingkup Produk Strategi ini berkaitan dengan perspektif terhadap bauran produk suatu perusahaan, Misalnya jumlah produk dan banyaknya item setiap hari yang ditawarkan. Strategi ini ditentukan dengan memperhitungkan misi keseluruhan dari unit bisnis. Ada beberapa persyaratan dalam melaksanakan strategi ini, yaitu seperti berikut: a. Strategi produk tunggal, yaitu perusahaan harus memperbarui produk, bahkan menjadi pimpinan teknologi untuk menghindari keusangan (ketinggalan zaman)
b. Strategi multiproduk, yaitu produk harus saling melengkapi dalam suatu portofolio produk 5. Strategi Desain Produk Strategi ini berkaitan dengan tingkat standardisasi produk. Perusahaan memiliki tiga pilihan strategi, yaitu produk standar, produk disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan tertentu, dan produk standar dengan modifikasi. 6. Strategi Eliminasi Produk Pada hakikatnya produk yang tidak sukses atau tidak sesuai dengan portofolio produk perusahaan perlu dihapuskan karena bisa merugikan perusahaan yang bersangkutan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Umumnya produk yang masuk dalam kategori tersebut memiliki Ciri-ciri sebagai berikut. a. Profitabilitas rendah b. Volume penjualan atau pangsa pasarnya bersifat stagnasi atau menurun c. Risiko keusangan cukup besar d. Produk mulai masuk dalam tahap kedewasaan (product life cycle). e. Produk mulai kurang sesuai dengan kekuatan atau misi unit bisnis. 7. Strategi Produk Baru Pengertian produk baru dapat meliputi produk orisinil, produk yang disempurnakan, produk yang dimodifikasi, dan merek baru yang dikembangkan melalui usaha riset dan pengembangan. Selain itu, juga dapat didasarkan pada pandangan konsumen mengenai produk tersebut. Umumnya tujuan yang ingin dicapai dari penciptaan produk baru adalah sebagai berikut. a. Untuk memenuhi kebutuhan baru dan memperkuat reputasi perusahaan sebagi inovator, yaitu dengan menawarkan produk yang lebih baru daripada produk sebelumnya. b. Untuk mempertahankan daya saing terhadap produk yang ada, yaitu dengan jalan menawarkan produk yang dapat memberikan jenis kepuasan yang baru, bentuknya bisa tambahan terhadap visi produk yang sudah ada atau revisi terhadap produk yang tidak ada. b. Strategi Harga Menurut Fandy Ciptono(1995: 119), Harga memiliki dua peranan yaitu : a. Peran alokasi harga yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeliuntuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan kekuatan pembelinya. b. Peran informasi harga, yaitu fungsi harga dalam mendidik konsumenmengenai faktor – faktor produk, seperti kualitas. Menurut Fandy Ciptono (1995: 163), Untuk memilih saluran distribusi perusahaan harus mengikuti pertimbangan – pertimbangan sebagai berikut: a. Pertimbangan pasar, yang perlu diperhatikan antara lain jenis pasar, jumlah pelanggan potensial, konsentrasi geografis pasar dan jumlah ukuran pesanan. b. Pertimbangan produk, yang perlu diperhatikan antara lain nilai unit (unit value), ketahanan barang (perishability), dan sifat teknis produk. c. Pertimbangan perantara yang perlu diperhatikan antara lain jasa yang diberikan perantara yang
diinginkan dan sikap perantara terhadap kebijakan perusahan. d. Pertimbangan perusahaan yang meliputi sumber – sumber finansial, kemampuan manajemen, tingkat pengendian yang diinginkan, jasa yang diberikan penjual dan lingkungan. c. Strategi Promosi Strategi promosi berkaitan dengan masalah – masalah perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian komunikasi persuasif dengan pelanggan. Strategi promosi ini biasanya untuk menentukan promosi personal, iklan dan promotion. Alam pemilihan media harus memperhatikan alternatif pemilihan media adalah sebagai berikut ini: a. Media Cetak Yaitu media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan dengan sejumlah kata, gambar, atau foto baik dalam tata warna maupun hitam putih. Bentukbentuk iklan dalam media cetak biasanya berupa iklan baris, iklan display, suplemen, pariwara dan iklan layanan masyarakat. b. Media Elektronik Yaitu media dengan teknologi elektronik dan hanya bisa digunakan bila ada jasa transmisi siaran. Bentuk-bentuk iklan dalam media elektronik biasanya berupa sponsor ship, iklan partisipasi (disisipkan ditengah-tengah film atau acara), pengumumam acara/film, iklan layanan masyarakat, jingle, sandiwara dam lain-lain. c. Media Luar Ruang Yaitu media iklan (biasanya berukuran besar) yang dipasang ditempat- tempat terbuka seperti dipinggir jalan, dipusat keramaian atau tempat- tempat khusus lainya seperti di dalam bis kota, gedung, pagar tembok dan sebagainya. Jenis-jenis media luar ruang meliputi bilboard, baleho, poster, spanduk, umbulumbul, transit (panel bis), balon raksasa dan lain-lain. 1) Strategi Penjualan. Yang dimaksud dengan strategi penjualan adalah memindahkan posisi pelanggan ke tahap pembelian (dalam proses pengambalian keputusan) melalui penjualan tatap muka. Tujuannya untuk meningkatkan volume penjualan sehingga mampu bersaing dan dapat merebut pelanggan pesaing. PENJUALAN Penjualan adalah proses di mana sang penjual memastikan, mengantisipasi, dan memuaskan kebutuhan atau keinginan sang pembeli agar dapat dicapai manfaat, baik bagi yang menjual maupun bagi sang pembeli yang berkelanjutan dan menguntungkan kedua belah pihak (Winardi, 1991 : 3). Jadi, penjualan merupakan proses pertukaran barang/jasa antara penjual dan pembeli, dengan alat tukar berupa uang dan orang yang menjual sesuatu akan mendapatkan imbalan berupa uang.Dalam penjualan penjual dituntut untuk memiliki bakat seni serta keahlian untuk mempengaruhi orang lain. Bakat inilah yang sering tidak dimiliki oleh setiap orang karena tidaklah mudah untuk mengarahkan kemauan calon pembeli dengan cara mengemukakan berbagai alasan serta pendapatnya. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan penjualan adalah sebagai berikut. (1) Kondisi dan Kemampuan Penjualan
(2)
(3)
(4)
(5)
Transaksi jual-beli pada prinsipnya melibatkan dua pihak, yakni penjual sebagai pihak pertama dan pembeli sebagai pihak kedua. Kondisi Pasar Pasar yang dimaksud dalam hal ini yaitu sekelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan. Modal Modal sangatlah diperlukan dalam kondisi/keadaan produk belum dikenal dan lokasi pembeli jauh dari tempat penjual. Untuk memperkenalkannya penjual membawa barangnya ke tempat pembeli. Kondisi Organisasi Perusahaan Pada perusahaan besar biasanya masalah penjualan ditangani oleh bagian penjualan yang dipegang oleh orang-orang ahli di bidang penjualan. Sebaliknya, pada perusahaan kecil, masalah penjualan ditangani sendiri oleh pimpinan dan tidak diberikan kepada orang lain. Faktor Lain Faktor-faktor lain seperti pemberian potongan harga, komisi, dan sebagainya sering mempengaruhi penjualan. II.
DESAIN PENELITIAN
1.
Populasi Sehubungan dengan penentuan populasi ini dimaksudkan untuk memenuhi kriteria sebagaimana yang dikemukakan oleh Margono, bahwa : Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. (2007 : 118). Dalam penelitian ini populasi yang di ambil adalah seluruh karyawan atau pegawai UD. SUBANDI Rogojampi. 2. Sampel Menurut Suharsini Arikunto (2002 : 109) bahwa : “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Oleh karena itu, penelitian sampel adalah penelitian yang hanya dilakukan pada sebagian populasi yang dijadikan objek penelitian sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara tertentu, dan kesimpulannya dikenakan pada seluruh anggota populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari karyawan atau pegawai UD. SUBANDI Rogojampi.
PENGUKURAN VARIABEL PENELITIAN Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala likert yaitu tehnik pengukuran yang menggabungkan skala-skala yang ada. Contoh alternatif yang akan digunakan dalam koesioner ini: a. Untuk jawaban (Sangat Setuju) dengan skor: 5 b. Untuk jawaban (Setuju) dengan skor: 4 c. Untuk jawaban (Kurang Setuju) dengan skor: 3 d. Untuk jawaban (Tidak Setuju) dengan skor: 2 e. Untuk jawaban ( Sangat Tidak Setuju) dengan skor: 1
KERANGKA PEMIKIRAN Produk
Harga Pemasaran produk UD. SUBANDI
Tingkat Penjualan Tempat
Promos i
Gambar 3.1 Kerangka berfikir pengaruh bauran pemasaran terhadap tingkat penjualan kerupuk pada UD. SUBANDI Rogojampi.
III. METODE ANALISIS DATA Untuk menganalisa data yang diperoleh dari responden digunakan analisis kuantitatif, yaitu analisa berdasarkan metode statistik dan mengklasifikasikan data ke dalam kategori tertentu dengan menggunakan tabel untuk mernpermudah analisa. a. Analisis Regresi Linear Berganda Alat analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh positif dari variabel independen (X1, X2) terhadap variabel dependen (Y) dengan model regresi sebagai berikut : Rumus : Persamaan regresi Y = b0 + b1X1 + b2X2 Dimana : y = Variabel dependen (Tingkat pendapatan) bo = Konstanta b1 = Koefisien arah regresi X1 b2 = Koefisien arah regresi X2 X = Variabel independen (Bauran Pemasaran) X1 = Promosi Produk X2 = Harga dan Distribusi b. Uji F F tabel (0,05/27) = 2,052 F hitung = (b1 . x1 + b2 . x2y) : k ( y2 – b1 x1y – b2 x2y) : n – k –1 F hitung = ..........................>F tabel Kesimpulan Ho ditolak dan Hi diterima c. Koefisiensi Determinasi Untuk mengetahui berapa besar pengaruh Bauran pemasaran (X) terhadap tingkat penjualan kerupuk pada UD. SUBANDI Rogojampi (Y) dan hubungan dua variabel dapat dihitung dengan menentukan koefesiensi determinasi ( r2) yang diperoleh dari perhitungan sbb: R2 = b1. x1y + b2. x2y y2 Keterangan: r = Koefesien korelasi n = Banyaknya data X = Bauran Pemasaran Y = Tingkat Penjualan Nilai r berkisar antara -1 dan +1 yang kriteria pemanfaatannya adalah : 1) r > 0 artinya terjadi korelasi yang linier positif, yaitu semakin besar nilai variabel X, makin besar pula nilai variabel Y atau sebaliknya
2)
r = -1 atau +1 artinya terjadi korelasi linier sempurna antara X dan Y (Netral) 3) r = 0 tidak ada korelasi antara X dan Y (netral) 4) r < 0 artinya telah terjadi korelasi yang linier negative atau berbanding terbalik yaitu semakin kecil nilai variabel X, makin besar pula nilai Y atau sebaliknya. Hubungan dua variabel ada yang positif dan negatif, hubungan X dan Y dikatakan positif, apabila kenaikan/penurunan X pada umumnya diikuti oleh kenaikan / penurunan Y. Sebaliknya dikatakan negatif apabila kenaikan /penurunan X pada umumnya diikuti oleh kenaikan / penurunan Y.
sebanyak 7 orang atau 25% sedangkan S1 sebanyak 1 orang atau 2%. ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA Data hasil penelitian untuk variabel bauran pemasaran diperoleh melalui pengisian/penyebaran kuesioner oleh responden, untuk mengungkap pengaruh bauran pemasaran terhadap tingkat penjualan. Persamaan digunakan untuk menganalisis ada tidaknya pengaruh Bauran pemasaran terhadap tingkat penjualan kerupuk pada UD. SUBANDI Rogojampi pada tabel berikut ini : Tabel. 4.4 Hasil perhitungan Regresi Linier Berganda
IV.
No
HASIL PENELITIAN
PEMASARAN a. Daerah pemasaran dan saluran distribusi Dalam usaha memasarkan produknya perusahaan menggunakan saluran distribusi pendek, yaitu dari produsen ke konsumen. Adapun daerah pemasaran UD. SUBANDImeliputi : a. Banyuwangi, meliputi : Bagorejo, Sanggar, Srono, Rogojampi, Banyuwangi Kota, Muncar, Genteng, Kalibaru. b. Surabaya c. Kalimantan d. Lombok e. Sumatera Dalam rangka memasarkan hasil produksinya UD. SUBANDI selalu menghasilkan produk dengan memperhatikan kualitas rasa sehingga akan tetap disukai pasar atau konsumen. Sebagaiman telah diuraikan diatas bahwa konsumen pada UD. SUBANDI bukan merupakan konsumen akhir yang dapat secara langsung menikmati hasil olahan tersebut. Akan tetapi masih memasarkan produknya kepada para pengusaha kerupuk, dimana produk akhir yang berupa gorengan kerupuk atau kerupuk yang sudah digoreng. b. Sitem penjualan Sistem penjualan kerupuk UD. SUBANDI ini dengan cara konten, meskipun ada yang kredit pembelian itu dilakukan dengan jumlah yang besar, dengan memberikan persekor lebih dari 50% dari seluruh harga pembelian. Bapak Subandi tidak mau ambil resiko untuk memberikan hutang kepada para konsumen. Karena biaya atau modal produksi senantiasa harus tersedia. a. Pendidikan terakhir responden Tabel. 4.3 Pendidikan Responden No 1 2 3 4
Pendidikan SD SLTP SLTA S.1 Jumlah
Jumlah 13 7 9 1 30
Prosentase% 46% 25% 27% 2% 100%
Nama Variabel
Hasil Perhitungan
1
Koefisien Regresi (b1)
0,97
2
Koefisien Regresi (b2)
0,48
3
Konstanta ( bo)
18,103
4
Korelasi (r)
0,57 2
5
Diterminasi (r )
0,33
6
f-hitung (f-hitung)
3,8
7 f-tabel (t-tabel) Sumber : Data diolah Tahun 2011
2,052
Dengan berdasarkan pada tabel.04 diatas, maka hasil persamaan Regresi linier berganda adalah sebagai berikut : Y = 18,103 + 0,97X1+ 0,48X2 ANALISIS KOEFISIEN DITERMINASI Digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan yang terjadi antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Dalam analisis regresi ini, dianalis pula besarnya koefisien diterminasi (R2) adalah sebesar 0.33, hal ini berarti bahwa persentase pengaruh bauran pemasaran terhadap tingkat penjualan kerupuk pada UD. SUBANDI Rogojampi secara simultan sebesar 33 %, sedangkan sisanya sebesar 67% dipengaruhi oleh variabel lain selain bauran pemasaran terhadap tingkat penjualan yang tidak diungkap dalam penelitian ini. UJI HIPOTESIS Uji Parsial (Uji f’test”) Ho : b1 = b2 = 0, Promosi produk dan harga, distribusi tidak berpengaruh terhadap tingkat penjualan kerupuk pada UD. SUBANDI Rogojampi dengan nilai 95% Ho : b1 b2 0 , Promosi produk dan harga, distribusi berpengaruh terhadap tingkat penjualan kerupuk pada UD. SUBANDI Rogojampi dengan nilai 95%. Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa Bauran pemasaran berpengaruh signifikan terhadap tingkat penjualan kerupuk pada UD. SUBANDI Rogojampi Banyuwangi sehingga hipotesis nol (Ho) di terima dan Hi ditolak.
Sumber : UD. SUBANDI Rogojampi Tahun 2011
Dari tabel. 03 dapat diketahui tingkat pendidikan terakhir responden rendah yaitu ditunjukan oleh jumlah pendidikan terakhir yang paling banyak adalah tingkat SD yaitu sebanyak 13 orang atau 46% kemudian tingkat SLTA sebanyak 9 orang atau 27% kemudian tingkat SLTP
V. PEMBAHASAN Berdasarkan perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa dari variabel independen (X) memiliki angka yang signifikan yaitu promosi produk (X1) sebesar 0,97 harga dan distribusi (X2) sebesar 0,48. Tetapi diantara kedua variabel
tersebut yang memiliki nilai tertinggi adalah promosi produk dengan nilai koofisien regresi sebesar 0,97. Sehingga variabel yang paling berpengaruh/dominan adalah promosi produk. VI. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN 1. Produk adalah sesuatu sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Konsumen mengalami kesulitan pokok yaitu ia harus memilih diantara berbagai kebutuhan alternative. Karena ia tidak mempunyai uang yang cukup untuk bisa membeli apa saja yang diinginkan, ia hanya bisa membeli satu macam barang, ia harus memilih diantara alternatif – alternatif kebutuhannya mana yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Sedangkan pada kenyataanya konsumen menginginkan kepuasan yang maksimum dari uang yang tersedia dengan membeli barang yang paling ia senangi. Dari hal ini dapat dilihat seberapa besar tingkat permintaan konsumen yang berpengaruh terhadap besarnya omset penjualan. 2. Harga sangat berpengaruh sekali akan kemampuan konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan oleh produsen. Persaingan harga yang sangat kompetitif di kalangan penjual sangat menguntungkan konsumen. Dalam penelitian ini harga produk yang dihasilkan dirasa cukup buat dijangkau oleh konsumen. Dengan harga yang pantas konsumen dengan mudah untuk memperoleh produk untuk memenuhi kebutuhannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa harga produk mempengaruhi tingkat penjualan. SARAN Sebagaimana halnya dengan simpulan hasil penelitian ini, maka untuk meningkatkan tingkat penjualan disarankan UD. SUBANDI Rogojampi : 1. Hendaknya selalu mempertimbangkan faktor-faktor tertentu, misalnya pemberian potongan harga di dalam menentukan harga karena harga sangat besar pengaruhnya terhadap tingkat penjualan. 2. Lingkungan fisik perlu mendapatkan penanganan, baik dari pihak pemerintah khususnya Pemda setempat, maupun dari pihak UD. SUBANDI Rogojampi
DAFTAR PUSTAKA [1.] Assauri, S. 1998. Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi, Jakarta Utara : CV. Rajawali. [2.] Bagus, Tri Purnomo. 2005. Pengaruh Variabel Promotional Mix Terhadap Volume Penjualan Pada PT. Daya Manunggal Di Salatiga Skripsi. [3.] Ciptono, F. 2000. Manajemen Pemasaran : Analisa Perilaku Konsumen, Edisi Peretama, Cetakan Ketiga, Penerbit BPFE, Yogyakarta. [4.] Djarwanto, PS. 1993. Statistik Induktif, Edisi 4, Yogyakarta : BPFE. [5.] Gitosudarmo, I. 1995. Manajemen Pemasaran, Edisi Pertama, Yogyakarta : BPFE. [6.] Hariwijaya, T. 2008. pedoman Penulisan Ilmiah Proposal Dan Skripsi, Penerbit Oryza, Yogyakarta. [7.] Haryono, S. 1995. Statistik (Inferen) Untuk Bisnis, Edisi Pertama, Yogyakarta : Penerbit STIE YKPN. [8.] Handoko, H. 2000. Manajemen Pemasaran : Analisa Perilaku Konsumen, Edisi Pertama, Cetakan Ketiga, Penerbit BPFE, Yogyakarta [9.] Ibnu, S. 1995. Pengantar Bisinis Modern, Edisi Ketiga, Cetakan Keempat, Penerbit LIBERTY, Yogyakarta.
[10.] Indriantoro & Supono. 1999. Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Kedelapan, Penerbit LIBERTY, Yogayakarta. [11.] Irawan, 1999. Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Kedelapan, Penerbit LIBERTY, Yogayakarta. [12.] Irawan, 1999. Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Kedelapan, Penerbit LIBERTY, Yogayakarta. [13.] Kotler, Philip. 1995. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi Dan Pengendalian, Penerbit Salemba, Jakarta Ach. Mohyi. [14.] Sahab, S. 1999. Asas-Asas Marketing, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Penerbit LIBERTY, Yogyakarta. [15.] Swastha, B. 1997. Pengantar Bisinis Modern, Edisi Ketiga, Cetakan Keempat, Penerbit LIBERTY, Yogyakarta. [16.] Swastha, Basu. 1999. Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Kedelapan, Penerbit LIBERTY, Yogayakarta. [17.] Swastha, Basu. 2000. Manajemen Pemasaran : Analisa Perilaku Konsumen, Edisi Peretama, Cetakan Ketiga, Penerbit BPFE, Yogyakarta. [18.] Swastha, Basu. 1999. Asas-Asas Marketing, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Penerbit LIBERTY, Yogyakarta. [19.] Subagyo, P. 1993. Statistik Induktif, Edisi 4, Yogyakarta : BPFE. [20.] Sunu, Radio 2001. Manajemen Pemasaran Suatu Pendekatan Analisis, Edisi Kedua, Yogyakarta : BPFE. [21.] Sunu, Radio. 1995. Manajemen Pemasaran. Jilid II. Yogyakarta : BPFE, UGM [22.] Stanton, William J. 1996. Prinsip Pemasaran I, Edisi Ketujuh, Jakarta : Erlangga. [23.] Internet [24.] http :// www.scribd. Com/doc. Pengaruh bauran pemasaran terhadap tingkat penjulan batik Jogja (07 Maret 2011). [25.] http :// www.scribd. Com/doc. Analisis pengaruh bauran pemasaran terhadap volume penjualan pada perusahaan Shanghai gangsar tulungagung. (03 April 2011) [26.] http :// www.scribd. Com/doc. Pengaruh marketing mix terhadap volume penjualan Oleh-oleh khas Bali (03 February 2011).