JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September2015
Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Volume Penjualan Ikan Keramba Rantian, Magister Sains Manajemen UNPAR
ABSTRAK, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran terhadap volume penjualan ikan Patin keramba di Kecamatan Pahandut Kotamadya Palangka Raya. Metode penelitian menggunakan pendekatan explanatory dengan teknik survei, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 60 orang responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin. Metode pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, kuesioner dan studi dokumentasi, sedangkan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis deskriptif dan teknik analisis linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel produk, harga, distribusi/tempat, dan promosi berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan ikan Patin keramba di Kecamatan Pahandut Kotamadya Palangka Raya dan hasil analisis deskriptif menyatakan bahwa responden setuju dengan item-item yang diajukan. Kata Kunci: Bauran Pemasaran, Volume Penjualan PENDAHULUAN Perkembangan jumlah penduduk dari waktu ke waktu khususnya di kota Palangka Raya cenderung terus meningkat, data statistik penduduk Palangka Raya mulai tahun 2002 berjumlah 179.732 jiwa dan pada tahun 2012 berjumlah 229.599 jiwa. Kecenderungan meningkatnya jumlah penduduk sudah pasti diiringi dengan peningkatan jumlah kebutuhan dasar atau kebutuhan pokok manusia (khususnya kebutuhan akan ikan), hal ini sesuai dengan pendapat A.A Maslow yang mendefinisikan bahwa sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan dasar manusia, atau di tingkatan paling dasar (Frank G. Goble, 1987: 71).Peningkatan pangan yang terus meningkat karena merupakan kebutuhan dasar manusia, yang berimbas terhadap peningkatan penawaran makanan, hal ini sesuai dengan hokum permintaan dan penawaran (supply and demand law), oleh sebab itu permintaan akan ikan sebagai kebutuhan dasar juga selalu meningkat dan berkembang dari waktu ke waktu seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Kebutuhan akan ikan bagi masyarakat Kota Palangka Raya selama 10 tahun terakhir, berasal dari ikan alami dari aliran sungai maupun danau yang ada di daerah Kota Palangka Raya, seperti Ikan Baung, Ikan Saluwang, Ikan Tapah, Ikan Lais, Ikan Jelawat, Ikan Kakapar, Ikan Behau dan lain-lain, tidak mampu lagi secara signifikan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Palangka Raya pada khususnya, dikarenakan ikan-ikan tersebut jumlahnya terbatas dan khusus pada hasil produksi-hasil / tangkapan ikan baung rata-rata hasil produksi hanya 20% per tahun, hal ini akan berdampak pada meningkatnya harga, sementara daya beli masyarakat rendah. Memperhatikan hal tersebut di atas maka sebahagian kecil dari masyarakat Kota Palangka Raya bersedia bergerak dibidang budidaya ikan keramba dimana rata-rata hasil produksi berkisar 66,60% per tahun untuk tahun 2010-2014 (sumber Dinas Perikanan dan Peternakan Kota Palangka Raya). Petani budidaya ikan keramba akan berhasil meningkatkan volume penjualan yang maksimal jika mengikuti prinsip-prinsip bauran pemasaran 4P (Product, Place, Promotion, Price), yaitu Produk,
Rantian/ Jurnal Sains Manajemen (IV/2) 2015 / 181 – 200
| 181
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September2015
Tempat (distribusi), Promosi dan Harga. Agar petani ikan keramba dapat memahami atau mengerti keunggulan-keunggulan dan kelemahan dari berbagai cara untuk meningkatkan volume penjualan yang maksimal jika petani menerapkan bauran pemasaran. Penulis sangat ingin mengetahui pengaruh bauran pemasaran (marketing mix) terhadap penjualan ikan keramba petani ikan keramba di Kota Palangka Raya pada umumnya dan Kecamatan Pahandut pada khususnya. Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah produk berpengaruh terhadap volume penjualan ikan Patin keramba di Kecamatan Pahandut. Apakah harga berpengaruh terhadap volume penjualan ikan Patin keramba di Kecamatan Pahandut. Apakah tempat / distribusi berpengaruh terhadap volume penjualan ikan Patin keramba di Kecamatan Pahandut. Apakah promosi berpengaruh terhadap volume penjualan ikan Patin keramba di Kecamatan Pahandut. Apakah (produk, harga, distribusi/tempat, promosi) secara bersama-sama berpengaruh terhadap volume penjualan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh produk terhadap volume penjualan petani ikan Patin keramba di Kecamatan Pahandut. Pengaruh harga terhadap volume penjualan petani ikan Patin keramba di Kecamatan Pahandut. Pengaruh tempat / distribusi terhadap volume penjualan petani ikan Patin keramba di Kecamatan Pahandut. Pengaruh promosi terhadap volume penjualan petani ikan Patin keramba di Kecamatan Pahandut. Pengaruh produk, harga, tempat/distribusi, promosi, secara simultan terhadap volume penjualan Kajian Pustaka Istilah Bauran Pemasaran (Marketing Mix) mengacu pada panduan strategi produk, harga, distribusi, promosi yang bersifat unik yang dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar yang dituju. Selanjutnya Lamb, Hair dan McDaniel, (2001: 55) menyebutkan bauran pemasaran terdiri dari 4P yaitu Produk (Product), Tempat (Place), Promosi (Promotion), dan Harga (Price). Machfoedz (2010:61) mengemukakan bahwa bauran pemasaran ialah sarana pemasaran taktis yang meliputi produk, harga, tempat dan promosi yang dibaurkan untuk mendapat respons yang diinginkan dari pasar sasaran. Kotler (dialih bahasakan oleh Agus Maulana, 2006:162) membuat kerangka aktivitas bauran pemasaran yang membantu dalam merancang strategi pemasaran adalah: Kerangka bauran pemasaran 4P merujuk pemasaran untuk mengambil keputusan tentang produk dan karakteristiknya, menetapkan harga, mengambil keputusan tentang bagaimana mendistribusikan produk mereka. Pemasaran harus menentukan efektifitas biaya dari berbagai alat (komponen) bauran pemasaran dan harus merumuskan bauran pemasaran yang paling memberikan keuntungan maksimal. Berikutnya akan dibahas secara rinci tentang masing-masing P. Produk adalah elemen pertama dan terpenting dalam bauran pemasaran. Produkpun berfungsi sebagai jantung dari program pemasaran suatu organisasi dan biasanya merupakan langkah awal dalam membentuk bauran pemasaran. Manajer pemasaran tidak dapat menentukan harga, merencanakan suatu strategi promosi atau menciptakan saluran distribusi jika tidak mempunyai produk. Menurut Lamb, Hair dan McDaniel (2001:414), sebuah produk didefinisikan sebagai segala sesuatu, baik menguntungkan maupun tidak, yang diperoleh seorang melalui pertukaran. Sebuah produk dapat berupa produk nyata seperti sepasang sepatu, suatu jasa sepatu sebuah potongan rambut, sebuah ide seperti “jangan membuang sampah” atau kombinasi dari ketiganya. Kemasan gaya, warna, pilihan-pilihan dan ukuran adalah sebagian dari ciri-ciri khas produk.
Rantian/ Jurnal Sains Manajemen (IV/2) 2015 / 181 – 200
| 182
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September2015
Lamb, Hair dan McDaniel (2001:56), memberi pengertian tentang harga adalah apa yang harus diberikan oleh pembeli untuk mendapatkan suatu produk. Harga sering merupakan elemen yang paling fleksibel diantara keempat elemen bauran pemasaran, yaitu elemen yang paling cepat berubah. Para pemasar dapat lebih sering dan lebih mudah menaikkan atau menurunkan harga dibandingkan dengan mengubah variabel bauran pemasaran lainnya. Kotler (2009:67), memberikan definisi harga adalah salah satu elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, elemen lain menghasilkan biaya. Mungkin harga adalah elemen termudah dalam program pemasaran untuk disesuaikan; sementara fitur, produk, saluran dan bahkan komunikasi membutuhkan lebih banyak waktu. Machfoedz (2010:69), secara sederhana harga disimpulkan sebagai jumlah uang yang dikenakan pada produk atau jasa. Definisi harga secara luas ialah jumlah nilai yang ditukarkan oleh konsumen untuk memperoleh manfaat pemilikan atau penggunaan suatu produk atau jasa. Harga merupakan satu-satunya elemen dalam bauran perusahaan yang menghasilkan pendapatan; unsur lainnya mencerminkan biaya. Saluran pemasaran (marketing channels) menurut Kotler (2009: 106), adalah sekelompok organisasi yang saling bergantung dan terlibat dalam proses pembuatan produk atau jasa yang di sediakan untuk digunakan atau dikonsumsi. Saluran pemasaran merupakan seperangkat alur yang diikuti produk atau jasa setelah produksi, berakhir dalam pembelian atau digunakan oleh pengguna akhir. Machfoedz (2010: 86), saluran distribusi (yang juga sering disebut saluran pemasaran) ialah kelompok individu atau perusahaan yang mengendalikan aliran produk dari produsen ke konsumen. Sedangkan menurut Lamb, Hair dan McDaniel (2001:8), saluran distribusi (channel of distribution) adalah serangkaian dari organisasi yang saling bergantung yang memudahkan pemindahan yang kepemilikan sebagaimana produk-produk bergerak dari produsen ke pengguna bisnis atau pelanggan Promosi merupakan bagian penting dari bauran pemasaran, menginformasikan kepada konsumen atas manfaat produk dan kemudian memposisikan produk dalam pasar. Menurut Lamb, Hair dan McDaniel (2009:145), mengatakan bahwa promosi adalah komunikasi dari pada pemasar yang menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan para calon pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi pendapat mereka atau memperoleh suatu respons. Setiap kali perusahaan meningkatkan produknya dengan menggunakan pengalaman atau insentif seperti penawaran harga atau memberikan sesuatu secara cuma-cuma, maka perusahaan tersebut melakukan promosi. Pada umumnya tujuan promosi dimaksudkan untuk memotivasi tindakan konsumen Machfoedz, (2010:31). Fungsi utama dari suatu strategi promosi para pemasar adalah untuk meyakinkan target pelanggan bahwa barang dan jasa yang mereka tawarkan tersebut memiliki keunggulan yang berbeda dibandingkan pesaing. Keunggulan adalah suatu kumpulan dari fitur yang unik dari suatu perusahaan dan produknya yang ditemui oleh target pasar sebagai suatu yang penting dan unggul di banding pesaing. Fitur tersebut meliputi produk berkualitas tinggi, pengiriman cepat, atau fitur lain yang tidak di tawarkan oleh pesaing. Penjualan merupakan pembelian sesuatu (barang atau jasa) dari suatu pihak kepada pihak lainnya dengan mendapatkan ganti uang dari pihak tersebut. Penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana- rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba (Marwan A, 1986). Menurut Winardi (1982), penjualan adalah suatu transfer hak atas benda-benda. Dari penjelasan tersebut dalam memindahkan atau mentransfer barang dan jasa diperlukan orang-orang yang bekerja di bidang penjualan seperti pelaksanaan dagang, agen, wakil pelayanan, dan wakil pemasaran. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah persetujuan kedua belah pihak antara penjual dan pembeli, dimana penjual menawarkan suatu produk
Rantian/ Jurnal Sains Manajemen (IV/2) 2015 / 181 – 200
| 183
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September2015
dengan harapan pembeli dapat menyerahkan sejumlah uang sebagai alat ukur produk tersebut sebesar harga jual yang telah disepakati. Volume penjualan dapat dijabarkan sebagai umpan balik dari kegiatan pemasaran yang dilaksanakan oleh perusahaan. Penjualan mempunyai pengertian yang bermacam-macam tergantung pada lingkup permasalahan yang sedang dibahas. Menurut Kotler (1998), penjualan dalam lingkup kegiatan, sering disalahartikan dengan pengertian pemasaran. Penjualan dalam lingkup ini lebih berarti tindakan menjual barang atau jasa. Kegiatan pemasaran adalah penjualan dalam lingkup hasil atau pendapatan berarti penilaian atas penjualan nyata perusahaan dalam suatu periode. Menurut Swastha (2000), permintaan pasar dapat diukur dengan menggunakan volume fisik maupun volume rupiah. Berdasarkan pendapat Swastha dan Irawan tersebut, pengukuran volume penjualan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu didasarkan jumlah unit produk yang terjual dan didasarkan pada nilai produk yang terjual (omzet penjualan). Volume penjualan yang diukur berdasarkan unit produk yang terjual, yaitu jumlah unit penjualan nyata perusahaan dalam suatu periode tertentu, sedangkan nilai produk yang terjual (omzet penjualan), yaitu jumlah nilai penjualan nyata perusahaan dalam suatu periode tertentu. Istilah Bauran Pemasaran (Marketing Mix) mengacu pada panduan strategi produk, harga, distribusi/tempat, promosi yang bersifat unik yang dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar yang dituju dengan sasaran akhir untuk meningkatkan volume penjualan. Pengukuran volume penjualan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu didasarkan jumlah unit produksi yang terjual dan didasarkan pada nilai produk yang terjual (omzet penjualan). Jumlah unit produk yang terjual akan mengalami perubahan naik atau turun tergantung pada kualitas produk artinya kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya. Baik sebagai penyedia manfaat inti ataupun sebagai produk yang diharapkan ataupun menjadi produk yang melebihi harapan pelanggan, yang mampu memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan konsumen (pemakai), sehingga dapat merespon apa yang diinginkan dari pasar sasaran. Promosi yang terbaik dan harga yang termurah sekalipun tidak bisa dipakai untuk menyelamatkan produk yang jelek. Bauran pemasaran (Marketing Mix) yang sukses di desain secara hati-hati untuk dapat memuaskan pasar yang dituju, yang mampu memberikan keuntungan maksimal, yang diukur dengan jumlah unit produksi yang terjual. Harga adalah senjata persaingan yang penting, karena harga dikalikan dengan jumlah unit produksi yang terjual sama dengan total penerimaan perusahaan / produsen. Salah satu orientasi tujuan penetapan harga adalah meningkatkan volume penjualan dengan strategi memberikan diskon kontan, diskon kuantitas, diskon musiman, pengurangan harga dari daftar harga produk yang ditawarkan, memberikan kelonggaran pembayaran untuk periode-periode tertentu. Menetapkan harga murah bagi beberapa produk untuk menarik konsumen, dengan harapan mereka juga membeli produk lain dengan harga yang dinaikkan, sehingga orientasi perusahaan untuk memperoleh target laba tetap terjamin. Komponen penetapan saluran distribusi / tempat pada salah satu komponen pada bauran pemasaran akan menentukan pengendalian aliran produk dari produsen ke konsumen. Lancar tidaknya aliran produk sampai ke konsumen akan sangat mempengaruhi tinggi rendahnya target volume penjualan yang mampu mengubah pembeli potensial menjadi pelanggan yang menguntungkan. Di Amerika Serikat anggota saluran kolektif menghasilkan margin yang menduduki sekitar 30% sampai 50% harga jual akhir yang sama artinya terserap volume penjualan 30% sampai 50%. Untuk dapat meningkatkan volume unit produk yang terjual, konsumen perlu dipengaruhi agar penjualan dapat meningkatkan profit maksimum sebagai tujuan perusahaan / produsen maka harus di fokuskan pada usaha-usaha meningkatkan cara penjualan dari kegiatan promosi yang intensif agar mampu mempengaruhi, membujuk (bahkan mungkin memaksa) konsumen untuk membeli sehingga volume penjualan dapat
Rantian/ Jurnal Sains Manajemen (IV/2) 2015 / 181 – 200
| 184
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September2015
meningkat. Metode promosi yang tersedia untuk memotivasi tindakan konsumen kearah peningkatan permintaan barang atau jasa adalah seperti personal selling (tatap muka atau komunikasi langsung). Periklanan melalui televisi, radio, koran, papan reklame, telpon, BBM, Whatapps, Facebook, Twitter, ataupun menggunakan promosi penjualan seperti sampel gratis, kontes, pameran, potongan harga, hadiah, kupon, dan hiburan. Patin (Pangasius sp.) adalah salah satu ikan unggulan. Selain berukuran besar (mencapai 1,2 m) dengan pertumbuhan yang cepat, juga responsive terhadap pakan buatan. Patin dapat dibudidayakan diberbagai tipe perairan dan wadah budidaya mengingat patin termasuk kelompok ikan catfish yang dapat hidup pada perairan dengan kandungan oksigen yang rendah. Patin merupakan ikan penting dalam budidaya perairan atau akuakultur (aquaculture) dunia. Departemen perikanan dan akuakultur FAO (Food and Agriculture Organization) menempatkan patin diurutan keempat setelah udang, salmon, dan nila, sebagai contoh sukses perikanan budidaya dunia. Patin masuk dalam kelompok ikan penting didunia karena daging Patin tergolong enak, lezat dan gurih. Disamping itu protein mengandung protein yang tinggi dan kolesterol yang rendah. Patin mengandung protein 68,6%, lemak 5,8%, abu 3,5%, dan air 59,3% (M. Ghufran H. Kordi K, 2010 hal 125) karena merupakan ikan berukuran besar dengan daging yang berwarna putih, irisan daging patin tampak menarik bagi konsumen. Perkembangan jumlah penduduk dari waktu ke waktu akan berpengaruh terhadap kebutuhan dasar atau kebutuhan pokok manusia yaitu kebutuhan akan ikan, hal ini sesuai dengan pendapat Maslow yang mengatakan bahwa sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan dasar manusia. Oleh sebab itu peningkatan pangan terus meningkat khususnya permintaan akan ikan sebagai akibat pertambahan jumlah penduduk di kota Palangka Raya dan Kecamatan Pahandut pada khususnya. Masyarakat Kota Madya Palangka Raya memanfaatkan peluang ekonomi yang dapat memperoleh keuntungan yaitu dengan salah satu usaha dibidang budidaya ikan keramba di daerah aliran sungai Kahayan Kecamatan Pahandut. Potensi budidaya ikan keramba oleh petani memiliki kecenderungan peningkatan volume penjualan akibat adanya pengaruh Marketing Mix (Product, price. Promotion, Place) yang dilakukan oleh petani ikan keramba tersebut. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) mengacu pada panduan strategi produk, distribusi, promosi dan penentuan harga yang bersifat unik yang dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar yang dituju. Selanjutnya, Lamb, Hair dan McDaniel, (2001: 55) menyebutkan bauran pemasaran terdiri dari 4P yaitu Produk (Product), Tempat (Place), Promosi (Promotion), dan Harga (Price). Product (Produk) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kedalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan suatu keinginan atau suatu kebutuhan (Kotler, 2007; 194). Price (Harga) jumlah uang yang ditukarkan oleh konsumen untuk memperoleh manfaat kepemilikan atau penggunaan suatu produk atau jasa Machfoedz (2010 : 69). Distribusi/Place (Tempat) saluran distribusi/tempat adalah serangkaian dari organisasi yang saling bergantung yang memudahkan pemindahan, kepemilikan sebagai mana produk-produk bergerak dari produsen ke pengguna bisnis atau pelanggan Promotion (Promosi) adalah komunikasi dari pada pemasar yang menginformasikan, membujuk dan mengingatkan para calon pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi pendapat merek atau memperoleh suatu respon. Penjualan merupakan pembelian sesuatu (barang atau jasa) dari suatu pihak kepada pihak lainnya dengan mendapatkan ganti uang dari pihak tersebut. Penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana- rencana strategis yang
Rantian/ Jurnal Sains Manajemen (IV/2) 2015 / 181 – 200
| 185
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September2015
diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba (Marwan A, 1986). Sesuai uraian yang telah dikemukakan diatas yaitu pengaruh bauran pemasaran (marketing mix), terhadap volume penjualan petani ikan keramba di Kecamatan Pahandut, Kota Palangka Raya. Sedangkan kerangka konseptual dalam penelitian ini:
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap perumusan masalah dan tujuan yang telah diajukan adalah sebagai berikut: H1. Di duga produk berpengaruh terhadap volume penjualan petani ikan Patin keramba di Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya; H2. Di duga harga berpengaruh terhadap volume penjualan petani ikan Patin keramba di Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya. H3. Di duga tempat/distribusi berpengaruh terhadap volume penjualan petani ikan Patin keramba di Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya. H4. Di duga promosi berpengaruh terhadap volume penjualan petani ikan Patin keramba di Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya. H5. Diduga secara simultan / bersama-sama yang terdiri dari produk, harga, tempat/distribusi, promosi berpengaruh secara simultan terhadap volume penjualan. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan ini merupakan riset conclusive yang bersifat kausal (Causal research), yakni mempelajari hubungan sebab akibat antara variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan kata lain terdapat hubungan sebab akibat yang dapat diteliti antara variabel produk, harga, tempat, promosi dengan variabel volume penjualan. Lokasi penelitian adalah petani keramba ikan patin di Daerah Aliran Sungai Kahayan Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya Propinsi Kalimantan Tengah. Sugiyono (2001:55) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani keramba ikan Patin sungai Kahayan Kotamadya Palangka Raya Propinsi Kalimantan Tengah. Adapun jumlah petani keramba ikan di kota Palangka Raya sebagai populasi sebanyak 150 petani (Dinas Perikanan dan Peternakan Kota Palangka Raya, 2015). Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002 109; Furchan, 2004 : 193). Pendapat yang senada pun dikemukakan oleh Sugiyono (2001 : 56). Ia menyatakan bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila Populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi itu. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative. Kaitan dengan
Rantian/ Jurnal Sains Manajemen (IV/2) 2015 / 181 – 200
| 186
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September2015
batasan tersebut, sampel dalam penelitian ini adalah merupakan bagian dari seluruh petani keramba ikan patin sungai Kahayan Kotamadya Palangka Raya Propinsi Kalimantan Tengah. Teknik pengambilan sampel adalah teknik atau metode untuk memilih dan mengambil unsur-unsur atau anggota-anggota dari populasi untuk digunakan sebagai sampel secara representative. Dalam penelitian ini penulis menggunakan rumus Slovin untuk menentukan berapa besar sampel yang harus diambil dari populasi. Rumus Slovin :
Dalam penelitian ini ditetapkan Ukuran Populasi: (N) = 150 e2 = 10 % Jadi dalam penelitian ini jumlah sampel dengan menggunakan rumus Slovin adalah;
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 60 responden petani keramba ikan patin di sungai Kahayan Kotamadya Palangka Raya. Data primer, adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti melalui kuesioner dan wawancara langsung dengan para petani ikan keramba di Daerah Aliran Sungai Kahayan Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya. Data sekunder, adalah data yang dikumpulkan dan pengolahannya bukan oleh peneliti, tetapi dilakukan oleh pihak lain baik yang diperoleh di tempat penelitian maupun di tempat yang lain. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Observasi, menurut Prof. Heru studi yang dilakukan secara sengaja dan sistematis, terarah dan terencana pada tujuan tertentu dengan mengamati dan mencatat fenomenafenomena yang terjadi dalam suatu kelompok orang dengan mengacu pada syarat-syarat dan aturan penentuan ilmiah. Wawancara, adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Metode pustaka, adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan, literature, catatan dan laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk menggali data sesuai dengan permasalahan penelitian. Variabel Penelitian Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan dependen. Variabel-variabel independen meliputi: (1) Produk adalah hasil panen petani keramba ikan Patin (X1); (2) Harga (X2); (3) Tempat/Distribusi (X3); dan (4) Promosi (X4). Sedangkan variabel dependen volume penjualan (Y). Definisi Operasional Variabel 1) Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan suatu keinginan atau suatu kebutuhan. (Kotler, 2007: 194). Produk dimaksud dalam penelitian: • Ragam Produk a) Pemeliharaan ikan Patin lebih mudah dibandingkan dengan ikan lainnya (ikan Mas dan ikan Nila). b) Pertumbuhan ikan Patin relatif cepat, karena responsif terhadap pakan buatan.
Rantian/ Jurnal Sains Manajemen (IV/2) 2015 / 181 – 200
| 187
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September2015
c) Ikan Patin dapat dibudidayakan diberbagai tipe perairan karena dapat hidup pada perairan yang buruk sekalipun dan mampu bertahan dengan kandungan oksigen yang rendah. d) Ikan Patin selain untuk dikomsumsi oleh anggota keluarga juga disajikan untuk acara pesta dan restoran. • Kualitas Produk yaitu a) Konsumen menyukai ikan Patin karena ikan patin tergolong enak, lezat, dan gurih, mengandung protein yang tinggi, dan tulang yang tidak terlalu banyak. b) Ikan Patin ditawarkan dalam keadaan segar dan sehat. Ukuran produk yaitu berat ikan yang dijual oleh petani minimal 1-2 kg/ekor • Ukuran Produk yaitu berat ikan yang dijual oleh petani minimal 1-2 kg/ekor 2) Harga Kotler (2000:296) mengemukakan definisi harga yaitu harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut, atau dengan kata lain bahwa harga merupakan jumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa. Nilai produk merupakan tolak ukur kesediaan konsumen untuk membeli, jika konsumen menilai harga suatu produk lebih besar dari pada nilainya, mereka tidak membelinya. Sebaliknya, jika nilai produk lebih besar dari pada harganya, mereka akan membelinya Dalam penelitian ini pengertian harga diukur dengan indikator: a) Harga ikan Patin lebih murah dibanding harga ikan lainnya (ikan nila/ikan mas) b) Diberi diskon harga bagi pembeli yang membeli dalam jumlah besar c) Di beri potongan harga dalam diskon kuantitas (dalam kg) bagi yang membeli dalam jumlah besar d) Diberi diskon harga bagi konsumen yang membayar kontan lebih awal e) Diberi kelonggaran periode pembayaran maksimal satu minggu untuk pelunasan Pengertian harga dalam penelitian ini mengarah kepada kebijakan/strategi harga yang dilakukan oleh petani sebagai produsen yang menawarkan produk berupa ikan patin. Dalam hal ini petani keramba ikan patin memiliki keunggulan komparatif dimana pemeliharaan ikan patin mudah, pertumbuhan relatif cepat, responsif terhadap pakan buatan dapat dibudidayakan dalam tipe perairan yang buruk sekalipun. Dengan memperhatikan keunggulan komparatif produk tersebut sehingga petani dapat melakukan kebijakan harga tentu saja sebelumnya sudah menetapkan keuntungan yang diharapkan. Bagaimanapun maksimalisasi keuntungan tidak selalu menandakan harga tinggi yang tanpa alasan yang rasional. 3) Tempat/Distribusi Tempat/distribusi adalah sekelompok perantara yang berhubungan erat satu sama lain dan yang menyalurkan produk-produk kepada pembeli (Winardi, 1989: 299). Dalam hal ini diukur dengan indikator dari tempat/distribusi adalah: a) Lokasi yaitu pembeli tidak membutuhkan waktu lama untuk mencapai tempat keramba penjualan ikan Patin. b) Lokasi yaitu Akses jalan menuju tempat keramba mudah dijangkau oleh pembeli. c) Lokasi yaitu Alat transportasi/ kendaraan yang digunakan oleh pelanggan untuk mencapai lokasi keramba ikan menggunakan kelotok. d) Transportasi yaitu alat transportasi/ kendaraan yang digunakan oleh pelanggan untuk mencapai lokasi keramba ikan menggunakan kendaraan motor. e) Transportasi yaitu alat transportasi/ kendaraan yang digunakan oleh pelanggan untuk mencapai lokasi keramba ikan menggunakan pick-up.
Rantian/ Jurnal Sains Manajemen (IV/2) 2015 / 181 – 200
| 188
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September2015
f) Saluran yaitu pelanggan membeli ikan Patin untuk dijual kembali kepasarpasar di Kota Palangka Raya. g) Saluran yaitu pelanggan membeli ikan Patin untuk dijual kembali kepasarpasar diluar Kota Palangka Raya. 4) Promosi Promosi adalah bagian kegiatan yang dilakukan oleh petani/pengusaha untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan kelebihan-kelebihan produknya kepada pasar sasaran (Kotler, 2007:83). Dalam hal ini diukur dengan indikator dari promosi adalah: a) Pemasaran langsung yaitu penawaran produk oleh petani ikan keramba dilakukan melalui komunikasi lisan atau tatap muka langsung dengan calon pelanggan. b) Promosi penjualan yaitu penawaran (penjualan) produk/ ikan Patin oleh petani dilakukan melalui media elektronik (berupa telepon, sms). c) Periklanan yaitu Promosi ikan Patin keramba dilakukan melalui papan nama. d) Tenaga Penjualan yaitu promosi ikan Patin dilakukan melalui pelanggan dari mulut ke mulut. 5) Volume Penjualan Secara umum definisi penjualan dapat diartikan sebagai sebuah usaha atau langkah konkrit yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk baik itu berupa barang ataupun jasa dari produsen kepada konsumen sebagai sasarannya. Tujuan utama penjualan yaitu mendatangkan keuntungan atau laba dari produk ataupun barang yang dihasilkan produsen dengan pengelolaan yang baik (http://webmuhammadiyah.blogspot.com/2014/08/pengertian-penjualan-jenispenjualan.html). Dalam hal ini diukur dengan indikator dari penjualan adalah: a) Kondisi kemampuan penjualan yaitu setiap panen selalu habis terjual pada hari tersebut b) Frekuensi penjualan yaitu setiap kali panen habis terjual dalam 2 hari atau lebih c) Daya beli yaitu dalam satu kali panen pembelian berkisar >100 kg d) Kemampuan keuntungan yaitu setiap penjualan ikan Patin selalu menguntungkan bagi petani e) Syarat penjualan yaitu setiap penjualan ikan Patin keramba sesuai harga standar atau harga yang layak agar tidak rugi Teknik Analisa Data Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui bentuk persamaan regresi linier berganda serta untuk mengetahui pengaruh dari produk (X1), harga (X2), tempat/distribusi (X3), dan promosi (X4). Sedangkan variabel independen adalah volume penjualan (Y), dengan alat analisis seperti yang dikemukakan oleh Sulistyo (1982:203) adalah sebagai berikut: Y=b0+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+e Dimana: Y = volume penjualan X1 = produk X2 = harga X3 = tempat/distribusi X4 = promosi b0 = konstanta b1....b4 = koefisien regresi Untuk mendapatkan Koefisien Regresi Linier Berganda yaitu b0, b1, b2, b3, b4 menggunakan program SPSS.
Rantian/ Jurnal Sains Manajemen (IV/2) 2015 / 181 – 200
| 189
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September2015
Uji t (Uji Parsial), alat analisis ini adalah untuk menguji secara parsial atau masing-masing koefisien regresi apakah berpengaruh secara nyata atau tidak. Untuk itu pengajuan dilakukan dengan level signifikansi sebesar 5% dengan uji hipotesis sebagai berikut: H0:bi = 0; artinya X1 ,X2 ,X3 ,X4 tidak berpengaruh secara nyata terhadap pendapatan petani ikan keramba. Ha:bi ≠0; artinya X1 ,X2 ,X3 ,X4 berpengaruh secara nyata terhadap pendapatan petani ikan keramba. Keputusan: H0 diterima jika thitung ≤ ttabel (n-k-1; 0,05) H0 ditolak jika thitung ≥ ttabel (n-k-1; 0,05) Selanjutnya Sulistyo (1982: 171), mengemukakan rumus t hitung adalah sebagai berikut: Koefisien Determinasi (R2), Koefisien Determinasi ini digunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan atau variasi turun naiknya variabel independen terhadap variabel dependen dengan bentuk modelnya (seperti yang dikemukakan oleh M Sudrajat SW, 1984:84) adalah sebagai berikut:
Uji F, Alat uji ini digunakan untuk menguji pengaruh dari variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan tingkat kemaknaan sebesar 5% dengan hipotesis pengujian adalah sebagai berikut: H0:b1=b2=b3=b4=0; artinya secara bersama-sama variabel independen tidak berpengaruh secara nyata terhadap variabel dependen Ha:b1=b2=b3=b4≠0; artinya secara bersama-sama variabel independen berpengaruh secara nyata terhadap variabel dependen Pengambilan keputusan: Jika Fhitung≥Ftabel (n-K-1;K;0,05) maka H0 ditolak dan menerima Ha Jika Fhitung≤Ftabel (n-K-1;K;0,05) maka H0 diterima dan menolak Ha Rumus Fhitung seperti yang dikemukakan oleh M Sudrajat SW (1984:96) adalah sebagai berikut:
Uji Validitas, Pengertian validitas adalah aspek kecermatan pengukuran suatu alat ukur yang valid tidak hanya mampu menghasilkan data yang tepat akan tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut. Cermat berarti bahwa pengukuran itu dapat memberikan gambaran mengenai perbedaan yang sekecil-kecilnya mengenai perbedaan yang satu dengan yang lainnya. Variabelvariabel yang akan dianalisis dikatakan valid dengan ketentuan minimum r ≥ 0,2609. Uji Reliabilitas, alat ukur yang digunakan untuk menguji baik tidaknya kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan koefisien Alfa Cronbach (α). Dikatakan reliabilitas dari suatu instrumen diterima jika memiliki Alfa Cronbach lebih besar dari 0,600 atau AC > 0,600. Uji Asumsi Klasik Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier dimana variabel dependen dan independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Dalam uji normalitas yang digunakan adalah kurva penyebaran P-P Plot yaitu metode yang lebih akurat untuk melihat apakah data terdistribusi normal atau normal probability plot.
Rantian/ Jurnal Sains Manajemen (IV/2) 2015 / 181 – 200
| 190
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September2015
Dengan dasar pengambilan keputusan melihat grafik P-P Plot yaitu jika terlihat sebaran data bergerombol disekitar garis uji yang mengarah ke kanan atas dan tidak ada data yang terletak jauh dari sebaran data dengan demikian data dikatakan normal. Multikolinearitas pada hakekatnya adalah fenomena sampel. Dalam model regresi diasumsikan bahwa seluruh variabel independen (bebas) yang termasuk dalam model mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel dependen (terikat). M. Sudrajat SW (1983; 1981) menegaskan bahwa multikolinearitas terjadi jika: • Koefisien determinasi (R2) lebih besar dari 0,70. • Tidak ada satupun koefisien regresi yang diuji secara parsial atau uji t yang signifikan. Uji Heteroskedastisitas, Ghozali (2005; 107) model regresi yang baik adalah model homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji Glesjer. Asumsi utama uji Glesjer yaitu dengan melakukan regresi variabel independen terhadap residual (Ghozali, 2005; 111). Berdasarkan hasil uji Glejser yaitu dengan cara meregresikan antara independen variabel (Xi) dengan variabel dependen residual (YRESID) seperti pada lampiran 4. Jika thitung lebih kecil dari ttabel pada tingkat α tertentu maka mengakibatkan tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji Autokorelasi, digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada suatu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Prasyarat yang harus dipenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. (http://duwiconsultant.blogspot.com/2011/11/uji-autokorelasi.html) Metode yang sering digunakan adalah dengan uji Dorbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut: • Jika d
dL maka tidak terdapat autokorelasi HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden, dalam penelitian ini adalah petani ikan keramba yang telah menjalankan kegiatan usahanya yang terletak di daerah sungai Kahayan yaitu di Kelurahan Pahandut Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya. Jumlah responden petani ikan keramba Patin sebanyak 60 responden. Deskripsi Variabel Produk (X1) rata-rata jawaban responden adalah 4,37. Keadaan ini menunjukkan bahwa responden setuju dengan indikator-indikator produk diatas dapat mempengaruhi volume penjualan ikan Patin keramba di daerah aliran sungai Kahayan Kelurahan Pahandut, Kecamatan Pahandut, Kota Palangka Raya. Deskripsi Variabel Harga (X2) menunjukkan bahwa rata-rata dari rata-rata jawaban responden adalah 4,43. Situasi ini menunjukkan bahwa responden menyatakan setuju tentang indikator-indikator harga diatas dan dapat mempengaruhi terhadap volume penjualan ikan Patin keramba di daerah aliran sungai Kahayan Kelurahan Pahandut Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya. Deskripsi Variabel Distribusi/Tempat (X3), menunjukkan rata-rata dari rata-rata jawaban responden adalah 4,55, situasi ini menunjukkan bahwa responden menyatakan setuju tentang indikator-indikator distribusi/ tempat diatas dan dapat mempengaruhi volume penjualan ikan Patin keramba di daerah sungai Kahayan Kelurahan Pahandut Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya. Deskripsi Variabel Promosi (X4), menunjukkan bahwa rata-rata dari rata-rata jawaban responden adalah 4,53hal ini menunjukkan bahwa responden menyatakan setuju tentang indikator-indikator promosi diatas dan dapat mempengaruhi volume penjualan ikan patin keramba didaerah aliran sungai Kahayan, Kelurahan Pahandut Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya.
Rantian/ Jurnal Sains Manajemen (IV/2) 2015 / 181 – 200
| 191
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September2015
Deskripsi Variabel Volume Penjualan (Y), menunjukkan bahwa rata-rata dari rata-rata jawaban responden adalah 4,78. Keadaan ini menunjukkan bahwa responden menyatakan setuju terhadap indikator-indikator volume penjualan ikan Patin keramba di daerah aliran sungai Kahayan, Kelurahan Pahandut Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya. Uji Validitas Suatu skala atau instrumen pengukuran dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberi hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan tes yang memiliki validitas rendah akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran. Variabel-variabel yang akan dianalisis dikatakan valid dengan ketentuan minimum r ≥ 0,2609. Kriteria hasil uji validitas data yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner menunjukkan semua item adalah valid seperti pada tabel dibawah ini. Tabel 1 menunjukkan bahwa semua koefisien lebih besar dari 0,2609 maka kita dapat menyimpulkan semua item pada masing-masing variabel adalah valid.
Uji Reliabilitas Alat ukur yang digunakan untuk menguji baik tidaknya kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan koefisien Alfa Cronbach (α). Dikatakan reliabilitas dari suatu instrumen diterima jika memiliki Alfa Cronbach lebih besar dari 0,600 atau AC > 0,600. Hasil uji reliabiltas menunjukkan masing-masing item pada masing-masing variabel dengan koefisien semuanya menunjukkan lebih besar dari Alfa Cronbach. Hal ini menunjukkan bahwa data yang telah dikumpulkan dari para responden atau petani ikan keramba Patin di Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya adalah reliabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masing-masing item pada masing-masing variabel adalah reliabel karena AC > 0,600.
Rantian/ Jurnal Sains Manajemen (IV/2) 2015 / 181 – 200
| 192
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September2015
Uji Asumsi Klasik Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier dimana variabel dependen dan independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Dalam uji normalitas yang digunakan adalah kurva penyebaran p-plot yaitu metode yang lebih akurat untuk melihat apakah data terdistribusi normal atau normal probability plot. Dengan dasar pengambilan keputusan melihat grafik P.Plot yaitu jika terlihat sebaran data bergerombol disekitar garis uji yang mengarah ke kanan atas dan tidak ada data yang terletak jauh dari sebaran data dengan demikian data dikatakan normal. Kelima grafik diatas menunjukkan bahwa data mengikuti distribusi normal jadi model regresi yang digunakan memenuhi kriteria model regresi yang baik (BLUE) adalah model regresi yang memenuhi beberapa asumsi dasar, khususnya pada regresi linier berganda akan mengakibatkan pengambilan keputusan lebih tepat atau menggambarkan kondisi yang sebenarnya, karena semua titik pencar tidak jauh dari garis diagonal dan bahkan ada yang berada pada garis diagonal. Uji Multikolinearitas pada hakekatnya adalah fenomena sampel. Dalam model regresi diasumsikan bahwa seluruh variabel independen (bebas) yang termasuk dalam model mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel dependen (terikat M. Sudrajat SW (1983; 1981) menegaskan bahwa multikolinearitas terjadi jika: • Koefisien determinasi (R2) lebih besar dari 0,70 • Tidak ada satupun koefisien regresi yang diuji secara parsial atau uji t yang signifikan. Hasil analis regresi linier berganda dalam bentuk Ln yang terdapat pada tabel 5.12 menunjukkan bahwa koefisien determinasi (R2) = 0,584. Hal ini menunjukkan tidak terjadi multikolinearitas karena 0,584 ≤ R2 ≤ 0,70. Sedangkan hasil uji secara parsial atau uji t dengan α=0,05 semua koefisien variabel independen (bebas) signifikan. Artinya tidak terjadi multikolinearitas. Cara lain untuk mendeteksi multikolinearitas yaitu dengan melihat nilai variance inflation factor (VIF). Jika nilai VIF > 10 maka terjadi multikolinearitas.
Tabel diatas menunjukkan bahwa semua variabel independen (bebas) tidak terjadi multikolinearitas karena nilai VIF<10, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh terhadap variabel dependen
Rantian/ Jurnal Sains Manajemen (IV/2) 2015 / 181 – 200
| 193
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September2015
yaitu volume penjualan ikan Patin keramba di Kelurahan Pahandut Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya Uji Heteroskedastisitas Ghozali (2005; 107) model regresi yang baik adalah model homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji Glesjer. Asumsi utama uji Glesjer yaitu dengan melakukan regresi variabel independen terhadap residual (Ghozali, 2005; 111). Berdasarkan hasil uji Glejser yaitu dengan cara meregresikan antara independen variabel (Xi) dengan variabel dependen residual (YRESID) seperti pada lampiran 4. Jika thitung lebih kecil dari ttabel pada tingkat α tertentu maka mengakibatkan tidak terjadi heteroskedastisitas.
Jika nilai absolut residual di-regress dengan variabel bebas, dimana masing-masing variabel semuanya mempunyai nilai tidak signifikan karena t hitung lebih kecil dari ttabel pada α=0,05 atau 5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi linier berganda bebas dari gejala heteroskedastisitas. Uji autokorelasi untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada suatu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Prasyarat yang harus dipenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. (http://duwiconsultant.blogspot.com/2011/11/ujiautokorelasi.html) Metode yang sering digunakan adalah dengan uji Dorbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut: • Jika ddL maka tidak terdapat autokorelasi Berdasarkan hasil analisis menunjukkan nilai d=1,593, dL=1,41, K=4, α=5% dan N=60. Karena d=1,593>dL=1,41 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi positif. Hasil Estimasi Regresi Linier Berganda Variabel-variabel yang dianalisis dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen yaitu produk (X1), harga (X2), distribusi/tempat (X3) dan promosi (X4), sedangkan variabel dependen adalah volume penjualan (Y). Hasil estimasi regresi linier berganda seperti yang terdapat pada tabel 5.12.
Rantian/ Jurnal Sains Manajemen (IV/2) 2015 / 181 – 200
| 194
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September2015
Hasil estimasi yang terdapat pada Tabel 5.12 diatas dapat disusun dalam bentuk persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
Dari persamaan regresi diatas maka dapat diinterpretasikan beberapa hal antara lain: 1. Nilai konstanta persamaan diatas sebesar 0,419, jika X1, X2, X3 dan X4 sama dengan 0 maka Y=0,419. 2. Variabel produk memiliki koefisien regresi yang positif yaitu sebesar 0,050, jika variabel produk naik 1% maka mengakibatkan volume penjualan naik sebesar 0,050%. 3. Variabel harga memiliki nilai koefisien regresi yang positif yaitu sebesar 0,329, jika variabel harga naik 1% maka mengakibatkan volume penjualan naik sebesar 0,33% (Pengertian harga dalam penelitian ini adalah kebijakan harga dengan pemberian potongan harga/ diskon/ kelonggaran pembayaran, penawaran ikan patin oleh petani keramba, jika dinaikan 1% , maka mengakibatkan volume penjualan naik 0,33 % ). Dalam hal ini petani ikan patin keramba memiliki keunggulan komparatif produk (pemeliharaan ikan patin mudah, pertumbuhan relatif cepat, responsif terhadap pakan buatan, dapat dibudidayakan dalam tipe perairan yang buruk sekalipun) sehingga mampu melakukan kebijakan harga untuk meningkatkan volume penjualan. Tentu saja sebelumnya sudah menetapkan keuntungan yang diharapkan. Bagaimanapun maksimalisasi keuntungan tidak selalu menandakan harga tinggi yang tanpa alasan yang rasional. 4. Variabel distribusi/tempat memiliki nilai koefisien regresi yang positif yaitu sebesar 0,161, jika variabel distribusi/tempat naik 1% maka mengakibatkan volume penjualan naik sebesar 0,16%. 5. Variabel promosi memiliki nilai koefisien regresi yang positif yaitu 0,224, jika variabel promosi naik 1% maka mengakibatkan volume penjualan naik sebesar 0,22%. Nilai-nilai yang terdapat pada persamaan regresi diatas dapat diketahui bahwa variabel produk, harga, distribusi/tempat dan promosi mempunyai nilai koefisien regresi semuanya positif. Keadaan ini menunjukkan bahwa variabel-variabel tersebut berbanding lurus atau searah dengan variabel dependen (terikat) volume penjualan ikan Patin. Jika variabelvariabel bebas (independen) mengalami perubahan maka variabel terikat (dependen) juga akan berubah kearah yang sama. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Ucik Purnama Sari (2011) dan hasil penelitian Wiwi Yustikartini (2014). Keempat variabel bebas (independen) diatas maka variabel harga adalah variabel yang paling berpengaruh terhadap volume penjualan ikan patin keramba. Hal ini disebabkan koefisien variabel harga yang paling tinggi dibandingkan dengan variabel produk, distribusi/tempat dan promosi, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Hasmiar (2015) dan hasil penelitian RM Kunaat (2011) bahwa variabel harga lebih dominan terhadap volume penjualan Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi variasi variabel independen (X) terhadap variasi variabel dependen (Y) (Supranto, 1993; 289). Hasil analisis dengan menggunakan program SPSS yang terdapat pada lampiran 3 halaman 2 seperti pada tabel berikut ini. Tabel Model Summary
Nilai koefisien determinasi (R2) = 0,584. Artinya kemampuan dari variabel produk (X1), harga (X2), distribusi/tempat (X3) dan promosi (X4) untuk menjelaskan
Rantian/ Jurnal Sains Manajemen (IV/2) 2015 / 181 – 200
| 195
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September2015
secara bersama-sama terhadap variabel dependen volume penjualan ikan Patin (Y) sebesar 58,40%, sedangkan sisanya sebesar 41,60% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak tertampung di dalam model Pengujian Hipotesis Uji parsial atau uji t adalah alat uji yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil estimasi regresi linier berganda dalam bentuk Ln seperti pada tabel 5.15. Koefisien dari variabel produk (X1) adalah signifikan pada α = 0,05. Karena thitung=2,174 >ttabel=2,005. Artinya variabel produk berpengaruh secara nyata terhadap variabel volume penjualan ikan Patin keramba. Berarti hipotesis yang menyatakan bahwa produk berpengaruh secara nyata terhadap volume penjualan ikan patin keramba di Kelurahan Pahandut Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya sehingga hipotesis dapat diterima. Koefisien dari variabel harga (X2) adalah signifikan pada α=0,05. Karena thitung=4,099 >ttabel=2,005. Artinya variabel harga berpengaruh secara nyata terhadap volume penjualan ikan Patin keramba di Kelurahan Pahandut Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya. Berarti hipotesis yang menyatakan bahwa harga berpengaruh secara nyata terhadap volume penjualan ikan Patin keramba maka hipotesis bisa diterima. Koefisien dari variabel distribusi/tempat (X3) adalah signifikan pada α=0,05 , karena thitung=2,334 >ttabel=2,005. Artinya variabel distribusi/tempat berpengaruh secara nyata terhadap variabel volume penjualan ikan Patin keramba. Berarti hipotesis yang menyatakan bahwa distribusi/tempat berpengaruh secara nyata terhadap volume penjualan ikan Patin keramba di Kelurahan Pahandut Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya, maka hipotesis dapat diterima. Koefisien variabel promosi (X4) adalah signifikan pada α=0,05, karena thitung=2,153 >ttabel=2,005. Artinya variabel promosi berpengaruh secara nyata terhadap variabel volume penjualan ikan Patin keramba di Kelurahan Pahandut Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya, maka hipotesis dapat diterima. Uji F (Simultan) Uji Fisher atau uji simultan bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel produk (X1), harga (X2), distribusi/tempat (X3) dan Promosi (X4) secara bersama-sama terhadap variabel volume penjualan ikan Patin keramba. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel. Tabel Anova
Berdasarkan pada tabel 5.16 menunjukkan bahwa Fhitung=19,284 >Ftabel=2,54. Artinya bahwa variabel independen (bebas) secara bersama-sama atau simultan berpengaruh secara nyata terhadap variabel dependen (terikat) volume penjualan ikan Patin keramba di Kelurahan Pahandut Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya, maka hipotesis dapat diterima. PEMBAHASAN Koefisien regresi dari produk (b1) = 0,050 dan t hitung=2,174>ttabel=2,005 dan α=5%. Artinya bahwa variabel produk berpengaruh secara nyata terhadap variabel volume penjualan. Jika variabel produk naik 1% maka mengakibatkan volume penjualan naik sebesar 0,05%. Pengertian produk dalam penelitian ini berkaitan dengan indikator (pemeliharaan ikan patin lebih mudah dibanding dengan ikan lainnya, pertumbuhan ikan patin relatif cepat karena responsif terhadap pakan buatan, ikan patin dapat dibudidayakan di berbagai tipe perairan karena dapat hidup pada perairan yang buruk sekalipun dan mampu bertahan dengan kandungan oksigen yang rendah, ikan patin ditawarkan dalam keadaan segar dan sehat, berat ikan yang ditawarkan minimal 1 – 2
Rantian/ Jurnal Sains Manajemen (IV/2) 2015 / 181 – 200
| 196
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September2015
kilo/ekor). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Hasniar (2015) yang menemukan bahwa Variabel produk, secara signifikan berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu penjualan. Dengan demikian hasil penelitian tidak bertentangan dengan hasil penelitian sebelumnya yaitu penelitian Hasniar (2015) yang menyatakan nilai koefisien regresi untuk variabel produk positif (0,339) Koefisien regresi dari harga (b2) sebesar 0,329 dan t hitung=4,099>ttabel=2,005 dan α=5%. Artinya bahwa variabel harga berpengaruh secara nyata terhadap volume penjualan ikan patin di Desa Pahandut Kelurahan Pahandut Kota Palangka Raya. Jika variabel harga naik 1% maka mengakibatkan volume penjualan naik sebesar 0,33%. (Pengertian harga dalam penelitian ini adalah kebijakan harga dengan pemberian potongan harga/diskon/kelonggaran pembayaran, penawaran ikan patin oleh petani keramba, jika dinaikkan 1% , maka mengakibatkan volume penjualan naik 0,33 %). Dalam hal ini petani ikan patin keramba memiliki keunggulan komparatif produk (pemeliharaan ikan patin mudah, pertumbuhan relatif cepat, responsif terhadap pakan buatan, dapat dibudidayakan dalam tipe perairan yang buruk sekalipun) sehingga mampu melakukan kebijakan harga untuk meningkatkan volume penjualan. Selain itu ikan merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat Kota Palangka Raya pada umumnya, sehingga meskipun harga naik tetapi tidak mengurangi permintaan terhadap ikan. Berhubung harga ikan patin relatif lebih rendah dibandingkan harga ikan lainnya maka pilihan masyarakat pada ikan patin. Dengan demikian hasil penelitian ini tidak bertentangan dengan hasil penelitian Hasniar (2015) yang mengemukakan bahwa variabel harga memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar 0,419. Koefisien regresi dari distribusi/tempat (b3) = 0,161 dan t hitung=2,334>ttabel=2,005 dan α=5%. Artinya apabila variabel distribusi/tempat naik 1% maka akan mengakibatkan volume penjualan naik sebesar 0,16% (pengertian saluran distribusi dalam penelitian ini adalah akses jalan menuju lokasi petani keramba ikan patin mudah dijangkau, tidak membutuhkan waktu lama untuk mencapai tempat keramba, alat transportasi tersedia dengan baik). Dengan demikian hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Hasniar (2015) yang mengemukakan bahwa nilai koefisien regresi dari variabel distribusi sebesar 0,154. Koefisien regresi dari promosi (b4) = 0,224 dan thitung=2,153>ttabel=2,005 dan α=5%. Artinya apabila variabel promosi naik sebesar 1% maka akan mengakibatkan volume penjualan naik sebesar 0,22%. Adapun bentuk promosi yang di lakukan oleh petani keramba ikan patin dalam penelitian ini adalah seperti dilakukannya komunikasi langsung dengan konsumen (personal selling), promosi melalui elektronik (telepon, sms), melalui papan nama, dan melalui pelanggan dari mulut ke mulut). Sesuai dengan hasil penelitian terdahulu Ucik Purnama Sari (2011) dan hasil penelitian Yustikarina. Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen produk, harga, distribusi/tempat dan promosi yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen volume penjualan. Uji simultan yaitu untuk mengetahui pengaruh dari variabel produk, harga, distribusi/tempat dan promosi terhadap volume penjualan ikan Patin dimana Fhitung=19,284>Ftabel=2,54 dan α=0,05. Artinya bahwa secara simultan dari variabel produk, harga, distribusi/tempat dan promosi berpengaruh secara nyata terhadap volume penjualan ikan Patin keramba. Hubungan antar variabel dalam penelitian ini dapat dideskripsikan sebagai berikut : pengukuran volume penjualan di dasarkan pada jumlah penjualan, akan mengalami perubahan naik, jika suatu produk dapat melebihi harapan pelanggan, dan salah satu orientasi penetapan harga adalah untuk meningkatkan volume penjualan, maka kebijakan harga seperti pemberian diskon kontan, diskon kuantitas, ataupun kelonggaran pembayaran sering dilakukan oleh produsen untuk meningkatkan volume penjualan, tetapi lancer tidaknya aliran produk (distribusi) sampai ke konsumen akan sangat mempengaruhi tinggi rendahnya target volume penjualan, demikian juga peran promosi
Rantian/ Jurnal Sains Manajemen (IV/2) 2015 / 181 – 200
| 197
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September2015
sangat mempengaruhi tingkat volume penjualan, sebab konsumen sangat perlu sekali untuk dipengaruhi bahkan di paksa untuk melakukan transaksi. Sesuai dengan hasil penelitian terdahulu Ucik Purnama Sari (2011) dan hasil penelitian Wiwi Yustikarina. Implikasi penelitian Penulis meyakini dengan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan khususnya bagi peneliti-peneliti yang akan datang terkait dengan berbagai tinjauan pustaka yang telah dipaparkan oleh penulis maupun alat analisis yang digunakan sampai dengan pemberian pemaknaan dari angka-angka hasil analisis yang di deskripsikan sehingga dapat memberikan pemanfaatan di segi ilmu pengetahuan. Dengan dipaparkan hasil dari penelitian ini penulis memberikan saran kepada pihak pemerintah agar dapat memperhatikan kegiatan budi daya ikan keramba yang terkait dengan penyediaan pakan, pencemaran limbah, akses jalan, dan kebijakan harga yang selalu dapat menguntungkan baik bagi petani ikan keramba maupun menguntungkan bagi pembeli atau konsumen atau anggota masyarakat sehinga kesejahteraan masyarakat di segi sandang pangan sehingga memberikan kontribusi kecerdasan bagi generasi penerus Keterbatasan Penelitian Berdasarkan hasil penelitian nilai koefisien determinasi (R2=0,584) yang artinya kemampuan dari variabel produk, harga, distribusi, promosi dapat mengukur besarnya kontribusi/pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) sedangkan sisanya 41,60% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak tertampung dalam model ini. Oleh sebab itu ada peluang bagi peneliti yang akan datang untuk meneliti variabel lainnya umpamanya variabel kemampuan personal dalam melakukan negosiasi penawaran, variabel selera, variabel tingkat pendapatan masyarakat, variabel bibit, variabel pakan dan lain-lain. KESIMPULAN Produk menunjukkan adanya pengaruh yang nyata terhadap volume penjualan ikan Patin keramba Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya hal ini ditunjukkan oleh thitung=2,174>ttabel=2,005 pada tingkat α=0,05 atau 5%. Harga mempunyai pengaruh yang nyata terhadap volume penjualan ikan Patin hal ini dibuktikan oleh thitung=4,113>ttabel=2,005 pada tingkat α=0,05 atau 5%. (Harga dalam penelitian ini adalah indikator pemberian potongan harga/diskon/kelonggaran pembayaran, penawaran ikan patin oleh petani keramba). Dalam hal ini petani ikan patin keramba memiliki keunggulan komparatif produk (pemeliharaan ikan patin mudah, pertumbuhan relatif cepat, responsif terhadap pakan buatan, dapat dibudidayakan dalam tipe perairan yang buruk sekalipun) sehingga mampu melakukan kebijakan harga untuk meningkatkan volume penjualan. Distribusi/tempat berpengaruh secara nyata terhadap volume penjualan ikan Patin, karena thitung=2,335>ttabel=2,005 pada tingkat α=0,05 atau 5%. (pengertian saluran distribusi dalam penelitian ini adalah akses jalan menuju lokasi petani keramba ikan patin mudah dijangkau, tidak membutuhkan waktu lama untuk mencapai tempat keramba, alat transportasi tersedia dengan baik). Promosi menunjukkan adanya pengaruh secara nyata terhadap volume penjualan ikan Patin keramba di Desa Pahandut Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya pada tingkat α=0,05 atau 5%. Hal ini dibuktikan oleh thitung=2,153>ttabel=2,005. Variabel produk, harga, distribusi/tempat, promosi berpengaruh nyata secara simultan terhadap variabel volume penjualan yang dijelaskan sebagai berikut: Hasil pengujian dengan menggunakan uji simultan yaitu produk, harga, distribusi/tempat dan promosi secara bersama-sama berpengaruh secara nyata terhadap volume penjualan ikan Patin keramba. Hal ini dibuktikan dengan Fhitung=19,284>Ftabel=2,54 dengan tingkat α=0,05 atau 5%.
Rantian/ Jurnal Sains Manajemen (IV/2) 2015 / 181 – 200
| 198
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September2015
SARAN Disarankan kepada Pemerintah Daerah Kota Madya Palangka Raya untuk dapat mendirikan pabrik pakan budidaya ikan keramba melalui Usaha Kecil dan Mikro (UKM) sehingga mampu mengurangi biaya operasional petani budidaya ikan keramba. Bagi petani keramba ikan patin harus memperhatikan dan meningkatkan kualitas produk yaitu ikan patin dengan memperhatikan dan menjaga cara pemeliharaan, pakan, bibit dan kebersihan keramba. Petani keramba hendaknya menjaga dan memperhatikan kebijakan harga yang memihak kepada konsumen dengan membuat kebijakan-kebijakan harga yang menarik bagi konsumen. Petani keramba hendaknya lebih aktif untuk melakukan promosi dengan membuat spanduk, traktat, SMS/telepon, menawarkan langsung dengan pengusaha katering dan pedagang pengecer ikan. Untuk meningkatkan saluran distribusi petani lebih aktif dalam menawarkan produk, dengan mengantarkan produk kepada pelanggan jika pelanggan membeli dalam jumlah banyak, juga membina hubunganhubungan baik dan menambah pedagang/pengecer yang menjual ikan dari petani keramba. Bagi pihak instansi terkait hendaknya lebih memperhatikan para petani keramba ikan patin ini dengan menyediakan sarana dan prasarana seperti jalan, modal, keahlian dan lain-lain. Bagi petani keramba ikan Patin hendaknya lebih memperhatikan meliputi pemeliharaan, pakan, kondisi air, selera konsumen, dan kualitasnya.
Rantian/ Jurnal Sains Manajemen (IV/2) 2015 / 181 – 200
| 199
JSM (Jurnal Sains Manajemen) Program Magister Sains Manajemen UNPAR
ISSN : 2302-1411 Volume IV, Nomor 2, September2015
DAFTAR RUJUKAN Frank. G. Gobli, 1987, Mazhab Ketiga Psikologi Humanistik Abraham Maslow, Jogjakarta: Penerbit Kanisius. Hasniar, 2015, Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Penjualan Hasil Tanggapan Ikan pada Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Paotere Makasar, Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Hasanuddin, Makasar. (Tidak Dipublikasikan). http://webmuhammadiyah.blogspot.com/2014/08/pengertian-penjualan-jenispenjualan.html, (diakses pada 12 Juni 2015) Kotler dan Keller., 2009, Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi Ketiga Belas, Alih Bahasa Bob Sabran, Jakarta: Erlangga Kotler dan Keller., 2009, Manajemen Pemasaran, Jilid 2, Edisi Ketiga Belas, Alih Bahasa Bob Sabran, Jakarta: Erlangga Kotler, Philip dan A.B. Susanto, 2000, Manajemen Pemasaran di Indonesia, Buku 2, Jakarta: Salemba Empat Kotler, Philip dan Kevin, L.K, 2007, Manajemen Pemasaran, Terjemahan Benyamin Molan, Edisi Keduabelas Jilid 1, Cetakan Kedua, Jakarta: PT. Indeks. Kumaat, Tujuwale, Mandei, Lumentut, 2011, Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Volume Penjualan Minyak Goreng Kemasan (Bermerek) di Kota Manado, Vol.1, No.1, Hal : 25-34 Lamb, Hair, McDaniel., 2001, Pemasaran Buku 1, Edisi Pertama, Alih Bahasa David Octarevia, Jakarta: Salemba Empat. Lamb, Hair, McDaniel., 2001, Pemasaran Buku 2, Edisi Pertama, Alih Bahasa David Octarevia, Jakarta: Salemba Empat. Machfoed, Mahmud, 2010, Komunikasi Pemasaran Modern, Yogyakarta: Cakra Ilmu. Marwan. A, dkk., 1986. Manajemen Perusahaan, Pendekatan Operasional. Yogyakarta: BPFE Sugiyono, 2001, Metode Penelitian Administratif, Bandung: Alfabeta Swastha, Basu dan Irawan, 2000, Manajemen Pemasaran Modern, (Edisi II, Get. VHI), Yogyakarta: Liberty Ucik Purnama., 2011, Pengaruh Marketing Mix Terhadap Keputusan Konsumen Untuk Menginap di Aquarius Boutique Hotel Palangka Raya, Tesis Program Studi Magister Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Palangka Raya, Palangka Raya (Tidak Dipublikasikan) Winardi, 1989, Strategi Pemasaran (Marketing Strategy), Bandung: Mandar Maju. Wiwi Yustikartini, 2014, Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Impulsif Buying Pada KPD (Koperasi Persekutuan Dayak) Swalayan Palangka Raya, Tesis Program Studi Magister Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Palangka Raya, Palangka Raya (Tidak Dipublikasikan)
Rantian/ Jurnal Sains Manajemen (IV/2) 2015 / 181 – 200
| 200