Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
1 ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP VOLUME PENJUALAN PRODUK Dina Fitriyono
[email protected]
Khuzaini Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purchasing decision is the selection of an action of two or more alternative options. A customer who wants to make a choice should have an alternative choice one of the ways is by seeing the product quality. Therefore, product quality is something that should be considered by the company since good product quality will give satisfaction to the customer. The purpose of this research is to find out the significance influence of the product quality and image to the purchasing decision in the environment. Multiple linear regressions, F-test, and t-test are the analysis techniques that are used to analyze the influence of the variables in this research. The population is the students who are total number of samples are 100 respondents. Simultaneously the result of the test shows that product quality and image are significantly influence to the purchasing decision. This result indicates that the fluctuation of customers’ decision in purchasing Botan Sarden is determined by how good their perception on product quality and how good their perception on the brand image of the product since the product quality is the primary part of company’s strategy in achieving continuous excellence either as market leader or as a strategy it should grow. Product’s superiority will create a perception of good quality or image to the customer. Keywords: Product, Pricing, Promotion, Place, and Volume Sales. ABSTRAK Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi akan memicu persaingan dalam perekonomian tersebut, perusahaan dituntut untuk dapat menyusun dan menerapkan suatu strategi pemasaran yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi pasar dan mampu memanfaatkan kesempatan yang ada. Pengetahuan tentang bauran pemasaran yang baik dalam upaya pelaksanaa kegiatan pemasaran secara intensif menjadi faktor penting yang harus diketahui perusahaan dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan menjangkau konsumen sebanyak-banyaknya. Dengan penelitian tentang bauran pemasaran diharapkan bisa membantu untuk mewujudkan tujuan suatu perusahaan.Teknik analisa yang digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda, Uji F dan Uji t. Adapun populasi digunakan adalah konsumen para pengguna / pemakai Makanan Kaleng Merk Botan dengan sampel sebesar 100 responden. Hasil pengujian secara simultan menunjukkan variabel produk, harga, promosi, dan tempat secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan volume penjualan makanan kaleng Merk Botan (Sarden). Dengan menggunakan pengujian secara parsial menunjukkan variabel kualitas produk, harga, promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan volume penjualan makanan kaleng Merk Botan (Sarden), dan hanya variabel tempat yang mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap volume penjualan makanan kaleng Merk Botan (Sarden). Dan variabel promosi yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap volume penjualan makanan kaleng Merk Botan (Sarden). Kata Kunci : Produk, Harga, Promosi, Tempat dan Volume Penjualan
PENDAHULUAN Indonesia memiliki kekayaan sumber daya laut terutama ikan yang melimpah yang dapat digunakan sebagai penggerak perekonomian Negara. Ikan sendiri sebagai salah satu hasil laut merupakan sumber protein hewani yang cukup tinggi yang berguna dalam peningkatan gizi masyarakat. Usaha perikanan dapat berkembang melalui kegiatan perikanan mulai dari penangkapan sampai dengan budidaya yang dilakukan untuk mencukupi kebutuhan akan ikan. Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
2 kemajuan teknologi akan memicu persaingan dalam perekonomian tersebut, perusahaan dituntut untuk dapat menyusun dan menerapkan suatu strategi pemasaran yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi pasar dan mampu memanfaatkan kesempatan yang ada. Keberhasilan suatu perusahaan dalam memasarkan produknya ditentukan oleh strategi yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi dari pasar sasarannya. Perusahaan dituntut untuk mampu menerapkan bauran pemasaran yang lebih kompetitif yang mampu menganalisis situasi, menentukan sasaran pemasaran yang tepat, seleksi dan analisis target pasar. Serta mampu merancang bauran pemasaran sehingga mampu beradaptasi dengan dinamika bisnis yang menuntut adanya suatu persaingan yang kompetitif, sehingga mampu mencapai target yang telah ditentukan perusahaan. Menurut Kotler (2007:65), untuk menentukan strategi ini ada hal yang perlu yaitu : Produk, Harga , Tempat , dan Promosi. Pemasaran merupakan salah satu faktor penting dalam proses kegiatan perusahaan, di mana kegiatan pemasaran secara langsung mengarahkan pada pencapaian tujuan perusahaan yang salah satunya adalah peningkatan volume penjualan yang ujung-ujungnya memperoleh sejumlah laba yang optimal, sehingga dapat dikatakan bahwa laba diperoleh suatu perusahaan merupakan pencerminan dari keberhasilan aktivitas pemasaran perusahaan itu sendiri. Dari beberapa strategi tersebut diatas, promosi dan kebijakan harga dalam hal ini adalah pemberian potongan harga merupakan bagian yang penting serta berpengaruh terhadap peningkatan hasil penjualan. Promosi dapat menambah serta mempengaruhi konsumen terhadap nilai terhadap barang atau jasa ya ng sedang diedarkan dipasaran. Kegiatan ini mendorong dan mengarahkan konsumen untuk membeli, sehingga penjualan akan meningkat sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Selain itu pula pemberian potongan harga kepada pelanggan maupun pada saat pembelian dalam skala yang lebih besar sedikit banyak akan menambah bahkan mempertahankan minat konsumen untuk pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Pengetahuan tentang bauran pemasaran yang baik dalam upaya pelaksanaa kegiatan pemasaran secara intensif menjadi faktor penting yang harus diketahui perusahaan dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan menjangkau konsumen sebanyak-banyaknya. Dengan penelitian tentang bauran pemasaran diharapkan bisa membantu untuk mewujudkan tujuan suatu perusahaan. Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan pokok permasalahan yang akan dibahas adalah “Apakah Bauran Pemasaran secara parsial berpengaruh terhadap Volume Penjualan pada Produk Botan Sarden pada PT. Puji Surya Indah ?”, “Fakor manakah yang paling dominan dalam menentukan Volume Penjualan Botan Sarden pada PT. Puji Surya Indah?” Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah “Untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran secara parcial terhadap Volume penjualan pada PT. Puji Surya Indah.”, “Untuk mengetahui faktor manakah yang berpengaruh terhadap Volume Penjualan pada PT. Puji Surya Indah. TINJAUAN TEORITIS Pemasaran Pemasaran memiliki peranan yang sangat penting dalam kegiatan ekonomi. Pemasaran merupakan fungsi dari perusahaan yang bertugas menentukan pelanggan sasaran serta menentukan cara yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mitra kerja secara kompetitif. Umar (2006:71) menyatakan pemasaran adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen secara paling efisien dengan maksud untuk menciptakan pemasaran yang efektif. Stanton (2008:65), mengemukakan pengertian pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga,mepromosikan dan mendistribusikan produk yang dapat memuaskan keinginan dalam mencapai tujuan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
3 perusahaan. Menurut Lamb, dkk (2007:41), pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi, dan distribusi sejumlah ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi. Kegiatan pemasaran (marketing) sangat menyentuh setiap kehidupan manusia. Melalui sarana pemasaran (marketing), produk dan jasa yang menciptakan standar hidup dikembangkan dan disuguhkan kepada masyarakat. Pemasaran mencakup banyak kegiatan, mulai dari riset pemasaran, pengembangan produk, distribusi, periklanan, dan kegiatan pemasaran lainnya. Pemasaran memadukan beberapa kegiatan yang dirancang untuk melayani dan memenuhi kebutuhan konsumen dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. Keberhasilan perusahaan pada dasarnya adalah keberhasilan dalam pemasarannya. Konsep Pemasaran Menurut Kotler (2007:37), Konsep pemasaran adalah sebagai sebuah falsafah bisnis yang menyatakan pemuas kebutuhan mitra kerja merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Kotler (2007:52), ada beberapa konsep yang merupakan dasar pelaksanaa kegiatan pemasaran suatu perusahaan yaitu: (1). Konsep produksi, konsep produksi menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia di banyak tempat dan murah harganya. Seorang manager organisasi yang berorientasi produksi memusatkan perhatian pada usaha-usaha untuk mencapai efisiensi produksi yang tinggi dan distribusi yang luas. (2). Konsep Penjualan, konsep Penjualan menyatakan bahwa konsumen, jika diabaikan biasanya tidak aan membeli produk organisasi dalam jumlah yang cukup. Karena itu, suatu perusahaan harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif. Konsep ini mengasumsikan bahwa konsumen malas atau enggan melakukan pembelian dan untuk itu harus didorong supaya membeli produk dari perusahaan. (3). Konsep Pemasaran, konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk meraih tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif daripada para pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran. (4). Konsep Pemasaran berwawasan sosial, konsep ini menyatakan bahwa tugas organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan, dan kepentingan pasar sasaran dan memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efekif dan efisien daripada pesaing dengan mempertahankan dan menigkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat. Strategi Pemasaran Menurut Kotler (2007:71), strategi adalah suatu rencana yang diutamakan untuk mencapai tujuan. Beberapa perusahaan mungkin mempunyai tujuan yang sama tetapi strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut mungkin saja berbeda-beda. Strategi Pemasaran adalah logika pemasaran, dan berdasarkan itu, unit bisnis diharapakan untuk mencapai sasaran. Bauran Pemasaran Menurut Swastha (2007:73), bauran pemasaran merupakan kombinasi dari 4 variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yaitu: produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi”. Bauran Pemasaran merupakan salah satu komponen utama dalam pemasaran yang akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan suatu organisasi/perusahaan. Menurut Kotler (2007:76), bauran pemasaran/marketing mix adalah campuran dari variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk mencapai tingkat penjualan yang diinginkan dalam pasar sasaran. Produk
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
4 Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Menurut Swastha (2007:71), produk adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba, maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestice perusahaan dan pegecer, pelayanan perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhannya. Tahapan pembuatan produk menurut Swastha (2007:94): (1). Perencanaan Produk, mencakup semua kegiatan produsen dan penyalur untuk menentukan susunan produk linenya. (2). Pengembangan Produk, mencakup kegiatan teknis tentang penelitian, pembuatan dan pendesainan produk. (3). Perdagangan, mencakup semua kegiatan perencanaan dari produsen ke penyalur untuk menyesuaikan produknya dengan permintaan pasar. Tingakatan Produk Menurut Kotler (2007:94) ada lima tingkatan produk, yaitu core benefit, basic product, expected product, augmented product dan potential product. Penjelasan tentang kelima tingkatan produk adalah: (1). Core benefit (namely the fundamental service of benefit that costumer really buying) yaitu manfaat dasar dari suatu produk yag ditawarkan kepada konsumen. (2). Basic product (namely a basic version of the product) yaitu bentuk dasar dari suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca indra. (3). Expected product (namely a set of attributes and conditions that the buyers normally expect and agree to when they purchase this product) yaitu serangkaian atribut-atribut produk dan kondisi-kondisi yang diharapkan oleh pembeli pada saat membeli suatu produk. (4). Augmented product (namely that one includes additional service and benefit that distinguish the company’s offer from competitor’s offer) yaitu sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing. (5). Potential product (namely all of the argumentations and transformations that this product that ultimately undergo in the future) yaitu semua argumentasi dan perubahan bentuk yang dialami oleh suatu produk dimasa datang.
Klasifikasi Produk Menurut Kotler (2007:91), produk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu: (1). Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama. (2). Berdasarkan aspek daya tahannya. (3). Berdasarkan tujuan konsumsi. Bauran Produk Menurut Kotler dan Amstrong (2007:49), produk sebagai salah satu variabel bauran pemasaran memiliki bauran produk tersendiri. Menurut Kotler dan Amstrong (2007:62) bauran produk terdiri dari: (1). Jenis produk. (2). Mutu/ kualitas. (3). Rancangan. (4). Ciriciri. (5). Nama merk. (6). Kemasan. (7). Ukuran. (8). Pelayanan. Untuk menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan, maka perusahaan harus memproduksi produk yang berkualitas dan bermanfaat secara optimal. Harga Menururt Kotler (2007:49), harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jasa. Secara lebih luas, harga adalah keseuruhan nilai yang ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah produk atau jasa. Keputusan harga harus dikoordinasikan dengan rancangan produk, distribusi, dan promosi yang membentuk progra pemasaran yang konsisten dan efectif. Komponen harga merupakan salah satu komponen dari Marketing Mix yang tidak boleh diabaikan peranannya dalam mempenaruhi besar kecilnya volume penjualan bagi perusahaan. Tujuan Penetapan harga
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
5 Menurut Stanton (2008:55) Penjual barang dalam menetapkan harga dapat mempunyai tujuan yang berbeda satu sama lain antar penjual maupun antar barang yang satu dengan yang lain. menurut Stanton (2008:61), tujuan penetapan harga adalah sebagai berikut: (1). Penetapan harga untuk mencapai penghasilan atas investasi. Biasanya besar keuntungan dari suatu investasi telah ditetapkan prosentasenya dan untuk mencapainya diperlukan penetapan harga tertentu dari barang yang dihasilkannya. (2). Penetapan harga untuk kestabilan harga. Hal ini biasanya dilakukan untuk perusahaan yang kebetulan memegang kendali atas harga. Usaha pengendalian harga diarahkan terutama untuk mencegah terjadinya perang harga, khususnya bila menghadapi permintaan yang sedang menurun. (3). Penetapan harga untuk mempertahankan atau meningkatkan bagiannya dalam pasar. Apabila perusahaan mendapatkan bagian pasar dengan luas tertentu, maka ia harus berusaha mempertahankannya atau justru mengembangkannya. Untuk itu kebijaksanaan dalam penetapan harga jangan sampai merugikan usaha mempertahankan atau mengembangkan bagian pasar tersebut. (4). Penetapan harga untuk menghadapi atau mencegah persaingan. Apabila perusahaan baru mencoba-coba memasuki pasar dengan tujuan mengetahui pada harga berapa ia akan menetapkan penjualan. Ini berarti bahwa ia belum memiliki tujuan dalam menetapkan harga coba-coba tersebut. (5). Penetapan harga untuk memaksimir laba. Tujuan ini biasanya menjadi anutan setiap usaha bisnis. Kelihatannya usaha mencari untung mempunyai konotasi yang kurang enak seolah-olah menindas konsumen. Padahal sesungguhnya hal yang wajar saja. Setiap usaha untuk bertahan hidup memerlukan laba. Memang secara teoritis harga bisa berkembang tanpa batas. Faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan harga Menurut kotler dan Amstrong (2007:61), faktor-faktor yg mempengaruhi penetapan harga: (1). Faktor internal, (a). Tujuan pemasaran perusahaan. (b). Strategi bauran pemasaran. (c). Biaya. (d). Organisasi. (2). Faktor Eksternal. (a). Sifat pasar dan pemasaran. (b). Persaingan. Metode Penetapan Harga Menurut Kotler & Amstrong (2007:74), secara garis besar metode penetapan harga dapat dikelompokkan menjadi empat kategori utama yaitu: (1). Metode Penetapan Harga Berdasarkan Permintaan. (2). Skiming pricing. (3). Penetration pricing. (4). Prestige pricing. (5). Price-lining pricing. (6). Odd-even pricing yakni harga yang besarnya mendekati jumlah genap tertentu. (7). Demand-backward pricing. (8). Bundle-pricing. Saluran Distribusi Menurut Kotler (2007:122), saluran distribusi adalah suatu perangkat organisasi yang tergantung yang tercakup dalam proses yang membuat produk atau jasa menjadi untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis. Dari pandangan para ahli tersebut dapat kita simpulkan bahwa salah satu cabang dari saluran pemasaran yaitu terkait dengan masalah penyaluran barang dari produsen kepada konsumen ataupun konsumen industri. Sehingga dalam hal ini saluran distribusi mempunyai tugas untuk menyampaikan produk ataupun jasa yang diproduksi oleh perusahaan atau produsen kepada para konsumen ataupun konsumen industri. Volume Penjualan Kemajuan suatu perusahaan atau suatu usaha merupakan suatu yang luar biasa yang diperoleh perusahaan atau usaha tersebut. Adanya pemilihan promosi yang tepat dan diversifikasi produk saat siklus produk merupakan hal yang amat krusial untuk menentukan maju atau mundurnya suatu usaha. Tidak lepas dari itu semua, tingkat
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
6 penjualan yang terjadi merupakan titik kunci atau indikator suatu perusahaan dapat bertahan atau tidaknya dalam dunia usaha. Menurut Swastha (2007:78), penjualan dapat diartikan sebagai Ilmu dan seni yang mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjualan untuk mengajak orang lain agar membeli barang atau jasa yang ditawarkan”. Menurut Stanton (2008:69) menyatakan bahwa “Menjual merupakan aktivitas atau kegiatan yang dapat menguntungkan apabila rencana atau bagian dari menjual tersebut sudah menjadi aksi”. Volume penjualan memilikim arti penting yang besarnya kegiatankegiatan yang dilakukan secara efektif oleh penjualan untuk mendorong agar konsumen melakukan pembelian. Dan tujuan dari volume penjualan ini adalah untuk memperkirakan besarnya keuntungan yang diterima dengan menjual produk kepada konsumen serta biaya yang sudah dikeluarkan. Naik turunnya volume penjualan perusahaan dapat dilihat dari intesitas pembelian konsumen dan area perusahaan. Adapun indikator dari volume penjualan menurut Kotler (2007:74) antara lain: (1). Harga. (2). Promosi. (3). Saluran Distribusi. (4). Produk. Berdasarkan indikator tersebut diatas maka strategi bauran pemasaran diperlukan dalm meningkatkan volume penjualan. Hipotesis Menurut Sugiyono (2007:96), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Berdasarkan kerangkan pemikiran diatas, hipotesis peneltian adalah sebagai berikut: (1). Produk mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Volume Penjualan. (2). Harga mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap volume penjualan. (3). Saluran Distribusi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap volume penjualan. (4). Promosi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap volume penjualan. METODE PENELITIAN Jenis penelitian Jenis penelitian berdasarkan karakteristik masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi deskriptif. studi deskriptif merupakan penelitian yang melukiskan sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu yang diperoleh peneliti dari subjek berupa: individu, organisasional, industri atau perspektif yang lain. Tujuan studi ini untuk menjelaskan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena yang diamati”. Gambaran Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah pengguna dari produk Botan Sarden yang diproduksi oleh PT. Puji Surya Indah. Teknik Pengambilan Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah konsumen para pengguna / pemakai Makanan Kaleng Merk Botan. Untuk melakukan sebuah penelitian, seorang peniliti tidak harus meneliti keseluruhan anggota populasi yang ada. Peneliti dapat memilih beberapa
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
7 orang yang diangap dapat mewakili populasi tersebut. Sampel adalah subset dari populasi atau beberapa anggota dari populasi yang diamati. Dalam penelitian ini pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah 100 responden. Adapun penilian jawaban responden tersebut akan diberi penilaian mengingat data-data dalam penelitian ini merupakan data kualitatif yang di kuantitatifkan maka menggunakan skala Likert dengan rentang skala 1-4 dengan kriteria nampak pada Tabel 1: Tabel 1 Skala Likert Skala interval 1 2 3 4
Kategori Sangat tidak Setuju / Baik / Mempengaruhi Tidak Setuju / Baik / Mempengaruhi Setuju / Baik / Mempengaruhi Sangat Setuju / Baik / Mempengaruhi
Kode Jawaban d c b a
Sumber: Sugiyono (2007:85) Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai sumber dan berbagai cara. Pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpulan data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data pada pengumpulan data, misalnya lewat kuesioner (angket), observasi. Sugiyono (2007:137). Variabel dan Definisi Operasional Variabel Variabel Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam mendefinisikan variable-variable yang dianalisis maka perlu dirumuskan definisi operasional dari variabel-variabel tersebut. Definisi Operasional Variabel Masing-masing variabel bebas dan terikat didefinisikan sebagai berikut: (1). Faktor Produk (X1), menurut Kotler (2007:78), indikatornya terdiri dari: (a). Ukuran adalah bentuk yang ditawarkan kepada konsumen dengan ukuran Gram. (b). Warna adalah warna yang melekat pada produk yang ditawarkan. (c). Kualitas adalah rasa yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen. (d). Merek adalah perkenalan merek produk yang ditawarkan. (e). Kebersihan adalah kebersihan terhadap produk yang ditawarkan. (2). Faktor Harga (X2). Menurut Kotler dan Amstrong (2008:65), indikatornya terdiri dari: (a). Perbandingan Harga adalah harga produk yang ditawarkan atau tertulis. (b). Potongan Harga adalah pemberian potongan harga atau diskon kepada supermarket yang menjual produk. (c). Harga Promosi adalah harga yang ditawarkan oleh perusahaan melalui supermarket dimana harga yang melekat tersebut merupakan harga yang paling rendah. (3). Faktor Promosi (X3). Menurut Kotler dan Amstrong (2008:10), indikatornya terdiri dari: (a). Mulut ke Mulut adalah sistem promosi yang diinformasikan dari orang lain melalui mulut ke mulut. (b). Mengetahui sendiri adalah informasi mengenai produk yang didapat secara langsung di sebuah Supermarket atau pasar. (c). Brosur adalah alat promosi melalui pemberian brosur atau selebaran kertas. (4). Faktor Tempat (X4), menurut Warren (2007:74) Indikatornya terdiri dari: (a). Lokasi Strategis adalah tempat yang sangat memudahkan konsumen untuk melakukan pembelian. (b). Transportasi adalah sarana yang menunjang untuk mencapai suatu tujuan. (c). Fasilitas Membeli adalah tersedianya beberapa perangkat yang dapat dipergunakan untuk mendukung aktivitas pembelanjaan oleh pembeli. (d). Kebersihan adalah suatu intensitas terhadap lingkungan sekitar tempat jualan (supermarket) yang bersih dan nyaman bagi konsumen atau pembeli. (5). Volume penjualan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
8 (Y), memiliki arti penting yang besarnya kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara efektif oleh penjualan untuk mendorong agar konsumen melakukan pembelian. Dan tujuan dari volume penjualan ini adalah untuk memperkirakan besarnya keuntungan yang diterima dengan menjual produk kepada konsumen serta biaya yang sudah dikeluarkan. Naik turunnya volume penjualan perusahaan dapat dilihat dari intesitas pembelian konsumen dan area perusahaan. Adapun indikator dari volume penjualan menurut Kotler (2007:74) antara lain : (a). Harga. (b). Promosi. (c). Saluran Distribusi. (d). Produk. TEKNIK ANALISIS DATA Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Mengukur validitas dapat dikatakan dengan melakukan korelasi product moment pearson antara masing-masing skor butir pertanyaan dengan total skor variabel. Suatu pernyataan dianggap valid apabila korelasi product moment pearson antara masing-masing item pertanyaan dengan skor total menghasilkan nilai signifikansi <0.05 (α=5%). Sebaliknya jika signifikansi yang dihasilkan > 0.05 (α=5%), maka item pertanyaan dikatakan tidak valid atau gugur. Pengujian validitas dilakukan dengan program SPSS 12.0 (Ghozali, 2007:47). Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan reliabilitas digunakan nilai cronbach alpha. Jika koefisien cronbach alpha lebih besar dari r table (α=5%,df=n-2), maka instrumen dianggap reliabel (Ghozali,2007:41). Uji Asumsi Klasik Model regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square/OLS), merupakan model yang menghasilkan estimator linier tidak bias yang terbaik atau BLUE (Best Linier Unbiased Estimator). Menurut Santoso (2006:231-245) kondisi ini akan terjadi jika dipenuhi uji asumsi klasik sebagai berikut: (1). Uji Normalitas, dimaksudkan untuk melihat apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya adalah metode kolmogorov smimow. Pedoman dalam pengambilan keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti normal antara lain: (a). Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5% maka distribusinya adalah tidak normal. (b). Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5% maka distribusinya adalah normal. Analisis Regresi Berganda Dari hasil pengumpulan data yang dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan model dan alat analisis yang tepat guna memecahkan masalah yang sudah dikemukakan sebelumnya. Bentuk model yang dipilih adalah regresi linier sederhana, yaitu model yang digunakan untuk menunjukan pengaruh satu variabel terikat dan satu variabel bebas. Melaui analisis regresi ini dapat dijelaskan bagaimana kontribusi dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terkait. Bentuk persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut: Y=α+b X1 +bX2 +bX3 +bX4 Dimana : Y : Volume Penjualan α : Konstanta X1 : Produk
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
13 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gangguan heteroskedastisitas pada model regresi. Hal ini menunjukkan bahwa hasil estimasi regresi linier berganda layak digunakan untuk interprestasi dan analisa lebih lanjut. Analisis Regresi Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor yang digunakan dalam model penelitian yaitu variabel produk, harga, promosi dan tempat terhadap Volume penjualan secara linier. Hasil dari analisis regresi berganda, dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut: Tabel 6 Hasil Uji Regresi Berganda
Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 7.565 2.098 Produk .223 .140 .326 Harga .154 .069 .211 Promosi .374 .134 .267 Tempat -.147 .217 -.140 a. Dependent Variable: Volume Penjualan
t Sig. 3.606 .000 1.590 .115 2.235 .028 2.790 .006 -.679 .499
Sumber: Hasil output SPSS diolah Dari data tabel 6 persamaan regresi yang didapat adalah: VP = 7,565 + 0,223P + 0,154H + 0,374Prom - 0,147T Berdasarkan pada model persamaan regresi tersebut di atas, dapat diinterprestasikan, yaitu sebagai berikut: (1). Konstanta merupakan intersep variabel terikat jika variabel bebas = 0, hal ini menunjukkan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model penelitian sebesar konstanta tersebut. Besarnya nilai konstanta adalah 7,565 menunjukkan bahwa jika variabel produk, harga, promosi dan tempat = 0 atau konstan, maka variabel volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden akan sebesar 7,565. (2). Koefisien Regresi Variabel Produk, besarnya nilai koefisien regresi produk sebesar 0,223, nilai koefisien regresi ini bersifat positif yang menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel produk dengan volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin baik persepsi konsumen atas produk makanan kaleng Merk Botan Sarden, maka volume penjualan produk tersebut semakin meningkat. Dengan kata lain jika produk naik satu satuan akan mendorong volume penjualan meningkat sebesar 0,223 satuan dengan asumsi bahwa variabel produk bersifat konstan. (3). Koefisien Regresi Variabel Harga, besarnya nilai koefisien regresi harga sebesar 0,154 nilai koefisien regresi ini bersifat positif yang menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel harga dengan volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden. Hal ini mengindikasikan bahwa penentuan harga makanan kaleng Merk Botan Sarden dimata konsumen, maka volume penjualan akan meningkat. Dengan kata lain jika harga naik satu satuan akan mendorong volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden sebesar 0,154 satuan dengan asumsi bahwa variabel harga bersifat konstan. (4). Koefisien Regresi Variabel Promosi, besarnya nilai koefisien regresi promosi sebesar 0,374 nilai koefisien regresi ini
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
14 bersifat positif yang menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel promosi dengan volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden. Hal ini mengindikasikan bahwa promosi yang dilakukan oleh PT. Puji Surya Indah yang memproduksi makanan kaleng Merk Botan Sarden, maka akan meningkatkan volume penjualan. Dengan kata lain jika promosi naik satu satuan akan mendorong volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden sebesar 0,374 satuan dengan asumsi bahwa variabel promosi bersifat konstan. (5). Koefisien Regresi Variabel Tempat, besarnya nilai koefisien regresi tempat sebesar -0,147 nilai koefisien regresi ini bersifat negatif yang menunjukkan adanya hubungan antara variabel tempat dan volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden. Hal ini mengindikasikan bahwa penentuan tempat yang jauh dari tempat tinggal konsumen makanan kaleng Merk Botan Sarden, maka volume penjualan tidak mengalami peningkatan. Sedangkan untuk penentuan tempat yang dekat dengan tempat tinggal konsumen, maka volume penjualan akan mengalami peningkatan. Dengan kata lain jika tempat turun satu satuan akan mendorong volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden sebesar -0,147 satuan dengan asumsi bahwa variabel tempat bersifat tidak konstan. UJI KELAYAKAN MODEL Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui prosentase kontribusi variabel produk, harga, promosi dan tempat terhadap terhadap volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden. Hasil Perhitungan memalui alat bantu SPSS 16.0, tingkat koefisien determinasi dapat dilihat pada Tabel 7 sebagai berikut : Tabel 7 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb R
R Square
Adjusted R Square
.706a
.865
.130
Model 1
Std. Error of the Estimate 1.82573
a. Predictors: (Constant), Tempat, Harga, Promosi, Produk b. Dependent Variable: Volume Penjualan Sumber: data diolah penulis
Melihat hasil output SPSS 16.0 tersebut di atas diketahui R square (R2) sebesar 0,865 atau 86,5% yang menunjukkan kontribusi dari variabel produk, harga, promosi dan tempat terhadap terhadap volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden adalah cukup besar. Sedangkan sisanya 14,5% dikontribusi oleh faktor lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Koefisien korelasi berganda digunakan untuk mengukur keeratan hubungan secara simultan antara variabel produk, harga, promosi dan tempat terhadap terhadap volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden. Koefisien korelasi berganda ditunjukkan dengan (R) sebesar 0,706 atau 70,6% yang mengindikasikan bahwa korelasi atau hubungan antara variabel produk, harga, promosi dan tempat terhadap terhadap volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden memiliki hubungan yang erat. PENGUJIAN HIPOTESIS
Uji t Uji hipotesis yang kedua adalah uji t yaitu menguji koefisien regresi secara parsial untuk mengetahui apakah masing-masing variabel produk, harga, promosi dan tempat
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
15 mempunyai pengaruh terhadap volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden. Adapun prosedur pengujian yang digunakan, sebagai berikut: (1). Jika nilai signifikansi Uji t > 0.05, maka hipotesis diterima (koefisien regresi tidak signifikan), yang berarti variabel produk, harga, promosi dan tempat secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden. (2). Jika nilai signifikansi Uji t < 0.05, maka hipotesis ditolak (koefisien regresi signifikan), yang berarti variabel produk, harga, promosi dan tempat secara parsial berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden. Tabel 8 Hasil Uji t
Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
7.565
2.098
Produk
.223
.140
Harga
.154
Promosi Tempat
Beta
t
Sig.
3.606
.000
.326
1.590
.015
.069
.211
2.235
.028
.374
.134
.267
2.790
.006
-.147
.217
-.140
-.679
.499
a. Dependent Variable: Volume Penjualan Sumber: Hasil output SPSS diolah Dari hasil pengujian di atas diperoleh tingkat signifikan untuk variabel produk, harga dan promosi sebesar 0,000 < = 0,050 (level of signifikan), dan untuk variabel tempat sebesar 0,499 > = 0,050 (level of signifikan). menunjukkan pengaruh produk, harga dan promosi terhadap terhadap keputusan volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden secara parsial adalah signifikan, sedangkan untuk variabel tempat secara parsial tidak signifikan terhadap volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden. Koefisien Determinasi Parsial (R2) Koefisien determinasi parsial ini digunakan untuk mengetahui faktor manakah yang paling berpengaruh dominan dari variabel produk, harga, promosi dan tempat terhadap volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden. Tabel 9 Hasil Uji Koerfisien Determinasi (R2) r r2 Variabel Produk 0,234 0,0547 Harga 0,188 0,0353 Promosi 0,281 0,0789 Tempat 0,183 0,0334 Sumber: Hasil output SPSS diolah
Untuk lebih jelasnya tingkat korelasi dari masing-masing variabel bebas tersebut adalah sebagai berikut: (1). Koefisien determinasi variabel produk = 0,0547 hal ini berarti sekitar 5,47 % yang menunjukkan besarnya kontribusi produk terhadap volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden. (2). Koefisien determinasi variabel harga = 0,0353 hal ini berarti sekitar 3,53% yang menunjukkan besarnya kontribusi harga terhadap volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden. (3). Koefisien determinasi variabel promosi = 0,0789 hal ini berarti sekitar 7,89% yang menunjukkan besarnya kontribusi promosi
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
16 terhadap volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden. (4). Koefisien determinasi variabel tempat = 0,0334 hal ini berarti sekitar 3,34% yang menunjukkan besarnya kontribusi tempat terhadap volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden. (5). Dari hasil tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh yang dominan adalah promosi karena mempunyai koefisien determinasi parsialnya paling besar yaitu sebesar 7,89%. Pembahasan Dari hasil analisis statistik yang telah dilakukan diatas menunjukkan pengaruh variabel produk, harga, promosi dan tempat secara bersama-sama terhadap volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden adalah signifikan. Kondisi ini diperkuat dengan perolehan koefisien korelasi berganda sebesar 70,6% menunjukkan korelasi atau hubungan antara variabel tersebut secara simultan terhadap volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden memiliki hubungan yang erat. Hasil pengujian hipotesis yang pertama dengan menggunakan uji t menunjukkan bahwa variabel kualitas produk berpengaruh signifikan dan positif terhadap volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden. Kondisi ini mengindikasikan bahwa semakin baik persepsi konsumen atas produk makanan kaleng Merk Botan Sarden, maka volume penjualan produk tersebut semakin meningkat. Dengan kata lain jika produk naik satu satuan akan mendorong volume penjualan meningkat sebesar 0,223 satuan dengan asumsi bahwa variabel produk bersifat konstan. Hasil pengujian hipotesis kedua dengan menggunakan uji t menunjukkan bahwa variabel harga berpengaruh signifikan dan positif terhadap volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden. Kondisi ini mengindikasikan bahwa penentuan harga makanan kaleng Merk Botan Sarden dimata konsumen, maka volume penjualan akan meningkat. Dengan kata lain jika harga naik satu satuan akan mendorong volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden sebesar 0,154 satuan dengan asumsi bahwa variabel harga bersifat konstan. Hasil pengujian hipotesis ketiga dengan menggunakan uji t menunjukkan bahwa variabel promosi berpengaruh signifikan dan positif terhadap volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden. Kondisi ini mengindikasikan promosi yang dilakukan oleh PT. Puji Surya Indah yang memproduksi makanan kaleng Merk Botan Sarden, maka akan meningkatkan volume penjualan. Dengan kata lain jika promosi naik satu satuan akan mendorong volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden sebesar 0,374 satuan dengan asumsi bahwa variabel promosi bersifat konstan. Hasil pengujian hipotesis keempat dengan menggunakan uji t menunjukkan bahwa variabel tempat berpengaruh tidak signifikan dan negatif terhadap volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden. Kondisi ini mengindikasikan bahwa pangsa pasar pada PT. Puji Surya Indah dalam penentuan tempat untuk memasarkan makanan kaleng Merk Botan Sarden pada Surabaya Barat kurang strategis, sehingga volume penjualan tidak mengalami peningkatan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil penilitian yang dilakukan berkaitan dengan pengaruh bauran pemasaran dalam meningkat volume penjualan Ikan kaleng Merk BOTAN (Sarden), maka dapat disimpulkan sebagai berikut: (1). Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t menunjukkan variabel yang digunakan dalam model penelitian yaitu produk, harga, promosi, dan tempat, dari keempat variabel tersebut hanya variabel tempat tidak berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan Ikan kaleng Merk BOTAN (Sarden). Kondisi ini ditunjukkan dengan tingkat signifikansi masing-masing variabel dari variabel
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
17 produk, harga dan promosi tersebut dibawah 0,05. (2). Hasil pengujian dengan menggunakan uji F (parsial) menunjukkan bahwa variabel produk, harga, promosi dan tempat mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap volume penjualan Ikan kaleng Merk BOTAN (Sarden). Kondisi ini menunjukkan bahwa hasil dari variabel produk, harga, promosi dan tempat mempunyai pengaruh yang signifikan dengan hasil signifikan sebaesar kurang dari 0,05. (3). Hasil pengujian koefisien determinasi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa variabel yang berpengaruh dominan yang mempengaruhi volume penjualan Ikan kaleng Merk BOTAN (Sarden) adalah variabel promosi. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi parsial variabel promosi sebesar 7,89 % lebih besar dari koefisien determinasi variabel bebas lainnya. Saran Berdasarkan kesimpulan yang ada maka penulis dapat memberikan saran- saran sebagai berikut : (1). Dari keempat variabel yaitu produk, harga, promosi dan tempat untuk variabel tempat perlu dilakukan evaluasi agar variabel tempat mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap volume penjualan Ikan kaleng Merk BOTAN (Sarden). Dan perlu adanya tambahan variabel selain dari keempat variabel tersebut. (2). Penelitian selanjutnya hendaknya menambahkan customer service, presentation dan Comunication Mix yang termasuk dalam bauran pemasaran. (3). Penelitian selanjutnya hendaknya menggunakan rentang waktu yang lebih panjang, yaitu dengan membandingkan dua masa kondisi pemasaran agar hasil yang diperoleh dapat digunakan dalam meningkatkan pemasaran yang dilakukan oleh PT. PT. Puji Surya Indah. DAFTAR PUSTAKA Ghozali, I. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi II. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Kotler. P dan G. Amstrong. 2007. Dasar-dasar Pemasaran. Jilid 1. Edisi Kesembilan. Penerbit Prentice Hall-Inc. Jakarta. Kotler, P. 2007, Manajemen Pemasaran di Indonesia, Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Lamb, C. W., J. F. Hair., dan M. Carl. 2007. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Santoso, S. 2006. Statistik Multivariat. Penerbit PT Elek Media Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta. Stanton, W. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid Kedua, Edisi Ketujuh, Erlangga : Jakarta. Sugiyono. 2007, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kesembilan, Penerbit CV. Alavabeta, Jakarta. Swasta, B. 2007. Manajemen Penjualan. Cetakan Kedua Belas, BFSF. Yogyakarta. Umar, H. 2006, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Warren, K. J. 2007. Manajemen Pemasaran Global, Edisi ke-6, Penerbit FE-UI. Jakarta.