PENGARUH SIKAP WAJIB PAJAK, SANKSI DENDA SERTA KESADARAN PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA BATU Yuyun Widya Utami1), Yayuk Sulistyowati2), Ahmad Mukoffi3) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang Email:
[email protected] ABSTRAK Pajak memiliki peran yang sangat besar dan semakin diandalkan untuk kepentingan pembangunan serta meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Untuk mencapai target penerimaan pajak yang maksimal, maka perlu ditingkatkannya kesadaran dan kepatuhan wajib pajak untuk memenuhi kewajiban pajaknya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh sikap wajib pajak, sanksi denda serta kesadaran perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak baik secara simultan maupun parsial. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian dengan menggunakan metode kuantitatif. Sampel penelitian ini menggunakan metode sampling aksidental, yaitu suatu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat dipakai sebagai sampel dan dianggap cocok untuk dijadikan sebagai sumber data. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah kuesioner, observasi dan dokumentasi. Metode analisa data yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan menggunakan program SPSS. Pengujian hipotesis dengan uji F membuktikan bahwa sikap wajib pajak, sanksi denda dan kesadaran perpajakan berpengaruh secara simultan terhadap kepatuhan wajib pajak dengan nilai sebesar 8,328. Hasil uji t membuktikan bahwa sikap wajib pajak berpengaruh secara parsial terhadap kepatuhan wajib pajak dengan nilai sebesar 3,238, sanksi denda berpengaruh secara parsial terhadap kepatuhan wajib pajak dengan nilai sebesar 3,511 dan kesadaran perpajakan berpengaruh secara parsial terhadap kepatuhan wajib pajak dengan nilai sebesar 3,890. Untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak, perlu adanya kesadaran perpajakan dari wajib pajak dengan dilakukannya pemahaman perpajakan dari aparatur Negara. Dengan demikian wajib pajak tetap ingat dengat kewajibannya, mengetahui dengan baik manfaat dari kewajibannya serta akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak untuk melaksanakan kewajibannya. Kata Kunci: Sikap Wajib Pajak, Sanksi Denda, Kesadaran Perpajakan, Kepatuhan Wajib Pajak dan KPP Pratama Batu.
THE INFLUENCE OF THE TAX COSTUMER ACT, FINE SANCTION ALSO THE CONSIDERATION OF THE TAXATION TOWARD THE OBEDIENCE OF TAX COSTUMER IN KPP PRATAMA BATU Yuyun Widya Utami1), Yayuk Sulistyowati2), Ahmad Mukoffi3) Accounting Department Faculty Of Economics University Of Tribhuwana Tunggadewi Malang Email:
[email protected] ABSTRACT Tax has a big influence and become the pride of development need also increasing the welfare of all Indonesia people. To reach the target the tax receiver maximally, it is needed to explore the consideration and obedience of tax costumer in fulfilling their duty concern to the certain rule. This research purpose is knowing about what is the influence the tax costumer’s act, fine sanction also the consideration of taxation toward the obedience of tax costumer simoultanly even partially. The research was quantitative method. The sample of this research was using accidental sampling, it was a technique in sample making based on the chance means whoever met the researcher could be the sample and certainly become the data source. The data collecting was questioner, observation and documentation. The data analysis method was double linear rgretion by using SPSS program. The hypothesis examination by using F exam proved that the act of tax costumer, fine sanction and the consideration about taxation was influenced simoultantly concerning to the obedience of tax costumer in amount of 8,328. The result of t exam proved that the act of tax costumer was influenced partially toward the obedience of tax costumer in amount of 3,238. Fine sanction was influenced partially to the obedience of tax costumer in amount of 3,511 and the obedience of taxation was influenced partially concerning to the obedience of tax costumer in amount of 3,890. To increase the obedience of tax costumer, it was needed the consideration of taxation from the tax costumer and understanding about taxation from government also department in held. So, the tax costumer must remember with their duty, knowing the function of their habit well and increase the obedience of tax costumer to do their duty. Key words: The act of tax costumer, Fine Sanction, The consideration of taxation, The obedience of tax costumer and KPP Pratama Batu.
PENDAHULUAN Dalam kehidupan yang semakin modern, Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat berpengaruh dalam pembangunan di segala bidang, baik itu bidang politik, ekonomi, pertahanan, keamanan serta sosial dan budaya. dengan adanya pembangunan tersebut, diharapkan dapat meningkatkan dan mensejahterakan rakyat. Untuk dapat mencapai kesejahteraan tersebut, pemerintah berusaha meningkatkan pendapatan nasional. Pajak merupakan komponen utama penerimaan dana dalam negeri, oleh sebab itu masyarakat harus memiliki sikap peduli akan kewajibannya untuk berpartisipasi dalam memajukan pembangunan negara salah satunya kesejahteraan rakyat (Utomo, 2011). Dalam Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 definisi pajak ialah “kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesarbesarnya kemakmuran rakyat.” Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak adalah sanksi denda (Jatmiko, 2006). Dengan adanya kebijakan tersebut, diharapkan masyarakat lebih sadar, tanpa perlu di ingatkan kembali akan kewajibannya untuk menyampaikan SPT setelah melakukan pembayar pajak. Sehingga masyarakat yang acuh tak acuh dan tidak perduli
tersebut akan merubah pandangannya tentang pajak yang seharusnya menjadi kewajiban setiap masyarakat dalam pembangunan di segala bidang yang telah direncanakan. Namun sanksi denda tersebut tidak jarang dilanggar oleh masyarakat, oleh karena itu hanya kesadaran perpajakan oleh masingmasing pribadi yang dapat mengingatkan akan kewajiban untuk menyampaikan SPT setelah melakukan pembayaran pajak. Karena kesadaran akan perpajakan itu tumbuh dari diri sendiri tanpa adanya paksaan dari pihak manapun, sehingga akan mudah bagi masyarakat tersebut untuk melakukan kewajibannya untuk menyampaikan SPT setelah membayar pajak tanpa perlu adanya kebijakan-kebijakan dari pemerintah seperti sanksi denda dan sebagainya. Hal tersebut tidak lepas dari sikap wajib pajak yang berperan penting dalam mengambil keputusan, oleh sebab itu sikap wajib pajak sangat bergantung pada apa yang sedang dirasakan dan di alami oleh wajib pajak, baik melalui pelayanan fiskus mau pun hal-hal lain yang di rasakan dan dialami oleh wajib pajak saat pembayaran maupun saat pelaporan SPT (Surat Pemberitahuan Pajak). Dalam penelitian ini peneliti ingin mengajukan beberapa variabel yang akan diangkat yaitu: Sikap Wajib Pajak, Sanksi Denda, Kesadaran Perpajakan dan Kepatuhan Wajib Pajak. Oleh karena itu, ada beberapa rumusan masalah yang diajukan: 1. Apakah ada pengaruh sikap wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak. 2. Apakah
ada pengaruh sanksi denda terhadap kepatuhan wajib pajak. 3. Apakah ada pengaruh kesadaran perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak. 4. Apakah ada pengaruh sikap wajib pajak, sanksi denda serta kesadaran perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak secara simultan (F). Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaanpertanyaan yang telah dirumuskan dalam perumusan masalah serta untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dibuat oleh peneliti. TINJAUAN PUSTAKA Pajak merupakan Pajak adalah iuran rakyat kepada negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat di paksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, 2002:1). Sementara menurut Remsky K. Judisseno (1997:5) Pajak adalah suatu kewjiban kenegaraan dan pengapdiaan peran aktif warga negara dan anggota masyarakat lainnya untuk membiayai berbagai keperluan negara berupa pembangunan nasional yang pelaksanaannya diatur dalam Undang-Undang dan peraturanperaturan untuk tujuan kesejahteraan dan negara. Dalam hal ini, pajak merupakan pendapatan terbesar dari dalam Negeri. Oleh sebab itu kepatuhan wajib pajak sangat diperlukan agar dapat merealisasikan pembangunan-pembangunan yang ada di Negara ini. Menurut E. Eliyani (1989) dalam Jatmiko (2006:17) menyatakan bahwa
kepatuhan wajib pajak didefinisikan sebagai memasukkan dan melaporkan kepada waktunya informasi yang diperlukan mengisi secara benar jumlah pajak yang terutang, dan membayar pajak pada waktunya tanpa tindakan pemaksaan. Sementara menurut Tjahjono (2006) dalam Utomo (2011). Kepatuhan wajib pajak adalah perilaku wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya berdasarkan peraturan yang berlaku. Menurut Novak (1989) yang dikutip oleh kiryanto (2000) dalam Jatmiko (2006:17) yang menyatakan suatu iklim kepatuhan wajib pajak adalah: 1. Wajib pajak paham dan berusaha memahami UU Perpajakan. 2. Mengisi formulir pajak dengan benar. 3. Menghitung pajak dengan jumlah yang benar. 4. Membayar pajak tepat pada waktunya. Untuk merealisasikan kepatuhan wajib pajak ada banyak hal yang harus diperhatikan, antara lain: Sikap Wajib Pajak, Sanksi Denda serta Kesadaran Perpajakan. Sikap merupakan suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan (Azwar, 1995:4). Berdasarkan pengertian diatas, sikap wajib pajak sangat menentukan tindakan atau keputusan yang diambil oleh wajib pajak, baik melaluli pelayanan maupun melalui apa yang dirasakan dan dialami oleh wajib pajak. Sementara sanksi
denda yang dimaksud adalah sanksi berupa denda yang di berikan kepada wajib pajak yang tidak atau telat menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) (Mardiasmo, 2011:61). Menurut Suyatmin (2004) dalam Jatmiko (2006:22), kesadaran adalah keadaan mengetahui atau mengerti,
sedangkan perpajakan adalah perihal pajak. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian dengan menggunakan metode kuantitatif. Sampel penelitian ini menggunakan metode sampling aksidental, yaitu suatu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat dipakai sebagai sampel dan dianggap cocok untuk dijadikan sebagai sumber data. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah kuesioner, observasi dan dokumentasi. Metode analisa data yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan menggunakan program SPSS. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel Sikap Wajib Pajak (X1), variabel Sanksi Denda (X2), variabel Kesadaran Perpajakan (X3) terhadap variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y). Hasil uji regresi diketahui pada tabel berikut:
Tabel 1 : Uji Regresi Linier Berganda B Variabel Unstandardized Keterangan Coefficients Constant 5,347 Signifikan (X1)
0,429
Signifikan
(X2)
0,438
Signifikan
(X3)
0,487
Signifikan
R Square = 0,594 Sumber : Data diolah, 2015 Dari tabel dapat dibuat persamaan regresi untuk mengukur tingkat pengaruh dari variabel Sikap Wajib Pajak (X1), variabel Sanksi Denda (X2), variabel Kesadaran Perpajakan (X3) terhadap variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y). Adapun persamaan regresi sebagai berikut: Y : a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Y : 5,347 + 0,429 + 0,438 + 0,487 Dari persamaan regresi dapat diartikan bahwa, ketika tidak ada variabel Sikap Wajib Pajak (X1), variabel Sanksi Denda (X2), variabel Kesadaran Perpajakan (X3) maka nilai variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y) sebesar nilai konsana yaitu sebesar 5,347 namun ketika variabel Sikap Wajib Pajak (X1), variabel Sanksi Denda (X2), variabel Kesadaran Perpajakan (X3) masingmasing bertambah 1 maka nilai variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y) sebesar 6,701. Dengan demikian makna dari nilai regresi masing-masing variabel sebagai berikut: Y = variabel terikat yang nilainya akan diprediksi oleh variabel babas yaitu variabel Sikap
Wajib Pajak (X1), variabel Sanksi Denda (X2) dan variabel Kesadaran Perpajakan (X3). X1 = koefisien regresi (X1) sebesar 0,429 dengan tanda menyatakan bahwa variabel Sikap Wajib Pajak (X1) mempunyai hubungan dan pengaruh terhadap variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y). X2 = koefisien regresi (X2) sebesar 0,438 dengan tanda menyatakan bahwa variabel Sanksi Denda (X2) mempunyai hubungan dan pengaruh terhadap variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y). X3 = koefisien regresi (X3) sebesar 0,487 dengan tanda menyatakan bahwa variabel Kesadaran Perpajakan (X3) mempunyai hubungan dan pengaruh terhadap variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y). Dari hasil analisa didapakan nilai R Square sebesar 0,594 artinya variabel Sikap Wajib Pajak (X1), variabel Sanksi Denda (X2) dan variabel Kesadaran Perpajakan (X3) mempunyai pengaruh variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y) sebesar 59,4%.
Pengujian Hipotesis Tujuan pengujian hipotesis adalah untuk mengetahui pengaruh variabel Sikap Wajib Pajak (X1), variabel Sanksi Denda (X2), variabel Kesadaran Perpajakan (X3) terhadap variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y). Penjelasan sebagai berikut. 1.
Uji F (Simultan)
Uji F secara simultan yaitu uji statistuik untuk mengetahui pengaruh variabel Sikap Wajib Pajak (X1), variabel Sanksi Denda (X2), variabel Kesadaran Perpajakan (X3) terhadap variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y) secara bersama/universal, berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan hasil pengujian hipotesis disajikan pada tabel berikut. Tabel 2 : Hasil Uji F F Variabel F tabel hitung (X1), (X2), 8,382 2,780 (X3) Sumber : Data diolah, 2015
Sig. 0,000
Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan Ftabel dengan Fhitung nilai Fhitung sebesar 8,328 (Sig. F = 0,000). Jadi Fhitung > Ftabel (8,328 > 2,780) yang berarti bahwa secara simultan (bersama-sama) variabel Sikap Wajib Pajak (X1), variabel Sanksi Denda (X2) dan variabel Kesadaran Perpajakan (X3) berpengaruh terhadap variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y). 2. Uji t (Parsial) Uji t di lakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari masing-masing item variabel Sikap Wajib Pajak (X1), variabel Sanksi Denda (X2), variabel Kesadaran Perpajakan (X3) terhadap variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y), adapun besarnya nilai masing-masing pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat dapat diketahui pada tabel berikut:
Tabel 3 : Hasil Uji t
(X1)
t hitung 3,238
(X2)
3,511
(X3)
3,890
Variabel
t tabel
2,000
PEMBAHASAN
Beta
Sig t
0,528
0,001
0,585
0,000
0,678
0,000
Sumber: Data diolah, 2015 Berdasarkan tabel, didapatkan nilai thitung variabel Sikap Wajib (X1) sebesar 3,238 lebih besar dari ttabel sebesar 2,000 dengan nilai Beta 0,528 artinya variabel variabel Sikap Wajib Pajak (X1) berpengaruh terhadap variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y) sebesar 52,8%. Sedangkan nilai thitung variabel Sanksi Denda (X2) sebesar 3,511 lebih besar dari ttabel sebesar 2,000 dengan Beta 0,585 yang artinya variabel Sanksi Denda (X2) berpengaruh terhadap terhadap variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y) sebesar 58,5% dan nilai thitung variabel Kesadaran Perpajakan (X3) sebesar 3,890 lebih besar dari ttabel sebesar 2,000 dengan nilai Beta 0,678 yang artinya variabel Kesadaran Perpajakan (X3) berpengaruh terhadap variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y) sebesar 67,8% Sedangkan didapatkan nilai siknifikan dibawah 0,050 yang artinya variabel Sikap Wajib Pajak (X1), variabel Sanksi Denda (X2) dan variabel Kesadaran Perpajakan (X3) berpengaruh secara siknifikan terhadap variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y).
Berdasarkan hasil analisa yang telah disajikan dalam penelitian ini diketahui bahwa variabel Sikap Wajib Pajak (X1), variabel Sanksi Denda (X2) dan variabel Kesadaran Perpajakan (X3) berpengaruh terhadap variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y) dengan nilai Unstadardized Coefficients (B) untuk variabel Sikap Wajib Pajak (X1) sebesar 0,429, variabel Sanksi Denda (X2) sebesar 0,438 dan variabel Kesadaran Perpajakan (X3) sebesar 0,487. Hasil uji F membuktikan bahwa variabel Sikap Wajib Pajak (X1), variabel Sanksi Denda (X2) dan variabel Kesadaran Perpajakan (X3) berpengaruh secara simultan terhadap variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y) dengan nilai F sebesar 8,328. Sedangkan hasil uji t membuktikan bahwa variabel Sikap Wajib (X1) berpengaruh secara parsial terhadap variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y) dengan nilai sebesar 3,238. Adapun variabel Sanksi Denda (X2) berpengaruh secara parsial terhadap variable Kepatuhan Wajib Pajak (Y) dengan nilai sebesar 3,511dan variabel Kesadaran Perpajakan (X3) berpengaruh secara parsial terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Y) dengan nilai sebesar 3,890. Mengingat variabel Sikap Wajib Pajak (X1), Sanksi Denda (X2) dan variabel Kesadaran Perpajakan (X3) berpengaruh positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Y) dan variabel Kesadaran Perpajakan (X3) berpengaruh dominan terhadap variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y) maka perlu Wajib Pajak harus
mengetahui tentang perpajakan dengan demikian akan meningkatkan kesadaran Wajib Pajak untuk membayar pajaknya tepat pada waktunya yang dapat memberikan dampak terhadap meningkatnya tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Y). Artinya semakin Wajib Pajak sadar akan perpajakan maka akan semakin bagus tingkat Kepatuhan Wajib Pajak. Kepatuhan wajib pajak akan dapat ditingkatkan jika aparatur negara memiliki kemampuan tentang perpajakan makan akan lebih mudah dalam memberikan pemahaman perpajakan kepada wajib pajak. Selain itu juga harus adanya upaya kerjasama lintas sektor sampai ke tingkat Kelurahan/Desa, RW dan RT yang dilakukan dengan tepat untuk mempermudah masyarakat untuk memenuhi kewajiban membayar pajak tepat pada waktunya. Dengan demikian akan tercapainya kepatuhan wajib pajak sesuai dengan program pemerintah yang dijalankan. Wajib pajak akan semakin patuh dalam proses pembayaran pajak apabila hasil pajak bisa dirasakan sepenuhnya oleh masyarakat. Sedangkan dalam menilai tingkat keefektivitasan dari pembayaran pajak ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu: kecukupan dan elastisitas, keadilan, dalam pemungutan pajak harus berdasarkan asas keadilan, disesuaikan dengan kemampuan dan manfaat yang diterima serta sesuai dengan besarnya beban yang diperoleh dan dapat dijangkau oleh wajib pajak dan adminitrasi sesuai dengan fungsi pajak maka tidak boleh mengganggu keseimbangan
jalannya perekonomian (Soemitro, 2011). Adapun sanksi yang diterapka pihak perpajakan harus bersifat nyata sehingga mampu memberikan kepatuhan bagi wajib pajak. sanksi perpajakan merupakan alat pencegah (preventif) agar Wajib Pajak tidak melanggar norma perpajakan (Mardiasmo, 2011:59). Sanksi yang diterapkan berupa hukuman kepada orang yang melanggar peraturan, dan denda adalah hukuman dengan cara membayar uang karena melanggar peraturan dan hukum yang berlaku. KESIMPUAN DAN SARAN 1. Berdasarkan hasil uji F membuktikan bahwa variabel sikap wajib pajak, sanksi denda dan kesadaran perpajakan berpengaruh secara simultan terhadap variabel kepatuhan wajib pajak dengan nilai sebesar 8,328. Maka Wajib Pajak harus mengetahui tentang perpajakan dan sanksi denda perpajakan dengan demikian akan meningkatkan kesadaran Wajib Pajak untuk membayar pajaknya tepat pada waktunya yang dapat memberikan dampak terhadap meningkatnya tingkat Kepatuhan Wajib Pajak. Artinya semakin Wajib Pajak sadar akan perpajakan maka akan semakin bagus tingkat Kepatuhan Wajib Pajak 2. Hasil uji t membuktikan bahwa variabel sikap wajib berpengaruh secara parsial terhadap variabel kepatuhan wajib pajak dengan nilai sebesar 3,238, variabel sanksi denda berpengaruh secara
parsial terhadap variabel kepatuhan wajib pajak dengan nilai sebesar 3,511 dan variabel kesadaran perpajakan berpengaruh secara parsial terhadap kepatuhan wajib pajak dengan nilai sebesar 3,890. Dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak maka diawali dari sikap pegawai perpajakan yang menanam sikap kejujuran dan transparansi. Adapun sanksi yang diterapka pihak perpajakan harus bersifat nyata sehingga mampu memberikan kepatuhan bagi wajib pajak. SARAN 1. Untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak, perlu adanya kesadaran perpajakan dari wajib pajak dengan dilakukannya pemahaman perpajakan dari aparatur Negara. Dengan demikian wajib pajak tetap ingat dengat kewajibannya, mengetahui dengan baik manfaat dari kewajibannya serta akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak untuk melaksanakan kewajibannya. 2.
Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dalam pengambilan judul yang sama menghindari lokasi penelitian yang sama dan lebih berfokus terhadap variabel, rumusan masalah dan tujuan penelitian yang ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA Agus Nugroho Jatmiko, 2006. Pengaruh Sikap Wajib Pajak Pada Pelaksanaan Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ( Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Semarang ). Program Studi Magister Akuntansi Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang. Banyu Ageng Wahyu Utomo, 2011. Pengaruh Sikap, Kesadaran Wajib Pajak, dan Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan di Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. Judisseno, Remsky K., 1997, Pajak dan strategi Bisnis, PT. Gramdia Pustaka Umum, Jakarta. Kiryanto. 2000. “Analisis Pengaruh Penerapan Struktur Pengendalian Intern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak badan Dalam Memenuhi Kewajiban Pajak Penghasilannya, “EKOBIS, Vol. 1 No. 1, p. 41-45. Mardiasmo. 2002, Perpajakan, Edisi Revisi, Cetakan Kesembilan, Penerbit: Andi, Yogyakarta. Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Edisis Revisi. Penerbit: Andi Yogyakarta.
Novak, Norma D. 1989. Tax Administration in Theory and Practice, Preager Publiseher, London. Soemitro,Rochmat. 2011. Asas dan Dasar perpajakan 1 dan 2. PT. Eresco, Bandung. Suyatmin (2004), Pengaruh Sikap Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan : Studi Empiris di Wilayah Kp PBB Surakarta, Tesis Program Pasca Sarjana Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro. Tjahyono. “Pengaruh Tingkat Kepuasan Atas Pelayanan Perpajakan Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Bagian Timur 1“ Tesis, Universitas Airlangga, Surabaya, 2006.