PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, PENGALAMAN MENYUMBANG DAN FAKTOR DEMOGRAFIS TERHADAP INTENSI MENYUMBANG
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.)
Oleh : QORY SAVITRI NIM: 1110070000071
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015 M
ABSTRAK A) B) C) D)
E)
Fakultas Psikologi Maret 2015 Qory Savitri Pengaruh sikap, norma subjektif, perceived behavioral control, pengalaman menyumbang dan faktor demografis terhadap intensi menyumbang. xiii + 76 halaman + lampiran
F)
Intensi menyumbang merupakan seberapa kuat keinginan individu dalam menyumbang uang untuk amal atau organisasi layanan masyarakat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh sikap, norma subjektif, perceived behavioral control, pengalaman menyumbang dan faktor demografis terhadap intensi menyumbang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 224 masyarakat Jakarta. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling. Uji alat ukur menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Multiple Regression Analysis pada taraf signifikasi 0.05. Hasil penelitian juga menunjukkan proporsi varians dari intensi menyumbang yang dijelaskan oleh seluruh variabel independen adalah 53.9%.
G)
Bahan bacaan : 19 Jurnal; 4 Ebook; 2 buku; 1 Skripsi; 3 Thesis; 3 Artikel
vi
ABSTRACT A) B) C) D) E)
Faculty of Psychology March 2015 Qory Savitri The Effect of Attitude, Subjective Norms, Perceived Behavioral Control, Past Behavior and Demographic Factors on Intention Donation. xiii + 76 page + appendix
F)
Intention donation is how strong the desire of individuals in donate money to a charity or community service organization. The purpose of this study was to examine the effect of attitude, subjective norms, perceived behavioral control, past behavior and demographic factors on intention donation. Total sample is 224 people in Jakarta. The sampling technique used in this study is non probability sampling. Test measurement instrument using Confirmatory Factor Analysis (CFA). Analysis of the data used in this study is Multiple Regression Analysis on significance 0.05. The results of this study, attitude, injucntive norms and perceived behavioral control which has only a significan. The results also show the proportion of the variance of intention donation described by all the independent variables was 53.9%.
G)
Reference : 19 journal; 4 Ebook; 2 book; 1 Thesis; 3 Disertation; 3 Article
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan kasih sayang yang diberikan-Nya sehingga peneliti dapat dapat menyelesaikan penelitian ini lancar dan tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita semua, Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya. Dalam penyusunan skripsi ini, tentunya penulis dibantu pleh berbagai pihak sehingga skrispi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Psi, Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta seluruh jajarannya. 2. Bapak Drs. Akhmad Baidun, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan dukungan dan doa serta selalu berusaha meluangkan waktu untuk mahasiswa. 3. Bapak Miftahuddin, M.Si selaku dosen penguji I dan ibu Nia Tresniasari, M.Si selaku dosen penguji II. Terima kasih telah meluangkan waktu untuk menjadi penguji sidang skripsi, motivasi dan nasehat-nasehat yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lebih baik. 4. Ibu Yunita Faela Nisa, M.Psi.,Psi, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, kesabaran, nasehat, memberikan
informasi dan motivasi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 5.
Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan limpahan ilmu dan pelajaran tidak ternilai dan banyak membantu peneliti
6. Staff bagian Akademik, Keuangan, dan Perpustakaan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Kedua Orang tua saya, papa Yuwono, ST dan mama Sri Yuliningsih. Kakak Resis Tanto Adi Gunawan serta Adik Salsabila Ghinantya. Terima kasih atas kasih sayang, doa dan dukungan yang tiada henti yang diberikan kepada saya. Ini semua saya persembahkan untuk kalian semua yang sangat saya cintai. 8. Untuk kekasih saya Priyandani Putra dan sahabat-sahabat saya tersayang Khilda, Refa, Nayla dan Ka Prita. Terima kasih selalu menemani, selalu memberikan
bantuan
untuk
menyebarkan
kuesioner,
selalu
sabar
mengahadapi kerepotan saya, motivasi yang tiada henti dan doa yang diberikan kepada saya. Love you 9. Untuk PT Berca Hardayaperkasa khususnya tim HRD. Ka Prita, Ka Syarifah, Ka Loly, Mba Giska, Bu Amel, Pak Ibnu, Pak Dion dan Pak Hanafi. Terima kasih telah memberikan nasihat, saran dan motivasi tiada henti untuk saya. 10. Izar, Intan Suryani, dan Gina Dwi Nur Afifah. Terima kasih telah membantu saya untuk melakukan analisis data dan informasi-informasi yang bermanfaat.
11. Keluarga psikologi B’2010, kelas tersayang dan terbaik. Saul, Viny, Isti, Azkya, Katty, Chintya, Ajeng, Anita, Gina, Ila, Estu, Putri, Aini, Sabrina, Khoirunnisa, Winda, Sunny, Retno, Fadilah, Niken, Ainun, Yuni, Adila, Shintia, Syifa, Tyyas, Isnia, Nisyub, Iki, Hilmi, Danar, Lian, Didik, Aris, Adit, Bobby, Gian dan Deri. Terima kasih atas canda tawa, selalu sabar dan memberikan motivasi, kenangan kalian kepada saya selama perkuliahan. 12. Terima kasih kepada para responden yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. 13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut berkontribusi dalam penelitian ini. Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangankekurangan. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat, oleh karena itu sangatlah diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat menyempurnakan skripsi ini
Jakarta, 24 Maret 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... . ABSTRAK ................................................................................................... KATA PENGANTAR ................................................................................. DAFTAR ISI ................................................................................................ DAFTAR TABEL ....................................................................................... DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
i ii iii v vi ix xi xii
BAB 1
PENDAHULUAN...................................................................... 1.1 Latar Belakang Masalah ................................................... 1.2 Perumusan dan Pembatasan Masalah............................... 1.2.1 Pembatasan masalah ........................................... 1.2.2 Perumusan masalah ............................................. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 1.3.1 Tujuan penelitian................................................. 1.3.2 Manfaat penelitian............................................... 1.4 Sistematika Penulisan........................................................
BAB 2
LANDASAN TEORI................................................................. 13-29 2.1 Intensi Menyumbang....................................................... 13 2.1.1 Pengertian ........................................................... 13 2.1.1.1 Pengertian intensi ................................... 13 2.1.1.2 Pengertian intensi menyumbang ............ 13 2.1.2 Teori intensi menyumbang ................................ 14 2.1.2.1 Teori intensi ........................................... 14 2.1.2.2 Teori intensi menyumbang .................... 15 2.1.3 Pengukuran intensi menyumbang ....................... 16 2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi intensi............ 17 2.2 Sikap ............................................................................... 19 2.2.1 Definisi sikap ...................................................... 19 2.2.2 Komponen-komponen sikap ............................... 19 2.2.3 Pengukuran sikap ................................................ 20 2.3 Norma Subjektif ............................................................. 20 2.3.1 Definisi norma subjektif...................................... 20 2.3.2 Komponen norma subjektif ................................. 21 2.3.3 Pengukuran norma subjektif ............................... 21 2.4 Perceived Behavioral Control......................................... 22 2.4.1 Definisi perceived behavioral control ................ 22 2.4.2 Pengukuran perceived behavioral control .......... 23
xi
1-11 1 8 8 9 10 10 10 11
2.5
2.6
2.7 2.8
Pengalaman Menyumbang ............................................. 2.5.1 Definisi pengalaman menyumbang ..................... 2.5.2 Pengukuran pengalaman menyumbang............... Demografis ..................................................................... 2.6.1 Usia dan jenis kelamin ........................................ 2.6.2 Pendidikan dan pendapatan ................................ Kerangka Berpikir ........................................................... Hipotesis Penelitian….....................................................
23 23 24 24 24 26 26 29
BAB 3
METODE PENELITIAN .......................................................... 31-52 3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ....... 31 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel.. 32 3.2.1 Deskripsi variabel ............................................... 32 3.2.2 Definisi operasional variabel ............................. 33 3.3 Instrumen Pengumpulan Data ......................................... 34 3.4 Uji Validitas Konstruk .................................................... 38 3.4.1 Uji validitas konstruk intensi menyumbang........ 40 3.4.2 Uji validitas konstruk sikap ................................ 42 3.4.3 Uji validitas konstruk norma injunctive............. 43 3.4.4 Uji validitas konstruk norma deskriptif ............. 45 3.4.5 Uji validitas konstruk norma moral ................... 46 3.4.6 Uji validitas konstruk perceived behavioral control. 47 3.4.7 Uji validitas konstruk pengalaman menyumbang .. 49 3.5 Teknik Analisis Data ....................................................... 50 3.6 Prosedur Penelitian.......................................................... 52
BAB 4
HASIL PENELITIAN .............................................................. 54-66 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ............................... 54 4.2 Hasil Analisis Deskriptif ................................................. 55 4.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian ......................................... 59
BAB 5
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ............................. 67-79 5.1 Kesimpulan .................................................................... 67 5.2 Diskusi ........................................................................... 67 5.3 Saran .............................................................................. 72 5.3.1 Saran metodologis .............................................. 72 5.3.2 Saran Praktis ...................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
74
LAMPIRAN ................................................................................................
77
xii
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Tabel 3.8 Tabel 3.9 Tabel 3.10 Tabel 3.11 Tabel 3.12 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7
Tabel Blueprint Skala Intensi Menyumbang ........................ Tabel Blueprint SkalaSikap .................................................. Tabel Blueprint SkalaNorma Subjektif ................................. Tabel Blueprint Skala Perceived Behavioral Control .......... Tabel Blueprint Skala Pengalaman Menyumbang ................ Muatan Faktor Item Intensi Menyumbang............................ Muatan Faktor Item Sikap .................................................... Muatan Faktor Item Norma Injunctive.................................. Muatan Faktor Item Norma Deskriptif ................................. Muatan Faktor Item Norma Moral ........................................ Muatan Faktor Item Perceived Behavioral Control ............. Muatan Faktor Item Pengalaman Menyumbang ................... Gambaran Umum Subjek ...................................................... Statistik Deskriptif ................................................................ Pengelompokkan Subjek Berdasarkan Skor ......................... Tabel R Square...................................................................... Tabel Anova .......................................................................... Koefisien Regresi .................................................................. Sumbangan Masing-masing Indepenedent Variable ............
xiii
35 35 36 37 37 41 44 47 46 47 48 49 54 56 58 60 60 61 64
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Gambar 2.2
Peran faktor latar belakang dari theory of planned behavior ...... 17 Bagan Kerangka Berfikir............................................................ 28
xiv
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian tentang perilaku sosial yang membahas mengenai intensi menyumbang untuk badan organisasi amal maupun untuk individu yang kurang mampu sudah cukup banyak, baik dilakukan secara online (Treiblmaier & Pollach, 2006; Smith & McSweeney, 2007; Brinkerhoff, 2009; Linden 2011; Snip, 2011; Mejova, Weber & Garimella, Dougal, 2014) maupun offline (Hyung Hur, 2006; Boers 2012; Knowles, Hyde & White, 2012; Awan & Hammed, 2014). Perilaku masyarakat ditentukan oleh intensi mereka (Linden, 2011). Theory of planned behavior mengemukakan bahwa terdapat tiga faktor penentu terhadap intensi yaitu sikap, norma subjektif dan perceived behavioral control (Ajzen, 1991). Sikap merupakan evaluasi atau penilaian dari target perilaku, norma subjektif merupakan tekanan sosial yang dirasakan mengenai dari adanya penampilan perilaku dan perceived behavioral control merupakan kontrol yang dirasakan dari perilaku. Ketiga hal tersebut mempengaruhi perilaku terutama melalui dampaknya terhadap intensi perilaku (Smith & McSweeney, 2007). Pada tahun 2007, Smith dan Mcsweeney merupakan peneliti awal yang menyajikan revisi theory of planned behavior untuk memprediksi intensi menyumbang. Revisi theory of planned behavior yang dilakukan oleh Smith dan McSweeney (2007) yaitu intensi menyumbang dipengaruhi oleh sikap, perceived behavioral control, norma subjektif yang terdiri dari tiga yaitu norma injunctive, norma deskriptif dan norma moral serta past behavior. Penelitiannya
1
2
menggunakan 227 sampel di Queensland, Australia. Hasil penelitian ditemukan bahwa adanya pengaruh yang signifikan dari intensi menyumbang terhadap sikap, perceived behavioral control, norma injunctive, norma moral dan past behavior. Sedangkan norma deskriptif tidak berpengaruh dalam intensi menyumbang uang (Smith & McSweeney, 2007; Linden 2011). Smith dan Mcsweeney (2007) mengatakan bahwa individu dengan sikap positif terhadap perilaku, kemudian percaya bahwa orang lain yang penting akan menyetujui perilaku tersebut (norma subjektif), dan yang percaya bahwa mereka memiliki kontrol atas perilaku (perceived behavioral control) akan lebih cenderung memiliki intensi menyumbang untuk amal atau ke organisasi amal. Dalam revisi dari theory of planned behavior yang dilakukan oleh Smith dan McSweneey (2007) dimasukkannya juga variable past behavior. Past behavior juga telah terlibat sebagai faktor penting dalam perilaku prososial, termasuk pemberian amal/menyumbang. Past behavior atau istilah yang digunakan peneliti dalam skripsi ini adalah pengalaman menyumbang yang merupakan perilaku masa lalu seseorang dalam menyumbang uang. Selanjutnya, Linden (2011) juga melakukan penelitian mengenai intensi menyumbang yang dipengaruhi oleh enam variabel psikologi sosial dari revisi theory of planned behavior yaitu norma moral, norma perskriptif, norma deksriptif, sikap, perceived behavioral control dan past behavior (perilaku di masa lalu). Dalam penelitian yang dilakukannya secara online, terdapat 143 responden (81 wanita dan 62 laki-laki). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa norma deskriptif dan norma perspektif tidak berpengaruh terhadap intensi,
3
sedangkan norma moral, sikap, perceived behavioral control dan past behavior berpengaruh signifikan terhadap intensi menyumbang uang. Knowles, Hyde dan White (2012) melakukan penelitian mengenai intensi menyumbang uang dengan menggunakan perspektif dari theory of planned behavior yang direvisi dan dipengaruhi oleh faktor-faktor sikap, norma subjektif, perceived behavioral control (PBC), moral obligation dan past behavior. Ia mengukur dengan skala likert, item kuesioner yang diadaptasi dari Armitage dan Conner (2001) dan terdapat 210 sampel di Australia. Hasil penelitian yang dilakukannya menunjukkan bahwa sikap, perceived behvioral control, moral obligation
dan
past
behavior
berpengaruh
signifikan
terhadap
intensi
menyumbang uang, sedangkan norma subjektif tidak berpengaruh signifikan. Hal ini dikarenakan adanya sikap yang positif atau menguntungkan terhadap intensi menyumbang uangdari kontrol yang dirasakan, dan adanya kewajiban moral untuk menyumbang serta perilaku masa lalu dalam menyumbang memiliki intensi yang kuat untuk menyumbangkan uang di masa depan. Snip
(2011)
melakukan
penelitian
mengenai
faktor-faktor
yang
mempengaruhi intensi seseorang dalam menyumbang uang untuk amal atau organisasi amal. Faktor-faktor tersebut yaitu kewajiban moral, kesamaan dengan tujuan organisasi, pengalaman menyumbang, kepercayaan dan oportunisme yang dirasakan serta faktor demografis seperti jenis kelamin, usia, pendapatan dan pendidikan. Dalam penelitiannya terdapat 304 sampel (126 laki-laki dan 178 perempuan) yang disebarkan secara online. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi intensi menyumbang kesamaan dengan
4
tujuan organisasi, pengalaman menyumbang, kepercayaan, dan oportunisme, sedangkan kewajiban moral tidak berpengaruh secara signifikan dalam menyumbang uang Mejova, Weber dan Garimella, Dougal (2014) melakukan penelitian mengenai empat faktor utama pada perilaku donasi (menyumbang) yaitu demografis, minat, jaringan sosial dan faktor eksternal. Para penyumbang adalah pengguna internet yang telah menerima email dari masing-masing organisasi amal yang berbeda dengan menggunakan 10.000 sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa demografis, minat, jaringan sosial dan faktor eksternal dapat berpengaruh signifikan terhadap perilaku menyumbang. Awan dan Hammed (2014) juga melakukan penelitian mengenai donasi (menyumbang). Ia membuktikan pengaruh faktor demografis, sosio-ekonomi dan karakteristik lainnya seperti perceived generosity, perceived financial, religion, individual attitude toward charities, fundraising campaigns, dan trust terhadap donasi. Penelitiannya menggunakan adaptasi Charity Aid Foundation dengan 650 sampel. Dari hasil penelitiannya tersebut, ditemukan bahwa faktor demografi dari usia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap menyumbang. Jenis kelamin tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Sosio-ekonomi dalam pendapatan dan pendidikan juga berpengaruh signifikan dalam menyumbang. Perceived generosity, perceived financial, religion, individual attitude toward charities, fundraising campaigns, dan trust juga berpengaruh signifikan terhadap menyumbang.
5
Penelitian lain dilakukan oleh Hyung, Hur (2006). Ia meneliti faktor motivasi dalam pemberian amal, faktor motivasi tersebut terdiri dari enam dimensi yaitu kebaikan, keinginan untuk kebaikan bersama, altruisme, psikologi massa, mengharapkan sebuah reward dan keinginan untuk tanggung jawab sosial.Sampel yang digunakan 439 sampel dengan menggunakan pengukuran adaptasi dari fakor motivasi dan skala likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebaikan, alturisme, psikologi massa dan mengharapkan sebuah reward berpengaruh signifikan dalam motivasi pemberian amal, sedangkan keinginan untuk tanggung jawab sosial dan keinginan untuk kebaikan bersama tidak berpengaruh secara signifikan. Penelitian-penelitian
terdahulu
mengenai
intensi
menyumbang,
menggunakan istilah untuk menjelaskan perilaku menyumbang tersebut tidak seragam, misalnya; Charitable giving digunakan oleh Mayo dan Tinsley (2009); Leslie, Snyder, Glomb (2012); Smith dan Schwarz (2012); Hyung Hur (2006); Hou, Eason, Zhang, (2014); selanjutnya istilah Charity digunakan oleh Kraut (1973); Moely, Furco, Reed (2008); sedangkan Boers (2012); Awan dan Hameed (2014); Knowles, Hyde, White (2012); Snip (2011); Mejova, Weber dan Garimella, Dougal (2014) menggunakan istilah donation behavior. Dalam penelitian skripsi ini penulis menggunakan istilah donation, yang dalam bahasa Indonesia artinya menyumbang yang merupakan menyumbangkan uang
untuk
amal
McSweeney,2007)
atau
organisasi
layanan
masyarakat
(Smith
dan
6
Menyumbang dianggap fenomena humanistik yang penting karena perilaku tersebut tidak hanya didorong dalam masyarakat, tetapi memainkan peran penting dalam meningkatkan standar hidup individu (Awan & Hameed, 2014). Setiap hari, ribuan orang memberikan bantuan atau sumbangan untuk kemanusiaan, politik, lingkungan, dan hal lainnya (Mejova, Weber & Garimella, Dougal, 2014). Menyumbang untuk kegiatan amal merupakan perwujudan dari sikap hidup dalam keinginan menolong tanpa pamrih. Untuk menumbuhkan dan meningkatkan sikap sosial dan berderma seperti menyumbang uang sebaiknya tidak boleh dipaksa, penekanan harus kepada kesadaran diri termasuk kesadaran berdasarkan hasil pengolahan diri (Mengkaka, 2014). Fenomena menyumbang saat ini didapatkan melalui website Charolina (2014) dengan tema Charity “Care to Share” - AIESEC Brawijaya. Dalam artikel tersebut, proyek Enlighten The Future AIESEC Brawijaya menghimpun pundi amal tepat di Car Free Day. Kegiatan charity (amal) ini merupakan rangkaian kegiatan dari proyek social children AIESEC Brawijaya. Hasil dana yang didapat dari charity nantinya akan disumbangkan kepada beberapa panti asuhan dan komunitas peduli anak yang bekerja sama dengan proyek ini. Penyumbang dana juga mendapatkan stiker bertuliskan“I have donated for children” berlogo AIESEC. Orang-orang yang lalu lalang di CFD (Car Free Day) pun ikut berpartisipasi menyumbangkan sebagian uangnya untuk kemajuan masa depan anak-anak yang kurang beruntung.
7
Sebagai contoh organisasi amal di Indonesia yaitu; yang dimiliki oleh SCTV dengan sebutan Pundi Amal SCTV menjalankan peran sosial menjadi jembatan antara kelompok masyarakat yang tumbuh keterikatan untuk saling peduli dan membantu sesama, menyalurkan bantuan agar meringankan penderitaan dan beban sesamanya dengan memberikan sumbangan. Pundi Amal SCTV membagi fokus kegiatannya pada empat yaitu: penanganan bencana, pendidikan, kesehatan dan pengembangan lingkungan (Pundi Amal, 2013). Perilaku menyumbang seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor demografi seperti usia, jenis kelamin, pendapatan, dan pendidikan (Awan & Hammed, 2014). Usia dan jenis kelamin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap menyumbang. Menurut Shelley dan Polonsky (dalam Awan & Hamed, 2014) Perempuan lebih berpengaruh memberikan sumbangan dibandingkan laki-laki. Selanjutnya, sosio-ekonomi dalam pendapatan dan pendidikan juga berpengaruh signifikan dalam menyumbang. Individu-individu dengan pendapatan yang lebih tinggi dan pendidikan tinggi lebih mungkin untuk menyumbangkan (Awan & Hammed, 2014). Beberapa pemaparan di atas, peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian terhadap apa yang sudah dijelaskan di atas. Adapun skripsi ini mempunyai judul: Pengaruh sikap, norma subjektif, perceived behavioral control, pengalaman menyumbang dan faktor demografis terhadap intensi menyumbang.
8
1.2 PERUMUSAN DAN PEMBATASAN MASALAH 1.2.1 Pembatasan masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Intensi menyumbang yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan seberapa kuat keinginan individu dalam menyumbang uang untuk amal atau organisasi layanan masyarakat. 2. Sikap yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan evaluasi atau penilaian individu dalam menyumbang. Yang dinilai dari sikap postif atau negatif, menguntungkan atau tidak, berguna atau tidak untuk individu. 3. Norma subyektif adalah tekanan sosial yang dirasakan individu mengenai tampilan dalam menyumbang atau tidak menyumbang untuk amal. Norma subjektif dilihat dari tiga komponen yaitu norma injunctive, norma deskriptif, dan norma moral. 4. Perceived behavioral control adalah kontrol yang dirasakan individu dalam menyumbang atau tidak menyumbang untuk amal. 5. Pengalaman menyumbang atau istilah dari past behavior yang merupakan banyak perilaku ditentukan oleh perilaku masa lalu atau pengalaman seseorang dalam menyumbang uang. 6. Faktor Demografi dalam penelitian ini merupakan jenis kelamin, usia, pendidikan dan pendapatan.
9
1.2.2 Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan sikap terhadap intensi menyumbang? 2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan norma subjektif terhadap intensi menyumbang, yang terdiri dari: 2.1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan norma injunctive terhadap intensi menyumbang? 2.2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan norma deskriptif terhadap intensi menyumbang? 2.3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan norma moral terhadap intensi menyumbang? 3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan perceived behavioral control terhadap intensi menyumbang? 4. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan pengalaman menyumbang (past behavior) terhadap intensi menyumbang? 5. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan faktor demografi terhadap intensi menyumbang?
10
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1.3.1 Tujuan penelitian Tujuan penelitian penelitian ini adalah: 1. Untuk menguji ada tidaknya pengaruh yang signifikan sikap terhadap intensi menyumbang. 2. Untuk menguji ada tidaknya pengaruh yang signifikan norma subjektif terhadap intensi menyumbang, yang terdiri dari: 2.1 Ada tidaknya pengaruh yang signifikan norma injunctive terhadap intensi menyumbang. 2.2 Ada tidaknya pengaruh yang signifikan norma deskriptif terhadap intensi menyumbang. 2.3 Ada tidaknya pengaruh yang signifikan norma moral terhadap intensi menyumbang. 3. Untuk menguji ada tidaknya pengaruh yang signifikan perceived behavioral control terhadap intensi menyumbang. 4. Untuk menguji ada tidaknya pengaruh yang signifikan pengalaman menyumbang terhadap intensi menyumbang. 5. Untuk menguji ada tidaknya pengaruh yang signifikan faktor demografi terhadap intensi menyumbang. 1.3.2 Manfaat penelitian Manfaat dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.
11
1.3.2.1 Manfaat teoritis Penelitian
ini
diharapkan
mengembangkan
ilmu
dapat
pengetahuan
memberikan dalam
kontribusi
dalam
bidang psikologi
dan
pengembangan wacana dan kajian tentang intensi dan perilaku menyumbang. 1.3.2.2. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui fakta mengenai perilaku menyumbang yang selama ini belum banyak atau bahkan belum diketahui ataupun disadari oleh banyak orang. Hasil penelitian yang terkait dengan sikap, norma subjektif, perceived behavioral control, pengalaman menyumbangyang
mempengaruhi
intensi
menyumbang,
dapat
dimanfaatkan bagi individu ataupun masyarakat yang memiliki intensi dan perilaku dalam menyumbangkan uangnya. Selain itu penelitian ini dapat melihat pengaruh dari faktor demografi yaitu jenis kelamin, usia, pendidikan dan pendapatan dalam intensi dan perilaku menyumbang. 1.4 SISTEMATIKA PENULISAN BAB 1
:
Pendahuluan Membahas mengenai latar belakang, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB 2
:
Landasan Teori Membahas mengenai theory of planned behavior, definisi, faktor-faktor yang mempengaruhi dan pengukuran intensi menyumbang. Selain itu membahas mengenai revisi theory of planned behavior, definisi dan pengukuran
12
sikap, norma subjektif, pengalaman menyumbang dan faktor demografis. BAB 3
:
Metode Penelitian Membahas mengenai
populasi, sampel dan teknik
pengambilan sampel, variabel penelitian dan definisi operasional variabel, instrumen pengumpulan data, uji validitas konstruk, teknik analisis data dan prosedur penelitian. BAB 4
:
Hasil Penelitian Membahas mengenai gambaran umum subjek penelitian, hasil deskripsi penelitian dan hasil hipotesis penelitian
BAB 5
:
Kesimpulan, Diskusi dan Saran Membahas mengenai kesimpulan, diskusi, saran teoritis dan praktis
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Intensi Menyumbang (Intention Donate) Sebelum menjelaskan mengenai definisi intensi menyumbang, penulis terlebih dahulu akan menjelaskan mengenai teori intensi. 2.1.1 Pengertian 2.1.1.1 Pengertian intensi Intensi adalah letak dimensi subyektif seseorang yang melibatkan hubungan antara dirinya dengan perbuatan tertentu, oleh karena itu, mengarah pada probabilitas subyektif seseorang yang akan menunjukkan perilaku (Fishbein & Ajzen, 1975). Ajzen (1991) menjelaskan "intentions are assumed to capture the motivational factors that influence a behaviour and to indicate how hard people are willing to try or how much effort they would exert to perform the behaviour" intensi diasumsikan faktor – faktor motivasi yang berdampak pada perilaku, sebagai indikasi, seberapa kuat keinginan individu untuk mencoba dan berapa banyak usaha untuk menampilkan perilaku tersebut. Sedangkan menurut Ajzen (2002) intensi diasumsikan sebagai penyebab langsung dari perilaku. 2.1.1.2 Pengertian intensi menyumbang Menyumbang adalah sejumlah uang yang disumbangkan untuk sebuah organisasi tertentu dan sekelompok orang untuk kesejahteraan individu (Awan & Hamed, 2014). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Muslim, 2013), donasi dapat diartikan sebagai sumbangan tetap (berupa uang) dari penderma kepada perkumpulan, atau dapat juga diartikan sebagai pemberian atau hadiah. Sedangkan 13
14
Smith dan McSweeney (2007) mendefinisikan perilaku menyumbang sebagai menyumbangkan uang untuk amal atau organisasi layanan masyarakat. Dari beberapa definisi intensi dan menyumbang dapat disimpulkan bahwa intensi menyumbang merupakan seberapa kuat keinginan individu dalam menyumbang uang untuk amal atau organisasi layanan masyarakat. 2.1.2 Teori intensi menyumbang 2.1.2.1 Teori intensi Fishbein dan Ajzen (1975) mengemukakan bahwa terdapat empat elemen penting dalam pembentukan intensi yaitu perilaku (behavior), objek atau target dimana perilaku ditunjukkan (target), situasi dimana perilaku ditampilkan (situation) dan waktu dimana perilaku yang akan dilakukan (time). Pada tingkat yang paling spesifik, seseorang akan menampilkan perilaku tertentu tergantung objeknya dalam situasi dan waktu tertentu. Teori intensi dapat dijelaskan melalui theory of planned behavior. Theory of planned behavior merupakan perluasan dari theory of reason action,dibuat karena adanya keterbatasan dalam menangani perilaku seseorang, dimana individu tidak memiliki kontrol kehendak (volitional control) sehingga menambahkan konsep perceived behavioral control. Sesuai dengan tujuannya untuk menjelaskan perilaku manusia dan seperti dalam teori aslinya yaitu theory of reason action bahwa faktor utama dalam theory of planned behavior adalah intensi individu untuk melakukan perilaku tertentu. Theory of Planned Behavior didasarkan pada asumsi bahwa manusia adalah makhluk yang rasional dan menggunakan informasi-informasi yang
15
mungkin baginya, secara sistematis. Orang memikirkan implikasi dari tindakan mereka sebelum mereka memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu. Ada beberapa tujuan dan manfaat dari teori ini, antara lain adalah untuk meramalkan dan memahami pengaruh-pengaruh motivasional terhadap perilaku yang bukan dibawah kendali atau kemauan individu sendiri. Untuk mengidentifikasi bagaimana dan kemana mengarahkan strategi-strategi untuk perubahan perilaku dan juga untuk menjelaskan pada tiap aspek penting beberapa perilaku manusia (Achmat, 2010). Intensi diasumsikan sebagai faktor – faktor motivasi yang berdampak pada perilaku, sebagai indikasi, seberapa kuat keinginan individu untuk mencoba dan berapa banyak usaha untuk menampilkan perilaku tersebut. Theory of planned behavior mengemukakan bahwa terdapat tiga faktor penentu terhadap intensi yaitu sikap, norma subjektif dan perceived behavioral control (Ajzen, 1991). 2.1.2.2 Teori intensi menyumbang Pada tahun 2007, Smith dan McSweeney merupakan peneliti awal yang menyajikan revisi dari theory of planned behavior untuk memprediksi intensi menyumbang. Dalam awal pembuatan revisi theory of planned behavior, mereka berpendapat untuk dimasukkannya norma moral, perbedaan antara norma sosial (norma subjektif) yaitu norma deskriptif dan norma prespektif atau yang biasanya disebut dengan istilah norma injunctive serta dimasukkannya perilaku masa lalu (past behavior). Sebagai hasilnya, revisi yang diusulkan oleh Smith dan McSweeney yaitu sikap, perceived behavioral control, norma deskriptif, norma perspektif (injunctive), norma moral dan past behavior (Linden, 2011). Dalam
16
penelitian ini, penulis menggunakan istilah norma perspektif yaitu norma injunctive dan past behavior atau perilaku masa lalu yang dimaksud disini adalah pengalaman menyumbang uang. Smith dan Mcsweeney (2007) mengatakan bahwa individu dengan sikap positif terhadap perilaku, kemudian percaya bahwa orang lain yang penting akanmenyetujui perilaku tersebut (norma subjektif), dan yang percaya bahwa mereka memiliki kontrol atas melaksanakan perilaku (perceived behavioral control) akan lebih cenderung memiliki intensi menyumbang untuk amal atau ke organisasi amal. Dan past behavior merupakan suatu perilaku yang banyak ditentukan oleh perilaku masa lalu seseorang. Perilaku masa lalu dalam menyumbang memiliki intensi yang kuat untuk menyumbangkan uang di masa depan. 2.1.3 Pengukuran intensi menyumbang Penelitian mengenai pengukuran intensi menyumbang menggunakan alat ukur yang berbeda diantaranya: 1. Smith dan McSweeney (2007) menggunakan pengukuran dari rekomendasi Ajzen (2002) untuk mengukur intention behavior dengan menggunakan lima item kuesioner, seperti contoh item “saya berniat untuk menyumbangkan uang untuk amal atau organisasi layanan masyarakat di empat minggu kedepan” dan untuk menjawabnya dimulai dari “tidak pasti” – “pasti”. 2. Penelitian Brinkerhoff (2009) menggunakan pengukuran dari Ajzen (2002) dengan 5 item kuesioner dan memberi 7-point semantic differential scale untuk menjawabnya memilih dimulai dari "sangat setuju" - "sangat tidak setuju".
17
Dengan contoh item kuesioner “Saya berencana untuk menyumbang ke organisasi amal dalam 4 bulan ke depan”. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Knowles, Hyde dan White (2012) untuk mengukur intensi menyumbang menggunakan skala likert dengan tujuh item kuesioner, seperti contoh item kuesioner “Saya berniat untuk menyumbangkan uang untuk amal di masa depan”. Dalam penelitian skripsi ini penulis menggunakan pengukuran dari rekomendasi Ajzen (dalam Smith & McSweeney, 2007) untuk mengukur behavioral intention dengan lima item kuesioner, seperti contoh item “saya berniat untuk menyumbangkan uang untuk amal atau organisasi layanan masyarakat di empat minggu kedepan” dan untuk menjawabnya dimulai dari “tidak pasti” – “pasti”. 2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi intensi Menurut theory of planned behavior yang dikemukakan oleh Ajzen (2005) bahwa faktor penentu utama dari intensi dan perilaku yaitu: keyakinan perilaku, keyakinan normative, keyakinan kontrol. Terdapat banyak variabel yang dapat mempengaruhi keyakinan seseorang yaitu: usia, jenis kelamin, budaya, status sosial-ekonomi, pendidikan, kebangsaan, agama, kepribadian, mood, emosi, sikap, nilai, kecerdasan, anggota kelompok, pengalaman di masa lalu, paparan informasi, dukungan sosial dsb. Faktor latar belakang tersebut dibagi ke dalam kategori pribadi, sosial, dan informasi. Dalam faktor pribadi (personal) terdapat sikap, kepribadian, nilai, emosi, dan kecerdasan. Di dalam faktor sosial (social) terdapat usia, jenis kelamin, ras,
18
budaya, pendidikan, pendapatan, agama. Sedangkan faktor informasi terdapat pengalaman, pengetahuan, dan paparan media.Semua faktor tersebut dapat mempengaruhi perilaku, keyakinan normatif dan keyakinan kontrol. Sebagai hasilnya dapat mempengaruhi intensi dan tindakan.
Background Factors
Behavioral beliefs
Attitude toward the behavior
Normative Beliefs
Subjective Norms
Pribadi Sikap, Nilai, Ciri-ciri kepribadian, Emosi Kecerdasan Sosial Usia, jenis kelamin, ras, budaya, pendidikan, agama.
Control beliefs
intention
behavior
Perceived Behavioral Control
Informasi Pengalaman, pengetahuan, paparan media
Gambar 2.1 Peran faktor Latar Belakang dari Theory of Planned Behavior (Ajzen,2005)
19
2.2 Sikap 2.2.1 Definisi sikap Terdapat berberapa definisi sikap yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Menurut Ajzen (2005) sikap adalah suatu disposisi untuk respon positif atau negatif terhadap benda, orang, institusi atau peristiwa. Kemudian definisi sikap menurut Smith dan McSweeney (2007) sikap merupakan evaluasi dari target perilaku. Selanjutnya Allport (dalam Hogg & Vaughan, 2011) menjelaskan sikap adalah : “A mental and neural state of readiness, organised through experience, exerting a directive or dynamic influence upon the individual's response to all objects and situations with which it is related”. Sikap adalah kondisi mental dan neural dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang terkait. Sedangkan Macchia, Louis, Saeri, Smith dan Ogilivie (2013) menjelaskan bahwa sikap merupakan evaluasi hasil dari suatu perilaku tertentu sebagai positif atau negatif. Berdasarkan definisi menurut para ahli, penulis menyimpulkan sikap merupakan evaluasi atau penilaian dari target suatu perilaku. 2.2.2 Komponen-komponen sikap Menurut Fishbein dan Ajzen (1975), terdapat tiga komponen dalam sikap yaitu; 1. Kognitif, yaitu mencerminkan persepsi dan pemikiran mengenai objek sikap.
20
2. Afek yaitu suatu perasaan atau evaluasi terhadap objek, meliputi perasaan dan evaluasi (sikap) 3. Konasi, yaitu intensi berprilaku yang ditampilkan terhadap objek sikap. 2.2.3 Pengukuran sikap Pengukuran sikap dalam penelitian skripsi ini, penulis menggunakan pengukuran yang direkomendasikan dari Ajzen (dalam Smith & McSweeney, 2007). Contoh item kuesioner “Saya membuat sumbangan moneter untuk sebuah organisasi amal atau pelayanan masyarakat dalam emapt minggu ke depan yang akan menjadi ... ” dan pilihan jawaban tersebut yaitu: “menyenangkan ” – “ tidak menyenangkan ”, “ berguna ” – “ tidak berguna ” , “memuaskan” – “ tidak memuaskan ”, “menguntukan” – “ tidak menguntukan”, “ positif ” – “ negatif ”
2.3 Norma Subjektif 2.3.1 Definisi norma subjektif Norma subjektif merupakan faktor sosial yang mengacu pada tekanan sosial yang dirasakan untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku (Ajzen, 1991). Smith dan McSweneey (2007) menjelaskan norma subjektif merupakan tekanan sosial yang dirasakan mengenai tampilan dari perilaku tersebut. Menurut White, Smith, Terry, Greenslade dan McKimmie (2009), menyatakan bahwa pengaruh sosial diwakili oleh konsep norma subjektif yaitu yang menggambarkan sejumlah tekanan dari seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku. Sedangkan Bidin et.al (dalam Falahuddin, Heikal, Khaddafi, 2014) norma subjektif dikaitkan dengan
21
keyakinan yang disampaikan oleh orang lain, baik secara individu atau melalui respon kelompok. Berdasarkan pendapat di atas menurut para ahli bahwa kesimpulan dari pengertian norma subjektif atau norma sosial merupakan faktor sosial yang mengacu pada tekanan sosial yang dirasakan mengenai tampilan dari perilaku tersebut, untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku. 2.3.2 Komponen norma subjektif Komponen norma subjektif menurut Smith dan McSweeney (2007) terdiri dari: 1. Norma injunctive Komponen norma subyektif yaitu norma injunctive karena berkaitan dengan tekanan sosial yang dirasakan dari orang lain yang dianggap penting (significant others) untuk melakukan suatu perilaku. 2. Norma deskriptif Norma deskriptif mencerminkan persepsi seseorang terhadap perilaku orang lain. 3. Norma moral Norma moral dapat didefinisikan sebagai internalisasi aturan-aturan moral individu. Norma moral menekankan pada membangun perasaan pribadi tanggung jawab, daripada tekanan sosial langsung dirasakan. 2.3.3 Pengukuran norma subjektif. Pengukuran Norma subjektif menggunakan pengukuran rekomendasi dari Ajzen (dalam Smith & McSweeney,2007) dengan menggunakan komponen
22
norma subjektif yang telah direvisi yaitu norma injunctive, norma deskriptif dan norma moral yang terdiri dari 14 item.
2.4 Perceived Behavioral Control (PBC) 2.4.1 Definisi perceived behavioral control Ajzen (1991) menjelaskan perceived behavioral control yaitu mengacu pada persepsi individu terhadap kemudahan atau kesulitan melakukan perilaku yang menarik. Perceived behavioral control menunjuk suatu derajat dimana seorang individu merasa bahwa tampil atau tidaknya suatu perilaku yang dimaksud adalah di bawah pengendaliannya. Orang cenderung tidak akan membentuk suatu intensi yang kuat untuk menampilkan suatu perilaku tertentu jika ia percaya bahwa ia tidak memiliki sumber atau kesempatan untuk melakukannya meskipun ia memiliki sikap yang positif dan ia percaya bahwa orang-orang lain yang penting baginya akan menyetujuinya. PBC dapat mempengaruhi perilaku secara langsung atau tidak langsung melalui intensi. Jalur langsung dari PBC ke perilaku diharapkan muncul ketika terdapat keselarasan antara persepsi mengenai kendali dan kendali yang aktual dari seseorang atas suatu perilaku (Achmat, 2010). Selanjutnya Smith dan McSweeney (2007) Perceived behavioral control merupakan kontrol yang dirasakan atas tampilan perilaku untuk melakukan, atau berniat untuk melakukan dan perilaku yang dianggap sebagai relatif mudah atau dalam kendali seseorang
23
Berdasarkan definisi menurut para ahli dapat disimpulkan perceived behavioral control adalah kontrol yang dirasakan atas tampilan perilaku untuk melakukan atau tidak dalam perilaku yang dianggap sebagai relatif mudah dalam kendali seseorang. 2.4.2 Pengukuran perceived behavioral control Pengukuran perceived behavioral control menggunakan rekomendasi dari Ajzen (dalam Smith & McSweeney, 2007) yaitu persepsi kontrol atas perilaku menyumbang dengan lima item. Contoh item "Jika saya ingin menyumbang, itu akan mudah bagi saya untuk menyumbangkan uang untuk amal dan organisasi pelayanan masyarakat dalam empat minggu ke depan". Skala dari 1 sangat tidak setuju sampai 7 sangat setuju. 2.5 Pengalaman Menyumbang 2.5.1
Definisi pengalaman menyumbang Ajzen (1991) menjelaskan bahwa past behavior merupakan prediktor terbaik dari perilaku masa depan dan akan terwujud bila kondisi tersebut terpenuhi. Menurut Conner (dalam Smith & McSweeney, 2007) past behavior merupakan suatu perilaku yang banyak ditentukan oleh perilaku masa lalu seseorang. Selanjutnya Knowles, Hyde dan White (2012) juga menjelaskan bahwa past behavior atau perilaku masa lalu dalam menyumbang memiliki intensi yang kuat untuk menyumbangkan uang di masa depan. Berdasarkan menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa past behavior (perilaku masa lalu) merupakan suatu perilaku yang banyak ditentukan oleh perilaku masa lalu seseorang. Perilaku masa lalu disini merupakan perilaku
24
seseorang dalam menyumbang atau pengalaman seseorang dalam masa lalu untuk menyumbang uang di masa depan. 2.5.2 Pengukuran pengalaman menyumbang Pengukuran menggunakan rekomendasi dari Ajzen (dalam Smith & McSweeney, 2007) dengan 5 item. Responden menunjukan seberapa sering terlibat dalam target dari perilaku di empat minggu terakhir. Contoh item: "Seberapa sering selama empat minggu terakhir Anda menyumbangkan uang untuk amal atau organisasi layanan masyarakat?". Range skala dari 1 sama sekali tidak – 7 sering. 2.6 Demografis Menurut Smith dan McSweeney (2007) faktor-faktor demografi seperti jenis kelamin, umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, atau tingkat pendapatan yang terkait dengan perbedaan pemberian amal. Namun dalam penelitian skripsi ini penulis hanya beberapa yang digunakan dalam faktor demografis yaitu: pendidikan, pendapatan, usia dan jenis kelamin. 2.6.1 Usia dan jenis kelamin Demografi adalah karakteristik statistik dari populasi yang meliputi usia dan jenis kelamin yang dianggap penting untuk evaluasi dampak pada sumbangan. Jenis kelamin merupakan prediktor variabel dan kunci efektif intensi menyumbang dan merupakan variabel penting untuk mengukur efek pada sumbangan (Raganathan, 2012; Schlegelmilch et al, 1997 dalam Awan & Hamed, 2014). Usia dan jenis kelamin merupakan penentu penting dari perilaku
menyumbangdan
menunjukkan
probabilitas
tinggi
dalam
25
menyumbang (Lee dan Chang, 2007; Carroll et al, 2005 dalam Awan & Hamed, 2014). Menurut Shelley dan Polonsky (dalam Awan & Hamed, 2014) Faktor demografi seperti usia dan jenis kelamin berfungsi sebagai kriteria yang sesuai untuk segmentasi. Motivasi donor yang ada juga bervariasi dengan usia dan jenis kelamin. Hal ini juga menemukan bahwa perempuan lebih mungkin untuk menyumbang dibandingkan dengan laki-laki karena pola jenis kelamin bervariasi secara signifikan dan tergantung pada status perkawinan individu.Ada perbedaan yang signifikan antara perilaku menyumbang antara pria dan wanita, para lajang dan yang sudah menikah, lebih tua dan lebih muda. Kedua jenis kelamin memiliki preferensi dan pendapat yang berbeda, perempuan mendukung untuk tujuan pendidikan, kesejahteraan sedangkan pria mendukung untuk organisasi keagamaan (Awan & Hamed 2014). Selain itu, usia dan jenis kelamin merupakan faktor penentu yang paling penting dan sumbangan moneter yang ditentukan oleh variabel ekstrinsik. Mereka adalah prediktor kunci, sehingga menunjukkan hubungan positif dengan perilaku (Awan & Hamed, 2014). Menurut Wolff, Lee dan Chang (dalam Boers, 2012) bahwa perempuan cenderung lebih altruistik daripada laki-laki, dan karena itu lebih mungkin untuk menyumbangkan dibandingkan laki-laki. Bahwa orang tua lebih mungkin untuk menyumbangkan daripada orang yang lebih muda.
26
Usia yang digunakan dalam penelitian skripsi ini dimulai dari usia 18 – 55 tahun. Sedangkan untuk jenis kelamin dalam penelitian skripsi ini penulis menggunakan dua jenis kelamin yaitu; laki-laki dan perempuan. 2.6.2 Pendidikan dan pendapatan Menurut Rajan et al dan Lee dan Chang (dalam Awan & Hameed, 2014) Individu-individu dengan pendapatan yang lebih tinggi dan pendidikan tinggi lebih mungkin untuk menyumbangkan. Pendapatan dan pendidikan dianggap sangat penting dalam menentukan jumlah sumbangan. 2.7 Kerangka Berpikir Menyumbang dianggap fenomena humanistik yang penting karena tidak hanya didorong dalam masyarakat tetapi memainkan peran penting dalam meningkatkan standar hidup individu. Hal ini dibuktikan karena adanya dalam setiap hari ribuan orang memberikan bantuan atau sumbangan untuk kemanusiaan, politik, lingkungan, dan hal lainnya. Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai intensi seseorang dalam menyumbang uang untuk amal atau organisasi amal. Dalam penelitian ini akan melihat pengaruh sikap, norma subjektif yang terdiri dari; norma injuctive, norma deskriptif dan norma moral, perceived behavioral control dan past behavior atau pengalaman menyumbang dan faktor demografis. Smith dan Mcsweeney (2007) mengatakan bahwa individu dengan sikap positif terhadap perilaku, kemudian percaya bahwa orang lain yang penting akan menyetujui perilaku tersebut (norma subjektif), dan yang percaya bahwa mereka memiliki kontrol atas melaksanakan perilaku (perceived behavioral control) akan
27
lebih cenderung memiliki intensi menyumbang untuk amal atau ke organisasi amal. Dan past behavior merupakan suatu perilaku yang banyak ditentukan oleh perilaku masa lalu seseorang. Perilaku masa lalu dalam menyumbang memiliki intensi yang kuat untuk menyumbangkan uang di masa depan. Smith dan Mcsweeney (2007) juga menjelaskan bahwa norma subjektif terdiri dari norma injunctive yaitu tekanan sosial yang dirasakan dari orang lain yang dianggap penting (significant others) untuk melakukan suatu perilaku. Selanjutnya norma deskriptif yaitu mencerminkan persepsi seseorang terhadap perilaku orang lain. Dan norma moral yaitu internalisasi aturan-aturan moral individu. Norma moral menekankan pada membangun perasaan pribadi tanggung jawab, daripada tekanan sosial langsung dirasakan. Penelitian ini juga melihat dari faktor demografis yang mempengaruhi intensi menyumbang seseorang, yang dilihat melalui pendidikan, pendapatan, usia dan jenis kelamin. Dari penelitian sebelumnya yang diteliti oleh Awan dan Hameed (2014), usia dan jenis kelamin merupakan penentu penting dari perilaku menyumbangdan menunjukkan probabilitas tinggi dalam menyumbang. Hal ini juga menemukan bahwa perempuan lebih mungkin untuk menyumbangkan dibandingkan dengan laki-laki. Individu-individu dengan pendapatan yang lebih tinggi dan pendidikan tinggi lebih mungkin untuk menyumbangkan.
28
Alur pemikiran dari penelitian ini akan di ilustrasikan dalam bagan berikut ini.
SIKAP
NORMA SUBJEKTIF Norma injunctive Norma deskriptif Norma moral Intensi Menyumbang PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL
PENGALAMAN
MENYUMBANG
DEMOGRAFIS Usia Jenis kelamin Pendidikan Pendapatan
Gambar 2.2 Kerangka berpikir
29
2.8 Hipotesis Penelitian Karena penelitian ini diuji dengan analisis statistik, maka hipotesis yang akan diuji adalah hipotesis nihil adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu: Hipotesis Mayor Terdapat pengaruh yang signifikan sikap, norma subjektif yang terdiri dari norma injunctive, norma deskriptif, norma moral, perceived behavioral control (PBC), pengalaman menyumbang (past behavior), dan faktor demografi terhadap intensi menyumbang uang di Jakarta. Hipotesis Minor H1
: Terdapat pengaruh yang signifikan sikap terhadap intensi menyumbang uang di Jakarta
H2
: Terdapat pengaruh yang signifikan masing-masing komponen norma subjektif terhadap intesi menyumbang, secara lebih detail adalah sebagai berikut: H2.1 :
Terdapat pengaruh yang signifikan norma injuncitve terhadap intensi menyumbang uang di Jakarta
H2.2 :
Terdapat pengaruh yang signifikan norma deskriptif terhadap intensi menyumbang uang di Jakarta
H2.3 : Terdapat pengaruh yang signifikan norma moral terhadap intensi menyumbang uang di Jakarta H3:
Terdapat pengaruh yang signifikan perceived behavioral control terhadap intensi menyumbang uang di Jakarta
30
H4:
Terdapat pengaruh yang signifikan pengalaman menyumbang terhadap intensi menyumbang uang di Jakarta
H5: Terdapat pengaruh yang signifikan pendapatan terhadap intensi menyumbang uang di Jakarta H6:
Terdapat pengaruh yang signifikan pendidikan terhadap intensi menyumbang uang di Jakarta
H7:
Terdapat pengaruh yang signifikan jenis kelamin terhadap intensi menyumbang uang di Jakarta
H8:
Terdapat pengaruh yang signifikan usia terhadap intensi menyumbang uang di Jakarta
Kesepuluh hipotesis penelitian diatas, akan dijadikan Ho sehingga dapat diuji secara statistik.
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian adalah individu yang berusia minimal 17 tahun yang sudah atau belum pernah dalam menyumbangkan uangnya untuk organisasi badan amal maupun individu kurang mampu, serta individu yang menggunakan internet. Jumlah populasi tidak bisa diketahui dalam penelitian ini sehingga, tidak bisa menggunakan teknik probability sampling. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini termasuk kedalam nonprobability sampling. Jenis non-probability sampling yang digunakan adalah accidental sampling. Adapun sampel dalam penelitian ini penulis mengharapkan untuk mendapatkan 200 sampel secara online, 100 sampel secara offline. Namun dalam empat minggu, kuesioner yang terisi secara online berjumlah 137 sampel dan offline 87 sampel. Jadi sampel yang didapatkan secara online dan offline berjumlah 224 orang, baik pria dan wanita yang bersedia untuk mengisi skala penelitian yang disebarkan secara offline dan online melalui docs.google.com, dengan link https://docs.google.com/forms/d/1aRZyze7p_BHLWk78fkDQwkfrN71SufkF0Bl1m9-iV4/viewform?c=0&w=1&usp=mail_form_link.
31
32
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.2.1 Deksripsi variabel Variabel dalam penelitian ini adalah intensi menyumbang, sikap, norma subjektif, yang terdiri dari tiga yaitu; norma injuctive; norma deksriptif; dan norma moral; perceived behavioral control, pengalaman menyumbang (past behavior) dan faktor demografis dari pendidikan, pendapatan, usia dan jenis kelamin. Intensi menyumbang dijadikan sebagai dependent variabel, yaitu variabel yang akan diteliti. Sedangkan sikap, norma subjektif yang terdiri dari tiga yaitu; norma injuctive, norma deksriptif, dan norma moral, perceived behavioral control, pengalaman menyumbang dan faktor demografis dijadikan sebagai independent variabel. 3.2.2 Definisi operasional variabel Adapun definisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Intensi Menyumbang Intensi menyumbang adalah seberapa kuat keinginan individu dalam menyumbang uang untuk amal atau organisasi layanan masyarakat. 2. Sikap Sikap merupakan evaluasi atau penilian individu dalam menyumbang dengan penilaian positif atau negatif. 3. Norma Subjektif Norma subjektif adalah tekanan sosial yang dirasakan oleh individu untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku. Dalam penelitian ini, penulis
33
menggunakan konsep norma subjektif sebagai pengganti norma sosial yaitu yang terdiri dari tiga komponen: 3.1 Norma Injunctive Norma Injunctive yaitu berkaitan dengan tekanan sosial yang dirasakandari orang lain untuk melakukan hal tersebut. Tekanan sosial yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan tekanan sosial yang dirasakan oleh individu dalam menyumbang uang yang didukung atau tidak didukung dari orang lain. 3.2 Norma Deskriptif Norma Deskriptif yaitu persepsi orang lain yang penting bagi individu dalam melakukan perilaku tersebut. Perilaku disini merupakan persepsi individu dalam hal menyumbang uang. 3.3 Norma Moral Norma Moral yaitu aturan-aturan internalisasi pada moral individu. Karena norma moral yang menekankan pada membangun perasaan pribadi tanggung jawab, dibanding tekanan sosial langsung yang dirasakan. 4. Perceived Behavioral Control (PBC) Perceived Behavioral Control (PBC) merupakan kontrol yang dirasakan atas tampilan perilaku untuk melakukan atau tidak dalam perilaku yang dianggap sebagai relatif mudah dalam kendali seseorang. 4. Pengalaman menyumbang Pengalaman menyumbang merupakan istilah dari past behavior yang merupakan banyak perilaku ditentukan oleh perilaku masa lalu seseorang.
34
Dalam hal ini perilaku masa lalu yaitu pengalaman seseorang yang sudah ataupun tidak pernah menyumbang uang untuk amal atau organisasi layanan masyarakat. 6. Demografis dipenelitian skripsi ini penulis menggunakan pendapatan, pendidikan, usia dan jenis kelamin. 3.3 Instrumen Pengumpulan Data Metode penelitian ini menggunakan angket yang diberikan secara online. Sedangkan instrument penelitian ini menggunakan Semantic differensial scale. Semantic differensial scale merupakan skala yang dikembangkan oleh Osgood, Suci, dan Tannenbaum, untuk mengukur pengertian suatu objek atau konsep oleh seseorang. Reseponden diminta untuk menilai suatu konsep atau objek dalam suatu skala bipolar (skala yang berlawanan seperti baik-buruk, cepat-lambat dan sebagaianya) dengan 7 buah titik skala (Nazir, 2009). Adapun cara subjek memberikan jawaban terhadap tipe Semantic differensial scale adalah dengan memilih salah satu jawaban yang paling sesuai dengan diri responden pada salah satu alternatif jawaban. Dalam penelitian ini, skala yang digunakan terdiri dari 8 bagian. Bagian pertama, bagian yang mengungkap data diri responden. Bagian kedua, bagian yang mengungkap intensi menyumbang. Bagian ketiga, bagian yang mengungkap sikap. Bagian keempat, bagian mengungkap Norma injunctive. Bagian kelima, bagian mengungkap norma deskriptif. Bagian keenam, mengungkap bagian norma moral. Bagian ketujuh, mengungkap bagian perceived behavioral control. Bagian ke delapan, mengungkap bagian pengalaman meyumbang.
35
Adapun instrument pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu: 1. Alat Ukur Intensi Menyumbang Skala intensi menyumbang yang digunakan adalah skala diferensial semantic dengan pengukuran yang direkomendasikan oleh Ajzen (dalam Smith & McSweeney, 2007) untuk mengukur behavioral intention.
Tabel 3.1 Blueprint Skala Intensi Menyumbang No Aspek Indikator 1. Behavioral Seberapa kuat Intention keinginan individu terhadap menyumbang uang untuk amal TOTAL
Favorable Unfavorable Total 1,2,4,5 3 5
4
1
5
2. Alat Ukur Sikap Skala sikap yang digunakan dalam penelitian ini adalah rekomendasi dari Ajzen (dalam Smith & McSweeney, 2007).Alat ukur ini terdiri dari 8 item untuk mengukur sikap secara langsung. Tabel 3.2 Blueprint Skala Sikap No Aspek Indikator 1
Sikap
Evaluasi atau penilaian individu dari suatu perilaku dalam menyumbang uang TOTAL
Favorable
Unfavorable Total
1,2,3,4 5,6,7,8
8
8
8
36
3. Alat Ukur Norma Subjektif. Skala norma subjektif dalam penelitian ini adalah rekomendasi dari Ajzen (dalam Smith & McSweeney, 2007). Alat ukur ini terdiri dari tiga komponen dari norma subjektif yaitu yang terdiri dari norma injunctive, norma deskriptif dan norma moral. Tabel 3.3 Blueprint Skala Norma Subjektif No Aspek Indikator
Favorable
Unfavorable Total
1
Norma Injunctive
Sejauh 1,5,6 mana orang lain berpikir bahwa responden akan menyumbang uang.
2,3,4
6
2
Norma Deskriptif
Responden 1,2,4 menunjukkan Sejauhmana sebenarnya orang lain yang penting bagi responden menyumbangkan uang untuk amal.
3
4
3
Norma Moral
Menilai norma moral seseorang menyumbang uang.
TOTAL
1,2,3
9
4
5
4
14
37
4.
Alat Ukur Perceived Behavioral Control (PBC) Skala perceived behavioral control (PBC) dalam penelitian ini adalah rekomendasi dari Ajzen (dalam Smith & McSweeney, 2007) Alat ukur ini terdiri dari 5 item yang mengukur perceived behavioral control secara langsung. Tabel 3.4 Blueprint skala perceived behavioral control (PBC) No
Aspek
Indikator
1
Perceived Behavioral Control
Kontrol yang dirasakan saat menyumbang uang. TOTAL
Favorable Unfavorable
Total
1,2,5
3,4
5
3
2
5
5. Alat Ukur Pengalaman Menyumbang (Past behavior) Skala pengalaman menyumbang dalam penelitian ini adalah rekomendasi dari Ajzen (dalam Smith & McSweeney, 2007) yang terdiri dari 5 item. Tabel 3.5 Blueprint skala pengalaman menyumbang (past behavior). No
Aspek
1. Pengalaman Menyumbang
Indikator
Favorable
Unfavorable Total
item ini untuk 4,5 melihat seberapa sering individu terlibat dalam target dari perilaku di empat minggu terakhir TOTAL
2
1,2,3
3
5
5
38
3.4 Uji Validitas Konstruk Untuk menguji validitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan bantuan software Lisrel 8.70, adapun langkah langkah untuk pada CFA, yaitu sebagai berikut: (Umar,2012) 1. Dilakukan uji CFA dengan model satu faktor dan dilihat nilai Chi-Square yang dihasilkan. Jika nilai Chi-Square tidak signifikan (P>0.05) berarti semua item hanya mengukur satu faktor saja. Namun, jika nilai chi-Square signifikan
(P<0.05)
maka
dilakukan
modifikasi
terhadap
model
pengukuran yang diuji sesuai dengan langkah kedua berikut ini: 2. Jika nilai Chi-Square signifikan (P<0.05), maka dilakukan modifikasi model pengukuran dengan cara membebaskan parameter berupa korelasi kesalahan pengukuran. Ini terjadi ketika suatu item mengukur selain konstruk yang ingin diukur, item tersebut juga mengukur hal yang lain (mengukur lebih dari satu konstruk/multidimensional). Setelah beberapa kesalahan pengukuran dibebaskan untuk saling berkorelasi, maka akan diperoleh model yang fit. Maka model terakhir inilah yang akan digunakan pada langkah selanjutnya. 3. Jika telah diperoleh model yang fit, maka dilakukan analisis item dengan melihat apakah muatan faktor item tersebut signifikan dan mempunyai koefisien positif. 4. Setelah dilakukan modifikasi terhadap model, maka dilakukan oleh data untuk mendapatkan faktor skornya. Selanjutnya, melakukan pengolahan
39
data menggunakan SPSS 16.0 dengan ketentuan tidak mengikutsertakan skor mentah dari item yang dieliminasi. Terdapat kriteria item yang baik pada CFA, yaitu (Umar, 2012): 1. Menguji apakah item signifikan atau tidak mengukur apa yang hendak diukur dengan menggunakan T-test. Melihat signifikan tidaknya item tersebut, mengukur faktornya dengan melihat nilai t bagi koefisien muatan faktor item. Perbandingannya adalah jika t>1.96 maka item tersebut tidak akan didrop dan sebaliknya. 2. Melihat koefisien muatan faktor dari item, jika item tersebut sudah diskoring dengan favorable, maka nilai koefisien muatan faktor harus bermuatan positif atau sebaliknya. Apabila item favorable terdapat muatan fakotr item bernilai negatif maka item tersebut akan didrop dan sebaliknya. 3. Terakhir, apabila kesalahan pengukuran item terlalu banyak berkorelasi maka item tersebut akan didrop. Sebab, item yang demikian selain mengukur apa yang hendak diukur, ia juga mengukur hal lain (multidimensi). Setelah memutuskan apa yang hendak diukur, selanjutnya peneliti melihat apakah item-item yang ada di dalam alat ukur yang akan digunakan benar-benar berhubungan atau mewakili konstruk yang ditentukan. Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan peneliti untuk menganaisis item-item dari skala pengukuran ada Confirmatory Factor Analysis (CFA). CFA sering digunakan dalam proses pengembangan skala untuk memeriksa struktur laten
40
dari suatu alat tes. Dalam konteks ini, CFA digunakan untuk verifikasi jumlah dimensi yang mendasari instrumen (faktor) dan pola hubungan item dengan faktor (factor loading). Dalam Confirmatory Factor Analsis (CFA), peneliti harus memiliki gambaran yang spesifik mengenai (a) jumlah faktor, (b) variabel yang mencerminkan suatu faktor, dan (c) faktor-faktor yang saling berkorelasi. Tahapan dalam CFA diawali dengan merumuskan model teoritis (hipotesis) tentang pengukuran variabel laten, kemudian model tersebut diuji kebenarannya secara statistik menggunakan data. CFA lebih tepat digunakan pada pengujian teori karena (a) langsung menguji teori dan (b) tingkat fit pada model dapat diukur dalam berbagai cara. 3.4.1 Uji Validitas Konstruk Intensi Menyumbang Peneliti menguji apakah ke 5 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur intensi menyumbang. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chisquare = 8.36, df = 5, P-Value = 0.1376 dan nilai RMSEA = 0.055. Oleh sebab itu, penulis melakukan modifikasi 1 kali terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-square = 1.03, df = 4, P-Value = 0.90575, RMSEA = 0.000. Setelah di dapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model dengan satu faktor dapat diterima, artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu intensi menyumbang. Kemudian penulis melihat apakah item
41
tersebut mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor. Pada pengujian CFA ini, nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan karena t > 1.96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. Sehingga di dapatkan nilai koefisien muatan faktor, t-value dan jumlah korelasi kesalahan pengukuran tiap item seperti yang dapat dilihat di tabel 3.6 dibawah ini: Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Intensi Menyumbang. No. Lambda Standard t-value Signifikan Item Error 1 0.56 (0.07) 8.51 V
Korelasi Kesalahan Pengukuran 1
2
0.75
(0.06)
12.35
V
0
3
0.37
(0.07)
5.43
V
1
4
0.93
(0.06)
16.43
V
0
5
0.60
(0.06)
9.29
V
0
Berdasarkan tabel 3.6, pengujian CFA tidak terdapat item yang di drop, nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan karena t > 1.96. Lalu koefisien muatan faktor dari seluruh item tidak ada yang memiliki nilai negatif, dan jumlah korelasi kesalahan pengukuran tiap item tidak ada yang berjumlah lebih dari 3. Artinya, ke 5 item merupakan item yang valid untuk mengukur intensi menyumbang berdasarkan 3 kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya.
42
3.4.2 Uji Validitas Konstruk Sikap Peneliti menguji apakah ke 8 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur sikap. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square=18.62, df= 20, PValue = 0.0000 dan nilai RMSEA = 0.191. Oleh sebab itu, penulis melakukan modifikasi sebanyak 6 kali terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-square = 18.62, df = 14, P-Value = 0.17985 RMSEA = 0.038. Setelah di dapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model dengan satu faktor dapat diterima, artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu sikap. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor. Pada pengujian CFA ini, nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan karena t > 1.96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. Sehingga di dapatkan nilai koefisien muatan faktor, t-value dan jumlah korelasi kesalahan pengukuran tiap item seperti yang dapat dilihat di tabel 3.7 dibawah ini:
43
Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Sikap. No. Lambda Standard Item Eror 1 0.84 (0.05)
t-value
Signifikan
15.20
V
Korelasi Kesalahan Pengukuran 1
2
0.89
(0.05)
16.97
V
2
3
0.90
(0.05)
17.06
V
0
4
0.93
(0.05)
17.06
V
1
5
0.82
(0.06)
18.15
V
3
6
0.43
(0.07)
6.53
V
1
7
0.84
(0.05)
15.35
V
2
8
0.89
(0.05)
16.92
V
2
Berdasarkan tabel 3.7, pengujian CFA tidak terdapat item yang di drop, nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan karena t >1.96. Lalu koefisien muatan faktor dari seluruh item tidak ada yang memiliki nilai negatif, dan jumlah korelasi kesalahan pengukuran tiap item tidak ada yang berjumlah lebih dari 3. Artinya, ke 8 item merupakan item yang valid untuk mengukur sikap berdasarkan 3 kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya. 3.4.3 Uji Validitas Konstruk Norma Injunctive Peneliti menguji apakah ke 6 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur norma injunctive. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square = 52.06, df = 9, P-Value = 0.00000 dan nilai RMSEA = 0.146. Oleh sebab itu, penulis melakukan modifikasi sebanyak 3 kali terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-square = 4.59, df = 5, P-Value = 0.59686, RMSEA = 0.000.
44
Setelah di dapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model dengan satu faktor dapat diterima, artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu intensi menyumbang. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor. Pada pengujian CFA ini, nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan karena t > 1.96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak. Sehingga di dapatkan nilai koefisien muatan faktor, t-value dan jumlah korelasi kesalahan pengukuran tiap item seperti yang dapat dilihat di tabel 3.8 dibawah ini: Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Norma Injunctive. No Lambda Standard t-value Item Error
Signifikan
Korelasi Kesalahan Pengukuran
1
0.82
(0.08)
10.85
V
1
2
0.81
(0.08)
10.81
V
1
3
- 0.08
(0.07)
-1.21
X
1
4
0.59
(0.07)
8.73
V
0
5
0.67
(0.07)
8.65
V
2
6
0.63
(0.07)
9.21
V
1
Berdasarkan tabel 3.8, pengujian CFA dengan total 1 item yang di drop yaitu item 3, dikarenakan nilai t bagi koefisien muatan faktor item signifikan t < 1.96. Lalu koefisien muatan faktor dari seluruh item terdapat 1 item yang memiliki nilai negatif yaitu item 3, dan jumlah korelasi kesalahan pengukuran
45
tiap item tidak ada yang berjumlah lebih dari 3. Artinya, ke 5 item merupakan item yang valid untuk mengukur norma injunctive berdasarkan 3 kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya. 3.4.4 Uji Validitas Konstruk Norma Deskriptif Peneliti menguji apakah ke 4 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur norma deskriptif.
Dari hasil analisis CFA yang
dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square = 4.16, df= 2, P-Value = 0.12512 dan nilai RMSEA = 0.070. Oleh sebab itu, penulis melakukan modifikasi 1 kali terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-square = 0.82, df = 1, P-Value = 0.36438, RMSEA = 0.000. Pada pengujian CFA ini, nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan karena t > 1.96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. Sehingga di dapatkan nilai koefisien muatan faktor, t-value dan jumlah korelasi kesalahan pengukuran tiap item seperti yang dapat dilihat di tabel 3.9 dibawah ini:
46
Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Norma Deskriptif No. Lambda Standard t-value Item Error 1 0.64 (0.06) 10.07
Signifikan V
Korelasi Kesalahan Pengukuran 0
2
0.83
(0.06)
13.28
V
1
3
0.62
(0.07)
9.06
V
1
4
0.87
(0.06)
14.15
V
0
Berdasarkan tabel 3.9, pengujian CFA tidak terdapat item yang di drop, nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan karena t > 1.96. Lalu koefisien muatan faktor dari seluruh item tidak ada yang memiliki nilai negatif, dan jumlah korelasi kesalahan pengukuran tiap item tidak ada yang berjumlah lebih dari 3. Artinya, ke 4 item merupakan item yang valid untuk mengukur norma deskriptif berdasarkan 3 kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya. 3.4.5 Uji Validitas Konstruk Norma Moral Peneliti menguji apakah ke 4 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur norma moral. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square= 4.22, df= 2, PValue = 0.12139 dan nilai RMSEA = 0.071. Oleh sebab itu, penulis melakukan modifikasi 1 kali terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-square= 1.10, df = 1, P-Value = 0.29406, RMSEA = 0.021. Pada pengujian CFA ini, nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan karena t > 1.96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor dari item,
47
apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. Sehingga di dapatkan nilai koefisien muatan faktor, t-value dan jumlah korelasi kesalahan pengukuran tiap item seperti yang dapat dilihat di tabel 3.10 dibawah ini: Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Norma Moral No. Lambda Standard t-value Item Error 1 0.64 (0.07) 9.77
Signifikan V
Korelasi Kesalahan Pengukuran 1
2
0.76
(0.06)
12.21
V
1
3
0.80
(0.06)
13.15
V
0
4
0.83
(0.06)
13.87
V
0
Berdasarkan tabel 3.10, nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan karena t > 1.96. Lalu koefisien muatan faktor dari seluruh item tidak ada yang memiliki nilai negatif, dan jumlah korelasi kesalahan pengukuran tiap item tidak ada yang berjumlah lebih dari 3. Artinya, ke 4 item merupakan item yang valid untuk mengukur norma moral berdasarkan 3 kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya. 3.4.6 Uji Validitas Konstruk Perceived behavioral control Peneliti menguji apakah ke 5 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur perceived behavioral control. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chisquare=23.87, df = 5, P-Value = 0.00023 dan nilai RMSEA = 0.130. Oleh sebab itu, penulis melakukan modifikasi sebanyak 2 kali terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu
48
sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-square= 0.96, df = 3, PValue = 0.81086, RMSEA = 0.000. Pada pengujian CFA ini, nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan karena t > 1.96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. Sehingga di dapatkan nilai koefisien muatan faktor, t-value dan jumlah korelasi kesalahan pengukuran tiap item seperti yang dapat dilihat di tabel 3.11 dibawah ini: Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Perceived behavioral control No. Lambda Standard t-value Signifikan Item Error 1 0.66 (0.06) 10.21 V
Korelasi Kesalahan Pengukuran 0
2
0.72
(0.06)
11.25
V
1
3
0.77
(0.06)
12.34
V
1
4
0.88
(0.06)
14.04
V
2
5
0.76
(0.06)
12.37
V
0
Berdasarkan tabel 3.11, pengujian CFA tidak terdapat item yang di drop, nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan karena t > 1.96. Lalu koefisien muatan faktor dari seluruh item tidak ada yang memiliki nilai negatif, dan jumlah korelasi kesalahan pengukuran tiap item tidak ada yang berjumlah lebih dari 3. Artinya, ke 5 item merupakan item yang valid untuk mengukur norma deskriptif berdasarkan 3 kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya.
49
3.4.7 Uji Validitas Konstruk Pengalaman Menyumbang Peneliti menguji apakah ke 5 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur pengalaman menyumbang. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square = 87.64, df = 5, P-Value = 0.00000 dan nilai RMSEA = 0.272. Oleh sebab itu, penulis melakukan modifikasi 1 kali terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-square = 1.79, df = 4, P-Value = 0.77495, RMSEA = 0.000. Pada pengujian CFA ini, nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item signifikan karena t > 1.96. Selanjutnya penulis melihat muatan faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak. Sehingga di dapatkan nilai koefisien muatan faktor, t-value dan jumlah korelasi kesalahan pengukuran tiap item seperti yang dapat dilihat di tabel 3.12 dibawah ini: Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Pengalaman Menyumbang. No. Lambda Standard t-value Signifikan Item Error 1 0.80 (0.06) 13.98 V
Korelasi Kesalahan Pengukuran 0
2
0.92
(0.05)
17.09
V
0
3
0.87
(0.07)
15.81
V
1
4
0.13
(0.07)
1.85
X
1
5
-0.02
(0.07)
-0.33
X
1
Berdasarkan tabel 3.12 pengujian CFA terdapat 2 item yang di drop yaitu item 4 dan 5, nilai t bagi koefisien muatan faktor tidak semua item signifikan t > 1.96. Lalu koefisien muatan faktor 1 item memiliki nilai negatif,
50
dan jumlah korelasi kesalahan pengukuran tiap item tidak ada yang berjumlah lebih dari 3.Artinya, ke 3 item merupakan item yang valid untuk mengukur pengalaman menyumbang berdasarkan 3 kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya. 3.5 Teknik Analisis Data Untuk menguji hipotesis penelitian mengenai pengaruh sikap, norma subjektif yang terdiri dari norma injunctive, norma deskriptif dan norma moral, perceived behavioral control, pengalaman menyumbang dan faktor demografis terhadap intensi menyumbang, maka peneliti mengolah data yang didapat dengan menggunakan teknik statistik multiple regression analysis (analisis regresi berganda) dengan bantuan software SPSS versi 16. Teknik analisis regresi ini digunakan agar dapat menjawab hipotesis nihil yang ada di Bab 2. Dengan dependet variable yaitu intensi menyumbang dan independent variable sikap, norma injunctive, norma deskriptif, norma moral, perceived behavioral control, pengalaman menyumbang dan faktor demografi, maka persamaan regresinya adalah sebagai berikut: Y = a+b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + b9X9+ b10X10+ e Y
= Intensi Menyumbang
a
= Konstan
b
= Koefisien regresi untuk masing – masing X
X1
= Sikap
X2
= Norma Injuctive
X3
= Norma deskriptif
X4
= Norma moral
51
X5
= Perceived Behavioral Control
X6
= Pengalaman Menyumbang
X7
= Pendapatan
X8
= Pendidikan
X9
= Usia
X10
= Jenis Kelamin
e
= Residu Untuk menilai apakah model regresi yang dihasilkan merupakan model
yang paling sesuai (memiliki eror terkecil), dibutuhkan beberapa pengujian dan analisis sebagai berikut: 1. R Square (R2) untuk mengetahui berapa persen (%) sumbangan yang dijelaskan oleh IV berpengaruh signifikan terhadap DV 2. Diketahui signifikan atau koefisien regresi dari masing-masing IV. Koefisien yang signifikan menunjukkan dampak yang signifikan dari IV yang bersangkutan 3. Dapat diketahui besarnya sumbangan dari setiap IV terhadap DV, dan melihat signifikansinya. 3.6 Prosedur Penelitian Secara garis besar penelitian dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu: 1. Tahap persiapan - Perumusan masalah yang akan diteliti. - Menentukan variabel yang akan diteliti. - Melakukan studi pustaka untuk mendapatkan landasan teori yang tepat mengenai variabel penelitian. - Menentukan subjek penelitian.
52
- Persiapan alat pengumpulan data dengan menggunakan dan menyusun alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian yaitu berupa model Semantic Differensial Scale yang terdiri dari skala intensi menyumbang, skala sikap, skala norma subjektif, skala perceived behavioral control, dan skala pengalaman menyumbang. 2. Tahap pelaksanaan. - Menentukan jumlah sampel penelitian. - Memberikan penjelasan tujuan penelitian dan meminta kesediaan responden untuk mengisi skala dalam penelitian. - Melaksanakan pengambilan data. 3. Tahap pengolahan data - Melakukan skoring terhadap skala hasil jawaban responden. - Menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh dan membuat tabel data - Menganalisis data dengan menggunakan metode statistik untuk menguji hipotesis. - Membuat kesimpulan dan laporan hasil.
BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah 224 orang, baik pria ataupun wanita di Jakarta. Berikut ini akan diuraikan gambaran subjek berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendapatan, pendidikan, aktivitas menyumbang dalam 4 minggu (1 bulan). Tabel 4.1 Gambaran Umum Subjek. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Usia
Pekerjaan
Pendidikan
Pendapatan
Aktivitas Menyumbang dalam 4 Minggu
Laki-Laki Perempuan Jumlah 17-21 21-40 40-60 Jumlah Ibu Rumah Tangga Karyawan Swasta Mahasiswa PNS Wiraswasta Jumlah SMA D3 S1 S2 Jumlah UMR Jakarta >UMR Jakarta Jumlah 1-5 kali dalam sebulan > 5 kali dalam sebulan Jumlah
53
Jumlah
Persentase (%)
134 90 224 27 179 18 224 1 96 99 5 23 224 74 44 88 18 224 113 111 224 194 30 224
59.82% 40.18% 100% 12.05% 79.91% 8.04% 100% 0.45% 42.86% 44.19% 2.23% 10.27% 100% 33.04% 8.03% 39.29% 19.64% 100% 50.45% 49.55% 100% 86.60% 13.40% 100%
54
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diuraikan subjek dalam penelitian ini dibagi berdasarkan rentang usia berada pada periode perkembangan remaja akhir, dewasa awal dan dewasa madya. Menurut Hurlock (dalam Sobur,2003) masa remaja akhir rentang usianya adalah 17-21 tahun, masa dewasa awal rentang usianya adalah 21-40 tahun dan pada masa dewasa madya rentang usianya adalah 40-60 tahun. Subjek pada masa remaja akhir (17-21 tahun) sebanyak 27 (12.05%) subjek, pada masa dewasa awal (21-40 tahun) sebanyak 179 (79.91%) subjek, dan pada masa dewasa madya (40-60 tahun) sebanyak 18 (8.04%) subjek. Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa subjek terbanyak pada penelitian ini pada rentang usia 21 sampai 40 tahun. Selanjutnya berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa dari 224 subjek yang berpartisipasi dalam penelitian ini, subjek penelitian terbanyak berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki dengan jumlah 134 (59.82%) subjek, berprofesi sebagai mahasiswa dengan jumlah 99 (44.19%) subjek, pendidikan S1 dengan jumlah 88 (39.29%) subjek, memiliki pendapatan standar UMR Jakarta (Rp. 2.700.000) dengan jumlah 113 (50.45%), dan aktivitas menyumbang uang 1-5 kali dalam 4 minggu (1 bulan) dengan jumlah 194 (86.60%) subjek. 1.2 Hasil Analisis Deskriptif Pada penelitian ini terdapat 7 variabel kontinum diantaranya intensi menyumbang, sikap, norma injunctive, norma deskriptif, norma moral, perceived behavioral control, pengalaman menyumbang. Sebelum diuraikan secara lebih detail tentang hasil analisis regresi, peneliti akan memaparkan hasil analisis
55
deskriptif untuk variabel kontinum. Peneliti juga membuat kategorisasi skor untuk masing-masing variabel. 1.2.1 Statistik deskripstif variabel Perlu diingat bahwa pada penelitian ini skor yang digunakan dalam analisis statistik adalah skor faktor yang dihitung untuk menghindari estimasi bias dari kesalahan pengukuran. Jadi, perhitungan skor faktor pada tiap variabel tidak menjumlahkan item-item seperti pada umumnya, tetapi dihitung dengan maximum likelihood, skor ini disebut true score. Item-item yang dianalisis oleh maximum likelihood adalah item yang bermuatan positif dan signifikan. Adapun true score yang dihasilkan oleh maximum likelihood satuannya berbentuk Z score. Untuk menghilangkan bilangan negatif dari Z score, semua skor ditransformasikan ke skala T yang semuanya positif dengan menetapkan nilai mean = 50 dan standar deviasi = 10. Pada tabel 4.2 digambarkan hasil deskriptif statistik dari seluruh variabel kontinum yang berisi nilai mean, standar deviasi (SD), nilai maksimum dan minimum dari masing-masing variabel. Tabel 4.2 Statistik Deskriptif N Intensi Menyumbang Sikap Norma Injunctive Norma Deskriptif Norma Moral Perceived Behavioral Control Pengalaman Menyumbang
Minimum
Maximum
Mean
Std deviation.
224 224 224 224 224 224
26.27 20.14 23.49 23.47 23.02 21.75
62.73 59.49 60.38 60.74 62.06 62.83
50 50 50 50 50 50
9.32609 9.72648 9.38122 9.02999 8.90023 8.98402
224
28.72
60.27
50
9.47986
56
Berdasarkan tabel 4.2, diketahui deskripsi tidak seluruh variabel memiliki standar deviasi (SD) 10, namun memiliki nilai mean 50. Hal ini dikarenakan terdapat distribusi yang tidak simetri maka tidak semua SD memiliki nilai yang sama persis. Skor terendah dari intensi menyumbang 26.27 dan skor tertinggi 62.73. Setelah itu skor sikap terendah 20.14 dan tertinggi 59.49. Kemudian skor terendah dari norma injunctive 23.49 dan tertinggi 60.38. Kemudian skor terendah dari norma deskriptif
23.47 dan tertinggi 60.74.
Selanjutnya skor terendah dari norma moral 23.02 dan tertinggi 62.83. Kemudian skor terendah dari perceived behavioral control 21.75 dan tertinggi 62.83. Dan pengalaman menyumbang memiliki skor terendah 28.72 dan tertinggi 60.27. 1.2.2 Pengelompokan subjek berdasarkan skor variabel penelitian Kategorisasi variabel bertujuan untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur. Kontinum berjenjang ini contohnya adalah dari rendah ke tinggi yang akan peneliti gunakan dalam kategorisasi variabel penelitian. Sebelum mengkategorisasi skor masing-masing variabel berdasarkan tingkat rendah dan tinggi, peneliti terlebih dahulu menetapkan norma dari skor dengan menggunakan nilai mean. Skor yang berada di bawah nilai mean termasuk pada kategori rendah sedangkan skor yang berada di atas nilai mean termasuk pada kategori tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini :
57
Tabel 4.3 Pengelompokkan Subjek Berdasarkan Skor Kategorisasi & Persentase Skor No 1 2 3 4 5 6 7
Variabel Rendah Intensi Menyumbang 111 Sikap 87 Norma Injunctive 103 Norma Deskriptif 99 Norma Moral 110 Perceived Behavioral Control 110 Pengalaman Menyumbang 105
% 49.55% 38.84% 45.98% 44.20% 47.77% 49.11% 46.88%
Tinggi 113 137 121 125 114 114 119
% 50.45% 61.16% 54.02% 55.80% 52.23% 50.89% 53.13%
Berdasarkan tabel 4.3, subjek yang berada di kategori rendah pada variabel intensi menyumbang berjumlah 111 subjek (49.55%). Pada kategori tinggi yaitu sebanyak 113 subjek (50. 45%). Dengan demikian, dari kategorisasi ini variabel intensi menyumbang lebih banyak berada pada kategori tinggi. Selanjutnya, subjek yang berada di kategori rendah pada variabel sikap berjumlah 87 subjek (38.84%). Pada kategori tinggi yaitu sebanyak 137 subjek (61.16%). Artinya subjek pada variabel sikap lebih banyak pada kategori tinggi. Kemudian, subjek yang berada di kategori rendah pada variabel norma injunctive berjumlah 103 subjek (45.98%). Pada kategori tinggi yaitu sebanyak 121 subjek (54.02%). Hal ini menunjukkan kategori tinggi lebih banyak daripada kategori rendah pada variabel norma injunctive. Variabel norma deskriptif yang berada pada kategori rendah sebanyak 99 subjek (44.20%) sedangkan untuk kategori tinggi sebanyak 125 subjek (55.80%). Ini berarti pada variabel norma deskriptif lebih banyak pada kategori tinggi. Variabel norma moral memiliki sebaran sebanyak 110 subjek (47.77%) pada kategori rendah dan 114 subjek (52.23%) pada kategori tinggi. Hal ini
58
menunjukkan subjek pada variabel norma moral lebih banyak pada kategori tinggi. Selanjutnya variabel Perceived Behavioral Control memiliki sebaran sebanyak 110 subjek (47.77%) pada kategori rendah dan 114 subjek (52.23%) pada kategori tinggi. Artinya, skor subjek lebih banyak pada kategori tinggi. Kategori skor untuk variabel pengalaman menyumbang memiliki sebaran sebanyak 105 subjek (46.88%) pada kategori rendah dan 119 subjek (53.13%) pada kategori tinggi. Hal ini menunjukkan kategori tinggi lebih banyak dari pada kategori rendah pada variabel pengalaman menyumbang. 1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian Pada tahapan ini peneliti menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi berganda dengan menggunakan software SPSS 16. Seperti yang sudah disebutkan pada Bab 3, dalam regresi ada tiga hal yang dilihat, yaitu melihat besaran R square untuk mengetahui varians DV yang dijelaskan oleh IV, kedua apakah secara keseluruhan IV berpengaruh secara signifikan terhadap DV, kemudian terakhir melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari masing-masing IV. Langkah pertama peneliti melihat besaran R square untuk melihat berapa persen (%) varians DV yang dijelaskan oleh IV Selanjutnya untuk tabel R square dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:
59
Tabel 4.4 R Square Model 1
R .734a
R Square .539
Adjusted R Square .517
Std. Error of the Estimate 6.48311
a. Predictors: (Constant), pendapatan, jenis kelamin, sikap, pengalaman, usia, pendidikan, PBC, norma_injunctive, norma_moral, norma_deskriptif, Dari tabel 4.4 dapat kita lihat bahwa peroleh R square sebesar 0.539. artinya proporsi varians dari intensi menyumbang yang dijelaskan oleh sikap, norma injunctive, norma deskrptif, norma moral, perceived behavioral control, pengalaman menyumbang, usia, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan adalah sebesar 53,9% sedangkan 46,1% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini. Langkah kedua peneliti menganalisis dampak dari seluruh independent variable terhadap intensi menyumbang. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut. Tabel 4.5 Tabel Anova Model
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
Regression 10446.360 10 1044.636 24.854 .000a Residual 8952.546 213 42.031 1 Total 19398.907 223 a. Dependent Variable: intensi_menyumbang b. Predictors: (Constant), pendapatan, jenis_kelamin, sikap, pengalaman, usia, pendidikan, pbc, norma_injunctive, norma_moral, norma_deskriptif
Jika melihat kolom keenam dari kiri diketahui bahwa (p < 0.05), maka hipotesis nihil yang menyatakan “tidak ada pengaruh dari seluruh independent variable terhadap intensi menyumbang” ditolak. Artinya, ada pengaruh yang
60
signifikan dari sikap, norma injunctive, norma deskriptif, norma moral, perceived behavioral control, pengalaman menyumbang, usia, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan terhadap intensi menyumbang. Tabel 4.6 Koefisien Regresi Model Unstandardized Coefficients B Std. Error (Constant)
7.420
Standardized Coefficients Beta t
4.481
1.656
Sig 0.099
Sikap
0.255
0.066
0.265
3.839
0.000
Norma_injunctive
0.164
0.082
0.165
2.008
0.046
Norma_deskriptif
0.033
0.087
0.032
0.383
0.702
Norma_moral
0.069
0.084
0.066
-0.818
0.414
PBC Pengalaman Menyumbang
0.451 -0.003
0.071 0.048
0.435 -0.003
6.312 -0.072
0.000 0.943
Usia
-0.430
1.011
-0.021
-0.425
0.671
Jenis_kelamin
1.512
0.923
0.080
1.639
0.103
Pendidikan
-0.078
0.465
-0.008
-0.167
0.867
Pendapatan
0.748
0.909
0 .040
0.823
0.411
a. Dependent Variable: intensi Berdasarkan koefisien regresi pada tabel 4.6, dapat disampaikan persamaan regresi sebagai berikut : (* signifikan) Intensi menyumbang = 7.420+0.255 sikap* + 0.164 norma injunctive* + 0.033 norma deskriptif + 0.069 norma moral + 0.451 perceived behavioral control* - 0.003 pengalaman menyumbang - 0.430 usia + 1.512 jenis kelamin - 0.078 pendidikan + 0.748 pendapatan. Dari tabel 4.6, untuk melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi yang dihasilkan, cukup melihat sig pada kolom paling kanan (kolom keenam), jika p < 0.05, maka koefisien regresi yang dihasilkan, signifikan pengaruhnya terhadap
61
intensi menyumbang dan sebaliknya. Dari hasil di atas hanya koefisien sikap, norma injunctive dan perceived behavioral control yang signifikan, sedangkan sisanya tidak. Hal ini berarti dari 10 hipotesis minor hanya terdapat tiga yang signifikan. Penjelasan dari nilai masing-masing koefisien regresi IV adalah sebagai berikut : 1.
Variabel Sikap: nilai koefisien regresi variabel sikap adalah sebesar 0.255 dan angka signifikan sebesar 0.000 (p<0.05) yang berarti variabel sikap secara positif mempengaruhi secara signifikan terhadap intensi menyumbang. Jadi, semakin tinggi sikap maka semakin tinggi intensi menyumbang seseorang dan secara statistik signifikan
2.
Variabel Norma Injunctive: nilai koefisien regresi norma injunctive sebesar 0.164 dan signifikan sebesar 0.046 (p<0.05) yang berarti variabel norma injunctive secara positif mempengaruhi secara signifikan terhadap intensi menyumbang. Artinya, semakin tinggi norma injunctive maka semakin tinggi pula intensi menyumbang seseorang dan secara statistik signifikan
3.
Variabel Norma Deskriptif: nilai koefisien regresi norma deskriptif sebesar 0.033 dan signifikan sebesar 0.702 (p>0.05) yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel norma deskriptif terhadap intensi menyumbang.
4.
Variabel Norma Moral: nilai koefisien regresi norma moral sebesar 0.069 dan signifikan 0.414 (p>0.05) yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel norma moral terhadap intensi menyumbang.
62
5.
Variabel Perceived behavioral control: nilai koefisien regresi sebesar 0.451 dan signifikan 0.000 (p<0.05) yang berarti variabel Perceived behavioral control secara positif mempengaruhi secara signifikan terhadap intensi menyumbang. Berarti variabel Perceived behavioral control secara positif mempengaruhi intensi menyumbang. Jadi, semakin tinggi Perceived behavioral control yang dirasakan maka semakin tinggi intensi menyumbang seseorang dan secara statistik signifikan.
6. Variabel Pengalaman menyumbang: nilai koefisien regresi sebesar – 0.003 dan signifikan 0.943 (p>0.05) yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel pengalaman menyumbang terhadap intensi menyumbang. 7. Variabel Usia: nilai koefisien regresi sebesar -0.430 dan signifikan 0.671 (p>0.05) yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel usia terhadap intensi menyumbang. 8. Variabel Jenis Kelamin: nilai koefisien regresi sebesar 1.512 dan signifikan 0.103 (p>0.05) yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel jenis kelamin terhadap intensi menyumbang. 9. Variabel Pendidikan: nilai koefisien regresi sebesar -0.078 dan signifikan 0.103 (p>0.05) yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel pendidikan terhadap intensi menyumbang. 10. Variabel Pendapatan: nilai koefisien regresi sebesar 0.728 dan signifikan 0.411 (p>0.05) yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel pendapatan terhadap intensi menyumbang.
63
Pada pembahasan sebelumnya telah diketahui hanya terdapat tiga IV yang dampaknya signifikan terhadap intensi menyumbang. Namun, penulis juga ingin melihat varian dari masing-masing IV yang memiliki kontribusi paling tinggi terhadap intensi menyumbang. Oleh karena itu, penulis melakukan analisis regresi secara hirarkial. Awalnya penulis memasukkan satu IV kemudian memasukkan satu IV lagi dan begitu seterusnya sehingga seluruh masing-masing IV dimasukkan. Berdasarkan hasil hitungan menggunakan program SPSS 16.0, berikut ini adalah tabel proporsi varian intensi menyumbang yang terkait dengan IV, yaitu : Tabel 4.7 Sumbangan Masing-Masing Independent Variable Change Statistics Model
R Square
R Square Change
Sig. F Change
Sig
1
0.369
0.369
0.000
Signifikan
2 3 4 5 6 7 8 9 10
0.440 0.441 0.446 0.530 0.530 0.531 0.537 0.537 0.539
0.071 0.001 0.005 0.084 0.000 0.001 0.006 0.000 0.002
0.000 0.430 0.168 0.000 0.688 0.645 0.092 0.979 0.000
Signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Signifikan
Dari tabel 4.7 dapat diperoleh informasi sebagai berikut : 1. Variabel sikap memberikan sumbangan sebesar 36.90 % terhadap varians intensi menyumbang. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik karena nilai sig F Change = 0.000 (p< 0.05).
64
2. Variabel norma injunctive memberikan sumbangan sebesar 7.10% terhadap varians intensi menyumbang. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik karena nilai sig F Change = 0.000 (p< 0.05). 3. Variabel norma deskriptif memberikan sumbangan sebesar 0.10 % terhadap varians intensi menyumbang. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik karena nilai sig F Change = 0.430 (p> 0.05). 4. Variabel norma moral memberikan sumbangan sebesar 0.50 % terhadap varians intensi menyumbang. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik karena nilai sig F Change = 0.168 (p> 0.05). 5. Variabel Perceived behavioral control memberikan sumbangan sebesar 8.4% terhadap varians intensi menyumbang. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik karena nilai sig F Change = 0.000 (p<0.05). 6. Variabel pengalaman menyumbang memberikan sumbangan sebesar 0% terhadap varians intensi menyumbang. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik karena nilai sig F Change = 0.688 (p > 0.05). 7. Variabel Usia memberikan sumbangan sebesar 0.10% terhadap varians intensi menyumbang. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik karena nilai sig F Change = 0.645 (p>0.05). 8. Variabel Jenis kelamin memberikan sumbangan sebesar 0.60% terhadap varians intensi menyumbang. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik karena nilai sig F Change = 0.092 (p>0.05).
65
9. Variabel Pendidikan memberikan sumbangan sebesar 0% terhadap varians intensi menyumbang.Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik karena nilai sig F Change = 0.979 (p>0.05). 10. Variabel Pendapatan memberikan sumbangan sebesar 0.20% terhadap varians intensi menyumbang. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik karena nilai sig F Change = 0.000 (p<0.05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari sepuluh variabel independen, tedapat empat variabel yang memberikan sumbangan terhadap intensi menyumbang yaitu sikap, norma injunctive, Perceived behavioral control, dan pendapatan. Dari kesembilan variabel independen tersebut yang memberikan sumbangan paling besar terhadap variabel dependen dilihat dari besarnya pertambahan R Square yaitu variabel sikap yang memberikan sumbangan sebesar 53.9 % terhadap intensi menyumbang.
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil tabel R-Square (R2) dan ANOVA, dapat diketahui bahwa secara keseluruhan sikap, norma subjektif, perceived behavioral control, pengalaman menyumbang dan faktor demografis secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap intensi menyumbang sebesar 53,9% dan signifikansi 0.000. Hasil uji hipotesis minor, hanya tiga dari sepuluh independen variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap intensi menyumbang. Selanjutnya, berdasarkan proposi varians intensi menyumbang masingmasing variabel, ternyata terdapat empat variabel yang signifikan. Variabelvariabel tersebut yakni sikap, norma injunctive, perceived behavioral control dan pendapatan. 1.2 Diskusi Intensi
menyumbang
adalah
seberapa
kuat
keinginan
individu
dalam
menyumbang uang untuk amal atau organisasi layanan masyarakat. Dari hasil penelitian bahwa ada pengaruh antara sikap terhadap intensi menyumbang. Variabel tersebut memiliki nilai koefisien regresi 0.255 dengan signifikansi 0.000 (p<0.05) yang berarti bahwa variabel sikap secara positif mempengaruhi intensi menyumbang dan signifikan. Hasil penelitian ini sejalan dengan Smith dan McSweeney (2007) yang mengatakan bahwa sikap mempengaruhi intensi menyumbang seseorang secara signifikan. Hal ini
66
67
dikarenakan semakin positif sikap individu dan menilai bahwa menyumbang merupakan hal yang baik, menguntungkan, memuaskan, berguna dan berharga maka akan semakin adanya intensi untuk menyumbang uang. Knowles, Hyde dan White (2012) juga berpendapat hal yang sama bahwa sikap berpengaruh signifikan terhadap intensi menyumbang uang, dikarenakan bahwa peningkatan sikap positif terhadap menyumbang uang dapat mendorong seseorang untuk menyumbang dan berguna untuk mengingatkan masyarakat tentang bagaimana konstribusi mereka untuk menyumbang di masa depan. Selanjutnya, komponen masing-masing variabel norma subjektif yang terdiri dari norma injunctive, norma deskriptif dan norma moral hanya satu yang signifika terhadap intensi menyumbang yaitu norma injunctive. Norma injunctive memiliki nilai koefisien regresi 0.164 dengan signifikasi 0.046 (p<0.05) yang berarti bahwa variabel norma injunctive signifikan. Norma injunctive dalam norma
subjektif
memiliki
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
intensi
menyumbang. Hal ini sejalan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Smith dan McSweeney (2007) yang mengatakan bahwa norma injunctive berpengaruh secara signifikan terhadap intensi menyumbang uang, dikarenakan norma injunctive merupakan penentu yang sangat kuat dari perilaku karena mempengaruhi ke seluruh konteks organisasi amal, fokus pada dukungan dan persetujuan yang terkait dengan menyumbang uang, bahwa itu merupakan hal yang benar dan harus dilakukan. Namun hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Linden (2011) yang mengatakan bahwa norma injunctive dalam norma subjektif tidak signifikan. Hal ini dikarenakan norma injunctive
68
tidak memainkan peran penting dalam pembentukan intensi menyumbang uang. Dan ternyata tekanan sosial yang dirasakan untuk terlibat dalam menyumbang itu hampir tidak ada. Kemudian, variabel norma deskriptif dalam norma subjektif memiliki nilai koefisien regresi 0.033 dengan signifikasi 0.702 (p>0.05) yang berarti bahwa variabel norma deskriptif tidak signifikan. Norma deskriptif dalam norma subjektif tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intensi menyumbang. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Smith dan McSweeney (2007) bahwa norma deskriptif tidak signifikan terhadap intensi menyumbang. Hal ini dikarenakan menyumbang uang untuk amal merupakan tindakan yang dilakukan secara pribadi dan individu mungkin tidak memiliki rasa yang kuat dengan orang-orang yang di sekitarnya terlibat dalam perilaku tersebut. Selanjutnya, variabel norma moral memiliki nilai koefisien regresi 0.069 dengan signifikasi 0.414 (p>0.05) yang berarti bahwa variabel norma moral tidak signifikan. Hasil penelitian variabel norma moral tidak sejalan dengan penelitian Smith dan McSweeney (2007) yang mengatakan bahwa norma moral merupakan prediktor dalam intensi menyumbangkan.
Hal ini dikarenakan adanya
kemungkinan bahwa responden tersebut merasa memiliki kewajiban moral yang sangat kuat untuk terlibat dalam menyumbang uang untuk amal. Variabel perceived behavioral control memiliki nilai koefisien regresi 0.451 dengan signifikasi 0.000 (p<0.05) yang berarti bahwa variabel perceived behavioral control memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intensi menyumbang. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Smith dan
69
McSweeney (2007); Linden (2011); Knowles, Hyde dan White (2012) bahwa perceived behavioral control memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intensi menyumbang. Bahwa semakin memiliki dan tingginya kontrol yang dirasakan oleh individu maka semakin cenderung terlibat dalam adanya intensi menyumbang uang untuk amal. Variabel past behavior atau istilah yang penulis gunakan dalam penelitian ini merupakan pengalaman menyumbang yaitu adanya perilaku masa lalu mereka dalam menyumbang uang. Pengalaman menyumbang memiliki koefisien regresi 0.003 dan signifikasi 0.943 (p>0.05) yang berarti bahwa variabel pengalaman menyumbang tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intensi menyumbang uang untuk amal. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Linden (2011) yang mengatakan bahwa perilaku masa lalu seseorang dalam menyumbang merupakan prediktor yang signifikan kuat dari intensi menyumbang uang. Semakin sering pengalaman individu dan terbiasa dalam menyumbang akan adanya intensi untuk menyumbang uang di masa depan. Namun hasil penelitian di lapangan yang dilakukan, bahwa individu jika sudah menyumbang uang pada empat minggu sebelumnya, belum tentu adanya kemungkinan mereka untuk menyumbang kembali di empat minggu yang akan datang dikarenakan melihat kondisi keuangan dan untuk siapa mereka menyumbangkan uangnya. Selanjutnya variabel dari faktor demografis dalam penelitian ini yaitu terdiri dari usia, jenis kelamin, pendidikan dan pendapatan. Dari hasil penelitian bahwa semua faktor demografis tidak signfikan terhadap intensi menyumbang
70
uang. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Awan dan Hameed (2014) yang mengatakan bahwa adanya pengaruh signifikan dari usia, jenis kelamin, pendidikan dan pendapatan. Ia mengatakan bahwa semakin tinggi usia, pendidikan dan pendapatan maka akan semakin adanya rasa keinginan individu untuk menyumbangkan uangnya. Begitupun dengan jenis kelamin bahwa laki-laki dan perempuan sama-sama ingin menyumbang uang dikarenakan ada kepuasan batin yang dirasakan baik laki-laki maupun perempuan ketika menyumbangkan uangnya. Namun dalam penelitian ini tidak signfikan terlihat pada variabel usia memiliki koefisien regresi -0.430 dengan signifikasi 0.671 yang berarti tidak adanya pengaruh usia terhadap intensi menyumbang. Variabel jenis kelamin memiliki koefisien regresi 1.512 dengan signifikasi 0.283. Kemudian variabel pendidikan memiliki koefisien regresi -0.078 dengan signifikasi 0.867 dan variabel pendapatan memiliki koefisien regresi 0.748 dengan signifikasi 0.411. Dan hasil yang didapatkan di lapangan bahwa individu menyumbang lebih mengarah pada sikap hasil penilaian dari menyumbang uang apakah itu berguna atau tidak, postif atau negatif. Baik laki-laki maupun wanita, usia muda atau dewasa, pendidikan dan pendapatan yang rendah atau tinggi sama-sama memiliki intensi untuk menyumbang uang serta adanya kepuasan yang dimikili ketika sudah menyumbangkan uangnya untuk orang-orang yang membutuhkan bantuan.
71
1.3 Saran. Setelah melalui seluruh proses penelitian dan penyusunan laporan hasil penelitian, peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam penelitian ini. Untuk penyempurnaan penelitian selanjutnya, peneliti menyarakan antara saran teoritis dan praktis. Saran tersebut dapat dijadikan pertimbangan bagi peneliti lain yang akan meneliti masalah yang sama atau hampir berkaitan. 1.3.1 Saran Metodologis. 1. Pada penelitian ini masih terdapat faktor yang terkait dengan intensi menyumbang, maka untuk penelitian selanjutnya, penulis menyarankan untuk mencari faktor-faktor lain yang mempengaruhi intensi menyumbang agar didapatkan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai intensi menyumbang seperti religiusitas dan motivasi individu untuk menyumbang. Karena patut diduga faktor-faktor tersebut memilki pengaruh terhadap intensi menyumbang. 2. Pada penelitian ini menggunakan kuesioner yang disebarkan secara online dan offline, maka pada penelitian selanjutnya, penulis menyarankan untuk pengambilan data peneltian sebaiknya difokuskan hanya salah satu saja yaitu online atau offline. Dikarenakan terdapat beberapa responden keberatan dan kebingungan ketika sudah mengisi secara offline juga mendapatkan kuesioner secara online yang disebarkan.
72
1.3.2 Saran Praktis. 1. Untuk meningkatkan intensi menyumbang, diharapkan kepada organisasi amal agar lebih meningkatkan dalam mendukung masyarakat untuk menyumbang, dengan cara sosialisasi amal di setiap daerah, membuat spanduk
dengan
kata-kata
atau
gambar-gambar
yang
menarik,
memberitahukan masyarakat melalui sosial media mengenai adanya kemanfaatan dan kemudahan masyarakat untuk menyumbang. 2. Selanjutnya diharapkan kepada individu, untuk meningkatkan intensi menyumbang dapat dilakukan dengan pencarian informasi-informasi ke media
sosial
mengenai
manfaat,
metode
yang
digunakan
untuk
menyumbang seperti ke organisasi amal yaitu peduli amal SCTV, Dompet duafa lalu melalui bakti sosial atau penggalangan dana untuk korban bencana alam, kemudian dengan membuat atau mengikuti kelompok relawan yang terkait dengan menyumbang agar menimbulkan sikap yang menyenangkan, dukungan atau tekanan sosial yang positif, memiliki kendali sendiri yang penuh dalam menyumbang uang. Hal ini dikarenakan bahwa sikap, norma injunctive dan perceived behavioral control memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intensi menyumbang.
DAFTAR PUSTAKA Achmat, Zakarija. (2010). Theory of planned behavior masihkah relevan ?. Diunduh pada tanggal 04 febuari 2015 dari http://zakarija.staff.umm.ac.id/files/2010/12/Theory-of-Planned-Behaviormasihkah-relevan1.pdf Ajzen, I. (1991). The theory of planned behavior.Journal of Organizational Behavior and Human Decision Processes. 50, 179-211. Ajzen, Icek, (2002). Constructing a TPB questionnaire: Conceptual and methodological consideration. September (Revised January, 2006) Ajzen, I. (2005). Attitudes, personality and behavior.Second edition. England: Mc Graw-Hill. Armitage, C.J., Conner, M. (2001). Efficacy of the theory of planned behavior: A meta-analytic review. British journal of social psychology. 40, 471-499. Awan, Y. M & Hameed, F. (2014).Effect of demographic, socio-economic and other characteristics on donations.Current research journal of social sciences, 6(2): 55-67. Boers, I. (2012).Psychological processes and donation behavior.Thesis.University of Twente, Enschede. Brinkerhoff, B. (2009). Predicting intention to donate to human service nonprofits Andpublic broadcasting organizations using a revised theory of planned behavior. Thesis.University of Central Florida. Orlando, Florida. Charolina, L. (2014). Charity “care to share” – Aiesec Brawijaya. Diunduh pada tanggal 01 November 2014 dari http://edukasi.kompasiana.com/2014/08/28/charity-care-to-shareaiesec-brawijaya-683737.html. Eason, C.C., Hou, J., Zhang.,C. (2014). The mediating role of indentification with Anonprofit organization in the relationship between competition and charitable behaviors. Journal social behavior and personality. 42(6), 1015-1028.http://dx.doi.org/10.2224/sbp.2014.42.6.1015. Falahuddin., Khaddafi., & Heikal, M. (2014). Intention to pay zakat commercial: An application of revised theory of planned behavior. Journal of Economics and behavioral Studies. 6(9): 727-734. Fishbein, M & ajzen, I (1975).Belief, attitude and behavior an introduction to theory and research. London: Addison-Wesley Publishing Company.Inc
72
73
Furco, A., Moely, B.e., Reed, J. (2008). Charity and social change: The impact of individual preferences on service-learning outcomes. Michigan Journal of Community Service Learning. 37-48 Glomb, T.M., Leslie, L.M., Snyder, M. (2012). Who gives? Multilevel effects of gender and ethnicity on workplace charitable giving.In press at the Journal of Applied Psychology. Greenslade, J.H., McKimmie, B.M., Smith, J.R., Terry, D.J., White, K., M. (2009) Social influence in the theory of planned behavior: the role of descriptive, injunctive, and ingroup norms. British Journal of Social psychology, 48(1). pp. 135-158 Hogg, M.A., Vaughan, G.M. (2011). Social psychology. (6th Ed). Australia: Pearson Prentice Hall. Hyung Hur, M. (2006).Exploring the motivation factors of charitable giving and their value structure: A case study of Seoul, Korea.Journal of Social Behavior and Personality, 34 (6), 661-680. Knowles, S.R., Hyde, M. K., & White, K.M. (2012) Predictors of young people’s charitable intentions to donate money: an extended theory of planned behavior perspective. Journal of Applied Social Psychology, 42(9), pp. 2096-2110. Kraut, R.E. (1973). Effect of social labeling on giving to charity. Journal of Experimental Social Psychology. 9. 551-562 Kvaran, H.T., (2012). The influence of social norms and personal values on charitable giving behavior. Disertasi. Fakultas Psikologi University Of Arizona Linden, V. D. (2011). Charitable Intent: a moral or social construct? A revised theory of planned behavior model.Curr Psychol, 30:355–374. DOI 10.1007/s12144-011-9122-1 Macchia, S.L., Louis. W.R., Saeri, K.A.,Smith, J. R., Ogilvie, C. (2013). Predicting facebook users online privacy protection: risk, trust, norm focus theory, and theory of planned behavior. Diunduh pada tanggal 12 febuari 2015 dari http://aksaeri.com/files/publications/SaeriOgilvieLaMacchiaSmithLouis20 13_facebookms.pdf Mayo, J.W., Tinsley, C.H. (2009) Warm glow and charitable giving: why the wealthy do not give more to charity?.Journal of economic psychology. 30: 490-499.
74
Mejova, Y., Garimella, V. R. K., Weber, I., and Dougal, M. C. (2014).Giving iscaring: understanding donation behavior through email. In proceedings of the 17th ACM conference on computer supported cooperative work & social computing, ACM, 1297–1307. Mengkaka, B. (2014). Bertindak dermawan. Diunduh pada tanggal 16 febuari 2015 dari http://sosbud.kompasiana.com/2014/08/12/bertindakdermawani-668253.html. Muslim, A. (2013). Pengaruh efisiensi keuangan dan pembatasan pemberian danapada jumlah donasi individual.Skripsi.Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang. Nazir, Moh (2011). Metode penelitian. Ghalia Indonesia. Pollach,I& Treiblmaier, H. (2006). A framework for measuring people's intention to donate online.The Tenth Pacific Asia Conference on Information Systems.808-819. Pundi Amal SCTV. (2013) Diunduh pada tanggal 01 November 2014 dari http://www.pundiamalsctv.com/index.php/profil/index Servo, K.Y., (2008). Theory of planned behavior construscts as mediators of behavior change associated with a brief alcohol intervention. Thesis. Fakultas Health Promotion University of Texas AT El Paso. Smith, J. R., & McSweeney, A. (2007). Charitable giving: The effectiveness of a revised Theory of Planned Behaviour model in predicting donating intentions and donating behaviour. Journal of Community and Applied Social Psychology, 17, 363-386. Smith, R. W & Schwarz, N. (2012).When promoting a charity can hurt charitable giving: A metacognitive analysis. Journal of Consumer Psychology. DOI:10.1016/j.jcps.2012.01.001. Snip, B.(2011). Faktor influencing the intention to donate to charity organizations: importance of trust. Thesis. Faculty of Behavioral Sciences, University of Twente. Sobur, A. (2003). Psikologi umum dalam lintas sejarah. Bandung: CV Pustaka Setia.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 - KUESIONER KUESIONER Assalamualaikum Wr.Wb Kepada para responden/partisipan, Saya adalah mahasiswi Fakultas Psikologi UIN Syarifhidayatullah Jakarta.Saat ini sedang melakukan penelitian dalam rangka menyelesaikan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana Psikologi.Peneliti mengharapkan kesediaan anda untuk dapat mengisi kuesioner ini dengan mengikuti petunjuk yang diberikan. Tidak ada jawaban benar ataupun salah dalam menjawab pernyataan-pernyataan yang ada di kuesioner ini. Anda cukup menjawab dengan keadaan anda apa adanya. Kuesioner ini digunakan hanya untuk tujuan penelitian dan setiap jawaban yang anda berikan akan menjamin kerahasiaannya. Mohon maaf jika ada kalimat yang kurang berkenan, atas kesediaan dan bantuan anda, saya ucapkan terima kasih. Berikan tanda √ (Ceklis) pada tanda yang telah disediakan. Nama (Inisial)
:
Usia
:
Jenis Kelamin
:L/P
*Pekerjaan :
*√ (Ceklis) salahsatu
Ibu Rumah Tangga Karyawan Swasta Mahasiswa PNS Wiraswasta *Pendidikan SMA S1 S2 Lainnya ……. *Pendapatan : < Standar UMR (< 2.700.000) >Standar UMR (> 2.700.000) *Apakah anda pernah menyumbangkan uang anda untuk orang-orang yang membutuhkan/ badan organisasi amal? Ya Tidak
*Dalam sebulan (4 Minggu) berapa kali anda menyumbangkan uang anda untuk orang-orang yang membutuhkan/ badan organisasi amal ? 1-5 kali dalam satu bulan (4 minggu) > 5 kali dalam satu bulan (4 minggu) PETUNJUK PENGISIAN Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan yang paling mendekati diri Anda dengan mengisi tanda (X) pada kotak yang telah disediakan di setiap pernyataan. 1. Saya menyukai musik Jika Anda seseorang yang menyukai musik, Anda dapat memberikan tanda X pada kotak yang telah disediakan seperti contoh : Sangat sesuai
Sangat Tidak Sesuai
Tetapi, jika Anda seseorang yang tidak menyukai musik, Anda dapat memberikan tanda X pada kotak yang telah disediakan, seperti contoh : Sangat Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
Bagian I Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan yang paling mendekati diri Anda dengan mengisi tanda (X) pada kotak yang telah disediakan di setiap pernyataan. 1. Saya akan menyumbangkan uang untuk amal atau organisasi layanan masyarakat dalam waktu empat minggu ke depan.
Tidak Pasti 2.
Pasti
Saya ingin menyumbang uang untuk amal atau organisasi layanan masyarakat dalam waktu empat minggu kedepan. Sangat Ingin
3.
Sama Sekali Tidak
Saya tidak berniat untuk menyumbang uang untuk amal atau organisasi layanan masyarakat dalam waktu empat minggu ke depan. Sangat Tidak Setuju
4.
Sangat setuju
Saya berniat untuk menyumbangkan uang untuk amal atau organisasi layanan masyarakat dalam waktu empat minggu ke depan. Sangat Setuju
5.
Sangat Tidak Setuju
Seberapa lama Anda berpikir akan menyumbang uang untuk amal atau organisasi layanan masyarakat dalam waktu empat minggu ke depan.
Sangat Mungkin
Sangat Tidak Mungkin
Bagian 2 Anda diminta untuk mengemukakan apakah 8 pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan yang paling mendekati diri Anda, dengan mengisi tanda (X) pada kotak yang telah disediakan di setiap pernyataan. 1. Saya akan menyumbang untuk amal atau organisasi amal dalam emapt minggu kedepan akan … Tidak menyenangkan
Menyenangkan
Berguna
Tidak Berguna
Memuaskan
Tidak Memuaskan
Menguntungkan Positif
Tidak Menguntungkan Negatif
Mempertimbangkan Sia – Sia Buruk
Tidak Mempertimbangkan Berharga Baik
Bagian 3 Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan yang paling mendekati diri Anda dengan mengisi tanda (X) pada kotak yang telah disediakan di setiap pernyataan. 1. Jika ingin, saya bisa dengan mudah menyumbangkan uang untuk amal atau organisasi layanan masyarakat dalam waktu empat minggu ke depan. Sangat Setuju 2.
Sangat Tidak Setuju
Secara keseluruhan, seberapa mampukah Anda mengontrol diri dalam menyumbangkan uang untuk amal atau organisasi layanan masyarakat dalam waktu empat minggu ke depan. Tidak Terkontrol
3.
Terkontrol
Dalam hal ini seluruhnya terserah pada saya, apakah saya menyumbang untuk amal atau organisasai layanan masyarakat dalam waktu empat minggu ke depan. Sama Sekali Tidak Benar
4.
Sangat Benar
Seberapa yakinkah Anda, bahwa Anda mampu menyumbangkan uang untuk amal atau organisasi layanan masyarakat dalam waktu empat minggu ke depan. Sangat Percaya Diri
5.
Tidak Percaya Diri
Menyumbangkan uang untuk amal atau organisasi layanan masyarakat dalam empat minggu ke depan adalah mudah bagi saya untuk melakukannya. Sama Sekali Tidak Benar
Sangat Benar
Bagian 4 Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan yang paling mendekati diri Anda dengan mengisi tanda (X) pada kotak yang telah disediakan di setiap pernyataan. 1. Orang-orang terdekat saya, mendukung saya dalam melakukan donasi moneter untuk amal atau organisasi layanan masyarakat dalam empat minggu ke depan.
Sama Sekali Tidak Benar 2.
Sangat Benar
Berapa banyak presentase dari orang-orang yang penting bagi Anda yang menentang
dalam menyumbang untuk amal atau organisasi layanan masyarakat.
0% 3.
100%
Orang-orang terdekat saya akan menentang, jika saya meyumbangkan uang untuk amal
atau organisasi layanan masyarakat dalam waktu empat minggu ke depan.
Sangat Tidak Mungkin 4.
Sangat Mungkin
Kebanyakan orang yang penting bagi saya, berpikir bahwa saya akan menyumbangkan
uang untuk amal atau organisasi layanan masyarakat dalam empat minggu ke depan.
Tidak Diinginkan
Diinginkan
5.
Apakah kerabat Anda akan mendukung atau menentang Anda dalam menyumbang uang
untuk amal atau organisasi layanan masyarakat dalam waktu empat minggu ke depan.
Sangat Mendukung 6.
Sangat Tidak Mendukung
Jika saya menyumbangkan uang untuk amal atau organisasi layanan masyarakat dalam
empat minggu ke depan, orang terdekat saya akan.
Sangat Tidak Mendukung
`
Sangat Mendukung
Bagian 5 Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan yang paling mendekati diri Anda dengan mengisi tanda (X) pada kotak yang telah disediakan di setiap pernyataan. 1. Pikirkan orang-orang yang penting bagi Anda, berapakah presentase dari mereka yang menyumbang uang untuk amal atau organisasi layanan masyarakat.
0%
100%
2. Kerabat saya menyumbangkan uangnya untuk amal atau organisasi layanan masyarakat.
Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju
3. Orang-orang terdekat saya, tidak menyumbang untuk amal atau organisasi layanan masyarakat.
Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju
4. Menurut Anda, seberapa mungkinkah orang-orang yang penting bagi Anda menyumbangkan uang untuk amal atau organisasi layanan masyarakat. Sangat Tidak Mungkin
Sangat Mungkin
Bagian 6 Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan yang paling mendekati diri Anda dengan mengisi tanda (X) pada kotak yang telah disediakan di setiap pernyataan. 1. Saya termasuk orang yang menyumbangkan uang untuk kegiatan amal atau organisasi layanan masyarakat. Sangat Setuju
Sangat Tidak Setuju
2. Saya akan merasa bersalah, jika saya tidak menyumbangkan uang untuk amal atau organisasi layanan masyarakat. Sangat Mungkin
Sangat Tidak Mungkin
3. Saya yakin, saya memiliki kewajiban moral dalam menyumbang uang untuk organisasi layanan masyarakat. Sangat Tidak Mungkin
Sangat Mungkin
4. Jika tidak menyumbang uang untuk amal atau organisasi layanan masyarakat, sangat bertolak belakang dengan prinsip hidup saya. Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju
Bagian 7 Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan yang paling mendekati diri Anda dengan mengisi tanda (X) pada kotak yang telah disediakan di setiap pernyataan. 1. Saya tidak menyumbang uang untuk amal atau organisasi layanan masyarakat.
Tidak Benar Sama Sekali
Benar Sekali
2. Selama empat minggu terakhir, saya tidak menyumbang uang untuk amal atau organisasi layanan masyarakat. Tidak Benar Sama Sekali
Benar Sekali
3. Saya tidak biasa menyumbangkan uang untuk amal atau organisasi layanan masyarakat
Sangat Setuju
Sangat Tidak Setuju
4. Saya terbiasa menyumbang uang untuk kegiatan amal atau organisasi layanan masyarakat. Sangat Tidak Benar
Sangat Benar
5. Seberapa seringkah Anda menyumbangkan uang untuk amal atau organisasi layanan masyarakat dalam empat minggu yang lalu?. Tidak Pernah Sama Sekali
Sering
Terima Kasih
LAMPIRAN 2 – MODIFIKASI DIAGRAM PATH INTENSI MENYUMBANG.
LAMPIRAN 3 – MODIFIKASI DIAGRAM PATH SIKAP.
LAMPIRAN 4 – MODIFIKASI DIAGRAM PATH NORMA INJUNCTIVE.
LAMPIRAN 5 – MODIFIKASI DIAGRAM PATH NORMA DESKRIPTIF.
LAMPIRAN 6 – MODIFIKASI DIAGRAM PATH NORMA MORAL.
LAMPIRAN 7 – MODIFIKASI DIAGRAM PATH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL.
LAMPIRAN 8 – MODIFIKASI DIAGRAM PATH PENGALAMAN MENYUMBANG.
LAMPIRAN 9 – OUTPUT SPSS
Model Summary
Model Summary Change Statistics Mode
R
l
R
1
.734
Square a
Adjusted R Std. Error of Square
.539
the Estimate
.517
R Square
F
Change
Change
6.48311
.539
Sig. F df1
24.854
df2 10
213
Change .000
a. Predictors: (Constant), PENDAPATAN, JENIS_KELAMIN, SIKAP, PENGALAMAN, USIA, PENDIDIKAN, PBC, NORMA_INJUNCTIVE, NORMA_MORAL, NORMA_DESKRIPTIF
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression Residual Total
df
Mean Square
10446.360
10
1044.636
8952.546
213
42.031
19398.907
223
F 24.854
Sig. .000
a. Predictors: (Constant), PENDAPATAN, JENIS_KELAMIN, SIKAP, PENGALAMAN, USIA, PENDIDIKAN, PBC, NORMA_INJUNCTIVE, NORMA_MORAL, NORMA_DESKRIPTIF b. Dependent Variable: INTENSI
a
Coefficients
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
a
Std. Error
.265
3.839
.000
.082
.165
2.008
.046
.033
.087
.032
.383
.702
-.069
.084
-.066
-.818
.414
.451
.071
.435
6.312
.000
PENGALAMAN
-.003
.048
-.003
-.072
.943
USIA
-.430
1.011
-.021
-.425
.671
JENIS_KELAMIN
1.512
.923
.080
1.639
.103
PENDIDIKAN
-.078
.465
-.008
-.167
.867
.748
.909
.040
.823
.411
E NORMA_DESKRIPTI F NORMA_MORAL PBC
PENDAPATAN a. Dependent Variable: INTENSI
.255
.066
.164
Sig. .099
NORMA_INJUNCTIV
4.481
t 1.656
SIKAP
7.420
Beta
Model Summary Change Statistics Std. Error of
R Square
Square
the Estimate
Change
R
1
.608
a
.369
.367
7.42260
.369
130.099
1
222
.000
2
.663
b
.440
.435
7.01230
.071
27.739
1
221
.000
3
.664
c
.441
.434
7.01826
.001
.624
1
220
.430
.668
d
.446
.436
7.00378
.005
1.911
1
219
.168
.728
e
.530
.519
6.46663
.084
38.893
1
218
.000
f
.530
.517
6.47911
.000
.162
1
217
.688
4 5
R Square
Adjusted R Model
F Change
df1
df2
Sig. F Change
6
.728
7
.729
g
.531
.516
6.49088
.001
.213
1
216
.645
8
.733
h
.537
.520
6.46315
.006
2.857
1
215
.092
9
.733
i
.537
.518
6.47823
.000
.001
1
214
.979
10
.734
j
.539
.517
6.48311
.002
24.854
1
213
.000
. Predictors: (Constant), SIKAP b. Predictors: (Constant), SIKAP, NORMA_INJUNCTIVE c. Predictors: (Constant), SIKAP, NORMA_INJUNCTIVE, NORMA_DESKRIPTIF d. Predictors: (Constant), SIKAP, NORMA_INJUNCTIVE, NORMA_DESKRIPTIF, NORMA_MORAL e. Predictors: (Constant), SIKAP, NORMA_INJUNCTIVE, NORMA_DESKRIPTIF, NORMA_MORAL, PBC f. Predictors: (Constant), SIKAP, NORMA_INJUNCTIVE, NORMA_DESKRIPTIF, NORMA_MORAL, PBC, PENGALAMAN g. Predictors: (Constant), SIKAP, NORMA_INJUNCTIVE, NORMA_DESKRIPTIF, NORMA_MORAL, PBC, PENGALAMAN, USIA h. Predictors: (Constant), SIKAP, NORMA_INJUNCTIVE, NORMA_DESKRIPTIF, NORMA_MORAL, PBC, PENGALAMAN, USIA, JENIS_KELAMIN i. Predictors: (Constant), SIKAP, NORMA_INJUNCTIVE, NORMA_DESKRIPTIF, NORMA_MORAL, PBC, PENGALAMAN, USIA, JENIS_KELAMIN, PENDIDIKAN j. Predictors: (Constant), SIKAP, NORMA_INJUNCTIVE, NORMA_DESKRIPTIF, NORMA_MORAL, PBC, PENGALAMAN, USIA, JENIS_KELAMIN, PENDIDIKAN, PENDAPATAN