PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, DAN KONTROL PERILAKU YANG DIRASAKAN TERHADAP NIAT, SERTA PENGARUH NIAT TERHADAP KEPATUHAN MEMBAYAR ZAKAT PENGHASILAN Anissa Sepryna Nissa Ghulma Ratnasari Program Studi Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia
Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sikap, norma subjektif, kontrol perilaku yang dirasaka terhadap niat berperilaku patuh, serta pengaruh niat terhadap kepatuhan membayar zakat penghasilan. Responden dalam penelitian ini adalah karyawan atau pegawai muslim yang telah memiliki pengetahuan mengenai zakat penghasilan dan pernah membayar zakat penghasilan. Sampel dipilih dengan menggunakan metode nonprobability sampling dan diperoleh 220 responden. Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan analisis Structural Equation Modelling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap tidak berpengaruh terhadap niat berperilaku patuh membayar zakat penghasilan, sedangkan norma subjektif dan kontrol perilaku yang dirasakan memiliki pengaruh terhadap niat berperilaku patuh. Penelitian juga memberikan hasil bahwa niat secara signifikan mempengaruhi perilaku patuh membayar zakat penghasilan. Kata kunci : Zakat Penghasilan, Norma Subjektif, Kontrol Perilaku yang Dirasakan, Niat Berzakat Penghasilan Abstract The aims of this research are empirically to find out the influence of attitude, subjective norms, and perceived behavioral control towards the intention, thus the influence of that intention towards compliance on ‘Zakah on Income’. The respondents of this research are all moslem employees who’s literate about ‘Zakah on Income’, and ever settle up that zakah. Samples are selected using the non-probability sampling method and obtained 220 respondents. This research used the Structural Equation Modelling analysis. The results showed that the attitude has no influence towards the intention on ‘Zakah on Income’, whereas subjective norms and perceived behavioral control are significantly influence the intention on ‘Zakah on Income‘. From the result of the study, it also noted that intention significantly influences ‘Zakah on Income’ compliance. Keywords : Zakah on Income, Subjective Norms, Perceived Behavioral Control, Intention
Pengaruh Sikap ..., Anissa Sepryna, FE UI, 2013
1. Pendahuluan Sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, yaitu sekitar 87,18% dari 245 juta penduduk Indonesia saat ini, sangat dimungkinkan untuk menggali dan menerapkan konsep-konsep Islam dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia. Dalam hal ini, salah satu instrumen yang dianggap efektif dalam pengentasan kemiskinan adalah zakat. Oleh karena, selain sebagai rukun islam ketiga yang harus dipatuhi, zakat juga memiliki makna hubungan saling membantu sesama muslim yang kurang mampu. Selain itu, zakat juga dapat menjadi salah satu solusi alternatif untuk secara signifikan memberikan kontribusi terhadap keamanan dan harmonisasi sosial dengan memperkecil gap antara orangorang yang mampu dengan orang-orang yang tidak mampu (Hafidhuddin, 2011). Kontribusi zakat dalam memperkecil gap sosial ekonomi ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indonesia Magnifience of Zakat (IMZ) yang merupakan lembaga riset zakat dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Hasil penelitian menyatakan bahwa: Pertama, zakat mampu mengangkat kelompok miskin sebesar 10,79%. Kedua, zakat berperan dalam meningkatkan persentase pengentasan kemiskinan menjadi lebih dari 24% (IMZ, 2010). Kontribusi zakat dalam pengentasan kemiskinan seharusnya dapat lebih ditingkatkan melihat potensi zakat di Indonesia yaang cukup besar. Besarnya potensi zakat ini dilihat dari besarnya jumlah penduduk muslim di Indonesia yang populasinya sekitar 87,18%
dari
seluruh total penduduk Indonesia (BPS, 2011). Selan itu, Islamic Development Bank juga menyatakan bahwa besarnya potensi zakat di Indonesia pada tahun 2010 mencapai 100 triliun rupiah (IDB, 2010). Pada tahun 2011, besarnya potensi zakat di Indonesia meningkat menjadi 217 triliun rupiah dengan perincian 117 triliun rupiah dari rumah tangga dan 100 triliun rupiah dari perusahaan-perusahaan milik muslim (IMZ, 2011). Berdasarkan data yang diperoleh dari Survey Angkatan Kerja Nasional yang diolah oleh Pusdatinaker pada bulan Februari 2012, secara nasional jumlah penduduk yang bekerja sebagai karyawan atau pegawai di perkotaan adalah sebanyak 26.498.471 jiwa dengan ratarata gaji bersih sebesar Rp1.718.710 per-bulan. Jika sebanyak 87,18% dari karyawan tersebut adalah muslim, maka jumlah penduduk muslim yang bekerja sebagai karyawan di perkotaan adalah sebanyak 23.101.367 jiwa dengan rata-rata gaji bersih sebesar Rp1.498.371 per-bulan (BPS, 2012). Jika sebanyak 10% dari jumlah pegawai muslim tersebut tergolong sebagai
Pengaruh Sikap ..., Anissa Sepryna, FE UI, 2013
muzakki atau sebagai orang yang sudah memenuhi syarat untuk membayar zakat penghasilan sebesar 2,5% dari penghasilan mereka, maka asumsi potensi zakat yang diperoleh dari zakat penghasilan akan mencapai 170 triliun rupiah. Dana zakat di Indonesia pada dasarnya cukup besar dan berpotensi sebagai salah satu sumber pendanaan bagi lembaga dan program sosial keagamaan. Namun, meskipun jumlah potensinya besar, jumlah nilai zakat yang terealisasi hanya sebesar 1,2 triliun rupiah. Hal ini bisa disebabkan oleh kesadaran dan kepatuhan umat muslim di Indonesia untuk berzakat yang masih tergolong rendah, termasuk membayar zakat penghasilan (BAZNAS, 2011). Selain kurangnya kesadaran umat muslim, penerimaan zakat penghasilan sebagai kewajiban juga masih menjadi perdebatan dan belum diterima secara universal (Qardhawy, 1997). Melihat kesadaran dan kepatuhan membayar zakat merupakan faktor penting bagi peningkatan penerimaan zakat, khususnya zakat penghasilan, yang akan digunakan untuk pemberdayaaan ekonomi umat muslim, maka perlu dikaji tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan para muzakki dalam membayar zakat. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang zakah compliance dan perilaku karyawan atau pegawai muslim terhadap kepatuhan membayar zakat penghasilan.
2. Tinjauan Teoritis
a. Theory of Planned Behavior Salah satu teori yang digunakan untuk memprediksi perilaku manusia adalah teori perilaku terencana atau Theory of Planned Behavior dari Ajzen (2005). Theory of Planned Behavior merupakan perpanjangan dari Theory of Reasoned Action (TRA). Theory of Planned Behavior (TPB) menerangkan bahwa perilaku yang ditampilkan oleh individu timbul karena adanya niat untuk berperilaku. •
Sikap (Attitude toward behavior) Ajzen (2005) memaparkan sikap (attitude) merupakan suatu fungsi yang didasarkan
oleh keyakinan dari seorang individu mengenai konsekuensi positif dan atau negatif yang akan diperoleh dari melakukan suatu perilaku yang disebut sebagai behavioral beliefs. Dalam planned behavior theory, sikap (attitude) didefinisikan sebagai derajat penilaian positif atau negatif individu terhadap suatu perilaku. Sikap (attitude) ditentukan oleh
Pengaruh Sikap ..., Anissa Sepryna, FE UI, 2013
kombinasi antara keyakinan individu mengenai konsekuensi positif dan atau negatif dari melakukan suatu perilaku (behavioral beliefs) dengan penilaian subjektif individu terhadap setiap konsekuensi yang akan dihasilkan dalam melakukan sebuah perilaku (outcome evaluation). •
Norma Subjektif (Subjective Norms) Ajzen (2005) memaparkan norma subjektif atau subjective norm merupakan fungsi
yang didasarkan oleh keyakinan yang disebut sebagai normative beliefs. Keyakinan normatif atau normative belief adalah keyakinan mengenai kesetujuan atau ketidaksetujuan seseorang atau sekelompok orang yang penting bagi individu terhadap suatu perilaku (salient referent beliefs). Dalam hal ini juga termasuk rujukan sosial (referensi) yang berasal dari orang tua, pasangan pernikahan, sahabat, rekan kerja, dan rujukan atau referensi lain yang dianggap penting dan berhubungan dengan suatu perilaku. Dalam Theory of Planned Behavior (TPB), norma subjektif (subjective norm) tentang suatu perilaku didefinisikan sebagai persepsi individu
tentang
tekanan
sosial
untuk
melakukan
atau
tidak
melakukan
suatu
perilaku. Subjective norm ditentukan oleh kombinasi antara keyakinan individu tentang kesetujuan dan atau ketidaksetujuan seseorang maupun kelompok yang penting bagi individu terhadap suatu perilaku (normative beliefs) dengan motivasi individu untuk mematuhi rujukan atau referensi tersebut (motivation to comply). •
Kontrol Perilaku yang Dirasakan (Perceived Behavioral Control)
Ajzen (2005) memaparkan perceived behavioral control sebagai fungsi yang didasarkan oleh keyakinan yang disebut sebagai control beliefs. Control belief adalah keyakinan individu mengenai faktor pendukung atau penghambat untuk melakukan suatu perilaku (salient control beliefs). Keyakinan tentang faktor pendukung dan penghambat untuk melakukan suatu perilaku didasarkan pada pengalaman terdahulu individu, serta informasi yang dimiliki individu tentang suatu perilaku yang diperoleh dengan melakukan observasi mengenai pengetahuan yang dimiliki diri sendiri maupun orang lain, dan juga oleh berbagai faktor lain yang dapat meningkatkan ataupun menurunkan perasaan individu mengenai tingkat kesulitan dalam melakukan suatu perilaku. Dalam Theory of Planned Behavior, persepsi tentang kontrol perilaku yang dirasakan (perceived behavioral control) didefinisikan sebagai persepsi individu mengenai kemudahan atau kesulitan untuk melakukan suatu perilaku. Perceived behavioral control ditentukan oleh
Pengaruh Sikap ..., Anissa Sepryna, FE UI, 2013
kombinasi antara keyakinan individu mengenai faktor pendukung atau penghambat untuk melakukan suatu perilaku (control beliefs), dengan kekuatan perasaan individu akan setiap faktor pendukung ataupun penghambat tersebut (perceived power control). •
Niat (Intention) Niat diartikan sebagai maksud atau tujuan. Niat juga didefinisikan sebagai suatu
kecenderungan perilaku yang dilakukan dengan sengaja dan bukan tanpa tujuan. Ajzen (2005) menjelaskan niat sebagai representasi kognitif dan konatif dari kesiapan individu untuk menampilkan suatu perilaku. Niat merupakan penentu dari perilaku, hingga individu memiliki kesempatan dan waktu yang tepat untuk menampilkan perilaku tersebut secara nyata. Dalam planned behavior theory, dijelaskan bahwa niat untuk melakukan suatu perilaku adalah indikasi kecenderungan individu untuk melakukan suatu perilaku. Niat untuk melakukan suatu perilaku dapat diukur melalui tiga prediktor utama, yaitu: attitude toward the behavior, subjective norm, dan perceived behavioral control (Ajzen, 2005). •
Zakat Penghasilan Menurut garis besarnya, zakat dibagi menjadi dua; yaitu zakat maal dan zakat fitrah.
Zakat maal merupakan zakat yang diambil dari 2,5% kekayaan umat muslim yang mencapai nishab dan sudah melewati masa satu tahun. Zakat fitrah merupakan zakat yang diberikan berkenaan dengan selesainya umat Islam mengerjakan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Dalam perkembangan waktu seiring dengan beragamnya mekanisme pengumpulan kekayaan, terdapat perdebatan mengenai kewajiban mengeluarkan zakat atas pencarian atau profesi atau penghasilan. Topik ini sebenarnya bukan hal yang baru di kalangan ahli fiqih zakat. Qardhawy (1997) mengungkapkan ijtihadnya mengenai hukum kedudukan harta pencarian dan profesi, yaitu melalui studi perbandingan dan penelitian yang sangat dalam terhadap pendapat-pendapat yang ada mengenai masalah ini sejak zaman sahabat hingga zaman sekarang. Qardhawy (1997) mengatakan zakat penghasilan bisa diartikan sebagai zakat yang diambil dari pendapatan yang dihasilkan oleh seorang individu. Zakat penghasilan dipungut dari penghasilan atau pendapatan dari seorang individu termasuk upah profesional, kompensasi tenaga kerja, gaji, upah, bonus, hibah, hadiah, pendapatan dividen dan sejenisnya (Bakar, 2008). Harta hasil usaha seperti gaji pegawai, upah karyawan, pendapatan dokter,
Pengaruh Sikap ..., Anissa Sepryna, FE UI, 2013
insinyur, advokat, penjahit, seniman, dan lain-lain juga wajib terkena zakat dan dikeluarkan zakatnya pada waktu diterima (Qardhawy, 1997). •
Dasar Hukum dan Kadar Zakat Penghasilan Zakat penghasilan perlu dianalogikan dengan zakat lain dan kemudian diqiyaskan.
Secara istilah, qiyas adalah penyamaan suatu cabang (al far’u=al-maqis, yang diqiyaskan) dengan pokok (al ashlu=al maqis ‘alaihi, yang dijadikan acuan qiyas) dalam suatu hukum karena adanya illah (sebab) yang menyatukan (mengumpulkan) keduanya. Namun, metode qiyas ini pun ternyata tidak mudah untuk secara tegas menentukan padanan hukum zakat penghasilan. Oleh karena itu, Qardhawi (1997) mengqiyaskan zakat penghasilan dengan zakat al-mal al-mustafad. Berdasarkan dalil di dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 267, Qardhawy (1997) mengatakan bahwa jenis-jenis penghasilan dari profesi seorang dokter, insinyur, advokat, seniman, penjahit, tukang kayu dan lain-lain, dimana profesi tersebut dikerjakan sendiri tanpa tergantung kepada orang lain berkat pengetahuan dan keterampilannya, serta profesi dari pekerjaan yang dikerjakan oleh seseorang buat pihak lain, baik pemerintah, perusahaan maupun perorangan dengan memperoleh gaji, upah, ataupun honorarium, wajib untuk mengeluarkan zakat. Zakat penghasilan wajib dikeluarkan setiap bulan bagi karyawan yang menerima gaji bulanan. Hal ini sama dengan zakat pertanian yang dikeluarkan pada saat panen. Kadar zakat penghasilan dianalogikan dengan 85 gram emas atau sebesar 2,5% dari gaji yang diterima tiap bulannya (Qardhawy, 1997). 3. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif atau decriptive research. Penelitian ini akan menjelaskan tentang pengaruh variabel-variabel yang ada pada Theory of Planned Behavior yaitu sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku yang dirasakan terhadap niat kepatuhan dalam membayar zakat penghasilan. Dimensi waktu yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional study, yaitu riset yang dilakukan hanya sekali dan mewakili sebuah kejadian pada satu waktu saja (Cooper dan Schindler, 2008). Berdasarkan tinjauan pustaka dan mengacu pada penelitian-penelitian sebelumnya, dari berbagai metode penelitian yang dilakukan untuk memprediksi niat berperilaku individu muslim terhadap kepatuhan membayar zakat penghasilan, penulis berpendapat bahwa model
Pengaruh Sikap ..., Anissa Sepryna, FE UI, 2013
dan teori yang cocok untuk diaplikasikan dalam penelitian mengenai kepatuhan membayar zakat penghasilan adalah Theory of Planned Behavior. Terdapat tiga variabel eksogen, yaitu sikap (attitude), norma subjektif (subjective norms), serta control perilaku yang dirasakan (perceived behavioral control). Selain itu, terdapat dua variabel endogen, yaitu niat (intention), dan perilaku kepatuhan (behavior). Model penelitian mengenai variabel tersebut ditunjukan dalam Gambar 1.1 di bawah ini:
Attitude H1
Subjective Norms
H2
H4 Intention
Behavior
H3 Perceived Behavioral Control
Gambar 1.1. Theory of Planned Behavior Sumber: Ajzen, I. (2005)
Untuk memperoleh jawaban atas rumusan masalah yang telah ditentukan, peneliti membentuk hipotesis berdasarkan latar belakang penelitian, sebagai berikut:
H1
: Sikap para muzakki berpengaruh positif terhadap niat berperilaku patuh membayar zakat penghasilan.
H2
: Norma subjektif para muzakki berpengaruh positif terhadap niat berperilaku patuh membayar zakat penghasilan.
H3
: Kontrol perilaku yang dirasakan oleh para muzakki berpengaruh positif terhadap niat berperilaku patuh membayar zakat penghasilan.
H4
:Niat para muzakki berpengaruh positif terhadap perilaku patuh membayar zakat penghasilan.
Pengaruh Sikap ..., Anissa Sepryna, FE UI, 2013
Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk memperoleh hasil penelitian terbagi menjadi dua, yaitu: 1) Data primer, didapat dengan melakukan survei. Metode survei adalah mengumpulkan informasi berdasarkan pertanyaan yang diajukan kepada responden (Malhotra, 2010). Responden harus menjawab screening questions terlebih dahulu untuk mengetahui apakah responden tersebut memenuhi syarat. 2) Data sekunder, merupakan data yang didapat dari studi literatur, jurnal, buku, internet dan kepustakaan lainnya terkait dengan hal-hal yang dibahas dalam laporan ini untuk digunakan untuk membantu menjawab pertanyaan penelitian dan hipotesis, serta untuk memahami data primer secara lebih mendalam.
Sampel dalam penelitian ini adalah pegawai atau karyawan muslim yang pernah membayar zakat penghasilan dan memiliki pengetahuan yang cukup mengenai zakat penghasilan. Sampel dipilih menggunakan metode non-probability sampling dimana peneliti tidak memberikan kesempatan yang sama kepada tiap elemen dalam populasi untuk dijadikan sampel. Dari 250 kuesioner yang disebar, hanya 220 kuesioner yang dinyatakan valid dan memenuhi syarat. Sebelum menyebar kuesioner final, peneliti melakukan pre-test pada konstruk kuesioner yang sudah disusun. Kuesioner disebar pada 30 responden untuk mengidentifikasi pernyataan dalam kuesioner yang tidak mendukung jalannya proses analisa data. Data diolah menggunakan program SPSS 17.00 untuk menilai apakah kuesioner valid dan reliable. Bila hasil dari pre-test valid dan reliable, maka kuesioner disebar untuk memenuhi jumlah responden yang diharapkan. Ketika data telah diperoleh, metode yang digunakan untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian ini adalah dengan menggunakan Structural Equation Model (SEM) dengan software Lisrel 8.70. SEM merupakan teknik menguji dan memperkirakan pengaruh sebab-akibat dengan menggunakan kombinasi dari data statistik dan asumsi kualitatif kausalitas. SEM memiliki dua buah model, yaitu model pengukuran dan model struktural. Dalam model pengukuran, setiap variabel laten dimodelkan menjadi suatu faktor yang mendasari variabel teramati yang terkait. Model struktural menggambarkan pengaruh-pengaruh antara variabel laten.
Pengaruh Sikap ..., Anissa Sepryna, FE UI, 2013
4. Hasil Penelitian
Dari total 220 responden, jumlah responden laki-laki adalah 85 dan 135 responden adalah perempuan. Mayoritas responden berada dalam range usia produktif, yaitu antara 25 – 60 tahun dengan 74% responden berpendidikan terakhir sarjana dan sebesar 51% dari total responden merupakan golongan dengan tingkat pendapatan sedang. a. Analisis Measurement Model (Model Pengukuran) •
Hasil olah data pertama Model pengukuran harus terlebih dahulu diuji validitas dan realibilitasnya. Uji
validitas dari model pengukuran dapat diperiksa dengan melihat nilai t-value ≥ 1,96 dan standardized loading factor (SLF) ≥ 0,50 dari variabel-variabel teramati dalam model. Namun, menurut Igbaria et. al. (1997) nilainya masih dapat dipertimbangkan (indikator tidak dihapus) dengan batas SLF ≥ 0,3 sesuai dengan kebijakan peneliti (Wijanto, 2008). Uji reliabilitas dari model pengukuran dilakukan dengan menghitung nilai Construct Reliability (CR) dan Variance Extracted (VE). Menurut Hair (1998), sebuah konstruk dapat dianggap memiliki reliabilitas yang baik bila nilai CR-nya ≥ 0,7 dan VE-nya ≥ 0,5. Bila melihat nilai t-value dan SLF secara keseluruhan dari tiap indikator variabel eksogen dan endogen, diperoleh hasil bahwa keseluruhan indikator adalah valid karena telah memenuhi syarat, baik dari nilai t-value maupun SLF.kecuali indikator NS6 dan INT3. Output uji kecocokan pertama menunjukkan nilai RMSEA 0,1, dimana nilai ini menunjukkan poor fit, sedangkan kecocokan keseluruhan model dinyatakan baik bila nilai RMSEA ≤ 0,08. •
Respesifikasi Berdasarkan hasil olahan pertama pada model pengukuran, diperoleh hasil bahwa nilai
construct reliability dan variance extracted menunjukkan reliabilitas yang baik. Namun, dari hasil uji kecocokan model (goodness of fit) diperoleh hasil bahwa nilai RMSEA menunujukkan nilai poor fit. Oleh karena itu, dilakukan eliminasi indikator-indikator yang memiliki nilai SLF yang kurang dari 0,5 yaitu NS6 dan INT3. Pada penelitian ini, terjadi error covariance dimana terjadi tumpang tindih antara SKP2 dan SKP1; SKP3 dan SKP1; SKP3 dan SKP2; SKP4 dan SKP1; SKP4 dan SKP1; SKP4 dan SKP3; SKP6 dan SKP1; SKP4 dan SKP2; SKP5 dan SKP3; SKP5 dan SKP1; SKP6 dan SKP5; SKP6 dan SKP3; SKP8 dan SKP2; SKP8 dan SKP3; SKP8 dan SKP5; SKP8 dan
Pengaruh Sikap ..., Anissa Sepryna, FE UI, 2013
SKP7; SKP5 dan SKP1; SKP4 dan SKP2; SKP5 dan SKP3; SKP8 dan SKP6; PBC6 dan PBC1; PBC8 dan PBC6; serta INT4 dan INT2. Indikator-indikator tersebut tetap diperhitungkan karena error covariance masih terjadi dalam satu konstruk. Oleh karena itu, error covariances tersebut harus dibebaskan (Wijanto,2008). Selain itu, indikator NS2, NS3,NS4,NS5, NS7, PBC2, PBC3, PBC4, PBC5, PBC7, PBC9, PBC10, INT1, B1 dan B2 juga dieliminasi. Sebab, indikator tersebut ada indikasi multikoliniearitas yaitu tidak hanya mengukur satu variabel laten, namun juga mengukur variabel laten yang lain. Discriminant validity (satu item terukur hanya boleh mewakili satu kostruk laten) yang baik artinya satu indikator hanya boleh mengukur satu konstruk tidak boleh mengukur konstruk yang lain. Oleh karena itu, indikator-indikator tersebut dieliminasi. •
Hasil olah data kedua Berdasarkan hasil olah data kedua, semua indikator atau variabel teramati dari
memiliki nilai t-value ≥ 1,96 dan nilai SLF ≥ 0,5 yang menunjukan bahwa semua indikator valid. Reliabilitas seluruh variabel laten juga memiliki nilai CR dan nilai VE yang sudah memenuhi persyaratan yaitu CR ≥0,7 dan VE ≥0,5. Setelah dilakukan respesifikasi model, juga diperoleh output untuk nilai RMSEA yang dihasilkan adalah 0,09 yang menunjukan bahwa model marginal fit. b. Analisis Structural Model (Model Struktural) 1)
Uji Kecocokan Model Struktural (Goodnes of Fit) Uji kecocokan ini dilakukan untuk seluruh variabel dalam model, dengan hasil seperti
pada Tabel 1.1 berikut : Tabel 1.1 Uji Kecocokan Model Struktural
UKURAN GOF
TARGET-TINGKAT KECOCOKAN
HASIL
KET
P-value for ChiSquare
> 0,05 Good Fit
0,00
Poor fit
0,09
Marginal fit
0,87
Marginal fit
< 0,05 Close Fit RMSEA
< 0,08 Good Fit > 0,90 Good Fit
GFI
0,80 – 0,90 Marginal Fit
Pengaruh Sikap ..., Anissa Sepryna, FE UI, 2013
UKURAN GOF
TARGET-TINGKAT KECOCOKAN
HASIL
KET
0,79
Marginal fit
0,92
Good fit
0,92
Good fit
0,94
Good fit
0,94
Good fit
> 0,90 Good Fit
AGFI
0,80 - 0,90 Marginal Fit > 0,90 Good Fit
NFI
0,80 - 0,90 Marginal Fit > 0,90 Good Fit
NNFI
0,80 - 0,90 Marginal Fit > 0,90 Good Fit
CFI
0,80 - 0,90 Marginal Fit > 0,90 Good Fit
IFI
0,80 - 0,90 Marginal Fit > 0,90 Good Fit
RFI
Marginal fit
0,89
0,80 - 0,90 Marginal Fit
Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2012)
2)
Analisis pengaruh kausal Berdasarkan output yang didapat dari olahan model dengan menggunakan LISREL,
gambar 1.2 merupakan diagram model struktural yang telah diolah dengan nilai t-value dan koefisien (estimasi).
Attitude (-0,17) -0,04
(2,84)
Subjective Norms
(5,08) Intention
0,65
Behavior 0,72
(4,34) Perceived Behavioral Control
0,35
Gambar 1.2 Model Struktural Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2012)
Pengaruh Sikap ..., Anissa Sepryna, FE UI, 2013
Keterangan:
3)
•
Angka di dalam kurung menunjukkan t-value. T- value yang signifikan memiliki nilai ≥1,96 atau ≥-1,96 pada signifikansi 5%
•
Angka yang tidak diberi tanda kurung menunujukkan nilai koefisien (estimasi)
•
Garis putus-putus menunjukkan alur yang tidak signifikan
Nilai t-value dan koefisien persamaan struktural Tabel 1.2 di bawah akan menjelaskan mengenai ringkasan evaluasi t-value untuk
masing-masing variabel, dimana dapat dikatakan signifikan bila t-value ≥ 1,96. Tabel 1.2 Evaluasi t-value Pada Model Struktural No.
Path
Koefisien Estimasi
t-value
1
Sikap → Niat
-0,04
-0,17
0,65
2,84
Signifikan
0,35
4,34
Signifikan
0,72
5,08
Signifikan
2
3
Norma subjektif → Niat Kontrol perilaku yang
4
dirasakan→ Niat Niat → Perilaku
Kesimpulan Tidak Signifikan
Sumber: Hasil Olahan peneliti (2012)
5. Pembahasan Dari hasil penelitian, diperoleh hasil bahwa sikap (attitude) tidak mampu menjelaskan niat berperilaku patuh (intention) secara signifikan. Pada hasil koefisien estimasi diperoleh hasil bahwa nilai -0,04 berarti pengaruh variabel tersebut negatif, dengan nilai t-value sebesar -0,17 yang berarti dibawah 1.96. Nilai t-value < 1.96 menandakan pengaruh antara variabel tersebut tidak signifikan. Hal ini berarti hipotesis 1 tidak dapat diterima. Sikap (attitude) tidak mampu menjelaskan niat berperilaku patuh (intention) secara signifikan diduga karena pada dasarnya zakat penghasilan belum diterima secara universal, pemahaman masing-masing individu mengenai zakat penghasilan juga masih berbeda-beda. Sebagian responden mungkin menganggap bahwa membayar zakat penghasilan adalah
Pengaruh Sikap ..., Anissa Sepryna, FE UI, 2013
sebuah kewajiban. Namun, sebagian responden lain mungkin menganggap bahwa membayar zakat penghasilan bukanlah kewajiban, hanya seperti bersedekah saja. Berdasarfkan hasil penelitian, juga dapat disimpulkan bahwa norma subjektif (subjective norms) secara langsung mempengaruhi niat (intention) dan secara tidak langsung memperngaruhi perilaku patuh membayar zakat penghasilan (behavior). Hal ini terbukti dari nilai koefisien estimasi sebesar 0,65 dan t-value sebesar 2,84. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sapingi, et al (2011) yang menyatakan bahwa norma subjektif memiliki pengaruh positif terhadap niat untuk berperilaku patuh membayar zakat penghasilan (intention). Semakin individu mempersepsikan bahwa rujukan sosialnya merekomendasikan untuk melakukan suatu perilaku maka individu akan cenderung merasakan tekanan sosial untuk melakukan perilaku tersebut. Sebaliknya, semakin individu mempersepsikan bahwa rujukan sosialnya merekomendasikan untuk tidak melakukan suatu perilaku maka individu akan cenderung merasakan tekanan sosial untuk tidak melakukan perilaku tersebut (Ajzen, 2005). Jika seorang individu merasa bahwa rujukan sosialnya merekomendasikan untuk patuh membayar zakat penghasilan, maka individu tersebut akan cenderung merasakan tekanan sosial untuk patuh membayar zakat penghasilan, maka hal ini akan semakin meningkatkan niat mereka untuk patuh membayar zakat penghasilan. Kontrol perilaku yang dirasakan (Perceived behavioral control) secara langsung menjelaskan niat berperilaku patuh membayar zakat penghasilan (intention). Hal ini terbukti dari nilai koefisien estimasi sebesar 0.35 dan t-value sebesar 4,34. Meskipun tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap niat (intention), namun dapat disimpulkan bahwa kontrol perilaku
yang dirasakan (perceived
behavioral control) secara langsung
mempengaruhi niat (intention) dan secara tidak langsung memperngaruhi perilaku patuh membayar zakat penghasilan (behavior). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sapingi, et al (2011) yang mengatakan bahwa kontrol perilaku yang dirasakan (perceived behavioral control) merupakan prediktor yang tepat karena memperngaruhi niat para muzakki untuk patuh membayar zakat penghasilan. Semakin individu merasakan banyak faktor pendukung dan sedikit faktor penghambat untuk dapat melakukan suatu perilaku, maka individu akan cenderung mempersepsikan diri mudah untuk melakukan perilaku tersebut. Sebaliknya, semakin sedikit individu merasakan sedikit faktor pendukung dan banyak faktor penghambat untuk dapat melakukan suatu
Pengaruh Sikap ..., Anissa Sepryna, FE UI, 2013
perilaku, maka individu akan cenderung mempersepsikan diri sulit untuk melakukan perilaku tersebut (Ajzen, 2005). Pengaruh variabel niat (intention) secara langsung menjelaskan perilaku (behavior). Hal ini terbukti dari nilai koefisien estimasi sebesar 0,72 dan t-value sebesar 5,08. Niat (intention) terbukti mempunyai pengaruh yang besar dan signifikan terhadap perilaku kepatuhan membayar zakat penghasilan (behavior). Hal ini sejalan dengan teori dari Ajzen (2005) bahwa segala sesuatu yang dilakukan oleh individu berasal dari niat. Jika individu memiliki niat untuk melakukan suatu perilaku, maka individu cenderung akan melakukan perilaku tersebut. Sebaliknya, jika individu tidak memiliki niat untuk melakukan suatu perilaku, maka individu cenderung tidak akan melakukan perilaku tersebut (Ajzen, 2005). Jadi, dalam hal ini, apabila niat seorang individu sudah terbentuk untuk patuh membayar zakat penghasilan, maka individu tersebut akan cenderung berperilaku patuh membayar zakat penghasilan. 6. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan: a. Sikap (attitude) tidak berpengaruh terhadap niat berperilaku patuh membayar zakat penghasilan (intention). Hal ini menunjukkan bahwa para responden atau para muzakki sadar akan kewajiban untuk berzakat. Sehingga, suka tidak suka atau positif atau negatif konsekuensi yang akan mereka dapatkan, tidak akan mempengaruhi niat mereka untuk selalu berperilaku patuh membayar zakat penghasilan. b. Norma subjektif (subjective norms) berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat berperilaku patuh membayar zakat penghasilan (intention). Hal ini menunjukkan bahwa paraa responden mementingkan keyakinan normatif dalam diri mereka, maupun referent belief yang ditimbulkan dari orang lain atau referen dari para responden. c. Kontrol perilaku yang dirasakan (perceived behavioral control) berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat berperilaku patuh membayar zakat penghasilan (intention). Hal ini menunjukkan bahwa kemudahan dan fasilitas yang ada untuk membayar zakat memperngaruhi niat para responden untuk berperilaku patuh membayar zakat penghasilan. d. Niat (intention) berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku patuh membayar zakat penghasilan (behavior). Hal ini menunjukkan bahwa niat para responden
Pengaruh Sikap ..., Anissa Sepryna, FE UI, 2013
memberikan pengaruh paling besar terhadap perilaku patuh membayar zakat penghasilan.
7. Saran •
Saran Manajerial
Berdasarkan hasil pembahasan, maka saran-saran yang mungkin dapat diaplikasikan oleh pihak-pihak manajerial adalah sebagai berikut : a. Lembaga institusi zakat sebaiknya lebih concern kepada hal lain yang membentuk niat berperilaku patuh para muzakki, seperti melakukan program-program pemberdayaan masyarakat untuk lebih meningkatkan awareness bahwa dengan berzakat berarti para muzakki telah berkontribusi untuk membantu sesama muslim dan menegakkan keseimbangan ekonomi. Program pemberdayaan tersebut dapat berupa layanan kesehatan, bantuan pengembangan pendidikan, posko bantuan bencana, pengajian, dan lain-lain. Dengan demikian, diharapkan kecenderungan untuk bertindak dari para muzakki akan menjadi meningkat. b. Norma subjektif atau subjective norm merupakan fungsi yang didasarkan oleh keyakinan yang disebut sebagai normative beliefs. Keyakinan normatif atau normative belief adalah keyakinan mengenai kesetujuan atau ketidaksetujuan seseorang atau sekelompok orang yang penting bagi individu terhadap suatu perilaku (salient referent beliefs). Manajemen pengelola zakat disarankan untuk lebih meningkatkan keyakinan normatif dari individu dengan mensosialisasikan dan menginformasikan secara jelas bahwa dengan membayar zakat penghasilan, berarti mereka membantu mewujudkan keseimbangan ekonomi dan membantu sesama muslim untuk dapat hidup dengan layak dan lebih baik. Kegiatan beriklan atau mensosialisasikan kegunaan zakat ini dapat juga dilakukan dengan meng-endorse figur yang dirasa mampu mempengaruhi masyarakat muslim untuk berperilaku patuh membayar zakat penghasilan. c.
Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa kontrol perilaku yang dirasakan para muzakki berpengaruh positif. Persepsi tentang kontrol perilaku yang dirasakan (perceived behavioral control) didefinisikan sebagai persepsi individu mengenai kemudahan atau kesulitan untuk melakukan suatu perilaku. Sehingga, bagi manajemen pengelola zakat, disarankan untuk lebih menambah fasilitas-fasilitas
Pengaruh Sikap ..., Anissa Sepryna, FE UI, 2013
yang memudahkan para muzakki untuk membayar zakat penghasilan dan fasilistasfasilitas untuk memperoleh panduan dan informasi mengenai zakat. d.
Dari hasil penelitian, juga diperoleh hasil bahwa niat para muzakki berpengaruh positif terhadap perilaku kepatuhan membayar zakat penghasilan. Bagi manajemen pengelola zakat, disarankan untuk membuat campaign tentang zakat penghasilan sebesar 2,5% melalui iklan, pamflet, spanduk, dan sebagainya. Sebab, niat membayar zakat penghasilan sebesar 2,5% tiap bulannya memiliki nilai rata-rata paling tinggi, maka disarankan bagi lembaga pengelola zakat untuk senantiasa mengingatkan
para
muzakki
untuk
membayar
zakat
penghasilan
demi
meningkatkan penerimaan dana zakat. •
Saran Penelitian Selanjutnya Dari penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa keterbatasan dalam
penyusunan skripsi ini. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat dikonstruksi dengan mengsisi celah yang belum pada penelitian ini. Berikut penjelasannya: 1. Responden pada penelitian ini hanya terbatas pada pegawai muslim yang sudah memiliki pengetahuan mengenai zakat penghasilan. Maka, perlu adanya penelitian lanjutan dengan penambahan objek penelitian yang tidak membatasi responden, sehingga hasilnya bisa menggambarkan secara umum mengenai kecenderungan niat berperilaku patuh membayar zakat penghasilan untuk umat muslim di Indonesia. Selain itu, jumlah sampel yang lebih besar juga direkomendasikan agar lebih dapat merepresentasikan penduduk muslim di Indonesia.
2. Penelitian ini hanya memfokuskan pada empat variabel yang mempengaruhi perilaku kepatuhan membayar zakat penghasilan (behavior), yaitu sikap (attitude), norma subjektif (subjective norms), kontrol perilaku yang dirasakan (perceived behavioral control), serta niat berperilaku patuh membayar zakat penghasilan (intention). Penelitian selanjutnya sebaiknya menanyakan pandangan responden tentang zakat penghasilan, karena banyaknya perbedaan perspektif mengenai eksistensi zakat penghasilan ini. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menganalisis faktor-faktor lain yang sekiranya dapat mempengaruhi niat kepatuhan membayar zakat penghasilan seperti sharia knowledge, zakah knowledge, atau variabel laten lainnya.
Pengaruh Sikap ..., Anissa Sepryna, FE UI, 2013
Kepustakaan
Ajzen, Icek. (1991). The Theory of Planned Behavior. University of Massachusets. Academic Press, Inc. Ajzen I, & Fishbein, M. (2005). The influence of attitudes on behavior. In D. Albarracin, B. T. Johnson, & M. P. Zanna (Eds), The Handbook of Attitudes. Mahwah, NJ : Erlbaum. Anggraeny, Nyoman Dewi. (2010). Aplikasi Theory of Planned Behavior dalam mengukur intensi untuk menggunakan ATM BNI. Skripsi. Fakultas Ekonomi UI. Bakar, Nur Barizah Abu dan Hafid Majdi Abdul Rashid. (2010). Motivation on Paying Zakah on Income : Evidence from Malaysia. International Journal of Economics and Finance, Vol. 2, No.3, August 2010. Bidin, Zainol, Kamil Md Idris, dan Faridahwati Mhd Samsudin. (2009). Predicting Compliance Intention on Zakah on Employment Income in Malaysia : an Application of Reasoned Action Theory. Jurnal Pengurusan 28 (2009) 85-102. Cooper, Donald R dan Pamela S. Schindler. (2008). Business Research Methods. Tenth Edition. Mc Graw Hill. Engel, J.F., D. Blackwell, Paul W Minard. (1994). Perilaku Konsumen. Jilid I Ed Ke-6. Budianto, F.X, Penerjemah. Binarupa Aksara. Terjemahan dari Consumer Behavior, Jakarta. Fajarwati, (2011). Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yakin zakat bisa meringankan beban APBN, meski dinilai berpotensi mengurangi penerimaan pajak. Agustus 2011. http://www.imz.or.id Ghozali, I., & Fuad, (2008), Structural Equation Modeling: Teori, Konsep dan Aplikasi Dengan Program Lisrel 8.0, (trans: Structural Equation Modelling: Theory, Concpets and Application using LISREL 8.0), Semarang: Badan Penerbit UNDIP, ISBN 978.704.300.2. Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Aplikasi IBM SPSS versi 19. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hair , Joseph F. JR., Rolph E. Anderson, Ronald L. Tatham and William C. Black. (2010). Multivariate Data Analysis. New Jersey : Prentice Hall. Hairunnizam Wahid, Sanep Ahmad and Mohd. Ali Mohd Noor. (2005). Kesedaran Membayar Zakat Pendapatan di Malaysia. Seminar Ekonomi dan Kewangan Islam, Fakulti Ekonomi, Universiti Utara Malaysia, 29-30 August, pp 265-274.
Pengaruh Sikap ..., Anissa Sepryna, FE UI, 2013
Hafidhuddin, Didin. (1998). Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak, Sedekah. Jakarta: Gema Insani Press. Iacobucci, Dawn. (2009). Structural equations modeling: Fit Indices, sample size, and advanced topics. Vanderbilt University, USA. Journal of Consumer Psychology 20 (2010) 90–98. Indonesia Magnifience of Zakah. (2012). Contemporary Interpretation of Zakah Asnaf : Fiqh, Economic and Sociology Perspective. Agustus 2012. http://www.imz.or.id Maholtra, Naresh K. (2007). Research Methods. 7th Edition. New Jersey : Pearson – Prentice Hall. Muda, Muhamad, Marzuki Ainulashikin dan Shaharuddin Amir. (2006). Factors Influencing Individual Participation in Zakat Contribution: Exploratory Investigation. Islamic Banking and Finance 2006 (iBAF2006), 29 – 30 August 2006, Kuala Lumpur (Faculty of Economics and Muamalat, KUIM, Nilai NS). Nuh, Muhammad. (2011). Potensi zakat di Indonesia menandingi APBN 2011. http://www.eramuslim.com Qardhawy, Yusuf. (1997). Fiqh Zakat. http://alkhoirot.net/download-kitab-yusuf-qardhawy Robbins, Steppen P. (2006). Organization Behavior. Twelfth Edition. Prentice Hall Inc. Sapingi, Raedah, Noormala Ahmad dan Marziana Mohamad. (2011). A Study On Zakah Of Employment Income: Factors That Influence Academics’ Intention To Pay Zakah. 2nd INTERNATIONAL CONFERENCE ON BUSINESS AND ECONOMIC RESEARCH (2nd ICBER 2011) PROCEEDING. Schiffman, Leon G dan Kanuk, Leslie Lazar. (2010). Consumer Behavior. 9th Ed. New York : McGraw-Hill. Subekti, Sugeng Agus. (2003). Aktivitas Berzakat dan Model Pengelolaan Zakat (Penelitian terhadap Kecenderungan Pembayar Zakat di Kelurahan Tebet Barat Kecamatan Tebet Jakarta Selatan). Tesis. Pasca-Sarjana UI. Survey Angkatan Kerja Nasional. (2012). www.depankertrans.go.id Wijanto, Setyo Hari. (2008). Structural Equation Modeling dengan Lisrel 8.8 Konsep dan Tutorial. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Pengaruh Sikap ..., Anissa Sepryna, FE UI, 2013