Prosiding Presentasi llmiah Keselamatan Radiasi dan Lingkungan Vul, 23 -24 Agustus 2000 Puslitbang Keselama~diasi
dan Biomedika Nuklir-
BATAN
PENGARUH SEA PADA KULTUR LIMFOSIT KERA EKOR PANJANG (Macaca fascicularis)YANG DIIRADIASI SINAR GAMMA SECARA IN VITRO
b3
Abdul Wa'id daD Yanti Lusiyanti Puslitbang KeselaII1aWl Radiasi dan Biomedika Nuklir -BATAN
b'Z ABSTRAK PENGARUH SEA PADA KULTUR LIMFOSIT KERA EKOR PANJANG (Macaca fascicularis) YANG DIIRADIASI SINAR GAMMA SECARA IN VITRO. StaphylococalenteroksinA (SEA) adalahsalah satu daTi toksin yang dihasilkan oleh bakteri Staphylococcusaure;us.Padabiakan SEA telah terbukti potensialsebagai stiInulator limfosit manusia bahkan dengan konsentrasifg/ml. Penelitian ini akan mempelajari penggunaanSEA dibandingkandenganPhytohaemaglot.inin (PHA) padabiakan sellirnfosit perifer kera ekor panjang.Sekitar5 In! darah perifer diambil dari 5 ekor kera dan diiradiasi padapesawatGamtnaCell-220P311Rdenganvariasi dosis 0 (Kontro1); 1,0; 2,0; 3,0 dan 4,0 Gy. Sampeldat.ah dikultur dalammedia pertumbuhanyang sesuaidengan prosedurbaku dan ditambahdengan0,1 ml (0,5 ~g/ml) SEA atau0,15 ml PHA. Kultur kemudiandiinkubasiselama96 jam dandilakukan pembuatanpreparat. Hasil pengatnautnmenunjukkanbahwapada sellitnfosit kera yang tidak diiradiasi indek mitosis yang diperolehdenganmenggunakanSEA dan PHA relatif Satna.Padasellimfosit yang diiradiasi dosis 1- 3 Gy, indeks lnitosis menggunakanSEA relatif lebih tinggi daTiindeksmitosismenggunakanPHA.Respondosis disentrik,ring dan fragmenasentrikpada PHA dan SEA adalahrelatif sarna. ABSTRACT
THE EFFECT OF SEA ON LONG TAIL MONKEYS (Macaca fascicuJaris) LYMPHOCYTE CULTURE GAMMA RAY -IRRADJ ATED IN VITRO. Staphyloco<:us enteroxineA (SEA)is one of toxins produced by the bacterium Staphylococu.voureu.v.In the culture, SEA has proven as a potent stimulator of lymphocytesin man evenat fg/ml concentrations.This researchstudiedthe effect of SEAcomparedto Phytohaemagglutinine(PHA) on the peripheralblood lymphocytesculture of the long-tail monkeys.About 5 rnl blood wascollected from 5 monkeys and irradiated using GaxmnaCell-220 P31"IRwith dosesof 0 (control); 1.0; 2.0; 3.0 and 4.0 Gy. The blood sampleswere cultured in the appropriategrowth mediumbasedon standardprocedureandaddedwith 0.1 ml (0.5 ~g/rnl ) SEA or 0.15 ml PHA. The cultures were then inl,ubated for 96 hours and preparedthe slides. The results showed that on the unirradiated peripheralblood lytnphocytesof long-tail monkeysthe mitotic indices obtained using PHA and SEA are relatively siInilar. On the ~adiated lytnphocyteswith dosesof 1-3Gy, themitotic indices usingSEA arerelativelyhigher than that of PHA. Doserespons~ of dicentric, ring andacentricfragmentof both PHA and SEA arerelatively the same.
PENDAHULUAN
sehingga memudahkaIl untuk proses extl'apolasi terhadap manusia.
Di alltara heWaIl primala, kera Macaca fascicularis
adalah hewan YaIlg seling digWlakaIl
dalaIll penelitiaIl
di laboratoriwll-
Selain karena
Oleh
perkembaIlgan teknologi
karena
sitogenetik dewasa ini
yang
hewan ini juga didasarkan atas beberapa parameter
keuntungan untuk penelitian
biologis
wltuk
cllkup paIljaIlg (25 -30
terutama masa hidupnya talllW), sehingga resus
Macaca ini juga populer dijacLikiul sebagai model
dengan
sangat dimungkinkan untuk mengarnati efek radiasi tertunda pada kromosom resus kera ini. Umur kera
kemiripan sistem reproduksinya, penelilian dengan YaIlg renting
itu,
relatif
panjang
mengetahui
ini
juga
teljadinya
memberikan
sitologik,
terutarna
traIlslokasi
pada
kromosom kera yang timbul setelah perioda tertentu pasca paparaIl radiasi [2, 3 , 4].
penelitiaIl biologi terhadap maIlusia [1]. Selain pada
Dalarn
kasus
asimtomatik
akibat
kera, hewan perCObaaIlYaIlg se11ngdigwlakaIl dalam
kecelakaan p,aparanradiasi ekstema hat ~.mg sangat
penelitiaIl biologi adalah tikus d(1ll kelinci. I PertimbaIlgaIl penggunaaIl kedua jeni f, hewan ini
venting a{lal!.m menentukan
juga didasal-kaIl alas kemiriiJiUl sifat biologisnya,
usaha untuk memperkirakall kemwlgkinallteljadinya
dosis radiasi yang
diterima oleh pasien YaIlg terpajaIl radiasi dalarn
64
Presentasi Ilmi~matan
Radiasi daD Lingkungan VIII, 23 -24 Agustus 2000
etek tertlUlda pasca pajaIlan [5]. Ulltuk keperluan ini,
Staphylococcus aureus"- Konsentiasi
evaluasi aberasi kromosom dalam darah perifer
tinggi dapat bersifat racun dalam makanan [11].
mailusia YaIlg terpajan radsiasi Oikellal sebagai
Pada media biakan temyata SEA telah terbukti
illclikator biologi l'Wllulatif
SEA yang
yallgcul'Up baik Wltuk
potensial sebagai stimulator limfosit manusia hanya
pajaIlaIl radiasi YaIlg berlebill. Masalalulya adalah ballwa setelall telpajan radiasi, kemampUaIllimfosit
dengall konsentrasi fg/rnl, bahkall kemampuannya dalam menghasilkan setmetafase limfosit kern yang
dalam melakukaIl mitosis
diiradiasi juga telah dicoba oleh HILL [1].
secara in vivo akaIl
berkurang, sehingga aberasi. )'ang terbeutuk akan bertahaIl untuk waktu YaIlg relatif lama. Oleh sebab
karena itu
Oleh
dalam penelitian ini ~elain dipelajari
reslJOI1 dosis
aberasi
kromosom,
penggunaan
itu maka seCaI.ain vitro kemaIUpUaIl limfosit dalam
stimulall SEA dan PHA dalaIll memghasilkan sel
melakukaIl mitosis ilU dalaIU media biakaIl dipicu
metafase li.nfosit darah perifer kera ekor panjang
d~llgaIl membel-ikaIl stimulaIl Wlluk mellghasilkan
Yllilg diiradiasi sinal" ganuna akan dibalidingkan.
s~l pada stadiwu metafase dal,llU jumlall
YaIlg
bllilyak, sehingga memud.ulk,Ul pelaksanaan p~llgllinataIl aberasi kl.omosom YaIlg teljadi di dalaIu sel lilnt.osit daI-ah periier tersebut. Untuk
TATA KERJA .Rewan
percobaan
keperluaIl ini maka maka kill.va respon dosis-aberasi kl.omosom sebagai salah satu pellgujiaIl hubWlgaIl
Kera ekor paIljaIlg (Macaca Fascicularis)
alltaI.a dosis radiasi dengml b,ulyakJlya aberasi
YaIlg digUllakaIl dalam penelitian ini dipero.leh dari
kl"Omosomtelah baIlyak diteliti [6,7,8].
lembaga Penelitiml Primata -IPB Bogor. Hewan ini
KeberhasilaIl suatu biakan dapat dilihat d~llgllil mengetallui banyaknya sel metafase YaIlg teraIuati di dalaIu preparat. Timbulnya sel metafase ini SaIlgat bergaIltilllg daI-i stimulall yang digilllakaIl.
telall dikaraIltina
di
laboratoriurn
tersebut dan
sebelUlll digwlakaIl dipelihaI-a terlebih dahulu uutuk menyesuaikaIl kondisi lingkwlgaIl setempat. Untuk menjaga kesehataIl setiap hall diberi makan 150 -
Phytohaemagglutinin (PHA) t~lah lama diketahui
200 gram pakan khusus berupa relet kering yang
sebagai
juga dil>eroleh dm-i lembaga YaIlg sarna
stunulml
YaIlg
baik
dalam
proses
pembelallaIl sel illltuk menghasilkan sel metat"ase pada lilnfosit mmlusia .NamWl
demikiaIl ketika
2. lradiasi Limfosit daDPembiakkan
kollselltrasi YaIlg sarna dari PHA illi digunakan pada biakaIllilnfosit
kera teruyata tidak lnenghasilkan sel
Limfosit
darah perifer
diambil
dengan
metat'aseymlg baIlyak seperti pada limfosit mllilusia.
menggwlakaJlsYling disposible sebanyak 5 ml setiap
Mellill-ut DEVRIS et ai, dalam [I], penelitillil aberasi
ekomya. Sebanyak 0,5
kl-omosom YaIlg membutuhkaIl jumlah sel metafase
kedalam flask yang telah berisi : 10 ml RPMI 1640
)'llilg bmlyak akan lebih sulit daI1 memakllil waktu
(Sigma) , 1 ml Fetal Bouvin Serum (FRS), 0,1 ml L-
ml
darah dimasukkan
skorillg ymlg lebih lmua, Oleh karena ill WILSON
Giutamul clan 0,1 rnl penstrep. Iradiasi dilakukan
et
pada pesawat Gamma Cell-220 -P3TIR
al
[9]
~ellggunakml
daIl
USAF
Concovalin
[10] A
telah (Con
mencoba A)
BATAN
Ulltuk
dengatl laju dosis 13,786472 kRad/jam, masing-
mellstimulasi limfosit Macaca mulata daIl Macaca
msing dengan dosis 0, 1, 2, 3 clan 4 Gy. Kedalam
spi.~iosa_daIlmenghasilkan indek mitosis (jmnlall sel
setiap flask yang berisi sampel darah ini kemudian
metafase dibagi 1000 sel blast)
yang lebih baIlyak
di tambahkatl 0, 15 ml PHA (all Gibco BRL) atau
dibllilding dengan PHA , yaitu 0.1 -2,6 % Wltuk
0,1 ml Staphylococus enteroksul A (SEA) sebagai
PHA daIl 1,7 -6,6 % illltuk Con A. Namun demikillil
stimulator datI diinkubasi selama 96 jam. Empat Jam
sel metafase YaIlg dihasilkan uli temyata juga belum
sebelwn proses pemanenatI, setiap biakkan dalam
bisa dikatakllil berhasil dengaIl baik karena kenaikan
flask
jumlall
menghentikatl proses pembelahatl.
sel metafase ini pUll masih belUln cul--up
unluk memudallkaIl pengamataIl ribuaIl kl-omosom \ YaIlf"dibutullkaIl dalaIU penelitiaIl c!osuueterbiologi, !I Stafilokokus enteroksul A (SEA) adalah sal.ul satu daI-i toksin yang dihasilkaIl oleh bakteri
3!\I{BiN-BATAN
ditatnbahkan
0,1
In!
colchisin
untnk
PresentasiIlmiah KeselamatanRadiasidaDLingkunganVIII, 23 -
3. PemanenandaD pembuatan preparat Satnpel dalatn
biakkatl
4. Penghitungan Indek Mitosis daD Analisis Aberasi kromosom
masing-masing
dipindahkatl kedalatn tabung senu-ifns datl kemudian diputat- selama 10 menit dengatl kecepatan 1500
Setiap preparat pacta masing-masing dosis diamati di bawah mikroskop. lndek mitosis dihitung
l1)m. SupematatI dibuatIg clan relet set ditambahkan
dengaIl CaI.amembagi jwnlall gel metafase per 1000
KCl 0,56 %, dikocok
dengatl menggunakan pipet
gel bias yang diamati dibawah mikroskup dengan
pasteur YatIg bersih. Sampel dibiarkatI di dalam
perbesara 400 kali. Untuk memperkecil kesalahan
wolenJoth dengatl ternperatllr
370 C, kemudiaIl
dalam pengarnatan dilakukan 6 kali pengulangan
ditamballkatl 8 -10 tetes larutan kanI0Y (3 bagiaIl
pengaInataIl. Pengamatan kI.omosom dilakukan di bawah perbesaran 1000 x yang meliputi
metanol : 1 bagiatl asam asetat glasial) datI diputar
fCPiiAl
~~
0 «(;y)
1 (Gy )
2 (Gy)
3 (GY)
4 (Gy)
Dosis (Gy) Gambar 1. lndck mitosis basil biakan sellimfosit denganPHA dan SEA dengaIl kecepataIl 1500 rpm selama 10 menit. SupernataIl dibuaIlg daIl relet ditambahakIl 8 ml
penghitungan kJ.omosom noll1lal, aberasi disentrik, aberasi bentuk cincin (ring) clan asentrik fragmen.
lanltaIl kaI110YdaIl diputar kembali selaIna 10 menit
Penghitungall sel stadium metafase untuk setiap
dengaIl kecepataIl 1500 rpm. Dengan CaI.aYaIlg sarna
dosis masulg-masing 500 sel
proses ini diulaIlg kembali saInpai didapatkan relet sel YaIlg jenlih
daIl siap untuk dibuat preparat.
HA..~ILDAN PEMBAHASAN
Preparat dibuat dengaIl CaI"ameneteSkaIl sel relet di atas gelas slide yang bersih dengaII jarak daII dibiarkaII kering dalam kemudiaII diwarllai
suhu rnangan. Preparat
dengan giemsa 5% dibilas
lIldek mitosis adalah basil perbandi..gan antara sel mitosis dengan sel blast, maka
indek
mitosis ini dijadikan sebagai indikator keberhasilan
dengaII akuades daII dibiarkan kering pada suhu
suatu kultur. Artinya semakin besar indek mitosis
l1Iangan. PrepaI"at YaIlg teiall kering ini kemudiaII
maka semakin tulggi tulgkat keberhasilan kultllr
ditutup dengaII penutup gelas daIJ dibiarkan kering
tersebut. DengaIl demikiaIl bahwa besarnya indek
dalarn suhu l1IangaIJ W1UIlcpengamatan di bawah
lnitosis dati basil suatu kultur
rnikroskop.
dengaIl besanlya sel metafase YaIlg teramati.
berbanding lurns
Data indek mitosis dari kedua stimulan YaIlg digllllakatl dalam penelitian ini disajikatl pada
66
P3KI{BiN-BATAN
Tabell.
Presentasi Ilmiah Keselamatan Radiasi daD Lingkungan VIII, 23 -24 Agustus 2000
GaInbar 1. Untuk perlakuaIl darah yang tidak diiradiasi (0 Gy) stirnu1an PHA menunjukkan indek mitosis 16,1 % sedangkan stimulan SEA 14,8 %. Perbedaan ini tidak terlalu berarti
sehingga dapat
dikatakaIl bahwa dalam keadarolnolmal kemampUaIl PHA clan SEA dalam menstimulasi sel limfosit untuk menghasilkan sel metaf'ase pada fascicularis
_menghasilkaIl
Maeaca
indek mitosis yang
relatif' SaIna.
Data aberasi kromosom limfosit perifeir kera ekor panjang yangdiiradiasi
sinar gamma
daD dibiakkan dengan PHA daD SEA
Jenis
Dosis~ Jumlah sel mctafase
Perlakuan
PHA
SEA
0
Jumlah kromosom Jumlah kromosom disentrik/sel ring/set
fragmen/sel
0
0
500
J umlah asentrik 5
~
500
~
2
50<.)
.Q;];!:Q
M!:!.~
3
500
4
500
~ ~
2l!!..Q
0.974
0
500
0
0
4
1
500
0.058
.Ql!!!!;
2
500
3
500
~ ~
~ ~~
4
431
0,879
Untuk sel lilnfosit yang iliiradiasi 1-3 Gy
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~2
disamping haI"gaIlya sangat mahal dibandingkan
YaJlg distimulasi dengaJl PHA menmljukkaJl indek
dengaIl PHA juga dari segi pengadaan barang sangat
mitosis yang lebill rendah dibaJlding dengaJl sel
rumit
linuosit YaJlgdistimulasi dengan SEA yaitu masingmasing 9,3 % dengaJl 13,4 % untuk dosis 1 Gy, 6,5
Departemaenpertahanan dan Keamanan.
% dengaJl 10,5 % untuk dosis 2 Gy dan 4,1 %
diamati juga" aberasi kromosom yang meliputi
dengaJl6,2 % untuk dosis 3 Gy. SedaJlgkaJlindeks
aberasi jenis disentrik, ring dan fragmen a..c;eritrik.
mitosis pada dosis 4 Gy terliliat tidak menUlljukkaJl
KetergaIltungaIl
karena
haIllS
melewati
pemerikSaml
Sebagai data tambahan, dalam penclitianini
tingkat
kerusakaIl
kromosom
perbedaaIlyang yaitu masing 1,6 % dengaJl 1,4 %.
dengaIl besanlya dosis radiasi yang ditandai dengan
Hal tersebut menmljukkaJ1 bahwa penggunaan SEA
banyakllya
aberasi kromosom disentrik.
sebagai stimulan untuk menghasilkan sel metafase
dilihat pada Tabel I
pada kultm- darah yang diiradiasi relatif lebih baik
kromosom per 500 gel limfosit
dibandulg dengaJl penggunaaJlr->HA. Sesuai dengaJl tingkat kelllsakaJl
metafase kera ekor panjaIlg untuk kedua stimulan set
linu'osit YaJlg dit~rima, maka kemaJnpuaJl SEA maupun PHA dalam menghasilkan set metafase
bahwa jumlah
Dapat aberasi
perifer stadium
menUlljukkaIl semakiIl besaI" dosis yang diterima semakiIl baIIyak aberasi disenuik rlllg maupU11
ternyata semal~in menurun sesuai dengall beSall1ya
fragmen asentrik. SedaIlgkaIl perbedaan jumlah Ulltuk ketiga jellls aberasi tersebut tidak
dosis YaJlgditel-ima. Pada Gambar 1 diperlihatkaJl
menunjukkan perbedaan yang berarti sehingga dapat
ballwa semakin besal-dosis Yallg ditel-ima, semakin
diindikasikaIl bahwa SEA sebagai stimulan tidak
menUllUl llldek mitosinya, yang berarti pula semakin
berpengaruh terhadap kenaikkaIl jumlah
menUllUl daya stimulasinya. Hal ini dapat dilihat
kI"omosom.
P3KI{BiN-BATAN
aberasi
67
Presentasi llmiah Keselarnatan Radiasi daD Lingkungan VIII, 23 -24 Agustus 2000 ---
1,2
yl = 0.082x2 -0.24x + 0.1804 R2 = 0.9896
1 ~ ~
~~
0,8
~
E
0,6
~
~
.~
A y3 = 0.0623x2-0.1469x + 0.108 R2 = .<169 y2 = 0.OO6x-o. 8ro'fx + 0.0176 R2 = 0.9454
0,4
~ ~ ~
..c
-<
0,2
0 I 2
3
4
-0,2
Dosis(Gy) Gambar 2. Kurva respon dosis aberasi kromosom disentrk ("'), ring (8) dan fragmen asentrik(O)limfosit kera ekor panjang (MacacafascicuJari!;')yang diiradiasi gamma dengandosis 1 -4 Gy daD dibiakan denganPHA
Gambar 3. Kurva respon dosis aberasi kromosom disentrik ('" ), sentrik ring ( .) dan fragmen asentrik
(0) limfosit
kera panjang
(Mac.aca fasciculari!;') yang diiradiasi
gamma
dengan dos~s_) -4 Gy dan dibiakan dengan SEA. Hublmgan
respon
fl-ekuensi
aberasi
Untuk kurva aberasi disentlik dan ring dan asentrik
kromosom (disentrik, ring dall asenu.ik fragmen)
tragmen
terhadap dosis diatlalisa dengatl regresi liIuer model persanlaatl lillier kuadratik Y = C + 0 D + 002.
Wltuk stimulan PHA mapWI SEA yang ditWljukkan
68
menunjukkatl vola linier quadratik baik
pada Gatnbat. 2 datI 3.
P3KRBiN-BAT AN
Presentasi Ilmiah Keselamatan Radiasi daD Lingkungan VIII, 23 -24 Agustus 2000
SedangkaIl nilai koetisien korelasi (R1 disenu-ik , rulg dan masing-masing adalah 0,9896
ti.equency analysis in human decades after exposure to ionizing radiation. Int. J. Radiat.
0,9454, daD 0,9454 Ulltuk PHA daIl 0,9808 , 0,9969 danO,8415 Ulltuk SEA. Hal llii menUlljukkaIl bahwa
BioI, No. 62, (1992a) 53-63 3.
LUCAS, J.N., COX, A.B aIld McLEAN,
J.,
antara dosis dengaIl disentrik maupUll ring pada
Hwnan chromosome painting probes used to
kedua stimulan mempUllyai korelasi YaIlg SaIlgat
measure clIromosome translocation in uon-
nyata.
hUmaIl primates: extrapolation from monkey to maIl. Radiation Protection Dosimetry No. 46 (
KESIMPULAN
1993)253-256. 4.
MANGKOEWIDJA Y A,
S.
Pemeliharaan,
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulk3l1
pembiakaIldan penggWlaaIlhewan percobaan di
ballwa untuk biakan sel limfosit darah periter kera
daerah tropis. Penerbit Ul (UI -Press) (1988)
ekor panj3l1g (Macaca fasciculclrisl
219-232.
yang tidak
diiradiasi baik SEA maupwl PHA sebagai stimult3l1
5.
GUEDENERY, MALARBET,
G.,GRUNDWLD,
D.,
J.L., AND DOLOY, T. Time
menghasilk3l1 sel metafase deng3l1 uldek mitosis Y3l1g relatif S3lna- Sedangkall ulltuk sel lilnfosit
dependence of
Y3l1gdiiradiasi stiInUl3l1 SEA temyata mellunjukk3l1
lllduced ill HwnaIl aIld MolIkey Lymphocytes
indek mitosis yang lebih tinggi dibanding dengan
by Acute aIld Fractionated Exposure to Co-60.
PHA khususnya pada dosis 1-3 Gy. KemarnpU3l1
Radiation Research NO. 116 (1988) 254-262
kedua stunUl3l1 dalarn menghasilkan sel metafase
6.
Chromosomal
BAUCffiNGER,
~.,
Abeuations
SCHMID,
E.,
And
semakin berkw-ang seiring dellg3l1 beS3l11yadosis
DRESP, J. Calculation of the dose rate dose
Y3l1g diterima.
dependence of Dicentric
Sed3l1gk3l1 ullulk respon aberasi
Yield
kromosom baik jenis disenu-ik ling maupWl asenu-ik
Iuadiation
fragmen d3l-i l-ultur Y3l1gdistiumlasi deng3l1 PHA
Radiat.Biol. 35 (1979) 229-233.
maupWl
SEA
ul1~uk masu1g-masing
dosis
7.
after Co l'
of Human Lymphocytes.
LLOYD, D.C.,
PURROTT,
Int. J.
R.J., DOLPHIN.
G. W., BOLTON, D., aIld EDWARDS, A.A.,
menulljukk3l1 jumlah Y3l1grelatif sarna.
TIle
UCAPANTERIMA KASm
Relationship
Abeuation
LOW
between LET
Chromosome
Radiation
Dose to
Human Lymphocytes. Int. J. Radiat.BioI.28 Diucapkatl
terima
kasih
kepada
(1975) 75-90.
sdr.
Prayiulo (tekIIisi pesawat Gatnma CeU-220 Co-60)
8.
A,
Waid
.,Kurva
Respon Dosis
Aberasi
Pusilitbatlg TekIIologi Isotop Dan l~adiasi- BAT AN,
Kt.omosom Lirnfosit MatlUSia Yang Diinduksi
sdI". Masnelly Lubis datI Emil Lazuat'di stat Bidang
Sinar X 250 kVP, Presentasi Ilrniah PIKRL
Biomedika Nuklir Puslitbatlg KJ{BiN yatlg telah
Jakarta, September1998 ISSN0854-4085 9.
membatItu pelakSatIatlpenelitian ini.
WILSON,B.J.,PORTER,G.,KOCV ARA,H.And LEO,.G.,1978,Rhesus Monkey micro mixed lymphocyte aIld mitogen reactivity:Optimal
DAFTARPUSTAKA
Conditions aIld Normal Vatiavility. HILL, F.S.,COX, A.B., SALMON, Y.L., CONTU, A.O dan LU<;::AS, J.N. Metaphase Yield from Staphylococcal Enteroxin A Stimulated Pelipheral Blood Lymphocytes of Unirradiated
Aged
Rhesus
Moltkeys. Int. J. Radial. Bioi., No.4
alld
Irradiated
(1994)
LUCAS, J.N.; AWA,
A., STRAUME,
T.,
POGGENSEE, M., KODAMA, Y., NAKANO, M., OHTAKI, K., PINKEL,D., GRAY. J alld LITTLEFIELD,
P3KRBiN-BATAN
19,195-201. 10. USAF, United
States Ail.
Force
School of
aerospace Medicine, Human systems Division,
1990 11. KAPPLER,.J.,KO12IN,B.,HERRON,L.,GELF AND,E., W .,BIGLERR.D.,BOYLSTO N,A.,CARREL,S.,POSNETT .D.N.,CHOI, Y.and
381-384. 2.
Primates,
G.;
l{apid
MARRACK,P., Vf)-Spesific Human T cells by Science,224,811-813
Stimnlation
of
Staphylococca', toxins. I I
trallslocatioll
69
Presentasi llmiah Keselarnatan Radiasi daD Lingkungan VIII, 23 -24 Agustus 2000 ---
DISKUSI
Semakin tulggi radiasi yang diterima akan mempengaruhi tingkat kerusakan sel (kromosom)
B. JeanneT
sehingga9aya reco"ery atau penyembuhan diri sel akibat ~.adiasi semaklll menUlllD waIaupun set
Seperti telah Bapak katakaIl, pellelitiaIl illi
tersebut distimulasi wltuk melak'"ukanpembelahan.
merupakaIl dasaI.daI.i pellelitiall selanjuulya. Apakah sebellamya tUjUaIlpellelitian selall.iutnya U)ellelitiall utaIna ) Bapak .? Pada bagiall apa daI.i sel blast pengaI"UhSEA bekelja selungga menyebabkaIl SEA dapat
bertindak
sebagai
stimulator
Uluuk
menghasilkaIl sel metafase '?
M. SolehKosim, P2EN-BATAN Oari
absu-ak
daII
kesimpulan
yang
disampaik1UItidak tarnpak tUjUaIIdari penelitian iui, moho penjelasaIl apa SaSaraIIakhir dari penelitian dimaksud '?
Abdul Wa'id,
P3KRBiN-BATAN Abdlu Wa'id,
P3KRBiN-BATAN
Tujuan dat"i penelitian ini adalah untuk meningkatkatl j umlall sel metata.-;epada kultur darah kat"ena dalatll studi biodosimeu"i sebagai kelatljutatl
TUjUCUl
peneliticul
ini
membculdingkcul kemcunpucul SEA
untUk dan
PHA
dati penelitiatl ilU adalah membuttlhkatl jumlall sel
terhadap melillasilkcul set metafase di dalam l'llltur
metafase Yatlg batlyak, sepelti diketallui
bahwa
darah perifer. Karena untuk keperluan evaluasi
radiasi pengion dapat menUI"Ullkatl sel metosis
aberasi kromosom sebagai dosimeter biologi
selungga
dibutuhkcul jumlah set metafase yangbanyak.
sel metafase
yatlg
(lihasilkatl
akatl
berkuratlg.
M. Yazid,P3TM-BATAN Maria Lina a. Mengapa yang dironbil sebagai cuplikan darah 1. Alasall
digUllakall
SEA?
Mengapa
tidak
perifer .~ Bukrolkall sel darallllya sedah pada stadiwn
digunakall species bakteri laul ? 2. Pada Casepel1umbu1lallapa (logaritlunic fohase/
dewasa
sehulgga
tidak
bersifat
meristematis lagi .~ b. Apakall tidak lebih baik diambil di sel induk
stationery fohase dll )
darah pada sumsum tulrolg ?
Abdul Wa'id,
P3KRBiN-BA TAN Abdul Wa'id,
P3KRBiN-BATAN
1. Dalam studi literatm' telaIl diketahui bahwa SEA yang
paling
besar
pengaruh1lya
dalam
2. Tidak
dilakukaIl
konsentrasi
SEA
a. Dalmn gel darah perifer (whole blood) masih terdapat gel-gel yang masih mampu melal.'Ukan
menghasilkansel metafase. studi
rase
YaIlg
digunakan
peLtumbuhaIl adalah
pembelahan (limfosit) sehlllgga dengan bantuan mediUln' liInfosit tersebut masih mampu membelah. b. Bisa juga dilal.'Ukml dengml kultur dengan
O.5~g/ml. Nur Rohmah, P3KRBiN-BA TAN
sumsum,
tapi
secara teknis
lebih
susah.
DisampiIlg peneltiml ini tujuan akhimya untuk Apa sebabnya Imengapa kematnpUatl stnnulator (SEA datI PHA) menurun dengan kenaikan
dosis
?
Apa
faktor-faktor
mempengat-uhinya ?
mengevaluasi efek radiasi tertunda pada paska paparml.
yatlg
Anonim I
Abdul Wa'id,
P3KRBiN-BATAN
lAra YaIlg menyebabkaIl indej)_smitosis dari stimulru; SEA (dosis 1-3 Gy) lebih tinggi daIl indeks mitosis drul stimulaIl PHA '?
70
P3K'{BiN-BAT.-\l'i
PreseDtasillmiah KeselamataD Radiasi daD LingkuDgaD VIII, 23 -24 Agustus 2000
Abdul Wa'id,
P3KRBiN-BATAN
stimUlaIl PHA.
NamWl demikian
masih perlu
pembuktian lebih laIljUt melalui studi individu. Dalam peneltiall mem~lg ditemukall bahwa
karena
pada
0
Gy
temyata
stimulan
PHA
llldeks mitosis daTi l--ultur yang distimulasi SEA
memberikaIl indeks mitosis lebih tinggi dari pada
(dosis 1-3 Gy) lebih tinggi daI-i indeks lnitosis daTi
SEA.
P3KRBiN-BATAN
71