PENGARUH RETURN BAGI HASIL (MUDHARABAH) TERHADAP DANA PIHAK KETIGA (DPK) PADA BANK MUAMALAT INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.S)
SITI MASTUROH (206046103882)
PRODI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M
1
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1.
Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan (pedoman penulisan skripsi) yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Jakarta, 28 Oktober 2010
SITI MASTUROH NIM: 206046103882
iii
ABSTRAK Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia cukup baik, hal ini dapat dilihat dari perkembangan dana pihak ketiga yang dapat dihimpun oleh Bank Syariah. Berhasilnya suatu bank dalam menghimpun dana dari masyarakat di pengaruhi beberapa faktor, baik dari internal bank maupun faktor eksternal. Return bagi hasil merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap penghimpunan dana masyarakat. Tingkat return bagi hasil yang kompetitif terhadap suku bunga Bank Konvensional menarik nasabah untuk menyimpan dananya di Bank Syariah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh return bagi hasil terhadap perkembangan dana pihak ketiga mudharabah pada Bank Muamalat Indonesia pada periode januari 2005-Desember 2009. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi sederhana yang diolah dengan menggunakan program SPSS 15,0. Dari hasil pengolahan data diketahui variabel return bagi hasil berpengaruh secara signifikan terhadap perkembangan dana pahak ketiga mudharabah. Return bagi hasil mempengaruhi perkembangan dana pihak ketiga mudharabah sebesar 32,1%. Keybord: Return Bagi Hasil, Dana Pihak Ketiga
iv
KATA PENGANTAR
Subhanallah Walhamdulillah Wa Laailaahaillallah Wallahu Akbar. Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam tak luput tercurah kepada kekasih Allah yakni Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, serta pengikutnya sampai akhir zaman. Sebagai manusia yang tak luput dari salah dan ketidak sempurnaan, penulis menyadari skripsi yang berjudul “ PENGARUH RETURN BAGI HASIL (MUDHARABAH) TERHADAP DANA PIHAK KETIGA (DPK) PADA BANK MUAMALAT INDONESIA “ ini masih banyak kekurangan, dikarenakan keterbatasan ilmu serta pengalaman yang penulis miliki. Proses penyelesaian skripsi ini tentunya tak lepas dari bantuan dan kontribusi banyak pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tiada terkira kepada: 1.
Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM selaku Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Bapak Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA dan Drs. H. Ahmad Yani, MA selaku ketua dan sekretaris kordinator teknis program Non Reguler Fakultas Syariah dan Hukum. v
3.
Bapak Dr. H. A. Juaini Syukri, Lcs, MA dan Bapak Iim Qoimuddin, SE, M.si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan kesabaran dan ilmunya telah berkenan meluangkan waktu untuk membimbing serta memberikan saran dan masukan yang sangat membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
4.
Pihak Muamalat Institute dan segenap karyawan Bank Muamalat Indonesia yang telah berkenan memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan penelitian. Terima kasih atas bantuan, ilmu serta pengalamannya.
5.
Pimpinan dan seluruh staf perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, terima kasih atas penyediaan fasilitas kepustakaan sehingga membantu penulis untuk melakukan studi kepustakaan.
6.
Ibunda, Ayahanda, Adikku dan keluarga besar tercinta yang telah memberikan dukungan, kepercayaan, do’a dan kasih sayang yang tak terhingga dengan setulus hati serta selalu berusaha memenuhi segala kebutuhan penulis dari awal sampai akhir kuliah.
7.
Abdul Wahid AS, Arini, Isop dan Sahabat-sahabatku tercinta di Perbankan Syari’ah khususnya PS C dan Angkatan 2006 tanpa terkecuali, terima kasih atas segala bantuan, pengalaman berharga, dan semangat kebersamaannya selama menuntut ilmu dikampus tercinta.
vi
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca. Amin Ya Rabbal’alamin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb Jakarta, 28 Oktober 2010
Siti Masturoh
vii
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ……………………………………………………….
v
DAFTAR ISI …………………………………………………………….......
viii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………
xi
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………
xii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah …………………………………….
1
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah ………………………
4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………………..
5
D. Review Studi Terdahulu ……………………………………
6
E. Hipotesis …………………………………………………….
7
F. Metode Penelitian dan Tehnik Penulisan ……………….......
8
G. Sistematika Penulisan ……………………………………….
14
RETURN BAGI HASIL (MUDHARABAH) DAN DANA PIHAK KETIGA A. Return Bagi Hasil 1. Definisi Bagi Hasil ………………………………………..
17
2. Metode Perhitungan Bagi Hasil ………………………….
18
B. Dana Pihak Ketiga (DPK) 1. Pengerian Dana Pihak Ketiga ……………………………. viii
22
BAB III
BAB IV
2. Jenis-jenis Dana Pihak Ketiga …………………………....
24
3. Mudharabah………………………………………………
26
GAMBARAN UMUM BANK MUAMALAT INDONESIA A. Sejarah Singkat Tentang Bank Muamalat ………………….
31
B. Visi dan Misi ……………………………………………….
34
C. Struktur Organisasi …………………………………………
34
D. Produk-Produk, Pendanaan dan Jasa Bank Muamalat ……..
36
PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. Pembahasan 1. Mekanisme Penentuan Return Di Bank Muamalat Indonesia ……………………………………………….
44
2. Penyebab Dan Penghambat Nasabah Menyimpan Dana Di Bank ………………………………………………....
45
B. Hasil Analisis 1.
2.
3.
Interpretasi Variabel a. Return Bagi Hasil ……………………………………
53
b. Jumlah Dana Pihak Ketiga Mudharabah ……………
55
Pengaruh Return Bagi Hasil Terhadap Dana Pihak Ketiga Pada Bank Muamalat Indonesia ………………………..
56
Analisis Penulis …………………………………………
61
ix
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan …………………………………………………
63
B. Saran-Saran ………………………………………………..
64
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….
65
LAMPIRAN-LAMPIRAN …………………………………………………
68
x
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1
Metode Perhitungan Dengan Saldo Akhir Bulan ……………………
19
2.2
Metode Perhitungan Dengan Saldo Rata-Rata Harian ………………
21
4.1
Pertumbuhan DPK Selama Tahun 2009 ……………………………
47
4.2
Perkembangan Tingkat Bagi Hasil BMI Selama Tahun 2009 ………
48
4.3
Variables Entered / Removed ……………………………………….
56
4.4
Descriptive Statistics ………………………………………………...
57
4.5
Model Summary …………………………………………………….
57
4.6
ANOVA ……………………………………………………………..
58
4.7
Coefficients ………………………………………………………....
59
4.8
Correlations …………………………………………………………
60
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
4.1
Return Bagi Hasil …………………………………………………….
54
4.2
Jumlah Dana Pihak Ketiga Mudharabah (DPKM) …………………..
55
xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Bank adalah lembaga intermediasi yang kegiatan pokoknya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk Tabungan, Giro Dan Deposito. Dana yang telah terkumpul akan disalurkan kembali kepada Masyarakat dalam bentuk pembiayaan.1 Sama halnya Perbankan Syari’ah kegiatan utamanya tidak jauh berbeda dengan Perbankan Konvensional. Intermediasi adalah fungsi bank untuk menghimpun dana dari masyarakat kemudian menyalurkannya kembali kepada masyarakat.2 Dana yang dikumpulkan oleh bank dari masyarakat disebut Dana Pihak Ketiga (DPK) sementara dana yang disalurkan oleh bank ke masyarakat disebut pembiayaan. Tahun 2008 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi sistem keuangan, baik Domestik maupun Global. Krisis yang bermula dari suprime mortage telah mengganggu stabilisasi sisitem keuangan. Pertumbuhan perbankan syariah pada tahun 2008 cukup meredup justru ketika diprediksikan bisa mencetak sejarah menguasai 5% asset Perbankan Nasional. Dana Pihak Ketiga hanya Tumbuh 22,88%, jauh lebih rendah dari pertumbuhan tahun 2007 sebesar 35,46%.
1
Wiroso, Penghimpunan Dana Dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah,(Jakarta: Rasindo, 2005), cet.1, h 18. 2
Wiroso, Penghimpunan Dana h 18.
1
2
Dalam menghadapi Krisis Moneter pada tahun 2008 Bank Indonesia menaikan BI rate menjadi 8,5%. Dengan menerapkan kebijakan ini diharapkan akan mendorong Perbankan Nasional untuk menaikan suku bunga pendanaan dan penyaluran kredit secara bervariatif, tergantung kondisi keuangan internal masing-masing bank. 3 Dengan
meningkatnya
BI
rate
mendorong
seluruh
perbankan
konvensional ikut menaikkan suku bunganya. Sementara, Margin Bagi Hasil DPK perbankan syari’ah tidak bisa dinaikan tanpa didasarkan pada performa penyaluran pembiayaan bagi masyarakat.4 Menurut Adiwarman Karim, bagi perbankan syariah krisis moneter memberikan tekanan pada sisi bagi hasil bank syari’ah kepada Nasabah, Penabung, Dan Deposan yang sulit bersaing dengan bunga bank konvensional, dimana bagi hasil perbankan syari’ah menjadi kurang kompetitif terhadap suku bunga yang dibayarkan bank konvensional kepada Nasabah, Penabung Dan Deposannya. Inilah yang dalam istilah perbankan syariah disebut displaced commercial risk atau resiko berpindahnya dana dari bank syari’ah. 5 Bank syari’ah makin tertinggal dibandingkan bank umum dalam mengumpulkan dana masyarakat. kesimpulan ini muncul dari Nilai Dana Pihak 3
Aris B. Setyawan, Modul Bahan Kuliah Ekonomi Moneter, artikel ini diakses pada 19 Desember 2009 dari http://www.Epdf.com 4
“DPK Bank Syariah Tertekan Bank Konvensional” diakses pada 23 Juli 2010 dari http://www.republika.com 5
Adiwarman Karim, http://www.republika.com
Perbankan
Syariah,
diakses
pada
25
Oktober
2009
dari
3
Ketiga (DPK) di Perbankan Syari’ah kian merosot. Data Perbankan Syariah yang dikelola Bank Indonesia (BI) memperlihatkan, nilai dana masyarakat di Bank Syari’ah pada akhir Juli 2008 sebesar Rp 32,90 Triliun, nilai tersebut lebih kecil Rp 150 Miliar dibandingkan dengan dana masyarakat per akhir Juni 2007, yang sebesar Rp 33,05 triliun. Penurunan tersebut diindikasikan karena persaingan antara Bank Syari’ah dengan Bank Konvensional yang semakin ketat, dalam bentuk agresifitas bank umum dalam menawarkan bunga. 6 Untuk mempertahankan besaran dana masyarakat, Bank Syari’ah kini mulai memberikan Nisbah Atau Bagi Hasil simpanan yang lebih kompetitif. Beberapa bank syari’ah yang sudah mulai kompetitif memperbaiki struktur nisbahnya diantaranya adalah Niaga syari’ah dengan tingkat nisnah berkisar 9,5 %-10% untuk nasabah institusi dan untuk nasabah ritel berkisar 7,75%-8,75%. Bank Syari’ah Mandiri ekuivalen dengan 12%. Bank Syari’ah Mega Indonesia (BSMI) juga menaikkan nisbah dari 8,5%-9% menjadi sekitar 10% .7 Bank Muamalat Indonesia merupakan bank umum syari’ah pertama di Indonesia pada saat didirikannya tahun 1991, dan sampai saat ini memainkan peran penting dalam perkembangan industri Perbankan Syari’ah Nasional. Pada tahun 1997, ketika terjadi krisis moneter yang melanda Indonesia, Bank Muamalat Indonesia mampu bertahan dari terpaan krisis ekonomi. Saat Bank konvensional berguguran, Muamalat dengan pola Islamic banking concept tetap 6
“Direktori Perbankan Indonesia”, artikel diakses pada 05 april 2010 dari http://www.bi.go.id.
7
“Dana Pihak Ketiga Bank Syariah” artikel diakses pada 05 april 2010 dari www.kontan.co.id.
4
tegak, luput dari likuidasi. Hingga saat ini, kinerja Bank Muamalat terus menunjukan perkembangan positif. Akan tetapi Bank Muamalat sebagai Bank Pertama Yang berdiri di Indonesia masih kalah bersaing dengan Bank-Bank Syari’ah lainnya yang belum lama berdiri. Sampai saat ini Bank Muamalat hanya mampu memberikan nisbah bagi hasil sebesar 22% untuk simpanan. Nisbah sebesar itu setara dengan bunga Bank konvensional sebesar 7,5%. Untuk nasabah Deposito, Bank Muamalat memberikan nisbah yang besarnya dua kali lipat dari nisbah tabungan, yaitu berkisar 50% - 54%. Itu setara dengan bunga konvensional sebesar 12%. Memperhatikan hal-hal yang telah diidentifikasi diatas, mendorong minat dan gagasan penulis untuk mengangkatnya menjadi bahan dan judul skripsi. Atas dasar itulah penulis memilih judul “PENGARUH RETURN BAGI HASIL (MUDHARABAH) TERHADAP DANA PIHAK KETIGA (DPK) PADA BANK MUAMALAT INDONESIA”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Penelitian ini difokuskan pada Pengaruh Return Bagi Hasil terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK). 1. Pembatasan Masalah berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dalam hal ini penulis membatasi masalah sebagai berikut:
5
a. Variabel yang akan digunakan untuk meneliti adalah return bagi hasil produk simpan dan perkembangan Dana Pihak Ketiga di Bank Muamalat Indonesia. b. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan Bulanan dari Januari 2005 sampai dengan Desember 2009. c. Tempat penelitian ini adalah di Muamalat Insitute yang beralamat di Jl. Prutulip No.3 Blok Sentrum Ruko Pinangsia Karawaci Tangerang. 2. Perumusan Masalah Dalam rangka pembatasan masalah, penulis merumuskan beberapa hal yang perlu dikemukakan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: a. Bagaimanakah mekanisme penentuan Return Bagi Hasil di Bank Muamalat Indonesia? b. Berapa return bagi hasil yang diperoleh nasabah dengan bank sebelum dan sesudah biaya operasional? c. Berapa Pengaruh Return Bagi Hasil terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK)?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian dari penulisan skripsi ini adalah : a. Untuk mengetahui mekanisme penentuan Return Bagi Hasil di Bank Muamalat Indonesia
6
b. Untuk mengetahui return bagi hasil yang diperoleh nasabah dengan bank sebelum dan sesudah biaya operasional c. Untuk mengetahui pengaruh Return Bagi Hasil terhadap penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) Pada bank Muamalat Indonesia. 2. Manfaat Penelitian a. Bagi Kalangan Akademisi, diharapkan mampu memperluas informasi dalam rangka menambah serta meningkatkan khazanah pengetahuan di bidang perbankan syariah. b. Bagi Praktisi, diharapkan menghasilkan informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan, saran dan masukan dalam merumuskan kebijakan terkait Pengaruh Return Bagi Hasil terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada bank Muamalat Indonesia. c. Bagi Masyarakat, diharapkan penelitian ini mampu memberikan informasi dan gambaran tentang Produk Bank Syariah dan segala bentuk Dana Pihak Ketiga.
D. Review Studi Terdahulu Sebelum melakukan penelitian ini, penulis menemukan beberapa hasil penelitian yang membahas topik yang sejenis, diantaranya : 1.
Subandi Arsito, Jurusan Muamalat Perbankan Syariah, Fakultas Syariah Dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2008. “ Analisa Hubungan
Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga dan pembiayaan perbankan syariah dengan
7
solvabilitas”. Penelitian ini membahas korelasi pertumbuhan DPK dengan solvabilitas. 2.
Budi Rahma Wardana, Jurusan Perbankan Syariah, Fakultas Syariah Dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2008. “Efektifitas Model Penghimpunan Dana Pihak Ketiga”. Penelitian ini membahas Efektifitas model penghimpunan dana pihak ketiga. Dari penelitian terdahulu, dapat dilihat bahwa fokus pembahasan masih tertuju pada hubungan pertumbuhan dana pihak ketiga dan pembiayaan perbankan syariah dengan solvabilitas, Efektifitas Model penghimpunan dana pihak ketiga. Belum ada penelitian yang mengangkat tentang Pengaruh Return Bagi Hasil (Mudharabah) terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Bank Muamalat Indonesia. Oleh Karena itu penulis bermaksud untuk melengkapi penelitian-penelitian di atas dengan mengadakan penelitian dengan variabel serupa namun dengan pembahasan yang berbeda.
E. Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesisnya adalah: Ho = tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Return Bagi Hasil terhadap Dana Pihak Ketiga pada Bank Muamalat Indonesia. Ha = terdapat pengaruh yang signifikan antara Return Bagi Hasil terhadap Dana Pihak Ketiga pada Bank Muamalat Indonesia.
8
F. Metode Penelitian dan Tehnik Penulisan 1.
Pendekatan Penelitian Dari segi data yang dikumpulkan, diolah dan dianalisis, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang merujuk pada data deskriptif (deskriptif analitis). Penelitian deskriptif analitis yaitu metode untuk memberikan pemecahan masalah dengan mengumpulkan data lapangan, menyusun atau mengklasifikasikan, menganalisis data dan menginterprestasikan dengan tujuan memberikan gambaran sistematis, faktual, aktual, dan akurat mengenai faktafakta yang berkaitan dengan Return Bagi Hasil.8 Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan empiris dengan memakai statistik inferensial, artinya setelah data dikumpulkan maka dilakukan berbagai metode statistik untuk menganalisis data dan kemudian menginterpretasikan hasil analisisnya. 9 Hasil analisis tersebut diinterpretasikan dengan memakai skala rasio, yaitu skala dimana angka mempunyai makna yang sesungguhnya, sehingga angka nol (0) dalam skala ini diperlakukan sebagai dasar perhitungan dan pengukuran objek penelitian. 10
8
Winarmo Suracmad, Dasar dan Tehnik Research, (Bandung: CV. Tarsito, 1972), h. 25.
9
Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2000), h. 4. 10
Efferin Sujoko, dkk, Metode Penelitian untuk Akuntansi, Suatu Pendekatan Praktis, (Jawa Timur: Bayu Media Publishing, 2004), h. 18.
9
2.
Jenis Data Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui variabel-variabel penelitian dalam angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistika atau permodelan matematis.11 Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua jenis data. Yaitu: a. Data Primer Merupakan data yang diperoleh secara langsung melalui: 1) Laporan Keuangan Profit Distribution dari Januari 2005 - Desember 2009 Bank Muamalat Indonesia. 2) Laporan Tahunan Annual Report Muamalat Indonesia. b. Data Sekunder adalah referensi tambahan yang digunakan menunjang dan melengkapi data primer. Data sekunder ini sudah terlampir dalam daftar pustaka.
3.
Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah pertama wawancara. Wawancara yang digunakan adalah jenis wawancara tidak terstruktur dalam artian tidak menggunakan daftar pertanyaan yang baku. Kedua penelitian kepustakaan, dalam penelitian ini penulis mencari dan mengumpulkan
11
Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Prametrik, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2000), h.4
10
data-data dari perpustakaan sesuai dengan objek materi yang diteliti. Dengan cara membaca, memahami dan menginterpretasikan buku-buku, dokumen-dokumen yang berhubungan dengan topik pembahasan skripsi ini.
4.
Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian ini terdapat variabel bebas (independent variable) dengan lambang X yaitu Return Bagi Hasil dan variabel terikat (dependent variable) dengan lambang Y yaitu Dana Pihak Ketiga Mudharabah. No. 1.
Jenis Variabel
Pengukuran
Variabel X
Return bagi hasil yang dipakai adalah data Return bagi hasil yang merupakan
Return bagi Hasil
persentase Return atau kembalian yang diperoleh
nasabah
yang
menyimpan
dananya dalam bentuk Mudharabah, baik berupa Tabungan maupun Deposito di Bank Muamalat Indonesia 2.
Variabel Y Dana (DPK)
Pihak
DPK yang digunakan adalah data DPK Ketiga
yang merupakan jumlah DPK yang menggunakan berupa
produk
tabungan
Mudharabah
Mudharabah
dan
11
Deposito Mudharabah. Data berbentuk persentase dari perkembangan perbulan DPK yang berhasil dihimpun PT. Bank Muamalat Indonesia. disajikan setiap bulan selama 5 tahun yaitu dari Januari 2005 - Desember 2009.
5.
Teknik Pengolahan Data Data yang telah tersedia akan diolah dengan menggunakan SPSS For Windows versi 15.0 yang didalamnya sudah terdapat hal-hal sebagai berikut: a. Analisis Deskriptif Variabel Analisis ini digunakan untuk menggambarkan jumlah sampel yang dipakai, rata-rata dan standar deviasi dari variabel independen dan dependen.
b. Uji Koefisien Determinasi Uji ini digunakan untuk menjelaskan besarnya kontribusi atau pengaruh variabel independen ( Return Bagi Hasil ) terhadap variabel dependen ( Dana Pihak Ketiga ). Besar koefisien determinasi (R2) didapat dari mengkuadratkan koefisien korelasi (R). Angka koefisien korelasi yang dihasilkan dalam uji ini berguna untuk menunjukkan kuat lemahnya hubungan antara variabel
12
independen dan dependennya. Berikut pedoman intrepretasi koefisien korelasi: Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199
Sangat rendah
0,20 - 0,399
Rendah
0,40 - 0,599
Sedang
0,60 - 0,799
Kuat
0,80 - 1,000
Sangat kuat
Sumber: Sugiyono, Metode penelitian bisnis, hal. 183. c. Uji ANOVA Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah model regresi yang digunakan
sudah
layak
atau
belum.
Pengujian
dilakukan
dengan
membandingkan angka taraf signifikan (sig) sebesar 0,05 (5%) dengan kriteria pengujian sebagai berikut: 1) Jika probabilitas (sig penelitian) < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya hubungan kedua variabel linier, maka model regresi yang digunakan sudah benar dan layak digunakan. 2) Jika probabilitas (sig penelitian) > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya hubungan kedua variabel tidak linier, maka model regresi yang digunakan belum benar dan tidak layak digunakan.
13
d. Regresi Sederhana Regresi sederhana digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu variabel berpengaruh terhadap variabel yang lainnya. Rumus regresi adalah Y : a + bx Di mana: Y : Variabel terikat X : variabel bebas a : konstanta (harga Y jika x=0) b : koefisien regresi
e. Korelasi Digunakan untuk mengetahui hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau rasio dan sumber data dari dua variabel adalah sama. Untuk menghitung korelasi, rumus yang digunakan adalah r-product moment, yaitu:
14
f. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan sebelum model persamaan yang telah terbentuk digunakan untuk melakukan estimasi atas besarnya variabel terikat yang akan dihasilkan dari variabel bebas yang besarnya telah diketahui. Ho : koefisien regresi tidak signifikan Ha : koefisien regresi signifikan Berdasarkan hipotesis tersebut, pengujian dapat dilakukan dengan melihat nilai siginifikansi level (sig) yang terdapat pada tabel coefficients dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Jika probabilitas (sig penelitian) < 0,05 maka Ho ditolak Jika probabilitas (sig penelitian) > 0,05 maka Ho diterima g. Tehnik Penulisan Penulisan ini mengacu pada buku penulisan skripsi yang diterbitkan oleh fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007.
G. Sitematika Penulisan Dalam membahas skripsi ini penulis membagi kedalam Lima Bab. Pada tiap-tiap Bab terdapat sub-sub bab. Maka dari itu, dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis akan menguraikan terkait alasan pemilihan judul atau latar belakang masalah, selanjutnya pembatasan dan perumusan
15
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, Review studi Terdahulu, metode penelitian dan Tehnik Penulisan, dan Sistematika penulisan. BAB II
RETURN BAGI HASIL DAN PENGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA PADA BANK MUAMALAT INDONESIA Dalam bab ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan : pertama, Return Bagi Hasil yang dilengkapi definisi dan metode perhitungan bagi hasil. Kedua, Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dilengkapi Pengertian Dana Pihak Ketiga (DPK), Jenis-jenis Dana Pihak Ketiga dan Mudharabah.
BAB III GAMBARAN UMUM BANK MUAMALAT INDONESIA Dalam bab ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan gambaran umum Bank Muamalat. BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai hasil temuan penelitian kemudian hasil temuan tersebut akan diolah dengan menggunakan teknik : Hipotesa, Analisa Regresi serta pengujian Annova, koefisien regresi, dan koefisien determinasi. BAB V
PENUTUP Meliputi penutup dan kesimpulan, penutup yang didalamnya mencakup kesimpulan dari keseluruhan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya serta saran-saran yang dapat penulis sampaikan dalam penulisan skripsi ini.
BAB II RETURN BAGI HASIL DAN DANA PIHAK KETIGA (DPK) A. Return Bagi Hasil 1.
Definisi Bagi Hasil Menurut kamus Bahasa Indonesia, bagi hasil diartikan sebagai pemberian perolehan suatu usaha kepada mitra usaha atas keikutsertaan modal atau kerja pengelolaan dalam jumlah yang ditentukan bersama sebelumnya. Secara rinci pengertian kata hasil menunjuk pada perolehan atau pendapatan. 1 Bagi Hasil dalam Sistem Perbankan Syariah merupakan ciri khusus yang ditawarkan kepada masyarakat, dan di dalam aturan syariah yang berkaitan dengan pembagian hasil usaha harus ditentukan terlebih dahulu pada awal terjadinya kontrak (akad). Besarnya penentuan porsi bagi hasil antara kedua belah pihak ditentukan sesuai kesepakatan bersama, dan harus terjadi dengan adanya kerelaan (An-Tarodhin) di masing-masing pihak tanpa adanya unsur paksaan. Mekanisme perhitungan bagi hasil yang diterapkan di dalam Perbankan Syariah terdiri dari tiga sistem, yaitu: a.
Profit and Loss sharing yaitu para pihak akan memperoleh bagian hasil sebesar nisbah yang telah disepakati dikalikan besarnya keuntungan bersih (profit) yang diperoleh oleh pengusaha setelah total pendapatan dikurangi
1
Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta, Balai Pustaka, 1989), h.300
16
17
biaya-biaya, sedangkan apabila mengalami kerugian ditanggung bersama sebanding dengan kontribusi masing-masing pihak. b.
Profit Sharing, yaitu perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil bersih dari total pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut.2
c. Revenue Sharing merupakan hasil yang diterima oleh bank dari penyaluran dana (investasi) ke dalam bentuk aktiva produktif, yaitu penempatan dana bank pada pihak lain. Hal ini merupakan selisih atau angka lebih dari aktiva produktif dengan hasil penerimaan bank. 3 Dalam prakteknya metode profit and loss sharing dipakai untuk menghitung bagi hasil pada pembiayaan musyarakah, kemudian metode profit sharing dipakai untuk menghitung bagi hasil dalam pembiayaan Mudharabah, sedangkan metode revenue sharing dipakai untuk menghitung bagi hasil untuk Nasabah Deposan yang menyimpan dananya di Bank Syari’ah dengan skema Tabungan Mudharabah atau Deposito Mudharabah.4 2.
Metode Perhitungan Bagi Hasil Untuk perhitungan bagi hasil, bank melakukan perhitungan dengan saldo akhir bulan dan dengan saldo rata-rata harian. 2
Tim Pengembangan Perbankan Syariah IBI, konsep Produk dan Implementasi Operasional Bank Syariah, (Jakarta: Djambatan, 2001), h.264 3
4
Akmal Yahya, Profit Distribution, http//www.Ifibank.go.id
Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2007), h. 138.
18
a. Perhitungan dengan Saldo Akhir Bulan Keseluruhan dana yang dikelola oleh bank akan dikelompokan berdasarkan jenisnya, misalnya menjadi Giro, Tabungan, Deposito 1 Bulan, 3 Bulan, 6 Bulan, 12 Bulan. Maka Bank dapat menggunakan tabel berikut sebagai alat bantu. Tabel 2.1 Metode Perhitungan Dengan Saldo Akhir Bulan Jenis
Saldo Akhir Bulan
Bobot*
Saldo Tertimbang**
Distribusi Pendapatan per jenis
1
2
3
4
Nisbah Nasabah
5
Bagian Pendapatan Nasabah
6=4x5
Rata (%) Pendapatan Nasabah
7 = 6/1 x 12 x 100%
Giro Tabungan Dep. 1 Dep. 3 Dep. 6 Dep. 12 Total
Catatan : * Bobot = 1 – (GWM + Excess Reserve + Floating) ** Dalam Bank Konvensional, saldo tertimbang dikenal sebagai loanable funds Kolom 1 adalah saldo akhir bulan masing-masing jenis dana. Namun tidak seluruh dana ini dapat disalurkan oleh bank, karena bank harus menyimpan minimum 5% dari dana ini di Bank Indonesia dalam bentuk Giro
19
Wajib Minimum (GWM), dan biasanya bank juga memperhitungkan adanya kelebihan cadangan yang disimpannya di atas kewajibannya yang 5% tersebut, juga memperhitungkan dana-dana yang ditarik-setor oleh nasabah investor (floating). Ketiga komponen ini menjadi basis pengurang dalam penghitungan bobot di kolom 2. Kolom 3 adalah saldo yang benar-benar dapat diinvestasikan oleh bank. Kolom 4 adalah pendistribusian pendapatan yang diperoleh oleh bank kedalam masing-masing jenis dana. Kolom 5 adalah nisbah nasabah investor. Dengan mengalikan kolom 4 dan kolom 5, maka didapat bagian pendapatan nasabah untuk masing-masing jenis dana. Untuk memudahkan bank untuk menghitung bagi hasil kepada tiap-tiap investor, maka bank menghitung pendapatan nasabah pada kolom 6 tersebut dalam bentuk persentase, yaitu pada kolom 7.5
b. Perhitungan dengan saldo Rata-Rata Harian Bank dapat pula melakukan perhitungan berdasarkan saldo rata-rata harian berdasarkan tabel berikut ini.
5
Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisa Fiqh dan Keuangan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), h.322-323
20
Tabel 2.2 Metode Perhitungan dengan Saldo Rata-Rata Harian Jenis
Saldo rata-rata harian bulanan 1
Bobot *
Saldo Tertimbang **
Distribusi Pendapata n per jenis
Nisbah Nasabah
Bagian Pendapatan Nasabah
Rata (%) Pendapata n Nasabah
2
3
4
5
6=4x5
7 = 6/1 x 12 x 100%
Giro Tabungan Dep. 1 Dep. 3 Dep. 6 Dep. 12 Total Catatan : *
Bobot = 1- GWM
** Karena
digunakan
saldo
rata-rata
harian,
maka
nilai
itulah
menggambarkan saldo yang mengendap. Bobot dihitung hanya dengan GWM sebagai faktor pengurang. Kolom 1 adalah saldo rata-rata harian bulanan bersangkutan masingmasing jenis dana. Namun tidak seluruh dana ini dapat disalurkan oleh bank, karena bank harus menyimpan minimum 5% dari dana ini di Bank Indonesia dalam bentuk Giro Wajib Minimum (GWM). Karena perhitungannya telah menggunakan saldo rata-rata harian, nilai ini telah merefleksikan saldo yang mengendap di bank yang dapat digunakan oleh bank untuk melakukan investasi. Jadi hanya komponen GWM saja yang menjadi faktor pengurang
21
dalam perhitungan bobot di kolom 2. Kolom 3 adalah saldo yang benar-benar dapat diinvestasikan oleh bank. Kolom 4 adalah pendistribusian pendapatan yang diperoleh oleh bank ke dalam masing-masing jenis dana. Untuk memudahkan bank untuk menghitung bagi hasil kepada tiap-tiap investor, maka Bank menghitung pendapatan nasabah pada kolom 6 tersebut dalam persentase, yaitu pada kolom 7.6
B. Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Bank Syariah 1.
Definisi Dana Pihak Ketiga Bagi sebuah bank Sebagai lembaga keuangan, dana merupakan darah dalam tubuh badan usaha dan persoalan utama. Tanpa dana, Bank tidak dapat berbuat apa-apa artinya tidak dapat berfungsi sama sekali. Dana bank adalah uang tunai yang dimiliki bank ataupun aktiva lancar yang dikuasai bank dan setiap waktu dapat diuangkan. 7 Dana yang dimiliki atau yang di kuasai bank tidaklah berasal dari milik bank sendiri, tapi juga ada dana pihak lain. Dana yang dikuasai bank bersumber dari: a. Dana modal sendiri, dana yang bersumber dari modal bank sendiri atau berasal dari para pemegang saham. Dana ini disebut Dana Pihak Pertama. b. Dana pinjaman dari pihak luar. Ini disebut dana pihak ke Dua.
6
Ibid, h.327-328
7
Muchdarsyah Sinungan, Managemen Dana bank edisi ke2, (Jakarta, Bumi aksara 1997), hal 83
22
c. Dana dari masyrakat. Dana ini disebut dengan dana pihak ke Tiga.8 Dana dari pihak luar atau dana dari pihak ke tiga adalah dana yang dimiliki bank secara tidak permanen. Dana tersebut yang sewaktu–waktu ditarik kembali. Berdasarkan data empiris selama ini, dana yang berasal dari pemilik bank itu sendiri ditambah dengan cadangan modal yang berasal dari akumulasi keuntungan yang tanam kembali pada bank baru mencapai 7% dari total aktiva 8%.9 Jadi dana pihak ke tiga adalah sejumlah uang yang dimiliki bank dan berasal dari pihak luar yang menyimpan uangnya. Dengan kata lain uang yang dimiliki bukan milik bank sendiri tapi titipan dari pihak luar. Bank hanya sebagai lembaga yang menghimpun kemudian akan disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan. Dalam pandangan syariah uang bukanlah merupakan suatu komoditi melainkan hanyalah alat untuk mencapai pertumbuhan ekonomis (economic added value). Hal ini bertentangan dengan perbankan berbasis bunga dimana “uang mengembang-biakan uang”, tidak peduli apakah uang itu dipakai dalam kegiatan produktif atau tidak. 10 Dalam konsep syariah juga tidak dikenal money demand for speculation. Hal ini dikarenakan spekulasi terhadap uang tidak diperbolehkan. Karena pada
8
Ibid. hal. 87
9
Zainal arifin, Dasar-dasar menegemen bank syariah edisi referensi, (Jakarta:Alfabeta 2006),
h.50 10
Ibid, h.47
23
hakikatnya uang adalah milik Allah SWT yang diamanahkan untuk dapat dipergunakan oleh manusia sebesar-besarnya bagi kepentingan bersama. Dalam pandangan islam, uang adalah flow concept, karenanya harus selalu berputar dalam perekonomian. Semakin cepat uang berputar dalam perekonomian, akan semakin tinggi tingkat pendapatan masyarakat dan akan semakin baik bagi perekonomian. Sebaliknya, uang idle hanya akan memperkecil kesempatan masyarakat menikmati kemakmuran ekonomi. 11
2.
Jenis-jenis Dana Pihak Ketiga Dalam menghimpun dana dari masyarakat, Bank Syariah menawarkan berbagai macam kemudahan dan jenis simpanan yang dapat dipilih oleh nasabah. Masyarakat dapat menyimpan uangnya dalam bentuk Giro, Tabungan, ataupun Deposito.12 a. Simpanan Giro (Demand Deposit) Simpanan Giro merupakan simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan cek atau bilyet giro. Kepada setiap pemegang rekening giro akan diberikan bunga yang dikenal dengan nama jasa giro. Besarnya jasa giro tergantung dari bank yang bersangkutan. Rekening giro biasa digunakan oleh para usahawan, baik untuk perorangan maupun 11
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), h.185 12
Adiwarman karim, Bank Islam: analisa fiqih dan keuangan, (Jakarta: raja grapindo persada, 2007) h.107
24
perusahaannya. Bagi bank jasa giro merupakan dana murah karena dana yang diberikan kepada nasabah relatif lebih rendah dari bunga simpanan lainnya.13 b. Simpanan Tabungan (Saving Deposit) Merupakan simpanan pada bank yang penarikannya sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh bank. Penarikan tabungan dilakukan menggunakan buku tabungan, slip penarikan, kwitansi atau kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Kepada pemegang rekening tabungan akan diberikan bunga tabungan yang merupakan jasa atas tabungannya. Sama seperti halnya dengan rekening giro, besarnya bunga tabungan tergantung dari bank yang bersangkutan. Dalam prakteknya bunga tabungan lebih besar dari jasa giro.14 c. Simpanan Deposito (Time Deposite) Deposito merupakan simpanan yang memiliki jangka waktu tertentu (jatuh tempo). Penarikannyapun dilakukan sesuai jangka waktu tersebut. Namun saat ini sudah ada bank yang memberikan fasilitas deposito yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Jenis deposito pun beragam sesuai dengan keinginan nasabah. Dalam prakteknya jenis deposito terdiri dari Deposito Berjangka, Sertifikat Deposito, dan Deposito On Call. Dalam melakukan praktek penggalangan dana dari masyarakat, bank syariah mempunyai prinsip tersendiri yang berbeda dengan prinsip yang
13
Muchdarsyah sinungan, Manajemen Dana, h. 89
14
Adiwarman karim, Bank Islam : Analisa Fiqih, h.107
25
digunakan bank konvensional. Prinsip tersebut adalah mudharabah dan wadi’ah.15
3.
Mudharabah
a.
Definisi mudharabah Kata Mudharabah berasal dari kata al-dharb fi al-ardhi’ yaitu usaha dalam perniagaan. Mudharabah disebut juga dengan qiradh, yang berasal dari kata qardhu dengan makna qath’u (potongan), karena pemilik modal memotong sebagian hartanya untuk diperdagangkan untuk mendapatkan keuntungan (laba). Mudharabah disebut juga dengan mu’amalah. Pengertian Mudharabah ialah akad antara dua pihak dimana salah satu pihak mengeluarkan sejumlah uang (sebagai modal) kepada pihak lainnya untuk diperdagangkan. Laba dibagi dua sesuai dengan kesepakatan.16 Menurut Adiwarman Karim, Mudharabah adalah salah satu bentuk produk perbankan syariah yang terdiri dari kerja sama antara dua pihak atau lebih dimana pemilik modal (shahibul maal) mempercayakan sejumlah uang kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian keuntungan. 17
15
Adiwarman karim, Ekonomi Islam : Suatu Kajian Kontemporer, (gema insani: jakarta, 2001), h.
16
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah jilid-4, (Pena pundi Aksara: Jakarta, 2008), h. 217
17
Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisa Fiqh dan Keuangan, h.91
86.
26
Menurut M. Nejatullah Siddiqi, Mudharabah berarti bahwa satu pihak menyediakan modal dan pihak lain memanfaatkannya untuk tujuan-tujuan usaha, berdasarkan kesepakatan bahwa keuntungan dari usaha tersebut akan dibagi menurut bagian yang ditentukan.18 Secara umum Mudharabah terbagi menjadi dua jenis: 1) Mudharabah Mutlaqah Dalam Mudharabah Mutlaqah tidak ada batasan bagi bank dalam menggunakan dana yang dihimpun. Nasabah tidak memberikan persyaratan apa pun kepada bank, ke bisnis apa dan yang disimpannya itu hendak disalurkan
atau
penetapan
penggunaan
akad-akad
tertentu
ataupun
mensyaratkan dananya diperuntukan bagi nasabah tertentu. Jadi, bank memiliki kebebasan penuh. Dari penerapan sistem Mudharabah mutlaqah di atas dikembangkan deposito Mudharabah dan tabungan Mudharabah.19 2) Mudharabah Muqayyadah Dalam Mudharabah muqayyadah ada batasan bagi bank dalam menggunakan dana yang dihimpun. Nasabah memberikan persyaratan kepada bank, ke bisnis apa dana yang disimpannya itu hendak disalurkan atau penetapan penggunaan akad-akad tertentu.20
18
M. Nejatullah Siddiqi, Kemitraan Usaha dan Bagi Hasil dalam Hukum Islam, (Jakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1996), h.8 19
Ahmad Syarbayi, al-mu’jam al-iqtisad al-islam (Beirut Dar Alamil Kutub, 1997), h. 10
20
Ibid, h. 10.
27
Mudharabah muqayyadah ada dua jenis: a) Mudharabah muqayyadah on balance sheet Jenis ini merupakan simpanan khusus karena pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi bank. b) Mudharabah muqayyadah of balance sheet Jenis ini merupakan penyaluran dana mudharabah kepada pelaksana usahanya. Bank bertindak sebagai pelantara yang mempertemukan antara pemilik dengan pelaksana usaha.21
b. Landasan hukum mudharabah Akad mudharabah memiliki landasan hukum dalam al-Qur’an dan hadits nabi Muhammad SAW.22 1. Firman Allah SWT:
(١:۵
21
22
Adiwarman Karim, Bank Islam, h.110
DSN, himpunan fatwa dewan syariah nasional untuk lembaga keuangan syariah, (DSN MUI dan bank Indonesia, Jakarta 2001), h. 39-47.
)
28
Artinya : ”Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendakinya.” (QS. Al-Maidah 1).
2. Hadits nabi Muhammad SAW
:
: . 23
(
)
Artinya: “Dari Shaleh bin Shuhaib ra bahwa Rasulullah bersabda, “tiga hal yang didalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh, muqarabah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah bukan untuk dijual.” (HR. Ibn Majah). Prinsip operasional syari’ah yang diterapkan dalam Penghimpunan Dana di samping mudharabah adalah wadi’ah. Berikut pembahasannya:
23
Sunnan Ibnu Majah
29
3. wadi’ah wadi’ah adalah suatu kontrak perjanjian antara pemilik asset dan kustodian (bank) untuk melindungi asset/kapital dari kerusakan atau kehilangan serta menjaga keamanan asset.24
Landasan hukum wadi’ah adalah sebagai berikut: 1.
Firman Allah SWT:
( ۵٨ : ۴
)
Artinya: “sesunngguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah maha mendengar lagi maha melihat.” (Q.S. An-Nisa 4:58).
24
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syari’ah, h. 148.
30
2. Hadits
: 25
(
)
Artinya : “Abu
Hurairah
meriwayatkan
bahwa
Rasulullah
saw.,
bersabda:
“Sampaikanlah amanat kepada yang berhak menerimanya dan jangan membalas khianat kepada orang yang mengkhianatimu. (H.R. Abu Daud dan Turmuzi).
25
ٍ Sunan Abu Daud Dan Turmudzi
BAB III GAMBARAN UMUM BANK MUAMALAT INDONESIA A. Sejarah Singkat Tentang Bank Muamalat PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412 H (1 Nopember 1991), Pendirian Bank yang diprakarsai oleh beberapa tokoh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan beberapa cendekiawan Muslim yang tergabung dalam Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) serta Pemerintah ini mendapat dukungan dari tokoh-tokoh dan pemimpin Muslim terkemuka, beberapa pengusaha Muslim, serta masyarakat. Bentuk dukungan dari masyarakat yaitu berupa komitmen pembelian saham senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan Akta Pendirian Perseroan. Selanjutnya, dalam acara silaturahmi pendirian di Istana Bogor, diperoleh tambahan modal dari masyarakat Jawa Barat sebesar Rp 22 milyar sehingga menjadi Rp 106 milyar sebagai wujud dukungannya serta mendapat dukungan langsung dari Presiden dan mulai beroperasi pada 27 Syawal 1412 H (1 Mei 1992).1 Setelah 2 tahun beroperasi, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa pada 27 Oktober 1994. Pengakuan ini semakin memperkuat posisinya sebagai bank syariah pertama di Indonesia dengan beragam jasa dan produk yang terus dikembangkan.
1
“Sekilas Bank Muamalat”, Laporan Tahunan Bank Muamalat (Annual Report), (Jakarta: Muamalat Institute, 2008), h. 4-5
30
31
Pada tahun 2008 merupakan tahun yang sangat berat sekali untuk dunia perbankan, Krisis finansial menghantam Indonesia dan berdampak luas terhadap bisnis, termasuk sektor perbankan Dikarenakan kondisi bisnis yang tidak kondusif, sejumlah bank di Indonesia collapse, Dengan memakai sistem syariah menjadikan Bank Muamalat terjaga dari negative spread pada saat terjadi krisis moneter pada tahun 1997-1998, sehingga membuat Bank Muamalat tetap bertahan dalam kategori A dan dalam hal ini bank muamalat tidak membutuhkan pengawasan
BPPN
(Badan
Penyehatan
Perbankan
Nasional)
maupun
rekapitalisasi modal dari pemerintah. Namun, Bank Muamalat tetap berupaya mencari
pemodal
potensial
guna
memperkuat
permodalannya
dengan
menyelenggarakan Right Issue I pada tahun 1999 dan dalam kegiatan ini berhasil mendapatkan pemegang saham baru yaitu Islamic Development Bank (IDB). Dengan usaha yang Ekstra keras dan disiplin Bank Muamalat Telah berhasil membalikkan kerugian finansial pasca krisis tahun 1998 menjadi keuntungan yang signifikan bagi Bank. 2 Pasca krisis tahun 1998, Bank Muamalat mulai bangkit dari keterpurukan dan mengawalinya dengan pengangkatan direksi baru dari internal. Kemudian menggelar rencana kerja lima tahun untuk mengembalikan Bank Muamalat ke kondisi keuangan dan pertumbuhan yang berkesinambungan. Hasil kinerja Bank Muamalat dari tahun 1998 hingga 2008 tersebut
2
Ibid, h.6
dibuktikan dengan
32
meningkatanya total aktiva Bank Muamalat sebesar 25,3 kali lipat menjadi Rp 12,60 triliun, jumlah ekuitas tumbuh sebesar 23,6 kali lipat menjadi Rp 966 milyar, dan perkembangan jumlah nasabah hingga menjadi 2,9 juta nasabah. Bank Muamalat menutup tahun krisis finansial global 2008 dengan peningkatan laba bersih 43% menjadi Rp 207 miliar, di kala laba sektor perbankan konvensional nasional secara agregat menurun sebesar 13%, dan laba agregat perbankan syariah pun turun 20%.3 Pada tahun 2009, PT Bank Syariah Muamalat Indonesia Tbk berubah nama menjadi PT Bank Muamalat Indonesia Tbk sesuai dengan akta No. 104 tanggal 12 Nopember 2008 dari notaris Arry Supratno, S.H., notaris di Jakarta. Akta pernyataan tersebut disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusan No. AHU- 98507.AH.01.02.TH.08 tanggal 22 Desember 2008 dan dicatat dalam tata usaha pengawasan Bank Indonesia sejak 4 September 2009.4 Pada tahun yang sama, Bank Muamalat pertama kalinya membuka cabang internasional di Kuala Lumpur Malaysia dan melaksanakan pergantian manajemen pada bulan Juli 2009. Berdasarkan laporan keuangan (audited), pada akhir 2009 total aset Bank Muamalat mencapai Rp 16.027,18 miliar atau tumbuh 27,09% yang sebagian besarnya berasal dari Dana Pihak Ketiga (DPK) yaitu sebesar Rp 13.316,90 miliar. Dan dari Dana Pihak
3
Ibid, h. 7.
4
Laporan Tahunan Bank Muamalat (Annual Report), (Jakarta: Muamalat Institute, 2009), h. 150.
33
Ketiga yang terkumpul tersebut sebesar Rp 11.428,01 miliar disalurkan pada aktivitas Pembiayaan serta investasi syariah lainnya.5
B. Visi dan Misi 1.
Visi “menjadi bank yang benar-benar menjalankan sistem Syariah, berbagi hasil dengan seadil-adilnya sesuai dengan syariah”
2.
Misi Menjadi Model Lembaga Keuangan Syariah dunia, dengan penekanan pada semangat jiwa kewirausahaan, keunggulan manajemen dan orientasi investasi yang inovatif dalam upaya meningkatkan nilai dari para pemegang saham.
C. Struktur Organisasi Organisasi merupakan proses untuk merancang struktur formal yang mengelompokan dan mengatur serta membagi tugas diantara para anggota untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Secara garis besar organisasi Bank Muamalat dapat dijelaskan sebagai berikut:
5
Ibid., hal. 7.
34
1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam perusahaan. RUPS ini diadakan pada akhir tahun yang dihadiri oleh seluruh pemegang saham perusahaan.
2. Dewan Pengawas Syariah (DPS) Terdiri dari cendikiawan muslim dan ulam ayang berkompeten. DPS bertugas untuk menyeleksi dan mengawasi produk-produk dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh Bank Muamalat Indonesia, agar tidak melanggar ketentuan syariah. Ketua
: K.H. Ma’ruf Amin
Anggota
: Prof. Dr. H. Muardi Chatib
Anggota
: Prof. Dr. H. Umar Shihab
3. Dewan Komisaris Di dalam struktur kedudukan organisasi, dewan komisaris sejajar dengan dewan pengawas syariah. Dewan komisaris terdiri dari pemegang saham serta membawahi dewan direksi dan dewan audit. Komisaris Utama
: Dr. Widigdo Sukarman
Komisaris Independen: Emirsyah Satar, S.E. Komisaris Independen: Ir. Andre Mirza Hartawan, M.B.A. Komisaris
: Abdulla Saud Abdul Azis Al-Mulaifi, M.B.A.
35
Komisaris
: Irfan Ahmed Akhtar, CFA
Komisaris
: Sultan Mohammed Hasan Abdulrauf, M.A. & FIS
4. Dewan Direksi Dewan direksi berfungsi dan bertanggung jawab atas segala aktifitas bank, baik produk jasa yang dipasarkan, maupun atas semua pembiayaan yang diberikan. Direktur Utama
: Ir. Arviyan Arifin
Direktur
: Farouk Abdullah Alwyni, M.A., M.B.A.
Direktur
: Ir. Andi Buchari, M.M.
Direktur
: Adrian Asharyanto Gunadi, M.B.A.
Direktur
: Ir. Luluk Mahfudah
D. Produk-Produk, Pendanaan dan Jasa Bank Muamalat 1.
Produk Penghimpunan Dana a. Shar-e Shar-e adalah tabungan instan Investasi syariah yang memadukan kemudahan akses ATM, Debit dan Phone Banking dalam satu kartu dan dapat dibeli di kantor layanan Bank Muamalat juga di Kantor Pos Online di seluruh Indonesia. Shar-e memiliki beberapa pengembangan produk bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan asuransi di Indonesia, yaitu :
36
Shar-e fulPROTEK, berkerja sama dengan PT Asuransi Takaful Keluarga
Shar-e Sharia Mega Covers, bekerja sama dengan PT Asuransi Jiwa Mega Life
Shar-e Taawun Card, bekerja sama dengan PT Asuransi Bintang
Shar-e Fitrah Card, bekerja sama dengan PT Asuransi Jiwa Sinarmas
b. Tabungan Ummat Merupakan investasi tabungan dengan aqad Mudharabah di Counter Bank Muamalat di seluruh Indonesia. 1) TabunganKu Merupakan tabungan bebas biaya administrasi bulanan yang dapat diakses dengan mudah dan murah. Nasabah cukup menyediakan dana Rp 20.000 untuk dapat memiliki rekening TabunganKu. Nasabah TabunganKu dapat menyetor di seluruh kantor cabang dan menarik di kantor cabang Bank Muamalat secara bebas biaya. 2) Tabungan Haji Arafah dan Arafah Plus Tabungan Haji Arafah merupakan tabungan yang dimaksudkan untuk mewujudkan niat nasabah untuk menunaikan ibadah haji dengan dilengkapi fasilitas asuransi jiwa. Produk ini akan membantu nasabah untuk merencanakan ibadah haji sesuai dengan kemampuan keuangan dan waktu pelaksanaan yang diinginkan.
37
Tabungan Haji Arafah Plus diperuntukkan bagi nasabah premium yang memiliki perencanaan haji singkat. 3) Deposito Mudharabah Merupakan jenis investasi bagi nasabah perorangan dan badan hukum yang tersedia dalam jangka waktu 1, 3, 6, dan 12 bulan. 4) Deposito Fulinves Merupakan jenis investasi yang dikhususkan bagi nasabah perorangan, dengan jangka waktu 6 dan 12 bulan dengan nilai nominal minimal Rp 2.000.000,- atau senilai USD 500 dengan fasilitas asuransi jiwa. 5) Giro Wadi’ah Merupakan titipan dana pihak ketiga berupa simpanan giro yang diperuntukkan bagi nasabah pribadi maupun perusahaan. 6) Kas Kilat Muamalat kas kilat-i (mk2) adalah layanan pengiriman uang yang cepat, mudah, murah dan aman dari Malaysia ke Indonesia melalui rekening tabungan Shar-E, bekerja sama dengan Bank Muamalat Malaysia Berhad. 7) Dana Pensiun Muamalat DPLK Muamalat dapat diikuti oleh mereka yang berusia minimal 18 tahun, atau sudah menikah, dan pilihan usia pensiun 45 - 65 tahun dengan iuran minimal Rp 20.000 per bulan.
38
2. Produk Pembiayaan – Financing Products Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Muamalat dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujroh, tanpa imbalan, atau bagi hasil. Pembiayaan yang diberikan dapat digunakan untuk kebutuhan Modal Kerja, Investasi atau Konsumtif. Ada 3 macam bentuk pembiayaan yang tersedia di Bank Muamalat, yaitu a.
Pembiayaan Jual Beli Bentuk pembiayaan jual beli di Bank Muamalat terbagi menjadi 3, yaitu : 1) Murabahah Adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang telah disepakati. Konsep ini digunakan untuk penanaman Modal Kerja, Investasi dan Konsumtif. 2) Salam Adalah pembelian barang yang diserahkan di kemudian hari dimana pembayaran dilakukan dimuka secara tunai. Akad ini lebih cocok digunakan Untuk pembiayaan pertanian.
39
3) Istishna’ Adalah jual beli berdasarkan pesanan yang pembayarannya dapat dilakukan di awal, di tengah atau di akhir pesanan. Digunakan Untuk pembiayaan pembangunan gedung. b. Pembiayaan Bagi Hasil Ada 3 bentuk pembiayaan bagi hasil yang ditawarkan Bank Muamalat kepada nasabah, yaitu sebagai berikut : 1) Musyarakah Adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama. 2) Musyarakah Mutanaqisah Adalah Musyarakah atau Syirkah yang kepemilikan asset (barang) atau modal salah satu pihak (syarik) berkurang disebabkan pembelian secara bertahap oleh pihak lainnya. Konsep ini dapat digunakan untuk pembelian rumah, melalui pengajuan pembiayaan Kongsi Pemilikan Rumah (KPR) Syariah Baiti Jannati. 3) Mudharabah Adalah kerjasama antara Bank dengan Mudharib (nasabah) yang mempunyai keahlian atau keterampilan untuk mengelola usaha. Musyarakah dan Mudharabah banyak digunakan untuk pembiayaan
40
proyek atau usaha-usaha yang mudah dalam penentuan pendapatan dan biaya usaha.
c. Pembiayaan Sewa Selain pembiayaan jual beli dan bagi hasil, Bank Muamalat juga menyediakan pembiayaan sewa dengan 3 bentuk, yaitu : 1) Ijarah Adalah perjanjian sewa dimana Bank akan mendapatkan imbalan jasa atas barang yang disewakannya kepada nasabah. 2) Ijarah Muntahia Bittamlik Adalah perjanjian sewa antara Bank dengan Nasabah dimana pada akhir masa sewa penyewa mempunyai hak opsi untuk memindahkan kepemilikan obyek sewa tersebut. Ijarah dan IMBT digunakan untuk pembiayaan alat-alat berat. 3) Qardh Adalah
pemberian
pinjaman
dari
Bank
kepada
nasabah
yang
dipergunakan untuk kebutuhan mendesak, seperti dana talangan dengan kriteria tertentu dan bukan untuk pinjaman yang bersifat konsumtif. Pengembalian pinjaman ditentukan dalam jangka waktu tertentu (sesuai kesepakatan bersama) sebesar pinjaman tanpa ada tambahan keuntungan dan pembayarannya dilakukan secara angsuran atau sekaligus. Konsep ini dapat digunakan untuk Pembiayaan Dana Talangan Haji.
41
3. Produk Jasa – Service Products Selain produk penghimpunan dana dan pembiayaan, di Bank Muamalat juga tersedia produk jasa. Ada 4 macam produk jasa yang ditawarakan, antara lain : a.
Wakalah Adalah akad pemberian wewenang/kuasa dari lembaga/seseorang (sebagai pemberi mandat) kepada pihak lain (sebagai wakil) untuk melaksanakan urusan dengan batas kewenangan dan waktu tertentu. Prinsip wakalah digunakan untuk collection, agency/aranger. 1) Kafalah Berarti mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai penjamin. 2) Hawalah Adalah pengalihan hutang dari orang yang berhutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya. 3) Rahn Berarti perikatan jaminan hutang dengan jaminan barang atau biasa disebut gadai.
b. Jasa Layanan – Services Bank
Muamalat
memberikan
layanan
jasa
untuk
memudahkan
nasabahnya dalam bertransaksi. Beberapa fasilitas yang disediakan Bank Muamalat adalah:
42
1) ATM Layanan ATM 24 jam disediakan untuk memudahkan nasabah melakukan penarikan dana tunai, pemindahbukuan, transfer antar Bank, pemeriksaan saldo, pembayaran Zakat-Infaq-Sedekah (ZIS), dan tagihan telepon. 2) SalaMuamalat Merupakan layanan phone banking 24 jam dan call center untuk memudahkan nasabah. 3) Pembayaran Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS) Merupakan jasa yang memudahan Nasabah dalam membayar ZakatInfaq-Sedekah (ZIS), melalui kantor dan ATM Bank Muamalat, baik ke lembaga pengelola ZIS Bank Muamalat maupun ke lembaga-lembaga ZIS lainnya yang bekerjasama dengan Bank Muamalat. Nasabah juga dapat membayar (ZIS), melalui layanan SalaMuamalat. 4) Jasa-jasa lain Bank Muamalat juga menyediakan jasa-jasa perbankan lainnya kepada masyarakat luas, seperti transfer, collection, standing instruction, bank draft, dan referensi bank. 6
6
Ibid., h. 106-112.
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. Pembahasan 1.
Mekanisme Penentuan Return Di Bank Muamalat Indonesia Mekanisme perhitungan bagi hasil yang diterapkan di dalam Perbankan Syariah terdiri dari dua sistem, yaitu: 1) Profit Sharing, yaitu perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil bersih dari total pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut.1 2) Revenue Sharing merupakan hasil yang diterima oleh bank dari penyaluran dana (investasi) ke dalam bentuk aktiva produktif, yaitu penempatan dana bank pada pihak lain. Hal ini merupakan selisih atau angka lebih dari aktiva produktif dengan hasil penerimaan bank. Prinsip utama Bank Muamalat sebagai bank syariah adalah pada tata cara/ketentuan pemberian imbalan yang dilakukan dengan sistem bagi hasil. Dengan demikian, realisasi imbalan yang diterima nasabah akan berbeda-beda setiap bulannya tergantung dari pendapatan hasil investasi yang dilakukan bank pada bulan yang bersangkutan.
1
Tim Pengembangan Perbankan Syariah IBI, konsep Produk dan Implementasi Operasional Bank Syariah, (Jakarta: Djambatan, 2001), h.264
43
44
2. Return Bagi Hasil yang diperoleh nasabah dengan bank sebelum dan sesudah biaya operasional HI – 1000 Nisbah (ratio) adalah porsi/bagian yang menjadi hak masing-masing pihak pada proses distribusi bagi hasil antara nasabah dengan bank. Angka didepan (misalnya angka 50 pada 50:50) merupakan porsi nasabah. Penetapan bagi hasil di bank muamalat dilakukan dengan terlebih dahulu menghitung HI-1000 (baca: Ha-i-seribu), yakni angka yang menunjukkan hasil investasi yang diperoleh dari penyaluran setiap seribu rupiah dana yang diinvestasikan oleh bank. Sebagai contoh: HI – 1000 bulan februari 2009 adalah 11,22. Hal tersebut berarti bahwa dari setiap Rp.1000,- dana yang diinvestasikan oleh bank akan menghasilkan Rp. 11,22. Apabila nisbah 50:50, maka porsi nasabah adalah 50% dari 11,22 sehingga untuk setiap Rp 1.000,- dana nasabah akan memperoleh bagi hasil sebesar Rp 5,61. Secara umum hal tersebut dirumuskan sebagai berikut:
*) HI-1000 Sebelum Bagi Hasil Sebagai contoh, seorang nasabah (pak slamet) menyimpan deposito mudharabah di bank muamalat pada bulan februari senilai Rp 10.000.000,dengan jangka waktu 1 bulan. Diketahui nisbah deposito 1 bulan 50:50, HI-1000
45
untuk bulan februari 11,22. Maka untuk mengetahui nilai bagi hasil yang akan didapatkan Pak Slamet adalah:
Bagi hasil nasabah = Rp. 56.100,LAPORAN DISTRIBUSI BAGI HASIL per 28 Februari 2009
Total pendapatan DPKM GWM/Giro Wajib Minimum Total Investasi Jumlah hari kalender
Rupiah
USD
119.215.339.996,50
1.097.293.454,88
9.776.456.192.185,65
593.852.972.695,65
488.822.809.609,28
5.938.529.726,96
10.093.769.186.157,30
616.787.726.465,94
28 hari
28 hari
11,22
1,76
HI-1000
* ) hasil investasi per seribu rupiah dana yang diinvestasikan **) jumlah hari kalender untuk bulan februari = 28 hari
46
Tabel 4.1 Pertumbuhan DPK selama Tahun 2009:2 Jan' 2009 Febr' 2009 Mar' 2009 Apr' 2009 Mei' 2009 Jun' 2009 Jul' 2009 Agust' 2009 Sept' 2009 Okt' 2009 Nov' 2009 Des' 2009
9,690,811,606,806 9,776,456,192,185 9,776,456,192,185 9,776,456,192,185 9,515,814,782,216 11,151,285,265,915 11,402,566,490,720 11,383,438,202,836 11,302,997,435,681 11,448,691,732,770 11,523,742,915,565 11,686,075,370,050
Tabel 4.2 PERKEMBANGAN TINGKAT BAGI HASIL BMI SELAMA TAHUN 20093
JUMLAH HARI USAHA HI-1000 (USD) HI-1000 (IDR) Ekiv Rate (Rupiah) % Ekiv Rate (USD) %
Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Dec
31
28
31
30
31
30
31
31
30
31
30
31
2.08
1.76
5.19
1.75
1.40
0.33
6.24
2.76
6.05
2.55
7.79
2.00
9.99 11.22 11.20 11.28 12.16 10.93 11.19 10.25 10.08 10.41 10.26 12.54 11.76 14.63 13.19 13.72 14.32 13.30 13.17 12.07 12.26 12.26 12.48 14.76 2.45
2
3
2.30
2.43
6.32
2.06
1.70
0.39
7.35
3.36
Laporan Keuangan Profit Distribution Bank Muamalat Indonesia Tahun 2009 Laporan Keuangan Profit Distribution Bank Muamalat Indonesia Tahun 2009
7.12
3.10
9.17
47
BGHS. PER MIL Deposito 1 BLN. RP. Deposito 3 BLN. RP. Deposito 6 BLN. RP. Deposito 12 BLN. RP. Deposito 1 BLN. VL. Deposito 3 BLN. VL. Deposito 6 BLN. VL. Deposito 12 BLN. VL. TABUNGAN EKV. RATE (%) Deposito 1 BLN. RP. Deposito 3 BLN. RP. Deposito 6 BLN. RP. Deposito 12 BLN. RP. Deposito 1 BLN. VL. Deposito 3 BLN. VL. Deposito 6 BLN. VL. Deposito 12 BLN. VL. TABUNGAN NISBAH Deposito 1 BLN. RP.
4.99
5.61
5.60
5.61
6.08
5.47
5.59
5.13
5.04
5.21
5.13
6.27
5.09
5.72
5.71
5.72
6.20
5.57
5.71
5.23
5.14
5.31
5.23
6.40
5.29
5.95
5.94
5.95
6.44
5.79
5.93
5.43
5.34
5.52
5.44
6.65
5.39
6.06
6.05
6.06
6.57
5.90
6.04
5.54
5.44
5.62
5.54
6.77
1.06
0.90
1.02
0.90
0.89
0.71
0.17
3.18
1.41
3.09
1.30
3.97
1.07
0.90
1.03
0.90
0.90
0.72
0.17
3.20
1.41
3.10
1.31
3.99
1.07
0.91
1.03
0.91
0.90
0.72
0.17
3.21
1.42
3.13
1.31
4.01
1.07 2.20
0.91 2.47
1.04 2.46
0.91 2.47
0.91 2.68
0.72 0.72
0.17 2.46
3.23 2.26
1.43 2.22
3.13 2.29
1.32 2.26
4.03 2.76
5.88
7.31
6.81
7.31
7.16
6.65
6.59
6.04
6.13
6.13
6.24
7.38
5.99
7.46
6.95
7.46
7.30
6.78
6.72
6.16
6.25
6.25
6.36
7.53
6.23
7.76
7.22
7.76
7.59
7.05
6.98
6.40
6.50
6.50
6.61
7.82
6.35
7.90
7.36
7.90
7.73
7.18
7.11
6.52
6.62
6.62
6.74
7.97
1.25
1.17
1.24
1.17
1.05
0.87
0.20
3.75
1.71
3.63
1.58
4.68
1.26
1.17
1.25
1.17
1.06
0.87
0.20
3.78
1.72
3.65
1.59
4.70
1.26
1.19
1.25
1.19
1.06
0.88
0.20
3.79
1.73
3.67
1.60
4.72
1.27 2.59
1.19 3.22
1.26 3.00
1.19 3.22
1.07 3.15
0.88 2.93
0.20 2.90
3.80 2.66
1.74 2.70
3.68 2.70
1.60 2.75
4.75 3.25
50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00
48
Deposito 3 BLN. RP. Deposito 6 BLN. RP. Deposito 12 BLN. RP. Deposito 1 BLN. VL. Deposito 3 BLN. VL. Deposito 6 BLN. VL. Deposito 12 BLN. VL. TABUNGAN
51.00 51.00 51.00 51.00 51.00 51.00 51.00 51.00 51.00 51.00 51.00 51.00 53.00 53.00 53.00 53.00 53.00 53.00 53.00 53.00 53.00 53.00 53.00 53.00 54.00 54.00 54.00 54.00 54.00 54.00 54.00 54.00 54.00 54.00 54.00 54.00
51.00 51.00 51.00 51.00 51.00 51.00 51.00 51.00 51.00 51.00 51.00 51.00 51.25 51.25 51.25 51.25 51.25 51.25 51.25 51.25 51.25 51.25 51.25 51.25 51.50 51.50 51.50 51.50 51.50 51.50 51.50 51.50 51.50 51.50 51.50 51.50 51.75 51.75 51.75 51.75 51.75 51.75 51.75 51.75 51.75 51.75 51.75 51.75 22.00 22.00 22.00 22.00 22.00 22.00 22.00 22.00 22.00 22.00 22.00 22.00
B. Pengaruh Return Bagi Hasil terhadap Dana Pihak Ketiga 1. Interpretasi Variabel a. Return Bagi Hasil (RBH) Return Bagi Hasil yang akan digunakan sebagai variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah data Return Bagi Hasil yang merupakan persentase return atau kembalian yang diperoleh oleh nasabah yang menyimpan dananya dalam bentuk mudharabah, baik berupa Tabungan maupun Deposito di bank Maumalat Indonesia. Berdasarkan kriteria yang telah dijelaskan di atas, Return Bagi Hasil dari bulan Januari 2005 sampai dengan Desember 2009 dapat dilihat pada grafik berikut :
49
Gambar 4.1 Return Bagi Hasil Return Bagi Hasil di Bank Muamalat dari januari 2005-Desember 2009 menunjukkan perkembangan yang fluktuatif dan tidak menggambarkan kenaikan secara konsisten. Pada awal tahun 2005 bulan januari ke februari, tingkat Return Bagi Hasil mengalami kenaikan dari 13% sampai 17%. Namun, pada Bulan Maret mengalami penurunan menjadi 13%. Pada Bulan April sampai bulan juni mengalami kenaikan kembali secara bertahap dari 14%, 14,5% dan 15%. Akan tetapi dibulan berikutnya mengalami penurunan kembali sampai Bulan Oktober 2007, pada awal Januari 2008 naik menjadi 16%, mulai bulan April sampai akhir 2009 dari hasil grafik menunjukan tingkat Return Bagi Hasil tidak menentu selalu naik-turun dikisaran yang sama dengan bulan-bulan sebelumnya.
50
b. Jumlah Dana Pihak Ketiga Mudharabah (DPKM) Jumlah dana Pihak Ketiga Mudharabah yang akan dipakai sebagai variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah jumlah DPK yang menggunakan produk Mudharabah berupa Tabungan dan Deposito. Data berbentuk persentase dari perkembangan perbulan DPKM dari Januari 2005 sampai dengan Desember 2009. DPKM = jumlah DPKM pada periode tertentu x100% Total DPKM 2005-2009
Perkembangan DPKM yang diperoleh Bank Muamalat Indonesia dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar 4.2 Dana Pihak Ketiga Mudharabah Berdasarkan grafik di atas, besarnya DPKM Bank Muamalat Indonesia dari tahun 2005 sampai 2009 mengalami kenaikan. Dari awal tahun 2005
51
sampai April tahun 2009 mengalami kenaikan secara bertahap, mulai dari 1% sampai dengan 2,4%. Pada pertengahan tahun 2009, DPKM BMI mengalami kenaikan yang signifikan sampai Akhir tahun 2009 mulai dari 2,4% sampai dengan 2,8%.
2.Pengaruh Return Bagi Hasil Terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) Mudharabah Pada penelitian ini, untuk mengetahui besarnya pengaruh Return Bagi Hasil terhadap DPKM digunakan metode analisis regresi linear sederhana dengan menggunakan SPSS versi 15.0. Tabel 4.3 Variables Entered/Removed(b)
Model 1
Variables Entered
Variables Removed
Method
BAGIHASIL(a)
.
Enter
a All requested variables entered. b Dependent Variable: DPKM Tabel output di atas menggambarkan bahwa variabel yang digunakan adalah variabel Bagi hasil sebagai variabel bebas untuk dilihat pengaruhnya terhadap variabel terikat (dependent) yaitu DPKM.
52
a. Analisis Deskriptif Variabel Tabel 4.4 Descriptive Statistics
Mean 1.6839 14.1825
DPKM BAGIHASIL
Std. Deviation .55089 1.18935
N 60 60
Berdasarkan tabel di atas, sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 60 buah dengan nilai rata-rata dan standar deviasi untuk DPKM sebesar 1.6839 dan 0.55089, sedangkan untuk Bagi Hasil sebesar 14.1825 dan 1.18935. b. Uji Koefisien Determinasi Tabel 4.5 Model Summary
Model 1
R .567(a)
R Square .321
Adjusted R Square .309
Std. Error of the Estimate .45782
a Predictors: (Constant), BAGIHASIL b Dependent Variable: DPKM
Nilai R menunjukan korelasi (hubungan) antara variabel Bagi hasil terhadap variabel DPKM. Besarnya hubungan tersebut adalah 0,567 atau 56,7%. Berdasarkan pedoman intrepretasi koefisien korelasi, nilai R tersebut berada pada interval korelasi 0,40-0,599 sehingga hubungan tersebut dapat
53
dikatakan Sedang dan angka korelasi positif menunjukkan hubungan yang searah, artinya semakin tinggi Return Bagi hasil maka akan meningkatkan DPKM bank tersebut. Sedangkan R square menunjukan nilai koefisien determinasi sebesar 0,321, artinya 32,1% variabel Y (DPKM) dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel X (Bagi Hasil). Dengan demikian sisanya 67,9% pertumbuhan DPKM dipengaruhi oleh hal-hal atau variabel lain.
c. Uji ANOVA Tabel 4.6 ANOVA(b)
Model 1
Sum of Squares 5.749
1
Mean Square 5.749
Residual
12.157
58
.210
Total
17.905
59
Regression
df
F 27.427
Sig. .000(a)
a Predictors: (Constant), BAGIHASIL b Dependent Variable: DPKM Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikan adalah 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya hubungan kedua variabel linier, sehingga model regresi yang digunakan benar dan layak digunakan.
54
d. Uji koefisien regresi Tabel 4.7 Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) BAGIHASIL
Std. Error
5.406
.713
.026
.050
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta
B
Std. Error
.567
7.580
.000
5.237
.000
a Dependent Variable: DPKM
pada output ini, dikemukakan nilai koefisien dan konstanta dari persamaan regresi. Dalam kasus ini, persamaan regresi sederhana yang digunakan adalah: Y = a + bx dimana : Y = DPKM X = Return Bagi Hasil a = konstanta b = koefisien Regresi dari hasil pengolahan didapatkan model persamaan regresi: Y = 5.406 + 0,026 X Angka konstanta sebesar 5.406 menyatakan bahwa jika tidak ada return bagi hasil, maka DPKM sebesar 5.406. Sedangkan nilai koefisien regresi sebesar 0,026 menyatakan bahwa setiap kenaikan 1% return bagi hasil akan meningkatakan DPKM sebesar 0,026% . Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan return bagi hasil berbanding lurus dengan DPKM bank.
55
Berdasarkan tabel tersebut juga dapat dilakukan uji hipotesis. Dari tabel di atas didapatkan nilai sig. sebesar 0,000 untuk return bagi hasil. Karena nilai sig. < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian Ho yang menyatakan bahwa “tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Return Bagi Hasil terhadap DPKM” ditolak dan berarti benar bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Return Bagi Hasil terhadap DPKM.
e. Uji Korelasi Tabel 4.8 Correlations Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
DPKM BAGIHASIL DPKM BAGIHASIL DPKM BAGIHASIL
DPKM 1.000 .567 . .000 60 60
BAGIHASIL .567 1.000 .000 . 60 60
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai korelasi sebesar 0,567, hal ini menunjukan adanya korelasi (hubungan) yang sedang atau tidak terlalu kuat antara Return Bagi Hasil dengan DPKM. Angka koefisien korelasi bertanda positif (+) menunjukan bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat berbanding lurus. Artinya peningkatan satu variabel akan diikuti oleh penaikan variabel lain, sehingga semakin tinggi Return Bagi Hasil akan membuat DPKM makin tinggi juga.
56
Perhatikan tabel interpretasi r-product moment untuk mengetahui tingkat kekuatan hubungan antara kedua variabel tersebut.
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 0,199 0,20 0,399 0,40 0,599 0,60 0,799 0,80 1,000
Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat
Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan Hipotesis: Ho : tidak ada hubungan (korelasi) antara dua variabel Ha : ada hubungan (korelasi) antara dua variable
Pengujian berdasarkan uji probabilitas (prob) : Jika probabilitas > 0.05, maka Ha diterima. Jika probabilitas < 0.05, maka Ha ditolak.
Pada bagian output (kolom sig. (2-tailed)), untuk korelasi variabel DPKM dengan Return Bagi Hasil didapat angka probabilitas sebesar 0.000 atau probabilitas dibawah 0.05 (0.000 < 0.05). dengan demikian Ho ditolak atau hal ini berarti memang ada hubungan antara DPKM dengan Return Bagi Hasil.
57
C. Analisis Penulis Berdasarkan hasil analisis data di atas, dapat disimpulkan bahwa Return Bagi Hasil mempunayi pengaruh yang signifikan terhadap DPKM Bank Muamalat Indonesia. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya nilai signifikan yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000. Berdasarkan hasil tersebut berarti ada penolakan Ho dan penerimaan Ha. Selain itu, hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa Return Bagi Hasil memiliki hubungan yang kuat dengan DPKM dan memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perolehan DPKM Bank Muamalat Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan nilai R Square yang dihasilkan dari uji koefisien determinasi, yaitu sebesar 32,1%.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Mekanisme perhitungan bagi hasil yang diterapkan di dalam Perbankan Syariah terdiri dari dua sistem, yaitu: a. Profit Sharing b. Revenue Sharing Prinsip utama Bank Muamalat sebagai bank syariah adalah pada tata cara/ketentuan pemberian imbalan yang dilakukan dengan sistem bagi hasil. Dengan demikian, realisasi imbalan yang diterima nasabah akan berbeda-beda setiap bulannya tergantung dari pendapatan hasil investasi yang dilakukan bank pada bulan yang bersangkutan. 2. Return Bagi Hasil yang diperoleh nasabah dengan bank sebelum dan sesudah biaya operasional HI – 1000 Nisbah (ratio) adalah porsi/bagian yang menjadi hak masing-masing pihak pada proses distribusi bagi hasil antara nasabah dengan bank. Angka didepan (misalnya angka 50 pada 50:50) merupakan porsi nasabah.
62
63
Secara umum hal tersebut dirumuskan sebagai berikut:
*) HI-1000 Sebelum Bagi Hasil
3. Hasil penghitungan koefisien determinasi yang memunculkan angka 32,1% yang berarti Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Mudharabah (DPKM) dipengaruhi oleh Return Bagi Hasil sebesar 32,1%. Angka 32,1% adalah angka yang signifikan. Sedangkan variabel lain yang juga dapat dikategorikan sebagai faktor yang berpengaruh dalam pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPKM) sebesar 67,9%.
B. Saran 1. Disarankan kepada Manajemen Bank Muamalat Indonesia dalam menentukan porsi bagi hasil yang diberikan kepada nasabah harus lebih kompetitif dengan tingkat suku bunga bank konvensional sehingga dapat meminimalisir terjadinya displacement risk, karena jika Bank Muamalat tidak mempriorotaskannya kemungkinan besar Nasabahnya akan berpindah ke Bank lain yang memberikan nisbah bagi hasil yang lebih besar hal ini dapat merugikan Bank. 2. Seyogyanya Bank Muamalat Indonesia melakukan sosialisasi yang lebih baik kepada nasabah tentang return bagi hasil agar masyarakat mengetahui nisbah yang diberikan, sehingga dapat mempengaruhi masyarakat untuk menyimpan
64
dananya di Bank Muamalat sehingga dapat menambah Dana Pihak Ketiga (DPK). 3. untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor
yang lebih signifikan mempengaruhi kinerja
penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK).
65
DAFTAR PUSTAKA Wiroso. penghimpunan dana dan distribusi hasil usaha bank syariah, Jakarta, Rasindo, 2005, cet.1, h 18. Nugroho, Burhan dkk. Statistik Terapan, (Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press, 2004), h. 111 Widayat. Riset Bisnis, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2002), h.155 Santoso, Singgih. Buku Latihan SPSS Statistik Prametrik, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2000), h.4 Sugiono. Statistik untuk Penelitian, (Bandung, 2007), h. 250 Mauludi, Ali. Statisitk 1, (Ciputat, Puma Heza Lestari, 2006), h. 102 Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta, Balai Pustaka, 1989), h.300 Tim Pengembangan Perbankan Syariah IBI, konsep Produk dan Implementasi Operasional Bank Syariah, (Jakarta: Djambatan, 2001), h.264 Anshori,
Abdul Ghofur. Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 2007), h. 138
Sabiq, Sayyid, Fiqih Sunnah jilid-4, (Pena pundi Aksara: Jakarta, 2008), h. 217
Yahya, Akmal. Profit Distribution, http//www.Ifibank.go.id
Karim, Adiwarman.
Bank Islam: Analisa Fiqh dan Keuangan (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2004), h.322-323
66
---------, Ekonomi Islam : Suatu Kajian Kontemporer, (gema insani: jakarta, 2001), h. 86. Sinungan, Muchdarsyah. Managemen Dana bank edisi ke2, (Jakarta, Bumi aksara 1997), hal 83
Arifin,
Zainal.
Dasar-dasar
menegemen
bank
syariah
edisi
referensi,
(Jakarta:Alfabeta 2006), hal.50 Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), h.185 Siddiqi, M. Nejatullah. Kemitraan Usaha dan Bagi Hasil dalam Hukum Islam, (Jakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1996), h.8 Al-Syarbayi, Ahmad. al-mu’jam al-iqtisad al-islami (Bairut : Dar Alamil Kutub, 1997), 10. DSN, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional Untuk Lembaga Keuangan Syariah, (DSN MUI dan bank Indonesia, Jakarta 2001), h. 39-47. Ibn Yazid al-Qizwini, Abu Abdillah Muhammad. Sunan Ibn Majah, vol.II (Bairut: Daar al-Fiqr)h.768 Bin Saurah Ibn Musa Turmuzi, Abi Isa Muhammad Isa. Jamii’ul Turmuuzi, (Riyadh: Darussalam lin- Nasyri Wat Tauzi,1999)h. 500-5001 “Sekilas Bank Muamalat”, Laporan Tahunan Bank Muamalat (Annual Report), (Jakarta: Muamalat Institute, 2008), h. 4-7.
67
Laporan Tahunan Bank Muamalat (Annual Report), (Jakarta: Muamalat Institute, 2009), h. 150. Tim Pengembangan Perbankan Syariah IBI, konsep Produk dan Implementasi Operasional Bank Syariah, (Jakarta: Djambatan, 2001), h.264
68
INTERNET Setyawan B. Aris, modul bahan kuliah ekonomi moneter, artikel ini diakses pada 19 Desember 2009 dari http://www.Epdf.com “DPK Bank Syariah Tertekan Bank Konvensional” diakses pada 23 Juli 2010 dari http://www.republika.com Karim Adiwarman, perbankan syariah, diakses pada 25 Oktober 2009 dari http://www.republika.com “Direktori Perbankan Indonesia”, artikel diakses pada 05 april 2010 dari http://www.bi.go.id. “Dana Pihak Ketiga Bank Syariah” artikel diakses pada 05 april 2010 dari www.kontan.co.id.