PENGARUH PUPUK UREA DAN PUPUK KALIUM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL LABU KUNING (Cucurbita moschata D.) Juandi1), Sutoyo, SP., MP.2), Ricky Indri Hapsari, SP., MP3)
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh pupuk urea dan pupuk KCl terhadap pertumbuhan dan hasil labu kuning. Penelitian dilaksanakan di Desa Bawang Kelurahan Tunggul Wulung Kota Malang dan berlangsung dari bulan pebruari sampai juni 2014. Penelitian mengunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) dimana pupuk urea sebagai meanplot terdiri dari N1, N2, N3 dan pupuk KCl sebagai subplot terdiri dari K1, K2, K3. Hasil analisis ragam menunjukan perlakuan pupuk nitrogen berpengaruh nyata terhadap parameter panjang batang, luas daun, umur berbunga, jumlah buah perpetak, bobot buah pertanaman, bobot buah perpetak dan bobot buah perhektar. Pada Parameter pengamatan vegetatif, dosis perlakuan pupuk urea 100 kg/ha memberikan hasil terbaik dengan panjang batang umur 42 hst sebesar 176.48 cm dan luas daun 292.42 cm2, sedangkan perlakuan pupuk KCl berpengaruh terhadap luas daun umur 14 hst dengan dan dosis 50 kg/ha memberikan respon yang baik terhadap luas daun dan menghasilkan luas daun sebesar 47.14 cm2. Pada fase pengamatan generatif, perlakuan pupuk urean dosis 100 kg/ha menghasilkan umur berbungan rata-rata 58.56 hari, bobot buah per tanaman mengahasilakan bobot sebesar 1.34 kg. Interaksi perlakuan terdapat pada dosis perlakuan 150 kg urea/ha dan 50 kg KCl/ha dengan menghasilkan bobot buah perpetak sebesar 16.32 kg dan sedangkan untuk perhektarnya mengahasilkan bobot buah sebesar 29.50 ton/ha. Kata Kunci: Labu Kuning, Urea, KCl, Dosis
ABSTRACT This research aims to study the effect of urea and KCl on the growth and yield of yellow squash. The experiment was conducted in the village of village Onion Tunggul Wulung Malang and lasts from the month of February to June 2014. Research design using Divided Plots (Split Plot Design) where urea fertilizer as meanplot consists of N1, N2, N3 and KCl as a subplot consisted of K1, K2, K3. Results of analysis of variance showed a significant effect of nitrogen fertilizer treatment on parameters of stem length, leaf area, days to flowering, number of fruits perpetak, planting fruit weight, fruit weight per plot and fruit weight per hectare. Observations on vegetative parameters, the dose of urea fertilizer treatment of 100 kg / ha gave the best results with a long-stem age 42 HST at 176.48 cm and 292.42 cm 2 leaf area, whereas KCl treatment effect on leaf area and the age of 14 HST with a dose of 50 kg / ha gave good response to leaf area and yield of 47.14 cm2 leaf area. In the generative phase of observation, treatment urean fertilizer dose of 100 kg / ha yield berbungan average age of
58.56 days, the weight of fruit per plant mengahasilakan weight of 1:34 kg. Treatment interaction found in treatment dose of 150 kg urea / ha and 50 kg KCl / ha to produce fruit weight and perpetak at 16:32 kg per hectare aimlessly while fruit weight of 29.50 tonnes / ha. Keywords: Pumkin, Urea,KCl, Dosis Pendahuluan Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi dalam mengembangkan sektor pertanian dimana dengam memanfaatkan tanaman sebagai kebutuhan pokok maupun sampingan. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan akan bahan pangan juga meningkat terutama beras. Sementara itu, ketersedian beras semangkin berkurang jumlahnya karena berkurangnya lahan pertanian sehingga berdampak terhadap ketahanan pangan nasional beberapa tahun kedepan. Salah satu potensi Indonesia dalam mengembangkan sumber bahan pangan selain bahan panan pokok ialah labu kuning. Menurut Yuliani (2005), di Indonesia labu kuning merupakan tanaman alternatif pangan yang cukup baik untuk dikembangkan dan kandungan gizi yang terdapat pada tanaman ini juga cukup lengkap. Gunawan (2010), mengatakan komposisi yang terkandung dalam buah per 100 g bahan mengandung kalori (355 kalori), protein (9.2 g), lemak (3.9 g), karbohidrat (73.7 g), kalsium (10 mg), fosfor (256 mg), ferum (2.4 mg) vitamin A (510), vitamin B1 (0.38) dn air. Namun, bahan pangan ini masih tergolong bahan pangan minor sehingga data statistik nasional masih belum tersedia. Hal ini jelas menunjukkan bahwa masyarakat masih belum memperhatikan lebih lanjut terhadap tanaman labu kuning Menurut Hulopi (2012), setiap jenis tanaman jenis dan jumlah unsur hara yang berbeda jumlahnya dan
ketersedian didalam tanah juga harus cukup dan seimbang bagi tanaman. Terutama kebutuhan akan unsur nitrogen dan kalium dimana nitrogen berperan dalam merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman seperti batang, daun dan akar tanaman sedangkan kalium berperan dalam proses fotosintesis, transfot asimilasi, enzim dan mineral termasuk air yang terdapat di dalam jaringan tanaman (Kurniawan, 2010). Hasil penelitian Zuraida dan Hamdan (2008), di dalam penelitiannya mengatakan untuk budidaya labu kuning dapat menggunakan pupuk Phoska 30 kg/ha dan SP-36 15 kg/ha menghasilkan bobot buah labu kuning sebesar 15.92 ton/ha. Untuk menunjang hasil produksi yang optimal, labu kuning dapat diberikan pupuk anorganik diantaranya urea 100 kg/ha dan KCl 150 kg/ha (Sudarto,1993). Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk mempelajari pengaruh pupuk urea dan pupuk KCl terhadap pertumbuhan dan hasil labu kuning. Bahan dan Metode Penelitian dilaksanakan di Desa Bawang Kelurahan Tunggu Wulung, Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan pebruari hingga juni 2014. Alat yang digunakan ialah cangkul, parang, tugal, timbangan analitik, timbangan biasa, meteran, kantong plastik, seng, bambu, pengaris dan bahan yang digunakan ialah benih labu kuning, pupuk urea dan pupuk KCl. Percobaan ini menggunakan Rancangan petak Terbagi (Split Plot Design) dengan
meanplot Pupuk Urea terdiri dari: N1 menggunakan uji f, kemudian diuji (50 kg urea/ha), N2 (100 kg urea/ha) lanjut dengan uji BNT taraf α 5%. dan N3 (150 kg urea/ha. Sedangkan Hasil Dan Pembahasan subplot adalah Pupuk KCl yang terdiri Pengaruh Pupuk Urea dan Pupuk dari: K1 (50 kg KCl/ha), K2 (100 kg KCl terhadap Panjang Batang KCl/ha) dan K3 (150 kg KCl/ha). Dari Tanaman Labu Kuning kedua faktor tersebut didapat 9 Pertumbuhan tanaman ialah kombinasi perlakuan dan akan diulang pertambahan ukuran tanaman yang 3 kali sehingga terdapat 27 unit tidak dapat balik (irreversible). peinrcobaan. Setiap unit percobaan Pertumbuhan tanaman dapat dilihat terdapat 12 tanaman sampel dengan dari meningkatnya tinggi tanaman, luas 7,2 m2 setiap petak unit percobaan. jumlah daun, maupun luas daun. Benih labu kuning didapat dari Panjang tanaman akan mengalami petani selanjutnya dilakukan peningkatan seiring bertambahnya penyeleksian berdasarkan keseragaman umur tanaman. Hasil analisis ragam bentuk benih, setelah itu baru panjang batang menunjukan tidak dilakukan penanaman dilapangan. adanya interaksi yang terjadi antara Metode pengamatan secara non pemberian pupuk urea dan pupuk KCl destuktif yang terdiri dari pengamatan pada semua umur pengamatan. Secara pertumbuhan vegetatif yaitu panjang terpisah pemberian pupuk urea batang dan luas daun, dan fase berpengaruh nyata terhadap panjang generatif yang terdiri dari umur batang umur 35 hst (lampiran 1). berbunga, diameter buah, jumlah buah Pengaruh pupuk urea dan pupuk KCl per tanaman, jumlah buah per petak, terhadap panjang batang tanaman labu bobot buah per tanaman, bobot buah kuning pada berbagai umur per petak dan bobot buah per hektar. pengamatan dapat dilihat pada Tabel 1. Data dianalisis dengan sidik ragam Tabel 1. Pengaruh Pupuk Urea dan Pupuk KCl terhadap Pertumbuhan Batang Tanaman Labu Kuning Rerata Panjang Batang (cm) Perlakuan 14 hst 21 hst 28 hst 35 hst 42 hst N1 (50 kg urea/ha) 4,42 7,29 20,45 37,92 a 87,78 N2 (100 kg urea/ha) 4,45 8,16 40,93 86,70 b 176,48 N3 (150 kg urea/ha) 4,69 11,08 44,62 101,33 b 195,04 BNT 5% tn tn tn 46,97 tn K1 (50 kg KCl/ha) 4,44 7,55 36,09 76,82 155,04 K2 (100 kg KCl/ha) 4,32 7,72 32,27 77,36 151,07 K3 (150 kg KCl/ha) 4,80 11,26 37,64 71,78 153,18 BNT 5% tn tn tn tn tn Keterangan: Angka pada kolom dan baris sama yang diikuti oleh huruf sama bearti tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT α 5% tn : tidak nyata hst : hari setelah tanam
Tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuan 100 kg urea/ha tidak bebeda nyata dengan perlakuan 150 kg urea/ha terhadap panjang batang meskipun
dosis yang diberikan berbeda. Perlakuan 100 kg urea/ha menghasilkan panjang batang 86.70 cm dan perlakuan 150 kg urea/ha panjang
batang 101.33 cm sedangkan perlakuan 50 kg urea/ha menghasilkan panjang batang 37.92 cm. Dilihat dari berbagai umur pengamatan, meskipun pupuk urea hanya berpengaruh pada umur 35 hst namun perlakuan pupuk urea berpengaruh positif terhadap penambahan panjang batang karena fungsi nitrogen yaitu merangsang pertumbuhan vegetatif seperti batang tanaman labu kuning. Sedangkan perlakuan pupuk KCl tidak menujukan pengaruh nyata terhadap semua umur pengamatan. Hal ini diduga, kebutuhan unsur kalium masih belum mencukupi untuk menunjang pertumbuhan panjang batang tanaman labu kuning. Lakitan (2012) memaparkan bahwa dalam jaringan tanaman unsur nitrogen merupakan komponen senyawa esensial yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman seperti asam amino, enzim, selain itu nitrogen juga terkandung dalam klorofil. Sehingga jika ketersedian unsur hara esensial kurang dari jumlah yang dibutuhkan tanaman maka metabolisme tanaman akan terganggu dan berakibat terhambatnya pertumbuhan organ tanaman berupa akar, batang atau daun tanaman. Pertumbuhan batang tanaman tidak hanya dipengaruhi oleh nitrogen, tetapi dapat dipengaruhi oleh lingkungan tumbuh seperti ketersedian air. Ketersedian air pada saat penelitian sangatlah kurang, karena pada saat penelitian memasuki musim kemarau. Hal ini sangat berdampak terhadap metabolisme tanaman.
Gardner et al (2008) mengatakan, ketersedian air sangat penting dalam proses biologis tanaman, air juga sebagai pelarut unsur hara (proses nitrifikasi dalam tanah), medium reaksi kimia, zat terlarut organik maupun anorganik, sebagai penggalak pembelahan sel tanaman, bahan baku fotosintesis dan sebagai pendingin permukan tanaman. Hasil penelitian Masud (2013) pada tanaman mentimun, perlakuan yang terbaik dalam mempengaruhi pertumbuhan panjang batang ialah pemberian 300 kg N/ha. Sedangkan pada penelitian Tresya (2013), perlakuan pupuk kalium terbaik yang mempengaruhi pertumbuhan panjang batang mentimun ialah pemberian pupuk KCl dengan dosis 200 kg/ha. Pengaruh Pupuk Urea dan Pupuk KCl terhadap Luas Daun Tanaman Labu kuning Daun merupakan organ tanaman yang berperan dalam proses fotosintesis dan respirasi tanaman. Hasil analisis ragam luas daun menunjukan tidak ada interaksi yang terjadi antara pemberian pupuk urea dan pupuk KCl pada semua umur pengamatan, secara terpisah pemberian pupuk urea berpengaruh nyata pada umur 21 hst, 28 hst, 35 hst dan 42 hst. Sedangkan pupuk KCl berbeda nyata terhadap luas daun tanaman labu kuning umur 14 hst. Pengaruh pupuk urea dan pupuk KCl terhadap luas daun tanaman labu kuning pada berbagai umur pengamatan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Pengaruh pemberian Pupuk Urea dan Pupuk KCl terhadap Tanaman Labu Kuning Rerata Luas Daun (cm2) Perlakuan 14 hst 21 hst 28 hst 35 hst N1 (50 kg urea/ha) 45,60 112,82 a 160,07 a 162,7 a N2 (100 kg urea/ha) 50,82 163,47 b 249,03 b 282,11 b N3 (150 kg urea/ha) 49,20 151,09 b 267,10 b 293,91 b BNT 5% tn 29,82 72,77 72,41 K1 (50 kg KCl/ha) 47,15 ab 136,04 211,49 237,43 K2 (100 kg KCl/ha) 42,54 a 134,2 220,33 240,91 K3 (150 kg KCl/ha) 55,93 b 157,14 244,38 260,37 BNT 5% 9,64 tn tn tn
Luas Daun
42 hst 184,35 a 292,42 b 305,84 b 75,46 256,41 254,95 271,25 tn
Keterangan: Angka pada kolom dan baris sama yang diikuti oleh huruf sama bearti tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT α 5% tn : tidak nyata hst : hari setelah tanam
Berdasarkan Tabel 2, secara statistik perlakuan pupuk KCl berbeda nyata pada umur 14 hst. Perlakuan 50 kg KCl/ha dan 150 kg KCl/ha menghasilkan luas daun sama dan berbeda nyata terhadap dosis 100 kg KCl/ha. Sedangkan pada umur 21 hingga 42 hst, perlakuan pupuk urea dosis 100 kg urea/ha dan 150 kg urea/ha memberikan penambahan ukuran luas daun terbaik dari pada dosis perlakuan 50 kg urea/ha, meskipun dosis yang diberikan tiap perlakuan berbeda. Dari hasil tersebut, diduga dosis 100 kg urea/ha merupakan dosis optimal dalam mempengaruhi luas daun tanaman labu kuning. Bertambahnya ukuran luas daun tanaman labu kuning pada setiap umur pengamatan, menunjukan pemberian pupuk urea memberikan respon positif terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman. Menurut Gardner et al (2008), pemupukan nitrogen sangat berpengaruh terhadap peluasan daun, terutama pada lebar dan luas daun tanaman. Selain meransang pertumbuhan vegetatif tanaman secara
keseluruhan, nitrogen berperan penting dalam pembentukan zat hijau daun yang berguna dalam proses fotosintesis tanaman, nitrogen juga berfungsi membentuk protein, lemak, dan senyawa organik lainnya (Lingga dan Marsono, 2008). Sedangkan perlakuan pupuk kalium berpengaruh nyata terhadap luas daun umur 14 hst. Umur Berbunga Tanaman Labu Kuning Pembungaan merupakan masa transisi tanaman dari fase vegetatif menuju fase generatif yang ditandai dengan terbentuknya kuncup-kuncup bunga. Hasil analisis ragam umur berbunga menunjukan tidak terdapat interaksi antara pemberian pupuk urea dan pupuk KCl terhadap umur berbunga tanaman labu kuning. Secara terpisah terdapat pengaruh nyata pemberian pupuk urea terhadap umur berbunga tanaman labu kuning. Pengaruh pupuk urea dan pupuk KCl terhadap umur berbunga tanaman labu kuning dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Pengaruh Pupuk Urea dan Pupuk KCl terhadap Umur Berbunga Tanaman Labu Kuning Perlakuan N1 (50 kg urea/ha) N2 (100 kg urea/ha) N3 (150 kg urea/ha) BNT 5% K1 (50 kg KCl/ha) K2 (100 kg KCl/ha) K3 150 kg KCl/ha) BNT 5%
Umur (hari) 59,89 b 58,56 ab 57,44 a 1,82 58,56 58,33 59,00 tn
Keterangan: Angka pada kolom dan baris sama yang diikuti oleh huruf sama bearti tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT α 5% tn = tidak nyata
Tabel 3 menunjukkan bahwa, umur berbunga 53,38 hari, oval umur perlakuan pupuk urea dalam jumlah berbunga 55,63 hari, setengah oval yang lebih tinggi mempercepat umur umur berbunga 54,63 hari, bulat umur berbunga tanaman labu kuning. berbunga 55,88 hari dan lonjong umur Perlakuan 100 kg urea/ha dan 150 kg berbunga 56,25 hari. urea/ha menghasilkan umur berbunga Diameter Buah Tanaman Labu rata-rata sama, meskipun dosis yang Kuning diberikan pada tanaman berbeda. RataHasil analisis ragam diameter rata umur berbunga tercepat berturutbuah tanaman labu kuning menunjukan turut ialah 58.56 dan 57.44 hari. tidak adanya interaksi antara pupuk Hasil penelitian Ramla dan urea dan pupuk KCl antara kedua Riadi (2011), umur berbunga labu faktor perlakuan. Pengaruh pupuk urea kuning berdasarkan dengan dan pupuk KCl terhadap diameter buah karakterisik bentuk buah tanaman tanaman labu kuning dapat dilihat pada diantaranya bentuk bulat gepeng umur Tabel 4. berbunga 50,50 hari, bulat persegi Tabel 4. Pengaruh Pupuk Urea dan Pupuk KCl terhadap Diameter Buah Tanaman Labu Kuning Perlakuan N1 (50 kg urea/ha) N2 (100 kg urea/ha) N3 (150 kg urea/ha) BNT 5% K1 (50 kg KCl/ha) K2 (100 kg KCl/ha) K3 150 kg K/ha) BNT 5%
Rata-rata Diameter Buah (cm) 11.88 14.27 18.48 tn 16.28 14.81 13.54 tn
Keterangan: tn = tidak berbeda nyata
Tabel 4 menjelaskan, perlakuan pupuk urea dan pupuk KCl tidak berpengaruh terhadap diameter buah
tanaman labu kuning. Hal ini diduga karena buah labu kuning mengandung air yang tinggi, sedangkan kondisi
dilapangan ketersediaan air terbatas. dalam struktur tanaman (Gardner et al, Pada kondisi cekaman air proses 2008). metabolisme tanaman terganggu, Jumlah Buah Per Tanaman sehingga berdampak menurunnya Hasil analisis ragam jumlah tekanan turgor sel (Sitepu, 2007). buah per tanaman menunjukan tidak Ketersediaan air di dalam tanah adanya interaksi pupuk nitrogen dan haruslah dalam kapasitas lapang, pada pupuk kalium. Pengaruh pupuk urea kondisi kapasitas lapang kelembaban dan pupuk KCl terhadap jumlah buah tanah dapat terjaga selain itu air per tanaman dapat dilihat pada Tabel 5. sebagai penyuplai proses metabolisme Tabel 5. Pengaruh Pupuk Urea dan Pupuk KCl terhadap Jumlah Buah Per Tanaman Labu Kuning Perlakuan N1 (50 kg urea/ha) N2 (100 kg urea/ha) N3 (150 kg urea/ha) BNT 5% K1 (50 kg KCl/ha) K2 (100 kg KCl/ha) K3 150 kg KCl/ha) BNT 5%
Jumlah Buah Per Tanaman 1.72 1.89 2.00 tn 1.89 1.66 2.06 tn
Keterangan: tn = tidak nyata pada uji BNT α 5%
Dari Tabel 5, rata-rata jumlah buah yang dihasilkan per tanaman hanya 1 sampai 2 buah. Dilihat dari kondisi dilapangan, banyak bunga tanaman yang mengalami pengguguran. Hal ini sangat berampak terhadap jumlah buah yang dihasilkan per tanaman. Menurut Gardner et al (2008), kegagalan pada kebanyakan bunga untuk membentuk set buah dapat disebabkan beberapa hal diantaranya kurangnya penyerbukan, kurangnya pembuahan dan gugur bunga dan buah. Umumnya terjadi karena defisiensi nutriea organik yang berakibat terhadap persaingan antar tanaman sehingga terciptalah tekanan lingkungan yang dapat mengurangi pasokan asimilasi. Dilihat dari morfologi tanaman di lapangan, dosis perlakuan pupuk urea dan pupuk KCl yang optimal dalam mempengaruhi pertumbuhan tanaman labu kuning ialah 100 kg urea/ha dan 50 kg KCl/ha.
Pertumbuhan tanaman yang baik, diharapkan memberikan hasil produksi tanaman yang tinggi juga. Jumlah Buah Per Petak Hasil analisis ragam jumlah buah per petak menunjukan tidak adanya interaksi yang terjadi antara pemberian pupuk urea dan pupuk KCl, namun secara terpisah terdapat pengaruh nyata pemberian pupuk urea terhadap jumlah buah per petak. Pengaruh pupuk nitrogen dan pupuk kalium terhadap jumlah buah per petak tanaman labu kuning dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Pengaruh Pupuk Urea dan Pupuk KCl terhadap Jumlah Buah Per Petak Tanaman Labu Kuning Perlakuan N1 (50 kg urea/ha) N2 (100 kg urea/ha) N3 (150 kg urea/ha) BNT 5% K1 (50 kg KCl/ha) K2 (100 kg KCl/ha) K3 150 kg KCl/ha) BNT 5%
Jumlah Buah Per Petak 3.66 a 6.58 b 8.11 c 1.14 6.67 6.33 5.33 tn
Keterangan: Angka pada kolom dan baris sama yang diikuti oleh huruf sama bearti tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT α 5% tn = tidak nyata
Berdasarkan dari Tabel 6, perlakuan terbaik yang mempengaruhi jumlah buah per petak terdapat pada dosis pupuk urea sebesar 150 kg urea/ha dengan populasi 12 tanaman per petak dan luas petak 7.2 m2. Pelakuan 150 kg urea/ha menghasilkan buah sebesar 8.11 buah per petak, 100 kg urea/ha menghasilkan 6.58 buah per petak dan 50 kg urea/ha menghasilkan 3.66 buah per petak. Sedangkan perlakuan pupuk kalium masih belum menunjukkan pengaruh yang positif. Jumlah buah per petak di pengaruhi oleh ketersedian unsur hara yang diserap tanaman dalam petak percobaan. Dilihat dari pertumbuhan vegetatif tanaman, pemberian pupuk urea sebesar 150 kg urea/ha mempengaruhi pertumbuhan vegetatif
tanaman dengan baik sehingga populasi tanaman dalam petak percobaan mampu memproduksi buah tanaman. Selain itu, jumlah buah per petak sangat di pengaruhi oleh populasi tanaman dalam petak. Banyaknya tanaman dalam petak percobaan diharapkan banyak juga jumlah buah yang dihasilkan tanaman. Bobot Buah Per Tanaman Hasil analisis ragam bobot buah per tanaman menunjukan tidak adanya interaksi yang terjadi antara pemberian pupuk urea maupun pupuk KCl namun secara terpisah perlakuan pupuk urea berpengaruh nyata terhadap bobot buah per tanaman. Pengaruh pupuk urea dan pupuk KCl terhadap bobot buah per tanaman dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7.
Pengaruh Pupuk Urea dan Pupuk KCl terhadap Bobot Buah Per Tanaman Labu Kuning Perlakuan N1 (50 kg urea/ha) N2 (100 kg urea/ha) N3 (150 kg urea/ha) BNT 5% K1 (50 kg KCl/ha) K2 (100 kg KCl/ha) K3 150 kg KCl/ha) BNT 5%
Bobot Buah Per Tanaman (Kg) 0.91 a 1.34 ab 2.18 b 0.88 1.61 1.44 1.39 tn
Keterangan: Angka pada kolom dan baris sama yang diikuti oleh huruf sama bearti tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT α 5% tn = tidak nyata
Berdasarkan dari Tabel 7, dengan dosis 150 kg/ha. Hal ini di duga pemberian pupuk urea dosis 100 kg/ha karena dosis pupuk urea 100 kg/ha dan 150 kg/ha tidak berbeda nyata, merupakan dosis optimal dalam tetapi berbeda nyata terhadap dosis mempengaruhi bobot buah per perlakuan 50 kg/ha. Secara fisik, rata- tanaman. rata bobot buah per tanaman yang Berat Buah Per Petak tertinggi akibat pemberian pupuk Hasil analisis ragam bobot buah nitrogen dosis 150 k N/ha per petak menunjukan adanya interaksi menghasilkan bobot buah 2,18 kg per yang terjadi antara pemberian pupuk tanaman. urea dan pupuk KCl terhadap bobot Dengan di tingkatkannya dosis buah per petak (Lampira 8). Interaksi pupuk nitrogen, bobot buah mengalami pupuk urea dan pupuk KCl terhadap peningkatan, meskipun dosis 100 kg/ha bobot buah per petak dapat di lihat memberikan hasil yang tidak berbeda pada Tabel 8. Tabel 8. Interaksi Pupuk Urea dan Pupuk KCl terhadap Bobot Buah Per Petak Tanaman Labu Kuning Perlakuan N1 (50 kg urea/ha) N2 (100 kg urea/ha) N3 (150 kg urea/ha) BNT 0.05 Keterangan:
Bobot Buah Per Petak (Kg) K1 (50 kg KCl/ha) K2 (100 kg KCl/ha) K3 (150 kg KCl/ha) 2.61 a 2.78 a 2.77 a 10.53 c 6.12 b 11.37 c 16.32 d 17.18 d 11.63 c 1.85
Angka pada kolom dan baris sama yang diikuti oleh huruf sama bearti tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT α 5%
Berdasarkan dari Tabel 8, perlakuan pupuk urea berpengaruh sangat nyata seiring dengan ditingkatkannya dosis yang diberikan pada tanaman. perlakuan 50 kg urea/ha menghasilkan bobot buah per petak terendah, meskipun dosis pupuk KCl yang diberikan ditingkatkan yang terdapat pada kombinasi perlakuan N1K1,
N1K2 dan N1K3. Sedangkan perlakuan pupuk urea dosis 150 kg urea/ha memberikan hasil tertinggi tetapi dosis pupuk KCl masih belum meberikan respon yang positif . Hal ini dapat dilihat dari dosis 50 kg KCl/ha memberiakan hasil yang tidak berbeda nyata dengan dosis perlakuan 150 kg KCl/ha. Bobot buah terbaik terdapat
pada kombinasi perlakuan N3K1(150 Bobot buah per hektar merupakan hasil kg urea/ha dan 50 kg KCl/ha) dan konversi dari bobot buah per petak ke N3K2 (150 kg urea/ha dan 100 kg hektar. Hasil analisis ragam bobot KCl/ha) dengan bobot buah 16,32 kg buah per hektar menujukkan terjadi per petak dan 17,18 kg per petak. interaksi antara pupuk urea dan pupuk Sedangkan bobot buah terendah KCl (lampiran 9). Interaksi pupuk urea terdapat pada kombinasi perlakuan dan pupuk KCl terhadap berat buah 1 N1K1 (50 kg urea/ha dan 50 kg hektar tanaman labu kuning dapat KCl/ha) dengan bobot buah 2,61 kg dilihat pada Tabel 9. per petak. Bobot Buah Per Hektar Tabel 9. Interaksi Pupuk Urea dan Pupuk KCl dalam Luas Lahan 1 Ha. Bobot Buah (t/ha) Perlakuan K1 (50 kg KCl/ha) K2 (100 kg KCl/ha) K3 (150 kg KCl/ha) N1 (50 kg urea/ha) 4.72 a 3.72 a 5.00 a N2 (100 kg urea/ha) 19.03 c 11.06 b 20.78 c N3 (150 kg urea/ha) 29.50 d 31.06 d 21.02 c BNT 0.05 3.35
Berdasarkan Tabel 9, dosis pupuk urea 50 kg/ha sangat berbeda nyata terhadap dosis 150 kg/ha. Sedangkan dosis pupuk KCl, dosis 50 kg/ha berpengaruh nyata terhadap 100 kg/ha. Dari kedua faktor perlakuan, kombinasi perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan N3K1 (150 kg urea/ha dan 50 kg KCl/ha) dan terendah terdapat pada perlakuan N1K2 (50 kg urea/ha dan 100 kg KCl/ha). Bobot buah terbaik terdapat pada perlakuan 150 kg urea/ha dan 50 kg KCl/ha dengan bobot buah sebesar 29.50 ton per hektar dan bobot buah terendah terdapat pada perlakuan 50 kg urea/ha dan 100 kg KCl/ha dimana hanya menghasilkan bobot buah sebesar 3,72 ton per hektar. Pada penelitian yang dilakukan Zuraidan dan Hamdan (2007), hasil buah labu kuning yang dihasilkan di tingkat petani dan di aplikasikan pupuk Phoska 50 kg/ha dan SP-36 menghasilkan 15,920 ton/ha
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan ialah: 1. Pupuk nitrogen berpengaruh terhadap panjang batang, luas daun, umur berbunga, jumlah buah per petak, berat buah pertanaman. Perlakuan dosis 150 kg N/ha memberikan hasil tertinggi tetapi tidak berbeda nyata terhadap dosis 100 kg N/ha. Sedangkan pupuk kalium berpengaruh nyata terhadap luas daun pada umur 14 hst. Dosis 150 kg K/ha tetapi tidak berbeda nyata terhadap dosis 50 kg K/ha. 2. Dilihat dari pertumbuhan tanaman labu kuning, dosis optimal untuk kombinasi pemupukan nitrogen dan pupuk kalium ialah dosis perlakuan 100 kg N/ha dan 50 kg K/ha. 3. Interaksi pupuk kalium terdapat pada parameter bobot buah per petak dan borat buah per hektar. Bobot buah per petak terbaik terdapat pada dosis perlakuan 150 kg N/ha dan 50 kg K/ha
menghasilkan bobot buh sebesar 16.32 kg per petak sedangkan hasil terbaik dalam luas lahan 1 hektar terdapat pada dosis perlakuan 150 kg N/ha dan 50 kg K/ha dengan bobot buah sebesar 29.50 ton/ha. Saran Saran yang dapat di ambil dari hasil penelitian ini ialah perlu di lakukannya penelitian lanjutan terkait dengan dosis optimal pemupukan tanaman labu kuning guna mendapatkan produksi yang optimal
DAFTAR PUSTAKA Gardner, F.P., R.B. Pearce dan R.L. Mitchel. 2008. Fisiologi Tanaman Budidaya (Terjemahan Hermawati Susilo). Universitas Indonesia Press, Jakarta. 428 Hlm. Gunawan, R. 2007. Budidaya Labu. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Hulopi. F. 2012. Penggunaan Pupuk N P K pada Tanah Bekas Pemberian Bahan Organik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Kacang Hijau. Buana Sains. 12(1). Kurniawan, D. 2010. Fungsi Unsur Hara Makro. http: // old.denidi.com/2007/11/ fungsiunsu-hara-makro-n-p-k. html. Diakses 15-08-2014. Lakitan. B. 2012. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Pt Rajagrafindo Persada. Jakarta Lingga. P. & Marsono. 2008. Petunjuk Pengguaan pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.
Masud. A. 2013. Pertumbuhan dan Produksi Mentimun (Cucumis sativus L) pada pemberian Pupuk Nitrogen. Universitas Negeri Gorontalo. 1(1). Ramla dan Riadi, M. 2011. Karakteristik dan Kolerasi Antara Sifat Vegetatif dan Generatif Pada Tanaman Labu Kuning. Jurnal Agronomika. 1(1). Sastrosupadi, A. 2000. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian. Yogyakarta. Kanisius. Sitepu, P., M., 2007. Pengaruh Arang Sebagai Campuran Media Tumbuh Dan Intensitas Penyiraman Terhadap Pertumbuhan Bibit Mahoni (Swietenia Macrophylla King). Universitas Sumatera Utara, Medan. Sitompul, S, M. dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Sudarto, Y. 1993. Budidaya Waluh. Yogyakarta. Kanisius. Tresya. M. D. 2013. Pengaruh pemberian pupuk KCl terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman menimun (Cucumis sativus L). Universitas Negeri Gorontalo. 1(1). Yuliani, S., Winarti, C., Nurhayati, W., 2005. Karakteristik Fisik Kimia Labu Kuning Pada Berbaai Tingkat Kematang. Prosding Seminar Nasional. Jambi. Zuraida, R., dan Hamdan, A. 2008. Upaya Peningkatan Pendapatan Usaha Tani Padi dan Sayuran di lahan Lebak Kalimantan Selatan. Pusat Analisi Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Departemen Pertanian Bogor