PENGARUH PUBLIKASI LAPORAN KEUANGAN TERHADAP REAKSI INVESTOR (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2015) Gladys Bella Novenna Rettob Sutrisno T. Universitas Brawijaya, Jl. MT. Haryono 165, Malang E-mail:
[email protected]
ABSTRACT Investor’s reactions are responds showed by investor towards information given by the company. If the announcement contains informations then it is expected that the informations accepted properly by the investor and giving a certain reaction such as stock trading volume and stock price movement. Information given by the company may be in the form of accounting informations namely financial report. Financial report is a summary of accounting registration made by company management as an accountability act and as one of consideration substances for investor to conduct investation. This research employs event study to examine information substances in financial report. This research is conducted with observation window throughout 11 days of observation. The sample from this research is manufacture company which is registered in stock exchange period 20142015. The amount of samples in this research are 70 companies. Hypothesis examination in this research is using Wilcoxon test. Hypothesis examination outcome in this research statistically giving result that is no differences towards investor’s reaction in form of the average of trading volume activity and abnormal return at the time of before nor after the publication of financial report. Keywords: Event Study, Investor’s Reaction. 1. Latar Belakang Reaksi investor merupakan respon yang ditunjukkan oleh para investor terhadap pengumuman yang diberikan oleh perusahaan. Jika pengumuman mengandung informasi (information content), maka diharapkan informasi diterima secara baik oleh investor dan memberikan suatu reaksi pada waktu pengumuman tersebut terjadi. Adanya informasi buruk (bad news) dan informasi baik (good news) yang diterima oleh para pelaku pasar membuat para pelaku pasar melakukan reaksi. Reaksi investor ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham (return saham) perusahaan tertentu yang mencolok pada saat pengumuman laba yaitu terdapat perbedaan yang cukup besar antara return yang terjadi dengan return harapan (Suwardjono, 2005:491). Perubahaan harga saham yang cukup mencolok terjadi karena adanya perbedaan yang cukup besar antara return yang terjadi (actual return) dengan return harapan (expected return), atau terjadi return kejutan atau abnormal return pada saat pengumuman
laporan tahunan. Pergerakan harga saham ini mengasumsikan bahwa adanya kegunaan informasi dari pengumuman laporan tahunan Suatu reaksi yang ditunjukkan oleh pasar dapat pula tercermin dari adanya perubahan volume perdagangan saham. Volume perdagangan merupakan ukuran dari besar kecilnya suatu saham yang diperdagangkan di pasar modal. Besarnya volume perdagangan dapat diketahui dengan mengamati indikator dari aktivitas volume perdagangan (Trading Volume Activity / TVA). Aktivitas volume perdagangan saham ini menunjukkan bahwa informasi yang dihasilkan dari laporan tahunan mampu mempengaruhi sebuah keputusan investor sehingga menunjukkan adanya aktivitas perdagangan di pasar modal berupa perubahan volume perdagangan saham tersebut. Menurut Apriliyastuti dan Andayani (2015) informasi akuntansi yang diberikan perusahaan akan direspon oleh investor atau pelaku pasar. Investor memerlukan suatu informasi akuntansi sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi di pasar modal. Informasi akuntansi yang dibutuhkan investor dapat berupa laporan tahunan. Laporan tahunan merupakan bagian dari informasi akuntansi yang dibuat oleh pihak manajemen perusahaan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pihak internal perusahaan dan sebagai sarana informasi bagi pihak eksternal perusahaan. Menurut Maith (2013) laporan tahunan umumnya disajikan untuk memberi informasi mengenai posisi-posisi keuangan, kinerja dan arus kas suatu perusahaan dalam periode tertentu. Informasi tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan tahunan dalam rangka membuat keputusan-keputusan. Susilo (2009) menyatakan bahwa laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang memuat informasi-informasi dan memberikan keterangan-keterangan mengenai data ekonomi perusahaan yang terdiri dari daftar-daftar yang menunjukan posisi keuangan dan hasil kegiatan perusahaan untuk satu periode. Informasi yang dihasilkan oleh laporan tahunan ini digunakan calon investor sebagai dasar pengambilan keputusannya karena laporan tahunan merupakan cerminan dari kinerja suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi. Menurut Maith (2013) laporan tahunan juga mampu memberikan gambaran mengenai potensi yang dapat terjadi pada perusahaan dimasa yang akan datang. Informasi mengenai laporan tahunan ini wajib untuk disediakan oleh perusahaan khususnya perusahaan yang go public agar calon investor dapat memperoleh informasi yang cukup untuk memahami segala sesuatu yang berhubungan dengan kondisi perusahaan sehingga memberikan perasaan aman bagi para investor dalam melakukan investasi. Perasaan aman yang dirasakan para investor ini adalah syarat utama yang mendorong keputusan investor untuk melakukan investasi. Vahini dan Putra (2015) menyatakan bahwa laporan tahunan yang memiliki kandungan informasi ialah apabila dengan dilakukannya publikasi atas laporan tahunan tersebut menyebabkan para investor bereaksi untuk melakukan transaksi berupa penjualan, pembelian maupun keputusan untuk mempertahankan kepemilikan saham karena para calon investor memperoleh informasi yang jelas terkait dengan kondisi perusahaan apakah dalam keadaan yang stabil.
2. Landasan Teori 2.1 Teori Sinyal (Signaling Theory) Teori sinyal merupakan teori yang menekankan bahwa setiap informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan mampu mempengaruhi keputusan investasi dari pihak investor. Menurut Hartono (2000: 392) informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan sinyal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Jika disesuaikan dengan signalling theory, maka dapat diuraikan lagi bahwa apabila ada informasi akuntansi yang bersifat positif yang disampaikan oleh perusahaan kepada pasar, maka investor akan menangkap sinyal positif tersebut dan mendorong adanya aksi beli. Sebaliknya apabila investor menerima sinyal negatif dari perusahaan, maka investor akan merespon negatif dengan melakukan aksi jual. Dalam merespon sinyal yang disampaikan oleh emiten reaksi yang ditunjukkan oleh investor dapat menunjukkan reaksi yang beragam sesuai dengan kemampuan dalam menganalisia laporan keuangan. Ketika emiten berusaha menyampaikan sinyal positif terkait kinerjanya, namun investor jenis ini tidak memberi respon terhadap sinyal tersebut, atau dengan kata lain tidak menggunakan informasi akuntansi. Investor jenis ini pula cenderung tidak canggih dalam menganalisa laporan keuangan perusahaan. Investor jenis ini tergolong sebagai naive investor dimana informasi akuntansi tidak bisa diinterpretasikan karena ketidakmampuannya dalam menganalisis laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan (Watts dan Zimmerman, 1986:160). Jenis investor lain ialah sophisticated investor dimana investor jenis ini memiliki kecanggihan dalam menganalisa informasi akuntansi, bahkan mampu merespon setiap perubahan informasi akuntansi, bahkan kebijakan akuntansi yang diterapakan manajemen perusahaan (Aprilianto, Wulandari dan Kurrohman, 2014). Ketika informasi diumumkan, pihak yang berkepentingan akan menerima informasi tersebut, selanjutnya informasi yang diterima akan diinterpretasikan dan dianalisis sebagai sinyal baik (good news) atau sinyal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai sinyal baik bagi investor, maka terjadi perubahan pada harga saham dan volume perdagangan saham. Dengan demikian teori sinyal menyatakan adanya hubungan antara publikasi informasi berupa publikasi laporan keuangan terhadap fluktuasi harga saham dan volume perdagangan saham. 2.2 Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1 paragraf 9 tahun 2015, “laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas”. Laporan keuangan adalah ringkasan dari pencatatan akuntansi yang dibuat oleh pihak manajemen perusahan sebagai bentuk pertanggung jawaban dan sebagai salah satu bentuk pengukuran kinerja perusahaan selama perode tertentu. Laporan keuangan yang diungkapkan dalam laporan tahunan meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan ini wajib diaudit oleh auditor independen sebagai wujud dari transparansi keuangan perusahaan. Laporan non keuangan yang diungkapkan dalam laporan tahunan meliputi laporan manajemen yang berisi informasi penting mengenai perusahaan seperti laporan dewan komisaris, laporan direksi, kinerja perusahaan selama satu periode, profil perusahaan, strategi perusahaan, prospek perusahaan,
dan informasi penting lainnya yang berhubungan dengan perusahaan. Menurut PSAK No.1 paragraf 9 tahun 2015, “tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomik”. Laporan keuangan selain bertujuan untuk memberikan informasi mengenai kinerja keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Laporan keuangan sebaiknya memuat informasi yang relevan dan mengungkapkan informasi yang dianggap penting untuk diketahui oleh pengguna laporan baik pihak dalam maupun pihak luar. Semua investor memerlukan informasi untuk mengevaluasi risiko relatif setiap perusahaan sehingga dapat melakukan investasi berupa diversifikasi portofolio dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika suatu perusahaan ingin sahamnya dibeli oleh investor maka perusahaan harus melakukan pengungkapan laporan keuangan secara terbuka dan transparan serta mampu memberi informasi mengenai gambaran umum mengenai keadaan yang terjadi pada perusahaan. 2.3 Studi Peristiwa (Event Study) Studi peristiwa (event study) disebut juga dengan nama analisis residual (residual analysis) atau pengujian indeks kinerja tak normal (abnormal performance index test) atau pengujian reaksi pasar (market reaction test). Bowman (1983) mendefinisikan suatu studi peristiwa sebagai studi yang melibatkan analisis perilaku harga sekuritas sekitar waktu suatu kejadian atau pengumuman informasi. Penelitian studi peristiwa meneliti reaksi pasar karena terdapat suatu peristiwa. Pasar akan bereaksi pada peristiwa yang mengandung informasi. Suatu peristiwa dapat diibaratkan sebagai suatu kejutan (surprise) atau sesuatu yang tidak diharapkan (unexpected). Semakin besar kejutannya, semakin besar reaksi pasarnya. Reaksi pasar dari suatu peristiwa diproksikan dengan abnormal return. Abnormal return yang bernilai nol menunjukkan bahwa pasar tidak bereaksi terhadap peristiwa yang terjadi. Jika pasar bereaksi terhadap peristiwa yang terjadi, maka akan diperoleh abnormal return signifikan berbeda dengan nol. Tanda dari abnormal return positif atau negatif menunjukkan arah reaksi pasar terjadi akibat kabar baik atau buruk. Peristiwa kabar baik diharapkan akan direaksi secara positif oleh pasar, begitu juga sebaliknya kabar buruk akan direaksi secara negatif oleh pasar. Suatu peristiwa atau informasi dianggap sebagai kabar baik atau kabar buruk dihubungkan dengan nilai ekonomis yang dikandungnya. Jika suatu peristiwa atau informasi mengandung nilai ekonomis meningkatkan nilai perusahaan, maka dikategorikan sebagai kabar baik. Jika peristiwa tersebut mengandung nilai ekonomis menurunkan nilai perusahaan, maka termasuk sebagai kabar buruk. Selain menggunakan abnormal return, reaksi pasar juga dapat ditunjukkan dengan adanya perubahan volume perdagangan saham yang diukur dengan trading volume activity (TVA). Dengan menggunakan volume perdagangan saham, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mengandung informasi mengakibatkan tingkat permintaan saham akan lebih tinggi daripada tingkat penawaran saham sehingga volume perdagangan saham mengalami peningkatan. Sebaliknya, jika pengumuman tidak mengandung informasi maka tingkat permintaan saham akan lebih rendah dibandingkan tingkat penawaran saham sehingga volume perdagangan saham mengalami penurunan.
2.4 Abnormal Return Abnormal return merupakan selisih antara actual return dengan expected return. Menurut Hartono (2010:94), abnormal return merupakan kelebihan dari imbal hasil yang sesungguhnya terjadi (actual return) terhadap imbal hasil normal. Imbal hasil normal merupakan imbal hasil ekspektasi (expected return) atau imbal hasil yang diharapkan oleh investor. Dengan demikian imbal hasil tidak normal (abnormal return) adalah selisih antara imbal hasil sesungguhnya yang terjadi dengan imbal hasil ekspektasi. Brown dan Warner (1985) mengestimasi return ekspektasi menggunakan model meanadjusted model, market model, dan market adjusted model. Dalam penelitian ini akan digunakan market adjusted model (model disesuaikan pasar) karena dianggap bahwa penduga terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar. 2.5 Volume Perdagangan Volume perdagangan saham merupakan rasio antara jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu terhadap jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu Husnan (2005). Jumlah saham yang diterbitkan tercermin dalam jumlah lembar saham saat perusahaan tersebut melakukan emisi saham. Aktivitas perdagangan saham (Trading Volume Activity/TVA) dapat digunakan sebagai salah satu indikator untuk melihat reaksi investor. Trading Volume Activity merupakan perbandingan antara jumlah saham yang diperdagangkan dengan jumlah saham yang beredar pada periode waktu tertentu. Berdasarkan teori sinyal serta hasil penelitian yang dilakukan oleh Dianto dan Anastasia (2013), Mellifera (2009) dan Cholidi (2008) yang mendukung teori sinyal pada akuntansi positif menjadi dasar penulis mengajukan hipotesis antara dua variabel dalam rumusan proporsi yang dapat diuji secara empiris, yaitu: : Terdapat perbedaan antara rata – rata volume perdagangan saham sebelum dan sesudah publikasi laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. : Terdapat perbedaan antara rata - rata abnormal return sebelum dan sesudah publikasi laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Metode Penelitian 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dari penelitian ini ialah perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode 2014 – 2015. Perusahaan manufaktur dipilih sebagai objek penelitian ini karena perusahaan manufaktur dianggap lebih membutuhkan sumber dana jangka panjang, dimana sumber dana jangka panjang yang berasal dari hasil investasi saham dari para investor yang berguna untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan khususnya perusahaan manufaktur. Alasan pendukung lain yang mendorong peneliti menggunakan perusahaan manufaktur sebagai populasi penelitian ini dikarenakan perusahaan
manufatur merupakan perusahaan yang memiliki jumlah populasi yang terbesar dari total perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sehingga peneliti berharap dengan dipilihnya perusahaan manufaktur sebagai populasi dalam penelitian, peneliti dapat memperooleh sampel yang besar yang diharapkan dapat mewakili keadaan pasar yang sebenarnya. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel non probability sampling. Teknik pengambilan sampel non probability sampling ini dapat dilakukan dengan cara purposive sampling dengan tipe judgement sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang didasarkan pada ciri – ciri tertentu yang dipandang mempunyai kaitan erat dengan populasi yang diketahui sebelumnya (Zuriah, 2007:124). Kriteria – kriteria yang berkaitan erat dengan populasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan – perusahaan manufaktur yang telah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dan yang secara terus menerus terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2014 – 2015. 2. Perusahaan – perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh Auditor Independen dalam periode tahun 2014 – 2015 dengan menyertakan tanggal publikasi laporan keuangan dengan jelas. 3. Perusahaan yang sahamnya biasanya aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia sesuai dengan Surat Edaran Bursa Efek Jakarta No. SE-03/BEJ/II-1/1/1994 dimana saham di BEI dikatakan aktif apabila frekuensi perdagangan selama tiga bulan sebanyak 75 kali atau lebih. Berdasarkan kriteria tersebut, maka sampel dalam penelitian ini sebanyak 70 perusahaan dari 140 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Sehingga total pengamatan penelitian ini berjumlah 140 pengamatan. 3.2 Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang mengamati reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang terjadi atau biasa disebut dengan studi peristiwa. Reaksi pasar terhadap suatu pengumuman dapat dilihat dari variabel pada penelitian ini. Adapun variabel ada penelitian ini ialah: 1. Volume Perdagangan Volume perdagangan saham berarti jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu terhadap jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu. Aktivitas perdagangan saham Trading Volume Activity (TVA) dapat digunakan sebagai salah satu indikator untuk melihat reaksi investor atas volume perdagangan saham yang diperjual belikan di pasar modal. Data volume perdagangan saham pada saat penutupan dilihat dari H5 (5 hari sebelum publikasi laporan keuangan) dan H+5 (5 hari sesudah publikasi laporan keuangan) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Waktu peristiwa didasarkan pada penelitian sebelumnya untuk memudahkan pengamatan karena reaksi pasar berlangsung sangat cepat disekitar tanggal publikasi serta menghindari adanya confounding effect. Cara menghitung volume aktivitas perdagangan saham adalah dengan menggunakan rumus berikut ini: TVA =
Saham Perusahaan yang diperdagangkan Pada Waktu t Saham Perusahaan yang Tercatat di BEI Pada Waktu t
2. Abnormal Return Abnormal return berarti Jumlah dari selisih antara tingkat keuntungan yang sebenarnya dengan tingkat keuntungan yang diharapkan. Data yang diteliti merupakan harga saham harian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dimana data harga saham pada saat penutupan dilihat dari H-5 (5 hari sebelum publikasi laporan keuangan) dan H+5 (5 hari sesudah publikasi laporan keuangan) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Waktu peristiwa didasarkan pada penelitian sebelumnya untuk memudahkan pengamatan karena reaksi pasar berlangsung sangat cepat disekitar tanggal publikasi serta menghindari adanya confounding effect. Untuk mendapatkan nilai Abnormal Return, diperlukan beberapa langkah, yaitu dengan menghitung Actual Return saham selama event period. Untuk menghitung Actual Return digunakan rumus sebagai berikut: Pit – Pit-1 Rit = Pit-1 Dimana: Rit = return saham i pada hari t Pn = harga saham i pada hari t Pit-1 = harga saham i pada hari t-1 Untuk menghitung Return yang diharapkan (expected Return) saham harian selama event period penelitian ini menggunakan model market adjusted, menurut Bambang (2002) menyebutkan bahwa expected return untuk semua sekuritas diasumsikan sama (mendekati ekuivalen) dengan expected return pasar pada periode tersebut, yaitu : E (Ri) = E(Rmt) Dimana: E (Ri) = Expected Return saham i E(R mt)= Expected Return pasar Karena nilai Expected Return saham sama dengan return pasar, maka rumus Expected Return adalah dengan menggunakan rumus return pasar sebagai berikut: IHSGt – IHSGt-1 Rmt = IHSGt-1 Dimana: R mt = Return pasar IHSGt = Index harga saham Gabungan pada hari t IHSGt-1 = Index harga saham Gabungan pada hari t-1 Market Adjusted Model yang digunakan dalam penelitian ini memiliki asumsi bahwa expected return semua saham atau emiten sama (mendekati ekuivalen) dengan expected return pasar, maka akan diperoleh rumus sebagai berikut : ARit = Rit - Rmt Dimana: ARit = abnormal return saham i pada hari t Rit = actual return saham i pada hari t R mt = return pasar pada hari t (IHSG hari t)
Tahap berikutnya adalah menghitung rata-rata Abnormal Return atau Average Abnormal Return (AAR) dan Cummulative Average Abnormal Return (CAAR) saham pada hari t. AAR diperoleh dengan rumus sebagai berikut: t 5
CARit =
AR it
t -5
Dimana : CARit Adalah rata-rata abnormal return saham pada hari t 3.3 Metode Analisis Data Untuk melihat perbedaan volume perdagangan saham dan harga saham sebelum dan sesudah publikasi laporan keuangan ada beberapa tahapan uji statistik yang harus dilakukan yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal ataukah tidak. Uji normalitas akan berpengaruh pada penggunaan alat test statistik dalam uji keefektivan model, apakah akan menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. Dengan menggunakan SPSS, uji normalitas dapat menggunakan rumus One Sample Kolmogorov Smirnov. Data dikatakan normal jika nilai probabilitas statistik menunjukkan >0.05 yang artinya data tersebut tidak berbeda dengan kurva normal. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kelompok responden berasal dari populasi yang sama atau tidak. Dengan menggunakan SPSS peneliti dapat melakukan penghitungan test of homogenity of variance. Jika data hasil perhitungan pada uji normalitas menunjukkan bahwa distribusi data adalah normal, maka analisis statistik yang digunakan untuk uji keefektivan model statistik parametrik (Paired Sampling t-Test).Sebaliknya jika data berdistribusi tidak normal maka uji keefektivan model menggunakan statistik non parametrik (Wilcoxon Signed Rank Test). Dengan demikian metode tersebut dimaksudkan untuk membedakan rata – rata volume perdagangan saham dan harga saham sebelum dan sesudah publikasi laporan keuangan. Analisis dilakukan dengan menggunaka program SPSS. 4. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistika Deskriptif Variabel Penelitian Statistika deskriptif bertujuan untuk melihat karakteristik data pada masing-masing variabel terdiri dari nilai rata-rata, maksimum, dan minimum. Hasil statistika deskriptif sebagai berikut: Tabel 4.1. Statistika deskriptif variabel penelitian Variabel Rata-rata Minimum Maksimum TVA Sebelum (1) 0.0010400 0.0000001 0.0292784 Sesudah (2) 0.0009495 0.0000001 0.0212571 CAR Sebelum (1) -0.0100554 -0.9728625 0.5310284 Sesudah (2) -0.0069422 -0.6974356 0.4532619 Sumber Data: Lampiran 1
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa variabel Trading Volume Activity (TVA) pada periode sebelum tanggal publikasi menghasilkan nilai rata-rata sebesar 0.0010400 dengan nilai minimum 0.0000001 dan nilai maksimum sebesar 0.0292784. Variabel TVA pada periode setelah tanggal publikasi menghasilkan nilai rata-rata sebesar 0.0009495 dengan nilai minimum 0.0000001 dan nilai maksimum 0.0212571. Dari angka tersebut dapat dilihat bahwa terjadi penurunan variabel TVA dari periode sebelum tanggal publikasi hingga periode setelah tanggal publikasi. Berdasarkan tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa variabel Cumulative Abnormal Return (CAR) pada periode sebelum tanggal publikasi menghasilkan nilai rata-rata sebesar 0.0100554 dengan nilai minimum -0.9728625 dan nilai maksimum 0.5310284. Variabel CAR pada periode setelah tanggal publikasi menghasilkan nilai rata-rata sebesar -0.0069422 dengan nilai minimum -0.6974356 dan nilai maksimum 0.4532619. Dari angka tersebut dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan variabel CAR dari periode sebelum tanggal publikasi hingga periode setelah tanggal publikasi. 4.2 Hasil Pengujian Asumsi Klasik (Normalitas) Sebelum pengujian terhadap hipotesis penelitian, maka dilakukan pengujian pendahuluan yaitu uji normalitas untuk melihat apakah data terdistribusi normal atau data tidak berdistribusi normal. Jika data menunjukkan berdistribusi normal, maka dilakukan uji statistika parametrik yaitu uji paired t test dan jika data menunjukkan tidak berdistribusi normal, maka dilakukan uji statistika non parametrik yaitu uji wilcoxon. Metode yang dilakukan adalah dengan uji one sample Kolmogorov-Smirnov. Data dinyatakan berdistribusi normal dengan nilai signifikansi di atas 0.05, dan sebaliknya data dinyatakan tidak berdistribusi normal dengan nilai signifikansi di bawah 0.05. Hasil uji normalitas dari penelitian ini menunjukkan hasil sebagai berikut: Tabel 4.2. Uji Normalitas Data Signifikansi Periode TVA CAR Sebelum (1) 0.000 0.000 Sesudah (2) 0.000 0.000 Sumber Data: Lampiran 2 Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa data dari variabel Trading Volume Activity (TVA) tidak berdistribusi normal. Nilai signifikansi variabel TVA pada periode sebelum sebesar 0.000, dan nilai signifikansi variabel TVA pada periode sesudah sebesar 0.000, angka tersebut lebih kecil dari 0.05 yang menunjukkan data tidak berdistribusi normal. Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa data dari variabel Cumulative Abnormal Return (CAR) tidak berdistribusi normal seperti hasil yang ditunjukkan variabel TVA. Nilai signifikansi variabel CAR pada periode sebelum sebesar 0.000 dan nilai signifikansi variabel CAR pada periode sesudah sebesar 0.000, angka tersebut lebih kecil dari 0.05 yang menunjukkan data tidak berdistribusi normal. Hasil uji normalitas pada penelitian ini menunjukkan bahwa data pada variabel TVA maupun variabel CAR baik pada periode sebelum dan sesudah menunjukkan bahwa data tidak berdistribusi normal dan dengan alasan tersebut maka selanjutnya dilakukan pengujian
statistika non parametrik dengan menggunakan uji statistik non parametrik yaitu wilcoxon signed rank test dengan distribusi Z. 4.3 Hasil Pengujian Hipotesis (Uji Wilcoxon) Pengujian untuk dua kelompok sampel berpasangan dilakukan untuk menguji apakah terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara rata-rata nilai TVA dan CAR pada periode sebelum dan sesudah tanggal publikasi. Metode yang digunakan adalah uji wilcoxon dikarenakan pada pengujian sebelumnya diketahui bahwa data pada penelitian ini tidak berdistribusi normal maka hipotesis analisis yang digunakan adalah sebagai berikut: H0: Tidak terdapat perbedaan rata-rata volume perdagangan dan abnormal return saham antara sebelum dan sesudah. H1: Terdapat perbedaan rata-rata volume perdagangan dan abnormal return saham antara sebelum dan sesudah. Dengan kriteria pengujiannya jika nilai signifikansi menunjukkan hasil < 0.05, maka H0 ditolak, dan jika nilai signifikansi menunjukkan hasil > 0.05, maka H0 diterima. 4.3.1 Variabel Trading Volume Activity (TVA) Hasil pengujian wilcoxon pada variabel Trading Volume Activity (TVA) adalah sebagai berikut: Tabel 4.3. Hasil Uji Wilcoxon Variabel TVA TVA_2 - TVA_1 Z
-0.637
Asymp. Sig. (2-tailed)
0.524
Sumber Data: Lampiran 3 Berdasarkan tabel 4.3 pengujian wilcoxon pada variabel TVA pada periode sebelum (1) dan sesudah (2) tanggal publikasi, didapatkan nilai Z sebesar -0.637 dengan nilai signifikansi sebesar 0.524. Dengan nilai Z yang lebih besar dari Z tabel (-0.637 > -1.96) dan signifikansi lebih besar dari α (0.524 > 0.05), maka diambil keputusan bahwa H 0 diterima yang berarti tidak terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan (tidak nyata) antara rata-rata nilai TVA pada periode sebelum dan sesudah tanggal publikasi atau dengan kata lain peningkatan rata-rata variabel TVA dari periode sebelum ke periode sesudah tidak signifikan (angka relatif sama). 4.3.2 Variabel Cumulative Abnormal Return (CAR) Hasil pengujian wilcoxon pada variabel Cumulative Abnormal Return (CAR) adalah sebagai berikut :
Tabel 4.4. Hasil Uji Wilcoxon Variabel CAR
Z Asymp. Sig. (2tailed)
CAR_2 CAR_1 -0.131 0.896
Sumber Data: Lampiran 4 Berdasarkan tabel 4.4 pengujian wilcoxon pada variabel CAR pada periode sebelum (1) dan sesudah (2) tanggal publikasi, didapatkan nilai Z sebesar -0.131 dengan nilai signifikansi sebesar 0.896 dengan nilai Z yang lebih besar dari Z tabel (-0.131 > -1.96) dan signifikansi lebih besar dari α (0.896 > 0.05), maka diambil keputusan H 0 diterima yang berarti tidak terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan (tidak nyata) antara ratarata nilai CAR pada periode sebelum dan sesudah tanggal publikasi atau dengan kata lain penurunan rata-rata variabel CAR dari periode sebelum ke periode sesudah tidak signifikan (angka relatif sama). 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian Setelah dilakukan analisa data dengan menggunakan metode statistik uji wilcoxon maka dapat didiskripsikan hasil uji hipotesis pada penelitian ini ialah sebagai beriku Tabel 4.5 Ikhtisar Hasil Uji Hipotesis No Hipotesis Statement Nilai Nilai Keterang . Probabilitas Probabilitas an Statistik 1 Terdapat perbedaan rata – 0,524 0,05 Tidak rata volume perdagangan Didukung antara sebelum dan setelah publikasi laporan keuangan pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2 Terdapat perbedaan rata – 0,896 0,05 Tidak rata abnormal return antara Didukung sebelum dan setelah publikasi laporan keuangan pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Sumber : Data Diolah, 2016
4.4.1 Pembahasan Hasil Uji Hipotesis 1 ( ) Hasil pengujian pada penelitian ini tidak menemukan adanya perbedaan yang signifikan terhadap TVA perusahaan sebelum maupun setelah peristiwa publikasi laporan keuangan sehingga tidak sesuai dengan teori sinyal yang menyatakan bahwa setiap kejadian yang terkait dengan perusahaan memiliki kandungan informasi sebagai suatu sinyal (Vahini dan Putra, 2015). Menurut Besley dan Brigham (2008:517) sinyal adalah sebuah tindakan yang dimbil oleh manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk kepada investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Sinyal yang diperoleh investor melalui laporan keuangan ini tidak memiliki kandungan informasi yang cukup sebagai dasar pengambilan keputusan dalam melakukan investasi. Menurut Hartono (2000:392) suatu peristiwa dianggap memiliki kandungan informasi apabila dari peristiwa tersebut menyebabkan para pelaku pasar melakukan reaksi perdagangan. Penelitian ini menunjukkan bahwa pelaku pasar tidak melakukan reaksi perdagangan melalui perubahan TVA setelah peristiwa publikasi laporan keuangan terjadi. Hal ini dapat terjadi karena laporan keuangan sebagai informasi akuntansi tidak cukup kuat untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan. Menurut SFAC No.1 Tahun 1978 paragraf 17 – 23 menyatakan bahwa informasi akuntansi memiliki keterbatasan mendasar yaitu informasi akuntansi lebih banyak menggunakan informasi keuangan dan tidak mengungkapkan informasi non keuangan, informasi akuntansi lebih memusatkan pada perusahaan sebagai individu dan tidak menyajikan informasi mengenai industri dan perekonomian secara keseluruhan. Kelemahan lain dari informasi keuangan menurut SFAC No.1 Tahun 1978 ialah informasi yang dihasilkan berupa taksiran dan terbatas pada informasi masa lalu, selain itu informasi akuntansi hanya salah satu sumber informasi bagi investor. Kurangnya informasi yang diperoleh dari informasi akuntansi berupa laporan keuangan ini yang menyebabkan aktivitas perdagangan saham tidak terpengaruh oleh peristiwa publikasi laporan keuangan, sehingga tidak terdapat perbedaan volume perdagangan saham yang signifikan sebelum dan setelah publikasi laporan keuangan. 4.4.2 Pembahasan Hasil Uji Hipotesis 2 ( ) Hasil pengujian ini sama dengan hasil pengujian yang ditunjukkan oleh pengujian yaitu tidak terdapat perbedaan rata – rata yang signifikan untuk masing – masing variabel pada periode sebelum (1) dan sesudah (2) tanggal publikasi laporan keuangan. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan Mellifera (2009) yang menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan rata – rata harga saham antara sebelum dan sesudah peristiwa penerbitan laporan keuangan namun mendukung penelitian yang dilakukan oleh Vahini dan Putra (2015) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara harga saham sebelum publikasi laporan keuangan dan harga saham sesudah publikasi laporan keuangan. Hasil pengujian pada penelitian ini tidak menemukan adanya perbedaan yang signifikan terhadap CAR perusahaan sebelum maupun setelah peristiwa publikasi laporan keuangan sehingga tidak sesuai dengan teori sinyal yang menyatakan bahwa setiap kejadian yang terkait dengan perusahaan memiliki kandungan informasi sebagai suatu sinyal (Vahini dan Putra, 2015). Menurut Hartono (2000:392) suatu peristiwa dianggap memiliki kandungan informasi apabila dari peristiwa tersebut menyebabkan para pelaku pasar melakukan reaksi perdagangan yang menyebabkan peningkatan return yang selanjutnya ditunjukkan oleh adanya abnormal return. Reaksi pasar tersebut tercermin dalam pergerakan harga saham di
sekitar tanggal pengumuman dari suatu peristiwa. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan abnormal return. Jika digunakan abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar. Sebaliknya yang tidak mengandung informasi tidak memberikan abnormal return kepada pasar, tetapi tidak menguji seberapa cepat pasar itu bereaksi (Hartono, 2000:392). Penelitian ini menunjukkan bahwa pelaku pasar tidak melakukan reaksi perdagangan melalui perubahan abnormal return setelah peristiwa publikasi laporan keuangan terjadi. Hal ini dapat terjadi karena adanya kebocoran informasi sebelum publikasi laporan keuangan dipublikasikan. Penyebab lain yang dapat terjadi ialah laporan keuangan sebagai informasi akuntansi tidak cukup kuat untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan. Menurut Munawir (2007) laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor – faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang misalnya reputasi dan prestasi perusahaan. Terdapat faktor – faktor lain yang mempengaruhi fluktuasi harga saham. Menurut Alwi (2008:87) faktor – faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat berasal dari internal dan eksternal. Faktor internal yang dapat mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat berupa pengumuman penjualan, pengumuman pendanaan, pengumuman badan direksi manajemen, pengumuman pengambilalihan diversifikasi, dan pengumuman investasi. Faktor eksternal yang mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat berupa pengumuman dari pemerintah, pengumuman hukum, pengumuman industri sekuritas, gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar serta isu – isu yang terjadi baik dari dalam maupun luar negeri. Kurangnya informasi yang diperoleh dari informasi akuntansi berupa laporan keuangan ini dan adanya kebocoran informasi sebelum peristiwa publiksi laporan keuangan yang menyebabkan harga saham tidak terpengaruh oleh peristiwa publikasi laporan keuangan, sehingga tidak terdapat perbedaan harga saham yang signifikan sebelum dan setelah publikasi laporan keuangan. 5. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah tidak terdapat pengaruh publikasi laporan keuangan terhadap rata – rata volume perdagangan saham dan rata – rata abnormal return. Hal ini dapat terjadi karena terdapat kebocoran informasi sebelum publikasi laporan keuangan, selain itu laporan keuangan sebagai informasi akuntansi tidak cukup kuat untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor – faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang. Faktor lain yang dapat mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat berupa informasi non keuangan seperti faktor internal yaitu pengumuman badan direksi manajemen dan faktor eksternal berupa pengumuman dari pemerintah, pengumuman hukum, pengumuman industri sekuritas, gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar serta isu – isu yang terjadi baik dari dalam maupun luar negeri. Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu keterbatasan penelitian di mana penulis tidak memperhitungkan karakteristik emiten ditinjau dari sektor industri karena tentunya risiko bisnis
tiap sektor industri tidak sama sehingga tidak dapat diperbandingkan, akan tetapi bila difokuskan pada sektor industri tertentu membawa akibat kesimpulan tidak merepresentasikan BEI. Bagi peneliti selanjutanya diharapkan peneliti dapat memisahkan sampel perusahaan yang mengalami laba dan perusahaan yang mengalami rugi sehingga dapat menggambarkan keadaan pasar yang sesungguhnya selain itu diharapkan data tidak hanya terbatas pada 2 periode saja sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasikan dan dapat meminimalisir adanya bias pada pengamatan. Bagi investor sebaiknya melakukan analisis informasi lain selain laporan keuangan karena pada penelitian ini diketahui bahwa laporan keuangan tidak banyak memberikan informasi bagi investor sebagai dasar pengambilan keputusan. Diharapkan investor mempertimbangkan informasi lain yang dapat memaksimalkan keakuratan informasi karena reaksi pasar tidak hanya dipengaruhi oleh laporan keuangan tetapi juga dapat dipengaruhi oleh faktor – faktor lain baik internal maupun eksternal perusahaan.
Daftar Pustaka Alwih, Iskandar Z. 2008. Pasar Modal Teori dan Aplikasi. Yayasan Pancur Siwah. Jakarta. Apriliastuti dan Andayani.2015. Pengaruh Kinerja Keuangan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Reaksi Investor. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. Vol. 4, No.12 hal, 135-151. Assih, Prihat dan M Gudono. 2000. Tentang Hubungan Tindakan Perataan Laba Dengan Reaksi Pasar Atas Pengumuman Informasi Laba Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 3, No. 1, hal 35-53. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT Rineka Cipta. Jakarta. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT Rineka Cipta. Jakarta. Besley, Scott and Eugene F. Brigham. 2008. Essential of Managerial Finance, 14th Edition, Cengage Learning. Bowman, R.G. 1983. Understanding and Conducting Event Studies dalam Hartono, Jogiyanto. 2010. Studi Peristiwa: Menguji Reaksi Pasar Modal Akibat Suatu Peristiwa. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta. Brown, S dan J. Warner. 1985. Using Daily Return, Journal of Financial Economics, Vol. 21, hal 61-193. Brown, Keith C., Harlow, W. V., Tinic, Seha M. 1988. Risk Aversion, Uncertain Information, and Market Efficiency. Journal of Financial Economics 22 (1988) 355-385.
Cholidi, Achmad Fahmi. 2008. Pengaruh Penerbitan Laporan Keuangan Terhadap Aktivitas Volume Perdagangan Di Pasar Modal. Skripsi. Universitas Brawijaya. Malang. Darmadji, T dan Fakhrudin M.H. 2006. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Salemba Empat. Jakarta. DeBondt, W, Thaler, R. 1985. Does the stock market overreact?. Journal of Finance 40, 793807. FASB. Statements of Financial Accounting Concept. Tahun 1978. Harianto, F. dan S. Sudono. 1998. Perangkat dan Teknik Analisa Investasi di Pasar Modal Indonesia. PT. Bursa Efek. Jakarta. Hartono, Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua. BPFE UGM. Yogyakarta. Hartono, Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga. BPFE UGM. Yogyakarta. Hartono, Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketujuh. BPFE UGM. Yogyakarta. IAI. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta. Indiriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. BPFE. Yogyakarta Kusumawardani, Srihartati. 2001. Analisis Reaksi Berlebihan Efek Bid-Ask, Firm Size, dan Likuiditas dalam Fenomena Price Reversal di Bursa Efek Jakarta. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang. Maith, Hendry Andres. 2013. Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur Kinerja Keuangan pada Pt. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Jurnal EMBA. Vol. 1, No.3, hal. 619-628. Mellifera, Nourma Citra. 2009. Pengaruh Publikasi Laporan Keuangan Terhadap Volume Perdagangan Saham dan Return Saham. Skripsi. Universitas Brawijaya. Malang. McWilliams A. and Siegel D. 1997. Event Studies in Management Research: Theoretical and Empirical Issues. Academy of Management Journal. Vol. 40, No.3, hal. 626-657. Munawir. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Edisi keempat. Liberty. Yogyakarta. Puspitaningtyas, Zarah. 2010. Relevansi Nilai Informasi Akuntansi dan Manfaatnya Bagi Investor. Jurnal Ekonomi dan Keuangan ISSN 1411-0393.
PSAK No.1 Tahun 2015 Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) paragraph ke 9 Tahun 2015. Shanti, S. 2012. Reaksi Investor Terhadap Publikasi Laporan Keuangan Di Media Massa Pada Perusahaan Publik. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 14, No.3, hal 247-264 Sharpe, Alexander, Jeffery V. B. 1997. Investasi. Jilid 2. Pearson Education Asia Pte. Ltd dan PT. Prenhallindo. Shefrin, H., and Statman, M. 1985. The Disposition to Sell Winner too Early and Ride Losers too Long-Theory and Evidence. Journal of Finance, Vol.4, hal 777-790. Suad, Husnan. 2004. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas Edisi Ketiga. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Suad, Husnan. 2005. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis. Sekuritas. Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN. Yogyakarta. Sugiyono, 2004. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Administrasi: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung. Susilo, Bambang. 2009. Analisa Laporan Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan. Skripsi. Universitas Muhammadiyah. Surakarta Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan, Edisi Ketiga. BPFE. Yogyakarta. Telaumbanua, Binsar I. K. dan Sumiyana. 2008. Event Study: Pengumuman Laba Terhadap Reaksi Pasar Modal. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan. Vol.1, No.3, hal. 106-127. Tuasikal, Askam. 2002. Penggunaan Informasi Akuntansi untuk Memprediksi Return Saham Studi terhadap Perusahaan Pemanufakturan dan Non Pemanufakturan. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 5, No. 3, September, hal. 265-270. Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995. Vahini, Yuni Prema dan Nyoman Wijana Asmara Putra. 2015. Analisis Reaksi Investor pada Publikasi Laporan Keuangan Tahunan. E-Jurnal Akuntansi. Vol. 13, No. 2, hal. 387 – 404. Vestari, Mekani 2012. Pengaruh Earnings Surprise Benchmark Terhadap Presiktabilitas Laba dan Return Saham. E-Jurnal Akuntansi. Vol.9, No.1, hal 62-84. Watts, Ross L, Zimmerman, Jerold L. 1986. Positive Accounting Theory. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Salemba Empat.
Wijayanto, Bambang. 2002. Pengaruh Pengumuman Deviden Terhadap Return Saham pada Periode Pasar Bullish dan Bearish di Bursa Efek Jakarta. Thesis. UGM. Yogyakarta. Zuriah, Nurul. 2007. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori – Aplikasi. Bumi Aksara. Jakarta.