REAKSI INVESTOR TERHADAP RASIO-RASIO KEUANGAN yang BAD NEWS dan GOOD NEWS
ABSTRAK
Dwi Yuli Astuti
Laporan keuangan memiliki kandungan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh investor dalam berinvestasi, salah satunya yaitu rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur dan menilai kemampuan kinerja keuangan serta risiko perusahaan oleh para investor dalam pengambilan keputusan. tujuan penelitian yang akan dicapai dari penelitian adalah untuk menguji secara empiris reaksi investor terhadap emiten yang memiliki rasio-rasio keuangan bad news dengan emiten yang memiliki rasio-rasio keuangan good news yang ditunjukkan dengan return abnormal. Metode yang digunakan adalah meode event study. Untuk menguji hipotesis dipakai paired sample t-test menggunakan program SPSS versi 16.00 dengan tingkat signifikansi 5% (0.05) yang sebelumnya melihat reaksi investor dengan menghitung average abnormal return (AAR). Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan reaksi investor terhadap masing-masing rasio keuangan baik dalam kondisi Bad News maupun Good News dan terdapat perbedaan reaksi investor dilihat dari return abnormal rata-rata ketika informasi fundamental yang bersifat Bad News dan yang bersifat Good News.
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Depok
[email protected]
Kata Kunci: Rasio Keuangan, Saham, Investor, Abnormal Return
PENDAHULUAN Perkembangan pasar modal di Indonesia menunjukan sebuah indikasi bahwa di samping perbankan, pasar modal sudah menjadi alternative sebuah investasi bagi pemilik modal atau investor. Proses perubahan teknologi, ekonomi, industri dan perdagangan selalu berganti seiring dengan perubahan zaman. Sehingga instrumen-instrumen perdagangan dan keuangan semakin beraneka ragam dan bertambah pula.
Beberapa perusahaan tentu akan berpikir bahwa bisnis yang mereka terjuni dapat berkembang dengan adanya tambahan dana. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk menambah dana yang ada adalah dengan go public, yang diartikan bahwa perusahaan akan mendapatkan tambahan dana dari masyarakat dengan cara menerbitkan saham. Perusahaan yang sudah melakukan go public akan mendapat tambahan modal dari para investor yang
berinvestasi dengan cara membeli saham perusahaan. Investasi yang dilakukan oleh investor sangat penting bagi perusahaan. Laporan keuangan memiliki kandungan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh investor dalam berinvestasi, salah satunya yaitu rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur dan menilai kemampuan kinerja keuangan serta risiko perusahaan oleh para investor dalam pengambilan keputusan. Analisis rasio keuangan yang dilakukan dapat menghasilkan informasi kemampuan kinerja perusahaan mengalami kenaikan atau penurunan. Mohammad Samsul (2006) menggolongkan informasi yang diterima oleh investor menjadi dua, berupa rasio keuangan bad news dan rasio keuangan good news. Rasio keuangan yang bad news adalah penurunan dari nilai rasio keuangan atau pertumbuhan negatif kemanpuan perusahaan dari tahun sebelumnya dan berarti informasi akan berdampak negatif terhadap harga saham. Untuk rasio keuangan yang good news adalah pertambahan dari nilai rasio keuangan atau pertumbuhan positif dari kinerja perusahaan dari tahun sebelumnya dan diartikan informasi akan berdampak positif terhadap harga saham. Informasi rasio keuangan yang good news atau bad news diterima oleh investor direspon secara negatif atau positif. Reaksi investor ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham dengan menggunakan return sekuritas yang bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan return abnormal (abnormal return) yang diterima oleh sekuritas kepada investor. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Laporan Keuangan
Laporan Keuangan menurut Muhamad Samsul (2006:128) adalah sarana yang paling penting bagi investor untuk mengetahui perkembangan perusahaan secara periodik. Laporan keuangan menurut S.Munawir (2004:2) adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Pengertian Analisis Rasio Menurut Muhamad Samsul (2006:143) analisis rasio adalah membandingkan antara unsur-unsur neraca, unsur-unsur laporan laba rugi, serta rasio keuangan emiten yang satu dan rasio rasio keuangan emiten yang lainnya. Rasio Keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Jenis Rasio Keuangan Lukas Setia Amatja (2002:415) membagi rasio keuangan menjadi lima golongan (5), yaitu: 1. Leverage ratios, memperlihatkan berapa hutang yang digunakan perusahaan. 2. Liquidity ratios, mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo. 3. Efficiency atau Turnover atau Assets Management ratios, mengukur seberapa efektif perusahaan mengelola aktivanya.
4. Profitability ratios, mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba. 5. Market-Valueratios, memperlihatkan bagaimana perusahaan dinilai oleh investor.
Variabel
Muhamad Samsul (2006:45) mendefinisikan saham sebagai tanda bukti memiliki perusahaan dimana pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham (shareholder atau stockholder).
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah return abnormal yaitu seberapa besar selisih return sesungguhnya pada hari ke t dengan return yang diharapkan pada hari ke t, maka perhitungan menggunakan rumus : AR = Rit – E(Rit) Arit = Return Abnormal saham I pada periode peristiwa hari ke t Rit = Return Aktual untuk saham i pada periode peristiwa hari ke t E(Rit) = Return Harapan untuk saham i pada periode peristiwa hari ke t
Pengertian Return Abnormal
Metode Penentuan Sampel
Menurut Muhamad Samsul (2006:275) return abnormal adalah selisih antara return aktual dan return yang diharapkan (expected return) yang dapat terjadi sebelum informasi diterbitkan atau telah terjadi kebocoran informasi (leakage of information) sesudah informasi resmi diterbitkan
Populasi
Pengertian Saham
METODE PENELITIAN Objek Penelitian Objek yang diambil dalam penelitian ini adalah beberapa perusahaan yang go public yang sahamnya tergolong dalam LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Data Data yang diperlukan untuk mendukung analisis dan pengujian hipotesis adalah data sekunder yang disediakan perusahaan yang telah go public di Bursa Efek Indonesia. Data sekunder adalah data yang diterbitkan oleh organisasi bukan pengelolanya.
Populasi meliputi emiten dan saham biasa yang masuk dalam kelompok Indeks LQ45 periode semester I 2009 di BEI. Menurut Fact Book 2000 dikutip dari Lako (2006) Indeks LQ45 terdiri atas 45 perusahaan yang dipilih setelah melalui beberapa kriteria pemilihan sehingga terdiri dari saham yang likuiditas tinggi dan juga mempertimbangkan kapitalisasi pasar saham tersebut. Sampel Sampel yang diteliti meliputi LQ45 periode semester I yang mengumumkan laporan keuangan tahunan auditan 2007 dan 2008. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu purposive sampling dan penentuan sampel terakhir diperoleh setelah melakukan beberapa prosedur yang diperlukan : 1. Mengeluarkan emiten lembaga keuangan (bank), karena memiliki pengukuran rasio yang berbeda.
2. Mengeluarkan emiten yang tidak mengumumkan laporan keuangan tahunan periode 2007 dan 2008. Metode Dan Teknik Analisis Data Metode studi peristiwa (event studies) digunakan dalam mempelajari dampak atau pengaruh suatu peristiwa terhadap harga saham dipasar. Teknik analisis data dan untuk melakukan pengujian hipotesis dalam penelitian ini terdapat langkah-langkah yang dilakukan. Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Melakukan penghitungan untuk masing-masing rasio keuangan yang menjadi variabel bebas yaitu current ratio, debt equity ratio, net profit margin, return on equty dan total asset turnover. Kemudian melakukan penglompokkan masing-masing rasio keungan ke dalam rasio keuangan Good News (GN) dan Bad News (BN). Suatu rasio keuangan diklasifikasikan sebagai Good News (GN) apabila mengalami kenaikan atau pertambahan dari nilai rasio keuangan atau pertumbuhan positif kemampuan perusahaan dari tahun sebelumnya. Penurunan dari nilai rasio keuangan atau pertumbuhan negatif kemampuan perusahaan dari tahun sebelumnya diklasifikasikan sebagai Bad News (BN). Khusus rasio leverage, penurunan nilai rasio keuangan dari tahun sebelumnya diklasifikasikan sebagai Good News (GN) sedangkan kenaikan nilai rasio dari tahun sebelumnya diklasifikasikan sebagai Bad News (BN). Perhitungan dan pengelompokkan rasio dimaksudkan untuk mengkategorikan emiten yang menjadi sampel dalam penelitian,
karena itu setelah didapat kategori rasio maka masing-masing emiten dipisahkan ke dalam masing-masing kelompok dan kategori rasionya. 2. Menentukan waktu periode peristiwa atau periode pengamatan (window period) dan periode estimasi (estimation period). Penulis mengasumsikan bahwa informasi yang diterima investor sangat banyak dan peralihan informasi begitu cepat, karena itu periode peristiwa ditentukan selama 5 hari yaitu 2 hari sebelum (t-1, t-2), hari terjadinya peristiwa (t0) dan sesudah terjadinya peristiwa (t1, t2). Periode estimasi yang digunakan untuk membentuk struktur model return harapan (expected return model) adalah 30 hari sebelum periode pengamatan atau sebelum t-2. 3. Menghitung koefisien alpha (αi) dan beta (βi) masing-masing emiten dengan menggunakan metode kuadrat terkecil (least square). Data yang digunakan adalah return harian saham biasa dan return saham pada periode estimasi untuk mengetahui nilai dari alpha (αi) dan beta (βi) yang digunakan dalam perhitungan return harapan. 4. Untuk menghitung return aktual pasar masing-masing emiten untuk periode estimasi dan periode peristiwa atau pengamatan. Digunakan rumus sebagai berikut:
Rit = Return aktual untuk saham i pada hari ke t Pt = Harga saham pada saat t Pt-1 = Harga saham pada hari (sebelumnya)ke t-1
5. Mengingat data yang digunakan adalah data LQ45 maka perhitungan return pasar (market return) pada saat periode estimasi dan periode peristiwa digunakan indeks LQ45 sebagai indeks pasar. Perhitungan return pasar adalah sebagai berikut:
Rmt = Return pasar untuk saham i pada periode estimasi hari ke t LQ45 = LQ45 pada periode estimasi hari ke t LQ45t-1=IHSG pada periode estimasi hari (sebelumnya) ke t-1 6. Mengestimasi return harapan dengan model pasar (market model), menurut beberapa peneliti merupakan model yang memiliki potensi yang lebih kuat dibandingkan dengan model lain. Return harapan berdasarkan model pasar di rumuskan sebagai berikut: E (Rit) = αi + βi. Rmt E(Rit)= Return harapan untuk saham i pada periode peristiwa hari ke t αi = intercept untuk saham ke-i βi = koefisien slope yang merupakan beta dari saham ke-i Rmt = Market return untuk saham i pada periode peristiwa hari ke t 7. Rumus menghitung Abnormal Return (AR) untuk masing-masing emiten
ARit = Return abnormal saham i pada periode peristiwa hari ke t Rit = Return aktual untuk saham i
pada periode peristiwa hari ke t E(Rit)= Return harapan untuk saham i pada periode peristiwa hari ke t 8. Menghitung Cummulative Abnormal Return (CAR)
CARi,t= Return abnormal kumulatif seluruh sekuritas pada waktu t ∑ARit= Return abnormal total saham i pada waktu t 9. Menghitung Average Return (AAR) AARi,t = CARi,t n
Abnormal
AARi,t= Return abnormal rata-rata seluruh sekuritas pada waktu t CARi,t= Return abnormal kumulatif seluruh sekuritas pada waktu t n = Jumlah sekuritas ANALISIS DAN PEMBAHASAN Data obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan go public yang terdaftar dan termasuk kategori LQ45 periode semester I 2009 yang mengumumkan laporan keuangan tahunan auditan 2007 dan 2008 di Bursa Efek Indonesia dan bukan termasuk lembaga keuangan. Perusahaan yang dipilih berdasarkan kriteria yang ditetapkan, dengan menggunakan metode purposive sampling. Berikut ini adalah nama-nama perusahaan yang dipilih untuk menjadi objek dalam penelitian:
Table 1 Nama-nama Perusahaan Yang Menjadi Obyek Penelitian dan Tanggal Pengumuman Laporan Keuangan No
Nama Perusahaan
Kode Perusahaan
Tanggal pengumuman laporan keuangan
1
Astra Agro Lestari Tbk.
AALI
20 februari
2
Akr Corporindo Tbk
AKRA
25 maret
3
Aneka Tambangaraya (Persero) Tbk.
ANTM
20 maret
4
Astra Internasional Tbk.
ASII
26 februari
5
Berlian Laju Tanker Tbk
BLTA
19 maret
6
Bakrie & Brother Tbk.
BNBR
8 april
7
Bakrie Telecom Tbk.
BTEL
24 maret
8
Bumi Resource Tbk.
BUMI
27 maret
9 10
Charoen Pokphan Indonesia Tbk. Central Proteinaprima Tbk.
CPIN CPRO
27 maret 20 maret
11
Ciputra Development Tbk.
CTRA
18 maret
12
Darma Henwa Tbk.
DEWA
27 maret
13
Bakrieland Development Tbk.
ELTY
16 maret
14
Energi Mega Persada Tbk.
ENRG
27 maret
15
Internasional Nickel Indonesia Tbk.
INCO
18 maret
16
Indofood Sukses Makmur Tbk.
INDF
19 maret
17
Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
INKP
24 maret
18
Indosat Tbk.
ISAT
15 april
19
Indo Tambangraya Megah Tbk.
ITMG
25 februari
20
Kawasan Industri Jababeka Tbk.
KIJA
22 april
21
Lippo Karawaci Tbk.
LPKR
2 februari
22
PP London Sumatera Tbk.
LSIP
10 februari
23
Medco Energi Internasional Tbk.
MEDC
24 maret
24
Media Nusantara Citra Tbk.
MNCN
29 april
25
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
PGAS
28 april
26
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk.
PTBA
4 maret
27
Sampoerna Agro Tbk.
SGRO
20 februari
28
Holcim Indonesia Tbk
SMCB
9 februari
29
Semen Gresik (Persero) Tbk.
SMGR
12 maret
30
Tunas Baru Lampung Tbk.
TBLA
25 maret
31
Timah Tbk.
TINS
20 maret
32
Telekomunikasi Indonesia Tbk.
TLKM
11 mei
33
Bakrie Sumatra Plantation Tbk.
UNSP
29 maret
34
United Tractors Tbk. Sumber : www.idx.co.id
UNTR
20 februari
Penelitian ini menguji mengenai perbedaan abnormal return secara keseluruhan emiten yang memiliki kondisi rasio keuangan bad news dengan emiten yang memiliki kondisi good news. Return abnormal terlihat kuat bila menggunakan rata-rata return abnormal secara keseluruhan dalam penelitian tersebut. Menurut Samsul (2006:276) return abnormal rata-rata dapat menunjukkan reaksi paling kuat, baik positif maupun negatif, dari
keseluruhan jenis saham pada hari-hari tertentu. Di bawah ini merupakan data return abnormal rata–rata untuk setiap jenis dan kategori rasio keuangan dan untuk perhitungan masing-masing return abnormal rata–rata dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 2 hari ke-t t-2 t-1 t0 t1 t2
AAR Rasio - rasio keuangan yang Bad News dan Good news CR DER NPM ROE BN GN BN GN BN GN BN GN -0.005 0.045 0.027 0.004 0.030 0.002 0.033 0.000 -0.012 0.043 0.024 -0.003 0.028 -0.007 0.028 -0.004 0.003 0.054 0.039 0.008 0.047 -0.001 0.045 0.005 0.001 0.046 0.034 0.004 0.035 0.004 0.038 0.002 -0.011 0.033 0.027 -0.018 0.031 -0.021 0.031 -0.017
TATO BN GN -0.009 0.028 -0.014 0.024 0.000 0.037 -0.006 0.032 -0.015 0.019
Sumber: Data diolah
Dari hasil perhitungan abnormal return rata–rata seperti yang tampak dalam Tabel 4.2, untuk rasio lancar (CR) yang bad news, return abnormal rata-rata menunjukkan kecenderungan negatif yaitu pada hari t-2, t-1, dan t2 yang besarnya return abnormal rata–rata untuk masing-masing hari tersebut adalah sebasar -0.005, -0.012, dan 0.011. Hari t0 dan t1 menunjukan return abnormal rata–rata yang positif sebesar sebesar 0.003 dan 0.001. Pada t-1 melemah dan menguat kembali pada t0 dan setelah itu melemah kembali pada t1 dan t2. Untuk rasio lancar yang good news menujukkan return abnormal rata– rata yang positif untuk kelima hari yaitu hari t-2, t-1, t0, t1, dan t2 besarannya return abnormal rata–rata untuk setiap masing-masing hari tersebut adalah sebesar 0.045, 0.043, 0.054, 0.046, dan
0.033. Dimana pada hari t0 menguat yaitu 0.043 pada hari t-1 menjadi 0.054 dihari t dan melemh kembali pada t1 dan t2. Pada rasio utang atas modal (DER) dalam kondisi bad news menunjukkan return abnormal rata–rata yang positif untuk kelima hari t-2, t-1, t0, t1, dan t2 besarannya return abnormal rata–rata untuk setiap masing–masing hari tersebut adalah sebesar 0.027, 0.024, 0.039, 0.034, dan 0.027. Dimana pada hari t0 menguat yaitu dari 0.024 pada hari t-1 menjadi 0.039 pada hari t0 kemudian melemah kembali pada t1 dan t2 yang masing-masing sebesar 0.034 dan 0.027. Untuk rasio utang atas modal yang good news return abnormal ratarata cenderung positif yaitu pada untuk keempat hari t-2, t0, dan t1 besarannya return abnormal rata–rata untuk setiap
masing–masing hari tersebut adalah sebesar 0.004, 0.008, dan 0.004. return abnormal rata – rata menunjukkan dimana t-1 melemah lalu menguat pada t0 dan meemah kembali pada t1 dan t2. Untuk margin laba bersih (NPM) pada kondisi bad news menunjukkan return abnormal rata–rata yang positif untuk kelima hari t-2, t-1, t0, t1, dan t2 besarannya return abnormal rata–rata untuk setiap masing–masing hari tersebut adalah sebesar 0.030, 0.028, 0.047, 0.035 dan 0.031. Dimana pada hari t0 menguat yaitu dari 0.028 pada hari t-1 menjadi 0.047 pada hari t0 kemudian melemah kembali pada hari t1 dan t2 . pada margin laba bersih pada kondisi good news return abnormal rata– rata cenderung negatif yaitu pada hari t1, t0, dan t2 besarannya return abnormal rata–rata untuk setiap masing–masing hari tersebut adalah sebesar -0.007, 0.001, dan -0.021. Dimana hari t-1 dan t0 melemah kemudian menguat pada t1 kemudian melemah kembali pada t2. Pada rasio return on equity (ROE) pada kondisi bad news menunjukkan return abnormal rata–rata yang positif untuk kelima hari t-2, t-1, t0, t1, dan t2 besarannya return abnormal rata–rata untuk setiap masing–masing hari tersebut adalah sebesar 0.033, 0.028, 0.045, 0.038 dan 0.031. Dimana pada
hari t0 menguat yaitu dari 0.028 pada hari t-1 menjadi 0.045 pada hari t0 kemudian melemah kembali pada hari t1 dan t2. untuk rasio ROE pada kondisi good news return abnormal rata–rata cenderung positif yaitu pada hari t-2, t0, dan t1 besarannya return abnormal rata– rata untuk setiap masing–masing hari tersebut adalah sebesar 0.000, 0.005, dan 0.002. Dimana pada hari t-1 melemah dan menguat pada hari t0 kemudian melemah kembali pada hari t1 dan t2. Pada rasio total asset turn over (TATO) pada kondisi bad news return abnormal rata–rata cenderung negatif pada hari t-2, t-1, t1, dan t2 besarannya return abnormal rata–rata untuk setiap masing–masing hari tersebut adalah sebesar -0.009, -0.014, -0.006, dan 0.015. Dimana pada hari t-1 melemah dibandingkan t0 kemudian melemah kembali pada hari t1 dan t2. Untuk rasio TATO pada kondisi good news menunjukkan return abnormal rata–rata yang positif untuk kelima hari t-2, t-1, t0, t1, dan t2 besarannya return abnormal rata–rata untuk setiap masing–masing hari tersebut adalah sebesar 0.028, 0.024, 0.037, 0.032 dan 0.019. Dimana pada hari t0 menguat dari 0.024 pada hari t-1 menjadi 0.037 pada hari t0 kemudian melemah kembali pada hari t1 dan t2 .
Analisis Uji Beda Return Abnormal Rata–Rata Rasio yang Bad News & Good News Analisis Return Abnormal Rata–Rata Rasio Lancar Tabel 3 Hasil Paired Samples Statistics untuk Rasio Lancar Paired Samples Statistics Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pair 1 AARCRBN
-.00480
5
.006797
.003040
AARCRGN
.04420
5
.007530
.003367
Sumber : hasil SPSS
Berdasarkan tabel diatas, maka news sebesar -0.00480 dan return didapatkan secara ringkas statistik hasil abnormal rata–rata untuk emiten yang analisis dari kedua sampel tersebut, yaitu memiliki rasio lancar yang good news return abnormal rata–rata untuk emiten sebesar0.04420. yang memiliki rasio lancar yang bad Tabel 4 Hasil Paired Samples Test untuk Rasio Lancar Paired Samples Test Paired Differences
Mean Pair 1 AARCRBN - AARCRGN
-.049000
Std. Deviation .004528
Sumber : Hasil SPSS Dari tabel diatas diperoleh hasil thitung sebesar -24.199 dan ttable sebesar 2.132 (yang diperoleh dari nilai kritis distribusi t), karena nilai thitung > ttabel sehingga tidak berada di daerah penerimaan Ho. Oleh karena nilai thitung tidak berada di daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara return abnormal rata– rata yang memiliki rasio lancar bad news dengan return abnormal rata–rata emiten yang memiliki rasio lancar good news. Dari tabel diatas dapat dilihat thitung sebesar -24.199 dengan probabilitas
95% Confidence Interval of the Difference
Std. Error Mean
Lower
.002025
-.054622
Upper
t
df
-.043378 -24.199
sebesar 0.000. Dalam penelitian ini menggunakan uji dua sisi maka nilai probabilitasnya sebesar 0 (0.000/2). Karena probabilitas < α (5%) atau nilai probabilitas/2 < α/2 (2.5%), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan antara return abnormal rata– rata emiten yang memiliki rasio lancar bad news dengan return abnormal rata– rata emiten yang memiliki rasio lancar good news secara signifikan terhadap reaksi investor yang dapat disebabkan oleh kondisi masing-masing perusahaan.
Analisis Return Abnormal Rata–Rata Rasio Utang Atas Modal Tabel 5 Hasil Paired Samples Statistics untuk Rasio Utang atas Modal Paired Samples Statistics
Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
AARDERBN
.03020
5
.006140
.002746
AARDERGN
-.00100
5
.010296
.004604
Sumber : Hasil SPSS
4
Sig. (2tailed) .000
Berdasarkan tabel diatas, maka yang bad news sebesar 0.03020 dan didapatkan secara ringkas statistik hasil return abnormal rata-rata untuk emiten analisis dari kedua sampel tersebut, yaitu yang memiliki rasio utang atas modal return abnormal rata–rata untuk emiten yang good news sebesar -0.00100. yang memiliki rasio utang atas modal Tabel 6 Hasil Paired Samples Test untuk Rasio Utang atas Modal Paired Samples Test Paired Differences
Std. Std. Error Deviation Mean
Mean Pair 1 AARDERBN - AARDERGN
.031200
.008319
.003720
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
t
.020871
.041529 8.387
df
Sig. (2tailed)
4
.001
Sumber : Hasil SPSS Dari tabel diatas diperoleh hasil thitung probabilitasnya sebesar 0.0005 (0.001/2). Karena probabilitas < α (5%) sebesar 8.387 dan ttable sebesar 2.132 (yang diperoleh dari nilai kritis distribusi atau nilai probabilitas/2 < α/2 (2.5%), t), karena nilai thitung> ttabel sehingga tidak maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi berada di daerah penerimaan Ho. Oleh dapat diambil kesimpulan bahwa karena nilai thitung tidak berada di daerah terdapat perbedaan antara return abnormal rata–rata emiten yang penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan memiliki rasio utang atas modal bad bahwa terdapat perbedaan antara return news dengan return abnormal rata–rata abnormal rata–rata emiten yang emiten yang memiliki rasio utang atas memiliki rasio utang atas modal bad news dengan return abnormal rata–rata modal good news secara signifikan terhadap reaksi investor yang dapat emiten yang memiliki rasio utang atas modal good news. disebabkan oleh kondisi masing-masing Dari tabel diatas dapat dilihat thitung perusahaan. sebesar 8.387 dengan probabilitas sebesar 0.001. Dalam penelitian ini menggunakan uji dua sisi maka nilai Analisis Return Abnormal Rata–Rata Rasio Margin Laba Bersih Tabel 7 Hasil Paired Samples Statistics untuk Rasio Margin Laba Bersih Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
AARNPMBN
.03420
5
.007596
.003397
AARNPMGN
-.00460
5
.010065
.004501
Sumber : Hasil SPSS Berdasarkan tabel diatas, maka didapatkan secara ringkas statistik hasil analisis dari kedua sampel tersebut, yaitu
return abnormal rata–rata untuk emiten yang memiliki rasio margin laba bersih yang bad news sebesar 0.03420 dan
return abnormal rata–rata untuk emiten yang good news sebesar -0.00460. yang memiliki rasio margin laba bersih Tabel 8 Hasil Paired Samples Test untuk Rasio Margin Laba Bersih Paired Samples Test Paired Differences
Mean Pair 1 AARNPMBN - AARNPMGN
Std. Std. Error Deviation Mean
.038800
.010616
.004748
95% Confidence Interval of the Difference Lower .025618
Upper .051982
t
df
8.172
Sumber : Hasil SPSS Dari tabel diatas diperoleh hasil thitung sebesar 0.001. Dalam penelitian ini sebesar 8.172 dan ttable sebesar 2.132 menggunakan uji dua sisi maka nilai probabilitasnya sebesar 0.0005(0.001/2). (yang diperoleh dari nilai kritis distribusi Karena probabilitas < α (5%) atau nilai t), karena nilai thitung> ttabel sehingga tidak berada di daerah penerimaan Ho. probabilitas/2 < α/2 (2.5%), maka Ho Oleh karena nilai thitung tidak berada ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat di daerah penerimaan Ho, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan perbedaan antara return abnormal rata– rata yang memiliki rasio margin laba antara return abnormal rata–rata emiten bersih bad news dengan return abnormal yang memiliki rasio margin laba bersih bad news dengan return abnormal rata– rata–rata emiten yang memiliki rasio rata emiten yang memiliki rasio margin margin laba bersih good news secara laba bersih good news. signifikan terhadap reaksi investor yang Dari tabel diatas dapat dilihat thitung dapat disebabkan oleh kondisi masingsebesar 8.172 dengan probabilitas masingperusahaan. Analisis Return Abnormal Rata–Rata Rasio Return on Equity Tabel 9 Hasil Paired Samples Statistics untuk Rasio return on equity Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
AARROEBN
.03500
5
.006671
.002983
AARROEGN
-.00280
5
.008585
.003839
Sumber : Hasil SPSS Berdasarkan tabel diatas, maka didapatkan secara ringkas statistik hasil analisis dari kedua sampel tersebut, yaitu return abnormal rata–rata untuk emiten
yang memiliki return on equity yang bad news sebesar 0.03500 dan untuk emiten yang memiliki return on equity yang good news sebesar -0.00280.
4
Sig. (2tailed) .001
Tabel 10 Hasil Paired Samples Test untuk Rasio return on equity Paired Samples Test Paired Differences
Mean Pair 1 AARROEBN - AARROEGN
Std. Std. Error Deviation Mean
.037800
.006496
.002905
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
t
df
.029734
.045866 13.011
Sig. (2tailed)
4
Sumber : Hasil SPSS Dari tabel diatas diperoleh hasil thitung sebesar 0.000. Dalam penelitian ini sebesar 13.011 dan ttable sebesar 2.132 menggunakan uji dua sisi maka nilai (yang diperoleh dari nilai kritis distribusi probabilitasnya sebesar 0 (0.000/2). t), karena nilai thitung> ttabel sehingga tidak Karena probabilitas < α (5%) atau nilai berada di daerah penerimaan Ho. probabilitas/2 < α/2 (2.5%), maka Ho Oleh karena nilai thitung tidak berada ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat di daerah penerimaan Ho, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan perbedaan antara return abnormal rata– rata emiten yang memiliki return on antara return abnormal rata–rata emiten equity bad news dengan return abnormal yang memiliki return on equity bad news dengan return abnormal rata–rata rata–rata emiten yang memiliki return emiten yang memiliki return on equity on equity good news secara signifikan good news. terhadap reaksi investor yang dapat Dari tabel diatas dapat dilihat thitung disebabkan oleh kondisi masing-masing sebesar 13.011 dengan probabilitas perusahaan. Analisis Return Abnormal Rata–Rata Rasio Total Asset Turn Over Tabel 11 Hasil Paired Samples Statistics untuk Rasio total asset turn over Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
AARTATOBN
-.00880
5
.006140
.002746
AARTATOGN
.02800
5
.006964
.003114
Sumber : Hasil SPSS Berdasarkan tabel diatas, maka didapatkan secara ringkas statistik hasil analisis dari kedua sampel tersebut, yaitu return abnormal rata–rata untuk emiten yang memiliki total asset turn over
yang bad news sebesar -0.00880 dan untuk emiten yang memiliki total asset turn over yang good news sebesar 0.02800.
.000
Tabel 12 Hasil Paired Samples Test untuk Rasio total asset turn over Paired Samples Test Paired Differences
Mean Pair 1 AARTATOBN - AARTATOGN
-.036800
Sumber : Hasil SPSS Dari tabel diatas diperoleh hasil thitung sebesar -50.078 dan ttable sebesar 2.132 (yang diperoleh dari nilai kritis distribusi t), karena nilai thitung> ttabel sehingga tidak berada di daerah penerimaan Ho. Oleh karena nilai thitung berada di daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara return abnormal rata– rata emiten yang memiliki total asset turn over bad news dengan return abnormal rata–rata emiten yang memiliki total asset turn over good news. Dari tabel diatas dapat dilihat thitung sebesar -50.078 dengan probabilitas sebesar 0.000. Dalam penelitian ini menggunakan uji dua sisi maka nilai probabilitasnya sebesar 0 (0.000/2). Karena probabilitas < α (5%) atau nilai probabilitas/2 < α/2 (2.5%), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan antara return abnormal rata– rata emiten yang memiliki total asset turn over bad news dengan return abnormal rata–rata emiten yang memiliki total asset turn over good news news secara signifikan terhadap reaksi investor yang dapat disebabkan oleh kondisi masing-masing perusahaan. KESIMPULAN
Std. Std. Error Deviation Mean .001643
.000735
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
t
-.038840
-.034760 -50.078
df 4
Terdapat perbedaan yang signifikan reaksi investor terhadap masing-masing rasio dan masing-masing kategori baik Bad News atau Good News dilihat dari return abnormal rata-rata ketika terjadi informasi fundamental yang bersifat Bad News dan yang bersifat Good News DAFTAR PUSTAKA
Andreas lako, 2006, Relevansi Informasi Akuntansi Untuk Pasar Saham Indonesia, Amara Books, Yogyakarta. Bodie/Kane/marcus, 2006, Investasi, Edisi keenam, Buku 1, Salemba empat, Jakarta. Chairul Anwar, 2004, Studi Peristiwa Reaksi Pasar Terhadap Pemilihan Umum Tanggal 5 April 2004 Pada Bursa Efek Jakarta, Universitas Gunadarma, Jakarta. Darsono, MBA.,Akt & Ashari, SE., Akt, 2004, Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, ANDI, Yogyakarta. Dega Cahyono, 2003, Analisis Fundamental Pada Perusahaan Rokok yang Terdapat diBEJ (Studi Kasus 1998-2002), Universitas Gunadarma, Jakarta. Dian Meriewaty dan Astuti Yuli Setyani, 2005, Analisis Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Kinerja Pada
Sig. (2tailed) .000
Perusahaan Di Industri Food and Beverages yang terdaftar di BEJ, Simposium Nasional Akuntansi VIII. Dwi priyatno, 2008, Mandiri Belajar SPSS, Mediakom, Yogyakarta. Frank J.Fabozzi, 1999, Manajemen Investasi, Buku 1, Salemba Empat, Jakarta. Luciana Spica Almilia, S.E., M. Si. dan Lailul L. Sifa, S.E., 2006, Reaksi Pasar Publikasi Corporate Governance Perception Index Pada Perusahaan yang terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, Simposium Nasional Akuntansi IX. Lukas Setia Atmaja, 2003, Manajemen Keuangan, Edisi revisi, Andi Offset, Yogyakarta. Muhamad Samsul, 2006, Pasar Modal & Manajemen Portofolio, Erlangga, Jakarta.
Pandji Anoraga & Piji Pakarti, 2006, Pengantar Pasar Modal, Rineka Cipta, Jakarta. Rahmawati dan Tri Suryani, 2005, Over Reaksi Pasar Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta, Simposium Nasional Akuntansi VIII. S. Munawir, akuntan, 2004, Analisa Laporan Keuangan, edisi 4, Liberty, Yogyakarta. Tjiptono Darmadji & Hendy M.Fakhruddin, 2006, Pasar Modal Di Indonesia dan Pendekatan Tanya Jawab, Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta.