PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN DAN UKURAN KAP TERHADAP AUDIT DELAY DAN PENGARUH AUDIT DELAY TERHADAP REAKSI INVESTOR
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh: Tsaurah Fitria NIM. 109082000062
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016
PENGARTIH UKURAN PERUSAIIAAN DAN IIKI,I-RAN KAP TERHASAP AUDIT DEI.AY
D AN
PENGARUBIYA TERIIADAP REAKSI INVEST0R
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultrs Ekononri dan Bisnis
unfuk Memenuhi syarat-syarat Gur:a Mcraih Gelilr sarjana Ekonomi Disusun oleh:
Tsaurah Fitria Nllvi. 109082000062
Dibawah BLnbin;an: Pembimbrng
I
Pembinrbing
NIP. 1 9760315 200501 2 oo2
II
NIP. 19720516 200901 I 006
JURUSAN AI{tJNTANSI FAKTJLTAS EKO}.IDMI DAN BISMS T]I}.ITVERSITAS ISLAIVI NEGERI SYARIF HIDAYATuT;IaH
JAKARTA 2016
LEMBT\R PENGESAHAN UJIAN KOMPREIIENSIF Hari ini Senin,6 Mei 2013 telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasisrva:
1. Nama 2. NIM
Tsaurah Fitria
3. 4.
Jurusan
Akuntansi
Judul Skripsi
Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Ukuran KAP
1
09082000062
Terhadap Audit Delay dan Dampaknya Terhadap Reaksi Investor
Setelah mencennati dan mernperhatikan .penarnpilan dan kemampuan yang bersangkutan selanra proses ujian kornprehensif, maka diputuskan bahrva mahasiswa tersebut diatas dinyatakan
lulus dan diberi kesempatan
untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk rnemperoleh
gelar Sarjana Ekclotni pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis universitas Negeri Syari f Hidayatullali Jakarta.
Jakarta, 6 Mei 2013
1.
DR. Lukrnan, M.Si NIP.I 9640607 200302
2.
001
Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM
NrP. 19720s16 200901
3.
l
1 006
Drs. Abdul }tramid Cebba., CPA., Ak
NrP. 19620502 199303 I 000
lil
Lenefuar Pe*gesafuan
[Ijian Skripsi
I!ari ini l{.ilbrl'l'angga[?2,luni ?016 telah r'liiaksanakap
1. Ni;rna
; T'saurah Fitria
l. Nin:
: 1090820000(r?
3.
.?utlul
Skripsi
1-l.iian S]
: P*nganrh [;liirran Perursahaan dan tJkuran Kantr:r Akuntan
Pubik tcrhodap ,fu;clif l)elu.t, clan Pengnruh Audit
DeloS'
terlradap [teaksi Investor.
Set*lnh mencenrali cian rnempcrhatilian p*nampilar: dan keu:atnp:uatt.\ang hersangkuta*
se
lama ujian skripsi" rnake diputuskan bahlva mahasisr,r,a tcrsr--tJul. cli zitas
clin.viltakan lr:lus
ditr skripsi ini ditcrima
sebagai salah satu s-varat unluk memperoleh
g*1ar Safiana }ri;.t-*romi pada Faiiuitas ilklrnomi dan Bisrris Universilils Islam Sl'arif I liitra5,'atuil ah Jakafi a.
.Ial
1
.
2.
l0l6
w
)l"c_or.ll_L$:U,!li.. Ak,. M,Si NtrP.r {}76A924100604 2 0$2
Ketua
I':itr"i X,);tp
NIP" t1)810731 l{i064 2 003
3.
Ill:,-
Bi+-l, sE-*,L- $r,- Ak--cA
l\tP. 1l)16315 200-501 2042
4,i iri tr{}.
197205 1 6 200q01 I 0C6
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIYAH Yang bertandatangan dibawah ini, Nama
Tsaurah Fitria
Nomor Induk Siswa
109082000062
Fakultas
Ekonomi dan Bisnis
Jurusan
Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwadalanpenulisan skripsi ini saya:
1. Tidak menggunakan
ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertan ggun gi awabkan 2.
Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain
3.
Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya
4.
Tidak melakukan pemanipulasi dan pemalsuan data
5.
Mengerjakan sendiri karya atas karya
ini dan mampu
mempertanggungjawabkan
ini
Jika dikemudian hari ada tuntan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan ternyata memang ditemukan bukti
bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku S
di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UN
yarif Hidaytull ah Jakarta.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya. Jakarta, 12 Jwi2076
Tsaurah Fitria
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama Lengkap
: Tsaurah Fitria
2. Tempat Tanggal Lahir
:Jakarta,28 Desesmber1991
3. Alamat
:Jl. Dwijaya IV no. 5A Rt : 004 Rw : 001 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
4. Telepon
:081291249882
5. Email
: [email protected]
II. PENDIDIKAN 1. SDI Manaratul Islam Jakarta Tahun 1997-2003 2. Mts Manaratul Islam Jakarta Tahun2003-2006 3. SMAN 46 Jakarta Tahun 2006-2009 4. S1 Ekonomi Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2009-2016
III. PENGALAMAN ORGANISASI 1. BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah, periode 2010-2011 2. Anggota PMII Cabang Ciputat Masa Khidmat 2009-2010 3. Rohis SMAN 46 Jakarta sebagai Bendahara periode 2007-2008
vi
IV. SEMINAR DAN WORKSHOP
1. Seminar Nasional oleh Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah, “Peran Asuransi dalam Era Globalisasi”, 20 Mei 2010. 2. Training
oleh Corruption Preventing
Alliance (CPA), “Anti-Corruption
Training Road to Campus 2010”, 21 Oktober 2010. 3. Internal Accounting Competion oleh BEM Jurusan Akuntansi, “From Nothing to Something With Accounting”, 20-22 Desember 2010. 4. Company Visit oleh BEM Jurusan Akuntansi, “Visit To Bursa Efek Indonesia & Museum Bank Indonesia”, 28 Desember 2010. 5. Seminar oleh Direktorat Jendral Pajak, “Potret Perpajakan
Indonesia Menuju
Sistem Perpajakan yang Transparan”, 24 November 2011. 6. Kuliah Umum oleh BEM Jurusan Manajemen, “CAFTA: Peran dan Tantangan Ekonomi Kerakyatan dalam Menghadapi Perekonomian Global”, 10Mei 2011. 7. Seminar oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi, “Auditing Days”, 6-7 November 2012.
vii
V.
LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah
: Ir. Azhar Bahiar
2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 15 Mei 1964 3. Ibu
: Drs. Nurlailah
4. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 13Juli 1968 5. Alamat
: Jl. Dwijaya IV no. 5A Rt : 004 Rw :001 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
6. Telepon
: 081574479760
7. Anak Ke dari
: 1 dari 6 bersaudara
viii
ABSTRACT The purpose of this research is to examine the impact of firm size and Public Accountant size toward audit delay and the impact of audit delay toward reaction by investor in manufacture company that listed on Indonesia Stocks Exchange. Sampling method that used is purposive sampling and the result are 38 firms as sample. This research is done for 2010-2014 period. Data that used in this research is financial statements from each company, publized through website www.idx.co.id. The data which have already collected are processed with classic assumption test before hypothesis test. Software SPSS version 20 for windows is used to test in this research. The result of this research shows that independent variables simultaneously influenced 4,6 percent of dependent variable. Whereas firm size and Public Accountant size have significant toward audit delay. And audit delay has significant towad reaction by investor.
Keyword : audit delay, firm size, reaction by investor, public Accountant size.
ix
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalis apakah ukuran perusahaan dan ukuran Kantor Akuntan Publik berpengaruh terhadap audit delay dan pengaruh audit delay terhadap reaksi investor pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan diperoleh sampel sebanyak 38 perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada periode 2010 hingga 2014. Data yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan sampel yang masing-masing telah dipublikasikan melalui situs www.idx.co.id. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah uji asumsi klasik, kemudian dilanjutkan dengan pengujian hipotesis. Pengujian dalam penelitian ini menggunakan software SPSS versi 20 for windows. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara simultan, variabel independen mempengaruhi variabel dependen sebesar 4,6 persen. Tetapi secara parsial, ukuran perusahaan dan ukuran KAP memiliki pengaruh signifikan terhadap audit delay serta audit delay memiliki pengaruh signifikan terhadap reaksi investor. Kata Kunci : audit delay, ukuran perusahaan, reaksi investor, ukuran Kantor AkuntanPublik.
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT, Al-Wahhab Yang Maha Penganugerah, yang telah memberikan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman, yang telah membimbing umatnya menuju jalan kebenaran. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini,
dengan segala
kerendahan hati
penulis menyampaikan terimakasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini, kepada: 1. Ayahanda Ir. Azhar Bahiar dan Ibunda Drs. Nurlailah terkasih ,yang selalu mencurahkan perhatian, cinta dan sayang, dukungan serta doa tiada henti yang tertuju hanya untuk ananda, semoga semakin hari ananda semakin mampu membuat bangga ayah dan ibunda. 2. Keluarga besar yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan untuk kesuksesan penulis. Terima kasih atas semua kasih sayang. 3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. xi
4. Ibu Yessi Fitri, M.Si., Ak., CA. Selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., M.M selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan pembimbing II yang telah meluangkan waktu, mencurahkan perhatian, membimbing, dan memberikan pengarahan terhadap penulis. 6. Ibu Rini, M.Si, Ak., CA selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terimakasih atas ilmu yang telah Ibu berikan selama ini. 7. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang telah memberikan bantuan kepada penulis. 8. Teman-teman Akuntansi B yang dari awal semester saling mendukung satu sama lain dalam menempuh pendidikan dibangku kuliah ini. 9. Mardan Saleh, terima kasih selama ini telah memberikan doa dan dukungan penuh kepada penulis. Tetap berdoa kepada Allah dan selalu berikhtiar secara maksimal. 10. Sahabat seperjuanganku, Aries Setianto Wibowo, Dellia Eka Rizkiyana, Fahmi Amaliah, Achmad faisal, serta yang tergabung dalam FADS terima kasih atas dukungan dan kasih saying yang diberikan kepada penulis. 11. Sahabatku dan Sepupuku DGAB yang telah memberikan xii
semangat, doa dan kasih sayangnya kepada penulis. 12. Seluruh teman-teman Akuntansi angkatan 2009,
kita sama-sama
berjuang untuk tujuan yang ingin kita capai. 13. Teman-teman seperjuanganku hingga akhir Septya Darmayanti, Fauzi Dwi Raharjo, Rizki Pra ramadhan, Arief Mulyawan, Dhio Rizki Chandra, Suhendro, dan Rifki terima kasih sudah senantiasa memberi dukungan, membantu segala sesuatu mengurus pendaftaran siding, mempersiapkan siding, revisi hingga daftar untuk wisuda. 14. Sahabat-sahabat SMAN Jakarta khususnya Hikmah Zikriyani dan Novita Wulandari, terima kasih sudah membantu, memberi dukungan serta doa kepada penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 15. Seluruh teman-teman di PT. Gadma Kreatif Insani, terima kasih untuk dukungan dan doanya selama penulis berada disana.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarena kanterbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 22 Juni 2016
Tsaurah Fitri xiii
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................
i
Lembar Pengesahan Skripsi…………………………………………………... ii Lembar Pengesahan Ujian Komprefensif................................................... iii Lembar Pengesahan Ujian Skripsi…………………………………………….. iv Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah....................................................... v Daftar Riwayat Hidup…………………………………..…………………......
vi
Abstract................................................................................................................ ix Abstrak……………………………………….…………………………..……… x Kata Pengantar.................................................................................................... xi Daftar Isi............................................................................................................... xv Daftar Tabel...................................................................................................... xvii Daftar Gambar….............................................................................................. xviii Daftar Lampiran................................................................................................. xix BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah…........................................................................ 1 B. Perumusan Masalah................................................................................ 9 C. Tujuandan Manfaat Penelitian................................................................. 9 1. Tujuan Penelitian.......................................................................... 9 2. Manfaat Penelitian....................................................................... 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………….……. 12 A. Deskripsi Teori…………………………………………………………. 12 1. Signaling Teori……………………………………………….… 12 2. Teori Kepatuhan……………………………..…………………. 13 3. Laporan Keuangan……………………………………………... 15 4. Audit dan Standar Auditing………………………………….… 18 5. Audit Delay……………………………………………….……. 21 6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay………………. 24 B. Keterkaitan Antar Variabel…………………………………………….. 29 a. Ukuran Perusahaan…………………………………..………… 29 xiv
b. Ukuran Kantor Akuntan Publik……………………………..…. 31 c. Reaksi Investor…………………………………………………. 32 C. Penelitian Terdahulu…………………………………...………………. 33 D. Kerangka Pemikiran……………………………………………….…… 42 BAB III METODE PENELITIAN……………………………………….……. 43 A. Ruang Lingkup Penelitian…………………………………..………….. 43 B. Metode Penentuan Sampel……………………………………………... 43 C. Metode Pengumpulan Data………………………………………….…. 44 D. Teknik Analisi Data……………………………………………………. 44 1. Uji Asumsi Klasik…………………………………………….... 44 a) Uji Normalitas………………………………………….. 44 b) Uji Multikulinieritas…………………………………….. 45 c) Uji Heteroskedasitas…………………………...………. 45 d) Uji Autokorelasi………………………………………... 46 2. Regresi Linier Sederhana………………………………………. 47 3. Oprasional Variabel Penelitian……………………………..….. 50 a) Variabel Independen…………………………………… 50 b) Variabel Dependen……………………………...……… 51 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………..……………………… 54 1.
Deskripsi Umum…………………………………………..…………… 54
2.
Deskripsi Khusus…………………………………………..…………… 55
3.
Pengujian Prasyarat Analisis………………………………………..… 59 a. Uji Normalitas…………………………………………….……. 60 b. Uji Multikulinieritas………………………………………….… 61 c. Uji Heteroskedasitas…………………………………..……….. 62 d. Uji Autokorelasi……………………………………………...… 63
BAB V PENUTUP………………………………………………..…………….. 70 A. Kesimpulan………………………………………………………………. 70 B. Saran……………………………………………………………………... 71 Daftar Pustaka……………………………………………………………………. 72 xv
Lampiran……………………………………………………………………...….. 76
xvi
DAFTAR TABEL No. Keterangan
Halaman
Tabel 1.1 Jumlah Emiten yang Terlambat Menyampaikan Laporan Keuangan Auditan……………………………………………………………………………. 4 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu………………………………………………..… 34 Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel…………………...……. 52 Tabel 4.1 Prosedur Hasil Pemilihan Sampel…………………………..…………. 55 Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Data Audit Delay…...…………………………….. 56 Tabel 4.3 Distribusi Kecendrungan Frekuensi Audit Delay….………………….. 56 Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Data Ukuran Perusahaan…...…………………….. 57 Tabel 4.5 Distribusi Kecendrungan Frekuensi Ukuran Perusahaan….………….. 57 Tabel 4.6 Statistik Deskriptif Data Reaksi Investor……...…………………….. 58 Tabel 4.7 Distribusi Kecendrungan Frekuensi Reaksi Investor…...….………….. 58 Tabel 4.8 Distribusi Kategori Ukuran KAP……………………………………… 59 Tabel 4.9 Rangkuman hasil Uji Multikulinieritas…………………….………….. 61 Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi……………………………………………….. 63 Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien R2………………………………………………. 64 Tabel 4.12 Hasil Uji Statistik t…………………………………………………… 65 4.13 Hasil Uji Hipotesis 3…………………………………………………...…… 68
xvii
DAFTAR GAMBAR No. Keterangan
Halaman
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian 1……………………………………………. 42 Gambar 2.2 Paradigma Penelitian 2……………………………………………… 42 Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot……………..… 60 Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedasitas Menggunakan Grafik…………………. 62
xviii
DAFTAR LAMPIRAN No. Keterangan
Halaman
Lampiran 1……………………………………………………………………….. 76 Lampiran 2……………………………………………………………………….. 80 Lampiran 3……………………………………………………………………….. 82 Lampiran 4……………………………………………………………………….. 83 Lampiran 5……………………………………………………………………….. 84 Lampiran 6……………………………………………………………………….. 85 Lampiran 7……………………………………………………………………….. 86
xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perusahaan-perusahaan yang sudah go public di Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat sehingga mengakibatkan permintaan akan audit laporan keuangan semakin meningkat. Ketepatan waktu (timeliness) penyajian laporan keuangan dan laporan audit merupakan syarat utama bagi peningkatan harga pasar saham perusahaan-perusahaan go public tersebut. Dengan demikian, perkembangan pengauditan perusahaan go public menjadi tidak mudah. Hal ini disebabkan oleh pengauditan yang merupakan aktivitas atau suatu proses sistematis yang membutuhkan waktu sehingga mengakibatkan terjadinya penundaan pengumuman laba dan penerbitan laporan keuangan (Shulthoni, 2012) Pasal modal merupakan suatu wadah bagi perusahaan publik untuk mencari investor (Haryani dan Wiratmaja, 2014). Perusahaan publik harus memenuhi syarat dan ketentuan hukum terlebih dahulu agar dapat mempublikasikan laporan keuangannya dan juga mencatatkan sahamnya sebelum diperdagangkan dipasar modal. Salah satu persyaratan untuk dapat mempublikasikan laporan keuangan perusahaan ke pasar modal yaitu laporan keuangan harus diaudit terlebih dahulu oleh auditor independen (Apriyani, 2015).
1
Pentingnnya ketepatan waktu pelaporan keuangan juga diakui oleh investor dan manager, karena ketepatan waktu pelaporan suatu laporan keuangan perusahaan dapat berpengaruh pada nilai laporan keuangan tersebut. Artinya informasi laba dari laporan keuangan yang dipublikasikan akan menyebabkan kenaikan atau penurunan harga (Subagyo, 2010) Menurut peraturan Pasar Modal No. KEP.36/PM/2003 tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala, bahwa Laporan Keuangan tahunan harus disertai laporan akuntan dengan pendapat yang lazim. Jangka waktu penyampaian Laporan Keuangan kepada Bapepam dan LK selambat-lambatnya pada akhir bulan ke-3 setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Ketepatan perusahaan dalam mempublikasikan laporan keuangan dapat mengalami keterlambatan yang disebabkan oleh lamanya auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya, (Oviek dan Etna, 2011). Hal tersebut bisa terjadi karena auditor harus menerapkan standar audit berdasarkan SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik) untuk meningkatkan kualitas audit dan adanya keterbatasan dalam audit laporan keuangan seperti jumlah waktu yang memadai dan biaya audit yang terbatas. Standar Profesional Akuntan Publik dari Ikatan Akuntan Indonesia khususnya tentang standar pekerjaan lapangan mengatur tentang prosedur dalam penyelesaian pekerjaan lapangan seperti perlu adanya pencatatan atas aktivitas yang akan dilakukan, pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern dan pengumpulan bukti-bukti kompeten yang diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai
2
dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Pemenuhan standar audit oleh auditor dapat berdampak lamanya penyelesaian laporan audit, tetapi juga berdampak peningkatan kualitas hasil auditnya. Pelaksanaan audit yang semakin sesuai dengan standar membutuhkan waktu semakin lama. Sebaliknya, semakin tidak sesuai dengan standar pekerjaan audit semakin pendek waktu yang diperlukan. Kondisi ini dapat menimbulkan suatu dilema bagi auditor. Laporan keuangan tahunan diserahkan paling lambat akhir bulan keempat tahun berikutnya sedangkan laporan keuangan semesteran diserahkan paling lambat akhir bulan kedua setelah tanggal laporan keuangan tengah tahunan (Umidyathi, 2015). Menurut penelitian Subekti dan Widiyanti (2004) menyebutkan bahwa pada tahun 2001 rata-rata waktu tunggu pelaporan ke Bapepam-LK dari waktu antara tanggal laporan sampai tanggal opini auditor membutuhkan waktu 98 hari. Jika hal ini dilihat dari batas waktu 90 hari yang ditetapkan Bapepam-LK, terlihat masih banyak perusahaan publik yang belum patuh terhadap peraturan informasi di Indonesia. Fenomena kelambatan proses audit dalam terminologi penelitian pengauditan dikenal dengan audit delay. Audit delay sebenarnya adalah rentang waktu antara tanggal penutupan tahun buku dan tanggal laporan audit. Dengan kata lain, audit delay adalah lamanya waktu dari tanggal tutup tahun fiskal perusahaan sampai dengan tanggal laporan auditor. Penelitian-penelitian terdahulu
telah
dilakukan
untuk
mengetahui
variabel-variabel
yang
berpengaruh pada audit delay dan pengaruh audit delay terhadap reaksi pasar
3
modal. Keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar modal. Karena laporan keuangan auditan yang di dalamnya memuat informasi laba yang dihasilkan oleh perusahaan bersangkutan dijadikan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan yang dimiliki investor. Artinya informasi laba dari laporan keuangan yang dipublikasikan akan menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham. Keterlambatan pelaporan, secara tidak langsung juga diartikan oleh investor sebagai pertanda yang buruk bagi perusahaan. Pentingnya mengkaji mengenai rentang waktu dan keterlambatan penerbitan laporan keuangan yang telah diaudit telah menjadi fenomena yang cukup menarik untuk diamati dan diteliti. Tabel 1.1 menyajikan fakta keterlambatan penyampaian laporan keuangan emiten tahun 2001-2014 ke Bapepam-LK. Tabel 1.1 Jumlah Emiten Yang Terlambat Menyampaikan Laporan Keuangan Auditan Tahun Jumlah Emiten 2001 64 2002 86 2003 81 2004 67 2005 160 2006 170 2007 183 2008 111 2009 50 2010 40 2011 54 2012 52 2013 49 2014 52 Sumber : dari berbagai referensi
4
Sesuai aturan BEI, laporan keuangan audit 2014 harus sudah disampaikan paling lambat 31 Maret 2015. Jika emiten telat menyampaikan laporan keuangan sampai 30 hari kalender terhitung sejak batas akhir seharusnya, maka BEI akan menjatuhkan sanksi tertulis I. Nantinya, jika pada hari kalender ke-31 hingga ke-60 belum juga menyampaikan, maka sanksi tertulis II akan dilayangkan. Sanksi ini akan disertai dengan denda sebesar Rp 50 Juta. Selanjutnya, jika pada hari kalender ke -61 hingga ke-90, perseroan masih membandel, maka bursa akan member peringatan tertulis III plus denda Rp 150 Juta. (www.neraca.co.id/article/52481/payah-52-emiten-telat-laporkan-keuangan) Berangkat dari paparan di atas, penelitian ini bermaksud mengkaji lebih jauh mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Delay. Faktor-faktor tersebut merupakan hal yang turut pula mempengaruhi ketepatan pelaporan keuangan. Ukuran Perusahaan adalah besar kecilnya suatu perusahaan yang diukur dari besarnya total asset atau kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Hasil penelitian Pourali at al (2013), menunjukan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifkan terhadap Audit Delay yang berarti bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka semakin pendek Audit Delay dan sebaliknya semakin kecil ukuran perusahaan makan semakin panjang Audit Delay. Hal ini disebabkan karena perusahaan besar biasanya memilki sistem pengendalian internal yang baik, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan yang memudahkan auditor dalam melakukan
5
audit laporan keuangan. Menurut Wirakusuma dan Cindrawati (2011) ukuran perusahaan terbukti mempengaruhi tingkat ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan. Hal ini mencerminkan bahwa ukuran perusahaan secara konsisten sebagai faktor fundamental yang mempengaruhi fenomena pelaporan keuangan di pasar modal. Namun, hal ini berbeda dengan pendapat Novelia dan Arisudhana (2010) yang berpendapat bahwa, ”variabel ukurang perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay”. Dari hasil tersebut, menjelaskan bahwa besar / kecilnya ukuran perusahaan, yang dinilai dari seberapa besar nilai harta yang dimiliki perusahaan, tidak mempengaruhi lamanya audit delay. Hal tersebut disebabkan oleh penilaian ukuran perusahaan menggunakan total assets dinilai lebih stabil dibandingkan jika menggunakan market value dan tingkat penjualan, sehingga ukuran perusahaan yang dinilai dari total assets tidak mempengaruhi lamanya Audit Delay. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian menurut Tiono (2012) dan Shinta (2012) bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap audit delay. Hal ini dikarenakan, auditor menganggap bahwa dalam proses pengauditan berapapun jumlah aset yang dimiliki tiap-tiap perusahaan akan diperiksa dengan cara yang sama, sesuai dengan prosedur dalam standar professional akuntan publik. Faktor lain yang mempengaruhi Audit Delay adalah ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP). Perusahaan dalam menyampaikan suatu laporan atau informasi akan kinerja perusahaan kepada public agar akurat dan terpercaya diminta untuk menggunakan jasa KAP. Selain itu, untuk meningkatkan kredibilitas dari laporan itu, perusahaan menggunakan jasa KAP yang
6
mempunyai reputasi atau nama baik. Hal ini bisa ditunjukan dengan KAP yang berafiliasi dengan KAP besar yang berlaku universal yang dikenal dengan Big Four Worldwide Accounting Firm atau Big Four (Oviek Dewi, 2012). Menurut hasil penelitian Ivena (2012), dan Oviek Dewi (2012), faktor reputasi KAP berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Artinya, perusahaan yang menggunakan jasa KAP Big Four akan mengalami audit delay yang lebih pendek. Namun
demikian,
penelitian-penelitian
sebelumnya
menunjukkan
ketidakkonsistenan pengaruh auditor dengan Audit Delay. Ovic dan Etna (2011), dan Apriyani (2015) tidak berhasil menemukan pengaruh ukuran KAP dengan Audit Delay. Hal ini dikarenakan KAP non big four juga mempunyai tenaga spesialis yang profesional yang mampu melakukan audit secara efisien sehingga mampu menyelesaikan laporan audit dengan tepat waktu sesuai peraturan yang berlaku. Audit Delay mempengaruhi Reaksi Investor. Penelitian Shulthoni (2012) mengukur reaksi investor menggunakan abnormal return dan trading volume activity dengan melakukan pengamatan event study jangka pendek (short windows). Penelitian ini mencoba mengukur reaksi investor berdasarkan association study yang menguji pengaruh antara audit delay dengan reaksi investor. Cho dan Jung (1991) menyatakan bahwa event study mengukur dampak peristiwa tertentu earning response coefficient perusahaan. Sedangkan studi asosiasi (association studies) umumnya tidak mengaitkan satupun
7
peristiwa (event) tertentu, tetapi studi asosiasi berfokus pada identifikasi determinan earning response coefficient. Penyampaian laporan keuangan secara berkala dari segi regulasi di Indonesia menyatakan bahwa tepat waktu merupakan kewajiban bagi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tahun 1996, BAPEPAM
mengeluarkan
lampiran
Keputusan
Ketua
Bapepem
No.80/PM/1996, yang mewajibkan bagi setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan audit independennya kepada BAPEPAM selambat-lambatnya 120 hari setelah tanggal laporan tahunan perusahaan (Rahmawati, 2008). Sejak 30 September 2003, BAPEPAM semakin memperketat peraturan dengan dikeluarkannya lampiran Surat Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor : Kep–36/PM/2003 yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim harus disampaikan kepada BAPEPAM selambatlambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Keterlambatan publikasi laporan keuangan bisa mengindikasikan adanya masalah dalam laporan keuangan emiten. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah dilakukan oleh Wirakusuma dan Cindrawati (2011) yang meneliti tentang Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, Reputasi Auditor, Ukuran Perusahaan, Kandungan Laba, dan Jenis Industri Pada Ketidaktepatwaktuan Publikasi Laporan Keuangan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007 - 2009. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu tahun penelitian yaitu menjadi tahun
8
2010-2014, dalam penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan perbedaan variabel yang hanya menggunakan variabel ukuran Perusahaan, Ukuran KAP dan menambahkan variabel Reaksi Investor sebagai variabel intervening dengan variabel dependennya tetap. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian mengenai ”Pengaruh Ukuran Perusahaan, dan Ukuran KAP Terhadap Audit Delay dan Dampaknya Terhadap Reaksi Investor.” B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap Audit Delay? 2. Apakah Ukuran Kantor Akuntan Publik berpengaruh secara signifikan terhadap Audit Delay? 3. Apakah Audit Delay berpengaruh secara signifikan terhadap Reaksi Investor? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris atas hal-hal berikut:
9
1) Menganalisis pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap Audit Delay 2) Menganalisis pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Delay 3) Menganalisis pengaruh Audit Delay terhadap Reaksi Investor D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan, baik secara teoritis maupun secara praktis. Berikut beberapa manfaat penelitian ini. a. Manfaat Teoritis 1) Bagi Akademisi Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi perpustakaan dan bahan pembanding bagi mahasiswa yang ingin melakukan pengembangan penelitian berikutnya di bidang yang sama di masa mendatang. 2) Bagi penulis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wahana yang bermanfaat dalam mengimplementasikan pengetahuan penulis tentang auditing dan laporan keuangan serta Audit Delay. 3) Manfaat Praktis a. Bagi Auditor Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan oleh auditor dalam melaksanakan auditnya agar dapat
10
menyelesaikan laporan auditnya tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan oleh BAPEPAM. b. Bagi Investor Hasil penelitian ini diharapkan sebagai sarana informasi bagi investor agar mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay secara empiris sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan tersendiri dalam berinvestasi. c. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan, khususnya yang berkaitan dengan proses audit sebelum laporan keuangan auditan diterbitkan.
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori 1.
Signaling Theory Isyarat atau signal adalah tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan dimana manajemen mengetahui informasi yang lebih lengkap dan akurat mengenai internal perusahaan dan prospek perusahaan di masa depan daripada pihak investor. Oleh karena itu, manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada para stakeholder. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti publikasi laporan keuangan (Sari, 2011). Manajer melakukan publikasi laporan keuangan untuk memberikan informasi kepada pasar. Umumnya pasar akan merespon informasi tersebut sebagai suatu sinyal good news atau bad news. Sinyal yang diberikan akan mempengaruhi pasar saham khususnya harga saham perusahaan. Jika sinyal manajemen mengindikasikan good news, maka dapat meningkatkan harga saham. Namun sebaliknya, jika sinyal manajemen mengindikasikan bad news dapat mengakibatkan penurunan harga saham perusahaan. Oleh karena itu, sinyal dari perusahaan merupakan hal yang penting bagi investor guna pengambilan keputusan. Investor dapat melakukan kesalahan dalam pengambilan keputusan ekonomi, jika informasi yang disampaikan oleh manajemen perusahaan
12
tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Sehingga terjadi asimetris informasi dimana manajer lebih superior dalam menguasai informasi
dibanding
pihak
lain
(stakeholder).
Dalam
rangka
meminimalisir terjadinya information asymmetry berdasar signaling theory, pihak manajemen wajib membuat struktur pengendalian internal yang mampu menjaga harta perusahaan dan menjamin penyusunan laporan keuangan yang dapat dipercaya. Manfaat utama teori ini adalah akurasi dan ketepatan waktu penyajian laporan keuangan ke publik adalah sinyal dari perusahaan akan adanya informasi yang bermanfaat dalam kebutuhan untuk pembuatan keputusan dari investor. Semakin panjang audit delay menyebabkan ketidakpastian pergerakan harga saham. Investor dapat mengartikan lamanya audit delay dikarenakan perusahaan memiliki bad news sehingga tidak segera mempublikasikan laporan keuangannya, yang kemudian akan berakibat pada penurunan harga saham perusahaan. 2. Teori Kepatuhan Kepatuhan berasal dari kata patuh, yang menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, patuh berarti suka menurut perintah, taat kepada perintah atau aturan dan berdisiplin. Kepatuhan berarti bersifat patuh, ketaatan, tunduk, patuh pada ajaran atau peraturan (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2002). Tuntutan akan
kepatuhan terhadap ketepatan waktu
dalam
penyampaian laporan keuangan tahunan perusahaan publik di Indonesia
13
telah diatur dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dan selanjutnya diatur dalam Peraturan Bapepam-LK Nomor X.K.2,
Lampiran
Keputusan
Ketua
Bapepam-LK
Nomor
:
KEP36/PM/2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala. Peraturan-peraturan tersebut secara hukum mengisyaratkan adanya kepatuhan setiap perilaku individu maupun organisasi (perusahaan publik) yang terlibat di pasar modal Indonesia untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan secara tepat waktu kepada Bapepam-LK. Hal tersebut sesuai dengan teori kepatuhan (compliance theory). Menurut Tyler dalam Sulistiyo (2010) terdapat dua perspektif dasar mengenai kepatuhan hukum yaitu instrumental dan normatif. Perspektif instrumental mengasumsikan individu secara utuh didorong oleh kepentingan pribadi dan tanggapan-tanggapan terhadap perubahan insentif, dan penalti yang berhubungan dengan perilaku. Perspektif normatif berhubungan dengan apa yang orang anggap sebagai moral dan berlawanan dengan kepentingan pribadi mereka. Seorang individu cenderung mematuhi hukum yang mereka anggap sesuai dan konsisten dengan norma-norma internal mereka. Komitmen normatif melalui moralitas personal (normative commitment through morality) berarti mematuhi hukum karena hukum tersebut dianggap sebagai keharusan, sedangkan komitmen normatif melalui legitimasi (normative commitment through legitimacy) berarti mematuhi peraturan
14
karena otoritas penyusun hukum tersebut memiliki hak untuk mendikte perilaku (Sulistiyo, 2010). Teori kepatuhan dapat mendorong seseorang untuk lebih mematuhi peraturan yang berlaku, sama halnya dengan perusahaan yang berusaha untuk menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu karena selain merupakan suatu kewajiban perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangan tepat waktu, juga akan sangat bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan. 3. Laporan Keuangan Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan keterangan mengenai data ekonomi untuk pengambilan keputusan bagi siapa saja yang membutuhkannya. Dalam akuntansi, informasi yang dimaksudkan itu disusun dalam ikhtisar dalam laporan keuangan. Menurut Weygandt dan Kieso (2010), definisi laporan keuangan adalah sebagai berikut: “Laporan keuangan merupakan sarana utama dimana informasi keuangan dikomunikasikan dengan pihak luar perusahaan, laporan ini memberikan sejarah kuantitatif perusahaan dalam satuan uang” Menurut IAI (2009), tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Di samping itu, laporan keuangan juga menunjukkan apa yang
15
telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas dasar sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Laporan keuangan menurut IAI (PSAK, 2009) disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pengguna. Beberapa diantara pengguna ini memerlukan dan berhak untuk memperoleh informasi tambahan di samping yang tercakup dalam laporan keuangan. Komponen laporan keuangan yang lengkap menurut PSAK (2009) terdiri atas komponen-komponen berikut ini: (1) Neraca; (2) Laporan Laba Rugi; (3) Laporan Perubahan Ekuitas; (4) Laporan Arus Kas; (5) Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan keuangan harus menerapkan PSAK secara benar disertai pengungkapan yang diharuskan PSAK dalam catatan atas laporan keuangan. Informasi lain tetap disajikan untuk menghasilkan penyajian yang wajar walaupun penyajian tersebut tidak diharuskan oleh PSAK (PSAK No.1, par 10). Laporan keuangan merupakan salah satu dasar dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, laporan keuangan memiliki karakteristik kualitatif yang memiliki hubungan dengan dasar pengambilan keputusan, kebutuhan pemakai dan keyakinan pemakai terhadap informasi yang digunakan. Karakteristik kualitas laporan keuangan sebagaimana yang dinyatakan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2009) No. 1 adalah:
16
1)
Dapat dipahami Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk dapat dipahami oleh pengguna. Pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.
2) Relevan Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi pengguna di masa lalu. 3) Keandalan Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithfull representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. 4) Dapat dibandingkan Pengguna harus dapat membenadingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat
17
memperbandingkan
laporan
keuangan
antarperusahaan
untuk
mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan tidak hanya memuat laporan keuangan namun juga cara-caralain dalam mengkomunikasikan informasi yang berhubungan, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan informasi yang diberikan oleh sistem akuntansiyaitu informasi mengenai sumber daya, kewajiban, penghasilan perusahaan, dan lainlain (Belkaouli, 2006) Pelaporan keuangan itu bukanlah merupakan sebuah akhir, tetapi ia dimaksudkan untuk memberi informasi yang berguna dalam melakukan pengambilan keputusan bisnis dan ekonomi. Tujuan dari pelaporan keuanganbukanlah suatu hal yang abadi, mereka akan dipengaruhi oleh lingkungan ekonomi, legal, politik, dan sosial di mana pelaporan keuangan terjadi. Tujuan juga dipengaruhi oleh karakteristik dan keterbatasan dari jenis informasi yang dapat diberikan oleh pelaporan keuangan (Belkaoui, 2006). 4. Audit dan Standar Auditing Terdapat banyak pengertian tentang auditing, diantaranya menurut Arrens et al. (2006) auditing adalah sebagai berikut : “Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence
18
between the information and established criteria. Auditing should be done by competent, independent person.” Berdasar definisi di atas, dapat disimpulkan tiga elemen fundamental dalam auditing, yaitu (1) seorang auditor harus independen, (2) auditor harus bekerja mengumpulkan bukti untuk mendukung pendapatnya, dan (3) hasil pekerjaan auditor adalah laporan. Audit pada umumnya dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu : 1) Audit laporan keuangan (Financial Statement Audit) adalah audit yang dilakukan oleh auditor independen terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh klien, untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Auditor independen menilai kewajaran laporan keuangan atas dasar kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi berterima umum. 2) Audit kepatuhan (Compliance Audit) adalah audit yang tujuannya menentukan apakah yang diaudit sesuai dengan kondisi atau peraturan tertentu. Hasil audit kepatuhan umumnya dilaporkan kepada pihak berwenang pembuat kriteria. Audit kepatuhan banyak dijumpai dalam pemerintahan. 3) Audit operasional (Operational Audit) merupakan review secara sistematik kegiatan organisasi, atau bagian daripadanya, dalam hubungannya dengan tujuan tertentu. Tujuan audit operasional adalah mengevaluasi
kinerja,
mengidentifikasi
kesempatan
untuk
19
peningkatan, dan membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut. Standar auditing merupakan pedoman bagi
auditor dalam
menjalankan tanggung jawab profesionalnya. Standar auditing yang telah ditetapkan dan disajikan oleh Ikatan Akuntan Indonesia adalah sebagai berikut : a) Standar umum, yaitu: 1)
Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
2)
Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi, dan sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
3)
Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat.
b) Standar pekerjaan lapangan, yaitu : 1)
Pekerjaan
harus
direncanakan
sebaik-baiknya
dan
jika
menggunakan asisten dalam pelaksanaan audit harus disupervisi dengan semestinya. 2)
Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian saat dilakukan.
20
3)
Bukti audit dikatakan kompeten jika diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
c) Standar pelaporan, yaitu : 1)
Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2)
Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada ketidakkonsistenan
penerapan
prinsip
akuntansi
dalam
penyusunan laporan keuangan periode berjalan. Dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. 3)
Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4)
Laporan auditor harus memuat seuatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi.
5. Audit Delay a. Pengertian Audit Delay Audit Delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur
dari
tanggal
penutupan
tahun
buku,
hingga
tanggal
21
diselesaikannya laporan audit independen (Saemargani, 2015). Menurut Dyer & McHugh 1975 dalam Utami, 2006. “Auditors’ report lag is the open interval of number of days from the year end to the date recorded as the opinion signature date in the auditor’ report” Artinya ketepatwaktuan penerbitan laporan keuangan audit merupakan hal yang sangat penting, khususnya untuk perusahaanperusahaan publik yang menggunakan pasar modal sebagai salah satu sumber pendanaan. Menurut Lawrence dan Briyan (1988) dalam Ani Yulianti (2011) Audit Delay adalah lamanya hari yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya, yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan keuangan audit. Perusahaan yang sudah go public harus menyerahkan laporan keuangan tahunannya disertai dengan opini auditor kepada Bapepam. Peraturan Bapepam tersebut diatur dalam Undang-Undang No.8 tahun 1995 tentang publikasi laporan keuangan tahunan auditan yang bersifat wajib dengan batas waktu 120 hari dari akhir tahun fiskal sampai tanggal diserahkannya laporan keuangan yang telah diaudit ke BAPEPAM. Namun, Sejak 30 September 2003, peraturan ini diganti dengan peraturan baru dengan Nomor X.K.2 tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan ke Bapepam menjadi 90 hari.
22
Tujuan menyeluruh dari suatu audit laporan keuangan adalah menyatakan
pendapat
apakah
laporan
keuangan
klien
sudah
menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. b. Pengukuran Audit Delay Dalam
penelitiannya,
Wirakusuma,
(2012)
(mengukur
penyelesaian penyajian laporan keuangan dengan menggunakan rentang waktu atau keterlambatan atas penyelesaian penyajian laporan keuangan. Keterlambatan penyelesaian dapat disebabkan karena perusahaan berusaha untuk mengumpulkan informasi yang banyak untuk menjamin keandalan dari laporan keuangan (SAK, 2002: SAK kerangka dasar par 43). Menurut Dyer dan McHugh, dalam penelitian Bandi dan Hananto (2002), pada tiga criteria keterlambatan, yaitu: 1)
Keterlambatan audit (Auditors’ Report) yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani.
2)
Keterlambatan pelaporan (Reporting) yaitu interval jumlah haria antara tanggal laporan auditor ditandatangani sampai tanggal pelaporan oleh KAP.
3)
Keterlambatan total (Total) yaitu interval jumlah hari antara tanggal periode laporan keuangan sampai tanggal laporan dipublikasikan oleh perusahaan.
23
Menurut Sa’adah (2013) audit delay diukur berdasarkan rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan, yaitu dari lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas audit laporan keuangan tahunan perusahaan. Dihitung sejak tanggal tutup buku perusahaan yaitu per 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen. 6. Faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay 1) Ukuran Perusahaan Ukuran Perusahaan dapat diartikan sebagai suatu skala di mana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan dengan berbagai cara antara lain dinyatakan dalam total aktiva, nilai pasar saham, dan lainlain. Keputusan ketua Bapepam No.Kep. 11/PM/1997 menyebutkan perusahaan kecil dan menengah berdasarkan aktiva (kekayaan) adalah badan hukum yang memiliki total aktiva tidak lebih dari seratus milyar, sedangkan perusahaan besar adalah badan hukum yang total aktivanya diatas seratus milyar. Menurut Ashton, at al (1989) serta Sa’adah (2013), perusahaan besar melaporkan lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan karena manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi
audit delay
dikarenakan perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan dan pemerintah. Oleh karena itu, perusahaan
24
berskala besar cenderung menghadapi tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan audit lebih awal. Sebaliknya, Boynton dan Kell (1996) dalam Halim (2000) menyebutkan audit delay akan semakin lama apabila ukuran perusahaan yang diaudit semakin besar. Hal ini berkaitan dengan semakin banyaknya jumlah sampel yang harus diambil dan semakin luas prosedur audit yang harus ditempuh. Namun logika yang mendasari hasil penelitian Ashton dapat dijelaskan oleh Dyer dan Mc Hugh (1975, dalam Halim, 2000). 2) Ukuran Kantor Akuntan Publik Menurut SK. Menkeu No.43/KMK.017/1997 tertanggal 27 Januari 1997 sebagaimana telah diubah dengan SK. Menkeu No. 470/KMK.017/1999 tertanggal 4 Oktober 1999 dalam Haryono Jusup (2001), Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah lembaga yang memiliki izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi Akuntan Publik dalam menjalakan pekerjaannya. Jumlah kantor akuntan publik di Indonesia dari tahun ke tahun semakin bertambah sejalan dengan perkembangan perekonomian dan bisnis. Dewasa inidi seluruh Indonesia terdapat 396 kantor akuntan publik yang dapat digolongkan menjadi kantor akuntan besar, sedang dan kecil. Kantor akuntan publik yang tergolong besar hanya sedikit jumlahnya dan umumnya bekerjasama dengan kantor-kantor akuntan
25
besar yang berskala internasional. Sebagian besar terdiri dari kantorkantor akuntan publik kecil dengan wilayah operasi yang terbatas. Bentuk usaha Kantor Akuntan Publik yang dikenal menurut hukum Indonesia ada dua macam yaitu (Jusup, 2001) : a.
Kantor Akuntan Publik dalam Bentuk Usaha Sendiri. Kantor Akuntan Publik bentuk ini menggunakan nama akuntan publik yang bersangkutan.
b.
Kantor Akuntan Publik dalam bentuk usaha kerjasama. Kantor Akuntan Publik bentuk ini menggunakan nama sebanyakbanyaknya tiga nama akuntan publik yang menjadi rekan/partner dalam Kantor Akuntan Publik yang bersangkutan.
Hasil penelitian Ashton, et al., Schwartz dan Soo dalam Utami (2006), menemukan bahwa audit delay akan lebih pendek bagi perusahaan yang diaudit oleh KAP yang tergolong besar. Hasil yang sama juga dikemukakan oleh Ahmad dan Kamarudin (2003:14) yaitu bahwa audit delay pada KAP Big Four akan lebih pendek dibandingkan dengan audit delay pada KAP kecil. Hal ini diasumsikan karena KAP besar memiliki karyawan dalam jumlah yang besar, dapat mengaudit lebih efisien dan efektif, memiliki jadwal yang fleksibel sehingga memungkinkannya untuk menyelesaikan audit tepat waktu, dan memiliki dorongan yang lebih
26
kuat untuk menyelesaikan auditnya lebih cepat, guna menjaga reputasinya. Auditor Empat Besar (The Big Four Auditors) adalah kelompok empat firma jasa profesional dan akuntansi internasional terbesar, yang menangani mayoritas pekerjaan audit untuk perusahaan publik maupun perusahaan tertutup. Menurut Yuliana dan Aloysia (2004) Kantor Akuntan Publik di Indonesia dibagi menjadi KAP the big four dan Kantor Akuntan Publik non the big four. Kantor Akuntan Publik yang masuk kategori KAP the big four di Indonesia adalah: a. Kantor Akuntan Publik Price Water House Cooper, yang bekerja samadengan Kantor Akuntan Publik Drs. Hadi Susanto dan rekan. b. Kantor Akuntan Publik KPMG (Klynfeld Peat Marwick Goedelar), yang bekerjasama dengan Kantor Akuntan Publik Sidharta dan Wijaya. c. Kantor Akuntan Publik Ernst dan Young, yang bekerja sama dengan Kantor Akuntan Publik Drs. Sarwoko dan Sanjoyo. d. Kantor Akuntan Publik Delloite Tauche Thomatshu, yang bekerja sama dengan Kantor Akuntan Publik Drs. Hans Tuanokata. Menurut Rolinda (2007) Kantor Akuntan Publik internasional atau yang di kenal dengan the Big Four dianggap dapat melaksanakan auditnya secara efisien dan memiliki jadwal waktu yang lebih tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya. Kantor Akuntan Publik
yang
besar
memperoleh
insentif
yang
tinggi
untuk
27
menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat dibandingkan Kantor Akuntan Publik lainnya. Waktu audit yang lebih cepat adalah cara bagi Kantor Akuntan Publik besar untuk mempertahankan reputasinya, karena jika tidak menyelesaikan audit dengan cepat maka untuk tahun yang akan datang mereka akan kehilangan kliennya. Pemilihan kantor akuntan publik yang berkompeten kemungkinan dapat membantu waktu penyelesaian audit menjadi lebih segera atau tepat
waktu.
Penyelesaian
waktu
audit
secara
tepat
waktu
kemungkinan dapat meningkatkan reputasi kantor akuntan publik dan menjaga kepercayaan klien untuk memakai jasanya kembali untuk waktu yang akan datang. Dengan demikian besar kecilnya Ukuran Kantor Akuntan Publik kemungkinan dapat mempengaruhi waktu penyelesaian audit laporan keuangan. 3) Reaksi Investor Suatu informasi dapat dikatakan mempunyai nilai guna bagi investor apabila informasi tersebut memberikan reaksi untuk melakukan transaksi di pasarmodal. Sulthoni (2012) menyatakan bahwa lama atau jumlah hari penundaan publikasi laporan keuangan tahunan auditan mempengaruhi secara positif dari kandungan kualitas laba akuntansi. Terdapat perbedaan reaksi yang signifikan dari suatu peristiwa (laporan) akuntansi. Kelana dan Wijaya (2005) dalam Nurdin dan Fani (2006) menyatakan bahwa, aspek kepercayaan (belief) dari investor merupakan salah satu aspek yang sangat
28
berpengaruh dalam pasar saham. Oleh sebab itu, suatu announcement / disclosure akan ditanggapi oleh investor dengan beragam. Jika tanggapan investor homogen, tidak akan ada reaksi sehingga tidak terjadi transaksi. Tanggapan atau reaksi investor atas announcement / disclosure dapat dilihat dari adannya perubahan harga saham dan aktivitas volume perdagangan saham (Nurdin dan Fani, 2006). Perhitungan terhadap perubahan harga saham dapat diukur dengan menggunakan abnormal return, sedangkan perhitungan volume perdagangan
saham
dapat
diukur
dengan
menggunakan
unexpectedtrading, Patten (1990) dalam Nurdin dan Fani (2006).
B. Keterkaitan Antar Variabel a. Ukuran Perusahaan Ukuran Perusahaan dapat dilhat dari total asset yang dimiliki perusahaan. Hal yang mendasari hubungan antara Ukuran Perusahaan dengan Audit Delay adalah perusahaan besar akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi Audit Delay dikarenakan perusahaan tersebut dimonitor secara ketatoleh investor, pengawas permodalan, dan pemerintah. Pihak-pihak ini sangat berkepentingan terhadap informasi yang termuat dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan berskala besar cenderung menghadapi tekanan
29
eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan audit lebih awal. Disamping itu perusahaan besar pada umumnya memiliki sistem pengendalian internal yang lebih baik sehingga memudahkan auditor menyelesaikan pekerjaannya. Penelitian yang telah dilakukan Subekti dan Wulandari (2004), dalam Rolinda (2007) menunjukan bahwa Ukuran Perusahaan dengan indikator total aktiva memiliki pengaruh yang besar terhadap Audit Delay. Pengaruh ini ditunjukan dengan semakin besar nilaiaktiva perusahaan maka semakin pendek nilai Audit Delay dan sebaliknya jika semakin kecil nilai aktiva perusahaan maka semakin panjang Audit Delay. Hasil penelitian Rachmawati (2008), menunjukan bahwa Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh signifkan terhadap Audit Delay yang berarti bahwa semakin besar Ukuran Perusahaan maka semakin pendek Audit Delay dan sebaliknya semakin kecil Ukuran Perusahaan makan semakin panjang Audit Delay. Hal ini disebabkan oleh semakin baiknya sistem pengendalian internal perusahaan besar sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan yang memudahkan auditor dalam melakukan audit laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan Yuliyanti (2011) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rentang waktu penyampaian laporan audit. Ia menyatakan bahwa ukuran perusahaan yang semakin besar memiliki sistem pengandalian internal yang baik dimana akan mengurangi tingkat kesalahan dalam penyajian
30
laporan keuangan dan memudahkan auditor melakukan pengauditan atas laporan keuangan. Hal tersebutakan mempercepat audit delaynya. Sejalan dengan hal tersebut, Dyer dan McHugh (1975) menyatakan perusahaan berskala besar akan berusaha untuk tepatwaktu dalam penyampaian laporan keuangan, karena perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh banyak pihak sehingga menimbulkan tekanan yang tinggi kepada auditor untuk menyelesaikan audit lebih cepat dan mengumumkannya. Atas uraian tersebut, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H1: Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap audit delay. b. Ukuran Kantor Akuntan Publik Kualitas audit diukur dengan Ukuran Kantor Akuntan Publik yang dibedakan menjadi kantor akuntan publik yang masuk empat besar, dalam hal ini the big four dan kantor akuntan publik non the big four. Dimana Kantor akuntan publik empat besar cenderung untuk lebih cepat menyelesaikan tugas audit yang mereka terima dan mengeluarkan pendapat yang going concern. Kantor akuntan publik the big four lebih menginginkan untuk mengambil sikap yang tepat dan mengeluarkan pendapat yang sesuai standar dan memiliki kemampuan teknis untuk mendeteksi going concern perusahaan, kantor akuntan publik besar cenderung menyajikan audit yang lebih cepat dibandingkan dengan kantor akuntan publik non the big four karena mereka memiliki nama baik yang dipertaruhkan (Yulianti, 2011). Kantor akuntan publik the big four umumnya mempunyai sumber daya yang lebih besar sehingga dapat melakukan audit lebih cepat dan
31
efisien. Hal ini membuktikan pendapat bahwa perusahaan yang diaudit oleh kantor akuntan publik the big four cenderung lebih cepat menyelesaikan auditnya bila dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit oleh kantor akuntan publik nonthe big four. Sulthoni (2012) telah membuktikan bahwa Ukuran Kantor Akuntan Publik berpengaruh terhadap Audit Delay studi empiris pada perusahaan manufaktur dan finansial di Indonesia pada tahun 2007-2008 hal ini dikarenakan sebagian besar perusahaan sudah menggunakan jasa audit Kantor Akuntan Publik the big four yang dapat melakukan auditnya dengan cepat dan efisien. Supriyati dan Rolinda
(dalam Yulianti, 2011) mengemukakan
bahwa kualitas audit diukur dengan ukuran KAP, yaitu KAP besar dalam hal ini the big four, cenderung lebih cepat menyelesaikan tugas audit diterima dibandingkan dengan KAP non the big four. Berdasarkan temuan itu, maka hipotesis penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut. H2: Ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap audit delay. c. Reaksi Investor Lambert et al. (2011) telah menemukan bukti empiris bahwa audit delay berhubungan dengan kualitas laba. Wirakusuma (2008) menyatakan bahwa lama atau jumlah hari penundaan publikasi laporan keuangan tahunan auditan mempengaruhi secara positif dari kandungan kualitas laba akuntansi. Na’im (1999) membuktikan bahwa perusahaan yang tidak mematuhi peraturan ketepatan waktu lebih disebabkan oleh rendahnya profitabilitas, kesulitan finansial, tidak secara signifikan mempengaruhi
32
perilaku (ketepatan waktu) pelaporan keuangan perusahaan. Studi Givoly dan Palmon (1982) menemukan bahwa uji pasar mengindikasikan adanya proses penurunan yang signifikan pada isi informasi laporan keuangan jika selisih waktu pelaporan (reporting delay) terlalu lama. Maka dari itu, studi tersebut menyimpulkan bahwa ketepatan waktu tampak sebagai sebuah faktor non-trivial dalam memperkirakan efek pengumuman laba pada ekspektasi investor.
Sulthoni (2012) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan salah satu bentuk informasi yang penting bagi pelaku pasar. Audit delay laporan keuangan yang semakin rendah dapat mempengaruhi pelaku pasar untuk semakin cepat bereaksi dalam pengambilan keputusan sehingga informasi tersebut memiliki nilai di mata investor. Semakin panjang waktu penundaan publikasi laporan keuangan tahunan audit akan menimbulkan potensi ketidakpastian ekonomi yang diekspektasi oleh pasar. H3: Audit delay berpengaruh signifikan terhadap reaksi investor
C. Penelitian Terdahulu Berikut adalah ringkasan dari penelitian terdahulu yang menjadi dasar dari penelitian ini:
33
Table 2.1 PenelitianTerdahulu No. 1.
Judul&Peneliti Metodologi Pengaruh Faktor Jenis data : sekunder Internal dan Eksternal Responden : perusahaan Perusahaan Terhadap manufaktur yang terdaftar Audit Delay dan di BEI tahun 2003-2005 Timeliness. (Sistya Metode analisis : metode Rachmawati, 2008) regresi berganda Variabel lain : profitabilitas, solvabilitas dan internal auditor
2.
Determinants of Audit Delay in Nigerian Companies: Empirical (Prince Kennedy, Modugu Emmanuel, and Eragbhe Ohiorenuan Jude Ikhtua, 2012)
Jenis data : skunder Responden : 20 for Nigerian companies to publish their annual report. Metodeanalisis data : metode multiple linear regression Variabel lain : Debt – equity ratio, profitability,
Hasil variabel yang mempengaruhi audit delay adalah size perusahaan dan ukuran kantor akuntan publik. Sedangkan variable profitabilitas, solvabilitas, internal auditor tidak mempunyai pengaruh terhadap audit delay. Variabel ukuran perusahaan dan audit fee berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Sementara Debtequity Ratio, profitability, subsidiaries of multinational companies, audit firm size, and industri type tidak berpengaruh secara
(X1)
(X2)
(Y)
(Z) -
-
34
Table 2.1 (lanjutan) No.
Judul&Peneliti
3.
Determinan Audit Delay dan Pengaruhnya Terhadap Reaksi Investor Studi empiris pada perusahaan yang listing di BEI tahun 2007-2008. (Much. Shulthoni, 2012)
4.
Analisis Determinan Audit Delay kajian Empiris di Bursa
Metodologi subsidiaries of multinational companies, audit fee, and industry type Jenis data : skunder Responden : 243 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Metode analisis data :metode regresi linear berganda. Variabel lain : kinerja keuangan, jenisindustri, opini auditor, rasio utang,
Jenis data : skunder Respondent : 357 perusahaan
Hasil Signifikan terhadap audit delay.
Variabel Jenis industri, kinerja keuangan, dan ukuran KAP berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Sementara variable ukuran perusahaan, opini auditor dan rasio hutang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Audit delay berpengaruh terhadap reaksi investor baik yang diproksikan dengan abnormal return maupun trading volume activity. Hasil pengujian ini merefleksikan bahwa investor merespon audit delay dengan baik. Secara simultan jenis opini auditor, laba / rugi emiten, lamanya emiten menjadi klien
(X1)
(X2)
(Y)
(Z)
-
35
Table 2.1 (lanjutan) No.
5.
Judul&Peneliti Efek jakarta. (WiwikUtami, 2006)
Analisis factor yang mempengaruhi audit delay pada perusahaan go public sector property dan real estate. (subagyo, 2009)
Metodologi Metode analisis data :metode regresi sederhana. Variabel lain : jenis industri, lamanya perusahaan menjadi klien sebuah akuntan publik, jenis opini yang diberikan akuntan publik, laba / rugi, dan rasio hutang terhadap ekuitas
Hasil KAP, ukuran perusahaan, reputasi auditor, rasio hutang terhadap ekuitas dan jenis industry berpengaruh terhadap audit delay. Secara empiris determinan audit delay meliputi factor lamanya emiten menjadi klien sebuah kantor akuntan publik, emiten mengalami kerugian dalam tahun berjalan, dan laporan keuangan emiten mendapat opini selain Unqualified dari akuntan publik. Variabel ukuran perusahaan, Jenis data : sekunder pelaporan laba atau rugi Responden : 36 peerusahaan property dan perusahaan, rasio hutang terhadap aktiva, dan real estate tahun 2006 pergantian auditor tidak dan 2007 yang yang berpengah terhadap audit terdaftar di BEI delay. Sedangkan variable Metode analisis data : metode statistic deskriftif reputasi auditor berpengaruh terhadap audit delay. dengan menggunakan
(X1)
(X2)
(Y)
(Z)
-
36
Table 2.1 (lanjutan) No.
Judul&Peneliti
6.
Analisis faktor yang mempengaruhi audit delay pada perusahaan food and beverages tercatat di BEI2009-2011. (I Md Ngr Sudewa Mantik, Edy Sujana)
Metodologi Teknik tabulasi frekuensi dan analisis linier berganda Variabel lain : pelaporan laba atau rugi perusahaan, rasio hutang terhadap aktiva, dan pergantian auditor Jenis data : sekunder Responden : 12 perusahaan food and beverages tahun 20092011 Metode analisis data : metode analisis berganda Variabel lain : solvabilitas
Hasil
(X1)
Pada ujiregresi secara parsial, SolvabilitasdanReputasi Auditor yang berpengaruh secara parsial terhada paudit delay. Sedangkan variable lainnya seperti Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay. Pada uji regresi secara serempak, dapat diketahui bahwa semua variable independen yaitu Ukuran Perusahaan, Solvabilitas dan Reputasi Auditor secara serempak berpengaruh terhadap audit delay.
(X2)
(Y)
(Z)
-
37
Table 2.1 (lanjutan) No. 7.
Judul&Peneliti Metodologi Pengaruh Jenis data : sekunder karakteristik Responden : 160 perusahaan perusahaan manufaktur terhadap lamanya yang terdaftar di BEI waktu Metodean alisis : metode Penyelesaian audit regresi berganda (audit delay) Variabel lain solvabilitas Pada perusahaan dan laba / rugi perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia. (Elen Puspita sari dan Anggraeni Nurmala Sari, 2012)
8.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit Delay perusahaan sector perdagangan yang terdaftar di BEI Periode 2007 – 2009. (Febrianty, 2011)
Jenis data : sekunder Responden : 21 perusahaan perdagangan yang terdaftar di BEI dari tahun 2007-2009 Metode analisis : analisis regresi linier sederhana. Variabel lain : tingkat leverage
Hasil Hasil uji statistic (T-Test) menunjukkan bahwa seluruh variable bebas, yaitu ukuran perusahaan, solvabilitas, laba / rugi perusahaan, dan ukuran KAP berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Hasil pengujian secara simultan (F-Test) terhadap audit delay menunjukkan secara bersama-sama variable ukuran perusahaan, solvabilitas, laba / rugi perusahaan, dan ukuran KAP berpengaruh secara signifikan terhada paudit delay. Variabel ukuran perusahaan dan tingkat leverage berpengaruh terhadap audit delay. Sedangkan variable ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap audit delay.
(X1)
(X2)
(Y)
(Z) -
-
38
Table 2.1 (lanjutan) No. 9.
Judul&Peneliti Audit Delay of Listed Companies: A Case of Malaysia. (Ayoib Che-Ahmad, 2008)
10.
Faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay . (Pebi Putra Tri Prabowo dan Marsono, 2013)
11.
Pengaruh ukuran perusahaan dan
Metodologi Jenis data : sekunder Responden : 413 perusahaan yang terdaftar di Bursa Malaysia pada tanggal 31 Desember 1993 Variabel lain : Complexities, audit opinion and the profitability of the companies Jenis data : sekunder Responden : perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011 Metodea nalisis : analisis regresi berganda Variabel lain : profitabilitas, solvabilitas, laba rugi perusahaan, opini auditor, dan komite audit Jenis data : sekunder Responden : perusahaan
Hasil size, complexities, directors’ shareholdings, the sizeof auditor, audit opinion and the profitability of the companies
(X1)
Variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, ukuran KAP, opini auditor dan komite audit berpengaruh terhadap audit delay. Sedangkan variable laba rugi perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay.
Variabel ukuran perusahaan dan sistem pengendalian
(X2)
(Y)
-
(Z) -
-
-
39
Table 2.1 (lanjutan) No.
12.
13.
Judul&Peneliti sistem pengendalian internal terhadap audit delay. Studi empiris terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. (Sa’adah, 2013) Pengaruh solvabilitas, opini auditor, ukuran KAP, dan komite audit terhadap audit delay. (Apriyani, 2015)
Pengaruh ukuran perusahaan, umur perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, ukuran KAP, dan opini auditor terhadap audit delay.
Metodologi Responden : 41 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2011 Metodea nalisis : analisis regresi berganda Variabel lain : sistem pengendalian internal Jenis data : sekunder Responden : 32 perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2010 – 2013 Metode analisis : analisis regresi berganda Variabel lain : solvabilitas, opini auditor, dan komite audit Jenis data : sekunder Responden : 14 perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2011 – 2013 Metode analisis : analisis regresi berganda Variabel lain : umur perusahaan, profitabilitas,
Hasil internal berpengaruh terhadap audit delay.
(X1)
(X2)
(Y)
(Z)
Variabel solvabilitas berpengaruh terhadap audit delay. Sedangkan variable opini audit, ukuran KAP, dan komite audit tidak berpengaruh terhadap audit delay
-
Variabel umur perusahaan dan profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay. Sedangkan variabel ukuran perusahaan, solvabilitas, opini audit, dan ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap audit delay.
-
40
(Saemargani, 2015)
Solvabilitas, dan opini auditor
Variabel ukuran perusahaan, umur perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, ukuran KAP, dan opini auditor berpengaruh secara simultan terhadap audit delay.
Sumber :dari berbagai referens
41
D. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1 dan gambar 2.2. Gambar 2.1 Paradigma Penelitian 1 Ukuran Perusahaan, X1 Audit Delay, Y1 Ukuran KAP, X2
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian 2
Audit Delay,
Reaksi Investor,
X
Y2
42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi, perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010 sampai dengan 2014, dan menerbitkan laporan keuangan yang diaudit oleh auditor independen. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay, yaitu
ukuran perusahaan dan ukuran KAP serta dampaknya
terhadap reaksi investor. B. Metode Penentuan Sampel Metode penentuan sampel yang diterapkan adalah metode purposive sampling yaitu pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian. Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel penelitian secara non random (tidak acak) sehingga setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama akan terpilih menjadi sampel penelitian (Supardi, 2005). Dengan kata lain “Purposive sampling adalah teknik mengambil sampel dengan menyesuaikan diri berdasar kriteria atau tujuan tertentu (disengaja)”. Perusahaan diseleksi dengan kriteria sebagai berikut (Trianto, 2007) :
43
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI memiliki total aktiva lebih dari 1 trilliun. 2. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI menerbitkan laporan keuangan selama 5 tahun 3. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI menerbitkan laporan auditor dan opini auditor atas laporan keuangan perusahaannya C. Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan adalah laporan keuangan dan laporan audit perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 20102014. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi, yaitu dengan melihat dokumen yang sudah terjadi (laporan keuangan dan laporan audit emiten) di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini data diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory 2010 – 2014. Penelitian juga dilakukan dengan menggunakan studi kepustakaan yaitu dengan cara membaca, mempelajari literatur dan publikasi yang berhubungan dengan penelitian. D. Teknik Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik a) Uji Normalitas Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2009). Dalam penelitian ini normalitas
44
menggunakan P-P Plot. Apabila P-P Plot memiliki titik-titik yang berada disekitar garis lurus, maka dapat diasumsikan bahwa data memiliki distribusi populasi yang normal, sedangkan jika terjadi sebaliknya maka data memiliki distribusi tidak normal. b) Uji Multikolinearitas Multikolinearitas merupakan fenomena adanya korelasi yang sempurna antara satu variable bebas dengan variabel bebas lain. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2009). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independennya. Metode untuk menguji adanya multikolinearitas dapat dilihat pada tolerance value atau variance inflammatory factor (VIF). Batas tolerance value adalah 0,10 atau nilai VIF adalah 10. Jika VIF >10 dan nilai Tolerance<0.10, maka tejadi multikulinearitas tinggi antar variabel bebas dengan variable bebas lainnya. c) Uji Heteroskedastisitas Menurut Ghozali (2009), uji heteroskedastistas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan antara varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas
heteroskedastistas.
Pada
dan
jika
penelitian
ini
varian
berbeda
menguji
ada
disebut tidaknya
45
heteroskedastistas dengan melihat grafik scatter plot. Jika pada scatter plot memiliki titik-titik yang menyebar dan tidak membentuk pola tertentu, maka tidak terjadi adanya heteroskedastistas. Sebaliknya, jika membentuk pola tertentu, maka terjadi heteroskedastistas. d) Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2009). Jika terjadi
korelasi,
maka
dinamakan
ada
problem
autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena ada observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (times series). Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi digunakan uji Durbin Waston, dimana dalam pengambilan keputusan dengan melihat berapa jumlah sampel yang diteliti yang kemudian dilihat angka ketentuannya pada tabel Durbin Waston. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi dapat dideteksi dengan menggunakan rumus Durbin Watson sebagai berikut:
Keterangan : dw= Nilai Durbin Watson ̅
46
n = Jumlah sampel Hasil dari rumus tersebut kemudian dibandingkan dengan table Durbin Watson. Di dalam tabel tersebut dimuat dua nilai batas atas (dU) dan nilai batas bawah (dL) untuk berbagai nilai n dan k (jumlah variabel bebas).Jika dU 4-dL, berarti ada autokorelasi negatif (-) 2. Regresi Linear Sederhana Menurut Sugiono (2006) Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Persamaan regresi sederhana adalah: Y = a + bX Di mana: Y = Audit Delay a = harga Y bila X = 0 (harga konstan) b = angka arah atau koefisian regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, bila (-) maka terjadi penurunan.
47
X = subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu. 1)
Regresi Linear Berganda Menurut Sugiyono (2006) analisis regresi ganda digunakan untuk bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, jika dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaikturunkan nilainya). Model analisis ini dipilih karena penelitian ini dirancang untuk meneliti variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel tidak bebas. Persamaan regresi linear berganda dapat dirumuskan sebagai berikut: Y= a + b1X1 + b2X2 + e Z=a+bY+e Keterangan : Y = Audit Delay X1= Ukuran Perusahaan X2 = Ukuran KAP Z = Reaksi Investor b = Koefisien Regresi a = Konstanta e = Faktor Pengganggu i. Pengujian Hipotesis a) Uji Regresi Parsial (Uji Statistik t)
48
Uji
regresi
parsial
merupakan
pengujian
yang
dilakukan terhadap variabel dependen atau variabel terikat (Ghozali, 2009). Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan yang signifikan dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Adapun mengenai hipotesis-hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1) Jika prob < 0.05 atau t hitung > t tabel maka variabel X secara individu (Parsial) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y. 2) Jika prob. > 0.05 atau t hitung < t tabel maka variabel X secara individu (Parsial) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y. b) Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F) Uji regresi simultan (uji F) merupakan pengujian yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh bersama-sama antara variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2009). Adapun mengenai hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1) Jika nilai F-hitung > F-tabel maka variabel X secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y.
49
2) Jika nilai F-hitung < F-tabel maka variabel X secara bersama-sama
tidak
memiliki
pengaruh
yang
signifikan terhadap variabel Y.
3. Operasional Variabel Penelitian Abdul Hamid (2007) menyatakan bahwa: “Batasan operasional variabel merupakan pendefinisisan dari serangkaian variabel yang digunakan dalam penulisan.Variabel penelitian ini merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan ditarik kesimpulannya.”
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.
a) Variabel Independen Variabel Independen atau variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu: 1) Ukuran Perusahaan Ukuran Perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara. Dalam penelitian ini, Ukuran Perusahaan adalah ukuran perusahaan yang diperiksa oleh KAP dan dihitung dengan menggunakan total asset yang dimiliki perusahaan atau total aktiva perusahaan klien yang tercantum pada laporan keuangan perusahaan akhir periode yang telah diaudit menggunakan log
50
size (Sa’adah, 2013). Dalam penelitian ini, pengukuran terhadap Ukuran Perusahaan diproksikan dengan nilai logaritma dengan tujuan untuk menghaluskan besarnya angka dan menyamakan ukuran saat regresi. Ukuran Perusahaan = log (total aktiva) 2) Ukuran Kantor Akuntan Publik Pada penelitian ini ukuran KAP diukur dengan melihat KAP mana yang mengaudit laporan keuangan perusahaan. Ukuran KAP dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua yaitu perusahaan yang menggunakan jasa KAP thebig four di beri kode 1 dan perusahaan yang menggunakan jasa KAP selain non the big four diberi kode 0. 3) Audit Delay Variabel ini dilihat berdasarkan perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan yang mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor. Jadi, audit delay diukur secara kuantitatif dalam jumlah hari dengan menggunakan
selisih
antara
tanggal
penerbitan
laporan
keuangan dengan tanggal penerbitan laporan audit dalam laporan keuangan. b) Variabel Dependen Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen.
51
1) Audit Delay Audit delay adalah perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan
dengan
tanggal
laporan
auditor.
Audit
delay
dilambangkan dengan DELAY. Definisi operasional dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini terangkum dalam tabel sebagai berikut: Tabel 3.1 Variabel penelitian dan pengukuran variabel
Variable yang Diukur Audit Delay (AUDLAY)
Ukuran Perusahaan
Reaksi Investor
Ukuran KAP *)
Indikator
Skala
Jumlah hari antara Rasio tanggal penutupan buku sampai tanggal penerbitan laporan audit. Total asset yang Rasio dimiliki perusahaan pada tahun pelaporan. Pengembalian Rasio saham dengan data akuntansi selama satuperiode akuntansi KAP the big four Dummy /KAP non big four
Sumber Data
Instrumen
Sekunder
Tanggal laporan keuangan auditan.
Sekunder
LK*
Sekunder
LK
Sekunder
LK
LK = Laporan Keuangan
Sumber :dari berbagai refereensi 2) Reaksi Investor Ada dua cara untuk mengetahui reaksi investor yang diproksikan dengan abnormal return (AR) kumulatif dan Trading Volume Activity (TVA), yaitu menggunakan studi peristiwa dan
52
value relevance study atau studi asosiasi. Event study adalah penelitian akuntansi berbasis pasar modal yang ingin mengetahui reaksi pasar modal karenaadanya peristiwa akuntansi di sekitar tanggal pengumuman laporan keuangan. Value relevance study atau studi asosiasi adalah penelitian mengenai hubungan pengembalian saham dengan data akuntansi selama satu periode akuntansi (Dumontier dan Raffournier, 2002). ̅̅̅̅ ̅ Keterangan: = Rasio volume saham i pada hari t = Volume Perdagangan Saham i padahari t = Volume Perdagangan Pasar padahari t = Rata-rata volume perdagangan Pasar ̅ = Rata-rata volume perdagangan saham ∑ Keterangan: = Akumulasi trading volume activity ke-i pada hari ke-t yang dihitung mulai awal periode sampai dengan akhir periode. = Trading volume activity i pada hari t.
53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Umum Sampel yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Perusahaan yang dimaksud adalah perusahaan yang termasuk dalam kategori perusahaan manufaktur. Pemilihan perusahaan-perusahaan publik yang masuk kategori perusahaan manufaktur ini didasarkan pada pertimbangan akan homogenitas dalam aktivitas produksinya dan kelompok industri ini yang relatif lebih besar jika dibandingkan dengan kelompok industri yang lain di Bursa Efek Indonesia, sehingga mendominasi bursa dan data tidak bias untuk menghindari adanya perbedaan karakteristik terutama dalam pencatatan laporan keuangan selain itu juga perusahaan manufaktur memberikan kontribusi
terbesar
terhadap
PDB
(pendapatan
domestik
brutto)
dibandingkan sektor industri lain. Jenis perusahaan manufaktur sering mendapat perhatian yang cukup besar dari para investor untuk tujuan investasinya, sehingga laporan audit dari jenis perusahaan ini akan sangat bermanfaat bila disajikan tepat waktu bagi para investor sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan investasi.
54
Table 4.1 Prosedur Hasil Pemilihan Sampel NO KRITERIA 1. Yang termasuk jenis perusahaan manufaktur tahun 2010 Yang termasuk jenis perusahaan manufaktur tahun 2011 Yang termasuk jenis perusahaan manufaktur tahun 2012 Yang termasuk jenis perusahaan manufaktur tahun 2013 Yang termasuk jenis perusahaan manufaktur tahun 2014 2. Perusahaan yang tidak dapat diteliti karena perusahaan tersebut ada di tahun 2010 tapi tidak ada di tahun 2011, 2012, 2013 dan 2014 atau sebaliknya. 3. Perusahaan yang asetnya lebih dari 1 triliyun 4.
Perusahaan yang laporan auditinya tidak dapat ditemukan oleh peneliti.
Jumlah Sampel Sumber : data sekunder sudah yang sudah diolah
JUMLAH 127 130 132 138 143 26
75 4
38
Berdasarkan 38 perusahaan manufaktur tersebut, kemudian dilakukan pengujian-pengujian meliputi statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan hipotesis penelitian. Data yang digunakan dalam analisis didasarkan pada hasilpengukuran variabel-variabel penelitian yang terdapat pada lampiran 1. 2. Deskripsi Khusus Statistik deskriptif bertujuan memberikan gambaran tentang suatu data, seperti jumlah sampel, nilai rata-rata, nilai maksimal, nilai minimal dan standar deviasi. a. Audit Delay Berdasarkan data mengenai Audit Delay yang berhasil dihimpun dari perusahaan menunjukkan bahwa waktu pelaksanaan audit minimal adalah 31 hari dan jangka waktu paling lama adalah 148 hari. Rata-rata Audit Delay 78 hari dengan standar deviasi 3,053 hari. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut:
55
Table 4.2 Statistik Deskriptif Data Audit Delay Variabel Audit Delay
Minimal 31
Maksimal 148
Rata-Rata 77.59
Std. Deviasi 3.053
Sumber : data sekunder yang sudah diolah Sesuai dengan informasi di atas, maka dapat dibuat tabel distribusi kategori untuk Audit Delay dengan memanfaatkan nilai maksimum dan minimum. Dari nilai tersebut diperoleh jangkauan (148 – 31) hari = 117. Apabila angka tersebut dibagi menjadi 4, untuk kategori 4, maka diperoleh angka 30 untuk setiap lebar kategorinya. Berikut Tabel 4.3 selengkapnya. Table 4.3 Distribusi Kecenderungan Frekuensi Audit Delay No.
Score
Frekuensi
1 2 3 4
31 – 61 62 – 91 92 – 121 122 – 151
20 162 7 1
Presentase (%) 10.5 85.3 3.7 0.9
190
100
Jumlah
Katagori Sangat Cepat Cepat Lambat Sangat Lambat
Sumber : data sekunder yang sudah diolah
Sesuai dengan Tabel 4.3 di atas, maka dapat diperoleh informasi bahwa perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI untuk periode 2010 2014 memiliki Audit Delay cepat. b. Ukuran Perusahaan Ukuran Perusahaan dilihat dari banyaknya aktiva yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Ukuran Perusahaan pada perusahaan manufaktur memiliki nilai rata-rata sebesar 12,85 dengan standar deviasi 0,49. Ukuran Perusahaan memiliki nilai maksimum sebesar 16,05 dan nilai minimum
56
10,70. Rata-rata Ukuran Perusahaan menjukan besarnya rerata total aktiva yang dimiliki perusahaan. Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Data Ukuran Perusahaan Variabel Ukuran Perusahaan
Minimal 10.70
Maksimal 16.05
Rata-Rata 12.85
Std. Deviasi 0.49
Sumber : data sekunder yang sudah diolah
Berdasarkan informasi di atas, maka rentang ukuran perusahaan adalah (16,05 – 10,70) = 5,35. Apabila dibuat kategori 4, maka lebar kelas menjadi (5,35 / 4) = 1,34 untuk setiap kategorinya. Berikut Tabel 4.5 selengkapnya. Tabel 4.5 Distribusi Kecenderungan Frekuensi Ukuran Perusahaan No. 1 2 3 4
Score 10.70 – 12.04 12.05 – 13.38 13.39 -14.72 14.73 – 16.06 Jumlah
Frekuensi
Presentase (%)
Katagori
7 153 24 6 190
3.6 80.5 12.6 3.3 100
Sangat Kecil Kecil Besar Sangat Besar
Sumber : data skunder yg sudah diolah
Sesuai dengan tabel di atas, maka dapat diperoleh informasi bahwa perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI untuk periode 2010-2014 merupakan perusahaan dengan ukuran kecil. c. Reaksi Investor Reaksi investor dilihat dari banyaknya volume perdagangan saham selama periode tertentu. Investasi dari klien pada perusahaan manufaktur
57
memiliki nilai rata-rata sebesar 0.615 dengan standar deviasi 0,036. Reaksi investor memiliki nilai maksimum sebesar 0,978 dan nilai minimum 0,004. Rata-rata investasi dari klient menjukan besarnya rerata total investasi yang dimiliki perusahaan. Tabel 4.6 Statistik Deskriptif Data Reaksi Investor Variabel Investasi
Minimal 0,004
Maksimal 0,987
Rata-Rata 0,615
Std. Deviasi 0,036
Sumber : data sekunder yang sudah diolah
Berdasarkan informasi di atas, maka rentang reaksi investor adalah (0,987 – 0,004) = 0,983. Apabila dibuat kategori 4, maka lebar kelas menjadi (0,983 / 4) = 0,245 untuk setiap kategorinya. Berikut Tabel 4.5selengkapnya. Tabel 4.7 Distribusi Kecenderungan Frekuensi Investasi No. 1 2 3 4
Score
Frekuensi
Presentase (%)
Katagori
0,004 – 0,249 0,250 – 0,494 0,495 – 0,739 0.740 – 0,984
4 58 79 49
2,1 30,5 41,5 25,9
Sangat Besar Besar Kecil Sangat Kecil
190
100
Jumlah
Sumber : data skunder yg sudah diolah
Sesuai dengan tabel di atas, maka dapat diperoleh informasi bahwa perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI untuk periode 2010 - 2014 mendapatkan reaksi investor dari klien kecil.
58
d. Ukuran KAP Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) dibedakan kategori the Big Four dan non the Big Four. Berdasarkan data yang diperoleh ternyata KantorAkuntan Publik yang masuk the Big Four terdapat 59% atau sebanyak 112 perusahaan, sedangkan yang tidak masuk dalam the Big four ada 41% atau sebanyak 78 perusahaan. hal ini menandakan bahwa KAP di BEI untuk perusahaan manufaktur adalah sebagian besar masuk kategori Kantor Akuntan Publik the Big four. Tabel 4.8 Distribusi Kategori Ukuran KAP No.
Katagori Ukuran KAP
Frekuensi
1 2
Non Big Four Big Four Jumlah Sumber : data skunder yang sudah diolah
78 112 190
Presentase (%) 41,0 59,0 100
3. Pengujian Prasyarat Analisis
Sebelum dilakukan analisis regresi, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi atau uji prasyarat. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui bahwa apabila dilakukan analisis regresi tidak terjadi gangguan yang berarti. Pengujian asumsi terdiri dari uji normalitas, uji linearitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Apabila pengujian prasarat tersebut terpenuhi, maka model regresi linier tersebut dapat digunakan dan bila tidak dapat memenuhi, maka model regresi linier tidak dapat digunakan yang berarti harus menggunakan alat analisis yang lainnya.
59
a. Uji Normalitas Pengujian normalitas menggunakan P-P Plot, dengan kriteria, apabila titik-titik pada P-P Plot berada pada garis lurus, maka dapat dinyatakan bahwa distribusi data berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
Sember : data sekunder yang sudah diolah Berdasarkan hasil diagram P-P Plot dapat diketahui bahwa titik-titik berada pada garis lurus, seperti tampak pada gambar di atas. Hal ini berarti
60
bahwa data penelitian ini telah diambil dari populasi yang terdistribusi normal. b. Uji Multikolinieritas Pengujian prasyarat linearitas dimaksudkan untuk melihat apakah ada atau tidaknya korelasi antar variabel independen dalam model regresi (Latan Hengki dan Temalagi Selva, 2012). Cara umum yang digunakan oleh peneliti untuk mendeteksi ada atau tidaknya problem multikolineritas pada model regresi adalah dengan melihat nilai Tolerance dan VIF (Variance
Inflation
Factor).
Nilai
yang
direkomendasikan
untuk
menunjukan tidak adanya problem multikulineritas adalah nilai Tolerance harus >0.10 dan nilai VIF < 10 (Hair et al. : 2010) Kriteria dinyatakan bahwa model memiliki pola linear adalah apabila P-value pada harga F lebih besar dari 0,05. Tabel 4.9 Rangkuman Hasil Uji Multikulinearitas Coefficients
a
Collinearity Statistics
Model
1
Tolerance
VIF
Ukuran_Perusahan
.927
1.079
Ukuran_KAP
.927
1.079
a. Dependent Variable: Audit_Delay
Sumber : data sekunder yang sudah diolah
61
Pada Tabel 4.9 rangkuman hasil uji multikolinearitas di atas, diperoleh harga VIF tidak ada yang melebihi dari nilai 10 dan Tolerance mendekati angka 1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut tidak terdapat masalah multikolinieritas. c. Uji Heteroskedasitas Uji Heteroskedastisitas dilakukan dengan memplotkan grafik antara SRESID dengan ZPRED di mana gangguan heteroskedastisitas akan tampak dengan adanya pola tertentu pada grafik. Berikut adalah uji heteroskedastisitas pada model dalam penelitian ini: Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedasitas Menggunakan Grafik
Sumber : data sekunder yang sudah diolah
62
Grafik scatterplot di atas memperlihatkan bahwa tidak terdapat pola tertentu pada grafik. Titik pada grafik relatif menyebar secara merata yang bermakna tidak ada gangguan heteroskedastisitas pada model dalam penelitian ini. d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan mengetahui apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t–1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka ditengarai ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lain. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, dilakukan pengujian DurbinWatson (dw). Table 4.10 Hasil Uji Autokorelasi b
Model Summary
Model
1
R
.236
R Square a
.056
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.046
12.645
Durbin-Watson
1.849
a. Predictors: (Constant), Ukuran_KAP, Ukuran_Perusahan b. Dependent Variable: Audit_Delay
Sumber : data sekunder yang sudah diolah
63
Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa hasil uji autokorelasi pada nilai Durbin-Watson adalah 1.849. Nilai Durbin-Watson tersebut berada dalam rentang Du=1.594 sampai 4- Du=2.151 sebagaimana ditentukan dalam batasan autokorelasi dengan uji Durbin-Watson. Hal ini menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini bebas dari problem autokorelasi. d. Pengujian Hipotesis Regresi Berganda 1) Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisiensi Determinasi (R2) Variabel Y, X1, X2 b
Model Summary
Model
R
1
.236
R Square a
.056
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.046
12.645
Durbin-Watson
1.849
a. Predictors: (Constant), Ukuran_KAP, Ukuran_Perusahan b. Dependent Variable: Audit_Delay
Sumber : Data sekunder yang sudah diolah Tabel 4.11 menunjukkan nilai R sebesar 0,236 atau 23,6%. Hal ini berarti
bahwa
hubungan atau korelasi antara Audit Delay dengan
Ukuran Perusahaan dan Ukuran KAP adalah lemah karena berada dibawah kisaran 0,60-0,799 (Rikawati(2009). Nilai Adjusted R Square sebesar 0,046 atau 4,6%, ini menunjukkan bahwa variabel Audit Delay yang dapat dijelaskan oleh variabel Ukuran Perusahaan dan Ukuran
64
KAP adalah sebesar 4,6%, sedangkan sisanya sebesar 0,954 atau 95,4% (1-0,046) dijelaskan oleh faktor-faktor lain seperti opini audit, komite audit, profitabilitas, internal audit, audit fee, kinerja keuangan, solvabilitas dan lainnya yang tidak disertakan dalam model penelitian ini
2) Hasil Uji Statistik t Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.10, jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0, sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha (Ghozali,2011). Tabel 4.12 Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X1, dan X2 Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Std. Error
113.813
16.703
Ukuran_Perusahan
-2.640
1.319
Ukuran_KAP
-3.891
1.937
Coefficients
Beta
t
Sig.
6.814
.000
-.148
-2.002
.047
-.148
-2.009
.046
a. Dependent Variable: Audit_Delay
Sumber : data sekunder yang sudah diolah Hipotesis 1 : Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Delay Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.12, variabel
65
Ukuran Perusahan mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,047. Hal ini berarti menerima Ha1 sehingga dapat dikatakan bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap audit delay karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel Ukuran Perusahaan lebih kecil dari 0,05. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ayoib (2008), Wirakusuma (2011), Indriyani (2012), dan Modugu (2012) yang menemukan pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit delay secara signifikan. Hubungan antara ukuran perusahaan dengan audit delay adalah perusahaan besar akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan karena perusahaan berskala besar memiliki sumberdaya dan staf akuntan yang lebih banyak dan memiliki sistem informasi akuntansi canggih dari pada perusahaan dengan skala kecil. Selain itu perusahaan berskala besar juga memiliki sumberdaya untuk membayar audit fees yang lebih
tinggi
sehingga dapat
menekan auditor untuk
melaksanakan pekerjaannya lebih awal dan menyelesaikan audit tepat waktu bila dibandingkan dengan perusahaan kecil (Sa’adah, 2013). Made Gede Wirakusuma dan Cindrawati (2011) menyatakan bahwa perusahaan berukuran besar memiliki basis pemegang kepentingan lebih luas sehingga berbagai kebijakan perusahaan besar akan berdampak lebih besar terhadap kepentingan publik dibandingkan dengan perusahaan kecil. Semakin besar perusahaan,
66
maka perusahaan akan menghadapi tuntutan lebih besar dari para stakeholder untuk menyajikan laporan keuangan yang lebih transparan dan lebih tepat waktu. Temuan ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Much. Sulthoni (2012), Subagyo (2009), danI Md Ngr Sudewa Mantik (2012)
yang
menyatakan
bahwa
Ukuran
perusahaan
tidak
mempengaruhi audit delay. Hipotesis 2 : Pengaruh Ukuran KAP terhadap Audit Delay. Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada table 4.12, variabel Ukuran KAP mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,046. Hal ini berarti menerima Ha2 sehingga dapat dikatakan bahwa Ukuran KAP berpengaruh terhadap audit delay karena tingka signifikansi yang dimiliki variabel Ukuran KAP lebih kecil dari 0,05. Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian Made Gede Wirakusuma dan Putu Manik Cindrawati (2011), Much. Sulthoni (2012), I Md Ngr Sudewa Mantik (2012), Elen Puspitasari (2012), Pebi Putra Tri Prabowo (2013), Ayoib Che-Ahmad (2012), dan Sistya Rahmawati (2008) yang menytakan Ukuran KAP berpengaruh terhadap audit delay. Penyelesaian audit yang lama akan berdampak buruk tentang kinerja KAP tersebut dimata klien maupun para pengguna laporan audit lainnya. Hal tersebut menyebabkan buruknya image dan hilangnya kesempatan kerja dengan klien tersebut di tahun-tahun yang akan datang. Sumber daya yang besar yang dimiliki KAP
67
besar dan terkenal (big four) dapat mempengaruhi peforma kinerja dalam pengerjaan audit yang lebih cepat dibandingkan KAP yang lebih kecil. Hipotesis 3 : Pengaruh audit delay terhadap reaksi investor. Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada table 4.13 : Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients
Model
1
B
Coefficients
Std. Error
Beta
(Constant)
.401
.088
Audit_Delay
.003
.001
t
.181
Sig.
4.559
.000
2.510
.013
a. Dependent Variable: Reaksi_Investor
Sumber : data sekunder yang sudah diolah Variabel Reaksi Investor mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,013. Hal ini berarti menerima Ha3 sehingga dapat dikatakan bahwa audit delay mempengaruhi reaksi investor karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel Reaksi Investor lebih kecil dari 0,05. Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian Much. Sulhoni (2012) dan Ayoeb Che-Ahmad (2008) yang menyatakan Reaksi Investor mempengaruhi Audit Delay. Sulthoni
(2012)
menyatakan
bahwa
laporan
keuangan
merupakan salah satu bentuk informasi yang penting bagi pelaku pasar. Audit delay laporan keuangan yang semakin rendah dapat
68
mempengaruhi pelaku pasar untuk semakin cepat bereaksi dalam pengambilan keputusan sehingga informasi tersebut memiliki nilai di mata investor.
69
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji secara empiris pengaruh ukuran perusahaan dan ukuran KAP terhadap audit delay danpengaruhnya terhadap reaksi investor pada emiten di Bursa Efek Indonesia. Penelitian dilakukan selama empat tahun berturut-turut, sedari 2010 hingga 2014 dan mencakup 38 sampel perusahaan manufaktur. Menggunakan analisis regresi berganda, dimana uji asumsi klasik dilakukan sebelum uji hipotesis, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Ukuran Perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2014. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,047 lebih kecil dari 0,05. Dari hasil tersebut maka hipotesis 1 yang menyatakan Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay terdukung, dengan demikian Ukuran Perusahaan adalah variabel yang mempengaruhi Audit Delay. 2. Ukuran KAP mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2014. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,046 lebih kecil dari 0,05. Dari hasil tersebut maka hipotesis 2 yang menyatakan ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap audit delay terdukung, dengan demikian ukuran KAP adalah variabel yang mempengaruhi Audit Delay.
70
3. Audit delay mempunyai pengaruh terhadap reaksi investorpada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2014. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,013 lebih kecil dari 0,05. Dari hasil tersebut maka hipotesis 3 yang menyatakan audit delay berpengaruh signifikan terhadap reaksi investor terdukung, dengan demikian audit delay adalah variabel yang mempengaruhi reaksi investor. B. Saran Penelitian mengenai audit delay pada penelitian selanjutnya diharapkan mampu memberikan hasil penelitian yang lebih berkualitas, dengan mempertimbangkan saran berikut ini: 1. Pemaknaan yang lebih tepat untuk definisi audit delay dengan memperhatikan waktu perikatan audit. 2. Perluasan variabel yang diperkirakan mempengaruhi audit delay guna memperoleh penjelasan lebih baik mengenai fenomena tersebut. 3. Perluasan lingkup perusahaan yang dijadikan sampel, umpamanya dengan menambah kategori perusahaan sampel.
71
Lampiran 1 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
KODE ADMG AISA AKPI ALMI AMFG ARGO ASII AUTO BRPT BUDI CPIN FASW FPNI GGRM GLJT HMSP IMAS INDF INDR INTP JFPA KAEF KBRI KIAS KLBF MLIA MYOR POLY RMBA SCCO SMCB SMGR SPMA TPIA TOTO TRST UNVR VOKS ADMG AISA AKPI ALMI AMFG ARGO ASII AUTO BRPT BUDI CPIN FASW
TAHUN 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011
ASET 12.57589589 12.28711841 12.10717549 12.17729240 12.37523496 12.15479924 14.05252850 12.74708942 13.20453204 12.29394410 12.81413275 12.65273186 12.46776301 13.48673288 13.01584438 13.31228577 12.65409910 13.67464031 12.70636909 13.18599932 12.84384061 12.21939899 12.27523389 12.10247565 12.84710953 12.65631860 12.64337283 12.60080329 12.69042620 12.06356341 13.01858604 13.19209329 12.17319611 12.47756777 12.03805681 12.30740152 12.93958225 12.05172378 11.78119809 12.55513183 12.18291358 12.25080253 12.42984833 12.16222697 14.18616779 12.84287292 13.27516680 12.32700829 12.72017957 12.69338340
INVESTASI 0.77621 0.88213 0.32495 0.88297 0.49812 0.72981 0.65627 0.25679 0.71671 0.40811 0.39187 0.75601 0.52625 0.69182 0.69280 0.41271 0.82628 0.52870 0.91718 0.52811 0.76281 0.92710 0.76528 0.48127 0.58171 0.71578 0.57189 0.42782 0.42872 0.47616 0.38176 0.51919 0.61819 0.60109 0.91718 0.71527 0.61521 0.81526 0.86684 0.90127 0.43478 0.87261 0.40925 0.86719 0.63671 0.26452 0.70209 0.49482 0.37158 0.70181
UKURAN KAP 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1
AUDIT DELAY 77 119 87 73 81 74 55 49 82 82 70 84 75 68 81 75 68 70 70 59 84 85 66 84 86 84 77 84 81 90 31 67 76 45 81 70 82 77 85 102 85 78 87 75 55 51 80 81 82 70
Lanjutan NO 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100
KODE FPNI GGRM GJTL HMSP IMAS INDF INDR INTP JFPA KAEF KBRI KIAS KLBF MLIA MYOR POLY RMBA SCCO SMCB SMGR SPMA TPIA TOTO TRST UNVR VOKS ADMG AISA AKPI ALMI AMFG ARGO ASII AUTO BRPT BUDI CPIN FASW FPNI GGRM GJTL HMSP IMAS INDF INDR INTP JFPA KAEF KBRI KIAS
TAHUN 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012
ASET 12.47879467 12.81413275 13.06273774 13.28727181 12.86956251 13.72905080 12.78584304 13.25890848 12.91731731 12.25388112 11.87191197 12.31167609 13.18599932 12.78669363 12.81953377 12.56622598 12.80167511 12.57589589 12.28711841 12.10717549 13.67464031 12.37523496 12.15479924 14.05252850 12.74708942 13.20453204 12.29394410 12.81413275 12.65273186 12.46776301 13.48673288 12.25763390 14.26072472 12.94849326 13.31359306 12.36166590 12.85617827 12.74650453 12.50275204 13.61814567 13.10957156 13.41908839 12.99180883 13.77323194 12.82301882 13.35707989 13.03986856 12.31730006 11.86967352 12.81413275
INVESTASI 0.52018 0.69281 0.69281 0.46610 0.82018 0.59271 0.91728 0.59082 0.81718 0.93160 0.71680 0.49171 0.58161 0.71627 0.58261 0.48271 0.48270 0.47156 0.37191 0.50198 0.68272 0.90127 0.43478 0.87261 0.40925 0.86719 0.77655 0.89521 0.44751 0.88198 0.42831 0.89140 0.61973 0.29981 0.79928 0.49279 0.41620 0.76251 0.59191 0.68272 0.68927 0.46150 0.89382 0.52917 0.91871 0.51711 0.72681 0.91012 0.79272 0.48171
UKURAN KAP 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0
AUDIT DELAY 84 82 88 81 75 68 70 70 59 84 85 66 67 67 39 91 71 85 73 78 78 94 86 81 89 75 148 87 79 81 86 86 57 51 86 81 86 86 63 82 70 84 56 88 81 75 68 70 70 82
NO 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150
KODE KLBF MLIA MYOR POLY RMBA SCCO SMCB SMGR SPMA TPIA TOTO TRST UNVR VOKS ADMG AISA AKPI ALMI AMFG ARGO ASII AUTO BRPT BUDI CPIN FASW FPNI GGRM GJTL HMSP IMAS INDF INDR INTP JFPA KAEF KBRI KIAS KLBF MLIA MYOR POLY RMBA SCCO SMCB SMGR SPMA TPIA TOTO TRST
TAHUN 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013
ASET 12.97395671 12.85672276 13.18599932 12.60055352 12.84108410 12.17228800 13.08523765 13.42454001 12.22124551 13.22212136 12.19107746 12.34007293 13.07863728 12.22995773 12.74875862 10.70077500 12.53568924 15.27020493 12.54892879 12.37014896 14.33040160 13.10099052 13.36568824 13.67464031 13.19651323 15.75526947 12.46214184 13.70560931 13.18612971 13.43782981 13.06576471 14.89261099 12.86628734 13.42499591 13.17371060 12.39303793 11.89693882 12.35619897 16.05365690 12.85672279 12.98722920 13.54783511 12.96529580 12.24601379 12.31911752 13.48845037 12.24726113 13.28045043 12.07717056 12.07717056
INVESTASI 0.19181 0.71672 0.57178 0.48272 0.42528 0.41810 0.38217 0.58281 0.62891 0.61086 0.91626 0.71926 0.68718 0.72618 0.62745 0.00457 0.62745 0.92817 0.90127 0.43478 0.87261 0.40925 0.86719 0.29184 0.62745 0.87658 0.98761 0.32177 0.36710 0.46718 0.71209 0.61651 0.27165 0.40101 0.72637 0.41311 0.35178 0.71539 0.05227 0.71681 0.52417 0.62527 0.69272 0.65170 0.42513 0.82728 0.51716 0.91819 0.58281 0.72162
UKURAN KAP 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0
AUDIT DELAY 84 85 66 79 85 87 73 74 77 84 70 88 84 79 80 74 78 80 86 88 89 51 80 88 85 78 78 76 78 81 87 71 82 66 59 63 90 59 70 80 90 90 89 88 88 81 92 95 78 100
Lanjutan NO 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190
KODE UNVR VOKS ADMG AISA AKPI ALMI AMFG ARGO ASII AUTO BRPT BUDI CPIN FASW FPNI GGRM GJTL HMSP IMAS INDF INDR INTP JFPA KAEF KBRI KIAS KLBF MLIA MYOR POLY RMBA SCCO SMCB SMGR SPMA TPIA TOTO TRST UNVR VOKS
TAHUN 2013 2013 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014
ASET 13.12541620 12.29133110 12.66844794 13.18599932 12.34772802 15.27452015 12.59310777 12.16384807 14.37296537 13.15778685 13.36650122 12.39392601 13.31936508 12.57589589 12.28711841 12.10717549 12.17729240 12.37523496 12.15479924 14.05252850 12.74708942 13.20453204 12.29394410 12.81413275 12.65273186 12.46776301 13.48673288 12.85824548 13.01246214 12.43929479 13.01076623 12.21906217 12.36001921 13.53547978 12.32054092 13.28409445 15.25054877 12.07272509 12.80188371 12.19142446
INVESTASI 0.90023 0.91729 0.72917 0.46170 0.58270 0.71617 0.52727 0.62516 0.64691 0.62745 0.48272 0.42762 0.13293 0.61818 0.41510 0.78260 0.35361 0.51716 0.63729 0.58291 0.67161 0.41770 0.91721 0.90127 0.43478 0.87261 0.40925 0.86719 0.32495 0.88297 0.49812 0.72981 0.25679 0.40191 0.71671 0.40811 0.39187 0.65281 0.75601 0.52625
UKURAN KAP 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0
AUDIT DELAY 84 88 82 85 72 83 84 92 72 51 87 79 86 82 70 84 56 88 81 75 68 70 70 59 84 85 66 86 86 76 86 84 48 74 87 81 44 75 86 74
Lampiran 2 Statistic Descriftive a
Residuals Statistics
Minimu m
Predicted Value
Maximu
Std.
m
Mean
Deviation
N
67.53
85.56
77.59
3.053
190
-3.293
2.611
.000
1.000
190
1.195
4.184
1.524
.452
190
67.23
86.20
77.58
3.076
190
-44.548
70.538
.000
12.578
190
Std. Residual
-3.523
5.578
.000
.995
190
Stud. Residual
-3.539
5.619
.000
1.002
190
-44.950
71.580
.006
12.773
190
-3.654
6.147
.001
1.026
190
Mahal. Distance
.693
19.700
1.989
2.559
190
Cook's Distance
.000
.155
.005
.015
190
Centered Leverage
.004
.104
.011
.014
190
Std. Predicted Value
Standard Error of Predicted Value
Adjusted Predicted Value
Residual
Deleted Residual
Stud. Deleted Residual
Value
a. Dependent Variable: Audit_Delay
80
StatistikDeskriftifVariabel-VariabelPenelitian Descriptive Statistics
X1 X2 Z Y Valid N (listwise)
N
Minim um
Maxi mum
Statistic
Statisti c
Statis tic
190
10.70
16.06
190
.26
.99
190
.00
.09
190
31.00
151.0 0
Mean Stati stic
Std. Error
12.6 164 .626 8 .543 5 78.1 196
190
81
Std. Deviation
Skewness
Statisti c
Statis tic
Std. Error
.03685
.49989
.767
.179
.01248
.16934
.054
.179
.03682
.49947
-.176
.179
1.3032 6
17.678 27
1.090
.179
Kurtosis Sta tistic .70 1 .788 1.991 5.0 92
Std. Error .356 .356 .356 .356
Lampiran 3 UjiGrafik Normal P-Plot
82
Lampiran 4 UjiMultikulinieritas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Toleranc Model
1
e
VIF
Ukuran_Perusaha
.927
1.079
Ukuran_KAP
.927
1.079
n
a. Dependent Variable: Audit_Delay
Coefficient Correlati
Ukuran_KA Model
1
P
Correlation
Ukuran_Per usahan
Ukuran_KAP
1.000
-.270
Ukuran_Perusaha
-.270
1.000
Ukuran_KAP
3.751
-.689
Ukuran_Perusaha
-.689
1.740
s
n
Covariance s
n
a. Dependent Variable: Audit_Delay
83
Lampiran 5 UjiHeteroskedasitas
84
Lampiran 6 UjiAutokorelasi Model Summaryb
Mo del
R R
1
.236
Square a
Adjusted R
Std. Error of
Square
.056
the Estimate
.046
12.645
DurbinWatson
1.849
a. Predictors: (Constant), Ukuran_KAP, Ukuran_Perusahan
b. Dependent Variable: Audit_Delay b
Model Summary
Mo del
R R
1
.181
Square a
Adjusted R Square
.033
Std. Error of the Estimate
.028
.19618268
a. Predictors: (Constant), Audit_Delay
b. Dependent Variable: Reaksi_Investor
85
DurbinWatson
2.427
Lampiran 7 X1, X2- Y Coefficients
a
Unstandardized
Standardize
Coefficients
Model
1
B
(Constant)
d Coefficients
Std. Error
113.813
16.703
Ukuran_Perusaha
-2.640
1.319
Ukuran_KAP
-3.891
1.937
Beta
t
Sig.
6.814
.000
-.148
-2.002
.047
-.148
-2.009
.046
n
a. Dependent Variable: Audit_Delay
Y–Z Coefficients
a
Unstandardized
Standardize
Coefficients
Model
1
B
d Coefficients
Std. Error
(Constant)
.401
.088
Audit_Del
.003
.001
Beta
.181
ay
a. Dependent Variable: Reaksi_Investor
86
t
Sig.
4.559
.000
2.510
.013
LAMPIRAN
87