PENGARUH PERCERAIAN TERHADAP KENAKALAN REMAJA, (Studi Kasus di Kelurahan Ketapang Tangerang)
OLEH MAYUNIH 101011020587
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN DIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1426 H / 2005 M
PENGARUH PERCERAIAN TERHADAP KENAKALAN REMAJA (Study Kasus di Kelurahan Ketapang Tangerang)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Smj ana (S I) Oleh:
MAYUNIH
NIM:IOIOII020587
Dibawah Bimbingan: Pembimbing I
Pembimbing II
Dra.Hj. Siti Salmiah. MA
Dra. Manerah
NIP: ISO 020 004
NIP: ISO 268 585
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1426 H/2005 M
PENGESAHAN PANITIA lUIAN Skripsi yang berjudul PENGARUJ-I l'ERCERAIAN TERHADAP KENAKALAN REMAJA, (Study Kasus di Kelurahan Kctapang 'T'angerang) tcJah diujikan dalam sidang Munaqasah Fakultas lImu Tarbiyah dan Kcguruan UrN "Syarif HidayatuJlah" jakarta paela tanggal syarat
untuk
13 oktober 2005, Skripsi ini tclah ditcrima sebagai salah satu
mcmperoJch
gcbr saljana
program
SlraLa
1 (S I)
p;.\(.I<.I ,iurusi.1n
PcnclicJikan Ag,lma Islam,
SicJang Mllnaqasah
ri
Dekan /
Pembantu Dekan
Ketua Merangkap Anggota
Sekretaris Merangkap Anggota
MA NIP. 150231
6
Anggota Penguj i 11
Penguji I
("~-'~A >f~~~ __- - L/
.
~
Drs. Ghufron Ihsan, MA
Dra. Hj. Siti Salmiah,
NIP.ISO 203 340
NIP. ISO 020 004
Mf~
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan taufik dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat terwujud. Shalawat serta salam tak luput penulis limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga serta sahabat beliau. Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi kewajiban sebagai mabasiswa tingkat akhir dan merupakan syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Aganla S-I (Strata Satu) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam DIN SyarifHidayatullah Jakarta. Oalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa kel11al11puan dan pengetabuan yang penulis miliki masih sangat terbatas dan l11asih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian. Pada kesempatan ini juga penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu, membimbing dan memberikan dorongannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, terutama kepada: 1. Prof. Or.Azyumardi Azra, M A, Rektor DIN SyarifHidayatullah Jakarta. 2. Bapak Oekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Prof. Or.H. Oede Rosyada. M.A beserta segenap stafnya. 3. Ibu Ora. Hj. SitiSalmiab, M A, pembimbing I yang telab meluangkan waktu dan
melimpaJlkan
ilmunya
kepada
menyelesaikan skripsi ini dengan tuntas.
penulis,
sehingga
pelmlis
dapat
4. Ibu Ora. Manerah, pembimbing Il dalam penyusunan skripsi ini. 5. Segenap Dosen dan para karyawan DIN SyarifHidayatullah Jakarta. 6. Bapak Matrobin, Lurah Ketapang beserta staf-stafnya, yang telah bersedia memberikan data dan infom,asinya kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terlesaikan. 7. Ayah dan ibu tercinta, kakak dan adik serta engkong tercinta, yang telah memberikan segenap kasih sayang dan do'anya kepada penulis dalam penyelesaian study. 8. Teman-teman serta sahabatku di Fakultas Tarbiyah hususnya kepada JenuI, Aan, Fanin, Cu'a, Yusni, Gigi (yang sering bercanda ria), Barok, Mumun, Gondrong, Mawi, dan Iainnya yang tak dapat penulis ungkapkan seIuruhnya. 9. Para pimpinan perpustakaan beserta stafnnya, yaitu perpustakaan UIN dan perpustakaan Iman Jama' yang telah membantu penulis memberikan kemudahan fasiIitas pinjaman referensi buku-buku. Akhirnya, hanya kepada Allah jualah kita semua akan kembali dengan penuh harap. Semoga jerih payah dan tetesan keringat mereka mendapat imbalan yang setimpal dan mendapat karunia serta hidayahNya, Amien
. Jakarta, September 2005
MAYUNIH
DAFTARISI
I-Ialaman LEMBAR PENGESAI-IAN BIMBINGAN
.
LEMBAR PENGESAI-IAN PANITIA UJIAN
.
11
KATAPENGANTAR
.
111
DAFTARIS!
.
v
DAFTAR TABEL
.
VlII
BAB I
.
1
: PENDAI-IULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Identifikasi Masalah
7
c.
7
Pembatasan dan Perumusan Masalah
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
.
8
E. Metode Pembahasan
.
19
F. Sistematika Penulisan
BAB II : LANDASAN TEORI
10
.
12
.
12
J. Pengertian Perkawinan dan Perceraian
.
12
2. Putusnya Perkawinan
.
16
3. I-Iukum Perceraian (talaq)
.
17
A. Perkawinan dan Perceraian
4. Faktor-Faktor Penyebab Perceraian
.
20
5. Pandangan Berbagai Agama Tentang Perceraian
.
22
.
26
1. Pengertian Remaja
.
26
2. Pengertian Kenakalan Remaja
.
30
3. Problematika Remaja
.
33
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kenakalan Remaja
.
36
5. Upaya Menanggulangi Kenakalan Remaja
.
40
.
43
A. Tempat dan Waktu Penelitian
.
43
B. Populasi dan Sampel
.
43
C. Teknik Pengumpulan Data
.
44
D. Analisa Data
.
45
.
46
B. Kenakaian Remaja
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV : BASIL PENELITIAN A. Ganlbaran Umum Kelurahan Ketapang
BABV
46
1. Kondisi Obyektif Kelurahan Ketapallg
.
46
2. Tillgkat Perceraian di Kelurahan Ketapang
.
54
B. Deskripsi Data
..
55
C. Interpretasi Data
.
55
PENUTUP
75
A. Kesimpuian
75
B. Saran
75
DAFTAR PUSTAKA LAMPlRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL II. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT KELURAHAN KETAPANG TANGERANG
Tabel I
K!asifikasi Tanah Berdasarkan Peruntulean
Tabel2
K!asifileasi Penduduk Berdasarlean Ke!ompole Umur dan Jenis
,
47
Kelamin
48
Tabe! 3
Sarana Peribadatan
50
Tabe! 4
Jumlah Sarana Pendidilean Umum
51
Tabe! 5
Sarana Pendidilean Agama...................................................
52
Tabe! 6
Jumlah Penduduk Kel. Ketapang dan Mata Pencahariannya
53
Tabel7
Jumlah Data Perceraian di Kelurahan Ketapang
55
I. ANGKET UNTUK ORANG TUA YANG BERCERAI Tabel 8
Lamanya Pasangan Suami Istri Bercerai
57
Tabel9
Falctor Penoyrebab Perceraian
58
Tabe! 10
Falcror Dominan Terjadi Perceraian
59
Tabel 11
Lamanya Hidup Merelea (suami-istri) Berjalan Normal
60
Tabel12
Hal yang dipilcirlean Terhadap Anale Setelah Perceraian
Tabe! 13
Pengaruh perceraian Terhadap Sileap Anale
61
Tabel 14
Orang yang Menafkahi Sete!ah Perceraian
62
Tabe115
Perhatian Orang Tua Terhadap Anale Da!am Keadaan Normal
63
Tabe! 16
Danlpak Perceraian Terhadap Anale
63
Tabel 17
Pengaruh Perceraian Terhadap Tingleah Laleu Analc
".
60
BABI PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk selalu hidup berdampingan satu dengan yang lainnya, dan saling tolong menolong tanpa membedakan suku bangsa mereka, sehingga tercapai suatu kehidupan yang dinamis dan haml0nis. Dalam AI-Qur'an di nyatakan sebagai berikut:
Artinya: Hai manusia sesungguhnya kami ciptakan kamu dari seorang laki-Iaki dan seorang perempuan dan mel"{iadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenai mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal. (AI-Hujurat, 49: 13).
Perkawinar; merupakan bentuk kehidupan bersama antara seorang lakilab dengan seorang perempuan yang diridhai Allah. Melalui suatu perkawinan maka diberikanlall suatu jalan yang aman dan sah pada naluri kebutuhan biologis antara seorang laki-Iaki dan seorang perempuan. Selain itu dengan perkawinan akan terjaga kemurnian dan terpelihara keturunan yang dilal1irkan oleh pasangan tersebut.
2
Secara sepintas dapat digambarkan bahwa pernikahan merupakan lembaga perjodohan antara laki-Iaki dan perempuan. Kedua belah pihak sepakat untuk hidup bersama sebagai suami-istri menurut aturan agama. Kesepakatan hidup bersama ini mesti diartikan secara total itas, yakni perpaduan yang tidak hanya sebatas secara lahiriah saja, akan tetapi suami-istri perlu saling membantu dan melengkapi agar masing-masing dapat mengembangkan kepribadiannya, membantu dan mencapai kesejahteraan spiritual dan material. Al-qur' an menggambarkan bahwa istri sebagai pakaian suami dan suami sebagai pakaian istri. Pernyataan ini dapat ditemui pada firman Allah dalam surat AI-Baqarah :187, yang berbunyi: •.• 1 LJ lk'tY'.
Artinya:
.<1 LJ r'-'"i -9 ... tY'.
,.,~
u- ....
Mereka itu adalah pakaian bugimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka (QS. Al-baqarah/ 2: 187) Dalam Kompilasi I-Iukum Islam pasal 3 disebutkan bahwa "perkawinan
bertujuan
untuk
mewujudkan
kehidupan
rumah
tangga
yang
sakinah,
mawaddah,dan rahmah/ Ketiga sifat ini merupakan pra-kondisi untuk menuju kepada kehidupan yang bahagia dan sejahtera; dan sangat ditekankan oleh Islam. 2 Akan tetapi, jika salah satu unsur dari ketiga sifat itu tidak tertanam secaI'a kuat dalam suatu keluarga, maka kelangsungan keluarga tersebut akan sangat rapuh. Upaya untuk tetap mempertahankan kebahagiaan rumah tangga
Kampi/asi Hukum Is/am di Indonesia, (Ditbillbapera Depag RI:2000) HaU. Saifullah, "Pengadilan Agama dan Pembinaon Keluarga Is/amt', Mimbar Hukum (Jakarta:Ditbinbapera No. 30 th Vlll, 1997) haU3. J
2
3
seringkali tidak berjalan mulus, dan tidak jarang suatu mmah tangga mengalami hambatan-hambatan sehingga sukar untuk mempertahankan keutuhannya. Ketika keutuhan rumah tangga sudah tidak dapat lagi dipertahankan, maka jalur yang ditempuh adalah mengakhiri perkawinan dengan jalan perccraian. Dari perceraian tersebut maka akan melahirkan dampak yang negatif terhadap anak-anak mereka, karena kurangnya perhatian serta rasa kasih sayang dari kedua belah pihak, baik itu dari pihak ayah ataupun pihak ibu. Sehingga timbul pada diri anak untuk mencari kebebasan dan bertindak sekehendak diri mereka, yang akhirnya akan timbul pada diri anak suatu kenakalan-kenakalan yang dilakukan di lingkungan sosialnya maupun di lingkungan keluarganya. Hal ini disebabkan karena kurangnya bimbingan dan kasih sayang dari kedua belah pihak orang tuanya. Masalah remaja merupakan masalah yang sangat penting, yaitu pada masa remaja ini hal-hal yang tidak terduga seperti kenakalan remaja. Biasanya paJa masa remaja adalah masa yang rumit dimana para remaja itu menjadi keras kepala, sukar diatur, mudah tersinggung, sering melawan, sering bertengkar, membuat kelakuan yang melanggar aturan atau nilai-nilai moral dan normanorma agama. Sehingga timbul pada anak-anak yang oleh masyarakat dikatakan nakaI, cross boy atau cross girl. Masa remaja adalah masa yang penuh dengan kegoncangan jiwa, masa berada dalan1 peralihan atau di atas jembatan goyang, menghubungkan masa
4
kanak-kanak yang penuh ketergantungan dengan masa dewasa yang matang dan berdiri sendiri. Mengenai kenakalan remaja, Jense mengklasifikasikan kepada empat macam, yaitu: I. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik kepada orang lain, seperti:
perkelahian, perkosaan, perampokan, pembunuhan,dan lain-lain. 2. Kenakalan yang menimbulkan korban materi, seperti: pencurian, pencopetan, pemerasan, dan lain-lain. 3. Kenakalan sosial yang telah menimbulkan korban di pihak orang lain, seperti: pelacuran, penyalahgunaan obat, dan lain-lain. 4. Kenakalan yang melawan status, seperti: mengingkari status anak pelajar denga cara membolos, mengingkari status otang tua dengan cara minggat dari rumall atau membantah perintalll11ereka dan lain sebagainya. 3 Berdasarkan data Polda Metro Jaya yang mengungkapkan tentang tawuran. Pada tallUn 1994 jumlall murid sekolall yang tewas akibat perkelahian ada 10 orang, 23 orang luka-luka dan I.I 58 buah bus kota rusak. 4 Dalam kurun waktu 1995 di daerall Jakarta, Tangerang, Bekasi tercatat 13 orang tewas, 12 orang luka-Iuka dan 859 buah bus kota rusak s
J
Sarlito wirawan, "Psikologi Remoja", (Jakarta: Rajawali:1989) cet.ke-I, ha1.200-201.
4
Suharyo Widagdo, ~, Ki Hajar Dewantara pun Akan Menangis", Kompas, 3
Desember 1996, hal. 4. 5
Tim Redaksi, "Seorang Fe/ajar Berpreslasi rewas Akibal Tawuran," Pas Kota,
Minggu I Desember, 1996, bal.2.
5
Lain halnya dengan remaja-remaja putri, mereka tidak pernah terlibat dalam tawuran, tetapi bukan berarti tidak ada masalah. Para gadis yang lebih akrab di sebut dengan anak baru gede, melakukan kegiatan yang perlu mendapat perhatian. Banyak diantara gadis malam yang ikut terjaring polisi saat diadakan razla penertiban gadis-gadis malam yang suka mejeng di pusat keramaian bersama para wanita tuna susila, bahkan diantara gadis itupun ada yang masih berstatus pelajar memilih bekerja sebagai WTS. Denga.n alasan selain mendapat uang yang banyak dari hasil pekerjaan itu juga bisa memuaskan nafsu birahinya. Memang yang dikemukakan diatas hanyalah beberapa kasus, dengan pelaku yang hanya segelintir saja dari seluruh generasi muda Indonesia. Masih banyak pemuda pemudi indonesia yang berprestasi baik dalam skala lokal, nasional bahkan internasional. Kalau diamati secara mendalam akar dari se1l1ua keruwetan yang terjadi di dunia re1l1aja adaiah adanya dekadensi moral yang 1l1elanda masyarakat Indonesia. Di zaman super komputcr seperti sekarang ini, orang tua khususnya lebih 1l1engejar kesenangan duniawi dari pada kesenangan spiritual. Mereka menganggap segala sesuatu bisa di beli dengan uang. Bahkan kebahagiaan pun mereka hargai atau mereka ukur dengan uang. Orang tua tidak lagi me1l1berikan kasih sayang dan perhatian kepada anaknya. Uang mer\iadi yang paling utama. Uang mereka berikan dengan harapan agar anak-anak itu bisa 1l1cncari
6
kebahagiaan sendiri. Hal itu kemudian menjadikan kekosongan "jiwa" pada anakanak. Anak-anak tidak tahu mana yang baik dan mana yang buruk dalam upaya meraih kebahagian. Akibat dari kekosongan jiwa ini, maka kebahagian yang mereka peroleh hanyalah kebahagian semu. Mereka merasa bahagia kalau sudah tercatat sebagai pengikut paham pergaulan bebas, atau mereka bahagia jika sudah makan obat-obatan terlaratlg atau minum-minuman keras dan segala macam bentuk penyelewengan lain. Bisa dikatakan bahwa semua korban pencarian kebahagian semu itu berasal dari keluarga bermasalah. Hal ini terlebih-lebih pada keluarga broken home, dimana mcreka hususnya para orang tva lebih mengutamakan urusan-
urusan di luar rumah sehingga mengakibatkan terabaikan kebutuhan yang paling hakiki dari anak yaitu perhatian dan kasih sayang. Dalam hal ini orang tua hams meluangkan waktu yang cukup untuk membuka percakapan-parcakapan yang mwyangkut study mereka atau masalah pribadinya. Dan memberikan pelajaran untuk mengisi "jiwa" anak-anaknya dengan iman dan taqwa, dan mempunyai ketaatan
kepada Allah yang cukup
tinggi dan orang tua harus membina akhlak mereka. lnilah sesunggulmya yang paling penting yang harus dilakukan oleh orang tua terhadap anak-anak mereka, supaya anak-anak mempunyai kepribadian yang baik dan bisa bermanfaat bagi diri, keluarga, dan bangsanya.
7
Begitu besarnya pengaruh perceralan selain dlhlsakan oleh pasangan suami-istri, anak, juga berpengaruh pada keluarga yang bersangkutan, karena putusnya tali persaudaraan bisa merusak citra agama dan negara. Berbagai masalah yang mencuat selama penulis telusuri; telah memberikan inspirasi yang sangat kuat untuk menyusun sebuah tulisan agar dapat ikut mengurangi derita masyarakat. Dari itulah tertuai di benak penulis untuk meneliti "Pengaruh Perceraian Terhadap kenakalan Remaja, (Study Kasus di Kelurahan Ketapang Tangerang)".
B. Identifikasi Masalah Dari berbagai masalah yang telah dipaparkan pada latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi masalah ini sebagai berikut: I. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kenakalan remaja?
2. Faktor-Faktor apa saja yang mempengaruhi perceraian antara suami istri di Kelurahan Ketapang ? 3. Bagaimana mengatasi kenakalan remaja ? 4. Bagaimana danlpak perceraian terhadap remaja itu sendiri ?
c.
Pembatasan dan Perumusan Masalah Agar penulisan skripsi ini lebih terarah dan dapat dipeljelas, maka penulis perlu mengadakan pembatasan masalah. Dalam hal ini penulis membatasi masalah ini pada remaja yang melakukan perbuatan-perbuatan yang menyimpang
8
khususnya
pada
mereka
yang
telah
bercerai,
dan
bagaimana
cara
menanggulanginya. Berdasarkan pembatasan di atas, maIm penulis dapat merwnuskan permasalahannya sebagai berikut: I. Bagaimana tingkat kenakalan remaja di Kelurahan Ketapang? 2. Bagaimana pengaruh perceraian terhadap perkembangan anak setelah orang tuanya bercerai? 3. Bagaimana peranan orang tua dalam mengantisipasi kenakalan remaja?
D. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan Penulisan Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan skripsi ini adalah: a. Untuk mengetahui tingkat kenakaJan remaja di Kelurahan Ketapang. b. Untuk memperoleh informasi yang empiris terhadap perkembangan anak setelah orang tua bercerai. c. Untuk mengetahui pengaruh perceraian terhadap kenakalan remaja.
2. Manfaat Penelitian
Sebagaimana dipaparkan pada tujuan di atas, maka manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
9
a. Diharapkan agar tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya, dan terkbih khusus kepada kedua orang tua yang telah mendidik dan mengayomi anaknya. b. Untuk mengetuk hati para orang tua agar memikirkan dan memperhatikan lingkungan pergaulan anaknya scrta segal a bentuk prilaku yang berada di masyarakat. c. Diharapkan agar masyarakat mengetahui dampak yang timbul dari suatu perceraian
E. Metode Pembahasan Untuk memperoleh data dan informasi yang akurat dan jelas, maka dalam penulisan ini penulis menggunakan beberapa methode penelitian sebagai berikut: 1. Library Research: Mengadakan penelitian kepustakaan dengan cara mengkaji
buku-buku, artikel-artikel, atau sumber bacaan yang berkaitan dengan masalah yang di teliti.
2. Field Research: Mengamati langsung ke lokasi penelitian yaitu Kelurahan Ketapang Kecamatan Cipondoh Tangerang. Teknik penulisan skripsi ini, berpedoman pada buku penulisan skripsi, thesis, dan disertasi UIN Jakarta.
I1
BABIV
Basil Penelitian A. Gambaran Umum Kelurahan Ketapang Tangerang I. Kondisi Obyektif Kelurahrul Ketapang
2. Tingkat Perceraian Kelurahan Ketapang B. Deskripsi Data C. Interpretasi Data
BABV
Penutup A. Kesimpulan
B. Sman
BAB II LANDASAN TEORI
A. PERKAWINAN DAN PERCERAIAN 1. Pengertian Perkawinan dan Percerailm
Perkawinan dalarn bahasa arab disebut
C~I. Sedangkan pengertian
perkawinan dalarn hukum islam ada dua macam: a. Pengertian perkawinan menurut bahasa yaitu:
" nikah" (perkawinan) menuru/ bahasa adalah berkumpul dan bersa/u "
Jelasnya pengertian perkawinan menurut arti kata dalanl bahasa arab adalah bersatu, berkumpul dan berhubungan, yaitu merupakan suatu perbuatan yang dapat dilakukan oleh dua orang yakni suami dan istri.
b. Pengertian perkawinan menurut syara': I). Syihabuddin Al- Qaliuby, mengatakan sebagai berikut:
"Nikah" menuru/ ~yara adalah sua/u akad yang mengandung bolehnya berse/ubuh dengan menggunakan lafaz " inkah" a/au " tazwij"
13
2). Menurut Prof. Ibrahim Husein, " nikah itu adalah akad yang telah diatur oleh agama untuk memberikan kepada pria hak memiliki penggunaan terhadap paraj wanita dan seluruh tubuhnya untuk kenikmatan sebagai kebutuhan primer" 3). Ulama Hanabilah menyebutkan bahwa pernikahan adalah akad yang menggunakan lalaz " inkah" atau tajwiz untuk mendapatkan kepuasan artinya seorang laki-Iaki dapat memperoleh kepuasan dari seorang perempuan dan sebaliknya. 4). Didalam Kompilasi Hukum Islam pasal I undang-undang perkawinan no.l tahun 1974 disebutkan: "perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga ( rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhan yang Maha Esa". 7 Perkawinan merupakan suatu ikatan yang dapat dilihat. Mengungkapkan adanya suatu hubungan hukum antara seorang pria dan wanita untuk menjalani hidup bersama, sebagai suami istri, dengan kata lain dapat dikatakan sebagai " hubungan formil ". Hubungan formil ini nyata, baik yang mengikat dirinya, maupun bagi orang lain atau masyarakat. Sebaliknya perkawinan juga disebut sebagai" ikatan batin " karena perkawinan itu merupakan hubungan yang tidak formi!, yaitu suatu ikatan
7
Abdurrahrnan Sarjo Miharjo, Sejarah Perkembangan Kola Jakarta (Jakarta: Dinas
Mllsillm dan Sejarah, 1977), h.64
14
yang tidak dapat dilihat. Walallpun dikutakan tidak nyata tetapi ikatan tersebllt harus ada. Karena tanpa adanya ikatan bathin ikatan lahir akan menjadi rapllh. Tujuan perkawinan dimaksudkan membentuk ke1uarga yang bahagia dan kekal, dapat diartikan bahwa perkawinan itu diharapkan berlangsung sellmur hidup yang tidak boleh diputuskun begitu suju. Dari definisi-definidi diatas dapat disimpulkan bahwa perkawinan ialah suatu akad untuk menghalalkan 1mbungan pergaulan antara suami istri menurut syara', dan bertujuan untuk membentuk keluarga ( rumah tangga) bahagia yang di ridhai oleh Allah SWT. Berdasarkan firman Allah:
Arlinya:" Dan dianlara landa-Ianda kekuasaannya adalah Dia menciplakan unlukmu islri-islri dari jenismu sendiri, supaya kamu cendrung dan merasa len/ram kepadanya, dan dijadikannya dianlaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian ilu benar-benar lerdapal landa-Ianda bagi kaum yang berpikir".
Sedangkan pengertian perceraian ( talaq ) secara etimologi berasal dari kata"
0lb" yang artinya lepas. s Sedangkan dalam terminologi agama "0lb "
yang artinya melepaskan ikatan perkawinan atau bubarnya hubungan perkawinan. 9 Secara rinci akan di jelaskan talaq sebagai berikut:
SA. Warson Munil'. KalllllS Munawir Arab Indonesia (Yogyakarta: Unit Pengadaan Buku-buku I1miah Keagamaan, 1984 ), h.923 9 AI-Sayyid Sabiq,Fiqh Sunnah Tarjamah. (Bandung: PT. AI-Ma'arif, 1996), Cet. Ke2, Jilid.9, h.9
15
a. Dalam KHI (Kompilasi Hukllm Islam) talaq diartikan sebagai ikrar suami dihadapan sidang pengadilan agan.a yang menjadi salah satu sebab putusnya
10 . per1mWlI1an.
Keharusan
mengikrarkan
talaq
didepan
pengadilan agama, di harapkan agar dalan1 proses pereeraian jelas sebabsebabnya, dan ketika masih bisa didamaikan agar hakim berusaha mendamaikan antara suami istri yang hendak bereerai, sehingga perbuatan yang tidak Allah SWT sukai ( talaq ) tidak mudah terjadi dan kekekalan sebuah perkawinan dapat terwujud akibatnya akad nikah hanya terjadi sekali seumUf hidup seprti yang diharapkan islam bahwa pernikahan itu untuk selamanya dan tidak untuk sementara waktu. b. Mazhab Hanafi dan Mazhab Hambali mendefinisikannya sebagai pelepasan ikatan perkawinan seeara langsung atau pelepasan ikatan perkawinan dimasa yang akan datang. II e. Mazhab Syafi'I mendefinisikan talaq sebagai pelepasan akad nikah dengan lafal talaq atan yang semakna dengan lafaz itu. 12 d. Sedangkan Mazhab Maliki mendefinisikan talaq sebagai suatn sifat hukum yang menyebabkan gugurnya kehalalan hubungan suami istri.
10 Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam, Dirjen Kelembagaan Agama Islam, Kompilasi Hukum Islam, ( Depag RI, 200 I ), Pasal I 17, h.57 " Dewan Redaksi Enskilofedi Islam" Nikah .., Enskilofedi Islal11,( Jakarta: PT. lehtlar Baru Van Hoeve,1994), Cet. ke-2, Jilid.5. H. 53 12 Ibid
16
2. Putusnya Pcrkawinan
Dalam Kompilasi Hukum Islam undang-undang no. 1 tahun 1974 tentang perkawinan, menyatakan bahwa plltusnya perkawinan dapat terjadi karena: a. Kematian salah satu pihak b. Perceraian c. Keputusan pengadilan 13 Pasal 39 undang-undang perkawinan mengatakan: a. Perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilan setelah pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak. b. Untuk melakukan perceraian harus cukup alasan, bahwa antara sllami-istri tidak akan hidup rukun sebagai suami-istri. c. Tata cara perceraian di depan sidang pengadilan diatur dalam peraturan perundangan tersendiri. Terhadap ketentuan yang termuat didalam pasal tersebut diatas, khususnya ayat dua, penjelasan atas undang-undang perkawinan lebih lanjut menyebutkan bahwa alasan-alasan yang dapat dijadikan dasar untuk perceraian adalah sebagai berikut:
13 Direktorat Pembinan Badab Peradilan Agama Islam, Kompilasi HlIkllm islam,op. cit, Pasal 38 Undang-undang Perkawinan
17
a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjlldi, dan lain
sebagainya yang sukar disembuhkan
b. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara lima tahun atau hllkuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsllng. c. Salah satu pihak melakukan kekejaman atas penganiayaan berat yang membahayakan terhadap pihak lain. d. Salah satu pihak mendapatkan cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suarni istri. e. Antara suami isrti terus menerus tmjadi perselisihan yang tidak ada harapan akan hudup rukun didalam rumah tangga.
3. Hukum Pcrccraian Para ularna sepakat bahwa hukum talaq yang dasarnya makruh atau dengan istilah Imam Malik Khilaf AI-aula sampai kepada hukul11 talaq yang ma'ruf mereka menentukan bahwa hukum talaq itu bisa beralih menjadi haram, wajib, sunnah. Maka Lebih jelas lagi penulis menguraikan hukum perceraian sebagai berikut: a. Hararn Yaitu talaq yang dijatuhkan tanpa ada alasan akan manfaat yang didapatkan, ballican mungkin tindakan tersebut akan merugikan suami
18
istri, atau suami mempermainkan talaq. Begitu juga haram menjatuhkan talaqjika ketika istri dalam keadaan haid.
14
b. Wajib Yaitu talaq yang dilakukan oleh dua orang hakim
sebagai akibat
perselisihan antara suami istri yang tidak bisa didamaikan lagi, kedua hakam
berpendapat
bahwa
talaq
merupakan
satu-satunya
jalan
· terak1' penye1esman llr. 15
c. Sunnah Yaitu apabila suami tidak sanggup lagi membayar kewajibannya ( natkalmya ) dengan cukup atau karena istri mengabaikan kewajibannya kepada Allah seperti shalat atau istri tiada menjaga kehormatannya.
d. Makruh Yaitu jika tidak ada suatu alasan yang benar, sekalipun Nabi SAW menghalalkan talaq. Karena talaq seperti ini akan merusak perkawinan yang mengandung kcbaikan-kebaikan. Dikatakan makruh juga apabila dijatuhkan kepada istri yang baik, jujur yang dapat di percaya e. Mubah Yaitu talaq karena suatu sebab misalnya sikap istri buruk dan tak dapat diharapkml adanya kebaikan. Agama Islam membolehkan perceraian tertjadi, apabila dalam perkawinan sudah tidak ada manfaatnya dan lebih 14 Mahmud Yunus,Hukum perkawinan dalam Islam, menurul mazhab Syafi'I, Hanafi, Maliki, Hambali,(jakarta: Hida Karya Agung, 1996), cet.ke-15,h.227 15 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah. h. 207
19
banyak mudharatnya. Allah tclah I11cnurunkan ayat-ayat yang berkcnaan dcngan perceraian, dan juga dalam hadist-hadist Nabi yang l11eriwayatkan tentang perceraian. Schingga perceraian I11cmpunyai dasar hukum dan tata aturan tcrsendir. Sebagail11ana firman Allah SWT:
Arlinya: Kemudian jika si suami menlalaqnya ( sesudah lalaq lalaq yang kedua), maka perempuan ilu tidak halal lagi baginya sehingga ia kawin dengan suami yang lain. (Q.S.AI-Baqarah :230)
Arlinya: lalaq( yang dapal di rujuk) dua kali, selelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma 'rufalau menceraikan dengan cara yang baik. (Q.S. AI-Baqarah :229)
.
I .\-.-<: .. j,-.",
~.J...! ~
J '__ '."1: "'1. \ ·.c\';
U u- ~ ~
l)"-';'" '"
L.....dl.', §I \
bl~\
• .J
Arlinya: Apabila kamu menlalaq iSlri-islrimu, lalu habis iddahnya, maka janganlah kamu ( para wali) menghalanngi mereka kawin lagi dengan bakal suaminya. (Q.S. Al- Baqarah :232 ).
Selain ayat-ayat diatas, tcrdapat pula hadist Nabi yang dipakai sebagai dasar hukum perccraian.
20
Artinya: Dari Ibn Umar sesungguhnya Ibn Umar telah mentalaq istrinya, sedang istrinya itu dalam keadaan haid pada masa Rasulullah SA W, maka Umar Ibn Khatab menanyakan hal demikian kepada Rasulullah SAW beliau bersabda: suruhlah agar merujuk istrnya itu, kemudian hendaklah ia menahan istrinya hingga suci, kemudian haid, kemudian suci kemudian sesudah itu jika ia mau ia boleh memegang ( tetap menggaulinya ) istrinya sesudah itu dan jika ia mau, ia boleh mentalaqnya. Di waktu suci belum dicampuri itulah iddah yang diperintahkan Allah bahwa mentalaq istri agar ia menjalankan masa iddahnya. ( HR. Buchari Muslim).
4. Faktor-Faktor Penyebab Perceraian PerceraiaD timbul dengan adanya berbagai permasalahn yang teljadi ditengah-tengan rumah tangga, baik itu permasaJahan yang berasal dari dalam ataupun dari luar keluarga. Faktor-faktor yang mennyebabkan terjadinya perceraian sebagai berikut :
a. Faktor Pcrsclingiwhan Perselingkuhan pada hakekatnya tidak terlepas oleh beberapa faktor yang mendukung terjadinya perselingkuhan, misalnya dengan maraknya tayangan TV yang membahas tentang gaya hidup sekarang, tontonan atau bacaan yang berbau seks atau pornografi, bisa juga dad hal-hal kecil seperti pertemuan-pertemuan biasa, melakukan pembicaraan secara individual ( curhat ) dan sebagainya. Kemudian peliemuan tersebut
21
menjadi suaru kegiatan rutin, sehingga dari sinilah akan berkembang hubwlgan emosional yang lebih jauh dan mendalam.
b. Faktor Ekonomi Adalah suatu kekeliruan, jika ada anggapan yang menyatakan bahwa kehidupan suami istri akan senantiasa membuahkan keindahan dan kasih sayang meskipun dalam kondisi kritis. Hanya karena ambisi yang mendorong pada impian dan harapan, sehi ngga faktor ekonomi terkadang tidak menjadi pertimbangan yang utama. Tapi juga merupakan anggapan yang keliru, kalau sejumlah uang yang ada di tangan dapat menjadi jaminan segala masalah rumah tangga. Uang tidak dapat menjadi jaminan segala urusan dan tuntutan yang timbul di hari-hari pertama pernikahan. Perasaan cinia dan kegelisahan berbaur, saat pasangan suami istri merasakan bahwa apa yang mereka impikan telah melenceng jauh dari kenyataan-kenyataan yang berada di hadapan mereka. Banyak tuntutan keluarga yang luar biasa yang tak pernah dialami dan terpikir sebelumnya. Beban berat terus menerus membnat situasi dalam rumah tangga mel1jadi resah, bimbang, ragu dan putus asa, bahkan semakin memanasa. Suami istri tidak dapat lagi melakukan dialog terbuka dan introspeksi diri. Tiada lagi cerita saat bertemu, perasaan cinta dan kasih sayang lambat taWl mulai memudar,
tenggelam bersama mWlculnya persoalan rwnah
tangga.Dengan kata lain ekonomi keluarga yang tidak sehat akan
22
cenderung menyebabkan perceraian. Faktor ekonomi merupakan salah satu faktor penting bagi tegaknya keluarga. Sekalipun ekonomi bukan segala-galanya, namun tanpa adanya faktor bantuan keuangan yang memadai aka."1 memunculkan banyak masalah.
c. Faktor Moral Adapunyang termuat dalam faktor ini dapat dirincikan sebagai berikut : I. Poligami yang tidak sehat
2. Cemburu yang berlebihan baik itu pada pasangan suami ataupun istri 3. Krisis Akhlaq yang meliputi kurangnnya keyakinan pada Tuhan Yang Maha Esa, kurangnya rasa patuh serta sopan santun pada suami dan sebaliknya suami terhadap istri, tidak adanya saling menghargai satu dengan yang lainnya. 4. Kawin dibawah umur 5. Cacat biologis 6. Kawin paksa 7. Tidak ada keharmonisan
5. Pandangan Bcrbagai Agama Tcntang Pcrccraian a. Perceraian Menurut Syariat Islam
23
Islam telah mengajarkan ctika dan menctapkan berbagai larangan, termasuk perbuatan talaq juga diatur dalam ajaran islam, talaq menurut ajaran islam telah dijelaskan hllkllmnya. Islam mengajarkan etika dan menetapkan bcrbagai larangan yang harus diindahkan llntuk keharmonisan kclllarga tetap terpelihara dan lestari. Islam mengatur jalan keluar jika terjadi perselisihan antara suami istri hing6a mereka terhindar dari pe,cerceraian. Meskipun perceraian dihalalkan sebagai jalan terakhir jika keduanya tidak dapat bersatu lagi, namun perceraian itu tergolong pcrbllutan yang tercela. Sarana dan wahana penanggulangan perceraian sudah disediakan, llsaha maksimal untuk kembal i baik dan bersatll lagi sudah dilaksanakan oleh kerabat keluarga, dan juga sudah ditunggu perkcmbangan selama waktu yang ditentukan. Tapi usaha kallm Family untuk mendamaikan itu ternyata gaga:' Jika sudah demikian, maka tidak ada lagi sisa kebaikan perkawinan yang akan menangkis talaq atau perccraian. Dan mungkin talaq pada waktu itu sudah merupakan rahmat bagi wanita itu, sebagai pengganti dari kehidupan yang sempit, yang mengikat dirinya dengan seorang pria yang tidak mencintainya lagi, maka Islam tidak melarangnya. Islam tidak membllka pintll cerai untllk memberi kebebasan secara mutlaq kepada setiap pasangan untuk melaluinya, dan tidak pula menutupnya rapat-rapat sehingga tidak ada kesempatan sama sekali. Pintu
24
itu bisa terbuka dan tertutup tergantung pada situasi, kondisi, dan kemaslahatannya. Islam memandang perceraian sebagai perbuatan halal yang paling dibenci Agama, sebagaimana hadist Nabi riwayat Abu Daud, Ibn Majah dan AI-Hakim dari Ibn Umar :
Artinya : " Perbuatan halal yang paling dibenci Allah SWT adalah perceraian ( talag )".(HR. Abu Daud, Ibn Majah, AI-Hakim dan Ibn 6 Umar/
b. Perceraian Menurut Pandangan Agan1a Yahudi Talaq menurut Agama yahudi dibolehkan, walaupun tanpa alasan, seperti suami ingin menikah lagi dengan perempuan lain yang lebih cantik dari istrinya ini diperbolehkan, tapi talaq dengan alasan ini dipandang tidak baik. Adapun alasan dibolehkannya talaq menurut Agama Yahudi adalah sebagai berikut: I. Cacat badan, seperti : mandul, pincang kakinya, dan lain-lain 17.
2. Cacat ak.'1laq, seperti : serakah, kikir, bayak bicara, dan lain-lain.
16 17
H. Amiruddin,Fiqh Munakahat 2., Jakmta : Pustaka Setia, 1999), h.IO Sayyid Sabiq,Op.Cit.,h.13-15
25
c. Perceraian Menurut Pandangan Agama Nasrani Agama Nasrani yang dipegang oleh Barat terbagi dalam tiga sekte : 1. Sekte katolik 2. Sekte ortodok 3. Sekte protestan Aliran Katolik benar-benar mengharamkan talaq. Memutuskan perkawinan dengan alasan apapun tidak boleh, walaupun keadaan begitu parah, bahkan istri berhianat kepada suaminya tidak juga dibenarkan untuk bercerai. Dalam keadaan istri berzina, hanya dibolehkan pisah badan saja antara suami
i~tri,
sedangkan ikatan perkawinannya secara
hukum telap berlaku. Dalam masa pisah badan ini masing-masing sual11i istri tidak boleh kawin lagi dengan orang lain, karena perbuatan seperti ini dianggap poligal11i, sedangkan Agama Nasrani tidak mel11bolehkan berpoligami sanla sekali. Pendirian golongan Khatolik ini berdasarkan injil markus yang menyatakan :
"Dua badan menjadi salu lubuh. Jadi bukan dua lagi sesudah itu, lelapi salu lubuh. Apa saja yang sudah dikumpulkan Allah menjadi salu, lidak boleh seseorang memisahkannya ". ( Markus, Ps. 10: 89) Aliran ortodok dan protestan l11embolehkan cerai, secara terbatas. Diantara alasan yang terpenting, yaitu karena istri berzina. Tapi sesudah cerai masing-masing sual11i istri dilarang kawin selama-lamanya dengan
26
orang lain. Alii an yang membolehkan cerai karena istri berzina
1111
beralasan kepada injil Matius, yang menyatakan :
" Barang siapa menceraikan istrinya, kecuali karena zina, berarti membuat ia berzina". ( Injil Matius Ps. S: 22-23) 18
B. KENAKALAN ImMAJA 1. Pengertian Remaja
Berbicara tentang remaja menurut pandangan berbagai para ahli, tidak ada kesatuan, misalnya dari segi hukum maka usia remaja diatas 12 tahun serta belum pernah menikah. Sebenarnya sampai sekarang belUln ada kata sepakat antara para ahli ilmu pengetahuan tcntang batas usia remaja. Hal ini
terjadi karena lama
tidaknya masa remaja tergantung pada kondisi masyarakat, dimana individu itu berkembang. Namun pada umulJ1nya mereka berpendapat bahwa remaja adalah seseorang yang berusia antara 13-21 tahun. Di sini penulis akan kemukakan beberapa pendapat tentang pengertian dan batas umur pada remaja. Sarlito Wirawan mendeskripsikan tentang permulaan remaja sebagai berikut: "Permulaan masa remaja adalah ditandai dengan kematangan seksual, dalam arti organ-organ seksualnya sudah dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengembangkan keturunan. Pada remaja putri tandanya adalah
18
Ibid. h. 14
27
menstruasi, sedangkan pada remaJa putra air mamnya sudah cukup matang. 19 Kemudian untuk membahas pengertian remaja secara istilah penulis berusaha mengutip beberapa pendapat dari berbagai para ahli, diantaranya: a) Menurut Prof. Dr. Zakiah Daradjat mengemukakan bahwa remaja adalah anak yang berada pada masa anak-anak dan dewasa dimana anak-anak mengalami pcrubahan cepat di segala bidang. Mereka bukan lagi anakanak baik bcntuk badan, sikap dan cara berpikir dan bertidak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang, masa ini mulai kira-kira umur 13 tahun dan berakhir m1lur 21 tahun 20 b) Berkenaan dengan pengertian
rem~a
dalam psikologi, Piaget menyatakan
bahwa: "Masa remaja adalah untuk menunjukan usia remaja berintegrasi dari masyarakat dewasa dan pada usia ini ia tidak lagi merasa dibawah tingkah laku orang-orang yang lebih tua, melainkan berada dalam tingkat yang sarna, sekurang-kurangnnnya dalam masalah hak".21 Disamping pengertian diatas maka untuk mengetahui masa remaja perlu ditil\iau dari berbagai aspek, diantaranya:
19
Saelito Wirawan Sarwono, Pengantar psikologi umum, (Jakatra;Bulan Bintang,
20
Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental. (Jakatra: PT.Gunung Agung, 1975), h.106 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan. (Jakarta; Erlangga), cet.ke-9,
1976), h.38-39 21
Edisike- 5, h.206
28
a. Tinjauan Psikologi Jika kita berbieara dari segi psikologi, maka batas
USia
remaJa lebih
banyak bergantung kepada keadaan masyarakat dimana mereka hidup. Sebagai mana Zakiyah Daradjat mengemukakan bahwa : "Akhir masa remaja itu tidak sal11a pada l11asyarakat itu sendiri, hususnya l11ereka yang hidup di desa, dimana setiap anak telah ikut bekerja dengan orang tuanya ke ladang, menangkap ikan dan sebagainnya, si anak dapat cepat ikut aktif dalan1 mencari rizki, keterampilan dalam ilmu pengetahuan untuk itu tidak sukar mencapainya, maka segera setelah pertul11buhan jasmaninya tampak sel11purna maka ia dapat diberi kepercayaaan dan tanggung jawab sebagai orang dewasa, Dia telah dapat menikah". 22 b. Tinjauan Masyarakat Penentuan seorang telah
remaJa atau
belum, tergantung kepada
peneril11aan masyarakat terhadap rel11aja tersebut. Masyarakat yang paling sederhana yang hidup secara alamiah, bertani, l11enangkap ikan , dan lain sebagainya, tidak mengenal masa ramaja. Dalam masyarakat seperti ini, barang kali masa remaja itu tidak ada atau tidak mereka kenaI. Sebab anak-anak belajar dan berlatih melakukan pekerjaan yang dilakukan orang tuanya atau orang sekampungnya dan mereka tidak mempelajari tentang batas usia remaja. Maka tidak ada batasan umur yang jelas antara anak dan dewasa. Sebagaimana menurut Zakiyah Daradjat dalam bukunya ; Pembinaan Remqja, menyatakan :
" Begitu tubuh si anak tumbuh besar dan kuat mereka dianggap telah mampu melakukan pekerjaan seperti yang di lakukan oleh orang " Zakiah Daradjat, PembinQQn Remaja, Op. cit.,h.1 0
29
tuanya. Mereka di anggap mampu memberi hasil untuk kepentingan diri dan keluarganya. Maka saat itulah mereka diterima dalam lingkungannya, pendapatnya didengar dan di perhatikan".23 c. Tinjauan Ajaran Agama
Zakiah
Daradjat menjelaskan baJlwa di dalam islanl terdapat istilaJl
remaja atau kata-kata yang berm1i rcmaja. Lebih lanjut Ia mengemukakan bMwa dalam Al-qur'an discbutkan terdapat kata-kata "Al-fityatu" dan "
jityatun" yang m1inya orang muda atau pemuda".
24
Firman Allah SWT:
Artinya:" lngatlah tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam goa lalu mereka bedo 'a:" wahai tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisimu, dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami ini ". (Q,s. Al-kahji: 10).25
Dari ayat tersebut dapat dipahami baJlwa dalam Al-qur'an tidak dijelaskaI1 istilah remaja atau kata-kata yang berm1i remaja. Tampaknya masa remaja yaI1g mengantari masa kanak-kanak dan dewasa, tidak terdapat dalam islam. Dalam islam seorang merasa bila telah aqil baliqh, telah bertaI1ggung jawab atas setiap perbuatannya. Jika ia berbuat baik
23Zakiah Daradjat, Remaja Harapan dan Tanlangan, (Jakarta: Ruhama, 1995), cet.ke-2, h.8 24 Ibid., h. J 1 os Departmen Agama RI, Or.cit., h.444
31
"Setiap perbuatan, jika perbuatan itu dilakukan oleh orang dewasa, maka perbuatan itu merupakan kejahatan, jadi merupakan perbuatan yang melawan hukum, yang dilakukan oleh anak, khususnya anak remaja".28 c. Tidak
jauh
dengan
pendapat
diatas,
ada
pendapat
lain
yang
memformulasikan bahwa perbuatan deliqucncy adalah semua perbuatan yang merupakan penyelewengan norma-norma kelompok tertentu yang menimbulkan keonaran didalam masyarakat yang dilakukan oleh anakanak muda. 29 d. Selain itu Sudarsono mengklasifikasikan secara umum kenakalan remaja yang dilakukan oleh anak-anak remaja menjadi dua bagian, yaitu kenakalan sosiologis dan kenakalan individual. Dapat dipandang sebagai kenakalan
sosiologis,
apabila
anak
memusuhi
seluruh
konteks
kemasyarakatan kecuali konteks masyaraIcatnya sendiri. Dalam kondisi tersebut kebanyakan anak tidak merasa bersalah bila merugikan orang lain, yang penting tidak merugikan kelompoknya sendiri. Sedangkan bentuk kenakalan individual, adalah "anak memusuhi semua orang, baik tetangga, kawan, manpun sanak saudara, baIlkan termasuk kedua oang tuanya sendiri". Dari dua jenis kenakalan itu yang banyak dilakukan adalah jenis kenaI,alan sosiologis dan jenis kenakalan ini meresahkan masyarakat.
28 29
Bimo Walgilo, Kenakalan Aanak,(juvenile deliquen,,)'), h. 2 Simanjuntak, Lalar Belakang Kenakalan Anak. ( Bandung : Alumlli,1975), h. 75
32
Sehingga dalam hal ini pemerintah memberikan perhatian husus dengan menuangkannya dalam KUHP maupun dalam KUH perdata. Untuk
lebih jclasnya mengenai
kenakalan
reamaja
M.
Arifin
mengemukakan secara panjang lcbar dengan memberikan ciri pokok sebagai berikut: a. Tingkah laku yang mengandung kelainan-kelainan berupa prilaku atau tindakan yang bersifat a-moral, atau anti-sosial. Dalam prilaku atau tindakan tersebut terdapat pelanggaran norma-norma agama yang berlaku dalam masyarakat. b. Tindakan atau prilaku perbuatan serta tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai hukum atau undang-undang yang berlaku yang jika dilanggar oleh orang dewasa hal tersebut jelas merupakan pelanggaran kriminal yang diancam dengan hukuman menurut ketentuan yang berlaku. c. Prilaku tindakan dan perbuatan yang dilakukan oleh kelompok USIa remaja. 30
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa, kenakalan remaja adalah perbuatan yang dilakukan oleh remaja yang bertentanga dengan norma-norma, baik norma agama, susila atau norma yang berlaku di masyarakat yang dapat
30 M. Arifin, Pokok-pokok Pikiran Tenlang Dimbingan dan Penyllillhan Agama,( Jakarta: PT.Bulan Blntang, 1985), cel.ke-4, h.80
33
merugikan dirinya
dan orang lain, jika perbuatan melanggar hukum itu
dilakukan oleh orang dewasa, maka dinamakan tindak kriminal.
3. Problcmatika RCllIaja Persoalan remaja selamanya hangat dan menarik, baik di negara yang telah maju, maupun di negara yang terbelakang, terutama di negara yang sedang berkembang. Karena remaja adalah masa peralihan, dimana seorang telah meninggalkan masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang sibuk dengan persaingan dan perjuangan untuk kepentingan hidup dengan tanggung jawab penuh. Usia remaja adalah usia persiapan untuk menjadi dewasa yang matang dan sehat, kegoncangan omosi, kebimbangan dalam mencari pegangan hidup dan kesibukan mencari bekal pengetahuan dan kepandaian untuk menjadi senjata dalam usia dewasa. Adapun problema-problema yang umum dialanli oleh semua remaja di mana saja mereka hidup, antara lain adalah:
a. Problem yang berhubungan dellgall pertumbuhall jasmalli Remaja mengalami perubahan jasmaniah dari anak menjadi dewasa, tubuhnya segera menyerupai tubuh orang dewasa dalam waktu yang relatif singkat. Pertumbuhal1 jasmani
yang cepat itu, membawa kegoncangan
bagi remaja, karena berubahnya kelenjar-kelenjar dalam tubuhnya, kelenjar anak-anak berhenti, lalu berganti dengan kelenjar dewasa yang
34
mengakibatkan pertumbuhan seks pada anak, yang disertai oleh perubahan fisik, serta ditandai dengan haid/mimpi. Perubahan jasmani yang eepat itu, menyebabkan kegoneangan perasaan remaja, temtarna jika perubahan-perubahan yang dialan1inya itu tidak dipahaminya, sehingga menimbulkan keeemasan, ketidak puasan dan kebingungan. Pertumbuhan itu menimbulkan pula dorongan-dorongan baru yang belum dikenalnya pada masa kanak-Kanak, yaitu keeendrungan kepada jenis lain. b. Problem yallg Berltubullgall dellgan Orallg Tua
Seringkali eara orang tua melakukan remaja yang berunmr 13 dan 14 tahun sarna dengan anak yang berumur 9 sampai 10 tahun. Kurangnya pengertian orang tua terhadap perubahan-perubahan yang dialami remaja, kadang-kadang menimbulkan kekeeewaan remaja terhadap orang tuanya. Mereka lupa bahwa anak-anak pada umur tersebut tidak keeil lagi. Perlakuan, sikap
dan tindakan orang tua yang
seperti itu akan
menyebabkan anak-anak merasa tidak tenang. "Anak-anak dalarn priode ini sering merasa bahwa orang tua selalu memerintah dan menunjukan kekuasaan dan memaksanya duduk dan patuh. Inilah yang harus dihindari, jangan sarnpai mereka dipaksa tunduk tanpa mereka sadari pentingnya hal itu bagi dirinya sendiri. Diamping itu hindarilah sikap memerintah dan memandang kecil anak-anak yang sedang dalam pertumbuhan dan perkembangan itu".31
31
Zakiah Daradjat, Kesehatah Mental. h. 101
35
c. Problem yang Berlzllbllngan denglln Agama
Perasaan remaja yang berkecamuk dalam dirinya, menyebabkan semakin tidak tenang, cemas, marah, sedih dan lain sebagainya. Kepercayaan terhadap
Tuhan kadang-kadang terganggu,
sifat-sifat
ketuhanan diragukannya, akan tetapi ia memerJukannya. Maka timbullah
ambivalensi dalam beragama, kaclang-kadang ia sangat rajin beribadah, kadang-kadang mogok dan lalai, seolah-olah ia kurang percaya kepada Tuhan.
d. Problem yang Berllllbllngan dengan Hari Depan Tidakjarang kita mendengar remaja mengeluh menyatakan bahwa hari depannya suram, tidak jelas, dimana ia akan bekerja nanti, profesi apa yang cocok bagi dirinya clan lain sebagainya. Pada umur ini pula remaja cendrung berhayal clan membayangkan segala yang indah-indah, hari depan yang gemilang, hidup yang enak, bahagia dan lain sebagainnya. Akan tetapi di lain pihak ia tidak melihat jalan untuk itu, kerena kenyataan hidup dalam masyarakat lingkungannya tidak memberi
kepastian
kepadanya. Hal ini banyak hubungannya dengan macam sekolah dan sistem pendidikan yang dilaluinya.
e. Problem yang Berllllbllngan dengan 80sial Remaja, terutama yang telah berada pada bagian akhir masa remaja, yaitu umur antara (17-21) tahun, perhatiannya terhaclap kedudukan dalam masyarakat lingkungannnya, terutama di kalangan
36
remaja sangat besar. Ia ingin diterima di kalangan teman-temannya, ia merasa
sangat
sedih jika
dikuciklan
dari
teman-temannya
atau
kelompoknya. Kamna itu ia meniru lagak dan prilaku, sikap dan tindakan ternan-temannya dalam satu kelompoknya.
Kadang-kadang remaja
dihadapkan kepada pilihan yang sangat berat, apakah ia mematuhi orang tuanya dan meninggalkan pergaulannya dengan teman eratnya, ataukah hanyut dalam pergaulan teman yang menyenagkan dan meninggalkan orang tuanya.
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kenakalan Remaja Pada dasarnya kenakalan remaja di pengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor intrernal dan faktor eksternal. a. Faktor internal adalah hal-hal yang bersifat intern yang berasal dari dalam diri remaja itu sendiri, baik sebagai akibat dari pcrkembangan atau pertumbuhan maupun akibat dari sesuatu jenis penyakit mental atau penyakit kejiwaan yang ada dalam diri remaja itu sendiri. M. Arifin menjelaskan bahwa, faktor intern yang menyebabkan kenakalan
remaja adalah: cacat jasmani atau rohani akibat dari faktor keturunan, pembawaan negatif yang sukar dikendalikan serta mengarah kepada perbuatan nakai, pemenuhan kebutuhan pokok yang tidak seimbang, lemahnya kemampuan penguasaan diri sendiri serta sikap menilai terhadap keadaan sekitamya yang negatif, kurarlg adanya penyesuaian diri
37
dengan lingkungan yang baik, tidak mempunyai kegemaran yang sehat, perasaan rendall diri dan tertekan yang tidak teratasi. b. Faktor ekstemal adalah faktor yang bersumber dari luar diri pribadi remaja yang bersangkutan antara lain:
1). Faktor keluarga Keluarga merupakan kesatuan terkecil didalam masyarakat, tetapi memiliki kedudukan yang tinggi. Sebab itu keluarga mempunyai peranan yang besar dan penting dalam mempengaruhi kehidupan seorang anak, terutama dalam tahap awal maupun pada tahap kritisnya. Akan tetapi pada relitanya keluarga dapat merupakan bagian yang utama penyebab kenakalan remaja. Sebagaimana pendapat Agus Sujanto, bahwa: "Keluarga yang baik akan berpengaruh Positif bagi perkembangan anak, sedangkan keluarga yang buruk akan berpengaruh negatif, oleh karena itu sejak kecil dibesarkan dalam keluarga dan untuk seterusnya sebagian waktunya adalail di dalam keluarga, maka sepantasnya kalau kemungkinan timbulnya kenakalan itu sebagian besar juga bersal dari keluarga. 32
Adapun yang dapat mempengaruhi kenakalan remaja, yaitu: a. Penyebab timbulnya keluarga yang broken home, diantaranya karena orang tua yang bercerai, adanya kebudayaan bisu dalam
32
h.226
Agus Sujanto, Psikologi Perkembangan, (Jakarta; Aksara Baru 1981 ), Cet. Ke-I,
38
keluarga,(keillarga yang tidak harll10nis ll1aka cendrllng llntllk selalu bersifat sendiri-sendiril individual). b. Pendidikan yang salah, seperti sikap ll1ell1anjakan anak dan kerapuhan nilai-nilai religius ( keluarga yang di bangun tanpa penghayatan iman dan taqwa kepada Allah), anak yang di tolak dalam keluarganya yang disebabkan tidak sesuai dengan harapan orang tua, misalnya anak lahir dalall1 keadaan cacat, dan lail-lain.
2). Faktor Sekolah Dalall1 rangka pembinaaan anak ke arah kedewasaan, kadangkadang sekolah dapat menjadi sebab timbllinya kenakalan remaja, hal ini terjadi,karena dalam sekolah itu terdiri dari: a). Latar belekang rell1aja yang berbeda, tetapi dengan sistem persekolahan yang mell1ilki pengaturan yang sama, mereka dituntut untuk dapat berbaur dengan satu sama lain. b). Menurut Prof. Dr. Zakiah Daradjat pengaruh negatif yang menangani langsung proses pendidikan antara lain kesulitan ekonomi yang dialall1i pendidik dapat mengurangi perhatiannya terhadap anak didik. Pendidik sering tidak masuk, akibatnya anak didik terlantar, bal1kan sering terjadi pendidik marah kepada muridnya, selain itu juga disebabkan karena terjadinya perlakuan guru yang tidak adil, hukuman (sanksi-sanksi) yang kurang
39
menunjang tercapainya tujuan pendidikan, ancaman yang tidak putus-putus
disertai
disiplin
yang terlalu ketat,
kurangnya
kesibukan belajar di rumah.
3). Faktor Masyarakat Menurut Prof. Dadang Hawari, bahwa faktor kondisi lingkungan sosial yang tidak sehat atau "rawan" dapat l11erupakan faktor kondusif bagi anak atau rel11aja untuk berperilaku l11enyil11pang. Faktor ini dapat dibagi
l11enjadi dua bagian,
yaitu pertama, faktor kerawanan
l11asyarakat dan kedua, faktor daerah rawan. Kriteria dari kedua faktor tersebut, antara lain: 33 a). Faktor kerawanan l11asyarakat (lingkungan ) antara lain: tempat hiburan yang buka hingga larut l11alam bahkan sampai dini hari, peredaran alkohol, narkotika, dan obat-obat terlarang lainnya, pengangguran, anak-anak putus sekolah atau anak jalanan, dan lain-lain. b). Daerah rawan (gangguan kamtibmas) antara lain: penyalahgunaan alkohol, narkotika dan zat adiktif lannya, tawuran, kebut-kebutan, pencurian, perampokan, pel11bunuhan, perkosaan, pengrusakan dan lain-lain.
J3 Dadang Hawari, AL-Qur'an I1mu Kedoklran Jiwa dan Kesehalan Menial, ( Jakarta: PT Dana Bakt! Prima Yasa, J 997), Cet.ke-3., 11.198-199
40
Sedangkan menurut Sudarsono, pengaruh yang dominan dari masyarakat sebagai pendukung kenakalan remaja adalah perubahan sosial
yang
ditandai
dengan
peristiwa-peristiwa
yang
sering
menimbulkan ketegangan seperti persaingan dalam perekonomian, pengangguran, dan lai-lain. 34
s.
Upaya Menanggulangi Kenakalan Remaja
Cara menanggulangi kenakalan remaja sebagaimana yang dikemukakan oleh seorang kriminologi, Soejono Dirjo Siswono, S. H., yang dikutip oleh Sudarsno dalam bukunya "Kenakalan Remaja", mengemukakan bahwa asas umum dalam penanggulangan kejahatan yang banyak dipakai oleh negaranegara maju, yaitu : a. Cara Moralitas, dilaksanakan dengan penyebaran ajaran-ajaran Agan1a dan moral, perw1dang-undangan yang baik dan sarana-sarana lain yang dapat menekan nafsu kejal1atan. b. Cara Abolisionitis, berusaha memberantas, menanggulangi kejahatan dengan sebab-musababnya, umpan1anya kita ketahui bahwa faktor tekanan ekonomi ( kemeralatan ) merupakan salah satu penyebab kejahatan, maka
34
Sudarsono,Op.cit., h.13l
42
hendaknya berada di luar daerah rawan, jauh dari keramaian, kebisingan, tempat-tempat hiburan malam. 37 Oi samping itupula sangat penting untuk dilakukan adalah pemberian pendidikan mental yang sehat dan kuat selanjutnya pemberian bimbingan terhadap remaja ditinjau untuk lebih mengenal
tentang
ciri-ciri dan
tugas
perkembangan
yang harus
diselesaikan oleh remaja. 38 c. Lingkungan Masyarakat Mengenai lingkungan masyarakat ini dapat tidaknya membantu suatu kelompok remaja yang baik atau tidak baik, sangat tergantung oleh usaha orang dewasa untuk memberikan perhatian dengan membina para remaja untuk berkreasi secara bebas dan terarah, selain itu dengan memberikan kepercayaan kepada para l'emaja untuk ikut serta dalam suatu tugas kemasyarakatan sehingga akan terbentuk rasa tanggung jawab pada diri mereka akan hak dan kewajibannya sebagai bagian dari masyarakat. Mengarahkan dan memberi conloh yang baik kepada para remaja akan menghasilkan
suatu
generasi
penerus
harapanb
semua
anggota
masyarakat.
Ibid.h. 200 Panut Panuju dan Ida Umami,Psikologi Remaja, (jogjakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1999), Cet. Ke- 1, h. 162-163 37 3&
BAB IIf METODODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian skripsi ini dilaksanakan di Kelurahan Kctapang Tangerang. Sedangkan waktu pene1itian dilaksanakan sejak tanggal 23 Juni sampai dengan 23 Agustus 2005.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi PopuJasi adalah " keseluruhan obyek penelitian yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, peristiwa sebagai sumber data yang menilai karakteristik tertentu dalam sebuah penelitian ".39 Dalam peneiitian ini yang menjadi populasi adalah para pelaku perceraian yang telah mempunyai anak di Kelurahan Kctapang Tangerang yang berjumlah 26 keluarga. Jumlah tersebut berdasarkan data yang tercatat daJam Laporan Tahunan pada tahun 2002 sampai tahun 2005.
39 Hermawan Rasito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: Gramedia Pustaka Ulama, 1990), hAl
44
2. Sampel Sampel adalah "sebagian dari populasi yang memiliki ,ifat dan karakteristik yang sama sehingga betul-betul mewakili populasi".4o Sampel dalam penelitian ini diambil dari keseluruhan jumlah populasi yang ada. Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 26 orang tua yang bereerai dan 26 orang anak dari orang tua yang bereerai.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data ini antara lain: I. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang diarahkan pada kegiatan memperoleh seem'a akurat, meneatat penomena yang muneul, dan mempertimbangkan hubungan antara aspek dalam hubungan tersebut dengan alat untuk memperoleh data. Observasi dalam penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Ketapang Tangerang.
2. Wawaneara Penulis Inelakukan interview dengan tokoh masyarakat yaitu Dewan Kelurahan Ketapang dan pihak lain serta segenap masyarakat Kelurahan Ketapang yang dianggap perlu diperoleh informasinya mengenai masalah yang diteliti. 40
Nana Sudjana, Metode Penelitian Pendidikan. ( Bandung: Sinar Baru, 1989),h. 84
45
3. Angket Angket disebarkan kepada 26 responden yang mengalami pereeralan untuk memperoleh data yang reievan dengan masalah penelitian. Dengan teknik ini diharapkan peneliti dapat mengetahui lebih banyak tentang faktorfaktor penyebab tejadinya pereeraian dan pengaruhnyaterhadap kenakalan remaJa.
D. Analisa Data Data
yang
terkumpul
dimasukal1
kedalam
prosentasenya dengan rumus prosentase scderhana yaitu dengan ketentuan simbol sebagai bcrikut: P = Prosentase F = Frekuensi N = Jumlah respondcn
tabulasi
IP =
dan (Fin)
dieari
x IOOo/J
BABIV BASIL PENELITIAN
A. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT KELURABAN KETAPANG 1. Kondisi Obyektif Kelurahan Ketapang
a). Letak Geografis Kelurahan Ketapang Menurut data yang penuiis peroleh dari laporan bulanan umum dan kependudukan tahun 2005, bahwa kelurahan ketapang terletak disebelah timur Kota Tangerang dengan luas wilayah 180 Ha, letak ketingggian dari permukaan laut. sekitar 2 KM dengan eurah hujan rata-rata perbulan 2000 Mm. Wilayah Kelurahan Ketapang terdiri dari 5 RW dan 27 RT. 41 Jarak dari Ibu Kota Tangerang sekitar 13 KM, yang dihubungkan oleh jalan provinsi dengan batas-batas sebagai berikut: I.
ll.
Sebelah Utara berbatasan dengan DKI Jakarta Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Petir
lll.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Gondrong
IV.
Sebelah Bawt berbatasan dengan Kelurahan Cipondoh Indah Mengenai keadaan areal tanah dapat dilihat pada tabel I di bawah
1111.
41 Kelurahan Ketapang, Laporan Bu/anan Umum dan Kependudukan. (Kec.I,5 HaCipondoh Kota Tangeerang, mei 2005), h.I a
47
Tabd 1 Klasifikasi Tanah Berdasarkan Peruntukan Peruntukan tanah
No
Luas
I
Pertanian padi sawah
9 Ha
2
Pertanian palawija
-
3
Perumahan rakyat
106 Ha
4
Perkebunan
-
5
Kawasan industri
-
6
Permukiman Ireal estate
-
7
Kuburan
3 Ha
8
Lapangan olah raga
I Ha
9
Bangunan pemerintah
1,5 Ha
10
Danau
-
11
Empang
-
12
Rawa
-
13
Tanah terlantar
-
Jumlah
120,5 Ha
Sumber:Laporan Bulanan Umum dan Kependudukan 2005
48
b). Keadaan Dell10grafi KeJurahan Ketapang Bcrdasarkan data yang pcnulis peroleh, jUll1lah penduduk ll1enurut keadaan penduduk adalah sebagai berikut:
I. Jurnlah kepala keluarga: 1.862 Orang 2. JUll1lah penduduk
: 8.130 Orang
3. Jumlah Laki-Laki
: 4.089 Orang
4. JUll11ah Perell1puan
: 4.041 Orang
Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk ll1enurut uSIa dan jenis kelanlin dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini: Tabel2 Klasifikasi Penduduk Berdasarkan Keloll1pok Ull1ur dan Jenis Kelall1in No
Jenis Ull1ur
Laki-Laki
Pcrcmpuan
Jumlah
Prosentase
1
0-5 tahun
347
337
684
8,4%
2
6-10 tahwl
322
321
643
7,9%
3
11-16 tahun
345
341
686
8,5 %
4
17-20 tallW1
348
345
693
8,6 %
5
21-25 tahun
343
340
683
8,4%
6
26-30 tahun
379
374
753
9,3 %
7
31-35 tahun
357
356
713
8,8 %
8
36-40 tahW1
302
281
583
7,1 %
9
41-45 tahun
i 234
227
461
5,7%
49
10
46-50 tahun
226
220
446
5,5 %
II
51-55 tahun
238
235
473
5,8 %
12
56-60 tahun
215
213
428
5,3 %
13
61-65 tahun
211
209
420
5,1 %
14
66 keatas
215
241
456
5,6%
4.082
4.040
8.122
100%
Jumlah
Sumber :Laporan Bulanan Umum dan Kependudukan 2005
c). Bidang Keagal11aan Mayoritas masyarakat Kel. Ketapang adalah pemeiuk Agama Islam 7.786 orang, Agama Kristen 121 orang, Agama Hindu 47 orang, Agama Budha 79 orang. Menurut Bapak Endang Suhardi selaku sekretaris Kel. Ketapang menyatakan bahwa "pemeluk Agama Islam memiliki berbagai l11acam organisasi keagal11aan, diantaranya NU dan Muhammadiyah. Mayoritas penduduk Kel.Ketapang 95 % adalah penganut Agama Islam, dan corak keagamaan di kelurahan ini sangat kental dengan tercerminnya budayabudaya keagamaan yang berlaku di Kel.Ketapang. 42
42
25 Juni 2005.
Endang Suhardi,Sekretaris Kel.Ketapang,Wawancara Pribadi ,Kel. Ketapang,
50
Adapun sarana peribadatan yang ada di Kelurahan ini dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini:
Tabe13 Sarana Peribadatan No I
Nan1a Tempat Ibadah Masjid
Jumlah 4 Buah
Keterangan I. Baitul Amin
2. Nurul Hidayah 3. Anuur 4. Nurul Falah 2
Surau
-
3
Musholah
10 Buah
4
Gereja
-
5
Wihara
-
6
Pura
-
Sumber: Laporan Bulanan Umum dan Kependudukan 2005
d). Bidang Pendidikan Pendidikan merupakan [aktor utama dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, hal ini juga merupakan penentu perkembangan kemajuan dan tingkat kesejahteraan masyarakat. Adapun klasifikasi
51
penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Kel. Ketapang adalah sebagai berikut: I. Sarjana Lengkap 89 orang 2. Sarjana Muda 35 orang 3. Sekolah Lanjutan Atas 675 orang 4. Sekolah Lanjutan Pertama 1.684 orang 5. Sekolah Dasar 127 orang 6. Buta Huruf 398 orang Mengenai sarana pendidikan baik itu pendidikan Umum maupun pendidikan Agama dapat dilihat pada tabel 4 dan 5 di bawah ini:
Tabel4 Jumlah Sarana Pendidikan Umum No
Nama Lembaga Pendidikan
I,
Peng~ar
Murid
I
1
TK (5 Lembaga)
II orang
175 orang
2
SD (2 Lembaga)
76 orang
1.684 orang
3
SLTP (2 Lembaga)
35 orang
362 orang
4
SLTA (3 Lembaga)
54 orang
391 orang
52
Tabel5 Sar~ll1a Pendidikan
Agama
No
Nama Lembaga Pendidikan
Pengajar
Murid
I
Mdr.Diniyah (-)
-
-
2
Mdr. Iblida'iyyah (2 Lembaga)
68 orang
852 orang
3
Tsanawiyyah (2 Lembaga)
37 orang
378 orang
4
Aliyah (2 Lembaga)
39 orang
389 orang
5
Pondok Pesanlren (I Lembaga)
II orang
315 orang
6
Pesanlern (-)
-
-
Sumber: Laporan Bulanan Umum dan Kependudukan 2005 e). Bidang Ekonomi Kemajuan
di
bidang
ekonomi
sangal
mempengaruhi
maJu
mundurnya sualu wilayah lersebul, karena keberhasilan dalam bidang ekonomi sangat di lenlukan oleh lersedianya lapangan pekerjaan. Hal ini merupakan salah salu penunjang bagi kehidupan manusia unluk mencapai kelayakan hidup, dan sukses lidaknya sualu wilayah lerganlung pada ekonomi yang ada di wilayah lersebut. Sesuai dengan dala bulanan yang penulis dapal bahwa dari jumlah penduduk sebanyak 8.122 orang lersebul lerdapal angkalan kerja sebanyak 4.176 orang dengan lapangan kerja sebagai berikut:
54
disebabkan karena sulitnya mencari pekeljaan yang didorong oleh banyaknya anakanak putus sekolah.
2. Tingkat Perceraian di Kelurahan Ketapang
Islam mengaj arkan etika dan menetapkan berbagai larangan yang harus diindahkan untuk keharmonisan keluarga tetap terpelihara dan lestari. Islan1 mengatur jalan keluar jika terjadi perselisihan antara suami-istri sehingga mereka terhindar dari perceraian. Meskipun perceraian dihalalkan sebagai jalan terakhir jika keduanya tidak dapat bersatu lagi, naJUun perceraian itu tergolong perbuatan tercela. Dalam masalah perceraian di Kel. Ketapang, jumlah yang sah dan mempunyai kekuatan hukum sebanyak 26 orang, sedangkan yang melakukan perceraian di luar kuasa hukum sangat banyak, sehingga dengan adanya perceraian yang dilakukan di luar PengadilaJ1 Agama maka jwulah YaJ1g menikah di bawah tangan atau nikah menurut Agama saja juga banyak. Untuk lebih jelasnya tentang jumlah perceraian di Wilayah Kel. Ketapang yang sah sesuai data yang ada dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini:
55
Tabel.7 Jwnlah Data Perceraian di Kel. Ketapang No
Tabun
Jumlah
Keterangan
1
2000
12
Tidak dapat hidup rukun
2
2001
5
Tidak dapat hidup rukun
3
2002
6
Faktor Ekonomi
4
2004
2
Faktor Ekonomi
5
2005
1
Tidak dapat hidup rukun
Swnber: Data perceraIan dl Kel. Ketapang
B. Deskripsi Data
Jumlah responden yang bercerai dalmn penelitian ini sebanyak 26 orang, dengan 15 item pertanyaan. Jumlah responden dari anak orang tua yang bercerai sebanyak 26 orang dengan 10 item pertanyam1. Data kUaI1titatif diolal1 ke dalam Tabel deskripsi frekuansi untuk di interpretasikan sesuai kenyataan.
C. Interpretasi Data Di bawab ini penulis sampaikan data kuantitatif dari jawaban angket para orang tua yang bercerai dan para anak dari orang tua yang bercerai. Sebagaimana terdapat dalmn Tabel 8 sampai dengan Tabel32 berikut ini: Angket Para Orang Tua Yang Bercerai
56
Tabel.8 Lamanya Pasangan Suami Istri Bercerai F
%
a.1 tahun
3
11.5
b.2 tahun
6
23.0
c.3 tahun
7
27
d.4 tahun lebih
10
38.5
Jwnlah
26
100
Alternatif jawaban
Dari jawaban pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa perceraian terjadi selama satu tahun sebanyak I 1.5 %, dua tahun sebanyak 23.0 %, tiga tahun sebanyak 27 %, dan empat tahun lebih sebanyak 38,5 %. Kenyataan ini menunjukan bahwa rwnah tangga yang tidak harmonis akan mudah sekali terjadi perceraian dan itu dapat terjadi pada siapa saja tanpa terkecuali, dan mayoritas perceraian mereka berlangsung cukup lama. Tabel.9 Faktor penyebab perceraian Alternatifjawaban
F
a. Suami istri melakukan perbuatan yang membahayakan 0
%
0
salah satu pihak b. Salah satu pihak melakukan penyelewengan
2
7,7
c. Terus menerus terjadi perselisihan yang tidak bisa di
10
38,5
57
selesaikan d. Tidak bisa memenuhi kewajiban
8
30,8
e. Salah satu pihak meninggal dunia
6
23,0
Jumlah
26
100
Dari jawaban di atas dapat di simpulkan bahwa perceraian yang terjadi di tengah-tengah keluarga dalah keluarga yang kurang harmonis yang sering sekali terjadi perselisihan, dan tidak bisa di pungkiri pula Faktor penyebab yang kedua adalah karena salah satu pihak tidak dapat memenuhi kewajiban baik itu kewajiban matedl ataupun non mated!.
TabellO Faktor Dominan Terjadi Perceraian Altematifjawaban
F
%
a.Faktor ekonomi
6
23,0
b.Faktor sosial
4
15,4
c.Faktor keluarga
9
34,7
d.Faktor aganm
I
3,9
e.Salah satu pihak meninggal dunia
6
23,0
Jumlah
26
100
58
Berdasarkan data tabel diatas dapat dilihat yang menjawab"faktor ekonomi" sebanyak 23,0 %, yang menjawab "faktor sosial" sebanyak 15,4 %, yang menjawab"faktor keluarga"sebanyak 34,7 %, yang menjawab "faktor agama" sebanyak 3,90 %, dan faktor lain yakni salah satu pihak meninggal dunia sebanyak 23,0 %. Ternyata faktor yang paling dominan ialah faktor keluarga buena keluarga yang seutuhnya harmonis tidak akan mudah terjadi perceraian.
Tabel.l1 Perkawinan Mereka Berjalan Normal Alternatifjawaban
F
%
a. 1 tahun
0
0
b.2tahun
2
7,7
c. 3 tallWl
7
26,9
d. 4 tahun lebih
17
65,4
Jumlah
26
100
Bila dilihat pada tabel diatas bahwa mereka yang menjawab "I talmn" sebanyak 0 %, yang menjawab "2 talmn" sebanyak 7,7 %, yang menjawab "3 tallWl" sebanyak 26,9 %, dan yang menjawab "4 tahun lebih" sebanyak 65,4 %. Kenyataan ini menunjukan ballwa setelall menikah mereka hidup harnlonis tetapi setelall 2 tallun sampai selanjutnya hidup mereka tidak harmonis lagi, sehingga terjadilall perceraian.
59
Tabel.12 Hal Yang Dipikirkan Terhudap Anak Setelah Perceraian F
%
a. Pendidikannya
14
53,9
b. Pergaulannya
12
46,1
c. Pekeljaannya
0
0
Jumlah
26
100
Alternatif jawaban
Dari jawaban pada tabel diatas dapa! disimpulkan bahwa yang paling dipikirkan oleh orang tua iaJah pendidikan anaknya, karena dengan terjadi perceraian di tengah keluarga sekaligus akan mempengaruhi pendidikan serta tingkah Jaku anak di lingkungannya.
Tabel.13 Pengaruh Pereeraian Terhadap Sikap Anak Alternatifjawaban
f
%
a. Sangat Mempengaruhi
17
65,3
b. Mempengaruhi
9
34,7
c. Tidak mempengaruhi
0
0
d. Sangat tidak mempengaruhi
0
0
Jumlah
26
100
60
Berdasarkan tabel diatas sebagian besar ll1ereka ll1enyatakan perceraian itu sangat ll1empengaruhi terhadap sikap anak-anaknya sebanyak 65,3 %, dan yang menjawab mell1pengarnhi sebanyak 34,7 %. Hal ini jelas bahwa perceraian sangat ll1empengaruhi terhadap sikap anak terlebih-lebih terhadap perkembangannya.
Tabel.14 Yang Menatkahi Setelah Perceraian
F
o/~
a. Saya sendiri (suami/istri)
14
53,8
b. Berdua
11
42,3
c. Nenek dan Kakek
1
3,9
d. Orang lain
0
0
Jumlah
26
100
Alternatifjawaban
Pada tabel diatas mengenai siapa yang ll1enatkahi anak ll1ereka setelah perceraian, yang me:ljuwab "mereka sendiri" sebanyak 53,8 %, yang menjawab "berdua" sebanyak 42,3 %, dan yang menjawab "dengan kakek dan nenek" sebanyak 3,9 %. Hal ini terbukti keberadaan mereka yang jauh dan tidak lagi bersama dengan pasangannya akan menjadi tanggung jawabnya sendiri, dan tidak bisa dipungkiri anak adalah amanah yang berharga yang harns dijaga dan di besarkan sampai ia mandiri.
61
Tabel.I5 Perhatian Orang Tua Terhadap Anak Dalam Keadaan Normal
F
%
a. Sangat Cukup
13
50
b. Cukup
10
38,5
e. Kurang
3
11,5
d.Sangat kunmg
a
a
Jumlah
26
100
Alternatif jawaban
Pada tabel diatas perhatian mereka terhadap anak dalam keadaan normal yang menjawab "sangat eukup" sebanyak 50 %, yang menjawab "eukup" sebanyak 38,5 %, dan yang menjawab "kurang" sebanyak 11,5 %.
Tabe1.16 Dampak Pereeraian Terhadap Anak
F
%
a. Perkembangan pendidikannya terhambat
12
46,1
b. Pergaulannya semakin kaeau
7
27
e. Perasaanjiwanya tertekan(Depresi)
4
15,4
d. Tidak ada dampak
3
11,5
Jumlah
26
100
Alternatif jawaban
62
Dari tabel diatas l11engungkapkan bahwa dengan teljadinya perccraian akan l11cl11engaruhi dan l11el11bawa dampak yang tidak baik terhadap anak l11creka. Yang l11enjawab "perkembangan pendidikannya tcrhal11bat" scbanyak 46, I %, yang menjawab "pergaulannya sel11akin kacau" sebanyak 27,6 %, yang menjawab "perasaanjiwanya sel11akin tertekan" sebanyak 15,4 %.
Tabe!.17 Pengaruh Perceraian Terhadap Tingkah Laku Anak Di Lingkungannya
F
%
a. Sangat Mempengaruhi
16
61,5
b.Mel11pengaruhi
9
34,6
c.Tidak I11cl11pengaruhi
I
3,9
d.Sangat tidak mel11pengaruhi
0
0
Jumlah
26
100
Altematif jawaban
Dari jawaban diatas bahwa pcreeralan sangat mempengaruhi terhadap tingkah laku anak di lingkungannya. Hal ini terbukti mereka yang menjawab "sangat mempcngaruhi"sebanyak 6 1,5 %, yang menjawab"mempengaruhi" sebanyak 34,6 %, dan rnenjawab "tidak mempengaruhi" sebanyak 3,9 %.
63
Tabcl.18 Pergaulan Anak dengan Tcmannya Setclah Pereeraian F
%
a. Sangat Baik
18
69,2
b. Baik
5
19,2
e. Tidak baik
3
11,6
d. Sangat tidak baik
0
0
Jumlah
26
100
Alternatif jawaban
Data diatas menunjukan bahwa pergaulan mereka dengan temannya "sangat baik" sebanyak 69,2 %, "baik" sebanyak 19,2 %, dan "tidak baik" sebanyak 11,6 %. Hal ini menunjukan bahwa sekalipun keadaan keluarganya kaeau akan tetapi hubungan mereka dengan lingkungannya tetap berjalan dengan baik.
Tabcl.l9 Perubahan Prilaku Anak Setelah Pereeraian Alternatif jawaban
F
%
a. Ada
21
80,8
b. Tidak ada
5
19,2
Jumlah
26
100
64
Jawaban diatas menunjukan bahwa ada perubahan prilaku pada anak mereka , yang menjawab "ada" sebanyak 80,8 %, dan yang menjawab "tidak ada" sebanyak 19,2 %.
Tabel.20 Perubahan Yang Seriog Dialami Anak
F
%
a. Jadi pemalu
9
34,6
b. Sering cemas
2
7,7
c.Bebas bersikap apa saja (nakal)
10
38,5
d. Minder dengan teman-teman
5
19,2
Jumlah
26
100
Altematif jawaban
Mengenai perubahan yang dialami anak, yang menjawab "jadi pema1u" sebanyak 34,6 %, "sering cemas" sebanyak 7,7 %, "jadi nakal" sebanyak 38,5 %, dan "minder dengan teman-temannya" sebanyak 19,2 %. Kenyataan ini menunjukan bahwa perceraian itu mell1bawa pada perubahan tingkah laku anak, dan perubahan itu berll1acam-ll1acam.
65
Tabe1.21 Masalab yang Sangat Merisaukan Orang Tua
F
%
a. Pendidikannnya terabaikan
19
73,1
b. Depresi
4
15,4
c.Kelakuan anak yang brutal
3
11,5
d. Pola hidup yang bebas
0
0
26
100
Alternatif jawaban
I Jumlah
Dari jawaban diatas terbukti bahwa para orang tua lebih merisaukan pendidikan anaknya yang terabaikan di samping pergaulan anak.
Tabe1.22 Kekhawatiran Orang Tua Terhadap Prestasi Anak
F
%
a. Khawatjr
26
100
b.Tidak khawatir
0
0
c. Biasa-biasa saja
0
0
26
100
Alternatif jawaban
I Jumlab
I
66
Hal ini sangat jelas bahwa kehawatiran orang tua terhadap prestasi anak 100 % mereka menjawab demikian, karena mereka tidak ingin anak-anak mereka terabaikan apalagi dalam hal pendidikannya.
Angket Para Anak Dari Orang Tua Yang Bercerai
Tabel.23 Angggapan Anak Mengenai Perceraian Orang Tuanya Alternatif jawaban
F
%
a. Setuju
0
0
b. Tidak setuju
10
38,5
c. Sangat tidak setuju
16
61,5
Jumlah
26
100
Dari data kuantitatif yang penulis dapatkan dari responden, bahwa mereka semua tidak setuju jika orang tuanya bercerai, hal ini terbukti dengan jawaban mereka sebanyak 61,5 %, dan tidak setuju sebanyak 38,5 %.
68
Dari jawaban para rcsponden yang mcnjawab"tcrus mcncrus tCljadi perselisihan" sebanyak 69,3 %, yang mcnjawab"salah satu pihak mcninggal dunia" sebanyak 23,0 %, dan yang mcnjawab" salah satu pihak melakukan penyelewengan" sebanyak 7,7 %.Hal ini terbukti persclisihan yang terjadi terus menerus akan ll1udah mengundang pcrccraian.
Tabel.26 Faktor Y,mg Paling Dominan Teljadi Perceraian Altematif jawaban
F
%
a. Faktor ekonomi
6
23,0
b. Faktor sosial
4
15,4
c. Faktor keluarga Bapak/lbu
9
34,7
d. Faktor agama
1
3,9
e. Salah satu pihak meninggal dunia
6
23,0
JUll1lah
26
100
f-:-
Mayoritas para respondcn ll1enjawab faktor yang paling dOll1inan terjadi perceraian adalah faktor keluarga sebanyak 34,7 %,faktor yang kedua ialah faktor ekonoll1i sebanyak 23,0 %, salah satu pihak meninggal dunia sebanyak 23,0 %, faktor sosial sebanyak 15,4 %, faktor agama sebanyak 3,9 %.
69
Tabel. 27 Hubungan Orang Tua Dengan Anak Setelah Perceraian F
%
a. Baik
20
76,9
b. Sangat baik
6
23,1
c. Tidak baik
0
0
d. Sangat tidak baik
0
0
Jumlah
26
100
Altematif jawaban
Dari jawaban diatas , para responden mengakui bahwa hubungan mereka dengan orang tuanya setelah perceraian berjalan dengan baik sebanyak 76,9 %, sangat baik sebanyak 23,1 %. Karena hubungan anak dengan orang tuanya tidak ada batasnya, berbeda dengan hubungan suami dengan istri pasti ada batasnya. Tabel.28 Pengaruh Perceraian Terhadap Jiwa Anak
F
%
10
38,5
b. Sangar mempengaruhi
10
38,5
c. Tidak mempengaruhi
6
23,0
d. Sangat tidak mempengaruhi
0
0
Jumlah
26
100
Alternatif jawaban -' a. ~empengaruhi
70
Mayoritas mereka menjawab perccraian sangat mempengaruhi terhadap jiwa mereka sebanyak 38,5 %, dan yang mcnjawab tidak mcmpengaruhi sebanyak 23,0 % mungkin perceraian yang terjadi pada orang tua mereka alas dasar kesepakatan dan musyawarah bersama.
Tabel.29 Dampak Perceraian Terhadap Lingkungan Pergaulannya Alternatif jawaban
F
%
a. Sering melakukan kejahatan/nakal
2
7,7
b.Bergaul dengan siapa saja yang bikin happy
20
77,0
c. Sering pergi ke tempat-tempat hiburan
4
15,3
Jumlah
26
100
Dari jawaban diatas menunjukan bahwa anak lebih suka bergaul dengan siapa saja yang dapat membuatnya bahagia, hal itu terbukti dari jawaban tersebut sebanyak 77,0 %.
71
Tabe1.30 Pergaulan Anak Dengan Lingkungan Setelah Orang Tua Bercerai F
%
a. Baik
21
80,8
b. Sangat baik
5
19,2
c. Tidak baik
0
0
d. Sangat tidak baik
0
0
Jurnlah
26
100
Alternatif jawaban
Dari tabel diatas dapat disirnpulkan bahwa pergaulan mereka sangat baik dengan
ternan walaupun orang tua mereka bercerai, hal itu terbukti dengan
jawaban mereka sebanyak 19,2 %, dan yang menjawab sangat baik sebanyak 80,8%. Tabel. 31 Pola Hidup Yang diinginkan Alternatifjawaban
F
%
a. Pola hidup bebas
6
23,1
b. Pola hidup hura-hura
0
0
c. Pola hidup glamour
0
0
d. Pola hldup sederhana
20
76,9
Jurn1ah
26
100
72
Dari jawaban pada tabel diatas,terbukti bahwa sekian banyak diantara mereka lebih memilih hidup sederhana, walallplln ada diantara mereka yang memilih hidllP bebas. Darijawaban pertama sebanyak 76,9 %, danjawaban kedua sebanyak 23,1 %. Dari alasan mereka memilih hidllP bebas karena mereka terlalu di kekang oleh orang tuanya, segala kehendak orang tua hams selalu diturllti dan dipatuhi.
Tabe1.32 Orang Yang di Percayai Untuk Meneurahkan Segala Permasalahan Altematifjawaban
F
%
a. Teman
6
23,0
b. Orang tua
18
69,3
c. Nenek
2
7,7
d. Para ahli
0
0
Jumlall
26
100
Dan tabel dl atas dapat dIUmbll suatu keslmpulan, bahwa mereka hususnya para anak lebih suka mencllrahkan segala permasalahn yang dialaminya kepada orang tua, danjawaban itu sebanyak 69,3 %, Kepada teman sebanyak 23,0
%, dan kepada nenek sebanyak 7,7 %. HaL itu terbukti bahwa orang tua adalah orang yang dapat melindungi serta mengarahkan anak kepada hal yang positif.
73
Dari sekian jawaban diatas, dapat disimpulkan bahwa "faktor yang mendorong timbulnya perceraian di Wilayah Kelurahan Ketapang dapat di klasifikasikan kepada faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal seperti faktor yang terjadi di luar diri suami istri sendiri. Sedangkan faktor interal terjadi akibat dari kelakuqan pasangan tersebut, seperti: salah satu pihak melakukan perselingkuhan, tidak terjalin hubungan yang harmonis antara suami istri. Akan tetapi faktor yang paling dominan terjadi perceraian adalah faktor ekonomi. Karena tanpa ekonomi yang memadai dan mencukupi kehidupan serta keharmonisan keluarga akan rapuh sehinggga timbul perceraian.
BABY
PENUTUP
A.
~~$jmpulan
Berdasarkan hasil peneliti3n yang telah penulis kemukaK,m pacja hilb IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Kenilkalan yang sering terjadi di Kelurahan l).etilpang masih di kategorjkan pada tingkat reIjdah, seperti anak sering membolos Pilda waktu jam sekolah, suka mencuri, seringkali memusuhi kelompok lain dalam lingkungan bertemannya. Dengan demikian kenakalan yang sering terjadi lebih bersifat individual, di luar tindakan KUH Perdata. Perceraian yang terjadi di tengah-tengah keluarga akan timbul dampak yang tidak baik. Hal ini terbukti di Kelurahan Ketapang bahwa dampak yang teIjadi
disamping
hubungan
mereka
dengan
orang
tuanya
terganggu,
perkembangan pendidikannya terhambat. Karena orang tua adalah pendorong serta panutan mereka dalam menuju cita-cita. Hill yilng dilakukan oleh orang tua dalam mengatasi kenakalan remaja yakni dengan menumbuhkan rasa keya.l(inan anak terhildap agama dalam lingkungan keluarga serta memotivasi anak pacta tindakan positif terlebih-Iebih pada lingkungan masyarakat, seperti mengadakan karang taruna, pengaj ian remaja, dan sebagainya. Dan pada masyarakat agar lebih menghargai remaja,
75
karena masa remaja adalah masa transisi yakni masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa.
B. Saran
1. Kepada suami dan istri yang ingin berccrai hendaknya berpikir secara matang dan penuh pertimbangan 2. Kepada para suami untuk tidak menjatuhkan talaq karena hawa nafsu semata, usahakan penyelesaian secara kekeluargaan, sehingga perqeraian dapat teratasi berdasarkan ajaran Islam. 3. piharapkan kepada para orang tua yang telah bercerai, me1niliki langgung jawab masing-masing untuk merawat, memelihara, mendidik anaknya agar tidak terlantar dan perkembangan perdidikannya dapat berjaIan nOfl11al dan lancar. 4. Hendaknya para orang tua lebih memperhatikan pergaulan anak di lingkungarmya.
Ib
DAFTAR PUSTAKA
Amirudin. H, Fiqih Munakahat 2, Jakarta: Pustaka Setia, 1999, h.1 0 Arifin, Prof. H. M.Ed, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungqn Sekolqh dan Keluargq, Jakarta:Bulan Bintang, h.73 _ _ _ _ _ _ _ _~,P.okok-Pokok Pikiran Tcntang Bimbingan qf\n llcllyul4han Agllll1a, Jakarta: Bulan Bintang, 1985, Cet. Ke-4, h.80 . . B, Hurlock, Elizapeth, Kesehatan Mentql,)akarta: Gunung Agung, 1975, h.lp6 Daradjat, Zakiah, Prof. Dr, Pembinq(//1 Renwjq, Jakarta: Bulan Bintang, 1978, Cet.ke11, h.10-11 _ _ _ _ _ _ _~, Kesehatan Mental, Jakarta:Gunung Agung, 1975, h.1 01106 _ _ _ _ _ _ _~,Remqjq Hqrapan dan Tqntqng(//1LJakarta: Ruhama, 1995, Cet.ke-2, h.8
Davis, Human society, The Machmilan: New York, 1958, h.1 0 Direktorat Pembinaan Badan Peradi1an Agama Islam, Dirjen Kelembagaan Agama Islam, Kompilasi Hukum IslqmLDepag RI: 2001, Pasa!.117, h.57 _ _ _ _ _ _ _~, Undqng-Undang Perkqwinqn,_Depag RI, 2001, pasal38
Dawan Redaksi Ensiklopedi Islam, Nikqh ;Ensiklopedi lslqm)akarta: Ichtiar Baru 'VilriffOeve, 199'l;Cet.ki:2,Jilid:S;h.'53 . ppkelpar. John, Security and Family Brekdqwn, Penguns: 1971, h.l1 lillWtlrl, Dadang, AI-quI' 'an Ilmll Kedokterqn Jiwa dqn Kesehatan ¥entqUakarllj: pqna!3hakti Prima Vasa, 1997, Cet.ke-3, h.l98-100 Kar!Q f1P, Kartil1i! fsikolo.gi Anak,_J3anduJlls: Alumni 1979, h.236 Kelurahan Ketapang. Lqporan Bulanqn Umum dqn Kependudukqn,_Tangerang: Mei 2005, h.10
?-1
Miharjo, A.Sarjo, Sejarah Perkembangan Kola Jakarla,)akarta: Dinas Mlisilim dan Sejarah, 1977, h.64 Munir, A.Warson, Kamus Nfunawir Arab fndonesia,_Yogyakarta: Unit Pengadaan Buku-Buku Ilmiah Keagamaan, 1984, h.923 Panut, Panuju, dan Umami, Ida, Psikologi Remaja,_Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1999, Cet.ke-I, h.162-163 Silbiq, Silyyid, Fiqh Sunnah Tarjamah, Bandung: AI-Ma'arif, 1996, Cql.ke-2, Jilid.9, 11.9,207
Eiww0I10, Wirawan, Sarlito, Penganlar Psikologi
Umum,)akarta: Bul,m13intan&,
\976, h.38-39
_ _ _ _ _ _ _~, Psikologi Remaja,)akarta: Rajawali, 1989, ()et.ke-\' 11.200-
20\ ~uj!¥ltq,
A&uS, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Aksara Bam, 198\, B\:t.kfl-\, h.226
Suhardi, Endang, Wawancara Pribadi,_Sekretaris Kelurahan Ketapang, T'lng~rang, 2005 Slidarsono, Etika Islam Tenlang Kenakalan Remqja,)akarta: Bina Aksilra, 1989, Cet.ke- I, h.93 Tim Redaksi, Seorang Pelajar Berpreslasi Tewas Akibal Tawuran,)akarta: Pas Kota, Minggu I Desember, 1996, h.2 Widagdo, Suharyo, ki Hajar Dewanlara Pun Akan Menangis,)akarta: Kompas, 3 Desember 1996, h.4 Yunus, Mahmud, Hukum Perkawinan Dalam Islam, Menurul Mazhab Syaji'I, Hanaji, Maliki, Hambali, Jakarta: Hida Karya Agung, 1996, Cet.ke-15, h.227