PENGARUH PERAN KOMITE AUDIT DAN AUDIT INTERNAL DALAM MEWUJUDKAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE UNTUK MENINGKATKAN KINERJA BANK SYARIAH (Studi Empiris Pada Perbankan Syariah di Jakarta)
Oleh : Wahyu Nugroho Wiyono NIM : 205082000283
Oleh : Wahyu Nugroho Wiyono NIM. 205082000283
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010
Daftar Riwayat Hidup I. INDETITAS PRIBADI 1. Nama 2. Tempat & Tgl. Lahir 3. Agama 4. Alamat
5. Telepon 6. Email II. PENDIDIKAN 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. SI
: Wahyu Nugroho Wiyono : Jakarta, 23 Juli 1987 : Islam : Jln Mesjid Al-Ikhlas No.35 Rt.002/01 Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. 12270 : 08561486464 / 021-93798014 :
[email protected]
: (1993–1999) Kartika Jakarta : (1999–2002) 177 Jakarta : (2002–2005) Muhammadyah 18 Jakarta : (2005–2010) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI 1. BEM : (2006-2007) Koordinator Mahasiswa BEM NR FEIS (2007-2008) Wakil Ketua BEM NR FEIS 2. Lingkungan Rumah : (2009-sekarang) Wakil Ketua Karang Taruna 02 IV. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah : Wijono. DRS 2. Tempat & Tgl. Lahir : Wonogiri, 3 Juni 1952 3. Alamat : Jln Mesjid Al-Ikhlas No.35 Rt.002/01 Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. 12270 4. Ibu : Muryani 5. Tempat & Tgl. Lahir : 12 Desember 1957 6. Alamat : Jln Mesjid Al-Ikhlas No.35 Rt.002/01 Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. 12270 7. Anak Ke dari
: 3 dari 3 saudara iv
Influence Of Role of Committee Make an audit of and Internal Audit in Realizing Good Corporate Governance to increase Performance Bank Moslem law By: Wahyu Nugroho Wiyono ABSTRACT This research aimed to identify and to test that influence audit committee and internal audit to make good corporate governance of syariah bank. The research has been done in Jakarta with internal auditor respondent who working in syariah bank. Determination of sample conducted by using method of convenience sampling. Number of questionnaires propagated was 53 copies but oly 40 copies questionnaires returned and only 36 may be used. The data were analysis for hypotesis tester was done with path analysis. The result of research indicated that audit committee and internal audit have significantly influence to good corporate governance, and audit committee and good coporate governance have significantly influence to syariah banking working performance.
Keyword : Committee Audit, Internal Audit, Good Corporate Governance and Performance Bank Moslem law.
v
Pengaruh Peran Komite Audit dan Audit Internal dalam Mewujudkan Good Corporate Governance untuk Meningkatkan Kinerja Bank Syariah Oleh: Wahyu Nugroho Wiyono ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan komite audit dan Audit Internal dalam mewujudkan good corporate governance di Perbankan Syariah. Pada penelitian ini digunakan data primer dalam bentuk penyebaran kuesioner yang dilakukan di Jakarta dengan responden auditor internal yang bekerja pada kantor bank syariah. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan metode convenience sampling. Kuesioner yang disebarkan berjumlah lima puluh tiga tetapi kembali hanya empat puluh dan yang bisa diolah tiga puluh enam. Penganalisisan data untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis jalur (Path Analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel komite audit dan audit internal berpengaruh terhadap good corporate governance, dan variabel komite audit dan good corporate governance berpengaruh terhadap kinerja bank syariah, sedangkan audit internal tidak berpengaruh terhadap kinerja bank syariah.
Kata kunci: Komite Audit, Audit Internal, Good Corporate Governance dan Kinerja Bank Syariah.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil ’Alamin, segala puji dan syukur hanya milik Allah SWT. Teriring shalawat dan salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya. Dengan rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Pengaruh Peran Komite Audit dan Audit Internal dalam Mewujudkan Good Corporate Governance untuk Meningkatkan Kinerja Bank Syariah”. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis juga tidak luput dari berbagai masalah dan menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan yang diperoleh bukanlah semata-mata hasil usaha penulis sendiri, melainkan berkat bantuan, dorongan, bimbingan dan pengarahan yang tidak ternilai harganya dari pihak lain, yakni ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Yang tersayang kedua orang tua, bapak dan ibu yang memberikan masukan, motivasi, sandaran dari setiap permasalahan yang timbul, doa, ridhonya serta kasih sayangnya sehingga penulis mendapatkan semangat lebih untuk menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas segala bimbingan, asuhan, kasih sayangnya serta pengorbanannya dalam hidup penulis selama ini, semoga ilmu yang didapat penulis selama ini dapat memberikan
kontribusi
yang
besar
nantinya
untuk
menjaga,
membanggakan, mencukupi dan membuat bangga bapak dan ibu kelak, amin. 2. Terima kasih kepada kakak-kakakku (Mba Yuli dan Mas Puji) atas segala kebaikannya selama ini memberikan bantuan dan menyemangati penulis, semoga kebaikannya selama ini diberikan balasan yang berlipat, semoga keluarganya diberikan anugerah kepada Allah SWT. 3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni sebagai dosen pembimbing I yang memberikan banyak masukan mengenai pengembangan judul skripsi ini serta memberikan arahan dalam penggunaan metode yang tepat terhadap penelitian yang dilakukan, semoga Allah SWT selalu memberikan
vii
4. Bapak Dr. Amilin., SE., Ak., M.Si sebagai dosen pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktunya ditengah kesibukannya untuk membimbing, memberikan banyak masukan mengenai pengembangan judul skripsi ini serta memberikan arahan dalam penggunaan metode yang tepat terhadap penelitianyang dilakukan dan memotivasi penulis, semoga bapak sekeluarga diberikan kesehatan, kasih sayang serta perlindungan dari Allah SWT, amin. Terima kasih banyak pak. 5. Terima kasih kepada Ibu Rini, SE., Ak., M.Si sebagai reviewer, yang telah memberikan masukan terhadap proposal skripsi yang dibuat penulis. 6. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Bapak Afif Sulfa, SE., Ak., M.Si dan Ibu Yessy Fitri, SE., Ak., M.Si sebagai Ketua dan Wakil Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 8. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM dan Ibu Rahmawati, SE., MM sebagai dosen penguji ahli I dan dosen penguji ahli II. 9. Terima kasih kepada seluruh dosen dan karyawan akademik yang telah memberikan ilmu, bantuan, perhatian dan pelayanan yang telah diberikan. 10. Terima kasih kepada wanita yang mencintaiku dan selalu memberikan semangat yang tak henti-henti (Andri Setyorini) dan teman-temannya bu tuti yang selalu memberikan bantuan langsung maupun tidak, terima kasih kepada teman-teman seperjuangan rizky, wildan (ayo kita nginep bareng lagi.. hehe), asep, ulfa, aci dan buat hamid, taka, iva, bayu, muthe, ersya, rifqi, ari, hasan, refi, oji, (ayo buruan nyusul!!!) jangan lupa ajak kak ria ya, teman-teman angkatan 2005 akuntansi A dan B yang tidak dapat disebutkan satu persatu tetap kompak dan sukses. 11. Terima kasih buat ade-ade ku dikampus angkatan 2006 dan 2007, ella, tika, fa, pipi, lili (rajin belajar ya..), rian, anis, rini (ayo nyusul!!!), dan buat semua yang tidak bisa disebutkan satu persatu, pokoknya semangat dan terus berusaha.
viii
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak atas bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini sampai dengan selesai. Lebih dari ucapan terima kasih kepada Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Allah SWT, semoga senantiasa mamberikan sinar terang kepada seluruh hamba-Nya dan semoga aktivitas penulis selalu diberkahi serta penulis selalu diberikan hidayah-Nya. Akhir kata, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.
Jakarta, Juni 2010
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi ............................................. i Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ............................................. ii Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ......................................................... iii Daftar Riwayat Hidup .............................................................................. iv Abstract ...................................................................................................... v Abstrak ....................................................................................................... vi Kata Pengantar .......................................................................................... vii Daftar Isi ..................................................................................................... x Daftar Tabel ............................................................................................... xii Daftar Gambar ........................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ........................................................ 1 B. Perumusan Masalah ................................................................. 7 C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 8 D. Manfaat Penelitian ................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Literatur .................................................................... 10 1. Auditing .............................................................................. 10 2. Komite Audit ....................................................................... 13 3. Internal Audit ...................................................................... 20 4. Good Corporate Governance .............................................. 25 5. Kinerja Perbankan Syariah .................................................. 29 B. Keterkaitan Antar Variabel ..................................................... 33 1. Peran komite audit dan internal audit berkontribusi secara parsial maupun simultan terhadap Good Corporate Governance ......................................................................
x
33
2. Peran komite audit, Internal audit dan Good Corporate Governance berkontribusi secara parsial dan simultan terhadap kinerja perbankan syariah ................................... 34 C. Hasil Penelitian Sebelumnya ................................................... 35 D. Metode Penelitian ................................................................... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian........................................................ 38 B. Metode Penentuan Sampel....................................................... 38 C. Metode Pengumpulam Data..................................................... 39 D. Metode Analisis ...................................................................... 39 E. Operasional Variabel ............................................................... 48 1. Variabel Eksogen ................................................................ 48 2. Variabel Endogen ................................................................ 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………. 55 2. Karateristik Responden …………………………………… 56 B. Hasil Uji Penelitian 1. Hasil Uji Validitas ………………………………………… 57 2. Hasil Uji Rliabilitas ……………………………………….. 61 3. Hasil Uji Hipotesis ……………………………………….. 62 C. Pembahasan ………………………………………………….. 85
BAB V Kesimpulan dan Implikasi A. Kesimpulan …………………………………………………… 89 B. Kesimpulan dan Saran ……………………………………….. 91 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………... 93 LAMPIRAN …………………………………………………………….. 97
xi
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Hal
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
36
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
52
Tabel 4.1
Data Distribusi Sampel Penelitian
55
Tabel 4.2
Data Sampel Penelitian
56
Tabel 4.3
Deskriptif Responden
56
Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas Komite Audit
57
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas Internal audit
58
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Setelah IA2 dan IA8 Dikeluarkan
59
Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas Good Corporate Governance
59
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Setelah GCG3 dan GCG4 Dikeluarkan 60
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Kinerja Perbankan Syariah
61
Tabel 4.10
Hasil Uji Reliabilitas
61
Tabel 4.11
Coefficients – Sub Struktur 1
63
Tabel 4.12
Correlations – Sub Struktur 1
65
Tabel 4.13
Anova – Sub Struktur 1
67
Tabel 4.14
Summary – Sub Struktur 1
68
Tabel 4.15
Koefisien Jalur, Kontribusi Langsung, Tidak Langsung, Kontribusi Total, Kontribusi Komite Audit (X1), dan Internal Audit (X2) Secara Simultan dan Signifikan Terhadap Good Corporate Governance (Y)
71
Tabel 4.16
Coefficients – Sub Struktur 2
72
Tabel 4.17
Correlations – Sub Struktur 2
75
Tabel 4.18
Anova – Sub Struktur 2
79
Tabel 4.19
Summary – Sub Struktur 2
80
Tabel 4.20
Koefisien Jalur, Kontribusi Langsung, Tidak Langsung, Kontribusi Total, Kontribusi Komite Audit (X1), Internal Audit (X2), dan Good Corporate Governance (Y), Secara Simultan dan Signifikan Terhadap Kinerja Perbankan Syariah (Z) 83
xii
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Hal
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
36
Gambar 3.1
Hubungan Struktur I Variabel X1 dan X2 terhadap Y
43
Gambar 3.2
Hubungan Struktur II Variabel X1, X2, dan Y terhadap Z
45
Gambar 4.1
Hubungan Kausal Empiris Sub Struktur 1 Variabel X1, X2, terhadap Y
Gambar 4.2
70
Hubungan Kausal Empiris Sub Struktur 2 Variabel X1, X2 dan Y terhadap Z
xiii
82
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian. Pada zaman kini banyak bank konvensional yang berlatar belakang sistem ekonomi kapitalis sudah lama berevolusi. Namun, dengan berjalannya waktu sistem ini semakin menunjukkan berbagai kelemahan. Hal ini dapat dibuktikan pada saat krisis ekonomi melanda pada tahun 1997 di Indonesia dan 2008 di seluruh dunia. Banyak bank konvensional di dunia pada runtuh khususnya berdampak di Indonesia dan direkapitulasi oleh pemerintah. Di Indonesia bank konvensional menderita kerugian yang sangat besar akibat negative spread adalah suatu kondisi ekonomi yang dimana biaya bunga yang harus dibayar oleh bank konvesional kepada deposan lebih besar daripada pendapatan bunga yang diterima bank tersebut. Hal ini bisa terjadi karena bank masih berkewajiban membayar bunga kepada deposan meskipun usaha yang dibiayai bank tersebut mengalami kerugian. Bank syariah lahir dengan konsep dan filosofi yang berbeda, yang melarang penerapan bunga dalam semua transaksinya karena termasuk dalam katagori riba. Dalam Al-Quran surat Al-Baqarah 275.
… ْﺣ َّﺮ َم اﻟ ِّﺮﺑَﺎ َﻓ َﻤﻦ َ ﻞ اﻟَّﻠ ُﻪ اﻟْ َﺒﻴْ َﻊ َو َّ ﺣ َ … َوَأ “…Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…”.
1
Sejarah perbankan syariah di Indonesia pada awalnya adalah dengan munculnya Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang pertama kali berlatar belakang syariah di Indonesia. Melihat monopoli yang dilakukan BMI sejak tahun 1991-1999, menyebabkan BMI kesulitan untuk mendorong atau memajukan kinerja banknya. Baru pada pertengahan tahun 1999 muncullah pesaing usaha di bidang perbankan syariah dari bank lain seperti Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank Mega Syariah (BMS). Dengan adanya pesaing-pesaing tersebut, masyarakat atau nasabah dapat lebih leluasa memilih bank yang sesuai dengan kinerja bank yang bagus. Mengingat pangsa bank syariah semakin meningkat dari tahun ke tahun dan umumnya masyarakat Indonesia mayoritas beragama islam. Hal ini membuktikan bahwa perbankan syariah mempunyai prospek dan potensi yang sangat besar untuk mengembangkan perbankan syariah. Kenyataan bahwa perbankan syariah di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dari tahun ke tahun. Secara Institusional perjalanan bank syariah pada tahun 2005 dari 3 Bank Umum Syariah (BUS) dan 19 Unit Usaha Syariah (UUS) sekarang menjadi 6 Bank Umum Syariah (BUS) dan 25 UUS Unit Usaha Syariah (UUS) pada januari 2010. Dari segi jaringan kantor, pada tahun 2005 terdapat 550 kantor dan sekarang menjadi 1346 kantor pada akhir tahun 2005. Hal ini menyebabkan dalam waktu yang relatif singkat, kinerja bank syariah dapat meningkat dengan cepat dan baik. (Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia Januari 2010)
2
Pada saat ini perkembangan perbankan syariah di luar negeri sudah sangat maju ditandai bank syariah telah beroperasi di lebih 70 negara. Sebagian besar beroperasi di wilayah Asia Tengah yang memiliki penduduk mayoritas muslim. Bahkan di 3 negara yaitu: Iran, Pakistan dan Sudan sistem perbankan mereka sudah dikonversi menjadi sistem perbankan syariah sepenuhnya. Di negara lain walaupun bank syariah beroperasi, tetapi sistem perbankan konvensional masih mendominasi. Meskipun demikian perbankan syariah mengalami pertumbuhan asset yang sangat besar dan sangat cepat. Awalnya bank syariah hanya memiliki asset 2% pertahun pada tahun 1970 hingga 15% pada tahun 1990-an (Dimyati.2008:6). Maka bisa dikatakan perbankan syariah semakin penting perannya di Indonesia terlebih sudah adanya UU Perbankan Syariah yang dibuat pemerintah yang mengatur khusus tentang perbankan syariah pada tanggal 17 Juni 2008, tentunya hambatan yang mendasar tentang kebutuhan-kebutuhan perbankan syariah sudah di atur di UU tersebut. Maka sekarang tinggal bagaimana
pihak-pihak
dan
para
profesional
perbankan
syariah
memanfaatkan momentum tersebut untuk mengembangkan perbankan syariah agar lebih baik dan bisa tumbuh menjadi lebih baik. Dari perkembangan itu maka pihak perbankan syariah harus ada yang mengawasi dan memperhatikan semua unit usaha perbankan syariah. Oleh karena itu disetiap bank syariah mempunyai komite audit dan internal audit untuk menilai kepatuhan karyawan bank syariah terhadap kebijaksanaan, prosedur, dan peraturan-peraturan yang dibuat bank syariah tersebut. Dengan
3
adanya komite audit dan internal audit di tiap-tiap bank syariah maka proses atau kegiatan perbankan yang mereka lakukan akan terawasi dan terkontrol dengan baik sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang ada. Menurut Marini Purwanto (2001:207), walaupun di Indonesia komite audit belum lama diperkenalkan, sebenarnya komite ini sudah sejak lama dibentuk di negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris. Hal ini terlihat misalnya pada tahun 1967 American Institute of Certified Public Accountant (AICPA) menerbitkan sebuah pernyatan yang merekomendasikan agar setiap perusahaan yang Go Publik membentuk suatu komite yang terdiri dari orang-orang yang bukan merupakan pejabat perusahaan, yang diberi kewenangan menunjuk auditor independen dan mengikuti secara terus menerus pelaksanaan kegiatan dari auditor tersebut. Selanjutnya pada tahun 1973, pasar modal Amerika Serikat tepatnya di New York Stock Exchange. Per 30 juni 1978, setiap perusahaan domestik yang tercatat di bursa New York Stock Exchange disyaratkan untuk memiliki komite audit.. Salah satu yang paling menarik adalah kenyataan bahwa hampir semua perusahaan di Amerika Serikat kini telah mempunyai komite audit, padahal tidak terdapat satu pun hukum yang mengikat bahwa keberadaan komite audit tersebut adalah suatu keharusan. Oleh karena itu, pengakuan perlunya komite audit dapat dipandang sabagai persyaratan pasar (required by the market), bukan karena adanya kewajiban secara hukum (required by law). Menurut Klein (2002) dalam Arbyantoro (2007:3), kehadiran komite audit yang independen dalam perusahaan dapat memberikan keuntungan
4
dalam pemonitoran yang efektif. Dengan demikian maka laporan keuangan menjadi lebih transparan, perdagangan saham menjadi lebih aktif, dan informasi laporan keuangan menjadi tidak bias sebagai input dalam melakukan kontrak antara stakeholders, senior chairmants, dan manajemen. Audit internal yang professional harus memiliki independen untuk memenuhi kewajiban profesionalnya, yaitu dengan memberikan masukan yang baik dan melaporkan permasalahan apa adanya tanpa ada rekayasa. Audit internal pun harus bebas dari hambatan dalam menjalankan tugasnya mengaudit. Audit internal memiliki peran yang penting dalam di dalam suatu perusahaan, karena peran audit internal berpengaruh terhadap peningkatan kinerja perbankan syariah. Baik buruknya tingkat kualitas perbankan dapat dilihat dari kinerja mereka. Audit internal memberikan informasi yang diperlukan manajemen dalam menjalankan tanggung jawab mereka masingmasing. Auditor internal memiliki peran penting dalam semua hal yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan dan resiko-resiko yang terkait dalam menjalankan usaha (Sawyer. Lawrence. B 2007:7) Banyaknya kasus yang melibatkan komite audit dan audit internal tentang tata kelola perusahaan dan pola pengawasan atau yang lebih dikenal dengan Corrporate Governance. Dengan pengawasan yang kurang dari audit internal menyebabkan sering terjadinya good corporate governance yang kurang diterapkan. Hal ini dapat menimbulkan perusahaan mengeluarkan informasi yang kurang baik terhadap pemegang saham maupun terhadap publik. Dari permasalahan-permasalahan tersebut, jika digabungkan ke dalam
5
krisis ekonomi yang melanda Indonesia, maka berakibat perusahaan tersebut tidak akan bertahan lama. Oleh karena itu peran komite audit dan audit internal sangat dibutuhkan untuk meningkatkan good corporate governance. Menurut Sunarsip (2001), dalam Putri (2009:5) mengemukakan bahwa terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, disebabkan oleh tata kelola yang kurang baik (bad governance) pada sebagian besar pelaku ekonomi. Peran akuntan selama ini belum optimal dalam mewujudkan good corporate governance, dikarenakan mempunyai pengaruh dalam upaya mencapai kinerja bisnis yang optimal serta dalam analisis dan pengendalian resiko yang dihadapi perusahaan. Oleh karena itu, peran audit internal sangat dibutuhkan oleh perbankan di Indonesia. Penelitian ini merupakan rujukan pada penelitian yang telah dilakukan oleh Anreas (2009). Adapun yang membedakannya antara lain: 1. Perbedaan Objek Penelitian. Pada penelitian ini objek yang akan digunakan adalah industri perbankan syariah yang ada di Jakarta yang memiliki komite audit, sedangkan pada penelitian sebelumnya, objek penelitian yang digunakan adalah Bank Mega Syariah dan Bank Mandiri Syariah. 2. Perbedaan Periode Penelitian. Penelitian ini menggunakan kuisioner data 2010, sedangkan pada penelitian sebelumnya, data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data laporan keuangan dari tahun 2005-2007.
6
3. Perbedaan Variabel Penelitian. Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah peranan komite audit dan internal audit didalam bank syariah, sedangkan pada penelitian sebelumnya tidak adanya peranan komite audit dan internal audit dalam mengukur kinerja bank syariah. Dengan meneliti dari peranan komite audit dan internal audit dapat terlihat perkembangan bank syariah dengan melihat sejauh mana pengawasan dan kedisiplinan komite audit dan internal audit dalam melaksanakan tugasnya untuk meningkatkan kinerja bank syariah tersebut. Atas dasar tersebut, peneliti membuat judul yaitu “Pengaruh Peran Komite Audit dan Audit Internal dalam Mewujudkan Good Corporate Governance untuk Meningkatkan Kinerja Bank Syariah (Studi Empiris pada Perbankan Syariah di Jakarta) ”.
B. Perumusan Masalah Sehubungan
dengan
semakin
banyaknya
perbankan
syariah
bermunculan di Indonesia dan semakin ketatnya persaingan di perbankan syariah maka perbankan dituntut untuk memperbaiki kinerja perbankan tersebut. 1. Apakah peran komite audit dan audit internal berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap Good Corporate Governance?
7
2. Apakah peran komite audit, audit internal dan Good Corporate Governance berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap kinerja perbankan syariah?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis peran komite audit dan audit internal berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap Good Corporate Governance. 2. Untuk menganalisis peran komite audit, audit internal dan Good Corporate Governance berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap kinerja perbankan syariah.
D. Manfaat Penulisan Terdapat beberapa manfaat yang dapat digunakan melalui penelitian ini, yaitu: 1. Bagi Komite Audit Penelitian ini dapat dijadikan masukan agar dalam melakukan pengawasan dan penilaian dapat memberikan masukan yang sangat baik guna menerapkan Good Corporate Governance. 2. Bagi Audit Internal Agar penelitian ini berfungsi bagi audit internal untuk bekerja lebih independent dan membantu komite audit untuk lebih menerapkan Good Corporate Governance. 8
3. Bagi Perbankan Syariah Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan kinerja bank syariah untuk mencapai Good Corporate Governance. 4. Bagi Peneliti Untuk memberiakan pengalaman dan pengetahuan yang yang sangat berarti terutama tentang peranan komite audit dan internal audit pada bank syariah yang merupakan salah satu instrumen good corporate governance pada bank syariah.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur 1. Auditing Berikut ini beberapa definisi mengenai auditing dari beberapa sumber refrensi. Menurut Arens, Elder, Beasley, dan Jusuf (2009:4) auditing adalah sebagai berikut: “Auditing is the accumulation an evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person”. Sedangkan menurut Agoes (2004:3) mendefinisikan auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen,
beserta
catatan-catatan
pembukuan
dan
bukti-bukti
pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Dari definisi tersebut bahwa auditing sangat diperlukan bagi perusahaan dan dalam auditing sendiri sangat diperlukan orang-orang yang berkompenten dan independen dalam hal auditing. Disamping itu, auditing harus dilakukan dengan kritis dan sistematis. Karena semua itu akan dapat menghasilkan informasi yang sangat berguna bagi semua perusahaan yang memerlukannya. Untuk melakukan auditing diperlukan standar yang dapat menjadi acuan dalam audit. Standar tersebut sangat berguna bagi auditor dalam 10
melakukan audit dan standar merupakan pedoman dalam menjalankan tanggung jawabnya. Standar tersebut meliputi keahlian dan independensi seorang auditor. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI.2001:150.1) menyebutkan bahwa standar auditing terdiri dari sepuluh standar yang dikelompokan menjadi tiga kelompok besar, yaitu standar umun, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan. Dijelaskan standar auditing sebagai berikut: a.
Standar Umum 1) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. 2) Dalam
semua
hal
yang
berhubungan
dengan
perikatan,
independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. 3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. b.
Standar Pekerjaan Lapangan 1) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. 2) Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
11
3) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. c.
Standar Pelaporan 1) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 2) Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip tersebut dalam periode sebelumnya. 3) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. 4) Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor. Dari standar-standar yang telah disebutkan merupakan acuan bagi
auditor untuk mengaudit dan menetapkan apakah laporan manajemen
12
tersebut telah sesuai dengan standar yang ada. Oleh karena itu, auditor sangat memegang teguh standar tersebut.
2. Komite Audit Berikut ini disajikan definisi mengenai komite audit dari beberapa sumber
refrensi.
Menurut
Rittenberg
dan
Scwieger
(2001:378)
menyebutkan bahwa pengertian komite audit adalah: “An audit committee is a subcommittee of the board of directors that is composed of independent, outside directors. The audit committee has oversight responsibility (on behalf of the full board of directors and its stakeholders) for the outside reporting of the company including annual financial statements; risk monitoring and control processes; and both internal and external audit functions.” Sedangkan menurut Widjaja (2003:4), komite audit adalah suatu komite yang dibentuk oleh dewan komisaris, yang harus bebas dari pengaruh
manajemen
perusahaan
dan
bersifat
independen
serta
bertanggung jawab kepada dewan komisaris dalam meningkatkan pengawasan dewan komisaris terhadap kinerja perusahaan. Jadi komite audit haruslah terbebas dari segala pengaruh manajemen perusahaan. Komite audit dengan bekerja secara independen akan menghasilkan kualitas pengawasan yang baik dan akan meningkatkan kinerja perusahaan dalam menghadapi persaingan usaha. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa komite audit: a.
Komite audit dibentuk oleh dewan komisaris.
b.
Komite audit diangkat dan diberhentikan oleh dewan komisaris.
13
c.
Komite audit menerima pendelegasian wewenang dari dewan komisaris untuk mengawasi pelaksanaan tugas direksi dalam mengoperasionalkan perusahaan.
d.
Komite audit bertanggung jawab kepada dewan komisaris.
e.
Komite audit terdiri dari orang-orang yang independen, dengan kata lain tidak termasuk manajemen perusahaan. Komite audit harus bebas dari pengaruh manajemen sehingga dapat
mewujudkan
tanggung
jawabnya
untuk
mengevaluasi
efektivitas
pengendalian manajemen dan peran auditor eksternal termasuk auditor internal perusahaan. Selain itu, komite audit juga dapat membantu dewan komisaris secara keseluruhan dalam masalah-masalah yang berkaitan dengan laporan keuangan dan kontrol atas operasi keuangan. Mereka juga dapat memperkuat posisi manajemen dengan memberikan keyakinan bahwa seluruh langkah-langkah yang mungkin dilakukan telah diambil untuk memberikan penelaahan independen atas kebijakan-kebijakan keuangan dan operasi manajemen. Di dalam komposisi komite audit, seorang komite audit haruslah merupakan komisaris independen perusahaan tercatat sekaligus merangkap sebagai ketua komite audit. Anggota lainnya merupakan pihak eksternal yang independen sekurang-kurangnya satu diantaranya mempunyai kemampuan di bidang akuntansi atau keuangan. Jadi
komite
audit
sangat
berpengaruh
terhadap
bank-bank
konvensional maupun sendiri. Dengan adanya komite audit, hasil dari
14
laporan internal auditor diolah dan dilaporkan oleh komite audit kepada Komisaris Bank atau Dewan Pengawas di perbankan. Di dalam Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) nomor: PER-05/MBU/2006 tentang komite audit bagi Badan Usaha Milik Negara yang disebutkan dalam pasal 3 menyebutkan tugas komite audit adalah sebagai berikut: a.
Membantu komisaris/dewan pengawas untuk memastikan efektivitas sistem pengendalian intern dan efektivitas pelaksanaan tugas eksternal auditor dan internal auditor.
b.
Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilaksanakan oleh satuan pengawas intern maupun auditor eksternal.
c.
Memberikan
rekomendasi
mengenai
penyempurnaan
sistem
pengendalian manajemen serta pelaksanaannya. d.
Memastikan telah terdapat prosedur review yang memuaskan terhadap segala informasi yang dikeluarkan BUMN.
e.
Melakukan
identifikasi
hal-hal
yang
memerlukan
perhatian
komisaris/dewan pengawasan serta tugas-tugas komisaris/dewan pengawasan lainnya. Surat Keputusan Ketua Bappepam Nomor: KEP-41/PM/2003 tanggal 2 Desember 2003 (lampiran), pedoman pembentukan komite audit dan persyaratan keanggotaan komite audit sebagai berikut:
15
Pedoman Pembentukan Komite Audit a.
Struktur komite audit diangkat dan diberhentikan oleh dewan komisaris dan dilaporkan kepada rapat umum pemegang saham.
b. Anggota komite audit yang merupakan komisaris indepanden bertindak sebagai ketua komite audit. Dalam hal komisaris independen yang menjadi anggota komite audit lebih dari satu orang maka salah satunya bertindak sebagai komite audit. Persyaratan keanggotaan Komite Audit: a.
Memiliki integritas yang tinggi, kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman
yang
memadai
sesuai
dengan
latar
belakang
pendidikannya, serta mampu berkomunikasi dengan baik. b.
Salah seorang dari anggota komite audit memiliki latar belakang pendidikan akuntansi dan keuangan.
c.
Memiliki pengetahuan yang cukup untuk membaca dan memahami laporan keuangan.
d.
Memiliki pengetahuan yang memadai tentang peraturan perundangan di bidang pasar modal dan peratuaran perundang-undangan yang terkait dengannya.
e.
Bukan merupakan orang dalam kantor akuntan publik yang memberikan jasa audit dan atau non audit pada emiten atau perusahaan publik yang bersangkutan dalam satu tahun terakhir sebelum diangkat oleh komisaris sebagai mana dimaksud dalam
16
peraturan Nomor VIII.A.2 tentang independensi akuntan yang memberikan jasa audit di pasar modal. f.
Bukan merupakan karyawan kunci emiten atau publik yang bersangkutan dalam satu tahun terakhir sebelum diangkat komisaris.
g.
Tidak mempunyai saham, baik langsung maupun tidak langsung pada emiten atau perusahaan publik. Dalam hal anggota komite audit memperoleh saham akibat suatu peristiwa hukum maka dalam jangka waktu enam bulan setelah diperolehnya saham tersebut wajib mengalihkan kepada pihak lain.
h.
Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan emiten atau perusahaan publik, komisaris, direksi, atau pemegang saham utama emiten atau perusahaan publik.
i.
Tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan saham emiten atau perusahaan publik.
j.
Tidak merangkap sebagai anggota komite audit pada emiten atau perusahaan publik lain pada periode yang sama. Dalam Forum for Corporate Governance in Indonesia (FGCI) seri
tata kelola perusahaan jilid II (2001:12-13) mengenai peranan dewan komisaris dan komite audit dalam corporate governance, pada umumnya komite audit mempunyai tanggung jawab pada tiga bidang, yaitu laporan keuangan, tata kelola perusahaan, pengawasan perusahaan. Penjelasan dari ketiga bidang tersebut adalah sebagai berikut:
17
a.
Laporan Keuangan (financial report) Tanggung jawab komite audit di bidang laporan keuangan adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen telah memberikan gambaran yang sebenarnya tentang halhal sebagai berikut: 1) Kondisi keuangan. 2) Hasil usaha. 3) Rencana dan komitmen jangka panjang. Ruang lingkup pelaksanaan ini adalah: 1) Merekomendasikan auditor eksternal; 2) Memeriksa hal-hal yang berkaitan dengan auditor eksternal, yaitu; (a) Surat penunjukan auditor. (b) Perkiraan biaya audit. (c) Jadwal kunjungan auditor. (d) Koordinasi dengan internal audit. (e) Pengawasan terhadap hasil audit. (f) Menilai pelaksanaan pekerjaan auditor. 3) Menilai kebijakan akuntansi dan keputusan-keputusan yang menyangkut kebijaksanaan; 4) Meneliti laporan keuangan (financial statement), yang meliputi: (a) Laporan tengah tahunan (interim financial statement). (b) Laporan tahunan (annual financial statement). (c) Opini auditor dan (management letters).
18
Khusus tentang penilaian kebijakan akuntansi dan keputusan suatu kebijaksanaan, dapat dilakukan secara efektif dengan memperoleh suatu rangkuman yang singkat tentang semua kebijakan akantansi yang mendasari laporan keuangan yang diperoleh dari pejabat dalam bidang akuntansi. b. Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governace) Tanggung jawab komite audit dalam bidang tata kelola perusahaan atau corporate governance adalah untuk memastikan bahwa perusahaan telah dijalankan sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku, ruang lingkup pelaksanaan dalam bidang ini adalah: 1) Menilai
kebijakan
perusahaan
yang
berhubungan
dengan
kepatuhan terhadap undang-undang dan peraturan, etika, benturan kepentingan dan penyelidikan terhadap perbuatan yang merugikan perusahaan dan kecurangan. 2) Memonitor proses pengadilan yang sedang terjadi maupun yang ditunda serta yang menyangkut masalah tata kelola perusahaan dalam hal mana perusahaan menjadi salah satu pihak yang terkait di dalamnya. 3) Memeriksa kasus-kasus penting yang berhubungan dengan benturan kepentingan, perbuatan yang merugikan perusahaan, dan kecurangan.
19
4) Keharusan auditor internal untuk melaporkan hasil pemeriksaan tata kelola perusahaan dan temuan-temuan lainnya. c.
Pengawasan Perusahaan (Corporate Control) Tanggung jawab komite audit untuk pengawasan perusahaan termasuk di dalamnya pemahaman tentang masalah serta hal-hal yang berpotensi mengandung resiko dan sistem pengandalian intern serta memonitor proses pengawasan yang dilakukan oleh auditor internal. Ruang lingkup audit internal harus meliputi pemeriksaan dan penilaian tentang kecukupan dan efektivitas sistem pengawasan intern. Jadi, peranan komite audit di dalam bank maupun perusahaan dapat
mengatur dan mengawasi kebijakan komisaris bank atupun perusahaan agar dapat berjalan sesuai dengan aturan dan keputusan-keputusan dari komisaris atau dewan pengawas.
3. Audit Internal Berikut ini beberapa definisi mengenai audit internal dari berbagai refrensi. Menurut Arens dan Loebecke (2009:17), sebagai seseorang yang bekerja sebagai karyawan pada suatu perusahaan untuk melakukan audit bagi kepentingan manajemen. Sedangkan menurut Mulyadi (2008:65), menjelaskan audit internal sebagai auditor yang bekerja dalam perusahaan, baik di perusahaan pemerintah maupun swasta yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya
20
penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai divisi organisasi. Sawyer’s,
(2005:10)
mengemukakan
bahwa
layanan
yang
diharapkan dari auditor internal adalah membantu semua level manajemen dalam rangka pertanggungjawaban mereka seperti yang dikemukakan mengenai pengertian Internal Audit berikut ini: “Internal auditing is a systems, objective appraisal by auditor internals of the diverse operations and controls within in organization to determine weather (1). Financial and operating information is accourate and realible, (2). Risk to the enterprise are identified minimized, (3). External regulations and acceptable internal policies and procedures are followed, (4). Satisfactory standars are met, (5). Resources are used efficiently archived all for the purpose of assisting members of the organization in the effective discharge of their responsibilities” Dari definisi-definisi diatas bahwa tujuan auditor internal adalah meningkatkan pengelolaan resiko, sistem pengendalian intern, dan proses tata kelola yang pada akhirnya dapat membantu organisasi untuk mencapai tujuan dan sesuai dengan yang ditetapkan dewan direksi. Tanpa fungsi auditor internal, dewan direksi tidak dapat memiliki sumber informasi internal yang bebas dan dapat dipercaya mengenai kinerja para manajer. Selanjutnya, menurut Sawyer, (2005:7) auditor internal memiliki peran yang sangat penting dalam semua hal yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan dan resiko-resiko terkait dalam menjalankan usahanya. Sedangkan menurut Tugiman (2006:17), aktivitas pemeriksaan
21
internal dan peran dari auditor internal dalam perusahaan adalah compliance, vertifikasi, evaluasi, dan merekomendasi. Penjelasannya adalah sebagai berikut: a.
Compliance Aktivitas ini untuk menilai sejauh mana tingkat kepatuhan para pegawai terhadap kebijaksanaan, prosedur, peraturan dan praktek usaha yang lazim, serta undang-undang dan peraturan pemerintah yang mempunyai aturan.
b.
Veritifikasi Kegiatan veritifikasi difokuskan pada ketelitian, keandalan berbagai data manajemen dan evaluasi apakah data tersebut relevan serta memenuhi kebutuhan manajemen yang meliputi laporan keuangan fisik serta hasil operasi perusahaan.
c.
Evaluasi Aktivitas ini menilai bentuk pengendalian internal yang ditetapkan perusahaan dan meliputi penilaian terhadap pengendalian akuntansi dan operasi, juga menilai hasil-hasil pelaksanaan dan petugas pelaksanaannya.
d. Merekomendasi Merekomendasi suatu rangkaian tindakan kepada pihak manajemen. Jadi, auditor internal memberikan informasi yang diperlukan manajer atau dewan direksi dalam menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif. Audit internal bertindak sebagai penilai independen untuk
22
menelaah oprasional perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi sistem kontrol secara efisien dan efektivitas terhadap kinerja perusahaan. Menurut Halim (2001:1), definisi audit yang sangat terkenal adalah definisi yang berasal dari A Statement of Basic Auditing Concepts (ASOBAC) yang mendefinisikan auditing adalah suatu proses sistematik untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk meningkatkan kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan. Definisi tersebut dapat diuraikan menjadi tujuh elemen yang harus diperhatikan dalam melaksanakan audit yaitu proses yang sistematik, menghimpun dan mengevaluasi bukti secara objektif, asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi, menentukan tingkat kesesuaian, kriteria yang ditentukan, menyampaikan hasil audit, dan para pemakai yang berkepentingan, dari ketujuh elemen tersebut dijelaskan sebagai berikut: a.
Proses yang sistematik Auditing merupakan rangkaian proses dan prosedur yang bersifat logis, terstruktur dan terorganisir.
b.
Menghimpun dan mengevaluasi bukti secara objektif Proses sistematik yang dilakukan tersebut, merupakan proses untuk menghimpun bukti yang mendasari asersi yang dibuat oleh individu maupun entitas
23
c.
Asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi Asersi merupakan suatu pernyataan atau suatu rangkaian pernyataan secara keseluruhan, oleh pihak yang bertanggung jawab atas pernyataan tersebut.
d. Menentukan tingkat kesesuaian Hal ini berarti menghimpun dan mengevaluasi bukti dimaksudkan untuk menentukan dekat tidaknya atau sesuai tidaknya asersi dengan kriteria yang telah ditetapkan. e.
Kriteria yang ditentukan Kriteria yang ditentukan merupakan standar pengukuran untuk mempertimbangkan asersi.
f.
Menyampaikan hasil audit Hal ini berarti hasil audit dikomunikasikan melalui laporan tertulis yang mengindikasikan tingkat kesesuaian antara asersi dan kriteria yang telah ditentukan.
g. Para pemakai yang berkepentingan Para pemakai yang berkepentingan merupakan para pengambil keputusan yang menggunakan dan mengandalkan temuan yang diinformasikan melalui laporan audit dan laporan lainnya. Dari ketujuh elemen tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam audit diperlukan langkah-langkah yang tepat dan haruslah independen agar dapat menghasilkan informasi yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
24
4. Good Corporate Governance Berikut ini beberapa definisi mengenai Good Corporate Governance dari berbagai refrensi. Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia
(FCGI)
mempergunakan
(2001:1)
definisi
dalam
Cadbury
publikasi
Committee,
yang
pertamanya
yaitu:
Seperangkat
peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan. Disamping itu FCGI juga menjelaskan, bahwa tujuan dari Corporate Governance adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders). Corporate Governance merupakan proses yang diterapkan dalam menjalankan suatu perusahaan, dengan tujuan utama meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang, dengan memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya. Jadi yang dimaksud dengan stakeholder lainnya adalah pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan, yaitu bagian internal dan eksternal perusahaan seperti kreditor, karyawan, pemasok, pelanggan, pemerintah dan masyarakat. Menurut Daniri (2005:4), GCG didefinisikan sebagai sistem yang mengatur pengelolaan dan pengawasan bisnis korporasi, mengatur hak dan kewajiban pihak terkait (Board of Commissioners, Board of Directors,
25
shareholders, dan stakeholders lainnya), memuat aturan main dan prosedur yang harus ditempuh dalam membuat keputusan yang terkait dengan keputusan korporasi, merumuskan mekanisme untuk penetapan yang objektif dan cara-cara yang ditempuh untuk mencapai objektif serta pemantauan kerja. Jadi, GCG adalah sebuah tatanan yang mengatur hubungan antara semua pihak dalam struktur perusahaan yang menentukan arah dan performance suatu perusahaan itu sendiri. Sedangkan menurut Wardani dalam Febrian (2009:14) prinsip-prinsip dasar dari Good Corporate Governance yang pada dasarnya memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu perusahaan. Penerapan Good Corporate Governance pada bank syariah mengacu pada Islamic Financial Services Board (IFSB), IFSB mengeluarkan Shari’ah Governance System untuk mengatur penerapan tata kelola institusi syariah terutama bank syariah. Tabel 2.1 Penggabungan Fungsi GCG Konvensional dengan Syariah Fungsi
Lembaga Keuangan Konvensional
Lembaga Keuangan Syariah
Dewan Pengawas Syariah Pengawas syariah Pengendalian Internal auditor Eksternal auditor internal Pengawas syariah eksternal Pejabat tingkat unit atau Unit kepatuhan Kepatuhan depertemen syariah Sumber: IFSB Shari’ah Governance, 2009. Governance
Dewan komisaris
26
Di dalam pelaksanaan GCG pada bank syariah terdapat Dewan Pengawas Syariah yang memiliki fungsi sebagai berikut (Bank Syariah Mandiri): a.
Mengawasi dan memantau kegiatan operasional bank untuk menjamin kepatuhannya terhadap fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) – Majelis Ulama Indonesia (MUI).
b.
Menilai dan memberi persetujuan mengenai aspek-aspek syariah pada setiap pedoman produk dan operasional perusahaan.
c.
Memberikan pendapat mengenai kepatuhan syariah atas kegiatan operasional perusahaan dalam laporan publikasi.
d.
Meninjau produk dan layanan baru, yang belum diatur oleh fatwa yang dikeluarkan oleh DSN – MUI.
e.
Menyerahkan laporan pengawasan syariah setiap 6 (enam) bulan kepada Dewan Komisaris, Direksi, DSN – MUI dan Bank Indonesia. Diuraikan oleh Organization for Economic Cooperation and
Development (OECD) dalam Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI), ada empat unsur penting dalam Corporate Covernance, yaitu: fairness (keadilan), transparency (transparansi), accountability (akuntabilitas), responsibility (pertanggungjawaban). Dari empat unsur itu dapat dijelaskan sebagai berikut:
27
1.
Fairness (Keadilan) Menjamin perlindungan hak-hak para pemegang saham, termasuk hak-hak pemegang saham minoritas dan para pemegang saham asing, serta menjamin terlaksananya komitmen dengan para investor.
2.
Transparency (Transparansi) Mewajibkan adanya suatu informasi yang terbuka, tepat waktu, serta jelas, dan dapat diperbandingkan yang menyangkut keadaan keuangan, pengelolaan perusahaan, dan kepemilikan perusahaan.
3.
Accountability (Akuntabilitas) Menjelaskan peran dan tanggung jawab, serta mendukung usaha untuk menjamin penyeimbangan kepentingan manajemen dan pemegang saham, sebagaimana yang diawasi oleh Dewan Komisaris.
4.
Responsibility (Pertanggungjawaban) Memastikan dipatuhinya peraturan serta ketentuan yang berlaku sebagai cerminan dipatuhinya nilai-nilai sosial.(OECD Business Sector Advisory Group on Corporate Governance, 1998) Prinsip-prinsip Corporate Governance dari OECD yang dijelaskan
dalam FCGI (2001:2) menyangkut hal-hal sebagai berikut: 1.
Hak-hak para pemegang saham;
2.
Perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham;
3.
Peranan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam Corporate Governance;
4.
Transparansi dan Penjelasan;
28
5.
Peranan Dewan Komisaris. Jadi dengan GCG baik komite audit dan internal audit harus
memerhatikan faktor-faktor seperti keadilan, transparansi, akuntabilitas, dan pertanggungjawaban dalam melaksanakan GCG baik di dunia perbankan maupun perusahaan. Dengan memerhatikan faktor-faktor tersebut maka hasil GCG di dalam perusahaan maupun perbankan dapat berjalan dengan baik dan lancar dan dapat dengan mudah berkoordinasi dengan dewan direksi.
5. Kinerja Perbankan Syariah Bank syariah merupakan salah satu bentuk dari perbankan nasional yang mendasarkan operasionalnya pada syariat islam. Bank Syariah menurut Arifin (2006:60), adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi dengan prinsip-prinsip syariah. Sedangkan menurut Muhammad (2004:2), bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Dengan kata lain, bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayarannya serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat islam. Menurut Metwally (1995:13) prinsip utama yang digunakan dalam kegiatan perbankan syariah adalah:
29
1.
Larangan riba dalam berbagai bentuk transaksi.
2.
Melakukan kegiatan usaha perdagangan berdasarkan perolehan keuntungan yang sah.
3.
Memberikan zakat. Oleh karena itu, dalam operasinya perbankan syariah tidak
menerapkan sistem bunga, seperti bank konvensional tetapi menerapkan sistem bagi hasil untuk para nasabah. Dengan itulah yang membedakan hal mendasar dari bank konvensional yang keuntungan nasabahnya diperoleh dengan bunga. Pelaksanaan fungsi perbankan sebenarnya telah ada dan menjadi tradisi sejak zaman Rosulullah seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, dan bahkan melaksanakan fungsi pengiriman uang. Namun, pada saat itu tentu saja fungsi-fungsi perbankan tersebut dilakukan dengan secara sederhana dan perorangan sesuai kebutuhan masyarakat, sehingga belum terlembagakan secara sistematis. Sebenarnya Islam juga telah memiliki aturan yang cukup komprehensif mengenai hukum-hukum dalam suatu perekonomian, hal itu bisa digali lebih lanjut dalam Al-Quran, Hadits, maupun buku-buku karya para ulama. Bahkan, beberapa istilah perbankan modern ada yang berakar kata dari ilmu fiqh. Misalnya, istilah kredit (Inggris: credit berarti kepercayaan; Romawi: credo yang berarti kepercayaan, dan Arab: qard berarti meminjamkan uang berdasarkan kepercayaan). Selain itu, istilah cek (Inggris: check; Perancis: cheque, Arab: saq/suquq yang berarti pasar)
30
istilah cek terkenal sebagai alat pembayaran yang bisa digunakan di pasarpasar. Perkembangan perbankan syariah di Indonesia tetap mengalami kendala karena bank syariah hadir di tengah-tengah perkembangan dan praktik-praktik perbankan konvensional yang sudah mengakar dalam kehidupan masyarakat secara luas. Kendala yang dihadapi oleh perbankan (lembaga keuangan) syariah tidak terlepas dari belum tersedianya sumber daya manusia secara memadai dan peraturan perundang-undangan. Meskipun, telah banyak kajian yang mencoba untuk mempermudah penjelasan tentang pelaksanaan operasional perbankan syariah. Hal ini mengingat bahwa di masing-masing negara, terutama yang masyarakatnya mayoritas muslim, tidak mempunyai infrastruktur pendukung dalam operasional perbankan syariah secara merata. Konsekuensi perkembangan di masing-masing negara tersebut tentunya akan berdampak baik langsung maupun tidak langsung terhadap perkembangan perbankan syariah di dunia. Apalagi pada saat ini produk-produk keuangan semakin cepat perkembangannya. Jadi, bank syariah dalam penerapan oprasionalnya menggunakan cara-cara berdagang dan berjualan cara Rosullulah. Dengan menggunakan prinsip dan hadist dalam melaksanakan operasional maka para nasabah dapat terjamin terhindar dari riba. Kinerja bank syariah saat ini sudah sangat baik. Dulu tahun 1999 hanya ada satu bank yaitu Bank Syariah Muamalat Indonesia, kini telah
31
menjadi enam bank yang berbasis syariah yaitu, Bank Syariah Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Syariah Mega Indonesia, Bank syariah BRI, Bank Syariah Bukopin, dan Bank Panin Syariah (Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia januari 2010). Semua itu berkembang karena perbankan syariah semakin diminati oleh masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama islam. Sekarang juga pembiayaan perbankan syariah di Indonesia semangkin meningkat. Tetapi dengan menggunakan syaria-syariat islam seperti Wadiah, Mudharabah, Musyarakah, Salam, Istishna’, Ijarah, dan Qardh. Jika dibanding dengan para bankir konvensional, maka bankir syariah seharusnya lebih unggul dan terdepan dalam implementasi GCG di lembaga perbankan, mengingat lembaga perbankan syariah membawa nama agama ke dalam lembaga bisnis. Tegasnya, bankir syariah harus memainkan perannya sebagai pionir penegakan GCG di lembaga perbankan. Jika para bankir syariah melakukan penyimpangan dan moral hazard, hal itu tidak saja berimplikasi kepada lembaga tersebut tetapi juga kepada citra syariah. Meskipun masyarakat mengetahui bahwa hal itu kesalahan oknum tertentu. Tetapi orang akan dengan cepat menilai bahwa lembaga syariah melakukan moral hazard, apalagi lembaga konvensional. Keharusan tampilnya bankir syariah sebagai pionir penegakan GCG dibanding
konvensional,
karena
permasalahan
governance
dalam
perbankan syariah ternyata sangat berbeda dengan bank konvensional. Pertama, bank syariah memiliki kewajiban untuk mematuhi prinsip-prinsip
32
syariah (shariah compliance) dalam menjalankan bisnisnya. Karenanya, Dewan Pengawas Syariah (DPS) memainkan peran yang penting dalam governance structure perbankan syariah. Kedua, karena potensi terjadinya informasi asymmetry sangat tinggi bagi perbankan syariah maka permasalahan agency theory menjadi sangat relevan. Hal ini terkait dengan permasalahan tingkat akuntabilitas dan transparansi penggunaan dana nasabah dan pemegang saham. Karenanya, permasalahan keterwakilan investment account holders dalam mekanisme good corporate governance menjadi masalah strategis yang harus pula mendapat perhatian bank syariah. Ketiga, dari perspektif budaya korporasi, perbankan syariah semestinya melakukan transformasi budaya di mana nilai-nilai etika bisnis Islami menjadi karakter yang inheren dalam praktik bisnis perbankan syariah (Rifka, 2009).
B. Keterkaitan Antar Variabel 1. Peran Komite Audit dan Audit Internal berkontribusi secara parsial dan simultan terhadap Good Corporate Governance. Menurut Sanjaya (2005) dalam penelitiannya mengenai pengaruh komite audit dalam Good Corporate Governance komite audit harus memberikan laporan yang tepat terhadap dewan komisaris dan minimal memberikan laporan setahun sekali kepada dewan komisaris. Sedangkan dalam penelitian Santi Yustini (2009) tentang audit internal dalam mendeteksi kecurangan di perusahaan. Dari hasil penelitiannya bahwa
33
peran internal audit sangat berpengaruh untuk menemukan kecurangan yang terjadi. Dari penelitian-penelitian tersebut bahwa peran komite audit dan internal audit sangat penting dalam mewujudkan dan mempertahankan Good Corporate Governance. Dari kedua penelitian tersebut bahwa komite audit dan audit internal dapat berkontribusi dalam penerapan Good Corporate Governance. Oleh karena itu, hipotesis penelitian pertama (Ha1) dapat dirumuskan sebagai berikut: Ha1 : Peran komite audit dan audit internal berkontribusi secara parsial maupun simultan terhadap Good Corporate Governance.
2. Peran Komite audit, Audit Internal dan Good Corporate Governance berkontribusi
secara
parsial
dan
simultan
terhadap
kinerja
perbankan syariah. Dalam penelitian Santi Yustini (2009) tentang audit internal dalam mendeteksi kecurangan di perusahaan. Dari hasil penelitiannya bahwa peran audit internal sangat berpengaruh untuk menemukan kecurangan yang terjadi. Karena, internal audit bekerja sebagai karyawan pada suatu perusahaan untuk melakukan audit bagi kepentingan manajemen (Arens 2009). Dari temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa peran audit internal berpengaruh terhadap Good Corporate Governance untuk meningkatkan kinerja bank syariah. Dan menurut Anreas (2009) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa perkembangan tiap-tiap perbankan syariah sangat berbeda, walaupun mereka menggunakan sistem yang sama. Dari ketiga
34
penelitian tersebut bahwa peran komite audit, audit internal dan Good Corporate Governance sangat berpengaruh dalam meningkatkan kinerja perbankan syariah. Oleh karena itu, maka dapat dirumuskan hipotesis kedua (Ha2) sebagai berikut: Ha2 : Peran komite audit, audit internal dan Good Corporate Governance berkontribusi secara parsial dan simultan terhadap kinerja perbankan syariah.
C. Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian mengenai peran komite audit dan audit internal serta Good Corporate Governance dan kinerja perbankan syariah telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut banyak memberikan masukan dalam meningkatkan kinerja bank syariah. Tabel 2.1 menunjukkan hasil-hasil penelitian terdahulu mengenai peran komite audit dan audit internal dalam mewujudkan Good Corporate Governance untuk meningkatkan kinerja perbankan syariah.
35
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya Peneliti Judul Santi Pengaruh Komite Yustini Audit dan Auditor (2009) Internal dalam Pendeteksian Kecurangan (studi empiris pada beberapa perusahaan di jakarta) I Putu Sughiar ta Sanjaya (2005)
Andi Anreas (2009)
Peranan Komite Audit dalam Good Corporate Governance
Analisis Perbandingan Kinerja Bank Syariah
Perbedaan Meneliti tentang pendeteksian kecurangan
Hasil Komite audit dan internal Internal audit sangat Audit berpengaruh Metode dalam Regresi menemukan berganda kecurangan yang terjadi di perusahaan Meneliti peran Peran Komite komite audit komite audit sangat dalam audit dalam berperan meningkatkan meningkatk dalam an komite meningkatk Good audit an kinerja Corporate Governance, perusahaan. tanpa melibatkan internal audit Deskriptif Kualitatif Melihat Laporan keuangan diuji dengan model CAMEL Regresi Berganda
Persamaan Komite Audit
Penilaian kinerja Bank Syariah
Hanya variabel NPL dan BOPO yang berpengaruh terhadap laporan keuangan Bank Syariah
36
D. Model Penelitian Berdasarkan uraian di atas, gambaran menyeluruh tentang peranan komite audit dan audit internal dalam mewujudkan good corporate governance untuk meningkatkan kinerja perbankan syariah yang merupakan kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
ε1
ε2
Komite Audit (X1)
Good Corporate Governance (Y)
Kinerja Bank Syariah (Z)
Auditor Internal (X2) Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Populasi penelitian ini adalah Komite Audit dan Audit Internal di Bank Syariah yang ada di Jakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini akan menjelaskan peranan komite audit dan audit internal dalam mewujudkan Good Corporate Governance di perbankan syariah yang ada di Jakarta.
B. Metode Penentuan Sampel Pemilihan bank syariah yang dijadikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode convenience sampling, yaitu istilah umum yang mencakup variasi luasnya prosedur pemilihan responden. Convenience Sampling berarti unit sampling yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur, dan bersifat kooperatif (Hamid, 2007:30). Metode convenience sampling digunakan karena peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel dengan cepat dari elemen populasi yang datanya mudah diperoleh peneliti. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan bank syariah di Jakarta yang berhubungan dengan penelitian ini.
38
C. Metode Pengumpulan Data Data yang akan dikumpulkan adalah jenis data primer. Menurut Husain (2009:42), data primer adalah yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan kuesioner berupa pertanyaan yang menjadi instrumen variabel yang akan dikirimkan pada bank syariah yang menjadi objek penelitian. Apabila diperlukan, pengumpulan data juga dilakukan dengan bertemu langsung dengan responden.
D. Metode Analisis Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data, dan uji hipotesis. 1. Statistik Deskriptif. Memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Imam Ghozali, 2005:19). 2. Uji Kualitas Data Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka peneliti melakukan uji reliabilitas dan validitas.
39
a.
Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi jawaban responden. Suatu kuesioner dikatakan reliable jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu: 1) Repeated Measure atau pengukuran ulang. 2) One Shot atau pengukuran sekali saja, pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengukuran reliabilitas yang dilakukan dengan One Shot. Untuk mengukur reliabilitas digunakan uji statistic Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan realibel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60. Sedangkan, jika sebaliknya data tersebut dikatakan tidak realibel (Imam Ghozali, 2005:41-42).
b. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada keusioner mampu mengungkapakan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila Pearson Correlation
40
yang didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid (Imam Ghozali, 2005:45). 3. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan model analisis jalur (path analysis). Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linear berganda, atau analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksirkan hubungan kausalitas antar variabel yang
telah
ditetapkan
sebelumnya
berdasarkan
teori
(Imam
Ghozali.2005:160). Model path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antara variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung seperangkat variabel bebas (independen) terhadap variabel terkait (dependen) (Riduwan dan Engkos. 2007:2). Teknik analisa jalur ini akan digunakan dalam menguji besarnya kontribusi yang ditunjukan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antara variabel X1 dan X2 terhadap Y serta berdampak kepada Z pada diagram jalur digunakan dua macam anak panah, yaitu (Riduwan dan Engkos. 2007:15-18) a.
Anak panah satu arah yang menyatakan pengaruh langsung dari sebuah variabel eksogen [variabel penyebab (X)] terhadap sebuah variabel endogen [varibel akibat (Y)], misalnya X1
Y dan
b. Anak panah dua arah yang menyatakan hubungan korelasional antara variabel eksogen, misalnya X1
X2
41
Langkah-langkah menguji path anlysis adalah sebagai berikut: a.
Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural
b. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi. 1) Gambarkan diagram jalur lengkap, tentukan sub-sub strukturnya dan rumuskan persamaan strukturalnya yang sesuai hipotesis yang diajukan. 2) Menghitung
koefisien
regresi
untuk
struktur
yang
telah
dirumuskan. c.
Menghitung koefisien jalur secara simultan (keseluruhan). Uji secara keseluruhan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut: Ha: ρyx1 = ρyx2 = ......... = ρyxk ≠ 0 Ho: ρyx1 = ρyx2 = ......... = ρyxk = 0 1) Kaidah pengujian signifikansi secara manual menggunakan tabke F dengan taraf signifikan (α) = 0,05 2) Kaidah pengujian signifikansi dengan program SPSS (a) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan (b) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
42
d. Menghitung koefisien jalur secara individu Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik sebagai berikut: Ha: ρyx1 ≠ 0 Ho: ρyx1 = 0 Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t. Selanjutnya untuk mengetahui signifikasi analisis jalur bandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut: 1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. 2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. Model persamaan untuk menguji hipotesis dengan analisis jalur dapat dibuat melalui persamaan struktur sebagai berikut: ρyε1 Komite Audit (X1)
ρyx Good Corporate Governance (Y)
Г12 Auditor Internal (X2)
ρyx
Gambar 3.1 Hubungan Struktur I Variabel X1 dan X2 terhadap Y
43
Struktur I Y = ρyx1X1 + ρyx2X2 + ρyε1 Y = ρyx1X1 + ρyε1 Y = ρyx2X2 + ρyε1
ε2
ε1
ρzε
Komite Audit (X1)
ρzx1 ρyx1 Good Corporate Governance
Г12
ρzy
Kinerja Bank Syariah (Z)
ρyx2 Auditor Internal
ρzx2
Gambar 3.2 Hubungan Struktur II Variabel X1, X2, dan Y terhadap Z Struktur II Z = ρyx1X1 + ρyx2X2 + ρzyY + ρzε2 Z = ρyx1X1 + ρzε2 Z = ρyx2X2 + ρzε2 Z = ρzyY + ρzε2 Dimana Z = Kinerja Bank Syariah X1 = Komite Audit X2 = Internal Audit Y = Good Corporate Governance
44
Pengujian hipotesis dengan analisis jalur, dapat dilakukan melalui: a.
Pengujian secara simultan (Uji Statistik F) Pengujian secara simultan (Uji statistik F) menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara
bersama-sama
terhadap variabel
dependen atau terikat Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diujipada tingkat signifikan 0,05 (Imam Ghozali.2005:84). Menurut Riduwan dan Engkos (2007:132) untuk mengetahui signitifikasi analisis Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut: a. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan b. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. Hipotesis Struktur I adalah sebagai berikut: Ha : ρyx1 , ρyx2 ≠ 0 Ho : ρyx1 , ρyx2 = 0 Ha1 = Komite Audit dan Internal Audit berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap Good Corporate Governance
45
Ho1 = Komite Audit dan Internal Audit tidak berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap Good Corporate Governance Hipotesis Struktur II adalah sebagai berikut: Ha : ρzy , ρzx2 , ρzx1 ≠ 0 Ho : ρzy , ρzx2 , ρzx1 = 0 Ha2 = Komite Audit, Internal Audit dan Good Corporate Governance berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap Kinerja Bank Syariah. Ho2 = Komite Audit, Internal Audit dan Good Corporate Governance tidak berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap Kinerja Bank Syariah.
b. Pengujian secara individual (Uji t) Pengujian secara individual (Uji t) digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikasi 0,05 (Imam Ghozali.2005:84). Menurut Riduwan dan Engkos (2007:132) untuk mengetahui signitifikasi analisis Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut: a. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan
46
b. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. Hipotesis Struktur I adalah sebagai berikut: Ha : ρyx1 ≠ 0 Ho : ρyx1 = 0 Ha = Komite Audit berkontribusi secara signifikan terhadap Good Corporate Governance Ho = Komite Audit tidak berkontribusi secara signifikan terhadap Good Corporate Governance Ha : ρyx2 ≠ 0 Ho : ρyx2 = 0 Ha = Internal Audit berkontribusi secara signifikan terhadap Good Corporate Governance Ho = Internal Audit tidak berkontribusi secara signifikan terhadap Good Corporate Governance Hipotesis Struktur II adalah sebagai berikut: Ha : ρzx1 ≠ 0 Ho : ρzx1 = 0 Ha = Komite Audit berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap Kinerja Bank Syariah. Ho = Komite Audit tidak berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap Kinerja Bank Syariah.
47
Ha : ρzx2 ≠ 0 Ho : ρzx2 = 0 Ha = Internal Audit berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap Kinerja Bank Syariah. Ho = Internal Audit tidak berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap Kinerja Bank Syariah. Ha : ρzy ≠ 0 Ho : ρzy = 0 Ha2 = Good Corporate Governance berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap Kinerja Bank Syariah. Ho2 = Good Corporate Governance tidak berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap Kinerja Bank Syariah.
E. Operasionalisasi Variabel Variabel operasional yang akan diuraikan dalam metode penelitian ini adalah 1. Variabel Eksogen a. Komite Audit Variabel eksogen komite audit adalah variabel eksogen yang diukur dengan seberapa jauh komite audit melaksanakan fungsinya secara maksimal seperti disebutkan dalam Forum for Corporate Governance in Indonesia (2001). Indikatornya berupa pengawasan terhadap proses pelaporan keuangan, pemeriksaan terhadap laporan keuangan, pengawasan terhadap proses manajemen dan pengendalian,
48
pengawasan terhadap laporan auditor internal, menjamin manajemen melaksanakan rekomendasi auditor internal, mengawasi proses corporate governance, mengawasi bank syariah, mengerti pokokpokok persoalan yang mungkin mempengaruhi kinerja bank dan mengawasi proses oprasional bank. Diduga variabel ini dipengaruhi oleh
variabel-variabel
endogen.
Variabel
ini
diukur
dengan
menggunakan skala likert 5 poin dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), kurang setuju (3), setuju (4) sampai sangat setuju (5).
b. Audit Internal Variabel eksogen audit internal adalah variabel eksogen yang diukur dengan seberapa jauh komite audit dan audit internal melaksanakan fungsinya secara maksimal seperti disebutkan oleh Tugiman (2006:17), aktivitas pemeriksaan internal dan peran dari audit internal dalam perusahaan adalah complaince, vertifikasi, evaluasi,
dan
merekomendasi.
Variabel
ini
diukur
dengan
menggunakan skala likert 5 poin dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), kurang setuju (3), setuju (4) sampai sangat setuju (5).
2.
Variabel Endogen a. Good Corporate Governance Menurut Daniri (2005), GCG didefinisikan sebagai sistem yang mengatur pengelolaan dan pengawasan bisnis korporasi, mengatur hak
49
dan kewajiban pihak terkait (Board of Commissioners, Board of Directors, shareholders, dan stakeholders lainnya), memuat aturan main dan prosedur yang harus ditempuh dalam membuat keputusan yang terkait dengan keputusan korporasi, merumuskan mekanisme untuk penetapan yang objektif dan cara-cara yang ditempuh untuk mencapai objektif serta pemantauan kerja. Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) (2001:1) dalam publikasi yang pertamanya mempergunakan definisi Cadbury Committee, yaitu: "Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan." Dari beberapa definisi tersebut menyebutkan bahwa GCG sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert 5 poin dari tidak setuju (1), kurang setuju (2), netral (3), setuju (4) sampai sangat setuju (5).
b. Kinerja Perbankan Syariah Menurut Muhammad (2004:2) bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Dengan kata lain, bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas
50
pembayarannya
serta
peredaran
uang
yang
pengoperasiannya
disesuaikan dengan prinsip syariat islam. Sedangkan menurut Arifin (2006:1) bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi dengan prinsip-prinsip syariah. Rifka (2009) Bank syariah memiliki kewajiban untuk mematuhi prinsip-prinsip syariah (syariah compliance) dalam menjalankan bisnisnya. Karenanya, Dewan Pengawas Syariah (DPS) memainkan peran yang penting dalam governance structure perbankan syariah. Dari beberapa definisi tersebut kinerja bank syariah sangat oenting untuk meningkatkan penghasilan bank agar dapat berjalan dan mampu bersaing. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert 5 poin dari tidak setuju (1), kurang setuju (2), netral (3), setuju (4) sampai sangat setuju (5).
51
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian Variabel
Sub Variabel
Peran Komite Audit (sumber Santi Yustini (2009) dan I Putu Sughiarta Sanjaya (2005))
1. Peran dalam operasional
Indikator
Skala
1. Pengawasan atas proses oprasional agar standar. 2. Hubungan kerja dengan internal audit dan manajemen. Ordinal 3. Mengerti semua pokok permasalahan. 2. Peran 4. Mengawasi proses dalam Internal audit internal 5. Mengawasi laporan audit. auditor internal. 6. Melakukan pertemuan dengan internal auditor dan manajemen. Peran 1. Misi 1. Memberikan informasi Auditor Auditor yang diperlukan Internal Internal manajer. (sumber 2. Mengevaluasi sistem Santi bank Yustini 3. Bertindak sebagai (2009)) 2. Tujuan penilai independen. Auditor 4. Menilai keekonomisan Internal fungsi tersebut sesuai prosedur yang berlaku Ordinal 3. Tugas dan untuk mencapai tujuan teknik organisasi. auditor 5. Menyusun program internal audit. 6. Melakukan review 4. Hasil Audit terhadap pelaksanaan Intern GCG 7. Penilaian terhadap hasil yang dicapai. 8. Menkomunikasikan hasil audit. Bersambung Pada Halaman Selanjutnya
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14
52
Tabel 3.1 (Lanjutan) Variabel Sub Variabel 1. Transparan Good si Corporate Governan ce (sumber Putri Maruti 2. Kemandiria Agusti N n (2009))
Indikator Skala 1. Menempatkan laporan keuangan di internet. 2. Kualitas komite audit dan internal audit. 3. Komite audit secara teratur rapat dengan auditor internal. 4. Tekanan pihak internal yang tidak sesuai dengan peraturan perundangan yang baru. 5. Membuat standar profesional untuk karyawan. 3. Akuntabilit 6. Mempunyai pejabat khusus yang bertugas as untuk memastikan Ordinal bahwa perusahaan sepenuhnya taat pada hukum dan peraturan perundangan-undangan yang ada. 4. Keterbukaa 7. Pedoman etik dan tingkah laku yang n tertulis. 8. Informasi RUPS perusahaan dilaporkan lebih awal kepada pemegang saham. 9. Pemegang saham diberikan kesempatan yang cukup untuk menerima dan 5. Pertanggun memeriksa laporan g jawaban keuangan. 10. Memiliki data keluarga Direksi dan Dewan Komisaris. 11. Direksi dan Dewan Komisaris ikut berperan dalam seleksi karyawan. Bersambung Pada Halaman Selanjutnya
No 15 16 17 18
19
20
21 22
23
53
Tabel 3.1 (Lanjutan) Variabel Sub Variabel Peningkat an Kinerja (Sumber Urfy Damayanti , 2009).
1. 2. 3. 4. 5.
Indikator Mampu membuat keputusan. Mampu bertanggung jawab. Mampu dan bersedia meningkatkan kinerja. Mengerti bidang pekerjaan. Mencoba tantangan baru.
Skala
No 26 27
Ordinal
28 29 30
54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Perbankan Syariah yang berada di wilayah DKI Jakarta. Responden dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di Perbankan Syariah. Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner secara langsung maupun melalui perantara kepada responden. Penyebaran kuesioner dimulai pada tanggal 26 april 2010 sampai 24 mei 2010 dan dilakukan ke 3 Bank Syariah yang berada di wilayah DKI Jakarta. Berikut ini dalam tabel 4.1 adalah nama perbankan syariah yang diberikan kuesioner, sebagai berikut: Tabel 4.1 Data Distribusi Sampel Penelitian No 1 2 3
Nama Bank Syariah
Bank Muamalat Indonesia Bank Syariah Mandiri Bank BRI Syariah Total Sumber: Data Primer
Kuesioner dikirim 25 16 12 53
Kuesioner dikembalikan 24 10 6 40
Dalam tabel 4.1 dijelaskan kuesioner yang disebarkan berjumlah 53 buah dan jumlah yang dikembalikan adalah sebanyak 40 buah atau 75,47%. Jumlah kuesioner yang tidak kembali adalah 13 buah atau 24,53%. Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 36 buah atau 90%,
55
sedangkan yang tidak dapat diolah karena tidak diisi lengkap berjumlah 4 buah atau 10%. Data sampel penelitian dapat dilihat dalam tabel 4.2 Tabel 4.2 Data Sampel Penelitian No Keterangan 1 Jumlah Kuesioner yang disebar 2 Jumlah Kuesioner yang tidak kembali 3 Jumlah Kuesioner yang tidak dapat diolah 4 Jumlah Kuesioner yang dapat diolah Sumber: Data Primer yang diolah
Karyawan 53 13 4 36
Persentase 100% 24,53% 10% 90%
2. Karateristik Responden Dalam tabel 4.3 ini, menyajikan indentitas responden karyawan bank syariah di wilayah Jakarta berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, dan lama bekerja. Disajikan sebagai berikut Tabel 4.3 Deskriptif Responden Deskriptif Jumlah Sampel
Keterangan
Frekuensi 36
Persentase 100%
Jenis Kelamin
Pria
22
61,11%
Wanita
14
38,89%
< 30 tahun
17
47,22%
30–40 tahun
14
38,89%
> 40 tahun
5
13,89%
Pendidikan
D3
5
13,89%
Terakhir
S1
31
86,11%
< 1 tahun
6
16,67%
1–3 tahun
9
25%
> 3 tahun
21
58,33%
Usia
Lama Bekerja
Sumber: Data primer yang diolah
56
Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukan bahwa responden yang berjenis kelamin pria berjumlah 22 orang atau 61,11% dan wanita berjumlah 14 orang atau 38,89%. Lalu, responden berdasarkan usia didapatkan yang berumur dibawah 30 tahun berjumlah 17 orang atau 47,22%, untuk responden yang berumur 30-40 tahun berjumlah 14 orang atau 38,89%, dan untuk responden yang berumur diatas 40 tahun berjumlah 5 orang atau 13,89%. Untuk responden yang berdasarkan pendidikan terakhir didapatkan bahwa responden yang lulusan D3 berjumlah 5 orang atau 13,89%, dan untuk responden yang lulusan S1 berjumlah 31 orang atau 86,11%. Untuk responden yang berdasarkan lama bekerja didapatkan bahwa responden yang telah bekerja dibawah 1 tahun berjumlah 6 orang atau 16,67%, responden yang bekerja pada 1-3 tahun berjumlah 9 orang atau 25%, dan untuk responden yang bekerja lebih dari 3 tahun berjumlah 21 orang atau 58,33%.
B. Hasil Uji Penelitian 1. Hasil Uji Validitas Berikut adalah tabel 4.4 yang menjelaskan hasil uji validitas komite audit. Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Komite Audit Pertanyaan Pearson Corelation Sig (2-Tailed) KA1 0,768** 0,000 KA2 0,740** 0,000 KA3 0,541** 0,001 Bersambung pada halaman selanjutnya
Keterangan Valid Valid Valid
57
Tabel 4.4 (Lanjutan) Pertanyaan Pearson Corelation KA4 0,347* KA5 0,604** KA6 0,581** Sumber: Data primer yang diolah
Sig (2-Tailed) 0,000 0,000 0,000
Keterangan Valid Valid Valid
Tabel 4.4 menunjukkan variabel komite audit mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Berikut tabel 4.5 menjelaskan hasil uji validitas internal audit. Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Audit Internal Pertanyaan
Pearson Corelation
Sig (2-Tailed)
Keterangan
AI1
0,568**
0,000
Valid
AI2
0,237
0,164
Tidak Valid
AI3
0,767**
0,000
Valid
AI4
0,771**
0,000
Valid
AI5
0,520**
0,000
Valid
AI6
0,493**
0,000
Valid
AI7
0,590**
0,000
Valid
AI8
0,234
0,170
Tidak Valid
Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.5 menunjukkan variabel audit internal mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, terkecuali dua pertanyaan dari variabel audit internal yaitu AI2 dan AI8 yang dinyatakan tidak valid karena memiliki nilai signifikan diatas 0,05, sehingga harus dikeluarkan dan tidak diikutsertakan dalam pengujian data selanjutnya. Adapun hasil pertanyaan yang tidak valid kemungkinan disebabkan oleh kesibukan responden dalam menjawab kuesioner. Pengujian dilakukan kembali berdasarkan pertanyaan AI2 dan 58
AI8 yang sudah dikeluarkan. Hasil pengujian berdasarkan pertanyaan yang sudah dikeluarkan dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Setelah AI2 dan AI8 Dikeluarkan Pertanyaan
Pearson Corelation
Sig (2-Tailed)
Keterangan
AI1
0,597**
0,000
Valid
AI3
0,755**
0,000
Valid
AI4
0,770**
0,000
Valid
AI5
0,536**
0,001
Valid
AI6
0,498**
0,002
Valid
AI7
0,655**
0,000
Valid
Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.6 menunjukan variabel audit internal mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Berikut merupakan hasil uji validitas good corporate governance dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Good Corporate Governance Pertanyaan
Pearson Corelation
Sig (2-Tailed)
Keterangan
GCG1
0,717**
0,000
Valid
GCG2
0,562**
0,000
Valid
GCG3
0,312
0,064
Tidak Valid
GCG4
0,081
0,639
Tidak Valid
GCG5
0,467**
0,004
Valid
GCG6
0,522**
0,001
Valid
GCG7
0,448**
0,006
Valid
GCG8
0,614**
0,000
Valid
GCG9
0,512**
0,001
Valid
GCG10
0,380*
0,022
Valid
GCG11
0,541**
0,001
Valid
Sumber: Data primer yang diolah 59
Tabel 4.7 menunjukkan variabel Good Corporate Governance mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, terkecuali dua pertanyaan dari variable Good Corporate Governance yaitu GCG3 dan GCG4 yang dinyatakan tidak valid karena memiliki nilai signifikan diatas 0,05, sehingga harus dikeluarkan dan tidak diikutsertakan dalam pengujian data selanjutnya. Adapun hasil pertanyaan yang tidak valid kemungkinan disebabkan oleh kesibukan responden dalam menjawab kuesioner. Pengujian dilakukan kembali berdasarkan pertanyaan GCG3 dan GCG4 yang sudah dikeluarkan. Hasil pengujian berdasarkan pertanyaan yang sudah dikeluarkan dapat dilihat pada tabel 4.8 Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Setelah GCG3 dan GCG4 Dikeluarkan Pertanyaan
Pearson Corelation
Sig (2-Tailed)
Keterangan
GCG1
0,751**
0,000
Valid
GCG2
0,420**
0,011
Valid
GCG5
0,622**
0,000
Valid
GCG6
0,636**
0,000
Valid
GCG7
0,532**
0,001
Valid
GCG8
0,610**
0,000
Valid
GCG9
0,591**
0,000
Valid
GCG10
0,417*
0,011
Valid
GCG11
0,593**
0,000
Valid
Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.8 menunjukan variabel internal audit mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil
60
dari 0,05. Berikut tabel 4.9 yang menjelaskan uji validitas Perbankan Syariah. Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Kinerja Perbankan Syariah Pertanyaan
Pearson Corelation
Sig (2-Tailed)
Keterangan
KPS1
0,624**
0,000
Valid
KPS2
0,472**
0,004
Valid
KPS3
0,490**
0,002
Valid
KPS4
0,403**
0,015
Valid
KPS5
0,332**
0,048
Valid
Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.9 menunjukkan variabel kinerja perbankan syariah mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
2. Hasil Uji Reliabilitas Untuk menilai konsistensinya dari instrumen penelitian, instrumen dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha diatas 0,6. Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas Variabel
Cronbach's Alpha .657 .677 .723
Komite Audit (X1) Audit Internal (X2) Good Corporate Governance (Y) Kinerja Perbankan .083 Syariah (Z) Sumber: Data Primer yang diolah
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .652 .715 .760
N of Items 6 6 9
.120
5
61
Tabel 4.10 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel komite audit sebesar 0,657, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel. Variabel audit internal sebesar 0,727, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini sangat reliabel. Variabel Good Corporate Governance sebesar 0,576, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini cukup reliabel. Variabel kinerja perbankan syariah sebesar 0,83, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel.
3. Hasil Uji Hipotesis Penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis) sebagai uji hipotesisnya. Adapun dalam pengujian hipotesis ini terdiri dari dua sub struktur, yaitu sub struktur 1 dan sub struktur 2. Seluruh pengujian dan analisis data menggunakan bantuan SPSS 12.0 (Statistical Program for Special Science) for windows sebagai berikut:
a. Hasil Uji Sub Struktur 1 1) Hasil Uji Secara Individual Sub Struktur 1. Berikut ini tabel 4.11 yang menjelaskan coefficients untuk uji sub struktural 1.
62
Tabel 4.11 Coefficients – Sub Struktur 1 Model
Unstandarized Coefficients B
1 (Constant) Komite Audit Audit Internal
Standardized Coefficients
Std. Error
6,183 ,906 ,332
t
Beta
4,358 ,157 ,112
,668 ,344
1,419 5,773 2,973
Sig ,165 ,000 ,005
a Dependent Variabel: Good Corporate Governance Sumber: Data primer yang diolah (a) Kontribusi Komite Audit (X1) Terhadap Good Corporate Governance (Y). Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.11 coefficients. Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus: ρx1
=
ρx1 seρx1
=
0.668 0.1157
=
5.773
Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada tabel 4.11 coefficients diperoleh variabel komite audit dengan nilai sig sebesar 0,000. Kemudian dibandingkan dengan probabilitas 0,05, ternyata nilai probabilitas 0,05 lebih kecil dari nilai probabilitas sig atau (0,05 > 0,000), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya koefisien analisis jalur adalah signifikan. Jadi, pengaruh komite audit berkontribusi secara signifikan terhadap good corporate governance. Besarnya pengaruh komite audit terhadap good corporate governance sebesar 0,668 atau
63
66,8%. Dengan demikian tinggi rendahnya pengaruh komite audit dapat mempengaruhi good corporate governance.
(b) Kontribusi Audit Internal (X2) Terhadap Good Corporate Governance (Y). Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.11 coefficients. Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus: tx1 =
ñx1 señx1
=
0,344 = 0,11571
2,973
Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada tabel 4.11 coefficients diperoleh variabel audit internal dengan nilai sig sebesar 0,005. Kemudian dibandingkan dengan probabilitas 0,05, ternyata nilai probabilitas 0,05 lebih kecil dari nilai probabilitas sig atau (0,05 > 0,005), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya koefisien analisis jalur adalah signifikan. Jadi, pengaruh internal audit berkontribusi secara signifikan terhadap good corporate governance. Besarnya pengaruh audit internal terhadap good corporate governance sebesar 0,344 atau 34,4%. Dengan demikian tinggi rendahnya audit internal dapat mempengaruhi good corporate governance.
64
2) Hasil Uji Hubungan Korelasi Antara Komite Audit (X1) dan Audit Internal (X2) Berikut ini tabel 4.12 yang menjelaskan Correlations untuk uji sub struktural 1 Tabel 4.12 Correlations – Sub Struktur 1 KA
IA
GCG
KA
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 , 36
-,012 ,947 36
,664** ,000 36
AI
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
-,012 ,947 36
1 , 36
,336 ,045 36
GCG Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
,664** ,000 36
,336 ,045 36
1 , 36
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan perhitungan korelasi diperoleh angka korelasi antara variabel komite audit dan audit internal sebesar -0,12 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,947, korelasi antara variabel komite audit dan good corporate governance sebesar 0,664 dengan tingkat signifikansi 0,000 dan korelasi antara variabel audit internal dan good corporate governance sebesar 0,336 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,045. Untuk menafsirkan angka tersebut, digunakan kriteria korelasi menurut Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2008):
65
a.
0,00 – 0,199 : korelasi sangat rendah
b.
0,20 – 0,399
: korelasi rendah
c.
0,40 – 0,599
: korelasi cukup kuat
d.
0,60 – 0,799
: korelasi kuat
e.
0,80 – 1,00
: korelasi sangat kuat
Korelasi sebesar -0,12 mempunyai maksud hubungan antara variabel komite audit dan audit internal adalah tidak memiliki korelasi (karena hasilnya negatif). Korelasi sebesar 0,664 mempunyai maksud hubungan antara variabel komite audit dan good corporate governance adalah kuat dan searah (karena hasilnya positif). Searah artinya semakin tinggi pengaruh komite audit maka semakin tinggi pula peran good corporate governance yang dihasilkan. Korelasi antara dua variabel bersifat signifikan karena angka signifikansinya sebesar 0,000. Jika angka signifikansi (sig) < 0,05 maka hubungan kedua variabel tersebut signifikan. Korelasi sebesar 0,336 mempunyai maksud hubungan antara variabel internal audit dan good corporate governance adalah rendah dan searah (karena hasilnya positif). Searah artinya semakin rendahnya pengaruh audit internal maka akan rendah juga peran good corporate governance yang dihasilkan. Korelasi antara dua variabel bersifat signifikan karena angka signifikansinya sebesar 0,045. Jika angka signifikansi (sig) < 0,05 maka hubungan kedua variabel tersebut signifikan.
66
3) Hasil Uji Secara Simultan Sub Struktural 1 Berikut ini tabel 4.13 yang menjelaskan Anova untuk uji sub struktural 1 Tabel 4.13 Anova – Sub Struktur 1 Sum of Squares
Model 1
Regression Residual Total
105,568 83,404 188,972
df 2 33 35
Mean Square 52,784 2,527
F 20,885
Sig. ,000a
a. Predictors: (Constant), AI, KA b. Dependent Variable: GCG Sumber: Data primer yang diolah Dari tabel 4.13 anova diperoleh nilai F sebesar 20,885 dengan nilai probabilitas (sig) = 0,000 karena nilai sig < 0,05, maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima, artinya koefisien analisis jalur adalah signifikan. Jika F secara manual dihitung dengan rumus F, berdasarkan koefisien R2 pada tabel 4.14 summary, nilai F dapat dihitung sebagai berikut:
F=
(n – k – 1)Rsquare k (1– Rsquare)
Keterangan: n = Jumlah sampel k = Jumlah variabel eksogen (variabel independen) Rsquare = R2
67
F=
(36 – 2 – 1) (0,559) 2 (1 – 0,559)
= 20,915
Berikut ini tabel 4.14 yang menjelaskan summary untuk uji sub struktural 1 Tabel 4.14 Summary – Sub Struktur 1 Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std Error of the Estimate
1
,747a
,559
,532
1,590
a. Predictors: (Constant), AI, KA Sumber: Data primer yang diolah Untuk melihat pengaruh komite audit dan audit internal secara gabungan dapat dilihat dari hasil penghitungan dalam model summary, khususnya angka Rsquare. Besarnya angka Rsquare (r2) adalah 0,559 angka tersebut dapat digunakan untuk melihat besarnya pengaruh komite audit dan audit internal terhadap peran good corporate governance, dengan cara menghitung Koefisien Determinasi (KD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut: KD = r2 x 100% KD = 0,559 x 100% KD = 55,9% Keterangan: KD
: Koefisien Determinasi
r2
: Rsquare
68
Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pernyataan komite audit dan audit internal secara bersama terhadap peran good corporate governance adalah 55,9%. Adapun sisanya sebesar 44,1% (100% - 55,9%) dipengaruhi oleh variabel lain. Kerangka hubungan kausal Sub-Struktur 1 antara jalur (X1 terhadap Y, X2 terhadap Y, dan X1, X2 terhadap Y) dapat dibuat melalui persamaan struktural sebagai berikut: X2 = ρX1Y X1 + ρX2Y X2 + ρY ε1 Diketahui: R2
X1 . X2 . Y
= 0,559 = 1− R 2 =
ρY ε1
1 − 0,559 = 0,664
Keterangan: ρX1Y : standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung X1 terhadap Y. ρX2Y : standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung X2 terhadap Y. ρY ε1 : besarnya pengaruh variable lain R2
: RSquare
X1
: Komite Audit
X2
: Audit Internal
Y = 0,668x1 + 0,344x2 + 0,644 ε1
69
ρyε1 = 0,664 Komite Audit (X1)
ρyx1 = 0,668 Good Corporate Governance
r12 = - 0,012 Audit Internal (X2)
ρyx2 = 0,344
Gambar 4.1 Hubungan Kausal Empiris Sub Struktur 1 Variabel X1, X2, terhadap Y Pengaruh bersama atau koefisien X1 terhadap X2 atau koefisien determinan dan faktor residual dihitung sebagai berikut: R2 Y(X1 X2) = ∑(ρYXk).(rYk) = (ρYX1).(rYX1)+(ρYX2).(rYX2) keterangan: R2 Y1(X1 X2)
: Rsquare
ρY
: standardized coefficients Beta
rY
: korelasi
X1
: komite audit
X2
: audit internal
R2 Y(X1 X2)
= ∑(ρYXk).(rYk)
variabel X terhadap variabel Y
= (ρYX1).(rYX1)+(ρYX2).(rYX2) = (0,668)x(0,664) + (0,344)x(0,336) = 0,559 Berdasarkan tabel 4.13 anova diperoleh nilai F sebesar 20,915 dengan nilai probabilitas (sig) = 0,000, karena nilai sig 0,000 < 0,05, maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha
70
diterima. Sehingga terbukti bahwa pernyataan komite audit dan audit internal berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap Good Corporate Governance. Hasil pengujian Sub-Struktur 1 dapat diringkas seperti tabel 4.15 sebagai berikut:
Tabel 4.15 Koefisien Jalur, Kontribusi Langsung, Tidak Langsung, Kontribusi Total, Kontribusi Komite Audit (X1), dan Internal Audit (X2) Secara Simultan dan Signifikan Terhadap Good Corporate Governance (Y)
Variabel
Koefisien Jalur
Kontribusi Langsung Tidak Berpengaruh
Total
X1
0,668
0,668
44,62%
X2
0,344
0,344
11,83%
ε1
0,664
0,664
44,09%
X1 dan X2
Kontrib usi Bersama
0,559 = 55,9%
Sumber: Data Primer yang diolah Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur Sub-Struktur 1 tersebut, maka memberikan informasi secara objektif sebagai berikut: (1) Besarnya kontribusi Komite Audit (X1) yang secara langsung dan signifikan mempengaruhi Good Corporate Governance (Y) adalah 0,6682 = 0,4462 atau 44,62%. (2) Besarnya kontribusi Audit Internal (X2) yang secara langsung dan signifikan mempengaruhi Good Corporate Governance (Y) adalah 0,3442 = 0,1183 atau 11,83%.
71
(3) Besarnya kontribusi Komite Audit (X1) dan Audit Internal secara simultan yang langsung dan signifikan mempengaruhi Good Corporate Governance (Y) adalah 0,559 atau 55,9%. Sisanya sebesar 0,441 atau 44,1% dipengaruhi oleh faktorfaktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian.
b. Hasil Uji Sub Struktur 2 1) Hasil Uji Secara Individual Sub Struktur 2. Berikut ini tabel 4.16 yang menjelaskan coefficients untuk uji sub struktural 2. Tabel 4.16 Coefficients – Sub Struktur 2 Unstandarized Coefficients
Model
B 1 (Constant) KA AI GCG
Standardized Coefficients
Std. Error
-1,086 ,377 -,034 ,258
t
Beta
3,199 ,154 ,099 ,109
,427 -,060 ,411
Sig
-,340 2,438 -,344 2,362
,736 ,021 ,733 ,024
a Dependent Variable: KPS Sumber: Data primer yang diolah (a) Kontribusi
Komite
Audit
(X1)
Terhadap
Kinerja
Perbankan Syariah (Z). Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.16 coefficients. Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus:
72
tx1 =
ñx1 0,427 = = 2,438 señx1 0,17514
Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada tabel 4.16 coefficients diperoleh variabel Komite Audit dengan nilai sig sebesar 0,021. Kemudian dibandingkan dengan probabilitas 0,05, ternyata nilai probabilitas 0,05 lebih kecil dari nilai probabilitas sig atau (0,05 < 0,021), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya koefisien analisis jalur adalah signifikan. Jadi, pernyataan komite audit berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja perbankan syariah. Besarnya pengaruh komite audit terhadap kinerja perbankan syariah sebesar 0,427 atau 42,7%. Dengan demikian rendah tingginya pengaruh komite audit dapat mempengaruhi kinerja perbankan syariah. (b) Kontribusi
Audit
Internal
(X2)
Terhadap
Kinerja
Perbankan Syariah (Z). Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.16 coefficients. Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus:
tx1 =
ñx2 -0,06 = = señx2 0,17442
-0,344
Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada tabel 4.16 coefficients diperoleh variabel audit internal dengan nilai sig sebesar 0,733. Kemudian dibandingkan dengan probabilitas 73
0,05, ternyata nilai probabilitas 0,05 lebih kecil dari nilai probabilitas sig atau (0,05 < 0,733), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya koefisien analisis jalur adalah tidak signifikan. Jadi, peranan audit internal tidak berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja perbankan syariah. Kemudian koefisien lintasan parsial (path coefficient) menunjukkan hubungan negatif antara variabel internal audit terhadap kinerja perbankan syariah sebesar -0,060 atau -6%. (c) Kontribusi Good Corporate Governance (Y) Terhadap Kinerja Perbankan Syariah (Z). Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.14 coefficients. Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus: tx1 =
ñx1 = señx1
0,411 0,174
=
2,362
Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada tabel 4.16
coefficients
diperoleh
variabel
Good
Corporate
Governance dengan nilai sig sebesar 0,024. Kemudian dibandingkan
dengan
probabilitas
0,05,
ternyata
nilai
probabilitas 0,05 lebih besar dari nilai probabilitas sig atau (0.05 > 0.024), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya koefisien analisis jalur adalah signifikan. Jadi, pengaruh Good Corporate
Governance
berkontribusi
secara
signifikan
74
terhadap kinerja perbankan syariah. Besarnya pengaruh Good Corporate Governance terhadap kinerja perbankan syariah sebesar 0,411 atau 41,1%. Dengan demikian rendah tingginya pengaruh Good Corporate Governance dapat dipengaruhi oleh kinerja organisasi perusahaan itu sendiri.
2) Hasil Uji Hubungan Korelasi Antara Komite Audit (X1), Audit Internal (X2), dan Good Corporate Governance (Y). Berikut ini tabel 4.17 yang menjelaskan correlations untuk uji sub struktural 2. Tabel 4.17 Correlations – Sub Struktur 2 KA
AI
GCG
KPS
KA
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 , 36
,643** ,000 36
,647** ,000 36
654** ,000 36
AI
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
,643** ,000 36
1 , 36
,638** ,000 36
,477** ,003 36
GCG Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
,647** ,000 36
,638** ,000 36
1 , 36
,649** ,000 36
KPS Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
,654** ,000 36
,477** ,003 36
,649** ,000 36
1 , 36
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber: Data primer yang diolah
75
Berdasarkan perhitungan korelasi diperoleh angka korelasi antara variabel komite audit dan audit internal sebesar 0,643 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000, korelasi antara variabel komite audit dan good corporate governance sebesar 0,647 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000, korelasi antara variabel komite audit dan kinerja perbankan syariah sebesar 0,654, korelasi antara variabel audit internal dan good corporate governance sebesar 0,638 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000, korelasi antara variabel audit internal dan kinerja perbankan syariah sebesar 0,477 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,003 dan korelasi antara variabel good corporate governance dan kinerja perbankan syariah sebesar 0,649 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Untuk menafsirkan angka tersebut, digunakan kriteria korelasi menurut Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2008): a. 0,00 – 0,199
: korelasi sangat rendah
b. 0,20 – 0,399
: korelasi rendah
c. 0,40 – 0,599
: korelasi cukup kuat
d. 0,60 – 0,799
: korelasi kuat
e. 0,80 – 1,00
: korelasi sangat kuat
Korelasi sebesar 0,643 mempunyai maksud hubungan antara variabel komite audit dan audit internal adalah korelasi kuat dan searah (karena hasilnya positif). Searah artinya semakin tinggi pernyataan komite audit maka semakin tinggi pula peranan audit
76
internal yang dihasilkan. Korelasi antara dua variabel bersifat signifikan karena angka signifikansinya sebesar 0,000. Jika angka signifikansi (sig) < 0,05 maka hubungan kedua variabel tersebut signifikan. Korelasi sebesar 0,647 mempunyai maksud hubungan antara variabel komite audit dan good corporate governance adalah kuat dan searah (karena hasilnya positif). Searah artinya semakin tinggi pengaruh komite audit maka semakin tinggi pula peran good corporate governance yang dihasilkan. Korelasi antara dua variabel bersifat signifikan karena angka signifikansinya sebesar 0,000. Jika angka signifikansi (sig) < 0,05 maka hubungan kedua variabel tersebut signifikan. Korelasi sebesar 0,654 mempunyai maksud hubungan antara variabel komite audit dan kinerja perbankan syariah adalah kuat dan searah (karena hasilnya positif). Searah artinya semakin tinggi peranan komite audit maka semakin tinggi pula kinerja perbankan syariah yang dihasilkan. Korelasi antara dua variabel bersifat signifikan karena angka signifikansinya sebesar 0,000. Jika angka signifikansi (sig) < 0,05 maka hubungan kedua variabel tersebut signifikan. Korelasi sebesar 0,638 mempunyai maksud hubungan antara variabel audit internal dan good corporate governance adalah kuat dan searah (karena hasilnya positif). Searah artinya semakin tinggi peran internal audit maka semakin tinggi pula good corporate governance yang dihasilkan. Korelasi antara dua variabel bersifat
77
signifikan karena angka signifikansinya sebesar 0,000. Jika angka signifikansi (sig) < 0,05 maka hubungan kedua variabel tersebut signifikan. Korelasi sebesar 0,477 mempunyai maksud hubungan antara variabel audit internal dan kinerja perbankan syariah adalah kuat dan searah (karena hasilnya positif). Searah artinya semakin tinggi peranan audit internal maka semakin tinggi pula kinerja perbankan syariah yang dihasilkan. Korelasi antara dua variabel bersifat signifikan karena angka signifikansinya sebesar 0,003. Jika angka signifikansi (sig) < 0,05 maka hubungan kedua variabel tersebut signifikan. Korelasi sebesar 0,649 mempunyai maksud hubungan antara variabel good corporate governance dan kinerja perbankan syariah adalah kuat dan searah (karena hasilnya positif). Searah artinya semakin tinggi good corporate governance maka semakin tinggi pula kinerja perusahaan syariah yang dihasilkan. Korelasi antara dua variabel bersifat signifikan karena angka signifikansinya sebesar 0,000. Jika angka signifikansi (sig) < 0,05 maka hubungan kedua variabel tersebut signifikan.
3) Hasil Uji Secara Simultan Sub Struktur 2 Berikut ini tabel 4.18 yang menjelaskan Anova untuk uji sub struktural 2.
78
Tabel 4.18 Anova – Sub Struktur 2 Sum of Squares
Model 1 Regression Residual Total
39,457 40,431 79,889
df 2 32 35
Mean Square 13,152 1,263
F 10,410
Sig. ,000a
a. Predictors: (Constant), GCG, AI, KA b. Dependent Variable: KPS Sumber: Data primer yang diolah Dari tabel 4.18 anova diperoleh nilai F sebesar 10,410 dengan nilai probabilitas (sig) = 0,000 karena nilai sig < 0,05, maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima, artinya koefisien analisis jalur adalah signifikan. Jika F secara manual dihitung dengan rumus F, berdasarkan koefisien R2 pada tabel 4.19 summary, nilai F dapat dihitung sebagai berikut:
F=
(n – k – 1)Rsquare k (1– Rsquare) Keterangan: n = Jumlah sampel k = Jumlah variabel eksogen (variabel independen) Rsquare = R2 (36 – 2 – 1) (0,494) F=
2 (1 – 0,494)
= 16,109
79
Berikut ini tabel 4.19 yang menjelaskan Summary untuk uji sub struktural 2. Tabel 4.19 Summary – Sub Struktur 2 Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std Error of the Estimate
1
,703a
,494
,446
1,124
a. Predictors: (Constant), GCG, AI, KA Sumber: Data primer yang diolah Untuk melihat pengaruh komite audit, audit internal dan good corporate governance secara gabungan dapat dilihat dari hasil penghitungan dalam model summary, khususnya angka Rsquare. Besarnya angka Rsquare (r2) adalah 0,494 angka tersebut dapat digunakan untuk melihat besarnya pengaruh komite audit, audit internal dan good corporate governance terhadap peran kinerja perbankan syariah, dengan cara menghitung Koefisien Determinasi (KD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut: KD = r2 x 100% KD = 0,494 x 100% KD = 49,4% Keterangan: KD
: Koefisien Determinasi
r2
: Rsquare
80
Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pernyataan komite audit, audit internal dan good corporate governance secara bersama terhadap kinerja perbankan syariah adalah 49,4%. Adapun sisanya sebesar 50,6% (100% - 49,4%) dipengaruhi oleh variabel lain. Kerangka hubungan kausal Sub-Struktur 2 antara jalur (X1 terhadap Z, X2 terhadap Z, Y terhadap Z dan X1, X2, Y terhadap Z) dapat dibuat melalui persamaan struktural sebagai berikut: X3 = ρX1Z X1 + ρX2Z X2 + ρYZ X3 + ρY ε1 Diketahui: R2
X1 . X2 . Y, Z
= 0,494 = 1− R 2 =
ρY1 ε1
1 − 0,494 = 0,711
Keterangan: ρX1Z
: standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung X1 terhadap Z.
ρX2Z
: standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung X2 terhadap Z.
ρYZ
: standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung X2 terhadap Z.
ρY ε1
: besarnya pengaruh variable lain
R2
: RSquare
X1
: Komite Audit
X2
: Audit Internal
Y
: Good Corporate Governance
Z
: kinerja perbankan syariah
81
Z = 0,427 X1 + -0,060 X2 + 0,411 Y + 0,711 ε1 ε2
ε1 ρzε2 = 0,664
Komite Audit (X1)
ρzε2 = 0,711
ρzx1 = 0,427 ρyx1 = 0,647 Good Corporate ρzy = 0,411 Governance (Y)
Г12 = 0,643
Kinerja Bank Syariah (Z)
ρyx2 = 0,638 ρzx2 = -0,060
Audit Internal (X2)
Gambar 4.2 Hubungan Kausal Empiris Sub Struktur 2 Variabel X1, X2 dan Y terhadap Z
Pengaruh bersama atau koefisien X1 dan X2 terhadap Y atau koefisien determinan dan faktor residual dihitung sebagai berikut: R2 Z(X1 Y X2) = ∑(ρZXk).(rZk) = (ρZX1).(rZX1)+(ρZX2).(rZX2) + (ρZY).(rZY) keterangan: R2 Z(X1X2Y)
: Rsquare
ΡZ
: standardized coefficients Beta
rZ
: korelasi
X1
: komite audit
X2
: audit internal
Y
: good corporate governance
Z
: kinerja perbankan syariah
variabel X terhadap variabel Z
82
R2 Z(X1 Y X2)
= ∑(ρZXk).(rZk) = (ρZX1).(rZX1)+(ρZX2).(rZX2) + (ρZY).(rZY) =(0,427)x(0,654)+(-0,060)x(0,477)+(0,411)x(0,649) = 0,5174
Berdasarkan tabel 4.18 anova diperoleh nilai F sebesar 10,410 dengan nilai probabilitas (sig) = 0,000, karena nilai sig 0,000 < 0,05, maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga terbukti bahwa komite audit, audit internal, dan good corporate governance, berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kinerja perbankan perusahaan. Hasil pengujian Sub-Struktur 2 dapat diringkas seperti tabel 4.20 sebagai berikut:
Tabel 4.20 Koefisien Jalur, Kontribusi Langsung, Tidak Langsung, Kontribusi Total, Kontribusi Komite Audit (X1), Audit Internal (X2), dan Good Corporate Governance (Y), Secara Simultan dan Signifikan Terhadap Kinerja Perbankan Syariah (Z) Koefisien Kontribusi Jalur Langsung Tidak Berpengaruh
Total
X1
0,427
18,23%
X2
-0,060
Y
0,411
0,411
16,89%
ε1
0,664
0,664
44,09%
ε2
0,711
0,711
50,55%
Variabel
0,427 -0,060
X1, X2 dan Y
Kontribusi Bersama
-0,36%
0,494 = 49,4 %
Sumber: Data Primer yang diolah
83
Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur Sub-Struktur 2 tersebut, maka memberikan informasi secara objektif sebagai berikut: (1) Besarnya kontribusi komite audit (X1) yang secara langsung dan signifikan mempengaruhi kinerja perbankan syariah (Z) adalah 0,4272 = 0,1823 atau 18,23%. (2) Besarnya kontribusi audit internal (X2) yang secara tidak langsung mempengaruhi kinerja perbankan syariah (Z) tetapi melalui good corporate governance (Y) adalah -0,0602 = 0,0036 atau -0,36%. (3) Besarnya kontribusi good corporate governance (Y) yang secara
langsung
dan
signifikan
mempengaruhi
kinerja
perbankan syariah (Z) adalah 0,4112 = 0,1689 atau 16,89%. Besarnya kontribusi komite audit (X1), audit internal (X2), dan good corporate governance (Y) secara simultan yang langsung dan signifikan mempengaruhi kinerja perbankan syariah (Z) adalah 0,494 = 49,4%. Sisanya sebesar 0,7112 = 0,5055 atau 50,55% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian.
84
C. Pembahasan 1.
Pengaruh Komite Audit Terhadap Good Corporate Governance. Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa komite audit berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap good corporate governance. Dengan demikian, dengan adanya komite audit semua kegiatan atau semua rencana harus sesuai dengan rekomendasi komite audit. Semakin tinggi peran yang dilakukan komite audit, maka semakin baik juga penerapan good corporate governance dalam perbankan syariah. Sedangkan, semakin rendah peran komite audit, maka semakin tidak baik penerapan good corporate governance di perbankan syariah. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian I Putu Sughiarta (2005) dan Santi Yustini (2009) bahwa komite audir sangat berperan penting dalam pelaksanaan good corporate governance di perbankan syariah yang berguna untuk pemberian keputusan dan pemberian kebijakan bagi perbankan syariah.
2.
Pengaruh Audit Internal Terhadap Good Corporate Governance. Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa audit internal berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap good corporate governance. Dengan demikian, dengan adanya audit internal semua pengawasan kegiatan atau semua rencana harus sesuai dengan pengawasan internal audit. Semakin tinggi pengawasan yang dilakukan audit internal, maka semakin baik juga penerapan good corporate governance dalam perbankan syariah. Sedangkan, semakin rendahnya pengawasan dari audit
85
internal, maka semakin tidak baik penerapan good corporate governance dilakukan di perbankan syariah. Hasil penelitian ini sejalan dengan Santi Yustini (2009), bahwa pengawasan yang dilakukan oleh internal audit sangat baik untuk penerapan good corporate governance di perbankan syariah tersebut. Dari pernyataan tersebut bahwa audit internal mempengaruhi good corporate governance dengan cara melakuka pengawasan prosedur dan sistem yang dijalankan perbankan syariah.
3.
Pengaruh Komite Audit dan Audit Internal Terhadap Good Corporate Governance. Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa komite audit dan audit internal sangat berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap good corporate governance di Perbankan Syariah. Dengan demikian, dengan adanya komite audit dan audit internal semua keputusan dan pengawasan kegiatan atau semua rencana harus sesuai dengan keputusan komite audit dan pengawasan audit internal. Semakin tinggi keputusan dan pengawasan yang dilakukan, maka semakin baik juga penerapan good corporate governance dalam perbankan syariah. Sedangkan, semakin rendahnya pengawasan dari audit internal, maka semakin tidak baik penerapan good corporate governance dilakukan di perbankan syariah. Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Santi Yustini (2009). Bahwa komite audit dan audit internal sangat mempengaruhi good corporate governance di perusahaan maupun di perbankan syariah dan konvensional.
86
4.
Pengaruh Komite Audit terhadap Kinerja Perbankan Syariah. Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa komite audit berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap kinerja perbankan syariah. Dengan demikian, dengan adanya keputusan dari komite audit semua kegiatan atau semua rencana harus sesuai dengan rekomendasi komite audit. Semakin tinggi peran yang dilakukan komite audit, maka semakin baik juga kinerja perbankan syariah tersebut. Sedangkan, semakin rendah peran komite audit, maka semakin tidak baik kinerja perbankan syariah tersebut. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Andi Anreas (2009). Karena keputusan yang dikeluarkan oleh komite sangat berpengaruh dalam pelaporan keuangan perbankan syariah dan itu yang melihatkan kinerja perbankan tersebut baik atau tidak.
5.
Pengaruh Audit Internal Terhadap Kinerja Perbankan Syariah Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa audit internal tidak berpengaruh terhadap kinerja perbankan syariah, karena kegiatan internal audit hanya mengawasi dan dari pengawasan tersebut tidak berpengaruh bagi kinerja perbankan syariah. Jadi, semakin tinggi atau rendahnya pengawasan yang dilakukan audit internal, maka tidak akan berpengaruh bagi kinerja perbankan syariah. Pernyataan tersebut didukung oleh Rifka (2009) bahwa yang sangat berpengaruh dalam pengawasan adalah DPS (Dewan Pengawas Syariah). Jadi dalam penelitian ini audit internal tidak signifikan dan tidak berpengaruh terhadap kinerja perbankan syariah.
87
6.
Pengaruh Komite Audit dan Audit Internal Terhadap Kinerja Perbankan Syariah. Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa komite audit sangat berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap kinerja perbankan syariah sedangkan audit internal tidak berpengaruh terhadap kinerja perbankan syariah, Dengan demikian, keputusan komite audit sangat berpengaruh dan pengawasan yang dilakukan audit internal tidak berpengaruh terhadap kinerja perbankan syariah. Pernyataan komite audit didukung oleh Andi Anreas (2009). Karena keputusan yang dikeluarkan oleh komite sangat berpengaruh dalam pelaporan keuangan perbankan syariah dan itu yang melihatkan kinerja perbankan tersebut baik atau tidak, sedangkan pernyataan bahwa audit internal tidak berpengaruh terhadap kinerja perbankan syariah didukung oleh pernyataan Rifka (2009) bahwa yang sangat berpengaruh dalam pengawasan adalah DPS (Dewan Pengawas Syariah). Jadi dalam penelitian ini audit internal tidak signifikan dan tidak berpengaruh terhadap kinerja perbankan syariah.
88
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh komite audit terhadap good corporate governance, audit internal terhadap good corporate governance, pengaruh komite audit dan audit internal terhadap good corporate governance, pengaruh komite audit terhadap kinerja perbankan syariah, pengaruh audit internal terhadap kinerja perbankan syariah, pengaruh komite audit dan audit internal terhadap kinerja perbankan syariah. Penelitian ini menggunakan analisis jalur pada Perbankan Syariah di Jakarta, maka hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Hasil uji statistik menyatakan komite audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap good corporate governance. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari I Putu Sughiarta (2005) yaitu komite audit sangat berperan penting dalam pelaksanaan good corporate governance di perbankan syariah yang berguna untuk pemberian keputusan dan pemberian kebijakan bagi perbankan syariah.
2.
Hasil uji statistik menyatakan audit internal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap good corporate governance. Hasil ini konsisten dengan penelitan Santi Yustini (2009) yaitu bahwa komite audit dan audit internal sangat berperan penting dalam pelaksanaan good corporate
89
governance di perbankan syariah yang berguna untuk pemberian keputusan dan pemberian kebijakan bagi perbankan syariah. 3.
Hasil uji statistik F menyatakan komite audit dan audit internal mempunyai pegaruh yang signifikan terhadap kinerja perbankan syariah. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dan pernyataan yang dinyatakan oleh I Putu Sughiarta (2005) dan Santi Yustini (2009) yaitu bahwa komite audit sangat berperan penting dalam pelaksanaan good corporate governance di perbankan syariah yang berguna untuk pemberian keputusan dan pemberian kebijakan bagi perbankan syariah.
4.
Hasil uji statistik menyatakan komite audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perbankan syariah. Hasil penelitian ini sejalan dengan pernyataan Andi Anreas (2009) yaitu keputusan yang dikeluarkan oleh komite audit dan audit internal sangat berpengaruh dalam pelaporan keuangan perbankan syariah dan itu yang melihatkan kinerja perbankan tersebut baik atau tidak.
5.
Hasil uji statistik menyatakan audit internal tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perbankan syariah. Pernyataan ini belum ada penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa internal audit sangat berpengaruh atau tidak berpengaruh terhadap kinerja perbankan syariah. Tapi, ada dalam pernyataan Rifka (2009) bahwa peran terbesar dalam pengawasan bukan di audit internal, tetapi di Dewan Pengawasan Syariah (DPS).
90
6.
Hasil uji statistik F menyatakan komite audit dan audit internal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perbankan syariah. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian dan pernyataan yang dinyatakan I Putu Sughiarta (2005) dan Andi Anreas (2009) bahwa keputusan yang dibuat oleh komite audit dan audit internal sangat berpengaruh dalam pelaporan keuangan perbankan syariah dan itu yang melihatkan kinerja perbankan baik atau tidak.
B. Saran Penelitian ini diharapkan bisa memberikan masukan dan pertimbangan bagi Perbankan Syariah untuk lebih meningkatkan peran komite audit dan pengawasan audit internal agar good corporate governance dan kinerja perbankan syariah dapat semakin meningkat dan tidak jatuh terhadap tekanan dari luar. Dari hasil penelitian terdapat aspek yang dapat mempengaruhi good corporate governance yaitu komite audit dan audit internal. Namun variabelvariabel diatas bukanlah semata-mata faktor yang dapat mempengaruhi good corporate governance. Oleh karena itu penulis mengharapkan partisipasi aktif peneliti berikutnya untuk meneliti aspek-aspek lain yang mempengaruhi good corporate governance dan kinerja perbankan syariah antara lain: keputusan manajemen, investasi perbankan syariah, sistem informasi akuntansi dan juga tingkat pengelolaan dana nasabah. Populasi penelitian tidak hanya diambil 91
dari perbankan syariah, mungkin bisa dikembangkan pada perbankan lainnya dengan menerapkan metode empiris, sehingga memungkinkan adanya perbedaan hasil dan kesimpulan apabila dilakukan untuk objek dan profesi yang berbeda.
92
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. “Auditing (Pemeriksaan Akuntansi) oleh KAP”, Edisi Ketiga, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI), Jakarta, 2004.
Arbyantoro “Analisa Efektivitas Komite Audit pada Pengelolaan Perusahaan Property dan Real Estate tahun 2007 yang tercatat di Bursa Efek Jakarta”, Skripsi Universitas Trisakti, Jakarta, 2007.
Anreas, Andi, ”Analisis Perbandingan Kinerja Bank Syariah”, Skripsi UIN Syarif Hidatullah, Jakarta, 2009.
Arens, Alvin.A, & James K loebecke, “Auditing and Assurance Service”, Salemba Empat, Jakarta, 2009.
Arifin, Zainul. “Memahami Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah”. Pustaka Alvabet, 2006.
Badan Pengawasan Penanaman Modal (BAPEPAM). “Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit”, Desember, Kep-41/PM/2003.
Bank Syariah Mandiri, “Laporan GCG Bank Syariah Mandiri”, artikel ini diakses tanggal 20 Juni 2010: http//www.BSM.com.
Dimyati. A,.”Good Corporate Governance di Perbankan Syariah. Implementasi prinsip-prinsip GCG di BRI Syariah Cabang Yogyakarta”. Penelitian UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta. 2008.
Daniri, Mas Achmad,.”Good Corporate Governance: Konsep dan Penerapannya dalam Konteks Indonesia”, PT Ray Indonesia, Jakarta, 2005.
Forum for Corporate Governance in Indonesia (FGCI).“Peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate Governance”. Jakarta 2001.
Febrien, Andi, “Pengaruh Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009
Halim Abdul,. “Auditing (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan)”, Jilid 1. UPPAMP YKPN, Yogyakarta, 2001
Hamid, Abdul. “Pedoman Penulisan Skripsi”, Jakarta: FEIS UIN Syarif Hidayatullah, 2007.
Husain, Umar. “Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis”. Rajawali pers, Jakarta. 2009.
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), “Directory 2009 Kantor Akuntan Publik dan Akuntan Publik”, IAPI, Jakarta, 2009.
Imam, Ghozali. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Edisi 3, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2005.
Islamic Financial Services Board (IFSB) “Guding Principales On Shari’ah Governance Systems For Institution Offering Islamic Financial Services” Desember 2009.
Marini, Purwanto “komite audit: tinjauan sejarah, kerangka teoritis, kondisi praktek di Indonesia, temuan empiris” Jurnal Universitas katholik widyamandala Surabaya, 2001.
Metwally. “Teori dan Ekonomi Islam”, Bangkit Daya Insana, Jakarta, 1995.
Muhammad. “Manajemen Dana Bank Syariah”, Ekonisia, Yogyakarta, 2004.
Mulyadi. “Auditing”, Salemba Empat, Buku 1 Edisi 6, Jakarta, 2008.
Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) “Tentang Komite Audit BUMN.”PER-05/MBU/2006.
Putri, Maruti Agusti N. ”Analisis pengaruh indepedensi dan profesionalisme auditor terhadap kualitas audit serta dampaknya terhadap GCG”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009.
Rifka Dejavu, “Good Corporate Governance di Bank Syariah”, artikel ini diakses tanggal 14 Maret 2009, dari: http//www.blogspot.com/GCG di bank syariah/ rifkadejavu.blogspot.com
Rittenberg, bradley J. Scwieger “auditing concepts for a changing environment” Harcourd Collage Orlando 2001.
Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro,.“Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur (Path Analysis)”, alfabeta. Bandung. 2007.
Santi Yustini , “Pengaruh Komite Audit dan Auditor Internal dalam Pendeteksian Kecurangan”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009.
Sanjaya, I Made Sugiartha. “Peranan Komite Audit dalam Good Corporate Governance”, Jurnal Ekonomi, Jakarta, 2005
Santoso, Singgih. “Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik”, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2000.
Sawyer’s, Lawrence B. “Internal Auditing”, Edisi 5. Salemba Empat, Jakarta, 2005.
Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia Januari 2010.
Tagiman, Hiro. “Standar Profesional Auditor Internal”, Penerbit Konisius, Yogyakarta, 2006.
Urfy, Damayanti. “Kontribusi Motivasi dan Etos Kerja terhadap Komitmen serta dampaknya pada Peningkatan Kinerja Auditor.” Skripsi UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta. 2009.
Widjaja, Amin Tunggal. “Komite Audit (Auditing Commitee)”. Haravindo, Jakarta, 2003.
Uji Validitas Komite Audit (KA)
Correlations KA1 KA1
KA2
KA3
KA4
KA5
KA6
KA
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 . 36 .614** .000 36 .289 .087 36 .046 .790 36 .477** .003 36 .185 .280 36 .768** .000 36
KA2 .614** .000 36 1 . 36 .272 .109 36 .081 .639 36 .120 .486 36 .388* .019 36 .740** .000 36
KA3 .289 .087 36 .272 .109 36 1 . 36 .000 1.000 36 .141 .411 36 .073 .672 36 .541** .001 36
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
KA4 .046 .790 36 .081 .639 36 .000 1.000 36 1 . 36 .405* .014 36 .192 .262 36 .347* .038 36
KA5 .477** .003 36 .120 .486 36 .141 .411 36 .405* .014 36 1 . 36 .284 .093 36 .604** .000 36
KA6 .185 .280 36 .388* .019 36 .073 .672 36 .192 .262 36 .284 .093 36 1 . 36 .581** .000 36
KA .768** .000 36 .740** .000 36 .541** .001 36 .347* .038 36 .604** .000 36 .581** .000 36 1 . 36
Audit Internal (AI)
Correlations AI1 AI1
-.076
.568**
Sig. (2-tailed)
.
.916
.064
.036
.793
.005
.449
.661
.000
36
36
36
36
36
36
36
36
36
Pearson Correlation
.018
1
.029
.022
.135
-.015
-.155
.141
.237
Sig. (2-tailed)
.916
.
.866
.898
.433
.929
.367
.412
.164
36
36
36
36
36
36
36
36
36
Pearson Correlation
.312
.029
1
.739**
.242
.133
.417*
.424**
.767**
Sig. (2-tailed)
.064
.866
.
.000
.156
.440
.011
.010
.000
36
36
36
36
36
36
36
36
36
Pearson Correlation
.350*
.022
.739**
1
.166
.329
.445**
.324
.771**
Sig. (2-tailed)
.036
.898
.000
.
.334
.050
.007
.054
.000
36
36
36
36
36
36
36
36
36
Pearson Correlation
.045
.135
.242
.166
1
-.058
.290
-.211
.520**
Sig. (2-tailed)
.793
.433
.156
.334
.
.738
.086
.217
.001
36
36
36
36
36
36
36
36
36
1
.420*
.209
.493**
Pearson Correlation
.456**
-.015
.133
.329
-.058
Sig. (2-tailed)
.005
.929
.440
.050
.738
.
.011
.221
.002
36
36
36
36
36
36
36
36
36
Pearson Correlation
.130
-.155
.417*
.445**
.290
.420*
1
-.081
.590**
Sig. (2-tailed)
.449
.367
.011
.007
.086
.011
.
.639
.000
36
36
36
36
36
36
36
36
36
Pearson Correlation
-.076
.141
.424**
.324
-.211
.209
-.081
1
.234
Sig. (2-tailed)
.661
.412
.010
.054
.217
.221
.639
.
.170
N AI
AI
.130
N AI8
AI8
.456**
N AI7
AI7
.045
N AI6
AI6
.350*
N AI5
AI5
.312
N AI4
AI4
.018
N AI3
AI3
1
N AI2
AI2
Pearson Correlation
36
36
36
36
36
36
36
36
36
Pearson Correlation
.568**
.237
.767**
.771**
.520**
.493**
.590**
.234
1
Sig. (2-tailed)
.000
.164
.000
.000
.001
.002
.000
.170
.
36
36
36
36
36
36
36
36
36
N
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Setelah AI2 dan AI8 dihilangkan
Correlations AI1 AI1
.130
.597**
Sig. (2-tailed)
.
.064
.036
.793
.005
.449
.000
36
36
36
36
36
36
36
Pearson Correlation
.312
1
.739**
.242
.133
.417*
.755**
Sig. (2-tailed)
.064
.
.000
.156
.440
.011
.000
36
36
36
36
36
36
36
Pearson Correlation
.350*
.739**
1
.166
.329
.445**
.770**
Sig. (2-tailed)
.036
.000
.
.334
.050
.007
.000
36
36
36
36
36
36
36
Pearson Correlation
.045
.242
.166
1
-.058
.290
.536**
Sig. (2-tailed)
.793
.156
.334
.
.738
.086
.001
36
36
36
36
36
36
36
Pearson Correlation
.456**
.133
.329
-.058
1
.420*
.498**
Sig. (2-tailed)
.005
.440
.050
.738
.
.011
.002
36
36
36
36
36
36
36
Pearson Correlation
.130
.417*
.445**
.290
.420*
1
.655**
Sig. (2-tailed)
.449
.011
.007
.086
.011
.
.000
N AI
AI
.456**
N AI7
AI7
.045
N AI6
AI6
.350*
N AI5
AI5
.312
N AI4
AI4
1
N AI3
AI3
Pearson Correlation
36
36
36
36
36
36
36
Pearson Correlation
.597**
.755**
.770**
.536**
.498**
.655**
1
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.001
.002
.000
.
36
36
36
36
36
36
36
N
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Good Corporate Governance (GCG)
Correlations GCG1 GCG2 GCG3 GCG1 Pearson Corre 1 .242 .245 Sig. (2-tailed) . .156 .149 N 36 36 36 GCG2 Pearson Corre .242 1 .254 Sig. (2-tailed) .156 . .135 N 36 36 36 GCG3 Pearson Corre .245 .254 1 Sig. (2-tailed) .149 .135 . N 36 36 36 GCG4 Pearson Corre -.207 .327 -.178 Sig. (2-tailed) .225 .052 .300 N 36 36 36 GCG5 Pearson Corre .393* .125 -.091 Sig. (2-tailed) .018 .468 .599 N 36 36 36 GCG6 Pearson Corre .446** .227 .008 Sig. (2-tailed) .006 .183 .962 N 36 36 36 GCG7 Pearson Corre .269 .086 .050 Sig. (2-tailed) .112 .619 .773 N 36 36 36 GCG8 Pearson Corre .469** .341* .365* Sig. (2-tailed) .004 .042 .029 N 36 36 36 GCG9 Pearson Corre .497** .158 -.046 Sig. (2-tailed) .002 .357 .790 N 36 36 36 GCG1 Pearson Corre .129 -.134 .078 Sig. (2-tailed) .453 .437 .653 N 36 36 36 GCG1 Pearson Corre .247 .061 -.190 Sig. (2-tailed) .147 .724 .267 N 36 36 36 GCG Pearson Corre .717** .562** .312 Sig. (2-tailed) .000 .000 .064 N 36 36 36
GCG4 GCG5 GCG6 GCG7 GCG8 GCG9 GCG10 GCG11 GCG -.207 .393* .446** .269 .469** .497** .129 .247 .717** .225 .018 .006 .112 .004 .002 .453 .147 .000 36 36 36 36 36 36 36 36 36 .327 .125 .227 .086 .341* .158 -.134 .061 .562** .052 .468 .183 .619 .042 .357 .437 .724 .000 36 36 36 36 36 36 36 36 36 -.178 -.091 .008 .050 .365* -.046 .078 -.190 .312 .300 .599 .962 .773 .029 .790 .653 .267 .064 36 36 36 36 36 36 36 36 36 1 -.367* -.306 -.252 -.188 -.155 -.131 .045 .081 . .027 .069 .138 .272 .367 .447 .795 .639 36 36 36 36 36 36 36 36 36 -.367* 1 .880** .686** .235 .316 .067 .122 .467** .027 . .000 .000 .169 .060 .699 .479 .004 36 36 36 36 36 36 36 36 36 -.306 .880** 1 .604** .354* .251 .030 .045 .522** .069 .000 . .000 .034 .139 .860 .795 .001 36 36 36 36 36 36 36 36 36 -.252 .686** .604** 1 .424** .217 .183 -.010 .448** .138 .000 .000 . .010 .204 .284 .952 .006 36 36 36 36 36 36 36 36 36 -.188 .235 .354* .424** 1 .135 -.023 .216 .614** .272 .169 .034 .010 . .433 .895 .207 .000 36 36 36 36 36 36 36 36 36 -.155 .316 .251 .217 .135 1 .169 .327 .512** .367 .060 .139 .204 .433 . .324 .051 .001 36 36 36 36 36 36 36 36 36 -.131 .067 .030 .183 -.023 .169 1 .570** .380* .447 .699 .860 .284 .895 .324 . .000 .022 36 36 36 36 36 36 36 36 36 .045 .122 .045 -.010 .216 .327 .570** 1 .541** .795 .479 .795 .952 .207 .051 .000 . .001 36 36 36 36 36 36 36 36 36 .081 .467** .522** .448** .614** .512** .380* .541** 1 .639 .004 .001 .006 .000 .001 .022 .001 . 36 36 36 36 36 36 36 36 36
*.Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Setelah GCG3 dan GCG4 dihilangkan Correlations GCG1 Pearson Correla Sig. (2-tailed) N GCG2 Pearson Correla Sig. (2-tailed) N GCG5 Pearson Correla Sig. (2-tailed) N GCG6 Pearson Correla Sig. (2-tailed) N GCG7 Pearson Correla Sig. (2-tailed) N GCG8 Pearson Correla Sig. (2-tailed) N GCG9 Pearson Correla Sig. (2-tailed) N GCG10 Pearson Correla Sig. (2-tailed) N GCG11 Pearson Correla Sig. (2-tailed) N GCG Pearson Correla Sig. (2-tailed) N
GCG1 GCG2 GCG5 GCG6 GCG7 GCG8 GCG9 GCG10 GCG11 GCG 1 .242 .393* .446** .269 .469** .497** .129 .247 .751** . .156 .018 .006 .112 .004 .002 .453 .147 .000 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 .242 1 .125 .227 .086 .341* .158 -.134 .061 .420* .156 . .468 .183 .619 .042 .357 .437 .724 .011 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 .393* .125 1 .880** .686** .235 .316 .067 .122 .622** .018 .468 . .000 .000 .169 .060 .699 .479 .000 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 .446** .227 .880** 1 .604** .354* .251 .030 .045 .636** .006 .183 .000 . .000 .034 .139 .860 .795 .000 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 .269 .086 .686** .604** 1 .424** .217 .183 -.010 .532** .112 .619 .000 .000 . .010 .204 .284 .952 .001 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 .469** .341* .235 .354* .424** 1 .135 -.023 .216 .610** .004 .042 .169 .034 .010 . .433 .895 .207 .000 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 .497** .158 .316 .251 .217 .135 1 .169 .327 .591** .002 .357 .060 .139 .204 .433 . .324 .051 .000 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 .129 -.134 .067 .030 .183 -.023 .169 1 .570** .417* .453 .437 .699 .860 .284 .895 .324 . .000 .011 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 .247 .061 .122 .045 -.010 .216 .327 .570** 1 .593** .147 .724 .479 .795 .952 .207 .051 .000 . .000 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 .751** .420* .622** .636** .532** .610** .591** .417* .593** 1 .000 .011 .000 .000 .001 .000 .000 .011 .000 . 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
*.Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Kinerja Perbankan Syariah Correlations KPS1 KPS1
KPS2
KPS3
KPS4
KPS5
KPS
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 . 36 .024 .891 36 -.065 .708 36 -.008 .965 36 .304 .072 36 .624** .000 36
KPS2 .024 .891 36 1 . 36 .355* .034 36 .319 .058 36 -.340* .043 36 .472** .004 36
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
KPS3 -.065 .708 36 .355* .034 36 1 . 36 .148 .388 36 -.186 .279 36 .490** .002 36
KPS4 -.008 .965 36 .319 .058 36 .148 .388 36 1 . 36 -.287 .090 36 .403* .015 36
KPS5 .304 .072 36 -.340* .043 36 -.186 .279 36 -.287 .090 36 1 . 36 .332* .048 36
KPS .624** .000 36 .472** .004 36 .490** .002 36 .403* .015 36 .332* .048 36 1 . 36
Uji Reabilitas Komite Audit Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .652
Cronbach's Alpha .657
N of Items 6
Audit Internal Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .715
Cronbach's Alpha .677
N of Items 6
GCG Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .723
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .760
N of Items 9
Kinerja Perbankan Syariah Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .083
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .120
N of Items 5
Uji Sub struktural 1 Hasil Uji secara Individual
a Coefficients
Model 1 (Constant) KA AI
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B 6.183 .906 .332
Std. Error
t 1.419 5.773 2.973
Beta
4.358 .157 .112
.668 .344
Sig. .165 .000 .005
a. Dependent Variable: GCG
Hasil Uji Hubungan Korelasi
Correlations KA KA
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
GCG .664 **
.
.947
.000
36
36
-.012
1
.947
.
.045
36
36
36
Pearson Correlation
.664 **
.336 *
Sig. (2-tailed)
.000
.045
.
36
36
36
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
GCG
AI -.012
36
N AI
1
N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
.336 *
1
Hasil Uji Secara Simultan ANOVAb Model 1
Regression
Sum of Squares 105.568
Residual Total
df 2
Mean Square 52.784
83.404
33
2.527
188.972
35
F 20.885
Sig. .000 a
a. Predictors: (Constant), AI, KA b. Dependent Variable: GCG
Model Summary Model 1
R .747
a
R Square .559
a. Predictors: (Constant), AI, KA
Adjusted R Square .532
Std. Error of the Estimate 1.590
Uji Sub Struktural 2 Hasil Uji secara Individual
Coefficientsa
Model 1
(Constant) KA AI GCG
Unstandardized Coefficients B Std. Error -1.086 3.199 .377 .154 -.034 .099 .258 .109
Standardized Coefficients Beta .427 -.060 .411
t -.340 2.438 -.344 2.362
Sig. .736 .021 .733 .024
a. Dependent Variable: KPS
Hasil Uji Hubungan Korelasi Correlations KA KA
Pearson Correlation
1
AI .643 **
GCG .647 **
KPS .654 **
Sig. (2-tailed)
.
.000
.000
.000
N AI
36
36
36
36
Pearson Correlation
.643 **
1
.638 **
.477 **
Sig. (2-tailed)
.000
.
.000
.003
36
36
36
36
Pearson Correlation
.647 **
.638 **
1
.649 **
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.
.000
N GCG
N KPS
36
36
36
36
Pearson Correlation
.654 **
.477 **
.649 **
1
Sig. (2-tailed)
.000
.003
.000
.
36
36
36
36
N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil Uji Secara Simultan ANOVAb
Model 1
Regression
Sum of Squares 39.457
df 3
Mean Square 13.152 1.263
Residual
40.431
32
Total
79.889
35
F 10.410
Sig. .000 a
a. Predictors: (Constant), GCG, AI, KA b. Dependent Variable: KPS
Model Summary
Model 1
R .703
a
R Square .494
a. Predictors: (Constant), GCG, AI, KA
Adjusted R Square .446
Std. Error of the Estimate 1.124
KUESIONER PENGARUH PERAN KOMITE AUDIT DAN AUDIT INTERNAL DALAM MEWUJUDKAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE UNTUK MENINGKATKAN KINERJA BANK SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi wahyu (08561486464), terima kasih…Page 1
Hal: Permohonan Pengisian Kuesioner
Jakarta, April 2010
Kepada Yth. Bapak/Ibu Responden Di tempat
Dengan hormat, Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa Program Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya: Nama
: Wahyu Nugroho Wiyono
NIM
: 205082000283
Fak/Jur/Smtr : Ekonomi dan Ilmu Sosial/Akuntansi/X bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Peran Komite Audit dan Audit Internal dalam Mewujudkan Good Corporate Governance untuk Meningkatkan Kinerja Bank Syariah (Studi pada Perbankan Syariah di Jakarta)”. Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan sebelumnya saya mohon maaf telah menggangu waktu bekerjanya. Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/Ibu bekerja, sehingga kerahasiaannya akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian. Informasi yang diperoleh atas partisipasi Bapak/Ibu merupakan faktor kunci untuk mengetahui pengaruh peran komite audit dan internal audit dalam mewujudkan good corporate governance untuk meningkatkan kinerja bank syariah. Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan menjawab dengan lengkap semua pertanyaan, karena apabila terdapat salah satu nomor yang tidak di isi maka kuesioner dianggap tidak berlaku. Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan anda, yang penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat anda.
Atas kesediaan Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua pertanyaan dalam penelitian ini, saya sampaikan terima kasih. Dosen Pembimbing
Hormat saya, Peneliti
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi wahyu (08561486464), terima kasih…Page 2
(Dr. Amilin SE, AK. MSi)
(Wahyu Nugroho) IDENTITAS RESPONDEN
Nama
: ……………………
Nama Bank
: ……………………
Jabatan
: ……………………
Jenis Kelamin
:
Umur
: ………… tahun
Laki-laki
Pendidikan Terakhir :
D3
Pengalaman Kerja
< 1 tahun
:
Perempuan
S1
S2
S3
1-3 tahun
>3 tahun
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana: 1. Tidak Setuju (STS)
2. Kurang Setuju (TS)
3. Netral (N)
4. Setuju (S)
5. Sangat Setuju (SS) Komite Audit No. 1. 2. 3.
4. 5. 6.
Keterangan TS Komite audit melakukan pengawasan terhadap proses pelaporan keuangan. Komite audit memiliki hubungan kerja yang baik dengan manajemen dan auditor internal. Komite audit mengerti semua pokok persoalan yang mungkin dapat mempengaruhi kinerja bank syariah. Komite melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal. Komite audit melakukan pengawasan terhadap laporan auditor internal. Komite audit wajib melakukan pertemuan dengan internal auditor dan manajemen minimal 1 bulan sekali.
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi wahyu (08561486464), terima kasih…Page 3
KS N S SS
Internal Audit No. 7.
8. 9.
10. 11. 12.
13.
14.
Keterangan TS Auditor internal memberikan informasi yang diperlukan manajer dalam menjalankan tanggung jawab agar lebih efektif. Auditor internal membantu manajemen dalam mengevaluasi bank. Auditor internal harus independen terhadap segala aktivitas audit yang dilakukan disemua tingkatan manajemen. Penggunaan sumber daya yang telah tepat dan sesuai dengan tujuan. Auditor internal menyusun prosedur dan kebijakan secara tertulis sebagai pedoman bagi staf auditor. Auditor internal melakukan evaluasi, pengawasan dan pengontrolan dalam pelaksanaan Good Corporate Governance. Auditor internal melakukan penilaian terhadap program-program yang telah berjalan untuk memastikan bahwa telah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Auditor internal mengkomunikasikan hasil audit dan memberikan rekomendasi kepada manajemen bank.
KS N S SS
Good Corporate Governance No. 15.
16. 17. 18. 19. 20.
21. 22.
Keterangan TS Bank menempatkan laporan keuangan yang telah diaudit melalui internet sebagai perluasan informasi. Nilai kualitas komite audit dan internal audit di bank. Pihak komite audit dan internal audit sering mengadakan rapat bersama. Tekanan dari manajemen terhadap auditor internal dalam mengaudit kebijakan-kebijakan manajemen. Bank memiliki standar professional untuk karyawannya. Bank mempunyai pejabat khusus (semacam compliance officer ) yang bertugas untuk memastikan bahwa bank tersebut sepenuhnya taat pada hukum dan aturan perundangan yang ada. Bank memiliki kode etik dan tingkah laku yang tertulis dan dipatuhi oleh seluruh karyawan. Terdapat usaha untuk agar semua Pemegang saham menghadiri, dan memberikan suaranya dalam RUPS.
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi wahyu (08561486464), terima kasih…Page 4
KS N S SS
23.
24.
25.
Terdapat waktu yang diberikan kepada pemegang saham untuk memeriksa laporan keuangan agar dapat menyiapkan pertanyaan dalam RUPS tahunan. Bank memiliki data-data mengenai keluarga direksi dan dewan komisaris untuk kelengkapan data kepemilikan saham bank. Direksi dan Dewan Komisaris ikut berperan dalam menyeleksi karyawan baru.
Kinerja Perbankan Syariah No. 26. 27.
28.
29. 30.
Keterangan TS Anda mampu membuat keputusan yang tepat dalam waktu dan kondisi tertentu. Anda dapat bertanggung jawab atas pengembangan dan berniat mengevaluasi diri sendiri secara terus-menerus. Anda mampu dan bersedia untuk bekerja secara proaktif, kreatif, dan inovatif melalui penyajian gagasan-gagasan baru yang dapat meningkatkan kinerja jabatan atau unit kerjanya. Anda dapat mengenali pekerjaan yang saat ini dan dapat mengatasi setiap permasalahan yang ada. Anda selalu mencoba tantangan baru yang ada di tempat bekerja.
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi wahyu (08561486464), terima kasih…Page 5
KS N S SS
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi wahyu (08561486464), terima kasih…Page 6
Komite Audit No KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 3 4 3 4 6 4 4 4 4 4 4 7 4 4 4 4 3 3 8 3 4 3 3 3 4 9 4 4 4 4 4 3 10 4 4 4 4 4 4 11 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 12 4 13 4 4 4 4 4 4 14 4 4 4 4 4 4 15 4 4 3 4 4 4 16 2 2 3 4 4 3 17 4 4 4 4 4 4 18 2 2 3 4 3 3 19 4 4 4 4 4 3 20 4 4 4 4 4 4 21 4 4 4 4 4 3 22 4 4 3 4 4 3 23 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 25 4 4 4 4 4 4 26 4 3 4 4 4 4 27 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 3 3 3 29 4 4 3 4 4 4 30 4 3 4 3 4 3 31 3 4 4 4 4 4 32 4 4 3 4 4 4 33 3 4 4 4 3 3 34 4 4 4 4 4 3 35 4 3 3 4 4 3 36 4 4 2 4 4 4
Audit Internal
Good Corporate Governance
Kinerja Perbankan
KA AI1 AI2 AI3 AI4 AI5 AI6 AI7 AI8 AI GCG1 GCG2 GCG3 GCG4 GCG5 6GCG GCG7 GCG8 GCG9 GCG10 GCG11 GCG KPS1 KPS2 KPS3 KPS4 24 4 4 4 4 3 4 4 4 31 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 43 3 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4 3 3 4 3 3 23 2 4 3 4 4 4 4 4 29 2 4 4 3 4 4 4 4 3 3 2 37 2 3 24 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4 4 4 3 21 4 4 2 2 4 4 4 3 27 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 37 3 4 4 3 24 4 4 4 4 4 4 4 4 32 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 38 4 4 3 3 22 4 4 4 4 3 3 2 4 28 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 40 3 4 3 4 20 2 4 3 2 3 2 3 4 23 2 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 38 3 3 4 3 23 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 2 4 4 3 24 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4 3 3 4 22 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 42 3 4 3 4 24 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 43 4 4 4 3 24 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 42 3 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 42 4 4 3 3 23 4 3 4 4 2 4 4 4 29 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 42 2 4 4 4 18 4 4 4 4 3 4 4 4 31 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 36 3 3 2 3 24 4 4 4 4 2 4 4 4 30 4 3 4 2 4 4 4 4 4 3 3 39 2 3 4 4 17 4 4 2 2 2 4 2 4 24 2 3 2 4 4 4 4 2 4 4 3 36 2 2 2 2 23 4 4 4 4 2 4 4 4 30 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 3 40 2 4 4 4 24 4 4 4 4 3 4 4 4 31 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 41 2 4 4 3 23 4 4 4 4 3 4 4 4 31 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 42 3 4 3 4 22 4 4 4 4 4 3 4 4 31 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 41 3 3 4 3 24 4 4 4 4 3 4 4 4 31 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 42 2 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 43 3 3 3 3 24 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 41 2 4 3 4 23 3 3 3 4 4 4 4 4 29 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 41 4 4 4 3 24 4 4 4 4 4 4 3 4 31 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 42 3 4 4 4 21 3 3 3 3 3 4 4 4 27 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 38 3 4 2 3 23 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 3 4 3 4 21 4 3 3 4 4 3 4 3 28 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 40 3 3 4 3 23 4 4 3 4 2 4 4 4 29 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 2 38 2 4 4 3 23 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 41 4 3 3 4 21 4 4 4 4 4 4 4 4 32 5 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 42 3 4 3 4 23 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4 4 4 3 21 2 2 4 4 2 2 2 4 22 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 39 3 4 4 4 4 4 29 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 42 2 4 3 3 22 4 2 4 4 3 4
Syariah KPS5 KPS 3 18 4 18 4 15 4 19 2 16 4 18 3 17 4 17 3 16 4 18 4 18 4 19 2 17 4 18 3 17 4 15 4 17 3 11 2 16 4 17 3 17 4 17 4 18 4 16 3 16 4 19 2 17 3 15 4 18 4 17 3 16 4 18 3 17 4 19 2 17 4 16