Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis Vol.6, Desember 2013, 19-25
19
Pengaruh Faktor-Faktor Audit Internal Terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance Ayuthia Ramadhani Herman1, Andreas2, Hardi3 1,2&3
Pascasarjana Universitas Riau
Abstrak Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor-faktor audit internal yang meliputi independensi, kemampuan profesional, lingkup pekerjaan, dan pelaksanaan kegiatan pemeriksaan terhadap pelaksanaan good corporate governance. Penelitian ini dilakukan pada BUMN yang berkantor pusat di Kota Jakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik survei dengan menggunakan instrumen kuesionar. Penelitian dilakukan dengan menggunakan 90 sampel perusahaan. Alat analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor-faktor audit internal yang meliputi independensi, kemampuan profesional, lingkup pekerjaan, dan pelaksanaan kegiatan pemeriksaan, secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap pelaksanaan good corporate governance pada BUMN yang berkantor pusat di Kota Jakarta. Kata Kunci :
Independensi, Kemampuan Profesional, Lingkup Pekerjaan, Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan, dan Good Corporate Governance.
Abstract The purpose of the research to know and analyse the influence of factors internal audit that consist of independence, professional proficiency, scope of work, and inspection application activities toward application of good corporate governance. The research was conducted at BUMN the main office in Jakarta. Collecting the data by using survey technique with questionnaires instrument. In this research by using sample of go companies. The analysis method that used in this researchis multiple regression. The results of the research showed that the factors internal audit consist of independence, professional proficiency, scope of work, and inspection application activities, partially there is a significance influence toward application of good corporate governance at BUMN the main office in Jakarta. Key words : independence, professional proficiency, scope of work, inspection application activities and good corporate governance
1. Pendahuluan Peran audit internal pada BUMN sangat diperlukan dalam membantu manajemen menjalankan tanggungjawabnya secara efektif dan efisien.. Fungsi audit internal pada BUMN diatur berdasarkan Undang-Undang RI No. 19 Tahun 2003 mengenai BUMN (Badan Usaha Miliki Negara) Pasal 67 yang menyebutkan bahwa pada setiap BUMN dibentuk satuan pengawasan internal yang merupakan aparat pengawas internal perusahaan Audit internal merupakan salah satu unsur dalam pelaksanaan good corporate governance seperti yang diungkap oleh Tjager dkk [15]. Fungsi audit internal meliputi pemeriksaan dan penilaian tentang sistem pengendalian internal perusahaan untuk memastikan efektifitas dikaitkan dengan rencana strategis perusahaan. Sistem pengendalian internal merupakan unsur yang sangat penting dalam penerapan good corporate governance. Hal ini dibuktikan dengan Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-117/M/MBU/2002 Pasal 22 yang disebutkan bahwa direksi harus menerapkan suatu sistem pengendalian internal yang efektif untuk mengamankan investasi dan asset BUMN. Sistem pengendalian Internal yang efektif dapat menjamin operasi perusahaan yang efektif dan efisien serta dipatuhinya aturan-aturan internal perusahaan dan aturan dari luar yang terkait dengan perusahaan sehingga dapat tercipta akuntabilitas.
20
Ayuthia Ramadhani Herman, Andreas dan Hardi
Good Corporate Governance merupakan sebuah sistem guna mengontrol dan mengarahkan perusahaan meliputi semua jaringan hubungan formal-informal sektor korporasi serta konsekuensinya bagi masyarakat umum. Media Akuntansi [8] mendefenisikan good corporate governace sebagai pertanggungjawaban resmi manajemen terhadap stakeholder yang meliputi semua jaringan hubungan formal-informal sektor korporasi dan konsekuensinya bagi masyarakat umum. Tri Purwani [16] mengungkapkan , para pelaku usaha menilai GCG hanya sebatas kepatuhan terhadap peraturan yang kurang memberikan dampak langsung terhadap kinerja keuangan seperti halnya dalam kegiatan pemasaran. Sehingga ini menjadi alasan mengapa GCG kurang maksimal dalam hal implementasi di kalangan perusahaan-perusahaan Indonesia. Suatu hal yang sangat kontradiktif, dimana di satu sisi penerapan GCG diyakini sangatlah penting dalam pencapain tujuan perusahaan yang berkelanjutan, namun disisi lain, banyak pelaku usaha yang enggan menerapkan secara sungguh-sungguh dengan alasan dampak yang ditimbulkan kurang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Pandu Partriadi [10] mengungkapkan fakta bahwa hampir seluruh perusahaan yang dimiliki dan dikelola negara atau BUMN tidak memberikan kinerja finansial yang baik, pengembangan pasar yang memadai dan secara keseluruhan tidak mampu menjadi akselerator pertumbuhan ekonomi. Isu good corporate governance kini begitu mencuat kepermukaan karena diharapkan akan mendatangkan berbagai keuntungan bagi perusahaan. Keuntungan ini antara lain : mengurangi risiko, membantu menjamin kepatuhan akan peraturan yang ada, meningkatkan kepemimpinan didalam perusahaan, memacu kinerja, membantu perusahaan yang go publik, meningkatkan kepercayaan para pemegang saham, serta mengungkap akuntabilitas sosial secara jelas. Upaya yang dilakukan pemerintah dalam mewujudkan good corporate governance guna memperbaiki kinerja BUMN diIndonesia adalah dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Badan Usaha Miliki Negara Nomor : KEP-117/M-MBU/2002 Tentang Penerapan Praktik good corporate governance Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Masalah dalam penelitian ini, dirumuskan “seberapa pengaruh faktor-faktor audit internal yang meliputi independensi, kemampuan professional, lingkup pekerjaan, pelaksanaan kegiatan pemeriksaan, dan manajemen bagaian audit internal secara simultan dan parsial terhadap pelaksanaan good corporate governance pada BUMN (Study Pada BUMN Yang Berkantor Pusat di Kota Jakarta)?” Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh faktor-faktor audit internal yang meliputi independensi, kemampuan professional, lingkup pekerjaan, pelaksanaan kegiatan pemeriksaan, dan manajemen bagaian audit internal secara simultan dan parsial terhadap pelaksanaan good corporate governance pada BUMN (Study Pada BUMN Yang Berkantor Pusat di Kota Jakarta) 2. Kerangka Teoritis Faktor-faktor Audit Internal The institute of Internal Auditor menyebutkan bahwa audit intern akan berjalan sebagaimana mestinya apabila mengikuti standar (pedoman) yang meliputi Independensi Dalam menjalankan tujuannya auditor harus bertindak independen berdasarkan pada standar dan peraturan yang berlaku serta standar moral yang diterima secara luas. Independensi merupakan
Pengaruh Faktor-Faktor Audit Internal Terhadap Pelaksanaan Good Corporate…
21
masalah perilaku pengambilan keputusan yang selalu dihadapi oleh auditor. Masalah independensi sering muncul bila terjadi konflik antara pihak manajemen dengan auditor. Kemampuan Profesional Untuk dapat melakukan tugasnya sebagaimana yang diharapkan dan memenuhi syarat profesionalisme, maka audit intern harus terdiri dari tenaga-tenaga yang kompeten, mempunyai pengetahuan dan kemampuan teknis audit dengan standar yang tinggi, memiliki daya imajinasi serta berinisiatif, dan mampu berhubungan dengan bagian lainya dalam organisasi perusahaan tersebut. Lingkup Pekerjaan The institute of internal auditors dalam Standard for The Profesional Practise of Internal Auditing menyebutkan ruang lingkup dari audit intern adalah :“the scope of internal auditing should encompass the examination and evaluating of the adequacy and effectiveness of the organization’s system of internal control and quality of performance in carrying out assigned responsibilities.” Good Corporate Governance Good Corporate Governance adalah system dan struktur untuk mengelola perusahaan dengan tujuan meningkatkan nilai pemegang saham. Konsep good corporate governance merupakan konsep yang bersifat general dan universal, maunpun namun untuk pelaksanaannya harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing Negara atau perusahaan yang bersangkutan. Prinsipprinsip good corporate governance menurut FCGI dalam Tjager dkk. (2003:50) adalah keadlikan (fairness), transparansi (transparency), akuntabilitas (accountability), dan responsibilitas (responsibility) Kerangka Pemikiran Dalam perekonomian modern, manajemen dan pengelolaan perusahaan semakin banyak dipisahkan dari kepemilikan perusahaan. Tujuan dipisahkannya pengelolaan dari kepemilikan perusahaan yaitu agar pemiliki perusahaan (pemegang saham) memperoleh keuntungan yang semaksimal mungkin dengan biaya yang efisien mungkin dengan dikelolanya perusahaan oleh tenaga-tenaga professional (agents) yang lebih mengerti dalam menjalankan bisnis sehari-hari. Namun pada sisi lain pemisahan seperti ini memiliki segi negatif. Adanya keleluasaan manajemen perusahaan untuk memaksimumkan laba perusahaan bisa mengarah pada proses memaksimumkan kepentingan pengelolaan sendiri dengan beban dan biaya yang harus ditanggung oleh pemilik perusahaan. Pemisahan ini dapat pula menimbulkan kurangnya transparansi dalam penggunaan dana pada perusahaan. Agency theory berusaha untuk menjawab masalah keangenaan yang terjadi jika pihak-pihak yang saling bekerja sama memiliki tujuan dan pembagian kerja yang berbeda. Jensen dan warner dalam Syakhroza [13] menyebutkan agency theory mengidentifikasi potensi konflik kepentingan antara pihak-pihak dalam perusahaan yang mempengaruhi prilaku perusahaan dalam berbagai cara yang berbeda. Ruang lingkup audit internal dewasa ini bukan hanya menyangkut kebenaran dan kewajaran perhitungan secara matematis, akan tetapi meliputi semua aspek organisasi perusahaan. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), fungsi audit internal diterapkan dalam satuan
22
Ayuthia Ramadhani Herman, Andreas dan Hardi
usaha untuk memeriksa dan mengevaluasi kecukupan dan efektifitas kebijakan dan prosedur struktur pengendalian internal. Pentingnya independensi dalam good corporate governance diungkapkan oleh daniri (2005) yang menyebutkan bahwa audit internal merupakan salah satu elemen penting pendukung efektifitas good corporate governance. Pentingnya profesionalaisme audit internal dalam pelaksanaan good corporate governance diungkapkan oleh Leung et al[7] yang menyebutkan adalah dalam melaksanakan peran audit internal dalam corporate governance dan untuk menjaga kepercayaan stakeholders maka audit internal harus bekerja dengan kemampuan professional yang baik, yang memiliki pengetahuan dan kecakapan. Selanjutnya Ruud [11] juga menyatakan bahwa dalam melaksanakan tugasnya untuk meningkatkan tata kelola yang efektif, fungsi audit internal membutuhkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan. Tugiman (2003; 41) menyatakan bahwa lingkup pekerjaan audit internal harus meliputi pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan dan efektifitas sistem pengendalian internal yang dimiliki oleh organisasi dan kualitas pelaksanaan tanggungjawab. Kegiatan audit pelaksanaan pekerjaan harus meliputi perencanaan pemeriksaan, pengujian dan pengevaluasian informasi, pemberitahuan hasil, dan meninjaklanjuti hasil audit Organisasi Profesi Internal Auditor Indonesia menyebutkan hubungan antara audit intern dengan good corporate governance dalam position paper #1/2003 yaitu: “Organisasi Profesi Internal Auditor berkeyakinan bahwa fungsi internal audit (satuan pemeriksaan intern) yang efektif mampu menawarkan sumbangan penting dalam meningkatkan proses corporate governance, pengelolaan resiko, dan pengendalian manajemen, internal auditor merupakan dukungan penting bagi komisaris, komite audit, direksi, dan manajemen senior dalam membentuk fondasi bagi pengembangan corporate goevrenance”. Berdasarkan Uraian diatas, kerangka pemikiran ini dapat digambarkan sebagai berikut Independensi
Kemampuan Profesional
Pelaksanaan GCG
Lingkup Pekerjaan Pelaksanaan Pekerjaan Pemeriksaan
3. Metode Penelitian Populasi Penelitian Sekaran [12] menjelaskan bahwa populasi adalah suatu kelopmpok dari elemen penelitian dimana elemen adalaha unit terkecil yang merupakan sumber data yang diperlukan. Sedangkan sampel penelitian adalah sebagian dari populasi terpilih sebagai sumber data.
Pengaruh Faktor-Faktor Audit Internal Terhadap Pelaksanaan Good Corporate…
23
Populasi dalam penelitian ini adalah semua BUMN yangg berkantor pusat di Kota Jakarta sebanyak 90 perusahaan, dikarenakan BUMN yang berkantor pusat di Kota Jakarta dianggap sudah cukup mewakili sektor usaha yang ada di BUMN Sumber dan Pengumpulan Data Data yang dibutuhkan dalam peneelitian ini terdiri atas data primer. Data primer akan diperoleh melalui kuesioner yang dikirimkan kepada responden. Metode Analisis Data Dalam rangka untuk mempermudah iterprestasi dan pengujuan hipotesis, maka data yang dikumpulkan akan dianalisis dengan menggunakan metode regresi berganda. dengan analisis regresi berganda dapat diketahui besarnya pengaruh masing-masing variabel secara parsial 4. Analisis Dan Pembahasan Pengaruh Audit Internal Secara Parsial Terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance Pada BUMN di Kota Jakarta. Pengujian kuesioner secara parsial merupakan kelanjutan dari pengujian koefisien jalur secara keseluruhan.. 1)
Pengaruh Independensi Terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance.
Berdasarkan hasil pengujian secara parsial atas variabel independensi menunjukan bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap pelaksanaan good corporate governance pada BUMN yang berkantor di Jakarta. Hal ini dibuktikan secara statistic dimana nilai thitung (4.903) lebih besar dibandingkan ttabel (2.006). Pentingnya independensi dalam good corporate governance juga dijelaskan oleh Daniri [2] yang menyebutkan bahwa audit internal merupakan salah satu elemen penting pendukung efektivitas good corporate governance. variabel independensi cukup berpengaruh terhadap pelaksanaan good corporate governance. fungsi independensi audit intern yang mengharuskan audit intern dalam melaksanakan pekerjaannya tidak memihak kepada lini manajemen tertentu akan dapat menghasilkan informasi yang dapat dipercaya. Hal ini akan menjadi dukungan dalam melaksanakan prinsip transparansi bagi perusahaan dalam melaksanakan good corporate governance. 2) Pengaruh Kemampuan Profesional Terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance Berdasarkan hasil pengujian secara parsial atas variabel kemampuan profesional menunjukan bahwa kemampuan profesional berpengaruh signifikan terhadap pelaksanaan good corporate governance pada BUMN yang berkantor di Jakarta. Hal ini dibuktikan secara statistic dimana nilai thitung (5.123) lebih besar dibandingkan ttabel (2.006). Berdasarkan uraian diatas dapat diartikan bahwa jika audit intern meningkatkan kemampuan profesionalnya, yaitu dengan melakukan pemeriksaan dengan mengacu pada Standar Profesional Audit internal, dapat berkomunikasi secara lancar dengan pihak yang diperiksa dalam melaksanakan tugas pemeriksaannya, telah memiliki sertifikat QIA, mengikuti seminarseminar dan workshop-workshop yang berhubungan dengan profesi, memiliki pengetahuan
24
Ayuthia Ramadhani Herman, Andreas dan Hardi
yang cukup, akan dapat menyebabkan pelaksanaan good corporate governance pada BUMN yang berkantor pusat di Kota Jakarta menjadi lebih baik. 3) Pengaruh Lingkup Pekerjaan Terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance. Berdasarkan hasil pengujian secara parsial atas variabel lingkup pekerjaan menunjukan bahwa lingkup pekerjaan berpengaruh signifikan terhadap pelaksanaan good corporate governance pada BUMN yang berkantor di Jakarta. Hal ini dibuktikan secara statistic dimana nilai thitung (3.956) lebih kecil dibandingkan ttabel (2.006). Dapat diuraikan bahwa jika audit internal melakukan pemeriksaan yang meliputi terhadap pengujian informasi, kesesuaian dengan kebijaksanaan, rencana, prosedur dan perundangundangan dan pencapaian tujuan tidak dapat menyebabkan pelaksanaan good corporate governance pada BUMN di Jakarta menjadi lebih baik. 4) Pengaruh Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan Terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance Berdasarkan hasil pengujian secara parsial atas variabel pelaksanaan kegiatan pemeriksaan menunjukan bahwa pelaksanaan kegiatan pemeriksaan memiliki pengaruh signifikan terhadap pelaksanaan good corporate governance pada BUMN yang berkantor di Jakarta. Hal ini dibuktikan secara statistic dimana nilai thitung (2.167) lebih kecil dibandingkan ttabel (2.006). Dapat diuraikan bahwa jika auditor intern melaksanakan kegiatan pemeriksaan berdasarkan perencanaan pemeriksaan, selanjutnya melaksanakan pemberitahuan, dan menindak lanjuti hasil pemeriksaan untuk memastikan bahwa telaah dilaksanakanya tindakan yang tepat terhadap temuan audit yang dilaporkan, tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pelaksanaan good corporate governance pada BUMN Di Kota Jakarta Untuk Menjadi Lebih Baik. 5. Kesimpulan Dan Saran Dari hasil penelitian mengenai pengaruh audit internal terhadap pelaksanaan good corporate governance pada BUMN yang berkantor pusat di Jakarta dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :“Secara parsial, variabel independensi, variabel kemampuan professional, lingkup pekerjaan, pelaksanaan kegiatan pemeriksaan berpengaruh signifikan terhadap pelaksanaan good corporate governance pada BUMN yang berkantor pusat di Jakarta”. Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat diberikan saran-saran yang merupakan sumbangan dari hasil penelitian ini. Pelaksanaan audit internal sangat mempengaruhi pelaksanaan good corporate governance pada BUMN yang berkantor pusat di Kota Jakarta. karna itu disarankan dalam melaksanakan tugasnya, auditor internal harus benarbenar memperhatikan faktor-faktor audit internal yang terdiri dari independensi, kemempuan professional, lingkup pekerjaan, pelaksanaan kegaiatan pemeriksaan sehingga manfaat pelaksanaannya menjadi lebih optimal.
6. Daftar Pustaka [1] Arens, Alvin A. ; Elder, Randal J. & Beasley, Mark S. 2005. Auditing andAssurance Service An Integral Appoach. 9th Edition. Prentice Hall International. New Jersey. [2] Daniri, Mas Achmad. 2005. Good Corporate Governance, konsep dan penerapannya Dalam Konteks Indonesia. Ray Indonesia. Jakarta.nlj
Pengaruh Faktor-Faktor Audit Internal Terhadap Pelaksanaan Good Corporate…
25
[3] D’ silvia, Dr. Kenneth & Ridley, Jeffrey. October 2005. Internal Auditing’s Internal Contributiin to Governanace. Faculty of Business. Computing & Information Management. London South Bank University. England. [4] Hiro Tugiman. 2003. Standar Profesional Audit Internal. Cetakan Keenam. Kanisius. Yogyakarta [5] Iskandar, Magdi R. dan Nadereh Chamlou.2000. Corporate Governance: A Framework for Implementation. Washington, D.C: The World Bank. [6] Kementrian BUMN.2002.Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-117/M-MBU/2002 Tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) [7] Leung, Philomena; Cooper, Barry j. & Robertson, Peter. 2002. The Role of Internal Audit In Corporate Governanace and Manajement. The Institute of Internal Auditor. [8] Media Akuntansi. No. 7/tahun I/Maret 2000 [9] Media Akuntansi. No. 8/Tahun VIII/April 2000 [10] Pandu Partriadi, Manfaat Konsep Good Corporate Governanace Bagi Institusi Pemerintah Dan BUMN Dalam Kebijakan Privatisasi BUMN. Kajian Ekonomi dan Keuangan, Volume 8, Nomor 3. 2003 [11] Ruud, T. Flemming. 2003. The Internal Audit Function : an Integral Part of Organizational Governanace. Dalam Bailey, Andrew D. Jr.: Gramling, ANDREW A.; & Ramamoorti, Sridhar (Penyunting). Research Opportunities In Internal Auditing. 74-94. The Institute of Inrenal Auditor Research Foundation. Florida. [12] Sekaran, Uma. 2003. Research Method for Business : A skill Building Approach. Fourth Edition. Fourth Edition. John Wiley & Sons Inc. New York. [13] Syakhroza, Akhmad. 2003. Teori Corporate Governance. Majalah Usahawan No. 08 Tahun XXXII. Agustus [14] Steinberg, Richard M. & Pojunis, Deborah. Dec 2000. Corporate Governanace ; The New Frontier. The Internal Auditor. Altamonte. [15] Tjager,I Nyoman, F. Antonius Alijoyo, Humphrey R. Djemat, & Bambang Soembodo. 2003. Corporate Covernanace, Tantangan dan Kesempatan bagi Komunitas Bisnis Indonesia. PT. Prenhallindo. Jakarta.njkk [16] Tri Purwani. 2010. Pengaruh Good Corporate Governanace Terhadap Kinerja Perusahaan. Majalah Ilmiah Informatika Vol. 1 No. 2