PENGARUH AUDIT INTERNAL TERHADAP GOOD CORPORATE GOVERNANCE (Survey Pada Bank Umum di Kota Tasikmalaya)
SARAH TRESNANINGSIH (113403142) Jl. Sukahaji Singaparna Email :
[email protected] Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya
ABSTRACT This research has done to know how (1) implementation of Internal Audit at Bank in Tasikmalaya City (2) the achievement of good corporate governance at Bank in The Tasikmalaya City (3) the influence of the internal audit to good corporate governance at Bank in Tasikmalaya City. The research method used analysis descriptive method with survey approach and analysis method in this research have correlation coefisien analysis and determination coefisien analysis with software spss 16.0 for windows to process the primary data. The results of the research showed that : (1) implementation of internal audit at Bank in Tasikmalaya City was good; (2) the achievement
of good corporate governance
at Bank in Tasikmalaya City was good; (3) the internal audit has a significant influence to good corporate governance.
Keyword : internal audit
and good governace
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana (1) pelaksanaan audit internal pada Bank Umum Kota Tasikmalaya (2) pencapaian Good Corporate Governance pada Bank Umum Kota Tasikmalaya (3) pengaruh audit internal terhadap Good Corporate Governace pada Bank Umum di Kota Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan survey dan metode analisis dalam penelitian ini yaitu analisis
1
koefisien korelasi dan analisis koefisien determinasi dengan bantuan software spss 16.0 for windows untuk mengolah data primer. Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) pelaksanaan Audit Internal pada Bank Umun di Kota Tasikmalaya baik; (2) pencapaian Good Corporate Governance pada Bank Umum di
Kota
Tasikmalaya baik; (3) Audit Internal berpengaruh signifikan terhadap
Good
Corporate Governace Bank Umum di Tasikmalaya.
Kata kunci : Audit Internal dan good corporate governace
PENDAHULUAN Perbankan merupakan sektor yang penuh dengan peraturan dan pengawasan. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak, sehingga setiap bank perlu untuk menjaga kesehatan usahanya dengan tetap memelihara dan mempertahankan kepercyaan masyarakat. Kepercayaan masyarakat tersebut sangat tergantung pada kinerja bank dan kemampuan bank dalam mengelola resiko, profesionalisme, dan integritas pengurus bank serta transparansi pada publik. Maka untuk menlindungi kepentingan stakeholder tersebut, perbankan dituntut untuk melaksanakan tata kelola yang baik, atauGood Corporate Governace (GCG). Maka dari itu peran fungsi Good Corporate Governace (GCG) itu sendiri memiliki lima prinsip utama meliputi wajar (fairness), transparan (transparency), akuntabel (accountable), bertanggung jawab (responsibility), dan independen (independency). Melalui kelima prinsip tersebut sebuah bank mampu mempertahankan kepercyaan masyarakat. Pada jaman sekarang ini Good Corporate Governance diberbagai negara semakin mendesak. Good Corporate Governance merupakan salah satu syarat mutlak yang harus dimiliki oleh sebuah persahaan tak terkecuali perbankan, untuk
2
diterima di kanca persaingan global. Oleh karena itu, kompetisi global bukanlah kompetisi antara bank, melainkan antara korporat di negara-negara tersebut. Namun faktanya prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) bukanlah hal yang mudah baik secara internasional atau pun di Indonesia. Banyak fakta menunjukan perusahaan dengan tata kelola dan pengendalian yang buruk memberikan dampak tragis. Misalnya di Indonesia kasus Bank Lippo atau kasus L/C pada bank BNI yang menjadi sorotan masyarakat karena menyebabkan kerugian Negara sebesar Rp. 1,7 triliun, atau kasus Bank Century. Sejarah kelam Indonesia telah melakukan investigasi terhadap 63 kasus dugaan tindak pidana perbankan (Tipibank) yang terjadi di Bank Umum maupun BPR di seluruh Indonesia. Dengan komposisi fraud terbanyak pada pengkreditan (40%), pendanaan (25%), dan penyalah gunaan asset bank (21%). Delapan kasus besasr dari fraud
perbankan 2011, diantaranya kasus pembobolan
BRI Tarmini Square senilai Rp. 29 miliar, pembobolan Bank BII kantor Cabang Pangeran Jayakarta senilai Rp 3,6 miliar, pembobolan Bank Mandiri senilai Rp. 18 miliar, pembobolan BNI Cabang Depok, pencairan deposito tanpa diketahui pemilik yang terjadi di BPR Pundi Artha Sejahtera, pembobolan Bank Danamon Kantor Cabang Menara Danamon senilai hampir Rp 3 miliar, penggelapan dana nasabah Bank Panin senilai Rp. 2,5 miliar dan pembobolan nasabah premium di Citibank senilai 4,5 miliar yang melibatkan tersangka Melinda Dee. Untuk
fraud pada bank syariah pada Bank
Jateng Syariah yang kebobolan krdit fiktif senilai Rp. 94 miliar (newsbanking 2012). Adapun di Tasikmalaya kasus Bank BNI 46 pada tahun 2012 yang menjadi sorotan tidak transparannya pihak perbankan terkait aturan perbankan sehingga banyak masyarakat yang tidak mengerti hingga ketika ada permasalahan masyarakat atau nasabah yang dirugikan. Selain masalah transparansi aturan, juga menyoroti program dana pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari perbankkan yang kurang dirasakan manfaatnya olah masyarakat kecil dengan menuding KUR justru dinikmati oleh pengusaha yang telah maju atau orang-orang yang dekat dengan pejabat bank saja. Menurut peraturan perundangan yang berlaku, bahwa dana KUR adalah pinjaman kredit untuk rakyat tanpa jaminan mulai pinjaman Rp 5 juta hingga Rp 25 juta. Namun pada kenyataannya masyarakat yang mengajukan Rp 5 juta saja harus ada jaminan sertifikat rumah atau BPKB kendaraan bermotor (Kabar Priangan 2012). Semua ini merupakan contoh kasus akibat lemahnya pengawasan internal dan
112
lemahnya praktik tata kelola yang baik sehingga terjadinya fraud dan kerugian yang luar biasa. Selain kasus diatas Indonesia mendapatkan peringkat ke 10 dari Negara ASEAN lainnya dalam pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG), hal ini disampaikan oleh Ketua Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) Achmad Daniri. Lalu ironisnya, peringkat atas penyelenggara Good Corporate Governance (GCG) perbankan di Indonesia masih dipegang oleh bank asing. Menurut Peneliti Senior Tim API BI, Emmy Prabawani, ada sekitar 12 bank yang memperoleh kategori sangat baik. Dari jumlah tersebut, 3 peingkat teratas merupakan bank asing dan kantor cabang bank asing. Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, kasus – kasus pelanggaran tersebut sebagian besar diakibatkan dari lemahnya audit internal dalam mendeteksi adanya fraud yang terjadi. Tujuan dari audit internal itu sendiri adalah untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional perusahaan, melalui pendekatan yang sistematis dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manjemen resiko, pengendalian, dan proses tata kelola perusahaan. Maka bila dilihat dari tujuan internal dengan kasus fraud perbankan yang tengah terjadi, terdapat indikasi tidak terjaganya kualitas audit internal bank tersebut. Melihat peran pentingnya Laporan Audit Internal dalam sebuah bank umum, penulis mengambil Audit Internal ini untuk ditelilti lebih lanjut pengaruh kualitasnya terhadap Good Corporate Governance.Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Untuk mengetahui Pelaksanaan Audit Internal pada Bank Umum
di Kota
Tasikmalaya. 2) Untuk mengetahui Pencapaian Good Corporate Govermance pada Bank Umum di KotaTasikmalaya. 3) Untuk mengetahui pengaruh Audit Internal terhadap Pencapaian Good Corporate Govermance pada Bank Umum Kota Tasikmalaya.
METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan survey. Metode deskriptif adalah mengumpulkan data menganalisis secara kritis atas data-data tersebut dan mengumpulkannnya berdasarkan fakta-fakta pada
masa yang digunakan survey, menurut Sugiono (2009:11) menyatakan bahwa metode survey digunakan untuk mendapatkan data-data dari tempat tertentu yang ilmiah (bukan buatan) tetapi penelitian ini melakukan perlakuan dalam mengumpulkan data misalnya dengan menggunakan kuesioner, test, wawancara terstuktur dan sebagainya Jenis investigasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif dan kasual. Tujuan utama riset kasual ini adalah untuk mengungkap hubungan sebab akibat (cause-and-effect-relationships)
diantara
variabel-variabel
penelitian.
Penelitian
deskriptif biasanya lebih dahulu dilakukan sebelum penelitian kasual (Sugiama, 2008 : 40). Operasionalisasi Variabel Dalam penelitian ini penulis melakukan analisis pada besarnya pengaruh yang ditimbulkan variabel independen terhadap variabel dependen. Sesuai dengan judul penelitain yaitu “ Pengaruh Audit Internal Terhadap Good Corporate Governance”. Maka yang menjadi variabel dalam penelitian adalah : Tabel 1.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel
Definisi Variabel
Audit Internal (X)
“Audit Internal adalah Kegiatan assurance dan konsultasi yang idependent dan objektif yang dirancang untuk memberikan tambahan dan meningkatkan kegiatan operasi. Audit Internal membantu organisasi untuk memcapai tujuan, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelola risiko pengendalian dan proses Governance” Amin Widjaja Tunggal, 2008)
Indikator
Skala
1.
Evaluasi pengelolaan resiko
2.
Evaluasi pengendalian Intern
3-9
Proses Governance
10-13
3.
Interval
Nomer Kuisioner 1-2
Good Corporate Governance (Y)
“Menurut Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKG): Good corporate governance adalah suatu proses dan stuktur yang digunakan oleh organ perusahaan guna memberikan nilai tambah pada perusahaan secara berkesinambungan dalam jangka panjang bagi pemegang saham dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan norma yang berlaku” (Gugus Kerja Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance, 2004)
1.
Transparency
Interval
1-5
2.
Accountability
6-8
3.
Responsibility
9-10
4.
Independency
5.
Fairness
1-15 16-18
Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1). Penelitian Lapangan (Field Research), teknik ini dilakukan untuk memperoleh data primer, yang digunakan melalui : a) Observasi, yaitu penulis mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti. b) Kuesioner (questionnaires), kuesioner adalah daftar isian terstuktur yang diajukan oleh penulis kepada responden yang berhubungan erat dengan topik permasalahan, kuesioner yang penulis ajukan kepada responden memacu kepada indikator dari variabel (X) dan variabel (Y) 2). Studi Kepustakaan (Library and Internet Study) Teknik ini dilaksanakan untuk memperoleh data-data sekunder guna mendukung data-data primer yang diperoleh selama penelitian. Data sekunder ini diperoleh dari buku-buku serta referensi-referensi lainnya yang berkaitan dengan objek penelitian. Pengumpulan data ini dimkasudkan untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan tujuan penelitian serta untuk diperolehnya informasi dengan tingkat reliabilitas dan validitas memadai. Responden penelitian ini adalah auditor intern dan manajer puncak / pemimpin puncak Bank Umum Tasikmalaya di 27 Bank Umum di Kota Tasikmalaya dengan tujuan untuk memperoleh infomasi melalui kuesioner.
Teknik Analisis Data 1. Teknik Pengelolaan Data Data mentah yang diperoleh dari jawaban reponden terhadap instrumen penelitian (kuisioner) yang disebar harus diolah menjadi buku, instrumen penelitian yang dibuat bertujuan untuk mentranformasi data kualitatif agar dapat dianalisis dengan metode statistik yang diterapkan. Adapun perubahan instrumen meliputi : 1.
Pendeskripsian operasional variabel kendalam indikatornya
2.
Menjabarkan Indikator kedalam pernyataan
3.
Pemberian skala pengukuran untuk setiap jawaban responden Fomat kuesioner untuk memuat pernyataan responden berbentuk multiple choice,
dengan kelebihan mudah ditabulasi dan tepat untuk kuesioner yang diisi sendiri. Untuk analisis kualitatif maka pemberian skor untuk setiap item kuesioner digunakan skala likert yang jumlahnya ganjil dengan nilai 1 sampai 5. Skala likert adalah skala yang dirancang untuk menguji apakah responden sangat tidak setuju (strongly disagree) atau sangat setuju (stongly agree) terhadap objek psikologis yang dinilai Sugiama (2008:98). Skala likert ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial Sugiyono (2009:132). Pemberian skala pengukuran untuk setiap jawaban responden adalah menggunakan skala interval, yaitu skala yang menggunakan angka untuk suatu set objek dengan jarak yang sama antara satu ciri atau sifat objek maupun kejadian yang diukur Sugiama (2008:81). Skala pengukuran interval merupakan angka yang bisa dipergunakan untuk operasi aritmatika. Pemberian skala ini mengacu pada pernyataan Umma Sekaran (2006:197): “Angka-angka dalam skala likert dapat dirancang menunjukan skala interval”. Item item yang disusun harus terdiri dari item positif dan negatif. Adapun daftar pernyataan dengan menetapkan skala likert pada alternatif jawaban yang didapat akan dinilai dengan skor dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 1.2 Skor untuk setiap pernyataan Jawaban untuk nilai positif
Jawaban untuk nilai negatif
5
1
4
2
3
3
2
4
1
5 Sumber: Sugiyono, 2007
2. Uji Kuantitas Data 1.
Pengujian Validitas Alat Ukur (Test of Validity) Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang di gunakan mengukur
apa yang perlu di ukur. Suatu alat ukur yang validitasnya tinggi akan mempunyai tingkat kesalahan yang kecil, sehingga data yang dikumpulkan merupakan data yang terkumpul merupakan data yang memadai. Variabel menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang diukur, dengan menggunakan 3 tingkat pendekatan yaitu : content validity, construct validity, dan pengujian validitas eksternal Sugiyono (2007:352). Uji validitas dilakukan dengan cara menghitung korelasi dan masing-masing pernyataan dengan skor total.Rumus yang digunakan adalah produk moment (product moment) sebagai berikut: rXY
n XY ( X )( Y )
(n X 2 ( X ) 2 )( n Y 2 ( Y ) 2 )
Keterangan : r
= Koefisien korelasi
X = Jumlah skor tiap item variabel x (Audit Internal) Y = Jumlah skor seluruh item variabel y (Good Corporate Governance) n = Jumlah responden Jika dari hasil analisis tersebut diperoleh rhitung > rtabel maka data tersebut adalah signifikan (valid) berarti layak untuk digunakan dalam pengujian hipotesis. Kemudian dapat ditentukan bahwa pernyataan-pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini valid,
maka dilanjutkan dengan uji reliabilitas. 2.
Pengujian Reliabilitas Alat Ukur (Test Of Realibility) Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data yang
digunakan konsisten dalam mengungkapkan fenomena tertentu dari sekelompok individu meskipun dilakukan dalam waktu yang berbeda (Nur Indriantoro dan Bambang Sutomo, 2002). Teknik yang digunakan untuk mengukur reliabilitas ialah teknik Cronbach’s Alpha. Pengujian reliabilitas dengan teknik Cronbach’s Alpha ini dilakukan untuk jenis data interval Sugiama (2008:199). Cronbach’s Alpha dihitung dengan rumus sebagai berikut: 2 k b 1 2 k 1 t
Keterangan : α
= Koefisien reliabilitas alpha
k
= Banyak butir pertanyaan dan butir soal 2
b = Jumlah variasi butir
2 t
= Variasi total
Koefisien reliabilitas skala haruslah diusahakan setinggi mungkin, yang besarnya mendekati satu. Adapun kaidah keputusan menggunakan nilai kritis cronbach alpha yaitu jika nilai koefisien ≥ 0.70 maka instrument tersebut dinyatakan reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian (Hair et.al : 1998). 3. Analisis Data dan Rancangan Pengujian Hipotesis 1.
Analisis Data Pada penelitian ini terdiri dari dua rumusan masalah deskriptif dan satu masalah
asosiatif, demikian juga hipotesis yang dirumuskan. Dua rumusan masalah deskriptif dijawab dengan analisis yang sama, namun teknik statistik yang digunakan untuk mencari rumusan masalah asosiatif (besarnya pengaruh variabel tertentu dengan variabel lain) dengan menghitung besarnya analisis koefisien korelasi dan koefisien determinasi (Sugiyono, 2007:150).
Prinsip pengklasifikasian jawaban responden yaitu berdasarkan jumlah skor tanggapan responden yang diperoleh, kemudian disusun kriteria penilaian terhadap setiap item pertanyaan. Penentuan kriteria penilaian skor jawaban responden didasarkan pada persentase skor yang dicapai terhadap skor yang ditargetkan. Skor yang dicapai diperoleh dari tanggapan responden, sementara skor yang ditargetkan adalah skor maksimum yang mungkin diperoleh dari total keseluruhan responden yang dihitung berdasarkan jumlah kuesioner yang kembali (Sugiyono, 2007). 2. Rancangan Pengujian Hipotesis Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lainnya, yaitu pengaruh Audit Internal terhadap Pencapaian Good Governance. Adapun Rancangan Pengujian Hipotesis meliputi sebagai berikut : 1.
Analisis Koefisien Korelasi Analisis ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis
hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval dan sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama (Sugiyono, 2007:228). Berikut ini dikemukakan rumus koefisien Korelasi Produk Moment dari Pearson:
rYX
n XY ( X )( Y ) (n X ( X ) )(n Y 2 ( Y ) 2 ) 2
2
Keterangan : r
= Koefisien korelasi
X = Variabel independen Y = Variabel dependen n = Jumlah responden Jika tingkat hubungan antar variabel kuat maka nilai r akan besar. Demikian pula sebaliknya jika tingkat hubungan antar variabel rendah maka nilai r akan kecil.
Tabel 1.3 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat Rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat Sumber : Sugiyono, 2007
2. Analisis Koefisien Determinasi Analisis koefisien determinasi merupakan pengkuadratan dari nilai korelasi (r2). Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh Audit Internal terhadap Good Governance. Mengemukakan rumus koefisien determinasi sebagai berikut : Kd = r2 x 100 Keterangan : Kd r2
= Koefisien determinasi = Koefisien Korelasi dikuadratkan
3. Prosedur Pengujian Hipotesis. Sedangkan untuk menguji hipotesis penelitian dilakukan dengan prosedur sebagai berikut : a.
Penetapan hipotesis operasional
Ho : r = 0 Audit Internal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Pencapaian Good Governance. Hi : r ≠ 0
Audit Internal berpengaruh secara signifikan terhadap Pencapaian Good Governance.
b.
Penetapan tarap nyata Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji dua pihak (two side test)
dengan alpha ( ) 0,05, dan tingkat kepercayaan (convidence level) 0,95 c.
Penetapan statistik uji Untuk menguji signifikan digunakan uji t dengan rumus sebagai berikut :
tr
n2 1 r 2
Keterangan : r : Koefisien korelasi n-2 : Derajat kebebasan r2
: Koefisien determinisasi
n : Ukuran sampel t : Hasil hitung dengan student method d.
Kaidah keputusan
Terima Ho, jika -t ½α< t hitung < t ½α Terima Hi, jika t hitung > t ½α atau t hitung < -t ½α PEMBAHASAN Audit Internal pada Bank Umum di Kota Tasikmalaya Pada hakikatnya Audit Internal merupakan kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan objektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambahan dan meningkatkan kegiatan operasi oerganisasi. Audit intern membantu organisasi untuk mencapai tujuanya, melalui suatu pendekatan sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas penglolaan risiko, pengendalian dan proses governance. Dalam hal ini di Bank Umum di Tasikmalaya. Audit Internal disebut dengan Satuan Pengawasan Intern sebagai pengawas intern perusahaan. Audit intern pada Bank Umum di Tasikmalaya yang berdasarkan hasil dari 12 responden, dapat disimpulkan dengan hasil yang telah diperoleh bahwa audit intern di Bank Umum di Kota Tasikmalaya sudah baik dalam pemetiksaan internnya karena memperoleh total skor 739 yang termasuk kategori sangat baik.
Dari beberapa kriteria
yang diajukan, ternyata yang memiliki skor yang paling tinggi di pertanyaan ke 3 dengan skor sebesar
67, sedangkan yang memiliki skor yng paling kecil ada 1
pertanyaan. Dalam melaksanakan program/kegiatan yang disesuaikan dengan Standar Pelayanan Minimal, selalau mengkomunikasikan risiko dan pengendalian kepada unit-unit yang tepat di dalam organisasi secara efektif dan efisien. Dengan jumlah skor sebesar 51. Dari hasil di atas bahwa pada variabel audit internal mnunjukan dalam klasifikasi sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari setiap indikatornya, yaitu Evaluasi pengelolaan
Resiko, dimana pada Bank Umum di Kota Tasikmalaya inidikator ini mempunyai kualitas yang baik, hal ini dapat dilihat dari penilaian responden dengan selalu mengidentifikasi dan mengevaluasi resiko signifikan secara terencana terhadap peningkatan pengelolaan resiko, evaluasi Pengendalian Internal dimana dalam hal ini Bank Umum di kota Tasikmalaya mempunyai kualitas yang sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari penilaian responden dengan selalu melakuan review untuk mengetahui keandalan dan integritas informasi terhadap pengendalian internal, dan
Evaluasi
Proses Governance dimana dalam hal ini Bank Umum di Kota Tasikmalaya mempunyai kualitas yang baik. Hal ini dapat dilihat dari penilaian responden dengan selalu mengembangkan etika dan nilai- nilai dalam organisasi, selalu melkasanakan pengendalian resiko sesuai dengan SPM dan selalu melakukan koordinasi antar pimpinan, dewan pengawas, audit intern dan ekstern dalam setiap program pekerjaan. Good Corporate Governance Pada Bank Umum di Kota Tadikmalaya Good Corporate Governance adalah suatu proses dan stuktur yang digunakan oleh organ perusahaan guna memberikan nilai tambah pada
perusahaan secara
berkesinambungan dalam jangka panjang bagi pemegang saham dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan norma yang berlaku. Good Corporate Governance pada Bank Umum di Kota Tasikmalaya yang berdasarkan hasil pada 12 responden, memperoleh total sebesar 994 yang termasuk kategori sangat baik. Dari beberapa kriteria yang diajukan, ternyata yang memiliki skor yang paling ada di pertanyaan ke 6, 8 dengan jumlah skor 58, sedangakan pertanyaan yang memiliki skor yang paling rendah yaitu pertnyaan ke 15, 17 dengan jumlah skor 53. Dari hasil penilaian di atas bahwa pada variabel Good Corporate Governance menunjukan dalam klasifikasi baik yang berarti bahwa Good Corporate Governance pada Bank Umum di Kota Tasikmalaya mempunyai kualitas yang baik yang dapat dilihat dari setiap indikatornya, yaitu transparancy (keterbukaan) dimana pada Bank Umum di Kota Tasikmalaya selalu memberikan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat dan dalam memberikan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat dan dalam menerapkan prinsip keterbukaan selelu memenuhi ketentuan kerahasiaan sesuai peraturan perundang-undangan, accuntability (akuntabilitas) dalam hal ini Bank Umum di Kota
Tasikmalaya mempunyai kualitas yang baik yang dapat dilihat dari setiap indkatornya yaitu selalu membuat mekanisme pertanggung jawaban atas kinerja dalam mengelola perusahaan terhadap masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari penilaian setiap responden mempunyai kualitas sangat baik pada setiap pertanyaan yang diajukan peneliti mengenai indikator tersebut. Responsibility (pertanggungjawaban) dimana pada Bank Umum di Kota Tasikmalaya indikatornya mempunyai kualitas yang sangat baik. Hal ini dilihat dari penilaian responden dengan selalu berpegang pada prinsip kehati-hatian yang tercerrmin dalam kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, anggaran dasar dan peraturan perusahaan serta mampu mempertanggungjawabnkan kepada masyarakat apa yang telah dilakukan sebagai tanggung jawab moral, independency (Kemandirian) dala hal ini Bank Umum di Tasikmalaya selalu menghindari adanya dominasi oleh pihak manajemem saat pengambilan keputusan dan tidak saling melempar tanggung jawab, dan Fairnes ( kewajaran) dalam indikator ini pada Bank Umum di Kota Tasikmalaya mempunyai kualitas yang sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari penilaian responden dengan selalu menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar oleh stokeholder manapun dan tidak terpengaruh oleh kepentingan sepihak serta bebas dari benturan kepentingan. Pengaruh Audit Internal terhadap Good Corporate Governance Didalam menentukan berapa besar pengaruh dari audit internal terhadap good corporate governance, maka terlebih dahulu harus diketahui variabel-variabel tersebut, yaitu terdiri dari : variabel independen (X) adala audit internal dan variabel devenden (Y) good corporate governance, Untuk mengetahui seberapa berapa besar pengaruh audit internal terhadap good corporate governance, sebelumnya harus mengetahui dahulu besaranya hubungan antara audit internal terhadap good corporate governance
dan dinyatakan dengan
menggunakan analisis koefisien korelasi. a) Analisi Koefisien Korelasi Hasil perhitungan program statistik SPSS 16.0, diperoleh antara variabel Audit Internal dengan Good Corporate Governance bernilai 0,948 dengan tingkat signifikasi 0,000 ( lampiran 5) Angkat 0,948 berarti berkorelasi kuat antara kedua variabel tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan korelasi ini, maka dapat diartikan bahwa variabel Audit Internal dengan Good Corporate Governance mempunyai hubungan yang kuat b) Analisis Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui besarnnya pengaruh audit internal terhadap good corporate governance dicari dengan koefisien determinasi. Rumus yang digunakan adalah: Koefisien Determinasi (Kd) = r 2 x 100% = (0,948) 2 x 100% = 0,898 x 100% = 89,8% Koefisien Non Determinasi (Knd) Knd = (1 -r 2 ) x100 % Knd = (1- 0,898) x100 % Knd = 0,102 → 10,2 % Perhitungan koefisien determinasi dan koefisien non determinasi menghasilkan nilai sebeasr Kd = 89,8 %. Dan Knd = 10,2 % (Lampiran 5 ) Ini berarti bahwa sebesar 89,8 % good corporate governance dipengaruhi oleh audit internal dan sisanya sebesar 10,2 % dipengaruhi oleh faktor- faktor lain yaitu seperti masih adanya keterlibatan dari pihak manajemen dalam pengambilan keputusan, dan kurangnya pelatihan kerja c) Pengujian Hipotesis Sedangkan untuk menguji pengaruh audit internal terhadap good corporate governance, maka dapat digunakan uji t. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknnya pengaruh antara kedua variabel yaitu audit internal sebagai variabel independen dengan good corporate governance sebagai variabel dependen. Berdasarkan hasil analis yang penulis lakukan diperoleh t
hitung
sebesar 9,381
kemudian t hitung ini dibandingkan dengan t tabel pada tingkat keyakinan 95% dan degree of freedom (df) 12-2 = 10 maka diperoleh t tabel sebesar 1,812 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa t hitung (9,381) > t tabel (1,812), maka Ho ditolak karena t tabel < t hitung artinya audit internal berpengaruh signifikan terhadap good corporate governance pada Bank Umum di Kota Tasikmalaya. Pernyataan tersebut mengandung makna bahwa semakin memadainya pelaksanaan audit internal maka good corporate governance nya dapat lebih mudah tercapai. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Menurut Andrew Chamber, Pickett
yang dikutip oleh Sanyoto Gondodiyoto
(2007) Bahwa semakin baik audit
internal yang dilakukan maka akan semakin mudah tercapainya good corporate governance, dan sebaliknya jika tidak terdapat audit internal maka good corporate governance pada suatu perusahaan akan sulit tercapai, sebab audit merupakan salah satu syarat dalam good corporate governance. Hasil Penelitian penulis sejalan dengan hasil penelitian Dian Kurniawan (2012) “Diperoleh pengaruh yang signifikan antara audit internal terhadap good corporate governance.” Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka hasil dari penelitian dapat memperkuat penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dian Kurniawan (2012). PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai audit internal terhadap good corporate governance pada Bank Umum di Kota Tasikmalaya, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan Audit Internal pada Bank Umum di Kota Tasikmalaya berjalan dengan sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari penilaian
responden dengan
dilaksanakan setiap indikator secara baik anatara lain Evaluasi Pengelolaan Resiko, Evaluasi Pengendalian Intern, dan Proses Governance. 2. Pencapaian Good Corporate Governance pada Bank Umum di Kota Tasikmalaya telah dicapai dengan baik. Hal ini dapat dilihat dengan baik anatara lain Transparancy (keterbukaan), Responsibility (pertanggung jawaban), Independency (kemandirian), Accountability (akuntabilitas), dan Fairnes (kewajaran) 3. Dari hasil perhitungan dan analisis, diperoleh bahwa audit internal berpengaruh signifikan terhadap good corporate governance. Artinya
semakin baik audit
internal yang dilakukan maka akan semakin mudah tercapainya good corporate governance. Dan sebaliknya jika tidak terdapat audit internal maka good corporate governance pada suatu 4. perusahaan akan sulit tercapai, sebab audit internal merupakan salah satu ciri dalam good corporate governance. Saran Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan di atas, penulis mencoba
memberikan saran-saran yang diharapkan memberikan manfaat baik bagi Bank Umum di Kota Tasikmalaya maupun bagi penulis. Selanjutnya yang akan melaksanakan penelitian yang relevan yaitu sebagai berikut: 1. Bagi Bank Umum di Kota Tasikmalaya a.
Diharapkan agar meningkatkan mekanisme pertanggungjawaban dalam mengelola perusahaan sehingga bisa memahami format teknis yang merujuk pada undang-undang yang diamanatkan.
b.
Diharapkan auditor tetap mempertahankan sikap objektif dalam melakukan pemeriksaan, tidak terpengaruh oleh kepentingan tertentu, dan terbatas dari benturan kepentingan serta segala pengaruh atau tekanan, sehingga good corporate governance dapat dicapai
c.
Diharapkan agar meningkatkan etika nilai-nilai kerja serta monitoring dari pimpinan langsung sesuai dengan tujan perusahaan.
d.
Diharapkan agara meningkatkan sistem kontrol evaluasi dari segi efektifitas, efisiensi, maupun manfaat dari kegiatan yang dilaksanakan.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti dengan variabel yang sama disarankan untuk mencari faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi tercapainya good corporate governance pada Bank Umum di Kota Tasikmalaya selain dari audit intenal, kuesioner yang digunakan oleh peneliti masih terbatas responden dan pertanyaannya masih kurang memadai, oleh sebab itu pada penelitian selanjutnya dapat menambah responden dan memperbaiki pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam penelitian ini. Sehingga faktor tersebut dapat diperbandingkan dengan hasil penelitian. DAFTAR PUSTAKA Abdul, Hakim. 2001. Statistika Deskriptif untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta : Ekonisia. Amin, Widjaja T. & Iman, Sjaputra T. 2002. Membangun Good Corporate Governance. Jakarta : Harvarindo. Amin, Widjaja T. 2011. Memahami Audit internal. Jakarta : Harvindo. Arens, Alvin A. & James K. Loebebecke, 2003. Auditing An Integrated Approach, 7 edition, New Jersey : Prentice Hall Bagus SU, Indro. (2012, Juli). Bank Asing Menduduki Peringkat Teratas GCG. Mei, 2015. http;//www.detikfinance.com
Bani. (2012, Juni). Minim Penerapan GCG, Indonesia Peringkat Bontot. Mei, 2015. http;//www.neraca.co.id Bank Indonesia. 2011. Laporan Pengawasan Perbankan, Jakarta : Bank Indonesia. Brink, Victor Z. & Horbert Witt. 2001. Modern Intern Auditing Appraising Operation and Controls. Fourth Edition. Jhon Willey & Sons. New York. Daniri, M Ahmad. 2006. Good Corporate Governance. Jakarta : PT Ray Indonesia. Hartadi, Bambang. 2002. Auditing: Suatu Pedoman Profesional Akuntan Terhadap Tahap Pendahuluan , edisi kesatu, Yogyakarta; BPFE Hoesodo, Soekardi. (2012, Mei). Jurus Mengendalikan Fraud. Mei, 2015. http://www.newsbanking.com Komite Nasional Kebijakan Governance. 2006. Pedoman Umum Corporate Governance Indonesia. Jakarta : KNKG. Kusmayadi, Dedi. (2012, Januari). Pada Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.16, No.1 Determinasi Audit Internal Dalam Mewujudkan Good Corporate Governance Serta Implikasinya Pada Kinerja Bank. Tasikmalaya : LPPM Universitas Siliwangi. 147-157. Leo J, Susilo. 2007. Penerapan Good Corporate Governance pada Bank. Bandung : PT. Hikayat Bunia. Mulyadi & Puradiredja, Kanaka. 2004. Auditing. Edisi kelima. Jakarta : Salemba Empat. Mulyadi. 2000. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat. Peraturan Bank Indonesia No. Nomor 8/4/2006 Tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum.2006. Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia Nomer 1/6/PBI/1999 Tentang Penugasan Direktur Kepatuhan (Compliance Director) Dan Penerapan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum. Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/13/PBI/2009 Tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah Dan Unit Usaha Syariah. Bank Indonesia. Peraturan BAPEPAM-LK No.IX.1.7 tentang Pembentukan dan pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal. BAPEPAM-LK. Sawyer, Lawrence B. 2005. Internal Auditing. Jakarta : Salemba Empat. Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business. Edisi Empat. Jakarta : Salemba Empat. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Ke Empat Belas. Bandung : CV. Alfabeta. Susanto, Azhar dkk. 2008. Sistem Informasi Akuntansi II. Bandung : Lembaga Informasi Akuntansi. Tugiman, Hiro. 2006. Standar Profesional Audit Internal. Cetakan ke.9. Yogyakarta : Kanisius. Wibowo, Edi. 2002. Memahami Good Corporate Governance. Jakarta: YPAIP.