PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI PEG 6000 SEBAGAI PENGIKAT TERHADAP KECEPATAN MELARUT GRANUL EFFREVSCENT EKSTRAK CIPLUKAN (Physsalis angulata L.) Rian Prihartini, Hadi Sunaryo, Inding Gusmayadi Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof.DR.Hamka
ABSTRAK Ciplukan (Physallis angulata L.) merupakan salah satu tanaman yang secara empiris digunakan sebagai antidiabetes. Kandungan dari tanaman ini antara lain asam sitrat, fisalin, sterol, terpen, saponin, flavonoid dan alkaloid. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh peningkatan PEG 6000 sebagai pengikat terhadap kecepatan melarut granul effervescent ekstrak ciplukan. Granul effervescent dibuat dengan metode granulasi basah dalam 5 formula yang mempunyai kadar PEG 6000 yang berbeda, yaitu 1%, 2%, 3%,4% dan 5%. Kemudian dilakukan evaluasi granul yang meliputi uji organoleptis, waktu larut, uji pH, waktu alir, sudut istirahat, kadar air, dan distribusi ukuran partikel. Hasil uji kecepatan melarut granul effervescent yang didapatkan pada formula I rata-ratanya adalah 128,7 detik, pada formula II 135,3 detik, pada formula III 139,3 detik, pada formula IV 141 detik dan pada formula V 93 detik. Selanjutnya data kecepatan melarut yang diperoleh dianalisa secara statistik ANAVA satu arah dengan nilai taraf kepercayaan 95 % (α = 0,05 ) didapatkan nilai sig ( 0,03 ) < α ( 0,05 ) berarti Ho ditolak, maka dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil uji Tukey menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antar formula. Maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan konsenstrasi PEG 6000 berpengaruh terhadap peningkatan kecepatan melarut granul effervescent. Dan yang paling optimal digunakan dalam granul effervescent adalah formula V dengan kecepatan melarut 93 detik. Kata kunci: Pengaruh konsentrasi, granul effervescent, esktrak ciplukan
EFFECT OF INCREASING CONCENTRATION OF PEG 6000 ON DISSOLVING TIME OF CIPLUKAN (Physallis angulata L.) EFFERVESCENT GRANULES ABSTRACT Empirically, ciplukan (Physallis angulata L.) is one of the plants used as antidiabetic. The content of this plant include citric acid, fisalin, sterol, terpenes, saponins, flavonoids, and alkaloid. This study aimed at effect of PEG 6000 as a binder on dissolving time of ciplukan effervescent granules. Effervescent granules prepared by wet granulation method in 5 formula that have different levels of PEG 6000, 1%, 2%, 3%,4%, and 5%. Then the
granule evaluated for organoleptic, dissolve-time, pH, flow time, angle of rest, water content and particle size distribution. The result showed that effervescent granules dissolved in formula I 128.7 seconds, formula II135.3 seconds, formula III 139.3 seconds, formula IV 141.0 seconds and formula V 93.0 seconds. Dissolving time were statistically analyzed by one-way ANOVA at 95 % level of value obtained sig 0,03 < α 0,05 it means there were significant differences. The result of Tukey test showed significant differences among formulas. In can be concluded that increasing concentration of PEG 6000 rising speed of effervescent granules to dissolve. The optimally used in effervescent granules is 5 % of PEG 6000 with a dissolving time of 93.0 seconds Keyword: effect of concentration, granule effervescent, ciplukan extract
PENDAHULUAN Penggunaan bahan alam merupakan alternatif pencegahan atau penyembuhan penyakit dalam upaya menjaga kesehatan. Kecenderungan untuk memanfaatkan bahan alam sebagai obat mulai digemari masyarakat. Salah satu tanaman yang banyak manfaatnya tapi peggunaannya kurang optimal adalah ciplukan (Physalis angulata L.). Dampak positif pembangunan yang dilakukan pemerintah dalam kurun waktu 60 tahun merdeka, pola penyakit di Indonesia mengalami pergeseran yang cukup meyakinkan. Penyakit infeksi dan kekurangan gizi berangsur turun, meskipun diakui bahwa angka penyakit infeksi ini masih dipertanyakan dengan timbulnya penyakit baru seperti Hepatitis B dan AIDS, juga angka kesakitan TBC yang tampaknya masih tinggi. Di lain pihak penyakit menahun yang disebabkan oleh penyakit degeneratif, di antaranya diabetes mellitus meningkat dengan tajam. Salah satu tanaman yang berkhasiat sebagai obat antidiabetes
adalah tanaman ciplukan. Tanaman ciplukan ( Physalis angulata L.) merupakan tanaman liar, berupa semak/perdu yang rendah (biasanya tingginya sampai 1 m) dan mempunyai umur kurang lebih 1 tahun. Tanaman ciplukan (Physalis angulata L.) mempunyai kandungan asam sitrat, fisalin, sterol/terpen, saponin, flavonoid dan alkaloid. Di antara bentuk sediaan farmasi yang ada, granul effervescent merupakan pilihan formulasi yang praktis. Bentuk effervescent lebih disukai karena praktis, cepat larut dalam air, memberikan larutan yang memberikan efek sparkle seperti pada rasa minuman bersoda. Effervescent sebagai bentuk sediaan yang menghasilkan gelembung gas sebagai hasil reaksi kimia dalam larutan. Keuntungan dari sediaan effervescent adalah rasanya enak karena ada karbonat yang memperbaiki rasa asin atau rasa lain yang tidak dikehendaki, sehingga akan lebih menarik dalam penyajian. Kemungkinan penyajian mudah, karena hanya dengan penambahan air dapat disajikan dalam waktu seketika sehingga akan
lebih praktis dan mengandung komponen yang tepat. Pada penelitian ini digunakan PEG 6000 sebagai pengikat dengan konsentrasi 1 %, 2%, 3%, 4% dan 5% untuk mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap kecepatan melarut granul effervescent ekstrak ciplukan. METODE PENELITIAN Bahan : ekstrak kering ciplukan ,asam sitrat, asam tartat, natrium bikarbonat, PEG 6000, alkohol 96%, laktosa dan aroma melon. Alat : beaker glass, gelas ukur, pipet tetes, mesin penggiling (blender), oven, vacuum rotary evaporator, ayakan no.16, Loyang , spatel, timbangan analitik, stopwatch, kertas perkamen , aluminium foil, dehumidifier, pH meter, alat uji waktu alir, ayakan bertingkat (14,16.18,20,30), moisture balance (alat uji kadar air). POLA PENELITIAN 1.Pembuatan Serbuk Kering Ekstrak Ciplukan Pembuatan serbuk kering ekstrak ciplukan dilakukan di IPB dengan menggunakan alat spry dry. Ekstrak kental diencerkan dengan air sampai 2 liter, setelah menjadi larutan, ditambahkan 30% maltodekstrin, setelah itu dihomogenkan. Setelah homogen, dikeringkan dengan spray dry dengan suhu inlet 1700C dan suhu outlet 700C selama 2 jam sampai menjadi serbuk kering. 2. Evalusi Serbuk Kering Ekstrak Ciplukan
a. Uji organoleptis Uji organoleptis meliputi warna, bau dan rasa. b. Uji kadar air Timbang 1,7 – 2 gram serbuk kering masukkan dalam alat moisture balance biarkan sampai suhu naik hingga 105◦C setelah itu akan terbaca % kadar susut pengeringan sampel. 3. Perhitungan rendemen Berat serbuk kering ekstrak ciplukan : 312,2 g Serbuk simplsia : 1001 g Rendemen =
x 100%
= 31,19% Dosis pemakaian adalah dosis mencit 10 mg/BB dikalikan dengan faktor koreksi ke manusia yaitu 387,9 hasilnya adalah 3879 mg/BB. Maka dosis sekali pakai adalah rendemen dikalikan dengan dosis pemakaian yaitu 31,19 % x 3879 mg = 1209,86 gram atau 1,2 gram. 4. Formula granul effervescent ekstrak ciplukan pada tabel 1. 5. Pembuatan Granul Effervescent ekstrak ciplukan Granul effervescent dibuat secara terpisah antara granul asam dan granul basa untuk menghindari reaksi effervescent dini. Pembuatan granul effervescent dilakukan di tempat dengan kelembaban 35-45%. Sebagai larutan pengikat dilarutkan PEG 6000 dalam etanol 96%. Ekstrak ciplukan dimasukkan ke dalam granul asam. 6. evaluasi granul effervescent ekstrak ciplukan a.Uji Organoleptis
Uji organoleptis meliputi warna, aroma, rasa, dari sediaan granul effervescent sehingga diketahui tampilan dari sediaan tersebut saat dalam kondisi baik. Dilakukan dengan cara melihat warna, mencium aroma, dan merasakan rasa larutan granul effervescent. b.Waktu Larut Sebanyak 7 gram granul effervescent dilarutkan dalam 100 ml air dihitung mulai granul tercelup ke dalam air sampai larut dan tidak ada gelembung lagi(20). Lalu diukur kecepatan melarut masing-masing formula. c.Uji pH Sebanyak 7 gram granul effervescent dilarutkan dalam 100 ml air dan diukur pH dengan menggunakan meter atau dengan pH indikator universal. d. Uji Waktu Alir Granul effervescent dimasukkan dalam corong alat uji dan diratakan. Waktu yang diperlukan seluruh granul untuk melalui corong tersebut dicatat dan ditimbang. e. Penentuan Sudut Istirahat Ditimbang 30 gram granul effervescent kemudian dilewatkan melalui corong. Kemudian granul membentuk kerucut stabil, sudut istirahat ditentukan dengan mengukur
tinggi dan jari-jari permukaan alas kerucut. f. Uji Kadar Air Uji kadar air ini ditetapkan dengan cara memasukkan 1,7- 2 gram granul effervescent dalam alat moisture balance kemudian diukur kadar airnya dengan menekan tombol start, maka akan didapat (%) kadar air. g. Distribusi Ukuran Granul Sebanyak 100 gram granul effervescent ditimbang, selanjutnya dimasukkan dan diratakan dalam ayakan yang terdiri dari lima ayakan. Alat ukur pada kecepatan 3 rpm selama 15 menit. Setiap granul yang tertahan pada masing-masing ayakan ditimbang untuk diketahui presentasenya. 7. Analisa Data Data uji kecepatan melarut setiap formula dihitung kemudian dianalisa secara statistic ANAVA satu arah dengan tingkat taraf kepercayaan 95% ( α = 0,05) dilanjutkan dengan uji Tukey HSD untuk mengetahui perbedaan yang bermakna antar formula.
Tabel I Formula granul effervescent Bahan-bahan Ekstrak Ciplukan (mg) Asam Sitrat (mg) Asam Tartat (mg) Natrium Bikarbonat (mg)
Formula I 1200 1050 750 840
Formula II 1200 1050 750 840
Formula III 1200 1050 750 840
Formula IV 1200 1050 750 840
Formula V 1200 1050 750 840
PEG 6000 (mg) Aroma Melon (tetes) Laktosa (mg)
70 qs Ad 7000
140 qs Ad 7000
210 qs Ad 7000
280 qs Ad 7000
350 qs Ad 7000
HASIL DAN PEMBAHASAN Herba ciplukan yang digunakan dalam penelitian ini telah di determinasi di Herbarium Bogorisense, LIPI Bogor, Jawa Barat. Hasil determinasi yang diperoleh menyatakan bahwa tanaman ini adalah benar herba ciplukan ( Physallis angulata L. ) dengan famili Solanaceae. Ekstrak kental ciplukan di dapatkan dari Balitro yang kemudian dilakukan pembuatan serbuk kering ekstrak ciplukan di laboratorium FATETA, Institut Pertanian Bogor. a. Hasil evaluasi granul effervescent esktrak ciplukan Diawali dengan uji organoleptis yang memberikan hasil larutan yang berwarna hijau kekuningan, jernh karena semua bahan mempunyai kelarutan yang baik dalam air dengan rasa yang sangat asam dan aroma khas ciplukan. Uji pH dimaksudkan untuk mengetahui pH larutan yang dihasilkan ketika granul telah telah dilarutkan. Larutan granul effervescent seharusnya mempunyai
pH yang tidak terlalu asam sehingga aman untuk sediaan oral supaya tidak membahayakan bagi lambung. Larutan granul effervescent juga tidak boleh terlalu basa karena dapat menghasilkan rasa yang pahit dan dapat membakar mukosa kulit. Waktu alir penting diperhatikan agar sediaan granul effervescent dapat mengalir dengan baik dari dalam kemasan. Dari kelima formula ini mempunyai waktu alir yang hampir sama, hal ini disebabkan karena kelima formula tersebut mempunyai pengikat yang sama pula. Sudut istirahat merupakan sudut maksimal yang mungkin terjadi antara permukaan suatu tumpukan serbuk bidang horizontal. Besar kecilnya harga sudut istirahat sangat dipengaruji oleh besar kecilnya gaya tarik dan gaya gesek antar partikel. Kadar air merupakan hal paling penting dalam granul effervescent karena dapat mempengaruhi reaksi dari effervescent. Reaksi dari effervescent dapat menyebabkan
WAKTU MELARUT (DETIK)
keluarnya gas karbondioksida yang akan mempengaruhi stabilitas zat aktif dan sediaan. Distribusi ukuran granul diperoleh melalui metode pengayakan dengan menggunakan lima ayakan. Nomor ayakan yang digunakan adalah 16, 18, 20, 24, dan 30. Data dari hasil ayakan dapat dilihat dari persen berat yang tertinggal dalam ayakan. Pengujian yang terakhir adalah waktu larut granul effervescent dengan konsentrasi PEG 6000 yang berbeda mempunyai waktu larut yang berbeda pula. Persyaratan waktu larut sediaan effervescent kurang dari 2 menit. Berdasarkan data yang didapat, maka waktu larut yang paling optimal adalah pada formula ke V. Ini menunjukan dengan peningkatan konsentrasi PEG 6000 pada konsentrasi 5 % dapat mempercepat waktu larut dari sediaan granul effervescent ekstrak ciplukan.
160 140 120 100 80 60 40 20 0
1%
2%
3%
4%
KONSENTRASI PEG 6000
Gambar 1. Grafik kecepatan melarut KESIMPULAN Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan peningkatan konsentrasi PEG 6000 sebagai pengikat meningkatkan kecepatan melarut granul effervescent esktrak ciplukan.
Daftar Pustaka Anonim. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, Edisi IV. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. Hal. 1852. Thomas, A. N. S. 1992. Tanamaan Obat Tradisional 2.Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Hal. 25-26. Ansel, HC. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi alih bahasa Farida Ibrahim ed. IV Hal 212-214, UI Press, Jakarta. Anonim. 1988. Effervescent Pharmaceutical. Encyclopedia Of Pharmaceutical Technology vol 5 Hal : 56. Lieberman, H.A.,L.,Lachman, J.B. Scwartz.1992. Pharmaceutical Dosage Form Tablet. Vol I. Marcel Dekker, New York 227, 228,323. Departemen Kesehatan RI, 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta: 5,7,48,53,601. Departemen Kesehatan RI, 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta : 12,400,807. Lachman, Liberman H.A.1994. Teori Dan Praktek Farmasi Industri jilid II ed. III. Hal 680-685.
5%
Charles ,
Saleh W. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet. Buku Kedokteran. Jakarta. Hal 34 – 36. Mohrle, R., 1989. Effervescent Tablets. in Lieberman, H.A., Lachman,L., (eds), Pharmaceutical Dosage Form Tablet, vol I. Halaman 289.