PENGARUH PENGGUNAAN METODE KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN OPERASI HITUNG ALJABAR (Studi Eksperimen di Kelas VIII MTs Al-Ikhlas Setupatok Mundu-Cirebon)
SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Fakultas Tarbiyah Jurusan Tadris Matematika Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon
Turyani NIM: 06450863
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2011
PENGARUH PENGGUNAAN METODE KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN OPERASI HITUNG ALJABAR (Studi Eksperimen di Kelas VIII MTs Al-Ikhlas Setupatok Mundu-Cirebon)
Oleh : TURYANI Nomor Pokok : 06450863
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2011
ABSTRAK : “Pengaruh Penggunaan Metode Kontekstual Terhadap Kemampuan Operasi Hitung Aljabar Studi Eksperimen di Kelas VIII MTs Al-Ikhlas Setupatok Mundu-Cirebon” Operasi hitung mungkin tak asing lagi dengan dunia matematika karena matematika merupakan mata pelajaran yang dikenal dengan menghitung. Setiap siswa pasti pernah merasakan dalam menyelesaikan masalah, baik masalah itu susah maupun mudah dan dalam menyelesaikan pun berbeda-beda. Matematika dianggap sulit dan membosankan oleh beberapa siswa, sementara metode pembelajaran yang diterapkan oleh sebagian guru cenderung masih didominasi oleh guru sebagai sumber informasi dan tugas siswa hanya mencatat sehingga suasana belajar menjadi membosankan dan metode ceramah masih merupakan metode utama dalam pembelajaran. Dengan kata lain, diperlukan suatu metode selain pembelajaran biasa (metode ceramah) yang dapat membuat pembelajaran menjadi aktif dan menyenangkan. Metode kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengakaitkan antara materi pembelajarn dengan situasi nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Penelitian ini dilatarbelakangi dari kerangka pemikiran bahwa metode pembelajaran ikut mempengaruhi kemampuan operasi hitung. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap peningkatan kemampuan operasi hitung aljabar, seberapa besar peningkatannya, serta bagaimana respon siswa yang pembelajarannya dilakukan dengan menerapkan metode pembelajaran kontekstual Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs AlIkhlas Setupatok Mundu-Cirebon tahun ajaran 2010/2011 yang sampelnya dipilih secara acak yaitu kelas VIII B sebagai kelas eksperimen. Pengumpulan data melalui hasil angket dan pemberian post-tes. Instrumen penelitian berupa angket dan tes (soal pilihan ganda), sebelum digunakan untuk instrumen penelitian yaitu tes terlebih dahulu diujicobakan ke salah satu kelas yang bukan sampel tetapi sudah mendapatkan materi tersebut sebelumnya. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji homogenitas sebagai uji prasyarat analisis, korelasi, regresi. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan operasi hitung aljabar kelas eksperimen lebih baik setelah mendapatkan pembelajaran menggunakan metode kontekstual mengalami kenaikan rata-rata hasil tes sebesar 72,85. Hal ini juga dapat dilihat dari hasil uji analisis regresi diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,749, serta sebesar 56,1%, berpengaruh terhadap kemampuan operasi hitung aljabar sedangkan sisanya 25,9% adalah faktor lain yang tidak diperhitungkan dalam penelitian ini. Karena nilai R2 hampir mendekati 1 yaitu 0,749 maka persamaan regresi: Ŷ 0,833X cenderung sangat baik dalam menerangkan model. TURYANI
PERSETUJUAN
PENGARUH PENGGUNAAN METODE KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN OPERASI HITUNG ALJABAR STUDI EKSPERIMEN DI KELAS VIII MTs AL-IKHLAS SETUPATOK MUNDU-CIREBON
Oleh:
TURYANI NIM. 06450863
Menyetujui:
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Aris Suherman, M.Pd
Hj. Indah Nursuprianah, M.Si
NIP. 19601019 198511 1001
NIP. 19750402 200604 2001
PENGESAHAN
Skripsi
yang
berjudul
“PENGARUH
PENGGUNAAN
METODE
KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN OPERASI HITUNG STUDI EKSPERIMEN DI KELAS VIII MTs AL-IKHLAS SETUPATOK MUNDUCIREBON” oleh TURYANI, NIM. 06450863, setelah diujikan dalam sidang munaqosah Fakultas Tarbiyah IAIN Syekh Nurjati Cirebon pada hari Kamis tanggal 27 Januari 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Jurusan Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon.
Cirebon,27 Januari 2011 Sidang Munaqosah, Jurusan Tadris Matematika Ketua
Sekretaris
TOHERI, S. Si, M. Pd NIP. 19730716 200003 1 002
Reza Oktiana Akbar, M.Pd NIP. 19811022 200501 1 001
Penguji I
Penguji II
TOHERI, S. Si, M. Pd NIP. 19730716 200003 1 002
HADI KUSMANTO, M. Si NIP ......................................
NOTA DINAS
KepadaYth Dekan Fakultas Tarbiyah Iain Syekh Nurjati Cirebon Di Cirebon
Assalum’alaikum Wr. Wb Setelah melakukan bimbingan, telaah dan korelasi terhadap penulisan skripai di atas: Nama
: TURYANI
NIM
:
Judul
: PENGARUH PENGGUNAAN METODE KONTEKSTUAL
06450863
TERHADAP KEMAMPUAN OPERASI HITUNG ALJABAR STUDI EKSPERIMEN DI KELAS VIII MTs AL-IKHLAS SETUPATOK MUNDU-CIREBON Kami berpendapat bahwa skripsi tersebut di atas sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon untuk dimunaqosakan. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Cirebon, Desember 2010
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Aris Suherman, M.Pd
Hj. Indah Nursuprianah, M.Si
NIP. 19601019 198511 1001
NIP. 19750402 200604 2001
PERNYATAAN OTENTISITAS SKRIPSI
Bismillaahirrahmaanirrahiim Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul : “ PENGARUH PENGGUNAAN METODE KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN OPERASI HITUNG ALJABAR STUDI EKSPERIMEN DI KELAS VIII MTs AL-IKHLAS SETUPATOK MUNDU-CIREBON” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung segala resiko atau sanksi apapun yang dijatuhkan kepada saya dengan peraturan yang berlaku, apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dan ada klaim terhadap keaslian karya saya.
Cirebon, Desember 2010 Yang membuat pernyataan,
TURYANI NIM.06450863
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Alamat Rumah
Nama
: Turyani
Tempat, Tanggal Lahir
: Cirebon, 13 Desember 1986
Pekerjaan
: Mahasiswi S1
Jurusan
: Pendidikan Matematika
Fakultas
: Tarbiyah
Asal Kampus
: IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Telepon
: 081 324 776 410
Email
:
[email protected]
: Ds. Penpen Blok Simacan RT 01 RW 02 Kec. Mundu Kab. Cirebon
Pengalaman Pendidikan 1. SDN 1 Sinarancang lulus tahun 2000 2. MTs Manbaul Hikmah Pon-Pest Gedongan lulus tahun 2003 3. MA Manbaul Hikmah Pon-Pest Gedongan lulus tahun 2006 Pengalaman Mengajar Pengajar di Madrasah Diniyah Sinarancang Pengajar di SDN 1 Sinarancang Pengajar di TPA Al-Istiqomah Sinarancang
Saat matahari muncul menandai hari bersejarah ini, kulihat semuanya sangat indah… Ibu… Kasih sayangmu, kerja kerasmu, cucuran keringatmu, tangismu, langkahmu, dan do’a dalam setiap sujudmu selama ini, kini terbukti dengan lulusnya ananda. Walau kadang aku sering mengecewakanmu. Don’t sad Mam! Ayah… Kerja kerasmu, cucuran keringatmu, langkahmu, dan do’a dalam setiap sujudmu selama ini, kini terbukti dengan lulusnya
ananda.
Walau
kadang
aku
sering
mengecewakanmu. Don’t sad Mam! Adik-adiku… Dukungan dan hiburan kalian selama ini mampu membuatku tegar dalam menjalani kehidupan ini,. Thanks banget buat adikku INEZZ, nok Aas and dede yang selama ini selalu menghibur dalam menyelesaikan skripsi ini Para 2 boys (Z-1 & M.U and 2 girls (D-She & Mumy)… Kehadiran kalian di dunia ini selalu membuatku tertawa riang dan selalu semangat !!!! Teman-teman matematika C.… Canda tawa kita selama 4 tahun ini tertuang dalam memory terindahku, semoga setelah kita lulus dari gerbang IAIN ini, kita bisa menjadi manusia yang berguna bagi agama, nusa, dan bangsa. Amiin… For my big family, I love U so much…!!!
MOTTO HIDUP
Kekayaan itu..... Bukan
diukur
dengan
banyaknya
harta benda, Tetapi.... kekayaan yang sesungguhnya ialah terletak pada hati atau ketenangan jiwa. (Hadist Nabi Muhammad. SAW)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin. Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah S.W.T., karena berkat, kehendak, dan izinNyalah skripsi ini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana. Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis menghaturkan terima kasih yang sebesarbesarnya atas segala bantuan yang diberikan dan semoga Allah S.W.T. memberikan balasan yang setimpal atas kebaikan tersebut. Pada kesempatan ini, penulis secara khusus ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Prof. DR. H. Maksum Mukhtar, MA., Pgs. Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon. 2. Bapak Prof. DR. H. Abdul Latief, M.Pd, Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Syekh Nurjati Cirebon. 3. Bapak Toheri, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika IAIN Syekh Nurjati Cirebon. 4. Bapak Drs. Aris Suherman, M.Pd., pembimbing I, yang telah banyak mencurahkan perhatiannya pada proses penyelesaian skripsi ini mulai dari ide awal penelitian sampai proses akhir skripsi. 5. Ibu Indah Nursuprianah, M.Si., pembimbing II yang telah mencurahan perhatian dalam bentuk diskusi kritis serta dorongan untuk memotivasi penulis agar dapat menyelesaikan penelitian ini dengan sebaik-baiknya.
i
6. Bapak Yahya, M.Ag., Kepala Sekolah Mts Al-Ikhlas Setupatok yang telah memberikan izin atas diperbolehkannya penelitian. 7. Bapak Syayuti S.Pd., guru pamong kelas VIII B yang telah banyak membantu Penulis pada pelaksanaan penelitian, memberikan dorongan, masukan berharga, serta sejumlah referensi untuk penyelesaian skripsi ini. 8. Orang tuaku, my mother, my father. Terimakasih untuk semua kasih sayang yang dicurahkan untukku. 9. Teman-teman seperjuangan jurusan Matematika 3 yang selalu mendukung dan memberikan bantuan khususnya Ibu Desy , Jahwan Rosadi, Ibu Ikah, M.U dan Mumy 10. Semua pihak yang terlibat dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga kebaikan yang telah kalian berikan mendapatkan balasan yang lebih dari Allah SWT. Semoga Allah S.W.T. senantiasa melimpahkan rahmat dan pertolongan kepada kita semua, amin.
Cirebon,
November 2010
Penulis
ii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................
hal
ABSTRAK ................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ..............................................................................
ii
DAFTAR ISI ...........................................................................................
iv
DAFTAR TABEL ....................................................................................
vi
DAFTAR BAGAN DAN GRAFIK .........................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
viii
BAB I
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN ..................................................................
1
A. Latar belakang masalah .....................................................
1
B. Perumusan Masalah ...........................................................
4
C. Tujuan Masalah .................................................................
5
D. Manfaat Penelitian ............................................................
6
E. Kerangka Pemikiran .........................................................
7
F. Hipotesis Penelitian ..........................................................
10
LANDASAN TEORITIS ......................................................
11
A. Metode Pembelajaran .......................................................
11
B. Operasi Bentuk Aljabar ....................................................
26
METODOLOGI PENELITIAN ..........................................
31
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...........................................
31
B. Populasi dan Sampel .........................................................
32
C. Metode Dan Desain Penelitian ..........................................
33
iii
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................
34
E. Instrumen Penelitian ..........................................................
35
F. Teknik Analisis Data .........................................................
43
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................
47
A. Deskritif Data ....................................................................
47
B. Analisis Data .....................................................................
51
C. Pembahasan .......................................................................
57
KESIMPULAN DAN SARAN .............................................
59
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
62
BAB IV
BAB V
LAMPIRAN-LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Tabel
3.1 Jadwal Penelitian ................................................................
31
Tabel
3.2 Sebaran Populasi ................................................................
32
Tabel
3.3 Desain Penelitian.................................................................
34
Tabel
3.4 Klasifikasi Koefesien Validitas ..........................................
37
Tabel
3.5 Klasifikasi Koefesien Reliabilitas ......................................
39
Tabel
3.6 Klasifikasi Koefesien Daya Pembeda ................................
40
Tabel
3.7 Klasifikasi Koefesien Indeks Kesukaran ...........................
41
Tabel
3.8 Skor Penilaian Angket ........................................................
43
Tabel
3.9 Perhitungan Uji Validitas ...................................................
95
Tabel
3.10 Perhitungan Uji Reliabilitas .............................................
67
Tabel
3.11 Perhitungan Uji Daya Pembeda .......................................
100
Tabel
3.12 Perhitungan Uji Indeks Kesukaran ...................................
103
Tabel
4.1 Klasifikasi Hasil Post Test Kelas Eksperimen ...................
49
Tabel
4.2 Klasifikasi Angket Kelas Eksperimen ................................
51
Tabel
4.3 Interpretasi Koefesien Korelasi Nilai r ..............................
54
v
DAFTAR BAGAN DAN GRAFIK
BAGAN Bagan.
1.1 Kerangka Pemikiran ...........................................................
8
Grafik Data Post Test Kelas Eksperimen ...................................................
106
Grafik Pola Pikir Siswa...............................................................................
107
Grafik Hasil Uji Homogenitas ...................................................................
108
Grafik Anova .............................................................................................
111
GRAFIK
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Silabus
.............................................................................................
64
RPP
.............................................................................................
66
Kisi-Kisi Tes Instrumen ..............................................................................
72
Kisi-Kisi Angket ........................................................................................
74
Soal Instrumen ............................................................................................
77
Kunci Jawaban Instrumen ..........................................................................
80
Soal Post Test .............................................................................................
81
Kunci Jawaban Post Test ...........................................................................
84
Lembaran Jawaban .....................................................................................
85
Angket
.............................................................................................
86
Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen ......................................................
88
Hasil Post Test kelas Eksperimen ..............................................................
90
Data Respon Siswa dan Hasil Test Siswa ..................................................
92
vii
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan suatu negara dan bangsa bisa terwujud manakala dilihat dari kualitas suatu pendidikan yang ada, sebab, pendidikan merupakan salah satu faktor utama yang bisa mengupayakan maju mundurnya nilai suatu bangsa. Di samping itu pula, pendidikan merupakan salah satu program yang dicanangkan oleh negara, demi tercapainya kelangsungan hidup bermasyarakat dalam berbangsa dan bernegara yang baik. Pendidikan juga merupakan suatu dasar manusia sebagai suatu kebutuhan dasar, pendidikan itulah haruslah sesuai dengan kebutuhan individu dan masyarakat. Hal ini berarti pula bahwa system pelayanan, organisasi serta pelaksanaan pelayanan itu haruslah sedikit mungkin dengan msayarakat. Oleh karena itu, pendidikan sangat pengaruh terhadap berkembang atau tidaknya suatu individu atau masyarakat. Ilmu pendidikan diarahkan kepada perbuatan mendidik yang bertujuan. Dan tujuan itu ditentukan oleh nilai yang dijungjung tinggi oleh seseorang. Sedangkan nilai itu sendiri merupakan ukuran yang bersifat normative, maka dapat kita tegaskan bahwa ilmu pendidikan adalah ilmu yang bersifat normative.
1
2
Matematika merupakan salah satu pendidikan yang ikut berperan dalam dunia pendidikan khususnya di sekolah. Matematika merupakan cabang ilmu eksak yang dikenal oleh siswa merupakan pendidikan yang membosankan, yang sulit bahkan dianggap sebagai musuh bagi mereka. Pendidikan matematika itu mencangkup beberapa ilmu-ilmu, diantara lain yaitu tentang aljabar. Pada aljabar ini matematika membahas tentang beberapa pokok masalah-masalah diantara lain tentang operasi aljabar. Siswa sebagai peserta didik di dalam proses pendidikan adalah individu. Aktivitas, proses dan hasil perkembangan pendidikan peserta didik dipengaruhi oleh karakteristrik siswa sebagai individu. Sebagai individu siswa memiliki keunikkan sendiri-sendiri, kedua dia selalu berada dalam proses perkembangan yang bersifat dinamis. Dalam setiap tahap perkembangan, ada keragaman kecepatan aspek perkembangan. Pada masa tertentu perkembangan aspek fisik-motorik lebih menonjol, pada masa lainnya aspek intelektual, sosial, moral dan lain-lainnya yang lebih nampak. Tiap individu memiliki pola, kecenderungan dan dinamika perkembangan sendiri-sendiri. Ada
pola-pola umum
atau
kecenderungan-kencederungan perkembangan yang hampir sama dari perkembangan individu, tetapi secara lebih spesifik rinci, tiap perkembangan individu memperlihatkan pola, kecepatan dan dinamika perkembangan sendir-sendiri.(Nana Syaodih Sukmadinata. 2004. 23)
2
3
Pada dasarnya operasi hitung mempunyai peluang yang lebih besar untuk dipahami siswa dibandingkan dengan cabang matematika yang lain. Hal ini karena operasi hitung sudah dikenal oleh siswa sejak sebelum mereka masuk sekolah, misalnya penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Tetapi kenyataanya di lapangan masih banyak siswa yang belum bisa memahami operasi hitung sehingga pola pikir mereka belum berkembang pada operasi aljabar di MTs Al-Ikhlas Setupatok Kecamatan Mundu pada kelas VIII B masih terbilang rendah. Kurangnya pemahaman pola pikir siswa dipicu oleh perilaku negatif seperti mengganggu teman, tertidur pada proses pembelajaran dan kurangnya latihan soal. Berdasarkan hal tersebut dibutuhkan suatu upaya untuk meningkatkan pemahaman pola pikir khususnya materi operasi aljabar. Penelitian ini difokuskan pada peningkatan pola pikir siswa pada materi operasi hitung aljabar pada siswa MTs. Pemahaman dan peningkatan pola pikir ini berupa kesanggupan untuk mengenal fakta, konsep, prinsip dan skiil. Peneliti melakukan penelitian di MTs Al-Ikhlas Setupatok. Penelitian ini akan diuji pengaruh operasi hitung aljabar terhadap pola pikir siswa. Pada penelitian ini diharapkan adanya suatu peningkatan pola pikir siswa setelah siswa memahami operasi hitung khususnya pada operasi hitung aljabar dalam proses pembelajaran di kelas tersebut.
3
4
B. Perumusan Masalah Dalam rumusan masalah ini penulis membagi menjadi tiga bagian, yaitu: 1. Identifikasi Masalah a. Wilayah kajian dalam penelitian ini adalah materi matematika b. Jenis masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh penggunaaan metode kontekstual terhadap kemampuan operasi hitung aljabar. c. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. 2. Pembatasan Masalah Untuk menghindari keragua-raguan dalam kesalahpahaman dalam masalah yang akan dibahas, penulis memberi pembatasan masalah, yaitu a. Operasi hitung aljabar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan dalam operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian dalam bentuk aljabar. b. Metode kontekstual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi pembelajarn dengan situasi nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sehari-hari. c. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII MTs Al-Ikhlas Setupatok Mundu-Cirebon tahun ajaran 2010/2011
4
5
3. Pertanyaan Penelitian Agar penelitian ini lebih terarah maka masalah penelitian dipertajam dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1.
Bagaimana respon siswa terhadap penggunaan metode pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran matematika ?
2.
Seberapa besar kemampuan operasi hitung aljabar siswa dalam pembelajaran
matematika
yang
menggunakankan
metode
pembelajaran kontekstual ? 3.
Seberapa besar pengaruh penggunaan metode kontekstual terhadap kemampuan operasi hitung aljabar ?
C. Tujuan Penelitian Usaha yang dilakukan oleh manusia tak lepas dari tujuan yang hendak dicapai, karena tujuan merupakan pedoman untuk berbuat dan sebagai jalan dalam rangka menentukan arah yang tepat dalam mencapai citi-cita. Demikian halnya dengan penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengkaji bagaimana respon siswa terhadap penggunaan metode pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran matematika. 2. Untuk mengkaji seberapa besar kemampuan operasi hitung aljabar siswa dalam
pembelajaran
matematika
yang
menggunakankan
metode
pembelajaran kontekstual. 3. Untuk mengkaji seberapa besar pengaruh penggunaan metode kontekstual terhadap kemampuan operasi hitung aljabar
5
6
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Peneliti Menerapkan dan mengembangkan metode-metode pembelajaran yang jarang diterapkan oleh guru matematika pada umumnya sehingga dapat mengetahui bentuk kesulitan selama proses pembelajaran serta dapat mempersiapkan proses pembelajaran dengan baik dari sebelumnya. 2) Siswa Meningkatkan semangat belajar dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung sehingga diharapkan dapat berpengaruh terhadap kemampuan operasi hitung aljabar. 3) Guru Proses
pembelajaran
pelaksanaan
lebih
pembelajaran
kreatif menjadi
dan
menyenangkan
tidak
sehingga
membosankan
serta
meningkatkan efektivitas dan efesiensi dalam pembelajaran matematika. 4) Sekolah Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengajaran matematika, sehingga dapat meningkatkan pada kualitas pendidikan sekolah.
6
7
E. Kerangka Pemikiran Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang diperolehnya kebiasan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru sebagai pola-pola respon yang baru yang membentuk keterampilan dan kecakapan. Dimana tempat dan ruangan belajar dapat terjadi dimana saja, kapan pun dan kepada siapa saja. Proses belajar ditandai oleh adanya perubahan pada perilaku individu, tetapi tidak semua perubahan pada perilaku individu terjadi karena belajar. Perilaku atau kemampuan tertentu dikuasai oleh individu karena refleks. Untuk menghindari diri dari bahaya atau gangguan-gangguan tertentu, individu melakukan gerakan-gerakan refleks, seperti mengedipkan mata, menarik tangan dari sengatan api, meloncat bila akan jatuh dan lain-lainnya. Bentuk perbuatan belajar yang cukup kompleks dan menurut penggunaan kemampuan berpikir yang cukup tinggi adalah pemecahan masalah. Dalam kehidupannya individu manusia selalu dihadapkan kepada masalah-masalah yang harus dipecahkannya. Sebenarnya melalui usaha pemecahan masalah inilah manusia mampu berkembang lebih cepat dan lebih tinggi dari makhluk lainnya. Manusia mampu memecahkan masalahmasalahyang dihadapinya karena ia memilki kemampuan berpikir, yaitu kemampuan untuk menggunakan rasio atau intelek. Bahwasannya keberhasilan pendidikan merupakan tujuan bagi semua pihak. Begitu pula dengan pendidikan dari pembelajaran matematika. Namun sebagian orang masih menganggap bahwa matematika sebagai pelajaran yang
7
8
sulit dan membosankan. Bahkan tak jarang siswa lebih memilih bolos pada mata pelajaran matematika. Oleh karena itu, pembelajaran matematika tak lepas dari penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Aljabar juga merupakan ilmu matematika yang membahas tentang penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Kerangka pemikiran penelitian tersebut dapat digambarkan dengan bagan berikut ini :
Proses Pembelajaran
Guru
Siswa INTERAKSI
Menyampaikan materi
Menerima materi
Metode kontekstual
Pola Pikir Siswa Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran
8
9
Dari bagan diatas dapat disimpulkan bahwa betapa pentingnya kemampuan operasi aljabar dalam mata pelajaran matematika. Namun pada kenyataan pembelajaran matematika sering kali terhambat karena siswa kurang memiliki penguasaan operasi aljabar. Pengaruh penggunaan metode kontekstual terhadap kemampuan operasi hitung aljabar dapat digambarkan sebagai berikut:
X
Y
Keterangan: X : Penggunaan Metode Kontekstual Y
: Kemampuan Operasi Hitung Aljabar : Garis yang menunjukan pengaruh antara variabel X dengan Y
9
10
F. Hipotesis Penelitian Hipotesis
dapat
dikatakan
sebagai
dugaan
sementara
yang
kemungkinan benar atau kemungkinan juga salah. Arikunto (2006: 71) menyatakan, ”hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”. Dikatakan jawaban sementara karena jawaban yang diberikan belum relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2008 : 96). Hipotesis juga menjadi kendali bagi seorang peneliti agar arah penelitian sesuai dengan tujuan penelitiannya. Berdasarkan pengertian diatas, maka penulis menyusun hipotesis penelitian sebagai berikut: Ho = Tidak terdapat pengaruh penggunaan metode kontekstual terhadap kemampuan operasi hitung aljabar. Ha = Terdapat pengaruh penggunaan metode kontekstual terhadap kemampuan operasi hitung aljabar.
10
11
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. METODE PEMBELAJARAN 1. Pengertian Metode Pembelajaran Kegiatan pembelajaran yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Guru dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi siswa. Saloah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen
yang
ikut
ambil
bagian
bagi
keberhasilan
kegiatan
pembelajaran. Menurut Sanjaya (2008: 147) mengemukakan bahwa metode adalah cara yang digunakan untuk mengiplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai
secara
optimal.
Ini
berarti,
metode
digunakan
untuk
merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peranan yang sangat penting.
Keberhasilan
implementasi
strategi
pembelajaran
sangat
tergantung pada cara guru menerapakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penerapan metode pembelajaran. Penerapan metode yang tepat
12
dan bervariasi akan dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Sudjana (2002: 76) mengemukakan bahwa metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Mengingat mengajar pada hakikatnya merupakan upaya guru dalam menciptakan situasi belajar, metode yang digunakan oleh guru diharapkan mampu menumbuhkan berbagai kegiatan belajar bagi siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dengan perkataan lain, proses pembelajaran merupakan proses interaksi edukatif antara guru yang mencipatakan suasana belajar dan siswa yang memberi respons terhadap usaha guru tersebut. Oleh sebab itu, metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar bagi siswa, dan upaya guru dalam memilih metode yang baik merupakan upaya mempertinggi mutu pengajaran atau pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran
adalah
cara
yang
dipergunakan
guru
dalam
mengimplementasikan rencana yang sudah tersusun dalam kegiatan nyata pada saat berlangsungnya pengajaran.
13
2. Metode Kontekstual Siswa sebagai yang potensial tidak dapat berkembang banyak tanpa bantuan guru dan masyarakat sekiranya ada kemungkinan perkembangannya terhambat oleh sikap guru dan kondisi masyarakat. Dengan demikian keberhasilan murid itu ditentukan oleh guru, masyarakat dan siswa itu sendiri. Namun sumbangsih guru dalam proses belajar mengajar jugasangat besar dimana guru memiliki tanggung jawab untuk dapat menyampaikan tugasnya menjadi seorang guru salah satunya dalam penyampain materi. Bagaimana guru dapat menyampaikan materi sehingga dapat difahami oleh siswa, salah satunya adalah dengan menggunakan suatu strategi, metode atau pendekatan dalam mengajar. Ruseffendi (2005:240) mengemukakan bahwa pendekatan adalah suatu jalan, cara, atau kebijakan yang ditempuh guru atau siswa dalam pencapaian tujuan pengajaran dilihat dari sudut bagaimana proses pangajaran atau materi pengajaran. Ada beberapa pendekatan dalam pengajaran yang dilakukan seperti pendekatan CBSA (cara belajar siswa aktif), pemecahan masalah, induktif, deduktif, laboratorium dan terpadu. Pendekatan ini bukan merupakan strategi belajar-mengajar, juga bukan metode mengajar. Tetapi dipilihnya suatu pedekatan seperti CBSA menyebabkan kita harusmemilih strategi/metode belajar mengajar tertentu sehingga CBSA itu berjalan sebagai mana mestinya.
14
Metode kontekstual salah satu pengembangan pembelajaran yang ada didalam CBSA karena didalam pendekatan kontekstual menekankan cara belajar siswa aktif. 1. Pendekatan kontekstual Masnur Muslich (2008:41) mengatakan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual ini merupakan pendekatan dari pembelajaran CBSA karena didalam pembelajaran
dengan
menggunakan
pendekatan
pendekatan
kontekstual landasan filosofinya adalah kontruktivisme (Masnur Muslich, 2008:41) yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, tetapi mengkontruksikan atau membangun pengetahuan dan keterampilan lewat fakta-fakta atau proposisi yang mereka alami dalam kehidupannya. Siswa akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan dengan disekelilingnya.
kegiatan atau peristiwa yang akan terjadi
15
Pembelajaran ini menekankan pada daya pikir yang tinggi, transfer ilmu
pengetahuan,
mengumpulkan
dan
menganalisis
data,
memecahkan masalah-masalah tertentu baik secara individu maupun kelompok. Nurhadi dalam Masnur Muslich (2008:41) menyatakan bahwa pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar. Proses pembelajaran dalam pendekatan kontekstual ini berlangsung alamiah dalam bentuk siswa bekerja dan mengalami, tidak hanya mentransfer dan mengkopi dari guru. Siswa dilatih untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi dalam suatu situasi, misalnya dalam bentuk simulasi, dan masalah yang memang ada dalam dunia nyata. Siswa tidak belajar dalam proses seketika, tetapi diperoleh sedikit demi sedikit. Kemajuan diukur dari proses, kinerja dan produk, berbasis pada prinsip authentic assesment. Peran guru dalam pembelajaran kontekstual adalah sebagai pengarah dan pembimbing
(Machrus,
2008:72) artinya guru bukanlah salah satunya sumber belajar yang harus selalu ditiru dan segala ucapan dan tindakannya tidak selalu benar maka siswa dalam pembelajaran kontruktifisme diharapkan selalu aktif, kreatif dan kritis. 2. Karakteristik pembelajaran kontekstual Menurut Masnur Muslich (2008:42) pembelajaran dengan pendekatan kontekstual mempunyai karekteristik sebagai berikut:
16
a. Pembelajaran
dilaksanakan
dalam
konteks
autentik,
yaitu
pembelajaran yang diarahkan pada ketercapaian keterampilan dalam konteks kehidupan nyata atau pembelajaran yang alamiah (learning in real life setting). b. Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-tugas bermakna (meaningful learning). c. Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (learning by doing). d. Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi saling mengoreksi antar teman (learning by group). e. Pembelajaran
memberikan
kesempatan
untuk
menciptakan
kebersamaan, bekerja sama, dan saling memahami antar satu dengan yang lain secara mendalam (learning toknow each other deeply). f. Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif, dan mementingkan kerja sama (learning to ask, to inquiry, to work together). g. Pembelajaran
yang
dilaksanakan
dalam
situasi
yang
menyenangkan (learning as an enjoy activity). Beberapa strategi pengajaran yang dapat dikembangkan oleh guru melalui pembelajaran kontekstual (Masnur Muslich, 2008:50) antara lain:
17
1) Pembelajaran berbaris masalah Sebelum proses belajar mengajar dimulai, siswa terlebih dahulu
diminta
untuk
mengobservasi
suatu
fenomena,
kemudian siswa disuruh mencatat permasalahan-permasalahan yang mucul. Setelah itu, guru merangsang siswa untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas guru adalah mengarahkan siswa untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan perspektif yang berbeda dengan mereka. 2) Memanfaatkan
lingkungan
siswa
untuk
memperoleh
pengalaman belajar Guru memberikan
penugasan
yang dapat
dilakukan
diberbagai konteks lingkungan siswa antara lain di sekolah, keluarga dan masyarakat. Tujuan penugasan ini adalah untuk memberikan bagi siswa untuk belajar diluar kelas. Siswa diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung tentang apa yang sedang dipelajari. Pengalaman belajar merupakan aktifitas belajar yang harus dilakukan siswa dalam rangka mencapai penguasaan standar kompetensi, kemampuan dasar dan materi pembelajaran. 3) Memberikan aktifitas kelompok Aktifitas belajar dalam kelompok dapat memperluas perspektif serta membangun kecakapan interpersonal untuk berhubungan
dengan
orang
lain.guru
dapat
menyusun
18
kelompok terdiri dari tiga,lima maupun delapan siswa sesuai dengan tingkat kesulitan pengajaran. 4) Membuat aktivitas mandiri Siswa mampu mencari, menganalisis dan menggunakan informasi dengan sedikit bantuan dari guru, supaya dapat melakukanya, siswa harus lebih memperhatikan bagaimana mereke memproses infromasi, menerapkan strategi pemecahan masalah dan menggunakan pengetahuanyang telah mereka peroleh. 5) Membuat aktivita belajar bekerja sama dengan masyarakat Sekolah dapat melakukan kerjasama dengan orang tua siswa yang memiliki keahlian khusus untuk menjadi guru tamu. Hal ini perlu dilakukan guna memberikan pengalaman belajar secara langsung dimana siswa dapat termotivasi untuk mengajukan pertanyaan. 6) Menerapkan penilaian autentik Penilaian autentik dapat membantu siswa untuk menerapkan informasi akademik dan kecakapan yang telah diperoleh pada situasi nyata untuk tujuan tertentu. Menurut Johnson dalam Masnur Muslich ( 2008: 52 ) penilaian autentik memberikan kesempatan luas bagi siswa untuk menunjukan apa yang telah mereka pelajari selama proses belajar mengajar. Adapun
19
penilaian yang dilakukan guru adalah bisa dengan portopolio, tugas kelompok, demostrasi ataupun laporan tertulis. Pendekatan kontestual memiliki tujuh komponen utama, sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan kontestual jika menerapkan ketujuh komponen tersbut ada dalam pembelajarannya. Adapun tujuh komponen CTL tersebut, sebagaimana yang ditulis oleh Nurhadi ( 2002: 10 ) adalah sebagai berikut: a.
Kontruktivisme ( Contrukctivisme ) Kontruktivisme merupakan landasan berpikir ( filosofi ) pendekatan Conteectuak Teaching Learning ( CTL ),yaitu pengetahuan
dibangun
oleh
meuasia
sedikit
demi
sedikit,pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep atau kaidah yang siaa diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengaetahuan itu dan memaknainya melalui pengalaman nyata. Dalam pandangan kontruktivisme strategi memperoleh lebih diutamakan dibandingkan sebrapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan. Dengan dasar itu
pembelajaran
harus
dikemas
menjadi
proses
“
mengkontruksi” bukan membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar dan mengajar. Siswa menjadi pusat kegiatan bukan guru.
20
b.
Menemukan ( Inquiry ) Pengetahuan
dan
keterampilan
yang
diperoleh
siswa
diharapkan bukan hasil mengingat fakta-fakta, tetapi dasil dari menemukan sendiri, guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan. c.
Bertanya ( Question ) Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk menduga, mengira dan menilai kemampuan berpikir siswa. Kegiatan bertanya merupakan bagian pentingdalam melaksanakan pembelajaran berbasis inquiri yaitu meggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui dan mengarakan pola aspek yang belum diketahuinya. Bertanya dapat dilakukan antara siswa dengan siswa, antara guru dengan siswa, antara siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas.
d.
Masyarakat belajar ( Learning Community ) Konsep inimenyarakan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain dengan cara sharing antar teman, berkelompok dan antara yang sudah kepada yang belum tahu, kelompok-kelompok belajar dibentuk dengan anggota yang heterogen, masyarakat belajar dapat terjadi jika ada proses komunikasi dua arah
21
e.
Pemodelan ( Modeling ) Pemodelan adalah sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu ada model yang bisa ditiru. Model itu bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu, cara melempar bola dalam olahraga dan sebagainya atau guru memberikan contoh cara mengerjkan sesuatu. Dengan begitu guru memberi model tentang “bagaimana belajar”. Dapat disimpulkan yaitu segala sesuatu yang dapat ditiru dan didemostrasikan di dalam kelas. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual guru bukan satusatunya model, model dapat dirancang dengan melibatkan siswa.
f.
Refleksi ( Reflecting ) Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang harus dipelajari atau berfikir ke belakang tetang apa yang sudah kita lakukan dimasa lampau. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas atau pengetahuan yang baru. Guru hanya membantu siswa menghubungkan pengethuan yang dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan yang baru. Pada akhir pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi.
g.
Penilaian Autentik ( Authentic Assessment ) Assessment adalah proses pemgumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa.
22
Assessment dilakukan bersama secara terintegrasi (tidak terpisahkan) dari kegiatan pembelajarn. Assessment menekankan pada proses pembelajaran karena itu data yang dikumpulkan diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan pada saat melakukan proses pembelajaran. Data yang diambil dari kegiatan siswa baik di adalam kelas maupun di luar kelas, itulah yang disebut data autentuk. Penenilaian autentik menilai penegtahuan dan keterampilan (performansi yang diperoleh siswa. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa CTL adalah suatu konsep pembelajaran yang menghubungkan materi pelajaran di kelas dengan situasi kehidupan nyata yang dialami oleh siswa. Komponen CTL meliputi kontruktivisme (Contructinisme), penemuan (inquiry), bertanya (Question), masyarakat
belajar
(Learning
Community),
pemodelan
(Modeling) refleksi (Reflecting) dan penilaian yang sebenarnya ( Authentic Assessment) 3. Langkah-langkah pembelajaran kontestual. Pembelajaran dengan pendekatan kontestual ini terdapat lima langkah dalam pembelajaran, Zahorik (Masnur Muslich, 2008:52) yaitu: a. Mengaktifkan pengetahuan yang sudah ada b. Memperoleh pengetahuan yang baru c. Pemahaman pengetahuan
23
d. Mempraktikan pengetahuan dari pengalaman tersebut e. Melakukan refleksi.
Langkah-langkah
atau
tahapan
menggunakan
kontekstual
model
pembelajaran
dengan
meliputi
empat
tahapan,
(http://nadhirin.blogspot.com/2010/03/model-pembelajarancontextual-teaching.html) yaitu :
1. Tahap Invitasi, siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan awal tentang konsep yang dibahas. Bila perlu guru memancing dengan
memberikan
pertanyaan
yang
problematik
tentang
kehidupan sehari-hari, melalui kaitan konsep-konsep yang dibahas tadi, dengan pendapat yang mereka miliki. Siswa diberi kesempatan
untuk
mengkomunikasikan,
mengikutsertakan
pemahamannya tentang konsep tadi. 2. Tahap Eksplorasi, siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki, dan menemukan konsep, melalui pengumpulan, pengorganisasian, penginterpretasian data dalam sebuah kegiatan yang telah dirancang oleh guru. Secara berkelompok siswa melakukan kegiatan berdiskusi tentang masalah yang ia bahas. Tahap ini akan memenuhi rasa ingin tahu siswa tentang fenomena kehidupan nyata dari lingkungan sekitarnya.
24
3. Tahap Penjelasan dan Solusi, pada saat siswa memberikan penjelasan solusi yang didasarkan pada hasil observasinya ditambah dengan penguatan dari guru, maka siswa dapat menyampaikan
gagasan,
membuat
model,
dan
membuat
rangkuman serta ringkasan hasil pekerjaannya. 4. Tahap Pengambilan tindakan, siswa dapat membuat keputusan, menggunakan pengetahuan dan keterampilan berbagai informasi dan gagasan, mengajukan pertanyaan lanjutan, mengajukan saran baik
secara
individu
maupun
secara
berkelompok
yang
berhubungan dengan pemecahan masalah.
4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Kontekstual a. Kelebihan metode kontekstual 1. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat menagkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan. 2. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa
25
dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui ”mengalami” bukan ”menghafal”. http://nadhirin.blogspot.com/2010/03/model-pembelajarancontextual-teaching.html b. Kekurangan metode kontekstual 1. Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam metode CTL. Guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi
oleh
tingkat
perkembangan
dan
keluasan
pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau ” penguasa ” yang memaksa kehendak melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya. 2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide–ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi– strategi mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang
26
ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula. http://nadhirin.blogspot.com/2010/03/model-pembelajarancontextual-teaching.html B. OPERASI BENTUK ALJABAR 1.
Bentuk Aljabar dan Unsur-Unsurnya Perhatikan ilustrasi berikut: Banyak boneka Rika 5 lebihnya dari boneka suci dinyataka dengan x maka banyak boneka Suci dinyatakan dengan x + 5. Jika boneka Suci sebanyak 4 buah boneka Suci sebanyak 9 buah. Bentuk seperti (x + 5) disebut bentuk aljabar. Bentuk alajabar adalah suatu bentuk matematika yang dalam penyajiannya memuat huruf-huruf untuk mewakili bilangan yang belum diketahui. Selanjutnya pada suatu aljabar terdapat unsur-unsur aljabar, meliputi variabel, konstanta, faktor, suku sejenis dan suku tak sejenis. Adapun agar lebih jelas mengenai unsur-unsur pada bentuk aljabar, ( Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni, 2008: 80) sebagai berikut: a.
Variabel, Konstanta dan Faktor Perhatikan bentuk alajabar 5x + 3y + 8x – 6y + 9. Pada bentuk aljabar tersebut, huruf x dan y disebut variabel. Variabel adalah lambanga pengganti suatu bilangan yang belum
27
diketahui nilainya dengan jelas. Variabel biasanya dilambangnkan dengan huruf kecil a, b, c, ...,z. Adapun bilangan 9 pada bentuk aljabar diatas disbut konstanta. Konstanta adalah suku bentuk aljabar yang berupa bilangan dan tidak memuat variabel. Jika suatu bilangan a dapat diubah menjadi a = p x q dengan a, p, q bilangan bulat, maka p dan q disebut faktor-faktor dari a. Pada bentuk aljabar diatas, 5x dapat diuraikan sebagai 5x = 5 × x atau 5x = 1 × 5x. Jadi faktor-faktor dari 5x adalah 1. Adapun yang dimaksud dengan koefesien adalah faktor konstanta dari suatu suku pada bentuk aljabar. Suku sejenis dan Suku Tak Sejenis a) Suku adalah variabel beserta koefesiennya atau konstanta ada bentuk aljabar yang dipisahkan oleh operasi jumlah atau selisih b) Suku satu adalah bentuk aljabar yang tidak dihubungkan oleh satu operasi jumlah atau selisih. Contoh: 3x, 2a2, -4xy, ... c) Suku dua adalah bentuk aljabar yang dihubungkan oleh satu operasi jumlah atau selisih. Contoh: 2x + 3, a2 – 4, 3x2 + 4x, ... d) Suku tiga adalah bentuk alajabar yang dihubungkan oleh dua operasi jumlah atau selisih.
28
Contoh: 2x2 + x – 1, 3x + y – xy, ... Suku-suku sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan pangkat dari masing-masing variabel yang sama.Contoh:5x dan 2x,3a2 dan a2,y dan 4y, ... Suku-suku tak sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan pangkat dari masing-maisng variabel yang tidak sama. Contoh: 2x dan -3x2,-x2 dan y, ... ( Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni, 2008. Hal 81) 2.
Operasi Hitung Pada Bentuk Aljabar 1. Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk Aljabar Pada bentuk aljabar, operasi penjumlahan dan pengurangan hanya dapat dilakukan pada suku-suku yang sejenis. Jumlahkan atau kurangkan koefesien pada suku-suku yang sejenis. Contoh: -4ax + 7ax = ( -4 + 7 )ax = 3ax 2. Perkalian (Agus Aris Subagyo, 2003: 139) Perlu diingat kembali bahwa pada perkalian bilangan bulat berlaku sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan, yaitu a × (b + c) = (a x b ) + (a x c) dan sifat distributif terhadap pengurangan, yaitu a x (b – c) = (a x b) – (a x c), untuk setipa bilangan bulat a, b dan c. Sifat ini juga berlaku pada perkalian bentuk aljabar.
29
a. Perkalian antara konstanta dengan bentuk aljabar Perkalian suatu bilangan konstanta k dengan bentuk aljabar suku satu dan suku dua dinyatakan sebagai berikut: k(ax) = kax k(ax + b) = kax + kb Contoh: 4(p + q) = 4p + 4q 5(ax + by) = 5ax + 5by b. Perkalian antara dua bentuk aljabar Perhatikan perkalian antara bentuk aljabar suku dua dengan suku dua berikut: (ax + b ) (cx + d) = xa × cx + ax ×d + b × cx + b × d = acx2 + (ad + bc)x +bd Selain dengan skema seperti diatas, untuk mengalikan bentuk aljabar suku dua dengan suku dua dapat menggunakan sifat distributif seperti berikut: (ax + b) (cx + d) = ax (cx + d) + b (cx +d) = ax × cx + ax × d + b × cx + b × d = acx2 + adx + bcx + bd = acx2 + (ad + bc)x + bd Adapun pada perkalian bentk aljabar suku dua dengan suku tiga berlaku sebagai berikut: (ax + b) (cx2 + dx + e) = ax × cx2 + ax × dx + ax × e + b × cx2 + b × dx + b × e
30
= acx3 + adx2 + aex + bcx2 + bdx + be = acx3 + (ad + bc)x2 + (ae + bd)x +be 3. Perpangkatan Operasi perpengkatan diartikan sebagai perkalian berulang dengan bilangan yang sama. Jadi untuk sebarang bilangan bulat a, berlaku =
×
×
× …×
Hal ini juga berlaku pada perpangkatan bentuk aljabar. Pada perpangkatan bentuk aljabar suku dua, koefesien suku ditentukan menurut segitiga Pascal. 1. Suku Sejenis (ab)2 = ab × ab = a2b2 2. Suku Tidak Sejenis (a + b) = (a + b) (a + b) = a2 + ab + ab + b2 = a2 + 2ab + b2 (a – b) = (a – b) (a – b) = a2 – ab – ab + b2 = a2 - 2ab + b2 4. Pembagian Hasil bagi bentuk aljabar dapat diperoleh dengan menentukan terlebih dahulu faktor sekutu masing-masing bnetuk aljabar tersebut, kemudian melakukan pembagian pada pembilang dan penyebutnya. (Endang Retno Wulan, 2005.)
31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTs Al-Ikhlas Setupatok. MTs Al-Ikhlas Setupatok didirikan pada tahun 2003. Pertama kali didirikan proses kegiatan belajar mnegajarnya masih menggunakan gedung milik desa. Kemudian pada tahun 2005 sudah menggunakan gedung sendiri hingga saat sekarang. Peneliti memilih sekolah tersebut karena letak sekolah yang strategis dan dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga proses penelitian dapat lebih efektif dan efisien, selain itu juga karena sekolah ini sebagai tempat wa peneliti mengajar setiap harinya, sehingga peneliti tidak memerlukan waktu yang lama untuk beradaptasi dengan lingkungan sekolah. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan sejak tanggal 17 Oktober 2010 sampai 17 Desember 2010. Tahapan kegiatan penelitian sebagai berikut: Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
No 1 2
Kegiatan Perizinan dan pembuatan SK Uji Coba Instrumen
Oktober November 1 2 3 4 1 2 3 4 √ √
Desember 1 2 3 4
32
3 4 5 6
Eksperimen Mengajar Post tes Pengumpulan Data Penglolahan Data
√ √ √ √
√ √
√
B. Populasi dan Sampel 1.
Populasi Menurut Arikunto (2002:108) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sedangkan menurut Sudjana (2002:6) mengatakan populasi merupakan totalitas semua nilai yang mungkin hasil, penghitugan maupun pengukuran kuantitatif mengenai karakteristik tertentu dan semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Setupatok Mundu tahun ajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 130 yang tersebar dalam 3 kelas, secara rinci jumlah siswa tiap kelas dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 3.2 Sebaran Populasi Kelas VIII MTs Al-Ikhlas Setupatok 2010/2011
Mundu-Cirebon Tahun Ajaran Jumlah
Nama Kelas
Lelaki
Perempuan
Seluruhnya
1
VIII A
20
20
40
2
VIII B
19
25
46
3
VIII C
19
23
44
No
Sumber : Dok. MTs Al-Ikhlas Setupatok Mundu-Cirebon Ajaran 2010/2011
33
2.
Sampel Menurut Arikunto (2006:13) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.Pengambilan sampel ini dilakukan secara acak (random sampling) dengan menerapkan teknik random sampling, yaitu mengambil sample secara acak sebanyak 1 kelas dari 3 kelas yang dianggap homogen. Sampel yang terpilih kelas VIII B yang berjumlah 46 siswa sebagai kelas eksperimen dengan komposisi kelas terdiri dari 19 orang lelaki dan 25 orang perempuan.
C. Metode dan Desain Penelitian 1.
Metode Penelitian Menurut Arikunto (2006: 149), ”metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh operasi hitung terhadap pola pikir dalam penyelesaian masalah operasi aljabar. Maka metode yang diterapkan pada penelitian ini adalah metode kontekstual pada kelas eksperimen. Penelitian ini bersifat kuantitatif karena data yang akan diolah berhubungan dengan nilai atau angkaangka yang dapat dihitung secara matematis dengan menggunakan perhitungan statistika.
34
2.
Desain Penelitian Desain penelitian yang akan digunakan adalah “One-Shot Case Study”. Adapun desain penelitiannya digambarkan dengan hubungan sebagai berikut: Tabel 3.3 Desain penelitian Kelompok eksperimen
Perlakuan X1
Post-test O1
Keterangan: O1
: Pemberian post-test
X1
: Perlakuan (treatment) terhadap kelompok eksperimen dengan menerapkan metode kontekstual Desain ini menunjukkan bahwa terdapat kelas eksperimen yaitu:
kelas VIII B sebagai kelompok eksperimen (kelompok yang diberi perlakuan yaitu dengan menerapkan metode kontekstual). Dalam penelitian ini, tes akhir (post-test) yang berfungsi untuk mengetahui kemampuan siswa setelah pembelajaran atau setelah diterapkan treatmen D. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan pada penelitian ini, maka diperlukan teknik dalam mengumpulkan data. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian adalah:
35
a) Sebelum mengadakan proses pembelajaran penulis mengadakan uji instrumen. Uji instrumen ini dilakukan untuk mengukur kevalidan instrumen. b) Setelah pembelajaran dilaksanakan, penulis melakukan tes akhir (posttest) pada kelas eksperimen. Tes akhir ini diberikan untuk mengetahui kemajuan atau peningkatan pola pikir siswa pada kelas eksperimen setelah diberi perlakuan.
E.
Instrumen Penelitian dan Pengembangannya Arikunto (2006: 150) menyatakan bahwa, ”instrumen penelitian adalah alat
atau fasilitas yang digunakan untuk peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik. Dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Untuk memperoleh data yang diperlukan pada penelitian ini, maka diperlukan instrumen penelitian. Adapun instrumen dalam penelitian ini adalah tes (multiple choice) dan angket (kuesioner). 1. Tes Arikunto (2006 : 150) menjelaskan bahwa: “tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bekal yang dimiliki oleh individu atau kelas”.
36
Jenis tes yang digunakan untuk mengukur pola pikir pada penelitian ini adalah tes obyektif berbentuk pilihan ganda (multiple choice test) sebanyak 25 item soal dengan 4 pilihan jawaban Teknik tes dalam penelitian ini terdiri dari post-test. Post-test (tes akhir) adalah serangkaian soal yang digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah proses pembelajaran dengan perlakuan atau treatment berlangsung. Dengan demikian, pola pikir siswa dapat dilihat rata-rata nilai tes pada akhir pembelajaran (post-test) sehingga dapat diketahui pengaruh operasi hitung terhadap pola pikir dalam penyelesaian masalah operasi aljbar dengan menggunakan metode kontekstual di kelas VIII Berikut ini adalah perhitungan uji coba instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu: a.
Validitas butir soal Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2006;168). Menurut Russefendi, (1993 : 132) suatu instrumen dikatakan valid bila instrumen itu, untuk maksud dan kelas tertentu, mengukur apa yang semestinya diukur, derajat ketetapannya besar, validitasnya tinggi. Validitas suatu instrumen berkaitan dengan untuk apa instrumen itu dibuat. Hal ini sejalan dengan Arikunto (2006:168) menyatakan bahwa suatu instrumen yang valid atau sahih
37
mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Menurut Arikunto (2009:72), bahwa salah satu cara yang dapat digunakan untuk kevalidan instrumen ialah dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar, yaitu : rxy =
(
∑
(∑ )(∑ )
∑
(∑ ) )( ∑
(∑ ) )
Keterangan : r : Koefisien korelasi (koefisien validitas). xy
N : Jumlah Subjek. ΣX : Jumlah skor setiap butir soal (jawaban yang benar). ΣX2 : Jumlah kuadarat dari skor setiap butir soal. ΣY : Jumlah skor total. ΣY2 : Jumlah kuadrat skor total. Selanjutnya
digunakan
kriteria
pengklasifikasian
validitas
(Arikunto,2009:75) untuk mengetahui derajat validitasnya. Kriteria tersebut ialah sebagai berikut: Tabel 3.4 Klafisikasi koefesein validitas Koefesien Validitas Kriteria 0,80 < rxy ≤ 1,00 Validitas sangat tinggi 0,60 < rxy ≤ 0,80 Validitas tinggi 0,40 < rxy ≤ 0,60 Validitas sedang ≤ 0,40 0,20 < rxy Validitas Rendah 0,00 < rxy ≤ 0,20 Validitas sangat rendah
38
Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan terhadap 46 siswa kelas IX MTs Al-Ikhlas Setupatok diperoleh validitas instrumen tes nomor 1 rxy = 0,477 kemudian dibandingkan dengan rxy
tabel
pada interval
kepercayaan 95% dengan n = 46 yaitu sebesar 0,291. Tiap item soal yang nilai rxy rxy
tabel,
dinyatakan valid, sedangkan rxy < rxy
dinyatakan tidak valid. Pada soal nomor 1, rxy rxy
tabel
tabel
maka soal
nomor 1 dinyatakan valid. Perhitungan untuk mengetahui validitas tes dapat dilihat pada lampiran halaman 94. b.
Reliabilitas Instrumen Reliabilitas suatu tes adalah tingkat keajegan atau ketepatan instrumen terhadap kelas yang dapat dipercaya sehingga instrumen dapat diandalkan sebagai pengambil data. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan untuk mengukur objek yang sama berulang-ulang hasilnya relatif sama. Menurut Suharsimi (2006 :178) reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrument dapat dipecaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas pada tes evaluasi adalah metode belah dua atau split-half method dengan pembelahan ganjilgenap. Rumus tersebut adalah :
39
=
2
1+
Keterangan : = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes
= Koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan (Suharsimi, 2009 : 93) Sanjutnya koefisien reliabilitas yang diperoleh dari hasil uji coba diinterpretasikan
dengan
menggunakan
klasifikasi
koefisien
reliabilitas sebagai berikut:
Tabel 3.5 Klafisikasi koefesein Reliabilitas Koefesien Reliabilitas Kriteria 0,80 < rxy ≤ 1,00 Reliabilitas sangat tinggi ≤ 0,80 0,60 < rxy Reliabilitas tinggi 0,40 < rxy ≤ 0,60 Reliabilitas sedang 0,20 < rxy ≤ 0,40 Reliabilitas Rendah 0,00 < rxy ≤ 0,20 Reliabilitas sangat rendah
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh harga reliabilitas tes uji coba instrumen sebesar r = 0,79 . Dengan demikian interpretasi tes yang digunakan dalam penelitian ini memiliki reliabilitas tinggi. Adapun untuk mengetahui perhitungan-perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran halaman 96.
40
c. Daya Pembeda Menurut Arikunto (2009:211), Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal tersebut untuk membedakan siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan
rendah),
Rumus
yang
digunakan
untuk
mengetahui daya pembeda (Arikunto, 2009:213) adalah sebagai berikut: =
Keterangan:
−
=
−
D : Daya pembeda. AJ : Banyaknya peserta kelas atas. BJ : Banyaknya peserta kelas bawah. AB : Banyaknya kelas atas yang menjawab soal dengan benar. Klasifikasi untuk interpretasi daya pembeda adalah sebagai berikut (Arikunto, 2009:218):
Daya Pembeda (D) 0,00 < D ≤ 0,20 0,20 < D ≤ 0,40 0,40 < D ≤ 0,70 0,70 < D ≤ I,00
Tabel 3.7 Klafisikasi Daya Pembeda Kriteria Jelek Cukup Baik Baik Sekali
Berdasarkan hasil perhitungan item soal pada perhitungan daya beda soal nomer 1 diperoleh D = 0,391304348, apabila dikonsultaskan dengan ketentuan daya beda, maka soal no.1
41
berada diklasifikasi soal dengan D 0,00 sampai 0,20 sehingga soal nomer 1 dinyatakan baik.Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran halaman 99. d.
Indeks Kesukaran Untuk mengetahui soal baik atau tidak, perlu diketahui pula mudah atau sukarnya. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Derajat kesukaran tiap butir soal dinyatakan dengan bilangan yang disebut indeks kesukaran. Rumus yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran tiap butir soal (Arikunto, 2009:208) adalah sebagai berikut: P= Keterangan : P : Indeks Kesukaran. B : Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar. JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes Selanjutnya Indeks kesukaran yang diperoleh dari hasil uji coba diinterpretasikan
dengan
menggunakan
klasifikasi
indeks
kesukaran yang digunakan menurut Arikunto (2009:210), yaitu sebagai berikut: Tabel 3.6 Klafisikasi Indeks Kesukaran Indeks Kesukaran (P) Kriteria 0,00 < P ≤ 0,30 Soal Sukar 0,30 < P ≤ 0,70 Soal Sedang 0,70 < P ≤ 1,00 Soal Mudah
42
Hasil perhitungan tingkat kesukaran dari tiap butir soal postes pada lampiran halaman 102 2. Angket Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti. Berdasarkan angket ini peneliti dapat memperoleh informasi tentang respon siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan metode kontekstual. Angket yang disebarkan terhadap responden sebanyak 20 item dengan 5 pilihan jawaban. Angket dalam penelitian ini tidak di uji cobakan. Angket
digunakan
untuk
mengetahui
respon
siswa
terhadap
pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode kontekstual, peneliti menggunakan angket yang berskala Likert dalam Arikunto (2005:180) dengan ketentuan sebagai berikut: SS, jika siswa sangat setuju dengan pernyataan yang diberikan S, jika siswa setuju dengan pernyataan yang diberikan R, jika siswa ragu dengan pernyataan yang diberikan TS,jika siswa tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan STS, jika siswa sangat tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan Kriteria penskoran setiap item pernyataan adalah sebagai berikut:
43
Tabel 3.8 Skor penilaian angket kriteria
Pernyataan positif
Pernyataan negative
SS
5
1
S
4
2
R
3
3
TS
2
4
STS
1
5
Angket yang peneliti gunakan dalam penelitian ini seluruhnya menggunakan pernyataan positif. F. Tehnik Analisis Data Setelah semua data yang diperlukan terkumpul, baik data dari angket sebagai variabel X yaitu respon siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan metode kontekstual maupun data dari tes sebagai variable Y yaitu kemampuan operasi hitung siswa, maka langkah selanjutnya adalah menganalisnya. Uji analisis data dalam penelitian ini menggunakan bantuan software Minitab. Minitab merupakan
salah satu software populer yang
banyak digunakan oleh user untuk mengolah data-data statistika (Pramesti, 2009: 1). Sebelum menentukan analisis regresi, ada beberapa hal yang harus diujikan terlebih dahulu, yaitu: uji normalitas dan uji homogenitas. a) Uji Prasyarat Analisis Data Langkah-langkah uji prasyarat analisi data diantaranya:
44
1.
Uji Normalitas Uji normalitas dengan menggunakan MINITAB 14 adalah sebagai berikut: a) Input data pada worksheet 1 b) Pilih menu Stat – Basic Statistic – Display Descriptive Statistics c) Isi kotak dialog Display Descriptive Statistics dengan data yang akan diuji d) Klik Statistics kemudian pilih (klik) menu yang akan digunakan, misalnya: Mean, standar deviations, variance, minimum, maxsimum, range, sum dll. e) Output analisis data. f) Interpretasi Output Data
2.
Uji Homogenitas Uji homogenitas dengan menggunakan MINITAB 14 adalah sebagai berikut: a) Input data pada worksheet 1 b) Pilih menu Data – Stack c) Pilih menu Stat d) Isi kotak dialog dengan data yang akan diuji e) Klik Statistics-menu–Anova–Equal Variances. f) Output analisi data g) Interpretasi Output Data
45
b) Uji Analisis Data Salah satu analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi. Analisis regresi berfungsi untuk mengetahui seberapa besar pengaruh suatu variabel bebas (independent variable) terhadap variabel tergantung (dependent variable). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah respon siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan metode kontekstual sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan operasi hitung aljabar. Karena hanya terdapat 1 variabel bebas dan 1 variabel terikat maka persamaan regresi yang terbentuk disebut regresi sederhana. Dari persamaan tersebut, selanjutnya dengan analisis korelasi yang berfungsi untuk mengetahui kuat tidaknya pengaruh kedua variabel tersebut. Sedangkan besar pengaruh variabel diukur dari koefisien regresi yang terbentuk. Langkah-langkah uji analisis data, diantaranya: 1.
Uji Linieritas Regresi Adapun
langkah-langkah
pengujian
menggunakan bantuan software MINITAB 14 berikut: 1. Input data Buka MINITAB 14 Arahkan kursor pada Worksheet 1
linieritas
dengan
adalah sebagai
46
Beri
nama
kolom
C1:
respon
siswa
terhadap
pembelajaran yang menggunakan metode kontekstual
Beri nama kolom C2: kemampuan operasi hitung aljabar
simpan file dengan nama yang ssuai keinginan peneliti. 2. Analisis Data Pilih menu Stat – Regression – Regression Isi kotak dialog dengan menentukan Response: variabel Y Predictirs: Variabel X Klik Graphs
Klik Residurals for Plot: Reguler
Klik Residurals plot
Klik OK
3. Output Analisis Data 4. Interpretasi Output Data
47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI DATA HASIL PENELITIAN 1.
Kemampuan Siswa Terhadap Operasi Hitung Aljabar Penelitian ini dilaksanakan di MTs Al-Ikhlas Setupatok kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon dengan populasi seluruh siswa kelas VIII dan sampel yang diambil adalah VIII B
sebagai kelas
eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan metode kontekstual terhadap kemampuan operasi hitung aljabar. Kegiatan pembelajaran selama penelitian di MTs Al-Ikhlas Setupatok Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon berlangsung dengan pembelajaran menerapkan metode kontekstual pada kelas eksperimen pokok bahasan operasi hitung aljabar. Pembelajaran matematika di MTs Al-Ikhlas Setupatok Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon dengan menerapkan metode kontesktual dilakukan dengan langkah-langkah berikut : 1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dari pokok bahasan operasi aljabar dan memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar dengan rajin,
48
2) Guru menjelaskan aturan main dalam pembelajaran matematika dengan menerapkan metode kontekstual, 3) Setelah dirasa siswa telah mengerti dengan bagaimana cara (metode) kontekstual maka guru mulai masuk ke materi pelajaran. Ketika guru menyajikan materi dari poin ke poin,guru memberikan lembaranlembaran materi yang akan dibahas. 4) Selesaikan penyajian materi pelajaran Setelah itu guru memberikan latihan-latihan kepada siswa dengan melihat cara menyelesaikannya di lembar-lembaran tesebut. 5) Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dibahas kemudian guru memberikan pekerjaan rumah. Berdasarkan proses pembelajaran dikelas, penulis melihat bahwa pembelajaran matematika dengan metode kontekstual dapat menciptakan suasana kelas yang lebih aktif, menyenangkan dan tidak membosankan. Respon siswa terhadap pembelajaran dengan menerapkan metode kontekstual ini juga cukup baik. Hal ini terlihat dari semangat siswa pada saat pembelajaran berlangsung cukup tinggi. Para siswa aktif bertanya dan tidak takut untuk mengemukakan jawaban-jawaban mereka baik dari pertanyaan yang guru ajukan langsung maupun jawaban atas soal yang guru berikan. Setelah seluruh kegiatan pembelajaran selesai pada materi aljabar pokok bahasan operasi aljabar, guru memberikan post-test Berdasarkan hasil pengamatan, terlihat bahwa respon siswa terhadap penerapan metode ini cukup baik, sebagai penguat berikut
49
penulis sajikan respon siswa mengenai kontekstual. Respon siswa ini penulis dapatkan dari data angket. Angket ini berjumlah 20 pernyataan dengan menerapkan skala Likert yang disebarkan kepada 46 siswa MTs Al-Ikhlas Setupatok Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon. Dari data angket yang terkumpul didapat nilai tertinggi adalah 92 dan nilai terendahnya adalah 32 dengan nilai rata-rata sebesar 73,88. 2.
Hasil post-test kelas eksperimen Rata-rata hasil post-test kelas eksperimen pada pokok bahasan operasi hitung aljabar adalah sebagai berikut: Descriptive Statistics: y Variable Maximum y 92,00
Mean
SE Mean
StDev
Sum
Minimum
Median
72,85
1,36
9,22
3351,00
50,00
75,00
Hasil deskripsi diatas menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen telah terjadi perubahan berupa peningkatan kemampuan siswa terhadap operasi hitung aljabar sebesar 72,85. Sedangkan pengelompokkan data nilai siswa untuk mengetahui persentase kemampuan siswa terhadap operasi
hitung
aljabar
pada
kelas
eksperimen
yang
proses
pembelajarannya menerapkan metode kontekstual adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Klasifikasi Hasil Post-test Kelas Eksperimen Klasifikasi Kategori Frekuensi Persentase (%) 21 – 40 Rendah 3 6,52 41 – 60 Cukup 9 19,56 61 – 80 Baik 27 58,69 81 – 100 Sangat baik 7 15,21 Jumlah 46 100
50
Berdasarkan tabel 4.1 dapat ditarik kesimpulan bahwa sebanyak 58,69 % siswa memperoleh nilai dengan kategori baik. Hal ini menunjukkan keberhasilan dalam pembelajaran. Seperti yang telah diungkapkan pada bab sebelumnya bahwa sekurang-kurangnya 60 % siswa telah melampaui standar ketuntasan dalam pembelajaran menerapkan metode kontekstual. Ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa terhadap operasi hitung aljabar pada kelas eksperimen mengalami peningkatan yang cukup signifikan. 3.
Respon Siswa terhadap Pembelajaran Menggunakan Metode kontekstual (Kelas Eksperimen) Peneliti menggunakan angket sebanyak 20 item pernyataan yang
keseluruhannya bersifat positif untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan metode kontekstual. Angket yang digunakan mengacu kepada Skala Likert yang terdiri atas 5 pilihan jawaban, yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), R (Ragu-Ragu), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Angket tersebut disebarkan kepada 46 orang siswa pada kelas eksperimen yaitu kelas VIII B. Data hasil perhitungan angket yang disebarkan pada kelas eksperimen dapat dilihat dibawah ini : Descriptive Statistics: x Variable Maximum x 88,00
Mean
SE Mean
StDev
Sum
Minimum
Median
72,72
1,22
8,29
3345,00
56,00
73,50
51
Persentase angket (respon siswa) kelas eksperimen, disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.2 Klasifikasi angket pada kelas eksperimen Klasifikasi Kategori Frekuensi Persentase (%) 37 – 53 Rendah 4 0 54 – 70 Cukup 14 35 71 – 87 Baik 25 62,5 88 – 100 Sangat baik 3 2,5 Jumlah 46 100 Tabel hasil perhitungan angket di atas menunjukkan bahwa respon pola pikir siswa baik terhadap operasi hitung aljabar pada pelajaran matematika materi aljabar, terlihat dari rata-ratanya yaitu sebesar 62, 5%.
B. ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN Sebelum melakukan analisis regresi, ada beberapa prasyarat yang harus dipenuhi terlebih diantaranya uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kelinieritas. Dalam menganalisis semua uji tersebut, peneliti menggunakan MINITAB 14. 1.
Uji Normalitas Terdapat beberapa teknik untuk menguji normalitas data, antara lain dengan menggunakan kertas peluang normal yang disingkat kertas peluang, koefisien kurtosis, koefisien kurtosis persentil, uji Chi-Kuadrat, dan Liliefors. Selain itu dapat pula dianalisis melalui plot kenormalan residualnya dengan memperhatikan sebaran data atau variance data tersebut. Data yang akan diuji kenormalannya adalah post-test
52
kemampuan siswa terhadap operasi hitung aljabar kelas eksperimen, dan nilai respon siswa (angket). a) Kelas Eksperimen Berdasarkan
perhitungan
yang
dilakukan
dengan
menggunakan MINITAB 14, diperoleh nilai post-test kelas eksperimen seperti dibawah ini. Descriptive Statistics: y Variable Maximum y 92,00
Mean
SE Mean
StDev
Sum
Minimum
Median
72,85
1,36
9,22
3351,00
50,00
75,00
Interpretasi Output Data Nilai Kelas Eksperimen: Dengan menggunakan tes normalitas Anderson Darling (AD) dengan tingkat signifikansi α = 0,05 untuk data nilai post-test diperoleh P-value sebesar 0,084 dengan syarat: α = 0,05 < P-value sehingga data kelas eksperimen berdistribusi normal. normal plot post-test kelas eksperimen dapat dilihat selengkapnya di lembar lampiran hal 106 b) Respon Siswa Berdasarkan
perhitungan
yang
dilakukan
dengan
menggunakan MINITAB 14, diperoleh nilai respon siswa kelas eksperimen seperti dibawah ini. Descriptive Statistics: x Variable Maximum x 88,00
Mean
SE Mean
StDev
Sum
Minimum
Median
72,72
1,22
8,29
3345,00
56,00
73,50
Interpretasi Output Data Nilai Respon Siswa (Angket) :
53
Dengan menggunakan tes normalitas Anderson Darling (AD) dengan tingkat signifikansi α = 0,05 diperoleh P-value sebesar 0,569. Dengan syarat: α = 0,05 < P-value sehingga data respon siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan metode kontekstual berdistribusi normal. Gambar normal plot angket (respon siswa) kelas kontrol dapat dilihat selengkapnya di lembar lampiran hal 107 2.
Uji Homogenitas Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan MINITAB 14, diperoleh nilai tes belajar (Y) dan respon siswa (X) seperti dibawah ini. Test for Equal Variances: nilai versus variabel 95% Bonferroni confidence intervals for standard deviations variabel N Lower StDev Upper x 46 6,70333 8,29367 10,8160 y 46 7,44867 9,21585 12,0186 F-Test (normal distribution) Test statistic = 0,81; p-value = 0,482 Levene's Test (any continuous distribution) Test statistic = 0,18; p-value = 0,673
Berdasarkan uji variabel penelitian kelas eksperimen dengan Ftest dan Lavene’s test diperoleh P-value yang semuanya berada di atas 0,05 (>0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel penelitian bersifat homogen. Data selengkapnya dapat dilih pada lampiran hal 108 3. Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Correlations: x; y Pearson correlation of x and y = 0,749 P-Value = 0,000 S = 6,17257
R-Sq = 56,1%
R-Sq(adj) = 55,1%
54
Koefisien korelasi adalah besaran yang biasa digunakan untuk mengukur kecocokan data dengan model. Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi, maka menurut Guilford dalam M. Subana dan Sudrajat (2001: 130) digunakan kriteria sebagai berikut : Table 4.3 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Besarnya nilai r Interpretasi 0,81 – 1,00 Korelasi sangat tinggi 0,61 – 0,80 Korelasi tinggi 0,41 – 0,60 Korelasi cukup/sedang 0,21 – 0,40 Korelasi rendah 0,00 – 0,20 Korelasi sangat rendah Sumber : M. Subana dan Sudrajat (2001: 130) Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa koefisien korelasi sebesar 0,749 berarti mempunyai korelasi yang tinggi, semakin dekat nilai koefisien korelasi dengan 1 maka dapat dikatakan bahwa makin baik model dalam menerangkan data. Sedangkan koefisien determinasi dari analisis diatas diperoleh sebesar 56,1%. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 56,1% kemampuan siswa terhadap operasi hitung aljabar dipengaruhi oleh penggunaan metode kontekstual, sedangkan sisanya sebesar 44,9% adalah faktor lain yang tidak diperhitungkan dalam penelitian ini. Tingkat signifikan
4.
diperoleh th >tta maka koefisien korelasi signifikan. Uji Regresi
Uji kelinieran regresi bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variable bebas dan variable terikat, apakah linier atau tidak.
55
Bentuk Persamaan Regresi Regression Analysis: y versus x The regression equation is y = 12,3 + 0,833 x Predictor Coef SE Coef Constant 12,307 8,119 x 0,8326 0,1109 S = 6,17257 R-Sq = 56,1%
Berdasarkan
T P 1,52 0,137 7,50 0,000 R-Sq(adj) = 55,1%
data hasil perhitungan analisis regresi diketahui
persamaan regresi adalah: Ŷ 12,3 0,833 X . Karena nilai a tidak signifikan maka bentuk persamaan regresinya menjadi Ŷ 0,833 X .Ŷ adalah variabel post-test eksperimen, sedangkan X adalah variabel angket (respon siswa). Persamaan tersebut mengandung arti koefisien arah regresi linier (b) = 0,8326 bertanda positif, sehingga dapat dikatakan bahwa nilai rata-rata kemampuan operasi hitung aljabar (Y) bertambah atau meningkat dengan 0,8326 kali nilai penerapan metode kontekstual dalam pembelajaran matematika. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin baik respon siswa terhadap metode pembelajaran kontekstual maka kemampuan operasi hitung aljabar pun semakin baik. Ditinjau dari nilai P pun mendukung hal tersebut, karena α = 0,05 > P(X) = 0,000 maka koefisien regresi signifikan atau variabel X (respon siswa terhadap metode pembelajaran kontekstual) berpengaruh signifikan terhadap kemampuan operasi hitung aljabar.
56
Anova Dengan uji F kita dapat mengetahui signifikasi model regresi yang terbentuk sebagai berikut: i.
Susun hipotesis Ho: b = 0 Ha: b ≠ 0
ii.
Pilih tingkat signifikansi α = 0,05
iii.
Keterangan Anova Analysis of Variance Source Regression Residual Error Total
iv.
DF 1 44 45
SS 2145,5 1676,4 3821,9
MS 2145,5 38,1
F 56,31
P 0,000
kesimpulan Karena α= 0,05 > P = 0,000 maka Ho : b = 0 ditolak Dari nilai P diperoleh hasil yang sama, yaitu penggunaan persamaan regresi: Ŷ 12,3 0,833 X pada tingkat signifikasi 0,05 cenderung memuaskan sehingga dapat dikatakan bahwa faktor respon siswa terhadap pembelajaran metode kontekstual tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan siswa terhadap operasi hitung aljabar. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan MINITAB 14, didapat persamaan umum regresi yaitu Ŷ 0,833 X . Persamaan regresi dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel independen diubah-ubah, artinya persamaan regresi Ŷ 0,833 X dapat digunakan
57
untuk memprediksi kemampuan operasi hitung aljabar siswa melalui penggunaan
metode
pembelajaran
kontekstual
pada
tingkat
signifikansi α = 0,05. Dengan kata lain, ada pengaruh yang signifikan dengan penerapan
metode pembelajaran
kontekstual terhadap
kemampuan operasi hitung aljabar.
C. PEMBAHASAN Pembelajaran dengan menerapkan metode kontekstual merupakan salah satu metode yang menekankan kepada siswa agar lebih aktif mengikuti seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran, keaktifan siswa tercipta ketika pembelajaran lebih menarik, berbeda dari biasanya sehingga siswa menjadi lebih bersemangat untuk belajar. Metode kontekstual menawarkan hal tersebut. Menjawab pertanyaan penelitian pertama yaitu Bagaimana respon siswa terhadap penggunaan metode pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran matematika” yaitu respon respon siswa kelas eksperimen terhadap pembelajaran menggunakan metode kontekstual ditunjukkan dengan skor rata-rata sebesar 72,72. Hal ini berarti respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan metode kontekstual dapat diinterpretasikan dalam kategori baik. Menjawab atas pertanyaan penelitian kedua yaitu “Seberapa besar kemampuan
operasi
hitung
aljabar
siswa
dalam pembelajaran
matematika yang menggunakankan metode pembelajaran kontekstual?” yaitu kemampuan siswa kelas eksperimen terhadap operasi hitung aljabar
58
ditunjukkan dengan skor rata-rata sebesar 72,85 Hal ini berarti kemampuan siswa terhadap opearsi hitung aljabar dapat diinterpretasikan dalam kategori baik. Dilihat dari nilai tes kemampuan akhir atau post-test memperoleh nilai rata-rata sebesar 72,85 Maka pencapaian pola pikir siswa pada 46 siswa di kelas eksperimen menunjukkan hasil yang positif yaitu adanya peningkatan rata-rata pola pikir siswa sebesar 72,85 Menjawab pertanyaan penelitian ketiga yaitu “ Seberapa besar pengaruh penggunaan metode kontekstual terhadap kemampuan operasi hitung aljabar?” untuk menjawab pertanyaan tersebut maka peneliti menggunakan hasil yang diperoleh dari pengujian koefisien korelasi yaitu sebesar 0,749 dengan intrepetasi sangat tinggi dan koefisien determinasi yaitu sebesar 56,1% sedangkan sisanya sebesar 44,9% adalah faktor lain yang tidak diperhitungkan dalam penelitian ini. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan metode kontekstual berpengaruh terhadap kemampuan operasi hitung aljabar siswa sebesar 56,1% pada operasi aljabar. Karena nilai R2 hampir mendekati 1 yaitu 0,749 maka persamaan regresi: Ŷ 0,833 X cenderung sangat baik dalam mengunakan metode kontekstual.
59
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan tujuan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya mengenai pengaruh penggunaan metode kontekstual terhadap operasi hitung aljabar adalah sebagai berikut : 1. Respon respon siswa kelas eksperimen terhadap pembelajaran menggunakan metode kontekstual ditunjukkan dengan skor rata-rata sebesar 72,72. Hal ini berarti respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan metode kontekstual dapat diinterpretasikan dalam kategori baik. 2. Kemampuan siswa kelas eksperimen terhadap operasi hitung aljabar ditunjukkan dengan skor rata-rata sebesar 72,85 Hal ini berarti kemampuan
siswa
terhadap
opearsi
hitung
aljabar
dapat
diinterpretasikan dalam kategori baik. 3.
Pengaruh yang signifikan antara pembelajaran menggunakan metode kontekstual terhadap kemampuan opersi hitung aljabar pada siswa kelas VIII MTs Al-Ikhlas Setupatok kecamatan Mundu-Cirebon. Hal ini dapat dilihat
dari
persamaan
regresi
Ŷ 0,833X Persamaan
tersebut
mengandung arti koefisien arah regresi linier (b) = 0,8236 bertanda positif, sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan operasi hitung
60
aljabar (Y) meningkat dengan 0,8236 kali nilai penerapan pembelajaran menggunakan metode kontekstual. Hal ini juga dapat dilihat dari hasil uji analisis regresi diperoleh Koefisien Korelasi (R2) sebesar 51,6%, sedangkan sisanya 44,9% adalah faktor lain yang tidak diperhitungkan dalam penelitian ini. Karena nilai R2 hampir mendekati 1 yaitu 0,749 maka persamaan regresi: Ŷ 0,833 X cenderung sangat baik dalam operasi hitung aljabar. B. SARAN Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan serta kesimpulan yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis mengemukakan beberapa saran yang mungkin bermanfaat bagi siswa, guru maupun peneliti lain adalah sebagai berikut : 1.
Pembelajaran menggunakan metode kontekstual dalam meningkatkan kemampuan operasi hitung aljabar siswa, merupakan salah satu metode yang efektif karena metode kontekstual merupakan salah satu metode yang membuat suasana proses pembelajaran matematika menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Oleh sebab itu guru yang mengajar mata pelajaran
matematika
diharapkan
dapat
menggunakan
metode
kontekstual sebagai salah satu alternatif dalam proses pembelajaran. Penerapan metode yang bervariasi, apalagi disertai dengan media atau alat peraga dalam setiap kegiatan pembelajaran tentunya akan lebih membuat siswa bersemangat untuk belajar.
61
2.
Penelitian yang telah dilaksanakan ini terbatas pada pokok bahasan operasi hitung aljabar, maka diharapkan kepada peneliti lain untuk mampu memperluas permasalahannya, misalnya dapat diterapkan pada materi lain dan bahkan sampel yang lebih luas.
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta 2009. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta http://nadhirin.blogspot.com/2010/03/model-pembelajaran-contextualteaching.html Idel, Antoni dan Rudy Haryono. 2000. Pintar Matematika SMU. Surabaya: Gitamedia Press Johnson, Elaine B. 2007. Contextual Teaching & Learning. Bandung: Mizan Media Utama Machrus. 2008. Pendekatan Kontekstual. Semarang: Rasail Mediagroup Muslich, Manshur. 2008. Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara Nurhadi. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Aplikasi). Jakarta: Depdiknas Nurharini, Dewi dan Tri Wahyuni. 2009. Matematika Konsep dan Aplikasi. Jakarta: CV Usaha Makmur Pramesti, Getut. 2009. Buku Pintar Minitab 15. Jakarta: Elex Media Komputindo
63
Purwanto, M. Ngalim. 2001. Prinsip-Prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Ruseffendi.
2006.
Pengantar
kepada
membantu
Guru
Mengembangkan
Kompetensi dalam Penagajaran Matematika untuk meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsih Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup Subagyo, Agus Aris. 2003. Matematika. Yogyakarta: Andi Sudjana, Nana. 2002. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Sukino dan Wilson simangunsong. 2006. Matematika untuk kelas VIII SMP. Jakarta: Erlangga Sukmadinata, Nana Syaodih. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Wulan, Endang Retno. 2005. Matematika untuk SMP dan MTs kelas VII. Surakarta: Grahadi Yana Shofiyah. 2008. Skripsi. Upaya Guru Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual pada Pembelajaran Matematika di Kelas VIII MTs Miftahul Huda: Tidak diterbitkan
64
SILABUS
Sekolah
: MTs Al-Ikhlas Setupatok Kec. Mundu Kab. Cirebon
Kelas
: VIII
Mata Pelajaran
: Matematika
Semester
: I ( Satu )
Standard Kompetensi: ALJABAR 1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi dan persamaan garis lurus. Kompetensi dasar
Materi Pokok / Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indicator
Penilaian Tehnik
1.1 Melakukan operasi aljabar
Bentuk aljabar
Mendiskusikan hasil operasi tambah, kurang pada bentuk aljabar (pengulangan) Mendiskusikan hasil operasi kali, bagi dan pangkat pada bentuk aljabar (pengulangan)
Menyelesesaikan operasi tambah, kurang pada bentuk aljabar Menyelesaikan operasi kali, bagi dan pangkat pada bentuk aljabar
Tes tulis
Tes tulis
Bentuk Contoh Instrumen Instrumen Uraian Sederhanakan: ½ ( 2x + 3 ) – ( 6x – 4 )
Uraian
Sederhanakan: (x –8 ) (2x – 1)
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
2 x 40 menit
Buku teks
2 x 40 menit
65
1.2 Menguraikan bentuk aljabar ke dalam factorfaktornya
Bentuk aljabar
Mendata factor suku Menentukan aljabar konstanta atau factor suku variabel aljabar
Tes Tulis
Menentukan factor- Menguraikan faktor bentuk aljabar bentuk aljabar ke dengan cara dalam factormenguraikan bentuk faktornya aljabar tersebut
Tes Tulis
Uraian
Uraian
Sebutkan variable pada bentuk-bentuk berikut: a. 12x - 3 b. 2p2 + 9 c. ( 5a – 2 ) ( 3a + 1 )
2 x 40 menit
Faktorkanlah: a. 6a – 3b b. 12m2+ 18m
2 x 40 menit
Cirebon, Desember 2010 Guru Pamong
Peneliti
Syayuti, S.Pd
Turyani NIM. 06450863 Mengetahui, Kepala Sekolah MTs Al-Ikhlas Setupatok
Yahya, M.Ag
66
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SEKOLAH
: MTs Al-Ikhlas Setupatok
MATA PELAJARAN
: MATEMATIKA
KELAS/SEMESTER
: VIII/I
ALOKASI WAKTU
: 2x40 menit
A. STANDAR KOMPETENSI Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi dan persamaan garis lurus B. KOMPETENSI DASAR Melakukan bentuk aljabar C. MATERI AJAR bentuk aljabar D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa dapat mengetahui pengertian bentuk aljabar, koefesien, konstanta dan variabel 2. Siswa dapat mengetahui suku aljabar 3. Siswa mampu menyelesaikan operasi tambah dan kurang aljabar E. MODEL PEMBELAJARAN Model Pembelajaran
: Kooperatif
Metode Pembelajaran
: Kontekstual
F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Pendahuluan (10 menit) 1. Untuk mengawali bab ini, guru menjelaskan maksud dan tujuan materi sebagai pengantar. 2. Guru mengingatkan tentang materi yang berkaitan dengan geometri. 3. Guru memotivasi siswa untuk memperhatikan pelajaran yang diberikan, dengan menyampaikan pentingnya mempelajari materi ini. Kegiatan inti 1. Mengaktifkan pengetahuan yang sudah ada a. Guru menanyakan pengetahuan awal siswa mengenai aljabar.
67
2. Memperoleh pengetahuan yang baru Guru menjelaskan pengertian bentuk aljabar, variable, konstanta dan koefesien. Guru memberikan contoh bentuk aljabar, variable, konstanta dan koefesien. Guru menjelaskan macam-macam dan jenis-jenis suku aljabar Guru memberikan contoh macam-macam dan jenis-jenis suku aljabar Guru bertanya kepada siswa tentang bentuk aljabar, variable, konstanta dan koefesien. 3. Pemahaman pengetahuan a. Guru melakukan Tanya jawab dengan siswa mengenai materi yang telah dijelaskan. 4. Mempraktikan pengetahuan dari pengalaman tersebut a. Guru membuat 9 kelompok terdiri dari 5 orang tiap kelompok b. Guru memberikan soal latihan sebanyak 5 soal untuk tiap kelompok c. Guru dan siswa membahas soal latihan. 5. Melakukan refleksi. a. Bersama-sama dengan kelompok-kelompok yang terbentuk siswa dengan bimbingan guru membahas soal yang telah dikerjakan. Penutup ( 10 menit) 1. Guru bersama-sama siswa merangkum materi yang telah dibahas. 2. Siswa dan guru melakukan refleksi G. ALAT DAN SUMBER Alat
: penggaris, buku berpetak dan alat peraga
Sumber
: buku matematika dari Departemen Pendidikan Nasional
H. INDIKATOR 1. Memahami pengertian bentuk aljabar, koefesien, konstanta dan variabel 2. Mengetahui suku aljabar 3. Menyelesaikan operasi tambah dan kurang aljabar
68
I. PENILAIAN Data kemajuan hasil belajar siswa dilihat dari keaktifan menjawab pertanyaan dan hasil tes.
Cirebon,
Guru Pamong
Desember 2010
Peneliti
( Syayuti, S. Pd )
( Turyani )
Mengetahui, Kepala Sekolah
( Yahya, M.Ag )
69
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SEKOLAH
: MTs Al-Ikhlas Serupatok
MATA PELAJARAN
: MATEMATIKA
KELAS/SEMESTER
: VIII/I
ALOKASI WAKTU
: 2x40 menit
A. STANDAR KOMPETENSI Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi dan persamaan garis lurus. B. KOMPETENSI DASAR Melakukan bentuk aljabar C. MATERI AJAR Operasi kali, bagi dan pangkat dalam bentuk aljabar. D. TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa mampu menyelesaikan operasi kali, bagi dan pangkat dalam bentuk aljabar E. MODEL PEMBELAJARAN Model Pembelajaran
: Kooperatif
Metode Pembelajaran
: Kontekstual
F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Pendahuluan (10 menit) 1. Untuk mengawali bab ini, guru menjelaskan maksud dan tujuan materi sebagai pengantar. 2. Guru mengingatkan tentang materi yang sudah dipelajari sebelumnya mengenai bangun ruang kubus dan balok. 3. Guru memotivasi siswa untuk memerhatikan pelajaran yang diberikan, dengan menyampaikan pentingnya mempelajari materi ini. Kegiatan inti 1. Mengaktifkan pengetahuan yang sudah ada a. Guru menanyakan pengetahuan awal siswa mengenai operasi kali, bagi dan pangkat dalam bentuk aljabar. 2. Memperoleh pengetahuan yang baru a. Guru menjelaskan macam-macam operasi kali pada bentuk aljabar
70
b. Guru memberikan contoh macam-macam operasi kali
pada bentuk
aljabar c. Guru menjelaskan macam-macam operasi bagi pada bentuk aljabar d. Guru memberikan contoh macam-macam operasi bagi pada bentuk aljabar e. Guru menjelaskan macam-macam operasi pangkat pada bentuk aljabar f. Guru memberikan contoh macam-macam operasi pangkat pada bentuk aljabar 3. Pemahaman pengetahuan a. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai materi yang telah dijelaskan. 4. Mempraktikan pengetahuan dari pengalaman tersebut a. Guru membagi siswa ke dalam 4 kelompok b. Guru memberikan soal LKS c. Setiap
kelompok
secara
bekerja
sama
mengerjakan
dan
mendiskusikan soal LKS. d. Guru memantau jalannya diskusi dan memberikan arahan atau bantuan secukupnya pada kelompok yang mengalami kesulitan 5. Melakukan refleksi. a. Beberapa siswa diminta mempresentasikan hasil diskusinya dan ditanggapi oleh siswa yang lain b. Guru membimbing siswa dan mengarahkan pada jawaban yang benar Penutup 1. Guru bersama-sama siswa merangkum materi yang telah dibahas. 2. Siswa dan guru melakukan refleksi G. ALAT DAN SUMBER Sumber a. Buku paket b. LKS
71
Bahan dan Alat a. WhiteBoard b. Spidol H. INDIKATOR Menyelesaikan operasi kali, bagi dan pangkat dalam bentuk aljabar. I. PENILAIAN Data kemajuan hasil belajar siswa dilihat dari keaktifan menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat dan partisipasi siswa dalam diskusi dan evaluasi.
Cirebon,
Guru Pamong
Desember 2010
Peneliti
( Syayuti, S. Pd )
( Turyani )
Mengetahui, Kepala Sekolah
( Yahya, M.Ag )
72 KISI-KISI INSTRUMEN TES Satuan Pendidikan : MTs Al-Ikhlas Setupatok
Standar Kompetensi No
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/I
Tahun Ajaran
: 2009/2010
Alokasi Waktu
: 2X 40 menit
Jumlah Soal
: 25 butir
: 1. Memahami bentuk aljabar
Kompetensi Dasar
1.1 Melakukakn Operasi Aljabar
Mata Pelajaran
Indikator -
-
Siswa dapat memahami pengertian bentuk aljabar Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur aljabar seperti : variabel, konstanta dan koefesien Siswa dapat macam-macam suku Siswa dapat menyebutkan suku-suku sejenis dan tak sejenis
Jenjang kemampuan Pengetahuan
Bentuk soal Pilihan Ganda
Nomor soal 1, 2 3, 4
Pengetahuan
Pengetahuan
7,8
5, 6
73 1.2 Melakukakn Operasi Aljabar
- Siswa dapat menyelesaikan operasi tambah - Siswa dapat menyelesaikan operasi kurang - Siswa dapat menyelesaikan operasi kali - Siswa dapat menyelesaikan operasi bagi - Siswa dapat menyelesaikan operasi pangkat
Pemahaman
Pilihan Ganda
10, 11 12, 13, 14, 17 15, 18, 19, 20, 23
Pemahaman
Pilihan Ganda
24, 25 21, 22
74 KISI-KISI ANGKET PENELITIAN
Variabel
: Penerapan metode Kontekstual dalam proses pembelajaran operasi hitung
No
Instrumen
1
Sikap
Indikator Mempelajari
Nomor Item / karakteristik
Deskripsi
matematika Saya
merasa senang belajar matematika dengan metode
1
pokok operasi hitung aljabar kontekstual Saya memutuskan untuk tetap belajar matematika, walaupun
2
guru tidak masuk kelas Sebelum
belajar
matematika
di
sekolah
saya
telah
3
Bertanya kepada teman atau Saya bertanya kepada teman atau guru jika tidak memahami
4
mempelajarinya di rumah
guru
matematika
operasi hitung aljabar
pokok materi pelajaran matematika pada pokok pokok operasi hitung aljabar Saya bertanya kepada teman atau guru jika tidak mengerti soal
5
yang diberikan oleh guru 2
Minat
Antusias
mengikuti Saya bersemangat untuk mengikuti pelajaran matematika pokok
pelajaran matematika pokok operasi hitung aljabar dengan metode kontekstual
6
75 operasi hitung aljabar
Saya merasa pembelajaran lebih menarik dengan menerapkan
7
metode kontekstual. Saya tidak merasa bosan selama pelajaran matematika dengan
8
menerapkan metode Kontekstual Saya mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru Mengerjakan
9
soal Saya berusaha mengerjakan soal-soal matematika pokok operasi
10
matematika pokok operasi hitung aljabar dengan sebak-baiknya hitung aljabar
Berusaha
Saya merasa senang apabila guru memberikan pekerjaan rumah
11
memahami Saya berusaha memahami pelajaran matematika pokok operasi 12
pelajaran matematika pokok hitung aljabar operasi hitung aljabar
Saya berusaha menyimak jika guru memberikan penjelasan 13 didepan kelas
3
Konsep
Memiliki
Kecepatan Saya memerlukan waktu yang relatif singkat untuk mengerjakan 14
Diri
memahami mata pelajaran soal-soal matematika pada pembelajaran kontekstual matematika pokok operasi hitung aljabar Mengukur
kemampuan Saya merasa lebih mudah memahami pelajaran matematika 15
76 memahami mata pelajaran pokok operasi hitung aljabar dengan metode kontesktual matematika pokok operasi hitung aljabar 4
Nilai
/ Menunjukkan
Internalisa
keyakinan Saya yakin bahwa
atas kemampuan diri sendiri
prestasi belajar matematika saya bisa 16
ditingkatkan dengan metode kontestual
si 5
Moral
Memiliki kedisiplinan dan Saya membantu teman, bila menghadapi kesulitan dalam 17 ketertiban didalam kelas
mengerjakan soal Selama pelajaran matematika saya tidak suka membuat 18 kegaduhan di kelas Selama pelajaran matematika saya tidak suka melamun di kelas
19
Selama pelajaran matematika saya tidak suka mengantuk di 20 dalam kelas
77
SOAL INSTRUMEN
Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: Operasi Aljabar
Sub Pokok Bahasan
: Menyelesaikan Operasi Bentuk Aljabar
Kelas / Semester
: VIII / I
Alokasi Waktu
: 2 x 40 Menit
Petunjuk Umum 1. 2. 3. 4.
Tulis nama, nomor absen, dan kelas pada lembar soal. Bacalah soal dengan teliti. Kerjakan terlebih dahulu soal-soal yang dianggap mudah. Periksa kembali hasil pekerjaanmu sebelum diserahkan pada guru.
1. Kalimat “ Selisih umur Bella da Awang adalah 5 tahun, sedangkan jumlah umur mereka 15 tahun” tulislah dengan menggunakan variabel x dan y adalah ... a. 3x – 5y = 15 c. 3x + 5y = 15 b. 5x – 5y = 15 d. 5x + 5y = 15 2. Kalimat “Suatu bilangan jika dikalikan 2, kemudian dikurang 3 menghasilkan bilangan 5” tulislah dengan menggunakan variabel a dan b adalah ... a. 2x – 3 = 5 c. 3x + 2 = 5 b. 3x – 2 = 5 d. 2x + 3 = 5 3. Koefesien dari x pada bentuk aljabar 2x2 – 24x + 7 adalah ... a. 2 c. 24 b. -7 d. -24 4. Konstanta pada bentuk aljabar 3x + 8 adalah ... a. 3 c. 7 b. 4 d. 8 5. Suku sejenis dengan 2xy adalah ... a. -8xy c. 4x + y
b. x – 3y
d.
78
6. Dibawah ini yang bukan suku sejenis adalah ... a. 2x dan -5x c. a dan b 2 2 b. 3a dan 4a d. 5xy dan xy 7. Bentuk aljabar berikut yang terdiri atas dua suku adalah ... a. x + y c. x + y – z b. a2 + b – c d. x2 8. Bentuk aljabar berikut yang terdiri atas tiga suku adalah… a. abc + pqr c. ab – pq b. ab + ac – bc d. 3ab – 3cb 9. Bentuk sederhana dari 2x2 + 7x2 + 8x2 adalah ... a. 17x2 c. 19x2 2 b. 18x d. 20x2 10. Bentuk sederhana dari 11x2 + 4xy + 5x2 adalah ... a. 15x2 + 4xy c. 17x2y b. 16x2 + 4xy d. 18xy 11. Bentuk sederhana dari 0,5y + 1,9y adalah ... a. 2,1y c. 2,3y b. 2,2y d. 2,4y 12. Bentuk paling sederhana dari 2 (3x + 2y ) – 4 ( x – 5y ) adalah … a. 10x – 10y c. 2x – y b. 2x + 24y d. 2x – 3y 13. Bentuk sederhana dari 8x – 4 – 6x + 7 adalah… a. 2x + 3 c. 2x – 3 b. -2x + 3 d. -2x – 3 14. Tentukan hasil pengurangan 3x2 + 4x – 2 oleh 3x2 – 6x + 8 adalah ... a. 10x – 10 c. 8x – 8 b. 9x – 9 d. 7x – 7 15. Jika p = 2, q = -3 dan r = 5, nilai dari 2p2r – pq adalah ... a. 74 c. 86 b. 46 d. 34 16. ( 2a - )2 sama dengan ... a. 17 cm
c. 4a2 – 6 +
b. 4a2 +
d. 4a2 – 12 +
17. Hasil pengurangan (2a + 3b) dan (4a – 3b) adalah… a. 2a – 6b c. –2a – 6b b. –a d. 2a + 6b 18. Hasil perkalian 5x × 2y adalah… a. 7xy c. 10xy b. 8x + 10y d. 10x2y
79
19. Bentuk sederhana dari 4(2x – 3y) adalah ... a. 6x + 12y c. 8x – 12y b. 7x + 12y d. 9x – 12y 20. Hasil dari 2x(-x + y) adalah ... a. -2x2 + 2xy c. 2x2 – 2xy b. 2x2 + 2xy d. -2x2 – 2xy 21. Bentuk sederhana dari (2x + 3)2 adalah ... a. 3x2 + 12x + 9 c. 5x2 + 12x + 9 b. 4x2 + 12x + 9 d. 6x2 – 14x + 9 22. Hasil dari (3x – 2) (2x2 + 5x + 3) adalah ... a. 9x2 + 11x + 6 c. 7x3 – 11x2 + x – 6 b. 8x3 + 11 x2 + 5 d. 6x3 + 11x2 – x – 6 23. Hasil penjabaran bentuk aljabar dari ( x + 2) (x – 2) adalah ... a. x2 – 4 c. x2 – 2 b. x2 – 3 d. x2 – 1 24. bentuk sedrhana dari 16x2y2 : 12x3y adalah ...
a.
c.
b.
d.
25. Bentuk sederhana dari 3xy : 2y adalah ...
a. b.
c. x
d.
80
KUNCI JAWABAN SOAL INSTRUMEN
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.
B A D A A C A B A B D A A A B D C C C A B D A A B
81
SOAL POST TEST
Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: Operasi Aljabar
Sub Pokok Bahasan
: Menyelesaikan Operasi Bentuk Aljabar
Kelas / Semester
: VIII / I
Alokasi Waktu
: 2 x 40 Menit
Petunjuk UmumTulis nama, nomor absen, dan kelas pada lembar soal. 1.
Tulis nama, nomor absen, dan kelas pada lembar soal.
2.
Bacalah soal dengan teliti.
3.
Kerjakan terlebih dahulu soal-soal yang dianggap mudah.
4.
Periksa kembali hasil pekerjaanmu sebelum diserahkan pada guru.
1.
Kalimat “ Selisih umur Bella da Awang adalah 5 tahun, sedangkan jumlah umur mereka 15 tahun” tulislah dengan menggunakan variabel x dan y adalah ...
2.
a. 3x – 5y = 15
c. 3x + 5y = 15
b. 5x – 5y = 15
d. 5x + 5y = 15
Kalimat “Suatu bilangan jika dikalikan 2, kemudian dikurang 3 menghasilkan bilangan 5” tulislah dengan menggunakan variabel a dan b adalah ...
3.
4.
a. 2x – 3 = 5
c. 3x + 2 = 5
b. 3x – 2 = 5
d. 2x + 3 = 5
Koefesien dari x pada bentuk aljabar 2x2 – 24x + 7 adalah ... a. 2
c. 24
b. -7
d. -24
Konstanta pada bentuk aljabar 3x + 8 adalah ... a. 3
c. 7
b. 4
d. 8
82
5.
6.
7.
8.
9.
Dibawah ini yang bukan suku sejenis adalah ... a. 2x dan -5x
c. a dan b
b. 3a2 dan 4a2
d. 5xy dan xy
Bentuk aljabar berikut yang terdiri atas dua suku adalah ... a. x + y
c. x + y – z
b. a2 + b – c
d. x2
Bentuk aljabar berikut yang terdiri atas tiga suku adalah… a. abc + pqr
c. ab – pq
b. ab + ac – bc
d. 3ab – 3cb
Bentuk sederhana dari 2x2 + 7x2 + 8x2 adalah ... a. 17x2
c. 19x2
b. 18x2
d. 20x2
Bentuk sederhana dari 11x2 + 4xy + 5x2 adalah ... a. 15x2 + 4xy
c. 17x2y
b. 16x2 + 4xy
d. 18xy
10. Bentuk sederhana dari 0,5y + 1,9y adalah ... a. 2,1y
c. 2,3y
b. 2,2y
d. 2,4y
11. Bentuk paling sederhana dari 2 (3x + 2y ) – 4 ( x – 5y ) adalah … a. 10x – 10y
c. 2x – y
b. 2x + 24y
d. 2x – 3y
12. Bentuk sederhana dari 8x – 4 – 6x + 7 adalah… a. 2x + 3
c. 2x – 3
b. -2x + 3
d. -2x – 3
13. Jika p = 2, q = -3 dan r = 5, nilai dari 2p2r – pq adalah ... a. 74
c. 86
b. 46
d. 34
14. Hasil perkalian 5x × 2y adalah… a. 7xy
c. 10xy
b. 8x + 10y
d. 10x2y
83
15. Bentuk sederhana dari 4(2x – 3y) adalah ... a. 6x + 12y
c. 8x – 12y
b. 7x + 12y
d. 9x – 12y
16. Hasil dari 2x(-x + y) adalah ... a. -2x2 + 2xy
c. 2x2 – 2xy
b. 2x2 + 2xy
d. -2x2 – 2xy
17. Hasil dari (3x – 2) (2x2 + 5x + 3) adalah ... a. 9x2 + 11x + 6
c. 7x3 – 11x2 + x – 6
b. 8x3 + 11 x2 + 5
d. 6x3 + 11x2 – x – 6
18. Hasil penjabaran bentuk aljabar dari ( x + 2) (x – 2) adalah ... a. x2 – 4
c. x2 – 2
b. x2 – 3
d. x2 – 1
19. Bentuk sedrhana dari 16x2y2 : 12x3y adalah ... .
c.
.
d.
.
c.
20. Bentuk sederhana dari 3xy : 2y adalah ...
.
x
d.
84
KUNCI JAWABAN POST TEST
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
B A D A C A B A B D A A B C C A D A A B
85
LEMBAR JAWABAN MATEMATIKA
Nama
: ………………….
No. Absen
: ………………….
Kelas
: ………………….
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Jawaban A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B
C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C
D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D
86
ANGKET Nama
:...................
Kelas
:...................
Petunjuk
:
Dengan penuh rasa tanggung jawab dan jujur, berilah tanda checklist pada kolom yang tersedia tiap pernyataan berikut : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).
Alternatif Jawaban No
Pernyataan
1
Saya merasa senang belajar matematika dengan metode pembelajaran kontekstual
2
Saya memutuskan untuk tetap belajar matematika, walaupun tidak masuk kelas
3
Sebelum pembelajaran matematika di kelas saya sudah mempelajarinya terlebih dahulu di rumah
4
Saya bertanya kepada teman atau guru jika tidak memahami materi pelajaran pada pokok bahasan operasi hitung dan aljabar
5
Saya bertanya kepada teman atau guru jika tidak mengerti soal yang diberikan oleh guru
6
Saya bersemangat untuk mengikuti pelajaran matematika pokok bahasan operasi hitung aljabar dengan metode kontekstual
7
Saya merasa pembelajaran lebih menarik dengan menerapkan metode kontekstual
8
Saya tidak merasa bosan selama pelajaran matematika dengan menerapkan metode kontektual
SS
S
RR
TS
ST S
87
9
Saya mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
10
Saya berusaha mengerjakan matematika operasi hitung aljabar
11
Saya merasa senang apabila guru memberikan pekerjaan rumah
12
Saya berusaha memahami pelajaran matematika operasi hitung aljabar
13
Saya berusaha menyimak jika guru memberikan penjelasan didepan kelas
14
Saya memerlukan waktu yang relatif singkat untuk mengerjakan soal-soal pada latihan
15
Saya merasa lebih mudah memahami pelajaran matematika operasi hitung aljabar dengan metode kontekstual
16
Saya yakin bahwa prestasi belajar matematika saya bisa ditingkatkan dengan metode kontekstual
17
Saya membantu teman, bila kesulitan dalam mengerjakan soal
18
Selama pelajaran matematika, saya tidak suka membuat kegaduhan di kelas
19
Selama pelajaran matematika saya tidak suka melamun di kelas
20
Selama pelajaran matematika saya tidak suka mengantuk di kelas
soal-soal
menghadapi
88
DAFTAR NAMA SISWA KELAS EKSPERIMEN (METODE KONTEKSTUAL) NO
NAMA SISWA
KETERANGAN
1.
Ahmad faouzi
L
2.
Ahmad fatawi
L
3.
Ahmad tajwid
L
4.
Ahmad zulkarnaen
L
5.
Ajeng ristiani
P
6.
Aminudin
L
7.
Dede arsono
L
8.
Dede rosmana
L
9.
Depi maryariadi
P
10.
Dewi larasati
P
11.
Farihah
P
12.
Idah solihah
P
13.
Iin ina rotul uyun
P
14.
Ika caslikah
P
15.
Imam muhajir
L
16.
Jaeliyah
P
17.
Jaudin
L
18.
Liana rahayu
P
19.
Lilis suryani
P
20.
Lisa kuswati
P
21.
Lukman nul hakim
L
22.
Lusi
P
23.
Moh abdul rohim
L
24.
Moh jenal
L
25.
Moh soleh
L
89
26.
Moh syarif
L
27.
Moh yahya
L
28.
Nurul arifin
L
29.
Rian subagja
L
30.
Riki subagja
L
31.
Samsul ma'rum
L
32.
Santi
P
33.
Saodah
P
34.
Sarneti
P
35.
Sinta
P
36.
Siti jenabs
P
37.
Siti julaeha
P
38.
Siti khodijah
P
39.
Siti kholilah
P
40.
Siti mastuti
P
41.
Siti masyulah
P
42.
Siti muyanah
P
43.
Siti rohayah
P
44.
Siti zar'ah
P
45.
Sopi yatul maula
P
46.
Sumini
P
90
Hasil Post-test Kelas Eksperimen No
Nama Siswa
Simbol
Nilai Post-test
1
Ahmad faouzi
B1
80
2
Ahmad fatawi
B2
70
3
Ahmad tajwid
B3
70
4
Ahmad zulkarnaen
B4
75
5
Ajeng ristiani
B5
65
6
Aminudin
B6
75
7
Dede arsono
B7
75
8
Dede rosmana
B8
80
9
Depi maryariadi
B9
70
10
Dewi larasati
B10
55
11
Farihah
B11
75
12
Idah solihah
B12
70
13
Iin ina rotul uyun
B13
65
14
Ika caslikah
B14
90
15
Imam muhajir
B15
90
16
Jaeliyah
B16
70
17
Jaudin
B17
65
18
Liana rahayu
B18
65
19
Lilis suryani
B19
85
20
Lisa kuswati
B20
80
21
Lukman nul hakim
B21
70
22
Lusi
B22
75
23
Moh abdul rohim
B23
55
24
Moh jenal
B24
70
25
Moh soleh
B25
85
26
Moh syarif
B26
50
27
Moh yahya
B27
65
91
28
Nurul arifin
B28
60
29
Rian subagja
B29
70
30
Riki subagja
B30
85
31
Samsul ma'rum
B31
70
32
Santi
B32
75
33
Saodah
B33
75
34
Sarneti
B34
65
35
Sinta
B35
80
36
Siti jenabs
B36
80
37
Siti julaeha
B37
75
38
Siti khodijah
B38
80
39
Siti kholilah
B39
65
40
Siti mastuti
B40
75
41
Siti masyulah
B41
80
42
Siti muyanah
B42
65
43
Siti rohayah
B43
80
44
Siti zar'ah
B44
75
45
Sopi yatul maula
B45
64
46
Sumini
B46
92
JUMLAH
3351
RATA-RATA
72,84
92
Data Respon siswa dan Hasil Test Siswa Pada Bahasan Operasi Hitung Aljabar
Kode Siswa
Hasil Test Siswa (X)
Respon Siswa (Y)
B1
80
74
B2
70
68
B3
70
72
B4
75
79
B5
65
66
B6
75
68
B7
75
78
B8
80
82
B9
70
75
B10
55
62
B11
75
79
B12
70
74
B13
65
70
B14
90
80
B15
90
87
B16
70
76
B17
65
69
B18
65
70
B19
85
78
B20
80
80
B21
70
74
B22
75
76
B23
55
60
B24
70
72
B25
85
83
93
B26
50
56
B27
65
68
B28
60
66
B29
70
79
B30
85
73
B31
70
88
B32
75
79
B33
75
64
B34
65
77
B35
80
68
B36
80
83
B37
75
85
B38
80
78
B39
65
81
B40
75
67
B41
80
60
B42
65
56
B43
80
73
B44
75
63
B45
64
56
B46
92
82
94 PERHITUNGAN UJI VALIDITAS TES Untuk menghitung validitas tiap butir soal tes menggunakan rumus sebagai berikut :
rxy
n x
n xy x y 2
x n y 2 y 2
2
Contoh perhitungan no 1 : Dengan data sebagai berikut : n
= 46
∑x2
= 11
(∑x)2 = 121
∑x
= 11
∑y2
= 11568
(∑y)2 = 476100
∑y
= 690
∑xy
= 215
rxy rxy rxy rxy
46 215 11690
46 11 11 46 11568 690 2
2
10105 7590
517 121547926 476100 2515
39671826 2515
28443096 2515 rxy 5333,20 rxy 0,477
(termasuk valid) Berdasarkan hasil perhitungan item soal pada perhitungan validitas nomer 1 diperoleh rxy 0,477 , dibulatkan menjadi rxy 0,47 apabila dikonsultasikan pada tingkat kepercayaan
5% dan n = 46 pada table sebesar 0,291. Maka rhitung rtabel yaitu 0,47 0,291 sehingga soal nomer 1 dinyatakan valid. Hasil selengkapnya disajikan pada tabel dibawah ini :
95 TABEL 3.9 HASIL PERHITUNGAN UJI VALIDITAS no.soal ∑x
∑y
1
11
690
2
12
690
3
14
690
4
27
690
5
28
690
6
23
690
7
25
690
8
26
690
9
38
690
10
27
690
11
35
690
12
30
690
13
43
690
14
33
690
15
34
690
16
33
690
17
27
690
18
26
690
19
19
690
20
27
690
21
33
690
22
28
690
23
26
690
24
32
690
25
33
690
∑x^2 ∑y^2 ∑xy 121 11568 215 144 11568 215 196 11568 215 729 11568 215 784 11568 215 529 11568 215 625 11568 215 676 11568 215 1444 11568 215 729 11568 215 1225 11568 215 900 11568 215 1849 11568 215 1089 11568 215 1156 11568 215 1089 11568 215 729 11568 215 676 11568 215 361 11568 215 729 11568 215 1089 11568 215 784 11568 215 676 11568 215 1024 11568 215 1089 11568 215
N
rxy
rxy tabel
46
0,477787
0,291
Valid
46
0,501347
0,291
Valid
46
0,567043
0,291
Valid
46
0,488504
0,291
Valid
46
0,058473
0,291
Invalid
46
0,660438
0,291
Valid
46
0,802087
0,291
Valid
46
0,740143
0,291
Valid
46
0,322671
0,291
Valid
46
0,62926
0,291
Valid
46
0,363185
0,291
Valid
46
0,325266
0,291
Valid
46
0,297203
0,291
Valid
46
0,552302
0,291
Invalid
46
0,343516
0,291
Valid
46
0,289732
0,291
Invalid
46
0,074518
0,291
Invalid
46
0,485205
0,291
Valid
46
0,546462
0,291
Valid
46
0,670658
0,291
Valid
46
0,588518
0,291
Invalid
46
0,710033
0,291
Valid
46
0,337176
0,291
Valid
46
0,301242
0,291
Valid
46
0,316894
0,291
Valid
kategori
96 PERHITUNGAN UJI RELIABILITAS
rxy
n x
n xy x y 2
x n y 2 y 2
2
Contoh perhitungan no 1 : Dengan data sebagai berikut : n
= 46
∑x2
= 11
(∑x)2 = 121
∑x
= 11
∑y2
= 11568
(∑y)2 = 476100
∑y
= 690
∑xy
= 215
rxy
46 215 11690
46 11 11 46 11568 690 2
2
rxy
10105 7590 517 121547926 476100
rxy
2515 39671826
2515 28443096 2515 rxy 5333,20 rxy 0,477 rxy
Rumus Reliabilitas :
=
=
2 × 0,477 (1 + 0,477)
= 0,859
Dengan demikian soal tes diatas memiliki derajat reliabilitas sebesar 0,859 termasuk dalam kategori reliabilitas tinggi. 0,70 ≤
≤ 0,90(ktegori tinggi).
97 TABEL 3.10 RELIABILITAS HASIL PERHITUNGAN UJI No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
X 9 10 7 10 9 7 11 9 11 11 9 11 8 12 11 9 10 10 12 7 4 12 6 5 6 10 6 12 7 6 3 7 5 6 7 6 9 8 7 6
Y 8 9 7 11 10 9 9 11 10 9 8 9 10 11 11 10 10 9 12 9 5 11 9 8 5 10 4 11 5 5 4 8 7 5 4 3 7 2 3 2
X^2 81 100 49 100 81 49 121 81 121 121 81 121 64 144 121 81 100 100 144 49 16 144 36 25 36 100 36 144 49 36 9 49 25 36 49 36 81 64 49 36
Y^2 64 81 49 121 100 81 81 121 100 81 64 81 100 121 121 100 100 81 144 81 25 121 81 64 25 100 16 121 25 25 16 64 49 25 16 9 49 4 9 4
XY 72 90 49 110 90 63 99 99 110 99 72 99 80 132 121 90 100 90 144 63 20 132 54 40 30 100 24 132 35 30 12 56 35 30 28 18 63 16 21 12
98 41 42 43 44 45 46 korelasi reliabilitas
4 7 6 5 6 5 0,752987 0,85909
3 2 1 3 2 3
16 49 36 25 36 25
9 4 1 9 4 9
12 14 6 15 12 15
99 PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA TES Untuk menghitung daya beda tiap butir soal tes menggunakan rumus sebagai berikut :
D
B A BB JA JB
Contoh perhitungan no.1 : Dengan data sebagai berikut : B A 10 BB 1 J A 23 J B 23 10 1 23 23 D 0,434782608 0,043478260 D
D 0,391304348
Dengan ketentuan yang sering diikuti daya beda sering diklasifikasikan sebagai berikut :
D
: 0,00 – 0,20 : jelek
D
: 0,20 – 0,40 : cukup
D
: 0,40 – 0,70 : baik
D
: 0,70 – 0,10 : baik sekali
D
: negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D
negatif sebaiknya dibuang. Berdasarkan hasil perhitungan item soal pada perhitungan daya beda soal nomer 1 diperoleh D = 0,391304348, apabila dikonsultaskan dengan ketentuan daya beda, maka soal no.1 berada diklasifikasi soal dengan D 0,00 sampai 0,20 sehingga soal nomer 1 dinyatakan baik. Hasil selengkapnya disajikan pada table dibawah ini :
100 TABEL 3.12 HASIL PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA No Soal
BA
JA
BB
JB
D
Ket
1
10
0,434783
1
0,043478
0,391304
Baik
2
11
1
0,043478
0,434783
Baik
3
13
0,565217
1
0,043478
0,521739
Baik
4
17
0,73913
10
0,434783
0,304348
Cukup
5
14
0,608696
14
0,608696
0
6
18
0,782609
5
0,217391
0,565217
Baik
7
22
0,956522
3
0,130435
0,826087
Baik Sekali
8
21
0,913043
5
0,217391
0,695652
Baik
9
22
0,956522
16
0,695652
0,26087
Cukup
10
20
0,869565
7
0,304348
0,565217
Baik
11
22
0,956522
13
0,565217
0,391304
Cukup
12
19
0,826087
11
0,478261
0,347826
Cukup
13
23
1
20
0,869565
0,130435
Jelek
14
21
0,913043
12
0,521739
0,391304
Cukup
15
20
0,869565
14
0,608696
0,26087
Cukup
16
20
0,869565
13
0,565217
0,304348
Cukup
17
15
0,652174
12
0,521739
0,130435
Jelek
18
17
0,73913
9
0,391304
0,347826
Cukup
19
14
0,608696
5
0,217391
0,391304
Cukup
20
20
0,869565
7
0,304348
0,565217
Baik
21
21
0,913043
12
0,521739
0,391304
Cukup
22
21
0,913043
7
0,304348
0,608696
Baik
0,478261
101 23
16
0,695652
10
0,434783
0,26087
Cukup
24
19
0,826087
13
0,565217
0,26087
Cukup
25
19
0,826087
14
0,608696
0,217391
Cukup
102 PERHITUNGAN INDEKS KESUKARAN TES Untuk menghitung indeks kesukaran tiap butir soal tes menggunakan rumus sebagai berikut : P
B JS
Dimana : P
= Indeks Kesukaran
B
= Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS
= Jumlah seluruh siswa peserta
Contoh perhitungan no 1: Dengan data sebagai berikut : B
= 11
JS
= 46
B JS 11 P 46 P 0,239 P
Dengan ketentuan yang sering diikuti indks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut
Soal dengan P 1,00 sampai 0,30 adalah sukar
Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah sedang
Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah mudah Berdasarkan hasil perhitungan item soal pada perhitungan indeks kesukaran soal
nomer 1 diperoleh P = 0,239, apabila dikonsultasikan dengan ketentuan indeks kesukaran, maka soal no.1 berada diklasifikasi soal dengan P 1,00 samapi 0,30 sehingga soal nomer 1 dinyatakan sukar. Hasil selengkapnya disajikan pada table dibawah ini :
103 TABEL 3.11 HASIL PERHITUNGAN INDEKS KESUKARAN No Soal
B
JS
P
Ket
1
11
46
0,23913
Sukar
2
12
46
0,26087
Sukar
3
14
46
0,304348
Sukar
4
27
46
0,586957
Sedang
5
28
46
0,608696
Sedang
6
23
46
0,5
Sedang
7
25
46
0,543478
Sedang
8
26
46
0,565217
Sedang
9
38
46
0,826087
Mudah
10
27
46
0,586957
Sedang
11
35
46
0,76087
Mudah
12
30
46
0,652174
Sedang
13
43
46
0,934783
Mudah
14
33
46
0,717391
Mudah
15
34
46
0,73913
Mudah
16
33
46
0,717391
Mudah
17
27
46
0,586957
Sedang
18
26
46
0,565217
Sedang
19
19
46
0,413043
Sedang
104 20
27
46
0,586957
Sedang
21
33
46
0,717391
Mudah
22
28
46
0,608696
Sedang
23
26
46
0,565217
Sedang
24
32
46
0,695652
Sedang
25
33
46
0,717391
Mudah
105 REKAPITULASI HASIL UJI COBA TES Secara keseluruhan rekapitulasi hasil uji coba tes hasil belajar adalah sebagai berikut: Interpretasi No Validitas 1. 2. 3. 4. 5.
Reliabilitas
Daya Pembeda
Indeks Kesukaran
Baik
Sukar
Baik
Sukar
Baik
Sukar
Cukup
Sedang
Valid
Keterangan Dipakai
Valid
Dipakai
Valid
Dipakai
Valid
Dipakai
Invalid
Dipakai Sedang
6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.
Valid
Tinggi
Dipakai Baik
Sedang
Baik Sekali
Sedang
Baik
Sedang
Cukup
Mudah
Baik
Sedang
Cukup
Mudah
Cukup
Sedang
Jelek
Mudah
Cukup
Mudah
Cukup
Mudah
Cukup
Mudah
Jelek
Sedang
Cukup
Sedang
Cukup
Sedang
Baik
Sedang
Cukup
Mudah
Baik
Sedang
Cukup
Sedang
Cukup
Sedang
Cukup
Mudah
Valid
Dipakai
Valid
Dipakai
Valid
Dipakai
Valid
Dipakai
Valid
Dipakai
Valid
Dipakai
Valid
Dipakai
Invalid
Dipakai
Valid
Dipakai
Invalid
Dipakai
Invalid Valid
Dipakai Tinggi
Dipakai
Valid
Dipakai
Valid
Dipakai
Invalid
Dipakai
Valid
Dipakai
Valid
Dipakai
Valid
Dipakai
Valid
Dipakai
106 HASIL UJI NORMALITAS
Uji normalitas dengan menggunakan MINITAB 14 ditelaah melalui plot kenormalan residuralnya (normal pkot of residural) dengan memperhatikan sebaran data atau variance-nya. 1. DATA POST TEST KELAS EKSPERIMEN Ho : Hasil post test berdistribusi normal Ha : Hasil post test berdistribusi tidak normal Tingkat signifikansi : α = 0.05 Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan MINITAB 14 diperoleh hasil sebagai berikut: Probability Plot of y Normal
99
Mean StDev N AD P-Value
95 90
72,85 9,216 46 0,651 0,084
80
Percent
70 60 50 40 30 20 10 5
1
50
60
70
80
90
100
y
Dengan menggunakan tes normalitas Anderson Darling (AD) dengan tingkat signifikansi α = 0.05 diperoleh P-value sebesar 0.084 untuk data nilai post test. Uji Anderson Darling mengindikasikan bahwa level α lebih kecil dari P-value (0.05 < 0,084) sehingga data post test kelas eksperimen berdistribusi normal. Dengan demikian Ho diterima
107 2. DATA RESPON SISWA Ho : Hasil respon siswa berdistribusi normal Ha : Hasil respon siswa berdistribusi tidak normal Tingkat signifikansi : α = 0.05 Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan MINITAB 14 diperoleh hasil sebagai berikut:
Probability Plot of x Normal
99
Mean StDev N AD P-Value
95 90
72,72 8,294 46 0,300 0,569
80
Percent
70 60 50 40 30 20 10 5
1
50
60
70
80
90
x
Dengan menggunakan tes normalitas Anderson Darling (AD) dengan tingkat signifikansi α = 0.05 diperoleh P-value sebesar 0,569 dengan syarat: P-value > α = 0.05, sehingga data respon siswa kelas eksperimen berdistribusi normal. Berdasarkan keterangan data hasil post-test dan skor angket kelas eksperimen menunjukkan bahwa sebaran data residuralnya dari keduanya berada di sekitar garis lurus (biru). Sebaran titiknya cenderung membentuk garis lurus, sehingga dapat dikatakan data tersebut berdistribusi normal.
108 HASIL UJI HOMOGENITAS
Hipotesis statistic: H0 :
12 1 22
, σ12 = varian sampel yang lebih besar ; σ22 = varian sampel yang lebih
12 1, 22
, σ12 = varian sampel yang lebih besar ; σ22 = varian sampel yang lebih
kecil Ha :
kecil. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Minitab 14 diperoleh hasil sebagai berikut : Descriptive Statistics: x Variable x
Mean
SE Mean
StDev
Sum
Minimum
Median
Maximum
72,72
1,22
8,29
3345,00
56,00
73,50
88,00
Descriptive Statistics: y Variable y
Mean
SE Mean
StDev
Sum
Minimum
Median
Maximum
72,85
1,36
9,22
3351,00
50,00
75,00
92,00
Test for Equal Variances for nilai F-Test Test Statistic P-Value
variabel
x
0,81 0,482
Lev ene's Test Test Statistic P-Value
y
6
7
8 9 10 11 95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs
12
variabel
x
y
50
60
70 nilai
80
90
0,18 0,673
109 Dari tabel di atas diperoleh uji F = 0,18dengan p-value = 0,673. Uji F mengindikasikan bahwa, level α lebih kecil dari pada p-value (0,05<0,673). Ini membuktikan bahwa data respon siswa dan hasil post-test siswa kelas eksperimen memiliki varian yang sama (equal). Artinya, respon siswa dan hasil tes kemampuan akhir (post-test) siswa kelas eksperimen homogen. Dengan demikian H0 diterima
110
Regresi Regression Analysis: y versus x The regression equation is y = 12,3 + 0,833 x Predictor
Coef
SE Coef
T
P
Constant
12,307
8,119
1,52
0,137
x
0,8326
0,1109
7,50
0,000
S = 6,17257
R-Sq = 56,1%
R-Sq(adj) = 55,1%
Berdasarkan data hasil perhitungan analisis regresi diketahui persamaan regresi adalah: Ŷ 12,3 0,833X . Ŷ adalah variabel post -test eksperimen, sedangkan X adalah variabel angket (respon siswa). Persamaan tersebut mengandung arti koefisien arah regresi linier (b) = 0,8326 bertanda positif, sehingga dapat dikatakan bahwa nilai rata-rata kemampuan operasi hitung aljabar (Y) bertambah atau meningkat dengan 0,8326 kali nilai. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin baik operasi hitung aljabar maka pola pikir siswa pun semakin baik. Ditinjau dari nilai P pun mendukung hal tersebut, karena α = 0,05 > P(X) = 0,000 maka koefisien regresi signifikan atau variabel X (penggunaan metode kontekstual) berpengaruh signifikan terhadap kemampuan operasi hitung aljabar. Sedangkan koefisien determinasi dari analisis diatas diperoleh sebesar 56,1%. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 56,1% kemampuan operasi hitung aljabar dipengaruhi oleh penggunaan metode kontekstual, sedangkan sisanya sebesar 44,9% adalah faktor lain yang tidak diperhitungkan dalam penelitian ini.
111 ANOVA Dengan uji F kita dapat mengetahui signifikasi model regresi yang terbentuk sebagai berikut: i.
Susun hipotesis Ho: b = 0 Ha: b ≠ 0
ii.
Pilih tingkat signifikansi α = 0,05
iii.
Keterangan Anova
Analysis of Variance Source
DF
SS
MS
F
P
1
2145,5
2145,5
56,31
0,000
Residual Error
44
1676,4
38,1
Total
45
3821,9
Regression
Residual Plots for y Normal Probability Plot of the Residuals
Residuals Versus the Fitted Values
99
20
Residual
Percent
90 50
10 0
10 1
-10
0 Residual
10
-10
20
Histogram of the Residuals
60
66
72 Fitted Value
78
84
Residuals Versus the Order of the Data 20
7,5
Residual
Frequency
10,0
5,0
10 0
2,5 0,0
-8
-4
0
4 8 Residual
12
16
-10
1
5
10
15 20 25 30 35 Observation Order
40
45
112 Validitas no responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
2 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0
3 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0
4 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
5 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1
6 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0
7 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0
9 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1
10 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0
11 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1
no item instrumen 12 13 14 15 16 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0
17 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1
18 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1
19 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0
20 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0
21 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1
23 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1
25 jumlah 1 17 0 20 1 14 1 22 1 19 1 16 1 20 1 20 1 21 1 20 1 17 1 20 1 18 1 23 1 22 1 19 1 20 0 19 1 24 0 16 0 9 1 23 1 15 1 13 0 11 1 20 1 10 1 23 0 12
113 30 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 31 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 32 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 33 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 34 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 35 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 36 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 38 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 39 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 40 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 41 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 42 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 43 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 44 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 45 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 46 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 jumlah 11 12 14 27 28 23 25 26 38 27 35 30 43 33 34 33 27 26 19 27 33 28 26 32 33 r hitung 0,5 0,5 0,6 0,5 0,1 0,7 0,8 0,7 0,3 0,6 0,4 0,3 0,3 0,6 0,3 0,3 0,1 0,5 0,5 0,7 0,6 0,7 0,3 0,3 0,3 r tabel 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 keterangan V V V V T V V V V V V V V V V T T V V V V V V V V
11 7 15 12 11 11 9 16 10 10 8 7 9 7 8 8 8 690
114 Reliabilitas No. responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
2 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0
3 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0
4 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
5 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1
6 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0
7 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0
9 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1
10 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0
11 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1
no item instrumen 12 13 14 15 16 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0
17 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1
18 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1
19 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0
20 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0
21 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1
23 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1
25 jumlah 1 17 0 19 1 14 1 21 1 19 1 16 1 20 1 20 1 21 1 20 1 17 1 20 1 18 1 23 1 22 1 19 1 20 0 19 1 24 0 16 0 9 1 23 1 15 1 13 0 11 1 20 1 10 1 23 0 12
115 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 jumlah P Q PQ ∑PQ
0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 9 12 14 27 28 23 25 26 38 27 35 30 43 33 34 33 27 26 19 27 33 28 26 32 33 0,2 0,3 0,3 0,6 0,6 0,5 0,5 0,6 0,8 0,6 0,8 0,7 0,9 0,7 0,7 0,7 0,6 0,6 0,4 0,6 0,7 0,6 0,6 0,7 0,7 0,8 0,7 0,7 0,4 0,4 0,5 0,5 0,4 0,2 0,4 0,2 0,3 0,1 0,3 0,3 0,3 0,4 0,4 0,6 0,4 0,3 0,4 0,4 0,3 0,3 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,3 0,2 0,2 0,1 0,2 0,2 0,2 0,1 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 5,3
11 7 15 12 11 11 9 16 10 10 8 7 9 7 8 8 8 688
116 Angket
No Item Angket Nama
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Jumlah
A. Faouzi
4
3
2
3
3
5
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
74
A. Fatawi
4
2
3
4
3
4
4
4
3
4
3
3
3
4
4
3
4
3
3
3
68
A. Tajwid
5
3
3
4
3
3
4
4
4
4
4
3
3
4
5
3
4
3
3
3
72
A. Zulkarnaen
5
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
5
4
4
4
4
79
Ajeng ristiani
3
2
3
3
4
4
3
4
4
3
3
4
4
3
3
4
3
3
3
3
66
Aminudin
3
3
4
4
3
3
3
4
4
4
4
3
3
3
4
4
3
3
3
3
68
Dede arsono
4
3
3
4
3
5
5
4
3
3
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
78
Dede rosmana
5
4
4
3
4
5
4
4
3
4
4
4
4
5
4
4
4
5
4
4
82
Depi maryariadi
5
3
3
4
3
4
3
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
75
Dewi larasati
3
3
3
2
2
3
3
4
3
4
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
62
Farihah
5
4
3
3
3
5
5
4
4
4
4
3
4
4
5
5
4
3
3
4
79
Idah solihah
4
4
4
4
4
3
4
5
3
4
3
3
4
4
3
4
4
3
3
4
74
Iin ina rotul uyun
3
4
4
3
4
3
4
3
4
3
3
4
4
4
4
3
4
3
3
3
70
Ika caslikah
5
3
4
3
3
5
5
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
3
80
Imam muhajir
5
4
4
4
4
5
5
5
4
5
3
4
4
5
5
5
4
4
4
4
87
Jaeliyah
4
4
3
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
3
3
76
Jaudin
4
3
3
3
3
4
4
3
4
4
4
3
4
4
3
3
4
3
3
3
69
Liana rahayu
4
3
3
4
3
4
4
3
3
3
4
4
3
4
4
4
3
4
3
3
70
Lilis suryani
4
3
3
4
4
5
5
4
3
4
3
4
4
4
5
4
3
4
4
4
78
Lisa kuswati
4
4
3
4
4
4
5
5
4
4
4
3
4
4
5
4
4
4
4
3
80
Lukman nulhakim
3
3
3
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
74
117 Lusi
4
3
3
4
4
5
4
4
4
3
4
3
4
5
5
4
4
3
3
3
76
Moh abdul rohim
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
60
Moh jenal
4
4
3
3
3
4
4
4
4
3
3
4
4
4
3
5
3
4
3
3
72
Moh soleh
5
3
4
4
4
5
4
3
4
4
4
4
4
5
5
5
4
4
4
4
83
Moh syarif
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
2
56
Moh yahya
4
3
3
4
4
3
4
4
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
68
Nurul arifin
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
4
3
4
3
4
4
3
3
3
3
66
Rian subagja
4
4
3
4
3
5
5
4
4
4
3
4
4
5
5
4
3
3
4
4
79
Riki subagja
3
3
3
4
4
3
4
4
3
4
4
4
5
5
4
3
4
3
3
3
73
Samsul ma'rum
5
4
4
4
4
5
5
5
4
5
4
4
4
5
5
5
4
4
4
4
88
Santi
4
3
3
4
3
4
5
5
4
4
3
4
4
4
5
4
4
4
4
4
79
Saodah
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
3
4
3
3
3
3
64
Sarneti
4
3
3
4
4
5
3
4
4
4
4
4
5
5
5
3
4
3
3
3
77
Sinta
4
4
4
3
3
3
4
4
3
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
3
68
Siti jenabs
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
83
Siti julaeha
4
4
4
4
4
5
5
5
3
4
4
4
4
5
5
5
4
4
4
4
85
Siti khodijah
4
3
3
3
4
5
4
3
3
3
4
4
5
5
5
4
4
4
4
4
78
Siti kholilah
4
4
4
4
4
5
3
4
3
3
4
4
5
5
5
4
4
4
4
4
81
Siti mastuti
3
3
3
3
3
4
4
4
4
3
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
67
Siti masyulah
3
3
3
4
4
3
4
4
3
4
4
4
5
5
4
3
4
3
3
3
73
Siti muyanah
4
3
3
2
3
3
3
2
3
3
4
3
2
2
3
3
2
3
3
2
56
Siti rohayah
3
3
3
4
4
3
4
4
3
4
4
4
5
5
4
3
4
3
3
3
73
Siti zar'ah Sopi yatul maula
3 4
3 3
3 3
4 2
4 3
3 3
3 3
3 2
3 3
3 3
3 4
3 3
3 2
3 2
3 3
3 3
3 2
3 3
3 3
3 2
62
Sumini
4
4
3
4
4
4
5
5
4
5
4
3
4
5
5
4
4
4
4
3
82
56
118