PENGARUH PENGGUNAAN BOS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMP N 9 SALATIGA SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2013-2014
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh TRI MULYONO NIM.11106024
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2014
PENGARUH PENGGUNAAN BOS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMP N 9 SALATIGA SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2013-2014
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh TRI MULYONO NIM.11106024
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2014
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp (0298) 323706 Fax 323433 Kode Pos 50721 Salatiga http://www.stainsalatiga.ac.id e-mail:
[email protected]
Drs. Djoko Sutopo Dosen STAIN Salatiga NOTA PEMBIMBING Lamp : 5 (lima) eksemplar Hal : Pengajuan Naskah Skripsi Saudara Tri Mulyono Kepada Yth, Ketua STAIN Salatiga di Salatiga Assalamu’alaikum Wr.Wb Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama NIM Jurusan Program studi Judul
: Tri Mulyono : 11106024 : Tarbiyah : Pendidikan Agama Islam : PENGARUH PENGGUNAAN BOS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMP N 9 SALATIGA SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2013-2014
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Salatiga, September 2014 Pembimbing,
Drs. Djoko Sutopo NIP.195606031987031002
MOTTO
“USAHA TANPA DOA SOMBONG DOA TANPA USAHA BOHONG HIASILAH HIDUP DENGAN DOA”
PERSEMBAHAN
Penyusunan skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1. Kedua orang tua tercinta, bapak dan ibu yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, mendidik dari kecil sampai sekarang, dan doa yang tak pernah putus untuk anak-anaknya, semoga segala sesuatu yang di usahakan menjadi amal kebaikan. 2. Istri tercantik yang selalu setia mendampingi hidup dalam keadaan susah ataupun senang. 3. Anakku tersayang menjadilah anak soleh yang berbakti pada kedua orang tua. 4. Saudaraku yang memicu hidupku untuk selalu selangkah lebih maju dari saat ini. 5. Kepada segenap sahabatku tercinta kelas PAI A angkatan Tahun 2006 yang terkesan sampai saat ini dan tidak bisa saya sebutkan satu-persatu. 6. Teman teman satu perjuangan yang selalu memberikan solusi dan nasehat untuk menuntaskan pendidikan S1. 7. Mbah suli, mbak supiah, yang selalu mengingatkan untuk segera menyelesaikan kuliah. 8. Bersyukur kepada Allah selama ini saya selalu di beri rasa iman dan islam , kesehatan, umur panjang dan rizqi yang halal melimpah.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN BOS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMP N 9 SALATIGA SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2013-2014” dapat terselesaikan. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak bantuan yang telah diberikan dari berbagai pihak, baik berupa material, maupun spiritual. Selanjutnya penulis haturkan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggitingginya kepada yang terhormat: 1. Bapak Dr.Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Ketua Jurusan Tarbiyah. 3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku Ketua Program Studi PAI. 4. Ibu Drs. Djoko Sutopo selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa memberikan bimbingan, motivasi dan arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 5. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan STAIN Salatiga, yang telah membantu proses penyusunan skripsi ini. 6. Bapak Drs.Djoko Anis Suwantoro M.Pd.I selaku Kepala Sekolah SMK Diponegoro Salatiga yang telah memberikan ijin dalam penelitian ini. 7. Kedua orang tua, yang selalu memberi dukungan dan dorongan dalam studiku.
ABSTRAK
Tri Mulyono, Pengaruh Penggunaan Bos Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di SMP N 9 Salatiga Semester Genap Tahun Pelajaran 2013-2014. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Drs. Djoko Sutopo Kata Kunci: Penggunaan BOS Terhadap Prestasi Belajar Siswa Penelitian ini membahas tentang Pengaruh Penggunaan BOS Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMP N 9 Salatiga Semester Genap Tahun 2013-2014. . Fokus yang di teliti dalam penelitian ini adalah Persepsi siswa tentang penggunaan Dana BOS. Bagaimanakah prestasi belajar di SMP N 9 Salatiga Semester Genap. dan adakah pengaruh Bantuan Operasional Sekolah dalam meningkatkan prestasi belajar siswa SMP N 9 Salatiga. Sesuai dengan pendekatan kuantitatif, penelitian ini yang menjadi variabel penelitian adalah terdiri dari dua variabel. Yaitu variabel terikat atau dependent (Y) dan variabel bebas atau independent (X). Variabel X berbunyi Penggunaan BOS. Variabel Y berbunyi Persepsi siswa. hipotesis yang diajukan adalah bahwa ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan dana BOS terhadap prestasi belajar siswa SMP N 9 Salatiga semester Genap Tahun 2013-2014. Kemudian untuk mengetahui benar tidaknya hipotesis yang diajukan maka dapat dilihat dari uji hipotesis dengan menggunakan teknik korelasi product moment. Pembuktian ini pada mulanya membuat data tabel kerja koefisien korelasi guna mencari sigma X, sigma Y, sigma X², sigma Y² dan sigma XY. Kemudian, dari hasil uji hipotesis dengan product moment pada penelitian ini menghasilkan rxy = --
0.11533287. Hasil tersebut dikonsultasikan dengan nilai koefisien korelasi product moment pada table dengan N=32, baik dalam taraf signifikan 5% maupun taraf signifikan 1% yang hasilnya sebagi berikut; ro = -0.11533287, rt 0,05 = 0,361, ini berarti ro < rt. Dengan demikian maka ada hubungan yang signifikan antara penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah dengan prestasi siswa ditolak.
DAFTAR ISI
SAMPUL .................................................................................................................. i LEMBAR BERLOGO ............................................................................................... ii JUDUL ....................................................................................................................... iii PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................................. iv PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................... v PENGESAHAN KEASLIAN TULISAN ................................................................. vi MOTTO .................................................................................................................... vii PERSEMBAHAN .....................................................................................................viii KATA PENGANTAR .............................................................................................. ix ABSTRAK ................................................................................................................ xi DAFTAR ISI ............................................................................................................. xii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 3 C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4 D. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 4 E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5 F. Penegasan istilah ................................................................................... 5 G. Metodologi Penelitian ........................................................................... 7 1. Lokasi dan waktu penelitian............................................................ 7 2. Metode penelitian ........................................................................... 7
3. Teknik analisis data ......................................................................... 10 4. Analisis lanjutan .............................................................................. 11 H. Rencana jalannya penelitian .................................................................. 11 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Tentang Pelaksanaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) ..... 14 1. Definisi Bantuan Operasional Sekolah .......................................... 14 2. Tujuan dan sasaran pemberian Bantuan Operasional Sekolah ...... 15 3. Landasan hukum Bantuan Operasional Sekolah ............................ 16 4. Ketentuan yang harus diikuti oleh sekolah penerima Bantuan Operasional Sekolah ....................................................................... 19 5. Mekanisme penyaluran Bantuan Operasional Sekolah .................. 21 6. Mekanisme pemanfaatan Bantuan Operasional Sekolah ............... 23 7. Organisasi pelaksanaan Bantuan Operasional Sekolah .................. 24 B. Kajian Tentang Prestasi Belajar Siswa ................................................ 27 1. Pengertian Belajar ............................................................................. 27 2. Teori-teori belajar............................................................................. 28 3. Jenis-jenis belajar ............................................................................ 31 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ........................ 34 5. Faktor-faktor penghambat prestasi belajar ........................................ 43 C. Pengaruh Pelaksanaan BOS Terhadap Semangat Belajar Siswa ......... 46 BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Data Umum SMP N 9 Salatiga ............................................................ 49 1. Nama dan letak sekolah ................................................................. 49
2. Sejarah Berdirinya SMP N 9 Salatiga ............................................. 49 3. Visi Misi SMP N 9 Salatiga ............................................................ 50 4. Data tenaga pendidik ...................................................................... 53 5. Data peserta didik ........................................................................... 58 6. Fasilitas pendidikan ........................................................................ 59 7. Struktur organisasi sekolah ............................................................ 61 B. Data Pengelolaan BOS SMP N 9 Salatiga ............................................ 66 1. Susunan pengelola BOS SMP N 9 Salatiga ................................... 66 2. Uraian penerimaan BOS ................................................................ 66 C. Pemaparan Data Khusus ....................................................................... 66 1. Pelaksanaan program dana BOS di SMP N 9 Salatiga ................... 67 2. Data hasil belajar ulangan kenaikan kelas siswa SMP N 9 Salatiga ................................................................................................... 84 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pertama.................................................................................... 86 1. Penggunaan BOS SMP N 9 Salatiga .............................................. 86 2. Prestasi belajar siswa SMP N 9 Salatiga ....................................... 91 B. Analisis Lanjutan .................................................................................. 96 C. Pembahasan .......................................................................................... 98 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................................... 100 B. Saran .................................................................................................... 101 C. Penutup ................................................................................................. 101
DAFTAR PUSTAKA A.Lampiran-lampiran
DAFTAR TABEL
Tabel I
Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
Tabel II
Sarana Pendidikan di Desa Tajuk
Tabel III
Jumlah penduduk berdasarkan mata pencarian
Tabel IV
Keadaan Penduduk berdasarkan Agama
Tabel V
Sarana Peribadatan di Desa Tajuk
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan pendidikan yang memadai seseorang akan mampu menjawab tantangan-tantangan global dalam kehidupan. Dengan pendidikan ini pula harkat dan martabat seseorang akan terangkat, semakin rendah tingkat pendidikan seseorang, martabat di lingkungannya juga rendah. Namun apabila seseorang memiliki pendidikan yang tinggi, akan semakin tinggi pula martabat orang tersebut. Hal ini juga akan berlaku pada bangsa dan negara. Harkat dan martabat bangsa Indonesia di mata dunia juga dipengaruhi oleh pendidikan penduduknya. Negara/ bangsa yang pendidikan penduduknya rata-rata rendah maka di mata dunia martabat bangsa tersebut juga rendah. Namun sebaliknya apabila pendidikan penduduk suatu bangsa semakin tinggi, maka martabat bangsa tersebut juga tinggi. Bahkan bangsa-bangsa lain
akan
bermartabat
dan
memperhitungkan
bangsa
tersebut. Oleh sebab itu dalam rangka meningkatkan harkat/
martabat
bangsa-bangsa
Indonesia
tak
henti-hentinya
berupaya agar seluruh penduduknya mengenyam pendidikan. Upaya-upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan harkat/ martabat bangsa dituangkan dalam Undang-Undang Republik
Indonesia
No.20
Tahun
2003
tentang
Sistem
Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 3 yang berbunyi: 1 Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab (Pemprop Jatim, 2003, hal. 6) Sebagai implementasi dari Undang-Undang tersebut pemerintah
mengeluarkan
kebijakan-kebijakan
dalam
pendidikan. Kebijakan pembangunan pendidikan tersebut adalah wajib belajar sembilan tahun. Namun demikian upayaupaya dan kebijakan pembangunan pendidikan sampai saat ini belum memenuhi harapan. Hal ini diperkuat dengan uraian/ penjelasan yang berbunyi: Sampai dengan tahun 2003 masih banyak anak usia sekolah yang tidak dapat mengikuti pendidikan sebagaimana yang diharapkan. Anak usia 7 – 15 tahun yang belum pernah sekolah masih sekitar 693,7 ribu orang (1,7 %). Sementara itu yang tidak bersekolah lagi baik karena putus sekolah maupun karena tidak melanjutkan dari SD/ MI ke SMP/ MTs dan dari SMP/
MTs ke jenjang pendidikan menengah sekitar 2,7 juta orang (6,7 %) dari total penduduk usia 7-15 tahun. Secara komulatif jumlah siswa putus sekolah dalam kurun waktu 2 tahun terakhir mencapai 1,39 juta untuk SD/ MI, 535,7 ribu untuk jenjang SMP/ MTs dan 352,6 ribu untuk SMA/ SMK/ MA (Depdiknas, 2005, hal. 1) Salah satu indikator tingginya angka putus sekolah tersebut adalah masalah ekonomi. Krisis ekonomi yang berkepanjangan belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan ekonomi. Di samping itu dengan tingginya biaya pendidikan baik langsung maupun tidak langsung, seperti iuran sekolah, buku, seragam, alat tulis, transportasi, kursus dan lain-lain, semakin mempersulit bagi kelompok miskin. Kenaikan harga BBM mulai tanggal 1 Maret 2005 akibat dari
pengurangan
subsidi
BBM,
dikhawatirkan
akan
menurunkan kemampuan daya beli penduduk miskin. Hal tersebut
lebih
penuntasan
lanjut
Program
akan Wajib
dapat Belajar
menghambat
upaya
Pendidikan
Dasar
Sembilan Tahun karena penduduk miskin akan semakin sulit untuk memenuhi kebutuhan biaya pendidikan. Dengan adanya pengurangan subsidi BBM tersebut dan sehubungan dengan penuntasan Wajib Belajar Sembilan Tahun, pemerintah kembali meluncurkan program bantuan kepada siswa. Kali ini programnya diberi nama Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) bagi SD/ MI/ SDLB/ SMP/ MTs/ SMPLB negeri/ swasta dan pesantren Salafiyah serta sekolah keagamaan
non
Islam
setara
SD
dan
SMP
yang
menyelenggarakan Wajib Belajar Sembilan tahun. Melalui BOS peserta didik tingkat dasar akan dibebaskan dari beban biaya operasional sekolah. Dari sedikit uraian di atas, penulis terdorong untuk mengadakan penelitian dengan pokok permasalahan : “ Adakah Pengaruh Penggunaan BOS Terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMP N 9 Salatiga“.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Persepsi Siswa tentang Penggunaan Dana BOS di SMP N 9 Salatiga. 2. Bagaimanakah prestasi belajar siswa di SMP N 9 Salatiga Semester I Tahun Pelajaran 2013-2014 ? 3. Adakah
pengaruh
Penggunaan
Bantuan
Operasional
Sekolah (BOS) dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penggunaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui Penggunaan Bos Terhadap Prestasi Belajar
Siswa di SMP N 9 Salatiga Semester I Tahun
Pelajaran 2013-2014 ? 2. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa di SMP N 9 Salatiga Semester I Tahun Pelajaran 2013-2014 ? 3. Untuk
mengetahui
pengaruh
Penggunaan
Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SMP N 9 Salatiga Semester I Tahun Pelajaran 2013-2014 ?
D. Hipoteses Dalam bukunya Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Suharsisi Arikunto berpendapat hipoteses adalah suatu jawaban bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang dikumpulkan. Maka penulis menentukan hipotesis dalam penelitian ini adalah
bahwa
ada
pengaruh
yang
signifikan
antara
penggunaan dana BOS terhadap prestasi belajar siswa SMP N 9 Salatiga semester I Tahun pelajaran 2013-2014. E. Manfaat Penelitian
Pentingnya penulis melaksanakan penelitian ini adalah: a. Penulis
memperoleh
penggunaan
bantuan
gambaran
yang
Operasional
jelas
mengenai
Sekolah
(BOS)
khususnya di SMP N 9 Salatiga Semester I Tahun Pelajaran 2013-2014. b. Penulis memperoleh gambaran mengenai dampak atau akibat dari pemberian BOS ini kepada siswa SMP N 9 Salatiga Semester I Tahun Pelajaran 2013-2014. c. Penulis memperoleh gambaran mengenai prestasi belajar siswa SMP N 9 Salatiga Semester I Tahun Pelajaran 20132014 setelah mereka mendapat BOS.
F. Penegasan Istilah Agar dalam pembahasan masalah dalam penelitian ini tidak terlalu melebar dan agar tidak terjadi salah persepsi dalam mencermati isi dari penelitian ini, maka penulis perlu memberikan batasan masalah. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penggunaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) a. Pengaruh Pengaruh adalah daya yang timbul oleh sesuatu bisa berupa orang, benda dan sebagainya yang ikut
membentuk
watak
kepercayaan
atau
perbuatan
seseorang.1 Yang dimaksud dengan pengaruh adalah kekuatan atau daya akibat dari pola asuh orang tua terhadap siswa. b. Penggunaan Penggunaan menggunakan
adalah
sesuatu;
proses,
cara,
pemakaian.
perbuatan
(Pureadaminta,
1999:63) c. BOS BOS adalah program pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan biaya operasi nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar (buku
petunjuk teknis
BOS kementerian pendidikan dan
kebudayaan2013:12 ) Dalam penelitian ini yang dimaksud penulis dari tema di atas adalah pengaruh proses penggunaan BOS kepada yang berhak menerima. Keseluruhan proses yang dimaksud adalah mulai dari pihak pemberi bantuan, jenis bantuan,
kegunaan
BOS,
penerima
BOS,
waktu
penerimaan BOS dan laporan yang dilaksanakan di SMP N 9 Salatiga Semester I Tahun Pelajaran 2013-2014.
1
WJS. Purwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, PN. Balai Pustaka, hlm.59
2. Peningkatan Prestasi Belajar a. Peningkatan Peningkatan berasal dari kata tingkat yang artinya jenjang atau babak. ( WJS Poerwodarminto: 1999: 103). Tingkat berarti juga kelas atau posisi. Karena mendapat imbuhan
pe-an
maka
maknanya
berubah
menjadi
menuju tingkatan atau kelas selanjutnya.
b. Prestasi belajar Prestasi Belajar adalah penguasaan ketrampilan atau
pengetahuan
yang
dikembangkan
oleh
mata
pelajaran, lazimnya ditunjukkan dalam nilai, tes, atau angka nilai yang diberikan aleh guru. ( Sulistyo Basuki: 1991: 3 Peningkatan penulis
di
sini
prestasi adalah
belajar
merubah
yang atau
dimaksud menambah
pengetahuan yang diperoleh siswa dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan guru. Dalam
penelitian
ini
yang
dimaksud
dengan
Prestasi belajar adalah Penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf,
atau simbol yang dapat mencerminkan hasil yang dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.
G. Metodologi Penelitian 1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini difokuskan pada Pengaruh Bantuan Operasional Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMP N 9 Salatiga Semester I Tahun Pelajaran 2013-2014. Penelitian ini diperkirakan dapat memakan waktu selama 1 (satu) bulan yang terbagi menjadi beberapa tahap dari proses pengumpulan data hingga proses penulisan laporan. 2. Matode penelitian Metodologi
adalah
jalan
atau
cara
untuk
memperoleh
ilmu
pengetahuan. Sedang penelitian adalah kegiatan ilmiah yang berupa mengumpulkan,
mengelola
dan
mengumpulkan
data
dalam
rangka
memecahkan masalah (Zulfa, 2005 : 15). a) Metode Penelitian Subjek 1) Populasi adalah seluruh subjek penelitian (Zulfa, 2005 : 15). Adapun populasi dari penelitian ini adalah semua siswa SMP N 9 Salatiga semester I tahun 2013/2014 yang menerima BOS. 2) Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti ( Hadi, 1981 : 73). Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMP N 9 Salatiga semester I tahun 2013/2014 yang berjumlah 32 siswa. b) Metode pengumpulan data Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan metode antara lain : 1) Angket Adalah daftar pertanyaan yang dikirimkan oleh seorang peneliti kepada responden tentang data pribadi sendiri atau orang lain ( Hadi, 1985 : 158). Metode ini digunakan untuk mengolah data tentang siswa SMP N 9 Salatiga semester I tahun 2013/2014 dalam penggunaan dana BOS.
2) Metode Dokumentasi Yaitu mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip nilai, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1991 : 236). Metode ini penulis gunakan untuk menggali data tentang segala hal yang dibutuhkan dalam penelitian, seperti data tentang siswa SMP N 9 Salatiga semester I tahun 2013/2014 yang menggunakan dana BOS.
3) Interview/ wawancara
Interview/
wawancara
adalah
salah
satu
metode pengumpulan data yang dilakukan melalui wawancara, yaitu suatu kegiatan dilakukan untuk mendapatkan
informasi
secara
langsung
dengan
mengungkapkan pertanyaan dan responden (Joko Subagio, 1997:39) Wawancara ini dilakukan dengan tanya jawab antara peneliti dengan siswa SMP N 9 Salatiga semester
I
tahun
2013/2014
untuk
lebih
mengoptimalkan informasi bagaimana kemanfaatan BOS. 4) Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki (Hadi, 1985:136).
Metode ini
digunakan untuk mengumpulkan data tentang lokasi sekolah dan pada saat pelaksanaan pengisian angket.
Observasi langsung
ke
dilakukan lokasi
penulis
penelitian,
untuk untuk
mengamati mengetahui
Pengaruh Bantuan Operasional Sekolah Terhadap Minat Belajar siswa SMP N 9 Salatiga semester I tahun 2013/2014.
c) Teknik analisis data
i.
Analisis Pendahuluan Yaitu
teknik
statistic
sederhana
yang
merupakan persentase analisis. Adapun rumus yang di gunakan untuk mencari persentase adalah :
Keterangan : P = Presentasi F = Frekuensi N = Jumlah responden Untuk mengetahui korelasi antara Pemberian BOS terhadap Prestasi Belajar siswa di SMP N 9 Salatiga semester I tahun 2013/2014 digunakan rumus korelasional sebagai berikut :
rxy
xy x
2 x
x y
2
N
N
y 2 2 y N
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variable X dan variabel Y x
= Variabel penggunaan BOS
y
= Variabel prestasi belejar
N
= Jumlah banyaknya responden (32 siswa)
= Sigma (jumlah)
ii.
Analisis lanjutan Merupakan interpretasi dari analisis uji hipotesis dengan product moment yaitu dengan membandingkan nilai koefesien korelasi hasil penelitian ( ro ) dengan ( rt ) dengan taraf signifikan 5 % dan 1 %. Apabila nilai ( ro ) sama atau lebih besar dari ( rt ), maka ada korelasi positif dan signifikan antara intensitas pemberian BOS terhadap prestasi belajar siswa, sehingga hipotesis yang diajukan
( H a ) dapat diterima. Tetapi sebaliknya
apabila ( ro ) lebih kecil dari ( rt ) maka tidak ada korelasi antara intensitas pemberian BOS terhadap prestasi belajar
siswa,
sehingga
hipotesis
yang
di
ajukan
tertolak.
H. Rencana Jalannya Penelitian Adapun rencana jalannya penelitian akan dijelaskan oleh penulis sebagai berikut : BAB I :
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Perumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Hipoteses E. Manfaat Penelitian F. Penegasan Istilah
G. Metode Penelitian H. Rencana Jalannya Penelitian BAB II :
LANDASAN TEORI A. Kajian Tentang penggunaan BOS 1. Definisi
Bantuan
Operasional
Sekolah
(BOS) 2. Tujuan dan Sasaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 3. Landasan Hukum Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 4. Ketentuan yang Harus Diikuti Sekolah Penerima BOS 5. Mekanisme
Penyaluran
Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) 6. Mekanisme
Pemanfaatan
Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) 7. Organisasi
Penggunaan
Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) B. Kajian Tentang Prestasi Belajar Siswa 1. Definisi Belajar 2. Teori-Teori Belajar 3. Jenis-Jenis Belajar
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar 5. Faktor-Faktor Penghambat Prestasi Belajar C. Efek Penggunaan Bantuan Operasional Sekolah
(BOS)
Terhadap
Semangat
Belajar Siswa BAB III : LAPORAN PENELITIAN A. Kondisi Sekolah 1. Sejarah 2. Sarana Prasarana 3. Murid 4. Guru dan Staf B. Penggunaan Penelitian BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Pendahuluan B. Analisis Lanjutan (Statistik) C. Pembahasan BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Jawaban atas rumusan masalah Saran
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Tentang Pelaksanaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 1. Definisi Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Untuk
memahami
tentang
pelaksanaan
Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) dengan baik, berikut penulis paparkan hal-hal sebagai berikut: a. Pengertian Pelaksanaan Dalam
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
dijelaskan
bahwa, yang dimaksud dengan pelaksanaan adalah cara, perbuatan melaksanakan rancangan, keputusan, dan
sebagainya.
sedangkan
yang
(Depdiknas, dimaksud
2001,
hal.
melaksanakan
627) adalah
membandingkan,
menyamakan,
melakukan,
menjalankan” (Depdiknas, 2001, hal. 627). Dengan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
pelaksanaan
perbuatan
untuk
adalah
suatu
melaksanakan/
cara
atau
melakukan
atau
menjalankan suatu rencana/ program. b. Pengertian Bantuan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa “Bantuan
adalah
barang
yang
dipakai
untuk
memberikan bantuan (Depdiknas, 2001, hal. 672).
c. Pengertian Operasional
14
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa yang
dimaksud
sesuatu
yang
dengan
operasional
berhubungan
dengan
adalah
segala
pelaksanaan
rencana yang telah dikembangkan (Depdiknas, 2001, hal. 800) d. Pengertian Sekolah Secara singkat sekolah dapat diartikan sebagai suatu tempat bertemunya guru dan murid karena suatu kepentingan.
e. Pengertian Pelaksanaan Bantuan Operasional Sekolah Berdasarkan pengertian dari masing-masing kata yang telah
penulis
paparkan
di
atas,
penulis
dapat
menguraikan bahwa pelaksanaan BOS adalah suatu cara/ prosedur yang dijalankan untuk memberikan bantuan berupa uang kepada murid untuk membiayai segala sesuatu yang berhubungan dengan keperluan yang dibutuhkan sekolah. 2. Tujuan dan Sasaran Pemberian Bantuan Operasional Sekolah Dalam
buku
Petunjuk
Pelaksanaan
Bantuan
Operasional Sekolah dijelaskan bahwa : Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bertujuan untuk memberikan bantuan kepada sekolah dalam rangka membebaskan iuran siswa, tetapi sekolah tetap dapat mempertahankan mutu
pelayanan
pendidikan
kepada
masyarakat”
(Depdiknas, 2005, hal 3 – 4). Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa melalui Program Bantuan Operasional Sekolah yang dikucurkan oleh pemerintah, peserta didik tingkat pendidikan dasar (SD/ MI dan MTs/ SMP serta satuan pendidikan yang sederajat) akan dibebaskan dari biaya operasional sekolah. Bantuan Operasional Sekolah
yang langsung dikelola oleh sekolah meliputi biaya untuk pendaftaran, iuran bulanan sekolah, biaya ujian, bahan dan biaya praktek biaya tersebut di atas tidak termasuk biaya investasi seperti penyediaan sarana dan prasarana sekolah, gaji dan tenaga kependidikan lainnya. Sasaran program BOS adalah semua sekolah setingkat SD dan SMP, baik negeri maupun swasta di seluruh
propinsi di
Indonesia. Program Kejar Paket A, Paket B, dan SMP Terbuka tidak termasuk sasaran dari PKPS-BBM Bidang Pendidikan, karena hampir semua komponen dari ketiga program
tersebut
telah
dibiayai
pemerintah.
Selain
daripada itu, Madrasah Diniyah juga tidak termasuk berhak memperoleh BOS, karena siswanya telah terdaftar di sekolah regular yang telah menerima BOS. 3. Landasan Hukum Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Landasan hukum dalam pelaksanaan (PKPS-BBM) Bidang Pendidikan Tahun 2006 didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, antara lain sebagai berikut : a. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945.
b. Undang-Undang
No.
17
Tahun
1965
tentang
Pembentukan Badan Pemeriksa Keuangan. c. Undang-Undang No. 8 Tahun 1974 tentang PokokPokok
Kepegawaian
sebagaimana
telah
diubah
dengan Undang-Undang No. 43 Tahun 1999. d. Undang-Undang
No.
28
Tahun
1999
tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, kolusi, dan Nepotisme. e. Undang-Undang
No.
17
Tahun
2000
tentang
Bendaharawan Wajib Memungut Pajak Penghasilan. f. Undang-Undang
No.17
Tahun
2003
tentang
Keuangan Negara. g. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. h. Undang-Undang
No.
1
Tahun
2004
tentang
15
Tahun
2004
tentang
dan
tanggung
Tahun
2004
Perbendaharaan Negara. i. Undang-Undang Pemeriksaan,
No.
Pengelolaan,
jawab
keuangan Negara. j. Undang-Undang
No.
Pemerintah Daerah.
32
tentang
k. Undang-Undang
No.
33
Tahun
2004
tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. l. Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No.55 Tahun 1998. m. Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 1998. n. Peraturan Pemerintah No. 106 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dalam
dan
Pertanggungjawaban
pelaksanaan
dekonsentrasi
Keuangan dan
tugas
pembantuan. o. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom. p. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. q. Keputusan Presiden No. 24 Tahun 2000 tentang Perubahan Tarif Bea Meterai dan Besarnya Batas Pengenaan Harga Nominal yang Dikenai Bea meterai.
r. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 036/U/1995
tentang
Pelaksanaan
Wajib
Belajar
Pendidikan
Nasional
Pendidikan Dasar. s. Keputusan
Menteri
No.
044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. t. Keputusan
Menteri
Pendidikan
Nasional
No.
060/U/2002 tentang Pedoman Pendirian Sekolah. u. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 11 Tahun 2005 tentang Buku Teks Pelajaran. Dengan
memperhatikan
landasan
hukum
dari
pelaksanaan bantuan tersebut dapat dikatakan bahwa pemerintah benar-benar telah merencanakan program Bantuan Operasional Sekolah tersebut dengan matang. Untuk selanjutnya berjalan dengan lancar atau tidak dari pelaksanaan bantuan ini akan sangat bergantung pada pelaksanaan Bantuan Operasional Sekolah. 4. Ketentuan yang harus Diikuti oleh Sekolah Penerima BOS Seperti terdahulu,
yang
telah
penulis
paparkan
dibagian
sekolah
yang
berhak
menerima
Bantuan
Operasional Sekolah adalah seluruh sekolah baik negeri
maupun swasta tingkat SD / MI, SMP / MTs. Namun demikian bagi sekolah kaya/ mapan/ yang mampu secara ekonomi yang saat ini memiliki penerimaan lebih besar dari dana BOS, mempunyai hak untuk menolak BOS, sehingga tidak wajib untuk melaksanakan ketentuan yang tertuang dalam buku petunjuk pelaksanaan ini. Sekolah yang telah menyatakan menerima BOS dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, dengan hak dan kewajiban sebagai berikut: a. Sekolah dengan jumlah penerimaan dari peserta didik lebih kecil dari BOS 1) Bagi sekolah yang selama ini memungut dana penerimaan siswa baru dan iuran bulanan yang tertuang dalam RAPBS lebih kecil dari dana BOS, maka sekolah tersebut harus membebaskan semua bentuk pungutan/ sumbangan/ iuran kepada seluruh peserta didik yang akan digunakan untuk membiayai beberapa komponen pendidikan sebagai berikut: a. Uang formulir pendaftaran b. Buku pelajaran pokok dan buku penunjang untuk perpustakaan
c. Biaya
peningkatan
mutu
guru
(MGMP,MKS,
pelatihan, dll) d. Biaya pemeliharaan e. Ujian
sekolah,
ulangan
umum
bersama,
dan
ulangan harian f.
Honor guru dan tenaga kependidikan honorer
g. Kegiatan
kesiswaan
(remidial,
pengayaan,
ekstrakurikuler) 2) Bagi
sekolah
membantu
penerima
peserta
didik
BOS
juga
kurang
diwajibkan
mampu
yang
mengalami kesulitan transportasi dari dan ke sekolah 3) Sekolah dilarang memanipulasi data dengan tujuan tetap dapat memungut iuran peserta didik atau untuk memperoleh dana BOS lebih besar. b. Sekolah dengan jumlah penerimaan dari peserta didik lebih besar dari BOS Apabila sekolah memiliki jumlah penerimaan dari peserta didik yang tetuang dalam RAPBS lebih besar dari pada BOS, maka sekolah dapat memungut tambahan biaya, dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Apabila di sekolah tersebut terdapat siswa miskin, maka
sekolah
diwajibkan
membebaskan
iuran
seluruh siswa miskin yang ada di sekolah tersebut. Sisa
dana
BOS
(bila
ada)
digunakan
untuk
mensubsidi siswa lain, sehingga iuran bulanan siswa lebih kecil dibandingkan sebelum menerima BOS. 2) Bagi sekolah yang tidak mempunyai siswa miskin Bagi sekolah yang tidak mempunyai siswa miskin, maka dana BOS digunakan untuk mensubsidi seluruh siswa,
sehingga
dapat
mengurangi
iuran
yang
dibebankan kepada orang tua siswa minimum senilai dengan BOS yang diterima sekolahnya. 5. Mekanisme Penyaluran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Mekanisme Penyaluran Dana BOS Syarat penyaluran dana BOS adalah: 1) Bagi
sekolah
yang
belum
memiliki
rekening
rutin
sekolah harus membuka nomor rekening atas nama lembaga (tidak boleh atas nama pribadi) 2) Sekolah mengirimkan nomor rekening tersebut kepada Tim PKPSBBM Kabupaten/ Kota 3) Tim PKPS-BBM Kabupaten/ Kota melakukan verifikasi dan
mengkompilasi
nomor
rekening
Sekolah
selanjutnya dikirim kepada Tim PKPS-BBM Propinsi
dan
Penyaluran dana BOS: 1) Dana BOS disalurkan sekaligus dalam satu tahap untuk periode Juli – Desember 2005 2) Penyaluran dana dilaksanakan oleh Tim PKPS-BBM Tingkat propinsi melalui PT. Pos/ Bank Pemerintah, dengan tahap-tahap sebagai berikut: a. Datker
PKPS-BBM
Propinsi
mengajukan
Surat
Permohonan Pembayaran Langsung (SPP-LS) dana BOS kepada Dinas Pendidikan Propinsi b. Dinas
Pendidikan
Propinsi
setelah
melakukan
verifikasi atas SPP-LS dimaksud menerbitkan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS) c. Dinas Pendidikan Propinsi selanjutnya mengirimkan SPM-LS dimaksud kepada KPPN Propinsi d. KPPN Propinsi melakukan verifikasi terhadap SPM-LS untuk
selanjutnya
menerbitkan
SP2D
yang
membebani rekening Kas Negara. e. Selanjutnya
dana
BOS
disalurkan
ke
sekolah
penerima BOS melalui Kantor Pos/ Bank Pemerintah yang ditunjuk sesuai dengan Perjanjian Kerjasama antara Dinas Pendidikan Propinsi dengan Lembaga Penyalur (Pos/ Bank).
Gambar 1 Mekanisme Penyaluran Dana BOS Menertibka n SPM DINASPENDIDIKAN SPM PROPINSI
KPPN PROPINSI
Bank KPPN
Pencairan Dana
Mengajukan SPP
REKENING SEKOLAH REKENING SATKER ROPINSI DI LEMBAGA
SATKER PKPSBBM PROPINSI
Rekening Sekolah Apabila dana BOS belum diambil oleh sekolah sampai dengan batas waktu yang ditetapkan, maka Kantor Pos/ Bank bersangkutan akan mengembalikan dana tersebut ke Kas Negara. 6. Mekanisme Pemanfaatan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Penggunaan dana BOS di sekolah dan Madrasah harus
didasarkan
pada
kesepakatan
dan
keputusan
bersama antara kepala sekolah/ dewan guru dengan Komite Sekolah/ Madrasah, yang harus di daftar sebagai salah satu sumber penerimaan dalam RAPBS, di samping
dana yang diperoleh dari Pemda atau sumber lain (Blook Grant, BOM, hasil unit produksi, sumbangan lain, dsb) a. Dana BOS digunakan untuk 1) Uang formulir pendaftaran 2) Buku pelajaran pokok dan buku penunjang untuk perpustakaan 3) Biaya
peningkatan
mutu
guru
(MGMP,
MKS,
pelatihan, dll) 4) Ujian sekolah, UUB, ulangan harian 5) Membeli bahan-bahan habis pakai, misalnya buku tulis, kapur tulis, pensil, bahan praktikum. 6) Membayar biaya perawatan ringan 7) Membayar daya dan jasa 8) Membayar
honorarium
guru
dan
tenaga
kependidikan honorer 9) Membiayai kegiatan kesiswaan (remidial, pengayaan, ekstrakurikuler) 10)
Memberi bantuan siswa miskin untuk biaya
transportasi 11)
Khusus
keagamaan
untuk non
salafiyah Islam,
dana
dan BOS
sekolah juga
diperkenankan untuk biaya asrama/ pondokan dan membeli peralatan ibadah b. Dana BOS tidak boleh digunakan untuk 1) Disimpan dalam jangka waktu lama dengan maksud dibungakan 2) Dipinjamkan kepada pihak lain 3) Membayar bonus, transportasi atau pakaian yang tidak berkaitan dengan kepentingan murid 4) Membangun gedung/ ruangan baru 5) Membeli barang/ peralatan yang tidak mendukung proses pembelajaran 6) Menanamkan saham 7. Organisasi Pelaksana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Organisasi pelaksana Bantuan Opersional Sekolah (BOS)
dibentuk
mulai
dari
Tingkat
Pusat,
Propinsi,
Kabupaten/Kota, dan tingkat sekolah dengan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : a. Tugas dan tanggung jawab Tim PKPS-BBM Pusat 1. Menyusun rencana program dan menetapkan alokasi dana tiap propinsi.
2. Bersama-sama Tim PKPS-BBM Propinsi menetapkan alokasi tiap kabupaten/Kota. 3. Melakukan
penyusunan,
penggandaan
dan
penyebaran buku petunjuk pelaksanaan program. 4. Menyalurkan dana operasional dan monitoring dan evaluasi ke daerah. 5. Memonitoring
perkembangan
penyelesaian
penanganan pengaduan yang dilakukan oleh Tim PKPS-BBM
propinsi
atau
Tim
PKPS-BBM
kabupaten/Kota. b. Tugas dan Tanggung Jawab PKPS-BBM Propinsi 1. Bersama dengan Tim PKPS-BBM Pusat menetapkan alokasi bantuan tiap kabupaten/Kota. 2. Mempersiapkan
sekretaris
dan
perlengkapan
di
propinsi. 3. Mempersiapkan daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) sesuai dengan dana dan kegiatan yang ditetapkan. 4. Merencanakan dan melakukan sosialisasi program di tingkat propinsi.
5. Melakukan pendataan penerimaan bantuan sesuai standar data yang sudah disiapkan oleh Tim PKPSBBM pusat. 6. Bertanggung jawab terhadap kasus penyimpangan PKPS-BBM Pusat dan instansi terkait. c. Tugas
dan
Tanggung
Jawab
PKPS-BBM
Tingkat
Kabupaten/Kota 1. Menetapkan alokasi BOS dan BKM untuk setiap sekolah sesuai dengan alokasi/kuota. 2. Melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada sekolah penerima. 3. Melakukan pendataan dalam sistem data yang sudah disiapkan. 4. Melakukan
koordinasi
dengan
Dinas
Pendidikan
Propinsi dan Kantor POS/Bank pemerintah yang ditunjuk,
serta
dengan
sekolah
dalam
rangka
penyaluran dana. 5. Melaporkan pelaksanaan program kepada Tim PKPSBBM propinsi. 6. Mengumpulkan data dan laporan dari sekolah serta kantor POS/Bank sebagai penyalur.
7. Bertanggung jawab terhadap kasus penyalagunaan dana di tingkat kabupaten/kota. d. Tugas dan tanggung jawab tingkat sekolah/madrasah 1. Mengelola dana BOS secara bertanggungjawab dan transparan. 2. Bertanggungjawab
terhadap
penyimpangan
penggunaan dana di sekolah. 3. Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat. 4. Melaporkan
data
penggunaan
dana
PKPS-BBM
kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
Berdasarkan landasan teori tentang Bantuan Operasional Sekolah (BOS), jadi yang dimaksud oleh peneliti BOS disini adalah program pemerintah yang berupa pendanaan yang diberikan pada satuan pendidikan atau lembaga pendidikan. Kemudian
peneliti
menitikberatkan
penelitian
ini
pada
penggunaan BOS (pada kelas VIIIa SMP N 9 Salatiga semester I tahun pelajaran 2013/2014)
B. Kajian Tentang Prestasi Belajar Siswa 1. Pengertian Belajar
Dalam
pembahasan
ini
diperkenalkan
beberapa
rumusan untuk melengkapi dan memperluas pandangan. a. Menurut Ratna Wilis Dahar (1991:11), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisasi
berubah
perilakunya
sebagai
akibat
pengalaman. b. Witherington, seperti yang dikutip kembali oleh Ngalim Purwanto (1988:86), mengemukakan bahwa, “Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang terdiri sebagai suatu pola baru yang berupa kecakapan sikap, kepandaian dan suatu pengertian”. c. Menurut
para
ahli
psikologi
Gestalt,
yang
dikutip
kembali oleh Mustaqim dan Abd. Wahab (1991:61) mengatakan : Belajar adalah suatu proses aktif, yang aktif di sini ialah bukan hanya aktifitas yang tampak seperti
gerakan-gerakan
badan,
akan
tetapi
juga
aktifitas aktifitas mental seperti berpikir, mengingat, dan sebagainya. d. Cholijah Hasan (1994:86) mengemukakan : Belajar adalah setiap perubahan yang relative menetapkan dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan dan pengalaman.
e. Kita kutip pendapat Arthur T. Jersild dalam bukunya Ahmad
Thanthowi
belajar
adalah
(1993:99)
“Modification
menyatakan of
behavior
bahwa through
experience and training”. Artinya “Perubahan tingkah laku karena pengalaman dan latihan”. Dari beberapa pengertian belajar yang dikemukakan di atas, dapatlah disimpulkan bahwa,” Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku melalui prosedur latihan dan pengalaman, yang mana perubahan itu sendiri terjadi secara berangsur-angsur dimulai dari suatu yang tidak diketahui atau dikenalnya, untuk kemudian dikuasai dan dimilikinya dan dipergunakan sampai pada suatu saat untuk dievalausi oleh yang melakukan proses belajar itu. Dengan melihat hal di atas, dapat kita ketahui bahwa orang yang belajar tidaklah sama keadaanya dengan sebelum mereka belajar. oleh karena itu disimpulkan antara lain : a. Bahwasanya belajar itu membawa perubahan tingkah laku. b. Dengan perubahan itu pada dasarnya didapatkan kecakapan baru.
c. Dan perubahan itu terjadi disebabkan adanya yang disengaja. 2. Teori-Teori Belajar Seringkali
teori-teori
itu
dihubung-hubungkan
dengan kenyataan (praktik), itu berarti bahwa dalam hal ini teori merupakan suatu pola yang disusun diarahkan kepada praktik, dengan harapan praktik tersebut nantinya akan dapat berhasil dengan baik, karena didasarkan pada teori itu, selain itu teori juga dapat diartikan sebagai prinsip umum yang dimaksudkan gejala-gejala tertentu. Suatu
prinsip
yang
didasarkan
pada
penalarannya,
meskipun secara nyata belum tentu teori tersebut dapat dipraktikkan atau diterapkan. Dengan begitu, pengertian teori belajar juga mengandung dua aspek kemungkinan seperti itu, artinya ada teori yang dapat diterapkan ke dalam praktik dan ada juga teori yang hanya merupakan pandangan-pandangan saja. Berikut ini akan di bahas tentang beberapa teori belajar : a. Teori belajar menurut konsepsi psikologi daya. Aliran Psikologi ini sebenarnya usianya telah cukup tua. Akan tetapi sebagai pemikiran yang mendekati sifat
ilmiah dianggap baru muncul pada abad ke-18. Pelopor psikologi daya ini adalah Christian Van Walff (1676 – 1754). Menurut teori ini, jiwa itu tersusun dari sejumlah daya (faculties) atau kekuatan (power) yang satu sama lain dipandang bebas berdiri sendiri-sendiri, karena otak dipandang sebagai pusat kesadaran, maka daya-daya itu mempunyai fungsi-fungsi sendiri. Sejak abad pertengahan telah diyakini bahwa daya mengenal, merasa dan kemauan memang peranan penting dalam pembicaraan mengenai teori-teori kejiwaan. b. Teori Tanggapan Yang menentukan teori ini adalah Hebart, yang menentang teori ilmu jiwa daya, karena diangga tidak ilmiah, sebab psikologi daya tidak dapat menerangkan kehidupan jiwa, Hebart menghendaki supaya psikologi mampu
menerangkan
kehidupan
jiwa.
Untuk
itu
mengemukakan teori tanggapan yang tersimpul dalam otaknya. Jadi belajar adalah memasukkan tanggapan sebanyak-banyaknya, berulang dan sejelas-jelasnya, maka inti belajar ialah juga ulangan. (Slamento, 1991:9). c. Teori Asosiasi
Teori Asosiasi dari Thordike yang disebut juga teori Sarbon’s
=
stimulus,
R=Respon,
Band=dihubungkan.
Percobaan dilakukan pada anjing berdes yang karena kebiasaan mengeluarkan air liur melihat lampu warna merah. Dalam hal ini sinar merah stimulusnya dan air liur responnya.
Mengajar
menurut
Thondike
dengan
mengadakan suatu perbuatan emosional menimbulkan respon pada anak, jelas perbuatan ini kalau sering diulang menjadi suatu proses otomatis belajar adalah dressure belaka (Chotijah Hasan, 1994:93). d. Teori Trial dan Error Teori ini mengadakan percobaan pada simpanse yang dikurung dalam sangkar tertutup dalam keadaan lupa dan di luar sangkar ada pisang. Jarak sangkar dan pisang tidak dapat dijangkau dengan tangan, simpanse selalu bergerak
ke
sana
ke
mari,
kemudian
tangannya
menemukan sebuah tongkat yang terletak pada sangkar juga,
dan
dicobanya
untuk
mengambil
pisang
yang
akhirnya berhasil. Dalam proses ini banyak energi yang terbuang
karena
percobaan-percobaan
berdasarkan instinght.(Slamento,1991:9-10). e. Teori Gestal
itu
tidak
Menurut Cholijah Hasan (1994:86) menyebutkan bahwa teori ini dikemukakan oleh Koffka dan Kahler dari Jerman, yang sekarang menjadi tenor di dunia. Percobaan seperti teori”Trial dan Error” di atas, hanya di sini ditekankan bahwa ada hubungan yang erat antara peti penggala tongkat pisang, sehingga timbul percobaan yang sekonyong-konyong Ahoerlenes, hukum belajar di sini tidak ada bedanya dengan hokum yang berlaku pada pengamatan, yaitu : Gestalt mempunyai sesuatu yang melebihi jumlah unsur-unsurnya Gestalt timbul lebih dahulu daripada bagian-bagiannya. f. Teori Behaviorisme Menurut Slamento (1994:12), menyatakan bahwa teori ini dikemukakan oleh Watson. menurut pendapatnya, pengetahuan bersifat positif, sehingga obyek nya harus dapat diamati, yaitu harus berupa tingkah laku. Tingkah laku
ialah
reaksi
organisme
keseluruhan
terhadap
perangsang yang sudah tertentu. Dalam hal ini reaksi itu harus cepat diamati dan diukur. 3. Jenis-Jenis Belajar
Pengklasifikasian jenis-jenis perilaku dari prestasi belajar
didasarkan
Engkaswara
atas
(1987:16)
tujuan
tujuan
itu
belajar.
Menurut
dinyatakan
dalam
perilaku secara sistematis digolongkan sebagai berikut : (Drs. A. Tabrani Rusyan, Yani Daryani S. Penuntun Belajar yang Sukses, PN, Nike Karya Jaya, Hal.7). a. Perilaku Kognitif, yaitu perilaku yang menyangkut masalah pengetahuan dan masalah kecakapan intelektual. Pengelompokan secara kognitif ini melalui enam tingkat kegiatan, yaitu : 1) Pengetahuan sikap yang dapat segera muncul bila diperlukan. 2) Konferhensif dalam penafsiran informasi. 3) Mengklasifikasikan yang diperoleh. 4) Menganalisis dalam artian menguraikan pengetahuan yang diperoleh ke dalam berbagai bagian. 5) Mengadakan sintesis antara berbagai pengetahuan untuk
menghasilkan
suatu
konsepsi
atau
pengetahuan baru. 6) Mengadakan evaluasi antara berbagai pengetahuan yang
diperoleh
kriteria.
dengan
menggunakan
berbagai
b. Perilaku
Afektif
yang
berupa
sikap
nilai-nilai
dan
persepsi, perilaku afektif ini terdiri dari lima tingkat : 1) Penerimaan yaitu tingkat penarikan perhatian. 2) Respons yaitu keinginan untuk mereaksi. 3) Penilaian untuk posisi tertentu. 4) Pengorganisasian dengan mengambil penyesuaian dari pelbagai alternative yang ada. 5) Mengemukakan suatu pandangan atau pengambilan keputusan
sebagai
suatu
integrasi
dari
suatu
kepercayaan, ide, dan sikap seseorang. c. Perilaku Psikomotor, termasuk kelincahan dan koordinasi nya, perilaku ini melalui empat tingkatan, yaitu : 1) Gerakan anggota badan seperti bahu dan kaki. 2) Gerakan yang benar-benar terorganisasi secara rapi, misalnya antara gerakan tangan dan jari. 3) Komunikasi tanpa verbal, misalnya berupa ekspresi muka, cetusan atau gerakan badan yang penuh arti. 4) Perilaku berbahasa dalam arti peningkatan perilaku secara halus, misalnya perilaku lemah lembut. Ada juga klasifikasi lain yang berhubungan dengan tingkat dan jenis perilaku, seperti yang tersebut di atas,
yaitu dari hal-hal yang sederhana sampai pada hal-hal yang kompleks. Klasifikasi ini dikemukakan oleh gegne, yang terdiri atas delapan tingkatan : a. Belajar
melalui
diperoleh
tanda,
melalui
yaitu
proses
tanda-tanda
atau
belajar
yang
suatu
respons
Respons).
Belajar
karena suatu tanda. b. Belajar
secara
S.R
(Stimulus
merespon karena rangsangan tertentu. Peserta didik tanpa meniru suatu perilaku. c. Rangkaian S.R., yaitu belajar dalam arti rangkaian pengalaman secara meluas. d. Belajar melalui kata-kata atau bahasa. e. Membedakan secara berganda, yaitu belajar dengan menggunakan pelbagai rangkaian pengalaman secara meluas. f. Belajar Konsepsi, yaitu belajar mengungkapkan suatu konsep pemikiran setelah belajar pelbagai perangsang yang menimbulkan respons yang berbeda-beda. g. Belajar prinsip, yaitu belajar dengan menggunakan pelbagai rangkaian peristiwa atau konsep terdahulu untuk mencapai pada suatu prinsip yang mungkin
berlaku untuk beberapa hal atau peristiwa atas dasar suatu ketentuan atau tanggapan. h. Pemecahan masalah (problem solving) yaitu belajar memecahkan masalah berdasarkan beberapa prinsip, gejala
atau
peristiwa
yang
lalu
dengan
beberapa
kemungkinan. (Drs. A. Tabrani, Dra. Yani Daryani, Penuntun Belajar yang Sukses, PN, Nike Karya, Hal. 11). 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Seringkali kita mendengar keluhan wali murid yang bernada menyesalkan intelegensi yang dimiliki anaknya. Dan kebanyakan orang awam percaya bahwa kegagalan anaknya dalam mencapai prestasi, yang banyak di sekolah hanya disebabkan karena kemampuan otaknya rendah. Mereka tidak menyadari bahwa sebenarnya banyak factor yang ikut menentukan prestasi belajar anak, dan otak yang cerdas bukanlah satu-satunya jaminan untuk berhasil dalam belajar. Meskipun disadari bahwa otak merupakan salah satu factor pemegang peranan penting dalam menentukan hasil belajar. Sebagaimana pendapat Drs. Wayan Nur Kancana dan Drs. Opn. Sumartono, sebagai berikut : “Rendahnya prestasi yang dicapai oleh
seorang anak, dapat disebabkan oleh beberapa factor. Salah
satu
factor
penyebabnya
adalah
karena
intelegensinya yang rendah, apabila anak yang berprestasi rendah itu memang ternyata juga intelegensinya juga rendah, maka sudah dapat dipastikan, bahwa faktor penyebabnya
adalah
terletak
pada
intelegensinya.
(I
Wayan Nurkentjono,1983:197). Adapun factor-faktor dan pengaruh prestasi belajar anak apabila dikelompokkan ada dua kelompok : Faktor internal, yaitu factor yang berasal dari diri anak. Faktor Eksternal, yaitu factor yang berasal dari luar diri anak/murid. (Kartini Kartono, 1985:1). Faktor-faktor yang berasal dari diri anak (internal) itu meliputi : a. Intelegensi atau kecenderungan Pengertian intelegensi, banyak dikemukakan oleh ilmu jiwa antara lain ; Terman mengatakan, bahwa intelegensi adalah kecakapan untuk berpikir secara abstrak.
Sedangkan
William
Stren
mendefinisikan
intelegensi sebagai suatu kepastian yang bersifat umum daripada
individu
untuk
mengadakan
penyesuaian
terhadap situasi yang baru atau suatu problem yang dihadapi.
Dan
menurut
ahli
ilmu
jiwa
Thorndike
menitikberatkan intelegensi sebagai kesanggupan untuk mengadakan
respon
yang
baik
sesuai
dengan
kenyataan yang dihadapi. (Z. Kasijari, 1984:205). George D. Stoddard membatasi intelegensi dalam beberapa
kemampuan
yakni
pada
hal-hal
yang
berkaitan dengan kesukaran, keruwetan, keabstrakan, ekonomi, kesesuaian dengan tujuan nilai-nilai social, sedangkan
Ebbing
House
lebih
menitikberatkan
intelegensi sebagai kerjanya pikiran dan pengertian pada tingkat tertinggi (Siti Meichafi, 1983:80). Karena
definisi
ini
pikir
saja,
kesanggupan
tidak
hanya
melainkan
mengandung juga
meliputi
ingatan, fantasi, dan fungsi-fungsi jiwa lainnya. Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar dan juga merupakan salah satu aspek yang penting dan sangat menentukan berhasil dan tidaknya seorang anak. Kalau seorang anak mempunyai tingkat intelegensi di bawah normal, maka sulit baginya untuk bersaing dalam
pencapaian
prestasi
tinggi,
anak
yang
mempunyai tingkat intelegensi normal atau di atas normal. Kepada anak-anak yang demikian khusus, seperti kursus, privat, dan lain-lain. b. Bakat Bakat merupakan bentuk khusus superioritas dalam lapangan pekerjaan tertentu, seperti bidang musik, ilmu pasti, ilmu social, dan ilmu teknik. Seorang individu biasanya lebih cakap dalam suatu lapangan kegiatan tertentu daripada yang lain. Hal ini menunjukkan adanya suatu kecakapan atau bekal yang diwarisi atau tersembunyi yang menjadikan ia sangat cakap dalam lapangan tertentu, keadaan seperti ini dimiliki dan tidak terjadi pada orang lain. Pengertian bakat dikemukakan oleh Crow and Crow sebagai suatu kualitas yang nampak pada tingkah laku manusia dalam suatu lapangan keahlian tertentu seperti musik, mengarang, ilmu pasti, teknik, atau keahliankeahlian lainnya. (I Wayan Nurkatjono, Hal.201). c. Perhatian Perhatian adalah keaktifan jiwa yang tertinggi, jiwa itu
pun
semata-mata
tertuju
pada
suatu
obyek
(benda/hal) atau sekumpulan obyek. Sebagai siswa
hendaknya mempunyai perhatian yang rendah terhadap materi/bahan pelajaran yang dipelajarinya, karena jika tidak demikian akan timbul kebosanan dan akibatnya siswa tersebut tidak lagi suka belajar. d. Minat Minat adalah keinginan untuk memperhatikan atau melakukan suatu kegiatan yang diminati seseorang akan terus-menerus diperhatikan dan biasanya disertai dengan perasaan senang, sehingga antara perhatian dan minat adalah beda, sebab kalau perhatian itu sifatnya sementara dan belum tentu dibarengi dengan perasaan senang. Sedangkan kalau minat itu selalu dibarengi
dengan
perasaan
senang
yang
akhirnya
diperoleh kepuasan. e. Motivasi Motivasi merupakan salah satu faktor yang penting dalam belajar, karena motivasi memberi semangat pada seorang anak dalam kegiatan-kegiatan belajarnya. Kata motivasi berasal dari kata motivation, dan kata motivation berasal dari kata “Motive” dalam istilah psikologi berarti tenaga yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Prestasi yang
tinggi, apabila motivasi belajar murid berkurang, akan berkurang
pulalah
kegiatan
dan
usahanya
untuk
mencapai prestasi yang tinggi. f. Kepribadian G.W. adalah
Alport
The
individual
of
berpendapat,
dynamic those
bahwa
kepribadian
organization
whithim
the
psychophysical
system,
that
defermines his inique ment to his inverement. Artinya :”Kepribadian adalah suatu organisasi psikofisis yang dinamis dari seseorang yang menyebabkan ia dapat menyesuaikan diri dari lingkungannya. (Agus Sujanto, 1982:13). Jadi kepribadian seseorang selalu ada kemungkinan untuk berubah dan berkembang, karena di samping adanya faktor dari dalam ada juga faktor-faktor dari luar yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang. Kepribadian seseorang ini dapat nampak dalam tingkah lakunya sehari-hari. Anak
memiliki
menyesuaikan
diri
kepribadian dengan
kuat
akan
lingkungan
dapat yang
mempengaruhinya, sehingga tingkah lakunya dapat dikontrol dengan baik. Tetapi apabila kepribadian yang
diwarisinya itu lemah, maka dapat dengan mudah dipengaruhi oleh lingkungan atau situasi. Jadi kalau lingkungan dan situasi mempengaruhinya tidak baik, ia akan cenderung melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak baik pula. Jadi kepribadian seseorang ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor keturunan dan faktor lingkungan. Apabila keturunan dan lingkungan baik, maka baik pulalah
kepribadiannya.
manakala
kepribadian
Begitu anak
pula
tidak
sebaliknya, baik,
dapat
menyulitkan anak di sekolah. Sebab anak-anak itu tidak memiliki
kemampuan
untuk
menyesuaikan
diri,
sehingga dapat menimbulkan ketegangan atau sikap pasif, pesimis, dan rendah diri. Keadaan semacam ini jelas tidak mendukung anak untuk mencapai belajar yang baik. Adapun faktor-faktor yang berasal dari luar diri anak (eksternal) adalah : 1) Lingkungan (inviroment) Setiap individu merupakan bagian dari lingkungan, ini adalah suatu kenyataan bahkan setiap individu tak akan berarti tanpa adanya lingkungan alam yang
mempengaruhinya,
sebab
lingkungan
mempunyai
peranan yang sangat penting terhadap keberhasilan pendidikan.
Karena
mempengaruhi lingkungan
itu
lingkungan
perkembangan
juga
dapat
jiwa
sangat
anak.
memberikan
Dan
pengaruh
perkembangan jiwa anak baik yang positif maupun yang negative sikapnya, (agama).
terhadap
pertumbuhan
akhlaknya, Pengaruh
maupun
tersebut
jiwanya, dalam
terutama
dalam
keyakinan dating
dari
teman-teman sepermainan dan masyarakat sekitarnya. Untuk menambah kejelasan pengertian lingkungan, dalam
bahasan
ini
akan
dikemukakan
pengertian
lingkungan, yaitu : Seorang ahli psikologi Amerika yang bernama Sartain, mengatakan bahwa yang dimaksud dengan lingkungan adalah meliputi semua kondisi yang ada dalam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu dan mempengaruhi
tingkah
laku
kita,
pertumbuhan,
perkembangan atu life proses kita kecuali gen-gen (Ngalim Purwanto, 1986:77). Menurut definisi di atas, bahwa di dalam lingkungan atau sekitar kita, tidak hanya terdapat sejumlah faktor
pada suatu saat, melainkan terdapat pula faktor-faktor lain yang banyak sekali, yang secara potensial dapat atau
sanggup
mempengaruhi
pertumbuhan
dan
perkembangan individu. Menurut
Sartain
lingkungan
terbagi
menjadi
tiga
macam, diantaranya : a) Lingkungan alam (external of physical invironment) b) Lingkungan dalam (internal invironment) c) Lingkungan social (social invironment). (Ngalim Purwanto,1986:77) Dari ketiga macam lingkungan di atas akan menjadi dasar uraian tentang faktor lingkungan yang mana dapat mempengaruhi prestasi belajar anak, yaitu: d) Lingkungan Alam (External of Physical Invironment) Adalah segala sesuatu yang ada di dunia ini, dalam arti selain manusia termasuk dalam hal ini seperti rumah, tumbuh-tumbuhan, air, iklim, hewan, dan lainlainnya. Lingkungan alam yang ada di sekitar anak ini akan mempengaruhi
prestasi
belajarnya,
sebagaimana
pendapat Drs. Merson E. Sangolang, bahwa keadaan alam sekitar yang tenang dengan udara yang sejuk
akan
mempengaruhi
kesegaran
murid,
sehingga
memungkinkan prestasi belajarnya akan lebih tinggi, daripada lingkungannya itu bising dengan udara yang panas dan kotor. e) Lingkungan Dalam (Internal Invironment) Adalah segala sesuatu yang telah masuk ke dalam diri kita, yang akan dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik kita. Lingkungan dalam juga mempengaruhi terhadap prestasi belajar anak, misalnya, makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh anak yang mempunyai kadar gizi yang cukup, tentu akan mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan jasmani, rohani, dan
kecerdasan
serta
menentukan
produktifiatas
kerjanya. Seandainya terjadi kekurangan gizi dalam pemberian makanan dan minuman, maka pertumbuhan dan
perkembangan
terlambat,
anak
terutama
yang
bersangkutan
perkembangan
mental
akat atau
kecerdasannya (Sutratinah Tirtonegoro, 1982:21). f) Lingkungan Sosial (Social Invironment) Adalah
semua
orang
dan
manusia
lain
yang
mempengaruhi kita. Lingkungan social ini ada yang
diterima secara langsung dan ada yang tidak langsung, yang keduanya dapat mempengaruhi prestasi belajar anak. Faktor lingkungan ini apabila dirinci adalah : Lingkungan
social
yang
pengaruhnya
dapat
diterima secara langsung meliputi : 1) Lingkungan Sekolah Apabila hubungan antara
guru dengan murid-
muridnya tidak menyenangkan, karena sebab-sebab tertentu dapat menyebabkan murid malas belajar, akibatnya prestasi belajar anak menurun. Sebaliknya apabila
hubungan
menyenangkan,
guru
dapat
dengan
mendorong
anak
untuk
didik
mencapai
prestasi belajar yang baik. Adapun lingkungan social yang diterima secara tidak langsung, misalnya melalui televise, radio, bukubuku bacaan, dan lain-lain. 2) Lingkungan Keluarga Keluarga
mempunyai
peranan
yang
penting
terhadap keberhasilan anak-anaknya. Apabila hubungan antara anggota keluarga khususnya antara orang tua dengan
anak-anaknya
bersifat
merangsang
dan
membimbing anak, akan memungkinkan anak mencapai prestasi belajar yang baik. Sebaliknya apabila orang tua acuh tak acuh terhadap aktifitas belajar anak, biasanya cenderung anak akan malas belajar, akibatnya kecil dan mungkin anak dapat mencapai prestasi yang baik. Selain
hal
di
atas,
suasana
keluarga
juga
dapat
mempengaruhi prestasi belajar anak. Suasana keluarga yang ramai dan gaduh atau tegang, karena tua sering berselisih pendapat, dapat mengganggu konsentrasi belajar anak. 3) Lingkungan Masyarakat Lingkungan
masyarakat yang
dimaksud adalah
kawan bermain di rumah atau di sekolah, apabila lingkungan pergaulan anak terdiri dari anak-anak nakal, malas belajar dan aktif pada kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat , ini dapat menghambat prestasi belajar anak yang bersangkutan. Sebaliknya apabila lingkungan terdiri dari anak-anak yang rajin, anak dapat terangsang untuk mengikuti jejak mereka, maka dapat diharapkan prestasi anak tersebut. 5. Faktor-Faktor Penghambat Prestasi Belajar
Di atas tadi telah dijelaskan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Untuk membahas tentang penghambat prestasi belajar sebenarnya banyak jenisnya. Namun dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu : Faktor Intern Faktor Intern adalah faktor yang berasal/terdapat dalam diri individu yang sedang belajar (pelajar). Di dalam membicarakan faktor intern ini penulis akan membahasnya
menjadi
dua
faktor,
yaitu
:
faktor
jasmaniyah dan faktor kelelahan 1) Faktor Jasmaniyah, meliputi : a) Faktor Kesehatan Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat.
Kesehatan
seseorang
berpengaruh
terhadap bekarjanya. Sebaliknya proses belajar seseorang
akan
terganggu,
jika
kesehatan
sesorang terganggu, selain itu ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya
lemah,
kurang
darah
ataupun
gangguan-gangguan atau kelainan-kelainan fungsi alat indranya serta tubuhnya. Agar seseorang dapat
belajar
dengan
mengusahakan terjamin
kesehatan
dengan
cara
ketentuan-ketentuan
baik
haruslah
badannya
selalu
tentang
tetap
mengindahkan bekerja,
tidur,
makan, olahraga, dan rekreasi. b) Cacat Tubuh Cacat tubuh adalah suatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan.
Cacat
itu
dapat
berupa
buta,
setengah buta, setengah tuli, patah kaki, patah tangan, lumpuh, dan lain-lain. Keadaan cacat tubuh juga belajar
mempengaruhi atau
siswa
yang
cacat
menghambat
belajarnya
juga
terganggu. Jika hal itu terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatan itu. c) Ketegangan atau Sikap Pasif Sikap pasif, pesimis, dan rendah diri. Keadaan semacam inilah yang tidak dapat mendukung
anak
untuk
Sebagaimana
mencapai
belajar
dikatakan
oleh
yang Drs.
baik. Lindah
Wahyuni, bahwa sikap anak yang pasif, rendah diri, dan lainlainnya menjadi faktor penghambat anak
dalam
mencapai
prestasi
belajar
yang
baik.(Singgih D. Gunarso,1985:140). Di samping itu
pengalaman
terhadap
keberhasilan
atau
kegagalan dapat pula mempengaruhi prestasi belajar
anak, biasanya
kepercayaan terhadap
dirinya akan berkurang. Hal ini tentu saja akan menghambat
prestasi
belajar.
Sebaliknya,
kepuasan-kepuasan anak akan seringnya berhasil dalam beberapa usaha, atau aktifitasnya, dapat menumbuhkan kepercayaan pada diri sendiri. kepercayaan pada diri sendiri merupakan faktor yang mendukung tercapainya prestasi belajar yang tinggi. 2) Faktor Kelelahan Faktor kelelahan ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : a) Kelelahan Jasmani
Kelelahan jasmani terlihat dengan lemahnya tubuh
dan
timbul
kecenderungan
untuk
memalingkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena
terjadi
kekacauan
substansi,
sisa
pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak atau kurang lancer pada bagian-bagian tertentu. Dari faktor kelelahan inilah belajar seorang anak cenderung malas dan biasanya sukar tidur, maka dengan
jelas
prestasi
belajar
anak
akan
terhambat. b) Kelelahan Rohani Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelelahan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan ini sangat terasa pada bagian kepala dan
pusing-pusing,
konsentrasi
sehingga
seolah-olah
otak
sulit
kehabisan
untuk daya
untuk memikirkan masalah yang dianggap berat tanpa istirahat, menghadapi hal-hal yang selalu sama
atau
konstan
tanpa
ada
variasi,
dan
mengerjakan sesuatu karena terpaksa dan tidak sesuai dengan bakat, minat, dan perhatiannya.
C. Pengaruh Pelaksanaan BOS Terhadap Prestasi Belajar Siswa Disparitas partisipasi sekolah juga masih tinggi antar kelompok masyarakat. Salah satu kesenjangan terbesar adalah antara partisipasi pendidikan penduduk kaya dan penduduk miskin. Sebagai gambaran, pada saat rata-rata angka partisipasi kasar(APK) jenjang SMP/ MTs sebesar 81,08 %, APK kelompok kaya (Quintile 5) telah mencapai 61,51 %. Sementara APK kelompok miskin (Quintile 1) baru mencapai 61,13 %. (Depdiknas, 2005, hal.1) Keadaan tersebut tentu perlu terus diperbaiki sebagai bentuk
pemenuhan
hak
setiap
warga
negara
untuk
mendapatkan pendidikan sekaligus untuk mencapai sasaran Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun yang antara lain diukur dengan tercapai APK. Pendidikan tidak hanya dapat dinikmati oleh kelompok kaya saja. Apapun alasannya kelompok miskin juga harus dapat menikmati pendidikan. Oleh sebab itu pemerintah meluncurkan program Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Bantuan Operasional Sekolah
ini
berupa
uang
yang
dikirim
langsung
oleh
pemerintah melalui rekening sekolah. Dana BOS ini digunakan
untuk membiayai segala keuangan yang langsung berkaitan dengan pendidikan. Dengan dana ini harapannya seluruh anak di Indonesia dapat menikmati pendidikan, terutama untuk pendidikan dasar. Program
Bantuan
Operasional
Sekolah
(BOS)
dimaksudkan untuk membebaskan biaya pendidikan bagi siswa tidak mampu dan meringankan bagi siswa yang lain, agar mereka memperoleh layanan pendidikan dasar yang lebih bermutu sampai tamat dalam rangka penuntasan belajar sembilan tahun. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dikucurkan pada lembaga pendidikan bentuknya bermacam-macam. Ada BOS
untuk
biaya
pendidikan,
BOS
Buku,
dan
BOS
Pendamping. BOS yang diberikan tidak lain adalah agar siswa dapat sekolah sampai tuntas. Selain itu harapannya adalah agar siswa berprestasi. BOS Buku adalah bentuk upaya secara aktualita dan preventif agar siswa dapat berprestasi. Sehingga nampak sekali bahwa dengan adanya Bantuan Operasional Sekolah (BOS) memicu semangat siswa untuk belajar yang pada ujungnya menjadi siswa yang berprestasi. Dengan demikian pelaksanaan Bantuan Operasional Sekolah diharapkan akan dapat menunjukkan prestasi belajar siswa.
Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian prestasi belajar ialah hasil usaha bekerja atau belajar yang menunjukan ukuran kecakapan yang dicapai dalam bentuk nilai. Sedangkan prestasi belajar hasil usaha belajar yang berupa nilai-nilai sebagai ukuran kecakapan dari usaha belajar yang
telah
dicapai
seseorang,
prestasi
belajar
ditunjukan dengan jumlah nilai raport atau test nilai sumatif. Berdasarkan teori prestasi belajar siswa yang telah dijabarkan di atas yang dimaksud peneliti di sini adalah prestasi yang dicapai oleh siswa berupa nilai hasil belajar dalam satu semester
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Data Umum SMP N 9 Salatiga 1. Nama dan Letak Sekolah SMP Negeri 9 Salatiga merupakan salah satu SMP Negeri di Kota Salatiga. Lembaga ini telah teruji dengan Akreditasi A serta memperoleh kualifikasi SSN (Sekolah Standar Nasional). Lokasi penelitian terletak di jantung kota Salatiga. Letaknya strategis sehingga menjadikan SMP Negeri 9
Salatiga menjadi pilihan bagi masyarakat untuk menjadi tempat bagi anak mereka untuk mengenyam pendidikan. Bangunan lokasi penelitian merupakan berarsitektur Belanda jaman kolonial sehingga oleh Pemerintah Kota Salatiga menjadi salah satu cagar budaya. 2. Sejarah Berdirinya SMP N 9 Salatiga Sejarah
berdirinya
Sekolah
Menengah
Negeri Sembilan Pada tahun 1953
merupakan SKP
(Sekolah Kepandaian Putri). Kemudian mulai 1 1962
SKP
ditutup
dan
diganti
Pertama
nama
Agustus
menjadi
SKKP
(Sekolah Kesejahteraan Keluarga Pertama). Dan pada tahun pelajaran 1993/1994 Alih fungsi menjadi SMP Negeri 9 Salatiga.
49
Berikut adalah nama-nama Kepala Sekolah yang pernah menjabat di SMP Negeri 9 Salatiga : 1993 2001
Jatman 2001 - 2006
Drs.Munadzir,M.Si.
2006 - Sekarang Drs.Bambang Subiyakto,M.Pd. 3. Visi dan Misi SMP N 9 a. Visi "Unggul Dalam Prestasi , Luhur Dalam Budi, Profesional Dalam Karya, Taqwa Meraih Cita" Indikator : 1. Terwujudnya peningkatan pengembangan kurikulum
2. Terwujudnya peningkatan sumber daya pendidik dan pendidikan. 3. Terwujudnya
penata
sarana
prasarana
sekolah
kondusif dan asri. 4. Terwujudnya
proses
pembelajaran
yang
efektif,
efisien, dinamis dan inovatif. 5. Terwujudnya keseimbangan prestasi iptek dan imtaq. 6. Terwujudnya pribadi yang santun, berbudi luhur dan cinta tanah air. 7. Terwujudnya peningkatan kualitas kelulusan dalam bidang akademik. 8. Terwujudnya
prestasi
program
keorganisasian,
kepemimpinan, dan pengkaderan. 9. Terlaksananya
pengembangan
implementasi
pembelajaran MIPA dalam bahasa Inggris. 10.
Terwujudnya pembiasaan penggunaan bahasa
Inggris sesuai kaedah Bahasa Inggris. b. Misi 1. Melaksanakan pengembangan kurikulum a. Melaksanakan pendidikan.
pengembangan
kurikulum
tingkat
satuan
b. Melaksanakan pengembangan pemetaan kompetensi dasar semua mata pelajaran. c. Melaksanakan pengembangan silabus. d. Melaksanakan
pengembangan
rencana
pelaksanaan
pembelajaran. e. Melaksanakan pengembangan sistem penilaian. 2. Melaksanakan pengembangan pendidik dan tenaga pendidik a.
Melaksanakan pengembangan kompetensi TU dan tenaga kependidikan lainnya.
b.
Melaksanakan pengembangan kompetensi dasar.
c.
Melaksanakan pengembangan kompetensi TU dan tenaga kependidikan lainnya.
d.
Melaksanakan monitoring dan evaluasi kepada guru, TU , dan tenaga kependidikan lainnya.
3. Menciptakan suasana yang kondusif untuk mengefektifkan seluruh kegiatan sekolah a. Menyediakan media pembelajaran secara memadai. b. menyediakan sarana prasarana pendidikan. c. Menata lingkungan belajar sehingga terciptanya lingkungan belajar yang kondusif. 4. Melaksanakan pengembangan proses pembelajaran dan bimbingan secara efektif untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki siswa Melaksanakan pengembangan media dan metode pembelajaran.
5. Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengamalan terhadap agama yang dianut untuk membentuk budi pekerti yang baik Melaksanakan program jum'at taqwa sesuai agama yang dianut. 6. Membudayakan santun dalam bicara dan sikap serta menghargai sesama dan cinta tanah air a. Membiasakan siswa mengucapkan salam kepada guru dan teman. b. Melaksanakan upacara bendera hari senin dan hari besar lainya. c. Melaksanakan kegiatan PASKIBRA dan Pramuka. 7. Melaksanakan pengembangan dan peningkatan standar ketuntasan dan standar kelulusan a. Melaksanakan evaluasi dan pengembangan kriteria ketuntasan dan kelulusan. b. Menyiapkan siswa melalui bimbingan prestasi akademis dan non akademis. c. Mengikuti kegiatan lomba prestasi akademis dan non akademis. 8. Mengembangkan bakat siswa melalui bimbingfan keorganisasian, kepemimpinan dan pengkaderan a. Melaksanakan bimbingan keorganisasian melalui kegiatan Pramuka,PMR/UKS, PKS, Latihan Dasar Kepemimpinan. b. Mengikuti
kegiatan
lomba
pramuka,PMR/UKS, PKS.
prestasi
dalam
kegiatan
9. Melaksanakan
program
pengembangan
/
implementasi
pembelajaran MIPA dalam bahasa Inggris di kelas unggulan a. Meningkatkan profesionalisme dan kompetensi guru MIPA dan Bahasa Inggris. b. Mengadakan dan mengembangkan fasilitas pembelajaran. 10. Melaksanakan pembiasaan percakapan bahasa Inggris bagi siswa dan guru pada hari sabtu. SLOGAN : "SPORTIF"(Sadar , Prestasi, Optimis, Rendah hati, Taqwa , Inovatif , dan Favorit) 4. Tenaga Pendidik Pada saat penelitian ini dilakukan, jumlah staff pegawai di SMP N 9 Salatiga Kecamatan Tingkir Kota Salatiga terdiri dari Kepala Sekolah kepala tata usaha, Waka. Sek. Kurikulum dan Sarprs, Waka Sek. Kesiswaan dan Humas, kemudian seksi-seksi sebagai berikut, seksi kurikulum, seksi sarpras, seksi kesiswaan, seksi humas, seksi tatausaha dan wali kelas, Kep. Lab, Kep. Perpus, Seluruh guru Mapel, dan guru BK. Untuk mengetahui keadaan guru, karyawan, tenaga kebersihan dan tenaga keamanan secara keseluruhan, berikut ini akan penulis sajikan tabel keadaan guru SMP N 9 Salatiga Tahun pelajaran 2013 / 2014.
TABEL I DAFTAR TENAGA PENGAJAR SMP N 9 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 No Nama guru 1
Golo
TMT.
t
ngan
GOL.
Arief Dwi Yuwono, S.Pd.,
Pembin
M.Pd
a
2
Dra. Sri Lastuti
3
Dra. Muniroh
4
Drs. Sujanto, M.Pd
5
Jumar, S.Pd. Ing
6
Masfaah, S.Pdi
7
Padminingsih, S.Pd
8
Pangka
Pembin a Pembin a Pembin a Pembin a Pembin a Pembin a
Edi Ahmad Sutanto,
Pembin
S.Pd., M.Pd
a
9
Wiwiek Pratilah, S.Pd
10
St. Adi Santoso, S.Pd
11
Siti Musrofah, S.Pd
Pembin a Pembin a Pembin
IV/a IV/a IV/a IV/a IV/a IV/a IV/a IV/a IV/a IV/a IV/a
01-042003 01-102000 01-042001 01-102001 01-102006 01-042007 01-042007 01-042007 01-102007 01-042007 01-04-
a 12 13 14 15 16
H. Mimiek Mintarsih,
Pembin
S.Pd
a
Rohana Dewi, S.Pd
Pembin a
Dzulfigar Makhasin,
Pembin
S.Pd. Kn
a
Sudarmono, S.Pd
Pembin a
Sri Rahayu, P.A. Amd.
Pembin
Pd
a
17
Satinem, S.Pd
18
Dra. Wahyu Puji Astuti
19
Kelik P. Waskitho, S.Pd
20
Tri Adi Lukito, S.Pd
21
Isty Roostikawati, S.Pd
22
Wiharni, S.Pd
23
Indri Dwi Astuti, S.Pd
24
Prayetno, S.Pd
25
Sri Pujiwati, S.Pd
Pembin a Pembin a Pembin a Pembin a Pembin a Pembin a Pembin a Peneta TK.I Peneta TK.I
2008 IV/a IV/a IV/a IV/a IV/a IV/a IV/a IV/a IV/a IV/a IV/a IV/a III/d III/d
01-042008 01-042008 01-102009 01-102009 01-042011 01-102009 01-042011 01-042011 01-042011 01-042009 01-102011 01-102011 01-102012 01-102012
26 27
Istiqomah, S.Pd
Peneta TK.I
Zamroni Cholid, S.S.
Peneta
M.Pd
TK.I Peneta
III/d III/d
28
Budi Darmoko, S.Pd
29
Sudarvin, S.Pd
Penata
III/c
30
Sukimin, S.Pd. M.Pd
Penata
III/c
31
Tyas Astuti, S.Pd. M.Pd
Penata
III/c
32
Yunita Dwi lestari, S.Pd
Penata
III/c
33
Amie Rinawati, S.Pd
Penata
III/c
34
Suryani, S.Pd
Penata
III/c
TK.I
III/d
Pen. 35
Dwi Farida Oktorini, S.Pd
Muda
III/b
TK.I Pen. 36
Sri Nurhayati, S.Pd
Muda
III/b
TK.I Pen. 37
Mochamad Ichvan, S.Pd
Muda
III/b
TK.I 38
Susi Wahyu Ningsih,
Pen.
S.Pd
Muda
III/b
01-102012 01-102012 01-042013 01-042011 01-042011 01-102012 01-102012 01-102012 01-042014 01-042013 01-102012 01-042013 01-042013
TK.I 39
Pen.
Setiyo Budi Nugroho,
Muda
S.Pd
III/b
TK.I Pen.
40
Balam Agung, S.Pd
Muda
III/b
TK.I 41
Pen.
St. Nurul Hidayatul
Muda
Mar’ah, S.Pd
III/b
TK.I
01-042013 01-102014 01-102014
Sumber Data : Statistik SMP N 9 Salatiga
TABEL II DAFTAR TATA USAHA SMP N 9 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 No Nama Pegawai
Pangkat
1
Pen.
Musa Priyadi
Golongan
Muda III/b
TK.I 2 3
Tri
Joko Pen.
Purwanto
TK.I
Karmini, SE
Pen.
Sutriyono
Gol. 01-042008
Muda III/b
01-042010
Muda III/b
TK.I 4
TMT.
Pengatur
01-042013
II/c
01-042013
Sumber Data : Statistik SMP N 9 Salatiga
TABEL III DAFTAR GURU TIDAK TETAP (GTT) SMP N 9 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 No Nama guru
Pangkat
Golongan TMT
1
Sriyani, S.Pd
Guru
-
15-07-1995
2
Drs. Sriyono
Guru
-
01-07-2003
3
Dini
Asnuning Guru
-
01-07-2005
Guru
-
01-07-2005
Guru
-
01-07-2006
Maharani, S.Pd 4
Natalia Jumirah, S.Th
5
Asri Kurniawati, S.Pd
Sumber Data : Statistik SMP N 9 Salatiga TABEL IV DAFTAR PEGAWAI TIDAK TETAP (PTT) SMP N 9 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 No Nama Pegawai
Golongan TMT
1
Nurhayati
-
01-07-1992
2
Muhammad Nasikin
-
01-07-2000
3
Jariyah
-
01-04-2006
4
Dewi Purnama Sari
-
01-11-2006
5
Agus Supriyanto
-
01-08-2006
6
Sugiyanto
-
01-10-2006
7
Muhammad
-
01-11-2006
8
Edi Sugianto
-
01-05-2007
9
Muhammad
Samsul -
01-03-2008
-
01-01-2008
-
01-08-2009
Arifin 10
Endang Maruchiningtyas
11
Pujiyanto
Sumber Data : Statistik SMP N 9 Salatiga 5. Data Peserta Didik Untuk menunjang data tentang keadaan peserta didik, maka berikut ini penulis paparkan mengenai hal-hal sebagai berikut : 1) Jumlah siswa TABELVI JUMLAH SISWA SMP N 9 SALATIGA TAHUN 2013 / 2014 No
Kelas
L
P
Jumlah
1
VII A
14
18
32
2
VII B
16
16
32
3
VII C
16
14
30
4
VII D
12
18
30
5
VII E
12
18
30
6
VII F
10
20
30
7
VII G
16
14
30
8
VII H
20
10
30
9
VIII A
10
20
30
10
VIII B
10
20
30
11
VIII C
18
12
30
12
VIII D
14
16
30
13
VIII E
14
16
30
14
VIII F
12
18
30
15
VIII G
17
11
28
16
VIII H
12
16
28
17
IX A
11
19
30
18
IX B
09
19
28
19
IX C
13
15
28
20
IX D
12
16
28
21
IX E
14
14
28
22
IX F
15
13
28
23
IX G
16
12
28
24
IX H
18
10
28
331
375
706
Jumlah
Sumber Data : Statistik SMP N 9 Salatiga 2) Asal siswa Sebagian besar siswa SMP N 9 Salatiga berasal dari kota salatiga sendiri, hanya sebagian kecil saja siswa yang berasal dari luar kota Salatiga. 3) Pekerjaan orang tua siswa Mata pencaharian atau pekerjaan orang tua siswa bermacam – macam antara lain : Petani, Pedagang,
Pegawai Negeri, Guru, dan lain sebagainya, akan tetapi prosentase terbesar adalah bekerja sebagai buruh. 6. Fasilitas Pendidikan Fasilitas pendidikan merupakan unsur yang sangat penting untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan yang ingin dicapai oleh lembaga tersebut. Adapun fasilitas – fasilitas yang dimiliki oleh SMP N 9 Salatiga adalah sebagai berikut : 1) Fasilitas fisik Penulis ingin menjabarkan fasilitas fisik SMP N 9 Salatiga dalambentuk tabel agar dapat lebih mudah di pahami. TABEL VII FASILITAS FISIK SMP N 9 SALATIGA No Nama gedung
Jumlah
1
Ruang kelas
24 ruang
2
Ruang kantor
1 ruang
3
Ruang
kepala 1 ruang
sekolah 4
Ruang kurikulum
1 ruang
5
Ruang BK
1 ruang
6
Ruang UKS
1 ruang
7
Ruang kesenian
1 ruang
8
Ruang LAB
3 ruang
Pengelola
9
Ruang koperasi
10 Ruang kesiswaan 11 Ruang
1 ruang 1 ruang
pembantu 1 ruang
BOS 12 Ruang agama
1 ruang
13 Kantin
1 ruang
14 Toilate
guru/kep 5 unit
sek 15 Toilate siswa
10 unit
16 Lapangan
1 unit
badminton 17 Lapangan volly
1unit
18 Lapangan basket
2 unit
2) Fasilitas Non Fisik - Kegiatan Pramuka - Bina bola - Pembinaan renang - Pembinaan PBB - PMR - Bimbingan Tartil dan MTQ+hafalan - Bela Diri - Bina musik - Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS ) - Organisasi Siswa Intra Sekolah ( OSIS ) 7. Struktur Organisasi Masing-Masing Komponen
Struktur Organisasi SMP N 9 Salatiga tahun 20132014 Komite sekolah Komite sekolah Drs. Lutfi Hidayat, M.Pd
Kepala sekolah Arief Dwi Y, S.Pd. M.Pd
Kep. Tata Usaha Tri Joko
Waka. Sek Kurikulum Sudarmono, M.Pd
Urusan kurikulum Rohana Dewi, S.Pd Tri Edi Lukito, S.Pd Istiqomah, S.Pd Jumar, S.Pd.Ing Yunita Dewi L,
Kep.Lab Lab Kep.
Sulimin,S.Pd M.Pd
Waka. Sek Kesiswaan Siti Musyarofah, S.Pd
Urusan sar-pras Padminingsih, S.Pd
Setyo Budi N, S.Pd Isty Roostikawati, S.Pd Prayitno, S.Pd
Kep.Kep. Perpus Dra. Perpus Wahyu,PA
Wali Wali kelas kelas VIIA-H,VIIIAH,IXA-H
Urusan kesiswaan Edi Ahmad, S.Pd M.Pd Tyas Astuti, S.Pd M.Pd S Rahayu PA,Amd Pd M Ichvan, S.Pd
Seluruh guru guru mapel Ma-Pel
Urusan humas Z Cholid,SS. M.Pd Masfaah, S.Pdi S Nurul HM, S.Pd St A Santoso,S.Pd
Guru BK BK Guru
Padminingsih, S.Pd Dra. Sri Lastuti Susu W Ningrung,
Adapun tugas dari masing – masing komponen yang ada di SMP N 9 Salatiga adalah sebagai berikut : 1) Kepala Sekolah a. Bertanggung
jawab
terhadap
pelaksanaan
pendidikan, termasuk di dalamnya adalah tanggung
jawab
terhadap
pelaksanaan
administrasi
pendidikan. b. Merencanakan, mengorganisasikan, mengawasi, dan mengevaluasi proses keseluruhan kegiatan Sekolah. c. Secara operasional Kepala Sekolah bertugas : - Memberikan arah kegiatan. - Mengawasi
dan
mengevaluasi
kegiatan
pendidikan. - Mengkoordinasikan
dan
membina
kegiatan
pendidikan. - Membuat laporan pertanggung jawaban kepada pengurus. 2) Wakil Kepala Sekolah urusan Kurikulum. a. Merencanakan
kelancaran
pelaksanaan
pengembangan program Sekolah. b. Menyusun jadwal pelajaran. c. Membantu
pelaksanaan
pengelolahan
sistem
program Sekolah. d. Membantu
dan
mengatur
serta
mengawasi
kelancaran tugas guru. e. Membantu mengevaluasi kegiatan belajar mengajar. 3) Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan.
a. Merencanakan dan melaksanakan proses belajar mengajar. b. Melaksanakan program kegiatan ekstrakurikuler. c. Membina Organisasi Siswa Intra Sekolah ( OSIS ). d. Membuat dan melaksanakan tata tertib Sekolah. e. Mambuat laporan kegiatan kepada Kepala Sekolah. 4) Wakil Kepala Sekolah Urusan Hubungan Masyarakat. a. Membuat pembinaan dan kerjasama dengan BP3 dan Wali murid. b. Membantu terlaksananya kegiatan Sekolah sesuai dengan program Sekolah yang meliputi kegiatan serta hubungan dengan pihak luar. c. Mewakili
Kepala
Sekolah
untuk
menghadiri
undangan. 5) Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana dan Prasarana. a. Pengadaan sarana dan Prasarana sesuai dengan ketentuan, situasi dan kondisi yang ada. b. Mendayagunakan sarana dan prasarana yang ada. c. Mengevaluasi atas daya guna sarana dan prasarana yang masih ada, mencatat dengan tertib menurut format – format yang telah ditetapkan.
d. Membuat
laporan
pertanggung
jawaban
kepada
Kepala Sekolah. 6) Guru a. Membuat program pengajaran. b. Melaksanakan proses belajar mengajar. c. Membantu pelaksanaan kegiatan Sekolah. d. Mebuat laporan kepada Kepala Sekolah tentang kondisi siswa yang diajarnya. 7) Bimbingan Penyuluhan / BP. a. Melaksanakan
tugas
bimbingan
dan
konseling
terhadap siswa. b. Melaksanakan tata tertib dan mengawasi disiplin siswa. c. Memberikan
bantuan
dan
bimbingan
untuk
memecahkan masalah bagi siswa yang menghadapi problem. 8) Tata Usaha a. Bertanggungjawab atas terlaksananya Administrasi sekolah. b. Menginventarisasikan surat masuk dan surat keluar. c. Mengagendakan surat baik masuk maupun keluar. d. Menyimpan arsip Sekolah.
8. Komite Sekolah di SMP N 9 Salatiga Kecamatan Tingkir Kota salatiga . Untuk mendukung keberadaan sekolah agar mampu berkembang dengan baik maka sekolah mengadakan hubungan
dengan
masyarakat.
Awalnya
perkumpulan
orang tua murid ini disebut dengan istilah POM. Dalam perkembangan istilah POM diubah menjadi BP3. Kemudian perkembangan
terakhir
istilah
tersebut
berubah
lagi
menjadi Komite Sekolah. POM, maupun BP3 sama-sama merupakan suatu wadah dari orang tua murid ditambah dengan masyarakat yang mempunyai kepeduian yang sangat
tinggi
terhadap
pendidikan.
Perkumpulan
ini
bertugas untuk membicarakan ataupun mendiskusikan bagaimana agar sekolah dapat maju. Oleh sebab itu agar keberadaan perkumpulan ini mempunyai makna, maka perlu adalah suatu organisasi dan dibentuknya kepengurusan. Adapun pengurus Komite Sekolah SMP N 9 Salatiga Kecamatan Tingkir Kota Salatiga dapat dilihat pada bagan berikut: Struktur Organisasi Komite SMP N 9 Salatiga Tahun 2013-2014 Kep. Sekolah Arief Dwi Yuwono, S.Pd. M.Pd
Ketua
Pembantu Sekertaris/ umum Tri joko
Pembantu Bendahara Karmini, SE Anggota komite
Kemat, S.Sos
Drs. Sujanto, M.Pd Komite sekolah
St. Adi Santoso, Kelik pekik W, S.Pd S.Pd tersebut mempunyai tugas
membantu sekolah dalam rangka proses belajar mengajar dan
dalam
rangka
meningkatkan
prestasi
SMP
N
9
Salatiga. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh komite sekolah antara lain adalah : 1. Pengumpulan dana untuk pengembangan pembangunan 2. Pengumpulan dana untuk pengadaan sarana/ prasarana 3. Rapat-rapat dalam rangka peningkatan prestasi di SMP N 9 Salatiga.
B. Data Pengelolaan BOS SMP N 9 Salatiga 1. Susunan pengelola bos SMP N 9 Salatiga 2013/2014 Pembina BOS
Arief Dwi Yuwono, S.Pd. M.Pd
Pem. Adm
Bendahara BOS
Jariyah, S.Pd
Karmini, SE
Pembantu Umum
Pengawas komite
Anggota
Drs. Sujanto, M.Pd
Rohana Dewi, S.Pd
Kemat, S.Sos
C. D. E.
2.
Uraian penerimaan bos
Bantuan Operasional Sekolah SMP Negeri 9 Salatiga diperoleh dari bantuan pusat maupun daerah antara lain sebagai berikut : a. Bantuan
Operasional
Sekolah
yang
berasal
dari
Anggaran Penerimaan Belanja Negara ( BOS APBN) b. Bantuan
Operasional
Sekolah
yang
berasal
dari
Anggaran Penerimaan Belanja Daerah ( BOS APBD I) c. Bantuan
Operasional
Sekolah
yang
berasal
dari
Anggaran Penerimaan Belanja Negara ( BOS APB II) d. Bantuan
Operasional
Sekolah
yang
berasal
dari
Anggaran Penerimaan Belanja Negara ( BOS APBD II Tetap) e. Bantuan
Operasional
Sekolah
yang
berasal
dari
Anggaran Penerimaan Belanja Negara ( BOS APBD II Perubahan)
C. Pemaparan Data Khusus 1. Pelaksanaan program dana BOS di SMP N 9 Salatiga Kecamatan Tingkir Salatiga.
Untuk mengetahui pelaksanaan program dana BOS di
SMP N 9 Salatiga Kecamatan Tingkir Salatiga, penulis
menggunakan angket di samping itu juga interview agar data yang diperoleh lebih akurat.
a. Data Interview
Program wajibbelajar berhasil
Pemerintah
dalam
sembilan tahun
dengan
adanya
menuntaskan
seyogyanya
program
cukup
bantuan
dana
Bantuan Operasional Sekolah ( BOS ), di mana para siswa dibebaskan lainnya,
juga
dari membayar
bagi
SPP
dan
iuran
siswa/siswi yang kurang mampu
mendapat bantuan dari dana BOS tersebut. Di SMP N 9 Salatiga Kecamatan Tingkir Salatiga semua
siswanya dibebaskan
iuran
lainnya, buku-buku
sudah
cukup
memadai
dari
membayar SPP dan
penunjang pelajaran juga terbukti
adanya
ruang
perpustakaan yang memiliki beberapa koleksi buku baik dari buku-buku pelajaran umum, agama dan beberapa ketrampilan elektro dan komputer. Untuk tahun pelajaran 2013/2014 jumlah siswa SMP N 9 Salatiga Kecamatan Tingkir Salatiga sebanyak 141 siswa, setiap siswa mendapat dana BOS sebesar Rp
27.000,-
perbulan.
Maka
setiap
bulan
SMP N 9
Salatiga Kecamatan Tingkir Salatiga mengambil
dana
BOS sebesar Rp3.807.000,- dalam setahun mendapat dana BOS sebesar Rp 45.684.000,- pengambilan uang
tersebut
dilakukan
setiap
bulan
dan
penggunaannya
harus habis dalam satu bulan tersebut dan jika ada sisa wajib menyetorkan/mengembalikan kembali kepada Pemerintah. Penggunaan
dana
BOS
di
SMP N 9 Salatiga
Kecamatan Tingkir Salatiga selama satu tahun tersusun dalam Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah (RAPBS)
yang
Sekolah,
Bendahara
disetujui oleh Berikut
disusun
bersama-sama
Sekolah
dan
para
oleh
Kepala
guru
yang
Komite Sekolah dan Ketua Yayasan39
Rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Sekolah (RAPBS) di SMP N 9 Salatiga Kecamatan Tingkir Salatiga tahun pelajaran 2013/2014.
TABEL VIII RENCANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH (RAPBS) DI SMP N 9 SALATIGA KECAMATAN TINGKIR SALATIGA TAHUN AJARAN 2013/2014 N
Uraian
Jumlah
o 1
N
Uraian
Jumlah
Workshop
5.304.000
o Bantuan
660.523.7
Operasio
76
nal
1
Penyusun KTSP
Sekolah
2
(BOS)
Penyusunan
3.420.000
Perangkat Belajar 3
Kegiatan
22.250.00
Ekstra
0
Kurikuler 4
Media
2.000.000
Pembelajara n 5
ATK
51.885.00 0
6
Biaya Cetak
16.120.00 0
7
FC
5.445.120
8
Perlengkapa
2.000.000
n dan ObatObatan 9
Penyediaan
1.050.000
Benda Pos 1
Pembelajara
0
n
di
10.800.00
luar 0
kelas 1
Penyediaan
1
alat
5.746.700
kebersihan 1
Pelajaran
35.260.00
2
tambahan
0
kelas IX 1
Tryout
UN 14.150.00
3
(tk.
Kota) 0
I,II 1
Tryout
UN 17.750.00
4
(tk. sekolah) 0 I,II,III,IV,V
1
Peningkatan
5
kompetensi guru
3.456.000
dan
tenaga kependidika n 1
Peningkatan
6
kompetensi
2.500.000
kepala 1
Pemenuhan
14.758.00
7
sarana
0
pembelajara n 1
Pemenuhan
15.115.00
8
kelengkapan
0
sarana 1
Pemenuhan
17.193.97
9
sarana
6
perpustakaa n 2
Pemenuhan
0
alat-alat listrik elektronik
5.296.200
2
Pengemban
1
gan
3.600.000
managemen sekolah 2
Kegiatan
14.200.00
2
akademik/
0
non akademik 2
Kegiatan
50.237.00
3
kesiswaan
0
2
Penerimaan
6.245.000
4
peserta didik baru
2
Upacara hari 7.100.000
5
besar
2
Belanja
23.926.00
6
kontribusi/
0
kompensasi 2
Biaya sewa
4.450.000
7 2
Daya
dan 31.191.00
8
jasa
0
2
Biaya
19.500.00
9
pemeliharaa
0
n 3
Konsumsi
0
17.048.00 0
3
Transport
1
lembur
8.285.000
3
Bantuan
2
kegiatan
2.080.000
operasional sekolah 3
Kegiatan
3
BOS
3
Belanja
4
bahan bakar
4.500.000 2.736.000
minyak/gas dan
sarana
mobilitas 3
Honorarium
110.025.5
5
GTT/PTT
00
3
Ulangan
36.663.00
6
tengah
0
semester (UTS) 3
Ulangan
36.663.00
7
akhir
0
semester I,II 3
Ujian
11.540.00
8
sekolah dan 0 ujian praktik
Jumlah
660.523.7
3
Ujian
11.532.00
9
nasional
0
4
kemaslahata
7.500.000
0
n
Jumlah
660.523.7
76
76
Di dalam penggunaan tiap bulan, dana BOS tidak harus digunakan kedalam dua belas kelompok di atas karena kebutuhan sekolah tiap bulan itu berbeda maka penggunaan dana BOS dalam satu bulan disesuaikan dengan Berikut Sekolah
kebutuhan ini
sekolah
pada
Rencana Anggaran
(RAPBS) dan
bulan
tersebut.
Pendapatan
Rincian
Belanja
penggunaan dana
perjenis di SMP N 9 Salatiga kecamatan Tingkir Salatiga Tahun Ajarana 2014.
TABEL IX BERIKUT INI TABEL RENCANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH (RAPBS) DI SMP N 9 SALATIGA TAHUN 2014 Pendapatan
Pengeluaran/ belanja
No
Jumlah
Uraian
N
No
Uraian
Jumlah
o
penggun aan
I
II
Sisa
11.663.97 1
PROGRAM SEKOLAH
BOS
6
STANDAART ISI
tahun
Pengembangan
lalu
kurikulum KTSP
BOS
501.206.0
1.
Worksho
5.304.00
APBN
00
1
p
0
(706XR
Penyusu
p.710.
n KTSP
000)
1.
Penyusu
3.420.00
2
nan
0
Perangka t Belajar 1.
Kegiatan
22.250.0
3
Ekstra
00
Kurikuler III
BOS APBD33.850.00 I (677XRp.50.000) 2 STANDART PROSES 0
Pengembangan
Proses
Pembelajaran 2.
Media
2.000.00
1
Pembelaj
0
aran 2.
ATK
2
51.885.0 00
2.
Biaya
16.120.0
3
Cetak
00
2.
FC
5.445.12
4
0
2.
Perlengk
2.000.00
5
apan dan 0 ObatObatan
2.
Penyedia
1.050.00
6
an Benda 0 Pos
2.
Pembelaj
7
aran
10.800.0
di 00
luar kelas 2.
Penyedia
8
an
5.746.70
alat 0
kebersih an IV
BOS
40.310.00 3
STANDART KOMPETENSI
APBD
0
LULUSAN
II
Pengembangan
(667XR
Kompetensi Lulusan
p.
3.
Pelajaran
35.260.0
30.000
1
tambaha
00
)
n
kelas
IX 3.
Tryout
2
UN
14.150.0
(tk. 00
Kota) I,II 3.
Tryout
3
UN
17.750.0
(tk. 00
sekolah)
I,II,III,IV ,V V
BOS
4
STANDART
APBD
DAN
II
KEPENDIDIKAN
Tetap
Pengembangan
PENDIDIN TENAGA Pendidik
dan Tenaga Kependidikan VI
BOS
65.939.80
4.
Peningka
3.456.00
APBD
0
1
tan
0
II
kompete
Peruba
nsi
han
dan
guru
tenaga kependid ikan 4.
Peningka
2.500.00
2
tan
0
kompete nsi kepala VI
Sewa
I
Kantin
7.500.000 5
STANDART
SARANA
PRASARANA Pengembangan
Sarana
Prasarana 5.
Pemenuh
14.758.0
1
an
00
sarana pembelaj aran
5.
Pemenuh
15.115.0
2
an
00
kelengka pan sarana 5.
Pemenuh
17.193.9
3
an
76
sarana perpusta kaan 5.
Pemenuh
4
an
5.296.20
alat- 0
alat listrik elektroni k 6
STANDART PENGELOLAAN Pengembangan
dan
Implementasi manageman sekolah 6.
Pengemb
3.600.00
1
angan
0
manage men sekolah 6.
Kegiatan
14.200.0
2
akademi
00
k/
non
akademi k 6.
Kegiatan
50.237.0
3
kesiswaa
00
n 6.
Penerima 6.245.00
4
an
0
peserta didik baru Upacara
7.100.00
hari
0
besar 7
STANDART PEMBIAYAAN Pengembangan
dan
pengelolaan sumber dana pendidikan 7.
Belanja
23.926.0
1
kontribus 00 i/ kompens asi
7.
Biaya
4.450.00
2
sewa
0
7.
Daya dan 31.191.0
3
jasa
00
7.
Biaya
19.500.0
4
pemeliha
00
raan
7.
Konsums
17.048.0
5
i
00
7.
Transpor
8.285.00
6
t lembur
0
7.
Bantuan
2.080.00
7
kegiatan
0
operasio nal sekolah 7.
Kegiatan
4.500.00
8
BOS
0
7.
Belanja
2.736.00
9
bahan
0
bakar minyak/g as
dan
sarana mobilitas
8
#
Honorari
110.025.
#
um
500
#
GTT/PTT
STANDART
PENILAIAN
PENDIDIKAN Pengembangan
dan
aImplementasi
Sistem
Penilaian 8.
Ulangan
36.663.0
1
tengah
00
semester
(UTS) 8.
Ulangan
36.663.0
2
akhir
00
semester I,II 8.
Ujian
11.540.0
3
sekolah
00
dan ujian praktik 8.
Ujian
11.532.0
4
nasional
00
#
Kemasla
7.500.00
#
hatan
0
# Jumlah
660.523.7 Jumlah
660.523.
76
776
TABEL X RINCIAN PENGGUNAAN DANA BOS PER JENIS SMP N 9 SALATIGA KECAMATAN TINGKIR SALATIGA BULAN JULI TAHUN 2014 No
Uraian Kegiatan/Penggunaan
Jumlah
1
ATK
5.500.000
2
FC
2.230.000
3
Kegiatan akademik
akademik/non 7.890000
4
Penerimaan peserta didik
Di
dalam setiap
6.245.000
penggunaan dana BOS
dikenai
Pajak Penghasilan PPh sebesar 5% untuk belanja atas
Rp 250.000,-
yang
di
berkwitansi dan dibubuhi
materai sebesar Rp 3000, dan untuk belanja di atas Rp1.000.000,- berkwitansi dan dibubuhi materai sebesar Rp 6000. Daftar sebanyak
32
pernyataan
angket
untuk responden
Item. Adapun komponen-komponen yang
diukur dalam program Pelaksanaan dana BOS di SMP N 9 Salatiga Kecamatan Tingkir Salatiga,
dapat
dilihat
pada tabel kisi-kisi berikut ini TABEL XI KISI-KISI INSTRUMEN YANG DIPERLUKAN UNTUK MENGUKUR PROGRAM PELAKSANAAN DANA BOS DI SMP N 9 SALATIGA TAHUN 2013/2014 Variabel
Komponen yang di ukur
Independen
item
Penggunaan 1. Bagaimanakah pendapat saudara tentang dana BOS
No
kemanfaatan dana BOS untuk biaya transportasi siswa ? 2. Bagaimanakah pendapat saudara tentang kemanfaatan dana BOS untuk uang saku siswa di sekolah ?
3. Bagaimanakah pendapat saudara tentang kemanfaatan dana BOS untuk membeli buku tulis ? 4. Bagaimanakah pendapat saudara tentang kemanfaatan dana BOS untuk membeli ballpoint? 5. Bagaimanakah pendapat saudara tentang kemanfaatan dana BOS untuk membeli tas ? 6. Bagaimanakah pendapat saudara tentang kemanfaatan dana BOS untuk membeli sepatu ? 7. Bagaimanakah pendapat saudara tentang kemanfaatan dana BOS untuk membeli kaos kaki siswa ? 8. Bagaimanakah pendapat saudara tentang kemanfaatan dana BOS untuk membeli topi sekolah siswa? 9. Bagaimanakah pendapat saudara tentang kemanfaatan dana BOS untuk membeli ikat pinggang siswa ? 10. Bagaimanakah pendapat saudara tentang kemanfaatan dana BOS untuk membeli buku pegangan siswa (buku paket) ? 11. Bagaimanakah pendapat saudara tentang kemanfaatan dana BOS untuk membeli buku LKS ? 12. Bagaimanakah pendapat saudara tentang kemanfaatan dana BOS untuk membeli buku pedoman siswa ? 13. Bagaimanakah pendapat saudara tentang kemanfaatan dana BOS untuk kegiatan PMR
? 14. Bagaimanakah pendapat saudara tentang kemanfaatan dana BOS untuk membeli perlengkapan PMR? 15. Bagaimanakah pendapat saudara tentang kemanfaatan dana BOS untuk mengikuti kegiatan renang ? 16. Bagaimanakah pendapat saudara tentang kemanfaatan dana BOS untuk membeli peralatan volly ? 17. Bagaimanakah pendapat saudara tentang kemanfaatan dana BOS untuk kegiatan volly ? 18. Bagaimanakah pendapat saudara tentang kemanfaatan dana BOS untuk biaya kegiatan belajar bela diri ? 19. Bagaimanakah pendapat saudara tentang kemanfaatan dana BOS untuk membeli peralatan beladiri ? 20. Bagaimanakah pendapat saudara tentang kemanfaatan dana BOS untuk biaya kegiatan OSIS ? 21. Bagaimanakah pendapat saudara tentang kemanfaatan dana BOS untuk membeli perlengkapan OSIS ? 22. Bagaimanakah pendapat saudara tentang kemanfaatan dana BOS untuk biaya kegiatan pramuka ? 23. Bagaimanakah pendapat saudara tentang kemanfaatan dana BOS untuk membeli peralatan pramuka ?
24. Bagaimanakah pendapat saudara tentang kemanfaatan dana BOS untuk kegiatan drum ban ? 25. Bagaimanakah pendapat saudara tentang kemanfaatan dana BOS untuk membeli peralatan dram ban ? 26. Bagaimanakah pendapat saudara tentang kemanfaatan dana BOS untuk biaya kegiatan paskibra (pasukan baris berbaris) ? 27. Bagaimanakah pendapat saudara tentang kemanfaatan dana BOS untuk membeli perlengkapan paskibra ? 28. Bagaimanakah pendapat saudara tentang kemanfaatan dana BOS untuk membeli patung peraga ? 29. Bagaimanakah pendapat saudara tentang kemanfaatan dana BOS untuk membeli globe ? 30. Bagaimanakah pendapat saudara tentang kemanfaatan dana BOS untuk membeli gambar anatomi manusia? 31. Bagaimanakah pendapat saudara tentang kemanfaatan dana BOS untuk biaya test ? 32. Bagaimanakah pendapat saudara tentang kemanfaatan dana BOS untuk membeli perlengkapan test ?
Perhitungan angket berdasarkan indikator jawaban yang dipilih skor tertinggi dalam angket tersebut adalah 128 sedang jumlah skor terendah adalah 32.
Adapun
ketentuannya sebagai berikut :
a. Responden yang memilih jawaban A diberi skor 4. b. Responden yang memilih jawaban B diberi skor 3. c.
Responden yang memilih jawaban C diberi skor 2.
d. Responden yang memilih jawaban D diberi skor 1. Skor
jawaban
mengenai Operasional
yang
program Sekolah
disebar
pada
Pelaksanaan (BOS)
di
responden
dana
SMP
N
Bantuan
9
Salatiga
Kecamatan Tingkir Salatiga. Berdasarkan
sajian
data
diatas
didapatkan
penentuan populasi dan sampel yang menjadi obyek penelitian atau responden penelitian untuk pengambilan data tentang penggunaan BOS adalah siswa kelas VIII semester gasal tahun 2013-2014. Berdasarkan jumlah populasi sebanyak 236 siswa maka diambil sampel secara acak
sebanyak
Responden
32
Siswa
penelitian
menggunakan
teknik
sebagai
diambil random
objek
secara sampling
penelitian.
acak
dengan
dengan
cara
undian. Langkah-langkah dalam penentuan responden adalah sebagai berikut:
1) Menyiapkan kertas ukuran 3 x 4 cm (lotre) sebanyak jumlah siswa di SMP N 9 Salatiga. 2) Menulis nama-nama siswa SMP N 9 Salatiga pada kertas undian tersebut. 3) Memasukkan lotre tersebut ke dalam satu kaleng 4) Mengambil secara acak sebanyak 32 lotre dari dalam kaleng 5) Membuka
dan
menulis
nama-nama
tersebut
pada
lembaran kertas a. Hasil Angket Tentang Penggunaan BOS di SMP N 9 Salatiga Kecamatan Tingkir Kota Salatiga 1) Ketentuan Angket Seperti yang sudah dipaparkan pada Bab III angket untuk Prestasi Belajar terdiri dari 32 item dengan masing-masing item disediakan 4 alternatif jawaban dengan penskoran sebagai berikut : a) Jika responden menjawab 4 diberi skor 4 b) Jika responden menjawab 3 diberi skor 3 c) Jika responden menjawab 2 diberi skor 2 d) Jika responden menjawab 1 diberi skor 1 Karena angket terdiri dari 32 item maka skor maksimal adalah 124 dan skor minimumnya adalah 32. Dari
rentangan skor tersebut hasil angket dikategorikan sebagai berikut : a) Jika skor perolehan 30 - 60 dikategorikan rendah b) Jika skor perolehan 60- 90 dikategorikan sedang c) Jika skor perolehan 90 - 120 dikategorikan tinggi 2) Hasil belajar siswa SMP N 9 kelas VIII Salatiga Kecamatan Tingkir dari 32 responden dapat dilihat pada tabel berikut :
2. Hasil Belajar Ulangan Kenaikan Kelas Siswa Kelas VIII SMP N 9 Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014
Berdasarkan kegitan ulangan kenaikan kelas SMP N 9 Salatiga lelas VIII tahun ajaran 2013/2014 yang di laksanakan pada tanggal 2-14 Juni 2014, penulis mendapatkan data hasil belajar siswa kelas VIII SMP N 9 Salatiga sebagai berikut: TABEL XII NILAI RATA-RATA HASIL ULANGAN SISWA KELAS VIII SMP N 9 SALATIGA TAHUN AJARAN 2013/2014
No 1
Nama Anggita Santri Rosa
Jenis kelamin P
Nilai Kelas
ratarata
VIII A
95
2
Aqila Fairus Shafa
P
VIII
70
A 3
Dewi Arum Setyaningsih
P
VIII
96
A 4
Fitra Hotomo
P
VIII
100
A 5
Angga Susi Anjarwati
P
VIII
95
B 6
Ayu Merry Yudiana
P
VIII
95
B 7
Fahris Ihsan
L
VIII
70
B 8
Farhat Abdul Azil
L
VIII
95
B 9
Akmal Hakim
L
VIII
92
C 10
Bagas Eko Nugroho
L
VIII
98
C 11
Deny Firmansyah
L
VIII
82
C 12
Bela Kusumawati
P
VIII
100
C 13
Dian Okctaviana
P
VIII
85
D 14
Dimas Ahmad Hermawan
L
VIII
98
D 15
Endjang Akbar Pangestu
L
VIII
95
D 16
Feby Tania Amelia
P
VIII
88
D 17
Kusuma Tiara Danurjati
P
VIII
97
E 18
Muchamad Rifqi
L
VIII
100
E 19
Muhammad
Ma’sum L
Ubaidillah 20
VIII
94
E
Niken Larasati
P
VIII
94
E 21
Fitria Dwi Nursanti
P
VIII F
95
22
Ina Nurhayati
P
VIII F
90
23
Raka Fiqie Fauzi
L
VIII F
94
24
Rifqi Imam Mufti
L
VIII F
92
25
Desi Wulandari
P
VIII
100
G 26
Dwiki Rizaldi Lutfi
L
VIII
95
G 27
Heriana Astri Septiani
P
VIII
97
G 28
M.
Agung
Wahyu L
Djatmiko 29
Anita Rizqi Amalia
VIII
90
G P
VIII
98
H 30
Dion Pria wijaya
L
VIII
95
H 31
Dwi Saputri Wijayanti
P
VIII
95
H 32
Fitri Fijrianti
P
VIII H
87
BAB IV ANALISA DATA
Dalam bab ini akan diuraikan data hasil penelitian tentang Pengaruh Penggunaan BOS Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMP N 9 Salatiga. Selanjutnya penulis akan menganalisa data yang diperoleh agar mempunyai arti yang dapat disimpulkan dari hasil penelitian untuk menjawab tujuan penelitian sebagai berikut : A. Analisis Pertama 1.
Penggunaan BOS SMP N 9 Salatiga Dalam analisis ini
mengubah data
langkah
yang ditempuh adalah
kualitatif menjadi kuantitatif, yaitu dengan
memberi skor nilai pada setiap item jawaban pada pertanyaan angket penggunaan dana BOS yang terdiri dari 4 alternatif jawaban. 1. Untuk alternatif jawaban 4 diberi skor nilai 4 2. Untuk alternatif jawaban 3 diberi skor nilai 3 3. Untuk alternatif jawaban 2 diberi skor nilai 2 4. Untuk alternatif jawaban 1 diberi skor nilai 1 Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Pengaruh Penggunaan BOS Terhadap Prestasi Belajar Siswa, maka penulis mendistribusikan angket penggunaan BOS ke dalam tabel dan kemudian menganalisis
dengan data prestasi
86 belajar siswa yang berbentuk rata-rata nilai hasil belajar. Di bawah ini adalah tabel distribusi skor tentang variabel
penggunaan BOS SMP N 9 Salatiga (variabel X). Angket diberikan
kepada
32
responden
dengan
jawaban
sebagai
berikut: Tabel XIII Distribusi Nilai Angket
Penggunaan Bantuan Operasional Sekolah SMP N 9 Salatiga Klasifikasi
No Responden 1
Jumlah Skor
Jumlah
Jumlah
Tiap Item
Jawaban 2
3
4
5
6
7
8
9
10
A
B
C
D
4
3
2
1
R1
15
8
5
4
60
24
10
4
98
R2
12
12
3
5
48
36
6
5
95
R3
14
9
4
5
56
27
8
5
96
R4
11
13
4
4
44
39
8
4
95
R5
10
14
3
5
40
42
6
5
93
R6
9
13
5
5
36
39
10
5
90
R7
14
10
3
5
56
30
6
5
97
R8
13
14
2
2
52
42
4
2
100
R9
15
11
3
1
60
33
6
1
100
R10
16
9
2
5
64
27
4
5
100
R11
13
10
5
4
52
30
10
4
96
R12
12
12
5
3
48
36
10
3
97
R13
12
14
4
2
48
42
8
2
100
R14
13
13
3
3
52
39
6
3
100
R15
10
10
6
6
40
30
12
6
88
R16
12
13
4
3
48
39
8
3
98
R17
8
9
5
10
32
27
10
10
79
R18
10
13
4
5
40
39
8
5
92
R19
10
10
7
5
40
30
14
5
89
R20
13
12
2
5
52
36
4
5
97
R21
13
12
3
4
52
36
6
4
98
R22
12
13
2
4
48
39
4
4
95
R23
12
13
4
3
48
39
8
3
98
R24
14
10
4
4
56
30
8
4
98
R25
14
10
5
3
56
30
10
3
99
R26
13
10
5
4
52
30
10
4
96
R27
12
10
5
5
48
30
10
5
93
R28
13
12
3
4
52
36
6
4
98
R29
12
10
5
5
48
30
10
5
93
R30
11
16
2
3
44
48
4
3
99
R31
13
12
3
4
52
36
6
4
98
R32
10
15
2
5
40
45
4
5
94
Keterangan: a. Kolom 1 = Nomor masing-masing responden b. Kolom 2, 3, 4, 5 = Banyaknya masing-masing jawaban A, B, C dan D, yang dipilih oleh responden pada item pertanyaan tentang variabel X (penggunaan BOS), sejumlah 32 pernyataan. c. Kolom 6, 7, 8, 9 = Jumlah jawaban X yang disesuaikan dengan bobot nilai setiap jawaban yaitu A = 4, B = 3, C = 2 dan D = 1. d. Kolom 10 = Jumlah total X untuk masing-masing responden Dari tabel hasil angket penggunaan BOS siswa SMP N 9 Salatiga tahun 2014.
Untuk menentukan nilai interval dari hasil angket maka dapat diketahui bahwa nilai tertingginya adalah 100 dan nilai terendahnya 79, sehingga nilai interval dapat dihitung sebagai berikut:
a. Untuk mencari lebar interval menggunakan i =R+1 4
Keterangan : R = batas nilai tertinggi dikurangi batas nilai terendah. i = (100-79)+1 4 i = 22 4 i = 5,5 b. Menetapkan klasifikasi penggunaan Biaya Operasional Sekolah 1) Untuk kategori tinggi (94,5 – 100)
2) Untuk kategori sedang (89-94,5)
3) Untuk kategori rendah (83,5 – 89)
Kemudian untuk dapat mengetahui nilai interval frekuensi dan presentase tentang penggunaan Bantuan Operasional Sekolah dapat dilihat pada tabel berikut : Table XIV Rekapitulasi tentang Bantuan Operasional Sekolah No Intensitas Bantuan
Interval Frekuens Prosenta
Operasional Sekolah 1. Tinggi 2. Sedang 3. Rendah Jumlah
i
se
94,5 – 100 89-94,5
23
71,8 %
7
21,9 %
83,5 – 89
2
6,3 %
32
100 %
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa: 1. Sebanyak 23 responden dengan prosentase sebesa 71,8 % termasuk dalam kategori tinggi dalam penggunaan Bantuan Operasional Sekolah. 2. Sebanyak 7 responden dengan responden dengan prosentase 21,9 %
termasuk dalam kategori sedang penggunaan Bantuan Operasional Sekolah. 3. Sebanyak 2 responden dengan prosentase 6,3 % termasuk dalam kategori rendah dalam penggunaan Bantuan Operasional Sekolah.
Berdasarkan
data
distribusi
Penggunaan
Bantuan
Operasional Sekolah di atas, dapat dicari rata-rata (mean) dengan menggunakan rumus:
My =
My = Berdasarkan perhitungan di atas diketahui nilai rerata (mean) adalah
95,34 sehingga
bisa
dianalisis
bahwa
Penggunaan Bantuan Operasional Sekolah termasuk dalam kategori tinggi, yaitu pada interval 94,5 sampai dengan 100.
2.
Prestasi Belajar Siswa SMP N 9 Salatiga. Di bawah ini adalah tabel distribusi nilai hasil belajar siswa SMP N 9 Salatiga (variabel Y). Nilai hasil belajar siswa di peroleh dari
nilai rata-rata siswa semester genap sebagai
berikut: Tabel XV Distribusi Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa Semester Genap SMP N 9 Salatiga Tahun Pelajaran 2013-2014
Nilai
rata-
No
Nama
1
Anggita Santri Rosa
95
2
Aqila Fairus Shafa
70
3
Dewi Arum Setyaningsih
96
4
Fitra Hotomo
5
Angga Susi Anjarwati
95
6
Ayu Merry Yudiana
95
7
Fahris Ihsan
70
8
Farhat Abdul Azil
95
9
Akmal Hakim
92
10
Bagas Eko Nugroho
98
11
Deny Firmansyah
82
12
Bela Kusumawati
100
13
Dian Okctaviana
85
14
Dimas Ahmad Hermawan
98
15
Endjang Akbar Pangestu
95
16
Feby Tania Amelia
88
17
Kusuma Tiara Danurjati
97
18
Muchamad Rifqi
19
Muhammad
rata
100
100 Ma’sum
94
Ubaidillah 20
Niken Larasati
94
21
Fitria Dwi Nursanti
95
22
Ina Nurhayati
90
23
Raka Fiqie Fauzi
94
24
Rifqi Imam Mufti
92
25
Desi Wulandari
100
26
Dwiki Rizaldi Lutfi
95
27
Heriana Astri Septiani
97
28
M.
90
Agung
Wahyu
Djatmiko 29
Anita Rizqi Amalia
98
30
Dion Pria wijaya
95
31
Dwi Saputri Wijayanti
95
32
Fitri Fijrianti
87
Keterangan: a. Kolom 1 = Nomor masing-masing responden b. Kolom 2 = Nama Responden c. Kolom 3 = Nilai Rata-rata Hasil Belajar.
Berdasarkan data pada tabel tersebut diatas, maka langkah
selanjutnyaadalah
mencari
rata-ratadan
variabel nilai hasil belajar adalah sebagai berikut : a. Mencari interval K
= 1+3,3 log n = 1+3,3 log 32 = 1+3,3 (1,577618275) = 1+4,87761828 = 5,87761828 di bulatkan menjadi 6
b. Mencari range
kualitas
R= H-L Keterangan R : Range H : Nilai Tertinggi L : Nilai Terendah Dari data tersebut diketahui bahwa : H : 100, L : 70 Maka R
= H-L = 100-70 =30
c. Menentukan Interval Kelas
=5
c. Menetapkan klasifikasi prestasi belajar siswa SMP 9 1) Untuk kategori tinggi (95 – 100)
2) Untuk kategori sedang (90-95)
3) Untuk kategori rendah (85 – 90)
Kemudian
untuk
dapat
mengetahui
prestasi
belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut : Table XVI Rekapitulasi Tentang Prestasi Belajar Siswa SMP N 9 Tahun 2013-2014 No
Prestasi belajar siswa
1. Tinggi 2. Sedang
Interval Frekuen Prosenta 95 – 100 90-95
si
se
19
59,4 %
7
21,8 %
85 – 90
3. Rendah Jumlah
6
18,8 %
32
100 %
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa: 1. Sebanyak 19 responden dengan prosentase sebesa 59,4 % termasuk dalam kategori tinggi dalam prestasi belajar siswa. 2. Sebanyak 7 responden dengan responden dengan prosentase 21,8 % termasuk dalam kategori sedang dalam prestasi belajar siswa. 3. Sebanyak 6 responden dengan prosentase 18,8 % termasuk dalam kategori rendah dalam dalam prestasi belajar siswa.
Berdasarkan data prestasi belajar siswa di atas, dapat dicari rata-rata (mean) dengan menggunakan rumus:
My =
My = Berdasarkan perhitungan di atas diketahui nilai rerata (mean) adalah 96 sehingga bisa
dianalisis bahwa dalam
prestasi belajar siswa termasuk dalam kategori sedang, yaitu pada interval 96.
B. Analisis Lanjutan
Tujuan dalam analisis ini untuk mengetahui adakah pengaruh Penggunaan Bantuan Operasional sekolah Terhadap Prestasi Belajar siswa SMP N 9 Salatiga. Analisis ini penulis menggunakan analisis statistik dengan teknik product moment variabel X (Penggunaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dan variabel Y (prestasi belajar siswa) adalah sebagaimana disajikan pada tabel berikut. Tabel XVII Tabel Kerja Product Moment
No
X
Y
X²
Y²
X.Y
R_1
98
95
9604
9025
9310
R_2
95
70
9025
4900
6650
R_3
96
96
9216
9216
9216
R_4
95
100
9025
10000
9500
R_5
93
95
8649
9025
8835
R_6
90
95
8100
9025
8550
R_7
97
70
9409
4900
6790
R_8
100
95
10000
9025
9500
R_9
100
92
10000
8464
9200
R_10
100
98
10000
9604
9800
R_11
96
82
9216
6724
7872
R_12
97
100
9409
10000
9700
R_13
100
85
10000
7225
8500
R_14
100
98
10000
9604
9800
R_15
88
95
7744
9025
8360
R_16
98
88
9604
7744
8624
R_17
79
97
6241
9409
7663
R_18
92
100
8464
10000
9200
R_19
89
94
7921
8836
8366
R_20
97
94
9409
8836
9118
R_21
98
95
9604
9025
9310
R_22
95
90
9025
8100
8550
R_23
98
94
9604
8836
9212
R_24
98
92
9604
8464
9016
R_25
99
100
9801
10000
9900
R_26
96
95
9216
9025
9120
R_27
93
97
8649
9409
9021
R_28
98
90
9604
8100
8820
R_29
93
98
8649
9604
9114
R_30
99
95
9801
9025
9405
R_31
98
95
9604
9025
9310
R_32
94
87
8836
7569
8178
Jumlah
3059
2967
Rerata
293033 276769 283510
95.59375 92.71875
Maksimal
100
100
Minimal
79
70
Rentang
21
30
Korelasi
0.754
Dari tabel kerja tersebut atas dapat diketahui bahwa: ΣX
= 3059
ΣY
= 2967 = 293033 = 276769 = 283510
ΣX
2
2
ΣY
ΣXY
N
= 32
Setelah data diketahui, maka dimasukkan dalam rumus product moment:
C. Pembahasan Setelah data dianalisis menggunakan teknik korelasi product moment diperoleh nilai rxy = -0.11533287 kemudian dibandingkan dengan r menguji
hipotesis
tabel dengan jumlah N= 32, untuk langkah
selanjutnya
adalah
membandingkan antara (ro) dengan r
table (rt), maka
adapun kaidah yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Bila rxy > dari r tabel 1% hasil dinyatakan signifikan 2. Bila rxy > dari r tabel 5% hasil dinyatakan signifikan 3. Bila rxy < dari r tabel 5% hasil dinyatakan tidak signifikan Pada taraf signifikan 5% menunjukkan angka sebesar 0.361 dan pada taraf signifikan 1% r tabel menunjukkan angka
sebesar 0.463. Disini yang penulis gunakan adalah taraf signifikan 5% yaitu 0.361. Perhitungan yang diperoleh menunjukkan rxy 0.11533287 < dari r tabel 5% yaitu
0.361, oleh karena itu
hasil dinyatakan Hipotesis Nol tidak ditolak. Dengan demikian hipotesis kerja yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah dengan prestasi siswa ditolak.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut : 1. Penggunaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMP N 9 Salatiga , yang tergolong pada kategori : a.
Tinggi sejumlah 23 siswa 71,8%
b.
Sedang sejumlah 7siswa 21,9%
c.
Rendah sejumlah 2 siswa 6,3%
2. Prestasi belajar siswa, yang tergolong pada kategori: a.
Tinggi sejumlah 19 siswa 59,4%
b.
Sedang sejumlah 7 siswa 21,8%
c.
Rendah sejumlah 6 siswa 18,8%
Setelah data dianalisis menggunakan teknik product moment
diperoleh
dibandingkan
dengan
nilai
rxy
r
tabel
-0,11533287 dengan
kemudian
jumlah
N=32.
Berdasarkan perhitungan yang diperoleh, rxy -0,11533287 < dari r tabel 5% yaitu 0,361%, oleh karena itu Hipotesis Nihil tidak ditolak. Adapun hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa
ada
pengaruh
yang
signifikan
dalam
penggunaan
100(BOS) terhadap prestasi belajar Bantuan Operasional Sekolah siswa SMP N 9 Salatiga Tahun 2014 ditolak. B. Saran 1. Bagi lembaga pendidikan Dalam rangka menciptakan generasi yang mempunyai wawasan luas tentang pendidikan , maka setiap lembaga
pendidikan diharapkan dapat
memanfaatkan dana BOS untuk memenuhi biaya operasional sekolah, sehingga tidak ada lagi penarikan iuran kepada siswa. 2. Bagi orang tua Orang tua harus membantu memperhatikan pendidikan anak karena sudah terbantu pembiayaan pendidikan di sekolah. 3. Bagi anak
Menjadi seorang siswa lebih serius bersekolah karena sudah tidak terbebani biaya pendidikan, maka haruslah siswa memaksimalkan potensi diri untukterus melanjutkan pendidikan sampai ke jenjang yang paling tinggi.
C.
Penutup Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, atas segala rahmat, hidayah, dan pertolongan-Nya. Segala kemudahan, kelancaran, dan kesuksesan yang telah Allah berikan penulis mengucapkan syukur Alhamdulillah. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis tidak segan-segan untuk menerima saran dan kritikan demi perbaikan skripsi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi,
Prosedur
Penelitian,
Suatu
Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta, 1991. Basuki, Sulistyo, Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. 1991. Djoko Basuki, Zulfa, Metode Penelitian, Jogja : PT. Tiara Wacana, 2005. Direktorat, Jenderal Pendidikan Dasar, Petunjuk Teknis Penggunaan dan Pertanggung Jawaban Keuangan
Dana Bantuan Operasional Sekolah Tahun 2003, Jakarta : Balai Pustaka 2013. Hadi, Sutrisno, Metodologi Riseach, Jakarta : LP3S Jilid I, 1981. Kartini,
Kartono,
Peranan
Keluarga
Membantu
Anak,
Jakarta : Rajawali, 1985. Kasijari, z, Pendidikan Al-quran, Jogja : UGM, 1984. Kentjono, Nur, Belajar Efektif, Bali : Tri Kencana, 1983. Meichati, Siti, Kesehatan Mental, Jogja : Yayasan Penerbit Ugm, 1983. Poerwadarminta, W.J.S, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1991. Purwanto A, Ngalim, Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional, 1986. Rusyan, Drs. A., Tabrani, Penuntun Belajar Yang Sukses, Jakarta : Niken Karya Jaya, 1987. Singgih D., Gunarso, Psikologi Remaja, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1985 Slamento, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Jakarta : Bina Aksara, 1991.
Subagio, Joko, Metode Pengumpulan Data, Jakarta : Rineka Cipta, 1997. Susanto, Agus, Psikologi Kepribadian, Jakarta : Aksara Baru, 1982. Tirtonegoro, Sutratinah, Kemajuan Belajar Mata Pelajaran, Jakarta : LC Ofice, 1982. Tim Penyusun, ISBN, Undang-Undang Repoblik Indonesia no.20
Tentang
Sistem
Pendidikan
Nasional
dan
Undang-Undang Repoblik Indonesia no 14 Tentang Guru dan Dosen, Jakarta : Visi Media 2007.