Pengaruh Frekuensi Penggunaan Media Pembelajaran LKS Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Suyanti (09130037-ST) Mahasiswa Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Masalah penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh frekuensi penggunaan media pembelajaran LKS terhadap prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS kelas IX MTs Darul Falah Pringsurat Temanggung ?”. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis adanya pengaruh frekuensi penggunaan media pembelajaran LKS terhadap prestasi belajar siswa pada pelajaran Pendidikan IPS Kelas IX di MTs Darul Falah Pringsurat, Temanggung. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan : regresi linier sederhana, analisis korelasi dan dilanjutkan pengujian hipotesis. Persamaan regresi Y = 36,96 + 2,44 X. Nilai koefisien regresi (b) untuk media pembelajaran LKS menunjukkan nilai yang positif, berarti variabel naiknya perubahan frekuensi penggunaan media pembelajaran LKS mempunyai pengaruh terhadap peningkatan naiknya prestasi belajar siswa pada pelajaran Pendidikan IPS pada MTs Darul Falah Pringsurat Temanggung. Nilai korelasi diperoleh r = 0,93, berarti dapat disimpulkan bahwa hubungan frekuensi penggunaan media pembelajaran LKS dengan prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS di MTs Darul Falah Pringsurat Temanggung adalah kuat. Pengujian hipotesis diperoleh nilai t hitung = 13,09 > nilai ttabel = 2,048, maka hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak sedangkan Ha diterima. Sehingga hipotesis yang menyatakan "Ada pengaruh positif antara frekuensi penggunaan media pembelajaran LKS terhadap prestasi belajar siswa pada pelajaran Pendidikan IPS Kelas IX di MTs Darul Falah Pringsurat Temanggung", terbukti benar atau diterima. Pengujian hipotesis f diperoleh nilai fhitung = 170,95 > nilai ftabel 4,20, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis tersebut adalah cocok. Selain media pembelajaran LKS yang digunakan untuk proses belajar mengajar ditingkatkan, seyogyanya pihak sekolah memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi siswa dalam belajar, misalnya fasilitas di MTs Darul Falah Pringsurat Temanggung dilengkapi atau ditingkatkan kualitasnya. Nilai koefisien determinasi yang diperoleh adalah (r 2) = 0,86 x 100% = 86% berarti variabel media pembelajaran LKS mempunyai pengaruh perubahan sebesar 86% terhadap prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS pada MTs Darul Falah Pringsurat, Temanggung, sedangkan yang 14% prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS dipengaruhi oleh variabel lain. Kata Kunci : Frekuensi, prestasi belajar, IPS PENDAHULUAN Salah satu masalah dalam pembelajaran di sekolah adalah rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini biasanya sering dikaitkan dengan adanya kegiatan belajar mengajar yang dianggap kurang optimal sehingga siswa tidak dapat menyerap ilmu pengetahuan dengan maksimal dan akhirnya hasil belajarnya pun kurang memuaskan. Hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor dari dalam (internal) maupun faktor dari luar (eksternal). Menurut Suryabrata (1982 : 27) yang termasuk faktor internal adalah faktor fisiologis dan psikologis (misalnya kecerdasan motivasi berprestasi dan kemampuan kognitif), sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah faktor lingkungan dan instrumental (misalnya guru, kurikulum, dan model pembelajaran). Tiga faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu kemampuan kognitif, motivasi berprestasi dan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran adalah
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
97
kualitas kegiatan pembelajaran yang dilakukan dan ini menyangkut model pembelajaran yang digunakan (Bloom, 1982 : 11). Sering ditemukan di lapangan bahwa guru menguasai materi suatu subyek dengan baik tetapi tidak dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik. Hal itu terjadi karena kegiatan tersebut tidak didasarkan pada model pembelajaran tertentu sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa rendah.. Timbul pertanyaan apakah mungkin dikembangkan suatu model pembelajaran yang sederhana, sistematik, bermakna dan dapat digunakan oleh para guru sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik sehingga dapat membantu meningkatkan motivasi berprestasi dan hasil belajar. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan mencapai tujuan pendidikan banyak tergantung pada bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Pendidikan anak-anak pada masa perkembangan adalah sungguh-sungguh membentuk karakteristik pemuda. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat mendasar sekali bagi manusia. Pendidikan dibutuhkan untuk menumbuhkan kemampuan dasar yang merupakan anugerah dari Tuhan. Potensi dasar tidak banyak arti bila tidak dikembangkan lebih lanjut, karena akan tenggelam ke dasar jiwa dan bahkan akan mati yang tiada berguna apa-apa. Pengembangan potensi dasar dimaksudkan untuk pertanggung jawabkan diri terhadap pribadi, lingkungan sosial, dan terhadap Tuhan pencipta alam semesta. Pengembangan potensi dasar sangat bergantung pada faktor-faktor ekstern yang dapat diartikan sebagai suatu upaya pendidikan. Oleh karena itu pengetahuan, sikap dan keterampilan menerapkan dengan cepat dan benar serta sistematik dalam menyelesaikan soal. Hasil belajar dapat berupa informasi yang berguna yang dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam mengembangkan strategi pembelajaran di masa datang. Dan hasil pendidikan yang berkualitas adalah siswa yang sehat, mandiri, berbudaya, berakhlak mulia, beretos kerja tinggi, berpengetahuan dan menguasai teknologi, serta cinta tanah air. Upaya mencapai hasil belajar secara optimal, diperlukan rancangan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, bervariasi dan bermakna. Pada kenyataannya banyak guru yang enggan melakukan hal-hal baru demi profesionalitasnya. Guru terpancang pada pembelajaran dalam kelas yang prosesnya adalah guru menjelaskan pelajaran dan siswa harus duduk manis mendengarkan penjelasan guru yang kemudian merasa paham apa yang diterangkan oleh guru. Akibatnya dapat diduga, bahwa siswa merasa dirinya terkekang dalam kelas, bosan dan yang lebih memprihatinkan lagi konsep yang ditanamkan tidak dipahami sama sekali. Keadaan memprihatinkan ini juga terjadi pada MTs Darul Falah Pringsurat, Temanggung, hal ini terlihat dari perolehan nilai pada materi IPS masih di bawah nilai rata-rata yang diharapkan terutama pada Kelas IX Bahkan banyak siswa di Kelas IX belum banyak memahami pelajaran IPS secara optimal karena kajian yang menyangkut berbagai bidang diantaranya ekonomi, sejarah, geografi, dan sosiologi. Untuk itu perlu kiranya dicarikan solusi pembelajaran agar pembelajaran dapat berjalan lebih menyenangkan dan siswa lebih baik lagi dalam memahami konsep. Salah satu JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
98
alternatifnya adalah melalui pembelajaran dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai media untuk belajar. Media pembelajaran LKS ini berisi soal-soal mengenai masing-masing mata pelajaran yang materinya disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku. Dengan media pembelajaran LKS ini, khususnya untuk mata pelajaran IPS diharapkan siswa mampu untuk menyelesaikan soalsoal dengan lebih cepat. Sehingga apabila siswa terdorong untuk menyelesaikan soal-soal dengan lebih cepat, diharapkan media pembelajaran LKS ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa karena mereka dapat mempelajarinya sendiri di rumah diluar jam sekolah. Media belajar yang baik dan dapat diterima siswa bisa mempengaruhi prestasi para siswa dalam belajar, begitu juga untuk media pembelajaran LKS untuk pelajaran IPS yang diterapkan pada MTs Darul Falah Pringsurat, Temanggung diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa untuk masa yang akan datang. Berdasarkan uraian tersebut maka dalam penulisan skripsi ini peneliti mengambil judul : "PENGARUH FREKUENSI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN LKS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPS KELAS IX DI MTs DARUL FALAH PRINGSURAT, TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2012".
TINJAUAN PUSTAKA Lembar Kerja Siswa (LKS) Sumber pembelajaran adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, untuk kepentingan belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran. Setiap sistem pendidikan diharapkan menghasilkan pendidikan yang berkualitas, dan hasil pendidikan yang berkualitas adalah siswa yang sehat, mandiri, berbudaya, berakhlak mulia, beretos kerja tinggi, berpengetahuan dan menguasai teknologi, serta cinta tanah air. Untuk mewujudkan hasil pendidikan yang berkualitas seperti kriteria di atas, sepertinya sumber pembelajaran dapat diwujudkan dengan sistem LKS. LKS pada dasarnya berisi ringkasan materi, lembar kegiatan siswa dan latihan soal yang diharapkan dapat membantu proses kegiatan belajar mengajar. Belajar dan prestasi belajar
Belajar adalah suatu usaha sadar yang menghasilkan perubahan tingkah laku melalui latihan-latihan atau pengalaman nyata menuju kedewasaan dan kematangan pribadinya sebagai hasil pengalaman sehari-hari individu itu dalam interaksinya dengan lingkungan. Prestasi belajar yang diperoleh siswa merupakan wujud tingkat kemampuan siswa itu dalam menguasai ilmu pengetahuan yang disampaikan oleh gun dan berbagai pengalaman serta latihan yang dilakukan. Sering tanpa didasari siswa merasa bahwa dirinya sangat pandai tetapi nilainya rendah atau jelek , ada pula yang merasa kurang pandai tetapi nilainya justru lebih baik. Kondisi ini sering terjadi di lingkungan siswa, karena sebagian besar mereka kurang memahami kriteria
penilaian
yang
dilakukan oleh guru. Bahkan ada juga siswa yang tidak mau tahu tentang proses untuk mendapatkan JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
99
nilai yang baik, tetapi mereka hanya menuntut setiap menerima raport (laporan pendidikan) nilainya harus baik, sedang setiap harinya kurang memperhatikan materi pelajaran atau juga malas untuk belajar.
METODE PENELITIAN Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang menitikberatkan pada data kuantitatif yang diangkakan (draft diktat metodologi penelitian 2000). Alasan digunakannya jenis pendekatan kuantitatif karena penelitian ini berkaitan dengan nilai-nilai yang diperoleh siswa di dalam mengerjakan LKS. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat korelasional yaitu menunjukkan hubungan antara variabel frekuensi media LKS ( X ) dan variabel prestasi siswa ( Y ). Definisi operasional Variabel 1. Media Pembelajaran LKS Media pembelajaran LKS yang dimaksud adalah alat yang digunakan untuk proses belajar mengajar yang mencakup ringkasan materi, lembar kegiatan siswa dan latihan soal. Indikator yang digunakan untuk mengukur media pembelajaran LKS adalah frekuensi penggunaan media pembelajaran LKS, dimana dalam penelitian ini digunakan frekuensinya sebanyak 10 kali sesuai dengan bab yang ada dalam LKS yang digunakan ( X ). 2. Prestasi Belajar Siswa pada Pelajaran IPS Prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS yang dimaksud adalah hasil yang diperoleh siswa didalam mempelajari IPS yang ditunjang dengan media pembelajaran LKS. Indikator-indikator untuk mengukur variabel ini adalah nilai yang diperoleh siswa dalam mengerjakan soal-soal yang ada dalam LKS yang digunakan ( Y ). Variabel Penelitian 1. Variabel Independen (Independent Variable) Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independen dalam penelitian ini adalah media pembelajaran LKS (sebagai X).Dimana nilai X diambil dari frekuensi pengerjaan soal-soal yang ada dalam LKS. 2. Variabel Dependen (Dependent Variable) Variabel idependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen di sini adalah prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS (sebagai Y). Populasi dan Sampel Populasi menurut Suharsimi Arikunto (2006: 130) adalah keseluruhan obyek penelitian. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa Kelas IX di MTs Darul Falah ada 30. Berdasarkan JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
100
pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 134), jika obyeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua. Mengingat jumlah siswa sebagai responden hanya 30 siswa, maka semua siswa dijadikan sampel atau merupakan sampel populasi.
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah suatu cara untuk memperoleh data yang mudah, benar dan tepat. Adapun cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : 1. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. (Suharsimi Arikunto, 2006 : 158). Metode dokumentasi ini digunakan untuk mencari data tentang daftar hadir atau absensi siswa, daftar nilai. 2. Metode Wawancara Metode wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. (Suharsimi Arikunto, 2006 : 155). Metode wawancara digunakan untuk mencari data mengenai sejarah, struktur organisasi dan fungsinya, visi dan misi MTs Darul Falah Pringsurat, Temanggung. 3. Metode Observasi Metode observasi adalah sebuah metode di mana peneliti langsung terjun ke tempat penelitian ( Suharsimi Arikunto, 2006 :156 ) Disini peneliti mengadakan pengamatan yang sangat teliti dengan pencatatan yang sistematis dan praktis. 4. Metode tes Metode tes adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. (Suharsimi Arikunto, 2006 : 151) Tes yang dipakai disini adalah soal-soal uji kompetensi yang ada di dalam LKS ( Lampiran 1 ) yang frekuensinya sebanyak 10 kali sesuai dengan banyaknya bab / pokok bahasan yang ada dalam LKS yang merupakan materi untuk semester 1, tetapi frekuensi ini tidak seluruh siswa itu dapat memenuhinya karena ada yang tidak berangkat saat pengerjaan uji kompetensi tersebut.
HASIL PENELITIAN Analisis Regresi Sederhana Analisis regresi sederhana adalah alat analisis yang digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel media pembelajaran LKS terhadap prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS pada MTs Darul Falah Pringsurat, Temanggung. Hasil perhitungan untuk analisis regresi sederhana diperoleh nilai-nilai sebagai berikut : a = 36,96 b = 2,44 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
101
Jadi persamaan regresinya adalah : Y = 36,96 + 2,44X + e Berdasarkan persamaan regresi tersebut ditunjukkan bahwa koefisien regresi untuk variabel media pembelajaran LKS positif, yang mempunyai arti bahwa dapat diinterpretasikan setiap perubahan semakin banyak media pembelajaran dengan LKS akan ada kecenderungan naiknya prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS Analisis Korelasi Dalam analisis ini akan diukur tingkat variabel media pembelajaran LKS (X) dengan variabel prestasi pelajaran IPS (Y). Rumusnya sbb:
rxy
XY
X Y 2
2
Dimana : Y2 = ∑Y2 –
Y 2 n
= 105.850 –
3.168.400 30
Dimana : b = 2,44 ∑X2 = 34,17 ∑Y2 = 236,67 Maka : r2
34,17
= (2,44)2 236,67 = 5,96536 (0,1443782) = 5,9536 (0,1443782) = 0,8596998 = 0,86
Nilai koefisien determinasi yang diperoleh adalah (r2) = 0,86 x 100% = 86% berarti variabel media pembelajaran LKS mempunyai pengaruh perubahan sebesar 86% terhadap prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS pada MTs Darul Falah Pringsurat, Temanggung, sedangkan yang 14% prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS dipengaruhi oleh variabel lain, misalnya fasilitas atau lingkungan sekolah yang kurang mendukung. Karena dengan fasilitas atau lingkungan sekolah yang kurang mendukung akan mempengaruhi konsentrasi belajar yang akan menurunkan prestasi siswa dalam belajar. Untuk membuktikan hipotesis tersebut maka perlu dihitung var b dan kesalahan standar ( se ) dari b dimana rumusnya adalah sebagai berikut : JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
102
=
2,44 0,1864
= 13,0901 = 13,09 Hasil perhitungan didapat t hitung sebesar 13,09 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Apabila dilihat t tabel dengan = 0,05 didapat t tabel sebesar 2,048 (Lampiran 2), ini berarti bahwa t hitung > t tabel (13,09 > 2,048) dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, artinya bahwa variabel X (frekuensi media pembelajaran LKS) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS di MTs Darul Falah Pringsurat, Temanggung. Dari pengujian hipotesis tersebut bisa digambarkan, seperti yang disajikan pada Gambar 1. Gambar 1. Pengujian Hipotesis Uji t
Uji f merupakan uji hipotesis yang digunakan untuk menguji apakah model yang kita gunakan ( Y = a + b X + e ) itu cocok, artinya apakah variabel X dapat digunakan untuk memprediksi variabel Y. Jika f hitung > f tabel maka model yang digunakan cocok. Rumus manual uji f : F =
b2 x2
e / n 2 2
=
(2,44) 2 (34,17) 1,19
=
203,43451 1,19
atau
b2 x2 2
= 170,95 Dari hasil perhitungan diperoleh f hitung = 170,95 ini kita bandingkan dengan nilai f tabel dengan derajat kebebasan pembilang 1 dan penyebut ( n-2 ), dengan taraf alpha = 0,05 diperoleh angka 4,20 (lampiran 3).Maka dapat disimpulkan bahwa model Y = a + b X + e adalah cocok, artinya variabel X ( LKS ) dapat digunakan untuk memprediksi variabel Y (kecenderungan untuk berprestasi).
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
103
Pembahasan Berdasarkan analisis data yang dilakukan, masing-masing analisis yaitu analisis regresi sederhana, analisis korelasi koefisien determinasi dan pengujian hipotesis t dan uji f dapat dibahas sebagai berikut. Hasil analisis regresi sederhana diperoleh persamaan Y = 36,96 + 2,44X. Nilai 36,96 merupakan nilai koefisien konstanta, yang mempunyai arti bahwa apabila variabel media pembelajaran LKS (X) sama dengan 0 (nol), maka prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS hanya sebesar 36,96. Sedangkan nilai 2,44 adalah koefisien regresi untuk media pembelajaran LKS. Karena nilai koefisien regresi untuk media pembelajaran LKS menunjukkan nilai positif berarti dapat diinterpretasikan bahwa perubahan variabel frekuensi media pembelajaran LKS mempengaruhi perubahan kecenderungan prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS. Sehingga apabila media pembelajaran LKS ditingkatkan (misalnya dengan cara melengkapi media pembelajaran lebih dari satu atau dua sumber percetakan) akan mengakibatkan peningkatan prestasi siswa dalam belajar khususnya pada mata pelajaran IPS dan umumnya seluruh mata pelajaran di MTs Darul Falah Pringsurat, Temanggung. Hasil dari persamaan regresi tersebut menunjukkan nilai yang positif, berarti pihak sekolah harus selalu dan selalu meningkatkan media pembelajaran dengan LKS tersebut. Analisis korelasi antara frekuensi media pembelajaran LKS dengan prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS di MTs Darul Falah Pringsurat, Temanggung yang dilakukan diperoleh nilai r = 0,93, berarti dapat disimpulkan bahwa hubungan antara frekuensi media pembelajaran LKS dengan prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS di MTs Darul Falah Pringsurat, Temanggung adalah kuat, karena nilai korelasi yang diperoleh mendekati angka 1 (satu). Karena ada hubungan yang kuat antara frekuensi media pembelajaran LKS dengan prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS di MTs Darul Falah Pringsurat, Temanggung, maka sebaiknya pihak sekolah harus memperhatikan dengan sungguh-sungguh mulai dari pengadaannya, terus proses pembelajarannya, sampai akhirnya yaitu hasil yang diperoleh. Hal ini dilakukan guna mengetahui perkembangan proses belajar mengajar yang dihasilkan MTs Darul Falah Pringsurat, Temanggung. Sedangkan hasil analisis Coefficient of determination (r2) = 86%, hal ini berarti bahwa variabel frekuensi media pembelajaran LKS mempengaruhi perubahan prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS pada MTs Darul Falah Pringsurat, Temanggung sebesar 86% sedangkan variabel-variabel lain yang mempengaruhi perubahan prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS adalah sebesar 14%. Variabel-variabel lain di sini misalnya fasilitas atau lingkungan sekolah yang kurang mendukung. Karena dengan fasilitas atau lingkungan sekolah yang kurang mendukung akan mempengaruhi konsentrasi, belajar yang akan menurunkan prestasi siswa dalam belajar. Maka yang perlu diperhatikan
untuk
meningkatkan
prestasi
belajar
selain
dengan
memperhatikan
media
pembelajarannya juga perlu diperhatikan fasilitas atau lingkungan yang ada di MTs Darul Falah Pringsurat, Temanggung.
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
104
Pengujian hipotesis diperoleh hasil t hitting = 13,09 dan nilai t tabel = 2,048. Karena nilai hasil pengujian hipotesis menunjukkan nilai t hitung > t tabel maka kesimpulannya Ho ditolak sedangkan Ha diterima, artinya bahwa variabel media pembelajaran LKS mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS. Sedangkan hasil pengujian f diperoleh nilai f hitung = 170,95 dan nilai f tabel = 4,20. Karena nilai hasil pengujian hipotesis menunjukkan nilai f hitung > f tabel maka kesimpulannya bahwa model Y = a + b X + e adalah cocok artinya variabel X ( LKS ) dapat digunakan untuk memprediksi variabel Y (kecenderungan berprestasi). Dengan demikian hipotesis yang menyatakan, "Ada pengaruh positif antara frekuensi media pembelajaran LKS terhadap prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS Kelas IX semester 1 di MTs Darul Falah Pringsurat, Temanggung" dapat diterima. KESIMPULAN Berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh dari analisis data dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Media pembelajaran LKS berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS, hal ini dibuktikan dengan persamaan regresi Y = 36,96 + 2,44 X. Karena nilai koefisien regresi (b) untuk media pembelajaran LKS menunjukkan nilai positif, maka dapat diinterpretasikan bahwa perubahan naiknya variabel media pembelajaran LKS mempengaruhi perubahan naiknya terhadap prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS pada MTs Darul Falah Pringsurat, Temanggung. Sedangkan nilai korelasi ( r ) = 0,93 yang berarti memiliki hubungan yang sangat kuat karena nilai r mendekati nilai l, dengan demikian penggunaan LKS ini dapat digunakan untuk mengetahui perkembangan proses belajar mengajar di MTs Darul Falah Pringsurat, Temanggung. Selain itu pada analisis koefisien determinasinya (r2) diperoleh nilai r2 = 86% yang berarti penggunaan LKS ini dapat mempengaruhi perubahan prestasi siswa sebesar 86%, oleh karena itu pihak MTs Darul Falah Pringsurat, Temanggung harus memperhatikan aspek-aspek lain yang bernilai 14% agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 2. Hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai t hitung =
13,09 dan nilai t tabel = 2,048, dengan nilai
signifikansi 0,000. Karena t hitting > t tabel maka Ho ditolak sedangkan Ha diterima. Sehingga hipotesis yang menyatakan "Ada pengaruh positif antara frekuensi media pembelajaran LKS terhadap prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS Kelas IX di MTs Darul Falah Pringsurat, Temanggung", terbukti benar atau diterima. Sedangkan hasil pengujian hipotesis f / AOV (analysis of varian), diperoleh nilai f hitung = 170,95 dan nilai f tabel= 4,20. Karena f hitung > f tabel maka model yang digunakan ( Y = a + b X + e ) adalah cocok yang artinya bahwa variabel X ( LKS ) dapat digunakan untuk memprediksi variabel Y ( kecenderungan untuk berprstasi ).
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
105
DAFTAR PUSTAKA
Arif Achmad, dkk, 2001. Media Pendidikan, Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: CV Rajawali. Azhar, Arsyad, 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Depdiknas, 2006. Draft Pembelajaran IPS Dasar, dan Menengah. Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah. Djarwanto Ps dan Pangestu Subagyo, 1998. Statistik Induktif Yogyakarta : BPFE. Fred N. Kerlinger dan Elazar J. Pedhazur,1997. Korelasi dan Analisis Regresi Ganda. Semarang : Nurcahya J. Supranto. 2000. Statistik : Teori dan Aplikasi. Edisi Keenam, Jakarta : Erlangga. Latuheru, Jhon, D. 1988. Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini. Jakarta: Depdikbud P2LPTK Mardalis, 1999. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta : Bumi Aksara Max Darsono, 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang Press. Mudrajad Kuncoro, 2004. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta Muhammad Furqan, Perguruan Tinggi Berbasiskan Media dan Teknologi. www.waspada.co. id. Nana Sudjana, 1989. CBSA. Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensia. Numan Soemantri, 1994. Pengantar Pendidikan Sosial. Jakarta: Rineka Cipta Oemar Hamalik, 1985. Media Pendidikan. Bandung : Alumni. Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Suharsimi Arikunto, 2006. Prosedur Penelitia Suatu Pendekata Praktek. Edisi Revisi VI, Jakarta : Rineka Cipta.
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
106