PENGARUH PENGETAHUAN FINANSIAL TERHADAP PENGAMBILAN POLIS ASURANSI KESEHATAN DENGAN KENDALI LOKUS SEBAGAI MODERASI (STUDI PADA MASYARAKAT MALANG RAYA) Sandy Avidinanto Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya
[email protected] Dosen Pembimbing Ubud Salim Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya
[email protected] ABSTRAKSI Penelitian ini membahas tentang pengaruh pengetahuan finansial terhadap keputusan pengambilan polis asuransi kesehatan pada BPJS Kesehatan dengan kendali lokus sebagai moderasi pada masyarakat Malang Raya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui indikator-indikator dalam pengetahuan finansial yaitu pengetahuan umum tentang keuangan, tabungan dan pinjaman, asuransi, dan investasi dalam mempengaruhi seseorang untuk mengambil sebuah polis asuransi kesehatan. Selain itu pada penelitian ini juga melibatkan kendali lokus sebagai variabel moderasi yang diperkirakan mampu memperkuat atau memperlemah pengaruh finansial terhadap keputusan pengambilan polis asuransi kesehatan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatori dengan objek penelitian adalah wilayah Malang Raya yang meliputi Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 150 dengan menggunakan teknik sampel purposif yaitu dengan memfokuskan pada informan terpilih yang kaya dengan studi kasus yang mendalam. Metode analisis yang digunakan adalah uji instrumen penelitian, uji asumsi klasik, analisis regresi linier sederhana, dan analisis regresi moderasi. Sementara untuk pengujian hipotesis penelitian menggunakan uji t dan menggunakan aplikasi SPSS versi 21.00 Tujuan penelitian ini adalah menguji dan menganalisis pengaruh pengetahuan finansial terhadap pengambilan polis asuransi kesehatan dengan kendali lokus sebagai moderasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan finansial berpengaruh signifikan secara linier positif terhadap keputusan pengambilan polis asuransi kesehatan pada masyarakat Malang Raya, sedangkan uji analisis regresi moderasi menunjukkan bahwa variabel kendali lokus menunjukkan pengaruh yang memperkuat variabel independen terhadap variabel dependen. Selain itu diketahui juga sifat lokus dominan yang dimiliki masyarakat Malang Raya yaitu cenderung pada lokus internal. Kata Kunci: Pengetahuan Finansial, Polis Asuransi Kesehatan, BPJS Kesehatan, Kendali Lokus
LATAR BELAKANG Indonesia adalah salah satu negara yang dikenal dimata dunia dengan berbagai macam potensi yang ada didalamnya. Terhimpun dari 13.000 pulau yang membuat Indonesia mendapatkan sebutan sebagai Negara Kepulauan, sehingga merangsang munculnya keberagaman suku, agama, ras, dan adat budaya. Indonesia memiliki jumlah penduduk yang cukup besar. Data sensus BPS pada tahun 2010 yang menunjukkan angka 237.641.326 jiwa (Anonimous, 2016). Berdasarkan potensi jumlah penduduk tersebut, pemerintah Indonesia diharapkan mampu meningkatkan taraf hidup masyarakatnya dengan menyediakan sarana dan prasarana umum guna memfasilitasi kebutuhan hidup mereka. Permasalahan yang sering muncul adalah saat mereka dihadapkan pada situasi yang mendesak dan mengharuskan mereka untuk mengeluarkan sejumlah uang yang cukup besar sehingga membebani ekonomi rumah tangga. Misalnya pada masalah kesehatan, dimana kondisi kesehatan ini sangat jarang diperhitungkan dan merupakan sebuah risiko ketidakpastian peristiwa dimasa yang akan datang. Masyarakat perlu adanya solusi atas kondisi yang melibatkan pengelolaan keuangan mereka dimasa depan. Ummu Sakinah, dkk (2014:244) menyatakan bahwa salah satu cara menanggulangi permasalahan keuangan di atas adalah dengan mengikuti program jaminan kesehatan yang ditanggungkan oleh badan asuransi kesehatan. Dalam pandangan ekonomi, asuransi kesehatan merupakan metode untuk mengurangi risiko-risiko yang timbul akibat implikasi biaya-biaya pengobatan yang semakin mahal dengan jalan memindahkan dan mengkombinasikan ketidakpastiaan akan adanya kerugian keuangan. Menurut Munijaya kesehatan adalah
(2004) “asuransi suatu mekanisme
pengalihan risiko (sakit) dari risiko perorangan menjadi risiko kelompok”. Melalui pengalihan risiko individu menjadi risiko kelompok, beban ekonomi yang harus dipikul oleh masing-masing peserta asuransi menjadi lebih ringan dan mengandung kepastian karena memperoleh jaminan. Namun menurut data di lapangan hanya 17,5 persen orang Indonesia di kota-kota besar yang sudah memiliki asuransi jiwa. Sedangkan secara nasional, hanya 16 persen orang Indonesia yang sudah memiliki asuransi jiwa (Sumber: Lipsus Asuransi, 2012). Padahal pemerintah sudah memaksimalkan sarana dan prasarana guna mengangkat kesadaran masyarakat yaitu dengan membentuk badan hukum khusus dalam menangani pengelolaan dana asuransi kesehatan. Badan hukum yang dibentuk pemerintah secara khusus dalam rangka pemenuhan kebutuhan layanan kesehatan di Indonesia yaitu: PT. Askes, saat ini bertransformasi menjadi BPJS Kesehatan dan PT. Jamsostek bertransformasi menjadi BPJS Ketenagakerjaan sejak tanggal 1 Januari 2014, dan akan beroperasi penuh pada Juli 2015 (Anonimous, 2012). Masyarakat yang memilih untuk mengambil polis asuransi dan menganggapnya sebuah kebutuhan yang harus segera dimiliki adalah masyarakat yang memiliki perilaku manajemen keuangan yang baik (financial management behavior). Ida dan Cinthia (2010:135) menyebutkan bahwa sebelum seseorang mampu mengelola sumber dananya secara sistematis dan berhasil maka yang diperlukan adalah pengetahuan finansial (financial knowledge). Secara istilah pengetahuan finansial hampir sama dengan kemelekan finansial (financial literacy). Tujuan utama dari adanya pengetahuan finansial adalah agar seorang individu mampu menangani segala aktivitas dari sumber pemasukan (income) dan
pengeluarannya (outcome), seperti: pencatatan dan penganggaran, penggunaan kredit, simpanan dan pinjaman, pembayaran pajak, investasi, rencana pensiun, dan pembelian polis asuransi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Ida dan Chintia (2010) adalah pengalihan variabel locus of control (kendali lokus) menjadi variabel moderasi dimana pada penelitian Ida dan Chintia variabel tersebut digunakan sebagai variabel independen. Kendali lokus diduga mampu memoderasi hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen (Novita Wening Tyas Respati, 2011). Kendali lokus merupakan salah satu variabel kepribadian yang didefinisikan sebagai keyakinan individu terhadap mampu tidaknya mengontrol nasib sendiri (Kreitner dan Kinicki, 2005). Variabel ini bisa saja menjadi faktor pelemah atau penguat bagi seseorang untuk menentukan tindakan nyata tanpa harus bergantung pada lingkungan sekitar atau bersifat moderasi. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian kali ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan finansial (financial knowledge) sebagai variabel independen dalam keputusannya untuk mengambil polis asuransi kesehatan sebagai variabel dependen dengan memasukkan kendali lokus (locus of control) sebagai variabel moderasi yang mana diduga memiliki pengaruh secara tidak langsung terhadap perilaku seseorang. Populasi yang akan digunakan adalah masyarakat se Malang Raya, yaitu dengan kriteria masyarakat yang memiliki perbedaan letak geografis pada lingkungan tempat tinggalnya. Hal tersebut tentunya akan mempengaruhi sikap pribadi dan perilaku mereka dalam mengelola keuangan. Maka dari itu, judul yang diangkat dalam penelitian ini adalah :“Pengaruh Pengetahuan Finansial Terhadap
Pengambilan Polis Asuransi Kesehatan dengan Kendali Lokus Sebagai Moderasi (Studi Kasus pada Masyarakat Malang Raya)”. LANDASAN TEORI a. Pengetahuan Finansial Menurut Tania Budiono (2015:3), pengetahuan finansial lebih akrab dan erat hubungannya dengan financial literacy atau literasi finansial. Literasi finansial adalah pengambilan keputusan individu yang menggunakan kombinasi dari beberapa keterampilan, sumber daya, dan pengetahuan kontekstual untuk mengolah informasi dan membuat keputusan berdasarkan dengan risiko keuangan dari keputusan tersebut. Terdapat beberapa sumber yang berbeda yang menjelaskan indikator pengukuran financial literacy. Menurut Cameron, et al 2013:6 dalam pengukuran financial literacy mencakup 5 indikator, yakni: a) the economic way of thinking, b) earning income, c) saving, d) spending and using credit, e) money management. Sedangkan Mandel, et all (2007: 108) menyebutkan financial literacy diukur dengan melibatkan indikator yaitu: a) income, b) money management, c) spending & credit, d) saving & investing. Dari perbedaan indikator pengukuran yang dikemukakan di atas, secara umum keseluruhan indikator tersebut sudah mencakup 4 indikator pengukuran. Indikator tersebut berdasarkan penelitian Chen dan Volpe (1998: 109) yaitu: a) pengetahuan umum (general knowledge), b) tabungan dan pinjaman (saving & borrowing), c) asuransi (insurance), d) investasi (investment). b. Polis Asuransi Kesehatan BPJS
Menurut Djojosoedarso (2003) polis asuransi adalah surat yang mengatur segala hak dan kewajiban masing-masing pihak (tertanggung dan penanggung). Pembentukan polis asuransi bertujuan untuk mnejaga hubungan dan pelayanan antara pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian tersebut yaitu bagi tertanggung dan penanggung. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2/1992 tentang Perasuransian, asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, yang pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul akibat suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum yang dibentuk dan dikelola sendiri oleh pemerintah Indonesia untuk menyelenggarakan program jaminan sosial bagi masyarakat. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), BPJS merupakan badan hukum nirlaba. Program BPJS Kesehatan akan diberlakukan mulai tanggal 1 Januari 2014.
mampu untuk mengendalikan peristiwa yang terjadi pada dirinya. Larsen, et all (2002) mendefinisikan Locus of control sebagai suatu konsep yang menunjuk pada keyakinan individu mengenai peristiwaperistiwa yang terjadi salam hidupnya. Locus of control bisa digambarkan sebagai cerminan seberapa jauh hubungan antara perbuatan yang dilakukan seseorang (action) dengan hasilnya (outcome). 1. Kendali Lokus Internal Orientasi individu dengan locus of control internal berkeyakinan bahwa peristiwa dalam kehidupan diri mereka ditentukan oleh upaya dan perilaku mereka sendiri. Menurut Trevino (1986) orang dengan locus of control internal lebih bertanggung jawab atas konsekuensi perilakunya dan pedoman perilaku baik dan buruknya ditentukan dari dalam diri mereka sendiri. 2. Kendali Lokus Eksternal Orientasi individu yang berkeyakinan bahwa peristiwa yang terjadi dalam kehidupan mereka ditentukan oleh nasib, kesempatan, dan kekuatan-kekuatan lain yang tidak dapat mereka kendalikan (Jones dan Kavanagh, 1996). Menurut Trevino (1986) orang dengan locus of control eksternal kurang bertanggung jawab atas konsekuensi perilaku etis atau tidak etisnya dan lebih berhubungan dengan kekuatan dari luar. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian
c. Kendali Lokus Teori kendali lokus (locus of control) pertama kali diperkenalkan oleh Rotter (1966), seorang ahli teori pembelajaran sosial. Locus of control merupakan cara pandang seseorang atau individu terhadap suatu peristiwa apakah dia mampu atau tidak
Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research atau penelitian penjelasan. Sugiyono (2011:37) menjelaskan bahwa jenis penelitian eksplanatori merupakan penelitian yang bermaksud menjelaskan variabel-variabel yang diteliti
serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain. Sedangkan menurut Cooper, et all (2008) menjelaskan bahwa penelitian eksplanatori yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan diantara dua variabel dimana satu variabel memberi pengaruh kepada variabel yang lainnya.
lebih obyektif dan membrikan hasil penelitian yang representatif. Populasi yang digunakan sebagai sumber dari penelitian ini adalah masyarakat Malang Raya yang memegang dan sedang mengikuti polis asuransi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Variabel-variabel yang dimaksud adalah pengetahuan finansial (finansial knowledge) sebagai variabel yang diduga mempengaruhi keputusan seseorang untuk mengambil polis asuransi kesehatan dengan kendali lokus (locus of control) sebagai moderasinya. Dengan menggunakan penelitian eksplanatori maka akan dapat diketahui hubungan sebab akibat yang diperoleh antar variabel dengan mengumpulkan beberapa fakta dan sifat serta mengetahui seberapa besar kontribusi variabel independen terhadap variabel dependennya.
Teknik Pengambilan Sampel
Pendekatan penelitiannya menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2011:8) penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Toto dan Nanang (2012:56) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui aspek sasaran penelitian secara luas walaupun pengumpulan datanya menggunakan sampel. Lokasi Penelitian Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah wilayah Malang Raya yang mencakup Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Batu dengan pertimbangan masyarakat akan dapat menggambarkan perilaku yang
Pada penelitian kali ini metode yang digunakan adalah dengan menggunakan non probability sampling dimana populasi tidak diberikan kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Sedangkan teknik yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Yaitu teknik sampel yang memfokuskan pada informan-informan terpilih yang kaya dengan kasus untuk studi yang bersifat mendalam (Nana Syaodih Sukmadinata, 2007). Kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel penelitian ini adalah: 1. Berusia ≥ 17 tahun. Dimana pada usia tersebut merupakan standar usia dewasa seseorang Hal tersebut berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 Pasal 63 menjelaskan bahwa umur dewasa berdasarkan administrasi kependudukan adalah 17 tahun ke atas. Sehingga akan mempengaruhi pola pengambilan keputusan dalam kehidupannya. 2. Merupakan peserta Jaminan Kesehatan dari BPJS Kesehatan. Hal ini adalah syarat umum yang harus dimiliki oleh responden pada penelitian kali ini karena hasil yang akan diambil terkait pertimbangan apa saja yang mempengaruhi keputusannya dalam mengambil polis asuransi kesehatan pada BPJS Kesehatan. Namun tidak menutup kemungkinan bagi masyarakat yang akan dan/atau berencana
untuk mengambil polis asuransi BPJS Kesehatan dalam waktu dekat. 3. Golongan peserta bukan Penerima Bantuan Iuran (Non PBI). Responden yang nantinya akan menjadi sumber data dari penelitian ini adalah golongan peserta non PBI yakni masyarakat yang bukan karyawan atau masyarakat yang bekerja diluar instistusi/lembaga/perusahaan yang masih memiliki pemasukan dengan usahanya. Hal ini merupakan syarat khusus yang harus terpenuhi agar hasil penelitian dapat menggambarkan pola perilaku masyarakat yang mengatur keuangannya demi kesejahteraan kehidupan mereka. Sumber Data Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan menggunakan sumber data primer dan data sekunder. a. Data primer Menurut Sugiyono (2011:137) sumber data primer adalah sumber data yang langsung diberikan kepada pengumpul data. Pengumpulan data primer ini dilakukan peneliti dengan memberikan kuesioner kepada masyarakat yang masuk kedalam kriteria sampel yang sudah ditetapkan sebelumnya. b. Data sekunder Sugiyono (2011:137) menyebutkan bahwa sumber data sekunder adalah adalah sumber data yang diperoleh oleh peneliti secara tidak langsung, misalnya melalui orang lain atau dokumen-dokumen lain. Sumber data yang didapat dari peneliti berasal dari literatur-literatur, jurnal ilmiah, dan media elektronik (internet).
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yaitu cara yang digunakan untuk memperoleh sumber informasi yang dibutuhkan dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah: 1. Kuesioner (Angket) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. (Sugiyono, 2011:142). Langkah pemberian kuesioner pada penelitian ini adalah salah satu cara bagi peneliti untuk mendapatkan sumber data langsung dari lapangan dan merupakan implikasi dari penggunaan data primer. Tujuannya adalah untuk mengetahui data kekinian dari informasi tentang variabel dependen atau keputusan pengambilan polis asuransi BPJS Kesehatan. 2. Survey Literatur Menurut Uma Sekaran (2006) survei literatur merupakan dokumentasi dari tinjauan menyeluruh terhadap karya publikasi dan nonpublikasi adri sumber sekunder dalam bidang minat khusus peneliti. Survey literatur ini erat kaitannya dengan studi dokumentasi dimana menurut Sugiyono (2011:240) studi dokumen adalah catatan peristiwa yang telah berlalu. Dokumen yang dimaksud adalah tulisan, jurnal-jurnal, gambar, dan karya tulis dari peneliti terdahulu. Tujuan penggunaan teknik pengumpulan data dengan survei literatur adalah untuk mengetahui indikator yang digunakan dalam pengukuran tingkat pengetahuan finansial (financial knowledge) seseorang. Selain itu juga untuk mengetahui pengaruh kendali lokus (locus of control) sebagai pengaruh personal seseorang dalam pola pengambilan keputusannya.
Skala Pengukuran Variabel
b. Uji Reliabilitas
Penelitian kali ini menggunakan skala pengukuran likert dimana diterapkan untuk pada variabel independen yaitu pengetahuan keuangan (financial knowledge), variabel dependen yaitu polis asuransi kesehatan, dan variabel moderasi yaitu kendali lokus (locus of control). Jawaban dari setiap item instrumen tersebut dapat diberi skor berikut: 1. Jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 5 2. Jawaban Setuju (S) diberi skor 4 3. Jawaban Netral (N) diberi skor 3 4. Jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skor 2 5. Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1 Pemberian nilai pada skala Likert, digunakan untuk kebutuhan analisis data statistik yang nantinya akan menghasilkan nilai yang digunakan untuk merepresentasikan hasil dari sebuah penelitian.
Menurut Sugiyono (2011:121) instrumen yang reliable adalah instrument yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi, 2010). Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan membagikan kuesioner pada responden kemudian hasil skornya diukur korelasinya antarskor jawaban pada butir pertanyaan yang sama dengan bantuan SPSS 21.00 menggunakan uji Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.
Metode Pengujian Instrumen Penelitian a. Uji Validitas Menurut Sugiyono (2011:121) menyatakan bahwa valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah terdapat item pernyataan pada kuesioner yang harus diganti/dibuang karena dianggap tidak relevan. Perhitungan yang digunakan untuk mengukur validitas kuesioner adalah dengan menghitung korelasi antar data pada masingmasing pernyataan dengan skor total. hasil uji validitas juga dapat diukur dengan melihat nilai r hitung. Apabila rhitung> rtabel, maka dapat dikatakan valid. Begitu pula sebaliknya, Apabila rhitung< rtabel, maka dapat dikatakan tidak valid.
Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Menurut Wiranata (2014:52) uji normalitas berfungsi untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data data yang memiliki distribusi normal. Imam Ghozali (2012:163) menyebutkan bahwa normalitas dapat terlihat dengan melihat penyebaran titik pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogramnya dari residualnya, dengan dasar pengambilan keputusan antara lain: I.
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
II.
Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik
histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Multikolonieritas Menurut Imam Ghozali (2012:105) uji multikolonieritas digunakan untuk menguji apakah model regresi mengandung korelasi antar variabel bebas/independen. Model regresi seharusnya tidak memiliki korelasi antara variabel independen namun apabila terdapat korelasi maka variabel tersebut tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Berikut adalah teknik untuk mengetahui adanya korelasi antar variabel independen: I.
Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel -variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabeldependen.
II.
Menganalisis matrik korelasi variabel -variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanyamultikolonieritas.
III.
Multikolonieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1/ tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai
tolerance <0,10 atau sama dengan nilai VIF>10. c. Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas berfungsi untuk menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke ke periode pengamatan lainnya (Wiratna, 2014:186). Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Apabila varians berbeda, disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Pada penelitian ini, uji heteroskedastisitas yang digunakan adalah dengan uji glejser. Uji ini dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Dasar pengambilan keputusan dari uji heteroskedastisitasini adalah dengan melihat nilaisignifikansi dan melalui nilai t hitung. Apabila nilai signifikansi lebih dari 0,05 dan nilai t hitung< t tabel, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Begitu pula sebaliknya, Apabila nilai signifikansi kurang dari 0,05 dan nilai thitung> ttabel, maka terjadi masalah heteroskedastisitas. Analisis Regresi Linier Analisis regresi linier ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel yaitu variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Analisis regresi linier yang digunakan untuk kedua variabel tersebut adalah regresi linier sederhana dimana hanya mencari adanya pengaruh antara kedua variabel tersebut. Nilai variabel X dapat digunakan untuk menduga nilai variabel Y. Misbahuddin (2008:220) menjelaskan bahwa variabel X nilainya tidak bergantung pada variabel lain, sedangkan variabel Y nilai-nilainya bergantung pada variabel lain. Melalui análisis regresi linier sederhana maka akan dapat mengukur perubahan variabel terikat berdasarkan perubahan variabel bebas.
Perumusan model análisis regresi linier sederhana yang dapat digunakan adalah sebagai berikut: Ŷ= a + bX+ e Y = Subjek variabel terikat yang diproyeksikan a = Nilai konstanta harga Y jika X =0 b = Nilai arah regresi sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel Y X = Subjek variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diproyeksikan e = Error
1) Merumuskan hipotesis:
Moderated Regression Analysis (MRA) Analisis MRA ini dilakukan dengan menambahkan variabel perkalian antara variabel bebas dengan variabel moderatingnya, sehingga persamaan menjadi seperti: Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X1 X2 Y = Pengambilan kesehatan a
terhadap pengambilan polis asuransi kesehatan sebagai variabel dependen. Pada penelitian ini, untuk menguji hipotesis tersebut maka data yang didapat akan dianalisis dengan rumus uji t. Uji t yang digunakan untuk mengetahui pengaruh secara signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengujian pada penelitian ini menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 5%. Untuk menarik kesimpulan dari hipotesis dan untuk memperkuat didalam menganalisis data, peneliti menggunakan uji hipotesis dengan menggunakan program software SPSS 21. Data hasil Uji t tersebut kemudian dilakukan pengujian dengan membandingkan antara nilai t tabel dengan t hitung. Berikut adalah langkah-langkah untuk melakukan uji t:
polis
asuransi
= Nilai konstanta harga Y jika X =0
X1 = Pengetahuan Finansial (financial knowledge) X2 = Kendali Lokus (locus of control) X1 X2= Perkalian antara pengetahuan finansial dan kendali lokus
Apabila β = 0 maka H0 ditolak, itu berarti bahwa pengetahuan finansial berpengaruh terhadap pengambilan polis asuransi kesehatan. Apabila β > 0 maka H0 diterima, itu berarti bahwa pengetahuan finansial tidak berpengaruh terhadap pengambilan polis asuransi kesehatan. 2) Menentukan t hitung dan signifikansi. Melalui output tabel dapat dilihat hasil perolehan nilai t hitung dan signifikansinya. 3) Menentukan t tabel Untuk mengetahui ttabel ini dapat dilihat pada tabel statistik, pada tingkat signifikansi 0,05 dengan df 1 (jumlah variabel bebas)= 1, dan df 2 (n-k-1). n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen. 4) Kriteria pengujian:
Pengujian Hipotesis Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah ada atau tidaknya pengaruh yang positif dan signifikan dari pengetahuan keuangan sebagai variabel independen
a. Jika t ditolak b. Jika t diterima
hitung
≤
hitung>
tabel,
t
maka Ho diterima H1
tabel,
maka Ho ditolak H1
5) Membuat kesimpulan
b. Hasil Uji Reliabilitas
Membandingkan antara t hitung dan t tabel, dan kesimpulan didapat dari kriteria pengujian. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Instrumen Penelitian a. Hasil Uji Validitas Instrumen dikatakn reliable apabila memiliki koefisien sebesar 0,600 atau lebih. Uji reliabilitas yang dipakai pada penelitian ini adalah dengan Alpha Cronbach. Nilai setiap variabel penelitian (pengetahuan finansial, pengambilan polis asuransi kesehatan, dan kendali lokus) memiliki nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,600 sehingga dapat disimpulkan instrumen yang digunakan sudah reliabel. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Normalitas
Semua item pernyataan untuk setiap variabel penelitian yaitu pengetahuan keuangan (X), polis asuransi kesehatan (Y), dan kendali lokus (Z) memiliki nilai r hitung yang lebih besar apabila dibandingkan dengan nilai r tabel yaitu 0,160 atau nilai signifikansi < alpha (0,05) sehingga dapat disimpulkan semua item pernyataan kuesioner telah memenuhi uji validitas atau valid. Korelasi yang signifikan menunjukkan bahwa indikator benar-benar dapat digunakan untuk mengukur variabel yang akan diukur, dengan kata lain instrumen yang digunakan valid dan dapat dipakai dalam penelitian ini.
Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan One Sample KolmogorovSmirnov Test dengan melihat tingkat signifikansi 5%. Dasar pengambilan keputusan dari uji normalitas adalah dengan melihat nilai asymp.sig (2-tailed) pada variabel unstandardized residual. Nilai asymp.sig (2-tailed) diatas adalah 0,476 yang berarti lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa data telah terdistribusi secara normal.
b. Hasil Uji Multikolonieritas
dari masing-masing variabel adalah 0,960 dan -0,947 lebih kecil dari nilai t tabel atau yaitu 1,976 (t hitung < t tabel). Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada penelitian kali ini.
Hasil Uji Analisis Regresi Linier
Dalam pengujiannya dapat dilihat dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF). Nilai VIF > 10,00 maka menunjukkan adanya multikolonieritas dan sebaliknya apabila nilai VIF < 10,00 maka tidak terjadi multikolonieritas. Diketahui nilai VIF 2,067 lebih kecil dari 10,00 atau VIF < 10,00 yang menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara variabel independen dalam penelitian ini. Selain itu juga bisa dilihat nilai Tolerance yaitu 0,484 lebih besar dari 0,10 atau Tolerance > 0,10. Sehingga disimpulkan bahwa kedua variabel independen yang digunakan dalam penelitian tidak mengalami multikolonieritas. c. Hasil Uji Heterokedastisitas
Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,432. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sumbangan relatif yang diberikan oleh variabel pengetahuan finansial (X) terhadap keputusan pengambilan polis asuransi kesehatan (Y) adalah sebesar 43,2%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Kemudian diperoleh persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut: Y=1,581 + 0,328 X
Dasar pengambilan pada uji heterokedastisitas (glejser) adalah dengan melihat nilai signifikansi dari nilai t hitung. Dikatakan lolos apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 dan memiliki nilai t hitung < t tabel. nilai signifikansi variabel pengetahuan keuangan dan kendali lokus adalah sebesar 0,339 dan 0,345 yang berarti menunjukkan nilai signifikansi homokedastisitas. Nilai pada tabel tersebut lebih besar dari 0,05. Kemudian nilai t hitung
Adapun interpretasi dari regresi linier tersebut adalah: a = 1,581 menyatakan bahwa jika X tetap (tidak mengalami perubahan) maka nilai konsistensi Y sebesar 1,581. b = 0,328 menyatakan bahwa jika X bertambah, maka Y akan mengalami peningkatan sebesar 0,328. Selanjutnya adalah mengetahui kebenaran hipotesis melalui uji t, dimana hipotesis
yang diajukan adalah “pengetahuan finansial berpengaruh signifikan terhadap pengambilan polis asuransi”. Untuk mengetahui pengaruh tersebut signifikan atau tidak, maka nilai koefisien regresi linier sederhana dari b ini diuji signifikansinya. Langkah-langkah uji signifikansi koefisien regresi atau disebut uji t adalah sebagai berikut:
Hasil Uji Moderated Regression Analysis
Tingkat kepercayaan 95%, a = 0,05
Diketahui bahwa nilai R2 pada regresi kedua sebesar 0,502 atau 50,2%, sedangkan nilai R2 pada regresi pertama hanya sebesar 0,432 atau 43,2%. Sehingga dapat disimpulkan setelah ada persamaan regresi kedua maka nilai R2 meningkat yang menunjukkan bahwa variabel kendali lokus (Z) memoderasi hubungan variabel pengetahuan finansial (X) terhadap variabel keputusan pengambilan polis asuransi kesehatan (Y).
Kriteria pengujian
KESIMPULAN DAN SARAN
H0 diterima jika t hitung < t tabel atau signifikansi > 0,05
Kesimpulan
Hipotesis H0 = b = 0 = (X tidak berpengaruh terhadap Y) H1 = b # 0 = (X berpengaruh terhadap Y)
H0 ditolak jika t hitung > t tabel atau signifikansi < 0,05 ttabel = t (α/2 : n-k-1) = t (0,025 : 148) = 1,976
Perhitungan Berdasarkan analisis memakai alat bantu SPSS 21 diperoleh nilai t hitung sebesar 10,619 dengan signifikansi 0,000.
Keputusan uji H0 ditolak dan H1 diterima, karena nilai t hitung 10,619 > t tabel 1,976 dan signifikansi 0,000 < 0,05.
Dengan hasil perhitungan tersebut, maka pengujian hipotesis ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan finansial (X) bepengaruh signifikan terhadap keputusan pengambilan polis asuransi kesehatan (Y).
Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis, interpretasi hasil. Maka dapat disimpulkan diantaranya sebagai berikut: 1. Pengaruh keuangan yang diinterpretasikan dengan empat indikator yaitu: pengetahuan umum keuangan, pinjaman dan tabungan, asuransi, dan investasi secara signifikan mempengaruhi perilaku masyarakat Malang Raya terhadap keputusannya dalam mengambil polis asuransi kesehatan. Hal tersebut terlihat pada hasil regresi yang dilakukan dan menghasilkan nilai yang signifikan. Dari keempat indikator tersebut, niali tertinggi berada pada indikator keempat yaitu investasi dimana hal tersebut tergambar pada perilaku kehidupan masyarakat Malang Raya yang cenderung menanam modal mereka pada usaha-usaha kecil yang memiliki risiko kegagalan yang dapat ditanggung seperti wirausaha
dan meciptakan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) khususnya pada wilayah Kota Malang. 2. Kendali lokus memiliki pengaruh memoderasi yang memperkuat pengetahuan keuangan masyarakat terhadap keputusannya mengambil polis asuransi kesehatan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kendali lokus dapat semakin meyakinkan masyarakat dalam menentukan keputusannya mengambil sebuah polis asuransi. Sedangkan berdasarkan hasil tabel distribusi frekuensi dapat diketahui sifat kendali lokus yang lebih dominan pada masyarakat Malang Raya yaitu kendali lokus internal, yang mana orang yang cenderung memiliki lokus internal akan lebih bertanggung jawab pada setiap keputusan dan tindakan yang diambilnya termasuk didalamnya adalah tata kelola sumber keuangan yang dimiliki. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka terdapat beberapa saran yang diajukan sebagai berikut: 1. Bagi pemerintah daerah kota Malang sebaiknya lebih persuasif terhadap kondisi masyarakat Malang Raya yang mencakup daerah pesisir dan dataran tinggi agar lebih diberikan penyuluhan informasi tentang pentingnya menjaga kesehatan pribadi maupun keluarga mereka dengan mengikuti program asuransi yang dibentuk oleh pemerintah untuk menjamin kesehatan dan kenyamanan hidup di masa yang akan datang. Dalam hal ini adalah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang telah
diberlakukan mulai pada tanggal 1 Januari 2014 dan memiliki target yaitu seluruh warga Indonesia sudah memiliki asuransi kesehatan BPJS pada tahun 2019 mendatang. 2. Bagi Kantor BPJS Cabang Malang sebagai salah satu badan pemerintah yang diberi amanah untuk menyelenggarakan jaminan kesehatan bagi masyarakat di wilayah kerjanya, sebaiknya mampu memberikan bimbingan dan sosialisasi bagi masyarakat yang sudah maupun belum menjadi peserta polis, sehingga dapat menarik minat dari masyarakat yang belum memiliki polis asuransi tersebut. Selain itu perlu adanya perbaikan sistem prosedur pendaftaran sampai jaminan pelayanan yang nantinya akan dinikmati oleh seluruh peserta BPJS Kesehatan karena masih terdapat beberapa keluhan dari kalangan masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan namun masih belum sesuai dengan yang mereka inginkan. 3.
Bagi masyarakat secara umum, diharapkan mampu berpikir jauh kedepan dan dewasa dalam mengelola keuangan yang dimiliki, salah satunya adalah dengan mendalami manfaat yang akan diperoleh dari adanya auransi kesehatan. Selain itu juga tidak perlu memandang negatif setiap badan hukum yang dibentuk oleh seperti BPJS untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sebab pada dasarnya, pembentukan badan hukum tersebut bertujuan untuk memberikan ketenangan dalam menjalani kehidupan khususnya dalam menjamin biaya kesehatan yang besar dan tak terduga-duga.
DAFTAR PUSTAKA Anonimous. 2012. Lipsus Asuransi Cerdas Berasuransi. Kesadaran Berasuransi. (Online). http://lipsus.kompas.com/cerdasberasuransi/ read/2012/10/16/09411155/Kesadaran.Beras uransi, diakses pada tanggal 21 Januari 2016 Anonimous. 2012. Peta Jalan Menuju Jaminan Kesehatan Nasional 2012-2019. Dewan Jaminan Sosial Nasional. Jakarta Anonimous. 2016. Badan Pusat Statistik (BPS). Hasil Sensus Penduduk Indonesia tahun 2010. (Online). https://www.bps.go.id/, diakses pada tanggal 14 Januari 2016 Anonimous, Undang-Undang Nomor Tahun 1992 tentang Perasuransian
2
Anonimous, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Anonimous, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Cameron, M. Smith and Charles Sullivan 2013. Factors Associated with Financial Literacy among High School Students. Working Paper in Economi 13/05. http://www.mngt.waikato.ac.nz/repec/Wai/e conwp/1305.pdf diakses pada tanggal 25 Februari 2016 Chen, Haiyang and Ronald P. Volpe. 1998. An Analysis of Personal Financial Literacy Among College Student. Financial Services Review, 7 (2). https://www.cgsnet.org/ckfinder/userfiles/fil es/An_Analysis_of_Personal_Finnncial_Lit _Among_College_Students.pdf diakses pada tanggal 23 Februari 2016
Cooper, Donald R., Pamela S. Schindler, 2008, Business Research Methods, Eleventh Edition. McGraw-Hill Companies, Inc, New York Djojosoedarso, S., 2003, Prinsip-prinsip Manajemen Risiko & Asuransi, Salemba Empat. Jakarta. Ida dan Cinthia Yohana Dwinta. 2010. Pengaruh Locus of Control, Financial Knowledge, Income terhadap Financial Management Behavior. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 12, No. 3, Desember 2010, Hal. 131-144 Imam Ghozali. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro Jones, G. E., and Kavanagh, M. J. 1996. An Experimental Examination of the Effects of Individual and Situational Factors on Unethical Behavior Intentions in the Workplace. Journal of Business Ethics, Vol. 15, No.5 Kreitner and Kinicki. 2005. Organizational Behavior. Fifth Edition. McGraw Hill. New York Larsen, R.J., Buss, David M. 2002. “Personality Psychology: Domain of Knowledge About Human Nature”. Fourth Edition. McGraw Hill. New York Mandell, Lewis, and Linda Schmeid Klein. 2007. Motivation and financial literacy. Financial Services Review, 16 (2): 105–116 diakses pada tanggal 17 Februari 2016 Muninjaya. 2004. “Manajemen Kesehatan”. EGC. Jakarta. Nana Syaodih Sukmadinata. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya
Novita Wening Tyas Respati. 2011. Pengaruh Locus Of Control Terhadap Hubungan Sikap Manajer, Norma-Norma Subyektif, Kendali Perilaku Persepsian, Dan Intensi Manajer Dalam Melakukan Kecurangan Penyajian Laporan Keuangan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Vol. 8 No. 2, Desember 2011. Hal. 123-140 Rotter, Julian B. 1966. Generalized Expectancies for Internal versus External Control of Reinforcement. Psychological Monographs: General and Applied. Vol. 80 No.1 (page 1-14) Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi 6. Rineka Cipta. Jakarta Tania Budiono. 2015. Keterkaitan Financial Attitude, Financial Behavior, & Financial Knowledge pada Mahasiswa Strata 1 Universitas Atmajaya Yogyakarta. Yogyakarta Toto Syatori Nasehudin dan Nanang Gozali. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif. Pustaka Setia. Bandung Trevino, L. K. 1986. Ethical Decision Making in Organizations: A PersonSituation Interactionist Model. Academy of Management Review, 11, 601-617. Uma Sekaran. 2006. Metode Penelitian untuk Bisnis. Edisi 4 Buku 1. Salemba Empat. Jakarta Ummu Sakinah, IGK Wijasa, dan Mulyo Wiharto. 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesadaran Masyarakat Kelurahan Poris Gaga Tangerang dalam Berasuransi Kesehatan. Forum Ilmiah. Vol. 11, No. 2, Mei 2014, Hal. 243-260
Wiratna Sujarweni. 2014. SPSS Untuk Penelitian. Pustaka Baru Press. Yogyakarta