1
PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP DIVIDEN DENGAN INVESTASI SEBAGAI VARIABEL MODERASI ( STUDI KASUS PADA BURSA EFEK INDONESIA )*) Heru Sulistiyo **)
ABSTRAK Penelitian ini menguji ulang pengaruh profitabiltas terhadap dividen dengan model yang berbeda dengan penelitian sebelumnya, yaitu dengan memasukkan investasi sebagai varibel moderasi. Objek penelitian adalah seluruh emiten yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta yang membagikan dividen berturut-turut dari tahun 2003 s/d 2005.Hasil penelitian menunjukkan, bahwa profitabiltas berpengaruh signifikan terhadap dividen dengan arah positip 1,003, sedangkan investasi terbukti signifikan sebagai variabel moderasi terhadap hubungan profitabilitas dengan dividen dengan arah negatip -0,00618. Kata kunci: profitabiltas, investasi, dividen dan variabel moderasi. A. Latar Belakang Masalah. Kebijakan dividen merupakan bidang pengamatan yang sampai sekarang masih menjadi perhatian berbagai kalangan, baik manajemen, investor, dan peneliti. Di kalangan akademis, kebijakan dividen masih menjadi debat dengan berbagai teori dan hasil penelitian empiris yang tidak konsisten dan bahkan bertolak belakang. Sampai saat ini belum ada penjelasan yang dapat diterima secara luas mengenai mengapa perusahaan yang memperoleh laba membagikan labanya dalam bentuk dividen, mengapa investor jangka panjang tertarik dengan dividen dan investor jangka pendek tidak tertarik dengan dividen, seberapa besar dividen harus dibayarkan, dan sebagainya. Dividend irrelevance theory dari Modigliani-Miller sebagaimana dikutip Agung,dkk (2005) menyatakan bahwa nilai perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan perusahaan untuk menghasilkan earnings dan resiko bisnisnya, tidak pada bagaimana perusahaan memisahkan earning ke ratainted earning dan dividen. Dengan kata lain, pembayaran dividen sekarang atau nanti adalah tidak relevan, karena menghasilkan nilai perusahaan yang sama. Teori ini ditentang dengan teori Bird in the hand theory dari Gorfon dan Litner seperti dikutip *) Ringkasan Tesis **) Dosen STIE Dharmaoutra Semarang
2
Agung,dkk (2005) menyatakan bahwa investor lebih memilih pembayaran dividen dari pada capital gain. Brigham dan houston (1998) dalam Agung, dkk (2005) menyimpulkan bahwa investor lebih menyukai perusahaan yang menjalankan kebijakan dividen stabil dan predictable, terlepas dari seberapa besarnya deviden dibayarkan. Hal ini didukung oleh berbagai penelitian di negara maju ( Eropa dan Amerika ), yang secara umum menunjukkan perusahaan-perusahaan di negara tersebut menjalankan kebijakan dividen yang stabil. Sedangkan hasil penelitian di negara berkembang, misalnya Turki (Adaoglu,2000), Malaysia (Pandey,2001) dan Indonesia (Irianto,1995) pada umumnya perusahaan-perusahaannya di negara tersebut menerapkan kebijakan dividen yang tidak stabil, hal ini seperti hasil penelitian Agung, dkk (2005) di BEJ. Hasil-hasil penelitian tersebut di atas menunjukkan terdapat dua kondisi mengenai kebijakan dividen yaitu stabil dan tidak stabil. Pertanyaan berikutnya adalah mengapa perusahaan membagikan dividen atau tidak membagikan dividen. Dalam keputusan pembagian dividen perlu pertimbangan kontinuitas dan pertumbuhan usaha. Untuk itu laba dapat tidak dibagi atau dibagi sebagian ke dalam bentuk dividen dan disisihkan untuk diinvestasikan kembali. Myers dan Majluf seperti dikutip Suhartono (2004) berargumentasi bahwa perusahaan profitable dengan kesempatan investasi yang bagus, memilih membayar dividen dengan tingkat lebih. Namun Imanda Firmantyas dan Muhammad Nasir (2006) melaporkan variabel profitabilitas dan investasi berpengaruh signifikan lemah terhadap dividen dengan arah hubungan negatif. Atas dasar uraian tersebut penelitian dividen adalah menarik, karena terdapat ketidakkonsistenan hasil dan belum memasukkan investasi sebagai variabel moderating. Oleh karena itu maka dalam artikel ini diberi judul “ Pengaruh Profitabelitas terhadap Dividen dengan Investasi Sebagai Variabel Moderasi “.
B. Rumusan Masalah.
3
Pada latar belakang di atas, terdapat gap riset, yaitu ketidakstabilan hasil dan belum memasukkan investasi sebagai variabel moderating. Oleh karena itu masalah dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap dividen ? 2. Bagaimana pengaruh investasi terhadap hubungan profitabilitas dengan dividen ?
C. Tujuan Penelitian. Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk : a. Menguji pengaruh provitabilitas terhadap dividen. b. Menguji pengaruh investasi terhadap hubungan profitabilitas dengan dividen.
D. Kegunaan Penelitian. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan teori yang berkaitan dengan peranan investasi dalam penentuan kebijakan dividen. Di samping itu memberikan kontribusi praktis kepada perusahaan dalam menentuan kebijakan investasi internal dan kebijakan dividen.
E. Telaah Pustaka dan Pengembangan Hipotesis. a. Investasi. Investasi adalah penanaman modal satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa datang. Investasi dalam arti luas terdiri dari 2 bagian utama, yaitu investasi dalam bentuk aktiva riil dan investasi dalam bentuk surat berharga atau sekuritas (Sunariyah, 2004: 4 ). Meskipun kata investasi mempunyai indikasi penanaman modal yang berarti jangka panjang, namun juga melibatkan modal kerja yang disebut sebagai investasi jangka pendek (Suad Husnan,1994:193). Dalam mengukur tingkat investasi dikenal rasio manajemen aktiva dan investasi yang disebut rasio aktivitas atau rasio perputaran. Idenya adalah
4
mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan investasi dan sumber daya ekonomi, investasi dilakukan untuk menghasilkan penjualan yang menguntungkan. Metodologinya mendalilkan suatu hubungan yang optimal antara penjualan dan berbagai jenis investasi aktiva (J.Fred Weston dan Thomas E Copeland, 1995: 247). Hal ini sejalan dengan pernyataan Suad husnan (1994:196) bahwa suatu investasi dikatakan menguntungkan kalau investasi tersebut bisa membuat pemodal menjadi lebih kaya. Dengan kata lain kemakmuran pemodal menjadi lebih besar setelah melakukan investasi. Pengertian ini konsisten dengan tujuan memaksimumkan nilai perusahaan. Di samping pengukuran di atas, dalam tehnik analisis common size, investasi akan dilihat dari proporsinnya dengan total aktiva. Penyajian dalam bentuk common size akan mempermudah pembaca laporan keuangan memperhatikan perubahan yang terjadi dalam neraca maupun rugi laba dengan membandingkan common basenya yang untuk neraca adalah total aktiva sebagai 100% dan untuk angka-angka dalam rugi laba, penjualan netto sebagai 100% (Suad Husnan,1994:67). b. Profit atau laba. Laba
mempunyai
peranan
penting
di
pasar
modal,
manajer
mengamsusikan bahwa investor mendasarkan keputusannya pada ramalan laba (Race Pownall et.al seperti dikutip oleh Farid Harianto,dkk.,1998:323). Ahmed Belcoui menyebutkan (1999:183) laba adalah suatu unsur utama dan penting dari laporan keuangan. Laba mempunyai berbagai kegunaan menurut berbagai konteks. Laba dianggap sebagai dasar perpajakan, suatu faktor penentu kebijaksanaan pembayaran dividen, suatu pedoman investasi dan pengambilan keputusan, serta suatu elemen dalam prediksi. J.Fred Weston dan Thomas E Copeland (1995: 239) memperinci analisa profitabilitas dalam rasio berikut: 1) Laba Operasional Bersih/Penjualan. 2) Laba Operasional Bersih/Total Aktiva ( ROA = Return on Assets ). 3) Laba Operasional Bersih/Total Modal. 4) Laba Bersih/Penjualan. 5) Laba Bersih/Ekuitas ( ROE = Return on Equity ).
5
6) Perubahan Laba Operasional Bersih/Perubahan Total Modal. 7) Perubahan Laba Bersih/Perubahan Ekuitas. 2. Dividen. Pemegang saham biasanya diberikan hak atas laba perusahaan yang akan dibayarkan secara periodik … pembayaran tersebut biasanya berbentuk dividen tunai atau dividen saham (Sunariyah,2004:130-131). Mengapa perusahaan membagi atau tidak membagi dividen bergantung berbagai faktor. J.Fred Weston dan Thomas E Copeland (1995:91-101) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah peraturan pemerintah, posisi likuiditas, kebutuhan untuk melunasi hutang, larangan dalam perjanjian hutang, tingkat ekspansi aktiva, tingkat laba, stabilitas laba, peluang ke pasar modal, kendali, dan posisi pemegang saham sebagai pembayar pajak Sedangkan Bambang Riyanto (1998:267-268) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan adalah : 1) Posisi likuiditas perusahaan. 2) Kebutuhan dana untuk membayar hutang. 3) Tingkat pertumbuhan perusahaan. 4) Pengawasan terhadap perusahaan. Terdapat beberapa model kebijakan dividen yaitu (Bambang Riyanto,1998:269): a. Kebijakan dividen stabil. b. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimum plus jumlah ekstra tertentu. c. Kebijakan dividen dengan penetapan dividen payout ratio yang konstan. d. Kebijakan dividen yang fleksibel. Dahlan Siamat ( 1999 : 225 ) menyebutkan bahwa dalam melakukan penilaian suatu saham menurut pendekatan fundamental dapat digunakan tehnik analisa rasio. Rasio keuangan yang umum digunakan untuk melakukan analisis tersebut antara lain sebagai berikut : Total dividend Devidend Paid Out Ratio ( DPR ) = -----------------------
6
Net Earning Perkiraan deviden tahunan perusahaan Devidend Yield ( DY )
=----------------------------------------------Keuntungan yang diinginkan
Jumlah deviden yang dibagi Dividend Per Share ( DPS )
= --------------------------------------Jumlah Lembar Saham
Sedangkan Tjiptono, dkk (2001:142) mengatakan bahwa rasio yang digunakan untuk mengukur jumlah dividen per lembar saham relatif terhadap harga pasar yang dinyatakan dalam bentuk persentase disebut dividen yield atau DY = DPS dibagi Closing Price. Dan dalam ICMD disebutkan bahwa dividend
yield
adalah
dividend
pershare
dibagi
closing
price
(ECFIN,2005:xxix).
3. Review Penelitian Terdahulu. Dividend irrelevance theory ( Modigliani-Miller, 1961) menyatakan bahwa nilai perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan perusahaan untuk menghasilkan earnings dan resiko bisnisnya, tidak pada bagaimana perusahaan memisahkan earning ke ratainted earning dan dividen. Dengan kata lain, pembayaran dividen sekarang atau nanti adalah tidak relevan, karena menghasilkan nilai perusahaan yang sama. Teori ini ditentang dengan teori Bird in the hand theory dari Gorfon dan Lintner ( 1963) yang menyatakan bahwa investor lebih memilih pembayaran dividen dari pada capital gain, mengingat investor mempunyai persepsi nilai lebih tinggi penerimaan dividen sekarang dari pada capital gains di masa datang. Hal ini berkaitan dengan persepsi konservatif dalam memperoleh return. Hasil penelitian lanjutan Lintner sebagaimana dikutip oleh Adaoglu (2000) dan Pendey (2001) mengemukakan bahwa dalam mencapai target dividend payout ratio, perusahaan akan melakukan penyesuaian secara bertahap menuju target dividend payout ratio yang ditentukan. Target dividend payout ratio akan ditentukan sedemikian rupa sehingga perusahaan dapat
7
mewujudkan investasi modal yang berkelanjutan dan mencapai pertumbuhan jangka panjang. Dengan demikian terdapat kecenderungan dalam teori tersebut, bahwa perusahaan akan melakukan usaha pembayaran dividen yang stabil. Hal ini seperti temuan Brigham dan houston (1998:546) yang menyimpulkan bahwa investor lebih menyukai perusahaan yang menjalankan kebijakan dividen stabil dan predictable, terlepas dari seberapa besarnya dividen dibayarkan. Hal ini didukung oleh berbagai penelitian di negara maju Perancis oleh Mc.Donald:1979, Australia oleh Shevlin:1982, Jerman, U.Kingdom, dan Swis oleh Leihner dan Zimmerman:1993, Amerika oleh Dewenter dan Warther:1998, Canada oleh Pandey:2001, yang secara umum menunjukkan perusahaan-perusahaan di negara tersebut menjalankan kebijakan dividen yang stabil (Agung,dkk:2005). Untuk emerging market, Glen sebagaimana dikutip Adaoklu (2000) melakukan penelitian pada tahun 1995 dan menyimpulkan terdapat perbedaan signifikan dalam penerapan kibijakan deviden antara perusahaan di negara maju dengan negara berkembang. Perusahaan negara berkembang memiliki target dividend payaout ratio yang tidak stabil. Hasil penelitian di negara berkembang, misalnya Turki (Adaoglu,2000), Malaysia (Pandey,2001) dan Indonesia (Irianto,1995) pada umumnya perusahaan-perusahaannya di negara tersebut menerapkan kebijakan dividen yang tidak stabil, seperti penelitian terakhir Agung, dkk (2005) di BEJ. Hasil penelitian tersebut menunjukkan terdapat dua kondisi mengenai kebijakan dividen yaitu stabil dan tidak stabil. Holder, dkk (1998) menyampaikan ada bebarapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen antara lain net organizational capital yang diproksikan dengan focus perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan besarnya perusahaan. Sedangkan Juliet dan Atul (1999) melaporkan variabel market to book value, resiko pasar dan pertumbuhan perusahaan mempengaruhi kebijakan dividen. Suhartono (2004) melaporkan bahwa faktor simultan yang mempengaruhi kebijakan dividen meliputi net organizational capital, earning volatility, growth, profitability dan beta (resiko pasar). Rozeff (1982) menemukan bukti tentang hubungan antara growth, profitability, dan deviden. Rozeff memprediksi bahwa perusahaan dengan
8
pertumbuhan yang tinggi akan memilih membayar dividen lebih rendah. Myers dan Majluf (1984) menyatakan bahwa perusahaan lebih memilih untuk menggunakan pembiayaan internal dibandingkan eksternal, dan akan mengadaptasi target rasio pembayaran dividen ke dalam peluang investasi. Salah satu peluang tersebut adalah meningkatkan Net Organizational Capital. Selanjunya Myers dan Majluf (1984) menyatakan bahwa perusahaan yang profitable dengan kesempatan investasi yang bagus akan punya kekuatan untuk memilih antara pembayaran dividen dan pengeluaran modal. Selanjutnya mengenai alasan tersebut seperti diperkuat dengan hasil penelitian Jensen, Solberg dan Zorn (1992), Chen dan Stainer (1999) menemukan bahwa perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan membutuhkan dana investasi, sehingga pembayaran dividennya lebih rendah. Crutchley dan Hansen (1989) menemukan bahwa earning volatility berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Apabila tingkat earning volatility semakin stabil, maka prediksi laba di masa datang dapat ditentukan secara tepat, dengan demikian perusahaan dapat mempertahankan pembayaran dividen di masa datang. Mitchel Suharti dan Megawati Oktorina (2005) dalam penelitiannya atas perusahaan publik di BEJ data tahun 2000-2003 melaporkan bahwa semakin tinggi profitabilitas (ROI) semakin besar pembayaran dividen, current ratio mempengaruhi secara signifikan dividen dan semakin besar debt to equity ratio maka semakin kecil dividend payout ratio. Metode analisa yang digunakan adalah regresi berganda linier dengan persamaan DPR =b0+b1ROI+b2CR+b3DER+e. Imanda Firmantyas dan Muhammad Nasir (2006) juga melaporkan profitabilitas dan investasi berpengaruh tidak signifikan terhadap dividen dengan arah hubungan negatif. 4. Kerangka Penelitian dan Pengembangan Hipotesis. Atas dasar telaah teori dan review penelitian terdahulu, penelitian ini akan menguji kembali dan mengembangkan hubungan kebijakan deviden dengan menambahkan variabel moderating investasi, di samping
9
variabel kontrol yang sudah ada, yaitu profitable, yang secara narasi dan diagram dapat dijelaskan sebagai berikut: Perusahaan yang profitabel dengan tingkat investasi yang tinggi akan menyisihkan laba ke laba ditahan, sehingga dana yang disisihkan tersebut dapat dipergunakan untuk investasi, hal ini akan dapat mengurangi proporsi laba yang dibagi ke pemodal (=dividen). Namun sebaliknya jika perusahaan profitabel dengan tingkat investasi yang rendah akan membagikan dividen dengan tingkat lebih. Dengan demikian investasi dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh profitabelitas terhadap dividen atau disebut sebagai variabel moderating.
Gambar 1 : Kerangka Penelitian Profitability
Dividen
Investasi
Atas dasar kerangka penelitian yang telah disampaikan di atas, maka hipotesa dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: H1 : terdapat pengaruh profitabilitas terhadap dividen H2 : investasi memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap dividen
F. Metodologi Penelitian. 1. Populasi dan Sampel. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta, berjumlah 339 perusahaan berdasarkan data keuangan kurun waktu tahun 2003-2005. Adapun sampel dipilih secara purposive sampling, yaitu: suatu metode pengambilan sampel yang disesuaikan dengan syarat-syarat tertentu, dalam hal ini sampel bersifat non probabilita (Coopers dan Schindler, 2000:189).: a. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan yang go publik di Bursa Efek Jakarta.
10
b. Perusahaan tersebut tetap tercatat di Bursa Efek Jakarta selama periode penelitian. c. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangan selama periode penelitian. d. Perusahaan tersebut membayarkan dividen selama periode penelitian. Perusahaan yang 3 tahun berturut-turut ( 2003-2005) membayarkan dividen sebanyak 51 perusahaan, sehingga jumlah sampel (n) yang diolah dan dianalisis sebanyak 153 buah. 2. Sumber Data dan Metode Pengumpulannya. Data-data yang diteliti dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan oleh pihak lain mengenai objek yang diteliti. Adapun metode pengumpulan datanya adalah studi pustaka, yaitu cara mengumpulkan data berasal dari media kepustakaan atau buku. Sumber data penelitian ini diperoleh dari buku Indonesian Capital Market Directory tahun 2006 di mana buku tersebut berisi informasi keuangan pokok selama 3 tahun, dari tahun 2003 s/d 2005. 3. Definisi Operasional Variabel Penelitian. Definisi operasional dan pengukuran variabel dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut: a. Dividen, yang menjadi variabel dividen dalam penelitian ini adalah dividend Yield, yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur jumlah dividen per lembar saham relatif terhadap harga pasar yang dinyatakan dalam bentuk persentase atau DY = DPS dibagi Closing Price dalam persentase (Tjiptono, dkk,2001:142). b. Profitability, yang dijadikan variabel profitability dalam penelitian ini adalah net profit margin, yaitu hasil perbandingan antara laba bersih dengan penjualan bersih dalam persentase (J.Fred Weston dan Thomas E Copeland,1995: 239). c. Investasi, yang dijadikan variabel investasi dalam penelitian ini adalah pengeluaran modal atau capital expenditure (Myers dan Majluf,1984). Variabel investasi diukur dengan proporsi atau persentase aktiva tetap terhadap total aktiva atau tehnik common size ( Suad Husnan,1994:67).
11
4. Metode Analisa Sebelum dilakukan uji hipotesa, akan dilakukan berbagai uji, yaitu: uji asumsi klasik persamaan regresi, uji variabel moderating, dan uji persamaan simultan. a. Uji Variabel Moderating. Variabel moderating adalah veriabel independen yang akan memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen lainnya terhadap variabel dependen (Ghozali,2005:149). Dalam penelitian ini, variabel independen pertama kali akan diuji dengan metode interaksi atau sering disebut Modereted Regression Analysis (MRA). MRA merupakan aplikasi khusus regresi berganda linier dimana dalam persamaan regresi mengandung unsur iteraksi atau perkalian dua atau lebih variabel independen (Ghozali,2005:150). Namun jika dalam metode interaksi tidak memenuhi asumsi variabel moderating akan digunakan uji selisih mutlak atau uji residual seperti dikemukan oleh Ghozali (2005:153-157). b. Uji Asumsi Klasik Regresi Berganda. Tehnik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi dan korelasi untuk data matrik. Regresi dengan metode estimasi ordenary least squares (OLS) akan memberikan hasil yang Best Linier Unbiased Estimation (BLUE) jika memenuhi asumsi klasik (Ghozali,2005:123). Uji asumsi yang digunakan meliputi: uji multikolinieritas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, uji normalitas dan uji linieritas (Ghozali,2005;91119). Uji asumsi klasik yang digunakan adalah sebagai berikut : 1) Uji autokorelasi dengan Durbin Watson analisis dengan pengambilan keputusan (Ghozali,2005;96): Hipotesis Nol
Keputusan
Jika
Tidak ada autokorelasi positif
Tolak
0
Tidak ada autokorelasi positif
No decisión
dl=
Tidak ada autokorelasi negatif
Tolak
4-dl
Tidak ada autokorelasi negatif
No decisión
4-du=
Tidak ada autokorelasi + dan -
Tidak ditolak
du
12
d
: angka empirik Durbin Watson.
du dan dl
: angka tabel statistik Durbin Watson
2) Uji multikolinieriti dengan korelasi variabel bebas dan nilai Tolerence dan nilai VIP analisis dengan keputusan bebas multikolinieriti jika (Ghozali, 2005:91-92): a) Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,9), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas. b) Nilai VIF di atas 10 dan nilai Tolerence di bawah 0,1 menunjukkan adanya multikolinieritas. 3) Uji normalitas dengan grafik distribusi normal PP – Plot, dengan dasar pengambilan keputusan ( Singgih Santoso, 2000: 214 ): a) Jika data menyebar di sekitar gasis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenihi asumsi normalitas. b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memnuhi asumsi normalitas. 4) Uji heterosekdasitas dengan grafik scatterplot , dengan pengambilan keputusan (Singgih Santoso, 2000: 210 ): a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur ( bergelombang, melebar kemudian menyempit ), maka telah terjadi heteroskedasitisitas. b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedasitisitas. Uji asumsi regresi berganda ini dibantu penentuannya dengan program komputer SPSS for window. c. Uji Hipotesa. Untuk menjelaskan hubungan antar variabel dan menguji hipotesis yang telah dikembangkan, maka akan menggunakan persamaan sebagai berikut:
13
1) D = a0 + a1P + e1 2) D = a0 + a1P + a2I + a3P*I + e2 Di nana : D
= Dividen
P
= Profitabelitas
I
= Investasi
P*I
= variabel moderasi I terhadap P
a0
= konstanta (intercept)
a1-3
= kooefisien regresi
e = error
Uji siginifikansi pengaruh antar variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas uji t dan F pada taraf probabilitas 0,05. Uji t digunakan untuk antar variabel secara parsiil dan uji F digunakan untuk uji simultan / bersama semua variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji t dan F dengan pengambilan keputusan sebagai berikut ( Singgih Santoso, 2000: 93 & 118 ) : 1) Jika probabilitas ( nilai sig. ) > 0,05 maka Ho diterima atau Ha ditolak. 2) Jika probabilitas (nilai sig. ) < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima Uji signifikansi juga dapat ditentukan dengan cara membandingkan t hitung dengan t tabel, F hitung dengan F tabel dengan ketentuan ( Singgih Santoso, 2000: 92 & 119 ): 1) hitung > t tabel, maka Ho ditolak atau Ha diterima . 2) hitung < t tabel, maka Ho diterima atau Ha ditolak . 3) hitung > F tabel, maka Ho ditolak atau Ha diterima . 4) hitung < F tabel, maka Ho diterima atau Ha ditolak .
G. Hasil dan Analisis Pembahasan. 1. Hasil Statistik Diskrptif. Dari jumlah sampel 153, maka diketahui bahwa rata-rata dividend yield (D) sebesar 3,59%, rasio aktiva tetap terhadap total aktiva (I) sebesar 32,50% dan net profit margin (P) sebesar 11,60%.
14
Tabel 1 Descriptive Statistics d p i
Mean 3.5929 11.5986
Std. Deviation 3.77534 7.91301
32.5014
21.39912
N 153 153 153
Sumber: data sekunder diolah 2. Uji Variabel Moderating. Investasi telah diuji dua kali dalam menentukan apakah merupakan variabel moderating untuk pengaruh profitabilitas terhadap dividen.. Pada uji interaksi, investasi bukan merupakan variabel moderating untuk persamaan D = a0 + a1P + a2I + a3P*I + e1, karena angka statistik “sig” di atas 0,05 yaitu sebesar 0,921 atau tidak signifikasi, seperti ditunjukkan tabel berikut. Tabel 2 Uji Interaksi Variabel Moderating PI terhadap D
Model 1
(Constant) I P PI
Unstandardized Coefficients B Std. Error 2.835 1.111 -2.26E-02 .031 .134 .066 -1.68E-04
.002
Standardized Coefficients Beta
a
-.128 .281
t 2.553 -.738 2.026
Sig. .012 .461 .045
-.021
-.099
.921
a. Dependent Variable: D
Sumber : data sekunder diolah. Sehubungan dengan hasil uji interaksi menunjukkan investasi bukan variabel moderating, maka kemudian dilakukan uji selisih mutlak dengan cara menyelisihkan variabel yang telah distandarisasikan lebih dahulu. Pada uji selisih mutlak menunjukkan hasil yang signifikan, karena angka statistik “sig” di bawah 0,05 yaitu 0,027, seperti ditunjukkan pada tabel 3. Dengan demikian variabel investasi terbukti merupakan variabel moderating atas pengaruh net profit margin terhadap dividen yield, sehingga persamaan menjadi D = a0 + a1P + a2I + a3[P-I] + e1. Dengan demikian langkah berikutnya, yaitu melakukan uji asumsi klasik regresi linier.
15
Tebel 3 Coefficients a
Model 1
(Constant) Zscore(I) Zscore(P) ABS_PI
Unstandardized Coefficients B Std. Error 4.656 .556 -.389 .298 1.423 .342 -6.18E-02
Standardi zed Coefficien ts Beta
.028
-.103 .377
t 8.375 -1.304 4.164
Sig. .000 .194 .000
-.207
-2.239
.027
Collinearity Statistics Tolerance VIF .946 .720
1.057 1.388
.689
1.452
a. Dependent Variable: D
Sumber: data sekunder diolah 3. Uji Asumsi Klasik. Persamaan D = a0 + a1P + a2I + a3[P-I] + e1 sebelum untuk pengujian hipotesa terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik sebagai berikut. a. Uji multikolinieriti.. Hasil uji multikolinieriti dengan cara korelasi antar variabel bebas menunjukkan tidak ada korelasi yang kuat seperti ditunjukkan pada tabel di bawah, artinya tidak ada problem multikolinieriti. Tabel 4 Correlations
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
D Zscore(I) Zscore(P) ABS_PI D Zscore(I) Zscore(P) ABS_PI D Zscore(I) Zscore(P) ABS_PI
D 1.000 -.136 .266 -.032
Zscore(I) -.136 1.000 .029 .211
Zscore(P) .266 .029 1.000 .522
ABS_PI -.032 .211 .522 1.000
. .047 .000 .347 153
.047 . .360 .004 153
.000 .360 . .000 153
.347 .004 .000 . 153
153 153 153
153 153 153
153 153 153
153 153 153
Sumber : data sekunder diolah Uji bebas problem multikolinierity juga dikuatkan dengan angka tolerance di atas 0,1 dan VIP di bawah 10 seperti pada tabel 3.
b. Uji Autokorelasi. Uji autokorelasi menunjukkan bahwa tidak ada problem autokorelasi positif, karena angka Durbin Watson sebesar 2,017 dibandingkan angka
16
tabel statistik menunjukkan 2,017>1,693 (angka statistik 3 variabel independen dengan nilai signifikansi 5% sebesar dl 1,693 dan du 1,774). Tabel 5 b
Model Summary
Model 1
R a .347
Std. Error of the Estimate 3.5755
Adjusted R Square .103
R Square .121
Durbin-Watson 2.017
a. Predictors: (Constant), ABS_PI, Zscore(I), Zscore(P) b. Dependent Variable: D
Sumber : data sekunder diolah. c. Uji Normalitas. Uji normalitas dengan menggunakan grafik normal PP plot menunjukkan bahwa data yang diolah adalah berdistribusi normal, karena terlihat titik-titik menyebar rapat disekitar garis diagonal, seperti ditunjukkan gambar 2. Gambar 2 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: D 1.00
Expected Cum Prob
.75
.50
.25
0.00 0.00
.25
.50
.75
1.00
Observed Cum Prob
d. Uji Heteroskadisitas. Uji heteroskadisitas dengan grafik scater plot menunjukkan tidak ada problem heteroskadisitas, karena titik-titik menyebar tidak membentuk pola tertentu , seperti ditunjukkan gambar 3.
17
Gambar 3 Scatterplot Dependent Variable: D 5
Regression Studentized Residual
4 3 2 1 0 -1 -2 -3
-2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Predicted Value
4. Hasil Uji Hipotesa 1. Hasil uji hipotesa 1 menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikansi terhadap dividen ditunjukkan dengan angka sig sebesar 0,000 di bawah derajat 0,05. Adapun koefisiennya berarah positip sebesar 1,423. Hal ini seperti ditunjukkan tabel 3. 5. Hasil Uji Hipotesa 2. Tabel 3 menunjukkan bahwa variabel moderasi ABS P_I mempunyai angka “sig” di bawah 0,05 yaitu 0,027, dengan demikian variabel investasi terbukti merupakan variabel moderating atas pengaruh net profit margin terhadap dividen yield. Adapun koefisien menunjukkan arah negatip, yaitu – 0,00618. 6. Hasil Uji Model Regresi. Uji model regresi ditunjukkan dengan angka adjusted R2 sebesar 0,103 (tabel 5), artinya bahwa 10,3% variasi dividen yield (D) dapat dijelaskan oleh variabel independen net profit margin (P), investasi (I) dan variabel moderating PI. Sedangkan selebihnya sebesar 89,7% dijelaskan oleh variabel selain tersebut. Adapun ANOVA atau F test (tabel 7) menunjukkan angka statistik F hitung 6,821>F tabel 2,66 dengan tingkat signifikansi 0,000 jauh di bawah 0,05, artinya model regresi dapat digunakan untuk memprediksi dividen yield (D) atau investasi memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap dividen adalah terbukti.
18
Tabel 7 b
ANOVA
Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 261.614 1904.876 2166.490
df 3 149 152
Mean Square 87.205 12.784
F 6.821
Sig. .000 a
a. Predictors: (Constant), ABS_PI, Zscore(I), Zscore(P) b. Dependent Variable: D
Sumber: data sekunder diolah 7. Pembahasan dan Implikasi. Implikasi teoritis yang dapat dikemukakan pada hipotesa 1 yang menyatakan bahwa profitabilitas berpenaruh signifikan terhadap dividen dengan arah positip sesuai dengan pendapat penelitian Micheli dan Megawati (2005). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi profit perusahaan, semakin besar dividen yang akan dibagikan. Implikasi teortis yang dapat dikemukakan pada
hipotesa 2 yang
menyatakan bahwa investasi memoderasi pengaruh profitabel terhadap dividen adalah diterima dengan arah hubungan negatip, sesuai dengan pendapat Myers dan Majluf. Implikasi praktisnya dapat dijelaskan, bahwa perusahaan yang profitabel dengan peluang investasi yang tinggi, maka labanya akan digunakan untuk membiayai investasinya sehingga pembayaran dividennya akan berkurang. Hal ini seperti perusahaan publik di BEJ, ternyata mempunyai komposisi debt to equity yang tinggi rata-rata di atas 200% dan yang membagikan dividen dari 339 perusahaan hanya 51 perusahaan dengan tingkat rendah rata-rata 3,59% sedangkan komposisi investasi (aktiva tetap/total aktiva) 32,5% dan net profit margin 11,60 adalah cukup tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa: 1. Dengan profit yang cukup tinggi dan pembayaran dividen yang rendah, perusahaan di BEJ masih membutuhkan hutang yang lebih tinggi, karena untuk investasi atau modal kerja,
19
2. Dengan profit yang cukup tinggi dan hutang yang tinggi, perusahaan publik di BEJ membayarkan dividen rendah, karena dananya dipergunakan untuk investasi atau modal kerja.
H. Simpulan. Dari pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan berberapa hal sebagai berikut : 1. Variabel amatan perusahaan publik di BEJ selama tahun 2003-2005 mempunyai rata-rata: net profit margin (P) sebesar 11,5986%, rasio aktiva tetap terhadap total aktiva (I) sebesar 32,5014%, debt to equity ratio (H) sebesar 217,8937% dan dividend yield (D) sebesar 3,5929%. 2. Sebelum uji hipotesa telah dilakukan terlebih dahulu uji variabel moderating tehnik interaksi dan selisih mutlak untuk moderasi investasi (I) terhadap net profit margin (P), sedangkan untuk moderasi debt to equity ratio (H) dan dividend yield (D) dilakukan dengan tehnik interaksi. Variabel investasi telah terbukti sebagai variabel moderating bagi
net profit margin (P), debt to
equity ratio (H) dan dividend yield (D), karena angka “sig” di bawah 0,05. 3. Setelah uji variabel moderating dilakukan uji asumsi klasik regresi linier berganda dengan hasil bebas problem: multiko, autokorelasi, normalitas, dan heteroskadisitas. 4. Hipotesa 1 yang menyatakan profitabilitas berpengaruh terhadap dividen dapat diterima secara sgnifikan, angka “sig” sebesar 0,001 di bawah 0,05 dengan arah koefisien positip 1,003. 5. Hipotesa 2 yang menyatakan bahwa investasi memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap dividen dapat diterima secara signifikan, angka “sig” sebesar 0,027 dengan arah koefisien negatip – 0,00618. 6. Keterbatasan penelitian ini terletak pada belum memasukkan semua variabel yang mempengaruhi dividen, sehingga
jika dilihat dari adjusted R2 masih
kecil di sekitar 0,1 , sehingga memungkinkan variasi dapat dijelaskan oleh variabel lainnya, misalnya variabel risiko pasar, net organizational, earning volatility, growt, dll seperti dalam review penelitian terdahulu.
20
Data yang diolah tidak dikelompokkan ke dalam industri, sehingga terdapat industri dengan debt to equity yang sangat tinggi sekitar 1000%, misalnya perbankan tetap diolah menjadi satu. Hal ini yang menjadikan stándar deviasi melebihi meannya. Atas dasar keterbatasan yang ada, maka disarankan untuk penelitian lanjut untuk menggolongkan data ke dalam industri yang ada, sehingga kemungkinan akan terdapat data ordinal atau nominal untuk itu. Dan untuk variabel independen akan lebih mendekati rialitas jika ditambah dengan variabel lain selain profitabiltas, namun tetap menggunakan variabel moderating, meskipun untuk penyelesaiannya akan sangat rumit. Namun dengan bantuan program AMOS dapat diselesaikan.
Daftar Pustaka
Agung, Nachrowi dan Manurung (2005),” Kebijakan Deviden Perusahaan yang Listing di BEJ, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol6 No.1 (Januari) Ahmed Belkaui (1999) Accounting Theory, ( Erwan Dukat,dkk. ), Yogyakarta, AK.Group. Ari Christianti (2006),” Penentuan Perilaku Kebijakan Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta: Hipotetis Static Trade Off atau Pecking Order Theory,” SNA 9, Padang, KAKPM 25. Bambang Riyanto (1998), Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi 4, BPFE, Yogyakarta. Coopers & Pamela Schindler (2000), Business Research Methodes, Mc.Graw Hill International Edition, New York. Crutchley dan Hansen (1989),” A Test of Agency Theory of Managerial Ownership, Corporate Leverage, and Corporate Dividend,” Financial Management, pp.3646. Dahlan Siamat (1999), Manajemen Lembaga Keuangan, LP.FE.UI, Jakarta. Farid Harianto,dkk.(1998) , Perangkat dan Tehnik Analisis Investasi di Pasar Modal Indonesia, Jakarta, PT.Bursa Efek Jakarta. ICFIN (2006) , Indoensian Capital Market Directory 2006, Jakarta. ICFIN (2006) , Indoensian Capital Market Directory 2006, Jakarta. Imam Gozali (2005), Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi 3, Semarang, BP.Undip. Imam Gozali (2006), Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS, BP.Undip, Semarang. Imanda Firmantyas Putri dan Mumammad Nasir (2006) ,” Analisa Persamaan Simultan Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional. Resiko, Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen dalam Perspektif Teori Keagenan, “ SNA 9, Padang, KAKPM 18.
21
Irianto (1995),” Mengestimasi Target Dividend Pay out Ratio dan Speed of Adjustment di Indonesia (Menggunakan Model Litner), Tesis UI, Jakarta, Depok. J. Fred Weston dan Thomas E Copeland (1995), Manajemen Keuangan Jilid 1, Edisi 9, Binarupa Aksara, Jakarta. Mitchel Suharli dan Megawati Oktorina (2005), “ Memprediksi Tingkat Pengembalian Investasi pada Equity Securities Melalui Ratio Profitabilitas, Likuiditas dan Hutang pada Perusahaan Publik di BEJ Jakarta “, SNA 8, Solo, KAKPM 17. Myers dan Majluf (1984),”Corporate Financing and Investment Decision When Firm Have Information That Investors Do Not Have,” Jounal of Financial Economic,pp.187-221. Rozeff (1982),” Growth Beta and Agency Costs as Determinants of Dividend Payout Ratios,” Jornal of Financial Research, Fall. Singgih Santoso (2000), Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, PT. Alex Media Komputindo, Jakarta. Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (1994), Dasar-dasar manajemen Keuangan, UPP. AMP. YKPN, Yogyakarta. Suhartono (2004),”Pengujian Terhadap Keterkaitan Antara Kebijakan Deviden dan Hutang secara Simultan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, “ Ventura, Vol7.No.1 (April) Sunariyah (2004), Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi 4, UPP.YKPN, Yogyakarta. Tjiptono Darmadji dan Hendy M Fakhuddin (2001), Pasar Modal di Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.