PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN INFLASI SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2005-2009
SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang
Oleh Awaluddin Zakky NIM 7250406053
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada: Hari
:
Tanggal
:
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Asrori, M.S NIP. 196005051986011001
Rediana Setiyani, S.Pd,M.Si NIP. 197912082006042002
Mengetahui, Ketua Jurusan Akuntansi
Drs.Fachrurrozie. M. Si NIP. 196206231989011001
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada: Hari
:
Tanggal
:
Penguji Skripsi
Drs. Kusmuriyanto, M.Si NIP. 196005241984031001
Anggota I
Anggota II
Drs. Asrori, M.S NIP. 196005051986011001
Rediana Setiyani, S.Pd, M.Si NIP. 197912082006042002
Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi
Drs. S. Martono, M.Si NIP. 196603081989011001 iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat temuan atau orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang,
Oktober 2011
Awaluddin Zakky NIM. 7250406053
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’ (Q.S Al Baqarah: 45).
Orang yang tidak pernah melakukan kesalahan adalah orang yang tidak pernah berbuat apa-apa (Theodore Roosevelt).
Hidup hanya untuk mempersembahkan yang terbaik, berarti bagi dunia dan bermakna bagi akhirat (Abdullah Gymnastiar).
PERSEMBAHAN : Ayah dan Ibuku, terima kasih telah mencurahkan segala kasih sayangnya dalam setiap do’a dan peluh keringat atas kerja kerasnya, Adikku atas segala pelajaran tentang kesabaran untukku. Aji, Alfa, Asep, Eka, Elia, Fatkhur, Fenny, Gangsar, Ira, Mecca, Okta, Satria, Tiwi dan Zaenuddin serta semua sahabatku dan teman-temanku, terima kasih telah banyak menempa diriku untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Almamaterku
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan nikmat-Nya sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar hingga disusunnya skripsi ini. Skripsi ini disusun berdasarkan kode etik penulisan karya ilmiah. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa penyeleseian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu perkenankan penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1.
Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk menyusun skripsi.
2.
Drs. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah member izin kepada peneliti untuk menyusun skripsi..
3.
Drs.Fachrurrozie. M. Si, Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan pengarahan dan izin dalam penyusunan skripsi.
4.
Drs. Asrori, M.S, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
5.
Rediana Setiyani, S.Pd, M.Si, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
6.
Drs. Kusmuriyanto, M. Si, Penguji Skripsi, yang telah memberikan arahan, dan saran demi perbaikan skripsi. vi
7.
Dosen-Dosen lainnya di Fakultas Ekonomi Unnes, yang telah memberikan ilmu, pengalaman berharga, serta didikannya hingga selesainya studi.
8.
Segenap tenaga administrasi dan karyawan Fakultas Ekonomi yang telah membantu dan memudah penyusunan skripsi.
9.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyusunan skripsi ini. Terima kasih atas segala bentuk bantuan dan motivasi yang diberikan,
semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan yang lebih baik lagi, amiin. Besar harapan Penulis, semoga skripsi ini menjadi awal kesuksesan untuk langkah selanjutnya, serta dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Semarang,
Penulis
vii
Oktober 2011
SARI Zakky, Awaluddin. 2011. “Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham Inflasi Sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2005-2009”. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Drs. Asrori, M.S. II. Rediana Setiyani, S.Pd, M.Si Kata Kunci : Return Saham, Profitabilitas dan Inflasi Return saham adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi saham yang dilakukannya. Tingkat keuntungan sekuritas diketahui melalui dua pendekatan yaitu: pendekatan makro ekonomi dan variabel pasar keuangan yang meliputi resiko sistematis dari ekonomi, dan pendekatan karakter perusahaan yang menjelaskan perbedaan sensitivitas terhadap resiko sistematis sebelum membuat portofolio dari saham (Arbitrage Pricing Theory). Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap return saham dan mengetahui apakah inflasi dapat dijadikan sebagai variabel moderasi hubungan profitabilitas terhadap return saham. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2005-2009. Sampel penelitian diambil dengan teknik purposive sampling, yang berjumlah 35 unit data perusahaan. Variabel dalam penelitian ini yaitu profitabilitas (X1), inflasi (X2), dan return saham (Y). Data yang digunakan adalah data sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis inferensial dan analisis data yang digunakan yaitu regresi linier sederhana dan Moderate Regression Analysis (MRA). Hasil regresi linier sederhana menunjukkan Y = -1.721 + 2.908X1 dan nilai adjusted R2 sebesar 13,2 % yang berarti 13,2% return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI disebabkan oleh profitabilitas, sedangkan 86,8% besarnya return saham disebabkan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Untuk Moderate Regression Analysis (MRA) Y = 7.078 + 15.713X1 – 13.835X2 + 19.795 | X1- X2 | dan nilai adjusted R2 sebesar 0,215 atau 21,5% yang berarti 21,5% return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI disebabkan oleh inflasi, ROA dan interaksi X1_X2. Sedangkan 78,5% besarnya return saham disebabkan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Simpulan dalam penelitian ini profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham dan inflasi dalam kategori ringan dapat memoderasi (memperkuat) pengaruh profitabilitas terhadap return saham. Saran dalam penelitian ini adalah (1) Inflasi pada kategori ringan dapat digunakan oleh investor sebagai salah satu cara dalam memprediksi return saham. (2) Peneliti selanjutnya diharapkan menguji variabel lain seperti likuiditas, solvabilitas, suku bunga dan (3) Memperbanyak sampel perusahaan dan memperpanjang rentang waktu agar hasil lebih maksimal.
viii
ABSTRACT Zakky, Awaluddin. 2011. “The Effect Profitability of Stock Return with Inflation as Moderation Variable for Manufacturing Company in Indonesian Stock Exchange (BEI Year 2005-2009”. Final Project. Accounting Departement. Faculty of Economics. Semarang State of University. Advisors I. Drs. Asrori, M.S. II. Rediana Setiyani, S. Pd, M. Si. Keywords: Stock Return, Profitability and Inflation Stock return is the level of benefits enjoyed by inventors on a stock investment is doing. Profit levels of securities are known with two approaches: a macro approach to economic and financial market variables that include the systematic risk of the economy, and the character approach of a company that explains the differences in sensitivity to systematic risks before making a portfolio of stocks (Arbitrage Pricing Theory). This study aims to determine The Effect Profitability of Stock Return and find out whether The Effect Profitability of Stock Return with Inflation as Moderation Variable. The population in this research are listed manufacturing companies in Indonesian Stock Exchange in the years 2005-2009. The samples taken with a purposive sampling technique, which amounted to 35 units of data analysis company. The variables in this research is profitability (X1), inflation (X2), and stock return (Y). The data used are secondary data. Data analysis methos use is descriptive analysis, inferential analysis, and data analysis used is simple linear regression and Moderate Regression Analysis (MRA). The results show a simple linear regression Y = -1.721 + 2.908X1 and R2 value of 0.132 which means 13.2% stock return of manufacturing company listed on Indonesian Stock Exchange due to profitability, while 86.8% the amount of stock returns is caused by other factors not examined in this research. To Moderate Regression analysisnot examined in this study. To Moderate Regression Analysis (MRA), Y = 7.7078 + 15. 713 X1 – 13. 835X2 + 19.795 |X1-X2. and R2 value of which means 21.5% stock return of manufacturing company listed on Indonesian Stock Exchange due to the inflation, profitability and interaction |X1X2| while 78.5% the amount of stock returns is caused by other factors not examined in this research. Conclusion in this research, profitability significant and positive effect on stock returns and inflation in the category of mild to moderate (strengthen) the influence of the profitability of stock return. Suggestions in this study were (1) Inflation in lightweight category can be used by investors as a way to predict stock returns. (2) Researchers are expected to further examine other variables such as liquidity, solvency, interest rates and (3) Increase the sample of company and extend the time frame in order to maximizeresults. .
ix
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................. i PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................ ii PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................... iii PERNYATAAN ......................................................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................... v KATA PENGANTAR ............................................................................... vi SARI ........................................................................................................... viii ABSTRACT ............................................................................................... ix DAFTAR ISI ............................................................................................. x DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xv BAB I
PENDAHULUAN .................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ............................................................. 10 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................. 10 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................... 11
BAB II
LANDASAN TEORI ............................................................... 12 2.1 Pasar Modal ......................................................................... 12 2.1.1 Pengertian Pasar Modal ............................................. 12 2.1.2 Manfaat Pasar Modal ................................................. 13 2.2 Return Saham ...................................................................... 14 2.2.1 Pengertian Return Saham .......................................... 14 2.2.2 Penggolongan Return Saham .................................... 14 2.2.3 Teori Tingkat Keuntungan Sekuritas......................... 16 2.3 Profitabilitas......................................................................... 18 2.3.1 Pengertian Profitabilitas ............................................ 18 2.3.2 Jenis-jenis Laba ......................................................... 19 x
2.4 Inflasi .................................................................................. 21 2.4.1 Pengertian Inflasi ....................................................... 21 2.4.2 Faktor Penyebab dan Jenis Inflasi ............................. 23 2.5 Kerangka Berpikir ............................................................... 24 2.6 Hipotesis Penelitian ............................................................. 28 BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 29 3.1 Populasi dan Sampel ........................................................... 29 3.1.1 Populasi .................................................................... 29 3.1.2 Sampel ...................................................................... 29 3.2 Variabel Penelitian ............................................................. 30 3.3 Teknik Pengambilan Data ................................................... 32 3.3.1 Jenis Data.................................................................. 32 3.3.2 Metode Pengumpulan Data ...................................... 33 3.4 Teknik Analisis Data .......................................................... 33 3.4.1 Analisis Deskriptif .................................................... 33 3.4.2 Analisis Regresi ........................................................ 35 1 Uji Asumsi Klasik .............................................. 35 a Uji Normalitas Data ....................................... 35 b Uji Autokorelasi ............................................. 36 c Uji Heteroskedastisitas ................................... 37 2 Pengujian Hipotesis ............................................ 38 a Pengujian Regresi Linier Sederhana .............. 38 b Moderate Regression Analysis (MRA) .......... 39 c Koefisien Determinasi .................................... 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................... 41 4.1 Hasil Penelitian ................................................................... 41 4.1.1 Analisis Deskripsi Variabel Penelitian ...................... 41 1. Return saham ...................................................... 41 2. Profitabilitas ........................................................ 43 3. Inflasi ................................................................... 45
xi
4.1.2 Analisis Regresi ........................................................ 47 1. Uji Asumsi Klasik .............................................. 47 a. Uji Normalitas Data .................................... 47 b. Uji Autokorelasi ......................................... 49 c. Uji Heterokedastisitas ................................. 50 2. Pengujian Hipotesis ........................................... 52 a. Pengujian Regresi Linier Sederhana ........... 52 b. Moderate Regression Analysis MRA ......... 53 c. Koefisien Determinasi ................................ 55 4.2 Pembahasan ........................................................................ 57 4.2.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham ..... 57 4.2.2 Pengaruh Inflasi sebagai Variabel Moderasi Terhadap Hubungan Profitabilitas Terhadap Return Saham ... 59 BAB V
PENUTUP ................................................................................ 62 5.1 Simpulan ............................................................................. 62 5.2 Saran ................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 65 LAMPIRAN .............................................................................................. 70
xii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1
Return Saham Tahun 2000-2004 ........................................... 5
Tabel 3.1
Daftar Jumlah Sampel Unit Perusahaan ............................... 30
Tabel 3.2
Dasar Pengambilan Keputusan ............................................. 37
Tabel 4.1
Deskripsi Return Saham Perusahaan Manufaktur Tahun 2005-2009 ................................................................... 41
Tabel 4.2
Distribusi Return Saham Perusahaan Manufaktur Tahun 2005-2009 ................................................................... 43
Tabel 4.3
Deskripsi Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Tahun 2005-2009 ................................................................... 44
Tabel 4.4
Distribusi Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Tahun 2005-2009 ................................................................... 44
Tabel 4.5
Deskripsi Inflasi di Indonesia Tahun 2005-2009 ................... 45
Tabel 4.6
Distribusi Inflasi di Indonesia Tahun 2005-2009 .................. 46
Tabel 4.7
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ................................ 49
Tabel 4.8
Nilai D-W Sebagai Dasar Uji Autokorelasi ........................... 49
Tabel 4.9
Durbin-Watson Test ............................................................... 50
Tabel 4.10
Uji Glejser.............................................................................. 51
Table 4.11
Uji Regresi Linier Sederhana ................................................. 53
Tabel 4.12
Moderate Regression Analysis............................................... 54
Tabel 4.13.................................................................................................... Uji Godness of Fit ............................................................................................. 56 Tabel 4.13
Uji Godness of Fit .................................................................. 56
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1
Kerangka Berpikir Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham dengan Inflasi Sebagai Variabel Moderasi .. 28
Gambar 4.1
Grafik Histogram ................................................................. 48
Gambar 4.2
Uji Normalitas Data dengan P-P Plot ................................. 48
Gambar 4.3
Grafik Scatterplot ................................................................ 51
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Halaman Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur ............................... 71
Lampiran 2
Rekapitulasi Perhitungan Variabel Y (Return Saham) Perusahaan Manufaktur Tahun 2005-2009 .......................... 72
Lampiran 3
Tren Return saham Perusahaan Manufaktur Tahun 2005-2009................................................................. 79
Lampiran 4
Rekapitulasi Perhitungan ROA Perusahaan Manufaktur Tahun 2005-2009 ................................................................. 80
Lampiran 5
Tren ROA Perusahaan Manufaktur Tahun 2005-2009................................................................. 86
Lampiran 6
Data Inflasi Indonesia Tahun 2005-2009 ........................... 87
Lampran 7
Tren Inflasi Indonesia Perusahaan Tahun 2005-2009 ......... 88
Lampiran 8
Hasil Output SPSS (1) ........................................................ 89
Lampiran 9
Hasil Output SPSS (2) ......................................................... 92
xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Persaingan dunia usaha dalam perekonomian pasar bebas dewasa ini
semakin ketat. Terjadinya fenomena ini dikarenakan banyaknya perusahaan yang muncul dan berdampak pada munculnya peningkatan aktivitas perekonomian. Pemerintah dalam menghadapi kondisi ini juga telah memberikan tanggapan dengan menyusun kebijakan yang mendukung pengusaha untuk memperoleh kemudahan dalam menjalankan aktivitas perusahaannya. Secara riil suatu entitas berusaha untuk menghasilkan laba yang besar sehingga mampu menghasilkan keuntungan untuk membesarkan entitas dan memperluas kegiatan usaha perusahaan dalam menghadapi segala persaingan yang ada. Untuk itu perusahaan berusaha memperoleh laba dengan bertujuan untuk menjaga kelangsungan jalannya perusahaan. Peningkatan laba oleh perusahaan dapat ditempuh dengan berbagai cara, salah satunya dengan melakukan investasi dalam pasar modal (Ang, 1997). Menurut Husnan (2009:5) pasar modal adalah suatu pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authoriries, maupun swasta. Pasar modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen jangka panjang seperti obligasi, saham, dan lainnya.
1
2
Saham merupakan surat berharga di dalam pasar modal yang diperjualbelikan dalam pasar modal. Tujuan perusahaan menerbitkan saham adalah untuk mendapatkan dana dari kegiatan investasi yang dilakukan penanam modal, membiayai jalannya operasional perusahaan, dan memperluas usaha bagi suatu perusahaan. Menurut Jogiyanto (2008:5) investasi merupakan suatu kegiatan dalam menempatkan dana pada satu atau lebih asset selama periode tertentu dengan maksud memperoleh pendapatan atau peningkatan atas modal awal serta memperoleh return yang diharapkan oleh investor dalam batas resiko yang dapat diterima. Tujuan utama dari kegiatan investasi pada pasar modal adalah untuk memperoleh keuntungan (return). Untuk memperoleh return yang maksimal, investor menggunakan berbagai cara baik dengan menggunakan analisis mengenai perilaku perdagangan saham ataupun dengan menganalisis informasi-informasi ekonomi lain yang berhubungan dengan return. Return merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi. Kegiatan investasi menunjukkan keinginan investor menyediakan sejumlah dana saat ini untuk memperoleh aliran dana pada masa mendatang sebagai kompensasi atas faktor waktu selama dana ditanamkan dan resiko yang tertanggung. Dengan demikian investor berharap untuk memperoleh keuntungan atas investasi yang dilakukannya saat ini. Return saham merupakan tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi saham yang dilakukannya (Ang, 1997). Dalam setiap kegiatan investasi jangka panjang maupun jangka pendek mempunyai harapan untuk memperoleh keuntungan atau peningkyaatan nilai investasi serta tingkat resiko
3
yang tidak membahayakan kegiatan investasi yang dilakukan investor, secara logis tentu investor selalu mengharapkan return saham yang sesuai dengan resiko investasi yang dihadapinya. Berbicara mengenai return saham berarti juga membahas mengenai tingkat keuntungan sekuritas yang akan didapatkan oleh investor atas kegiatan investasi yang dilakukannya. Menurut Husnan (2009:215) pembahasan mengenai tingkat keuntungan sekuritas dapat dikelompokkan menjadi dua teori: 1. Capital Asset Pricing Model (CAPM) Capital Asset Pricing Model adalah suatu teori yang menyatakan hubungan return dan resiko secara sederhana. CAPM membahas bagaimana suatu aktiva ditentukan harganya oleh pasar dan bagaimana menentukan tingkat keuntungan yang dipandang layak untuk investasi. CAPM merupakan hasil utama dari ekonomi keuangan modern dan dapat digunakan untuk memprediksi antara hubungan resiko sebuah asset dan tingkat harapan pengembalian. Model ini mendasarkan diri pada kondisi ekuilibium. Dalam keadaan ekuilibrium tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh pemodal untuk suatu saham akan dipengaruhi oleh resiko saham tersebut. 2. Arbitrage Pricing Theory (APT) Arbitrage Pricing Theory adalah suatu teori yang membahas dua kesempatan investasi yang mempunyai karakteristik yang sama tidaklah bisa dijual dengan harga yang berbeda. Konsep yang digunakan dalam teori ini ini adalah hukum satu harga (the law of one price). Apabila aktiva yang berharga murah pada saat yang sama menjualnya dengan harga yang lebih tinggi sehingga memperoleh laba tanpa resiko. Terdapat dua pendekatan dalam teori
4
ini yaitu: pendekatan yang bergantung pada makro ekonomi dan variablevariabel pasar keuangan yang diasumsikan meliputi resiko-resiko sistematis dari ekonomi. Sedangkan pendekatan yang kedua adalah karakteristik perusahaan yang kemungkinan dapat menjelaskan perbedaan sensitivitas terhadap resiko-resiko sistematis sebelum membuat portofolio dar saham. Komponen return terdiri dari dua jenis yaitu current income (pendapatan lancar) dan capital gain (keuntungan dari selisih harga). Current income merupakan keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran yang bersifat periodik seperti pembayaran bunga deposito, bunga obligasi, deviden dan sebagainya yang biasanya dalam bentuk kas atau setara kas sehingga dapat diuangkan secara cepat. Komponen yang kedua yaitu capital gain, yaitu keuntungan yang diterima dari selisih harga antara harga jual dan harga beli saham dari suatu instrument investasi yang diperdagangkan di pasar modal. Dengan terjadinya perdagangan akan timbul perubahan nilai suatu investasi yang memberikan capital gain. Besarnya capital gain dapat diketahui dari analisis historis yang dapat diketahui dari periode sebelumnya, sehingga dapat ditentukan besarnya tingkat kembalian yang diinginkan. Investor dalam melakukan investasi saham akan memilih perusahaan yang memiliki tingkat return yang tinggi. Perusahaan yang memiliki tingkat return yang tinggi dianggap sebagai perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang bagus. Kestabilan return saham perusahaan dapat berdampak pada meningkatnya kepercayaan investor dalam melakukan kegiatan investasi terhadap perusahaan. Dewasa ini diperoleh fenomena perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang return sahamnya tidak stabil. Return saham yang ditunjukkan selama
5
tahun 2000-2004 pada perusahaan manufaktur sangat bervariatif. Tabel 1.1 berikut ini menyajikan contoh beberapa perusahaan manufaktur untuk menggambarkan fenomena di atas: Tabel 1.1 berikut ini untuk mengetahui fenomena mengenai return saham. Tabel 1.1 Return Saham Tahun 2000-2004 No 1
Nama Perusahaan
Tahun
Return Saham (%)
PT. Astra Otoparts, Tbk
2000 2001 2002 2003 2004 2 PT. Fast Food Indonesia, Tbk 2000 2001 2002 2003 2004 3 PT. Selamat Sempurna, Tbk 2000 2001 2002 2003 2004 Sumber: Indonesian Capital Market Director, 2011
-0.15 0.49 -0.13 -0.10 -0.19 -0.90 -0.18 0.16 0.03 0.14 0.78 -0.10 -0.19 -0.82 0.09
Pada tahun 2000 PT. Astra Otoparts, Tbk menunjukkan return saham sebesar -0.15% pada tahun 2000 dan mengalami kenaikan pada tahun 2001 sebesar 0.49%, sedangkan pada tahun 2002-2004 return saham terus mengalami penurunan.
Untuk return saham PT. Fast Food Indonesia, Tbk apabila
dibandingkan tahun 2000 selalu mengalami kenaikan sampai dengan tahun 2004. Sedangkan PT. Selamat Sempurna, Tbk apabila dibandingkan tahun 2000 selalu mengalami penurunan sampai dengan tahun 2004. Kehadiran perdagangan saham di Indonesia yang tercermin dengan banyaknya investor baik asing maupun dalam negeri yang mulai melakukan
6
kegiatan investasi pada industri manufaktur (http://kominfo.go.id, 2008). Untuk jangka lima sampai sepuluh tahun mendatang sektor industri manufaktur merupakan industri dengan prospek keuntungan yang cukup bagus sehingga manufaktur merupakan bisnis yang potensial bagi investor yang mampu memberikan keuntungan yang tinggi setiap tahunnya. Perusahaan manufaktur merupakan jenis perusahaan yang kegiatannya mengolah bahan baku menjadi barang jadi serta menyerap tenaga kerja yang relatif banyak. Dalam kegiatannya perusahaan manufaktur melibatkan tenaga kerja yang mengerjakan langsung proses pengolahan bahan baku. Dengan demikian dibanding jenis perusahaan jasa dan perusahaan dagang umumnya perusahaan manufaktur menyerap tenaga kerja yang relatif banyak. Perusahaan manufaktur juga merupakan emiten terbesar yaitu 166 perusahaan yang listing pada Bursa Efek Indonesia (BEI) berdasarkan data dari IDX Statistic. Dengan jumlah perusahaan yang besar tersebut perusahaanperusahaan manufaktur mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dinamika saham di BEI. Pesatnya perkembangan industri manufaktur ini juga ditunjukkan dengan semakin tingginya kebutuhan finansial sehingga emiten-emiten manufaktur membutuhkan tambahan modal dari pihak-pihak eksternal. Fahmi Idris dalam http://kominfo.go.id (2008) menerangkan bahwa di Indonesia industri manufaktur memiliki peran penting dalam mendukung perkembangan sektor industri itu sendiri maupun sektor-sektor ekonomi lainnya. Menurut Ang (1997) terdapat dua faktor yang mempengaruhi return suatu investasi yaitu faktor internal perusahaan dan faktor eksternal dari perusahaan.
7
Faktor internal perusahaan meliputi kualitas dan reputasi manajemennya, struktur permodalannya, struktur perusahaan. Faktor eksternal yang mempengaruhi return adalah kebijakan moneter dan fiskal, perkembangan sektor industrinya misalnya terjadinya inflasi. Tujuan utama perusahaan adalah mendapatkan laba, apabila dikaitkan dengan return saham atau tingkat keuntungan sekuritas berarti investor akan menanamkan modalnya ke perusahaan yang memiliki profitabilitas stabil karena investor akan menanamkan modalnya dan mengharapkan keuntungan dari kegiatan investasi yang dilakukan (Prihatini, 2009:20). Profitabilitas merupakan suatu cara untuk mengetahui keberhasilan suatu perusahaan dalam memperoleh keuntungan pada tingkat penjualan, asset, dan modal yang ada. Hasibuan (2001) menjelaskan bahwa profitabilitas pada dasarnya adalah laba yang dinyatakan dalam persentase. Suwito dan Herawaty (2005:139) menjelaskan bahwa profitabilitas merupakan ukuran penting untuk menilai sehat atau tidaknya perusahaan yang mempengaruhi investor untuk membuat keputusan. Meningkatnya profitabilitas menunjukkan membaiknya kinerja perusahaan dan para investor atau pemegang saham akan memperoleh keuntungan (return saham). Perusahaan yang profitable akan menjadi daya tarik bagi investor dan calon investor untuk menanamkan dananya ke perusahaan tersebut. Dengan semakin besarnya daya tarik ini akan maka akan banyak investor yang menginginkan saham perusahaan tersebut. Jika banyak permintaan atas saham suatu perusahaan maka harga sahamnya akan meningkat. Natarsyah (2000) menjelaskan bahwa peningkatan harga saham berdampak pada meningkatnya return yang diperoleh investor, karena return saham adalah merupakan selisih
8
harga saham periode saat ini dengan harga saham sebelumnya. Hal ini sesuai dengan penjelasan Ang (1997) bahwa keuntungan perusahaan yang semakin meningkat memberikan tanda bahwa kekuatan operasional dan keuangan perusahaan semakin membaik, sehingga memberikan pengaruh positif terhadap return. Faktor eksternal yang juga sebagai panduan dalam memprediksi return adalah inflasi (Suyanto, 2007:19). Inflasi merupakan salah satu variabel makro yang mempengaruhi return. Tingkat inflasi suatu negara akan menunjukkan resiko investasi dan hal ini akan sangat mempengaruhi perilaku investor dalam melakukan kegiatan investasi. Kondisi inflasi yang tinggi berpengaruh pada peningkatan harga barangbarang atau bahan baku akan membuat biaya produksi menjadi tinggi sehingga akan
berpengaruh pada jumlah permintaan yang berakibat pada penurunan
penjualan sehingga dapat mengurangi pendapatan perusahaan dan berdampak negatif terhadap tingkat return yang diharapkan. Berdasarkan penjelasan tersebut terdapat dikatakan bahwa selain berpengaruh terhadap return saham, inflasi juga berpengaruh terhadap profitabilitas suatu perusahaan. Dengan kata lain kenaikan inflasi dapat menurunkan tingkat profitabilitas dan return saham yang diharapkan oleh para investor. Tandelilin (2003) menjelaskan bahwa inflasi meningkatkan pendapatan dan biaya perusahaan. Peningkatan biaya produksi yang lebih tinggi dari peningkatan harga yang dapat dinikmati oleh perusahaan akan berdampak pada turunnya profitabilitas perusahaan, begitu juga sebaliknya apabila biaya produksi lebih rendah dari harga yang dinikmati perusahaan (produsen) maka profitabilitas
9
perusahaan akan naik. Naik atau turunnya profitabilitas perusahaan akan berpengaruh terhadap harga saham dan keinginan investor untuk menanamkan modalnya. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh positif terhadap return saham (Natarsyah, 2000), hal ini juga didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2006), Hardiningsih et. al. (2002) dan Maya (2007) sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Bachri (1997) serta Auliyah dan Hamzah (2006) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Penelitian lain mengenai pengaruh inflasi terhadap return saham menurut Utami dan Rahayu (2003) menyatakan bahwa inflasi berpengaruh negatif terhadap return saham yang didukung oleh Prihatini (2009) bahwa inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham. Namun menurut Hardiningsih et. al. (2002) dan Suyanto (2007) menyatakan bahwa inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Melihat kenyataan dalam penelitian sebelumnya penulis terdorong untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan hasil penelitian yang menyakinkan dan mampu memperoleh pemahaman akan kebenaran mengenai pengetahuan khususnya dalam bidang pasar modal dengan menjadikan inflasi sebagai variabel moderasi yang nantinya diharapkan dapat membuktikan apakah inflasi dapat memperkuat atau bahkan dapat memperlemah profitabilitas dalam hubungannya terhadap return saham pada perusahaan manufaktur. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengambil judul “PENGARUH
PROFITABILITAS
TERHADAP
RETURN
SAHAM
10
DENGAN
INFLASI
SEBAGAI
VARIABEL
MODERASI
PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2005-2009”.
1.2
Perumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap return saham?
2.
Apakah inflasi dapat memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap return saham?
1.3
Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk memperoleh bukti empiris dan pemahaman pengaruh profitabilitas terhadap return saham.
2.
Untuk memperoleh bukti empiris dan pemahaman lebih lanjut
mengenai
pengaruh profitabilitas terhadap return saham dengan inflasi sebagai variabel moderasi.
1.4
Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan evaluasi dari teori dengan keadaan yang ada di lapangan dan dapat memberikan kontribusi yang nyata pada perkembangan teori akuntansi. Menambah khasanah yang
11
baru dalam perbendaharaan ilmu pengetahuan untuk saling melengkapi dengan penelitian sebelumnya maupun yang akan dilakukan oleh para peneliti sesudahnya dalam mengkaji lagi return saham. 2.
Manfaat praktis a.
Manfaat praktis dalam penelitian ini diperuntukkan bagi perusahaanperusahaan manufaktur sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam mengelola usahanya untuk memperoleh laba serta menentukan kebijakan-kebijakan keuangan perusahaan.
b.
Bagi para investor dan calon investor yang melakukan kegiatan investasi di pasar modal dimana hasil penelitian ini dapat memberikan masukan ataupun pertimbangan pemikiran dalam pembuatan keputusan dalam menanamkan modalnya.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Pasar Modal
2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal adalah suatu pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authoriries, maupun swasta (Husnan, 2009:5). Pasar modal menyediakan berbagai alternatif bagi para investor bagi para investor selain alternatif investasi lainnya seperti menabung di bank, membeli emas, asuransi, tanah dan bangunan. Pasar modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen jangka panjang seperti obligasi, saham, dan lainnya. Menurut UU No. 5 tahun 1995 yang menyatakan bahwa pasar modal adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek-efek pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka. Fungsi pasar modal adalah meningkatkan dan menghubungkan aliran dana jangka panjang dengan kriteria pasarnya secara efisien yang akan menunjang pertumbuhan riil ekonomi secara keseluruhan. (http://www.bappepam.go.id, 2009)
12
13
2.1.2 Manfaat Pasar Modal Manfaat pasar modal dibedakan menjadi dua yaitu manfaat yang diperuntukkan bagi emiten dan bagi investor (www.wikipedia-pasar modal.com, 2009). Pasar modal bagi emiten memiliki beberapa manfaat antara lain: 1.
Jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar dan dana tersebut diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai.
2.
Tidak ada convenant sehingga manajemen dapat lebih bebas dalam pengelolaan dana perusahaan.
3.
Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan.
4.
Ketergantungan emiten terhadap bank menjadi lebih kecil. Pasar modal bagi investor memiliki beberapa manfaat yaitu:
1.
Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi yang tercermin dengan meningkatnya harga saham.
2.
Memperoleh deviden bagi mereka yang memiliki atau memegang saham dan bunga yang mengambang bagi pemegang obligasi.
3.
Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen yang mengurangi resiko.
2.2
Return Saham
2.2.1 Pengertian Return Saham Saham adalah unit kepemilikan dalam sebuah perusahaan. Sebagai bukti kepemilikan atas saham, perseroan terbatas menerbitkan sertifikat saham kepada para pemegang sahamnya (Simamora, 2006).
14
Menurut Jogiyanto (2008:195) return dapat didefinisikan sebagai hasil yang akan diperoleh dari kegiatan investasi. Dalam setiap kegiatan investasi baik jangka pendek ataupun jangka panjang mempunyai tujuan utama yaitu untuk memperoleh keuntungan yang disebut return. Konsep resiko juga tidak terlepas kaitannya dengan return saham, karena investor selalu mengharapkan return saham yang sesuai atas setiap resiko investasi yang dihadapinya. Secara praktis, tingkat pengembalian suatu investasi adalah persentase penghasilan total selama periode investasi dibandingkan harga beli investasi tersebut. 2.2.2 Penggolongan Return Saham Return memiliki peran yang sangat signifikan dalam menentukan nilai dari sebuah saham.
Return dapat digolongkan menjadi dua yaitu return realisasi
(realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi digunakan sebagai dasar penentuan return ekspektasi yang diharapkan oleh investor di masa mendatang. Return realisasi diukur dengan menggunakan return total, relatif return, kumulatif return, dan return disesuaikan. Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu yang terdiri dari capital gain dan yield (Jogiyanto, 2008:195). Return yang terdiri dari capital gain dan yield dapat dirumuskan sebagai berikut (Jogiyanto, 2008:198):
Capital gain merupakan selisih dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode lalu:
15
Keterangan : Pt
= Harga
saham periode sekarang
Pt-1 = Harga saham periode sebelumnya Yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi, dan untuk saham biasa dimana pembayaran periodik sebesar Dt rupiah per lembar, maka yield dapat dituliskan sebagai berikut:
Keterangan : Dt = Dividen kas yang dibayarkan Pt-1 = Harga saham periode sebelumnya Sehingga return total dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan : Pt
= Harga
saham periode sekarang
Pt-1 = Harga saham periode sebelumnya Dt = Dividen kas yang dibayarkan Mengingat tidak selamanya suatu perusahaan membagikan dividen kas secara periodik kepada pemegang sahamnya, maka return saham dapat dihitung sebagai berikut:
16
Keterangan : Pt
= Harga
saham periode sekarang
Pt-1 = Harga saham periode sebelumnya 2.2.3 Teori Tingkat Keuntungan Sekuritas Pembahasan mengenai tingkat keuntungan sekuritas dapat dikelompokkan dalam dua teori (Husnan, 2009:215), yaitu: 1.
Capital Asset Pricing Model (CAPM) Teori ini menggambarkan hubungan tingkat return dan resiko secara sederhana dan hanya menggunakan satu variabel (variabel beta) untuk menggambarkan resiko. Capital Asset Pricing Model (CAPM) merupakan hasil utama dari ekonomi keuangan modern dan dapat digunakan untuk memprediksi antara hubungan resiko sebuah asset dan tingkat harapan pengembalian.
2.
Arbitrage Pricing Theory (APT) Teori ini menggunakan sekian banyak variabel pengukur resiko untuk melihat hubungan return dan resiko. Teori ini menggunakan pemikiran yang menyatakan bahwa dua kesempatan investasi yang mempunyai karakteristik yang sama tidaklah bisa dijual dengan harga yang berbeda. Konsep yang digunakan adalah hukum satu harga (the law of the one price). Penelitian menggunakan teori APT karena sesuai dengan variabel yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu profitabilitas, inflasi serta return saham. Ross dalam Belkaoui (2007) menyatakan bahwa dalam teori APT dipengaruhi
17
oleh tingkat pertumbuhan penjualan, prediksi industri, inflasi, rentang tingkat bunga jangka panjang ataupun jangka pendek serta rentang obligasi. Pendekatan dalam teori ini dibedakan menjadi dua yaitu: pendekatan yang bergantung pada makro ekonomi dan variabel pasar keuangan yang diasumsikan meliputi resiko sistematis dari ekonomi, dan pendekatan yang merujuk pada karakter perusahaan yang kemungkinan dapat menjelaskan perbedaan sensitivitas terhadap resiko sistematis sebelum membuat portofolio dari saham dengan karakter tersebut (Chen Roll dalam Belkaoui, 2007:144). Apabila aktiva yang berkarakteristik sama tersebut dengan harga yang berbeda, maka akan terdapat kesempatan untuk melakukan arbitrage dengan membeli aktiva yang berharga murah dan pada saat yang sama menjualnya dengan harga yang lebih tinggi sehingga untuk memperoleh laba tanpa resiko. Dalam penelitian menggunakan teori APT sebagai dasar dalam rangka mengetahui hubungan return dengan resiko investasi yang dilakukan. Kesimpulan dari penjelasan di atas yaitu return merupakan tingkat kembalian yang akan didapatkan investor atas kegiatan investasi yang dilakukan. Secara sederhana return dapat diartikan sebagai diartikan sebagai suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih dari satu aset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan ataupun peningkatan nilai investasi. Return merupakan hal terpenting dalam menentukan keputusan investasi. Pada dasarnya justifikasi atas return yang diterima harus dianalisis antara lain melalui analisis return historis yang terjadi pada periode sebelumnya. Hal tersebut dapat dijadikan dasar dalam penentuan tingkat kembalian yang diinginkan.
18
Tujuan utama perusahaan adalah mendapatkan laba, apabila dikaitkan dengan return saham atau tingkat keuntungan sekuritas berarti investor akan menanamkan modalnya ke perusahaan yang memiliki profitabilitas stabil karena investor akan menanamkan modalnya dan mengharapkan keuntungan dari kegiatan investasi yang dilakukan (Prihatini, 2009:20) dan slah satu variabel makro ekonomi yang juga sebagai panduan dalam memprediksi return adalah inflasi (Suyanto, 2007:19). Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa return saham dipengaruhi oleh profitabilitas dan inflasi.
2.3
Profitabilitas
2.3.1 Pengertian Profitabilitas Profitabilitas pada dasarnya adalah laba yang dinyatakan dalam persentase (Hasibuan, 2001). Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan. Secara garis besar, laba yang dihasilkan perusahaan berasal dari penjualan dan investasi yang dilakukan perusahaan. Laba didefinisikan kenaikan atau peningkatan kesejahteraan laba suatu perusahaan secara operasional sebagai arus kas satuan usaha yang ditambahkan dengan perubahan nilai perusahaan tersebut (Hendriksen dan Van Breda, 2000:224). Selain itu, laba mampu memberikan informasi yang menunjukkan prestasi perusahaan dari informasi yang berguna sebagai dasar pembagian hasil. Oleh karena itu, laba menjadi informasi yang penting untuk dilihat oleh pihakpihak seperti pengusaha, analis keuangan, dan lain-lain (Harahap, 2001:259).
19
2.3.2 Jenis-jenis Laba Comitte On Terminologi (Harahap, 2001) mendefinisikan laba sebagai jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain dan kerugian dari penghasilan. Laba terdiri dari: 1.
Laba Ekonomi Laba ekonomi (Economic Income) adalah konsep laba yang dibahas oleh para ahli ekonomi seperti Adam Smith, yang memberikan definisi terhadap laba/income sebagai kenaikan kekayaan. Fischer Indah Hick dalam Harahap (2001) menjelaskan sifat-sifat laba ekonomi sebagai berikut: a. Physical Income Laba merupakan konsumsi barang dan jasa oleh individu yang dapat memberikan kesenangan fisik dan pemenuhan kebutuhan. b. Real Income Laba adalah jumlah pembayaran uang yang dilakukan untuk mendapatkan barang dan jasa sebelum dan setelah konsumsi. c. Money Income Laba adalah jumlah uang yang diterima dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
2.
Laba Akuntansi atau Accounting Income Laba akuntansi adalah perbedaan selisih antara realisasi penghasilan atau revenue yang berasal dari transaksi-transaksi perusahaan pada periode tertentu dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan laba. Profitabilitas merupakan jenis laba akuntansi yang menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Profitabilitas dapat
20
dihitung dengan beberapa cara yaitu gross profit margin, net profit margin, operating return on assets, return on assets, return on equity, dan operating ratio (Munawir, 2002:196). Secara sistematis ROA dirumuskan sebagai berikut (Ang, 1997) :
Keterangan : NIAT
: Net Income After Tax ( laba bersih sesudah pajak)
Av. Total Assets
: Diperoleh dari rata-rata total aset yang diperoleh dari rata-rata total aset awal tahun dan akhir tahun
Manfaat ROA (Munawir, 2002:204): a.
Jika perusahaan telah menjalankan praktik akuntansi dengan baik maka dengan analisis ROA dapat diukur efisiensi penggunaan yang menyeluruh, yang sensitif terhadap setiap hal yang mempengaruhi keadaan keuangan perusahaan.
b.
ROA dapat diperbandingkan dengan rasio industri untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap industri. Hal ini merupakan salah satu langkah dalam perencanaan strategi.
c.
ROA juga dapat digunakan untuk kepentingan perencanaan dan kontrol.
d.
Analisis ROA dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari masingmasing produksi yang dihasilkan perusahaan. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, profitabilitas merupakan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba pada masa mendatang dan merupakan indikator dari keberhasilan operasi perusahaan. Perusahaan yang mempunyai
21
profitabilitas tinggi akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya dengan harapan akan mendapatkan keuntungan yang tinggi, yaitu dalam bentuk dividen. Profitabilitas digunakan untuk mengukur hasil akhir dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen dalam menjalankan perusahaan atau dengan kata lain profitabilitas menggambarkan tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan oleh manajemen, oleh karena itu sangat diperhatikan oleh pemilik perusahaan. Tolok ukur yang dipakai untuk menilai kemampuan perusahaan menghasilkan laba biasanya adalah pendapatan, dana dan modal.
2.4
Inflasi
2.4.1 Pengertian Inflasi Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya hargaharga secara umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang (Boediono, 2011). Inflasi mempengaruhi perekonomian melalui pendapatan, kekayaan serta melalui perubahan tingkat dan efisiensi produk. Inflasi yang tidak bisa diramalkan biasanya menguntungkan para debitur, pencari laba, dan spekulator pengambil resiko dan akan merugikan para kreditur, kelompok berpendapatan tetap dan investor yang tidak berani mengambil resiko. Inflasi meningkatkan pendapatan dan biaya perusahaan, jika peningkatan biaya produksi lebih tinggi dari
22
peningkatan harga yang dapat dinikmati oleh perusahaan maka profitabilitas perusahaan akan turun. Indikator inflasi adalah seperti yang dikutip dari (www.bi.go.id, 2010) sebagai berikut: a.
Indeks Harga Konsumen (IHK) Merupakan indikator umum untuk menggambarkan pergerakan harga. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat. Tingkat inflasi di Indonesia umumnya diukur dengan IHK.
b.
Indeks Harga Perdagangan Besar Merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan harga dari komoditi yang diperdagangkan di suatu daerah.
2.4.2 Faktor Penyebab dan Jenis Infasi Hal-hal
yang menyebabkan terjadinya inflasi menurut Boediono
(2011:156) antara lain: a.
Demand Pull Inflation Demand Pull Inflation terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan dimana umumnya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga, kondisi politik dan keamanan negara juga mempengaruhi terjadinya inflasi.
b.
Cost Push Inflation Cost Push Inflation terjadi akibat adanya kelangkaan bahan untuk proses produksi yang mengakibatkan naiknya biaya produksi. Cost push inflation
23
merupakan penyebab inflasi yang berkaitan dengan perusahaan (produsen) dan digunakan sebagai teori terjadinya inflasi dalam penelitian ini. Jenis inflasi berdasarkan tingkat keparahan suatu inflasi (Boediono, 2011:156) yaitu: a.
Inflasi ringan Inflasi ringan terjadi apabila tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu negara kurang dari 10% setahun.
b.
Inflasi sedang Jenis inflasi ini terjadi apabila tingkat inflasi dalam setahun antara 10% sampai 30%.
c.
Inflasi berat Inflasi berat terjadi apabila tingkat inflasi dalam setahun diantara 30% sampai 100%.
d.
Hiperinflasi Hiper inflasi disebut juga inflasi yang tidak terkendali, karena tingkat inflasinya dalam setahun lebih dari 100%, dan menyebabkan harga barangbarang terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot. Berdasarkan penjelasan diatas, inflasi merupakan peristiwa naiknya harga
barang. Para pelaku pasar memandang inflasi sebagai suatu resiko yang harus dihindari. Tingkat inflasi yang tinggi menunjukkan bahwa resiko investasi cukup besar karena dapat menurunkan tingkat pengembalian dari investor. Selain itu tingkat laju inflasi yang tinggi dapat menurunkan keuntungan suatu perusahaan sehingga sekuritas menjadi komoditi yang tidak menarik.
24
Inflasi yang tinggi dapat menyebabkan penurunan daya beli uang serta dapat mengurangi tingkat pendapatan riil yang diperoleh investor dari kegiatan investasi yang dilakukannya. Sebaliknya, apabila tingkat inflasi dalam suatu negara mengalami penurunan, maka hal ini merupakan sinyal yang positif bagi investor ataupun calon investor seiring dengan turunnya resiko daya beli uang dan resiko penurunan pendapatan.
2.5
Kerangka Berpikir Pasar modal memberikan peran besar bagi perekonomian Indonesia karena
pasar modal memberikan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana. Fungsi keuangan karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana. Dasar penentuan pengambilan keputusan dalam kegiatan investasi secara umum adalah informasi akuntasi dalam bentuk laporan keuangan. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba merupakan salah satu faktor penting yang menjadi pertimbangan investor dalam keputusan investasi. Jika laba meningkat maka secara teoritis return saham akan meningkat. Investor dalam melakukan investasi saham akan memilih perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian (return) yang tinggi. Perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian yang tinggi dianggap sebagai perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang bagus. Keinginan investor untuk memperoleh return yang tinggi
25
dapat diwujudkan dengan mengadakan analisis dan upaya-upaya yang berkaitan dengan investasi dalam saham. Salah satu analisis yang dapat dilakukan oleh investor untuk mengukur kinerja keuangan sebuah perusahaan, adalah dengan menganalisis profitabilitas perusahaan. Salah satu cara mengetahui profitabilitas suatu perusahaan adalah dengan Return On Asset (ROA). Semakin besar ROA menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat kembalian semakin besar (Ang, 1997). Dengan demikian semakin tinggi ROA dapat meningkatkan daya tarik investor untuk menanamkan modalnya, sehingga harga saham akan meningkat. Perusahaan yang profitable akan menjadi daya tarik bagi investor dan calon investor untuk menanamkan dananya ke perusahaan tersebut. Dengan semakin besarnya daya tarik ini maka banyak investor yang menginginkan saham perusahaan tersebut. Jika banyak permintaan atas saham suatu perusahaan maka harga sahamnya akan meningkat. Peningkatan harga saham berdampak pada meningkatnya return yang diperoleh investor, karena return saham adalah merupakan selisih harga saham periode saat ini dengan harga saham sebelumnya (Natarsyah, 2000). Hal ini sesuai dengan penjelasan Ang (1997) bahwa keuntungan perusahaan yang semakin meningkat memberikan tanda bahwa kekuatan operasional dan keuangan perusahaan semakin membaik, sehingga memberikan pengaruh positif terhadap return. Penelitian
sebelumnya
yang
dilakukan
oleh
Natarsyah
(2000) ,
Hardiningsih et.al. (2002), Ulupui (2006), Maya (2007) menjelaskan bahwa profitabilitas berpengaruh positif
terhadap return saham. Hal yang berbeda
diungkapkan oleh Bachri (1997) serta Auliyah dan Hamzah (2006) yang
26
menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Selain profitabilitas, tingkat inflasi dalam suatu negara juga merupakan faktor yang mempengaruhi investor dalam melakukan kegiatan investasi di pasar modal. Inflasi yang tinggi akan mengakibatkan penurunan harga saham, karena menyebabkan kenaikan harga barang secara umum. Inflasi dapat mempengaruhi perekonomian suatu negara
melalui
pendapatan, kekayaan, dan melalui perubahan tingkat dan efisiensi produk. Menurut Mankiw (2003:247). inflasi yang semakin tinggi akan mengakibatkan harga-harga barang atau bahan baku meningkat. Tandelilin (2003) menjelaskan bahwa inflasi meningkatkan pendapatan dan biaya perusahaan, jika peningkatan biaya produksi akibat inflasi lebih tinggi dari peningkatan harga yang dapat dinikmati oleh perusahaan maka profitabilitas perusahaan akan turun, begitu juga sebaliknya apabila biaya produksi akibat inflasi lebih rendah dari harga yang dinikmati perusahaan (produsen) maka profitabilitas perusahaan akan naik. Perusahaan yang profitable akan menarik investor untuk menanamkan modalnya dan menginginkan saham perusahaan tersebut. Apabila permintaaan atas saham suatu perusahaan akan meningkatkan harga saham dan berdampak pada meningkatnya return yang akan diterima investor. Sedangkan perusahaan yang tidak profitable membuat investor tidak tertarik menanamkan modalnya dan kondisi ini akan menurunkan harga saham dan return yang diperoleh investor. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa inflasi dapat memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap return saham.
27
Inflasi yang tidak bisa diramalkan biasanya akan menguntungkan para debitur, pencari laba, dan spekulator pengambil resiko, sedangkan inflasi dapat berubah menjadi merugikan untuk kreditur, kelompok berpendapatan tetap, dan investor yang tidak berani mengambil resiko (Prihatini, 2009:39). Beberapa penelitian sebelumnya mengenai inflasi dilakukan oleh Utami dan Rahayu (2003), Prihatini (2009) menjelaskan bahwa inflasi berpengaruh negatif terhadap return saham. Sedangkan menurut Hardiningsih et. al. (2002) dan Suyanto (2007) menyatakan bahwa inflasi berpengaruh positif terhadap return saham. Dalam penelitian ini kerangka berpikir menggunakan profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA) sebagai variabel independen, return saham sebagai variabel dependen dan sebagai variabel moderasi adalah inflasi yang dapat diketahui dari dua indikator yaitu indeks harga konsumen dan indeks harga perdagangan besar. Kerangka berpikir yang mengacu pada penjelasan di atas dapat digambarkan sebagai berikut:
Profitabilitas
Return saham
Inflasi
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham dengan Inflasi sebagai Variabel Moderasi
28
2 .6 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: H1
: Profitabilitas perusahaan berpengaruh positif terhadap return saham.
H2
: Inflasi dapat memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap return saham.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Populasi dan Sampel
3.1.1 Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang sudah go public dan terdaftar di BEI yaitu populasi penelitian sebanyak 166 perusahaan manufaktur. Hal ini didasarkan pada beberapa alasan yang menyangkut ketersediaan data, laba yang dihasilkan selama lima tahun berturut-turut (2005-2009). Perusahaan yang terdaftar di BEI berarti laporan keuangannya telah dipublikasikan sehingga ketersediaan data dapat terpenuhi. 3.1.2 Sampel Sampel penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur selama tahun 2005-2009 yaitu sebanyak 35 perusahaan. Teknik sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu pengambilan sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu. Seleksi pemilihan sampel dengan kriteria yang ditentukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini: Tabel 3.1 Daftar Jumlah Sampel Data Perusahaan No
Keterangan
Jumlah
1
Ukuran populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan 2005-2009 Jumlah unit analisis data perusahaan manufaktur yang tidak dipublikasikan kepada publik pada tahun 2005-2009 Jumlah unit analisis data perusahaan manufaktur yang menunjukkan saldo kerugian pada tahun 2005-2009
166
2 3
29
(4) (84)
30
4
Jumlah unit analisis data perusahaan manufaktur yang tidak mengungkapkan data secara lengkap terkait variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian pada tahun 20052009 Jumlah sampel akhir unit analisis data perusahaan
(43)
35
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011 Jumlah sampel akhir yang diteliti adalah 175 unit analisis data perusahaan. Jumlah sampel tersebut merupakan 35 perusahaan manufaktur yang dijumlahkan selama periode tahun penelitian, yaitu selama tahun 2005-2009.
3.2
Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel dependen
(return saham), variabel independen (profitabilitas) dan variabel moderasi (inflasi). Definisi dan pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1.
Return saham (Y) Return saham merupakan tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi saham yang dilakukannya. Return saham yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jenis return saham tahunan pada perusahaan manufaktur. Skala yang digunakan dalam pengukuran return saham adalah skala rasio.
Keterangan : Pt
=
Harga saham periode sekarang
Pt-1
=
Harga saham periode sebelumnya (Jogiyanto, 2008:205)
31
2.
Profitabilitas (X1) Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan profit atau laba selama satu tahun yang dinyatakan dalam rasio laba operasi dengan penjualan dari data laporan laba rugi akhir tahun. ROA merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari keseluruhan investasi yang ditanamkan dalam bentuk aset. Skala yang digunakan dalam pengukuran profitabilitas adalah skala rasio.
Keterangan: NIAT
: Net Income After Tax atau laba bersih sesudah pajak
Av. Total assets : diperoleh dari rata-rata total aset yang diperoleh dari rata-rata total aset awal tahun dan akhir tahun (Ang, 1997)
3.
Inflasi (X2) Inflasi dalam penelitian ini merupakan inflasi yang terjadi karena cost push inflation yaitu terjadinya inflasi atau kenaikan harga yang diakibatkan karena kelangkaan produksi yang berdampak terhadap kenaikan biaya produksi. Inflasi dapat diukur berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB). Inflasi yang dimaksud merupakan inflasi tahunan yang diperoleh dari data inflasi Bank Indonesia, inflasi tahunan
32
diperoleh dengan menjumlahkan inflasi bulanan (12 bulan) yang kemudian dirata-rata sehingga dapat diketahui inflasi tahunan. Skala yang digunakan dalam pengukuran inflasi adalah skala rasio.
3.3
Teknik Pengambilan Data
3.3.1 Jenis Data Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan data inflasi yang diperoleh dari Bank Indonesia. Berdasarkan dimensi waktu, penelitian ini menggunakan data runtut waktu (time series), yaitu sekumpulan data observasi dalam rentang waktu tertentu dan dicatat secara kontinyu (Gujarati, 2005). Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: 1. Laba bersih sesudah pajak (NIAT) tahun 2005-2009 2. Penjualan tahun 2005-2009 3. Rata-rata total aset tahun 2005-2009 4. Data inflasi tahun 2005-2009 5. Harga saham (closing price) tahun 2005-2009 3.3.2 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian adalah metode dokumentasi yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan mencatat dan mengidentifikasi data tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian yang diperoleh dari BEI, dan IDX Statistic serta Bank Indonesia. Metode dokumentasi digunakan karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
33
Arikunto (2006) mengemukakan bahwa dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Dalam penelitian ini dokumentasi berupa laporan tahunan, data inflasi, data harga saham (closing price) pada tahun 2005-2009, buku literatur, jurnal referensi dan sebagainya.
3.4
Teknis Analisis Data Teknik analisis data adalah langkah selanjutnya setelah data diperoleh
untuk menunjang penelitian ini dari sampel yang diteliti sudah terkumpul. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 3.4.1 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu variabel dependen (return saham), variabel independen (profitabilitas) dan variabel moderasi (inflasi). Alat analisis yang digunakan adalah rata-rata, maksimal, minimal, dan standar deviasi. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif, yaitu dilakukan dengan cara mengungkap besar atau kecilnya suatu pengaruh atau hubungan antar variabel yang dinyatakan dalam angka-angka dengan cara mengumpulkan datadata yang merupakan faktor pendukung terhadap pengaruh antar variabel yang dinyatakan dalam angka-angka dengan cara mengumpulkan data-data yang merupakan faktor pendukung terhadap pengaruh antar variabel-variabel yang bersangkutan untuk kemudian dianalisis (Sekaran, 2006). Untuk menggambarkan variabel-variabel yang diteliti secara lebih rinci ditetapkan kelas interval untuk masing-masing variabel. Adapun langkah-langkah dalam penetapan interval tiap variabel adalah sebagai berikut:
34
1. Menetapkan jumlah kelas interval menjadi lima kelas yaitu (sangat rendah, rendah, cukup tinggi, tinggi, sangat tinggi). 2. Menghitung rentang kelas interval dengan cara nilai tertinggi dikurangi nilai terendah, kemudian dibagi jumlah kelas interval. 3. Rumus perhitungan rentang kelas interval adalah sebagai berikut:
Keterangan: Nilai tertinggi
= Nilai maksimal variabel yang diperoleh
Nilai terendah
= Nilai minimal variabel yang diperoleh
Jml. kelas interval
= Banyaknya jenis kelas yang digunakan
3.4.2 Analisis Regresi Analisis regresi berkenaan dengan permodelan data dan melakukan pengambilan keputusan berdasarkan analisis data, misalnya melakukan pengujian hipotesis, melakukan estimasi pengamatan masa mendatang (estimasi atau prediksi), membuat permodelan hubungan (korelasi, regresi, ANOVA, deret waktu), dan sebagainya. Agar model pengujian regresi dalam penelitian ini secara teoritis menghasilkan nilai parametrik yang sahih, terlebih dahulu akan dilakukan pengujian asumsi klasik regresi meliputi uji normalitas data, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. Setelah dilakukan pengujian hipotesis yaitu dengan metode regresi linear sederhana, Moderate Regression Analysis (MRA) untuk mengetahui ada tidaknya variabel moderasi dan koefisien determinasi.
35
1. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah model regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi asumsi klasik atau tidak. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas. a. Uji Normalitas Data Uji normalitas data dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan bebas semuanya memiliki distribusi yang normal atau tidak (Ghozali, 2007). Model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal atau mendekati normal. Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak, dilakukan dengan cara memperhatikan penyebaran data (titik) pada grafik normal P-plot of regression standardizzed residual dari variabel terikat (Ghozali, 2007), dimana: 1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti garis diagonal, maka model regresi yang dimaksud tidak memenuhi asumsi normalitas. Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak menggunakan dua cara, yaitu melalui analisis grafik dan uji statistik yang dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan melihat signifikansi data tersebut. Apabila signifikansi lebih dari 5 % atau 0,05 maka data berdistribusi normal.
36
b.
Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah adanya korelasi antar anggota sampel yang diurutkan
berdasarkan waktu. Biasanya muncul pada observasi yang menggunakan data time series (Algifari, 2000). Menurut Ghozali (2007) pada data cross-section, masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena ‘gangguan’ pada observasi yang berbeda berasal dari individu (kelompok yang berbeda). Algifari (2000) berpendapat bahwa dampak dari adanya autokorelasi dalam model regresi yaitu, model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menaksir nilai variabel dependen pada nilai variabel independen tertentu. Uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi ini adalah uji Durbin Watson (DW). Nilai DW yang menunjukkan ada tidaknya autokorelasi disajikan pada tabel untuk mendapatkan angka dl (lowerbond) dan du (upper bond) yang dapat dilihat pada tabel Durbin-Watson (D-W) pada buku statistik yang relevan. Tabel 3.2 Dasar Pengambilan Keputusan Hipotesis nol Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada korelasi negatif Tidak ada korelasi negatif Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif
Keputusan Tolak No decision Tolak No decision Tidak ditolak
Jika 0 < d < dl dl ≤ d ≤ du 4 – dl < d < 4 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl du < d < 4 – du
Sumber data: Ghozali, 2007 c.
Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
37
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2007). Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan cara melihat grafik plot antar nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antar SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali, 2007). Selain itu untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan uji Glejser, apabila probabilitas signifikansinya di atas 5%. Dasar pengambilan keputusan dengan Scatterplot (Ghozali, 2007): 1.
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
(bergelombang,
melebar
kemudian
menyempit)
akan
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2.
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik penyebaran di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka terjadi heteroskedastisitas.
2. Pengujian Hipotesis Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Pengujian Regresi Linear Sederhana Pengujian regresi bertujuan untuk menguji pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lain. Variabel yang dipengaruhi disebut variabel dependen, sedangkan variabel yang mempengaruhi disebut variabel independen.
38
Regresi yang memiliki satu variabel dependen dan satu variabel independen disebut regresi sederhana (Nugroho, 2005). Bentuk umum persamaan regresi linear sederhana adalah: Y = α + β1X1 + e Keterangan : Y
= Variabel Dependen
α
= Koefisien Konstanta
β1
=
Koefisien Regresi
X1
=
Profitabilitas
e
= Error term
b. Moderate Regression Analysis (MRA) Variabel moderasi adalah variabel independen yang akan memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2007). Pengujian yang akan dilakukan untuk menguji variabel moderasi dengan menggunakan uji interaksi yang disebut dengan Moderate Regression Analysis (MRA). Pada penelitian ini variabel moderasi menggunakan uji nilai selisih mutlak yang digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan yang melibatkan antara variabel independen (profitabilitas) dan variabel moderasi (inflasi). Frucot dan Shearon dalam Ghozali (2007) mengajukan model ini untuk menguji pengaruh moderasi yaitu dengan model nilai selisih mutlak dari variabel independen. Interaksi seperti ini lebih disukai karena ekspektasi sebelumnya berhubungan dengan kombinasi antara variabel independen, variabel moderasi
dan
39
berpengaruh terhadap variabel dependen. Persamaan statistika yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = α + β1X1 + β2X2 + β3 |X1-X2| + e Keterangan : Y
= Return saham
α
= Koefisien konstanta
β1, β2, β3
= Koefisien regresi
X2
= Inflasi
X1
= Profitabilitas
|X1- X2|
= Interaksi yang diukur dengan nilai absolute perbedaan antara X1 dan X2
e c.
= Error term\
Koefisien Determinasi Koefisien determinasi ( R 2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi berada diantara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel–variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-varibel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2007). Namun terdapat kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi yaitu bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model, sehingga untuk mengevaluasi model regresi terbaik
40
digunakan nilai adjusted R2. Data dalam penelitian ini akan diolah dengan menggunakan program Statistical Package for Social Sciences (SPSS) 12.00 for windows.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1 Analisis Deskripsi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah variabel dependen (return saham), variabel independen (profitabilitas yang diproksikan dengan menggunakan ROA) dan variabel moderasi (inflasi). Deskripsi variabel dalam penelitian dimaksudkan untuk menjelaskan deskripsi data dari seluruh variabel yang akan dimasukkan dalam model penelitian. Adapun deskripsi variabel Y (return saham), X1 (profitabilitas) dan X2 (inflasi) adalah sebagai berikut: 1. Return Saham Variabel return saham dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur tahun 2005-2009. Deskripsi mengenai return saham dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.1 Deskripsi Return Saham Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2005-2009 N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Y
175
-90.00
241.67
30.97
65.33
Valid N (listwise)
175
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011 Berdasarkan data tabel 4.1 dapat diketahui nilai rata-rata return saham perusahaan manufaaktur tahun 2005-2009 berkisar antara -90.00% sampai 241.67% menunjukkan bahwa terjadi perubahan return yang positif dengan rata41
42
rata return saham sebesar 30.97%. Hal ini juga menjelaskan bahwa terdapat kesejangan yang cukup besar antara nilai return minimal dengan nilai return maksimal yang dihasilkan selama periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2009, secara umum harga saham (closing price) perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini mengalami peningkatan. Nilai maksimal return dihasilkan oleh PT. Unilever Indonesia, Tbk yaitu sebesar 241.67% pada tahun 2009, nilai return yang besar terjadi karena naiknya harga saham dari tahun ke tahun sehingga return yang dihasilkan juga mengalami kenaikan bahkan lebih besar dari perusahaan manufaktur lainnya. Nilai terendah return dihasilkan PT.Citra Tubindo, Tbk sebesar -90.00% pada tahun 2009, nilai return yang mencapai negatif terjadi karena turunnya harga saham dibanding nilai harga saham di tahun-tahun sebelumnya. Nilai standart deviasi return saham sebesar 65.33% yang melebihi nilai rata-rata return saham sebesar 30.97%, dengan besarnya simpangan data menunjukkan tingginya fluktuasi data variabel return saham selama periode pengamatan. Berdasarkan data dan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa harga saham perusahaan manufaktur selama periode pengamatan tahun 2005-2009 dalam pasar sekuritas belum dapat memberikan jaminan keamanan dalam kegiatan investasi yang dilakukan investor karena fluktuasi harga saham akan mempengaruhi return saham.
43
Tabel 4.2 Distribusi Return Saham Perusahaan Manufaktur Tahun 20052009 No 1 2
Interval (-90.00) - (-23.00) (-22.99) - 44.01
Keterangan Sangat Rendah Rendah
Frekuensi Persentase 33 18.86% 77 44.00%
3
44.02 - 111.02
Cukup Tinggi
50
28.57%
111.03 - 178.03 Tinggi 178.04 - 245.04 Sangat Tinggi Jumlah Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011
6 9 175
3.43% 5.14% 100%
4 5
Pada tabel 4.2 menunjukkan kelas interval return saham yang dibagi menjadi lima kelas. Pada interval (-90.00) - (-23.00) sejumlah 33 perusahaan dengan persentase sebesar 18.86% diinterpretasikan sangat rendah. Pada interval (-22.99) - 44.01 sejumlah 77 sampel perusahaan dengan persentase sebesar 44% diinterpretasikan rendah. Pada interval 44.02 - 111.02 sejumlah 50 sampel perusahaan dengan persentase sebesar 28.57% diinterpretasikan cukup tinggi. Nilai interval 111.03 - 178.03 sejumlah 6 sampel perusahaan dengan persentase sebesar 3.43% dengan interpretasi tinggi. Nilai interval 178.04 - 245.04 sejumlah 9 sampel perusahaan dengan persentase sebesar 5.14% diinterpretasikan sangat tinggi. Rata-rata return adalah 30.97 tepatnya dalam kategori rendah. 2. Profitabilitas Variabel profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan pengukuran Return On Asset (ROA). Deskripsi ROA pada perusahaan manufaktur tahun 2005-2009 dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:
44
Tabel 4.3 Deskripsi Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Tahun 2005-2009 N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
X1
175
.23
40.67
11.2405
8.30211
Valid N (listwise)
175
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011 Nilai rata-rata ROA dalam periode pengamatan adalah sebesar 11.24%. Nilai minimal ROA dihasilkan oleh PT. Budi Acid Jaya, Tbk yaitu sebesar 0.23% pada tahun 2005, sedangkan nilai maksimal ROA dihasilkan oleh PT. Unilever Indonesia, Tbk sebesar 40.6% pada tahun 2009. Nilai standar deviasi adalah sebesar 8.30% menunjukkan bahwa nilai masing-masing perusahaan menyebar pada nilai yang tersedia, tidak mengelompok pada nilai tertentu. Berdasarkan data penelitian ini terdapat perusahaan yang memiliki ROA yang sangat tinggi dan juga perusahaan yang memiliki ROA bernilai rendah, hal ini menunjukkan belum maksimalnya efektivitas operasional antara laba yang dihasilkan dengan total aset yang digunakan oleh perusahaan manufaktur. Dalam tabel 4.4 distribusi profitabilitas pada perusahaan sampel dapat dilihat berikut: Tabel 4.4 Distribusi Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Tahun 2005-2009 No 1 2 3 4 5
Interval Keterangan 0.23 - 9.23 Sangat Rendah 9.24 - 18.24 Rendah 18.25 - 27.25 Cukup Tinggi 27.26 - 36.63 Tinggi 36.27- 45.27 Sangat Tinggi Jumlah Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011
Frekuensi Persentase 81 46.29% 72 41.14% 11 6.29% 5 2.86% 6 3.43% 175 100%
45
Pada interval 0.23 - 9.23 sejumlah 81 perusahaan dengan persentase sebesar 46.29% diinterpretasikan sangat rendah. Pada sejumlah
72
sampel
perusahaan
dengan
interval 9.24 - 18.24
persentase
sebesar
41.14%
diinterpretasikan rendah. Pada interval 18.25 - 27.25 sejumlah 11 sampel perusahaan dengan persentase sebesar 6.29% diinterpretasikan cukup tinggi. Pada interval 27.26 - 36.63 sejumlah 5 sampel perusahaan dengan persentase sebesar 2.86% dengan interpretasi tinggi. Pada interval 36.27 - 45.27 sejumlah 6 sampel perusahaan dengan persentase sebesar 3.43% diinterpretasikan sangat tinggi. Rata-rata ROA adalah 11.24, tepatnya pada kategori rendah. 3. Inflasi Variabel inflasi dalam penelitian ini digunakan sebagai variabel moderasi, pengukuran inflasi diperoleh dari rata-rata inflasi bulanan selama periode pengamatan tahun 2005-2009. Deskripsi inflasi di Indonesia selama tahun 20052009 dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini: Tabel 4.5 Deskripsi Inflasi di Indonesia Tahun 2005-2009 N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
X2
175
4.95
13.33
9.0780
3.02717
Valid N (listwise)
175
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011 Nilai rata-rata inflasi adalah 9.08%, hal ini berarti inflasi yang terjadi selama tahun 2005-2009 merupakan jenis inflasi dalam kategori ringan karena inflasi yang terjadi kurang dari 10%. Nilai maksimal inflasi terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 13.33% dan nilai minimal inflasi terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 4.95%. Nilai standar deviasi inflasi sebesar 3.37% lebih kecil dari nilai
46
rata-rata inflasi sebesar 9.08%, hal ini menunjukkan data variabel inflasi mempunyai sebaran yang kecil. Distribusi inflasi dapat dilihat dalam tabel 4.6 berikut: Tabel 4.6 Distribusi Inflasi di Indonesia Tahun 2005-2009 No 1 2 3 4 5
Interval Keterangan 4.95 - 6.95 Sangat Rendah 6.96 - 8.96 Rendah 8.97 - 10.97 Cukup Tinggi 10.98 - 12.98 Tinggi 12.99 - 14.99 Sangat Tinggi Jumlah Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011
Frekuensi Persentase 70 40.00% 0 0% 70 40% 0 0% 35 20% 175 100.00%
Pada kelas interval 4.95 - 6.95 sejumlah 70 sampel dengan persentase 40% diinterpretasikan sangat rendah. Berdasarkan tabel 4.6 tidak terdapat sampel untuk inflasi dengan kategori rendah dan cukup tinggi. Pada interval 8.97 - 10.97 sejumlah 70 sampel dengan persentase sebesar 40% diinterpretasikan cukup tinggi. Pada interval 12.99 - 14.99 sejumlah 35 sampel dengan persentase sebesar 20% diinterpretasikan sangat tinggi.
Rata-rata inflasi selama lima tahun adalah
sebesar 9.08, tepatnya dalam kategori cukup tinggi.
47
4.1.2
Analisis Regresi
1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2007). Dalam penelitian ini, data yang berdistribusi normal dapat diketahui dengan analisis histogram, normal probability plot dan analisis statistik nonparametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan ketentuan apabila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka modal regresi memenuhi asumsi normalitas serta jika nilai asymp. Sign. (2tailed) lebih dari 0,05 pada uji Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan uji normalitas pada penelitian ini membuktikan bahwa data terdistribusi secara normal, hal ini dapat dilihat dari grafik histogram pada gambar 4.1
tidak terlalu melenceng ke kanan atau ke kiri yang
menunjukan distribusi normal dan titik-titik normal probability plot pada gambar 4.2 menyebar disekitar garis diagonal dan menyebar disekitar garis diagonal serta tabel 4.7 yang menunjukkan normalitas data dengan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S).
48
Gambar 4.1 Grafik Histogram
Histogram
Dependent Variable: Return Saham
Frequency
30
20
10
0 -3
-2
-1
0
1
2
3
4
Mean = -2.16E-16 Std. Dev. = 0.991 N = 175
Regression Standardized Residual
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011
Gambar 4.2 Uji Normalitas Data dengan P-Plot
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Return Saham
Expected Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
Observed Cum Prob
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011
1.0
49
Tabel 4.7 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test One -Sam ple Kolm ogorov-Sm ir nov Tes t Unstandardiz ed Residual N Normal Parameters a,b Mos t Ex treme Dif f erences
175 .0000000 57.38944632 .067 .067 -.032 .888 .409
Mean Std. Deviation A bs olute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z A sy mp. Sig. (2-tailed) a. Test dis tribution is Normal. b. Calc ulated f rom data.
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011 Nilai asymp. Sign. (2-tailed) pada uji K-S di atas sebesar 0,409 jauh di atas α=0,05. Hal ini berarti Hipotesis Nol (H0) diterima, yang artinya seluruh variabel sudah terdistribusi secara normal. b. Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah adanya korelasi antar anggota sampel yang diurutkan berdasar waktu. Biasanya muncul pada observasi yang menggunakan data time series (Algifari, 2000). Uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi ini adalah uji Durbin-Watson (D-W). Uji DW dihitung berdasarkan jumlah selisih kuadrat nilai-nilai taksiran faktor gangguan yang berurutan. Tabel 4.8 Nilai D-W sebagai Dasar Uji Autokorelasi b Model Sum m ary
Model 1
R .478 a
R Square .228
A djusted R Square .215
Std. Error of the Estimate 57.89067
DurbinWats on 1.822
a. Predictors: (Constant), A BSX1_X2, Zscore: Inf lasi, Zscore: ROA b. Dependent V ariable: Return Saham
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011
50
Nilai DW sebesar 1,822, nilai ini bila dibandingkan dengan nilai tabel dengan signifikansi 5%, jumlah sampel (n) 200 dan k= 2, maka pada tabel Durbin-Watson akan didapatkan nilai seperti yang dijabarkan dalam tabel 4.9 berikut: Tabel 4.9 Durbin-Watson Test k=2 N
dl
du
100
1.503
1.583
..
..
..
200
1.653
1.693
Sumber: Ghozali, 2007 Nilai d yang menunjukkan ada tidaknya autokorelasi disajikan pada Tabel untuk mendapatkan angka dl (lowerbond) dan du (upper bond) yang dapat dilihat pada tabel Durbin-Watson (D-W) pada buku statistik yang relevan. Nilai d berdasarkan tabel dasar pengambilan keputusan menurut Ghozali (2007) yaitu 1,822 lebih besar dari batas atas (du) 1.693 dan kurang dari 4 - 1.693 (4 – du), maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi. c. Uji Heteroskedastisitas Penyimpangan asumsi klasik terjadi jika terdapat heterokedastisitas artinya varian variabel dalam model tidak sama. Uji scatterplot dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas.
51
Gambar 4.3 Grafik Scatterplot
Scatterplot
Dependent Variable: Return Saham
Regression Studentized Residual
4 3 2 1 0 -1 -2 -3 -1
0
1
2
3
4
5
Regression Standardized Predicted Value
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011 Grafik scatterplot yang diperoleh setelah data diolah melalui SPSS menunjukkan bahwa titik data menyebar secara acak serta tersebar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi tersebut. Sedangkan untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Glejser adalah sebagai berikut: Tabel 4.10 Uji Glejser Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients B
1
Std. Error
a
Standardized Coefficients
t
Sig.
6.463
.000
Beta
(Constant) 36.759
5,258
5.631
2.621
.023
.279
.781
-0.614
3.126
-.113
-1.396
.137
4.957 a. Dependent Variable: Abs_res
3.563
.140
1.657
.099
Zscore(ROA) Zscore(Inflasi) ABSX1_X2
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011
52
Berdasarkan uji Glejser mrnunjukkan bahwatingkat probababilitas signifikansinya diatas 5%, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. 2. Pengujian Hipotesis Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode regresi linear sederhana, dan metode Moderate Regression Analysis (MRA) untuk mengetahui ada tidaknya variabel moderasi dan koefisien determinasi. a. Pengujian Regresi Linear Sederhana Analisis regresi Linear sederhana dalam penelitian ini adalah hubungan secara Linear antara satu variabel profitabilitas dengan variabel return saham. Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan (Priyatno, 2008). Persamaan regresi linear sederhana sebagai berikut: Y = a + bX + e Keterangan: Y = Variabel dependen X = Variabel independen a = Konstanta (nilai Y apabila X = 0) b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan) e = Error term Hasil pengujian regresi linear sederhana dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:
53
Tabel 4.11 Uji Regresi Linear Sederhana Coe fficientsa
Model 1
(Constant) ROA
Unstandardized Coefficients B Std. Error -1.721 7.760 2.908 .556
Standardized Coefficients Beta .370
t -.222 5.231
Sig. .825 .000
a. Dependent Variable: Return Saham
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011. Persamaan regresinya sebagai berikut: Y = -1.721 + 2.908X1 Hasil persamaan regresi linear sederhana yang telah dilakukan dapat diartikan sebagai berikut: 1.
Konstanta sebesar -1.721 artinya jika X (profitabilitas) nilainya adalah 0, maka Y (return saham) nilainya negatif yaitu sebesar -1.721.
2.
Koefisien regresi variabel X1 (profitabilitas) sebesar 2.908 artinya setiap kenaikan satu satuan rasio keuangan profitabilitas, maka return saham akan mengalami kenaikan sebesar 2.908 kali. Setiap penurunan satu satuan rasio keuangan profitabilitas, maka return saham akan mengalami
penurunan
sebesar
2.908
kali.
Faktor
lain
yang
mempengaruhi return saham dianggap tetap. b. Moderate Regression Analysis (MRA) Inflasi merupakan variabel moderasi dalam penelitian ini atau dapat dikatakan bahwa inflasi merupakan variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen (profitabilitas) dengan variabel dependen (return saham). Dalam penelitian ini Moderate Regression Analysis (MRA) menggunakan uji nilai selisih mutlak yang yang
54
dalam pengaplikasiannya lebih disukai karena ekspektasi sebelumnya berhubungan dengan kombinasi antara variabel independen, variabel moderating dan berpengaruh terhadap variabel dependen. Hasil pengujian variabel moderasi dapat dilihat pada tabel 4.11. Tabel 4.12 Moderate Regression Analysis
Model
Unstandardized Standardized T Coefficients Coefficients Std. B Beta Error 7.078 8.039 0.88
1 (Constant) Zscore: ROA 15.713 4.851 0.241 Zscore: Inflasi -13.835 4.435 -0.212 ABSX1_X2 19.795 5.588 0.262 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011
Sig.
0.38
3.239 0.001 -3.12 0.002 3.542 0.001
Persamaan regresinya sebagai berikut Y = 7.078 + 15.713X1 – 13.835X2 + 19.795 |X1- X2| Hasil persamaan regresi linear sederhana yang telah dilakukan dapat diartikan sebagai berikut: 1.
Konstanta sebesar 7.078 artinya apabila ROA (X1), inflasi (X2), dan interaksi |X1- X2| bernilai 0, maka return saham nilainya akan positif yaitu sebesar 7.078.
2.
Koefisien regresi variabel profitabilitas (X1) sebesar 15.713 artinya setiap kenaikan satu satuan rasio keuangan profitabilitas, maka return saham akan mengalami kenaikan sebesar 15.713 kali. Setiap penurunan satu satuan rasio keuangan profitabilitas, maka return saham akan mengalami penurunan sebesar 15.713 kali. Faktor lain yang mempengaruhi return saham dianggap tetap.
3.
Koefisien regresi variabel inflasi (X2) sebesar -13.835 artinya setiap kenaikan satu satuan inflasi, maka return saham akan mengalami penurunan sebesar 13.835 kali. Setiap penurunan satu satuan inflasi,
55
maka return saham akan mengalami kenaikan sebesar 13.835 kali. Faktor lain yang mempengaruhi return saham dianggap tetap. 4.
Koefisien variabel interaksi profitabilitas dengan inflasi (|X1- X2|) sebesar 19.795 artinya setiap kenaikan satu satuan interaksi antara profitabilitas dengan inflasi, maka return saham akan mengalami kenaikan sebesar 19.795 kali. Setiap penurunan satu satuan interaksi antara profitabilitas dengan inflasi, maka return saham akan mengalami penurunan sebesar 19.795 kali. Faktor lain yang mempengaruhi return saham dianggap tetap. Berdasarkan hasil output SPSS menunjukkan bahwa variabel
profitabilitas yang diproksikan dengan menggunakan ROA memberikan nilai koefisien 15.713 dengan probabilitas signifikansi 0.001. Variabel inflasi memberikan koefisien -13.835 dengan probabilitas siginifikansi 0.002. Kedua variabel dalam hal ini ROA (profitabilitas) dan inflasi berpengaruh terhadap return saham. Variabel moderating (|X1_X2|) memiliki nilai koefisien sebesar 19.795 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0.001. Temuan ini menunjukkan bahwa inflasi merupakan variabel moderasi dalam hubungan profitabilitas terhadap return saham. c. Koefisien Determinasi Penelitian dengan menggunakan regresi linear sederhana dan MRA, maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen yang dinyatakan dengan R2. Terdapat kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi yaitu bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model, sehingga untuk mengevaluasi model regresi terbaik digunakan nilai adjusted R2.
56
Tingkat keeratan hubungan dan variasi antar variabel, dapat diketahui dengan menggunakan uji goodness of fit. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel independen dalam model regresi dapat menjelaskan variasi data variabel dependen. Tabel 4.13 Uji Goodness of Fit b Model Sum m ary
Model 1
R .370 a
Adjusted R Square .132
R Square .137
Std. Error of the Estimate 60.87755
DurbinWats on 1.985
a. Predictors: (Constant), ROA b. Dependent Variable: Return Saham
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011 Dalam uji regresi linear sederhana sebelumnya dilakukan analisis koefisien determinasi (R2). Hasil pengujian menunjukkan adjusted R2 sebesar 0.132 atau 13.2 %. Jadi dapat dikatakan bahwa 13.2% return saham perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI disebabkan oleh profitabilitas. Sedangkan 86.8% besarnya return saham disebabkan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Tabel 4.14 Uji Goodness of Fit Model Summ aryb Model 1
R R Square .478 a .228
Adjusted R Square .215
Std. Error of the Estimate 57.89067
DurbinWatson 1.822
a. Predictors: (Constant), ABSX1_X2, Zscore: Inflasi, Zscore: ROA b. Dependent Variable: Return Saham
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2011 Dalam uji MRA ini dianalisis pula besarnya koefisien determinasi (R2) secara keseluruhan. Hasil pengujian menunjukkan adjusted R2 sebesar
57
0.215 atau 21.5%. Jadi dapat dikatakan bahwa 21.5%
return saham
perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI disebabkan oleh Zinflasi, ZROA dan AbsX1_X2. Sedangkan 78.5% besarnya return saham disebabkan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4.2
Pembahasan
4.2.1
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham Secara deskriptif profitabilitas yang diproksikan dengan ROA dalam
penelitian ini masuk dalam kategori rendah yaitu pada posisi 11.24%. Berdasarkan pengujian regresi menunjukkan hipotesis pertama diterima yaitu variabel profitabilitas yang diproksikan dengan ROA berpengaruh positif secara signifikan terhadap return saham, hal ini ditunjukkan dengan nilai siginifikan 0.000 yang lebih kecil dari 0.05 dan hasil positif pada persamaan regresi sebesar 2.908 yang berarti bahwa semakin tinggi tingkat profitabilitas maka return saham juga akan naik. ROA yang semakin meningkat memperlihatkan kinerja perusahaan yang semakin baik dan para pemegang saham akan memperoleh keuntungan dari investasi saham yang dilakukan. Meningkatnya return yang diterima oleh para investor akan berdampak pada daya tarik para investor ataupun calon investor untuk menanamkan dananya ke perusahaan bidang manufaktur . Secara teoritis ROA merupakan ukuran profitabilitas dari segi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan besarnya aset yang dipergunakan perusahaan, sebagaimana dipaparkan oleh Munawir (2002:204) bahwa ROA seringkali menjadi pertimbangan investor dalam menentukan pilihan
58
untuk berinvestasi. ROA merupakan salah satu faktor penentu dasar dalam penentuan pertumbuhan tingkat pendapatan perusahaan yang dapat mencerminkan kinerja keuangan yang berkorelasi dengan earning perusahaan yang bersangkutan. Dalam teori APT penggunaan profitabilitas yang diproksikan dengan ROA merupakan suatu analisis untuk mengetahui karakteristik perusahaan. Pendekatan ini dilakukan untuk mengetahui resiko-resiko sebelum membuat portofolio dari saham-saham yang diinginkan. Maka penggunaan ROA dalam memprediksi return saham dapat dilakukan. Dalam penelitian ini menjelaskan bahwa meningkatnya profitabilitas menunjukkan membaiknya kinerja perusahaan dan para investor atau pemegang saham akan memperoleh keuntungan (return saham). Perusahaan yang profitable akan menjadi daya tarik bagi investor dan calon investor untuk menanamkan dananya ke perusahaan tersebut. Dengan semakin besarnya daya tarik ini akan maka akan banyak investor yang menginginkan saham perusahaan tersebut. Jika banyak permintaan atas saham suatu perusahaan maka harga sahamnya akan meningkat. Peningkatan harga saham berdampak pada meningkatnya return yang diperoleh investor, karena return saham adalah merupakan selisih harga saham periode saat ini dengan harga saham sebelumnya (Natarsyah, 2000). Hal ini sesuai dengan penjelasan Ang (1997) bahwa keuntungan perusahaan yang semakin meningkat memberikan tanda bahwa kekuatan operasional dan keuangan perusahaan semakin membaik, sehingga memberikan pengaruh positif terhadap ekuitas. Hasil penelitian ini konsisten dengan dengan penelitian Natarsyah (2000), bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap return saham, hal ini pun
59
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Maya (2007), Ulupui (2006) dan Hardiningsih et. al. (2002) yang menjelaskan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap return saham. 4.2.2
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham dengan Inflasi Sebagai Variabel Moderasi Secara deskriptif inflasi dalam penelitian ini digolongkan pada kategori
cukup tinggi yaitu sebesar 9.08%. Hipotesis kedua dalam penelitian ini menyatakan bahwa inflasi dapat memoderasi hubungan profitabilitas terhadap return saham. Variabel interaksi profitabilitas dengan inflasi (|X1_X2|) memiliki nilai koefisien sebesar 19.795 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0.001 yang juga lebih kecil dari 0.05. Dari tanda koefisiennya yang bersifat positif menunjukkan bahwa inflasi menguatkan pengaruh profitabilitas terhadap return saham. Dari hasil pengujian MRA tersebut membuktikan bahwa hipotesis kedua diterima. Inflasi dapat memperkuat pengaruh profitabilitas terhadap return saham dikarenakan inflasi dalam kurun waktu 2005-2009 masih termasuk kategori inflasi ringan . Inflasi ringan terjadi apabila inflasi yang terjadi di suatu negara kurang dari 10% setahun (Boediono, 2011:156). Tandelilin (2003) menjelaskan bahwa inflasi meningkatkan pendapatan dan biaya perusahaan, jika peningkatan biaya produksi lebih tinggi dari peningkatan harga yang dapat dinikmati oleh perusahaan maka profitabilitas perusahaan akan turun, begitu juga sebaliknya apabila biaya produksi lebih rendah dari harga yang dinikmati perusahaan (produsen) maka profitabilitas perusahaan akan naik. Hal ini sesuai dengan teori APT yang jelaskan bahwa inflasi merupakan salah satu faktor yang dapat
60
mempengaruhi harga saham dan dapat mempengaruhi keadaan suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya (Ross dalam Belkaoui, 2007). Hasil penelitian ini membuktikan bahwa inflasi dapat memperkuat pengaruh profitabilitas terhadap return saham perusahaan manufaktur tahun 20052009. Hal ini disebabkan karena dua faktor yaitu: a. Hasil penelitian pada tahun 2005-2009 menunjukkan inflasi berada pada kategori inflasi ringan (dibawah 10%). Kategori inflasi ringan tersebut menunjukkan bahwa inflasi dapat memperkuat pengaruh profitabilitas terhadap return saham. b. Inflasi dalam penelitian ini didasarkan pada teori cost push inflation yaitu munculnya inflasi akibat adanya kelangkaan bahan untuk proses produksi
yang
mengakibatkan
naiknya
biaya
produksi
yang
mempengaruhi pendapatan dan biaya perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung pendapat Tandelilin (2003) yaitu apabila biaya produksi lebih rendah dari harga yang dinikmati perusahaan (produsen) maka profitabilitas perusahaan akan naik. Profitabilitas yang naik akan membuat
investor
menginginkan
saham
perusahaan-perusahaan
manufaktur, banyaknya permintaan saham oleh investor akan meningkatkan harga dan juga return saham.
BAB V PENUTUP
5.1
Simpulan Simpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan adalah sebagai
berikut: 1.
Profitabilitas yang diproksikan dengan ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Meningkatnya profitabilitas menunjukkan membaiknya kinerja perusahaan
dan para investor atau pemegang saham akan memperoleh keuntungan (return saham). Perusahaan yang profitable akan menjadi daya tarik bagi investor dan calon investor untuk menanamkan dananya ke perusahaan tersebut. Dengan semakin besarnya daya tarik ini akan maka akan banyak investor yang menginginkan saham perusahaan tersebut. Apabila banyak permintaan atas saham suatu perusahaan maka harga sahamnya akan meningkat. Peningkatan harga saham berdampak pada meningkatnya return yang diperoleh investor, karena return saham adalah merupakan selisih harga saham periode saat ini dengan harga saham sebelumnya. 2.
Inflasi dalam kategori ringan dapat memoderasi (memperkuat) pengaruh profitabilitas terhadap return saham. Inflasi akan naik atau turunya biaya produksi dan harga jual produk
perusahaan. Dalam kondisi inflasi kategori ringan, biaya produksi lebih rendah dari harga jual yang dinikmati perusahaan (produsen) maka profitabilitas perusahaan akan naik. Profitabilitas yang naik akan membuat investor 61
62
menginginkan saham perusahaan-perusahaan manufaktur, banyaknya permintaan saham oleh investor akan meningkatkan harga dan juga return saham.
5.2
Saran Adapun saran yang diajukan dari penelitian yang telah dilakukan adalah
sebagai berikut: 1.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa inflasi dalam kategori ringan dapat memperkuat pengaruh profitabilitas terhadap return saham. Apabila dalam suatu negara tingkat inflasinya berada pada kategori ringan (dibawah 10%) diharapkan investor dalam mengambil keputusan investasinya dapat menggunakan inflasi sebagai salah satu cara dalam memprediksi return saham.
2.
Besarnya pengaruh profitabilitas dan inflasi yang rendah dalam penelitian ini diharapkan penelitian-penelitian selanjutnya untuk meneliti topik serupa dengan mengungkapkan variabel-variabel lain yang belum diungkap dalam penelitian ini seperti likuiditas, solvabilitas dan suku bunga.
3.
Bagi investor yang ingin melakukan investasi saham dan mengharapkan return saham, hendaklah melakukan analisis historis harga saham sehingga mengetahui capital gain dari saham-saham yang ada sehingga nantinya investor akan menjual sahamnya ketika harga saat ini (Pt) lebih besar dari harga saham tahun sebelumnya (Pt-1) dan memperoleh keuntungan dan investor akan menahan sahamnya ketika harga saham saat ini lebih kecil
63
dari harga saham sebelumnya apabila investor tidak mau mengalami kerugian. 4.
Selain itu, periode pengamatan dapat memperbanyak periode dan sampel penelitian agar diperoleh hasil yang lebih maksimal dalam menjelaskan return saham khususnya pada perusahaan manufaktur.
DAFTAR PUSTAKA
Algifari. 2000. Analisis Regresi (Teori, Kasus dan Solusi), Edisi kedua. Yogyakarta: BPFE. Ang, Robbert. 1997. Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia. Edisi Pertama. Jakarta: Media Soft Indonesia. Anoraga, Panji dan Piji Pikarti. 2001. Pengantar Pasar Modal. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Auliah, Robiatul dan Hamzah, Ardi. 2006. Analisa Karakteristik Perusahaan, Industri dan Ekonomi Makro Terhadap Return dan Beta Saham Syariah di Bursa Efek Jakarta. Padang: Simposium Nasional Akuntansi 9. Bachri, Syamsul. 1997. Profitabilitas dan Nilai Pasar Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Go Public di BEJ. Jurnal Persepsi edisi khusus Vol. I. Bank Indonesia. Website: http://www.bi.go.id. Inflasi. Bapepam. Website: http://www.bappepam.go.id. Peraturan Bapepam. Baridwan, Zaki. 1997. Intermediate Accounting. Edisi Ketujuh. Cetakan Pertama. Yogyakarta: BPFE. BEI. Website: http: //www.idx.co.id. Laporan Keuangan Perusahaan. Belkaoui, 2007. Teori Akuntansi. Edisi Kelima. Jakarta: Salemba Empat. Boediono. 2011. Ekonomi Makro. Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE. Brigham dan Houston. 2007. Jakarta:salemmba Empat.
Dasar-Dasar
Manajemen
Keuangan.
Brigham dan Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Carla, Poli. 1998. Pengantar Ilmu Ekonomi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 64
65
Chariri, Anis dan Imam Ghozali. 2007. Teori Akuntansi. Edisi Ketiga. Semarang. Universitas Diponegoro. Dermawan Sjahrial, 2007. Manajemen Keuangan, Jakarta : Mitra Wacana Media. Elluch, Jaouida. 2009. Fundamental Analysis Strategy and the Prediction of Stock Returns. Tunisia: Internasional Research Journal of Finance and Economics. F. Sharpe, William et. al . 1997. Investasi Jilid 1 dan 2. Jakarta: Prehalindo. Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Multivariate Semarang: Universitas Diponegoro.
dengan
Program
SPSS.
Gujarati, Damodar. 2005. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga. Hardiningsih, Pancawati, Suryanto dan Chariri, 2002, Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Ekonomi terhadap Return Saham pada Perusahaan di Bursa Efek Jakarta: Studi Kasus Basic Industry & Chemical, Jurnal Strategi Bisnis, Vol, 8, Des. Tahun VI. Harahap, Sofyan Syafri. 2001. Teori Akuntansi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Malayu Hasibuan, S.P. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hendriksen. Eldon S dan F. Van Breda, 2000. Accounting Theory. Bandung: Interaksa. Husnan, Suad. 2009. Dasar-dasar Teori Porto Folio dan Analisis Sekuritas. Edisi Keempat. Yogyakarta. UPP AMP YKPN. Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standart Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standart Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Indrayadi, Yuki. 2004. Inflasi dan Kaitannya Dengan Kinerja IHSG. Kompas, Mei. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1998. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
66
Info Pasar Modal. Website: http: //www. wikipedia-pasar modal.com. Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE UGM. Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kominfo- News. Website: http://kominfo.go.id. Perusahaan Manufaktur. Natarsyah, Syahib, 2000, Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental Perusahaan Terhadap Harga Saham (Kasus Industri Barang Konsumsi), Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.5, No. 3, Hal. 294-312. Nugroho, B. A. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan Spsss. Yogyakarta: ANDI offset. Mamduh M. Hanafi, dan Abdul Halim. 2003. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta. UPP AMP YKPN. Mankiw, Gregory. 2003. Teori Makro Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Maya, Tika. 2007. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Total Return Saham Pada Perusahaan Industri Manufaktur Yang Membagikan Deviden Di Bursa Efek Jakarta. Semarang : Universitas Negeri Semarang. Munawir. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Transito. Prasetya, Ayu. 2006. Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Alat Ukur Return On Assets (ROA) Dan Return On Equity (ROE). Semarang: Universitas Negeri Semarang. Priyatno, Dwi 2008. Mandiri Belajar SPSS (Statistical Product and Srvice Solution) untuk Analisis Data dan Uji Statistik. Yogyakarta: MediaKom. Prihatini, Ratna. 2009. Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, ROA, DER dan CR Terhadap Return Saham (Studi Kasus Saham Industri Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2006). Semarang: Universitas Diponegoro. Samuelson. 2004. Ilmu Makro Ekonomi. Jakarta: Media Global Edukasi. Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE.
67
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business: A Skill Building Approach. New York. John Willey and Son, Inc. Sharpe, Steven A. 1999. Stock Prices, Expected Return, an Inflation. Division of Research and Statistics Federal Reserve Board Washington. Simamora, Henry. 2006. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis Jilid II. Jakarta: Salemba Empat. Sitompul, Asril. 2000. Pasar Modal-Penawaran Umum dan Permasalahannya. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Soewarjono, 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan Akuntansi Keuangan. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE. Sudjana,M. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Suwito, Edy dan Arleen Herawaty. 2005. Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba yang dilakukan Oleh Perusahaan yang Terdaftar di BEJ. Dalam SNA VIII Solo. Suyanto. 2007. Analisis Pengaruh Nilai Tukar Uang, Suku Bunga Dan Inflasi terhadap Return Saham Sektor Properti Yang Tercatat Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2001 – 2005. Semarang: Universitas Diponegoro. Tandelilin, Eduardus. 2003. Determinant of Systematic Risk, The Experience of Some Indonesian Common Stock. Universitas Gajahmada Business Review, No. 16/IV. Tarmudji, Tarsis. 1992. Statistik Dunia Usaha. Yogyakarta: Liberty. Ulupui, IG. K. A. 2006. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, Dan Profitabilitas Terhadap Return Saham(Studi Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Dengan Kategori Industri Barang Konsumsi Di BEJ). Bali: Universitas Udayana. Umar, Husain. 2001. Riset Akuntansi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Utami dan Rahayu. 2003. Peranan Profitability, Suku Bunga, Inflasi dan Nilai Tukar dalam Mempengaruhi Pasar Modal Indonesia Selama Krisis Ekonomi, Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Vol. 5, No. 2.
68
LAMPIRAN
69
Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur
No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
AKRA AQUA AKPI ARNA ASGR ASII AUTO RMBA BUDI CTBN DVLA DLTA EKAD FAST HMSP INTP INDF INTA JPRS KLBF LTLS LION LMSH TCID MYOR MERK SMSM SMGR BATA SMAR IKBI TSPC TRST UNVR UNTR
Nama Perusahaan PT. AKR Corporindo, Tbk PT. Aqua Golden Mississippi, Tbk PT. Argha Karya Prima Industry, Tbk PT. Arwana Citramulia, Tbk PT. Astra-Graphia, Tbk PT. Astra International, Tbk PT. Astra Otoparts, Tbk PT. Bentoel International Investama, Tbk PT. Budi Acid Jaya, Tbk PT. Citra Tubindo, Tbk PT. Darya-Varia Laboratoria, Tbk PT. Delta Djakarta, Tbk PT. Ekadharma International, Tbk PT. Fast Food Indonesia, Tbk PT. HM Sampoerna, Tbk PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk PT. Intraco Penta, Tbk PT. Jaya Pari Steel, Tbk PT. Kalbe Farma, Tbk PT. Lautan Luas, Tbk PT. Lion Metal Works, Tbk PT. Lionmesh Prima, Tbk PT. Mandom Indonesia, Tbk PT. Mayora Indah, Tbk PT. Merck, Tbk PT. Selamat Sempurna, Tbk PT. Semen Gresik (Persero), Tbk PT. Sepatu Bata, Tbk PT. SMART, Tbk PT. Sumi Indo Kabel, Tbk PT. Tempo Scan Pacific, Tbk PT. Trias Sentosa, Tbk PT. Unilever Indonesia, Tbk PT.United Tractor, Tbk
70
Lampiran 2
Rekapitulasi Perhitungan Variabel Y (Return Saham) Perusahaan Manufaktur Tahun 2005-2009 No Nama Perusahaan 1
PT. AKR Corporindo, Tbk
2
PT. Aqua Golden Mississippi, Tbk
3
PT. Argha Karya Prima Industry, Tbk
4
PT. Arwana Citramulia, Tbk
Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006
Pt Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1,480.00 2,725.00 1,380.00 720.00 1,170.00 63,000.00 110,000.00 129,500.00 127,000.00 244,800.00 520.00 500.00 460.00 425.00 600.00 290.00 240.00
Pt-1 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1,150.00 1,480.00 2,725.00 1,380.00 720.00 48,000.00 63,000.00 110,000.00 129,500.00 127,000.00 450.00 520.00 500.00 460.00 425.00 295.00 290.00
Return Saham 28.70% 84.12% -49.36% -47.83% 62.50% 31.25% 74.60% 17.73% -1.93% 92.76% 15.56% -3.85% -8.00% -7.61% 41.18% -1.69% -17.24%
71
5
PT. Astra-Graphia, Tbk
6
PT. Astra International, Tbk
7
PT. Astra Otoparts, Tbk
8
PT. Bentoel International Investama, Tbk
9
PT. Budi Acid Jaya, Tbk
2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
380.00 390.00 149.00 295.00 305.00 590.00 200.00 315.00 10,200.00 15,700.00 27,300.00 10,550.00 34,700.00 2,800.00 2,925.00 3,325.00 3,500.00 5,750.00 135.00 310.00 560.00 520.00 650.00 95.00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
240.00 380.00 390.00 320.00 295.00 305.00 590.00 200.00 9,600.00 10,200.00 15,700.00 27,300.00 10,550.00 1,925.00 2,800.00 2,925.00 3,325.00 3,500.00 110.00 135.00 310.00 560.00 520.00 110.00
58.33% 2.63% -61.79% -7.81% 3.39% 93.44% -66.10% 57.50% 6.25% 53.92% 73.89% -61.36% 228.91% 45.45% 4.46% 13.68% 5.26% 64.29% 22.73% 129.63% 80.65% -7.14% 25.00% -13.64%
72
10
PT. Citra Tubindo, Tbk
11
PT. Darya-Varia Laboratoria, Tbk
12
PT. Delta Djakarta, Tbk
13
PT. Ekadharma International, Tbk
2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
155.00 310.00 130.00 220.00 8,500.00 17,000.00 30,000.00 31,000.00 3,100.00 750.00 1,510.00 1,600.00 960.00 1,530.00 36,000.00 22,800.00 13,110.00 16,388.00 62,000.00 340.00 160.00 123.00 145.00 125.00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
95.00 155.00 310.00 130.00 8,000.00 8,500.00 17,000.00 30,000.00 31,000.00 700.00 750.00 1,510.00 1,600.00 960.00 14,500.00 36,000.00 22,800.00 13,110.00 20,000.00 245.00 340.00 160.00 123.00 145.00
63.16% 100.00% -58.06% 69.23% 6.25% 100.00% 76.47% 3.33% -90.00% 7.14% 101.33% 5.96% -40.00% 59.38% 148.28% -36.67% -42.50% 25.00% 210.00% 38.78% -52.94% -23.13% 17.89% -13.79%
73
14
PT. Fast Food Indonesia, Tbk
15
PT. HM Sampoerna, Tbk
16
PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk
17
PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk
18
PT. Intraco Penta, Tbk
2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1,200.00 1,820.00 2,450.00 3,100.00 5,200.00 8,900.00 9,700.00 8,900.00 8,100.00 10,076.00 3,550.00 5,750.00 8,200.00 4,600.00 13,700.00 910.00 1,350.00 2,575.00 930.00 1,690.00 580.00 480.00 550.00 234.00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1,050.00 1,200.00 1,820.00 2,450.00 3,100.00 6,650.00 8,900.00 9,700.00 8,900.00 8,100.00 22,977.00 3,550.00 5,750.00 8,200.00 4,600.00 800.00 910.00 1,350.00 2,575.00 930.00 525.00 580.00 480.00 550.00
14.29% 51.67% 34.62% 26.53% 67.74% 33.83% 8.99% -8.25% -8.99% 24.40% 15.45% 61.97% 42.62% -43.90% 197.83% 13.75% 48.35% 90.74% -63.88% 81.72% 10.48% -17.24% 14.58% -57.45%
74
19
PT. Jaya Pari Steel, Tbk
20
PT. Kalbe Farma, Tbk
21
PT. Lautan Luas, Tbk
22
PT. Lion Metal Works, Tbk
23
PT. Lionmesh Prima, Tbk
2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
690.00 800.00 1,590.00 355.00 166.00 265.00 990.00 1,190.00 1,260.00 400.00 900.00 480.00 405.00 440.00 530.00 750.00 2,000.00 2,200.00 2,100.00 3,075.00 2,100.00 1,900.00 1,700.00 2,100.00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
234.00 900.00 800.00 1,590.00 355.00 166.00 550.00 990.00 1,190.00 1,260.00 400.00 369.94 480.00 405.00 440.00 530.00 1,700.00 2,000.00 2,200.00 2,100.00 3,075.00 1,525.00 1,900.00 1,700.00
194.87% -11.11% 98.75% -77.67% -53.24% 59.64% 80.00% 20.20% 5.88% -68.25% 125.00% 29.75% -15.63% 8.64% 20.45% 41.51% 17.65% 10.00% -4.55% 46.43% -31.71% 24.59% -10.53% 23.53%
75
24
PT. Mandom Indonesia, Tbk
25
PT. Mayora Indah, Tbk
26
PT. Merck, Tbk
27
PT. Selamat Sempurna, Tbk
28
PT. Semen Gresik (Persero), Tbk
2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
3,600.00 3,612.00 4,100.00 6,950.00 8,400.00 5,500.00 8,100.00 820.00 1,620.00 1,750.00 1,140.00 2,220.00 24,300.00 40,000.00 52,500.00 35,500.00 80,000.00 305.00 350.00 430.00 650.00 750.00 17,800.00 36,300.00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
2,100.00 3,600.00 4,000.00 4,100.00 6,950.00 8,400.00 5,500.00 1,200.00 820.00 1,620.00 1,750.00 1,140.00 22,800.00 24,300.00 40,000.00 52,500.00 35,500.00 290.00 305.00 350.00 430.00 650.00 18,500.00 17,800.00
71.43% 0.33% 2.50% 69.51% 20.86% -34.52% 47.27% -31.67% 97.56% 8.02% -34.86% 94.74% 6.58% 64.61% 31.25% -32.38% 125.35% 5.17% 14.75% 22.86% 51.16% 15.38% -3.78% 103.93%
76
29
PT. Sepatu Bata, Tbk
30
PT. SMART, Tbk
31
PT. Sumi Indo Kabel, Tbk
32
PT. Tempo Scan Pacific, Tbk
33
PT. Trias Sentosa, Tbk
2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
56,000.00 41,748.00 75,497.00 14,500.00 14,000.00 23,000.00 73,800.00 129,600.00 950.00 1,750.00 2,876.65 815.00 1,222.50 430.00 820.00 1,150.00 500.00 1,620.00 5,650.00 900.00 750.00 400.00 730.00 150.00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
36,300.00 56,000.00 41,748.00 14,000.00 14,500.00 14,000.00 23,000.00 73,800.00 3,100.00 950.00 1,750.00 2,876.65 815.00 575.00 430.00 820.00 1,150.00 500.00 7,600.00 5,650.00 900.00 750.00 400.00 205.00
54.27% -25.45% 80.84% 3.57% -3.45% 64.29% 220.87% 75.61% -69.35% 84.21% 64.38% -71.67% 50.00% -25.22% 90.70% 40.24% -56.52% 224.00% -25.66% -84.07% -16.67% -46.67% 82.50% -26.83%
77
34
PT. Unilever Indonesia, Tbk
35
PT. United Tractor, Tbk
2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
145.00 174.00 165.00 220.00 2,295.50 3,544.00 11,385.80 35,897.00 122,649.00 3,675.00 6,550.00 10,900.00 4,400.00 16,597.00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
150.00 145.00 174.00 165.00 1,000.00 2,295.50 3,544.00 11,375.80 35,897.00 2,275.00 3,675.00 6,550.00 10,900.00 10,900.00
-3.33% 20.00% -5.17% 33.33% 129.55% 54.39% 221.27% 215.56% 241.67% 61.54% 78.23% 66.41% -59.63% 52.27%
78
Lampiran 3 Tren Return Saham Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2005-2009
79
Lampiran 4 Rekapitulasi Perhitungan ROA Perusahaan Manufaktur Tahun 2005-2009 (Dalam Ribuan)
No
Nama Perusahaan
1
PT. AKR Corporindo, Tbk
2
PT. Aqua Golden Mississippi, Tbk
3
PT. Argha Karya Prima Industry, Tbk
4
PT. Arwana Citramulia, Tbk
Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008
NIAT (Rp) Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
119,289.00 128,084.00 191,208.00 210,033.00 274,719.00 64,350.00 48,854.00 65,913.00 82,337.00 95,913.00 11,276.00 14,582.00 22,934.00 68,112.00 94,593.00 35,419.00 28,254.00 43,433.00 54,290.00
Av. Total Asset (Rp) Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1,979,763.00 2,377,340.00 3,497,591.00 4,874,851.00 6,059,070.00 732,354.00 795,244.00 891,530.00 1,003,488.00 1,147,206.00 1,463,009.00 1,460,273.00 1,544,670.00 1,644,230.00 1,587,868.00 364,794.00 478,778.00 630,587.00 736,092.00
ROA (%) 6.03% 5.39% 5.47% 4.31% 28.40% 8.79% 6.14% 7.39% 8.21% 8.36% 0.77% 1.00% 1.48% 4.14% 5.96% 9.71% 5.90% 6.89% 7.38%
80
5
PT. Astra-Graphia, Tbk
6
PT. Astra International, Tbk
7
PT. Astra Otoparts, Tbk
8
PT. Bentoel International Investama, Tbk
9
PT. Budi Acid Jaya, Tbk
2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
63,888.00 36,067.00 55,565.00 72,074.00 62,487.00 66,947.00 5,457,285.00 3,712,097.00 6,519,000.00 9,191,000.00 10,040,000.00 279,027.00 282,058.00 454,907.00 566,025.00 768,265.00 108,106.00 145,510.00 242,917.00 239,138.00 25,165.00 2,281.00 20,678.00 46,177.00 32,981.00 146,415.00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
822,687.00 518,804.00 584,839.00 624,557.00 841,054.00 774,856.00 61,166,666.00 57,929,290.00 63,520,000.00 80,740,000.00 88,938,000.00 3,028,465.00 3,028,160.00 3,454,254.00 3,981,316.00 4,644,939.00 1,842,317.00 2,347,942.00 3,859,160.00 4,455,532.00 4,302,659.00 978,597.00 931,614.00 1,485,651.00 1,698,750.00 1,598,824.00
7.77% 6.95% 9.50% 11.54% 7.43% 8.64% 8.92% 6.41% 10.26% 11.38% 11.29% 9.21% 9.31% 13.17% 14.22% 16.54% 5.87% 6.20% 6.29% 5.37% 0.58% 0.23% 2.22% 3.11% 1.94% 9.16%
81
10
PT. Citra Tubindo, Tbk
11
PT. Darya-Varia Laboratoria, Tbk
12
PT. Delta Djakarta, Tbk
13
PT. Ekadharma International, Tbk
14
PT. Fast Food Indonesia, Tbk
15
PT. HM Sampoerna, Tbk
2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
73,522.00 211,228.00 219,513.00 214,954.00 214,125.00 71,576.00 52,509.00 49,918.00 70,819.00 72,272.00 56,405.00 26,163.00 47,329.00 83,754.00 126,504.00 5,202.00 5,764.00 4,233.00 4,606.00 16,443.00 41,291.00 68,929.00 102,537.00 125,268.00 181,997.00 2,383,066.00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1,064,008.00 1,580,619.00 1,601,065.00 2,088,860.00 1,982,962.00 390,604.00 557,338.00 560,931.00 637,667.00 783,613.00 537,785.00 571,243.00 592,359.00 698,257.00 760,426.00 74,768.00 74,647.00 84,926.00 140,764.00 165,122.00 377,905.00 483,575.00 629,491.00 784,759.00 1,041,409.00 11,934,600.00
6.91% 13.36% 13.71% 10.29% 7.12% 18.32% 9.42% 8.90% 11.11% 9.22% 10.49% 4.58% 7.99% 11.99% 16.64% 6.96% 7.72% 4.98% 3.27% 9.96% 10.93% 14.25% 16.29% 15.96% 17.48% 19.97%
82
16
PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk
17
PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk
18
PT. Intraco Penta, Tbk
19
PT. Jaya Pari Steel, Tbk
20
PT. Kalbe Farma, Tbk
2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
3,530,490.00 3,624,018.00 3,695,280.00 5,087,339.00 739,686.00 592,802.00 980,103.00 1,745,501.00 2,746,654.00 124,018.00 661,210.00 980,357.00 1,034,389.00 2,075,861.00 17,998.00 7,066.00 9,514.00 22,944.00 37,473.00 34,084.00 26,796.00 41,566.00 49,158.00 1,917.00 626,117.00 676,582.00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
12,659,804.00 16,680,542.00 16,133,819.00 17,716,447.00 10,536,380.00 9,598,280.00 10,037,927.00 11,286,707.00 13,276,270.00 14,786,084.00 16,285,960.00 29,706,895.00 39,594,264.00 40,382,953.00 869,208.00 831,846.00 863,818.00 1,137,218.00 1,039,511.00 204,990.00 189,384.00 268,790.00 399,344.00 353,951.00 4,633,399.00 4,624,619.00
27.89% 21.73% 22.90% 28.72% 7.02% 6.18% 9.76% 15.47% 20.69% 0.84% 4.06% 3.30% 2.61% 5.14% 2.07% 0.85% 1.10% 2.02% 3.60% 16.63% 14.15% 15.46% 12.31% 0.54% 13.51% 14.63%
83
21
PT. Lautan Luas, Tbk
22
PT. Lion Metal Works, Tbk
23
PT. Lionmesh Prima, Tbk
24
PT. Mandom Indonesia, Tbk
25
PT. Mayora Indah, Tbk
2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
705,694.00 706,822.00 929,004.00 52,425.00 29,677.00 71,670.00 145,846.00 85,925.00 19,023.00 20,642.00 25,308.00 37,840.00 33,613.00 4,109.00 2,667.00 5,942.00 9,237.00 2,401.00 92,865.00 100,118.00 111,232.00 114,854.00 124,612.00 45,730.00 93,576.00 141,589.00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
5,138,213.00 5,703,832.00 6,482,447,.00 1,608,866.00 1,830,516.00 2,135,084.00 3,494,853.00 3,081,130.00 165,030.00 187,689.00 216,130.00 253,142.00 271,366.00 42,145.00 43,588.00 62,812.00 61,988.00 72,831.00 545,695.00 672,197.00 725,197.00 910,790.00 994,620.00 1,459,969.00 1,553,377.00 1,893,175.00
13.73% 12.39% 14.33% 3.26% 1.62% 3.36% 4.17% 2.79% 11.53% 11.00% 11.71% 14.95% 12.39% 9.75% 6.12% 9.46% 14.90% 3.29% 17.02% 14.89% 15.34% 12.61% 12.53% 3.13% 6.02% 7.48%
84
26
PT. Merck, Tbk
27
PT. Selamat Sempurna, Tbk
28
PT. Semen Gresik (Persero), Tbk
29
PT. Sepatu Bata, Tbk
30
PT. SMART, Tbk
2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
196,230.00 372,158.00 57,700.00 86,538.00 89,485.00 98,620.00 146,701.00 65,737.00 66,175.00 80,325.00 91,472.00 132,850.00 1,001,772.00 1,295,521.00 1,775,408.00 2,523,505.00 3,326,488.00 25,085.00 20,161.00 34,578.00 157,563.00 52,981.00 304,203.00 628,005.00 988,944.00 1,046,389.00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
2,922,998.00 3,246,499.00 218,034.00 282,699.00 331,062.00 375,064.00 433,971.00 663,138.00 716,686.00 830,050.00 929,753.00 941,651.00 7,297,859.00 7,496,419.00 8,515,227.00 10,602,964.00 12,951,308.00 305,779.00 271,461.00 332,080.00 401,901.00 416,679.00 4,597,227.00 5,311,931.00 8,063,169.00 10,025,916.00
6.71% 11.46% 26.46% 30.61% 27.03% 26.29% 33.80% 9.91% 9.23% 9.68% 9.84% 14.11% 13.73% 17.28% 20.85% 23.80% 25.68% 8.20% 7.43% 10.41% 39.20% 12.72% 6.62% 11.82% 12.26% 10.44%
85
31
PT. Sumi Indo Kabel, Tbk
32
PT. Tempo Scan Pacific, Tbk
33
PT. Trias Sentosa, Tbk
34
PT. Unilever Indonesia, Tbk
35
PT. United Tractor, Tbk
2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
748,495.00 23,749.00 44,374.00 77,467.00 97,687.00 28,719.00 296,825.00 272,584.00 278,358.00 320,648.00 359,964.00 16,429.00 25,942.00 17,747.00 58,025.00 143,882.00 1,440,485.00 1,721,595.00 1,962,147.00 2,407,231.00 3,044,107.00 1,050,729.00 930,372.00 1,493,037.00 2,660,742.00 3,817,541.00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
10,210,595.00 548,245.00 590,296.00 589,322.00 636,409.00 561,949.00 2,345,760.00 2,479,251.00 2,773,135.00 2,967,057.00 3,263,103.00 2,104,464.00 2,020,478.00 2,138,991.00 2,158,866.00 1,921,660.00 3,842,351.00 4,626,000.00 5,333,370.00 6,504,736.00 7,484,990.00 10,633,839.00 11,247,846.00 13,002,619.00 22,847,721.00 24,404,828.00
7.33% 4.33% 7.52% 13.15% 15.35% 5.11% 12.65% 10.99% 10.04% 10.81% 11.03% 0.78% 1.28% 0.83% 2.69% 7.49% 37.49% 37.22% 36.79% 37.01% 40.67% 9.88% 8.27% 11.48% 11.65% 15.64%
86
Lampiran 5 Tren ROA Sampel Perusahaan Manufaktur Perusahaan
86
Lampiran 6 Data Inflasi Indonesia Tahun 2005-2009
2005
2006
Tahun 2007
1 Januari
7.32
17.03
6.26
7.36
9.17
2 Februari
7.15
17.92
6.30
7.40
8.60
3 Maret
8.81
15.74
6.52
8.17
7.92
4 April
8.12
15.40
6.29
8.96
7.31
5 Mei
7.4
15.60
6.01
10.38
6.10
6 Juni
7.42
15.53
5.77
11.03
4.30
7 Juli
7.84
15.15
6.06
11.90
2.71
8 Agustus
8.33
14.90
6.51
11.85
2.75
9 September
9.06
14.55
6.95
12.14
2.83
10 Oktober
17.89
6.29
6.88
11.77
2.57
11 November
18.38
5.27
6.71
11.68
2.41
12 Desember Inflasi
17.11 10.40
6.60 13.33
6.59 6.40
11.06 10.31
2.78 4.95
No
Bulan
2008
2009
87
Lampiran 7 Tren Inflasi di Indonesia 2005-2009
88
Lampiran 8 Hasil Output SPSS (1) Deskripsi Data Des criptive Statis tics N X1 X2 Y V alid N (lis tw ise)
Model 1
Minimum .23 4.95 -90.00
175 175 175 175
Sum of Squares
Max imum 40.67 13.33 241.67
df
Mean 11.24 9.08 30.97
Std. Deviation 8.30 3.03 65.33
Mean Square
Regression
101420.244
1
101420.244
Residual
641151.104
173
3706.076
Total
742571.348
174
F
Sig.
27.366
.000(a)
b Model Sum m ary
Model 1
R .370 a
R Square .137
Adjusted R Square .132
Std. Error of the Estimate 60.87755
DurbinWats on 1.985
a. Predictors: (Constant), ROA b. Dependent Variable: Return Saham
Coe fficientsa
Model 1
(Cons tant) ROA
Unstandardiz ed Coefficients B Std. Error -1.721 7.760 2.908 .556
a. Dependent Variable: Return Saham
Standardized Coefficients Beta .370
t -.222 5.231
Sig. .825 .000
89
Charts
Histogram Dependent Variable: Return Saham 30
Frequency
25 20 15 10 5 0 -2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Residual
4
Mean = 1.23E-16 Std. Dev. = 0.997 N = 175
90
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Return Saham
Expected Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Scatterplot
Dependent Variable: Return Saham
Regression Studentized Residual
4 3 2 1 0 -1 -2 -2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Predicted Value
4
91
Lampiran 9 Hasil Output SPSS (2) Analisis Regresi dengan Inflasi Sebagai Moderating b Model Sum m ary
Model 1
R .478 a
R Square .228
Adjusted R Square .215
Std. Error of the Estimate 57.89067
DurbinWats on 1.822
a. Predictors: (Constant), ABSX1_X2, Zscore: Inf lasi, Zscore: ROA b. Dependent Variable: Return Saham
ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 169493.9 573077.4 742571.3
df 3 171 174
Mean Square 56497.967 3351.330
F 16.858
Sig. .000 a
a. Predictors: (Constant), ABSX1_X2, Zs core: Inflas i, Zs core: ROA b. Dependent Variable: Return Saham
Coe fficientsa
Model 1
Zero-order Zscore: ROA .370 Zscore: Inf lasi -.225 ABSX1_X2 .350
Correlations Partial .240 -.232 .261
a. Dependent Variable: Return Saham
Part .218 -.210 .238
Collinearity Statis tics Toleranc e VIF .819 1.222 .979 1.021 .826 1.211
92
One -Sam ple Kolm ogorov-Sm ir nov Tes t Unstandardiz ed Residual N Normal Parameters a,b Mos t Ex treme Differences
175 .0000000 57.38944632 .067 .067 -.032 .888 .409
Mean Std. Deviation Abs olute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed) a. Test dis tribution is Normal. b. Calc ulated from data.
Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model
B 1
(Constant) Zscore: ROA Zscore: Inflasi ABSX1_X2
Std. Error
7.078
8.039
15.713
4.851
-13.835 19.795
a Dependent Variable: Return Saham
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta .880
.380
.241
3.239
.001
4.435
-.212
-3.120
.002
5.588
.262
3.542
.001
93
Histogram
Dependent Variable: Return Saham
Frequency
30
20
10
0 -3
-2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Residual
4
Mean = -2.16E-16 Std. Dev. = 0.991 N = 175
94
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Return Saham
Expected Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Scatterplot
Dependent Variable: Return Saham
Regression Studentized Residual
4 3 2 1 0 -1 -2 -3 -1
0
1
2
3
4
Regression Standardized Predicted Value
5
95
Uji Glejser
Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients B
1
Std. Error
a
Standardized Coefficients
t
Sig.
6.463
.000
Beta
(Constant) 36.759
5,258
Zscore(ROA)
5.631
2.621
.023
.279
.781
Zscore(Inflasi)
-0.614
3.126
-.113
-1.396
.137
4.957 a. Dependent Variable: Abs_res
3.563
.140
1.657
.099
ABSX1_X2