JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 11 No. 1, April 2011 : 22 - 27
PENGARUH PENERAPAN METODE AKUMULASI HARGA POKOK PRODUKSI DALAM MENENTUKAN HARGA JUAL Studi Kasus pada Divisi Garment PT Mitrasejati Muliaindustri Oleh * Edison dan Hendri * Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor
ABSTRACT In current condition where economy is being instable and competition is increasing, generally companies have dofficulties in running their business. This problems are experienced by the companies engaged to manufacturing as well, either the companies which produce massively or which produce depending on an order. Every manufacturing company is required to improve efficiency and effectiveness in all fields to achieve the companies’ main goal, that is earning profits. One point needs to be considered, that is the use of an appropriate method to determine production cost. For this case, of course, it’s not free from production cost spent to produce the products. This production cost is a very important cost element in determining production cost. Therefore, it needs an appropriate method to calculate the amount of production cost. The method used to calculate the cost of goods manufactured by PT Mitrasejati Muliaindustri is job order costing method. In this method the production cost of each product is clearly separated from raw materials cost, direct labour cost, and factory overhead cost. The author conducted this research by case study and utilized descriptive method, by collecting data of job order production cost contained in the company. After the production cost data had been collected, the production cost was calculated using job order costing method. The percentage of profit expected is based on standard established, but the order that’s ordered with a design desired by consumers is based on management’s policy. Likewise, the standard calculation of overhead cost amounted to 75% set by management. Based on the author got through the research, it can be concluded that applying the accumulation method of production cost (the company used job order costing method) have significant influence in determining the price. Thus, the calculation of production cost must be done carefully and accurately by considering the amount of charge used in the production process. Key words: cost of goods manufactured; selling price
PENDAHULUAN Kelancaran atau keberhasilan suatu perusahaan tergantung pada kemampuan manajemen di dalam mengambil keputusan. Agar suatu operasi perusahaan dapat berjalan dengan baik, maka manajemen memerlukan informasi yang dapat dipercaya sebagai dasar
untuk pengambilan keputusan. Sejalan dengan semakin berkembangnya volume perusahaan, maka manajemen semakin dituntut untuk mampu mengatasi setiap masalah yang dihadapi. Suatu manajemen yang baik tidak hanya mampu menjalankan fungsi-fungsi manajerial, tetapi dituntut untuk mampu menghasilkan keputusan yang tepat bagi perusahaannya. Oleh karena itu agar dapat
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 11 No. 1, April 2011
menghasilkan keputusan yang baik dan tepat, manajer harus mampu mengukur dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan yang telah dijalankan di dalam organisasinya. Semakin berkembangnya suatu perusahaan yang diiringi dengan semakin kompleksnya aktifitas yang dijalankan akan menuntut adanya pelaksanaan aktifitas yang efektif dan efisien. Hal ini dikarenakan para manajer tidak lagi dapat memonitor secara langsung aktifitas yang dijalankan oleh para bawahannya. Namun di lain pihak perusahaan harus mampu menghasilkan produk yang berkualitas baik dengan harga jual yang wajar, sehingga produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasaran. Dalam keadaan ini perusahaan harus membuat perencanaan yang matang agar sumber daya yang dimilikinya dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu mendapatkan laba, atau jika terjadi kerugian maka diusahakan agar kerugian tersebut dapat ditekan seminimal mungkin. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur atau pabrikasi yang melakukan kegiatan produksinya berdasarkan pesanan maupun proses produksi harus cermat menentukan harga pokok produksi guna menetapkan harga jual produk yang dihasilkan. Apabila perusahaan ingin mengetahui besarnya biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk, maka perusahaan harus melakukan perhitungan harga pokok produksi terhadap suatu produk yang dihasilkan. Dalam perusahaan manufaktur, siklus akuntansi biaya dimulai dengan pencatatan harga pokok bahan baku yang dimasukkan dalam proses produksi, dilanjutkan dengan pencatatan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang dikonsumsi untuk produksi, serta berakhir dengan ditetapkannya harga pokok produksi. Seperti yang kita ketahui bahwa dalam menghitung harga pokok produksi terdapat tiga unsur biaya yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Biaya produksi merupakan unsur biaya yang besar jumlahnya dibandingkan dengan jumlah biaya keseluruhan, dimana efisiensi produksi sangat erat kaitannya dengan biaya produksi. Selain itu perlu kita cermati juga bahwa biaya produksi merupakan unsur biaya yang sangat penting dalam menentukan harga
pokok produksi. Oleh karena itu perusahaan harus dapat mengendalikan biaya produksi agar laba yang diperoleh perusahaan menjadi lebih besar, maka dari itu salah satu unsur dalam pengendalian biaya produksi yang sangat berguna untuk menciptakan dan memelihara efisiensi dan efektifitas produksi adalah perhitungan jumlah biaya produksi. Perhitungan dan pencatatan harga pokok produksi yang tidak dilakukan dengan metode yang tepat akan menimbulkan permasalahan bagi perusahaan, sehingga dapat terjadi kerugian yang tidak diharapkan dan juga akan menghambat laju perkembangan perusahaan. Hal ini dapat mengakibatkan kelangsungan hidup perusahaan tidak dapat dipertahankan lagi. Dalam menentukan harga pokok produksi terdapat metode harga pokok produksi yang dibagi menjadi dua yaitu metode harga pokok produksi berdasarkan pesanan (job order costing method) dan metode harga pokok produksi berdasarkan proses (process costing method). Perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa yang menghasilkan produknya berdasarkan pesanan yang diterima dari pelanggan biasanya menggunakan metode harga pokok produksi berdasarkan pesanan (job order costing method) yang digunakan untuk menghitung dan mengetahui jumlah biaya yang dikeluarkan untuk setiap pesanan, karena dengan metode ini biaya produksi masing-masing produk dapat dipisahkan secara jelas sehingga dapat memudahkan perhitungan harga pokok penjualan produk tersebut.
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode yang bertujuan mengumpulkan, menyusun, menyajikan, dan menganalisis data sehingga dapat diperoleh gambaran yang jelas atas objek yang diteliti. Jenis penelitiannya yaitu dengan cara studi kasus, dengan cara melakukan riset mengenai pengaruh penerapan metode akumulasi harga pokok produksi dalam menentukan harga jual pada perusahaan manufaktur yang dijadikan objek penelitian. Untuk memperoleh data serta informasi yang relevan dengan pembahasan maka penulis dalam hal ini menggunakan metode observasi atau peninjauan langsung kepada objek 23
EDISON dan HENDRI, Pengaruh Penerapan Metode Akumulasi Harga Pokok Produksi
penelitian Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini diambil berdasarkan data kuantitatif, yang diambil dari laporan-laporan produksi PT. Mitrasejati Muliaindustri. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut: (1) Penelitian Kepustakaan (Library Research); (2) Penelitian Lapangan (Field Research) Metode analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yaitu dengan melakukan perbandingan antara landasan teoritis dengan penerapan yang dilaksanakan pada objek penelitian. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan, penulis melakukan evaluasi perhitungan harga pokok produksi yang diterapkan oleh perusahaan dalam menentukan harga jual.
HASIL DAN PEMBAHASAN Proses Produksi (Divisi Garment) PT. Mitrasejati Muliaindustri adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa CMT (Cutting, Making, Trimming). Berawal dari industri rumahan sekitar tahun 1989 dengan usaha jasa plisket dengan lokasi usaha di daerah Gunung Batu, Bogor. Semakin berkembangnya perusahaan, lokasi usaha berpindah ke Jl. H. Chiong No. 8 Kedung Badak – Tanah Sareal, Bogor. Pada tahun 1993 perusahaan memperluas usahanya dengan usaha polybag yang sebagian besar untuk industri garment. Berawal dari jasa potong dan sablon polybag, berkembang hingga kini dengan memproduksi sendiri polybag dari biji plastik. Industri garment di Indonesia yang semakin maju pada tahun 1998 perusahaan melebarkan sayapnya dengan usaha maklon jahit (sewing), dengan berawal dari satu line produksi, hingga kini berkembang menjadi enam line produksi dengan meliputi proses potong (cutting), jahit (sewing/making), pasang/lubang kancing (finishing/trimming), hingga pengepakan (packing). Pada tahun 2005, perusahaan membekali diri dengan perizinan ekspor dan impor, dimana perusahaan kini telah mendapatkan fasilitas KITE (Kemudahan Impor Tujuan 24
Ekspor) dan perusahaan mulai melakukan sendiri ekspor dan impor produk garment. Proses produksi garment, yaitu: 1. Bagian pola Tugasnya membuat pola sesuai dengan order yang diminta dengan mempertimbangkan jumlah kain (fabric) yang diterima beserta ukurannya. 2. Bagian Cutting Tugasnya memotong kain tersebut dengan pola yang tersedia dari bagian pola, kemudian potongan bahan yang telah dipotong, dibendel dan diberi kode sebelum diserahkan ke bagian sewing. 3. Bagian Sewing Tugasnya mengecek dan menghitung jumlah bendel dari bagian cutting, baru melakukan proses sewing sesuai dengan instruksi dari buyer dan cara cepat menjahit dari bagian sample. 4. Bagian QC In Line (Quality Control) Tugasnya melakukan control selama proses produksi dan mengecek hasil produksi (hasil jahitan) sebelum diserahkan ke bagian finishing. 5. Bagian Finishing Tugasnya yaitu melakukan pasang dan lubang kancing. 6. Bagian Packing Tugasnya melakukan gosok packing, menempelkan handtag, barcode, dan lainlain. Kemudian bagian QC packing (Quality Control) melakukan cek kembali sebelum dipacking dalam polybag, kemudian carton box, siap dikirim. Sistem dan Prosedur Produksi Pesanan Proses produksi pada PT. Mitrasejati Muliaindustri baru akan dilakukan diawali dengan permintaan dari pelanggan, dengan dilengkapi surat penawaran, yang berisikan model garment yang diinginkan pembeli dan harga yang telah disepakati. Setelah terjadi kesepakatan, pembeli yang berbadan hukum akan membuatkan Puchase Order, ataupun pembeli perorangan menandatangani surat penawaran sebagai bukti permintaan pesanan barang. Pada saat barang akan diproses, pembeli akan diminta untuk memberikan uang muka yang besarnya sebesar setengah dari harga jual yang telah disepakati atau besarnya
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 11 No. 1, April 2011
sesuai dengan kesepakatan yang telah ditetapkan oleh kedua belah pihak. Setelah desain dibuat oleh bagian pola yang diminta sesuai dengan pesanan dari pelanggan dengan mempertimbangkan jumlah kain yang diterima beserta ukurannya, kemudian dikirimkan ke bagian cutting untuk mulai melakukan proses produksi pesanan. Proses produksi diakhiri dengan proses finishing, kemudian dilakukan proses packing (pengemasan) serta menempelkan handtag maupun barcode. Sebelum barang siap didistribusikan ke tempat pemesan, dilakukan cek kembali oleh bagian quality control. Penentuan Harga Pokok Produksi PT. Mitrasejati Muliaindustri dalam melaksanakan produksinya menerapkan metode Job Order Costing dalam menentukan harga jual dari produk yang dipesan. Dengan metode ini, biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu pesanan dicatat, dikumpulkan dan didistribusikan ke bagianbagian yang mempertanggungjawabkan. Pencatatan dilakukan berdasarkan jumlah biaya yang sebenarnya dikeluarkan dalam melakukan produksi. Pemakaian bahan baku dan tenaga kerja langsung dicatat dengan menggunakan biaya yang sebenarnya. Perusahaan menggolongkan biaya-biaya produksi ke dalam tiga golongan, yaitu: 1. Material (Biaya Bahan Baku) Adalah semua bahan baku yang digunakan dalam proses produksi sampai menghasilkan barang jadi. PT. Mitrasejati Muliaindustri dalam memenuhi bahan baku diperoleh dari pasar local maupun impor dari luar negeri. Barang jadi yang dihasilkan pun sangat bervariasi dalam jenis dan model. Oleh karena itu jenis bahan baku yang dipakai disesuaikan dengan jenis dan model yang akan diproduksi. Dalam hal kualitas pemakaian bahan baku disesuaikan dengan standar yang telah ditetapkan sesuai dengan jenis dan model yang akan diproduksi. 2. Direct Labour (Biaya Tenaga Kerja Langsung) Adalah tenaga kerja yang mengerjakan langsung setiap proses produksi garment.
3.
Tenaga kerja yang termasuk golongan ini adalah: - Tenaga kerja bagian Cutting - Sewing - Produksi - Finishing - Quality Control - Packing - Foreman Factory Overhead (Biaya Overhead Pabrik) Biaya overhead pabrik pada PT. Mitrasejati Muliaindustri meliputi biaya tenaga kerja tidak langsung dan semua biaya pabrikasi yang tidak dapat dimasukan secara langsung ke dalam produk. Kebijaksanaan yang ditetapkan perusahaan tentang pengalokasian overhead pabrik adalah didasarkan pada pengalokasian atas jam kerja, sama halnya dengan pengalokasian biaya pekerja langsung. Pada biaya overhead pabrik ini mencakup biaya-biaya di antaranya yaitu: 1. Indirect Labour atau Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung 2. Biaya Penyusutan Mesin 3. Biaya Listrik, telepon, dan air 4. Biaya Pemeliharaan Indirect Labour terdiri dari : a. Indirect Labour – Variable Adalah tenaga kerja yang mengerjakan produksi garment tetapi tidak secara langsung menghasilkan output. Tenaga kerja yang masuk golongan ini adalah : - Kepala Produksi - Dan bagian lain yang berhubungan dengan proses produksi b. Indirect Labour – Fixed Adalah tenaga kerja yang tidak secara langsung mengerjakan produk. Tenaga kerja yang termasuk golongan ini adalah : - Manager dan Asisten Manager - Accounting - Supervisor - Personalia/HRD - Keamanan
25
EDISON dan HENDRI, Pengaruh Penerapan Metode Akumulasi Harga Pokok Produksi
Penetapan Harga Jual pada PT. Mitrasejati Muliaindustri Dalam setiap perusahaan memiliki cara yang berbeda dalam melakukan penetapan harga. Penetapan harga merupakan salah satu hal yang sangat penting dan harus selalu diperhatikan oleh setiap perusahaan. Dengan adanya suatu harga tertentu yang telah ditetapkan oleh perusahaan, maka banyak hal yang mungkin dan akan terjadi. Salah satu diantaranya yaitu apakah harga yang telah ditetapkan oleh perusahaan tersebut akan dapat mendapatkan keuntungan atau perusahaan tersebut hanya dapat menutupi pengeluaran yang mereka lakukan dan yang lebih memprihatinkan lagi adalah perusahaan akan mengalami kerugian dan tidak dapat melakukan aktivitasnya lagi. Bagi PT. Mitrasejati Muliaindustri, faktor yang mempengaruhi penetapan harga adalah faktor biaya. Faktor biaya merupakan elemen yang sangat penting dalam penetapan harga. Apabila ada biaya yang tinggi akan berakibat penetapan harga yang tinggi, begitupun sebaliknya apabila biayanya rendah maka harga yang akan ditetapkan pun relatif rendah. Metode penetapan harga jual yang digunakan oleh PT. Mitrasejati Muliaindustri adalah metode cost-plus pricing atau seringkali disebut dengan istilah harga jual normal. Pengaruh Penerapan Metode Akumulasi Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual Penerapan metode akumulasi harga pokok produksi (perusahaan menggunakan metode Job Order Costing) memiliki pengaruh yang sangat penting dalam menentukan harga jual produk. Untuk itu perhitungan harga pokok produksi harus dilakukan secara cermat dan akurat dengan memperhatikan jumlah biaya yang terpakai untuk proses produksi. Harga pokok yang terlalu rendah akan menaikkan jumlah laba yang akan diperoleh, sebaliknya harga pokok produksi yang dinilai terlalu tinggi akan menaikkan harga jual produk. Hal ini bermanfaat untuk memaksimalkan laba yang akan diperoleh perusahaan. Harga jual produk perusahaan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan dalam 26
mencapai tujuannya. Harga jual yang terlalu tinggi akan membuat masyarakat tidak membeli atau mengurangi jumlah pembelian produk perusahaan sehingga perusahaan tidak akan memperoleh pendapatan dan laba yang cukup. Sebaliknya, harga jual yang terlalu rendah akan membuat perusahaan tidak mampu mencapai laba usaha yang direncanakan.
KESIMPULAN Dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis berusaha menyimpulkan beberapa hal yang menjadi topik pembahasan penelitian ini, yaitu pengaruh penerapan metode akumulasi harga pokok produksi dalam menentukan harga jual pada divisi garment PT. Mitrasejati Muliaindustri sebagai berikut: 1. PT. Mitrasejati Muliaindustri adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa CMT (Cutting, Making, Trimming) dan secara umum telah menerapkan metode job order costing dalam menetapkan harga pokok produksi. Metode job order costing yang digunakan memiliki pengaruh yang sangat penting bagi perusahaan, terutama untuk menentukan harga jual. 2. Dalam menghitung harga pokok produksi dengan menggunakan metode job order costing, perusahaan memerlukan data-data biaya, diantaranya yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. 3. Berdasarkan contoh-contoh perhitungan harga pokok produksi sebanyak empat job order dapat disimpulkan bahwa job order costing memiliki peranan yang sangat penting dalam penetapan harga pokok penjualan. 4. Bahwa biaya bahan baku dihitng berdasarkan bahan yang benar-benar dipakai, tenaga kerja dihitung berdasarkan tarif dikalikan dengan lamanya waktu pengerjaan, sedangkan biaya overhead pabrik didasarkan pada standar manajemen yaitu sebesar 75% dari biaya tenaga kerja langsung. 5. Persentase laba yang diharapkan didasarkan pada kebijakan manajemen, dengan mempertimbangkan perhitungan
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 11 No. 1, April 2011
6.
7.
harga pokok produksi, pangsa pasar, serta design yang diinginkan konsumen, semakin kompleks dan semakin sulit maka proses pengerjaannya membutuhkan waktu pengerjaan yang lama dan biaya produksi yang lebih besar, yaitu berkisar antara 35%-40%. Begitu pula besarnya persentase pengurangan harga sebesar 5% untuk Kemeja Pria 2 yakni sebesar Rp 558.750, 10% untuk Kemeja Pria 1 yakni sebesar Rp 2.649.000 dan Blouse Wanita 2 yakni sebesar Rp 2.156.568, serta 15% untuk Blouse Wanita 1 yakni sebesar Rp 2.377.725, didasarkan pada kebijakan manajemen perusahaan dengan mempertimbangkan perhitungan harga pokok produksi, pangsa pasar serta design yang diinginkan konsumen. Dalam dunia usahanya, PT. Mitrasejati Muliaindustri mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain dalam hal penetapan harga yang kompetitif.
DAFTAR PUSTAKA Armanto Wicaksono. 2006. Akuntansi Biaya, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Blocher, Edward J., Kung H. Chen, and Thomas W. Lin. 2001. Manajemen Biaya: Dengan Tekanan Stratejik. Jilid 2, diterjemahkan oleh A. Susty Ambarriani, Salemba Empat. Jakarta. Carter, William K., Millton F. Usry. 2004. Akuntansi Biaya. Edisi 13, Salemba Empat. Jakarta. Darsono Prawironegoro. 2005. Akuntansi Manajemen Kajian Pengambilan Keputusan Berdasarkan Informasi Akuntansi, Diadit Media, Jakarta. Garrison, Ray H., Eric W. Noreen, dan Peter C. Brewer. 2006. Akuntansi Manajerial. Edisi 11, Salemba Empat. Jakarta. Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen. 2004. Akuntansi Manajemen. Edisi 7, Salemba Empat. Jakarta. Hawkins, I. Del. 2004. Customer Behavior. Mith Edition., International Edition, By Mc Graw. United States America. Hilton, Ronald W. 2000. Managerial Accounting. Mc Graw-Hill. Inc. New York.
A.O. Simangunsong, Parulian Simangunsong, dan Johanes Rindang. 2004. Akuntansi Biaya I. Lembaga Penerbit UI. Jakarta.
Horgren, Charles T., Srikant M. Datar, and George Foster. 2005. Akuntansi Biaya dengan Penekanan Manajerial. Edisi 12. Alih Bahasa: P.A. Lestari. Erlangga. Jakarta
Ari Purwanti dan Darsono Prawironegoro. 2008. Akuntansi Manajemen. Mitra Wacana Media. Jakarta.
Kusnadi dkk. 2001. Akuntansi Biaya. Fakultas Ekonomi Universitas Jendral Achmad Yani. Bandung.
Bambang Hariadi. 2002. Akuntansi Manajemen Suatu Sudut Pandang, BPFE, Yogyakarta.
Mahfud Solihin. 2004. Akuntansi Manajemen. BPFE. Yogyakarta.
Barfield, Jesse T, Cecily A. Raiborn, Michael R. Kinney. 2001. Cost Accounting Traditions and Innovations. Thomson Learning. United States of America.
Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya. Edisi 5, Aditya Media. Yogyakarta.
Bastian Bustami, Nurlela. 2006. Akuntansi Biaya Teori dan Aplikasi. Edisi I, Graha Ilmu. Yogyakarta.
Rudianto. 2006. Akuntansi Grasindo, Jakarta.
Manajemen,
Soemarso S. R. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Salemba Empat. Jakarta.
27