FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 52-57
52
Pengaruh Penerapan Enterprise Risk Management dan Variabel Kontrol Terhadap Nilai Perusahaan di Sektor Keuangan Chyntia Kartika Sanjaya dan Nanik Linawati Program Manajemen Keuangan, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya e-mail:
[email protected];
[email protected] Abstrak — Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Enterprise Risk Management (ERM) dengan variabel kontrol yang terdiri dari ukuran perusahaan dan leverage terhadap nilai perusahaan. Metode yang digunakan adalah Regresi Linear Berganda-Ordinary Least Square (OLS), dengan populasi penelitian perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010-2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama ERM dan variabel kontrol yang terdiri dari ukuran perusahaan serta leverage berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun secara parsial, ERM tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan, ukuran perusahaan dan leverage berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Kata kunci: Enterprise Risk Management, Ukuran Perusahaan, Leverage, Nilai Perusahaan Abstract — The objective of this study is to identify the effect of Enterprise Risk Management (ERM) with firm size and leverage as a control variable on firm value. The used method is Multiple Linear Regression-Ordinary Least Square (OLS), with the population of this research are companies in financial sector registered on BEI in period of 2010-2013. The Result of this research showed that both ERM and control variables of firm size and leverage have a significant effect on firm value. However, partially, ERM doesn’t have significant effect on firm value. Keywords : Enterprise Risk Management, Firm Size, Leverage, Firm Value
1.
PENDAHULUAN
Sektor keuangan memegang peranan yang sangat signifikan dalam memicu pertumbuhan ekonomi suatu negara (Inggrid, 2006). Era globalisasi dan semakin terintegrasinya pasar keuangan menyebabkan situasi lingkungan eksternal dan internal sektor keuangan mengalami perkembangan pesat diikuti dengan semakin kompleksnya risiko kegiatan usaha di sektor keuangan (Bank Indonesia [BI], 2009). Secara keseluruhan, industri perbankan berperan dominan dalam sektor keuangan, dimana proporsi perannya yang mencapai 78,5% dari pangsa pasar. Sebagaimana diketahui bahwa sebagai lembaga kepercayaan masyarakat yang mengemban fungsi intermediasi, perbankan dihadapkan pada berbagai risiko usaha yang harus dikelola sehingga dapat meminimalisir potensi kerugian. Pengelolaan risiko merupakan hal yang sangat penting bagi sektor keuangan khususnya perbankan. Sejalan dengan Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum serta Surat Edaran Bank Indonesia No.
13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Manajemen Risiko adalah bagian yang mutlak harus terdapat dalam perbankan di Indonesia dalam peningkatan risk awareness. Penerapan manajemen risiko dalam perbankan berkaitan dengan meningkatnya risiko yang harus ditanggung oleh bank. Upaya peningkatan kualitas penerapan manajemen risiko dapat dilakukan melalui manajemen risiko yang terintegrasi (integrated risk management) yaitu penerapan Enterprise Risk Management (ERM). ERM memungkinkan manajemen untuk secara efektif menangani ketidakpastian terkait dengan risiko dan peluang, serta meningkatkan kapasitas untuk membangun nilai perusahaan. (Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission [COSO], 2004). Bertinetti, Cavezzali, & Gardenal (2013) dalam penelitiannya menemukan penerapan ERM memiliki dampak signifikan positif pada nilai perusahaan, penerapan sistem ERM dipandang sebagai value driver bukan sebagai biaya bagi perusahaan. Hal ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Liebenberg & Hoyt (2008, 2011) ditemukan terdapat hubungan positif antara nilai perusahaan dan penerapan ERM, hasil empiris mendukung bahwa ERM akan meningkatkan nilai perusahaan sebesar 3,6%-17% lebih tinggi dari perusahaan yang tidak menerapkan ERM. Liebenberg & Hoyt (2008, 2011) dalam penelitiannya melihat pengaruh penerapan ERM terhadap nilai perusahaan pada perusahaan asuransi di Amerika Serikat turut melibatkan ukuran perusahaan dan leverage sebagai variabel kontrol. Hasil penelitian menunjukkan ukuran perusahaan dan leverage berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Selain itu, dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka semakin kompleks risiko yang dihadapi perusahaan sehingga semakin besar kebutuhan perusahaan untuk menerapkan ERM agar pengelolaan risiko tetap berada pada tingkat risiko yang dapat dikelola oleh perusahaan untuk menjaga dan meningkatkan nilai perusahaan. Variabel kontrol berikutnya yaitu leverage, ditemukan bahwa semakin besar leverage perusahaan akan mengakibatkan semakin besar kemungkinan perusahaan mengalami financial distress dan juga meningkatnya risiko keuangan yang dihadapi dalam memenuhi kewajiban untuk membayar bunga serta pokok pinjaman, sehingga akan berdampak pada menurunnya nilai perusahaan, yang akan membuat perusahaan cenderung mempekerjakan Chief Risk Officer (CRO) dalam menerapkan ERM untuk mencegah terjadinya risiko tersebut.
FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 52-57
53
Berdasarkan pemaparan diatas, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penerapan ERM terhadap nilai perusahaan di sektor keuangan yang terdaftar di BEI pada periode 2010-2013 dengan menggunakan ukuran perusahaan dan leverage sebagai variabel kontrol. 2.
TEORI PENUNJANG
Enterprise Risk Management (ERM) ERM adalah sebuah proses yang melibatkan dewan direksi, manajemen dan anggota perusahaan, yang diimplementasikan dalam pengaturan strategi di seluruh bagian perusahaan. ERM dirancang untuk mengidentifikasi kejadian potensial yang dapat mempengaruhi perusahaan, dan mengelola risiko agar berada pada tingkat risiko yang dapat dikontrol oleh perusahaan, untuk memberikan keyakinan terhadap pencapaian tujuan perusahaan (COSO, 2004). ERM mengendalikan risiko yang dihadapi perusahaan secara terintegrasi dan holistik. Kegagalan dalam mengidentifikasi, menilai, dan mengelola risiko dapat mengakibatkan kerugian bagi stakeholder dan shareholder. Sehingga perusahaan harus mengantisipasi risiko dengan cara yang kreatif (Shenkir dan Walker, 2007). Selain itu, ERM dapat membantu perusahaan mencapai tujuan utamanya dan menciptakan nilai melalui penerapan ERM yang dikaitkan langsung dengan penyusunan strategi perusahaan. Risiko Sebagian besar risiko yang dihadapi oleh perusahaan harus dikelola perusahaan yang bersangkutan. Hal ini menyebabkan manajemen risiko menjadi suatu keharusan bagi setiap perusahaan (Darmawi, 2008). Manajemen risiko diartikan sebagai proses dimana perusahaan mengidentifikasi risiko dan mengambil tindakan sebelum serta sesudah untuk mengontrol deviasi antara toleransi risiko dengan risiko yang dihadapi (Culp, 2002). Manajemen risiko meliputi dua hal, yaitu: 1. Melalui keterlibatan langsung dalam penyusunan strategi perusahaan, manajemen risiko dapat menambah nilai perusahaan. 2. Taktik terkait penerapan manajemen risiko di suatu perusahaan agar dapat diterapkan secara efektif dan efisien. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap potensi pertumbuhan sebuah perusahaan yang sering dikaitkan dengan perkembangan harga saham. Menurut Salvatore (2005) harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi dimana tujuan utama perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (dalam Kusumajaya, 2011). Nilai perusahaan dapat diukur menggunakan Tobin’s Q. Rasio Tobin’s Q dihitung dengan membandingkan rasio nilai pasar ekuitas (MVE) di tambah nilai buku liabilitas (BVL) dengan nilai buku aset (BVA) (Liebenberg dan Hoyt, 2008, 2011). (1)
Dimana: Q : nilai perusahaan MVE : closing price saham diakhir tahun x jumlah saham yang beredar BVL : nilai buku dari total liabilitas BVA : nilai buku dari total aset Ukuran Perusahaan (size) Ukuran perusahaan menunjukkan pengalaman dan kemampuan tumbuhnya suatu perusahaan yang mengindikasikan kemampuan dalam mengelola tingkat risiko. Dalam penelitian ini, pengukuran terhadap ukuran perusahaan menggunakan nilai natural log book value of total assets. Leverage Menurut Brigham dan Weston (2005) leverage merupakan suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana fixed income securities (utang dan saham preferen) digunakan dalam struktur modal perusahaan. Tujuan dari penggunaan utang (leverage) adalah untuk meningkatkan return bagi pemegang saham. Penggunaan leverage yang semakin besar membawa dampak positif jika pendapatan yang diterima dari penggunaan dana tersebut lebih besar daripada beban keuangan yang harus dibayar. Besarnya leverage diukur dengan perbandingan nilai buku total liabilitas dengan nilai pasar ekuitas. (2) Dimana: DER : Debt to Equity Ratio BVL : nilai buku dari total liabilitas (jangka pendek dan jangka panjang) MVE : closing price saham diakhir tahun x jumlah saham yang beredar Hubungan Antar Konsep Manajemen risiko yang terintegrasi dapat membantu peningkatan kinerja keuangan perusahaan agar perusahaan dapat memiliki posisi sebagai perusahaan yang unggul. Hal ini dapat dilakukan dengan penerapan ERM, dimana pendekatan ERM berbeda dengan manajemen risiko tradisional. ERM secara strategis mengelola risiko dengan mempertimbangkan efek interaktif dari berbagai risiko dengan tujuan menyeimbangkan portofolio risiko agar berada pada tingkat risiko yang dapat dikendalikan oleh perusahaan. Melalui pengelolaan risiko, perusahaan dapat lebih siap dalam menghadapi risiko dan mampu melakukan mitigasi risiko, selain itu penerapan manajemen risiko yang sejalan dengan visi dan misi perusahaan dapat membantu perusahaan dalam membuat keputusan strategis terkait kegiatan usaha dengan risiko yang terukur sehingga mampu berkontribusi pada peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan yang semakin baik dapat meningkatkan nilai perusahaan, hal ini dikarenakan investor akan tertarik untuk melakukan investasi pada perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik. Perusahaan yang menerapkan ERM akan memberikan jaminan perlindungan bagi investor karena risiko yang dihadapi perusahaan telah dikelola secara terintegrasi.
FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 52-57 Tujuan utama ERM adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan nilai perusahaan (Fraser dan Simskins, 2010). Liebenberg dan Hoyt (2008, 2011); Bertinetti, Cavezzali, dan Gardenal (2013) dalam penelitiannya menemukan penerapan ERM berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, dimana perusahaan yang menerapkan ERM memiliki nilai perusahaan yang lebih tinggi daripada perusahaan yang tidak menerapkan ERM. Ukuran perusahaan sebagai salah satu variabel kontrol memiliki hubungan positif dengan ERM dan nilai perusahaan (Liebenberg dan Hoyt, 2008, 2011). Ukuran perusahaan yang semakin besar akan cenderung menghadapi risiko yang lebih kompleks, hal ini mengakibatkan meningkatnya kebutuhan dalam menerapkan ERM untuk dapat mengatasi kompleksnya risiko yang dihadapi perusahaan dan menjaga perusahaan untuk tetap stabil dalam menjalankan usahanya. Pagach and Warr (2007) dalam penelitiannya menemukan bahwa kenaikan 10% pada ukuran perusahaan meningkatkan 27% kemungkinan perusahaan untuk mempekerjakan Chief Risk Officer (CRO). Meningkatnya ukuran perusahaan merupakan dampak kinerja keuangan perusahaan yang semakin baik, sehingga investor lebih diyakinkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang lebih besar untuk menciptakan nilai bagi pemegang saham. Li et al., (2014) menemukan adanya hubungan positif antara ukuran perusahaan dengan nilai perusahaan, dimana semakin besar perusahaan semakin besar pula nilai perusahaan yang dimiliki. Leverage sebagai variabel kontrol kedua untuk mengendalikan hubungan antara struktur modal dan nilai pasar perusahaan. Perusahaan dengan leverage keuangan yang besar cenderung memiliki tingkat risiko gagal bayar yang tinggi. Penggunaan leverage mewajibkan perusahaan membayar bunga dan pokok pinjaman, sehingga untuk mencegah risiko kegagalan dalam memenuhi kewajibannya perusahaan cenderung mempekerjakan CRO untuk menerapkan ERM. Pagach and Warr (2007) dalam penelitiannya menemukan kenaikan 10% pada leverage meningkatkan 7,8% kemungkinan perusahaan untuk mempekerjakan CRO. Sambora, Handayani dan Rahayu (2014) menyatakan leverage yang semakin besar merefleksikan semakin kecilnya laba dan dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham, sehingga dapat menurunkan harga saham perusahaan. Hal ini mengakibatkan berkurangnya kepercayaan investor terhadap perusahaan, sehingga investor merasa enggan untuk berinvestasi pada perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi, dimana selanjutnya hal ini akan berdampak pada turunnya nilai perusahaan. Bertinetti, Cavezzali, dan Gardenal (2013); Liebenberg dan Hoyt (2008, 2011) menemukan adanya hubungan negatif antara leverage dengan nilai perusahaan, dimana semakin besar leverage akan mengakibatkan turunnya nilai perusahaan. Berdasarkan kerangka pemikiran pada gambar 1, maka hipotesa dalam penelitian ini adalah: 1. ERM serta ukuran perusahaan dan leverage sebagai variabel kontrol secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan di sektor keuangan. 2. ERM serta ukuran perusahaan dan leverage sebagai variabel kontrol secara parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan di sektor keuangan.
54
ERM
Ukuran Perusahaan
Nilai Perusahaan
Leverage Gambar 1 Kerangka Pemikiran 3.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian adalah penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2009). Penelitian ini menggunakan data kuantitatif dari sumber data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2013. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian yaitu purposive sampling, yang merupakan teknik pengambilan sampel dari sumber data dengan pertimbangan tertentu dan tidak menyimpang dari ciri-ciri sampel yang ditetapkan (Sugiyono, 2009). Kriteria pengambilan sampel adalah: a. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan dan laporan tahunan secara terus-menerus pada periode 2010-2013. b. Perusahaan yang menyediakan data harga saham diakhir tahun (closing price) secara lengkap selama periode 2010-2013. Definisi operasional variabel-variabel penelitian adalah sebagai berikut: Variabel terikat (dependent): 1) Nilai perusahaan, persepsi investor terhadap potensi pertumbuhan sebuah perusahaan, yang sering dikaitkan dengan perkembangan harga saham. Pengukurannya dilakukan dengan Tobin’s Q yang menggunakan rumus 1. Variabel bebas (independent) 1) ERM, pengungkapan ERM yang tercantum dalam laporan tahunan perusahaan dengan pencarian frase, akronim, serta kata-kata individu yang sama dengan kata berikut, "Enterprise Risk Management", " Chief Risk Officer ", "Komite risiko (Risk Committee)", "Manajemen Resiko Strategis", "Manajemen Risiko Konsolidasi", "Manajemen Risiko Holistik", "Manajemen Risiko Terintegrasi". (Liebenberg & Hoyt, 2008). Menggunakan variabel dummy, 1= menerapkan ERM; 0= tidak menerapkan ERM. Variabel kontrol 1) Ukuran perusahaan, jumlah aset yang dimiliki perusahaan pada masing-masing tahun (2010-2013), dengan indikator empirik natural log book value of total assets. 2) Leverage, rasio perbandingan antara nilai buku total hutang terhadap nilai pasar ekuitas, menggunakan rumus 2
FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 52-57 Tahap pengujian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Mengolah penerapan ERM dan menghitung indikator empirik variabel penelitian. b) Melakukan uji asumsi klasik, yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Teknik analisa data yang dilakukan adalah regresi linear berganda metode ordinary least square (OLS), dengan persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut: Qit ERMERM SIZESIZE LEVLEV Selanjutnya dilakukan uji hipotesis statistik, a) Uji F, dengan hipotesis 1: H0 : βERM = βSIZE = βLEV = 0 H1 : βERM; βERM; βSIZE; βLEV ≠ 0 b) Uji t, dengan hipotesis 2: 2.1 H0 = βERM = 0 H1 = βERM ≠ 0 2.2 H0 = βSIZE = 0 H1 = βSIZE ≠ 0 2.3 H0 = βLEV = 0 H1 = βLEV ≠ 0 Kriteria penerimaan dan penolakan berdasarkan p-value : a) Jika P value > α (5%), maka gagal tolak H0. b) Jika P value < α (5%), maka tolak H0. Untuk melihat kemampuan variabel-variabel bebas (independent) dalam menjelaskan variasi variabel terikat (dependent) dapat dilihat melalui koefisien determinasi (R2) 4.
55 Unstandardized Coefficients
Model
B
1
(Constant)
0.393
ERM
0.006
SIZE
0.024
LN_LEV
Q = 0,393 + 0,006 ERM + 0,024 SIZE – 0,041 LnLEV Tabel 1. Hasil Uji Regresi
0.233
-0.041
Hasil uji statistik F dan statistik t dari persamaan regresi, ditunjukan pada tabel 2 dan 3. Tabel 2. Hasil Uji Statistik F ANOVAa Model 1
F Regression
Sig. .000b
21.124
a. Dependent Variable: Q b. Predictors: (Constant), LN_LEV, ERM, SIZE
Berdasarkan tabel 2, didapatkan nilai signifikansi Fstatistik sebesar 0,000 < α (5%), maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh signifikan ERM dan variabel kontrol yang terdiri dari ukuran perusahaan serta leverage secara bersama-sama terhadap nilai perusahaan di sektor keuangan. Tabel 3. Hasil Uji Statistik t Coefficientsa Model
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Sektor keuangan di Indonesia secara keseluruhan didominasi oleh subsektor perbankan yang memegang peranan penting dalam sistem keuangan Indonesia. Pangsa pasar industri perbankan dalam sistem keuangan pada semester I tahun 2014 relatif sama dibandingkan dengan semester II tahun 2013. Sementara peningkatan aset Institusi Keuangan Non Bank (IKNB) terlihat pada kenaikan aset asuransi yang didukung oleh adanya peningkatan investasi. Populasi dalam penelitian adalah perusahaan sektor keuangan yang tercatat di BEI (Bursa Efek Indonesia) dengan jumlah sebanyak 81 perusahaan pada tahun 2013. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 66 perusahaan berdasarkan kriteria pemilihan sampel. Mayoritas sampel yang terpilih didominasi oleh sub sektor perbankan 29 perusahaan, sub sektor asuransi 10 perusahaan, sub sektor lembaga pembiayaan 10 perusahaan, sub sektor perusahaan efek 9 perusahaan, serta sub sektor keuangan lainnya 8 perusahaan. Total data observasi sebanyak 264 dari 66 sampel. Untuk memenuhi uji asumsi klasik maka dilakukan pengurangan data outlier yang berjumlah 64 data sehingga jumlah data yang diolah sebanyak 200 data, selain itu juga dilakukan transformasi variabel leverage ke dalam natural log. Setelah memenuhi uji asumsi klasik maka dilakukan pengujian hipotesis dengan regresi, dan di dapatkan persamaan regresi sebagai berikut:
Adjusted R Square
t (Constant)
1
a.
3.834
ERM 0.254 SIZE 6.598 LN_LEV -6.35 Dependent Variable: Q
Sig. 0.000 0.799 0.000 0.000
Berdasarkan tabel 3, dapat dilihat bahwa variabel ERM memiliki signifikansi diatas 5% yang berarti tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan variabel ukuran perusahaan dan leverage memiliki signifikansi di bawah 5% yang berarti terdapat pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Dari hasil regresi pada tabel 1, adjusted R-square menunjukkan nilai sebesar 0,233. Hal ini menunjukkan bahwa variabel ERM, ukuran perusahaan dan leverage ssecraa bersama-sama dapat menjelaskan variasi dari variabel nilai perusahaan dengan kontribusi sebesar 23,3% dan sisanya sebesar 76,7% dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Secara rinci, pembahasan dari uji hipotesa yang didapatkan adalah sebagai berikut : 1) ERM Hasil penelitian menunjukan bahwa ERM memiliki tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini berarti tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Bertinetti, Cavezzali, & Gardenal (2013), dan Liebenberg & Hoyt (2008, 2011). Namun, mendukung penelitian
FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 52-57 yang dilakukan oleh Li et al., (2014), dan Tahir & Razali (2011) yang juga menemukan bahwa ERM tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa di Indonesia khususnya sektor keuangan, pertimbangan investor dalam melakukan investasi kurang mengapresiasi penerapan ERM suatu perusahaan, investor cenderung lebih mempertimbangkan faktor lain seperti ukuran perusahaan dan leverage dalam melakukan investasi. Hal ini dikarenakan penerapan ERM di Indonesia masih tergolong rendah, dimana penerapan ERM masih terbatas pada tingkat initiation dan involving. Selain itu, penerapan ERM dalam perusahaan merupakan proses yang berkelanjutan dan melibatkan setiap orang di semua lini manajemen. Namun pada sebagian besar perusahaan hanya melibatkan dewan direksi, direktur¸ komite manajemen risiko dan audit internal dalam penerapan ERM. Selain itu, penerapan ERM baru dapat diketahui dampaknya dalam jangka panjang, sementara periode pengamatan pada penelitian ini hanya berlangsung selama empat tahun. Beasley, Pagach, & Warr (2008) dalam penelitiannya menemukan bahwa dampak penerapan ERM baru dirasakan dalam jangka panjang, dimana perusahaan telah menerapkan ERM secara menyeluruh dalam lingkungan internal perusahaan dan dikomunikasikan keseluruh lini manajemen. Sehingga perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya telah memitigasi dan menyesuaikan risiko sesuai dengan tingkat risiko yang dapat dikontrol perusahaan. Hal ini akan meningkatkan arus kas perusahaan dalam jangka panjang dan menciptakan keunggulan bersaing. Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam perolehan data ERM, idealnya penerapan ERM meliputi delapan komponen kerangka kerja berupa internal environment, objective settings, events identification, risk assessments, risk responses, control activities, information and communication, dan monitoring. Namun, ketersediaan data dalam penelitian ini, pengungkapan ERM hanya sebatas informasi terkait kata-kata pengukapan ERM yang tercantum dalam laporan tahunan perusahaan. 2) Ukuran perusahaan Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Li et al., (2014) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Meningkatnya ukuran perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan semakin mampu untuk mengembangkan usahanya. Perusahaan yang terusmenerus melakukan ekspansi akan meningkatkan kepercayaan investor yang tercermin pada semakin besarnya nilai Tobin’s Q. Selain itu perusahaan
56 besar memiliki pangsa pasar yang besar dan cenderung memiliki kemudahaan dalam mendapatkan dana dari pihak ketiga maupun dari internal perusahaan serta memiliki reputasi yang lebih baik dalam menghasilkan profitabilitas untuk memaksimumkan kesejahteraan shareholder, sehingga hal ini akan meningkatkan harga saham yang juga akan mendorong naiknya nilai perusahaan (Hidayati, 2010; Maspupah, 2014). 3) Leverage Hasil penelitian menunjukan bahwa leverage memiliki pengaruh negatif signifikan, artinya dengan meningkatnya leverage akan mengakibatkan turunnya nilai perusahaan. Hasil ini mendukung penelitian Bertinetti, Cavezzali, & Gardenal (2013) yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa semakin besar leverage suatu perusahaan akan memperbesar risiko yang dihadapi dan semakin besar pula kewajiban untuk membayar beban bunga (Hidayati, 2010). Selain itu, leverage yang semakin besar merefleksikan semakin kecilnya potensi laba dan dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham, sehingga dapat menurunkan harga saham perusahaan. Penurunan dividen dan harga saham mengakibatkan berkurangnya kepercayaan investor terhadap perusahaan, sehingga investor merasa enggan untuk berinvestasi pada perusahaan yang memiliki tingkat leverage tinggi, yang selanjutnya akan berdampak pada turunnya nilai perusahaan (Sambora, Handayani dan Rahayu, 2014). Namun dalam penelitian ini terdapat kelemahan, dimana dalam data perhitungan yang digunakan untuk menghitung DER seharusnya total utang menggunakan data total utang jangka panjang saja. 5.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil pegujian. penelitian ini mampu menjawab tujuan dan hipotesa penelitian yang ada dengan diperolehnya kesimpulan sebagai berikut: 1.
Terdapat pengaruh signifikan ERM dan variabel kontrol yang terdiri dari ukuran perusahaan serta leverage secara bersama-sama terhadap nilai perusahaan di sektor keuangan diterima. 2. Tidak terdapat pengaruh signifikan ERM terhadap nilai perusahaan di sektor keuanganSedangkan, ukuran perusahaan dan leverage berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan disektor keuangan. Pada pengembangan penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan untuk melibatkan variabel lain yang memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan seperti profitabilitas dan diharapkan penelitian selanjutnya dapat memperpanjang periode observasi. Selain itu, penelitian selanjutnya disarankan perhitungan total utang seharusnya menggunakan total utang jangka panjang dan perlu diupayakan untuk mendapatkan data
FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 52-57 ERM yang lebih rinci dalam bentuk pengungkapan delapan komponen kerangka kerja berupa internal environment, objective settings, events identification, risk assessments, risk responses, control activities, information and communication, dan monitoring untuk mengetahui lebih tepat mengenai penerapan ERM didalam perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Bank Indonesia. (2009). Peraturan Bank Indonesia Nomor: 11/25/Pbi/2009 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/Pbi/2003 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum. Jakarta. Retrieved from www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/Documents/9300230500f949 e79cece3272e1065c7pbi_112509.pdf Bank Indonesia. (2014). Kajian Stabilitas Keuangan No. 23, September 2014. Jakarta. Retrieved from http://www.bi.go.id/id/publikasi/perbankan-danstabilitas/kajian/Documents/KSK%2023_September%202014_171 1_ok.pdf Bertinetti, G. S., Cavezzali, E., & Gardenal, G. (2013). The Effect Of The Enterprise Risk Management Implementation On The Firm Value Of European Companies. Venice. Retrieved from http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=2326195 COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission). (2004). Enterprise Risk Management — Integrated Framework. America. Retrieved from http://www.coso.org/documents/coso_erm_executivesummary.pdf Culp, C. L. (2002). The Revolution In Corporate Risk Management: A Decade Of Innovations In Process And Products. Journal of Applied Corporate Finance, 14(4), 8-26. doi: 10.1111/j.1745-6622.2002.tb00445.x Beasley, M. S., Pagach, D., & Warr, R. (2008). Information Conveyed in Hiring Announcements of Senior Executives Overseeing Enterprise-Wide Risk Management Processes. Journal of Accounting, Auditing and Finance, 311-332 Darmawi, H. (2008). Manajemen Risiko. Jakarta: Bumi Aksara. Fraser, J., Simkins, B. J. (2008). Enterprise Risk Management. Canada: John Wiley & Sons, Inc. Hidayati, E. E. (2010). Analisis Pengaruh DER, DPR, ROE Dan Size Terhadap PBV Perusahaan Manufaktur Yang Listing di Bei Periode 2005-2007. Universitas Diponegoro, Semarang. Hoyt, R. E., & Liebenberg, A. P. (2008). The Value of Enterprise Risk Management: Evidence from the U.S. Insurance Industry. The Journal of Risk and Insurance. Hoyt, R. E., & Liebenberg, A. P. (2011). The Value of Enterprise Risk Management: Evidence from the U.S. Insurance Industry. The Journal of Risk and Insurance, 795-822. Inggrid. (2006). Sektor Keuangan dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia: Pendekatan Kausalitas dalam Multivariate Vector Error Correction Model (VECM). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 8(1), 40-50. Kusumajaya, D. K. O. (2011). Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Universitas Udayana, Bali.
57 Li, Q., Wu, Y., Ojiako, U., Marshall, A. & Chipulu, M., 2014, Enterprise risk management and firm value within China’s insurance industry, Acta Commercii, 14(1). doi: 10.4102/ ac.v14i1.198. Maspupah, I. (2014). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Kepemilikan Institusional, Pertumbuhan Penjualan, dan Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Pagach, D., & Warr, R., (2008) The Effects of Enterprise Risk Management on Firm Performance. Working Paper. North Carolina State University, North Calorina. Sambora, M. N., Handayani, S. R., & Rahayu, S. M. (2014). Pengaruh Leverage dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Administrasi Bisnis. Shenkir, W. G., & Walker, P. L. (2007). Enterprise Risk Management: Tools and Techniques for Effective Implementation. New Jersey: Institute of Management Accountants. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung. Tahir, I.Z., & Razali, A.R. (2011). The Relationship Between Enterprise Risk Management (ERM) And Firm Value: Evidence From Malaysian Public Listed Companies. International Journal of Economics, 32-41.