FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 46-51
46
Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Anthony Wijaya dan Nanik Linawati Program Studi Manajemen, Program Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail:
[email protected] ;
[email protected] Abstrak— Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan variabel moderator: Corporate Social Responsibility (CSR) dan Good Corporate Governance (GCG). CSR diproksikan dengan CSDI (Corporate Social Disclosure Index), sedangkan GCG diproksikan dengan kepemilikan manajerial, institusi, dan publik. Penelitian ini menggunakan metode regresi linear berganda. Sampel penelitian adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008-2013, penelitian ini menunjukkan hasil bahwa Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance secara bersama-sama mampu memoderasi pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan hasil bahwa ROA berpengaruh positif signifikan terhadap Tobin's Q. ROE juga memberikah hasil yang positif signifikan terhadap Tobin's Q. Kata Kunci— Corporate Social Responsibility, Good Corporate Governance, Kinerja Keuangan, Nilai Perusahaan Abstract— The aim of this research is to identify the influence of financial performance to firm value with moderating variable: Corporate Social Responsibility (CSR) and Good Corporate Governance (GCG). CSR used (CSDI Corporate Social Disclosure Index) as the proxy, GCG used management ownership, institusional, and public as the proxy. The main method of analysis used is the multiple linear regression. By using the companies registered in Indonesia Stock Exchange (BEI) during 2008-2013 as the sample. The analysis finds that Corporate Social Responsibility and Good Corporate Governance simultaneously moderate the effect of financial performance to the firm value. Beside, this research also find that ROA has positive significant to Tobin's Q and ROE also has positve significant to Tobin's Q. Key words— Corporate Social Responsibility, Financial Performance , Firm Value, Good Corporate Governance
1. PENDAHULUAN Agustine (2014) menyatakan bahwa CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan ketika diuji menggunakan lag-1 dengan CSR sebagai variabel independen. Walaupun hasil penelitian yang menganalisa pengaruh CSR dengan nilai perusahaan tidak signifikan namun CSR masih perlu dilakukan oleh perusahaan dikarenakan efek CSR dalam meningkatkan nilai perusahaan tidak berdampak secara langsung dan efeknya baru akan terasa dalam jangka panjang. Hasil penelitian terdahulu masih memiliki keterbatasan seperti variabel profitabilitas yang digunakan adalah ROA (Return On Asset), selain itu proksi dari GCG yang digunakan hanya prosentase kepemilikan manajerial (PKM). Penelitian ini berusaha mengembangkan penelitian yang telah dilakukan dengan menambah variabel kinerja keuangan yang diproksikan dengan rasio profitabilitas tidak hanya menggunakan ROA tetapi juga ROE (Return On Equity). Hal lain yang dilakukan untuk mengembangkan penelitian terdahulu adalah memperpanjang periode pengamatan penelitian dari yang sebelumnya tahun 2008-20012 menjadi tahun 2008-
2013, penelitian ini juga menggunakan prosentase kepemilikan manajerial (PKM), prosentase kepemilikan institusional (PKIn), dan prosentase kepemilikan publik (PKP) sebagai proksi dari GCG. Hubungan signifikan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan akan terlihat jika melihat tujuan utama setiap perusahaan yaitu untuk memperoleh laba yang maksimal dimana dengan adanya peningkatan laba menunjukkan bahwa kinerja keuangan sebuah perusahan mengalami peningkatan (Chandra, 2010). Nilai perusahaan yang menggambarkan apresiasi investor terhadap hasil kerja manajemen dalam mengelola aset perusahaan. Nilai perusahaan tercermin dari harga saham dan menggambarkan kesejahteraan bagi pemegang saham serta prospek perusahaan di masa depan. Peningkatan nilai perusahaan salah satunya dipengaruhi oleh kinerja keuangan, terutama pada profitabilitas (Rahayu, 2010). Sebaliknya, menurut Rahayu (2010), kinerja keuangan yang diwakili oleh ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan penelitian Yuniasih & Wirakusuma (2007) ; Rahayu (2010) menemukan bahwa kinerja keuangan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan terdapat variabel lain yang diduga berperan dalam mempengaruhi nilai perusahaan yaitu variabel CSR dan GCG. Variabel CSR digunakan sebagai variabel moderator karena berdasarkan dengan teori stakeholder menyatakan bahwa perusahaan harus melakukan pengungkapan tanggungjawab sosial kepada para stakeholder. Hal ini menunjukkan bahwa pasar juga memberikan respon yang positif terhadap pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan (Wirakusuma & Yuniasih, 2009). Pelaksanaan CSR di Indonesia juga semakin jelas dengan adanya ketentuan tentang kewajiban suatu perusahaan untuk melaksanakan CSR diatur dalam UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas BAB V tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan khususnya pasal 74. GCG juga merupakan variabel moderator yang di proksikan dengan PKM, PKIn, dan PKP. Prosentase kepemilikan merupakan variabel GCG untuk mengontrol kinerja keuangan perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan (Rahayu, 2010). Oleh karena itu penelitian ini ingin menemukan pengaruh signifikan interaksi kinerja keuangan (ROA dan ROE) dengan CSR dan GCG terhadap nilai perusahaan. 2. TEORI PENUNJANG A. Profitabilitas Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba melalui semua kemampuan dan sumber daya yang ada seperti kegiatan penjualan kas, modal dan sebagainya (Gitman (2003) dalam Dewi Agustina (2006). Ukuran profitabilitas ada berbagai macam namun yang berkaitan langsung dengan kepentingan analisis kinerja
FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 46-51 keuangan perusahaan adalah ROA dan ROE. 1. Return On Asset (ROA) ROA merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan (Ang, 1997). ROA mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset yang tertentu. Rasio ROA menunjukkan seberapa besar efektivitas perusahaan dalam menggunakan asetnya dalam jangka pendek. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin efektif penggunaan aktiva tersebut. (1) 2. Return On Equity (ROE) ROE merupakan ukuran profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuangan pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Hanafi & Halim (1996) menemukan bahwa ROE merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pemegang saham. ROE menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan modal sendiri sehingga besarnya ROE mengindikasikan tingkat efisiensi perusahaan dalam mengelola modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan. Semakin tinggi ROE menunjukkan semakin efisien perusahaan dalam menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba atau keuntungan bersih (Ang, 1997). (2) B. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang dikaitkan dengan harga saham (Sujoko & Soebiantoro, 2007). Harga saham yang tinggi mengindikasikan nilai perusahaan yang tinggi. Hal ini menunjukkan pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga prospek perusahaan di masa depan (Hardiyanti, 2012). Nilai pasar perusahaan diukur dengan Tobin’s Q yakni: (3) Keterangan: Q : nilai perusahaan EMV (nilai pasar ekuitas) : closing price saham x jumlah saham yang beredar D : nilai buku dari total hutang EBV : nilai buku dari total aset C. Teori Stakeholder Teori stakeholder merupakan teori yang menjelaskan bagaimana manajemen memenuhi atau mengelola harapan para stakeholder. Hal ini menunjukkan perusahaan tidak hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri, namun harus memberikan manfaat bagi stakeholdersnya, dimana salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan CSR sebagai strategi bisnisnya. Para stakeholders akan memberikan dukungan penuh kepada aktivitas perusahaan apabila pengungkapan CSR dapat dilakukan dengan baik yaitu melakukan pengungkapan informasi lingkungan dan sosial secara sukarela, senantiasa peduli terhadap lingkungan dengan mendasarkan kegiatan usaha pada prinsip triple bottom lines sehingga tujuan perusahaan untuk meningkatkan kinerja dan mencapai laba dapat tercapai. D.Signaling Theory Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar sedangkan
47 informasi di dalam perusahaan merupakan sinyal bagi pelaku pasar untuk melakukan investasi dan mempengaruhi prospek perusahaan di masa depan. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang (Wolk et al., 2000). E.Corporate Social Responsibility (CSR) Menurut The World Business Council for Sustainable Development (dalam Rika & Ishlahuddin, 2008), CSR atau tanggungjawab sosial perusahaan didefinisikan sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan. ACCA dalam Retno (2006) mengungkapkan bahwa pertanggung-jawaban sosial perusahaan diungkapkan di dalam laporan yang disebut Sustainability Reporting. Pelaksanaan dan pengungkapan Corporate Social Responsibility, perusahaan memiliki beberapa alasan dan motivasi. Menurut Freedman (2002) dalam Mee (2012), alasan perusahaan melakukan pengungkapan sosial salah satu diantaranya adalah pertimbangan ekonomi (economic nationality), maksudnya pengungkapan sosial dan lingkungan diharapkan dapat memberikan keuntungan bisnis karena perusahaan melakukan “hal yang benar”. Konsep pelaporan CSR digagas dalam Global Reporting Inisiative (GRI). Dalam GRI Guidelines disebutkan bahwa perusahaan harus menjelaskan dampak aktivitas perusahaan terhadap ekonomi, lingkungan dan sosial pada bagian standard disclosures. Tiga dimensi tersebut kemudian diperluas menjadi enam dimensi, yaitu ekonomi, sosial, lingkungan, praktek tenaga kerja, hak asasi manusia, masyarakat, dan tanggungjawab produk, dimana didalamnya terdapat penjelasan sejumlah tujuh puluh sembilan item. F. Agency Theory Menurut Darmawati et al., (2005), inti dari hubungan keagenan adalah adanya pemisahan antara kepemilikan (principal/investor) dan pengendalian (agent/manajer). Setyapurnama & Norpratiwi (2004) menyatakan hubungan keagenan dapat menimbulkan masalah pada saat pihak-pihak yang bersangkutan mempunyai tujuan yang berbeda. Alijoyo & Zaini (2004) beranggapan bahwa pemisahan fungsi eksekutif dan fungsi pengawasan pada teori keagenan menciptakan “checks and balances”, sehingga terjadi independensi yang sehat bagi para manajer untuk menghasilkan kinerja perusahaan yang maksimum dan return yang memadai bagi para pemegang saham. G.Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial adalah situasi dimana manajer memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan (Christiawan & Tarigan, 2007). Dalam teori keagenan dijelaskan bahwa kepentingan manajemen dan kepentingan pemegang saham mungkin bertentangan. Konflik antara pihak manajemen dan pemegang saham tersebut akan berkurang jika ada kepemilikan manajemen didalamnya. Menurut Jensen & Meckling (1976), dengan adanya kepemilikan manajemen terhadap saham perusahaan maka dipandang dapat menyelaraskan potensi perbedaan kepentingan antara manajemen dan para pemegang saham lainnya sehingga permasalahan antara agen dan prinsipal diharapkan akan hilang. Adapun prosentase kepemilikan
FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 46-51 manajemen dapat diukur menggunakan insider ownership (INSD), yaitu prosentase saham yang dimiliki oleh insider atau manajemen. (4) H. Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional adalah proporsi kepemilikan saham pada akhir tahun yang dimiliki oleh lembaga, seperti asuransi, bank atau institusi lain. (Tarjo, 2008). Jensen & Meckling (1976) menyatakan bahwa kepemilikan institusional memiliki peranan yang sangat penting dalam meminimalisasi konflik keagenan yang terjadi antara manajer dan pemegang saham. Keberadaan investor institusional dianggap mampu menjadi mekanisme monitoring yang efektif dalam setiap keputusan yang diambil oleh manajer. Adapun PKIn dapat di hitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut. (5) I. Kepemilikan Publik Struktur kepemilikan saham oleh publik menggambarkan tingkat kepemilikan perusahaan oleh publik. Semakin besar persentase saham yang ditawarkan kepada publik, maka semakin besar pula informasi internal yang harus diungkapkan kepada publik, sehingga diharapkan dapat mengurangi intensitas terjadinya earnings management. Adapun PKP dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
(6) J. Hubungan Antar Konsep Kinerja keuangan yang diukur dengan ROA dan ROE dapat mempengaruhi nilai perusahaan dengan menggunakan variabel moderator CSR dan GCG yang di proksi dengan PKM, PKIn, dan PKP. Para investor melakukan overview suatu perusahaan dengan melihat profitabilitas perusahaan karena profitabilitas dapat mengukur seberapa besar kemampuan pihak manajemen untuk menghasilkan laba bagi para investor. Apabila perusahaan berhasil membukukan tingkat keuntungan yang besar dengan dasar melihat pada kedua rasio ROA dan ROE, maka hal ini akan memotivasi para investor untuk menanamkan modalnya pada saham, sehingga harga saham dan permintaan akan sahampun meningkat. Harga saham dan jumlah saham yang beredar akan mempengaruhi nilai Tobin’s Q sebagai proksi dari nilai perusahaan, jika harga saham dan jumlah saham yang beredar naik, maka nilai Tobin’s Q juga akan naik (Kusumadilaga : 2010). Pengaruh signifikan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan tidak ditemukan pada sebagian besar penelitian dimana penelitian yang dilakukan Zuraedah (2010) menemukan bahwa kinerja keuangan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Ketidakonsistensian hasil ini menunjukkan adanya variabel lain yang menjadi moderator. Dalam penelitian ini menggunakan CSR dan GCG sebagai variabel moderator. Variabel CSR menjadi variabel moderator karena berdasarkan teori sinyal menyatakan bahwa perusahaan memberikan sinyal-sinyal kepada pihak luar perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Stakeholder theory berpandangan bahwa perusahaan harus melakukan pengungkapan tanggungjawabsosial sebagai
48 salah satu tanggung jawab kepada para stakeholder ditambah dengan adanya aturan dalam UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas BAB V tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan khususnya pasal 74. Pengungkapan item CSR dalam laporan keuangan diharapkan akan menjadi nilai tambah yang akan menambah kepercayaan para investor, bahwa perusahaan tersebut akan terus berkembang dan berkelanjutan (sustainable). Hal ini akan berdampak positif terhadap perusahaan, selain membangun image yang baik di mata para stakeholder, karena kepedulian perusahaan terhadap sosial lingkungan akan menaikkan laba perusahaan melalui peningkatan penjualan selain itu juga menarik investor untuk berinvestasi di perusahaan sehingga nilai perusahaan akan meningkat. Selain CSR variabel lain yang memoderasi adalah GCG. PKM akan turut menginteraksi hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan karena dipercaya mampu mempengaruhi operasional perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Hubungan antara kinerja keuangan dan nilai perusahaan akan diperkuat oleh kepemilikan manajerial karena semakin besar PKM pada perusahaan, maka manajer cenderung lebih giat untuk kepentingan pemegang saham dimana pemegang saham adalah dirinya sendiri (Rahayu : 2010 ). Selain kepemilikan manajerial, kepemilikan dalam perusahaan yang banyak terkonsentrasi dimiliki oleh institusi akan memudahkan pengendalian terhadap institusi tersebut sehingga akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan (Hastuti, 2005). Semakin besar kepemilikan oleh institusi maka akan semakin besar kekuatan suara dan dorongan institusi untuk mengawasi manajemen dan akibatnya akan memberikan dorongan yang lebih besar untuk mengoptimalkan nilai perusahaan sehingga kinerja perusahaan juga akan meningkat dimana hal tersebut akan berdampak terhadap nilai perusahaan. Semakin besar kepemilikan saham publik maka akan semakin besar mekanisme pengendalian terhadap perilaku manajemen. Besaran komposisi pemegang saham publik akan berpengaruh terhadap seberapa jauh monitoring, intervensi publik dalam mendisiplinkan cara kerja para manajer yang pada akhirnya akan membuat manajer mengelola perusahaan dengan orientasi untuk memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham. PKP yang bertambah besar diharapkan mampu mengontrol peningkatan kinerja keuangan sehingga nilai perusahaan juga akan meningkat (Handayani, 2007).
Gambar 1 Kerangka Pemikiran
Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1.Interaksi antara kinerja keuangan dengan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
CSR
FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 46-51
49
2. Interaksi antara kinerja keuangan dengan Good Corporate Governance berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. 3. Kinerja keuangan, CSR, Good Corporate Governance, interaksi antara kinerja keuangan dan Corporate Social Responsbility, dan interaksi antara kinerja keuangan dan Good Corporate Governance secara serempak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. 3. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif (asosiatif). Metode pengumpulan data adalah metode dokumentasi dengan studi kepustakaan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2013. Sampel sebanyak 18 perusahaan diambil menggunakan metode purposive sampling, dengan kriteria sampel: 1. Mengungkapkan informasi corporate social responsibility 2. Mempublikasikan laporan tahunan tahun 2008-2013 dan tidak delisting selama periode pengamatan. 3. Informasi ROA, ROE, prosentase kepemilikan manajerial, prosentase kepemilikan institusional, prosentase kepemilikan publik, closing price, outstanding share tersedia dengan lengkap dari tahun 2008-2013. 4. Data memiliki minimal satu kepemilikan manajerial selama periode pengamatan. Definisi operasional variabel-variabel penelitian adalahsebagai berikut: a. Kinerja keuangan merupakan ukuran atau indikator yang menyatakan sejauh mana sebuah perusahaan telah menggunakan aset atau ekuitas dengan menerapkan model tertentu dalam usaha untuk meningkatkan pendapatan. Kinerja keuangan diproksikan dengan rasio profitabilitas yaitu ROA dan ROE. b.CSR merupakan pengungkapan CSR pada laporan tahunan yang terdiri atas 6 fokus pengungkapan dan diukur menggunakan indikator empirik CSDI sesuai persamaan: (7) CSDIj : Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan j nj : jumlah item untuk perusahaan j Xij : item i diungkapkan c. Good Corporate Governance yang diwakili oleh PKM, PKIn, dan PKP. d. Nilai perusahaan merupakan kapitalisasi pasar saham di akhir tahun yang diukur menggunakan Tobin’s Q. Teknik analisa data yang dilakukan adalah regresi linear berganda dengan menggunakan bantuan program SPSS 19 dengan terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, heterokedastisitas, multikolinearitas, dan autokorelasi, sebelum dilakukan pengujian persamaan regresi. Adapun persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Model 1: Nilai Perusahaan= βo + β1.ROAt+ β2. ROEt+ β3.CSRt +β4.ROAt .CSRt+ β5. ROEt .CSRt (8) Model 2: Nilai Perusahaan= βo + β1.ROAt+ β2. ROEt+ β3. GCGt + β4. ROAt .GCGt+β5. ROEt . GCGt (9)
Model 3: Nilai Perusahaan= βo + β1.ROAt+ β2. ROEt+ β3.CSRt + β4. GCGt+β5.ROAt .CSRt+ β6. ROEt .CSRt + β7. ROAt .GCGt + β8. ROEt .GCGt (10) Keterangan: Nilai Perusahaan : diukur dengan Tobin's Q ROAt : Return On Asset ROEt : Return On Equity CSRt : Corporate Social Responsibility GCGt : Good Corporate Governance (PKM, PKIn, PKP) ROAt . CSRt : Interaksi ROA dengan CSR ROEt . CSRt : Interaksi ROE dengan CSR ROAt .GCGt : Interaksi ROA dengan GCG ROEt . GCGt : Interaksi ROE dengan GCG β1 – β8 : Koefisien Regresi Pengujian hipotesis dilakukan melalui uji secara serempak (uji F) dan uji secara parsial (uji t). Hipotesis dalam uji F: H0,3: βROA,ROE=βCSR= βGCG =βROA,ROE-CSR= βROA,ROE-GCG = 0 H1,3: βROA,ROE=βCSR= βGCG = βROA ,ROE-CSR = βROA, ROE-GCG≠ 0 Hipotesis dalam uji t: - H0,1: βROA, ROE-CSR= 0 H1,1: βROA, ROE-CSR≠ 0 - H0,2: βROA, ROE-GCG= 0 H1,2: βROA, ROE-GCG≠ 0 Kriteria keputusan yang digunakan adalah: a. Tingkat signifikan alpha ditetapkan sebesar 5% b. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis dengan membandingkan p value dengan alpha i. Jika p value> α (5%), maka gagal tolak Ho. ii. Jika p value< α (5%), maka tolak Ho. 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Pelaksanaan CSR di Indonesia kini diatur oleh peraturan perundangan-undangan, yaitu UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Banyak perusahaan di Indonesia telah mengintegrasikan CSR sebagai bagian dari strategi bisnisnya dalam mengembangkan perusahaanya (La Tofi, 2012 dalam Diredja, 2012). CSR tidak diperlakukan sebagai suatu departemen atau window dressing atas kegiatan buruk yang dilakukan perusahaan, melainkan seperti strategi perusahaan di bidang pemasaran, keuangan, dan sumber daya manusia, perusahaan membutuhkan strategi CSR yang tepat untuk menjalankan usahanya. Merujuk pada definisi Harvard Kennedy School dan Dahlsrud (2008) dalam Rahman (2013) CSR dapat dilakukan oleh perusahaan dalam bidang usaha apa pun. Sampel penelitian sebanyak 18 perusahaan, mayoritas didominasi oleh perusahaan property dan real estate serta sub sektor perdagangan besar barang produksi sebanyak 3 perusahaan (17%). Tiga subsektor yaitu konstruksi dan bangunan, Otomotif, dan bank memiliki presentase sebesar 11% atau terdapat 2 perusahaan dari masing-masing sub sektor. Subsektor yang lain masing-masing memiliki 1 perusahaan dengan presentase sebesar 6% dimana terdiri dari jalan tol, bandara ,dan sejenisnya, subsektor pedagang eceran, tambang batubara, advertising dan printing media, kosmetik dan keperluan rumah tangga, dan subsektor perusahaan efek.
FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 46-51
50
B. Hasil pengujian hipotesis Persamaan regresi baru yang didapat setelah memenuhi asumsi klasik adalah:
Sedangkan hasil dari uji F dan uji t ditunjukkan pada tabel 1 dan tabel 2. Tabel 1. Hasil Uji Statistik F F
Model 1
Regression Residual Total
Variabel
Sig.
6.923
.000a
Tabel 4.
Tabel 2. Hasil Uji Statistik t t
Sig.
(Constant)
6.389
.000
CSR
-1.618
.109
PKM
-1.039
.302
PKIn
.150
.881
PKP
-.673
.503
ln_intROACSR
2.712
.008
INTROAPKM
2.237
.028
ln_intROAPKP
1.056
.294
ln_ROAPKIn
-1.207
.231
INTROEPKM
-.974
.333
INTROEPKP
1.300
.197
ln_intROEPKIn
.979
.330
intROECSR
.379
.706
Berdasarkan pengolahan data pada persamaan regresi, dengan uji secara parsial (uji t) dan uji secara serempak (uji F), maka hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1. Hipotesis 1: Interaksi antara kinerja keuangan dengan CSR berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan Tabel 3. Hasil Uji Interaksi ROA Dan ROE dengan CSR terhadap Nilai Perusahaan Variabel
β
Sig.
(Constant)
19.840
0.000
ROA
-3.644
0.365
Ln_ROE
-1.176
0.000
Ln_intROACSR
1.512
0.000
CSR
-13.043
0.002
intROECSR
22.018
0.059
R
2
Adjusted R2
kecil dari α=5% sedangkan hasil uji interaksi antara ROE dengan CSR sebesar 0.059 lebih besar dari α=5%. Berdasarkan hasil uji interaksi dapat kita simpulkan bahwa hanya interaksi antara ROA dengan CSR saja yang berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan peningkatan CSR meningkatkan ROA dan berdampak terhadap nilai perusahaan. Sedangkan interaksi antara ROE dan CSR terhadap pengaruh antara kinerja keuangan dan nilai perusahaan memberikan hasil yang tidak signifikan dikarenakan investor dalam menanamkan modalnya tidak mempertimbangkan tingkat pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan. 2. Hipotesis 2: Interaksi antara kinerja keuangan dengan Good Corporate Governance berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
0.433 0.405
Hasil penelitian menunjukkan hanya interaksi antara ROA dan CSR saja yang berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hasil uji interaksi interaksi antara ROA dengan CSR diperoleh hasil signifikansi 0.000 lebih
Hasil Uji Interaksi ROA Dan ROE dengan GCG terhadap Nilai Perusahaan Variabel β Sig. (Constant) 13.505 0.000 ROA 3.553 0.348 Ln_ROE -.275 .715 PKM -7.364 .250 PKIn .269 .912 PKP -.607 .780 Ln_ROAPKP .341 .490 Ln_intROAPKIn .204 .724 Ln_intROEPKIn -.245 .761 intROAPKM 275.932 .010 intROEPKM -57.523 .314 intROEPKP 4.247 .417 R2 .451 Adjusted R2 .388
Hasil uji interaksi menunjukkan hasil yang signifikan dengan nilai signifikansi interaksi ROA dengan PKM sebesar 0.010 dibawah α=5%. Semakin tinggi kepemilikan manajerial membuat pihak manajemen berusaha semaksimal mungkin untuk kepentingan pemegang saham. Variabel interaksi ROE dengan PKM memiliki pengaruh terbalik dan hasil yang tidak signifikan. Berdasarkan hasil uji interaksi nilai signifikansi interaksi ROE dan PKM sebesar 0.314 diatas α = 5%. Dari hasil penelitian diketahui bahwa seiring kenaikan PKM, maka pengaruh ROE akan menurun dikarenakan perbedaan kepentingan antara manajer dan investor. Temuan lain memberikan hasil bahwa interaksi ROA dengan PKIn sebesar 0.724 dan interaksi ROA dengan PKP sebesar 0.490 diatas α = 5% memberikan hasil yang tidak signifikan. Selain itu interaksi ROE dengan PKIn sebesar 0.761 , dan interaksi ROE dengan PKP sebesar 0.417 diatas α = 5% juga memberikan hasil yang tidak signifikan.. PKIn yang tinggi akan mengurangi kontrol dalam perusahaan dikarenakan institusi yang ada cenderung bekerjasama dengan manajer untuk mencapai kepentingan pribadi sehingga kinerja perusahaan tidak meningkat dan berdampak terhadap nilai perusahaan. Interaksi antara ROAdan ROE dengan PKP juga tidak berpengaruh signifikan dikarenakan PKP yang ada masih rendah jumlahnya sehingga jika perusahaan ingin meningkatkan kinerja keuangan maka prosentase kepemilikan publik masih kurang untuk dapat melakukan kontrol terhadap kinerja perusahaan sehingga tidak berdampak terhadap nilai perusahaan. 3. Hipotesis 3: Kinerja keuangan, CSR, GCG, interaksi
FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 46-51 antaraROA dan ROE dengan CSR, dan interaksi antara ROA dan ROE dengan GCG secara serempak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa ROA, ROE, CSR, PKM, PKP, PKIn, intROACSR, intROECSR, intROAPKM, intROAPKIn, intROAPKP, intROEPKM, intROEPKIn, intROEPKP secara serempak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. 5. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian menggunakan regresi linear berganda maka kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Interaksi antara CSR dengan ROA dan ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, hanya interaksi antara ROA dengan CSR yang berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, dengan demikian hipotesa 1 ditolak. 2. Interaksi antara ROA dan ROE dengan PKM, PKIn, dan PKP tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, hanya interaksi antara ROA dan PKM yang berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, dengan demikian hipotesa 2 ditolak. 3. ROA dan ROE, CSR, PKM, PKIn, dan PKP, Interaksi antara CSR dengan ROA dan ROE, Interaksi antara ROA dan ROE dengan PKM, PKIn, PKP secara serempak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, sehingga hipotesa 3 diterima. Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah: Periode pengamatan sebaiknya diperpanjang dengan harapan dampak Corporate Social Responsibility (CSR) dan Good Corporate Governance (GCG) dalam memoderasi pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dapat lebih tampak. Selain itu, Corporate Social Responsibility (CSR) yang efektif bagi perusahaan dilakukan secara berkelanjutan (sustainable) serta diperlukan dukungan dari perusahaan, masyarakat, dan pemerintah. DAFTAR PUSTAKA Agustina, Dewi. (2006). Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Kepemilikan Publik Dan Status Terhadap Pengungkapan Laporan Keuangan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 8 (3), 219-246. Agustine, I. (2014). Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan. FINESTA Vol. 2, No. 1 , 42-47. Alijoyo.,Antonius & Subarto., Zaini.(2004). Komisaris Independen : Penggerak Praktik GCG di Perusahaan. Jakarta: PT. Indeks kelompok GRAMEDIA. Ang, Robbert. (1997). Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia (The Intelligent Guide to Indonesian Capital Market). Mediasoft Indonesia, First Edition. Chandra, Eva T.M. (2010). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi. Universitas Sumatera Utara. Medan. Christiawan., J. J. & Tarigan., J. (2007). Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi Keuangan, 9(1), 1-8.
51 Diredja. (2012, Desember 5). Retrieved November 16,2014, from Kompas.com:http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/12/05/ 23221249/Tahun.2013.Pelaksanaan.CSR.Akan.Meningkat Jensen., M. C. & Meckling., W.H. (1976). Theory of The Firm: Managerial Behaviour, Agency Cost, and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, 3(4), 305-360. Kusumadilaga, R., (2010). Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderating. Skripsi.Universitas Diponegoro, Semarang. Mee, A. (2012). Analisis Pengaruh Pengungkapan Aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Profitabilitas Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).Skripsi.Universitas Kristen Petra, Surabaya. Rahayu, Sri. (2010). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social Respocibility dan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi. Universitas Diponegoro, Semarang. Rahman, F. (2013). Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Indonesia: Salah Paham? Retrieved on Desember 9, 2013 from http://www.tempo.co/read/kolom/2013/05/16/720/TanggungJawab -Sosial-Perusahaan-di-Indonesia-Salah-Paham. Setyapurnama & Norpratiwi. (2004). Pengaruh Corporate Governance terhadap peringkat obligasi dan Yield Obligasi. Sujoko & Soebiantoro, U. (2007). Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ekstern terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 9(1), 41-48. Tarjo. (2008). Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Institusional dan Leverage Terhadap Manajemen Laba, Nilai Pemegang saham serta Cost of Equity Capital. Simposium Nasioanal Akuntansi XI Pontianak. World Business Council for Sustainable Development (WBCSD). (2000), WBCSD’s First Report Corporate Social Responsibility, Geneva. Yuniasih., Ni Wayan & Wirakusuma. (2009).Pengaruh kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Dan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.