perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING BOLAVOLI (Studi Eksperimen Pendekatan Pembelajaran Massed Practice dan Distributed Practice pada Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 5 Boyolali)
TESIS Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan
Oleh : HARMIN A. 120908010
PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN PEMBIMBING
PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING BOLAVOLI (Studi Eksperimen Pendekatan Pembelajaran Massed Practice dan Distributed Practice pada Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 5 Boyolali)
Disusun oleh: HARMIN A. 120908010
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Dewan Pembimbing Jabatan
Nama
Tanda Tangan
Tanggal
Pembimbing I
Prof. Dr. Sugiyanto NIP.19491108 1976091001
……………..
…………
Dr. dr. Muchsin Doewes, AIFO NIP. 19480531 1976031001
……………..
…………
Pembimbing II
Mengetahui, Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana UNS
Prof. Dr. Sudjarwo, M.Pd NIP. 19390715 1962031001 ii commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING BOLAVOLI (Studi Eksperimen Pendekatan Pembelajaran Massed Practice dan Distributed Practice pada Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 5 Boyolali)
Disusun oleh: HARMIN A. 120908010 Telah disetujui oleh Tim Penguji Jabatan
Nama
Tanda Tangan
Tanggal
Ketua
Prof. Dr. Sudjarwo, M.Pd
……………...
………..
Sekretaris
Prof. Dr. HM. Furqon Hidayatullah, M.Pd
……………...
………..
Anggota Penguji
1. Prof. Dr. Sugiyanto
……………...
………..
2. Dr. dr. Muchsin Doewes, AIFO
……………...
………..
Mengetahui,
Ketua Program Studi Prof. Dr. Sudjarwo, M.Pd Ilmu Keolahragaan NIP. 19390715 1962031001
……………...
………..
Direktur Program Pascasarjana
……………...
………..
Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D NIP. 19570820 1985031004
iii commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama
: Harmin
NIM
: A. 120908010
Program/Jurusan
: Ilmu Keolahragaan
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Kemampuan Gerak Terhadap Peningkatan Keterampilan Passing Bolavoli (Studi Eksperimen Pendekatan Pembelajaran Massed Practice dan Distributed Practice pada Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 5 Boyolali)” adalah benar-benar karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan pada daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sangsi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta,
Mei 2010
Pembuat Pernyataan,
Harmin
iv commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
“Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya. Dan sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui orangorang yang melampaui batas”. (Q.S. Al An’aam: 119)
v commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini dipersembahkan kepada: v Bapak dan Ibu saya (Niti Diryo dan Wiji Niti Diryo) yang telah mendidik dengan penuh kesederhanaan, kasih sayang dengan toleransi dan kesabaran atas semua do’a serta pengorbanan tiada batasnya yang senantiasa beliau berikan kepada penulis. v Bapak dan ibu mertua saya (Yoto Wirejo) atas segala pengertian, bimbingan dan arahannya dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. v Istri (Suparti) yang selalu memberikan dukungan dengan tulus dan penuh kesabaran dalam menunggu proses studi ini dan selalu memberikan semangat dengan penuh kesetiaan. v Anak-anak (Danang, Fitrianingrum dan Aji Tri Nugroho) yang selalu memberikan kehangatan, motivasi dengan segala canda tawanya, membuat hidupku lebih indah. v Kakak-kakak atas semua toleransi, keikhlasan serta bantuan yang tiada batasnya. v Saudara-saudara mahasiswa Pascasarjana Program Studi Ilmu Keolahragaan Universitas Sebelas Maret yang telah bersama-sama berbagi suka dan duka selama kuliah.
vi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan karunia Allah Yang Maha Kuasa. Karena berkat Rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Kemampuan Gerak Terhadap Peningkatan Keterampilan Passing Bolavoli (Studi Eksperimen Pendekatan Pembelajaran Massed Practice dan Distributed Practice pada Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 5 Boyolali)”. Penulis mengucapkan terima kasih terutama kepada pembimbing yaitu Yang Terhormat Prof. Dr. Sugiyanto dan Dr. dr. Muchsin Doewes, AIFO yang telah berkenan memberikan motivasi, arahan, bimbingan, ilmu, masukan dan koreksi hingga tesis ini bisa terselesaikan. Serta kepada seluruh bapak dan ibu dosen Program Studi Ilmu Keolahragaan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis untuk menempuh pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. dr. M. Syamsulhadi, Sp.KJ. (K), selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
vii commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka memenuhi tugas akhir. 3. Prof. Dr. Sudjarwo, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan arahan, serta bimbingan dalam penyusunan tesis. 4. Dr. dr. Muchsin Doewes, AIFO, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, sekaligus sebagai dosen pembimbing II yang telah memberikan arahan, serta bimbingan dalam penyusunan tesis. 5. Prof. Dr. Sugiyanto, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan arahan, serta bimbingan dalam penyusunan tesis. 6. Kepala SMP Negeri 5 Boyolali beserta jajarannya yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian. 7. Semua pihak yang banyak membantu dalam penyelesaian tesis ini dan tidak dapat penulis paparkan satu persatu. Perhatian dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis akan diberikan balasan yang setimpal oleh Allah Yang Maha Kuasa serta menjadi amal dan kemuliaan bagi kita semua. Amin Surakarta, Harmin viii commit to user
Mei 2010
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ............................................................ iii HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. iv MOTTO ................................................................................................................ v HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vi KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv ABSTRAK ............................................................................................................ xvii ABSTRACT ............................................................................................................ xviii BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 8 C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 8 D. Perumusan Masalah .................................................................................. 9 E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 9 F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 10 BAB II. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS ....................................................... 11 A. Kajian Teori .............................................................................................. 11
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Permainan Bolavoli ............................................................................. 11 a. Teknik Dasar Servis Atas .............................................................. 13 b. Strategi Pelaksanaan Servis .......................................................... 16 c. Karakteristik Keterampilan Servis Bolavoli ................................. 18 d. Teknik Dasar Servis Tangan Bawah ............................................. 20 e. Teknik Dasar Passing ................................................................... 26 f. Smash/Spike .................................................................................. 30 g. Mengumpan (Set-up) ..................................................................... 31 h. Membendung (Blocking) ............................................................... 31 2. Pendekatan Pembelajaran ................................................................... 32 a. Massed Practice ............................................................................ 39 b. Distrbuted Practice ....................................................................... 47 c. Pendekatan Pembelajaran Keterampilan Passing Bolavoli dengan Menggunakan Massed Practice ....................................... 53 d. Pendekatan Pembelajaran Keterampilan Passing Bolavoli Menggunakan Distributed Practice .............................................. 58 3. Kemampuan Gerak ............................................................................. 63 B. Penelitian Yang Relevan ........................................................................... 66 C. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 68 D. Pengajuan Hipotesis .................................................................................. 70 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 71 A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 71 B. Metode Penelitian ..................................................................................... 71 C. Variabel Penelitian .................................................................................... 72 D. Definisi Operasional ................................................................................. 73
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E. Populasi dan Sampel ................................................................................. 75 F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 76 G. Teknik Analisis Data ................................................................................. 77 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 82 A. Deskripsi Data ........................................................................................... 82 B. Reliabilitas ................................................................................................ 86 C. Pengujian Persyaratan Analisis Varians ................................................... 87 1. Uji Normalitas ..................................................................................... 87 2. Uji Homogenitas ................................................................................. 89 D. Pengujian Hipotesis ................................................................................... 89 E. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 93 BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN............................................... 99 A. Simpulan ................................................................................................... 99 B. Implikasi .................................................................................................... 100 C. Saran .......................................................................................................... 101 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 102 LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 105
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman 1. Kebaikan dan Kelemahan Massed Practice ................................................. 46 2. Kebaikan dan Kelemahan Distributed Practice ........................................... 52 3. Perbedaan Antara Metode Massed Practice dan Distributed Practice ........ 53 4. Kerangka Desain Penelitian ......................................................................... 72 5. Ringkasan Anava Dua Faktor ...................................................................... 80 6. Deskripsi Data Hasil Tes Keterampilan Passing Bolavoli Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Pendekatan Pembelajaran dan Tingkat Kemampuan Gerak ......................................................................... 82 7. Nilai Peningkatan Keterampilan Passing Bolavoli Masing-Masing Sel (Kelompok Perlakuan) ................................................................................ 84 8. Range Kategori Reliabilitas ........................................................................ 86 9. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data ........................................................ 87 10. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data ...................................................... 88 11. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data ................................................... 89 12. Ringkasan Nilai Rata-Rata Keterampilan Passing Bolavoli Berdasarkan Penggunaan Pendekatan Pembelajaran dan Tingkat Kemampuan Gerak ..................................................................................... 90 13. Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Penggunaaan Pendekatan Pembelajaran (A1 dan A2) ........................................................................... 90 14. Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Tingkat Kemampuan Gerak (B1 dan B2) .................................................................................................. 90 15. Ringkasan Hasil Analisis Varians Dua Faktor ............................................ 91
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman-Keuls Setelah Analisis Varians ... 91 17. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama, dan Interaksi Faktor, A dan B Terhadap Peningkatan Keterampilan Passing Bolavoli .............................. 96
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman 1. Gerakan Servis Atas ........................................................................................ 16 2. Pelaksanaan Servis Lengan Bawah ................................................................. 21 3. Sikap Tangan dan Posisi Badan Saat Pass Bawah .......................................... 27 4. Sikap Tangan dan Posisi Badan pada Saat Pass Atas ..................................... 29 5. Periodisasi Pengembangan Olahraga Jangka Panjang .................................... 39 6. Histogram Nilai Rata-Rata Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Keterampilan Passing Bolavoli Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Pendekatan Pembelajaran dan Tingkat Kemampuan Gerak .............................................. 83 7. Histogram Nilai Rata-Rata Peningkatan Keterampilan Passing Bolavoli Pada Tiap Kelompok Perlakuan ...................................................................... 85 8. Bentuk Interaksi Perubahan Besarnya Peningkatan Keterampilan Passing Bolavoli ........................................................................................................... 97
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman 1. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 105 2. Program Latihan Pass Bawah, Pass Atas Dalam Keterampilan Passing Bolavoli Menggunakan Massed Practice .................................................. 107 3. Program Latihan Pass Bawah, Pass Atas Dalam Keterampilan Passing Bolavoli Menggunakan Distributed Practice ............................................ 109 4. Perbedaan Bentuk Perlakuan Latihan Inti Antara Massed Practice dan Distributed Practice ................................................................................... 111 5. Petunjuk Pelaksanaan Tes Kemampuan Gerak .......................................... 113 6. Petunjuk Pelaksanaan Tes Keterampilan Passing Bolavoli ....................... 115 7. Rekapitulasi Data Hasil Tes Standing Broad Jump ................................... 117 8. Rekapitulasi Data Hasil Tes Zig-Zag ......................................................... 119 9. Rekapitulasi Data Hasil Tes Shotput Bola Softball .................................... 121 10. Rekapitulasi T-Score Hasil Tes Kemampuan Gerak .................................. 123 11. Rekapitulasi Hasil Tes Awal Keterampilan Pass Atas Bolavoli ................ 125 12. Rekapitulasi Hasil Tes Akhir Keterampilan Pass Atas Bolavoli ............... 126 13. Rekapitulasi Hasil Tes Awal Keterampilan Pass Bawah Bolavoli ............ 127 14. Rekapitulasi Hasil Tes Akhir Keterampilan Pass Bawah Bolavoli ........... 128 15. Rekapitulasi Data Hasil Tes Keterampilan Passing Bolavoli .................... 129 16. Rekapitulasi T-Score Hasil Tes Awal Keterampilan Passing Bolavoli ..... 130 17. Rekapitulasi T-Score Hasil Tes Akhir Keterampilan Passing Bolavoli .... 131 18. Rekapitulasi Data Kemampuan Gerak Beserta Klasifikasinya .................. 132
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19. Rekapitulasi T-Score Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Keterampilan Passing Bolavoli Klasifikasi Kemampuan Gerak Beserta Pembagian Sampel Ke Sel-Sel ..................................................................................... 134 20. Rekapitulasi Data Tes Awal dan Tes Akhir Keterampilan Passing Bolavoli Kelompok 1 (Kelompok Massed Practice) ................................. 135 21. Rekapitulasi Data Tes Awal dan Tes Akhir Keterampilan Passing Bolavoli Kelompok 2 (Kelompok Distributed Practice) ........................... 136 22. Uji Reliabilitas Dengan Anava .................................................................. 137 23. Tabel Kerja Untuk Menghitung Nilai Homogenitas dan Analisis Varians ....................................................................................................... 161 24. Uji Normalitas Data Dengan Metode Lilliefors ......................................... 163 25. Uji Homogenitas Dengan Uji Bartlett ....................................................... 167 26. Analisis Varians ......................................................................................... 168 27. Uji Rata-Rata Rentang Newman-Keuls ..................................................... 169
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
HARMIN. A. 120908010. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Kemampuan Gerak Terhadap Keterampilan Passing Bolavoli. Tesis. Surakarta. Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, Mei 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran massed practice dan distributed practice terhadap keterampilan passing bolavoli, (2) perbedaan keterampilan passing bolavoli antara siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan rendah, (3) pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan gerak terhadap peningkatan keterampilan passing bolavoli. Penelitian ini menggunakan metode ekperimen dengan rancangan faktorial 2 x 2. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Boyolali yang berjumlah 60 siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive random sampling. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan ANAVA. Sebelum menguji dengan ANAVA, terlebih dulu digunakan uji prasyarat analisis data dengan menggunakan uji normalitas sampel (Uji Lilliefors dengan α = 0,05 %) dan Uji homogenitas varians (Uji Bartlett dengan α = 0,05 %). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara pendekatan pembelajaran massed practice dan distributed practice terhadap peningkatan keterampilan passing bolavoli. Pengaruh pendekatan pembelajaran massed practice lebih baik dari pada pendekatan pembelajaran distributed practice. (2) ada perbedaan peningkatan keterampilan passing bolavoli yang signifikan antara siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan rendah. Peningkatan keterampilan passing bolavoli pada siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi lebih baik dari pada siswa yang memiliki kemampuan gerak rendah. (3) terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan gerak terhadap peningkatan keterampilan passing bolavoli. Siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi lebih cocok jika diberikan pendekatan pembelajaran massed practice. Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan gerak rendah lebih cocok jika diberikan pendekatan pembelajaran distributed practice. Kata Kunci: Massed Practice, Distributed Practice, Kemampuan Gerak, Bolavoli.
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
HARMIN. A. 120908010. The Effect of Training Learning Approach and Motor Ability On Increased The Passing Volley Ball. Thesis. Surakarta. Postgraduate Program of Surakarta Sebelas Maret University, May 2010. This research aims to find out: (1) the difference effect of learning approach massed practice and distributed practice on increased the passing volley ball, (2) the difference of increased the passing volley ball skill between students with high and low motor ability, (3) the interaction effect between learning approach with motor ability on increased the passing volley ball. This research employed an experimental method with 2 x 2 factorial design. The population of the research in the study were the students 8th of Junior High School 5 Boyolali, as many as 60 students. The sampling technique was purposive random sampling. ANOVA was used to analyzing data, the data analysis prerequisite test was done using the sample normality test (Lilliefors test with α = 0.05%) and variance homogeneity test (Bartlett test with α = 0.05%). Based on the result of the analysis, conclusions are drawn as follows: (1) There is a significant difference learning approach massed practice and distributed practice on increased the passing volley ball. The effect of learning approach massed practice is better than that learning approach distributed practice, (2) there is a significant difference of increased the passing volley ball between the students with high and low motor ability. The effect of increased the passing volley ball between the students with high motor ability is better then the one with low motor ability, (3) there is a significant effect of interaction between learning approach with motor ability on increased the passing volley ball. The students with high motor ability has according if it is learning approach massed practice. While the students with low motor ability has according if it is learning approach distributed practice. Keywords: Massed Practice, Distributed Practice, Motor Ability, Volley Ball.
commit to user xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), pembiasaan pola hidup sehat untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Dengan pendidikan jasmani siswa akan memperoleh berbagai ungkapan yang erat kaitannya dengan kesan pribadi menyenangkan serta berbagai ungkapan yang kreatif, inovatif, terampil, memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup sehat dan memiliki pengetahuan terhadap gerak manusia. Dalam
proses
pembelajaran
pendidikan
jasmani,
guru
diharapkan
mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik, strategi permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain) serta pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosi dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan didaktik-metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas
jasmani,
direncanakan
secara
sistematik
bertujuan
untuk
mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 perseptual, kognitif, dan emosional, dalam kerangka sistem pendidikan nasional. Pendidikan jasmani adalah salah satu komponen pendidikan wajib diajarkan di sekolah dan pentingnya pendidikan jasmani karena memiliki peran yang sangat strategis dalam pembentukan manusia seutuhnya, tidak hanya berdampak positif pada fisik mental, intelektual, emosional maupun sosial seorang siswa. Dalam mencapai tujuan pendidikan jasmani, banyak faktor pendukung yang diperlukan antara lain; faktor guru sebagai penyampai informasi, siswa sebagai penerima informasi, sarana prasarana, dan juga pendekatan pembelajarannya. Pendekatan pembelajaran yang dipilih harus cocok digunakan dalam proses pembelajaran teori atau praktek keterampilan, semata-mata untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran. Proses pembelajaran dapat dikatakan efektif bila perubahan perilaku yang terjadi pada siswa setidak-tidaknya mencapai tingkat optimal. Sikap dan perilaku sehat pada siswa dapat terbentuk dengan meningkatkan partisipasi siswa secara aktif dalam segala bentuk aktifitas olahraga termasuk olahraga permainan bolavoli. Peningkatan keterampilan passing bolavoli secara optimal, dibutuhkan bentuk latihan yang sesuai dengan kondisi para pemain. Pendekatan yang tepat untuk memberikan latihan, dimulai dengan latihan tentang skill-skill dasar agar tercapai performance skill dasar yang benar. Pemain yang baik adalah pemain yang memiliki skill dasar yang baik. Kelemahan yang paling menonjol dalam keterampilan bermain bolavoli adalah servis, pass bawah, pass atas, smas, blok dan pertahanan. Dari setiap pertandingan masih banyak yang melakukan kesalahan dalam servis, pass bawah, pass atas, smas, blok dan pertahanan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 sehingga akan mudah di kalahkan oleh lawan. Dengan adanya kelemahan tersebut, pemain SMP Negeri 5 Boyolali berusaha berbenah diri dalam penguasaan teknik-teknik dasar dalam passing bolavoli dengan baik dan benar. Selama ini metode latihan yang digunakan masih belum maksimal untuk meningkatkan kemampuan pemain dalam penguasaan teknik keterampilan bermain bolavoli, sering kali pemain hanya dilatih untuk melakukan dengan tanpa tujuan. Inovasi dan kreasi dari pelatih bolavoli sangat diperlukan terutama dalam menentukan dan memilih metode latihan yang tepat sesuai dengan karakteristik dan esensi dari materi yang akan dilatih. Pemilihan metode juga harus mempertimbangkan waktu ketersediaan fasilitas dan alat yang dibutuhkan. Kebutuhan akan metode yang efisien dalam latihan keterampilan bermain bolavoli dilandasi oleh beberapa alasan yaitu pertama, efisiensi akan menghemat waktu, energi, atau biaya; kedua, metode efisien akan memungkinkan para pemain untuk menguasai tingkat keterampilan yang lebih tinggi (Rusli, 1988:26). Permainan bolavoli merupakan permainan yang sudah populer di Indonesia, sudah dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat bahkan sudah dimasukkan dalam kurikulum pendidikan nasional sebagai materi pelajaran wajib untuk siswa, mulai kelas IV SD sampai tingkat SMU. Namun demikian tuntutan kemampuan yang diharapkan dari cabang olahraga bolavoli ini untuk tingkat SMP/MTsN sampai sekarang masih jauh dari yang diharapkan. Hasil pengamatan dibeberapa sekolah menengah tingkat pertama bahwa salah satu masalah utama dalam pembelajaran olahraga permainan bolavoli ini tentang pelaksanaan pembelajaran keterampilan teknik dasar servis, passing adalah belum efektif. Tentu dengan kondisi ini akan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 berimplikasi terhadap menurunnya kualitas hasil pelaksanaan proses pembelajaran yang dilaksanakan. Ada beberapa faktor penyebab kurang berhasilnya proses pembelajaran permainan bolavoli yaitu terbatasnya sumber-sumber yang digunakan guru untuk mendukung proses pembelajaran pendidikan jasmani dan terbatasnya kemampuan guru pendidikan jasmani. Kenyataan yang terjadi saat ini pelatih dihadapkan dengan keterbatasan waktu serta tidak memadainya alat-alat yang tidak sesuai dengan jumlah pemain yang akan dilatih sementara banyak materi yang akan dilatih kepada pemain. Permasalahan ini tentunya salah satu disebabkan keterbatasan kemampuan dan kualitas pelatih bolavoli dalam mengelola dan memodifikasi pendekatan latihan. Pendekatan pembelajaran adalah suatu cara pendekatan penyajian materi pembelajaran yang dilakukan secara sistematis untuk mendorong tercapainya tujuan pengajaran dalam suatu proses membuat orang belajar. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani ada beberapa macam pendekatan pembelajaran yang seharusnya digunakan. Pendekatan pembelajaran terdiri dari dua kelompok, yaitu pendekatan pembelajaran langsung dan pendekatan pembelajaran tidak langsung. Pendekatan pembelajaran langsung dimana peran guru lebih banyak (teacher centered) sedangkan pendekatan pembelajaran tidak langsung, peran atau aktivitas siswa dalam proses pembelajaran lebih besar. Teknik-teknik dasar dalam permainan bolavoli disebutkan Beutelstahl (2003:9), ada 6 (enam) yaitu : (1) servis; (2) pass bawah; (3) pass atas; (4) smas; (5) blok; (6) pertahanan. Druwachter (1990:82) mengemukakan bahwa “tahap commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 awal permainan bolavoli sudah memadai apabila pemain telah menguasai teknik dasar yang terdiri dari service dan passing”. Melihat perkembangan olahraga bolavoli tersebut dan pentingnya peranan pendekatan pembelajaran yang sesuai dalam meningkatkan keterampilan teknik dasar dalam permainan bolavoli, maka perlu untuk menentukan pendekatan pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam penguasaan keterampilan teknik dasar servis bawah dan passing dalam permainan bolavoli. Pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam permainan bolavoli antara lain dengan pendekatan pembelajaran massed practice dan distributed practice. Metode latihan Schmidt (1988:346) mengemukakan bahwa “latihan dengan metode massed practice dan metode distributed practice yang sering disebut dengan latihan terus menerus dan metode latihan yang diselingi waktu istirahat. Dalam perkembangannya metode latihan tersebut sering diterapkan ke cabang olahraga tertentu. Dalam cabang bolavoli, untuk meningkatkan keterampilan passing bolavoli bisa menggunakan metode latihan yang telah dimodifikasi demi pengembangan keterampilan passing bolavoli. Massed practice merupakan sesi latihan di mana jumlah waktu latihan dalam sebuah percobaan lebih besar dari pada jumlah istirahat di antara percobaan, yang akhirnya mengarah pada kelelahan dalam berbagai tugas, sedangkan distributed practice adalah disela-sela latihan yang dilakukan terdapat istirahat yang sama atau melebihi banyaknya waktu dalam percobaan yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6 mengarah ke suatu urutan yang lebih santai. Kedua metode latihan tersebut akan diterapkan dalam keterampilan passing bolavoli. Agar metode latihan yang akan diterapkan dapat dirancang dengan baik, terlebih dahulu ditelusuri faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan passing bolavoli. Untuk dapat melakukan keterampilan passing bolavoli dengan baik dan benar, maka diperlukan unsur-unsur kondisi fisik seperti kecepatan, kelenturan, keseimbangan, ketepatan, daya tahan, kelincahan, koordinasi dan daya ledak otot yang baik. Keberhasilan dalam keterampilan bermain bolavoli adalah faktor pemain. Perbedaan kemampuan terutama terjadi karena kualitas fisik yang berbeda (Sugiyanto, 1997:353). Senada dengan hal tersebut Rusli (1988:332) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi proses latihan keterampilan bermain bolavoli adalah: (1) kondisi internal; dan (2) kondisi eksternal. Kondisi internal mencakup faktor-faktor yang terdapat pada individu, atau atribut lain yang membedakan pemain satu dengan pemain yang lainnya. Salah satu faktor kondisi internal adalah kemampuan fisik. Kemampuan fisik berhubungan dengan kemampuan gerak yang mempengaruhi penampilan pemain baik dalam latihan gerakan-gerakan keterampilan maupun dalam pertandingan. Dengan demikian dapat dikatakan kemampuan gerak yang baik adalah suatu persyaratan dalam usaha pencapaian prestasi maksimal bagi pemain dalam latihan keterampilan passing bolavoli. Kemampuan gerak (motor ability) salah satu kondisi internal yang membedakan setiap individu dalam mengembangkan suatu keterampilan gerak, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 sebagai landasan keberhasilan masa yang akan datang di dalam melakukan keterampilan gerak. Perbedaan kemampuan gerak memiliki implikasi terhadap proses pembelajaran. Kecepatan
dan penguasaan
keterampilan
olahraga
dipengaruhi kemampuan gerak. Tinggi rendahnya kemampuan gerak yang dimiliki siswa menentukan hasil pembelajaran gerak olahraga pada umumnya, belajar keterampilan teknik dasar bolavoli khususnya. Perbedaan siswa dalam hal kemampuan gerak akan menjadi bahan pertimbangan yang sangat penting ketika guru memilih dan menentukan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakter masing-masing siswa, pemberian perlakuan yang berbeda dalam proses belajar agar siswa mencapai hasil yang optimal. Menurunnya kemampuan gerak yang dimiliki siswa harusnya perlu menerapkan pendekatan pembelajaran yang membuat siswa lebih giat untuk berolahraga, bukan metode yang membosankan, sehingga bila siswa sudah giat untuk berolahraga otomatis aktifitas akan meningkat yang pada akhirnya kemampuan geraknya meningkat dan memudahkan dalam belajar teknik dasar bermain bolavoli. Pendekatan pembelajaran dan kemampuan gerak akan memberikan pengaruh di dalam peningkatan keterampilan passing bolavoli siswa. Dengan demikian perlu penelitian yang mendalam melalui kajian ilmiah tentang pengaruh pendekatan
pembelajaran
dan
kemampuan
gerak
dalam
meningkatkan
keterampilan passing bolavoli pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Boyolali. Dalam hal tersebut, penelitian ini akan memberikan dua pendekatan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 pembelajaran (massed practice dan distributed practice) yang dihubungkan dengan kemampuan gerak (tinggi dan rendah).
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut : 1. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari proses pendidikan total yang mempunyai tujuan untuk mengembangkan kebugaran fisik, mental, emosi dan sosial melalui media aktivitas fisik. 2. Faktor pendekatan pembelajaran yang diterapkan oleh guru sangat mempengaruhi motivasi dan hasil belajar siswa. 3. Pendekatan pembelajaran dengan massed practice dan distributed practice akan menghasilkan peningkatan keterampilan yang berbeda. 4. Kemampuan gerak yang dimiliki oleh siswa mempunyai peranan yang sangat penting dalam belajar keterampilan passing bolavoli. 5. Pendekatan pembelajaran dan kemampuan gerak mempunyai hubungan dalam mempermudah belajar keterampilan passing bolavoli.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah maka dalam penelitian ini yang akan dikaji adalah: 1. Pengaruh pendekatan pembelajaran dengan massed practice dan distributed practice terhadap peningkatan keterampilan passing bolavoli. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 2. Pengaruh kemampuan gerak siswa terhadap peningkatan keterampilan passing bolavoli. 3. Pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan gerak terhadap peningkatan keterampilan passing bolavoli.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Adakah perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran massed practice dan distributed practice terhadap peningkatan keterampilan passing bolavoli ? 2. Adakah perbedaan peningkatan keterampilan passing bolavoli antara siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan rendah ? 3. Adakah pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan gerak terhadap peningkatan keterampilan passing bolavoli ?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran massed practice dan distributed practice terhadap peningkatan keterampilan passing bolavoli. 2. Perbedaan peningkatan keterampilan passing bolavoli antara siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan rendah. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 3. Pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan gerak terhadap peningkatan keterampilan passing bolavoli.
F. Manfaat Penelitian Setelah selesai penelitian ini, hasil yang diperoleh nantinya diharapkan dapat bermanfaat bagi guru atau pelatih, sebagai: 1. Dapat memberikan dan menambah wawasan serta pengetahuan keolahragaan bagi peneliti tentang pengaruh pendekatan pembelajaran (massed practice dan distributed practice), kemampuan gerak terhadap peningkatan keterampilan passing bolavoli. 2. Dapat meningkatkan keterampilan passing bolavoli bagi siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Boyolali. 3. Memberikan sumbangan pengetahuan sebagai bahan pertimbangan kepada para guru pendidikan jasmani, mengenai pentingnya penerapan pendekatan pembelajaran yang tepat dalam upaya meningkatkan keterampilan passing bolavoli.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori 1. Permainan Bolavoli Teknik adalah proses melahirkan kegiatan jasmani yang ditampilkan dalam bentuk gerakan untuk mencapai sesuatu secara efektif dan efisien. Beutelstahl (2003:9), menyatakan bahwa, “Teknik adalah prosedur yang telah dikembangkan berdasarkan praktek dan bertujuan mencari penyelesaian suatu problema pergerakan tertentu dengan cara yang paling ekonomis dan berguna”. Teknik dalam permainan bolavoli adalah proses kegiatan jasmani yang ditampilkan dalam bentuk gerakan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan gerakan yang diinginkan sesuai peraturan yang berlaku. Teknik dasar dalam permainan bolavoli yang perlu dikuasai setiap pemain ada bermacam-macam. Beutelstahl (2003:9), menyatakan bahwa, “Ada enam macam cara bersentuhan dengan bola dalam permainan bolavoli, sehingga timbul juga enam jenis teknik dasar, yaitu: service, pass bawah, pass atas, smash, block dan pertahanan”. Sehubungan orang coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang masih dalam tingkatan dasar lanjutan yang menuju pada tingkatan trampil, maka teknik dasar bermain bolavoli yang dipakai sebagai dasar untuk menaksir keterampilan siswa meliputi pass bawah serta pass atas. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 Rusli (1988:96) menjelaskan keterampilan adalah kemampuan untuk menggunakan satu atau beberapa teknik secara tepat, baik dari segi waktu maupun situasi. Schmidt (1991:5) memberikan batasan keterampilan sebagai kemampuan individu untuk mencapai tujuan dalam jangka waktu yang minimum. Permainan bolavoli merupakan permainan dengan memukul bola secara serentak atau langsung, artinya bola di voli sebelum jatuh ke tanah atau lantai, dengan memainkan atau memantulkan bola sebanyak-banyaknya tiga kali dan tidak dibenarkan setiap pemain memainkan bola di udara sebanyak dua kali berturut-turut. Permainan ini dimainkan dua regu, masing-masing regu terdiri atas enam pemain. Dimana setiap pemain berusaha untuk memvoli setiap bola yang datang, baik dengan jari-jari tengah maupun dengan satu tangan atau kedua belah tangan, dengan tujuan menyelamatkan bola di lapangan sendiri dan menyerang ke lapangan lawan. Teknik dasar merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam keterampilan bermain bolavoli, dengan teknik yang baik dan benar akan berdampak pada produktifitas dan efektifitas dalam permainan bolavoli. Dalam bahasa sederhananya untuk dapat bermain bolavoli dengan baik dan benar seorang pemain harus dapat menguasai teknik dasar permainan bolavoli dengan terampil. Beutelstahl (2003:9), menjelaskan teknik-teknik dasar permainan bolavoli meliputi: (1) servis; (2) pass bawah; (3) pass atas; (4) smas; (5) blok; (6) pertahanan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 Sementara
Druwachter
(1990:82)
mengemukakan,
“tahap
awal
permainan bolavoli sudah memadai apabila pemain telah menguasai teknik dasar yang terdiri dari servis dan passing. Pengertian teknik menurut Scrhreiter dalam Suharno (1993:11) adalah: ”suatu proses melahirkan keaktifan jasmani dan pembuktian suatu praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang permainan bolavoli. Adapun teknik-teknik dasar dalam permainan bolavoli, adalah: (1) servis, (2) passing, (3) smash, (4) umpan, (5) bendungan/block. Di bawah ini akan dijelaskan sebagai berikut: a. Teknik Dasar Servis Atas Servis atas adalah teknik dasar servis yang dilakukan dengan perkenaan bola di atas kepala. Teknik servis atas memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Tujuan utama melakukan servis dari atas adalah mempercepat laju bola menukik dari atas ke bawah. Menurut Viera & Fergusson (1996:27), servis atas paling efektif, karena sulit menangkisnya. Jalannya bola berbeda-beda tergantung bagian mana dari bola yang terkena pukul. Teknik dasar servis atas yang ada dalam permainan bolavoli terdiri dari beberapa macam, menurut M. Yunus (1992:103) terdiri dari, “(1) Tenis servis, (2) Floating, dan (3) Cekis”. Jenis servis atas pada permainan bolavoli dapat pula diklasifikasikan berdasarkan hasil putaran bola. Putaran bola yang dihasilkan merupakan pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya gerakan telapak tangan pada saat melakukan pukulan servis. Atas commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 dasar putaran bola yang dihasilkan dari pukulan servis atas dapat dibedakan menjadi 5 yaitu, (a) Top spin, (b) Back spin, (c) In side spin, (d) Out side spin, dan (e) Float. Back spin adalah servis dengan arah putaran bola ke belakang. Apabila arah putaran bola hasil servis tersebut ke arah samping dalam disebut inside spin, sedangkan ke arah samping luar disebut outside spin. Top spin merupakan servis dengan arah putaran bola ke depan. Sedangkan float merupakan servis bola mengapung (tanpa putaran). Teknik servis atas ini memiliki kecepatan dan tingkat kesulitan yang lebih tinggi dari pada teknik servis bawah. Untuk dapat melakukan servis atas dengan baik pemain harus menguasai teknik dasar yang ada dengan baik. Menurut Beutelstahl (2003:10) bahwa, “Setiap jenis servis itu dibagi dalam tiga tahap, (1) Tahap pertama: melempar bola ke atas throw-up, (2) tahap kedua: memukul bola hitting the hall, (3) tahap ketiga gerakan akhir follow-throught”. Adapun menurut M. Yunus (1992:111) teknik dasar servis terdiri dari tiga tahap yaitu “(a) sikap permulaan, (b) gerak pelaksanaan dan (c) gerak lanjutan (follow throught)”. Teknik pelaksanaan tiap tahapan servis atas adalah: 1) Sikap permulaan Ambil sikap berdiri dengan kaki kiri berada lebih ke depan dari pada kaki kanan dan kedua lutut sedikit ditekuk. Tangan kiri dan kanan bersama-sama memegang bola. Tangan kiri menyangga bola sedangkan
tangan
atas memegang commit to user
bagian
atas
bola.
Bola
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 dilambungkan dengan tangan kiri ke atas sampai ketinggian kurang lebih setengah meter di atas kepala. Tangan kanan segera ditarik ke belakang atas kepala, dengan telapak tangan menghadap ke depan. 2) Gerak pelaksanaan Setelah tangan kanan berada di belakang atas kepala dan bola berada sejangkauan tangan maka bola segera dipukul dengan cara memukul seperti pada smash. Saat perkenaan telapak tangan dengan bola, posisi telapak tangan terbuka membentuk lengkung bola dan berada di belakang atas bola. Setelah bola berhasil dipukul maka bola menjadi top spin selama menjalani lintasannya. Sewaktu akan melakukan servis perhatian harus selalu terpusat kepada bola. Lecutan tangan dan lengan sangat diperlukan dalam tenis servis ini dan bila perlu dibantu gerakan togok ke arah depan sehingga bola akan memutar lebih banyak. Pada waktu lengan dilecutkan siku jangan sampai ikut tertarik ke bawah. 3) Gerak Lanjut (follow throught) Setelah tangan kanan memukul bola maka dilanjutkan dengan melangkah ke depan masuk ke dalam lapangan permainan dan mengambil sikap normal. Setiap pemain harus melakukan tiga tahapan servis tersebut dengan baik. Untuk mendapatkan hasil servis yang baik, pemain harus dapat melakukan gerakan servis atas dengan koordinasi gerak yang baik. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
Gambar 1. Gerakan Servis Atas (M. Yunus, 1992:117) Gerakan servis harus ritmis, mulai dari persiapan, pukulan dan gerakan lanjutan yang harus dilakukan dengan tidak terpotong-potong dan kaku. Salah satu hal yang sangat penting yang juga harus diperhatikan adalah sikap tangan pada saat mengenai (impact) bola. Pada saat tangan mengenai bola, tangan harus ditegangkan agar pantulan bola dari tangan menjadi kencang (tidak lemah). b. Strategi Pelaksanaan Servis Kecermatan melakukan servis ikut menentukan terhadap jalannya pertandingan. Saat melakukan servis harus benar-benar siap dan cermat, sehingga konsentrasi pada saat melakukan servis harus diperhatikan. Agar dapat menjadikan servis sebagai taktik serangan secara individual konsentrasi pemain sebelum melakukan servis adalah sangat penting. Di samping itu kontrol terhadap arah bola juga sangat penting. Mengingat besarnya manfaat servis, teknik servis perlu dilatihkan dengan sungguhcommit to user sungguh.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 Pemain yang melakukan servis perlu mengupayakan agar hasil servis yang dilakukan menjadi sulit diterima lawan. Agar servis yang dihasilkan sulit diterima lawan. Menurut Suharno (1993:54) server harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a) Arahkan servis ke penerima yang lemah penguasaan teknik passing. b) Servislah ke tempat yang kosong. c) Pergunakanlah teknik servis float, kemudian ganti-ganti teknik servis cekis yang keras. d) Arahkan servis ke pemain yang sedang bergerak. e) Arahkan ke sasaran sudut datang bola yang sukar, agar penerima sulit untuk memberikan bola ke pengumpan. f) Perhitungkan arah angin, sinar matahari dan timing pukulan setelah ada tanda peluit dari wasit. Berkaitan strategi pelaksanaan servis bolavoli, Beutelstahl (2003:66) mengemukakan
bahwa
sedapat
mungkin
seorang
server
harus
melancarkan servisnya kepada pemain pihak lawan yang paling lemah. Kecuali itu ia harus cermat mencari tempat-tempat di pihak lawan yang kurang terjaga dengan baik, antara lain: (a) Di daerah net, (b) Di daerah sisi, (c) Di belakang. Kecepatan, ketepatan dan keakuratan penempatan bola pada pelaksanaan servis merupakan hal yang pokok untuk memperoleh hasil yang optimal. Apabila pemain mengarahkan servisnya ke tempat yang tidak dijaga atau pemain yang paling lemah, maka itu merupakan hal yang menyulitkan bagi regu lawan. Mengingat pentingnya peranan teknik servis tersebut, maka tiap commit to user pemain harus memiliki kemampuan servis yang sulit diterima lawan dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 mematikan. Tiap pemain tersebut harus memiliki penguasaan teknik servis dengan baik. Pelatih harus memberikan pembelajaran dan latihan servis pada para pemainnya secara intensif dengan program latihan yang benar. c. Karakteristik Keterampilan Servis Bolavoli Keterampilan teknik servis bolavoli merupakan kualitas penampilan pemain dalam melakukan tugas gerak dalam servis bolavoli. Gerakan servis bolavoli dilakukan dari sikap berdiri siap memegang bola, selanjutnya melemparkan bola, memukul bola dan gerak lanjutan. Pengembangkan keterampilan gerak servis bolavoli perlu dipahami karakteristik dan klasiflkasi gerakan servis bolavoli. Menurut Sugiyanto (1997:289) bahwa keterampilan dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu: “(a)
klasiflkasi
berdasarkan
kecermatan
gerakan.
(b)
klasiflkasi
berdasarkan perbedaan titik awal dan akhir gerakan dan (c) klasiflkasi berdasarkan stabilitas lingkungan”. Menurut Rusli (1988:193-199) bahwa keterampilan dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori yaitu: (1) keterampilan kasar dan halus (gross and fine), (2) keterampilan diskrit, serial dan kontinus, (3) keterampilan terbuka dan tertutup (open and closed skills)”. Berdasarkan
kecermatan
gerakan,
keterampilan
dapat
diklasifikasikan menjadi yaitu keterampilan kasar dan halus (gross and fine). Keterampilan kasar dan halus merupakan klasifikasi keterampilan berdasarkan jumlah otot yang terlibat dan kadar energi yang digunakan. Makin besar otot-otot yang terlibat dan makin banyak energi yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 digunakan, maka keterampilan ini disebut keterampilan kasar, sedangkan keterampilan halus merupakan kebalikannya. Berdasarkan hal tersebut maka gerakan keterampilan servis bolavoli termasuk keterampilan perpaduan antara keterampilan gerak kasar dan gerak halus. Keterampilan gerak diskret adalah keterampilan gerak dimana dalam pelaksanaannya bisa dibedakan secara jelas titik awal dan titik akhir dari gerakan. Keterampilan gerak serial merupakan keterampilan gerak diskret yang dilakukan beberapa kali secara berlanjut. Keterampilan gerak kontinyu adalah keterampilan gerak yang tidak bisa dengan mudah ditandai titik awal atau titik akhir dari gerakannya. Gerakan servis bolavoli termasuk keterampilan gerak diskret, karena jelas titik awal dan akhirnya. Titik awal gerakan servis yaitu pada saat pelaku berdiri dengan sikap siap dan memegang bola, sedangkan titik akhirnya adalah pada saat pelaku sudah memukul bola dan melakukan gerak lanjutan. Keterampilan gerak dapat pula diklasifikasikan berdasarkan sifat objek dan stabilitas lingkungan. Berdasarkan sifat objek dan stabilitas lingkungan (Rusli Lutan dan Andang Suherman, 2000:57) bahwa keterampilan dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, yaitu: keterampilan tertutup (closed skills), keterampilan tertutup yang digunakan pada lingkungan yang berbeda-beda, dan keterampilan terbuka (open skills)”. Keterampilan tertutup yaitu keterampilan yang dilakukan pada lingkungan yang tetap dan tidak berubah-ubah. Keterampilan terbuka yaitu keterampilan yang dilakukan pada lingkungan yang berubah-ubah. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 Keterampilan servis bolavoli merupakan keterampilan tertutup karena dilakukan pada lingkungan yang tidak berubah-ubah. Bola yang dipukul pada saat servis dilemparkan sendiri oleh pemain. d. Teknik Dasar Servis Tangan Bawah Servis tangan bawah adalah suatu usaha memasukkan bola ke daerah lawan oleh pemain yang berada di daerah servis untuk memukul bola dengan satu tangan di bawah pinggang atau kira-kira setinggi pinggang. Servis ini sering digunakan oleh pemain pemula dan pemain wanita. Karena menurut Robinson (1997:36) bahwa “untuk pemain baru, servis tangan bawah merupakan cara yang paling mudah”. Pada dasarnya pelaksanaan servis bawah sama dengan pelaksanaan servis atas. Perbedaannya adalah hanya pada saat perkenaan bola dengan tangan. Dimana servis bawah perkenaannya di bawah bahu, sedangkan servis atas perkenaannya di atas kepala. Menurut Beutelstahl (2003:9) bahwa ”setiap jenis servis itu dibagi dalam tiga tahap: (1) Tahap pertama: melempar bola ke atas throw-up. (2) Tahap kedua: memukul bola hitting the ball. (3) Tahap ketiga gerakan akhir follow-throught”. Adapun menurut M. Yunus (1992:111) teknik dasar servis terdiri dari tiga tahap yaitu “(a) sikap permulaan, (b) gerak pelaksanaan dan (c) gerak lanjutan (follow throught)”. Setiap pemain harus melakukan tiga tahapan servis tersebut dengan baik. Untuk mendapatkan hasil servis yang baik, pemain harus dapat melakukan gerakan servis atas dengan koordinasi gerak yang baik. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 Beutelstahl (2003:10), menguraikan tahap-tahap pelaksanaan servis bawah sebagai berikut : Tahap pertama : Fase throw-up (melempar bola). Berat badan ditempatkan pada kaki sebelah belakang. Lengan digerakkan ke belakang dan ke atas (lengan pemain). Tahap kedua : Fase hitting the ball. Lengan bermain (lengan yang digunakan untuk memukul bola. Dengan istilah asing disebut striking arm. Lengan kanan untuk pemain kanan dan lengan kiri untuk pemain kidal) diayunkan ke bawah, dari belakang ke depan dan memukul bola yang telah dilemparkan rendah-rendah. Sementara itu berat badan dipindahkan ke kaki sebelah depan. Bola dipukul telapak tangan terbuka, pergelangan tangan sekaku mungkin. Tahap ketiga : Fase follow throught. Lengan bermain terus mengikuti arah bola. Pemain cepat-cepat pindah ke posisi yang baru di lapangan.
Viera & Fergusson (1996:30) mengemukakan mengenai pelaksanaan servis bawah adalah sebagai berikut :
Gambar 2. Pelaksanaan Servis Lengan Bawah (Viera & Fergusson, 1996:30)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 a. Persiapan 1. Kaki dalam posisi melangkah dengan santai 2. Berat badan terbagi dengan seimbang 3. Bahu sejajar dengan net 4. Pegang bola setinggi pinggang atau lebih rendah 5. Pegang bola di depan tubuh 6. Gunakan telapak tangan terbuka 7. Mata ke arah bola
b. Eksekusi c. Gerakan Lanjutan 1. Ayunkan lengan ke 1. Ayunkan lengan belakang ke arah bagian atas net. 2. Pindahkan berat badan 2. Pindahkan berat ke kaki belakang badan ke kaki depan 3. Ayunkan lengan ke 3. Bergerak ke depan lapangan pertandingan 4. Pindahkan berat badan ke kaki depan 5. Pukul bola dengan pergelangan tangan terbuka 6. Pukul bola pada posisi setinggi pinggang 7. Jatuhkan tangan anda yang memegang bola 8. Pukul bola pada bagian tengah belakang 9. Konsentrasi pada bola
Gerakan servis harus ritmis, mulai dari persiapan, pukulan dan gerakan lanjutan yang dilakukan harus dilakukan dengan tidak terpotongpotong dan kaku. Druwachter (1990:45) mengemukakan bahwa, ”pemain harus memiliki koordinasi gerak yang tepat antara mengayun dan melambungkan bola, serta memukul dan gerakan maju ke depan”. Kesalahan dalam mencermati lambungan bola dan ayunan tangan kemudian memukul bola akan berakibat kegagalan dalam melakukan gerakan servis tangan bawah. Agar servis yang dilakukan dapat mencapai hasil secara optimal, gerakan servis harus dilakukan dengan benar. Agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan commit to user servis maka hal-hal kesalahan-
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 kesalahan umum yang sering terjadi dalam melakukan servis harus diperhatikan. Menurut Beutelstahl (2003:11), kesalahan umum yang sering terjadi pada servis adalah : a) Pergerakan yang tidak ritmis. Ini terjadi kalau si pemain raguragu. b) Stance yang salah. Dengan istilah stance dimaksudkan: sikap pemain pada waktu hendak memukul bola, baik sikap tubuh, kaki ataupun lengan. c) Lengan kurang terayun, sehingga daya kekuatannyapun berkurang. d) Lemparan bola kurang baik, sehingga bola kurang terkontrol. e) Kurang memperhatikan bola. Pemain harus melakukan pukulan servis dengan baik, dan sedapat mungkin berusaha agar tidak melakukan kesalahan-kesalahan. Apabila kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi tersebut dapat dihindari maka servis yang dilakukan tersebut akan dapat mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan. Pemain dan pelatih harus selalu mengadakan evaluasi mengenai teknik yang digunakan, agar kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dapat di atasi. Servis yang baik akan dapat mempengaruhi jalannya pertandingan. Di samping itu servis yang baik dalam arti keras dan akurat, akan dapat mematikan serangan lawan. Hal ini sesuai dengan pendapat Beutelstahl (2003:65) bahwa servis dapat bertujuan untuk: ”(1) Langsung meraih angka kemenangan, dan (2) Menghalang-halangi formasi penyerangan pihak lawan”. Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa kemampuan servis yang baik dapat memberikan manfaat yang besar bagi suatu regu. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 Manfaat servis dalam permainan bolavoli, di samping sebagai tanda dimulainya suatu pertandingan, servis sangat bermanfaat sebagai serangan untuk meraih angka. Pemain bolavoli harus memiliki kemampuan servis yang baik. Sedapat mungkin dalam melakukan servis memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi. Dalam hal ini Viera & Fergusson (1996:27) mengemukakan bahwa ”dalam suatu pertandingan, sangat penting bagi anda untuk melakukan servis dengan konsisten, yaitu paling tidak 90% dari servis anda dapat melewati net ke daerah lawan”. Keberhasilan servis dapat memberikan keuntungan bagi regu, sebaliknya kegagalan servis sangat merugikan regunya. Apalagi sesuai dengan peraturan sekarang ini, yaitu nilai bolavoli berlangsung secara rally, sehingga kegagalan servis dapat langsung memberikan nilai kepada regu lawan. Keberhasilan servis dapat membantu memenangkan pertandingan bolavoli.
Kecermatan
servis
ikut
menentukan
terhadap
jalannya
pertandingan. Pada saat melakukan servis harus benar-benar siap dan cermat, sehingga konsentrasi pada saat melakukan servis harus diperhatikan. Menurut Beutelstahl (2003:66) bahwa pendekatan taktik secara individual dalam servis terdiri dari elemen-elemen sebagai berikut : 1) Pemain berjalan dengan tenang menuju area tempat melancarkan servis. 2) Ia berkonsentrasi dahulu sebelum mulai melancarkan servis. 3) Ia memperhatikan dahulu pihak lawannya: pemain yang manakah yang akan diberi bola servis itu, bagaimana posisi para lawan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 Servis yang baik dapat merupakan tatik serangan pertama pada permainan bolavoli. Untuk dapat menjadikan servis sebagai taktik serangan secara individual konsentrasi pemain sebelum melakukan servis adalah sangat penting. Di samping itu kontrol terhadap arah bola juga sangat penting. Mengingat besarnya manfaat servis, teknik servis perlu dilatihkan dengan sungguh-sungguh. Servis yang baik dapat menjadi senjata untuk melakukan serangan yang menyulitkan bagi lawan. Untuk menjadikan servis sebagai serangan tidaklah mudah, tetapi seorang pemain dituntut benar-benar menguasai teknik servis tersebut dengan baik. Di samping itu dalam melakukan servis pemain tersebut harus cermat dan akurat. Untuk dapat mencapai manfaat servis secara optimal dalam melakukan penempatan bola servis harus akurat. Pemain yang melakukan servis perlu mengupayakan agar hasil servis yang dilakukan menjadi sulit diterima lawan. Agar servis yang dihasilkan sulit diterima lawan, maka menurut Suharno (1993:54) server harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1) Arahkan servis ke penerima yang lemah penguasaan teknik passing. 2) Servislah ke tempat yang kosong. 3) Pergunakanlah teknik servis float, kemudian ganti-ganti teknik servis cekis yang keras. 4) Arahkan servis ke pemain yang sedang bergerak. 5) Arahkan ke sasaran sudut datang bola yang sukar, agar penerima sulit untuk memberikan bola ke pengumpan. 6) Perhitungkan arah angin, sinar matahari dan timing pukulan setelah ada tanda peluit dari wasit.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 Hasil servis lebih optimal jika pemain dapat melakukan servis dengan cepat, cermat, tepat dan akurat. Berkaitan dengan hal tersebut, Beutelstahl (2003:66) mengemukakan bahwa : Sedapat mungkin seorang server harus melancarkan servisnya kepada pemain pihak lawan yang paling lemah. Kecuali itu ia harus cermat mencari tempat-tempat di pihak lawan yang kurang terjaga dengan baik : a. di daerah net b. di daerah sisi c. di belakang Apabila pemain mengarahkan servisnya ke tempat yang tidak dijaga atau pemain yang paling lemah, maka itu merupakan hal yang menyulitkan bagi regu lawan. Mengingat pentingnya peranan teknik servis tersebut, maka tiap pemain harus memiliki kemampuan servis yang sulit diterima lawan dan mematikan. Tiap pemain tersebut harus memiliki penguasaan teknik servis dengan baik. Pengajar harus
memberikan
pembelajaran dan latihan servis pada para pemainnya secara intensif dengan program yang benar. e. Teknik Dasar Passing Teknik passing dalam permainan bolavoli ada dua: (a) teknik pass bawah, (b) dan teknik pass atas. 1) Teknik pass bawah Teknik pass bawah merupakan keterampilan yang paling sering digunakan dalam permainan bolavoli terutama untuk penerimaan servis dan penerimaan serangan dari lawan. Cara melakukan teknik adalah sebaiknya bola disentuh commit to user persis sedikit lebih atas dari
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 pergelangan tangan, sikap lengan dan tangan diupayakan selurus mungkin dan kedua siku sebaiknya difiksir untuk mencegah terjadinya pergeseran
yang
memberikan
kemungkinan
arah
bola
yang
dikehendaki tidak melenceng. Sikap kaki dibuka selebar bahu, dan salah satu kaki berada di depan. Secara teknik gerakan pass bawah dapat dibagi menjadi 3 tahapan atau fase, yaitu persiapan (sikap permulaan), pelaksanaan (sikap
perkenaan) dan
gerak lanjutan
(sikap
akhir). Seperti
dikemukakan M. Yunus (1992:79) bahwa, “gerakan pass bawah normal terdiri dari (1) sikap permulaan, (2) gerak pelaksanaan dan (3) gerak lanjutan”. Secara rinci mengenai pelaksanaan masing-masing tahapan teknik gerakan pass bawah dapat dilihat pada gambar dan penjelasan dibawah ini :
Gambar 3. Sikap Tangan Posisi Badan Saat Pass Bawah commitdan to user (M. Yunus, 1992:79)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 Sikap permulaan, ambil posisi sikap siap normal pada saat tangan akan dikenakan pada bola, segera tangan dan lengan diturunkan serta tangan dan lengan dalam keadaan terjulur ke bawah depan lurus. Siku tidak boleh ditekuk, kedua lengan merupakan papan pemukul yang selalu lurus keadaannya. Sikap perkenaan, pada saat akan mengenakan bola pada bagian sebelah atas (bagian proximal) dari pada pergelangan tangan, ambillah terlebih dahulu posisi yang sedemikian hingga badan menghadap bola. Begitu bola berada pada jarak yang tepat maka segeralah ayunkan lengan yang telah lurus dan diflixir dari arah bawah ke atas depan. Sikap akhir, setelah bola berhasil dipass bawah maka segera diikuti pengambilan sikap siap normal kembali dengan tujuan agar dapat bergerak lebih cepat untuk menyesuaikan diri dengan keadaan. Pada saat melakukan pass bawah, tangan berpegangan satu dengan yang lain. M. Yunus (1992:79) mengemukakan bahwa, “kedua tangan saling berpegangan yaitu, punggung tangan kanan diletakkan di atas telapak tangan kiri kemudian saling berpegangan”. Pada saat passing usahakan agar perkenaan bola tepat di bagian proximal dari pada pergelangan tangan dan dengan bidang yang selebar mungkin agar bola selama menempuh lintasannya tidak banyak membuat putaran. Pantulan bola setelah mengenai bagian proximal dari pada pergelangan
tangan,
akan
memantul
keatas
depan
lambungannya cukup tinggi dan dengan sudut pantul 900. commit to user
dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 2) Teknik pass atas Teknik pass atas terutama dipergunakan untuk mengumpan bola kepada penyerang. Cara melakukan teknik pass atas adalah jari-jari tangan terbuka lebar dan kedua tangan membentuk mangkuk hampir saling berhadapan. Sebelum menyentuh bola, lutut sedikit ditekuk hingga tangan berada di muka setinggi hidung. Sudut antara siku dan badan kurang lebih 45o. Secara rinci mengenai pelaksanaan masingmasing tahapan teknik gerakan pass atas dapat dilihat pada gambar dan penjelasan dibawah ini:
Gambar 4. Sikap Tangan dan Posisi Badan pada Saat Pass Atas M. Yunus (1992:80)
Sikap permulaan, pemain mengambil sikap siap normal yaitu commitsedemikian to user pengambilan sikap tubuh hingga memudahkan untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 secepatnya bergerak ke arah yang diinginkan. Pemain berdiri dengan salah satu kaki berada di depan kaki lain. Lutut ditekuk badan agak condong kedepan dengan tangan siap didepan dada. Pada saat akan melakukan passing, maka segeralah menempatkan diri di bawah bola. Dan tangan diangkat ke atas depan kira-kira setinggi dahi. Jari-jari tangan secara keseluruhan membentuk suatu setengah bulatan. Jari-jari diregangkan sedikit dan kedua ibu jari membentuk satu sudut. Sikap perkenaan bola, perkenaan bola pada jari adalah diruas pertama dan kedua terutama dari ibu jari. Pada saat jari disentuhkan pada bola maka jari agak ditegangkan sedikit dan pada saat itu juga diikuti gerakan pergelangan, lengan kearah depan atas agak eksplosif. Sikap akhir, setelah bola berhasil di passing maka lengan harus lurus sebagai suatu gerakan lanjutan diikuti dengan badan dan langkah kaki ke depan agar koordinasi tetap terjaga. Gerakan tangan, pergelangan, lengan dan kaki harus merupakan suatu gerakan yang harmonis, sedang pandangan kearah bola. f. Smash/Spike Smash/spike adalah gerakan memukul bola yang dilakukan dengan kuat dan keras serta jalannya bola cepat, tajam, dan menukik. Keterampilan teknik dasar bolavoli dapat mematikan atau sulit diterima lawan apabila pukulan itu dilakukan dengan cepat dan tepat. Yang harus diperhatikan saat akan melakukan keterampilan teknik dasar bolavoli, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 yaitu cara mengambil awalan/ancang-ancang, cara melakukan tolakan, cara melakukan pukulan, cara melakukan pendaratan. Teknik keterampilan teknik dasar bolavoli merupakan teknik yang cukup sulit dibandingkan dengan teknik dasar yang lain seperti servis atau passing.
Gerakan
keterampilan
teknik
dasar
bolavoli
harus
mengkoordinasikan banyak gerakan mulai awalan, lompatan, pukulan dan mendarat di lantai (Druwachter, 1990:65). g. Mengumpan (Set-up) Mengumpan bola dilakukan dengan pass atas atau melambungkan bola yang diterima ke atas denga kedua belah tangan. Saat mau menerima bola, posisi badan setengah jongkok dengan lutut lentur, badan dijulurkan dengan
meluruskan
tungkai;
dan
lurus
sambil
berjungkat
saat
melambungkan bola. Posisi lengan dan tangan dari jari seperti hendak menrangkum bola saat melambungkan bola ke atas. Bola dilambungkan dengan kedua belah tangan ke atas di depan pemain siap melakukan pukulan keterampilan teknik dasar bolavoli. Untuk dapat mengumpan dengan baik, cepat, tepat, luwes dan lancar perlu melakukan latihan berulang-ulang hingga benar-benar menguasai (Syarifuddin, 2003:12). h. Membendung (Blocking) Membendung (blocking) adalah bentuk gerakan seseorang atau beberapa orang pemain yang berada di dekat net. Tujuannya untuk menutupi datangnya bola dari lapangan lawan. Caranya dengan menjulurkan kedua belah tangan ke atas dengan ketinggian jangkauan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 lebih tinggi dati tepian atas net. Untuk dapat melakukan bendungan dengan baik dan benar, harus memperhatikan: sikap permulaan, gerakannya, pembendungan oleh seorang pemain, pembendungan oleh dua atau tiga orang pemain. Perlu diingat latihan membendung diberikan kepada atlet setelah atlet memiliki bekal kemampuan keterampilan teknik dasar bolavoli, karena dengan memiliki kemampuan keterampilan teknik dasar bolavoli maka akan memudahkan dalam memprediksi kapan membendung harus dilakukan. Berdasarkan uraian di atas, untuk melakukan gerakan-gerakan dalam bolavoli secara baik diperlukan kemampuan fisik prima dan untuk dapat passing bolavoli dengan baik dan benar seorang pemain harus dapat menguasai teknik dasar permainan. Sebagaimana disebutkan Druwachter (1990:82) bahwa, “tahap awal permainan bolavoli sudah memadai apabila pemain telah menguasai teknik dasar yang terdiri dari servis dan passing. Dengan demikian bila seorang pemula atau seseorang ingin dapat bermain bolavoli dengan baik harus menguasai teknik dasar bermain bolavoli, dan diantara teknik dasar yang harus dikuasai dalam permainan bolavoli adalah servis dan passing.
2. Pendekatan Pembelajaran Kondisi belajar gerak adalah suatu keadaan yang diperlukan agar proses belajar dapat berlangsung sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Keadaan yang diperlukan agar proses belajar terjadi mencakup keadaan yang ada pada commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 diri siswa dan perlakuan yang dikenakan kepada siswa. Kondisi belajar sangat menentukan pencapaian hasil belajar. Kondisi belajar yang sesuai dengan keperluannya dapat memberikan kemungkinan pencapaian hasil baik, sebaliknya kondisi belajar yang tidak sesuai dengan keperluan dapat mengakibatkan pencapaian hasil belajar yang tidak sesuai dengan tujuan belajar. Karena kondisi belajar berpengaruh terhadap kualitas pencapaian hasil belajar, maka kondisi belajar harus disiapkan dengan sebaik-baiknya. Di dalam belajar gerak perlu dipertimbangkan mengenai lamanya waktu berlatih, frekuensi mempraktikkan gerakan selama waktu yang tersedia dan perbandingan antara waktu praktek dan dengan waktu untuk beristirahat. Waktu yang tersedia harus digunakan dengan sebaik-baiknya untuk mencapai peningkatan keterampilan yang sebesar-besarnya. Guru perlu merencanakan pendistribusian waktu latihan. Yang perlu dipikirkan dalam hal ini bukan hanya bagaimana memberikan waktu yang cukup, tetapi bagaimana mengatur waktu agar dapat mencapai hasil yang memadai, baik hasil jangka pendek maupun hasil jangka panjang. Dalam Rusli (1988:102) memaparkan “Belajar gerak itu terdiri dari tahap penguasaan, penghalusan, dan penstabilan gerak atau keterampilan teknik olahraga. Untuk mencapai pembelajaran tersebut lebih lanjut Rusli Lutan menguraikan langkah-langkah dalam proses belajar sebagai berikut : 1) 2) 3)
Bangkitnya motivasi pada diri seseorang yang menyebabkan dia siap untuk mempersepsi rangsang. Terdapat suatu tujuan yang kaitan dengan motivasi, keinginan dan tujuan meniruan dua hal yang saling berkaitan. Ketegangan bangkit dan meningkat, jika tujuan tak serta tercapai, commit to user ketegangan akan meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 4) 5) 6)
Pencarian tindakan yang tepat untuk mencapai tujuan. Seseorang memilih dan memantapkan tindakan yang tepat untuk menapai tujuan. Perilaku yang tak sesuai tidak diulang kembali (hal 117).
Belajar keterampilan motorik merupakan seperangkat proses yang berikatan dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan ke arah perubahan permanen dalam kapabilitas untuk bereaksi dalam situasi tertentu. Lebih lanjut Schmidt (1988:346) mendefiniskan belajar gerak adalah suatu proses yang berkaitan dengan latihan atau pengalaman, yang mengarah kepada perubahan yang relatif permanen dalam kapabilitas untuk merespon sesuatu. Kualitas perubahan perilaku terampil dalam penguasan keterampilan gerak sangat dipengaruhi oleh faktor kesiapan belajar, terutama dalam perencanaan dan pengelolaan program pembelajaran atau latihan. Seperti yang diungkapkan Singer (1980:134) bahwa kesiapan untuk belajar dan melakukan tugas gerak dapat diinterpretasikan sebagai kesiapan siswa, kesiapan menerima atau kesiapan untuk menerima informasi dari keterampilan dan secara umum agar dapat berpenampilan baik. Dalam proses belajar penguasaan keterampilan gerak, selain unsur psikomotor yang terlibat, ada pula unsur kognitif dan afektif. Artinya, meskipun tekanan belajarnya ialah penguasaan suatu keterampilan olahraga, tidak berarti unsur-unsur lain seperti kognitif (misalnya pemahaman konsep) dan afektif (misalnya peraturan serta nilai yang terkandung di dalam cabang olahraga) diabaikan. Berkaitan dengan tahap-tahap belajar keterampilan motorik, Fitts & Posner yang dipaparkan oleh Sugiyanto dan Sudjarwo commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 (1994:272) merinci tahap-tahap belajar gerak yaitu “fase kognitif, fase asosiatif dan fase otomatisasi”. Penjelasan ketiga tahapan tersebut penulis sadur sebagai berikut: 1) Fase kognitif Dalam fase ini proses belajar diawali dengan berpikir tentang gerakan yang dipelajari, siswa berusaha mengetahui dan meahami konsep gerakan yang diberikan kepadanya baik yang bersifat verbal maupun yang bersifat visual artinya gerakan-gerakan yang diinformasikan dengan katakata (yang didengar) maupun yang diinformasikan melalui demontrasi langsung, informasi tersebut ditangkap oleh indera yang kemudian diproses dalam mekanisme perseptual, setelah mendapatkan gambaran tentang gerakan yang dipelajarinya diproses kembali menjadi kedalam mekanisme pengambilan keputusan apa yang akan diperbuat, dan kemudian diwujudkan dalam bentuk rencana gerak dan selanjutnya diproses dalam mekanisme pengerjaan. Tahap ini siswa menerima informasi tentang konsep gerak, dan berusaha memahami serta mencoba mengulang-ulang gerakan. Dalam usaha penerapan konsep gerak tersebut, tidak mustahil siswa banyak mengalami kesalahan, gerakan kaku, dia meniru contoh gerakan temannya, dan hasil gerakannya tidak konsisten, namun dengan mempraktekkan penguasaan
gerakan
keterampilan
berulang-ulang melakukan
memasuki fase belajar selanjutnya. commit to user
gerakan
gerakan
demi
menjadi
gerakan, meningkat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 2) Fase asosiatif Setelah tahap pertama dilalui maka belajar atau berlatih beralih ke tahap asosiatif atau fase menengah. Pada awal tahap ini ditandai dengan pelaksanaan tugas gerak yang dilakukan oleh siswa semakin efektif dan efisien, artinya kesalahan gerakan semakin berkurang, pelaksanaan gerakan mulai semakin halus, terkoordinir, tetapi belum otomatis. Pelaku mulai mampu melakukan gerakan dan menyesuaikan diri dengan gerakan kekikukan, seperti timing, kecepatan dan kekuatan gerakan. Karena itu dalam tahap asosiatif ini siswa lebih memusatkan perhatian bagaimana melakukan pola gerak sebaik-baiknya, dan bukan lagi mencari-cari pola gerak yang akan dilakukannya, namun tetap melalui gerakan yang berulang-ulang, pelaksanaan gerakan semakin efisien dan kesalahankesalahan semakin berkurang. Untuk meningkatkan penguasaan gerakan yang benar perlu adanya koreksi dari guru, orang lain atau melalui rekaman gerakan yang dilakukan siswa sehingga
ia dapat
memperbaiki
kesalahan-kesalahan
yang
dilakukannya melalui repetisi atau pengulangan-pengulangan gerakan yang pada akhirnya siswa dapat merangkai gerakan secara terpadu. 3) Fase otomatisasi Setelah seseorang belajar dalam suatu periode tertentu, maka pada akhirnya dia akan sampai pada tahap otomatisasi. Artinya pelaku mulai melakukan gerak secara otomatis karena telah latihan gerakan berulangulang dengan teratur dan dengan frekuensi ulangan yang banyak dalam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 jangka waktu yang relatif lama. Kemampuan kognitif mulai berkurang karena gerakan yang dilakukan telah dilakukan secara otomatis, dan hasil gerakan lebih baik dibandingkan dengan tahap-tahap sebelumnya. Dalam arti lain, keterampilan yang dipelajari dapat ditampilkan secara cermat dan tepat, serta gerakannya tidak terganggu oleh kegiatan lingkungan yang terjadi secara simultan. Singer (1980:36) mengatakan sebagian besar kita percaya bahwa ada beberapa faktor yang memberikan sumbangan untuk dapat menghasilkan penampilan gerak yang tingi, diantaranya (1) proses pembelajaran (2) siswa (3) situasi belajar. Lebih lajut dikatakan bahwa dari tiga faktor tersebut yaitu faktor siswa dan proses pembelajaran memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap penampilan gerak seseorang. Waktu yang tersedia untuk sekali latihan perlu didistribusikan untuk praktek dan istirahat. Untuk itu faktor-faktor yang perlu dipertimbangan antara lain adalah berat ringannya aktivitas yang dilakukan dan tingkat keterampilan siswa. Makin berat aktivitas yang dilakukan, waktu praktek seharusnya makin pendek dengan selang waktu untuk istirahat yang lebih sering. Sedangkan dalam hubungannya dengan faktor tingkat keterampilan siswa, bagi pemula selang seling antara waktu praktek dengan waktu istirahat didistribusikan dengan periode yang lebih pendek. Untuk yang tingkatannya sudah maju, periode waktu praktek harus diperpanjang. Pengaturan waktu latihan erat hubungannya dengan perhitungan beberapa kali sebaiknya setiap siswa mengulang-ulang untuk melakukan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 gerakan keterampilan yang dipelajari agar hasil belajarnya yang berupa penguasaan gerakan bisa memadai. Sugiyanto (1993:62) menyatakan bahwa, “Mengenai banyaknya ulangan, secara umum dapat dikatakan bahwa semakin banyak mengulang-ulang maka gerakan semakin bisa dikuasai”. Semakin sering siswa melakukan bentuk gerakan yang dipelajari akan semakin dapat menguasai gerakan yang dipelajari tersebut, misalnya pada saat siswa mempelajari gerakan servis bawah, semakin banyak mengulangi gerakan itu maka gerakannya menjadi makin dikuasai dan semakin mahir serta ketepatan mengarahkan bola pada tempat yang diinginkan akan semakin meningkat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penambahan waktu praktik untuk menguasai keterampilan gerak tertentu, peningkatannya tidak akan selalu sebanding dengan banyaknya tambahan waktu untuk praktik. Dengan kata lain bahwa pada tingkat pencapaian keterampilan tertentu, walaupun terus menerus dipraktikkan kembali peningkatannya menjadi semakin kecil dan bahkan tidak meningkat lagi. Dalam kondisi seperti ini, sebaiknya waktu yang tersedia tidak dihamburkan untuk melakukan gerakan yang itu-itu terus, tetapi perlu dimanfaatkan untuk mempelajari gerakan-gerakan yang lain sehingga siswa semakin kaya dengan berbagai bentuk gerakan keterampilan. Pendekatan pembelajaran oleh guru bisa dikaitkan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, permasalahan sangat baik jika dimulai sejak masa kanak-kanak, terutama pada akhir masa kanak-kanak (6-12). Pada masa ini merupakan tahap perkembangan keterampilan gerak dasar. Menurut Bompa (1994:70) pada bagan dibawah ini: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 Periodisasi Latihan Anak dan Junior
Spesialisasi ( >14 Tahun )
Generalisasi (6 -14 Tahun)
Permulaan (6-10 tahun)
Pembentuan Olahraga (11-14 tahun)
Spesialisasi (15-17 tahun)
Prestasi puncak (17 tahun)
Gambar 5. Periodisasi Pengembangan Olahraga Jangka Panjang (Bompa, 1994:70) Untuk menghasilkan
siswa
ke tingkat
terampil dalam
proses
pembelajaran diperlukan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
materi
pelajaran
yang
sedang
dipelajari.
Pendekatan
pembelajaran adalah suatu cara kerja yang sistematik untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan pemberian latihan guna membantu siswa untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pendekatan pembelajaran pendidikan jasmani yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan passing bolavoli diantaranya dengan massed practice dan distributed practice. a. Massed Practice Massed practice adalah mempraktikkan gerakan yang dipelajari secara terus menerus tanpa waktu istirahat atau sangat pendek waktu istirahatnya (Sugiyanto dan Sudjarwo, 1994:358). Massed practice adalah dimana interval istirahat lebih pendek dari pada lamanya percobaan (Kerr, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 1982:55).
Menurut
Sugiyanto
dan
Sudjarwo
(1994:284)
bahwa
mempraktekkan gerakan keterampilan bisa dilakukan secara terus menerus tanpa istirahat, cara ini disebut massed conditions. Waktu yang diperlukan oleh seorang pelatih untuk mempraktekkan materi latihan perlu dipertimbangkan secara seksama agar tidak terbuang percuma. Untuk itu seorang guru perlu merencanakan pendistribusian waktu latihan. Yang perlu dipikirkan dalam hal ini bukan hanya bagaimana memberikan waktu yang cukup, tetapi juga bagaimana mengatur waktu yang tersedia agar dapat mencapai hasil yang memadai, baik hasil jangka pendek maupun hasil jangka panjang. Waktu yang tersedia untuk sekali latihan perlu didistribusikan untuk praktek dan istirahat. Makin berat aktivitas yang dilakukan, waktu praktek seharusnya makin pendek dengan selang waktu untuk istirahat yang lebih sering. Sedangkan dalam hubungannya dengan faktor tingkat keterampilan peserta latihan, bagi atlet pemula selang seling antara waktu praktek dan waktu istirahat didistribusikan dengan periode yang lebih pendek. Untuk yang tingkatannya sudah maju atau keterampilannya sudah memadai, periode waktu praktek harus diperpanjang. Untuk dapat melakukan gerakan dengan terampil diperlukan kondisi belajar keterampilan gerak tersendiri. Kondisi tersebut dapat berupa metode latihan
dengan
massed
practice.
Drowatzky
(1981:243)
menyatakan bahwa, “Suatu latihan yang dilakukan dalam satu sesi yang lama, dimana latihan dilakukan terus menerus dengan tanpa ada tempo commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 untuk istirahat”. Dengan demikian apabila mempraktekkan gerakan yang sedang dipelajari secara terus menerus tanpa ada waktu istirahat atau kalau ada sangat pendek waktu istirahatnya berarti menurut pada pelatihan dengan massed practice. Massed practice merupakan salah satu metode praktek pembelajaran pendidikan jasmani dengan prinsip pengaturan giliran belajar dimana siswa melakukan gerakan secara terus-menerus tanpa diselingi istirahat. Dengan model ini setiap siswa diberi instruksi mempraktekkan secara terus-menerus selama waktu belajar. Massed
practice merupakan
metode praktek dalam
proses
pembelajaran yang digolongkan ke dalam praktek berkelanjutan, karena proses pelaksanaan pembelajaran yang telah diprogramkan dilakukan terus menerus tanpa ada selingan istirahat. Massed practice berdasarkan pada beberapa penelitian ternyata kurang efektif di dalam meningkatkan penguasaan gerak bila dibandingkan dengan metode praktek yang didistribusikan atau diselingi istirahat. Faktor yang menyebabkan kurang efektifnya metode massed practice adalah faktor kelelahan. Intensitas kegiatan dalam praktek padat dan tidak ada waktu untuk pemulihan atau recovery seperti yang terdapat dalam metode praktek distribusi. Namun demikian praktek padat akan sangat berguna dalam menyesuaikan kegiatan yang benar-benar berat dan sering harus dilakukan dalam keadaan lelah dan tekanan faktor eksternal lainnya, seperti hari panas, teriakan penonton, dan cuaca atau keadaan yang menuntut melakukan gerakancommit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 gerakan secara padat. Pendekatan pembelajaran dengan massed practice sangat cocok untuk belajar pressure exercise. Dengan pembelajaran yang padat ini akan cepat mengkondisikan tubuh di dalam menguasai suatu keterampilan gerak. Singer (1980:48), menyatakan bahwa, “Pengalaman dalam kondisi belajar yang bervariasi dan dengan kondisi tekanan (stressful) akan membantu pencapaian keterampilan yang tinggi”. Pendekatan pembelajaran dengan massed practice akan lebih cepat menghasilkan gerakan yang otomatis, karena pembelajaran dengan massed practice akan menuntut atau mempengaruhi otot-otot melakukan adaptasi terhadap rangsangan yang diberikan, sehingga otot akan terbiasa dengan aktivitas-aktivitas yang berulang-ulang, hal inilah yang menjadikan gerakan yang dipelajari menjadi kebiasaan. Pembelajaran dengan massed practice akan dapat meningkatkan feeling atau naluriah yang tinggi pada diri siswa, sehingga dengan naluriah ini akan memperoleh kemampuan di dalam melakukan gerakan. Untuk mencapai tingkat keterampilan yang baik, maka dalam pelaksanaan latihan seorang atlet harus melakukan pengulangan gerakan dengan frekuensi sebanyak-banyaknya. Semakin sering atau semakin banyak mengulang-ulang gerakan yang dipelajari maka akan terjadi otomatisasi gerakan yang efektif dan efisien. Pengaturan giliran praktek dalam latihan merupakan salah satu faktor penting untuk meningkatkan penguasaan gerakan keterampilan. Dengan keterampilan yang telah dimilikinya menjadi lebih baik dan otomatis. Oleh commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 karena itu seorang pelatih harus cermat dan tepat dalam menerapkan program latihan. Massed practice merupakan metode latihan yang pelaksanaannya tanpa diselingi istirahat diantara waktu latihan sampai batas waktu yang ditentukan. Menurut Schmidt (1991:74) massed practice merupakan sesi latihan dimana jumlah waktu latihan dalam sebuah percobaan lebih besar dari pada jumlah istirahat diantara percobaan, yang akhirnya mengarah pada kelelahan berbagai tugas. Menurut Iwan Setiawan (1985:46) massed practice adalah praktek suatu keterampilan olahraga yang dipelajari dan dilakukan dengan berkesinambungan dan konsisten tanpa diselingi istirahat.
Menurut
Sugiyanto
dan
Sudjarwo
(1994:284)
bahwa
mempraktekkan gerakan keterampilan bisa dilakukan secara terus menerus tanpa istirahat, cara ini disebut massed conditions. Mengulang-ulang gerakan yang dipelajari secara terus menerus tanpa diselingi istirahat adalah ciri dari metode massed practice. Latihan yang dilakukan secara terus menerus tanpa diselingi istirahat akan berpengaruh terhadap kapasitas total paru dan volume jantung. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya rangsangan cukup berat yang diberikan terhadap sistem aerobik di dalam tubuh. Junusul (1989:203) menyatakan bahwa “latihan terus menerus dapat mempertinggi kapasitas aerobik, karena bentuk latihan tersebut memberikan pembebanan yang cukup berat terhadap sistem aerobik, sehingga bisa dipergunakan untuk meningkatkan kesegaran aerobik”. Pendapat lain dikemukakan Yusuf Adisasmita dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 Aip Syaifudin (1996:142), “metode terus menerus dapat meningkatkan daya tahan keseluruhan dan peningkatan perlawanan terhadap kelelahan”. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dirumuskan bahwa massed practice adalah latihan keterampilan yang dilakukan secara terus menerus tanpa diselingi istirahat. Dalam hal ini pemain melakukan gerakan sesuai dengan instruksi dari pelatih sampai batas waktu yang telah ditentukan habis. Metode massed practice pada prinsipnya dapat meningkatkan daya tahan secara keseluruhan. Di samping itu juga dengan latihan secara terus menerus akan meningkatkan kemampuan mengontrol gerakan pada waktu melakukan latihan dan akan merangsang kemampuan otot yang dibutuhkan dalam cabang olahraga tertentu untuk membantu mencapai prestasi yang lebih baik. Pelaksanaan latihan keterampilan bolavoli dengan metode massed practice yaitu pemain diinstruksikan melakukan keterampilan dasar bolavoli secara berulang-ulang dan terus menerus. Pemain tidak diberikan kesempatan untuk istirahat sampai batas waktu yang ditentukan habis. Dengan melakukan gerakan yang berulang-ulang dan terus-menerus maka dengan sendirinya akan terjadi perbaikan kualitas sistem syaraf, yang mengarah pada perbaikan pola gerakan keterampilan bolavoli. Seperti yang dikemukakan Yusuf Adisasmita dan Aip Syaifudin (1996:142) menyatakan “metode terus menerus meningkatkan self control atlet pada waktu melakukan usaha-usaha atau latihan yang melelahkan, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 dan kemampuannya untuk merangsang kelompok otot yang memegang peranan penting dalam pelaksanaan cabang olahraga”. Setiap pelaksanaan bentuk latihan memiliki kekurangan dan kelemahan. Demikian halnya dengan latihan massed practice. Menurut Schmidt (1991:346) “pembatasan istirahat disela-sela percobaan dalam kondisi massed practice cenderung mengurangi penampilan jika dibandingkan dengan distributed practice yang waktu istirahatnya lebih banyak”. Latihan keterampilan bolavoli dengan massed practice, memiliki kelebihan dalam hal pemanfaatan memori gerakan. Latihan keterampilan dengan massed practice memiliki keuntungan, yaitu dengan adanya ingatan jangka pendek (short term memory). Menurut Rusli (1988:163) bahwa “short term memory yaitu sistem memori yang berfungsi untuk menyimpan sejumlah besar informasi yang diterimanya selama periode waktu yang singkat”. Setelah melakukan gerakan keterampilan bolavoli, short term sensory store pemain mencatat di dalam short term memory. Apa yang baru saja dilakukan masih terkonsep dan tersimpan di dalam memori selama beberapa saat, dan memori itu akan hilang setelah beberapa lama. Dengan latihan secara terus menerus (massed practice), maka sebelum memori itu hilang, pemain melakukan gerakan lagi sehingga konsep gerakan keterampilan bolavoli yang dilakukan terkonsep ke dalam memori dengan lebih kuat. Short term memory ini juga dapat memberikan feedback pada pemain, agar gerakan keterampilan bolavoli commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 selanjutnya menjadi lebih baik. Suatu misal pemain melakukan gerakan yang terlalu lemah, atau tenaganya terlalu besar. Pemain menyadari bahwa gerakan yang baru saja dilakukan dengan kurang tetap, gerakan yang dilakukan tadi masih terkonsep didalam memori, sehingga memberikan perbaikan untuk gerakan selanjutnya. Kebaikan dan kelemahan metode massed practice dapat dirangkum ke dalam tabel sebagai berikut : Tabel 1. Kebaikan dan Kelemahan Massed Practice Kebaikan a. Massed practice berguna dalam
Kelemahan a. Massed practice merupakan
menyesuaikan kegiatan yang benar-
praktek terus menerus yang akan
benar berat.
cepat mendatangkan kelelahan.
b. Massed practice cocok untuk latihan pressure exercise. c. Metode massed practice cocok untuk mempraktekkan skill individu. d. Metode massed practice cocok untuk latihan yang benar-benar berat.
b. Dalam metode latihan dengan massed practice tidak ada kesempatan melakukan recovery. c. Variasi belajar kurang, sehingga cepat mendatangkan kebosanan. d. Siswa dengan keterampilan rendah akan merasa kesulitan.
Untuk mengantisipasi kelemahan-kelemahan yang ada, guru yang kreatif dan cerdik seharusnya cepat tanggap dan dapat memberikan pemecahannya untuk meminimalkan kelemahan yang ada. Kegiatan guru commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 di dalam meminimalkan kelemahan dari massed practice adalah memberikan motivasi yang tepat dan menciptakan kondisi yang nyaman dalam proses pembelajaran. Aktivitas belajar akan lebih mengena atau mencapai tujuan belajar apabila kegiatan praktek dilakukan dengan berlomba, karena kegiatan yang dilakukan dengan berlomba akan mendatangkan keriangan dan motivasi yang lebih besar. Dengan keriangan dan motivasi yang tinggi, besar kemungkinan tujuan belajar yang telah ditetapkan akan mudah tercapai. Dorongan yang positif dari seorang guru pada siswa akan menimbulkan aksi yang lebih besar pada diri siswa. Singer
(1980:48),
menyatakan
bahwa,
“Dorongan
menyemangati
(reinforcement) akan menambah kemungkinan aksi yang dikehendaki dapat terwujud”. b. Distributed Practice Gerakan keterampilan pada dasarnya merupakan sekumpulan dari gerakan-gerakan yang menjadi unsurnya. Selain itu penguasaan gerakan keterampilan akan terjadi secara bertahap dalam peningkatannya, mulai dari belum bisa menjadi bisa dan kemudian menjadi terampil melakukan suatu gerakan. Dengan kenyataan-kenyataan seperti itu, hendaknya pengaturan materi belajar yang dipraktekkan dimulai dari yang mudah meningkat ke materi yang lebih sukar atau dari materi belajar yang lebih sederhana meningkat ke materi belajar yang lebih kompleks dan memiliki tingkat kesulitan gerak yang lebih tinggi. Untuk mempelajari materi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 belajar yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dan kompleks akan lebih berhasil dengan pendekatan pembelajaran distributed practice. Mempraktekkan gerakan merupakan kondisi belajar yang paling berat di dalam belajar gerak. Siswa harus mengerahkan tenaganya untuk melakukan gerakan berulang kali. Mereka harus memerangi rasa lelah dan kadang-kadang harus berhadapan dengan rasa bosan. Agar kelelahan dan kebosenan tidak cepat terjadi pada diri siswa, maka penciptaan kondisi praktek yang bervariasi sangat diperlukan. Di sinilah diperlukan kreativitas seorang guru di dalam menciptakan variasi pembelajaran. Variasi belajar dapat dilakukan dengan model pembelajaran yang berselang seling atau latihan yang diselingi istirahat. Distributed practice adalah prinsip pengaturan giliran dalam pembelajaran dimana diadakan pengaturan waktu belajar dengan waktu istirahat secara berselang-seling. Drowatzky (1981:243), menyatakan bahwa, “distributed practice atau latihan selang dilakukan dalam beberapa sesi yang pendek diselingi dengan istirahat”. Hubungan antara sesi pembelajaran dengan istirahat dapat diatur dengan berbagai cara, misalnya sesi pembelajaran yang panjang dengan masa istirahat yang tidak terlalu sering, atau sesi pembelajaran yang pendek dengan banyak selingan istirahat. Masa istirahat yang panjang atau pendek dan periode istirahat yang semakin lama atau semakin singkat merupakan prediksi yang jeli dari seorang guru di dalam proses pembelajaran. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 Pembelajaran distributed practice merupakan bentuk pembelajaran yang pelaksanaannya diselang-seling antara melakukan kegiatan dengan istirahat. Dalam pembelajaran distributed practice adalah prinsip pengaturan giliran dalam pembelajaran dimana diadakan pengaturan waktu belajar dengan waktu istirahat secara berselang-seling. Supandi (1992:21), menyatakan bahwa, “Praktek dapat pula dilaksanakan dengan waktu selang berupa istirahat. Praktek demikian itu biasa disebut praktek didistribusikan”. Hubungan antara latihan dengan istirahat dapat diatur dengan berbagai cara, misalnya sesi latihan yang panjang dengan masa istirahat yang tidak terlalu sering, atau sesi latihan yang pendek dengan banyak selingan istirahat. Masa istirahat yang panjang atau pendek dan periode istirahat yang semakin lama atau semakin singkat merupakan prediksi yang jeli dari seorang guru di dalam proses pembelajaran. Yang menjadi persoalan di sini bukan hanya apakah perlu adanya periode istirahat selama proses pembelajaran berlangsung, tetapi bagaimana hubungan terbaik yang dapat diciptakan antara latihan dan istirahat di dalam praktek keterampilan gerak. Waktu istirahat secara memadai bukan merupakan pemborosan waktu, tetapi merupakan bagian penting di dalam proses belajar gerak untuk memperoleh pemulihan yang cukup. Kegiatan pembelajaran yang menggunakan model pendekatan praktek dengan latihan terdistribusi dilaksanakan sebagai berikut: setiap siswa diberi instruksi untuk mempraktekkan gerakan beberapa kali, kemudian beristirahat, setelah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 cukup pemulihan (istirahat), siswa harus melakukan latihan lagi. Latihan seperti ini dilakukan secara berulang-ulang sampai waktu latihan habis. Metode distributed practice merupakan bentuk latihan yang diselingi istirahat diantara waktu latihan. Menurut Iwan Setiawan (1985:46) menyatakan “praktek suatu keterampilan olahraga yang dipelajari dilakukan dalam waktu relatif singkat dan sering diselingi waktu istirahat”. Menurut Schmidt (1991:74) bahwa “dalam distributed practice, disela-sela percobaan yang dilakukan terdapat istirahat yang sama atau melebihi banyaknya waktu dalam percobaan, yang mengarah ke suatu urutan yang lebih santai”. Menurut Sugiyanto dan Sudjarwo (1994:284) mengemukakan waktu istirahat yang diberikan tidak perlu menunggu sampai mencapai kelelahan, tetapi juga jangan terlalu sering. Penting untuk mengatur agar rangsangan terhadap sistem-sistem yang menghasilkan gerakan tubuh diberikan secara cukup, atau tidak kurang atau tidak kelebihan. Periode latihan merupakan faktor penting dan harus diperhitungkan dalam latihan. Waktu istirahat diantara waktu latihan bertujuan untuk recovery atau pemulihan. Penggunaan waktu istirahat secara memadai bukan merupakan pemborosan waktu, tetapi merupakan bagian penting di dalam proses belajar gerak. Metode distributed practice merupakan bentuk latihan yang diselingi istirahat diantara waktu latihan. Metode distributed practice ini mempunyai beberapa keuntungan baik bagi pelatih maupun atlet. Foss & commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51 Keteiyan (1998:285) mengemukakan ada dua keuntungan utama dalam menggunakan program latihan distributed practice yaitu: (1) Program latihan distributed practice dapat membuat para coach atau pelatih untuk lebih mengkhususkan program latihan yang lebih teliti bagi setiap atlet, yang khusus pada sistem energi predominan untuk olahraga yang diberikan dan dilaksanakan pada tingkat tegangan fisiologis yang mengoptimalkan keberhasilan dalam penampilan, (2) Program latihan distributed practice pelaksanaannya sama hari ke hari, sehingga atlet bisa mengamati kemajuannya dan fleksibel pelaksanaannya. Waktu istirahat sangat penting diantara waktu latihan. Waktu istirahat memberikan kesempatan untuk atlet mengadakan pemulihan diantara pengulangan gerakan. Pemulihan dilakukan setelah melakukan kerja atau latihan dengan intensitas tinggi selama latihan. Latihan dengan metode distributed practice dapat juga diterapkan untuk meningkatkan kemampuan keterampilan sepak bola dalam permainan sepak bola. Di dalam pelaksanaannya, yaitu pemain melakukan gerakan keterampilan sepak bola sesuai instruksi dari pelatih atau pembina dan pada saat tertentu pemain diberi kesempatan untuk istirahat. Istirahat yang diberikan tersebut dapat digunakan untuk relaksasi atau diberikan koreksi dari pelatih. Dengan demikian kondisi pemain akan pulih, selain itu dapat mengenali atau mencermati kesalahan pada saat melakukan keterampilan sepak bola, sehingga pada kesempatan berikutnya kesalahan tersebut tidak diulang lagi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 Kebaikan dan kelemahan pembelajaran dengan distributed practice dapat dirangkum ke dalam tabel sebagai berikut : Tabel 2. Kebaikan dan Kelemahan Distributed Practice Kebaikan
Kelemahan
a. Praktek latihan dengan selingan
a. Diperlukan pengaturan waktu dan
istirahat memberikan kesempatan
giliran melakukan gerakan dengan
tubuh melakukan recovery.
aturan yang ketat dan sistematis
b. Dalam menunggu giliran praktek
agar masing-masing siswa
ada waktu istirahat, maka dapat
memperoleh kesempatan yang
digunakan untuk melakukan koreksi
sama.
dan mengevaluasi kegiatan teman.
b. Diperlukan penekanan beban tugas
c. Dengan evaluasi dan koreksi, maka
yang wajib dilakukan, agar antara
beban praktek yang diberikan akan
siswa yang malas dengan siswa
lebih mudah untuk dikuasai.
yang agresif memiliki beban tugas
d. Latihan cocok untuk praktek
yang sama.
keterampilan berpasangan. e. Latihan tidak lekas mendatangkan kelelahan dan kebosanan.
Perbedaan antara pembelajaran dengan massed practice dan distributed practice dapat dirangkum ke dalam tabel sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 Tabel 3. Perbedaan Antara Metode Massed Practice dan Distributed Practice PENDEKATAN PEMBELAJARAN METODE METODE MASSED PRACTICE DISTRIBUTED PRACTICE · Pemain mempunyai kesempatan · Pemain mempunyai kesempatan melakukan pengulangan melakukan pengulangan secara sebanyak-banyaknya. bergantian. · Penguasaan terhadap pola · Penguasaan terhadap pola gerakan gerakan keterampilan lebih cepat keterampilan lebih lambat karena karena latihan dilakukan secara latihan dilakukan secara terus menerus. berselang. · Dapat meningkatkan daya tahan · Dalam peningkatan daya tahan fisik sekaligus dapat fisik kurang meningkat dan meningkatkan kepekaan (feeling) kepekaan terhadap bola juga terhadap bola. kurang maksimal. · Dengan gerakan secara terus · Dengan gerakan secara bergantian menerus akan menyebabkan akan terhindar dari kelelahan. kelelahan. · Pemain cenderung melakukan · Pemain dalam melakukan gerakan gerakan teknik yang salah karena teknik dengan baik dan benar kondisi yang lelah. karena kondisi fisik yang tidak capek · Dimungkinkan akan terjadi · Pemain selalu mendapat istirahat kelelahan yang berlebihan. yang cukup dan akan terhindar dari kelelahan.
c. Pendekatan Pembelajaran Keterampilan Passing Bolavoli dengan Menggunakan Massed Practice Pelaksanaan
pembelajaran
seorang
siswa
harus
melakukan
pengulangan gerakan dengan frekuensi sebanyak-banyaknya. Semakin sering atau semakin banyak mengulang-ulang gerakan yang dipelajari maka akan terjadi otomatisasi gerakan yang efektif dan efisien. Pengaturan giliran praktek dalam pembelajaran merupakan salah satu faktor penting untuk meningkatkan penguasaan gerakan keterampilan. commit user Dengan keterampilan yang telahto dimilikinya menjadi lebih baik dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 otomatis. Oleh karena itu seorang pengajar harus cermat dan tepat dalam menerapkan program pembelajaran. Massed
practice
merupakan
pendekatan
pembelajaran
yang
pelaksanaannya tanpa diselingi istirahat diantara waktu latihan. Berikut ini disajikan batasan pendekatan pembelajaran massed practice yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Menurut Drowatzky (1981:243) massed practice adalah suatu latihan yang dilakukan dalam satu sesi yang lama, dimana latihan dilakukan secara terus menerus dengan tanpa ada tempo untuk istirahat. Menurut Singer (1980:419) mengemukakan massed practice didefinisikan sebagai praktek yang lebih luas tanpa istirahat. Schmidt (1988:384) mengemukakan massed practice didefinisikan sebagai praktek yang lebih luas dimana jumlah praktek dalam sebuah penelitian lebih besar dari pada jumlah istirahat diantara penelitian. Magill (1985:428) mengemukakan massed practice sebagai praktek dimana jumlah istirahat antara penelitian sangat singkat atau tidak ada sehingga praktek relatif berkelanjutan. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dirumuskan bahwa, massed practice adalah latihan keterampilan yang dilakukan secara terus menerus tanpa diselingi istirahat. Dalam hal ini siswa melakukan gerakan sesuai dengan instruksi dari pelatih sampai batas waktu yang telah ditentukan habis. Mengulang-ulang gerakan yang dipelajari secara terus menerus tanpa diselingi
istirahat
adalah ciri dari pendekatan commit to user
massed practice.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55 Pembelajaran yang dilakukan secara terus menerus tanpa diselingi istirahat akan berpengaruh terhadap kapasitas total paru-paru dan volume jantung. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya rangsang cukup berat yang diberikan terhadap sistem aerobik di dalam tubuh. Junusul (1989:203) menyatakan bahwa “latihan terus menerus dapat mempertinggi kapasitas aerobik, karena bentuk latihan tersebut memberikan pembebanan yang cukup berat terhadap sistem aerobik, sehingga dipergunakan untuk meningkatkan kesegaran aerobik”. Pendapat lain dikemukakan Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifudin (1996:142), “Metode terus menerus dapat meningkatkan daya tahan keseluruhan dan peningkatan perlawanan terhadap kelelahan”. Berdasarkan pendapat diatas menunjukkan bahwa, pendekatan pembelajaran massed practice pada prinsipnya dapat meningkatkan daya tahan secara keseluruhan. Disamping itu juga dengan latihan secara terus menerus akan meningkatkan kemampuan mengontrol gerakan pada waktu melakukan pembelajaran dan akan merangsang kemampuan otot yang dibutuhkan dalam cabang olahraga tertentu untuk membantu mencapai prestasi yang lebih baik. 1) Pelaksanaan pembelajaran keterampilan passing bolavoli dengan massed practice Pelaksanan passing bolavoli dengan pendekatan pembelajaran massed practice yaitu siswa diintruksikan melakukan keterampilan passing bolavoli secara berulang–ulang dan terus menerus. Siswa tidak commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56 diberi kesempatan untuk istirahat sampai batas waktu yang telah dijadualkan. Dengan melakukan gerakan yang berulang–ulang dan terus menerus maka dengan sendirinya akan terjadi perbaikan kualitas sistem syaraf, yang mengarah pada perbaikan pola gerakan keterampilan passing bolavoli. Seperti yang dikemukakan Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifudin (1996:142) menyatakan ”Metode terus menerus meningkatkan self control atlet pada waktu melakukan usahausaha atau latihan yang melelahkan, dan kemampuan untuk merangsang kelompok otot yang memegang peranan penting dalam pelaksanaan cabang olahraga”. Adapun setiap bentuk pendekatan pembelajaran memiliki kekurangan dan kelemahan. Demikian halnya dengan pendekatan pembelajaran
massed
practice.
Menurut
Schmidt
(1988:384)
”Pembatasan istirahat disela-sela percobaan dalam kondisi massed practice cenderung mengurangi penampilan jika dibandingkan dengan distributed practice yang istirahatnya lebih banyak”. Kelebihan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan massed practice yaitu : a) Siswa mempunyai kesempatan melakukan pengulangan gerakan sebanyak-banyaknya. b) Penguasaan terhadap pola gerakan keterampilan passing bolavoli akan menjadi lebih cepat tercapai. Karena dalam pembelajaran ini commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57 secara terus menerus dan berkelanjutan dan memungkinkan terhadap pembetulan pola gerakan yang cepat. c) Dapat meningkatkan keterampilan sekaligus meningkatkan daya tahan fisik, meningkatkan kepekaan (feeling) terhadap bola. Sedangkan kelemahan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan massed practice adalah sebagai berikut : a) Penguasaan teknik gerakan passing bolavoli kurang sempurna. Sebab dengan gerakan terus menerus akan menyebabkan kelelahan, hal ini akan berpengaruh terhadap kesempurnaan pola gerakan yang dilakukan. b) Pengontrolan dan perbaikan gerakan yang dilakukan mengalami kesulitan, karena tidak ada waktu istirahat. c) Siswa cenderung melakukan teknik yang salah, karena kondisi yang lelah. d) Dimungkinkan
akan
terjadi
kelelahan
yang
berlebihan
(overtraining) dan dapat menimbulkan cidera. 2) Sistem memori dalam pendekatan pembelajaran massed practice Pendekatan pembelajaran massed practice merupakan bentuk pembelajaran yang dilakukan secara terus menerus tanpa diselingi waktu istirahat. Dalam hai ini siswa melakukan permainan bolavoli secara terus menerus sesuai dengan program yang telah dijadualkan. Dengan melakukan permainan bolavoli secara berulang-ulang, maka akan menguatkan respon. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58 Ditinjau dari proses informasi dan sistem memori, pembelajaran passing bolavoli dengan pendekatan massed practice termasuk sistem memori jangka panjang atau long term memory. Dalam hal ini Rusli (1988:170) berpendapat bahwa : Tujuan latihan teknik dalam olahraga ialah untuk menguasai keterampilan secara efisien dan keterampilan itu melekat selama waktu tertentu. Hal ini erat kaitannya dengan konsep memori jangka panjang, karena dalam banyak hal pengembangan memori jangka panjang merupakan tujuan akhir dari proses mengajar atau belajar dalam keterampilan motorik. Dalam keadaan informasi itu melekat, maka pada suatu ketika bisa terjadi memori itu melemah yang berarti informasi dalam jagka panjang itu semakin hilang. Selain itu, dengan latihan atau pengulangan maka semakin meningkat jumlah asosiasi dalam informasi yang telah dipelajari (misalnya semakin meningkat kebermaknaannya). Pendapat tersebut menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran passing bolavoli yang dilakukan secara terus menerus maka suatu keterampilan akan dikuasai dengan baik. Keterampilan yang dilakukan secara terus menerus akan tersimpan di dalam memori, sehingga siswa akan memiliki konsep gerakan passing bolavoli yang konsisten. Pada waktu lain, keterampilan yang dikuasai tidak akan mudah hilang. Jika tidak ditunjang dengan latihan lambat laun keterampilan yang dimiliki akan menurun. d. Pendekatan
Pembelajaran
Keterampilan
Passing
Bolavoli
Menggunakan Distributed Practice Pendekatan pembelajaran distributed practice merupakan bentuk pembelajaran yang diselingi istirahat antara waktu latihan. Berikut ini commit to useryang dikemukakan beberapa ahli. disajikan batasan distributed practice
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59 Menurut Drowatzky (1981:243) Distributed practice adalah suatu metode latihan dengan memakai prinsip pengaturan latihan berselang yang dilakukan dalam beberapa sesi yang pendek diselingi waktu istirahat. Schmidt (1988:384) mengemukakan distributed practice didefinisikan sebagai praktek yang dilakukan secara berperiode yaitu terbagi dalam interval istirahat atau interval dari pembelajaran. Magill (1985:428) mengemukakan distibuted practice sebagai praktek dimana jumlah istirahat antara penelitian atau kelompok dari penelitian itu relatif lebih banyak. Periode pembelajaran
merupakan
faktor penting dan harus
diperhitungkan dalam latihan. Waktu istirahat diantara waktu latihan bertujuan untuk recovery atau pemulihan. Peggunaan waktu istirahat secara memadai bukan merupakan pemborosan waktu, tetapi merupakan bagian penting di dalam proses belajar gerak. Pendekatan pembelajaran distributed practice merupakan bentuk pembelajaran yang diselingi istirahat diantara waktu latihan. Berdasarkan hal tersebut metode distributed practice ini mempunyai beberapa keuntungan baik bagi pengajar maupun siswa. Foss & Keteiyan (1998:285)
mengemukakan
ada
dua
keuntungan
utama
dalam
menggunakan program latihan interval yaitu: (1) Program latihan interval dapat membuat para pengajar untuk lebih mengkhususkan program latihan yang lebih teliti bagi setiap siswa, yang khusus pada sistem pada sistem energi predominan untuk olahraga yang diberikan dan dilaksanakan pada commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60 tingkat tegangan fisiologis yang mengoptimalkan keberhasilan dalam penampilan. (2) Program latihan interval bisa sama hari ke hari (sehingga siswa bisa mengamati kemajuannya) fleksibel pelaksanannya. Waktu istirahat sangat penting diantara waktu latihan. Waktu istirahat memberikan kesempatan untuk siswa mengadaan pemulihan diantara pengulangan gerakan. Pemulihan dilakukan setelah melakukan kerja atau latihan dengan intensitas tinggi selama latihan. Menurut Suharno (1985:11), manfaat adanya pemulihan antara lain: ”(1) menghindari terjadinya overtraining, (2) memberikan kesempatan siswa untuk beradaptasi terhadap beban latihan sebelumnya”. 1) Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Passing Bolavoli dengan Pendekatan Distributed Practice Pendekatan pembelajaran distributed practice dapat juga diterapkan untuk meningkatkan keterampilan passing bolavoli. Di dalam pelaksanaannya, yaitu siswa melakukan gerakan keterampilan passing bolavoli sesuai instruksi dari pengajar dan saat tertentu siswa diberi kesempatan istirahat. Istirahat yang diberikan tersebut dapat digunakan untuk relaksasi atau diberikan koreksi dari pengajar. Dengan demikian kondisi siswa akan pulih, selain itu dapat mengenali atau mencermati kesalahan pada saat melakukan permainan bolavoli, sehingga pada kesempatan berikutnya kesalahan tersebut tidak diulangi lagi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61 Ditinjau dari pelaksanaan pembelajaran keterampilan passing bolavoli dengan menggunakan pendekatan pembelajaran distributed practice mempunyai kelebihan antara lain: a) Teknik keterampilan dapat dilakukan dengan baik, kesalahan teknik dapat diketahui sejak dini dan dapat segera dibetulkan sehingga pengusaan teknik keterampilan passing bolavoli dapat menjadi lebih baik. b) Kondisi fisik siswa akan terhindar dari kelelahan yang berlebihan, sehingga terhindar dari kemungkinan terjadinya overtraining. c) Siswa selalu mendapat waktu istirahat yang cukup. Sedangkan
kelemahan
pembelajaran
keterampilan
passing
bolavoli menggunakan pendekatan pembelajaran distibuted practice antara lain : a) Penguasaan teknik gerakan agak lambat, karena seringnya diselingi waktu istirahat. Hal ini disebabkan pola gerakan yang sudah terbentuk akan berkurang lagi dalam istirahat. b) Pembelajaran ini prioritasnya hanya khusus untuk peningkatan terhadap
penguasaan
teknik,
sedangkan
kondisi
fisiknya
terabaikan. c) Dimungkinkan siswa akan lebih sedikit melakukan pengulangan gerakan. d) Siswa akan merasa lebih jenuh atau bosan karena sering istirahat jika waktu istirahatnya hanya digunakan untuk menunggu giliran. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62 2) Sistem Memori dalam Pendekatan Pembelajaran Distributed Practice Pendekatan pembelajaran distributed practice merupakan bentuk pembelajaran yang dilakukan secara berseling-seling. Ini artinya, setelah melakukan gerakan diberi waktu istirahat. Pembelajaran yang dilakukan secara berseling-seling maka keterampilan yang dipelajari tersimpan dalam memori sangat singkat. Pengulangan gerakan yang diberi waktu interval (istirahat), maka suatu keterampilan yang dipelajari akan lebih lama dikuasai. Ditinjau dari proses informasi dan sistem memori, pembelajaran passing bolavoli dengan pendekatan pembelajaran distributed practice termasuk sistem memori jangka pendek atau short term memory. Short term memory merupakan suatu pemrosesan informasi yang diterima dalam waktu singkat dan dapat hilang dengan cepat pula karena lamanya waktu. Menurut hasil penafsiran Sperling yang dikutip Rusli (1988:164) bahwa: (1) Penyimpanan sensori jangka pendek mampu untuk menyimpan semua informasi yang dihadirkan ke dalamnya (karena subjek dapat mengingatkan kembali huruf jika suara dibunyikan dengan segera). (2) Penyimpanan sensori jangka pendek itu kehilangan informasi dengan cepat seiring dengan lamanya waktu. Bertolak dari pendapat tersebut menunjukkan bahwa, pendekatan pembelajaran passing bolavoli dengan distributed practice yaitu siswa akan mengingat gerakan bolavoli pada saat melakukan gerakan tersebut. Namun setelah melakukan gerakan bolavoli diberi waktu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63 istirahat atau diselingi oleh siswa lainnya. Pemberian waktu istirahat atau gerakan dilakukan siswa lainnya tersebut akan berdampak penurunan keterampilan yang dipelajari. Oleh karena itu, dalam pemberian waktu istirahat yang terlalu lama, maka suatu keterampilan akan cepat hilang.
3. Kemampuan Gerak Menurut Sukintaka (2004:78), kemampuan gerak adalah kualitas hasil gerak individu dalam melakukan gerak, baik gerakan non-olahraga maupun gerak dalam olahraga atau kematangan penampilan keterampilan motorik. Sementara Rusli (1988:96), menjelaskan bahwa kemampuan gerak adalah kapasitas dari seseorang yang berkaitan dengan pelaksanaan dan peragaan suatu keterampilan yang relatif melekat. Kualitas kemampuan gerak seseorang yang dapat mempermudah dalam melakukan keterampilan gerak, oleh karena itu kemampuan gerak dapat dipandang sebagai landasan keberhasilan masa yang akan datang di dalam melakukan keterampilan gerak khusus. “Seseorang yang memiliki kemampuan gerak yang lebih baik dari yang lain, diduga akan lebih berhasil dalam menyelesaikan tugas keterampilan gerak khusus” (Kirkendall, 1980:213). Schmith (1988:346) menjelaskan bahwa belajar motorik adalah suatu proses perubahan merespon yang relatif permanen sebagai akibat latihan dan pengalaman. Drowatzky (1981:4), mendefinisikan belajar motorik sebagai proses perubahan atau modifikasi individu sebagai hasil hasil timbal balik commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64 antara latihan dan lingkungan. Belajar motorik adalah suatu perubahan penampilan atau perilaku potensial yang relatif permanen sebagai hasil dari latihan dan pengalaman masa lalu terhadap tugas tertentu (Singer 1982:8). Proses belajar motorik dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun faktor-faktor tersebut dijelaskan sebagai berikut: (1) faktor proses belajar, (2) faktor personal meliputi persepsi, ketajaman berfikir, intelegensi, ukuran fisik, latar belakang, pengalaman, emosi, kapabilitas, motivasi, kemampuan gerak, sikap, jenis kelamin, dan usia; (3) faktor situasi meliputi situasi alami dan situasi sosial (Singer, 1980:38-51). Lebih lanjut dikatakan, bahwa dua diantara ketiga faktor tersebut yakni faktor siswa dan proses pembelajaran memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap penampilan keterampilan seseorang. Keterampilan dapat diartikan sebagai keahlian seseorang dalam melakukan aktifitas pada tingkat kemampuan yang bervariasi. Meskipun istilah ini memiliki banyak pengertian, pada umumnya yang dimaksud adalah kemampuan gerak dengan tingkatan tertentu. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Singer (1980:34) yang mengatakan bahwa “Keterampilan adalah keberhasilan dalam mencapai efisiensi dan keefektifan kebugaran”. Menurut Pate, et al (1993:204) mengatakan bahwa orang yang terampil seringkali digambarkan dengan mudah bergerak, luwes, dan memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah lingkungan. Istilah terampil juga diartikan suatu perbuatan dan sebagai indikator suatu tingkat kemahiran. Penguasaan suatu kemahiran motorik merupakan sebuah proses dimana seeorang mengembangkan seperangkat respon kedalam suatu pola gerak yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65 terkoordinasi, dan terintegrasi. Sebagai indikator-indikator dari tingkatan kemahiran,
maka
keterampilan
diartikan
sebagai
kompetensi
yang
diperagakan oleh seseorang dalam melaksanakan suatu tugas yang berkait dengan pencapaian suatu tujuan. Semakin tinggi kemampuan seseorang menjadi tujuan yang diharapkan, maka semakin terampil orang tersebut. Rusli (1988:95) mengatakan bahwa seseorang semakin mampu mencapai tujuan yang diharapkan, maka orang tersebut dikataka semakin terampil. Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa seseorang disebut terampil apabila memiliki kemampuan untuk menghasilkan sesuatu dengan kualitas yang tinggi (cepat, cermat, dan tepat). Kemampuan gerak (motor ability) dapat digunakan untuk memprediksi kemampuan
seorang
anak,
melalui
pengukuran
kemampuan
gerak
(measurement motor ability) dengan Motor Ability Test yang telah dikembangkan oleh Cozen’s, Scott’s dan Barrow’s (Singer, 1980:216). Sebagaimana dijelaskan oleh Singer bahwa Motor Ability Test mempunyai kegunaan untuk mengklasifikasikan dan memprediksi seseorang dalam keberhasilan kegiatan fisik. Jadi, guna penelitian adalah untuk melihat apakah ada perbedaan pengaruh seseorang anak yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah terhadap peningkatan keterampilan passing bolavoli.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66 B. Penelitian Yang Relevan Penelitian yang diadakan oleh Cook dan Hilgard tahun 1949 menyimpulkan bahwa, “Pembelajaran dengan massed practice akan berbahaya bila dilakukan pada awal pembelajaran dan mengutungkan pada akhir pembelajaran” (Drowatzky, 1981:244). Mereka juga tidak menemukan perbedaan pembelajaran dengan masa istirahat yang dikurangi atau ditambah. Penelitian lain yang menghubungkan dan mengevaluasi efek latihan dan posisi gerakan, Penelitian Abraham dan Grace tahun 1976 menyimpulkan bahwa, “Jadwal latihan yang berbeda nampaknya optimal untuk melatih berbagai gerakan yang dilakukan dengan posisi yang berlainan. Pembelajaran dengan distributed practice lebih baik untuk gerakan yang dilakukan di atas kepala atau dalam posisi vertikal. Hal ini merupakan akibat kompleksitas gerakan, karena gerakan yang digunakan lebih sulit dalam posisi yang demikian. Pembelajaran dengan massed practice atau distributed practice amat tergantung pada faktor-faktor yang lain. Hasil kajian gerakan psikomotor yang sederhana tidak dapat digeneralisasikan untuk keterampilan yang lebih kompleks” (Drowatzky, 1981:244). Penelitian Austin tahun 1975 dalam Drowatzky (1981:244), menyimpulkan bahwa, “Pembelajaran dengan distributed practice lebih efektif bila dibandingkan dengan pembelajaran massed practice untuk siswa Sekolah Dasar yang belajar meningkatkan kecepatan lemparan. Meskipun kelompok massed practice pada awalnya nampak lebih baik, tetapi setelah 6 minggu latihan, kelompok distributed practice menunjukkan hasil belajar yang lebih baik bila dibandingkan dengan kelompok massed practice”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67 Studi yang dilakukan oleh Austin tahun 1975 Drowatzky (1981:244) menunjukkan bahwa hasil latihan terdistribusi berpengaruh terhadap kurva belajar tugas kecepatan lemparan, dan secara signifikan lebih besar dari pada skor latihan padat. Keunggulan metode terdistribusi juga ditunjukkan oleh Ellis yang menyimpulkan dari hasil studinya bahwa, “distributed practice facilitates the acquisition of motor skill”. Stelmach yang meneliti efek latihan terdistribusi dan latihan padat dengan bentuk tugas memanjat tangga Bachman, sebanyak 16 tangga selama 30 detik untuk setiap kali memanjat. Kelompok latihan terdistribusi diberikan selang waktu istirahat selama 30 detik untuk sekali mencoba, dan kelompok latihan padat tidak disediakan waktu istirahat. Hasil studinya menunjukkan bahwa latihan berterdistribusii memperoleh skor sebesar 67 % dan ternyata lebih besar dari pada kelompok latihan padat. Setya Anung Haryanto (2009) tentang perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor ability terhadap hasil pembelajaran groundstroke forehand tenis lapangan (studi eksperimen pendekatan pembelajaran massed practice dan distributed practice pada siswa putra kelas 5 SD Negeri Jeruk Sawit 1 dan 2 Gondangrejo Karanganyar), yang menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran massed practice dan distributed practice terhadap kemampuan groundstroke forehand tenis lapangan pada siswa putra SD N Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar, ada perbedaan pengaruh antara motor ability tinggi dan rendah terhadap kemampuan groundstroke forehand tenis lapangan pada siswa putra SD N Jeruksawit Gondangrejo
Karanganyar,
ada pengaruh interaksi commit to user
antara
pendekatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68 pembelajaran dengan motor ability terhadap kemampuan groundstroke forehand tenis lapangan pada siswa putra SDN Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar. Dimana pendekatan pembelajaran massed practice lebih tepat diterapkan terhadap siswa yang mempunyai motor ability tinggi sedangkan pendekatan pembelajaran distributed practice lebih tepat diterapkan terhadap siswa yang memiliki motor ability rendah.
C. Kerangka Berpikir 1. Perbedaan pengaruh antara pembelajaran massed practice dan distributed practice terhadap peningkatan keterampilan passing bolavoli. Pembelajaran dengan massed practice akan cepat mendatangkan kelelahan dan kemungkinan juga kebosanan, karena dalam mempraktekkan gerakan dilakukan terus menerus tanpa istirahat, Pembelajaran yang dilakukan dengan frekuensi yang tinggi akan cepat mendatangkan kelelahan, sehingga hasil keterampilan yang diperoleh kurang optimal, bahkan kemungkinan besar akan menimbulkan cidera otot bila kondisi fisik kurang mendukung dan tidak dipersiapkan dengan baik. Namun pembelajaran dengan massed practice akan lebih cepat menghasilkan gerakan yang otomatis, karena pembelajaran dengan massed practice akan mempengaruhi otot-otot melakukan adaptasi terhadap rangsangan yang diberikan, sehingga otot akan terbiasa dengan aktivitasaktivitas yang berulang-ulang, hal inilah yang menjadikan gerakan yang dipelajari menjadi kebiasaan. Pembelajaran dengan massed practice akan dapat meningkatkan feeling atau naluriah yang tinggi pada diri siswa, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69 sehingga dengan naluriah ini akan memperoleh kemampuan di dalam melakukan gerakan. Sedangkan pembelajaran dengan distributed practice ditinjau dari segi kemampuan tubuh, hasilnya akan efektif, karena pembelajaran yang diselingi istirahat akan dapat menyiapkan kondisi tubuh melakukan aktivitas gerakan selanjutnya. Waktu istirahat yang memadai bukan merupakan pemborosan waktu, tetapi merupakan bagian penting di dalam proses belajar gerak untuk memperoleh pemulihan yang cukup. Dalam hal ini pembelajaran dengan distributed practice tentunya akan menghasilkan peningkatan keterampilan yang lebih baik. 2. Perbedaan peningkatan keterampilan passing bolavoli antara siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan rendah. Kemampuan
gerak
dipengaruhi
oleh
aktivitas
jasmani
dalam
kesehariannya, semakin tinggi aktivitas yang dilakukan akan semakin baik kemampuan geraknya dan sebaliknya makin rendah aktivitas gerak yang dilakukan, maka kemampuan geraknya semakin jelek. Siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi tentunya akan lebih mudah di dalam mempelajari keterampilan gerak, termasuk keterampilan passing bolavoli, sedangkan siswa yang memiliki kemampuan gerak rendah akan memerlukan waktu yang lebih lama di dalam mempelajari keterampilan gerak. Oleh sebab itu kemampuan awal anak akan sangat mempengaruhi kecepatan anak di dalam menangkap, mempelajari dan menghasilkan gerakan. Dalam hal ini siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi akan lebih cepat meningkatkan keterampilan bila dibandingkan dengan siswa dengan kemampuan gerak rendah. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70 3. Pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan gerak terhadap peningkatan keterampilan passing bolavoli. Pendekatan pembelajaran yang digunakan harus memperhatikan kemampuan gerak yang dimiliki oleh masing-masing siswa. Pendekatan pembelajaran yang digunakan akan juga mempengaruhi hasil belajar yang diberikan. Kemampuan gerak yang baik akan cepat mempengaruhi penguasaan suatu keterampilan, sedangkan kemampuan gerak yang jelek akan lebih lama di dalam mempelajari keterampilan gerak. Pemilihan pendekatan pembelajaran yang sesuai yang diinteraksikan dengan kemampuan gerak yang baik tentunya akan lebih cepat menghasilkan peningkatan keterampilan passing bolavoli. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan gerak terdapat interaksi di dalam meningkatkan suatu keterampilan.
D. Pengajuan Hipotesis Bertolak pada kerangka pemikiran yang mengacu pada jawaban sementara, maka hipotesisnya dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Ada perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran massed practice dan distributed practice terhadap peningkatan keterampilan passing bolavoli. 2. Ada perbedaan peningkatan keterampilan passing bolavoli antara siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan rendah. 3. Ada pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan gerak terhadap peningkatan keterampilan passing bolavoli. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71 BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 5 Boyolali. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini direncanakan dilaksanakan selama dua bulan dimulai tanggal 3 Maret sampai dengan 6 Mei 2010, dengan frekuensi pertemuan tiga kali seminggu yaitu pada hari Senin, Rabu dan Jum’at. Jumlah pertemuan 18 kali. Latihan dimulai pukul 15.00 s/d 16.30 WIB.
B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan rancangan faktorial 2x2. Menurut Sudjana (2002:148) eksperimen faktorial adalah eksperimen yang hampir atau semua taraf sebuah faktor dikombinasikan atau disilangkan dengan semua taraf tiap faktor lainnya yang ada dalam eksperimen.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72 Tabel 4. Kerangka Desain Penelitian Variabel Atribut
Kemampuan Gerak (B)
Pendekatan Pembelajaran Variabel Manipulatif (A) Massed practice (a1) Distributed practice (a2)
Tinggi
Rendah
(b1)
(b2)
a1b1
a1b2
a2b1
a2b2
Keterangan: a1b1
: Kelompok siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dilatih menggunakan pendekatan pembelajaran massed practice.
a2b1
: Kelompok siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dilatih menggunakan pendekatan pembelajaran distributed practice.
a1b2
: Kelompok siswa yang memiliki kemampuan gerak rendah dilatih menggunakan pendekatan pembelajaran massed practice.
a2b2
: Kelompok siswa yang memiliki kemampuan gerak rendah dilatih menggunakan pendekatan pembelajaran distributed practice.
Untuk mendapatkan keyakinan bahwa peningkatan keterampilan passing bolavoli yang merupakan hasil perlakuan maka dapat digeneralisasikan ke dalam populasi yang ada.
C. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel bebas (independent) dan satu variabel terikat (dependent) dengan rincian yaitu :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73 1. Variabel bebas (independent) a. Variabel manipulatif yaitu pendekatan pembelajaran yang terdiri dari 2 taraf. 1) Pendekatan pembelajaran massed practice. 2) Pendekatan pembelajaran distributed practice. b. Variabel bebas atributif (yang dikendalikan) dalam penelitian ini yaitu: 1) Kemampuan gerak tinggi. 2) Kemampuan gerak rendah. 2. Variabel terikat (dependent) Dalam penelitian ini variabel terikatnya yaitu peningkatan keterampilan passing bolavoli.
D. Definisi Operasional Untuk memberikan penafsiran yang sama terhadap variabel-variabel dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan definisi dari variabel-variabel penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Pendekatan Pembelajaran massed practice Pendekatan
pembelajaran
massed
practice
adalah
pendekatan
pembelajaran dimana aktivitas pembelajaran dilakukan dengan prinsip pengaturan giliran belajar dimana siswa melakukan gerakan secara terusmenerus tanpa diselingi istirahat. Model ini setiap siswa diberi instruksi mempraktekkan secara terus-menerus selama waktu belajar. Setelah siswa betul-betul lelah, maka aktivitas belajar diakhiri, atau pelajaran tetap commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74 dilanjutkan walaupun sudah lelah sampai waktu belajar yang diprogramkan habis. 2. Pendekatan Pembelajaran distributed practice Pendekatan pembelajaran distributed practice adalah pendekatan pembelajaran dimana pemberian materi dengan prinsip pengaturan giliran dalam pembelajaran dimana diadakan pengaturan waktu belajar dengan waktu istirahat secara berselang-seling. 3. Kemampuan Gerak Kemampuan gerak adalah kapasitas dari seseorang yang berkaitan dengan pelaksanaan dan peragaan suatu keterampilan yang relatif melekat. Kemampuan gerak dibagi menjadi dua yaitu kemampuan gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah. Instrumen yang digunakan dalam menentukan kemampuan gerak adalah dengan Barrow Motor Ability Tes. Langkah-langkah untuk menentukan kemampuan gerak dengan menghitung t score dan menghitung mean. Strata I
= Kemampuan gerak tinggi
Strata II
= Kemampuan gerak rendah
4. Keterampilan Passing Bolavoli Keterampilan passing bolavoli adalah teknik memainkan bola yang dilakukan oleh seorang dengan satu atau dua tangan bertujuan untuk mengarahkan bola ke suatu tempat agar bola dapat dimainkan, yang terdiri dari pass atas, pass bawah. Diukur dengan baterai tes AAHPER Volley Skill Test Manual (Strand & Wilson, 1993:136-139). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75 E. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian Penelitian ini menggunakan populasi 60 siswa putra kelas VIII SMP Negeri 5 Boyolali. 2. Sampel Penelitian Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40 siswa, yang diperoleh dengan teknik purposive random sampling. Menurut Sudjana (2002) teknik purposive random sampling yaitu dari jumlah populasi yang ada untuk menjadi sampel harus memenuhi ketentuan-ketentuan untuk memenuhi tujuan penelitian. Ketentuan-ketentuan tersebut adalah : a. Jenis kelamin laki-laki. b. Berminat untuk mengikuti pendekatan pembelajaran massed pactice dan distributed practice. c. Sehat jasmani dan rohani. d. Bersedia menjadi sampel penelitian. e. Memiliki gerak dasar yang baik, berdasarkan hasil observasi dan informasi. Dari sejumlah siswa yang telah mempunyai ketentuan tersebut, kemudian kemampuan gerak diperoleh dengan Barrow Motor Ability Test, data hasil kemampuan gerak tersebut dipakai untuk mengelompokkan yaitu sampel yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan sampel yang memiliki kemampuan gerak rendah. Selanjutnya dirangking, dari hasil rangking tersebut dibagi atas tiga kelompok yaitu tingkat kemampuan gerak tinggi, sedang dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76 rendah. 20 siswa yang memiliki tingkat kemampuan gerak sedang tidak diikutsertakan, sehingga besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40 siswa putra yang terdiri dari 20 siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi, dan 20 siswa yang memiliki kemampuan gerak rendah. Selanjutnya 20 siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan yang memiliki kemampuan gerak rendah masing–masing dibagi menjadi dua kelompok dengan cara diundi (random), yaitu 10 siswa mendapatkan perlakuan dengan pendekatan pembelajaran massed practice dan 10 siswa sebagai kelompok yang mendapatkan pendekatan pembelajaran distributed practice.
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara tes dan pengukuran beberapa variabel penelitian: 1) Data kemampuan gerak Kemampuan gerak diperoleh dengan Barrow Motor Ability Tes, data hasil kemampuan gerak tersebut dipakai untuk mengelompokkan yaitu sampel yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan sampel yang memiliki kemampuan gerak rendah. 2) Data keterampilan passing bolavoli Pengambilan data keterampilan passing bolavoli digunakan dengan baterai tes AAHPER Volley Skill Test Manual (Strand & Wilson, 1993:136139). Tes ini meliputi: 1) tes passing, kemampuan testee menerima dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77 mengembalikan passing (operan) bola, 2) tes setting, kemampuan testee dalam mengoper (mengumpan) bola melewati rintangan dan mengarahkannya ke daerah sasaran, 3) tes memvolley, kemampuan testee dalam memvolley bola kedinding dengan baik dan benar dalam jangka waktu 1 menit. Karena dalam penelitian ini hanya memberikan treatmen pada 2 (dua) teknik dasar yaitu pass bawah dan pass atas, maka yang akan di tes juga adalah dua teknik dasar tersebut dengan menggunakan baterai tes di atas.
G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis varian (ANAVA) rancangan faktorial 2x2 pada α = 0,05. Jika nilai F yang diperoleh (Fo) signifikan analisis dilanjutkan dengan uji rentang hewman-keuls (Sudjana, 2004:36). Untuk memenuhi asumsi dalam teknik anava, maka dilakukan uji normalitas (Uji lilliefors) dan uji Homogenitas Varians (dengan uji Bartlett) (Sudjana, 2002:261-264). Urutan langkah-langkah analisis data penelitian ini adalah: 1. Pengujian Prasyarat Analisis Sebelum dilakukan analisis data dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas (Uji Liliefors) dan uji Homogenitas Varians (dengan uji Bartlett). Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam penelitian berasal dari sampel berdistribusi normal atau tidak. Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah variansi pada tiap-tiap kelompok homogen atau to tidak. commit user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78 a. Uji Normalitas Uji normalitas data penelitian ini menggunakan metode Liliefors (Sudjana, 2002:466). Adapun prosedur pengujian normalitas tersebut adalah sebagai berikut : 1) Pengamatan x1, x2, ……., xn dijadikan bilangan baku z1, z2, ……., zn dengan menggunakan rumus:
zi =
Keterangan :
= Rata-rata = Nilai variabel s = Simpangan baku
2) Untuk setiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(zi) = P (z ≤ zi). 3) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, ……., zn yang lebih kecil atau sama dengan zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S(zi), maka
S(zi) =
4) Hitung selisih F(zi) - S(zi), kemudian ditentukan harga mutlaknya. 5) Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut. Harga terbesar ini merupakan Lhitung.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79 b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan dengan uji Bartlett. Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut : 1) Membuat tabel perhitungan yang terdiri dari kolom-kolom kelompok sampel; dk (n-1); 1/dk; SDi2, dan (dk) log SDi2. 2) Menghitung varians gabungan dari semua sampel, dengan rumus: SD2 =
……. (1)
B = Log SDi2 (n-1) 3) Menghitung χ2, dengan rumus: χ2 = (Ln) B – (n–1) Log SDi ……….. (2) dengan (Ln 10) = 2,3026 Hasilnya (χ2hitung) kemudian dibandingkan dengan χ2tabel, pada taraf signifikansi α = 0,05 dan dk (n-1). 4) Apabila χ2hitung < χ2tabel, maka Ho diterima. Artinya varians sampel bersifat homogen. Sebaliknya apabila χ2hitung > χ2tabel, maka Ho ditolak, artinya varians sampel bersifat tidak homogen. 2. Uji Hipotesis commit to user Langkah-langkah melakukan uji hipotesis adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80 1. Anava Rancangan Faktorial 2x2 1) Metode AB untuk Perhitungan Anava Dua Faktor Tabel 5. Ringkasan Anava Dua Faktor Sumber Variasi Rata-rata Perlakuan A B AB Kekeliruan
Dk 1
JK Ry
RJK R
F0
a–1 b–1 (a-1)(b-1) ab (n-1)
Ay By ABy Ey
A B AB E
A/B B/E AB/E
Keterangan: A = Kelompok A B = Kelompok B AB = Interaksi antara kelompok A dengan kelompok B 2) Kriteria Pengujian Hipotesis Jika F ≥ F(1-α) (v1-v2), maka hipotesis nol ditolak. Jika F < F(1-α) (v1-v2), maka hipotesis nol diterima. Dengan demikian dk pembilang v1 (k-1) dan dk penyebut v2 = (n1 + … nk – k), α = taraf signifikansi untuk pengujian hipotesis. 2. Uji Rentang Newman-Keuls Setelah Anava Menurut Sudjana (2004:36) langkah-langkah untuk melakukan uji Newman-Keuls adalah sebagai berikut: 1) Susun k buah rata-rata perlakuan menurut urutan nilainya, dan yang paling kecil sampai kepada yang terbesar. 2) Dari rangkaian ANAVA, diambil harga RJKe disertai dk-nya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81 3) Hitung kekeliruan buku rata-rata untuk tiap perlakuan dengan rumus:
Sy =
RJK (kekeliruan) juga didapat dari hasil rangkuman ANAVA. 4) Tentukan taraf signifikansi α, lalu gunakan daftar rentang student. Untuk uji Newman-Keuls, di ambil v = dk dari RJK (kekeliruan) dan p = 2,3...,k. Harga-harga yang di dapat dari badan daftar sebanyak (k-1) untuk v dan p supaya di catat. 5) Kalikan harga-harga yang didapat di titik (...) di atas masingmasing dengan Sy, dengan jalan demikian diperoleh apa yang dinamakan rentang signifikan terkecil (RST). 6) Bandingkan selisih rata-rata terkecil dengan RST untuk mencari pk selisih rata-rata terbesar dan rata-rata terkecil kedua dengan RST untuk p= (k-1), dan seterusnya. Demikian halnya perbandingan selisih rata-rata terbesar kedua rata-rata terkecil dengan RST untuk p = (k-1), selisih rata-rata terbesar kedua dan rata-rata terkecil kedua dengan RST untuk p = (k-2), dan seterusnya. Dengan jalan begini, semuanya akan ada ½ k (k-1) pasangan yang harus dibandingkan. Jika selisih-selisih yang didapat lebih besar dari pada RST-nya masing-masing maka disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikansi di antara rata-rata perlakuan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya. Penyajian hasil penelitian adalah berdasarkan analisis statistik yang dilakukan pada tes awal dan tes akhir keterampilan passing bolavoli. Berturut-turut berikut disajikan mengenai deskripsi data, uji persyaratan analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian.
A. Deskripsi Data Deskripsi hasil analisis data hasil tes keterampilan passing bolavoli yang dilakukan sesuai dengan kelompok yang dibandingkan disajikan sebagai berikut: Tabel 6. Deskripsi Data Hasil Tes Keterampilan Passing Bolavoli Tiap Kelompok Berdasarkan Pengunaan Pendekatan Pembelajaran dan Tingkat Kemampuan Gerak Perlakuan
Pendekatan pembelajaran dengan massed practice
Pendekatan pembelajaran dengan distributed practice
Tingkat Statistik Kemampuan Gerak Jumlah Tinggi Rerata SD Jumlah Rendah Rerata SD Jumlah Tinggi Rerata SD Jumlah Rendah Rerata SD commit to user
Hasil Tes Awal 931 93.100 8.306 759 75.900 10.005 969 96.900 11.259 807 80.700 7.543
Hasil Peningkatan Tes Akhir 1222 291 122.200 29.100 10.130 3.725 934 175 93.400 17.500 8.631 4.743 1251 282 125.100 28.200 8.279 5.095 1094 287 109.400 28.700 9.778 7.761
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83 Gambaran menyeluruh dari nilai rata-rata keterampilan passing bolavoli maka dapat dibuat histogram perbandingan nilai-nilai sebagai berikut:
140 120 100 80 60 40 20 0 MP (A1)
DP (A2)
KGD T (B1)
KGD R (B2)
Pre-test
84.5
88.8
95
78.3
Post-test
107.8
117.25
123.65
101.4
Gambar 6. Histogram Nilai Rata-Rata Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Keterampilan Passing Bolavoli Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Pendekatan Pembelajaran dan Tingkat Kemampuan Gerak
Keterangan: MP
= Kelompok pendekatan pembelajaran dengan massed practice
DP
= Kelompok pendekatan pembelajaran distributed practice
KGD T = Kelompok kemampuan gerak tinggi KGD R = Kelompok kemampuan gerak rendah = Hasil tes awal = Hasil tes akhir Hal-hal yang menarik dari nilai-nilai yang terdapat dalam tabel dan histogram di atas adalah sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84 1. Jika antara kelompok siswa yang mendapat pendekatan pembelajaran dengan massed practice dan distributed practice dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok perlakuan dengan massed practice memiliki peningkatan keterampilan passing bolavoli sebesar 5.15 yang lebih tinggi dari pada kelompok pendekatan pembelajaran dengan distributed practice. 2. Jika antara kelompok siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan rendah dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi memiliki peningkatan keterampilan passing bolavoli sebesar 5.55 yang lebih tinggi dari pada kelompok siswa yang memiliki kemampuan gerak rendah. Masing-masing
sel
(kelompok
perlakuan)
memiliki
peningkatan
keterampilan passing bolavoli yang berbeda. Nilai peningkatan keterampilan passing bolavoli masing-masing sel (kelompok perlakuan) dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 7. Nilai Peningkatan Keterampilan Passing Bolavoli Masing-Masing Sel (Kelompok Perlakuan) Kelompok
Gain
Perlakuan (Sel)
Score
No
1
A1B1 (KP1)
29.1
2
A1B2 (KP2)
17.5
3
A2B1 (KP3)
28.2
4
A2B2 (KP4)
28.7
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
85 Agar nilai rata-rata peningkatan keterampilan passing bolavoli yang dicapai tiap kelompok perlakuan mudah dipahami, maka nilai peningkatan keterampilan passing bolavoli pada tiap kelompok perlakuan disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut:
Gambar 7. Histogram Nilai Rata-Rata Peningkatan Keterampilan Passing Bolavoli Pada Tiap Kelompok Perlakuan.
Keterangan : KP1 = Kelompok pendekatan pembelajaran dengan massed practice pada tingkat kemampuan gerak tinggi KP2 = Kelompok pendekatan pembelajaran dengan massed practice pada tingkat kemampuan gerak rendah KP3 = Kelompok pendekatan pembelajaran dengan distributed practice memiliki kemampuan gerak tinggi KP4 = Kelompok pendekatan pembelajaran dengan distributed practice pada tingkat kemampuan gerak rendah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86 B. Reliabilitas Untuk mengetahui tingkat keajegan hasil tes dilakukan uji reliabilitas pada tes awal dan tes akhir keterampilan passing bolavoli. Hasil uji reliabilitas data keterampilan passing bolavoli kemudian dikategorikan, dengan menggunakan pedoman tabel koefisien korelasi dari Book Walter yang dikutip Mulyono (1992:22), yaitu : Tabel 8. Range Kategori Reliabilitas Kategori
Reliabilita
Tinggi Sekali
0,90 – 1,00
Tinggi
0,80 – 0,89
Cukup
0,60 – 0,79
Kurang
0,40 – 0,59
Tidak Signifikan
0,00 – 0,39
Adapun hasil uji reliabilitas data keterampilan passing bolavoli pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
87 Tabel 9. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Variabel
Reliabilita
Kategori
(1) Standing broad jump
0,94
Tinggi sekali
(2) Lari zig-zag
0,98
Tinggi sekali
(3) Shoot put bola softball
0,98
Tinggi sekali
(1) Pass bawah
0,76
Cukup
(2) Pass atas
0,75
Cukup
(1) Pass bawah
0,87
Tinggi
(2) Pass atas
0,92
Tinggi sekali
a. Tes kemampuan gerak
b. Tes awal keterampilan passing bolavoli
c. Tes akhir keterampilan passing bolavoli
C. Pengujian Persyaratan Analisis Varians 1. Uji Normalitas Sebelum dilakukan analisis data perlu diuji distribusi kenormalannya. Uji normalitas data dalam penelitian ini digunakan metode Lilliefors. Hasil uji normalitas data yang dilakukan pada tiap kelompok adalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
88 Tabel 10. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Kelompok
N
M
SD
Lhitung
Ltabel 5%
Kesimpulan
KP1
10
29.100
3.725
0.2179
0.258
Berdistribusi Normal
KP2
10
17.500
4.743
0.1438
0.258
Berdistribusi Normal
KP3
10
28.200
5.095
0.1664
0.258
Berdistribusi Normal
KP4
10
28.700
7.761
0.1368
0.258
Berdistribusi Normal
Perlakuan
Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada KP1 diperoleh nilai Lo = 0.2179. Di mana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf signifikansi 5% yaitu 0.258. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada KP1 termasuk berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada KP2 diperoleh nilai Lo = 0.1438, yang ternyata lebih kecil dari angka batas penolakan hipotesis nol menggunakan signifikansi 5% yaitu 0.258. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada KP2 termasuk berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada KP3 diperoleh nilai Lo = 0.1664. Di mana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan menggunakan signifikansi 5% yaitu 0.258. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada KP3 termasuk berdistribusi normal. Adapun dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada KP4 diperoleh nilai Lo = 0.1368, yang ternyata juga lebih kecil dari angka batas penolakan hipotesis nol menggunakan signifikansi 5% yaitu 0.258. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada KP4 juga termasuk berdistribusi normal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
89 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas dimaksudkan untuk menguji kesamaan varians antara kelompok 1 dengan kelompok 2. Uji homogenitas pada penelitian ini dilakukan dengan uji Bartlett. Hasil uji homogenitas data antara kelompok 1 dan kelompok 2 adalah sebagai berikut: Tabel 11. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data ∑ Kelompok
Ni
SD2gab
χ2o
χ2tabel 5%
Kesimpulan
4
10
30.642
5.319
7.81
Varians homogen
Dari hasil uji homogenitas diperoleh nilai χ2o = 5.319. Sedangkan dengan k 1 = 4 – 1 = 3, angka χ2tabel 5% = 7,81, yang ternyata bahwa nilai χ2o = 5.319 lebih kecil dari χ2tabel
5%
= 7.81. Sehingga dapat disimpulkan bahwa antara kelompok
dalam penelitian ini memiliki varians yang homogen.
D. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis penelitian dilakukan berdasarkan hasil analisis data dan interprestasi analisis varians. Uji rentang Newman-Keuls ditempuh sebagai langkah-langkah uji rata-rata setelah Anava. Berkenaan dengan hasil analisis varians dan uji rentang Newman-Keuls, ada beberapa hipotesis yang harus diuji. Urutan pengujian disesuaikan dengan urutan hipotesis yang dirumuskan pada bab II. Hasil analisis data, yang diperlukan untuk pengujian hipotesis sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
90 Tabel 12. Ringkasan Nilai Rata-Rata Keterampilan Passing Bolavoli Berdasarkan Penggunaan Pendekatan Pembelajaran dan Tingkat Kemampuan Gerak Variabel a1 Rerata
b1
a2 b2
b1
b2
Keterampilan Bolavoli Hasil tes awal
93.10
75.90
96.90
80.70
Hasil tes akhir
122.20
93.40
125.10
109.40
Peningkatan
29.10
17.50
28.20
28.70
Keterangan : a1 = Pendekatan pembelajaran massed practice . a2 = Pendekatan pembelajaran distributed practice. b1 = Kelompok siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi b2 = Kelompok siswa yang memiliki kemampuan gerak rendah Tabel 13. Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Penggunaaan Pendekatan Pembelajaran (A1 dan A2) Sumber Variasi
dk
JK
RJK
A
1
265.2250
265.225
Kekeliruan
36
1103.1000
30.642
Fo 8.6557 *
Ft 4.11
Tabel 14. Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Tingkat Kemampuan Gerak (B1 dan B2) Sumber Variasi
dk
JK
RJK
B
1
308.0250
308.025
Kekeliruan
36
1103.1000
30.642
commit to user
Fo 10.0525 *
Ft
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
91 Tabel 15. Ringkasan Hasil Analisis Varians Dua Faktor Sumber
dk
Variasi
JK
RJK
Fo
Ft
Rata-rata Perlakuan
1
26780.6250
26780.625
A
1
265.2250
265.225
8.6557 *
B
1
308.0250
308.025
10.0525 *
AB
1
366.0250
366.025
11.9453 *
Kekeliruan
36
1103.1000
30.642
Total
40
28823.0000
4.11
Tabel 16. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman-Keuls Setelah Analisis Varians KP
a1b2
a2b2
a2b1
a1b1
RST
Rerata
17.500
28.200
28.700
29.100
a1b2
17.500
-
10.700
* 11.200 *
11.600
a2b2
28.200
-
0.500
0.900
6.0917
a2b1
28.700
-
0.400
6.7218
a1b1
29.100
*
5.0589
-
Keterangan ; Tanda * signifikan pada p £ 0,05.
Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat dilakukan pengujian hipotesis sebagai berikut: 1. Pengujian Hipotesis I Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran dengan massed practice memiliki peningkatan yang berbeda dengan pendekatan pembelajaran distributed practice. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 8.656 > commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
92 Ftabel = 4.11. Dengan demikian hipotesa nol (H0) ditolak. Yang berarti bahwa pendekatan pembelajaran dengan massed practice memiliki peningkatan yang berbeda dengan pendekatan pembelajaran distributed practice dapat diterima kebenarannya. Dari analisis lanjutan diperoleh bahwa ternyata pendekatan pembelajaran massed practice memiliki peningkatan yang lebih baik dari pada pendekatan pembelajaran dengan ditributed practice rata-rata peningkatan masing-masing yaitu 28.450 dan 23.300.
2. Pengujian Hipotesis II Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi memiliki peningkatan keterampilan passing bolavoli yang berbeda dengan siswa yang memiliki kemampuan gerak rendah. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 10.053 > Ftabel = 4.11. Dengan demikian hipotesa nol (H0) ditolak. Berarti bahwa siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi memiliki peningkatan keterampilan passing bolavoli yang berbeda dengan siswa yang memiliki kemampuan gerak rendah dapat diterima kebenarannya. Dari analisis lanjutan diperoleh bahwa ternyata siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi memiliki peningkatan keterampilan passing bolavoli yang lebih baik dari pada siswa yang memiliki kemampuan gerak rendah, dengan rata-rata peningkatan masing-masing yaitu 28.650 dan 23.100.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
93 3. Pengujian Hipotesis III Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara perbedaan pendekatan pembelajaran dan tingkat kemampuan gerak siswa sangat bermakna. Karena Fhitung = 11.945 > Ftabel = 4.11. Dengan demikian hipotesa nol ditolak. Yang berarti bahwa keberhasilan pendekatan pembelajaran dipengaruhi oleh tingkat kemampuan gerak yang dimiliki siswa.
E. Pembahasan Hasil Penelitian Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran yang lebih lanjut mengenai hasil-hasil analisis data yang telah dikemukakan. Berdasarkan pengujian hipotesis telah menghasilkan dua kelompok kesimpulan analisis yaitu : (a) ada perbedaan pengaruh yang bermakna antara faktor-faktor utama penelitian (b) ada interaksi yang bermakna antara faktor-faktor utama dalam bentuk interaksi dua faktor. Kelompok kesimpulan analisis tersebut dapat dipaparkan lebih lanjut sebagai berikut: 1. Perbedaan Pengaruh Antara Pendekatan Pembelajaran Massed Practice dan Distributed Practice Terhadap Peningkatan Keterampilan Passing Bolavoli Berdasarkan pengujian hipotesis pertama ternyata ada perbedaan pengaruh yang nyata antara kelompok siswa yang mendapatkan pendekatan pembelajaran massed practice dan kelompok siswa yang mendapatkan pendekatan
pembelajaran
distributed
practice
terhadap
peningkatan
keterampilan passing bolavoli. Pada kelompok siswa yang mendapat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
94 pendekatan
pembelajaran
massed
practice
mempunyai
peningkatan
keterampilan passing bolavoli yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok siswa yang mendapat pendekatan pembelajaran dengan distributed practice. Pembelajaran keterampilan bolavoli dengan massed condition, memiliki kelebihan dalam hal pemanfaatan memori gerakan, yaitu dengan adanya ingatan jangka pendek (short term memory). Short term memory yaitu sistem memori yang berfungsi untuk menyimpan sejumlah besar informasi yang diterimanya selama periode waktu yang singkat. Setelah melakukan gerakan keterampilan bolavoli, short term sensory store siswa mencatat di dalam short term memory. Apa yang harus saja dilakukan masih terkonsep dan tersimpan di dalam memori selama beberapa saat, dan memori itu akan hilang setelah beberapa lama. Dengan pembelajaran secara padat (massed practice), maka sebelum memori itu hilang, siswa melakukan gerakan lagi sehingga konsep gerakan keterampilan bolavoli yang dilakukan terkonsep ke dalam memori dengan lebih kuat. Short term memory ini juga dapat memberikan feedback pada siswa, agar gerakan keterampilan bolavoli selanjutnya menjadi lebih baik. Suatu misal siswa melakukan gerakan yang terlalu lemah, atau tenaganya terlalu besar. Siswa menyadari bahwa gerakan yang baru saja dilakukan dengan kurang tetap, gerakan yang dilakukan tadi masih terkonsep di dalam memori, sehingga memberikan perbaikan untuk gerakan selanjutnya. Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan bahwa perbandingan rata-rata peningkatan persentase keterampilan passing commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
95 bolavoli yang dihasilkan oleh pendekatan pembelajaran massed practice lebih tinggi 5.15 dari pada distributed practice. 2. Perbedaan Keterampilan Passing Bolavoli Antara Siswa yang Memiliki Kemampuan Gerak Tinggi dan Rendah Berdasarkan pengujian hipotesis ke dua ternyata ada perbedaan pengaruh yang nyata antara kelompok siswa dengan kemampuan gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah terhadap peningkatan keterampilan passing bolavoli. Pada kelompok siswa dengan kemampuan gerak tinggi mempunyai peningkatan keterampilan passing bolavoli lebih tinggi dibanding kelompok siswa dengan kemampuan gerak rendah. Pada kelompok siswa kemampuan gerak tinggi memiliki potensi yang lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki kemampuan gerak rendah. Kemampuan gerak merupakan modalitas untuk melakukan pembelajaran keterampilan passing bolavoli. Kemampuan
gerak
adalah
kemampuan
seseorang
dalam
mengintegrasikan antara gerakan mata (pandangan) dengan gerakan tangan secara efektif. Gerakan keterampilan bolavoli termasuk gerakan yang cukup kompleks sebab gerakan pukulan merupakan gabungan beberapa gerakan yang harus dilakukan secara terpadu dan selaras. Keberhasilan keterampilan bolavoli dipengaruhi oleh kemampuan siswa untuk melakukan gerakan secara terpadu dan selaras. Kemampuan gerak dapat menunjang keberhasilan belajar keterampilan bolavoli karena dengan kemampuan gerak yang baik siswa dapat mengontrol gerakan-gerakan yang dilakukan sehingga menjadi lebih akurat. Siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi memiliki kemampuan untuk commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
96 lebih cepat menguasai keterampilan passing bolavoli, dari pada siswa yang memiliki kemampuan gerak rendah. Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan bahwa perbandingan rata-rata peningkatan keterampilan passing bolavoli pada siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi 5.55 yang lebih tinggi dari pada kelompok siswa yang memiliki kemampuan gerak rendah. 3. Pengaruh Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran dan Kemampuan Gerak Terhadap Peningkatan Keterampilan Passing Bolavoli Dari tabel ringkasan hasil analisis varian dua faktor, nampak bahwa faktor-faktor utama penelitian dalam bentuk dua faktor menunjukkan interaksi yang nyata. Untuk kepentingan pengujian bentuk interaksi AB terbentuklah tabel dibawah ini. Tabel 17. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama, dan Interaksi Faktor, A dan B Terhadap Peningkatan Keterampilan Passing Bolavoli. Faktor
A = Pendekatan Pembelajaran Taraf
A1
A2
Rerata
A1 – A2
B = Kemampuan
B1
29.100
28.200
28.650
0.900
Gerak
B2
17.500
28.700
23.100
11.200
Rerata
23.300
28.450
25.875
5.55
B1 – B2
11.600
0.500
5.15
-
Interaksi antara dua faktor penelitian dapat dilihat pada gambar berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
97
35 30 25 20 15 10 5 0
A1 A2
A2 A1
1
35 30 25 20 15 10 5 0
A2
2
B1
B2 B1 B1
B2
1
A1
B2
2
Gambar 8. Bentuk Interaksi Perubahan Besarnya Peningkatan Keterampilan Passing Bolavoli Keterangan : : A1 = Pendekatan pembelajaran dengan massed practice : A2 = Pendekatan pembelajaran dengan distributed practice. : B1 = Kemampuan gerak tinggi : B2 = Kemampuan gerak rendah Atas dasar gambar di atas, bahwa bentuk garis perubahan besarnya nilai keterampilan passing bolavoli adalah tidak sejajar dan bersilangan. Garis perubahan peningkatan keterampilan antar kelompok memiliki suatu titik commit pendekatan to user pertemuan atau persilangan. Antara pembelajaran dan tingkat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
98 kemampuan gerak memiliki titik persilangan. Berarti terdapat interaksi yang signifikan diantara keduanya. Gambar tersebut menunjukkan bahwa kemampuan gerak berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan passing bolavoli. Berdasarkan hasil penelitian pada gambar 8, ternyata siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dengan pendekatan pembelajaran massed practice, memiliki peningkatan keterampilan passing bolavoli sebesar 29.100 yang lebih baik dibandingkan siswa dengan kemampuan gerak tinggi dan mendapat perlakuan pendekatan pembelajaran distributed practice sebesar 28.200. Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan gerak rendah dengan pendekatan pembelajaran distributed practice, memiliki peningkatan keterampilan passing bolavoli sebesar 28.700 yang lebih baik dibandingkan siswa dengan kemampuan gerak tinggi dan mendapat perlakuan pendekatan pembelajaran distributed practice sebesar 17.500. Kefektifan penggunaan pendekatan pembelajaran bolavoli dipengaruhi oleh klasifikasi kemampuan gerak yang dimiliki siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
99 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara pendekatan pembelajaran massed practice dan distributed practice dalam meningkatkan keterampilan passing bolavoli. Pengaruh pendekatan pembelajaran massed practice lebih baik dari pada distributed practice dalam meningkatkan keterampilan passing bolavoli. 2. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara kemampuan gerak tinggi dengan kemampuan gerak rendah terhadap peningkatan keterampilan passing bolavoli. Peningkatan keterampilan passing bolavoli pada siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi lebih baik dari pada yang memiliki kemampuan gerak rendah. 3. Terdapat interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan gerak terhadap peningkatan keterampilan passing bolavoli. a. Siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi lebih cocok jika diberikan pendekatan pembelajaran massed practice. b. Siswa yang memiliki kemampuan gerak rendah lebih cocok jika diberikan pendekatan pembelajaran distributed practice. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
100 B. Implikasi Kesimpulan dari hasil penelitian ini dapat mengandung pengembangan ide yang lebih luas jika dikaji pula tentang implikasi yang ditimbulkan. Atas dasar kesimpulan yang telah diambil, dapat dikemukakan implikasinya sebagai berikut: 1. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendekatan pembelajaran dan kemampuan gerak merupakan variabel yang mempengaruhi peningkatan keterampilan passing bolavoli. 2. Pendekatan
pembelajaran
menggunakan
massed
practice
ternyata
memberikan pengaruh yang lebih tinggi dalam meningkatkan keterampilan passing bolavoli. Kebaikan pendekatan pembelajaran massed practice ini dapat dipergunakan sebagai solusi bagi pengajar dan pelatih dalam upaya meningkatkan keterampilan passing bolavoli. 3. Berkenaan dengan penerapan kedua bentuk penggunaan pendekatan pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan passing bolavoli, masih ada faktor lain yaitu kemampuan gerak. Hasilnya menunjukkan bahwa ada perbedaan peningkatan keterampilan passing bolavoli yang sangat signifikan antara kelompok kemampuan gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah. Hal ini mengisyaratkan kepada pengajar dan pelatih, upaya peningkatan keterampilan passing bolavoli hendaknya memperhatikan faktor kemampuan gerak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
101 C. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini maka kepada pengajar dan pelatih diberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Pendekatan pembelajaran massed practice memiliki pengaruh yang lebih baik dalam meningkatkan keterampilan passing bolavoli, maka sebaiknya dipilih oleh pengajar dan pelatih dalam upaya meningkatkan keterampilan siswanya. 2. Penerapan penggunaan pendekatan pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan passing bolavoli, perlu memperhatikan faktor kemampuan gerak. 3. Dalam pembelajaran pembelajaran terhadap peningkatan keterampilan passing bolavoli kepada siswa yang memiliki kecocokan tinggi, hendaknya pengajar dan pelatih menggunakan massed practice. 4. Dalam pembelajaran siswa yang memiliki kecocokan rendah dan belum menguasai keterampilan passing bolavoli, hendaknya pengajar menggunakan distributed practice.
commit to user