PENGARUH PEMECAHAN SAHAM (STOCK SPLIT) TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM (Survei pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI)
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Akuntansi
Oleh : REZA MUHAMMAD NPM. 083403119
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SILIWANGI 2013
ABSTRAK Teori permintaan, ketika harga semakin tinggi maka menurunkan permintaan. Begitupun dengan saham yang ditawarkan perusahaan, akan mengalami kesulitan bagi pembeli untuk mendapatkan saham yang akan dibelinya. Ketika itu terjadi perusahaan akan mengalami kesulitan dalam pembiayaan dari sektor saham yang dipasarkannya. Untuk menghindari kondisi yang demikian maka salah satu strategi perusahaan adalah Stock split. Pada dasarnya stock split berfungsi sebagai kosmetik, agar dapat merekontruksi harga saham pada kisaran yang optimal, sehingga saham dapat kembali aktif dipasaran. Pada penelitian ini menggarap bagaimana teori permintaan tersebut diaplikasikan pada harga saham, yaitu meneliti pengaruh stock split terhadap volume perdagangan saham. Sehingga kita dapat menemukan bukti-bukti empiris serta menguji kebenarannya. Metode penetuan sampel yang digunakan peneliti adalah
purposive sampling, dengan sample perusahaan manufaktur yang
melakukan stock split periode 2006-2012 dan terdaptar di BEI. Berdasarkan hasil penelitian ini didapat bahwa variabel stock split berpengaruh negatif serta tidak ada pengaruh signifikan rata-rata volume perdagangan sebelum dan sesudah pemecahan saham (stock split). Artinya pemecahan saham (stock split) tidak mendapatkan reaksi positif dari pasar. Saran dari penulis agar perusahaan yang akan melakukan stock split agar dapat membaca situasi terlebih dahulu, sehingga strategi yang diterapkan dapat lebih efektif.
Kata Kunci
: Pemecahan saham (stock split) dan Volume perdagangan saham
ABSTRACT The heory of demand, when the prices are higher so that demand was lower. Like with the share offered by the company, will hare a difficulty for buyers to get the shares to will buy. When that happens the company will have a difficulty in financing of the sector stucks markets. To avoid that condition so that one of the strategy the company’s stock split. Basically stock split have a function as a cosmetics, in order to reconstruct the stock price in the range of optimal. So that the stock can back on the market. In the research, the researcher work on how the theory of demand is applied to the share prece. Which the researcher obser the influence of stock split on the stock trading volume. So that we can find the empirical evidence and to test its truth. The sample used in this study is a manufacturing company that the stock split periode 2006-2012 and list on the BEI. Based on the results of this study, was found that the negative effect the stock split variable and no significant effect on average trading volume before and after the stock split did not get a positive reaction from the market. Key word: stock split and stock trading volum.
PENDAHULUAN Perkembangan dunia usaha dewasa ini berkembang pesat, terlebih dalam menghadapi situasi perekonomian yang semakin terbuka. Sejalan dengan itu, maka perusahaan juga semakin terdorong untuk meningkatkan efisiensi dan daya saingnya. Selanjutnya akan mempercepat pembangunan suatu Negara. Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana alternatif untuk mempercepat pembangunan suatu Negara. Pasar modal merupakan wahana yang dapat menggalang pengerahan dana jangka panjang dari masyarakat untuk disalurkan ke sektor-sektor produktif. Apabila pengerahan dana masyarakat melalui lembaga-lembaga keuangan maupun pasar modal sudah dapat berjalan dengan baik, maka dana pembangunan yang bersumber dari luar negeri makin lama makin dikurangi. Pasar modal memberikan manfaat bagi dunia usaha, pemodal atau investor maupun perekonomian nasional. Manfaat bagi dunia usaha yaitu pembinaan kegiatan operasional melalui penjualan saham merupakan alternatif sumber pembiayaan jangka panjang. Dalam dunia bisnis pasar modal, preferensi investor sangat mempengaruhi tingkat permintaan atas suatu saham. Dimana preferensi tersebut sangat di pengaruhi oleh expected return yang di inginkan investor atas
investasi
modalnya.
Dalam
hal
ini,
preferensi
tidak
hanya
mempertimbangkan kondisi makro ekonomi dan stabilitas ekonomi, tetapi juga melihat profil, kinerja dan kebijakan perusahaan emiten, terutama kebijakan strategis yang berhubungan langsung dengan kekayaan pemegang saham. Harga pasar saham mencerminkan nilai suatu perusahaan. Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut dan sebaliknya, Harga saham yang terlalu rendah sering dinilai bahwa kinerja perusahaan kurang baik. Namun bila harga saham terlalu tinggi dapat mengurangi minat investor untuk berinvestasi sehingga harga saham sulit untuk meningkat lagi. Untuk dapat memilih investasi yang aman diperlukan suatu analisis yang cermat, teliti dan didukung dengan data-data yang akurat. Teknik yang
benar dalam analisis akan mengurangi risiko bagi investor dalam berinvestasi. Dengan analisis tersebut diharapkan modal yang diinvestasikan akan menghasilkan keuntungan yang maksimal dan aman, dan jika ada risiko, risikonya lebih kecil dibandingkan dengan kemungkinan yang dapat diraih Maka Investor dalam mengambil keputusan untuk menginvestasikan uangnya di pasar modal pasti memerlukan informasi yang lengkap, Informasi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi para investor dalam mengambil keputusan sehingga dapat mengurangi ketidak pastian yang mungkin terjadi. Keputusan yang di ambil di harapkan akan sesuai dengan tujuan yang ingin di capai, salah satu informasi yang ada adalah pengumuman stock split atau pemecahan saham. “Stock split adalah memecah selembar saham menjadi banyak lembar saham atau memecah saham menjadi n lembar saham. Harga per lembar saham baru setelah stock split adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya” (Jogiyanto, 2008:415). Dari teori tersebut dapat dilihat bahwa stock split yang dilakukan oleh perusahaan emiten tidak terbatas sesuai keputusan manajer-manajer perusahaan dalam melakukan perubahan terhadap jumlah saham yang beredar dan nilai nominal per lembar saham sesuai dengan split factor.Split faktor disini ialah nilai yang ditunjukkan oleh jumlah nilai n. Sehingga satu lembar saham bisa dipecah menjadi dua, dimana setiap pemegang saham akan menerima dua lembar saham untuk setiap satu lembar saham yang dipegang sebelumnya, nilai nominal saham baru adalah setengah dari nilai nominal saham sebelumnya. Hukum permintaan dan penawaran kembali akan berlaku, dan sebagai konsekuesinya, harga saham yang tinggi tersebut akan menurun sampai tercipta posisi keseimbangan yang baru. Peristiwa stock split di pasar modal dilakukan oleh para manajer perusahaan untuk menata kembali harga pasar saham. Hal ini mengindikasikan bahwa stock split merupakan alat yang penting dalam praktik pasar modal. Oleh karena itu, stock split merupakan suatu kosmetika saham yang dilakukan oleh perusahaan sebagai upaya pemolesan saham agar saham terlihat lebih menarik di mata investor sekalipun tidak meningkatkan kemakmuran bagi pemegang saham. Tujuan dilakukannya stock split oleh
emiten adalah agar sahamnya berada dalam rentang perdagangan yang optimal sehingga distribusi saham menjadi lebih luas dan daya beli investor meningkat terutama untuk investor kecil. Hasil yang ditunjukkan yaitu harga saham meningkat pada periode menjelang stock split. Informasi mengenai stock split dan motivasi perusahaan melakukan stock split menjadi suatu hal yang perlu dipertimbangkan oleh para investor dan calon investor dalam mengambil keputusan untuk membeli dan melepas saham yang dimiliki berdasarkan analisis mereka mengenai informasi apa yang terkandung dalam stock split ketika mereka mencoba rnengetahui alasan manajer melakukan stock split Berdasarkan hal tersebut maka dapat ditarik satu kesimpulan sementara bahwa peristiwa stock split mengandung satu informasi sehingga pasar modal bereaksi yang ditunjukkan dengan adanya Trading Volume Activity(TVA) saham.
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode statistik Inferensial. Menurut Sugiyono (2008: 23) pengertian metode statistik inferensial adalah sebagai berikut: "Statistik yang digunakan untuk menganalisis data sample, dan hasilnya akan digeneralisasikan (diinferensikan) untuk populasi dimana sample diambil ". Dalam hal ini jenis stastistik inferensial yang digunakan adalah statistik parametris, merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data interval atau rasio, yang diambil dari populasi yang berdistribusi normal (Sugiyono: 23) 2.1 Operasionalisasi Variabel Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu independen atau variabel bebas dan variabel dependen atau variabel terikat. Variabel independen atau variable bebas (X) yaitu pemecahan saham (stock split), dan variabel dependen atau variable terikat (Y) yaitu volume perdagangan saham. 2.1.1
Variabel Independen (X) Pemecahan Saham (Stock Split)
Menurut Sugioyono (2008: 4) pengertian variabel independen adalah sebagai berikut: "Variabel independen adalah suatu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. Variabel ini sering disebut sebagai varliabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Dalam hal ini variable independen pada penelitian adalah pemecahan saham (stock split). indikasi adanya pemecahan saham adalah bertambahnya jumlah lembar saham yang beredar di pasar sekunder. Penambahan jumlah lembar saham setelah pemecahan saham dapat diketahui melalui rasio pemecahan saham yang dikeluarkan oleh perusahaan. Misalnya rasio pemecahan saham yang diumumkan oleh perusahaan adalah 1:3 maksudnya setiap satu lembar saham akan bertambah jumlahnya sebanyak 3 lembar, jadi setelah pemecahan saham jumlahnya menjadi 3 lembar. Dengan demikian perubahan jumlah sahamnya dapat diketahui.
2.1.2
Variabel Dependen (Y) Perubahan volume perdagangan saham
Menurut Sugiyono (2008: 4) pengertian variabel dependen adalah sebagai berikut : “Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Variabel dependen sering disebut juga sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Pada penelitian ini variabel dependennya adalah perubahan volume perdagangan saham. Indikasi dari perubahan harga adalah kenaikan atau penurunan volume perdagangan saham sesudah dilakukan sebagai pemecahan saham. Kenaikan atau penurunan volume perdagangan saham tersebut adalah selisih volume rata-rata selama 10 (sepuluh) hari setelah kebijakan pemecahan saham dengan volume rata-rata selama 10 (sepuluh) hari sebelum kebijakan pemecahan saham oleh tiap emiten. 2.2 Teknik Pengumpulan Data 2.2.1 Jenis Data Dalam Penelitian ini penulis menggunakan data sekunder, adapun data sekunder tersebut adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (dipilih dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder yang diperoleh dalam penelitian ini bersumber dari Pojok Bursa Universitas Siliwangi Jl. Siliwangi - Tasikmalaya, perusahaan manufaktur yang listing di BEI dan melakukan pemecahan saham (stock split) tahun periode 2006-2012 2.2.2 Populasi Sasaran Pengertian Populasi menurut Sugiyono (2008: 61) adalah sebagai berikut: "Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya.” Penelitian ini menggunakan populasi yaitu perusahaan manufaktur yang melakukan pemecahan saham (stock split) yang listing di BEI. 2.2.3 Penentuan Sampel Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik
purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2008: 68). Adapun pertimbangan yang digunakan pada penelitian ini antara lain : 1. Perusahaan yang go public 2. Perusahaan yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) 3. Perusahaan yang termasuk ke dalam jenis perusahaan manufaktur 4. Perusahaan yang melakukan pemecahan saham (stock split) periode tahun 2006 s.d. 2012. 5. Saham dari perusahaan tersebut aktif diperdagangkan di bursa 6. Memiliki data harga saham harian yang tersedia untuk tanggal pelaksanaan kebijakan pemecahan saham dan sepuluh hari sebelum dan sesudah pelaksanaan pemecahan saham 7. Memiliki tanggal pelaksanaan pemecahan saham yang tercantum dalam pengumuman yang diterbitkan oleh BEI serta diumumkan kepada publik. Berdasarkan pertimbangan diatas, maka dari perusahaan manufaktur yang listing ke BEI, terdapat 11 perusahaan yang memenuhi kriteria/ pertimbangan untuk menjadi sample akhir dalam penelitian ini. Berikut adalah perusahaan yang memenuhi kriteria/ pertimbangan untuk menjadi sample : Tabel 2.1 Daftar Emiten Manufaktur yang melakukan Kebijakan Stock Split tahun periode 2006-2012 Tanggal Stock Split No. Kode Efek Nama Emiten 1 TSPC PT. Tempo Scan Pasific Tbk 14 september 2006 2 SMGR PT. Semen Gersik Tbk 7 Agustus 2007 3 SOBI PT. Sorini Corporation Tbk 22 Agustus 2007 4 CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk 01 November 2007 5 JPRS PT. Jaya Pari Steel Tbk 12 Desember 2007 6 DVLA PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk 18 November 2010 7 MAIN PT. Malindo Feedmill Tbk 15 juni 2011 8 PBRX PT. Pan Brothers Tbk 15 juni 2011 9 AUTO PT. Astra Otopart Tbk 24 Juni 2011 10 ASII Astra Internasional 05 Juni 2012 11 IMAS PT. Indomobil sukses Internasional Tbk 07 Juni 2012 2.3 Teknik Analisis Data Data yang diperoleh selama proses penelitian kemudian di analisis dan diinterpretasikan lebih lanjut untuk mendapatkan hasil yang lebih terperinci, untuk
menjawab permasalahan yang ada dalam penelitian ini. Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah analisis statistik parametrik berdasarkan data yang diperoleh. Analisis statistik parametrik yang digunakan yaitu Analisis Regeresi dan Korelasi Linier sederhana. Selain itu juga, penelitian ini menggunakan penelitian event studies yang bertujuan untuk mengamati dampak dari pengumuman informasi harga terhadap harga saham. Prosedur yang digunakan untuk menjawab hipotesis yaitu : a. Menyatakan hipotesis penelitian b. Menyatakan tingkat signifikasi yang digunakan yaitu α = 0,05 c. Analisis regresi
PEMBAHASAN 3.1 Pemecahan saham (Stock Split) pada Perusahaan Manufaktur di BEI Berdasarkan data yang ada dilapangan dan memenuhi kriteria yang telah diuraikan sebelumnya, maka dari perusahaan Manufaktur yang terdaftar pada BEI, terdapat 11 perusahaan yang menjadi sample peneliti. Berikut ini adalah pelaksanaan stock split pada perusahaan Manufaktur. Tabel 3.1 Pelaksanaan Pemecahan saham (Stock Split) No.
Kode Efek
1
TSPC
2
SMGR
3
SOBI
4
CPIN
5
JPRS
6
DVLA
7
MAIN
8
PBRX
9
AUTO
10
ASII
11
IMAS
Nama Emiten PT. Tempo Scan Pasific Tbk PT. Semen Gersik Tbk PT. Sorini Corporation Tbk PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk PT. Jaya Pari Steel Tbk PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk PT. Malindo Feedmill Tbk PT. Pan Brothers Tbk PT. Astra Otopart Tbk Astra Internasional PT. Indomobil sukses Internasional Tbk
Tanggal Stock Split
jumlah lembar saham sebelum stock split
jumlah lembar saham sesudah stock split
Penambahan jumlah lembar saham setelah stock split
Perband ingan saham
14 -11- 2006
405.000.000
4.050.000.000
3.645.000.000
1:10
7 -08- 2007
533.836.800
5.338368.000
4.804.531.200
1:10
22 -08- 2007
144.000.000
720.000.000
576.000.000
1:5
1 -11-2007
2.627.649.126
5.255.298252
2.627.649.126
1:2
12 -12- 2007
120.000.000
600.000.000
480.000.000
1:5
12 -11-2010
280.000.000
560.000.000
280.000.000
1:2
15-06- 2011
271.200.000
1.356.000.000
1.084.800.000
1:5
15 -06-2011
574.473.750
2.297.895.000
1.723.421.250
1:4
24 -06-2011
771.157.280
3.855.786400
3.084.629.120
1:5
05 -06- 2012
4.048.355.314
40.483.553.140
36.435.197.826
1:10
07 -06- 2012
1.382.639.206
2.765.278.412
1.382.639.206
1:2
Berdasarkan tabel 4.13 diatas, dapat dianalisis bahwa perbandingan kenaikan jumlah lembar saham tiap perusahaan berbeda, untuk mempermudah penjelasan diambil salah satu sample diatas, antra lain Pada tanggal 14 September 2006 perusahan melakukan pemecahan saham dengan perbandingan 1:10 sehingga jumlah lembar saham sebelumnya sebanyak 405.000.000 lembar saham menjadi 4.050.000.000 lembar saham, atau dengan kata lain setiap 1 lembar saham lama menjadi 10 lembar saham yang baru. Begitu pun harga sahamnya, perubahan harga saham akan terlihat jelas antara satu hari sebelum stock split dengan waktu dimana perusahaan melakukan stock split.
Perubahannya cenderung mengikuti rasio perbandingan pemecahan sahamnya. Seperti halnya pada tanggal 13 September 2006 harga saham pada waktu itu ditutup dengan harga Rp 7.450,- sedangkan pada saat stock splitnya berubah menjadi Rp 730,-. Jika di korelasikan dengan rasio pemecahan sahamnya maka perubahan nominal saham seharusnya Rp 745,- namun realitasnya harga saham, berubah menjadi Rp 730,- sehingga selisihnya Rp 15,-. Dari deskripsi tersebut dapat dilihat bahwa terdapat pelemahan harga saham sebesar 15 poin.sehingga dapat diartiakan bahwa pemecahan saham pada perusahaan ini tidak berdampak positif, meski demikian perlu di kaji ulang berkenaan perubahan harga saham, karena banyak faktor yang mempengaruhi harga saham selain oleh pemecahan saham. 3.2 Volume Perdagangan Saham (TVA) pada Perusahaan Manufaktur di BEI yang melakukan Pemecahan saham (Stock Split) Dari hasil penelitian, diperoleh data mengenai volume perdagangan saham (TVA) pada perusahaan manufaktur yang melakukan pemecahan saham adalah sebagai berikut : Tabel 4.14 Volume perdagangan saham (TVA) sebelum dan sesudah Stock split Tanggal Stock Split
Volume perdagangan saham sebelum stock split
Volume perdagangan saham sesudah stock split
14 -11- 2006
0.003236
0.031715
7 -08- 2007
0.0000903
0.000856
22 -08- 2007
0.001383
0.005541
1 -11-2007
0.001308
0.007764
12 -12- 2007
0.000501
0.00678
12 -11-2010
0.000153
0.000375
No.
Kode Efek
1
TSPC
2
SMGR
3
SOBI
4
CPIN
5
JPRS
6
DVLA
7
MAIN
PT. Sorini Corporation Tbk PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk PT. Jaya Pari Steel Tbk PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk PT. Malindo Feedmill Tbk
15-06- 2011
0.009093
0.003993
8
PBRX
PT. Pan Brothers Tbk
15 -06-2011
0.001721
0.003654
9
AUTO
PT. Astra Otopart Tbk
24 -06-2011
0.0000373
0.000662
10
ASII
05 -06- 2012
0.0000947
0.000963
11
IMAS
Astra Internasional PT. Indomobil sukses Internasional Tbk
07 -06- 2012
0.000391
0.012459
Nama Emiten PT. Tempo Scan Pasific Tbk PT. Semen Gersik Tbk
Untuk mempermudah dalam perhitungan, maka data yang diperoleh dikembangkan dengan mencari volume perdagangan saham 10 hari sebelum dan sesudah stock split, kemudian dicari rata-rata dari volume perdagangan saham sebelum dan sesudahnya, setelah didapat rata-ratanya kemudian diselisihkan untuk menjadi variabel dependen (Y), untuk mempermudah penjelasan diambil salah satu sample diatas, antra lain pada Rata-rata tingkat volume perdagangan saham PT. Tempo Scan Pasific, Tbk 10 hari sebelum stock split 0.003236 % sedangkan rata-rata tingkat volume perdaganagan saham selam 10 hari sesudah stock split adalah 0.03715 %. Artinya bahwa terdapat pengaruh positif terhadap volume perdagangan dengan peningkatan volume sebesar 0.033914% 3.3. Pengaruh Stock Split terhadap Volume Perdaganan Saham Dalam pengolahan data penelitian ini, peneliti menggunakan metode regresi linier sederhana karena hanya ada satu variabel indevenden yang diteliti. Untuk memudahkan pengolahan data, peneliti menggunakan software SPSS 20 sebagai alat bantu dengan hasil sebagai berikut : 1. Pengolahan pertama Agar dapat mengetahui keterkaiatan pemecahan saham terhadap volume perdagangan saham dan seberapa
besar pengaruhnya dapat diukur dengan
koefisien determinasi, melihat tabel Model Summaryb yang merupakan hasil pengolahan melalui program SPSS 20. Dari tabel Model Summaryb, dapat terlihat bahwa R square adalah 0,013 (adalah pengkuadratan dari koefisien korelasi, atau 0,1140 x 0,1140 = 0,013). R square bisa disebut koefisien determinasi, yang dalam hal ini berarti 1,3% dari variasi volume perdagangan saham bisa dijelaskan oleh variabel pemecahan saham (stock split), atau dengan kata lain pengaruh pemecahan saham terhadap volume perdagangan saham sebesar 1,3%. Sedangkan sisanya 98,7% dipengaruhi oleh faktor lain. 2. Pengolahan Kedua Dari tabel Coefficientsa dapat digambarkan persamaan regresi Y = a+bX dengan aplikasi sebagai berikut : Y = -0,001 + 0,058X Dimana :
X = Pemecahan saham (stock split) Y= Volume perdagangan Berdasarkan persamaan diatas dapat diinterpretasikan bahwa Konstanta 0,001 menyatakan bahwa jika tidak ada pemecahan saham (stock split) maka volume perdagangan -0,001. Sedangkan koefisien regresi sebesar 0,058 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena ada tanda +) satu stock split akan meingkatkan volume perdagangan saham sebesar 0,058. 3. Pengolahan Ketiga Persamaan regresi yang didapat diatas selanjutnya akan diuji hipotesisnya apakah memang valid untuk mempengaruhi variabel dependen. Dengan kata lain akan dilakukan pengujian apakah pemecahan saham (stock split) berpengaruh terhadap volume perdagangan. Tabel Coefficientsa diperoleh t hitung = 0,341 dan t tabel = 2,22814 maka dapat dismpulkan bahwa t hitung < t tabel yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan pemecahan saham terhadap volume perdagangan saham. Artinya bahwa harga saham yang dipecah perusahaan tidak mempengahui jumlah penjualan saham perusahaan 4. Pengolahan Keempat Agar dapat mengetahui apakah terdapat pengaruh antara pemecahan saham terhadap volume perdagangan saham selain pengujian hipotesis diatas, maka perlukan dilakukan pengujian signifikansi untuk mengetahui apakah pengaruh pemecahan saham terhadap volume perdagangan signifikan atau tidak. Tingkat signifikan yang diambil adalah 5% atau 0,05 atau 0,025 dengan kriteria probabilitas jika probabilitas > 0,025, maka Ho diterima begitupun sebaliknya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari nilai Sig Tabel Coefficientsa Dilihat dari Tabel Coefficientsa pada kolom Sig. adalah 0,955 atau probabilitasnya jauh diatas 0,025. Maka Ho diterima. Atau bisa juga digambarkan dengan Pvalue = 0,741 dengan taraf kesalahan 5% atau 0,05 sehinggan Pvalue > α atau 0,741 > 0,005 maka Ho diterima. Artinya bahwa pemecahan saham tidak berpengaruh secara signifikan terhadap volume perdagangan saham pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI. Hasil ini didukung oleh penelitian Sri
Fatmawati dan Marwan Asri (1999) yang menyimpulkan bahwa likuiditas saham mengalami penurunan setelah pemecahan saham yaitu terlihat dari volume perdagangan saham yang lebih rendah. Dengan kata lain bahwa tidak semua perusahaan yang melakukan pemecahan saham dapat meningkatkan volume perdagangan sahamnya. Namun demikian stock split tetap dianggap sebagai sinyal positif yang diberikan manajemen bahwa perusahaan memiliki prospek yang bagus dimasa depan. PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh baik dari hasil persamaan linier sederhana maupun perhitungan korelasi antara kedua variabel dalam pengujian hipotesis mengenai hubungan kedua variabel, maka didapat beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan pemecahan saham tiap perusahaan pada dasarnya berbeda, disesuaikan dengan pengelolaan
manajemennya masing-masing, namun
yang paling mendasar adalah bahwa pihak menajemen ingin memberitahukan kepada publik bahwa kinerja perusahaan sedang ada dalam keadaan baik, yang menunjukan prospek masa depan, sehingga dari sinyal tersebut diharapkan saham yang ditawarkan akan laku dipasaran dengan rentang harga yang optimal. 2. Dilihat dari data yang diperoleh, tingkat volume perdagangan masing-masing
perusahaan
manufaktur
yang
melakukan
pemecahan saham bersifat fluktuatif, baik pada saat sebelum
saham
kebijakan maupun
sesudah pemecahan saham. Hal ini terjadi karena berbagai aspek yang mempengaruhinya baik itu dalam hal kinerja perusahaan, kondisi makro Negara, valuta asing, maupun tingkat inflasi. 3. Pemecahan saham dalam hal ini tidak berpengaruh terhadap volume saham dan tidak signifikan. Volume perdagangan saham sesudah pemecahan saham lebih kecil dibandingkan pada saat sebelum pemecahan saham. Menurunnya volume perdagangan saham dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor – faktofr internal maupun faktor ekternal seperti kondisi perekonomia secara makro,
dan lain-lain. Penurunan volume perdagangan ini mengindikasikan bahwa informasi pemecahan saham yang didapat investor ditanggapi dengan paryatif, dan tidak semua investor menggapi sinyal pemecahan saham dengan positif. 5.1 Saran Berdasarkan hasil penelitian, saran dari penulis sebagai berikut : √ Untuk Mahasiswa 1. Kesimpulan yang diambil penulis ini bersifat sementara dan tidak mutlak, dan kemungkinan terjadi kesimpulan yang berbedapun masih besar terjadi apabila dilakukan penelitian pada periode dan sample yang berbeda. Untuk itu bagi peneliti berikutnya disaran kan untuk memperpanjang periode eventnya dan tidak mengkhususkan pada jenis perusahaan . Dengan periode event yang lebih panjang dan tidak mengkhususkan pada jenis perusahaan dimungkinkan dapat lebih terlihat jelas bagai mana reaksi pasar terhadap pemecahan saham. 2. Jika ingin melakukan penelitian yang sejenis, disarankan untuk menambah variabel dependennya untuk mengetahui hasil yang mungkin lebih signifikan. 3. Sebaiknya
dilakukan pengelompokan
jenis-jenis
perusahaan
yang
melakukan pemecahan saham, agar lebih mudah melihat perbandingannya baik dari jenis perusahaan mana yang mendapat respon positif investor maupun dari aspek lainnya. √ Untuk Emiten/ perusahaan 1. Jika
akan
melakukan
kebijakan
pemecahan
saham,
disarankan
mempelajari berbagai aspek terlebih dahulu, baik dari aspek internal perusahaaan maupun aspek eksternalnya. Karena dalam hal ini kesalahan dalam
penerapan strategi perusahaan malah akan menjadi bumerang,
seperti halnya sampel yang dipakai peneliti, tidak semua perusahaan yang menerapkan strategi stock split menghasilkan hal yang positif dan justru itu malah
melemah kan
harga saham maupun menurunkan tingkat
volume perdagangan saham perusahaannya.
DAFTAR PUSTAKA A.Widha Erfana. Stock Split. Available on-line at www.google.com 2008 Abdul Halim dan Nasuri Hidayat. www.google.com . stock split, 2000 Abdul Halim. 2005, Analisis Investasi. Edisi Kedua, Jakarta: Salemba Empat Agus Setiyanto. (2006). Analisis Likuiditas saham sebelum dan sesudah stock split di Bursa Efek Jakarta (periode 2003-2005). Skripsi. Yogyakarta. Universitas Islam Indonesia Ali arifin. (2007). Membaca Saham.Yogyakarta : CV. Andi Offset Bambang Riyanto. 1995. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan, Edisi pertama Yogyakarta. BPFE Yogyakarta Chandra, Ardha, 2003, Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Volatilitas Harga Saham Terhadap Bid-Ask Spread. Tesis Program Pasca Sarjana Magister Sains Akuntansi Undip. Denny Suntoro dan Imam Subekti,. 2003, Kandungan Informasi Atas Peristiwa Stock Split, Telaah Ekonomi Manajemen dan Akuntansi, Vol.IV, No.2 :119-132. Eduardus Tamdelilin. 2010. Portofolio dan Investasi, Edisi pertama. Yogyakarta. Kanisius. Ela rohyucih nurhasanah. (2006). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas saham sub. Sector Tekstil dan Garmen di BEJ periode Januari 2004- Maret 2006. Skripsi. Bandung: Unipersitas Pendidikan Indonesia Ewijaya dan Nur Indriantono. 1999. Analisis Pengaruh Stock Split terhadap perubahan harga saham. Jurnal riset Akuntansi Indonesia no. 1 Januari 1999: 53-65 Fama, Eugene F. 1965. The Behaviou of stock market prices. The jurnal of buisnis vol.38, no 1 (januari 1965) Indriyo Gito Sudarmo dan Basri. 2002. Manajemen Keuangan, Edisi keempat. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta Jogianto Hartono. 2008. Teori Portofolio dan Investasi, Edisi kelima. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta
Marwata, 2000, Kinerja Keuangan, Harga Saham Dan Pemecahan Saham, Seminar Nasional Akuntansi III, hal. 751-769. Mohamad Nazir. 2000. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia Putri Nur Aprilia M .2007. Analisis Manfaan Setelah Pengumunan Stock Split untuk
Mengindetifikasi
Likuiditasi
Saham.
Skripsi.
Bandung:
Universitas Widyatama Singgih Santoso. 2012. Panduan Lengkap SPSS Versi 20. Jakarta: Elex Media Koputindo Sri Fatmawati dan Marwan Asri, 1999, Pengaruh Stock split terhadap likuiditas saham yang diukur dengan Besarnya Bid-Ask Spread di Bursa Efek Jakarta, jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, hal.93-110. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis, cetakan kesebelas. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta Sugiyono. 2011. Stastistika untuk Penelitian, cetakan kesembilan belas. Bandung : Alfabeta Suad Husnan. 2005. Pembelajaran Perusahaan (Dasar-dasar Manajemen Keuangan), Edisi kedua. Yogyakarta: Liberty Tjiptono, Darmadji dan Fakhrudin, H, 2001, Pasar Modal Indonesia, Pendekatan Tanya Jawab, Edisi 1, Salemba Empat, Jakarta. www.Google.com/Profil Perusahaan www.idx.co.id www.ksei.co.id