e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (VOL: 8 NO: 2 Tahun 2017)
ANALISIS KOMPARATIF VOLUME PERDAGANGAN DAN ABNORMAL RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI SEBELUM DAN SETELAH PEMECAHAN SAHAM 1
Ketut Utama Yasa, I Gusti Ayu Purnamawati, 2Made Arie Wahyuni
1
Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia email:{
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan (1) volume perdagangan saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI sebelum dan setelah pemecahan saham (2) abnormal return pada perusahaan yang terdaftar di BEI sebelum dan setelah pemecahan saham. Jenis penelitian ini merupakan penelitian studi peristiwa dengan menggunakan desain penelitian kuantitatif kausal. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaaan yang melakukan peristiwa pemecahan saham (stock split) di BEI periode 20142016 yang berjumlah 44 perusahaan data diperoleh dari www.yahoofinance.com dan www.sahamok.com. Sampel diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Sampel berjumlah 38 perusahaan. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode dokumentasi. Data perbedaan volume perdagangan saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI sebelum dan setelah pemecahan saham dianalisis menggunakan analisis paired sample t-test dan data abnormal return pada perusahaan yang terdaftar di BEI sebelum dan setelah pemecahan saham dianalisis dengan analisis wilcoxon signed rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) nilai Sig.(2-tailed) sebesar 0,109 yang lebih besar dari 0,05 dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa H 1 ditolak dan H0 diterima, berarti tidak ada perbedaan volume perdagangan sebelum dan sesudah pemecahan saham (stock Split). (2) Asymp.Sig. (2-tailed) bernilai 0,007. Karena nilai 0,007 lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H2 diterima. Artinya ada perbedaan antara abnormal return sebelum dan setelah pemecahan saham. Kata kunci:Pemecahan saham, Volume perdagangan saham, Abnormal return saham.
Abstract This study aims to determine whether there is a difference (1) the volume of stock trade on companies listed on BEI before and after stock split, (2) abnormal return on companies listed on BEI before and after stock split. This type of research is a event study using a causal quantitative research design. The population of this research are all companies that conduct stock split event in BEI period 2014-2016 which amounts to 44 company data obtained from www.yahoofinance.com and www.sahamok.com. The sample is taken by using purposive sampling method. The sample is 38 companies. Data are collected by using documentation method. The difference of stock trade volume on companies listed on BEI before and after stock split is analyzed by paired sample t-test analysis while abnormal return data on companies listed on BEI before and after stock split is analyzed by wilcoxon signed rank analysis. The results show that (1) the value of Sig (2-tailed) 0.109 is more than 0.05 so it can be concluded that H1 is rejected and H0 is accepted, it means there is no difference of trade volume before and after stock split. (2) Asymp.Sig information. (2-tailed) value is 0.007. since the value of 0.007 is smaller than 0.05, it can be concluded that H2 is accepted. It means that there is a difference between abnormal return before and after stock split. Keywords: Stock split, Stock trading volume, Abnormal return stock.
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (VOL: 8 NO: 2 Tahun 2017) PENDAHULUAN Perkembangan pasar modal sebagai lembaga piranti investasi memiliki fungsi ekonomi dan keuangan yang semakin di perlukan oleh masyarakat sebagai media alternatif dan penghimpun dana (Husnan, 1994). Para investor yang melakukan transaksi di bursa memerlukan informasi untuk membuat suatu keputusan dalam memilih portofolio investasi yang menguntungkan. Salah satu informasi yang tersedia di bursa adalah pengumuman stock split atau pemecahan saham. Pemecahan saham merupakan aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan yang Go Public untuk menaikkan jumlah saham yang beredar (Brigham dan Gapenski, 1994) dimana aktivitas tersebut biasanya dilakukan pada saat harga saham dinilai terlalu tinggi sehingga akan mengurangi kemampuan investor untuk membelinya. Pengumuman pemecahan saham dianggap sebagai informasi yang berarti oleh investor untuk melakukan keputusan. Dengan pemecahan saham maka harga saham akan menjadi lebih rendah sehingga akan lebih mudah dijangkau oleh investor kecil, hal ini akan menimbulkan permintaan saham meningkat dan saham akan menjadi lebih likuid. Dengan harga yang lebih rendah akan menghasilkan return yang lebih tinggi dibanding dengan harga semula, karena adanya informasi berupa pemecahan saham, investor akan mengantisipasinya dengan membeli saham, dengan harapan untuk memperoleh return yang lebih tinggi yaitu setelah pemecahan saham dilakukan. Pemecahan saham ini tidak mempengaruhi modal yang disetor, tapi yang terjadi hanyalah pemecahan nilai nominal saham menjadi lebih kecil sehingga saham akan meningkat. Pemecahan saham juga tidak akan mempengaruhi aliran kas perusahaan, dengan demikian peristiwa pengumuman pemecahan saham seharusnya tidak memiliki nilai ekonomis menurut Horne dan Wachowicz (1997) secara teoritis pemecahan saham tidak menambah nilai perusahaan dimana para investor menerima kepemilikan atas tambahan saham biasa, namun proporsi kepemilikan perusahaan tidak berubah. Harga pasar saham seharusnya menurun secara seimbang, sehingga total nilai setiap kepemilikan pemegang saham tetap sama.
Pemecahan saham yang menjadikan harga saham menjadi lebih murah diharapkan akan mampu menjaga tingkat perdagangan saham dalam rentang yang optimal dan menjadikan saham lebih likuid. Harga saham yang murah akan meningkatkan minat investor untuk membelinya sehingga akan meningkatkan volume perdagangan saham. Volume perdagangan saham merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk melihat ada atau tidaknya reaksi pasar terhadap suatu peristiwa tertentu, untuk melihat pengaruh pemecahan saham terhadap volume perdagangan saham dilihat dari aktivitas perdagangan saham yang bersangkutan yang diukur dengan Trading Volume Activity (TVA). Trading Volume Activity (TVA) merupakan perbandingan antara jumlah saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu dengan jumlah saham perusahaan yang beredar pada periode tertentu. Untuk mengetahui apakah aktivitas pemecahan saham dapat mempengaruhi volume perdagangan saham maka digunakan pengujian dengan uji beda dua rata-rata, yaitu rata-rata TVA sebelum pemecahan saham dengan rata-rata TVA sesudah pemecahan saham. Bila terdapat perbedaan yang signifikan maka berarti pemecahan saham berpengaruh terhadap volume perdagangan saham. Penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti antara lain seperti yang dilakukan Sutrisno (2000) mengatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pemecahan saham. Sedangkan Copeland (1983) menjelaskan bahwa alasan dilakukannya pemecahan saham berkaitan dengan likuiditas perdagangan saham adalah “ optimal range” harga saham, dimana memindahkan surat berharga ke dalam batas ini dikatakan akan membuat pasar perdagangan menjadi lebih luas atau lebih lebar dengan demikian terjadi lebih banyak likuiditas perdagangan. Namun, hal ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Murray (1985) yang menyatakan bahwa pemecahan saham tidak berpengaruh terhadap volume perdagangan saham maupun bid askspread dan penelitian Fatmawati dan Marwan (2002) yang menyatakan tidak ada perbedaan antara volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pemecahan saham.
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (VOL: 8 NO: 2 Tahun 2017) McNicholas dan David (1990) menyatakan bahwa tujuan perusahaan melakukan pemecahan saham adalah menggeser harga saham perusahaan kedalam suatu “ optimal trading range”. Harga saham yang terlalu tinggi menyebabkan kurang efektifnya perdagangan saham sehingga mendorong perusahaan untuk melakukan pemecahan saham, dengan melakukan pemecahan saham diharapkan semakin banyak investor yang melakukan transaksi. Pemecahan saham yang dilakukan oleh perusahaan akan diinterpretasikan oleh investor sebagai sinyal bahwa manajer memiliki sinyal yang menguntungkan dimana hal tersebut ditunjukkan dengan adanya abnormal return yang positif disekitar pengumuman split (Jogiyanto, 2003). Mahirun (2004) dalam penelitiannya Abnormal return saham perusahaan yang melakukan Stock Split juga menyatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara abnormal return saham sebelum dan sesudah pemecagan saham. Hal ini dapat diartikan bahwa hanya perusahaan yang berkinerja baik sajalah yang dapat memberikan sinyal yang dipercaya oleh investor. Terdapatnya perubahan abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham sebagai indikator dari sinyal positif pada pasar telah beberapa kali diteliti dan terdapat kesimpulan yang bervariasi. Berdasarkan fenomena tersebut mendorong penulis untuk meneliti “ Analisis Komparatif Volume Perdagangan dan Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI sebelum dan sesudah Pemecahan Saham”. Rumusan masalah penelitian ini adalah 1) Apakah ada perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pemecahan saham (stock split)?. 2)Apakah ada perbedaan abnormal return saham sebelum dan sesudah pemecahan saham (stock split)?. 3) Apakah ada perbedaan volume perdagangan saham dan abnormal return saham sebelum dan sesudah pemecahan saham (stock split)?. Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui ada atau tidaknya perubahan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pemecahan saham(stock split). 2) Untuk mengetahui ada atau tidaknya perubahan abnormal return saham sebelum dan sesudah pemecahan saham(stock split).
3)Untuk mengetahui ada atau tidaknya perubahan volume perdagangan saham dan abnormal return saham sebelum dan sesudah pemecahan saham(stock split) METODE Jenis penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif kausal dan merupakan penelitian event study. Subjek penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan pemecahan saham di BEI pada tahun 2014-2016. Objek penelitian ini adalah pemecahan saham, volume perdagangan saham, dan abnormal return saham. . Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaaan yang melakukan peristiwa stock split di BEI periode 2014-2016 yang berjumlah 44 perusahaan. Sampel dambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Sampel berjumlah 38 perusahaan. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode dokumentasi. Data perbedaan volume perdagangan saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI sebelum dan setelah pemecahan saham dianalisis dengan menggunakan analisis wilcoxon signed rank sedangkan data abnormal return pada perusahaan yang terdaftar di BEI sebelum dan setelah pemecahan saham dianalisis dengan analisis wilcoxon signed rank. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Aktivitas Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Setelah Peristiwa Pemecahan Saham Tabel 1. Hasil uji normalitas volume perdagangan saham Periode
Kolmogorov-Smirnov Z Statistic df Sig 0,501 38 0,000
Sebelum pemecahan saham Setelah 0,519 pemecahan saham Sumber: Output SPPS 24(2017)
38
0,000
Hasil uji normalitas diatas menunjukkan bahwa nilai probabilitas seluruh variabel lebih kecil dari 0,05 sehingga data berdistribusi tidak normal. Sehingga bisa dilanjutkan dengan analisis wilcoxon . Hipotesis yang diajukan adalah H0 = Tidak ada perbedaan volume perdagangan sebelum dan setelah
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (VOL: 8 NO: 2 Tahun 2017) pemecahan saham, H1 = Terdapat perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan setelah pemecahan saham. Hasil uji paired sample T-Test adalah sebagai berikut: Tabel 2. Hasil uji wilcoxon Z
-1.603b
Asymp. Sig. (2-tailed) .109 Sumber: Output SPPS 24(2017) Dari hasil uji paired sample T-Test nilai sig,(2-tailed) sebesar 0,109 lebih besar dari 0,05 dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa H1 ditolak dan H0 diterima, berarti tidak ada perbedaan volume perdagangan sebelum dan setelah pemecahan saham (stock Split). Hal ini mengindikasikan bahwa pengumuman pemecahan saham tidak mengakibatkan terjadinya perubahan volume perdagangan saham yang signifikan di pasar pada sebelum dan setelah stock split. Secara teoritis, motivasi yang melatar belakangi perusahaan yang melakukan pemecahan saham serta dampak yang telah ditimbulkan tertuang dalam beberapa teori, antara lain Signaling Theory dan Trading Range Theory (Mason dan Roger, 1998). Signaling Theory menyatakan bahwa pemecahan saham memberikan sinyal yang informatif pada investor mengenai prospek peningkatan return masa depan yang substansial. Menurut Copeland (1979) dalam Marwata, pemecahan saham memerlukan biaya oleh karena itu hanya perusahaan yang mempunyai prospek yang bagus saja yang mampu melakukannya. Peristiwa pemecahan saham yang diharapkan mampu menurunkan harga saham yang terlalu tinggi dan dapat menarik para investor untuk membeli saham tersebut ternyata tidak sejalan dengan hasil penelitian ini. Penelitian ini tidak menunjukan adanya perbedaan Trading Volume Activity (TVA) sebelum dan setelah pemecahan saham. Kondisi ini terjadi jika penyebaran informasi tidak merata sehingga ada sebagian pelaku pasar yang menerima informasi tepat waktu dan sebagian lagi menerima informasi dengan lambat sisanya mungkin tidak menerima informasi sama sekali. Para investor tidak berminat pada perusahaan yang melakukan pemecahan saham karena investor masih ragu-ragu dengan kondisi
yang dijanjikan oleh perusahaan dimasa yang akan datang. Pasar akan merespon sinyal secara positif jika pemberi sinyal kredibel, dan sebaliknya jika sinyal yang diberikan oleh perusahaan yang kinerja masa lalunya tidak bagus, maka tidak akan dipercaya oleh pasar. Trading Range Theory menyatakan bahwa pemecahan saham akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Menurut teori ini, harga saham yang terlalu tinggi menyebabkan kurang aktifnya saham tersebut diperdagangkan. Sedangkan McNicholas dan Brawn dalam Marwata (2001) menyatakan bahwa pemecahan saham merupakan upaya manajemen untuk menata kembali harga saham pada rentang harga tertentu. Menurut sari (2011) pemecahan saham menghasilkan abnormal return yang negatif tetapi dari hari kehari-hari nilainya terus meningkat. Abnormal return yang negatif setelah pemecahan saham membuat para investor berhati-hati dalam menentukan keputusan investasinya. Mereka lebih memilih menunggu abnormal return beranjak kenilai positif karena sejatinya investor hanya menginginkan return yang besar dengan resiko serendahrendahnya. Trading volume activity setelah pemecahan saham juga tidak menunjukkan peningkatan. Investor lebih mempercayai perusahaan yang mampu memberikan deviden yang besar dimasa sekarang daripada perusahaan yang hanya memberikan janji return yang tinggi dimasa yang akan datang. Gambaran tersebut menunjukkan bahwa motivasi yang melatar belakangi dilakukannya kegiatan pemecahan saham belum sepenuhnya dapat tercapai. Analisis Abnormal Return Sebelum Dan Setelah Peristiwa Pemecahan Saham Tabel 3. Hasil uji normalitas abnormal return Periode
Kolmogorov-Smirnov Z Statistic df Sig 0,350 38 0,000
Sebelum pemecahan saham Setelah 0,473 pemecahan saham Sumber: Output SPPS 24(2017)
38
0,000
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (VOL: 8 NO: 2 Tahun 2017) Berdasarkan hasil uji diatas dapat dilihat hasil P Value 0,00 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan data terdistribusi tidak normal. Untuk itu pengujian hipotesis kedua menggunakan statistik Wilcoxon. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut, H 0= Tidak ada perbedaan Abnormal Return sebelum dan setelah pemecahan saham (stock Split), danH2 = Terdapat perbedaan Abnormal Return sebelum dan setelah pemecahan saham (stock Split). Hasil uji Wilcoxon adalah sebagai berikut: Tabel 4. Hasil uji wilcoxon Nilai Z Hitung Sig.(2-tailed) -4,735 0,007 Sumber: Output SPPS 24(2017) Berdasarkan hasil uji wilcoxon diatas diketahui Asymp.Sig. (2-tailed) bernilai 0,007. Karena nilai 0,007 lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H2 diterima. Artinya ada perbedaan antara abnormal return sebelum dan setelah pemecahan saham. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Sari (2011) Terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan setelahstock split. Hasilnya tersebut sesuai dengan signalling theory yang menyatakan bahwa stock split memiliki sinyal positif bagi investor. Seperti yang dijabarkan pada pembahasan perbedaan Trading Volume Activity (TVA) diatas bahwa sinyal positif inilah yang membuat investor tertarik untuk memiliki saham-saham perusahaan yang akan melakukan stock split sehingga meningkatkan jumlah permintaan saham. Menurut hukum permintaan jumlah permintaan dan harga berbanding terbalik, jika faktor-faktor lain yang mempengaruhi permintaan ini konstan. Namun dalam penelitian ini berkaitan dengan signaling theory dimana pemecahan saham memberikan sinyal positif kepada investor sehingga meskipun permintaan bertambah namun harga juga meningkat karena ekspektasi investor terhadap harga saham dan return saham dimasa yang akan datang.
SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian wilcoxon signed rank diperoleh nilai Asymp.Sig.(2tailed) sebesar 0,109 yang lebih besar dari 0,05 dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa H1 ditolak dan H0 diterima, berarti tidak ada perbedaan volume perdagangan sebelum dan sesudah pemecahan saham (stock Split). Hasil Test Statistics memberikan informasi Asymp.Sig. (2-tailed) bernilai 0,007. Karena nilai 0,007 lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H 2 diterima. Artinya ada perbedaan antara abnormal return sebelum dan setelah pemecahan saham. SARAN Bagi para Investor, diharapkan para investor agar lebih mempertimbangkan apabila ada informasi tentang pengumuman pemecahan saham karena peristiwa tersebut berpengaruh terhadap abnormal return. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian sejenis agar menggunakan sampel yang lebih besar . Periode pengamatan yang lebih lama dengan harapan hasil penelitian akan menjadi lebih akurat. Peneliti selanjutnya diharapkan menghitung abnormal return dengan menggunakan model lain yaitu Market Model atau Market Adjusted Model. DAFTAR PUSTAKA Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Erlangga. Asri, Marwan, dan Faizal Arief Setiawan. 1998. Reaksi pasar modal Indonesia terhadap peristiwa politik dalam negeri (event study pada peristiwa 27 Juli 1996). Kelola. Vol. 18: 137-153. Baker, H. K., dan Powell, G. E. 1993. Further Evidence on Managerial Motives For Stock Splits. Quarterly Journal of Business and Economics,No.32. Brigham, E.F and Gapenski. 1994. Financial Management: Theory & Practice. Orlando: the Drydeen Press. Bursa Efek Indonesia. 2016. Perusahaan Tercatat. [Online] Tersedia di http://www.idx.co.id/id-
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (VOL: 8 NO: 2 Tahun 2017) id/beranda/perusahaantercatat/profilper usahaantercatat.aspx.[Diakses pada 11 November 2016] Chandra, Ardha. 2003. Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan dan Volatilitas Harga Saham Terhadap BidAsk Spread.Tesis. Program Pasca Sarjana Magister Sains Akuntansi Undip. Copeland, Thomas E. 1979. Liquidity Changes Following Stock Splits. The Journal of Finance, Vol. 34, No.1 Eduardus, Tandelilin. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta Ewijaya dan Nur Indriantoro, 1999. Analisis Pengaruh Pemecahan Saham Terhadap Perubahan Harga Saham. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol, 2, No, 1:53-65 Fama, E. F.,L. Fisher, M. Jensen, dan R. Roll. 1969.The adjusment of stock prices to newinformation. International Economics Review. Vol. 10: 1-21.
Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
dan
Bisnis.
J. Supranto. 1992. Statistik:Teori dan Aplikasi, Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga Jogiyanto, 1998, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, BPFE Yogyakarta, EdisiKetiga, Yogyakarta: BPFE Jogiyanto, 2000.Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kedua , Yogyakarta: BPFE. Karpoff, J. M., Malatesta, P. H., & Walkling, R. A. (1996). Corporate governance and shareholder initiatives : Empirical evidence. Journal of Financial Economics, 42,3, 365-395. Kieso dan Weygandt.1995. Intermediate Accounting : Akuntansi Intermediate. Diterjemahkan Herman Wibowo. Edisi ketujuh Jilid 1. Jakarta : Binarupa Aksara.
Hartono, Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kelima.
Kritzman, Mark P. 1994. What Practitioners Need To Know About Event Studies. Financial Analyst Journal NovemberDecember.
Husnan, Suad. 1994. Dasar-dasar Teori Portfolio, Edisi kedua, Unit Penerbitan dan Percetakan AMP YKPN, Jogyakarta
Marwata. 2000. Kinerja Keuangan, Harga Saham Dan Pemecahan Saham. Seminar Nasional Akuntansi III, hal. 751-769.
Husnan, Suad. 1998. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, edisi dua, Yogyakarta, AMP YKPN
Marwata. 2001. Kinerja Keuangan, Harga Saham dan Pemecahan Saham. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Volume 4, No.2
Holthausen, R., and R. Verrecchia. (1990). The Effect of Informedness and Consensus on Prices and Trading Volume Behavior. Accounting Review No.65, 1990, p.191-208. Islamiyahya, Hanif Prakoso. 2013. Pengaruh Kebijakan Stock Split Terhadap Abnormal Return, Volume Perdagangan Saham Dan Bid-Ask Spread Pada Perusahaan Go Public Yang Terdaftar Dalam Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
McGough, E. F. 1993. Anatomy of Stock Split. Management Accounting. McNichols, M. dan A. Dravid, 1990. “Stock Dividends, Stock Splits, and Signaling”. The Journal of Finance 45. Michael, Hendrawijaya. 2009. Analisis Perbandingan Harga Saham, Volume Perdagangan Saham, Dan Abnormal Return Saham Sebelum Dan Sesudah Pemecahan Saham (Studi Pada
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (VOL: 8 NO: 2 Tahun 2017) Perusahaan go public Yang Melakukan Pemecahan Saham Antara Tahun 2005 – 2008 di BEI).Tesis Program Pasca Sarjana Magister Sains Manajemen Undip
Volume Perdagangan Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Masuk Dalam Efek Syariah Periode 20112013). Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Mila W., I Gusti Ayu. 2010. Analisis Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap Volume Perdagangan Saham dan Abnormal Return Saham Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Tahun 2007 – 2009. Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang.
Van Horne, James C. dan Wachowicz, John M. Jr.1995. Fundamental of Finance Management, Tenth Edition, International Edition, Prentice Hall, USA
Muazaroh dan Rr. Iramani. 2006. Analisis Kinerja Keuangan, Kemahalan Saham Dan Likuitas Pada Pemecahan Saham. Jurnal Ventura Vol.9 No.1,2006. Peterson, Pamela P. 1989. Event Study: A Review of Issues and Methodology. Quartely Journal of Business and Economic, Vol. 28, No. 3 Summer Saham Ok. 2016. Perusahaan yang melakukan stock split tahun 2014-2016. [Online] Tersedia di https://www.sahamok.com/emiten/saha m-stock-split-reverse/.[Diakses pada 19 November 2016] Sakti, Paramita Oktaviana .2013. Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Abnormal Return Dan Volume Perdagangan Saham Pada Perusahaan Bertumbuh Dan Tidak Bertumbuh. Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang Sari, Atiza Brilian.2011. Pengaruh Stock Split Terhadap Abnormal Return dan Trading Volume Activity Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Negeri Semarang Sri Fatmawati dan Marwan Asri. 1999. “Pengaruh Stock split terhadap likuiditas saham yang diukur dengan Besarnya Bid-Ask Spread di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, hal.93-110. Subekti . Dwi Agus. 2014. Pengaruh Stock Split Terhadap Abnormal Return Dan
Van Horne, James, Jonh M Wachowicz, Jr, 1997. Edisi ke 9, Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat Wang Sutrisno, Francisca Yuniartha dan Soffy Susilowati. 2000. Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas dan Return Saham di Bursa Efek Jakarta.Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, hal. 113. Weston, J. F. dan Copeland, T. E. 1997. Manajemen Keuangan, Edisi Sembilan. Jakarta: Penerbit Bina Rupa Aksara. Widyahari, Putu Sri. 2014. Analisis Perbedaan Volume Perdagangan Saham dan Return Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split. E-Jurnal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014).
e-Journal S1 AkUniversitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 7 No 1 Tahun 2017)