PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH YANG DISALURKAN PADA ANGGOTA TERHADAP ROA (Studi Kasus pada BMT Al Hidayah Tasikmalaya)
Disusun Oleh: RINDI UTAMI PUTRI 123403242 (
[email protected]) PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SILIWANGI
ABSTRACT This study proposes to know (1) the mudharabah financing in BMT, (2) Return On Assets (ROA) in BMT, (3) the influences the mudharabah financing toward Return On Assets BMT. This study uses descriptive analysis metode by using case studies. The technic of collecting data have done through primer data and the second data. The tools of the analysis is the simple regresion linier test with ratio measurement scale. The hypotesis test is done by T test. The result of the study shows that the test about the influences Mudharabah financing towards Return On Assets BMT is Mudharabah financing gives the significant influences towards ROA BMT. Keywords : mudharabah financing, Return On Assets (ROA)
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pembiayaan mudharabah di BMT, (2) Return On Assets (ROA) di BMT, (3) pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap Return On Assets (ROA) BMT. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui data primer dan data sekunder. Alat analisis yang digunakan adalah uji regresi linier sederhana dengan skala pengukuran rasio. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian mengenai pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap Return On Assets (ROA) BMT yaitu pembiayaan mudharabah berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets (ROA) BMT. Kata Kunci: Pembiayaan Mudharabah, Return On Assets (ROA). 1.1 PENDAHULUAN
Lembaga Keuangan Non Bank (LKNB) khususnya syariah yang menjadi fokus penelitian ini adalah Baitul Maal wa Tamwil (BMT). Baitul Maal wa Tamwil (BMT) merupakan salah satu model lembaga keuangan syariah yang paling sederhana yang saat ini banyak muncul di Indonesia bahkan hingga ribuan BMT, yang bergerak di kalangan masyarakat ekonomi bawah dan berupaya mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam rangka meningkatkan ekonomi bagi pengusaha kecil yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang kemudian disalurkan melalui pembiayaan-pembiayan. (Makhalul Ilmi SM, 2002:49). Pencapaian dalam kinerja keuangan BMT adalah penigkatan Return. Penelitian yang menjadi fokus adalah Return On Asset. Return On Asset (ROA) adalah rasio yang menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar mmemperoleh laba. (Bambang Riyanto, 2001: 331). Aktiva produktif akan menghasilkan laba jika perusahaan menyalurkannya kepada masyarakat khusunya pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam bentuk berbagai macam produk usaha. Penyalurannya pun harus proposional, karena pengelolaan aktiva produktif akan akan berpengaruh terhadap perolehan laba, semakin besar pemanfaatan aktiva produktif seharusnya mampu menghasilkan laba yang besar pula. Dan laba yang besar akan berdampak pada ROA BMT. Salah satu komponen aktiva produktif BMT yaitu pembiayaan. Pembiayaan yang menjadi fokus penelitian ini adalah pembiayaan mudharabah yang disalurkan BMT pada anggotanya. Dengan adanya produk pembiayaan mudharabah dari BMT menjadi salah satu solusi bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk mendapatkan modal usaha tanpa bunga melainkan dengan sistem bagi hasil sesuai dengan persentase kesepakatan dan perkembangan usaha di wilayah Tasikmalaya. Berikut ini fenomena pembiayaan
mudharabah yang disalurkan pada anggotanya yang mempunyai peningkatan dari tahun ke tahun :
murabahah mudharabah musyarakah
Grafik 1.1 Grafik Produk Pembiayaan di BMT Al Itihad Tasikmalaya Sumber : Data Keuangan BMT Al Itihad Tasikmalaya, dikutip oleh Fitri Susilawati, Universitas Islam Bandung, 2010. Grafik di atas menunjukan bahwa di BMT tersebut pembiayaan Mudharabah dari tahun ke tahun masih dominan, porsinya mencapai 64,7%, jauh lebih besar dibandingkan dengan pembiayaan Murabahah yang sebesar 25,25% dan pembiayaan Musyarakah yang sebesar 10,05%. Semenjak tahun 2006-2008. (Fitri Susilawati, Unisba 2010) Kenaikan alokasi tiap tahunnya tersebut menunjukkan minat masyarakat dalam menggunakan pembiyaan mudharabah meningkat, dan itu menunjukan pula return on assets BMT tersebut selama periode 3 tahun tersebut stabil.
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan beberapa pernyataan yang merupakan gambaran ruang lingkup penelitian yang akan diteliti sebagai berikut: 1. Bagaimana pembiayaan mudharabah yang disalurkan pada anggotanya atau pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Return On Assets (ROA) pada BMT AlHidayah? 2. Bagaimana pengaruh pembiayaan Mudharabah dari BMT yang disalurkan pada anggotanya atau pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) terhadap Return On Asset (ROA) BMT Al-Hidayah?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah tersebut adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian ini akan dikaitkan dengan identifikasi masalah yang telah dikemukakan yaitu: 1. Untuk mengetahui pembiayaan mudharabah yang disalurkan pada anggotanya atau pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Return On Assets (ROA) pada BMT Al-Hidayah. 2. Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan mudharabah yang disalurkan pada anggotanya atau pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) terhadap Return On Assets (ROA) BMT Al-Hidayah Tasikmalaya. 2.1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Pembiayaan Mudharabah 2.1.1.1 Pengertian Pembiayaan Mudharabah Menurut Ascarya (2011 : 60), mudharabah adalah akad bagi hasil ketika pemilik dana/modal (pemodal) yang disebut shahibul mal/rabbul ma, menyediakan modal (100 persen) kepada pengusaha sebagai pengelola (mudharib) untuk melakukan aktivitas produktif
dengan syarat bahwa keuntungan yang dihasilkan akan dibagi di antara mereka menurut kesepakatan yang ditentukan sebelumnya dalam akad (yang biasanya juga dipengaruhi oleh kekuatan pasar). Menurut Sri Nurhayati dan Wasilah (2012 : 120), secara teknis mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara pemilik dana dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha, laba dibagi atas dasar nisbah bagi hasil menurut kesepakatan kedua belah pihak, sedangkan bila terjadi kerugian akan ditanggung oleh si pemilik dana kecuali disebabkan oleh misconduct, negligence atau violation oleh pengelola dana. Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan mudharabah didanai sepenuhnya oleh bank atau pemilik dana dan pengelola hanya mengelola dan menjalankan usaha sepenuhnya, dan keuntungan dibagi atas nisbah yang telah disepakati sebelumnya oleh kedua belah pihak. Apabila terjadi kerugian maka kerugian tersebut ditanggung oleh pemilik dana, kecuali terjadi kesalahan yang dilakukan oleh pengelola dana. 2.1.1.2 Rukun dan Ketentuan Pembiayaan Mudharabah Menurut Sri Nurhayati dan Wasilah (2012: 124-125), rukun dan ketentuan syariah mudharabah yaitu: 1. Pelaku, terdiri atas pemilik dana dan pengelola dana 2. Objek mudharabah, berupa: modal dan kerja 3. Ijab kabul / serah terima 4. Nisbah keuntungan Ketentuan syariah, adalah sebgaai berikut: 1. Pelaku a. Pelaku harus cakap hukum dan baligh. b. Pelaku akad mudharabah dapat dilakukan sesama atau dengan nonmuslim.
c. Pemilik dana tidak boleh ikut campur dalam pengelolaan usaha tetapi ia boleh mengawasi. 2. Objek mudharabah (Modal Kerja) Objek mudharabah merupakan konsekuensi logis dengan dilakukannya akad mudharabah. a. Modal 1. Modal yang diserahkan dapat berbentuk uang atau aset lainnya , harus jelas jumlah dan jenisnya. 2. Modal harus tunai dan tidak utang. 3. Modal harus diketahui dengan jelas jumlahnya sehingga dapat dibedakan dari keuntungan. 4. Pengelola dana tidak diperbolehkan untuk memudharabahkan kemudian kembali modal mudharabah, dan apabila terjadi maka dianggap terjadi pelanggaran kecuali atas seizin pemilik dana. 5. Pengelola dana tidak diperbolehkan untuk meminjamkan modal kepada orang lain dan apabila terjadi maka dianggap terjadi pelanggaran kecuali seizin pemilik dana. 6. Pengelola dana memiliki kebebasan untuk mengatur modal menurut kebijaksanaan dan pemikirannya sendiri, selama tidak dilarang secara syariah. b. Kerja 1. Kontribusi pengelola dana dapat berbentuk keahlian, keterampilan, selling skill, management skill, dan lai-lain. 2. Kerja adalah hak pengelola dana dan tidak boleh diinvestasikan oleh pemilik dana. 3. Pengelola dana harus menjalankan usaha dengan syariah.
4. Pengelola dana harus mematuhi semua ketetapan yang ada dalam kontrak. 5. Dalam hal pemilik dana tidak melakukan kewajiban atau melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan, pengelola dana sudah menerima modal dan sudah bekerja maka pengelola dana berhak mendapatkan imbalan/ganti rugi/upah. 3. Ijab kabul Adalah pernyataan dan ekspresi saling rida/rela di antara pihak-pihak pelaku akad yang dilakukan secara verbal, tertulis, melalui korespondensi atau menggunakan caracara komunikasi modern. 4. Nisbah keuntungan a. Nisbah adalah besaran yang digunakan untuk pembagian keuntungan, mencerminkan imbalan yang berhak diterima kedua belah pihak yang bermudharabah atas keuntungan yang diperoleh. b. Perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. c. Pemilik dana tidak boleh meminta pembagian keuntungan dengan menyatakan nilai nominal tertentu karena dapat menimbulkan riba. 2.1.1.3 Konsep dan Penerapan Pembiayaan Mudharabah Konsep pembiayaan mudharabah, menurut Ahmad Sumiyanto dalam Suryati:
Anggota
Akad
BMT
Mudharabah
Tenaga
Modal
Kerja
Proyek Usaha
X
Nisbah
Keuntungan
X
Nisbah
Sumber : Ahmad Sumiyanto dalam Suryati Gambar 2.1 Konsep Pembiayaan Mudharabah
Dalam penerapan atau pelaksanaan pembiayaan mudharabah menurut Ahmad Sumiyanto memaparkan beberapa ketentuan umum yang berlaku adalah: a. Jumlah modal yang diserahkan kepada anggota selaku pengelola modal harus diserahkan tunai, dapat berupa uang atau barang yang dinyatakan nilainya dalam satuan uang. b. Apabila uang yang diserahkan secara bertahap, harus jelas dan disepakati bersama. c. Hasil dari pengelolaan pembiayaan mudharabah dapat diperhitungkan dengan dua cara yaitu: 1. Hasil usaha dibagi sesuai dengan persetujuan dalam akad, pada bulan atau waktu yang ditentukan. Pemilik modal menanggung seluruh kegiatan kecuali akibat kelalaian dan penyimpangan pihak pengusaha. 2. Pemilik modal berhak melakukan pengawasan terhadap pekerjaan. Namun, tidak berhak mencampuri urusan pekerjaan anggota. Jika anggota cedera janji dengan sengaja misalnya tidak mau membayar kewajiban atau menunda kewajiban, maka dapat dikenakan sanksi administrasi. 2.1.2 Return On Asset (ROA) 2.1.2.1 Pengertian Return On Assets (ROA) Pengertian Return On Asset (ROA) menurut Bambang Riyanto (2001: 331) adalah: “Rasio yang menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan semakin besar
rasio ini semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar mmemperoleh laba” Dimana rumus dari ROA adalah : 100 Perhitungan ROA ini secara khusus digunakan di dunia perbankan dalam menilai kesehatan suatu bank atau lembaga keuangan, hal ini sesuai dengan peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan pendekatan berdasarkan (risk-based bank rating). Penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan terhadap bank secara individual maupun konsolidasi. 2.1.2.2 Keunggulan dan Kelemahan Return On Assets (ROA) Keunggulan Return On Assets (ROA) di antaranya adalah sebagai berikut (Abdul Halim, 2003:165) : 1. ROA merupakan pengukuran yang komprehensif diamna seluruhnya mempengaruhi laporan keuangan yang tercermin dari rasio ini. 2. ROA mudah dihitung, dipahami dan sangat berarti dalam nilai absolut. 3. ROA merupakan denominator yang dapat diterapkan pada setiap unit organisasi yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas dan unit usaha. Kelemahan Return On Assets (ROA) di antaranya sebagai beikut (Abdul Halim, 2003:169) : 1. Pengukuran dengan menggunakan ROA membuat manajer divisi memilki kecenderungan untuk melewatkan project-project yang menurunkan divisional ROA, meskipun sebenarnya project-project tersebut dapat meningkatkan tingkat keuntungan perusahaan secara keseluruhan.
2. Manajemen juga cenderung untuk berfokus pada tujuan jangka pendek dan bukan tujuan jangka panjang. 3. Sebuah project dalam ROA dapat meningkatkan tujuan jangka pendek, tetapi project tersebut mempunyai konsekuensi negatif dalam jangka panjang, yang berupa pemutusan beberapa tenaga penjualan, pengurangan budget pemasaran, dan penggunaan bahan baku yang relatif murah sehingga menurunkan kualitas produk dalam jangka panjang. 2.1.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Return On Assets (ROA) Menurut Munawir (2007:89) besarnya Return On Assets (ROA) dipengaruhi oleh dua faktor yaitu : 1. Turnover dari operating asset (tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi) 2. Profit Margin, yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam persentase dan jumlah penjualan bersih. Profit margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan penjualannya. 3.1 METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan (Sugiyono, 2013:2) Metode penelitian yang digunakan untuk menguji pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap ROA ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus dengan mengambil kasus pada BMT Al-Hidayah Tasikmalaya. Metode deskriptif analisis adalah suatu metode yang meneliti status kelompok manusia, objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, atau suatu kelas periwisata pada masa sekarang
dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan sistematik, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. (Muhamad. Nazir, 1999 : 63) Menggunakan pendekatan Studi kasus merupakan penelitian tentang status objek penelitian yang berkenaan dengan status fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas ( muhamad. Nazir, 2005:57). Dan juga studi kasus merupakan penelitian ilmiah yang membahas dan menganalisis masalah berdasarkan kondisi yang sebenarnya terjadi pada perusahaan yang diteliti (muhamad. Nazir, 1999:63). Dalam penelitian ini, peneliti menggumpulkan data yang berupa laporan keuangan tahunan, dan selanjutnya peneliti akan melakukan wawancara kepada pihak terkait untuk menunjang informasi yang dibutuhan dan memperkuat data primer yang peneliti dapatkan sebelumnya yang berupa laporan keuangan tahunan BMT AlHidayah Tasikmalaya. Variabel variabel sehubungan dengan judul yang diajukan yaitu : 1.
Variabel independen Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2014:4) Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen atau variabel bebas adalah Pembiayaan Mudharabah (X).
2.
Variabel dependen Variabel dependen atau variabel output merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat , karena adanya variabel bebas atau variabel independen (Sugiyono, 2014:4). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Return On Assets (ROA) (Y).
Untuk mempermudah penelitian dalam mengetahui dan menganalisis variabel variabel yang akan diteliti, maa penulis membuat table variabel operasionalisasi sebagai berikut: Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Variabel
Konsep variabel
Indikator
Ukuran
Skala
Pembiayaan Mudharaba h (X)
Syirkah dua pihak atau lebih dengan ketentuan, satu pihak menjalankan kerja (amal) sedangkan pihak lain mengeluarkan modal (mal) (AnNabhani, 1990: 152) Return On Assets (ROA) yaitu rasio yang menunjukan kemampuan dari keseluruhan aktiva yang ada dan yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manjemen bank dalam mengelola aktiva yang dikuasainya untuk menghasilkan berbagai income. (Agnes Sawir, 2005:32)
Total Pembiayaan Mudharabah
Rupiah
Rasio
ROA (Y)
-
Indikator Return On Assetes (ROA) adalah : - Earning Before Tax (EBT) - Total Aktiva
Persen (%)
Rasio
Jenis data yang digunakan dalam penelitian meliputi dua jenis data, yaitu: 1.
Data Primer
-
Data primer merupaka sumber data yang memberikan data pada pengumpulan data (Murti Sumarni, 2005:85). Data primer yaitu data yang diperoleh dengan cara peninjauan langsung terhadap suatu objek penelitian dan hasil wawancara dengan pihal tersebut juga diperoleh hasil pengumpulan dokumen dokumen yang berhubungan dengan topi suatu penelitian. Dalam penelitian ini,data primer yang dimaksud yaitu data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian. Sumber data penelitian ini adalah berupa laporan keuangan dari BMT Al-Hidayah Tasikmalaya. Selanjutnya dilakukan wawancara untuk melengkapi data serta menambah informasi yang diperlukan.
2.
Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak luar perusahaan yang
menjadi objek penelitian. Data ini diperoleh melalui studi kepustakaan yaitu mencari literatur-literatur yang berhubungan dengan topik penelitian. Dalam penelitian ini, data sekunder yang dimaksud yaitu data yang diperoleh dari pihak ketiga (selain data dari BMT Al-Hidayah Tasikmalaya) yaitu sumber literatur, hasil publikasi penelitian serta sumber sumber lain yang relevan dengan penelitian ini. 3.2 TEKNIK ANALISIS DATA Teknik analisis data yang digunakan penulis adalah analisis regresi linier sederhana. Penggolahan data dilakukan dengan SPSS v.16. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap Return On Assets (ROA) pada BMT Al Hidayah Tasikmalaya maka dilakukan uji statistik dengan bantuan SPSS v.16. Untuk menganalisi data yang diperoleh dalam rangka pengujian hipotesis yang diajukan. Dalam penelitian ini penelitian mengambil data berupa laporan keuangan tahunan. Data yang akan dikumpulkan akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan alat analisis ssebagai berikut : 1.
Regresi linier Sederhana
Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen ( Sugiyono, 2014:261). Persamaan umum regresi linier sederhana adalah
Y = -62,471 + 2,803 X Angka – angka ini dapat diartikan bahwa konstanta sebesar -62,471; artinya jika pembiayaan mudharabah (X) nilainya adalah 0, maka Return On Assets (ROA) (Y) nilainya negatif yaitu sebesar -62,471. Koefisien variabel (X) sebesar 2,803; artinya bahwa apabila terdapat peningkatan pembiayaanmudharabah sebesar 1 rupiah (X=1) maka akan menyebabkan Return On Assets (ROA) meningkat sebesar 2,803. 2.
Analisis Koefisien Korelasi Analisis korelasi adalah suatu ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat keeratan antara variabel dependen dengan variabel independen. Dimana derajat keeratan tersebut tergantung dari pola variasi dan interelasi yang bersifat simulator dari variabel independen dan variabel dependen. Derajat hubungan ini ditunjukan oleh koefisien korelasi yang dihitung dengan menggunakan rumusan sebagai berikut ( Sugiyono, 2003:213) : Untuk mengetahui besarnya derajat atau kekuatan korelasi antara pembiayaan mudharabah dengan Return On Assets (ROA), berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 16.0, diketahui nilai koefisien korelasi menunjukan R = 0,967 atau 96,7%. Hal ini menunjukan bahwa tingkat keeratan hubungan yang disebabkan oleh pembiayaan mudharabah terhadap Return On Assets (ROA) adalah sebesar 0,967 dan angka tersebut menunjukan terjadi korelasi yang sangat kuat dan searah, artinya jika pembiayaan mudharabah naik maka Return On Assets (ROA) juga akan naik.
3.
Koefisien Determinasi Merupakan pengkuadratan koefisien korelasi (R²) digunakan untuk menentukan besarnya pengaruh variabel independen (Pembiayaan Mudharabah) terhadap pengaruh variabel dependen (ROA), (Sugiyono, 2007:210). Berdasarkan program SPSS 16.0 diketahui bahwa nilai koefisien determinasi sebesar 0,935, maka besarnya pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap Return On Assets (ROA) adalah sebesar 93,5%. Dalam hal ini Return On Assets (ROA) dipengaruhi oleh pembiayaan mudharabah sebesar 93,5%, sisanya 6,5% merupakan pemgaruh faktor lain yang tidak diteliti.
4.
Penetapan Hipotesis Operasional a. Hipotesis Operasional Sedangkan untuk menguji pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap Return On Assets (ROA), maka dapat digunakan uji t, hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh signifikan antara kedua variabel yaitu pembiayaan mudharabah sebagai variabel independen dengan Return On Assets (ROA) sebagai variabel dependen. Berdasarkan program SPSSyang terdapat dalam tabel coefficients, diperoleh nilai thitung sebesar 10,73 kemudian thitung ini dibandingkan dengan ttabel pada degree of freedom (df) n-2 = 7 dan α = 0,05 diperoleh nilai ttabel sebesar 2,364, dari perhitungan tersebut diperoleh bahwa nilai thitung> ttabel(10,73 > 2,364) b. Uji Signifikansi Untuk menguji tingkat signifikansinya, maka dilakukan metode pengujian hipotesis uji dua arah dengan taraf nyata α = 0,05 (5%)
Dasar pengembalian keputusan berdasarkan angka signifikan menurut tingkat signifikansi dapat ditentukan dengan melakukan pengujian terhadap dua pihak. Untuk menguji diterima atau ditolaknya hipotesis, maka dilakukan dengan cara pengujian dua pihak dengan tingkat signifikan = 5%. dengan mengambil taraf signifikan α = 0,05 dan sig 0,00 (dalam tabel spss) maka sig lebih kecil dibanding α (sig 0,00 <α 0,05). Dengan demikian, hipotesis nol (Ho) ditolak atau Ha (hipotesis alternatif) diterima, artinya bahwa ada pengaruh secara signifikan antara pembiayaan mudharabah terhadap Return On Assets (ROA). 4.1 KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.
Besarnya nilai pembiayaan mudharabah yang disalurkan kepada anggota BMT Al Hidayah Tasikmalaya sangat beragam dari tahun ke tahun, yang terbesar pada tahun 2014 bulan Juni.
2.
Besarnya nilai atau tingkat Return On Assets (ROA) pada BMT Al Hidayah Tasikmlaya mengalami fluktuasi yang terbesar pada perolehan nilai Return On Assets (ROA) dicapai pada tahun 2013 bulan desember.
3.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan, maka pembiayaan mudharabah terhadap Return On Assets (ROA) menunjukan hasil berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets (ROA) dan faktor lain yang tidak diteliti adalah faktor lain yang mempengaruhi Return On Assets (ROA) yang tidak penulis teliti seperti pembiayaan lainnya yaitu Al Qardhul Hasan, pendapatan BMT lainnya, dan semua faktor yang terdapat di BMT Al Hidayah Tasikmalaya yang tertera di laporan keuangan.
4.2 SARAN Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, penulis mencoba memberikan saran-saran yang diharapkan dapat memberi manfaat yang berguna baik bagi kemajuan BMT tempat penelitian ini dilakukan maupun kepada peneliti selanjutnya. Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut : 1. Bagi BMT Diharapkan pihak BMT dapat menjaga konsistensinya dalam mengelola pembiayaan mudharabah sesuai dengan syariat islam yang sudah ada aturan dalam PSAK. Sehingga dapat terus menghasilkan nilai pembiayaan mudharabah yang baik yang dapat menghasilkan nilai Return On Assets (ROA) yang tinggi. 2. Bagi penelitiselanjutnya Diharapkan dapat meneliti lebih mendalam tentang pembiayaan mudharabah dan Return On Assets (ROA) ini dengan menambahkan variabel lain dengan cara berbeda dalam teknik maupun metode penelitiannya.
DAFTAR PUSTAKA Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek. Jakarta: Gema Insani. Ascarya. 2011. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Bringham, Eugene F dan Joel F. Houston, 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi Sebelas, Ahli Bahasa Ali Akbar Yulianto, Penerbit: Salemba Empat, Jilid I. Jakarta. Burhanudin. 2010. Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Graha Ilmu. Ghozali, Imam. 2009. Ekonometrika Teori Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hapiyanti, Meti. 2014. Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja Keuangan. Jurnal Unsil.
Makhalul Ilmi, SM. 2002. Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah. Yogyakarta: UII Press. Muhammad. 2008. Manajemen Pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah (Strategi Meminimalkan Return dan Meminimalkan Risiko Pembiayaan di Bank Syariah Sebagai Akibat Masalah Agency). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Muhammad (Ed). 2006. Bank Syariah, Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman. Yogyakarta: Ekonisia. Nadratuzzaman Hosen, dkk. 2008. Dasar-dasar Ekonomi Islam. Jakarta: Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah. PINBUK, Modul Pelatihan Pengelola Baitut Tamwil. Jakarta: PINBUK, tt. PSAK No. 105. Akuntansi Mudharabah. Lampiran SEBI No. 5/26/BPS. 2003. Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI). Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE. Riyanto, Bambang. 2010. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE. Soemitra, Andri. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana Persada Media Group. Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kesembilan. Bandung: Cv Alfabeta. Sugiyono. 2006. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta. Suhadji, Lestiadi. 1998. Peranan Bank Muamalat dalam Mengembangkan Lembaga Keuangan Alternatif. Jakarta. Suryati. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah BMT Binamas Terhadap Perkembangan Usaha Dan Pendapatan Nasabah Mudharabah di BMT Binamas Purworejo. Susilawati, Fitri. 2010. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah Terhadap Peningkatan Usaha Kecil Menengah Di BMT Al-Itihad Tasikmalaya. Jurnal Unisba. Undang-Undang No. 25Tahun 1992, Penerbit BPFE-UGM, Yogyakarta www.sumbarprov.go.id www.bi.go.id 3kh.wordpress.com
Kajianpustaka.com Scholar.google.co.id