743
Pengaruh pemberian pakan buatan ... (Samuel Lante)
PENGARUH PEMBERIAN PAKAN BUATAN DENGAN KADAR LEMAK BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SINTASAN IKAN BERONANG (Siganus guttatus) Samuel Lante dan Usman Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau Jl. Makmur Dg. Sitakka No. 129 Maros 90512, Sulawesi Selatan E-mail :
[email protected]
ABSTRAK Informasi mengenai kebutuhan kadar lemak pakan untuk ikan beronang sangat diperlukan karena selain berfungsi sebagai salah satu sumber energi, juga merupakan sumber asam lemak esensial dan pelarut beberapa vitamin. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kadar lemak dalam pakan buatan untuk mendukung pertumbuhan dan sintasan ikan beronang (Siganus guttatus). Wadah penelitian yang digunakan adalah jaring berukuran 1,0 x 1,0 x 2 m3, yang ditempatkan pada keramba apung di laut. Ikan uji yang digunakan adalah juwana ikan beronang dengan panjang 19,2 ± 0,67 cm/ekor dan bobot 155,3 ± 10,79 g/ekor, ditebar dengan kepadatan awal 10 ekor/jaring dan dipelihara selama 120 hari. Perlakuan yang dicobakan adalah pemberian kadar lemak pakan yang berbeda yaitu perlakuan (A) 5%, (B) 9%, dan (C) 13% masing-masing terdiri atas 3 ulangan. Pemberian pakan dilakukan 3 kali/hari (pukul 08.00; 11.00, dan 17.00). Pengamatan pertumbuhan ikan dilakukan setiap 30 hari sekali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar lemak 5%, 9%, dan 13% dalam pakan tidak berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap pertumbuhan bobot rata-rata individu, retensi lemak, nilai konversi pakan, dan sintasan ikan beronang.
KATA KUNCI:
kadar Lemak, pertumbuhan, sintasan, dan Siganus guttatus
PENDAHULUAN Informasi mengenai kebutuhan kadar lemak untuk ikan beronang sangat diperlukan karena selain berfungsi sebagai salah satu sumber energi, juga merupakan sumber asam lemak dan pelarut vitamin. Lemak merupakan salah satu nutrient pakan yang sangat dibutuhkan oleh ikan untuk hidup dan tumbuh, (Usman et al., 2006). Lemak juga dapat memberikan sparing effect terhadap protein sebagai sumber energi (De Silva et al., 1991). Lemak pakan mempunyai peranan penting bagi ikan tropis karena selain sebagai sumber energi, juga untuk memelihara bentuk dan fungsi membrane atau jaringan dan steroid yang penting untuk organ tubuh tertentu serta untuk mempertahankan daya apung tubuh (NRC, 1977 dalam Suhenda & Samsudin, 2008). Penggunaan lemak pakan sebagai sumber energi yang relatif lebih murah dan dapat mengurangi ekskresi nitrogen ke lingkungan budidaya (Helland & Grisdale-Helland, 1998). Namun Huisman (1987), menyatakan bahwa kadar lemak yang terlalu tinggi akan menyebabkan penyimpanan lemak pada tubuh, penurunan komsumsi makanan dan pertumbuhan serta degenerasi hati. Ikan memiliki kemampuan yang berbeda dalam mengkonversi asam lemak tak jenuh karbon 18 menjadi rantai yang lebih panjang dan lebih tidak jenuh (Owen et al., 1975 dalam NRC, 1993). Hal ini merupakan salah satu penyebab perbedaan kebutuhan optimal akan asam lemak bagi pertumbuhan dan sintasan ikan. Penggunaan kadar lemak yang tepat akan berpengaruh positif terhadap respon biologi ikan. Alava (1998) mengemukakan bahwa ikan bandeng dengan bobot awal 5 mg akan mencapai laju pertumbuhan spesifik yang paling tinggi yaitu 11,3% dengan sintasan 100% jika diberi pakan dengan kandungan lemak 9% yang merupakan campuran minyak kelapa dan minyak cod 1:1. Sedangkan dengan kadar lemak 4% memberikan pertumbuhan yang baik bagi benih ikan jambal siam (Subamia et al., 2003). Hal yang sama dikemukakan oleh Seenappa & Devaraj (1995) bahwa pertumbuhan ikan Indian major carps (Catla catla) lebih tinggi jika diberi pakan dengan kadar lemak 4% dibandingkan dengan kadar lemak 8% dan 12%. Informasi kebutuhan nutrien ikan beronang untuk pengembangan budidayanya telah dilaporkan oleh beberapa peneliti sebelumnya, Purba (2004) mengemukakan bahwa ikan beronang (Siganus canaliculatus) berbobot 15 g membutuhkan kadar protein pakan sebesar 45%. Demikian pula Muslimin et al. (2009) mengemukakan bahwa dengan dosis pemberian pakan 7% memberikan pertumbuhan
744
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2010
ikan beronang lebih baik dari dosis 5% dan 3%. Selanjutnya bahwa sumber lemak minyak cumi memberikan pertumbuhan mutlak (28,7 g) lebih tinggi dari sumber lemak minyak ikan dan kedelai (26,7 g dan 23,9 g) (Lante & Muslimin, 2009). Informasi tentang kebutuhan kadar lemak ikan beronang masih terbatas. Sehubungan dengan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan kadar lemak optimal terhadap pertumbuhan dan sintasan ikan beronang. Hasil penelitian diharapkan sebagai acuan pengembangan budidaya ikan beronang di masa yang akan datang. BAHAN DAN METODE Wadah penelitian yang digunakan adalah jaring berukuran 1 m x 1 m x 2 m, sebanyak 9 unit yang ditempatkan pada keramba jaring apung di laut. Hewan uji yang digunakan adalah yuwana ikan beronang dengan bobot awal rata-rata individu 152,2 ± 10,79 g/ekor dan panjang total rata-rata 19,2 ± 0,67 cm/ekor, ditebar dengan kepadatan awal 10 ekor/jaring dan dipelihara selama 120 hari. Sebagai perlakuan adalah pakan buatan dengan kadar lemak berbeda yaitu: 5%, 9%, dan 13%, masingmasing perlakuan mempunyai tiga ulangan yang disusun dalam rancangan acak lengkap. Komposisi pakan dan hasil analisis proksimat pakan uji disajikan pada Tabel 1. Pemberian pakan dilakukan 3 kali/hari (08.00, 11.00, dan17.00). Pengamatan pertumbuhan ikan dilakukan setiap 30 hari sekali dengan menimbang hewan uji menggunakan timbangan analitik berketelitian 0,01 g. Peubah yang diamati meliputi: laju pertumbuhan bobot dan panjang ikan, bobot akhir, sintasan, retensi lemak, konversi pakan, dan parameter kualitas air. Data laju pertumbuhan, sintasan, bobot akhir, retensi lemak, dan konversi pakan dihitung dan diuji dengan analisis ragam. Sedangkan kualitas air dianalisis secara deskriptif. Tabel 1. Komposisi pakan uji dan hasil analisis proksimat dengan kadar lemak berbeda (% bobot kering) Bahan baku Tepung ikan Tepung kedelai Tepung terigu Dedak halus Minyak ikan Minyak kelapa sawit Vitamin mix Mineral mix CMC Analisis proksimat (%) Protein kasar Lemak kasar Serat kasar Kadar abu BETN Energi total (kkal/kg)
Kadar lemak pakan uji (%) 5
9
13
250 100 470 140 10 5 15 10 0
250 100 370 140 40 20 15 10 55
250 100 270 140 70 35 15 10 110
29,37 5,46 4,02 7,21 53,94 4.389
26,50 9,00 4,86 7,86 51,78 4.472
26,38 13,12 4,17 8,46 47,87 4.694
HASIL DAN BAHASAN Dari penelitian yang telah dilakukan selama 120 hari bobot akhir ikan uji disajikan pada Tabel 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot akhir rata-rata individu yang paling tinggi diperoleh pada ikan yang diberi pakan dengan kadar lemak 9% yaitu 326,6 g/ekor dan yang paling rendah di dapatkan pada ikan yang diberi pakan dengan kadar lemak 5% yaitu 309,8 g/ekor.
745
Pengaruh pemberian pakan buatan ... (Samuel Lante) Tabel 2. Bobot akhir rata-rata (g) ikan yang diberi pakan dengan kadar lemak berbeda Kadar lemak pakan uji (%)
Ulangan
5
9
13
1 2 3
299,0 314,1 316,3
333,8 311,9 328,0
326,8 327,7 317,3
Rataan
309,8±9,4a
326,6±14,0a
323,9±5,8a
Namun hasil analisis ragam menunjukkan bahwa ketiga kadar lemak yang diujicobakan tersebut memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata (P>0,05). Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Subamia et al. (2003) yang menyatakan bahwa dengan kadar lemak 4%, 6%, dan 8% berbeda dengan kadar lemak 12% pada benih ikan jambal siam. Perbedaan ini diduga disebabkan bobot awal rata-rata individu dan jenis ikan yang digunakan berbeda. Pada Gambar 1 memperlihatkan bahwa pertumbuhan bobot rata-rata ikan beronang yang diberi pakan dengan kadar lemak berbeda relatif sama selama 120 hari pemeliharaan. Hal yang sama diperoleh pada pertumbuhan panjang rata-rata ikan ini (Gambar 2). Hal ini mengindikasikan bahwa kadar lemak 5% yang diaplikasikan sudah cukup untuk memperoleh pertumbuhan yang baik bagi ikan beronang.
Petumbuhan bobot rata-rata (g/ekor)
350 300 250 200 150 100
A B C
50 0 0
30
60
90
120
Waktu pengamatan (hari)
Gambar 1. Pertumbuhan bobot rata-rata ikan yang diberi pakan dengan kadar lemak berbeda Hasil pengamatan laju pertumbuhan bobot dan panjang harian ikan uji selama penelitian relatif sama pada ketiga perlakuan (Tabel 3). Pakan dengan kadar lemak 5%, 9%, dan 13% memberikan pengaruh yang tidak berbeda terhadap laju pertumbuhan bobot dan panjang harian ikan beronang selama 120 hari. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Hastings (1976) dalam Subamia et al., 2003) yang mengemukakan bahwa pakan yang baik adalah mengandung lemak 4%-18% yang tergantung pada jenis ikannya. Pakan yang dimakan oleh ikan akan dipergunakan untuk pemeliharaan tubuh, metabolisme basal, aktivitas, dan pertumbuhan. Pertumbuhan terjadi apabila ada kelebihan energi bebas setelah energi yang tersedia untuk pemeliharaan tubuh, metabolisme basal dan aktivitas (Subamia et al., 2003). Dalam keadaan energi yang berasal dari lemak mencukupi maka energi yang berasal dari protein dipergunakan untuk membangun jaringan sehingga terjadi pertumbuhan.
746
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2010
Panjang total rata-rata (cm)
30 25 20 15 10 A B C
5 0 0
30
60
90
120
Waktu pengamatan (hari)
Gambar 2. Pertumbuhan panjang rata-rata ikan yang diberi pakan dengan kadar lemak berbeda Tabel 3. Laju pertumbuhan bobot dan panjang harian ikan yang diberi pakan dengan kadar lemak berbeda Kadar lemak pakan uji (%)
Peubah Pertambahan panjang (cm/ind.) Pertambahan bobot (g/ind.) Laju pertumbuhan panjang harian (%) Laju pertumbuhan bobot harian (%)
5
9
13
4,65±0,09 159,6±20,1 0,18±0,04a 0,58±0.09a
4,68 ± 0,27 166,97±11,09 0,18±0,02a 0,60±0,06a
4,62 ± 0,43 171,97±4.52 0,18±0,02a 0,62±0,18a
Nilai rata-rata pada baris dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata (P>0,05)
Ikan makan untuk memenuhi kebutuhan energi sehingga kadar energi pakan menentukan jumlah pakan yang dimakan. Akibatnya energi pakan berpengaruh terhadap pertambahan bobot, laju pertumbuhan bobot dan panjang ikan, konversi pakan dan penyimpanan lemak dalam tubuh (Nose, 1979 dalam Subamia et al., 2003). Peningkatan kadar lemak di dalam pakan pada penelitian ini menghasilkan retensi lemak meningkat sampai kadar lemak 9% dan kemudian menurun kembali pada kedar lemak 13%. Retensi lemak rata-rata dengan kadar lemak 9% menunjukkan nilai tertinggi 10,13%; dan terendah pada kadar lemak 5%. Namun hasil analisis ragam menunjukkan bahwa retensi lemak dalam tubuh ikan tidak berbeda nyata (P>0,05) di antara perlakuan. Pengamatan retensi lemak selama penelitian disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Retensi lemak (%) ikan yang diberi pakan dengan kadar lemak berbeda Ulangan
Kadar lemak pakan uji (%) 5
9
13
1 2 3
3,04 13,30 8,10
7,39 12,87 10,13
8,69 9,01 7,87
Rataan
8,15±5,13
a
a
10,13±2,74
a
8,52±0,59
Nilai rata-rata pada baris dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata (P>0,05)
747
Pengaruh pemberian pakan buatan ... (Samuel Lante)
Sintasan ikan dari semua perlakuan berkisar antara 93%-100% (Tabel 5). Pada Tabel 5 terlihat sintasan yang tinggi diperoleh pada ikan yang diberi pakan dengan kadar 5% dan yang rendah diperoleh pada ikan yang diberi pakan dengan kadar lemak 9%. Namun hasil analisis ragam menunjukkan bahwa sintasan ikan antara perlakuan tidak berbeda nyata (P>0,05). Tabel 5. Sintasan (%) ikan yang diberi pakan dengan kadar lemak berbeda Ulangan 1 2 3 Rataan
Kadar lemak pakan uji (%) 5
9
13
100,0 100,0 100,0
100,0 100,0 80,0
100,0 90,0 90,0
a
a
100±0,0
a
93,3±11,6
96,67±5,8
Nilai rata-rata pada baris dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata (P> 0,05)
Nilai konversi pakan yang terendah terdapat pada perlakuan dengan kadar lemak 13% yaitu 2,39% dan tertinggi pada perlakuan dengan kadar lemak 5% yaitu 2,74% (Tabel 6). Namun hasil analisis ragam menunjukkan bahwa nilai konversi pakan antara perlakuan tidak berbeda nyata (P>0,05). Tingginya konversi pakan yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan penggunaan pakan untuk pertumbuhaan ikan masih kurang efisien dan masih perlu perbaikan. Tabel 6. Konversi pakan ikan yang diberi pakan dengan kadar lemak berbeda Ulangan
Kadar lemak pakan uji (%) 5
9
13
1 2 3
3,64 2,13 2,45
2,35 2,89 2,26
2,62 2,46 2,12
Rataan
2,74±0,74
a
a
a
2,49±0,35
2,39±0,25
Nilai rata-rata pada baris dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata (P>0,05)
Hasil analisis proksimat ikan beronang awal dan akhir disajikan pada Tabel 7. Hasil analisis proksimat tubuh ikan menunjukkan bahwa komposisi kimia tubuh ikan relatif sama di antara perlakuan. Meskipun ada kecenderungan bahwa setelah 120 hari pemeliharaan dengan penambahan kadar lemak dalam pakan maka kadar lemak dalam tubuh ikan meningkat pada semua perlakuan. Kisaran nilai sifat fisika dan kimia air meliputi: suhu 26,2°C–30,8°C; salinitas 33,0–35,0 ppt; pH 7,6–8,3; oksigen terlarut 5,6–7,8; kecerahan 5,0–12,0 m; nitrit 0,0025–0,0350 mg/L; nitrat 0,0014– Tabel 7. Komposisi proksimat tubuh ikan beronang (% bobot basah) Bahan baku Protein kasar Lemak kasar Serat kasar Abu
Kadar lemak pakan uji (%)
Ikan awal
5
9
13
47,33 7,62 1,51 11,40
57,17 10,21 1,31 13,69
59,95 14,61 2,38 10,85
57,38 15,78 1,72 13,45
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2010
748
0,2158 mg/L; fosfat 0,0001–0,2775 mg/L; dan TSS 55–169 mg/L. Nilai-nilai ini masih berada pada kisaran yang layak bagi kehidupan ikan beronang. KESIMPULAN Hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa pakan dengan kadar lemak 5% cukup untuk mendukung pertumbuhan dan sintasan ikan beronang (Siganus guttatus). DAFTAR PUSTAKA Alava, V.R. 1998. Effect of salinity, dieatry lipid source and level on growth of milkfish (Chanos chanos) fry. Aquaculture, 167: 229–236. De Silva, S.S., Gunasekera, R.M., & Shim, K.F. 1991. Interactions of varying dietary protein and lipid levels in young red tilapia: evidence of protein sparing. Aquaculture, 95: 305–318. Helland, S.J. & Grisdale-Helland, B. 1998. The influence of replacing fismeal in the diet with fish oil on growth, feed utilization and body composition of atlantic salmon (Salmo salar) during smoltification period. Aquaculture, 162: 1–10. Huisman, E.A. 1987. Principles of fish production. Departement of fish culture and fisheries. Wageningen Agriculture university, Wageningen, The Netherlands, 170 pp. Lante. S. & Muslimin. 2009. Pengaruh pemberian sumber lemak berbeda dalam pakan terhadap pertumbuhan benih ikan beronang (Siganus guttatus). Prosiding Seminar Nasional Perikanan. Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Sekolah Tinggi Perikanan, Jakarta, p. 296–302. Muslimin, Lante, S., & Bimo. 2009. The survival and growth rates of juvenile rabbitfish (Siganus guttatus) in the float cages net with the dosa of dietary of different. Prosiding Seminar Nasional Perikanan. Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Sekolah Tinggi Perikanan, Jakarta, p. 221– 225. National Research Council (NRC). 1977. Nutrient requirements of warmwater fishes. National Academy of Sciences. Washington, D.C., 71 pp. National Research Council (NRC). 1993. Nutrient requirement of fish. National Academy of Sciences. Washington, D.C., 114 pp. Purba, R. 2004. Pengaruh kadar protein terhadap pertumbuhan dan efisiensi pakan ikan beronang Siganus canaliculatus. Jurnal Aquacultura Indonesia, 5(3): 123–127. Seenappa, D. & K.V. Devaraj. 1995. Effect of different levels of protein and carbohydrate on growth, feed utilization and body carcass composition of fingering in Catla catla (Ham), Aquaculture, 129: 243–249. Subamia, I W., Suhenda, N., & Tahapari, E. 2003. Pengaruh pemberian pakan buatan dengan kadar lemak yang berbeda terhadap pertumbuhan dan sintasan benih ikan jambal siam (Pangasius hypohthalmus). J. Penel. Perik. Indonesia, 9(1): 37–42. Suhenda, N. & Samsudin, R. 2008. Pemanfaatan pakan iso protein dengan kadar karbohidrat dan lemak yang berbeda untuk pertumbuhan benih ikan patin jambal (Pangsius djambal). J. Ris. Akuakultur, 3(2): 215–224. Usman., Palinggi, N.N., Kamaruddin, & Rachmansyah. 2006. Penggantian minyak ikan dengan minyak kedele dalam pakan ikan kerapu macan, Epinephelus fuscoguttatus. J. Aquacultura Indonesiana, 7(3): 165–171.