Pengkayaan Pakan Buatan Dengan Sumber Lemak Berbeda Terhadap Laju Sintasan Dan Pertumbuhan Benih Ikan Lelan (Osteochilus pleorotaenia) Lisa Rafika Yanus1), Hafrijal Syandri2), dan Azrita2) 1)
Mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Bung Hatta, Padang 25133 2) Dosen Jurusan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Bung Hatta, Padang 25133 E-mail :
[email protected]
Abstract The purpose of this study was to determine the effect of enrichment levels of proximate and artificial feed with various source of fat come from animal and vegetable toward the survival and growth rate of fish pla seed with initial length of 5-6 cm. This research was conducted on February-April 2014 at the Integrated Laboratory in Faculty of Fisheries and Marine Science, Bung Hatta University, Padang. This study used the experimental method and used a completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 3 replications. Treatment A = artificial feeding enriched with corn oil as much as 90 g / kg of feed, Treatment B = artificial feeding enriched with soybean oil as much as 90 g/kg of feed, Treatment C = artificial feeding enriched with cod liver oil as much as 90 g /kg of feed, Treatment D = artificial feed enriched with shark liver oil as much as 90 g /kg of feed. The results showed that the effect of artificial food enrichment with a fat source derived from animal and vegetable of the highest survival rates found on treatment D was 88.00 ± 6,92a%, and the lowest found on treatment A was 76.00 ± 10,58a%. The highest growth weight contained on treatment A was 3.35 ± 0,24a, while the lowest found on treatment D was 2.68 ± 0.11. the addition of length found on treatment A was 2.05 ± 2,96a , while the lowest treatment found on treatment D was 1.51 ± l, 91 '. The growth rate of the fastest-specific survival rate found on treatment A and B of 1.31 ± 0,09a%, and the lowest specific growth rate was found on treatment D was 1.11 ± 0,04b Keywords: pla, Osteochilus pleorotaenia, Fat, enrichment, Artificial Feeding.
Sumatera dan Kalimantan. Sedangkan di
PENDAHULUAN Peluang
budidaya
Indonesia
masih
diperairan
Jawa Barat hasil produksinya mencapai
memungkinkan
13.284,93 ton, dengan konribusinya sebasar
perikanan sangat
untuk dikembangkan, hal ini terbukti dari
83,13 % terhadap produksi di daerah ini.
aspek sumberdaya
Menurut Weber and Beaufort (1931) ikan
perairan yang begitu komoditas
lelan (Osteochilus pleurotaenia) di Sumatra
perikanan yang belum banyak terjamah atau
Barat terdapat di Danau Singkarak, Danau
terkelola secara optimal khususnya di Pulau
Maninjau, Sijunjung, Padang, dan Solok.
besar
dengan
keragaman
1
Putra, (2014) menemukan di sungai Talang
MATERI DAN METODE PENELITIAN
Kab. Agam, ikan ini bernilai ekonomis
Waktu dan Tempat
dengan harga berkisar antara Rp 25.000 -
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
30.000 (Survey Lapangan, 2014), Ikan ini
Februari sampai bulan April 2014
sudah
akibat
Laboratorium Terpadu Fakultas Perikanan
penangkapan tidak selektif. Domestikasi
dan Ilmu Kelautan, Universitas Bung Hatta,
adalah upaya menjinakkan ikan-ikan liar
Padang, Sumatera Barat.
yang
Materi Penelitian
mulai
hidup
terancam
di
perairan
punah
dengan
cara
melakukan pemeliharaan secara terkontrol.
di
Wadah Pemeliharaan
Untuk menghindari kepunahan ikan lelan perlu dilakukan usaha domestikasi. Menurut Syandri,
(2012)
domestikasi
dapat
dilakukan pada tahap penangkaran induk, penangkaran
benih
atau
penangkaran
Wadah yang digunakan pada penelitian ini adalah kotak yang terbuat dari kerangka paralon dan waring yang berukuran 50 x 50 x 50 sebanyak 12 unit.
untuk
Alat yang digunakan dalam penelitian wadah
domestikasi ikan lelan pada tahap benih.
untuk penelitian, serokan, timbangan, kertas
Sebagai langkah awal dalam penelitian
pH, kertas mili meter (mm), thermometer,
dilakukan penangkaran pada tahap benih
DO, dan baskom.
ukuran awal berkisar 5-6 cm dengan
Ikan uji yang digunakan adalah benih ikan
pemberian pakan buatan yang dikayakan
lelan rata-rata berat awal 1,80 g/ekor dan
dengan asam lemak yang berasal dari
rata-rata panjang awal biomasa 5,88 cm
hewani dan nabati yaitu minyak jangung,
yang
minyak kedelai, minyak hati ikan lemuru
Kecamatan
dan minyak hati ikan hiu.
Agam. Ikan uji yang digunakan sebanyak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
300 ekor yang dibagi 25 ekor tiap wadah
kadar proksimat, laju sintasan, pertumbuhan
pemeliharaan dan dipelihara selama 80 hari.
panjang dan bobot mutlak pertumbuhan
Pakan yang di berikan pada ikan uji adalah
spesifik harian yang dikayakan dengan
pellet komersil berupa tepung yang di
lemak nabati dan hewani.
peroleh dari pasar, merk dagang FENG LI
finjerling
penelitian
ditujukan
diperoleh
dari
Lubuk
Batang
Basung,
Antokan, Kabupaten
yang dikayakan dengan asam lemak yang berasal dari hewani dan nabati, jenis sumber 2
lemak yang digunakan adalah minyak
(g) dan mengukur panjang awal (mm),
jagung, minyak kedelai, minyak hati ikan
kemudian dimasukkan benih ikan lelan
lemuru dan minyak hati ikan hiu.
kedalam wadah pemeliharaan dengan padat
Penelitian ini menggunakan metoda eksperimen dan menggunakan rancangan
tebar 25 ekor/unit. Persiapan Pakan
acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3
ulangan.
Adapun
perlakuan
yang
Pakan
yang
digunakan
adalah
pakan
komersil yang diperoleh dari pasar dengan
digunakan adalah: Perlakuan A = Pemberian pakan buatan yang dikayakan dengan minyak jagung sebanyak 90 g/kg pakan Perlakuan B = Pemberian pakan buatan yang dikayakan dengan minyak kedelai sebanyak 90 g/kg pakan Perlakuan C = Pemberian pakan buatan yang dikayakan dengan minyak hati ikan lemuru sebanyak 90 g/kg pakan Perlakuan D = Pemberian pakan buatan yang dikayakan dengan minyak hati ikan hiu sebanyak 90 g/kg pakan.
merek dagang Feng-Li yang dicampurkan dengan minyak jagung, minyak kedelai, minyak hati ikan lemuru dan minyak hati ikan hiu. Langkah-langkah pencampuran pembuatan pakan adalah sebagai berikut: Pakan
ditimbang
masing-masing
100
g/perlakuan; menyiapkan minyak jagung, minyak kedelai, minyak hati ikan lemuru, dan minyak hati ikan hiu, kemudian minyak diambil sebanyak 9 g dengan menggunakan spuit ukuran 50 ml; minyak yang sudah di takar dicampurkan dengan pakan sedikit
Prosedur Penelitian
demi sedikit sampai semua pakan tercampur
Persiapan Wadah
rata
Menyiapkan
12
unit
wadah
dengan
minyak
menyemprotkan;
setelah
dengan itu
cara pakan
pemeliharaan ke dalam kolam beton
diletakkan diatas nampan kemudian dikering
ukuran 4 x 2 x 0.65, mengisi air bak
anginkan.
beton yang menampung 75 liter air
Pelaksanaan Penelitian
setiap kotak kurungan.
Pemberian
Wadah penelitian disusun secara acak agar proses penanganan sama. Persiapan Ikan Uji Sebelum dimasukkan
pakan
pada
masing-masing
perlakuan diberikan 3 kali sehari yaitu pada pukul 08.00, 13.00 dan 18.00 WIB sebanyak 5 g/ berat biomasa ikan. Pengamatan laju
wadah
sintasan dilakukan setiap hari. Pengukuran
pemeliharaan ikan uji ditimbang bobot awal
bobot (g) dan panjang (mm) dilakukan 20
kedalam
3
hari sekali, untuk menentukan kembali
buatan dengan sumber lemak
biomasa yang dilakukan sampai akhir
terhadap laju sintasan dan pertumbuhan
penelitian.
benih ikan lelan maka Ho ditolak dan Hi diterima.
Analisis Data
Data
di
analisis
berbeda
dengan
menggunakan program SPSS versi 13. Semua data yang diperoleh dari hasil penelitian terlebih dahulu dilakukan uji
HASIL DAN PEMBAHASAN
homogenitas.
Hasil Uji Proksimat
Apabila
hasil
analisis
menunjukan bahwa F hitung < F tabel pada taraf 95 % berarti tidak ada pengaruh pakan buatan dengan sumber lemak berbeda terhadap laju sintasan dan pertumbuhan benih ikan lelan. Maka Ho diterima dan Hi ditolak. Namun Jika F hitung > F tabel pada taraf 95 % berarti ada pengaruh pakan
Berdasarkan uji laboratorium pakan uji dengan menggunakan pengkayaan sumber lemak
berbeda
menggunakan
minyak
jagung, minyak kedelai, minyak hati ikan lemuru dan minyak hati ikan hiu maka di peroleh uji proksimat seperti Tabel 1.
Tabel 1. Hasil uji proksimat pakan yang dikayakan dengan asam lemak.
No
1 2 3 4 5 6
Parameter
Protein Lemak Karbohidrat Kadar Air kadar Abu Serat Kasar
Satuan
% % % % % %
Pakan + Minyak Jagung 31.58 8.54 38.23 11.41 9.80 0.11
Hasil Analisis Kimia Pakan + Minyak Pakan + Hati Ikan Minyak lemuru Kedelai 36.16 32.87 8.92 9.26 33.81 30.05 11.40 11.20 9.86 9.91 0.19 0.53
Pakan + Minyak Hati Ikan Hiu 41.04 8.60 29.75 11.34 9.82 0.61
Sumber: Laboratorium terpadu IPB, 2014.
Dari hasil uji proksimat pakan menggunakan
sebesar
31,58
%.
(Watanabe,
1984)
pengkayaan sumber lemak yang berbeda
menyatakan bahwa untuk meningkatkan
didapatkan hasil protein yang tertinggi pada
daya pertumbuhan ikan sebaiknya pakan
perlakuan D (pengkayaan pakan buatan
buatan mempunyai kadar protein 40 %.
menggunakan minyak hati ikan hiu sebesar
Hasil uji proksimat lemak yang terkandung
41,04 %, sedangkan hasil protein terendah
dalam minyak jagung sebesar 8.54 %,
terdapat pada perlakuan A (pengkayaan
kemudian diikuti dengan minyak kedelai
pakan buatan menggunakan minyak jagung)
sebesar 8.92 %, minyak hati ikan lemuru 4
9.26% dan minyak hati ikan hiu 8.60%.
1989).
(Lante
lemak atau minyak yang istilah umumnya
menyatakan bahwa pemberian pakan buatan
disebut lipid merupakan sumber energi yang
dengan kadar lemak yang berbeda (5%, 9%,
paling tinggi dalam pakan ikan, atau salah
13%) berpengaruh terhadap pertumbuhan
satu nutrient yang diperlukan oleh ikan
dan
untuk pertumbuhan adalah lemak (Smith,
guttatus) seperti dicantumkan pada Tabel 2.
sintasan
dan
ikan
Usman,
Beronang
2010)
(Siganus
Tabel 2 : Kadar uji proksimat ikan Beronang (Siganus guttatus). Kadar Lemak Pakan Uji (%)
Bahan Baku Tepung ikan Tepung kedelai Tepung terigu Dedak halus Minyak ikan Minyak kelapa sawit Vitamin mix Mineral mix CMC Analisis proksimat (%) Protein kasar Lemak kasar Serat kasar Kadar abu BNTN Energintotal (kkal/kg) Sumber: Lante dan Usman, 2010
5
9
13
250 100 470 140 10 5 15 10 0
250 100 370 140 40 20 15 10 55
250 100 270 140 70 35 15 10 110
29.37 5.46 4.02 7.21 53.94
26.50 9.00 4.86 7.86 51.78
26.38 13.12 4.17 8.46 47.87
4.389
4.472
4.694
Amri, (2007) menyatakan asam lemak tidak jenuh ini seperti linoleat dan
linolenat
umumnya sangat diperlukan untuk nutrisi yang baik, maka asam lemak ini harus disediakan dalam pakan karena tubuh ikan tidak dapat mensintesanya.
Laju Sintasan Benih Ikan Lelan Data hasil laju sintasan selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 3, berdasarkan analisis statistik menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh pengkayaan pakan buatan menggunakan sumber lemak yang berbeda terhadap laju sintasan dan pertumbuhan pada benih ikan lelan.
5
Tabel 3. Rata-rata laj aju sintasan benih b ikan leelan (%) Perlaakuan A B C D
Jumlah Aw wal 75 75 75 75
Jum mlah Akhir 57 65 65 66
Kellangsungan Hidup % 76,00 ±100,58a 86,66 ± 6,,11a 86,66 ±100,06a 88,00 ± 6,,92a
Keterangan : Angka yang diiikuti dengan hurruf superscript yang y sama pada kolom k yang sam ma, tidak berbedda nyata berdasarrkan uji one way ano ova (P<0.05). A = Pakan + minyak jagung B = Pakan + minyak kedelai C.= Pakan + minyak hati ikann lemuru D = Pakan + minyak hati ikann hiu
Dari Tabbel 3 dapatt dilihat bahhwa tingkatt
86,666 ± 10,006a % seddangkan tinngkat
kelangsunngan hidup p tertinggi pada akhirr
kelaangsungan hidup h terenddah terdapat pada
penelitiann didapatkaan pada perlakuan D
perlakuan A yaitu y (pakann yang ikayyakan
yaitu (pakkan yang dik kayakan denngan minyakk
denggan minyak jagung) j 76,000 ± 10,58a %.
hati ikan hiu) sebesaar 88,00 ± 66,92a %, dann
Hasiil analisis varian mennunjukan bahwa b
diikuti
pakaan
dengan
B
yaitu
(ppakan
yangg
dikayakan dengan minyak m kedeelai) sebesarr
buatan
yang
dikkayakan
deengan
sum mber lemak yang berbedda tidak berrbeda
a
nyatta (P>0,05) terhadap lajju sintasan benih b
m hati ikan lemuru)) dikayakan dengan minyak
ikann lelan.
Rata‐rata kelangsungan hidup benih ikan lelan (%) benih ikan lelan (%)
( yangg 86,66 ± 6,11 % daan C yaitu (pakan
95,00 90,00 85,00 80,00 y = 3,6x + 75,33 0,691 R² = 0
75,00 70,00
SR
65,00 A
B
D
C AN PERLAKUA
Gambar 1: Gra afik hubungan n antara perlaakuan pakan dengan d sintasaan benih ikan lelan (%).
Dari
gambar
1
menyatakkan
bahwaa
kelaangsungan hidup h benih ikan lelan. Dari
kelangsunngan memilliki hidup nilai n kofisienn
hasil pengamataan terdapat tingginya tinngkat
determinaasi (R2) sebesar 0,691 yang y artinyaa
kem matian
adalah 69,1 6 % peng gkayaan paakan dengann
mennggunakan pengkayaan p minyak jaggung,
sumber leemak berbed da berpengarruh terhadapp
diduuga karena aroma minyyak jagung yang
padda
perlakuuan
A
yang
6
disukai ikan i lelan hal h ini disebbabkan sifatt
Perttambahan Bobot B Benih h Ikan Lelan n
dari ikann lelan
Perttambahan raata-rata bobbot mutlak pada
makan
ikan
herbivora sehhingga nafsuu meningkat
meengakibatkann
setiaap perlakuann dapat dilihaat pada Tabeel 4.
pakan mengalami peenumpukkann dilambungg ikan sehhingga prosees pencernaaan menjadii terhambaat dan menyeebabkan ikann mati. Tabel 4. Pertambahaan bobot muttlak benih ikkan lelan padda setiap perlakuan (g) P Perlakuan Awal Akhhir Bobot mutlak m A 1,81 5,166 3,35 ± 0,24a B 1,74 4,988 3,23 ± 0,44aA 4,555 C 1,78 2,79 ± 0,24bA D 1,87 4,566 2,68 ± 0,11b Dari Tabbel 4 dapaat dilihat pertambahan p n denggan tambahhan minyakk hati ikann hiu bobot mutlak m benih h ikan lelann
adallah (2,68 ± 0,11 0 b g/ekor)).
tertinggii
terdapat pada perlaakuan A yaitu y pakann
Berddasarkan haasil analisis one way anava a
dengan tambahan t minyak m jaguung (3,35 ±
mennunjukkan baahwa adanyaa pengaruh pakan p
0,24a g/ekkor) dan diik kuti dengan perlakuan B
buattan dengan sumber lemak l
yaitu paakan dengaan tambahhan minyakk
terhadap pertam mbahan bobbot mutlak benih b
a kedelai (3,23± ( 0,44aA g/ekor), kemudian k C
ikann lelan (P<0,,05). Dalam pengamatann dari
yaitu pakkan dengan tambahan minyak m hatii
awaal penelitian sampai akhir penelitian dapat
leemuru (2,79 9 ± 0,24bAg/ekor) g dann
dilihhat persentasse rata rata pertumbuhaan (g)
ikan
Pertambahan Bobot Rata‐rata benih Ikan Lelan (g)
terendah pada perlakuan D yaitu y pakann 4 3 2 1 0
beniih ikan lelann pada gambaar 4.
y = ‐0,24 45x + 3,625 R² = 0,934 A
BOBOTT C
B
berrbeda
D
PERLLAKUAN
Gambar 4: Grafik hubu ungan antara perlakuan p pak kan dengan pertambahan bobot b benih ik kan lelan (g).
Dari
gambar
4
menyatakkan
bahwaa
b adallah 93,4 % pengkayaaan pakan buatan
pertumbuuhan bobot memiliki m nillai koefisienn
denggan sumber lemak berbeeda berpenggaruh
determinaasi (R2) sebesar 0.934 yang y artinyaa
terhadap pertum mbuhan beenih ikan lelan. 7
Pertumbuhan spesifik dari perlakuan A
minyak
jagung
menggunakan pengkayaan lemak
jagung
berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan.
yang memiliki kandungan karbohidrat yang
Menurut Raffles (1998) dalam Mulyadi,
tinggi, dan juga ikan lelan ini adalah jenis
dkk (2010), pertumbuhan merupakan proses
ikan herbivora yang memakan tumbuh-
tingkah laku dan fisiologis. Dalam hal ini
tumbuhan. Hal ini karena peranan n-6 sangat
proses
dibutuhkan ikan air tawar. Sesuai dengan
makanan. Jumlah makanan yang dikonsumsi
pendapat dari (Lovell, 1989) bahwa ikan air
dipengaruhi oleh spesies, umur, nilai gizi
tawar memerlukan asam lemak linoleat (n-6)
dan keadaan lingkungan serta kesediaan
atau gabungan asam lemak linoleat (n-6) dan
lingkungan serta ketersediaan makanan.
tingkah
dan
minyak
laku
kelapa
mengkonsumsi
linolenat (n-3). Pertambahan Panjang Benih Ikan Lelan Sunarto dan Sabariah, (2008) menyatakan
Hasil pertambahan panjang benih ikan lelan
penggunaan minyak ikan, minyak jagung,
selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 5
minyak kelapa dan campuran minyak ikan,
adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Pertambahan panjang benih ikan lelan pada setiap perlakuan (cm) Perlakuan Awal Akhir Panjang mutlak A 5,78 7,84 2,05 ± 2,96a B 5,82 7,78 1,95 ± 1,17d C 5,91 7,60 1,69 ± 0,60a D 6,01 7,53 1,51 ± 1,91Ab a 0,60 cm/ekor) dan terendah pada perlakuan Dari Tabel 5 dapat dilihat pertambahan panjang benih ikan lelan tertinggi terdapat
D yaitu pakan yang dikayakan dengan
pada
minyak hati ikan hiu adalah (1,51 ± 1,91Ab
perlakuan
A
yaitu
pakan
yang
dikayakan dengan minyak jagung (2,05 ±
cm/ekor).
2,96a cm/ekor) dan diikuti dengan perlakuan
Berdasarkan
B yaitu pakan yang dikayakan dengan
ANAVA
d
minyak kedelai (1,95 ± 1,17
cm/ekor)
hasil
analisis
menunjukkan
One
bahwa
Way adanya
pengaruh pakan buatan dengan sumber
,kemudian C yaitu pakan yang dikayakan
lemak
berbeda
terhadap
pertambahan
dengan minyak hati ikan lemuru (1,69 ±
panjang benih ikan lelan (P>0,05).
8
Pertambahan Panjang Rata‐rata Benih Ikan Lelan ( ) (cm)
2,5 2 1,5 1 0,5 0
panjang y = ‐0,1 188x + 2,27 R² == 0,975 B
A
RLAKUAN PER
C
D
Gamb bar 5: Grafik hubungan anttara perlakuaan pakan denggan pertambah han panjang ikan i lelan (cm m).
Dari graffik pertambaahan panjangg (cm) benihh
beraatnya juga meningkat. m Pertumbuhaan ini
ikan lelann dengan nillai koefisien determinasii
dipeengaruhi olehh faktor dallam seperti umur, u
2
(R ) sebbesar 0.975 yang artinnya 97,5 %
ukurran ikan, daan faktor luaar seperti jum mlah,
pengkayaaan pakan menggunakkan sumberr
ukurran
lemak
berbeda
berpengaruh b h
terhadapp
pertambaahan panjang g benih ikann lelan. Hall ini menuunjukan bahw wa frekuenssi pemberiann pakan yang y berbeeda juga berpengaruh b h terhadap pertumbuhaan panjang ikkan lelan. Pertambaahan panjan ng benih ikan lelann seimbangg
dengan
dengan
p pertambahan n
makaanan
dan
kualitas
air
(Efffendie,1997)). Laju u Pertumbu uhan Spesifi fik Harian Dataa hasil penngukuran laaju pertumbbuhan spessifik hariann benih ikaan lelan seelama peneelitian diperooleh data sepperti terlihatt pada Tabel 6.
Tabel 6. Laju L pertum mbuhan spesifik harian (% %) benih ikaan lelan. Perlaku uan Rata – rataa ± SD A 1,31 ± 0,09 0 a B 1,31 ± 0,09 0 a 1,20 ± 0,02 0 a C 1,11 ± 0,04 0 b D Berdasarkkan uji statistik mengggunakan onee
pakaan yang dikayakan d dengan minyak
way anavva menunju ukkan adanyya pengaruhh
jaguung (1,31 ± 0,09a %/haari) dan B yaitu
nyata darri pengkayaan pakan menggunakan m n
pakaan yang dikayakan d dengan minyak
sumber lemak l yang berbeda teerdapat rata--
kedeelai (1,31 ± 0,09a %/hari) % kemuudian
rata laju pertumbuhaan harian sppesifik benihh
diikuuti dengan perlakuan p C yaitu pakan yang
ikan lelaan (p<0,05).. Pertambahhan panjangg
dikaayakan denggan minyak hati ikan leemuru
tercepat terdapat paada perlakuuan A yaituu
(1,20
±
0,,02a
%/haari)
sedanngkan 9
pertumbuuhan paling lambat terrdapat padaa
0.8997
perlakuann D yaitu pakan yangg dikayakann
penggkayaan paakan dengann sumber lemak l
dengan minyak hatii ikan hiu (11,11 ± 0,04b
berbbeda berpenggaruh terhaddap pertambbahan
%/hari).
boboot spesifik harian beenih ikan lelan grafik k
hubunggan
artinya
addalah
89,77
%
antaraa
sedaangkan 10,33 % dipengaaruhi oleh faktor f
pertambaahan bobot spesifik s hariian memilikii
lain..untuk lebihh jelas dappat dilihat pada
nilai koefisien determinasi (R R2) sebesarr
gam mbar 6 dibaw wah ini.
Pertambahan Rata‐rata Bobot Spesifik Harian Benih ikan Lelan (%)
Berdasarkkan
yang
1,5 1 0,5
y = ‐0,071x ++ 1,41 R² = 0,89 97
HARIA AN
0 A
B
C
D
PERLAKUAN
Gambar 6: Grafik gabun ngan pertambaahan bobot sp pesifik harian benih ikan lellan (%)
yaituu (pada awal a peneliitian dan akhir
Kualitas Air Selama
penelitian
ini
dilakkukan
jugaa
pengukurran kualitass air yaituu parameterr
peneelitian). Berrikut ini daapat dilihat hasil penggukuran kuaalitas air padaa tabel 7.
suhu, pH H, dan NH3 yang diukkur dua kalii Tabel 7. Kisaran K Paraameter Kualitas Air Selaama Penelitiaan No Parameter P Aw wal Satuann 0 1 Suhu S C 2 27 2 pH p 7 3 Amonia A ppm 4 DO D 5,5 Air sebaggai media hid dup ikan harrus memilikii
Bakuu Mutu Akhir 30 25-30 7 6-9 0,5 0,5 5,4 4 Tan ncung, 2007)) bahwa kisaaran suhu opptimal
sifat yangg cocok bagii kehidupan ikan, karenaa
bagii kehidupann ikan adalaah 28 0C-322 0C.
kualitas air dapat memberikann pengaruhh
Sedaangkan padda saat penngukuran derajat
terhadap pertumbuh han mahklukk hidup dii
keassaman (pH) hasil dinyattakan dalam m taraf
dalam airr (Djatmika, 1986).
wajaar
Dari hassil pengam mbilan suhu pada saatt penelitiann diperoleh h kisaran 27-30 2 sesuai
dengan
peendapat
(K Kordi
0
dan
m masih
layaak
sebagaiimana
dinyyatakan (H Hasra, 20133), pertumbbuhan
C ,
ikann yang baik pada pH 6,5 6 -9,0 dann ikan
dann
dapaat menyesuaaikan diri teerhadap pH 4,510
10,8 namun diluar batas tersebut ikan akan
Oleh karena itu pengukuran pH perairan
mati. Sedangkan kadar amoniak selama
dilakukan pada pagi dan sore hari, karena
penelitian berkisar antara 0.05 ppm. Sesuai
pada saat-saat tersebut pH air mencapai
dengan pendapat (Asmawi, 1983) bahwa
puncak terendah dan tertinggi. Ammonia
ammonia yang terbaik untuk kelangsungan
merupakan perombakan senyawa nitrogen
hidup ikan kurang dari 1 ppm.
oleh organisme renik yang dilakukan pada
Suhu air merupakan salah satu parameter
perairan anaerob atau kandungan oksigen
fisika yang perlu diperhatikan karena dapat
terlarut dalam air kurang (Wahida, 2013).
mempengaruhi pada laju metabolisme ikan
Oksigen terlarut merupakan faktor penting
seperti pertumbuhan, perkembangbiakkan,
dalam
pernapasan, denyut jantung, kegiatan proses
pernafasan akan terganggu bila oksigen
fisiologis lainnya pada ikan. Keadaan ini
kurang dalam perairan, menurut (Kordi dan
akan terlihat pada pemeliharaan ikan dengan
Tancung, 2007) beberapa jenis ikan mampu
suhu
bertahan
rendah
dapat
menyebabkan
menentukan
hidup
kehidupan
pada
perairan
dengan
ppm,
namun
pertumbuhan ikan lambat bahkan terhenti.
konsentrasi
Adapun cara pengambilan suhu dengan
konsentrasi oksigen terlarut yang baik untuk
menggunakan termometer yaitu dengan cara
hidup ikan 5 ppm. Hal ini berarti bahwa
mencelupkan termometer pada permukaan
kualitas air selama penelitian masih berada
air.
dalam
Besarnya pH suatu perairan adalah besarnya
kehidupan benih ikan lelan.
konsentrasi ion hidrogen yang terdapat di
KESIMPULAN DAN SARAN
dalam perairan tersebut. Dengan kata lain nilai pH suatu perairan akan menunjukkan
batas
oksigen
ikan
normal
3
untuk
menunjang
Kesimpulan
apakah air bereaksi asam atau basa. Secara
Pengkayaan pakan dengan asam lemak
alamiah pH perairan dipengaruhi oleh
berbeda (minyak jagung, minyak kedelai,
konsentrasi CO2 dan senyawa-senyawa yang
minyak hati ikan lemuru dan minyak hati
bersifat asam. Sebagai reaksinya nilai pH
ikan
perairan akan berubah menjadi rendah pada
proksimat pakan.
pagi hari, meningkat pada siang hari dan
Tingkat laju sintasan tertinggi terdapat pada
mencapai maksimum pada sore hari serta
perlakuan D yaitu (pakan yang dikayakan
akan menurun kembali pada malam hari.
dengan minyak hati ikan hiu), Sedangkan
hiu)
bepengaruh
terhadap
kadar
11
untuk laju sintasan terendah terdapat pada
Daftar Pustaka
perlakuan A yaitu (pakan yang dikayakan dengan minyak jagung). Pertambahan bobot tertinggi terdapat pada
Amri. M. 2007. Dasar-dasar Ilmu Nutrisi Ikan. Bung Hatta University Press. Padang.
perlakuan A (pakan yang dikayakan dengan minyak jagung) sedangkan perlakuan yang terendah terendah pada perlakuan D yaitu
Effendie, M. I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Jakarta.
(pakan yang dikayakan dengan minyak hati ikan hiu). Pertambahan
panjang
terdapat
pada
Kordi, M.G.H. dan A.B. Tancung. 2007. Pengelolaan Kualitas Air. PT Rineka Cipta, Jakarta.
perlakuan A yaitu (pakan yang dikayakan dengan
minyak
jagung)
sedangkan
perlakuan yang terendah pada perlakuan D yaitu (pakan yang dikayakan dengan minyak hati ikan hiu). Pertumbuhan
spesifik
harian
tertinggi
terdapat pada perlakuan A yaitu (pakan yang dikayakan dengan minyak jagung) dan B yaitu (pakan yang dikayakan dengan minyak kedelai) dengan nilai yang sama sebesar 1,31 % sedangkan yang terendah terdapat pada
Lante, S. dan Usman. 2010. Pengaruh Pakan Buatan Dengan Kadar Lemak Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Sintasan Ikan Beronang (Siganus guttatus). Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau. Sulawesi Selatan. Lovell, T. 1989. Nutrion and Feeding of Fish. Van Nostran Reinhold, New York. Mudjiman, A. 1989. Makanan Ikan. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.
perlakuan D yaitu (pengkayaan pakan dengan minyak hati ikan hiu). Pemberian
pakan
dengan
pengkayaan
minyak jagung sebanyak 90 g/kg pakan, cukup baik bagi pertumbuhan benih ikan lelan.
Maka
disarankan
pada
petani
pembudidaya ikan lelan untuk memberikan pakan buatan menggunakan lemak jagung.
Putra, E. R. 2014. Aspek Reproduksi Ikan Lelan (Osteochilus vitttus C.V) Di Sungai Talang, Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam. Skripsi Universitas Bung Hatta. Padang. Smith, R.R. 1989. Nutritional Energetics. P: 1-29. In: J.E.Haver (ed.). Fish Nutrition Academia Press, Inc., San Sunarto dan Sabariah. 2008. Pengaruh Asam Lemak Pakan Berbeda Terhadap Kinerja 12
Pertumbuhan Ikan Botia (Botia macracanthus Bleeker) Syandri, H. 2012. Domestikasi dan Reproduksi Ikan. Bung Hatta University. Padang. 115 hal. Hasra, M. W. 2013. Pengaruh Pemberian Pakan Dengan Bahan Yang Difermentasi Terhadap Tampilan Reproduksi Dan Mutu Telur Ikan Mas Koki. Skripsi Universitas Bung Hatta. Padang.
Wahida, N. 2013. Mengidentifikasi Parameter Air Secara Fisika dan Kimia. http://nurulwahidadotme.wordpress.com/2 013/01/08/58/. Diakses tanggal 07/05/2014. Weber, and I.F. De Beaufort. 1931. The Fishes of Indonesia – Australia Archipelago. Leiden.
13