PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK SISTEM PERIODIK UNSUR KELAS X DI MA USWATUN HASANAH MANGKANG
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Kimia
Oleh: FITRI RAHMAWATI NIM: 3104228
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2009
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tanggal
Atik Rahmawati, S.Pd. M.Si Pembimbing I
Syamsul Ma’arif, M.Ag Pembimbing II
ii
Tanda Tangan
PENGESAHAN PENGUJI
Tanggal
H. Mursid, M.Ag Ketua
Atik Rahmawati, S.Pd. M.Si Sekretaris
Drs. Sugeng Ristiyanto, M.Ag Anggota
Wenty Dwi Yuniarti, S.Pd. M.Kom Anggota
iii
Tanda Tangan
ABSTRAK Fitri Rahmawati (NIM. 3104228). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Sistem Periodik Unsur Kelas X MA Uswatun Hasanah Mangkang. Skripsi. Semarang: Program Strata I Jurusan Tadris Kimia IAIN Walisongo Semarang, 2009. Penelitian ini bertujuan; 1) Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di MA Uswatun Hasanah mangkang, 2) Untuk mengetahui hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw kelas X di MA Uswatun Hasanah Mangkang, 3) Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X di MA Uswatun Hasanah Mangkang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi dengan teknik analisis regresi. Sedangkan teknik analisis regresi yang digunakan adalah teknik analisis regresi satu prediktor dengan skor deviasi. Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi mengenai taraf hubungan yang terjadi antara variabel (ubahan) kriterium dan prediktor. Kategori variabel pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (X) pada kelas X MA Uswatun Hasanah berada dalam kategori “Cukup” yang terletak pada pada interval 72.67 – 78.83. Kategori variabel hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur (Y) kelas X MA Uswatun Hasanah berada dalam kategori “Cukup” yang terletak pada interval 68.98 – 73.12. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memiliki korelasi positif dengan hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X di MA Uswatun Hasanah, yaitu sebesar 0.545. Hubungan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur adalah 0.545 dalam kategori “sedang”, terletak pada interval 0.40 – 0.599. Sementara itu berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi sederhana dapat diketahui bahwa persamaan regresi Y = 0,366 X + 43.307 . Ada pengaruh signifikan antara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur. Hal ini ditunjukkan dari nilai Freg sebesar 16.06. Berdasarkan hasil hitungan diperoleh bahwa Fhitung = 16.06, sedangkan pada Ftabel untuk taraf signifikansi 5% dan 1% sebesar 4.17 dan 7.35. Karena Fhitung > Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi tersebut signifikan. Berdasarkan perhitungan ini, maka hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi: “tidak ada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X MA Uswatun Hasanah” ditolak. Dan hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi: “Ada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X MA Uswatun Hasanah” diterima. Sedangkan pengaruh positif pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur yaitu sebesar 0.545. kemudian dikonsultasikan pada r tabel taraf signifikansi 5% dan 1% sebesar 0,312 dan 0.403. Karena rxy > rt (baik taraf 5% maupun 1%), maka hasilnya signifikan.
iv
PERNYATAAN
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 10 Januari 2009 Deklarator
FITRI RAHMAWATI NIM 3104228
v
MOTTO
(#θà)¨?$#uρ 4 Èβ≡uρô‰ãèø9$#uρ ÉΟøOM}$# ’n?tã (#θçΡuρ$yès? Ÿωuρ ( 3“uθø)−G9$#uρ ÎhÉ9ø9$# ’n?tã (#θçΡuρ$yès?uρ É>$s)Ïèø9$# ߉ƒÏ‰x© ©!$# ¨βÎ) ( ©!$#
"….dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.". (al-Maidah: 2)1
1
Departemen Agama RI, “Mushaf Al-Qur’an dan Terjemah”, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 12
vi
PERSEMBAHAN Dengan tulus ikhlas, karya yang sangat sederhana ini saya persembahkan kepada: ¾ Bapak H. Zamahsari dan Ibu Hj. Siti Cholifatun, walaupun karya ini tidak sebanding dengan kasih sayang yang mereka berikan untuk penulis tak sebanding juga dengan tetes air mata yang mengiringi setiap doa dan setiap titik-titik keringat dalam pengorbanan dan usaha demi penulis. ¾ Adik-adik tercinta (M. Nur Khoiruddin dan M.Khoirul Hud), terima kasih atas motivasi, bantuan doanya dan masukan-masukan yang membuat penulis semakin dewasa. ¾ Serta Teman-teman Seperjuangan.
vii
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Rabb al-Izzati, Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua hamba-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam senantiasa tetap terlimpahkan kepangkuan beliau Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat-sahabatnya dan orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya. Dengan segala kerendahan hati, penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Perjalanan melelahkan ini, akan berarti dengan ucapan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses ini. Akan lebih berarti dengan ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada : 1. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Prof. DR. Ibnu Hadjar, M.Ed. 2. Dosen pembimbing, Atik Rahmawati, M.Si dan Syamsul Ma’arif, M.Ag, yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama proses penulisan skripsi. 3. Kepala MA Uswatun Hasanah Mangkang Dra. Hj. Muslikhah beserta staf karyawan, yang berkenan memberikan izin pada penulis untuk melakukan penelitian di MA Uswatun Hasanah Mangkang. 4. Segenap dosen Fakultas Tarbiyah yang telah membekali banyak pengetahuan kepada penulis dalam menempuh studi di Fakultas Tarbiyah. 5. Segenap pegawai Fakultas Tarbiyah, pegawai perpustakaan IAIN, pegawai perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan pegawai perpustakaan TPM yang telah memberikan layanan yang baik bagi penulis. 6. Bapak H. Zamahsari dan Ibu Hj. Siti Cholifatun, adik-adik tercinta serta saudara-saudara penulis yang tidak henti-hentinya memberikan dorongan baik moril maupun materiil dan tidak pernah bosan mendoakan penulis dalam menempuh studi dan mewujudkan cita-cita.
viii
7. Teman-teman KAMMI ’04 (Ririn, Dwi, Titi, Siti, Ika, Nurul, Eva, Latifah, Yahya, Muhktar, Ulin, dan Hadi) Semoga ikatan ukhuwah akan selalu terjaga. Amin. 8. Teman-teman di PESMA Al-Izzah, Al-Qudwah, Isbillah, Al-Kaustar, Darussalam, dan Al-Firdaus. “perjalanan kita masih panjang, tetap semangat…” 9. Teman-teman Kimia 2004 “semoga kebersamaan akan selalu menjadi kenangan yang terindah” 10. Teman-teman TIM KKN (Mami Mariyana, Budhe Nisa’, Tante Nurul) semoga ikatan persaudaraan akan tetap terjaga, dan teman-teman TIM PPL SMA 8 Semarang (Azis, Jauhar, Toyibah, Anie, Muka, Neli, Indri, Tutik, Rina, dan Salamah). 11. Teman-teman seperjuangan di KAMMI & QOLBUN SALIM IAIN Walisongo yang selama ini banyak memperkaya kehidupan ini. 12. Teman-teman penulis yang ikut memberikan motivasi selama menempuh studi, khususnya dalam proses penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Kepada semua, penulis mengucapakan tarima kasih disertai do’a, semoga budi baik diterima Allah SWT dan mendapatkan balasan berlipat ganda di Yaumul Qiamat nanti, Amin. Serta proses yang selama ini penulis alami semoga bermanfaat di kemudian hari sebagai bekal mengarungi kehidupan di alam nyata. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih perlu penyempurnaan baik dari segi substansi (isi) maupun metodologi. Oleh karena itu, penulis mengaharap kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini.
Semarang, 10 Januari 2009
Penulis
ix
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..........................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................
ii
PENGESAHAN .................................................................................................. iii ABSTRAK ......................................................................................................... iv PERNYATAAN .................................................................................................
v
MOTTO ............................................................................................................. vi PERSEMBAHAN .............................................................................................. vii KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii DAFTAR ISI.......................................................................................................
x
DAFTAR TABEL............................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xiv BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .........................................................................
1
B. Penegasan Istilah.....................................................................................
4
C. Pembatasan Masalah ...............................................................................
6
D. Perumusan Masalah ................................................................................
6
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................
7
F. Manfaat Penelitian .................................................................................
7
BAB II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ................................................
8
2. Dasar Teori Pembelajran Kooperatif ................................................ 10 3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif.......................................... 12 4. Tipe Jigsaw ....................................................................................... 13 B. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar.................................................................... 16 2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............................ 18 3. Penilaian Hasil Belajar...................................................................... 27
x
C. Sistem Periodik Unsur 1. Sistem Periodik Modern.................................................................... 28 2. Hubungan Konfigurasi Elektron dengan Sistem Periodik ................ 30 3. Sifat-sifat Periodik Unsur.................................................................. 31 D. Pengaruh Pembelajran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Kimia....................................................................................................... 35 E. Kajian Penelitian Yang Relevan ............................................................. 36 F. Pengajuan Hipotesis ................................................................................ 37 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 38 B. Variabel Penelitian .................................................................................. 38 C. Metode Penelitian ................................................................................... 39 D. Populasi dan Sampel .............................................................................. 39 E. Teknik Pengumpulan Data...................................................................... 40 F. Teknik Analisis Data............................................................................... 41 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw...................... 47 2. Deskripsi Data Hasil Belajar Kimia.................................................. 51 B. Pengujian Hipotesis 1. Analisis Pendahuluan ........................................................................ 55 2. Analisis Uji Hipótesis ....................................................................... 56 C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................. 64 D. Keterbatasan Penelitian........................................................................... 67 BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................ 69 B. Saran-saran.............................................................................................. 70 C. Penutup.................................................................................................... 70 DAFTAR KEPUSTAKAAN LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
1. Tabel 2.1 Lajur Horizontal................................................................ 29 2. Tabel 2.2 Golongan Unsur Utama .................................................... 29 3. Tabel 2.3 Golongan Unsur Transisi ................................................. 30 4. Tabel 2.4 Hubungan Konfigurasi Elektron Dengan Sistem Periodik 31 5. Tabel 3.1 Analisis Variansi Garis Regresi i Prediktor ..................... 44 6. Tabel 4.1Nilai Instrumen Kuesioner Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Kelas X MA Uswatun Hasanah ............................................ 47 7. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw................................................................................................ 49 8. Tabel 4.3 Kualifikasi dan Interval Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw................................................................................................ 50 9. Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Sistem Periodik Unsur Kelas X MA Uswatun Hasanah ............................... 51 10. Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Sistem Periodik Unsur ...................................................................... 54 11. Tabel 4.6 Kualifikasi dan Interval Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Sistem Periodik Unsur ..................................................................... 54 12. Tabel 4.7 Tabel Kerja Koefisien Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Sistem Periodik Unsur........ 55 13. Tabel 4.8 Interpretasi Koefisien Korelasi ........................................ 59 14. Tabel 4.9 Tabel Ringkasan Hasil Analisis Regresi .......................... 63 15. Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Uji Freg dan rxy ..................................... 63
xii
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1 Desain Pembelajaran ................................................................ 14 2. Gambar 4.1 Histogram Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw..................... 51
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar nama responden Lampiran 2. Kisi-kisi instrumen penelitian Lampiran 3. Uji normalitas dan homogenitas Lampiran 4. Analisis SPSS Lampiran 5. Surat keterangan penelitian Lampiran 6. Penunjukan pembimbing Lampiran 7. Surat ijin riset penelitian Lampiran 8. Struktur kependidikan Madrasah Aliyah Uswatun Hasanah Lampiran 9. SILABUS penelitian Lampiran 10. RPP penelitian Lampiran 11.Transkip Ko Kurikuler dan piagam PASSKA Lampiran 12. Daftar riwayat hidup
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah upaya untuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik seoptimal mungkin melalui pengembangan bakat, minat dan rekayasa kondisi lingkungan pembelajaran yang kondusif bagi tumbuh kembangnya seluruh potensi yang dimiliki peserta didik. Berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat tergantung pada proses belajar yang dialami peserta didik, baik di rumah atau di sekolah. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, salah satunya adalah proses pembelajaran. Keberhasilan proses pembelajaran
merupakan hal utama yang
didambakan dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Agar proses pembelajaran berhasil, guru harus membimbing peserta didik sedemikian rupa sehingga mereka dapat mengembangkan pengetahuan sesuai dengan struktur pengetahuan bidang yang dipelajari. Banyak pihak mensinnyalir bahwa rendahnya mutu pendidikan saat ini berkaitan erat dengan rendahnya motivasi peserta didik dalam belajar. Bertambah baiknya keadaan ekonomi dan keadaan masyarakat selama 20 tahun terakhir ini semestinya dapat meningkatkan kecerdasan anak-anak yang lahir pada masa sekarang. Hanya saja, kondisi kehidupan yang lebih baik dengan berbagai sarana dan fasilitas cenderung menjadikan anak Indonesia kurang termotivasi untuk belajar, yang akhirnya membawa dampak negatif pada prestasi belajarnya. Untuk memecahkan masalah pembelajaran yang demikian perlu dilakukan upaya yang antara lain berupa pengembangan pembelajaran. Dalam pengembangan pembelajaran yang perlu dilakukan saat ini adalah pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Untuk itu perlu diupayakan satu model pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan keaktifan peserta
1
2
didik, serta memberikan iklim kondusif dalam pembelajaran untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun sains, oleh karenanya kimia mempunyai karakteristik sama dengan sains. Karakteristik tersebut meliputi objek ilmu kimia, cara memperoleh, serta kegunaanya. Pada dasarnya ilmu kimia diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan atau induktif, namun
pada
perkembangan
selanjutnya
kimia
juga
diperoleh
dan
dikembangakan berdasarkan teori deduktif. Kimia juga ilmu yang memberi jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam dan energetika zat. Oleh sebab itu, mata pelajaran kimia di SMA/MA mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan dinamika, dan energetika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Secara tidak langsung peserta didik diharapkan mampu memahami konsep-konsep serta dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sistem periodik unsur adalah salah satu materi dalam pelajaran kimia, dimana
didalamnya
mempengaruhi
menjelaskan
unsur-unsur
beberapa
kimia,
sifat-sifat
diantaranya
yang
jari-jari
dapat atom,
keelektronegatifan, afinitas elektron, energi ionisasi, titik didik dan titik cair. Untuk memahami materi tersebut diharapkan guru dapat memilih modelmodel pembelajaran atau strategi pembelajaran untuk membantu peserta didik dalam memahami materi sistem periodik unsur. Pembelajaran kimia pada materi sistem periodik unsur yang dilakukan selama ini, kebanyakan guru yang masih menggunakan pembelajaran yang berasal dari satu orang saja, seperti metode ceramah, sehingga membuat peserta didik merasa bosan. Oleh karenanya, perlu ada perubahan paradigma dalam menelaah proses belajar mengajar dan interaksi antara peserta didik dan guru serta mempertimbangkan kreativitas peserta didik. Keberadaan peserta didik perlu dipertimbangkan karena mereka bukanlah botol kosong yang bisa diisi dengan muatan-muatan informasi apa saja yang dianggap perlu oleh guru. Selain itu, alur proses belajar mengajar tidak harus berasal dari guru menuju peserta didik. Peserta didik bisa juga saling mengajar dengan sesama peserta
3
didik lainnya (peer teaching). Ini merupakan sistem pengajaran yang memberikan kesempatan untuk bekerja sama dengan sesama peserta didik dalam tugas-tugas yang terstruktur atau bisa disebut cooperative learning.1 Ironisnya, model pembelajaran kooperatif ini belum banyak diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar, karena banyak guru yang enggan menerapkan sistem kerjasama di dalam kelas karena beberapa alasan. Alasan yang paling utama adalah kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di kelas dan peserta didik tidak fokus terhadap pelajaran selama proses pembelajaran berlangsung. Model
pembelajaran
kooperatif
merupakan
salah
satu
strategi
pembelajaran yang digunakan guru didalam kelas untuk membantu belajar setiap mata pelajaran, khususnya kimia. Dalam pembelajaran kooperatif peserta didik bekerja dalam kelompok-kelompok kecil saling membantu belajar satu sama lainnya. Kelompok-kelompok tersebut beranggotakan peserta didik dengan hasil belajar tinggi, rata-rata, dan rendah, laki-laki dan perempuan, peserta didik dengan latar belakang suku berbeda yang ada dikelas. Kelompok beranggotakan heterogen ini tinggal bersama selama beberapa pertemuan, sampai mereka dapat belajar bekerja sama dengan baik sebagai sebuah tim.2 Jigsaw merupakan salah satu dari model pembelajaran kooperatif, dimana dalam model pembelajaran jigsaw ini para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk berdiskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang ditugaskan mereka. Kemudian peserta didik itu kembali pada tim/kelompoknya masing-masing (tim asal) untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya (pada pertemuan tim ahli). Dengan model pembelajaran jigsaw ini diharapkan dapat membantu peserta didik
1
Anita Lie, Cooperative Learning, Mempraktikkam Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas, (Jakarta: Gramedia, 2005), hlm. 12 2 Muhamad Nur, Pembelajaran Kooperatif, (DEPDIKNAS, Jenderal Pendidikan dasar & Menengah, LPMP Jawa Timur: 2005), hlm. 2
4
dalam memahami setiap pelajaran yang diberikan oleh guru, khususnya dalam pelajaran kimia pada materi sistem periodik unsur. Salah satu keunggulan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini adalah dapat
meningkatkan
rasa
tanggung
jawab
peserta
didik
terhadap
pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Peserta didik tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain, serta meningkatkan kerjasama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan. Dengan
demikian
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
jigsaw
menciptakan sebuah revolusi pembelajaran di dalam kelas, sehingga tidak ada lagi sebuah kelas yang sunyi, serta dapat meningkatkan kreativitas peserta didik selama proses pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian ini dengan judul “PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK SISTEM PERIODIK UNSUR KELAS X DI MA USWATUN HASANAH MANGKANG ”
B. Penegasan Istilah Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam memahami judul penelitian ini, maka perlu dijelaskan istilah-istilah yang terdapat pada judul penelitian ini, sehingga diperoleh pemahaman yang jelas dan tegas, diantaranya : 1. Pengaruh Adalah daya yang ada atau timbul dari seseorang atau benda, yang itu membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.3 Adapun yang dimaksud dengan pengaruh disini adalah pengaruh pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar.
3
Depdikbud, Kamus besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), hlm. 549
5
2. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dimana keberhasilan individu diorientasikan dalam keberhasilan kelompok bidang studi yang melibatkan beberapa keterampilan dan penyelesaian masalah yang dikerjakan secara kerjasama kelompok. 3. Jigsaw Jigsaw adalah salah satu model dalam pembelajaran kooperatif yang menekankan pada kerja kelompok, dimana dalam setiap kelompok terdapat tim asal dan tim ahli yang masing-masing beranggotakan 4-6 peserta didik dengan memperhatikan keheterogenan, bekerjasama positif dan setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.4 4. Hasil Belajar Kimia Hasil berarti sesuatu yang diadakan oleh usaha.5 Sedangkan belajar berarti tahapan perubahan tingkah laku peserta didik yang positif sebagai hasil interaksi edukatif dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.6 Kimia secara singkat dikatakan bahwa kimia merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang susunan, struktur sifat, perubahan materi serta energi yang menyertai perubahan tersebut.7 Hasil belajar kimia yang dimaksud disini adalah hasil belajar kimia dari peserta didik kelas X di Madrasah Aliyah Uswatun Hasanah Mangka 5. Materi Pokok Sistem Periodik Unsur Materi pokok sistem periodik unsur merupakan salah satu materi pokok yang tercantum dalam mata pelajaran kimia berdasarkan kurikulum KTSP (Kuriklulum Tingkat Satuan Pendidikan).
4
Eko, “Inovasi Pembelajaran MIPA di Sekolah dan Alternatif Implementasinya“, http://eko13.wordpress.com/2008/05/31/inovasi-pembelajaran-mipa-di-sekolah-dan-alternatifimplementasinya-cooperative-learning-pembelajaran-kooperatif//. 5 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: balai Pustaka, 1993), hlm. 275 6 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), hlm. 114 7 Michael Purba, Kimia Untuk SMA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2006), hlm. 3
6
Berdasarkan penegasan istilah di atas maka, secara keseluruhan maksud dari judul skripsi ini adalah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X di MA Uswatun Hasanah Mangkang.
C. Pembatasan Masalah Dunia pendidikan tidak terlepas dari peran seorang guru dalam proses belajar mengajar didalam kelas, selain guru metode pembelajaran tidak kalah penting demi tercapainya tujuan pembelajaran. Oleh karena itu seorang guru harus mempunyai kreativitas untuk mengembangkan metode pembelajaran, karena jika metode yang digunakan tidak sesuai akan berdampak pada hasil belajar peserta didik. Berdasarkan kenyataan tersebut, penulis membatasi permasalahn pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar. Pembelajaran dibatasi pada strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam mata pelajaran kimia materi pokok sistem periodik unsur. Demikian juga hasil belajar yang akan diteliti dibatasi pada hasil belajar dalam aspek kognitif mata pelajaran kimia materi pokok sistem periodik unsur. Sedangkan peserta didik yang diteliti adalah peserta didik kelas X semester ganjil MA Uswatun Hasanah Mangkang
D. Perumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw kelas X di MA Uswatun Hasanah Mangkang? 2. Bagaimanakah hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw kelas X di MA Uswatun Hasanah Mangkang? 3. Apakah ada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X di MA Uswatun Hasanah Mangkang?
7
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan : a. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw kelas X di MA Uswatun Hasanah Mangkang. b. Untuk mengetahui hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw kelas X di MA Uswatun Hasanah Mangkang. c. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X di MA Uswatun Hasanah Mangkang
F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat antara lain : a) Bagi Peserta Didik 1). Menumbuhkan kemampuan bekerja sama, kemampuan berkomunikasi antar peserta didik. 2). Mampu memberikan sikap positif terhadap mata pelajaran kimia. b) Bagi Guru 1). Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan memilih strategi pembelajaran yang sesuai dan bervariasi. 2). Sebagai informasi bagi guru, khususnya guru kimia SMA/MA mengenai pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. c) Untuk Lembaga 1). Diharapkan dapat memberi kontribusi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Pembelajaran Kooperatif 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif atau Cooperative Learning adalah sebuah group kecil yang bekerja bersama sebagai sebuah tim untuk memecahkan masalah (solve a problem), melengkapi latihan (complete a task), atau untuk mencapai tujuan tertentu (accomplish a common goal). Ada beberapa
tehnik
pembelajaran
kooperatif
yang
berbeda,
tetapi,
kesemuanya memiliki ciri-ciri dasar yang sama. Salah satu ciri dasar yang dimaksud adalah bahwa peserta didik melakukan pekerjaan dalam groupnya, mereka melakukan dengan saling bekerja sama (they work cooperatively)1. Menurut Roger T. Johnson dan David W. Johnson sebagaimana dikutip oleh Eko, bahwa: “Cooperative learning is a relationship in a group of students that requires positive interdependence ( a sense of sink or swim together), individual accountability (each of us has to contribute and learn), interpersonal skill (communication, leadership, decision making, and conflict resolution, face to face promotive interaction and processing (reflection on how well the team is functioning and how to function even better).”2 Pemahaman dari definisi di atas bahwa dalam pembelajaran kooperatif tercipta kerjasama yang baik antar anggota tim, ada ketergantungan saling memerlukan yang positif (menanamkan rasa kebersamaan), tanggung jawab masing-masing anggota (setiap anggota memiliki sumbangan dan belajar), keterampilan hubungan antar person (komunikasi, kepemimpinan, membuat keputusan, dan penyelesaian 1
Mutadi, Pendekatan Efektif Dalam Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan-DEPAG, 2007), hlm. 35 2 Eko, Inovasi Pembelajaran MIPA di Sekolah dan Alternatif Implementasinya, http://eko13.wordpress.com/2008/05/31/inovasi-pembelajaran-mipa-di-sekolah-dan-alternatifimplementasinya-cooperative-learning-pembelajaran-kooperatif//.
8
9
konflik), proses interaksi tatap muka (refleksi bagaimana tim berfungsi (bekerja) dengan baik dan bagaimana untuk memfungsikannya dengan fungsi yang lebih baik) Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu strategi dari model pembelajaran kelompok, dimana didalamnya terdapat serangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik dalam kelompokkelompok tertentu untuk mencapai tujuan belajar yang telah dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam pembelajaran kooperatif yaitu: (1) Adanya peserta dalam kelompok, (2) Adanya aturan kelompok, (3) Adanya upaya belajar setiap anggota kelompok, dan (4) Adanya tujuan yang harus dicapai.3 Maksud dari keempat unsur di atas adalah bahwa untuk mencapai tujuan dalam kelompoknya peserta didik harus mempunyai upaya belajar dengan meningkatkan kemampuan yang dimiliki baik kemampuan dalam aspek pengetahuan, sikap maupun ketrampilan. Sehingga aktivitas pembelajaran yang dilakukan dalam kelompok antar peserta didik dapat saling membelajarkan melalui tukar pikiran, pengalaman, maupun gagasan-gagasan. Untuk mencapai itu semua setiap kelompok harus mempunyai aturan kelompok yang menjadi kesepakatan bersama misalnya saja pemberian tugas setiap kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif, unsur yang paling penting yaitu adanya peserta yang melakukan proses pembelajaran, pengelompokan peserta
didik
bisa
ditetapkan
berdasarkan
beberapa
pendekatan,
diantaranya pengelompokan yang didasarkan atas latar belakang kemampuan, minat dan bakat peserta didik, serta campuran baik campuran ditinjau dari minat maupun campuran yang ditinjau dari kemampuan. Selain keempat unsur di atas, Depdiknas menambahkan 3 unsur terpenting dalam pembelajaran kooperatif, diantaranya4 : 3
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007), cet.3. hlm. 241 4 Doantara Yasa, “Metode Pembelajaran Kooperatif”, http://ipotes.wordpress.com/2008/05/10/metode-pembelajaran-kooperatif/
10
1. Meningkatkan hasil akademik, maksudnya meningkatkan kinerja peserta didik dalam tugas-tugasnya 2. Memberikan peluang agar peserta didik dapat menerima temantemannya yang mempunyai latar belajar yang berbeda 3. Mengembangkan keterampilan sosial peserta didik, yaitu dengan menghargai pendapat orang lain, menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok, dan sebagainya. Pembelajaran kooperatif menciptakan sebuah kondisi pembelajaran yang bersifat gotong royong, saling menolong dan bekerja sama. Hal ini bukanlah hal baru dalam Islam, karena Islam mengajarkan untuk tolong menolong dalam kebaikan. Dalam surat al-Maidah ayat 2:
©!$# ¨βÎ) ( ©!$# (#θà)¨?$#uρ 4 Èβ≡uρô‰ãèø9$#uρ ÉΟøOM}$# ’n?tã (#θçΡuρ$yès? Ÿωuρ ( 3“uθø)−G9$#uρ ÎhÉ9ø9$# ’n?tã (#θçΡuρ$yès?uρ ∩⊄∪ É>$s)Ïèø9$# ߉ƒÏ‰x© "….dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.". (al-Maidah : 2)5 Ayat ini menjadi prinsip dasar dalam menjalin kerjasama dan saling membantu kepada siapapun, selama tujuannya adalah kebajikan.6 2. Dasar Teori Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif menekankan pada kerjasama kelompok serta interaksi anggota dalam kelompok. Adapun teori yang mendasari pembelajaran kooperatif ini adalah teori motivasi dan teori kognitif.7
5
Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 12 6 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Volume 3, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 12 7 Robert E. Slavin, Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa Media, 2008), hlm, 4
11
a) Teori Motivasi Teori ini beranggapan bahwa motivasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif terletak pada penghargaan atau struktur pencapaian, dimana peserta didik bekerja mengidentifikasi tiga unsur yaitu, kooperatif, kompetitif, dan individualistik.8 Struktur tujuan kooperatif menciptakan sebuah situasi dimana satu-satunya cara anggota kelompok dapat meraih tujuan pribadi mereka jika kelompok mereka bisa sukses. Oleh karena itu, untuk meraih tujuan personal mereka, anggota kelompok harus membantu teman satu timnya untuk melakukan apapun guna membuat kelompok mereka berhasil, dan mungkin yang lebih penting, mendorong anggota satu kelompoknya untuk melakukan usaha yang maksimal. b) Teori Kognitif Teori ini menekankan pada pengaruh dari kerja sama itu sendiri yang terkait dengan pencapaian suatu tujuan kelompok. Teori-teori kognitif ini
dapat dikelompokkan dalam dua kategori yaitu teori
pembangunan dan teori elaborasi kognitif.9 1) Teori Pembangunan Asumsi dasar dari teori pembangunan ini adalah interaksi antar peserta didik berkaitan dengan tugas-tugas yang sesuai untuk meningkatkan penguasaan mereka. Vygotsky mendefinisikan wilayah pembangunan aktual seperti yang telah ditentukan oleh penyelesaian masalah secara independen dan level pembangunan potensial seperti yang ditentukan melalui penyelesaian masalah dengan bantuan dari orang dewasa atau dalam kolaborasi dengan teman yang lebih mampu. 2) Teori Elaborasi Kognitif
8
Ibid. Ibid, hlm. 36-39
9
12
Elaborasi adalah suatu proses dimana informasi yang baru diterima dikaitkan sedemikian rupa dengan pengetahuan atau informasi lama yang telah tersimpan didalam long-term memori.10 Pandangan teori elaborasi kognitif ini amat berbeda dengan pandangan teori pembangunan. Penelitian dalam psikologi kognitif telah menemukan bahwa apabila informasi yang sudah ada didalam memori dan berhubungan dengan informasi yang sudah ada didalam memori peserta didik harus terlibat dalam semacam pengaturan kembali kognitif atas elaborasi dari materi. Sebagai contoh menulis rangkuman atau ringkasan dari pelajaran yang disampaikan. 3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif Untuk dapat melakukan pembelajaran kooperatif ini, terdapat beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan diantaranya : 11 1) Prinsip Ketergantungan Positif (Possitive Interdependence) Dalam pembelajaran kelompok, keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompokknya. Untuk terciptanya kelompok kerja yang efektif, setiap kelompok masing-masing perlu membagi tugas sesuai dengan tujuan kelompoknya. Hakikat ketergantungan positif ini artinya tugas kelompok tidak mungkin bisa diselesaikan manakala ada anggota yang tidak bisa menyelesaikan tugasnya, dan semua ini memerlukan kerja sama yang baik dari masing-masing anggota kelompoknya. 2) Tanggung Jawab Perseorangan (Individual Accountability) Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama. Oleh karena keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggota, maka setiap anggota kelompoknya harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya. 10
Abdul Mu’thi, “Proses Belajar: Pendekatan kognitif”, dalam Chabib Thoha dan Abdul Mu’thi, PBM-PAI di Sekolah, Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 101 11 Wina Sanjaya, Op.cit, hlm. 246-247
13
3) Interaksi Tatap Muka (Face to Face Promotion Interaction) Pada pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan secara luas bagi setiap anggota kelompok untuk bertatap muka, saling memberikan informasi, dan saling membelajarkan. Interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota, dan mengisi kekurangan masing-masing anggota. 4) Partisipasi dan Komunikasi (Participation Communication) Pembelajaran kooperatif melatih peserta didik untuk mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Untuk itu peserta didik perlu dibekali dengan kemampuan-kemampuan berkomunikasi. Misalnya, cara menyatakan ketidaksetujuan atau cara menyanggah pendapat orang lain secara santun, tidak memojokkan, cara menyampaikan gagasan dan ide-ide yang dianggapnya baik dan tidak berguna. 4. Strategi Pembelajaran Jigsaw Ada banyak macam metode pembelajaran kooperatif, salah satunya adalah model pembelajaran jigsaw. Model pembelajaran ini pertama kali dikembangkan oleh Aronson, dkk di Universitas Texas. Pembelajaran jigsaw ini terdiri dari tim-tim belajar yang heterogen yang beranggotakan 4-6 orang pesera didik yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada orang lain. Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab peserta didik terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Peserta didik tidak hanya mempelajari materi yang diberikan tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompok lain. Dengan demikian, peserta didik saling tergantung dengan yang lain dan harus bekerjasama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan. Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk berdiskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain
14
tentang topik pembelajaran yang ditugaskan mereka. Setelah itu peserta didik itu kembali pada tim/kelompoknya masing-masing (tim asal) untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya (pada pertemuan tim ahli).12 Desain pembelajaran jigsaw dapat dilihat pada gambar 2.1 sebagai berikut: Kelompok Asal ABC DE
ABC DE
ABC DE
ABC DE
ABC DE
AAA AA
BBB BB
CCC CC
DDD DD
EEEE E
Kelompok Ahli Gambar 2.1. Desain Pembelajaran Jigsaw
Untuk mata pelajaran matematika/IPA, pada umumnya peserta didik belum mampu mempelajari materi secara mandiri. Oleh karena itu, sebaiknya materi tetap dipresentasikan oleh guru, sedangkan yang dikerjakan peserta didik dalam kegiatan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini adalah soal-soal (4 atau 5 soal yang variatif) saja.13 Dalam pembelajaran IPA khususnya kimia pada materi pokok sistem periodik unsur, ada beberapa tahapan persiapan guru dalam pelaksanan pembelajaran kooperatif dengan tipe jigsaw, diantaranya: 1. Memilih materi Persiapan guru yang paling utama adalah menentukan materi pembelajaran. Karena tidak semua materi pelajaran bisa diterapkan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif dengan tipe jigsaw. Materi yang cocok misalnya materi sistem periodik unsur. 12
Ibid, hlm. 237 Amin Suyitno, Makalah Pemilihan Model-Model Pembelajaran dan Penerapannya di Sekolah, (Semarang: UNNES, 2006) hlm. 6 13
15
2. Membuat Lembar Ahli Lembar ahli ini berisi 6 topik yang menjadi inti diskusi kelompok ahli dengan
materi sistem periodik unsur, setiap kelompok ahli akan
mendapatkan topik yang berbeda yakni jari-jari atom, jari-jari ion, energi ionisasi, afinitas elektron, keelektronegatifan, serta titik didih dan titik leleh. 3. Membuat Kuis Kuis ini berupa tes (baik tes uraian maupun tes pilihan ganda) yang digunakan sebagai bahan evaluasi. 4. Membagi Peserta Didik ke dalam Tim/Kelompok Asal Peserta didik dibagi dalam kelompok asal secara heterogen yang terdiri dari 5-6 anggota. Setiap anggota asal akan mempelajari topik yang berbeda. 5. Membagi Peserta Didik ke dalam Kelompok Ahli Kelompok ahli terdiri dari beberapa anggota kelompok asal yang mempelajari topik yang sama. Selama proses pembelajaran kimia dengan menggunakan jigsaw, langkah-langkah yang dilakukan, diantaranya: 1. Penjelasan Materi Penjelasan materi ini diartikan sebagai proses penyampaian materi pokok sebelum peserta didik belajar dalam kelompok. Tujuan utama dalam langkah ini adalah pemahaman peserta didik terhadap materi pokok sistem periodik unsur. Pada tahap ini huru memberikan gambaran umum tentang materi sistem periodik unsur yang harus dikuasai yang selanjutnya peserta didik akan memperdalam materi dalam pembelajaran kelompok (tim). Metode yang digunakan dalam tahap ini menggunakan metode ceramah, curah pendapat, tanya jawab, bahkan kalau perlu guru dapat menggunakan demonstrasi. Disamping itu, guru juga dapat menggunakan berbagai media pembelajaran agar proses penyampaian dapatr lebih menarik peserta didik. 2. Diskusi Kelompok Ahli
16
Peserta didik yang mempelajari topik yang sama bertemu untuk berdiskusi dalam kelompok ahli. Terdapat 6 kelompok ahli dalam materi sistem periodik unsur yaitu, kelompok ahli jari-jari ion, kelompok ahli jari-jari atom, kelompok ahli energi ionisasi, kelompok ahli afinitas elektron, kelompok ahli keelektronegatifan, serta kelompok ahli titik tidih dan titik leleh. 3. Laporan Tim Setelah selesai diskusi, kelompok ahli kembali ke dalam kelompok asal untuk mengajarkan topik-topik yang mereka dapatkan di kelompok ahli. Selanjutnya guru serta peserta didik menyamakan persepsi tentang apa yang telah didiskusikan dalam kelompok asal maupun kelompok ahli. 4. Tes Sebagai evaluasi peserta didik mengerjakan kuis-kuis individual yang mencangkup semua topik. Kunci dari tipe jigsaw ini adalah interdepence setiap peserta didik terhadap anggota tim yang memberikan informasi yang diperlukan. Artinya setiap peserta didik harus memiliki tanggung jawab dan kerja sama yang positif dan saling ketergantungan untuk mendapatkan informasi dan memecahkan masalah yang diberikan. Dengan demikian pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini peserta didik dapat memahami materi sistem periodik unsur.
B. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.14 Menurut Benjamin S. Bloom ada 3 ranah (domain) hasil belajar yaitu, kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedangkan menurut A.J Romiszowski hasil belajar merupakan keluaran (outputs) dari suatau 14
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar (Jakarta: Rineka cipta, 1999), hlm. 37
17
sistem pemrosesan masukan (inputs), masukan dari sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau kinerja (performance).15 Clifford t. Morgan memberikan definisi bahwa “Learning is any relatively permanent change in behavior or that is a result of past experience.16 Artinya belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang merupakan hasil dari pengalaman. Sedangkan menurut Geoch dalam Sardiman AM, menjelaskan bahwa learning is a change in performance as a result of practice.17 Dari definisi tentang belajar tersebut, belajar senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Adapun pengetian belajar (learn) dapat diartikan sebagai proses transfer yang ditandai dengan adanya perubahan pengetahuan, tingkah laku, dan kemampuan seseorang yang relatif tetap sebagai hasil dar latihan dan pengalaman yang terjadi melalui aktivitas mental yang bersifat aktif, konstruktif, kumulatif, dan berorientasi pada tujuan.18 Dari pengertian belajar tersebut, dapat diambil tiga pemahaman umum. Pertama, belajar ditandai dengan adanya perubahan pengetahuan, sikap, tingkah laku, dan keterampilan yang relatif tetap dalam diri seseorang sesuai dengan tujuan yang diharapkan.19 Dengan demikian yang dimaksud dengan belajar adalah jika seseorang mampu menerapkan apa yang dipahami dalam bentuk konkret sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
15 16
63
17
Ibid, hlm.38 Clifford. T Morgan, Introduction to Psichology, (University of Texas, Austin, 1971), hlm.
Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: CV. Rajawali, 1990), cet. 3, hlm.22 18 Abdul Mu’thi, “Proses Belajar: Pendekatan kognitif”, dalam Chabib Thoha dan Abdul Mu’thi, PBM-PAI di Sekolah, Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 94 19 Ibid.
18
Kedua, belajar terjadi melalui latihan dan pengalaman yang bersifat kumulatif. Artinya, hasil belajar tidak diperoleh secara tiba-tiba, akan tetapi berlangsung melalui proses tahap demi tahap.20 Hal ini berhubungan dengan kemampuan seseorang, jika peserta didik bisa memahami dan mengusai sebuah tahapan proses belajar, maka peserta didik bisa melanjutkan ke proses tahapan selanjutnya. Akan tetapi jika peserta didik belum bisa menguasai suatu tahapan belajar, maka peserta didik akan kesulitan untuk melanjutkan ke proses belajar selanjutnya. Ketiga, belajar merupakan proses aktif-konstruktif yang terjadi melalui mental proses. Yang dimaksud mental proses adalah serangkaian proses kognitif seperti persepsi (perception), perhatian (attention), mengingat (memory), berfikir (thinking, reasoning), dan memecahkan masalah (problem solving).21 Dengan kesadaran tersebut peserta didik akan secara aktif memberikan perhatian, mengingat, berfikir, manafsirkan, mengelompokkan, mengaitkan, mengkonfrontasikan informasi yang diterima berdasarkan apa yang dicapai dan apa yang diaketahui (pengetahuan lama yang telah didapatkan). 2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Keberhasilan suatu pembelajaran bagi seorang peserta didik tidak terlepas dari keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Keterlibatan dan keaktifan seorang peserta didik secara langsung akan memberikan kesan tersendiri serta peserta didik akan cepat menangkap (paham) pelajaran yang diberikan oleh guru. Sebagaimanan pendapat Bobbi dePorter dalam Quantum Teaching mengutip pendapat Dr. Vernon A. Magnesen, bahwa orang belajar 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang dilihat dan 50% dari apa yang dilihat dan didengar, 70% dari apa yang dikatakan dan 90% dari apa yang dikatakan dan dilakukan.22
20
Ibid, hlm. 94 Ibid, hlm. 96 22 Bobbi dePorter, Quantum Teaching, (Bandung: Kaifa, 2000), hlm. 57 21
19
Selain itu, Bobbi dePorter menjelaskan bahwa keberhasilan belajar ditentukan juga dengan suasana menyenangkan dan menggembirakan.23 Pastinya akan sulit menikmati belajar jika seorang peserta didik merasa tidak nyaman dan tertekan dalam proses belajar mengajarnya. Dalam hadisnya Rosulullah SAW menjelaskan beberapa hal yang sangat mempengaruhi perkembangan seorang anak. Dalam hal ini Rosulullah SAW mejelaskan faktor lingkungan keluarga yang sangat menentukan bagaimana arah pendididikan seorang anak, sebagaimana sabda beliau :
ﻤﺎ ﻤﻦ٫ﺤﺪﻴث أﺒﻰ هﺮﻴﺮة ﺮﺿﻲا ﷲ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻞ ׃ ﻗﺎل ﺮﺳﻮﻞ اﷲ ﺻﻠﻰاﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻮﺳﻠﻢ آﻣﺎ ﺘﻨﺗﺞ اﻟﺒﻬﻴﻣﺔ٫ﻣﻮﻟﺪ إﻵ ﻳﻮﻠﺪ ﻋﻠﻰاﻟﻔﻄﺮة ﻓﺄﺒﻮاﻩ ﻳﻬﻮﺪاﻧﻪ ﻮﻳﻧﺻﺮا ﻧﻪ ﻮﻴﻤﺠﺴﺎ ﻧﻪ 24
﴾ ﴿ ﺮﻮاﻩ ﻣﺴﻟﻢ٠ هﻞ ﺘﺣﺳﻮن ﻓﻳﻬﺎ ﻤﻦ ﺠدﻋﺎﺀ٫ﺒﻬﻴﻣﺔ ﺠﻤﻌﺎﺀ
“Diriwayatkan dari Abu hurairah Radliyallahu anhu berkata: Rasulullah SAW bersabda : “setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci, bersih), kedua orangtualah yang membuatnya menjadi yahudi, nasrani dan majusi. Sebagaimana seekor ternak yang melahirkan anaknya (dengan sempurna kejadian dan anggotanya) adakah kamu menganggap hidung, telinga dan anggota lainya terpotong ?.” (HR. Muslim) Selain faktor keluarga yang dijelaskan dalam hadist Rosulullah SAW, Wasti Soemanto mengungkapkan bahwa hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor utama, diantaranya : 1. Faktor dari dalam diri peserta didik yang meliputi: kemampuan, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. 2. Faktor lingkungan, dalam faktor lingkungan ini yang paling dominan adalah kualitas pengajaran. Yang dimaksud kualitas pengajaran ini
23 24
170
Ibid, hlm. 76 Abu Husain, Shohih Muslim Juz 15, (Beirut: Daar Al-Kutub Al-Ilmiyyah, tt), hlm. 169-
20
ialah tinggi rendahnya atau efektif tidakntya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran.25 Dengan demikian, kedua faktor di atas (kemampuan peserta didik dan kualitas pengajar) mempunyai hubungan berbanding lurus dengan hasil belajar peserta didik. Artinya, makin tinggi kemampuan peserta didik dan kualitas pengajaran, makin tinggi pula hasil belajar peserta didik. Dan juga faktor-faktor jika dapat dilakukan dengan pola kehidupan positif, maka didalamnya ada hal-hal yang dianggap sebagai sesuatu yang baik, memberi kemudahan anak didik dalam belajarnya. Apabila faktor-faktor tersebut mengarah pada pola kehidupan yang negatif, maka akan menjadi suatu hal yang menghambat proses belajar anak didik. Hamman Nasiruddin menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dalam Ta’lim Muta’alim, ada 6 yaitu:26
ﺴﺄ ﻨﺒﻚ ﻋﻦﻤﺟﻤﻮﻋﻬﺎ ﺑﺑﻴﺎﻦ
اﻻﻻ ﺘﻧﺎ ﻞ ا ﻠﻌﻠﻢ اﻻ ﺒﺴﺘﺔ
ﻮاﺮﺸﺎ ﺪ اﺳﺗﺎذ ﻮﻄﻮل زﻣﺎ ﻦ
ذ آﺎﺀ ﻮﺤﺮﺺ ﻮا ﺻﻄﺑﺎ ﺮﻮﺒﻠﻐﺔ
“Ingatlah, kamu tidak akan berhasil dalam memperoleh ilmu kecuali ada 6 perkara yang akan dijelaskan kepdamu secara ringkas. Yaitu kecerdasan, cinta pada ilmu, kesabaran, biaya yang cukup, petunjuk guru dan masa yang lama.” Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor internal dan eksternal peserta didik. Disisi lain Haditono mengungkapkan bahwa banyak peserta didik di Indonesia yang mengalami underachiever27 yang disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya : 1) Kurangnya fasilitas belajar, baik di sekolah terutama di pelosokpelosok maupun di rumah
25
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Sinar Baru Algensindo, 2000), cet V, hlm. 39-40 26 Hammam Nasiruddin, Ta’lim Muta’alim, (Kudus: Menara Kudus, 1963), hlm. 55 27 Underachiever adalah yang memperoleh prestasi dibawah kemampuannya yang ia miliki. Lihat keterangannya pada buku F.J. Monks, et. All, Psikologi Perkembangan dalam Berbagai Bagiannya, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1998), cet II. Hlm. 234.
21
2) Kurangnya stimulasi mental orang tua di rumah, terutama bagi orang tua yang tidak berpendidikan, ssehingga mereka tidak mengetahui bagaimana membantu anak supaya berhasil 3) Keadaan gizi yang bilamana dapat dicapai tingkat yang lebih tinggi, maka secara fisik, anak akan lebih mampu menggunakan kapasitas otaknya lebih baik.28 Untuk mengetahui lebih jelasnya peneliti akan menguraikan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, diantarnya : 1. Faktor-faktor Internal Faktor ini berasal dari dalam diri peserta didik, yakni faktor psikologis yang berhubungan dengan jiwa peserta didik dan keinginan yang meliputi intelegensi, minat dan perhatian, bakatmotif serta kematangan peserta didik. a. Intelegensi Intelegensi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar. Intelegensi merupakan dasar potensial bagi pencapaian hasil belajar, artinya hasil belajar yang dicapai akan bergantung pada tingkat intelegensi, dan hasil belajar yang dicapai tidak akan melebihi tingkat intelegensinya.29 Sehingga, semakin tinggi tinggi tingkat intelegensi, makin tinggi pula tingkat hasil belajar yang dapat dicapai. b. Minat dan perhatian Minat adalah kecenderungan seseorang terhadap sesuatu. Sedangkan perhatian adalah melihat dan mendengarkan dengan baik dan teliti terhadap sesuatu.30 Perhatian bisa dipupuk dengan memberikan stimulus yang baru, beraneka ragam atau berorientasi
28
Ibid. hlm. 234 Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, Panduan Pembelajaran KBK, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), cet V, hlm.193-194. 30 Abdul Wahib, “Menumbuhkan Bakat Dan Minat Anak”, dalam Chabib Thoha dan Abdul Mu’thi, PBM-PAI di Sekolah, Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1998), hlm. 79. 29
22
tinggi.31 Dengan demikian, jika seorang anak didik mempunyai minat dan perhatian terhadap pelajaran yang diterimanya akan memberikan hasil yang positif terhadap hasil atau prestasi belajarnya. c. Bakat Bakat atau aptitude menurut hilgard adalah : “the capabilitiy to learn”. Dengan kata lain bakat adalah kemampuan untuk belajar.32 Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi secara global bakat itu mirip dengan intelegensi. Itulah sebabnya seorang anak yang berintelegensi sangat cerdas (superior) atau cerdas luar biasa (very superior) disebut juga sebagai talented child, yakni anak berbakat.33 Melihat hubungan yang erat antara bakat dengan hasil atau prestasi belajar setidaknya ada dua alasan penting mengapa bakat harus diketahui oleh pihak guru sebagai pendidik dan orang tua sebagai penanggungjawab di masa depan. Pertama, orang tua dan guru dapat memenuhi kebutuhankebutuhan anak berbakat tersebut, baik berupa kebutuhan kognitif maupun kebutuhan afektif. Langkah yang dapat diambil oleh orang tua adalah menyediakan lingkungan pendidikan yang sesuai dengan bidang bakat anak. Tujuannya agar membantu anak untuk memahami dirinya sendiri agar tidak melihat bakat sebagai suatu beban, tetapi sebagai suatu anugerah yang harus dihargai dan dikembangkan.34
31 S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 180 32 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), cet III, hlm. 57 33 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosadakarya, 2006), cet XII, hlm.135 34 Abdul Wahib, Op.cit., hlm. 108.
23
Kedua, orang tua dan guru dapat membantu memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan guna mengembangkan bakat anak itu sendiri.35 Transfer informasi yang terjadi antara guru dan orang tua atau guru dan anak akan menjadi bentuk dukungan yang sangat dibutuhkan anak dalam menjalani proses pembelajarannya. Jika dua hal penting ini dilaksanakan oleh pihak orang tua dan guru, maka tidak akan terjadi pemaksaan kehendak kepada anak, karena
orang
tua
dan
guru
kurang
proporsional
dalam
memperlakukan anak atau peserta didiknya. d. Motif Motif adalah dorongan yang membuat seseorang berbuat sesuatu.36 Motif selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini motif yang kuat akan mempunyai pengaruh terhadap seberapa besar usaha dan kegiatan untuk mencapai tujuan belajar. e. Kematangan Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang,
dimana
alat-alat
tubuhnya 37
melaksanakan kecakapan baru.
sudah
siap
untuk
Misalnya anak dengan kakinya
sudah siap untuk berjalan, tangan dengan jarinya sudah siap untuk menulis, dengan otaknya sudah siap untuk berfikir abstrak, dan lain sebagainya. 2. Faktor-faktor Eksternal Faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang timbul dari luar diri peserta didik, yakni faktor yang mendukung hasil belajar pada diri peserta didik, diantarannya faktor keluarga yang meliputi cara orang tua mendidik, pengertian orang tua, relasi antar anggota keluarga. Faktor sekolah yang meliputi kurikulum, metode mengajar, guru. Serta faktor lingkungan masyarakat yang meliputi kegiatan peserta didik 35
Ibid. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 60 37 Slameto,.Op.cit., hlm.58. 36
24
dalam masyarakat, media massa, teman bergaul seerta bentuk kehidupan masyarakat. 1. Faktor Keluarga a) Cara Orang Tua Mendidik Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap
belajar
anaknya.
Orang
tua
yang
kurang
memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, dapat menyebabkan anak kurang berhasil dalam belajarnya. Mungkin anak sendiri sebetulnya pandai, tetapi karena cara belajarnya tidak teratur, akhirnya kesukaran-kesukaran terjadi dalam belajarnya, sehingga hasil yang didapatkan atau prestasinya tidak memuaskan, bahkan mungkin gagal dalam studinya. Disinilah bimbingan orang tua sangat memegang peranan penting yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anak. b) Pengertian Orang Tua Terkadang anak mengalami lemah semangat, maka orang tua wajib memberi pengertian dan dorongan. Sehingga membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. Jikalau perlu, orang tua menghubungi gurunya untuk mengetahui perkembangan anak di sekolah. c) Relasi antar Anggota Keluarga Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak perlu diusahakan relasi yang baik didalam keluarga anak tersebut. Hubungan baik adalah yang penuh pengertian dan kasih sayang disertai dengan binbingan dan bila perlu hukuman-hukuman untuk mensukseskan belajar anak sendiri. 2. Faktor Sekolah a) Kurikulum
25
Kurikulum adalah a plan for learning yang merupakan unsur substansial dalam pendidikan.38 Tanpa kurikulum kegiatan belajar mengajar tidak dapat berlangsung, sebab materi yang harus guru sampaikan harus sesuai dengan kurikulum yang ada. Muatan kurikulum akan memperngaruhi intensitas dan frekuensi belajar peserta didik. b) Metode Mengajar Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Metode guru yang kurang baik akan mempengaruhi tingkat pemahaman peserta didik dan juga belajar peserta didik. Sehingga dalam proses belajar mengajar seorang guru harus kreatif dalam memilih metode-metode mengajar selama proses belajar mengajar di dalam kelas. c) Guru Peranan guru dalam proses belajar mengajar sangat mempengaruhi hasil belajar atau prestasi peserta didik, karena hampir seluruh aktifitas yang dilakukan oleh peserta didik sangat bergantung pada guru, dalam hal ini efektifitas pengelolaan faktor bahan, lingkungan, dan instrumen sebagai faktor-faktor utama yang mempengaruhi proses dan prestasi belajar. Proses pembelajaran tidak berlangsung secara satu arah (one way system) melainkan terjadi secara timbal balik (interactive, two ways trafic system). Kedua pihak berperan secara aktif dalam kerangka kerja (frame work), serta dengan menggunakan
cara
dan
kerangka
berpikir
(frame
of
reference).39 Adapun peranan guru dalam proses pembelajaran, diantaranya : 38 39
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), cet I, hlm. 146. Mulyasa, op.cit., hlm 191.
26
1). Guru sebagai demonstrator, sehingga guru hendaknya senantiasa menguasai materi pembelajaran dan senantiasa mengembangkan kemampuannya dalam bidang ilmu yang dimilikinya 2). Guru sebagai pengelola kelas, sehingga guru bertanggung jawab
memelihara
lingkungan
fisik
kelasnya,
agar
senantiasa menyenangkan untuk belajar dan mengarahkan serta membimbing prosese-proses intelektual, sosial, emosional, moral, dan spiritual didalam kelas, serta mengembangkan kompetensi dan kebiasaan bekerja dan belajar secara efektif di kalangan peserta didik. 3). Guru sebagai fasilitator, peran guru erat kaitanya dengan perannya sebagai pengelola kelas 4). Guru
sebagai
mediator, guru tidak
hanya sebagai
penyampai informasi dalam pembelajaran, tetapi sebagai perantara dalam hubungan antar manusia dengan peserta didik 5). Guru sebagai evaluator, sehingga guru harus mampu menilai proses dan hasil belajar yang telah dicapai, serta memberikan
umpan
balik
terhadap
keefektifan
pembelajaran yang telah dilakukan.40 Lebih lanjut lagi, Harvey menunjukkan bahwa pola perilaku guru yang bersifat membantu berkorelasi positif signifikan dengan kecenderungan peserta didik untuk bekerja sama, berpartisipasi dalam kegiatan kelas atau sekolah dan hasil belajar.41 3. Faktor Lingkungan Masyarakat a) Kegiatan peserta didik Dalam Masyarakat
40 41
Ibid, hlm. 192. Ibid, hlm. 193
27
Kegiatan
peserta
didik
dalam
masyarakat
dapat
menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi jika terlalu banyak berkecimpung dalam kegiatan masyarakat yang terlalu banyak akan mengganggu belajarnya, lebih-lebih tidak bijaksana dalam mengatur waktunya. b) Media Massa Media massa yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap peserta didik, dan juga berpengaruh terhadap belajarnya. Sebaliknya, media massa yang buruk juga berpengaruh buruk terhadap peserta didik jika tidak ada kontrol dan pembinaan dari orang tua. Maka diharapkan peserta didik mendapatkan bimbingan dan kontrol yang cukup bijaksana dari pihak orang tua dan pendidik, baik keluarga, sekolah dan masyarakat. c) Teman Bergaul Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul peserta didik lebih cepat masuk dalam jiwanya daripada yang kita duga. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri peserta didik, begitu juga sebaliknya, teman bergaul yang jelek pasti mempengaruhi yang bersifat buruk juga. d) Bentuk Kehidupan Masyarakat Lingkungan kehidupan masyarakat sangat mempengaruhi pola belajar dan juga kepribadian anak. 3. Penilaian Hasil Belajar Belajar mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsur yang dapat dibedakan, yakni tujuan pengajaran (intruksional), pengalaman (proses) belajar mengajar, dan hasil belajar. Salah satu upaya untuk mengetahui hasil belajar dapat melalui sistem penilaian. Penilaian adalah upaya untuk mengetahui sejauh mana tujuan pendidikan itu tercapi atau
28
tidak. Dengan kata lain, penelitian berfungsi sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan proses atau hasil belajar peserta didik.42 Ditinjau dari sudut bahasa, penilaian diartikan sebagai proses menentukan nilai suatu objek. Sehingga penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Proses pemberian nilai tersebut berlangsung dalam bentuk interpretasi yang diakhiri dengan judgement. Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasilhasil belajar yang dicapai peserta didik dengan kriteria tertentu. Sehingga objek yang dimaksud dalam hal ini adalah hasil belajar peserta didik. Hasil belajar peserta didik pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas yang mencangkup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Oleh sebab itu, dalam penilaian hasil belajar peranan tujuan intruksional yang berisi rumusan kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan peserta didik yang menjadi unsur yang paling penting sebagai acuan dasar penilaian. Adapun fungsi dari penilaian itu sendiri yaitu, sebagai: a. Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan intruksional b. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar c. Dasar dalam menyususn laporan kemajuan belajar peserta didik kepada orang tua.
C. Sistem Periodik Unsur 1. Sistem Periodik Modern Perkembangan sistem periodik pada mulanya diklasifikasikan atas perbedaan tingkat wujud benda yaitu, padat gas, dan cair. Ada juga pengklasifikasian didasarkan atas unsur-unsur logam dan non logam.
42
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), cet VI, hlm.
29
Klasifikasi ini dianggap terlalu sederhana sehingga tidak dapat digunakan untuk mempelajari unsur-unsur dan senyawa-senyawa. Pada tahun 1869 ahli kimia dari Rusia yaitu Mendeleef dan ahli kimia dari Jerman Lothar Meyer secara terpisah menemukan hubungan yang lebih terperinci antara massa atom relatif dan sifat unsur. Jika unsurunsur tersebut disusun menurut kenaikan massa atom relatifnya maka ditemukan sifat periodik. Sistem periodik adalah suatu daftar unsur-unsur yang disusun dengan aturan tertentu, artinya jika unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan nomor atomnya, maka sifat-sifat tertentu akan berulang secara periodik. Itulah sebabnya tabel periodik unsur dimulai dengan hidrogen, sebab hidrogen mempunyai nomor atom 1. selanjutnya diikuti oleh unsur nomor 2, yaitu helium. Unsur-unsur dalam sistem periodik panjang dapat dikelompokkan dalam lajur vertikal yang disebut golongan dan lajur horizontal yang disebut periode. a). Lajur Horizontal (periode) Lajur horizontal berisi unsur-unsur yang disusun berdasarkan kenaikan nomor atomnya. Jumlah kulit elektron (n) menunjukkan suatu periode. Tabel 2.1. Lajur Horizontal
n 1 2 3 4 5 6 7
Kulit K L M N O P Q
Periode 1 2 3 4 5 6 7
Jumlah Unsur 2 8 8 18 18 32 28 (tak lengkap)
b). Lajur Vertikal (golongan) Lajur vertikal berisi unsure-unsur yang disusun menurut kemiripan sifat. Golongan suatu unsur disusun berdasarkan jumlah elektron valensi yang dinyatakan dalam huruf romawi. IUPAC (international
30
Union of Pure and Applied Chemistry) menjadikan satu antara golongan A dan B dengan memberi nomor golongan 1 sampai 18. 1) Golongan Unsur Utama (A) terdiri dari 8 golongan Tabel 2.2. Golongan Unsur Utama
Golongan IA IIA IIIA IVA VA VIA VIIA VIIIA
Nama Khusus Alkali Alkali Tanah Boron Aluminium Karbon Nitrogen Kalogen Halogen Gas Mulia
Jumlah Unsur 7 6 5 5 5 5 5 6
2) Golongan Unsur Transisi (B) terdiri dari 8 golongan Tabel 2.3. Golongan Unsur Transisi
Golongan IIB IVB VB VIB VIIB VIIIB IB IIB
Jumlah Unsur 4 + 28 (termasuk deret lantanida dan aktinida) = 32 4 4 4 4 4 + 8 (terdiri dari tiga kolom) = 12 4 4
Sifat unsur golongan ini mengalami peralihan dari sifat golongan IIA hingga ditemukan kemiripan sifat pada golongan IIIA. 3) Golongan Transisi Dalam Golongan transisi dalam adalah unsur-unsur yang pengisian elektronnya berakhir pada orbital-orbital f atau unsure blok f yang mempunyai dua sifat : a. Unsur Lantanida (seperti lantan) yaitu unsur yang pengisian elektronnya berakhir pada orbital 4f berada pada period ke 6 b. Unsur Aktinida (seperti aktinum) yaitu unsur yang pengisian elektron terakhir pada orbital 5f dan berada pada periode ke 7. 2. Hubungan Konfigurasi Elektron dengan Sistem Periodik
31
Sistem periodik disusun berdasarkan pengamatan terhadap sifat-sifat unsur, misalnya saja kemiripan sifat diantara unsur-unsur segolongan terjadi karena unsur-unsur tersebut mempunyai elektron valensi yang sama. Unsur-unsur golongan IA mempunyai kemiripan konfigurasi elektronnya. Hal ini menyebabkan unsur dalam satu golongan mempunyai sifat yang sama, jadi untuk mengetahui ciri-ciri sifat unsur dapat ditunjukkan oleh elektron valensinya. Tabel 2.4. Hubungan Konfigurasi Elektron dengan Sistem Periodik
Unsur H Li Na K Rb Cs Fr
Nomor Atom 1 3 11 19 37 55 87
K 1 2 2 2 2 2 2
L
M
N
O
P
Q
1 8 8 8 8 8
1 8 18 18 18
1 8 18 32
1 8 18
1 8
1
Hubungan antara letak unsur dalam sistem periodik unsur dapat ditentukan berdasarkan konfigurasi elektronnya. Golongan ditunjukkan dengan jumlah elektron valensi, sedangkan periode ditunjukkan oleh jumlah kulit. 3. Sifat-Sifat Periodik Unsur Sifat-sifat periodik unsur adalah sifat yang berubah secara beraturan sesuai dengan kenaikan nomor atom yaitu dari kiri ke kanan dalam satu periode, atau dari atas ke bawah dalam satu golongan. Sifat periodik unsur yang akan dibahas meliputi jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron, keelektronegatifan, titik cair, serta titik didih. a.
Jari-jari Atom Jari-jari atom (atomic radius) suatu logam adalah setengah jarak antara dua inti pada atom-atom yang berdekatan. Untuk unsur-unsur yang berupa molekul diatomik, jari-jari atomnya adalah setengah
32
antara inti dua atom dalam molekul tertentu.43 Besarnya jari-jari atom logam sama dengan setengah jarak terpendek antara dua inti atom dalam padatan. Jari-jari atom non logam sama dengan setengah panjang ikatan antara dua inti atom yang identik. Dalam sistem periodik unsur memperlihatkan keperiodikan jarijari atom baik dalam satu golongan maupun satu periode. -
Dalam satu periode dari kiri ke kanan jari-jari atom semakin kecil
-
Dalam satu golongan dari atas ke bawah jari-jari atom semakin besar. r = << (dalam satu periode) r = >> (dalam satu golongan) Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya jari-jari atom
diantaranya : 1. Untuk unsur-unsur segolongan, naiknya nomor atom berarti bertambahnya kulit elektron akibatnya semakin besar jari-jari atomnya 2. Untuk unsur-unsur seperiode, semakin besar mutan inti, maka semakin kuat gaya tarik inti terhadap elektron sehingga semakin kecil jari-jari atomya.44 b. Jari-jari Ion Jari-jari ion (ionic radius) adalah jari-jari kation atau anion. Ion (tunggal) dapat terbentuk dari atom netralnya karena pelepasan atau penyerapan elektron. Ion positif (kation) terbebtuk karena pelepasan elektron, sedangkan ion negatif (anion) terbentuk karena penyerapan elektron. Ion mempunyai jari-jari yang berbeda secara nyata
43
Chang, Raymond, Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti, (Jakarta: Erlangga, 2004), edisi ketiga, Jilid I. hlm. 235 44 Kristian H Sugiyarto, Kimia Organik I (Common Textbook), ( Universitas Negeri Yogyakarta: Jurusan Kimia Fakultas Pendidikan matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2004), edisi revisi. hlm. 51-52
33
dibandingkan dengan jari-jari atom netralnya. Ion positif mempunyai jari-jari yang lebih kecil, sedangkan ion negatif mempunyai jari-jari yang lebih besar. c. Energi Ionisasi Energi Ionisasi (ionization energy) adalah banyaknya energi minimum yang diperlukan untuk melepaskan satu elektron dari atom berwujud gas pada keadaan dasrnya.45 Energi ionisasi dipengaruhi oleh besarnya muatan inti dan ukuran jari-jari atom, semakin besar muatan inti maka makin besar pula energi ionisasinya. Karena semakin besar jari-jari atom semakin kecil daya tarik terhadap elektron terluarnya, sehingga makin kecil dan makin reaktif unsur tersebut. Hubungan energi ionisasi dengan nomor atom dalam periodik unsur, dalam satu golongan, dari atas ke bawah energi ionisasi semakin kecil. Sedangkan dalam satu periode, dari kiri ke kanan, energi ionisasi cenderung bertambah. Ei = >> (dalam satu periodik) Ei = << (dalam satu golongan) d. Afinitas Elektron Afinitas elektron adalah kemampuan untuk menerima satu atau lebih elektron negatif dari perubahan energi yang terjadi ketika satu elektron diterima oleh atom suatu unsur dalam keadaan gas.46 Afinitas elektron secara periodik dalam satu golongan dari atas ke bawah semakin kecil, hal ini terjadi karena semakin ke bawah jarijari atom semakin besar sehingga daya tarik inti pada lintsan terjauh semakin lemah. Akibatnya, tumbukan awan elektron dari luar semakin lemahsehingga semakin sedikit juga energi yang dibebaskan. Dengan kata lain, afinitas elektronnya semakin kecil. 45 46
Chang, Raymond. Op. cit, hlm. 239 Ibid, hlm. 243
34
Afinitas elektron dari kiri ke kanan cenderung semakin besar dalam satu periode. Hal ini disebabkan jari-jari atom yang semakin kecil sehingga daya tarik elektron terjauh ke inti semakin kuat yang mengakibatkan tumbukan awana elektron dari luar semakin kuat. Ini berarti bahwa semakin besar energi yang dibebaskan, afinitas elektronnya semakin besar. Unsur-unsur yang mempunyai afinitas elektron paling besar adalah unsur yang paling mudah menerima elektron (paling negatif). Sebaliknya, unsur-unsur yang mempunyai afinitas elektron paling kecil adalah unsur-unsur yang paling sukar menerima elektron. e. Keelektronegatifan Keelektronegatifan adalah suatu bilangan yang menggambarkan kecenderungan relatif suatu unsur menarik elektron kepihaknya dalam suatu ikatan kimia. Misalnya hidrogen dengan fluorin mempunyai pasangan elektron ikatan yang ditarik bersama
H : F Elektron ditarik bersama Dari data keelektronegatifan pada tabel periodik unsur, diketahui bahwa keelektronegatifan hidrogen adalah 2,1, sedangkan fluorin 4,0. hal ini berarti fluorin menarik elektron lebih kuat daripada hidrogen dengan perbandingan 4 : 2,1. Hubungan kecenderungan keelektonegatifan unsur dalam sistem periodik unsur : -
Dalam satu golongan, dari atas ke bawah keelektronegatifan semakin berkurang.
-
Dalam satu periode, dari kiri ke kanan, keelektronegatifan bertambah. Keelektronegatifan = >> (dalam satu periode)
35
Keelektronegatifan = << (dalam satu golongan) f. Titik Leleh dan Titik Didih Atom-atom unsur alkali terikat dalam struktur terjal oleh ikatan logam yang lemah, karena setiap atom hanya mempunyai satu elektron ikatan dan bertambah lemah jika jari-jari bertambah besar. Oleh karena itu titik leleh berkurang dari atas ke bawah dalam satu golongan. Titik leleh bergantung pada kekuatan relatif dari ikatan. Kekuatan ikatan logam bergantung pada jumlah elektron valensi. Oleh karena itu kekuatan ikatan ini bertambah dari kiri ke kanan dalam satu periode, misalnya Na Æ Mg Æ Al.47 Titik leleh = >> (dalam satu periode) Titik Leleh = << (dalam satu golongan) Sedangkan keperiodikan titik didih mirip dengan keperiodikan titik leleh.
D. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe jigsaw Terhadap Hasil Belajar Kimia Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu model pembelajaran dimana peserta didik belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen dan dikelompokkan dengan tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas, anggota kelompok harus saling bekerja sama dan membantu untuk memahami bahan pembelajarannya. Model pembelajaran ini merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dilakukan guru guna memberikan pemahaman terhadap peserta didik dan juga kenyamanan selama proses belajar mengajar berlangsung. Sedangkan hasil belajar kimia adalah bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai atau aktifitas yang dilakukan secara sadar sehingga akan terjadi 47 I Made sukarna, Common Textbook Kimia Dasar I, (Yogyakarta: Jurusan Kimia fakultas Pendidikan Matemetika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta, 2003), hlm. 122
36
proses perubahan pada diri seseorang (peserta didik) sebagai hasil penyesuaian diri yang sudah dicapai oleh setiap peserta didik dalam periode tertentu. Melihat fakta dilapangan bahwa tercapainya tujuan pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar itu sendiri. Dengan kata lain, pencapaian hasil belajar tidak terlepas dari strategi pembelajaran yang digunakan, meskipun strategi pembelajaran bukan satu-satunya faktor yang menentukan hasil belajar. Jadi semakin baik atau tepat strategi pembelajaran maka akan semakin baik pula hasil belajarnya. Dapat diasumsikan bahwa strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berhubungan dengan hasil belajar terutama dalam mata pelajaran kimia. Dan seorang peserta didik tidak dapat memperoleh hasil yang memuaskan tanpa adanya strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar.
E. Kajian Penelitian Yang Relevan Dalam penelitian ini, peneliti mengambil judul tentang pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia pada materi pokok sistem periodik unsur di Madrasah Aliyah Uswatun Hasanah Mangkang. Dalam penelitian ini, peneliti mendapati beberapa karya ilmiah yang berupa penelitian tentang pembelajaran kooperatif di sekolah-sekolah yang peneliti anggap mempunyai relevansi dengan penelitian yang peneliti lakukan. Diantaranya adalah : 1. Skripsi yang disusun oleh Nur Izzah (NIM : 4195114) pada tahun 2000, mahasiswi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dengan judul, “Belajar Kelompok Sebagai Upaya Peningkatan Prestasi Belajar (Studi Eksperimen Bidang Studi PAI) di SMP Negeri 2 Ketanggungan Brebes” memberikan kesimpulan bahwa peningkatan hasil belajar PAI pada peserta didik SMP 2 Ketanggungan Brebes dapat dicapai dengan menerapkan metode belajar kelompok karena adanya dorongan emosional dan intelektual dalam interaksi kelompok tersebut memungkinkan peserta
37
didik melampaui tingkat pengetahuan dan keterampilan peserta didik ketika mereka belajar sendiri.48 2. Skripsi yang disusun oleh Yayuk Afiana (Nim : 3199248) pada tahun 2004, mahasisiwi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dengan judul “Penerapan Metode Diskusi Pada Pembelajaran PAI di SMU Jumantono
Karanganyar”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan metode diskusi mampu membangun kreatifitas dan daya kritis peserta didik dalam mempelajari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMU Jumantono. Hal ini dibuktikan dengan keaktifan peserta didik untuk berargumen dalam kelompok maupun dalam bidang diskusi kelas.49 Berbeda dengan penelitian sebelumnya, dalam penelitian skripsi ini peneliti lebih menitik beratkan pada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X di Madrasah Aliyah Uswatun Hasanah Mangkang.
F. Pengajuan Hipotesis Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.50 Sesuai dengan judul yang diangkat, Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Ho : Tidak ada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X di MA Uswatun Hasanah Mangkang. Ha : Ada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X di MA Uswatun Hasanah Mangkang 48
Nur Izzah, “Belajar Kelompok Sebagai Upaya Peningkatan Prestasi Belajar (Studi Eksperimen Bidang Studi PAI) di SMP N Ketanggungan Brebes”, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, (Semarang: Perpustakaan Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2000), t. d 49 Yayuk Afiana, “Penerapan Metode Diskusi Pada Pembelajaran PAI di SMU N Jumantono Karanganyar”, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, (Semarang: Perpustakaan Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2004), t. d. 50 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rhineka Cipta, 2006), Cet 13, hlm.71
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab metodologi penelitian ini membahas tentang waktu dan tempat penelitian, variabel penelitian, metode penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, teknik pengambilan data dan teknis analisis data. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut :
A. Waktu dan tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 16 Oktober 2008 sampai 30 November 2008. 2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Uswatun Hasanah Mangkang Tahun Pelajaran 2008-2009.
B. Variabel Penelitian Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian.1 Berdasarkan pada masalah dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu variabel bebas atau independent yaitu variabel yang mempengaruhi (X) dan variabel terikat atau dependent yaitu variabel yang dipengaruhi (Y). 1. Variabel bebas Variabel bebas (Independent) adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat.2 Dalam penelitian ini variabel bebasnya yaitu pembelajaran kooperatif tipe sebagai variabel X dengan indikator sebagai berikut : 1. Bekerjasama dalam kelompok 2. Tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan 3. Berkomunikasi Aktif di dalam kelompok 1
Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2003), hlm. 25 Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: CV Alfabeta, 2003), hlm.59
2
38
39
4. Mengajarkan materi kepada anggota kelompok 5. Minat peserta didik terhadap strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. 2. Variabel Terikat Variabel terikat (dependent) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel bebas.3 Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X semester 1 di Madrasah Aliyah Uswatun Hasanah di Mangkang sebagai variabel Y, dengan indikator hasil ulangan peserta didik pada materi pokok sistem periodik unsur .
C. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi dengan teknik analisis regresi. Sedangkan teknik analisis regresi yang digunakan adalah teknik analisis regresi satu prediktor dengan skor deviasi. Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi mengenai taraf hubungan yang terjadi antara variabel (ubahan) kriterium dan prediktor.
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian.4 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X MA Uswatun Hasanah Mangkang Tahun Pelajaran 2008-2009 yang berjumlah 40. 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi yang di teliti.5 Pada penelitian ini mengambil pendapat dari Suharsimi Arikunto yang memberi acuan apabila subyeknya kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika 3
Ibid, hlm. 3 Ibid, hlm.130 5 Ibid, hlm. 131 4
40
jumlah subyeknya lebih besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.6 Karena dalam penelitian ini populasinya tidak ada 100 orang, maka sampel yang digunakan adalah seluruh populasi. Sehingga penelitiannya disebut sebagai penelitian populasi.
E. Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data ini, peneliti menggunakan beberapa metode yang digunakan, diantaranya : 1. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku-buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.7 Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang tinjauan dan historis keadaan MA Uswatun Hasanah Mangkang serta data nama peserta didik, nilai hasil belajar kimia pada materi pokok sistem periodik unsur. 2. Metode Kuesioner Metode Kuesioner (angket) adalah sebagai daftar pertanyaan untuk memperoleh data berupa jawaban-jawaban dari responden.8 Metode ini digunakan unttuk memperoleh data mengenai pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan bagaimana pengaruhnya terhadap hasil belajar kimia pada materi pokok sistem periodik unsur. Sasaran dari angket atau responden dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X MA Uswatun Hasanah Mangkang. 3. Metode Tes Metode ini digunakan untuk memperoleh data hasil belajar peserta didik pada materi pokok sistem periodik unsur. Metode ini digunakan
6
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet III, hlm. 107 7 Moch. Nasir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998), hlm. 234 8 Koenjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT Gramedia, 1994), cet XIII, hlm 173
41
untuk menjawab permasalahan dalam penelitian yaitu adakah pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur.
F. Teknik Analisis Data 1. Analisis Pendahuluan Dalam menganalisis data yang telah terkumpul dari peneliti yang bersifat kuantitatif, peneliti menggunakan analisis data statistik. Tujuan analisis ini adalah menyederhanakan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasi.9 Pada analisis pendahuluan ini terdapat 2 data yaitu : a. Data yang diperoleh dari hasil penyebaran angket pada responden. Data tersebut akan dimasukkan dalam tabel persiapan yang diberi skor atau bobot nilai pada tiap alternatif jawaban yang menjadi acuan dalam penelitian. Untuk mempermudah penggolongan data statistiknya, angka setiap item soal diberi skor sebagai berikut10 : 1) Untuk alternatif jawaban A diberi skor 4 2) Untuk alternatif Jawaban B diberi skor 3 3) Untuk alternatif jawaban C diberi skor 2 4) Untuk alternatif jawaban D diberi skor 1 Penskoran di atas digunakan untuk pertanyaan yang positif, sedangkan pertanyaan yang negatif maka digunakan penskoran sebaliknya. b. Data yang diperoleh dari tes atau ulangan yang dilakukan oleh peneliti pada responden. Pada tahap ini data yang telah diskor kemudian dicari skor minimal, skor maksimal, mean, dan standar deviasi sehingga dapat diketahui keadaan pembelajaran koopertaif tipe jigsaw dan hasil belajar 9
Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survey, (Jakarta: LP3ES, 1985), hlm. 213 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet III, hlm. 242 10
42
kimia materi pokok sistem periodik unsur yang sesungguhnya. Adapun rumus mean dan standar deviasinya adalah: M=
∑X N
SD =
∑ (M − X )
2
N −1
Keterangan: M
: Mean (rata-rata)
∑X
: Jumlah nilai
SD
: Standar deviasi
N
: Jumlah subyek
2. Analisis Uji Hipotesis Analisis ini digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan, adapun jalan analisisnya adalah melalui pengolahan data yang akan mencari pengaruh antara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (X) dengan hasil belajar kimia (Y). Setelah data terkumpul dari proses pengumpulan data, selanjunya dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif inferensial untuk mengetahui pengaruh antara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur dengan menggunakan rumus regresi satu prediktor dengan beberapa tahapan sebagai berikut:11 a. Mencari korelasi antara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (X) dengan hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur (Y) melalui metode Product Moment dari Karl Pearson rxy =
∑X Y (∑ X )(∑ Y ) 1
2
2
1
Namun sebelum mencari rxy harus mencari nilai X2, Y2 dan XY dengan rumus sebagai berikut: 11
Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta: ANDI, 2004), hlm. 1-18
43
Σ xy = Σ XY −
( Σ X )( Σ Y ) N
Σx 2 = ΣX 2 −
(Σ X ) 2 N
Σy 2 = ΣY 2 −
(Σ Y ) 2 N
Keterangan: : Koefisien korelasi antara pembelajaran kooperatif
rxy
tipe jigsaw dengan hasil belajar kimia ∑XY : Jumlah perkalian nilai antara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan hasil belajar kimia ∑X
: Jumlah nilai pembelajaran koperatif tipe jigsaw
∑Y
: Jumlah nilai hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur
N
: Jumlah subjek
b. Mencari garis regresi satu prediktor dengan metode skor kasar Y = aX + K Keterangan: Y
: Kriterium
X
: Prediktor
a
: Bilangan koefisien prediktor
K
: Bilangan konstan
Adapun harga-harga a dan K dapat dicari dengan metode skor kasar yaitu dengan persamaan sebagai berikut: 1)
a =
N Σ XY − Σ X Σ Y N Σ X 2 − (Σ X ) 2
2) K = Y − a X c. Mencari signifikansi garis regresi dengan menggunakan uji F Freg =
RK reg RK res
44
Keterangan: Freg
: Harga bilangan F untuk garis regresi
RKreg
: Rerata Kuadrat garis regresi
RKres
: Rerata Kuadrat residu
Adapun harga-harga Rkreg dan RKres dapat dicari dengan tabel 3.1 berikut: Tabel 3.1Analisis Variansi Garis Regresi 1 Prediktor
Sumber Varian
Db
Jk
(∑ xy) ∑x (∑ xy) ∑y − x ∑ ∑y 2
Regresi
1
2
2
Residu
N-2
Total (T)
N-1
2
2
2
RK
JK reg dbreg JK res JK res
-
d. Mencari signifikansi koefisien dengan menggunakan uji t t=
r N −2 1− r2
Keterangan : t
: Harga signifikansi koefisien regresi
r
: Korelasi antara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur
3. Analisis Lanjut Analisis lanjut digunakan untuk membandingkan nilai frekuensi regresi (Freg) dengan nilai F tabel (Ft) pada tabel baik signifikansi 5% atau 1% dengan kemungkinan : a. Jika Freg ≥ Ft berarti penelitian signifikan artinya ada pengaruh dari pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X di MA Uswatun Hasanah Mangkang.
45
b. Jika Freg ≤ Ft berarti penelitian tidak signifikan artinya tidak ada pengaruh dari pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur di MA Uswatun Hasanah Mangkang.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Data hasil penelitian diperoleh melalui proses penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti yaitu pada tanggal 16 Oktober sampai dengan 30 November 2008 dengan subjek penelitian peserta didik kelas X Madrasah Aliyah Uswatun Hasanah Mangkang yang berjumlah 40. Pengumpulan data pada penelitian ini dalam pelaksanaannya dilakukan oleh peneliti sendiri dengan tiga cara yaitu metode dokumentasi, metode angket atau kuisioner dan metode tes. Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data perangkat pembelajaran seperti Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, instrumen penelitian, struktur kependidikan di MA Uswatun Hasanah,data responden. Adapun metode angket yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data mengenai pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Angket pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang digunakan dalam penelitian ini disusun dan dimodifikasi oleh peneliti dengan indikatorindikator yang digunakan yaitu: bekerjasama dalam kelompok, tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, berkomunikasi aktif di dalam kelompok, mengajarkan materi kepada anggota kelompok, dan keaktifan peserta didik terhadap strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Angket pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan empat pilihan jawaban, yaitu: jawaban A(sangat sering) diberi skor 4, jawaban B (sering) diberi skor 3, jawaban C (kadang-kadang) diberi skor 2, dan jawaban C (tidak pernah) diberi skor 1. Adapun pemberian nilai pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan cara menjumlah skor. Sementara itu, metode tes yang digunakan adalah tes pilihan ganda yang terdiri dari 30 soal. Pemberian nilai dari soal tes tersebut dengan cara menjumlahkan skor dari jawaban yang benar dibagi jumlah pertanyaan dan dikalikan 100.
46
47
Sebelum data diolah, terlebih dahulu data dicari kenormalan dan homogenitasnya dengan uji kenormalan (menggunakan uji liliefors) dan uji homogenitas (menggunakan uji bartlet). Berdasarkan perhitungan uji normalitas (data angket dan hasil belajar) pada lampiran, data pada penelitian ini berdistribusi normal. Sedangkan
untuk uji homogenitas (data angket
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan data hasil belajar) pada lampiran, data penelitian ini bersifat homogen. Setelah data berdistribusi normal dan bersifat homogen, kemudian data diolah berdasarkan masing-masing variabel, diantaranya: 1. Deskripsi Data Pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw Untuk menentukan nilai kuantitatif pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah dengan menjumlahkan skor jawaban angket dari responden sesuai dengan frekuensi jawaban. Agar lebih jelas, maka dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini: Tabel 4.1. Nilai Instrumen Kuesioner Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Kelas X MA Uswatun Hasanah
Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nilai (X) 83 83 73 73 73 66 86 73 76 73 73 69 83 80 73 79 76 76 66 86
M 75.75 75.75 75.75 75.75 75.75 75.75 75.75 75.75 75.75 75.75 75.75 75.75 75.75 75.75 75.75 75.75 75.75 75.75 75.75 75.75
M-X -7.25 -7.25 2.75 2.75 2.75 9.75 -10.25 2.75 -0.25 2.75 2.75 6.75 -7.25 -4.25 2.75 -3.25 -0.25 -0.25 9.75 -10.25
(M-X)2 52.5625 52.5625 7.5625 7.5625 7.5625 95.0625 105.0625 7.5625 0.0625 7.5625 7.5625 45.5625 52.5625 18.0625 7.5625 10.5625 0.0625 0.0625 95.0625 105.0625
48
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Jumlah
66 66 83 73 69 83 79 69 76 83 79 75 83 76 73 69 86 83 73 66 3030
75.75 75.75 75.75 75.75 75.75 75.75 75.75 75.75 75.75 75.75 75.75 75.75 75.75 75.75 75.75 75.75 75.75 75.75 75.75 75.75 -
9.75 9.75 -7.25 2.75 6.75 -7.25 -3.25 6.75 -0.25 -7.25 -3.25 0.75 -7.25 -0.25 2.75 6.75 -10.25 -7.25 2.75 9.75 -
95.0625 95.0625 52.5625 7.5625 45.5625 52.5625 10.5625 45.5625 0.0625 52.5625 10.5625 0.5625 52.5625 0.0625 7.5625 45.5625 105.0625 52.5625 7.5625 95.0625 1519.5
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa penelitian yang dilakukan di MA Uswatun Hasanah melalui data angket dengan jumlah sampel 40 responden menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw nilai tertinggi adalah 86 dan nilai terendah adalah 66. Adapun rata-rata dan standar deviasinya adalah sebagai berikut:
M =
∑X N
3030 40 = 75.75 =
SD = =
∑ (M − X )
2
N −1
1519.5 40 − 1
= 38.962 = 6.24
49
Dari data di atas dapat ditentukan kualifikasi interval nilai dengan cara: 1. Mencari kelas interval dengan rumus:
K = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 40 = 1 + 3,3 (1,602) = 1 + 5,2868 = 6,2868 dibulatkan menjadi 6 2. Mencari Range R=H–L Keterangan: R = range H = nilai tertinggi L = nilai terendah Dengan demikian: R=H–L = 86 – 66 = 20 3. Menentukan interval kelas
i=
R K
=
20 6
= 3,333 dibulatkan menjadi 3 Kemudian hasil ini dicocokkan pada tabel distribusi frekuensi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai berikut: Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Interval
Frekuensi
Nilai Tengah
Fr(%)
84 – 86
3
85
7.5%
81 – 83
8
82
20%
78 – 80
4
79
10%
75 – 77
6
76
15%
50
72 – 74
10
73
25%
69 – 71
4
70
10%
66 - 68
5
67
12.5%
JUMLAH
40
-
100%
Kemudian mengubah skor mentah ke dalam nilai standar skala lima: M + 1,5 SD = 75.75 + 1,5 (6.24) = 75.75 + 9.36 = 85.11 M + 0,5 SD = 75.75 + 0,5 (6.24) = 75.75 + 3.12= 78.87 M - 0,5 SD = 75.75 - 0,5 (6.24) = 75.75 - 3.12 = 72.63 M - 1,5 SD = 75.75 - 1,5 (6.24) = 75.75 – 9.36 = 66.39 Dari hitungan nilai standar skala lima diperoleh data interval dan kualifikasi sebagai berikut: Tabel 4.3. Kualifikasi dan Interval Pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw (variabel X)
Nilai Interval
Rata-rata
Kualifikasi
8.11– ke atas
Istimewa
78.87 – 85.11
Baik
72.63 – 78.87
75.75
Cukup
66.39 – 72.63
Kurang
ke bawah – 66.39
Buruk
Kategori
Cukup
Dari data di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw kelas X di MA Uswatun Hasanah sebesar 75.75 dalam kategori “Cukup” yaitu berada pada interval 72.67 – 78.83. Setelah data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, maka data kemudian divisualisasikan dalam bentuk histogram seperti pada gambar 4.1 berikut ini:
51
10
Frequency
8
6
4
2
Mean = 75.75 Std. Dev. = 6.242 N = 40 0 65
70
75
80
85
90
MetodeJigsaw
Gambar 4.1. Histogram Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
2. Deskripsi Data Hasil Belajar Kimia
Untuk mengetahui data hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur dengan menggunakan metode tes. Tes yang dilakukan adalah tes hasil ulangan materi pokok sistem periodik unsur. Bentuk tes yang digunakan tes pilihan ganda yang terdiri dari 30 pertanyaan. Berikut hasil tes tentang hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur dapat dilihat dalam tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4. Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Sistem Periodik Unsur Kelas X MA Uswatun Hasanah
Resp R_1 R_2 R_3 R_4 R_5 R_6 R_7 R_8 R_9 R_10 R_11 R_12 R_13 R_14 R_15 R_16
Nilai (Y) 73 73 70 70 70 63 70 70 73 70 73 66 73 70 70 76
M 71.05 71.05 71.05 71.05 71.05 71.05 71.05 71.05 71.05 71.05 71.05 71.05 71.05 71.05 71.05 71.05
M-Y -1.95 -1.95 1.05 1.05 1.05 8.05 1.05 1.05 -1.95 1.05 -1.95 5.05 -1.95 1.05 1.05 -4.95
(M - Y)2 3.8025 3.8025 1.1025 1.1025 1.1025 64.8025 1.1025 1.1025 3.8025 1.1025 3.8025 25.5025 3.8025 1.1025 1.1025 24.5025
52
R_17 R_18 R_19 R_20 R_21 R_22 R_23 R_24 R_25 R_26 R_27 R_28 R_29 R_30 R_31 R_32 R_33 R_34 R_35 R_36 R_37 R_38 R_39 R_40 Jumlah
73 73 63 73 73 63 73 80 76 70 76 66 73 73 76 66 70 73 70 66 73 80 70 63 2842
71.05 71.05 71.05 71.05 71.05 71.05 71.05 71.05 71.05 71.05 71.05 71.05 71.05 71.05 71.05 71.05 71.05 71.05 71.05 71.05 71.05 71.05 71.05 71.05 -
-1.95 -1.95 8.05 -1.95 -1.95 8.05 -1.95 -8.95 -4.95 1.05 -4.95 5.05 -1.95 -1.95 -4.95 5.05 1.05 -1.95 1.05 5.05 -1.95 -8.95 1.05 8.05 -
3.8025 3.8025 64.8025 3.8025 3.8025 64.8025 3.8025 80.1025 24.5025 1.1025 24.5025 25.5025 3.8025 3.8025 24.5025 25.5025 1.1025 3.8025 1.1025 25.5025 3.8025 80.1025 1.1025 64.8025 685.9
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa penelitian yang dilakukan di MA Uswatun Hasanah kelas X dengan jumlah sampel 40 responden menunjukkan bahwa hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur peserta didik kelas X nilai tertinggi adalah 80 dan nilai terendah adalah 63. Adapun rata-rata standar deviasinya adalah: M =
∑Y N
2842 40 = 71.05 =
53
SD =
=
∑ (M − Y )
2
N −1
685.9 39
= 17.587 = 4.19
dari data di atas dapat kita tentukan kualifikasi interval nilai dengan cara: a. Mencari kelas interval dengan rumus:
K = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 40 = 1 + 3,3 (1,602) = 1 + 5,2868 = 6,2868 dibulatkan menjadi 6 b. Mencari Range R=H–L Keterangan: R = range H = nilai tertinggi L = nilai terendah Dengan demikian: R=H–L = 80 – 63 = 17 c. Menentukan interval kelas
i=
R K
17 6 = 2.7040793
=
= 2.70 dibulatkan menjadi 3
54
Kemudian hasil ini dicocokkan pada tabel distribusi hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur sebagai berikut: Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Sistem Periodik Unsur
Interval 79 – 82
Frekuensi 8
Nilai Tengah 80.5
Fr(%) 20%
75 – 78
12
76.5
30%
71 – 74
14
72.5
35%
67 – 70
4
68.5
10%
63 - 66
2
64.5
5%
-
40
-
100%
Kemudian mengubah skor mentah ke dalam nilai standar skala lima: M + 1,5 SD = 71.05 + 1,5 (4.19) = 71.05 + 6.29 = 77.34 M + 0,5 SD = 71.05 + 0,5 (4.19) = 71.05 + 2.09 = 73.14 M - 0,5 SD = 71.05 - 0,5 (4.19) = 71.05 – 2.09 = 68.96 M - 1,5 SD = 71.05 - 1,5 (4.19) = 71.05 - 6.29 = 64.76 Dari hitungan nilai standar skala lima diperoleh data interval dan kualifikasi sebagai berikut: Tabel 4.6. Kualifikasi dan Interval Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Sistem Periodik Unsur (Y)
Nilai Interval
Rata-rata
Kualifikasi
77.34 – ke atas
Istimewa
73.14 – 77.34
Baik
68.96 – 73.14
71.05
Cukup
64.76 – 68.96
Kurang
ke bawah –64.76
Buruk
Kategori
Cukup
Dari data di atas dapat diketahui bahwa mean hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur sebesar 71.05 dalam kategori “Cukup” yaitu berada pada interval 71-74.
55
B. Pengujian Hipotesis 1. Analisis Pendahuluan
Analisis pendahuluan ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur. Dalam analisis ini langkah-langkah yang ditempuh adalah memasukkan data-data hasil angket dan nilai atau hasil belajar yang diperoleh ke dalam tabel kerja analisis regresi yang melibatkan data-data tersebut. Tabel 4.7. Tabel Kerja Koefisien Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Sistem Periodik Unsur
Resp. R_1 R_2 R_3 R_4 R_5 R_6 R_7 R_8 R_9 R_10 R_11 R_12 R_13 R_14 R_15 R_16 R_17 R_18 R_19 R_20 R_21 R_22 R_23 R_24 R_25 R_26 R_27 R_28
X 83 83 73 73 73 66 86 73 76 73 73 69 83 80 73 79 76 76 66 86 66 66 83 73 69 83 79 69
Y 73 73 70 70 70 63 70 70 73 70 73 66 73 70 70 76 73 73 63 73 73 63 73 80 76 70 76 66
X2 6889 6889 5329 5329 5329 4356 7396 5329 5776 5329 5329 4761 6889 6400 5329 6241 5776 5776 4356 7396 4356 4356 6889 5329 4761 6889 6241 4761
Y2 5329 5329 4900 4900 4900 3969 4900 4900 5329 4900 5329 4356 5329 4900 4900 5776 5329 5329 3969 5329 5329 3969 5329 6400 5776 4900 5776 4356
XY 6059 6059 5110 5110 5110 4158 6020 5110 5548 5110 5329 4554 6059 5600 5110 6004 5548 5548 4158 6278 4818 4158 6059 5840 5244 5810 6004 4554
56
R_29 R_30 R_31 R_32 R_33 R_34 R_35 R_36 R_37 R_38 R_39 R_40 Jumlah
76 83 79 75 83 76 73 69 86 83 73 66 3030
73 73 76 66 70 73 70 66 73 80 70 63 2842
5776 6889 6241 5625 6889 5776 5329 4761 7396 6889 5329 4356 231042
5329 5329 5776 4356 4900 5329 4900 4356 5329 6400 4900 3969 202610
5548 6059 6004 4950 5810 5548 5110 4554 6278 6640 5110 4158 215838
Dari tabel di atas dapat diketahui: N
∑X
= 40
∑X ∑Y
2
= 231042
∑ Y = 202610 ∑ XY = 215838 2
= 3030 = 2842
2. Analisis Uji Hipotesis
Untuk membuktikan hipotesis yang diajukan penulis, maka dilakukan uji hipotesis satu persatu dengan menggunakan analisis regresi satu prediktor. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut: a. Mencari korelasi antara prediktor (X) dengan krterium (Y) Mencari korelasi antara prediktor (X) dengan krterium (Y) dengan menggunakan teknik korelasi momen tangkar dari Pearson, dengan rumus sebagai berikut:
rxy =
∑X Y (∑ X )(∑ Y ) 1
2
2
1
Namun sebelum mencari rxy harus mencari nilai X2, Y2 dan XY dengan rumus sebagai berikut: Σ xy = Σ XY −
( Σ X )( Σ Y ) N
57
Σx 2 = ΣX 2 − Σy 2 = ΣY 2 −
(Σ X ) 2 N
(Σ Y ) 2 N
Hasil dari masing-masing nilai di atas adalah sebagai berikut: (Σ X ) 2 N (3030)2 = 231042 − 40 9180900 = 231042 − 40
1) Σ x 2 = Σ X 2 −
= 231042 − 229522.5
= 1519.5 (ΣY ) 2 N (2842)2 = 202610 − 40 8076946 = 202610 − 40
2) Σ y 2 = Σ Y 2 −
= 202610 − 201924.1 = 685.9 ( Σ X )( Σ Y ) N (3030)(2842) = 215838 − 40
3) Σ xy = Σ XY −
= 215838 −
8611260 40
= 215838 − 215281.5 = 556.5
Sehingga: rxy =
=
Σxy (Σx 2 ) (Σy 2 ) 556.5
(1519.5)(685.9)
58
= =
556.5 1042225.05 556.5 1020.89424
= 0,545 Dari hasil analisis regresi yang telah dilakukan diperoleh koefisien korelasi rxy = 0.545. Selanjutnya, hasil perhitungan rxy dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan N = 40 dan taraf signifikansi 5% (rtabel = 0.312) dengan kriteria pengujiannya adalah jika rxy > rtabel maka terdapat hubungan (pengaruh) yang signifikan antara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan hasil belajar kimia. Berdasarkan perhitungan analisis regresi diperoleh rxy > rtabel (0.545 > 0.312). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan (pengaruh) yang signifikan antara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur. Artinya, semakin tepat pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw maka hasil belajar kimia peserta didik akan semakin tinggi, dan sebaliknya, semakin tidak tepat pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw maka hasil belajar kimia semakin rendah. Selanjutnya
mencari
sumbangan
efektif
dari
variabel
pemberlajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur dengan mencari koefisien determinasi terlebih dahulu. Adapun perhitungannya sebagai berikut: R = rxy x rxy = rxy2 = (0.545)2 = 0.297 Berdasarkan hasil analisis regresi yang telah dilakukan diperoleh koefisien determinasi R = 0.297. hasil tersebut menunjukkan bahwa sumbangan efektif pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur adalah 29.7%. artinya tinggi rendahnya hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur ditentukan oleh faktor strategi pembelajaran dalam hal
59
ini adalah pembelajaran kooeratif tipe jigsaw, sedangkan sisanya 70.3% ditentukan oleh faktor lain yang tidak dilibatkan dalam penelitian ini. Untuk mengetahui kuat lemahnya korelasi dua variabel tersebut dapat dilihat dalam tabel interprestasi berikut ini: Tabel 4.8. Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
0,60 – 0,799
Kuat
0,40 – 0,599
Sedang
0,20 – 0,399
Rendah
0,00 – 0,199
Sangat Rendah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hubungan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap pembelajaran kimia materi pokok sistem periodik unsur adalah 0,545 dalam kategori “sedang”, terletak pada interval 0,40 – 0,599. b. Uji signifikansi korelasi melalui uji t Rumus: t h = =
r n−2 1− r2 0,545 40 − 2 1 − 0,297
=
0,415 38
=
3.36029 = 4.008 0.83836
0,703
Karena thitung = 4.008 > ttabel (0,05 = 40) = 2,021 dan thitung = 4.008 > ttabel (0,01 = 40)
= 2,704 berarti korelasi antara variabel X dengan Y signifikan.
60
c. Mencari persamaan garis regresi Mencari persamaan garis regresi dengan menggunakan rumus regresi sederhana satu prediktor, sebagai berikut: yˆ = aX + K
Keterangan:
yˆ
= kriterium
x
= prediktor
a
= bilangan koefisien prediktor
K
= bilangan konstan Untuk mengetahui yˆ terlebih dahulu harus dicari harga a dan K
dengan menggunakan rumus sebagai berikut: a =
=
N Σ XY − Σ X Σ Y N Σ X 2 − (Σ X ) 2
40(215838) − (3030)(2848) 40(231042) − (3030)
=
8633520 − 8611260 9241680 − 9180900
=
22260 60780
2
= 0.366 Jadi, harga a adalah 0.366 maka untuk menentukan Y dengan menggunakan rumus: Y=
=
∑Y N 2842 40
= 71.050
dan tentukan X dengan menggunakan rumus: X=
=
∑X N 3030 40
61
= 75.750
Sedangkan untuk menghitung K menggunakan rumus sebagai berikut: K = Y − aX
= 71.050 – (0.366)(75.750) = 71.050 – 27.742596 = 43.307 Setelah diketahui nilai a sebesar 0,366 dan nilai K sebesar 43.307, maka persamaan garis regresinya adalah: Jadi Yˆ = aX + K Y = 0,366 X + 43.307 d. Mencari Varian Regresi Mencari varian regresi dengan menggunakan rumus-rumus regresi bilangan F (uji F) dengan skor deviasi sebagai berikut:
Freg =
RK reg RK res
; db = 1 lawan N – 2
Keterangan: Freg
: Harga bilangan F untuk garis regresi
RKreg
: Kuadrat rerata garis regresi
RKres
: Kuadrat rerata residu Untuk memudahkan perhitungan bilangan F maka dibuat tabel
ringkasan garis regresi sebagai berikut: Sumber Uraian
Db
JK
RK
(∑ xy) ∑x (∑ xy) ∑y − x ∑ 2
Regresi
1
2
2
Residu
Total (T)
(N – 2)
N–1
2
2
∑y
2
Freq
JK reg
RK
reg
db reg
RK
res
JK res db res
-
-
-
62
Selanjutnya rumus-rumus tersebut diaplikasikan ke dalam data yang ada pada tabel kerja yang telah diketahui persamaan garis regresi
Yˆ = 0,366 X + 43.307 selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus: JK (T) = ∑ y 2
= 685.9
(∑ xy ) = ∑x
2
JK reg
2
= =
(556.5)2 1519.5 309692.25 1519.5
= 203.81
(∑ xy ) =∑y − ∑x
2
JK res
2
2
= 685.9 − = 685.9 −
(556.5)2 1519.5 309692.25 1519.5
= 685.9 − 203.81 = 482.09
RK reg =
=
JK reg dbreg 203.81 1
= 203.81
RK res =
JK res dbres
=
482.09 40 − 2
=
482.09 38
63
= 12.6866 dibulatkan menjadi 12.69
Jadi Freg adalah: Freg = =
RK reg RK res
203.81 12.69
= 16.060 dibulatkan menjadi 16.06
Harga F diperoleh Freg kemudian dikonsultasikan dengan harga F tabel pada taraf signifikansi 1% dan 5% dan db = N –2. Hipotesis diterima jika Freg > Ftabel. Untuk mengetahui lebih lanjut dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 4.9. Tabel Ringkasan Hasil Analisis Regresi
Sumber Variasi Regresi
db
JK
RK
Freg
1
203.81
124,20 16.06
Residu
38
482.09
12.69
Total
39
685.9
-
Ft
Kriteria
5% 4,17
1% 7,35
Signifikan
-
-
-
-
-
-
-
-
Setelah diadakan uji hipotesis, baik melalui analisis regresi dan korelasi, maka hasil yang diperoleh dikonsultasikan pada F tabel dan r tabel pada taraf signifikansi 5% dan 1%. Dan hasil konsultasi diperoleh, bahwa pada F tabel taraf signifikansi 5% dan 1% nilainya sebesar
4.17 dan 7.35. Sementara itu, nilai r tabel pada taraf
signifikansi 5% dan 1% nilainya sebesar 0.312, dan 0.403. Tabel 4.10. Ringkasan Hasil Uji Freg dan rxy
Uji Hipotesis Freg
Nilai
16.06
Tabel 5% 1% 4.17 7.35
rxy
0.545
0.312
Keterangan Hipotesis
Signifikan
Diterima
0.403
Dari uji analisis di atas, dapat diketahui bahwa ada pengaruh positif antara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil
64
belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1%. Artinya, semakin tepat kualitas pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw maka semakin tinggi hasil belajar peserta didik pada pembelajaran kimia materi pokok sitem periodik unsur. Sebaliknya, semakin tidak tepat pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw maka semakin rendah pula hasil belajar peserta didik pada pembelajaran kimia materi pokok sistem periodik unsur.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ada pengaruh yeng signifikan antara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur. Hal ini dapat dilihat dari rxy sebesar 0.545 sehingga rxy > rtabel (0,545 > 0.312). Dengan demikian, semakin tepat metode pembelajaran yang digunakan oleh guru maka semakin tinggi hasil belajarnya, dan sebaliknya, semakin tidak tepat metode yang digunakan oleh guru maka hasil belajarnya semakin rendah. Selanjutnya, setiap penambahan 1 satuan metode pembelajaran (pembelajaran kooperatif tipe jigsaw) akan menaikkan hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur sebesar 0.366 satuan. Hal ini dapat dilihat dari persamaan regresi yaitu Yˆ = 0,366 X + 43.307 . Berdasarkan hasil hitungan diperoleh bahwa Fhitung = 16.05 > Ftabel (taraf signifikan 5% : 4.17, dan 1% : 7.35). Karena Fhitung > Ftabel, maka dapat disimpulan bahwa persamaan regresi tersebut signifikan. Berdasarkan perhitungan ini, maka hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi: “Tidak ada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X MA Uswatun Hasanah” ditolak. Dan hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi: “Ada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X MA Uswatun Hasanah” diterima. Sedangkan pengaruh positif pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi
65
pokok sistem periodik unsur yaitu sebesar 0,545, kemudian dikonsultasikan pada r tabel (taraf signifikan 5% dan 1%, sebesar 0.312 dan0.403). Karena rxy > rt, maka hasilnya signifikan. Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung dari keberhasilan kegiatan pembelajaran sebagai sinergi dari komponen-komponen pendidikan baik instrumen output maupun input yang berupa kurikulum, tenaga kependidikan, sarana prasarana, sistem pengolahan maupun lingkungan sosial dengan peserta didik sebagai subyeknya. Dari komponen-komponen tersebut, kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting guna menunjang keberhasilan kegiatan pembelajaran. Kualitas sumberdaya manusia mencangkup metode pembelajaran yang digunakan sebagai metode pembelajaran. Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata variabel hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur sebesar 71.05. Hal ini menunjukkan hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X MA Uswatun Hasanah termasuk dalam kategori cukup. Namun demikian, dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa masih banyak peserta didik yang belum optimal dalam hasil belajarnya. Ini disebabkan karena pemahaman peserta didik mengenai materi sistem periodik unsur belum begitu optimal. Namun secara keseluruhan, hasil belajar kimia yang ditunjukkan oleh peserta didik telah cukup baik. Tinggi rendahnya hasil belajar peserta didik dapat dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang digunakan guru selama proses belajar mengajar berlansung, dalam hal ini pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi rendahnya hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur ditentukan oleh faktor metode pembelajaran (pembelajaran kooperatif tipe jigsaw) sebesar 29.7%, sedangkan sisanya 70.3% ditentukan oleh faktor lain yang tidak dilibatkan dalam penelitian ini. Faktor-faktor lain tersebut mencakup faktor cara belajar, faktor minat, faktor keluarga, serta faktor lingkungan.
66
Hasil belajar peserta didik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor eksternal, salah satunya adalah metode mengajar yang dilakukan oleh guru, semakin tepat metode yang dilakukan, maka semakin mudah peserta didik memahami materi yang diajarkan, dengan demikian semakin baik hasil belajarnya. Pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar untuk mengaktifkan peserta didik. Jigsaw merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif, pembelajaran ini menekankan pada peserta didik untuk belajar bersama (diskusi) untuk memahami materi tertentu. Dalam pelaksanaannya peserta didik dituntut untuk membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami materi. Pengelompokan tipe jigsaw ini dibagi dalam 2 kelompok yakni kelompok asal dan kelompok ahli. Masing-masing kelompok asal terdiri dari beberapa anggota kelompok yang
memperhatikan keheterogenan, baik dalam
kecerdasan maupun latar belakang anggota kelompok. Sedangkan kelompok ahli dibentuk dari beberapa anggota kelompok asal yang mempelajari topik yang sama. Metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sangat membantu peserta didik dalam memahami materi, khususnya materi sistem periodik unsur. Ini dibuktikan dengan keaktifan peserta didik pada saat proses belajar mengajar berlangsung serta kemampuan mereka dalam mengajarkan materi kepada teman dalam satu kelompoknya. Slavin (1995) mengungkapkan dalam Wina Sanjaya, bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat merealisasikan kebutuhan peserta didik dalam belajar berfikir, memecahkan masalah, dan mengintergrasikan pengetahuan dan keterampilan.1 Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dibuktikan dengan data yang 1
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007), Cet 3, hlm. 242
67
diperoleh dari angket peserta didik terhadap pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebesar 75.75. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw termasuk dalam kategori cukup. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berpengaruh pada hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X MA Uswatun Hasanah Mangkang.
D. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini pasti terjadi banyak kendala dan hambatan. Hal tersebut bukan karena faktor kesengajaan, melainkan terjadi karena adanya keterbatasan dalam melakukan penelitian. Adapun keterbatasan yang dialami peneliti dalam penelitian ini adalah pengukuran penelitian yang hanya sebatas pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur, tidak mengukur pada peningkatan hasil belajar. Dan juga pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw hanya pada materi sistem periodik unsur. Selain itu, tempat penelitian terbatas hanya di MA Uswatun Hasanah Mangkang, sehingga apabila dilakukan di sekolah lain, hasil penelitian ini dimungkinkan berbeda. Namun demikian penelitian ini dapat mewakili peserta didik kelas X di MA Uswatun Hasanah Mangkang. Demikianlah beberapa keterbatasan penelitian ini. Untuk selanjutnya pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini tidak sebatas stimulus pada hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik saja, melainkan dapat diterapkan pada materi kimia lain yang dianggap sesuai dengan metode tersebut. Hal ini dimaksudkan adanya tindak lanjut dari pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menggiring pengetahuan guru dalam memudahkan pemahaman peserta didik dalam menuntut ilmu. Untuk itu perlu adanya penelitian lebih lanjut yang membahas tentang pembelajaran
kooperatif
tipe
jigsaw
sebagai
sarana
atau
perantara
penyampaian materi dalam proses belajar mengajar. Karena pada dasarnya
68
pemilihan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini diprioritaskan untuk kemudahan peserta didik selama mengikuti pelajaran. Meskipun banyak hambatan dan halangan yang dihadapi dalam penelitian ini, bukanlah batu sandungan, akan tetapi menjadi tantangan tersendiri untuk penelitian kemudian.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil kajian teoritis dan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: a. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan strategi pembelajaran yang digunakan sebagai metode atau usaha guru dalam mencapai keberhasilan pembelajaran. Kategori variabel pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (X) pada kelas X MA Uswatun Hasanah berada dalam kategori “Cukup” yang terletak pada interval 72.67 – 78.83. b. Kategori variabel hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (Y) kelas X MA Uswatun Hasanah berada dalam kategori “Cukup” yang terletak pada interval 68.98 – 73.12 . c. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memiliki korelasi positif dengan hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X di MA Uswatun Hasanah, yaitu sebesar 0,545. Hubungan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur adalah 0,545 dalam kategori “sedang”, terletak pada interval 0,40 – 0,599. Sementara itu berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi sederhana dapat diketahui bahwa persamaan regresi Y = 0,366 X + 43.307 . Ada pengaruh signifikan antara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur. Hal ini ditunjukkan dari nilai Freg sebesar 16.06. Berdasarkan hasil hitungan diperoleh bahwa Fhitung = 16.06, dan Ftabel (5% sebesar 4,17 dan 1% sebesar 7.35). Karena Fhitung > Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi tersebut signifikan. Berdasarkan perhitungan ini, maka hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi: “tidak ada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X
69
70
MA Uswatun Hasanah” ditolak. Dan hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi: “Ada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X MA Uswatun Hasanah” diterima. Sedangkan pengaruh positif pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur yaitu sebesar 0.545, kemudian dikonsultasikan pada r tabel pada taraf signifikansi 5% maupun 1% sebesar 0.312 dan 0.403. Sehingga rxy > rt (baik taraf 5% maupun 1%), maka hasilnya signifikan. B. Saran-saran Dari kesimpulan penelitian yang dilakukan, ada beberapa saran yang ditujukan untuk pihak-pihak yang mempunyai kepentingan antar lain: a. Disarankan bagi para guru Kimia untuk selalu melakukan perbaikan perbaikan dan peningkatan kualitas strategi atau metode pembelajaran. Hal ini dikarenakan metode pembelajaran merupakan salah satu komponen penting yang menunjang hasil belajar peserta didik. Hal tersebut dapat dilakukan bagi para guru kimia selama proses pembelajaran dengan cara memilih inovasi-inovasi metode pembelajaran yang tepat dengan memperhatikan materi pembelajaran, sehingga peserta didik selama proses pembelajaran tidak akan jenuh dan mudah untuk memahami materi yang diajarkan serta terlibat aktif dalam pembelajaran. b. Bagi para peneliti mendatang, disarankan untuk memeperhatikan apa yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini sehingga penelitian yang akan datang dapat terlaksana secara baik dan dapat menghasilkan sesuatu yang mampu dipertanggungjawabkan.
C. Penutup Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmatr, hidayah dan inayah-Nya sehingga peulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini. Tidak lupa, sholawat serta salam
71
senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarganya yang senantiasa penulis nantikan syafaatnya di hari akhir kelak. Amin. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi ini sehingga dapat terlaksana secra baik. Semoga apa yang telah dilakukan dapat menjadikan sebagai amal sholeh dan semoga Allah SWT membalasnya dengan pahala yang berlimpah. Amin. Penulis sadar bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga penulis sangat mengaharapkan kritik dan saran bagi para pembaca untuk perbaikan selanjutnya. Dan penulis berharap apa yang menjadi kelemahan dalam penulisan skripsi ini dapat dijadikan pertimbangan dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi mendatang. Akhirnya, penulis berharap agar pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan serta bagi para pembaca sekalian. Amin Ya Rabbal Alamin. Semoga Allah SWT meridhoi-Nya.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar, Jakarta: Rineka cipta, 1999 Afiana, Yayuk, “Penerapan Metode Diskusi Pada Pembelajaran PAI di SMU N Jumantono Karanganyar”, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Semarang: Perpustakaan Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2004, t. d. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, Cet 3 AM, Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: CV. Rajawali, 1990, cet. 3 Chang, Raymond, Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti, Jakarta: Erlangga, 2004, edisi ketiga, Jilid I. dePorter, Bobbi, Quantum Teaching, Bandung: Kaifa, 2000 Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, cet 1 Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an dan Terjemah, Jakarta: Lentera Hati, 2002 Depdikbud, Kamus besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998 , Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1993 Eko, Inovasi Pembelajaran MIPA di Sekolah dan Alternatif Implementasinya, http://eko13.wordpress.com/2008/05/31/inovasi-pembelajaran-mipa-disekolah-dan-alternatif-implementasinya-cooperative-learningpembelajaran-kooperatif// Hadi, Sutrisno, Analisis Regresi, Yogyakarta: ANDI, 2004 Husain, Abu, Shohih Muslim Juz 15, Beirut: Daar Al-Kutub Al-Ilmiyyah, tt Izzah, Nur, “Belajar Kelompok Sebagai Upaya Peningkatan Prestasi Belajar (Studi Eksperimen Bidang Studi PAI) di SMP N Ketanggungan Brebes”, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Semarang: Perpustakaan Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2000, t. d
Koenjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT Gramedia, 1994, cet 13 Lie, Anita, Cooperative Learning, Mempraktikkam Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas, Jakarta: Gramedia, 2005 Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, Panduan Pembelajaran KBK, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005, cet 5 Mutadi, Pendekatan Efektif Dalam Pembelajaran Matematika, Jakarta: Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan-DEPAG, 2007 Mu’thi, Abdul, “Proses Belajar: Pendekatan kognitif”, dalam Chabib Thoha dan Abdul Mu’thi, PBM-PAI di Sekolah, Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998 Monks, F.J., et. All, Psikologi Perkembangan dalam Berbagai Bagiannya, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1998, cet 2 Morgan T, Clifford., “Introduction to Psichology” University of Texas, Austin, 1971 Nasir, Moch, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998 Nasiruddin, Hammam, Ta’lim Muta’alim, Magelang: Menara Kudus, 1963 Nasution, S, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2000 Nur, Muhamad, Pembelajaran Kooperatif, DEPDIKNAS, Jenderal Pendidikan dasar & Menengah, LPMP Jawa Timur: 2005 Purba, Michael, Kimia Untuk SMA Kelas X, Jakarta: Erlangga, 2006 Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004 Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2007, cet.3 Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah Volume 3, Jakarta: Lentera Hati, 2002 Singarimbun, Masri, Metode Penelitian Survey, Jakarta: LP3ES, 1985 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 1995, cet 3
Slavin, Robert E., Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktik, Bandung: Nusa Media, 2008 Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999, cet 6 , Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Sinar Baru Algensindo, 2000, cet 5 Sugiyarto, Kristian H, Kimia Organik I (Common Textbook), Universitas Negeri Yogyakarta: Jurusan Kimia Fakultas Pendidikan matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2004, edisi revisi Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: CV Alfabeta, 2003 Sukarna, I Made, Common Textbook Kimia Dasar I, Yogyakarta: Jurusan Kimia fakultas Pendidikan Matemetika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta, 2003. Suryabrata, Sumadi, Metode Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003 Suyitno, Amin, Makalah Pemilihan Model-Model Pembelajaran Penerapannya di Sekolah, Semarang: UNNES, 2006
dan
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosadakarya, 2006, cet 12 Wahib, Abdul, “Menumbuhkan Bakat Dan Minat Anak”, dalam Chabib Thoha dan Abdul Mu’thi, PBM-PAI di Sekolah, Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1998 Yasa,
Doantara, Metode Pembelajaran Kooperatif, http://ipotes.wordpress.com/2008/05/10/metode-pembelajaran-kooperatif/
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Fitri Rahmawati
Tempat/ tanggal lahir : Kendal, 14 Juni 1986 Alamat asal
: Desa Bulugede Rt. 04 Rw. 03 Patebon Kendal
Alamat sekarang
: Jl. Honggowongso No. 42 Ringinwok Ngaliyan
Riwayat pendidikan : 1. SDN 02 Bulugede
lulus tahun 1998
2. SLTP N 01 Gemuh
lulus tahun 2001
3. SMU Futuhiyyah
lulus tahun 2004
4. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo angkatan 2004 Pengalamam Organisasi : 1. KAMMI
tahun 2005-2007
2. Qolbun Salim
tahun 2007-2008
Semarang, 10 Januari 2009 Penulis,
Fitri Rahmawati 3104228
DAFTAR NAMA SISWA KELAS X MA USWATUN HASANAH MANGKANG NO
NAMA SISWA
P/L
1.
Abdul Hakim
L
2.
A. Amin
L
3.
A. Bisron
L
4.
A. Khoiruddin
L
5.
Agus Setyowati
P
6.
Ali Ghofar
L
7.
Ali Rizal
L
8.
Himatul Ulya
P
9.
Iduwin Saleh
L
10.
Iis Uluwiyah
P
11.
Juanita Ikhtiarini
P
12.
Khoirudin
L
13.
Laelul Muna
P
14.
Latif Sukron
L
15.
Moh. Zaim
L
16.
Mustofiyah
P
17.
Muzazanah
P
18.
Nafisatun Najwa
P
19.
Nanang Arif Hidayat
L
20.
Nilna SM
P
21.
Novia Rahmawati
P
22.
Nur Anita
P
23.
Nur Azizah
P
24.
Nur Kharisatunnisa’
P
25.
Nur Ihza
P
26.
Nurul Fandilah
P
27.
Nurul Wafa
P
28.
Rifki Azizah
P
29.
Ristiyanto
L
30.
Romdhonah
P
31.
Siti Asriyah
P
32.
Solikudin
L
33.
Srisuyanti
P
34.
Sulistyo Irhan
L
35.
Suprapto
L
36.
Suradi
L
37.
Thurmudzi
L
38.
Ulul Amriyah
P
39.
Tri Indah Nur Hija
P
40.
Retno Yuliarti
P
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Tentang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas X MA Uswatun Hasanah Mangkang Variabel Penelitian
Indikator
Model Pembelajaran
1. Adanya saling
Kooperatif Dengan Pendekatan Jigsaw
No. Item Instrumen 1, 2, 3, 4
ketergantungan positif 2. Adanya tanggung
5, 6, 7, 8
jawab perorangan 3. Tatap muka setiap
9, 10, 11, 12
anggota kelompok 4. Adanya komunukasi
13, 14, 15, 16
antar anggota 5. Adanya evaluasi proses
17, 18, 19, 20
kelompok 6. Minat siswa terhadap strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw Hasil Evaluasi
Nilai Ulangan Harian Pada
Belajar Kimia Pokok
Pokok Bahasan Sistem
Bahasan Sistem
Periodik Unsur
Periodik Unsur
21, 22, 23, 24
Angket Penelitian Identitas Responden Nama Lengkap : Kelas
:
No. Absen
:
I. Angket Untuk Pembelajaran Kooperatif Dengan Pendekatan Jigsaw A. Adanya Ketergantungan Positif 1. Apabila kelompok belajar anda mendapatkan tugas, apakah tugas tersebut dibagi secara merata? a. Sangat Sering
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
2. Apakah setiap anggota kelompok memberikan sumbangan pemikiran sesuai kemampuan nya untuk menyelesaikan tugas bersama? a. Sangat sering
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
3. Apakah didalam kelompok anggota yang lebih pandai memberikan solusi permasalahan kepada anggota yang kurang pandai? a. Sangat sering
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
4. Apakah dalam belajar kelompok setiap anggota saling membantu memecahkan permasalahan? a. Sangat sering
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
B. Adanya Tanggung Jawab Perorangan 5. Apakah setiap anggota kelompok menyelesaikan tugasnya dengan baik? a. Sangat sering
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
6. Apabila ada anggota yang tidak melaksanakan tugas, apakah anggota kelompok
lainya
menuntut
melaksanakan
tugasnya
menghambat anggota yang lain? a. Sangat sering
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
agar
tidak
7. Apabila anda ditunjuk sebagai pemimpin kelompok, apakah anda melaksanakan dengan baik? a. Sangat sering
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
8. Apakah anda melaksanakan setiap tugas yang diberikan oleh guru dengan baik? a. Sangat sering
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
C. Tatap Muka Setiap Anggota Kelompok 9. Apakah sebelum mengerjakan tugas, diberikan kesempatan untuk memperkenalkan diri kepada teman-teman sekelompok? a. Sangat sering
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
10. Apakah anggota kelompok diberikan kesempatan untuk bertemu dan berdiskusi? a. Sangat sering
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
11. Apakah setiap anggota kelompok saling berinteraksi dan mengenal satu sama lain? a. Sangat sering
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
12. Apakah dalam mengerjakan tugas-tugas dilaksankan pada saat belajar dalam satu kelompok? a. Sangat sering
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
D. Adanya Komunikasi Antar Anggota 13. Apakah guru mengerjakan cara-cara berkomunikasi sebelum siswa belajar kelompok di kelasnya? a. Sangat sering
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
14. Apakah setiap anggota kelompok bersedia untuk saling mendengarkan pendapat dari anggota yang lainnya?
a. Sangat sering
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
15. Apakah dalam belajar kelompok masing-masing anggota kelompok bersedia mengutarakan pendapat atau pemikirannya? a. Sangat sering
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
16. Apabila ada perbedaan pendapat dalam tugas kelompok, apakah diselesaikan secara musyawarah oleh masing-masing anggota kelompok? a. Sangat sering
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
E. Adanya Evaluasi Proses Kelompok 17. Apakah guru memberikan evaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasamanya? a. Sangat sering
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
18. Apakah evaluasi yang diberikan oleh guru dapat memberikan motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik lagi? a. Sangat sering
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
19. Apakah evaluasi hasil kerja siswa diberikan oleh guru dilakukan secara rutin? a. Sangat sering
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
20. Apakah evaluasi hasil kerja siswa diberikan oleh guru dapat dipahami oleh anda? a. Sangat sering
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
F. Minat Siswa Terhadap Strategi Pembelajaran Kooperatif Dengan Pendekatan Jigsaw 21. Apakah anda senang selama proses pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran jigsaw ? a. Sangat sering
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
22. Apakah dengan menggunakan strategi pembelajaran jigsaw anda mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran ? a. Sangat sering
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
23. Apakah strategi pembelajaran jigsaw memberi keuntungan bagi anda ? a. Sangat sering
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
24. Apakah dengan menggunakan strategi pembelajaran jigsaw materi yang anda terima mudah dipahami ? a. Sangat sering
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN (Instrumen Tes)
Jenis Sekolah
: MA
Alokasi Waktu
: 2 X 45 menit
Mata Pelajaran : Kimia
Jumlah Soal
: 30
Kelas/Semester : X /I
Bentuk Soal
: Pilihan Ganda
Tahun Pelajaran : 2008/2009
Kompetensi
Materi
Indikator
yang diuji
Sistem
Memahami struktur atom
Dapat menjelaskan
periodik
berdasarkan teori atom sifat-
perkembangan sistem periodik
unsur
sifat periodik unsur dalam
Dapat menentukan periode dan
tabel periodik serta menyadari
golongan suatu unsur
keteraturannya melalui
Dapat menjelaskan jari-jari
pemahaman konfigurasi
atom dan jari-jari ion suatu
elektron
unsur
No. Soal
1, 2, 3
4, 5, 6, 7, 8
9, 10, 11, 27
Dapat menjelaskan energi
12, 13, 14,
ionisasi suatu unsur
15, 29, 23
Dapat menjelaskan afinitas elektron dalam suatu unsur
16, 17, 18
Dapat menjelaskan keelektronegatifan suatu unsur
19, 20, 21, 22, 24, 30
Dapat menjelaskan titik leleh dan titik didih dalam suatu unsur
25, 26, 28
NAMA
:
NO. ABSEN
:
KELAS
:
SOAL-SOAL SISTEM PERIODIK UNSUR
I. Pilihan Ganda Berilah tanda silang (X) pada unsur a, b, c, d, dan e jawaban yang paling tepat ! 1. Berikut ini adalah susunan unsur berdasarkan kenaikan masa atomnya : H, Li, Be, B, C, N, O, F, Mg, Al, Si, P, S, C, K, C menurut Newland, pasangan unsur yang sifatnya mirip adalah . . . a. C dengan Al
c. Cl dengan Si
b. H dengan O
d. B dengan Si
e. Li dengan K
2. Pernyataan berikut ini yang benar tentang tabel periodik unsur Mendeleyev adalah… a. Disusun berdasarkan sifat fisik unsur b. Disusun berdasarkan urutan bertambah pesatnya nomor atom c. Lajur horizontal berisi unsur-unsur yang sifatnya mirip d. Massa atom unsur dari atas ke bawah makin besar e. Belum menunjukkan keteraturan sifat-sifat unsur 3. Sistem periodik modern disusun berdasarkan … a b c d e
Lajur Horizontal Kenaikan masa atom Kemiripan sifat Kenaikan nomor atom Kenaikan nomor atom Kemiripan sifat
Lajur Vertikal Kemiripan sifat Kenaikan sifat Kenaikan massa atom Kemiripan sifat Kenaikan nomor atom
4. Suatu unsur terdapat dalam periode ketiga dan dalam golongan IIA. Nomor atom unsur tersebut adalah . . . a. 3
c. 7
b. 5
d. 12
e. 31
5. Suatu atom X memiliki 18 proton an 22 Neutron, maka atom X terletak pada golongan/periode . . .
a. I A / 3
c. IV A / 4
b. II A / 4
d. VIIA/4
e. VIII A / 3
6. Suatu unsur terdapat dalam periode ketiga dan mempunyai 6 elektron valensi. Nomor atom unsur tersebut adalah . . . a. 9
c. 16
b. 13
d. 22
e. 25
7. Unsur-unsur yang terletak pada periode yang sama mempunyai . . . a. Elektron valensi yang sama
c. Sifat kimia yang sama
b. Jumlah kulit yang sama
d. Jumlah elektron yang sama
c. Sifat fisis yang sama 8. Dalam sistem periodik, golongan menyatakan banyaknya . . . a. Elektron pada kulit terluar
d. Proton dalam inti atom
b. Kulit elektron
e. Elektron dalam atom unsur
c. Neutron dalam inti atom 9. Diantara unsur berikut yang mempunyai jari-jari paling kecil adalah . . . a. O2-
c. Ne
b. F-
d. Na
e. Mg2+
10. Jika jari-jari atom (Angstrom) unsur-unsur Li, Na, K, Be, dan B, secara acak adalah 2,03; 1,23; 1,57; 0,80; dan 0,89, maka jari-jari atom Li adalah …. a. 2,03
c. 1,23
b. 1,57
d. 0,89
e. 0,80
11. Diantara unsur-unsur di bawah ini yang memiliki jari-jari atom terbesar adalah … a.
20Ca
c.
37Rb
b.
19K
d.
12Mg
e.
11Na
12. Diantara faktor-faktor berikut ini . . . 1) Jari-jari atom
3). Jumlah elektron antara inti dan kulit
valensi 2) Muatan ini efektif Faktor yang mempunyai nilai energi ionisasi adalah a. Ketiganya
c. (1) dan (3)
b. (1) dan (2)
d. (2) dan (3)
e. (3) saja
13. Diantara kelompok unsur berikut ini, yang mempunyai harga energi ionisasi makin besar adalah . . . a. Li, Na, K, Rb
c. Na, Al, Mg, Si
b. S, N, C, B
d. Li, Be, B, C
e. F, Cl, Br, I
14. Kecenderungan unsur melepas elektronnya membentuk ion positif dicerminkan oleh. . . a. Jari-jari atom
c. Afinitas elektron
b. Energi ionisasi
d. Titik didih
e. Titik leleh
15. Berikut ini adalah data energi ionisasi pertama (dalam kkal/mol) dari unsur-unsur dalam satu periode. K = 96,3
M = 2 41 P = 133
R = 131
L = 200
N = 280 Q = 119 S =
169 Urutan unsur-unsur dalam periode tersebut dari kiri ke kanan adalah . . . a. K – R P – S –Q – l – M – N b. K – Q – R – P – S – L – M – N c. K – l – M – N – P – Q –R – S d. K – P – l – Q – M – R – S – N e. M – R – Q – P – L – K – S – N 16. Diketahui beberapa unsur dengan konfigurasi elektron sebagai berikut ; P=2 8 8 1
R=2 8 2
Q=2 8
S=2 8 4
T=2 7
Unsur yang mempunyai afinitas elektron terbesar adalah . . . a. P
c. R
b. Q
d. S
e. T
17. Unsur A dan B mempunyai afinitas elektron berturut-turut 240 kJmol-1 dan -328 kJmol-1 berarti …. a. Unsur A lebih mudah menyerap elektron daripada unsur B b. Ion B- lebih stabil daripada atom B c. Ion A- lebih stabil daripada atom A d. Unsur A lebih bersifat non logam daripada B e. Unsur A lebih sukar melepas elektron daripada unsur B
18. Perhatikan data afinitas elektron (kJmol-1) beberapa unsur berikut : V W X Y Z 230 -27 -122 -141 -328 Pernyataan yang benar untuk unsur-unsur tersebut adalah …. a. V merupakan unsur yang paling mudah membentuk ion negatif b. Z merupakan unsur yang paling elektronegatif c. W merupakan unsur yang paling elektropositif d. Y merupakan unsur yang paling sulit menerima elektron e. X membentuk ion X- dengan memerlukan elektron sebesar 122 kJmol-1 19. Pernyataan berikut yang paling benar tentang keelektronegatifan adalah . . . a. Energi yang dibebaskan ketika suatu atom dalam wujud gas menyerap elektron membentuk ion negatif b. Energi yang diperlukan untuk melepas satu elektron dari suatu atom dalam wujud gas membentuk ion positif c. Energi yang dibebaskan pada pembentukan suatu ikatan kimia d. Bilangan yang menyatakan kecenderungan relatif unsur penarik elektron e. Bilangan yang menyatakan energi ionisasi dari suatu unsur dengan unsur lainnya. 20. Diantara unsur berikut yang mempunyai keelektronegatifan terbesar adalah… a. Helium
c. Flourin
b. Hidrogen
d. Klorin
e. Oksigen
21. Konfigurasi elektron dari unsur manakah yang memiliki keelektronegatifan terbesar … a. 2
5
c. 2
8
b. 2
7
d. 2
8
e. 2
8
8
1
22. Diketahui nomor atom unsur X = 12 dan nomor atom unsur Y = 15. manakah dari pernyataan berikut yang benar mengenai kedua unsur tersebut adalah … a. Jari-jari atom unsur Y lebih besar daripada jari-jari atom unsur X b. Energi ionisasi unsur X lebih besar daripada energi ionisasi unsur Y c. Elektron valensi X sama dengan elektron valensi unsur Y d. Keelektronegatifan unsur X lebih kecil daripada keelektronegatifan unsur Y e. Daya tarik elektron unsur X lebih besar daripada daya tarik elektron unsur
23. Jika nomor atom dalam satu golongan makin kecil maka yang bertambah besar adalah . . a. Jari-jari atom
c. Jumlah elektron valensi
b. Masa atom
d. energi ionisasi
e. Sifat logam
24. Perhatikan data berikut ini Unsur dalam 1
Q
p
R
S
2,45
1,45
2,83
1,00
periode Keelektronegatifan
Berdasarkan data diatas, letak unsur tersebut secara berurutan dari kiri ke kanan adalah . . a. O, P, Q, R, S
c. S, R, O, Q, P
b. R, O, Q, P, S
d. S, P, Q, O, R
25. Dalam sistem periodik dari atas ke bawah, titik leleh dan titik didih adalah . . . a. Logam dan bukan logam bertambah b. Logam dan bukan logam berkurang c. Logam bertambah dan bukan logam berkurang d. Logam berkurang dan bukan logam bertambah e. Logam dan bukan logam tidak teratur perubahannya. 26. Titik cair dan titik didih unsur-unsur periode kedua adalah … a. Naik secara beraturan sepanjang periode b. Naik bertahap sampai golongan IIIA kemudian turun drastis c. Naik bertahap sampai golongan IVA kemudian turun teratur d. Naik bertahap sampai golongan IVA kemudian turun drastis e. Turun secara beraturan sepanjang periode Soal nomor 27 sampai dengan nomor 30 berkaitan dengan unsur-unsur berikut: 2P, 4Q, 6R, 9S, 10T, 17U, 19V, dan 20W 27. Unsur yang mempunyai jari-jari atom terbesar adalah …. a.
2P
c.
17U
b.
10T
d.
19V
e. 20W
28. Unsur yang mempunyai titik didih tertinggi adalah …. a.
2P
c.
10T
b.
6R
d.
19V
e. 20W
29. Unsur yang mempunyai energi ionisasi tertinggi adalah …. a.
2P
c.
9S
b.
4Q
d.
10T
e. 19V
30. Unsur yang mempunyai keelektronegatifan terbesar adalah …. a.
2P
c.
9S
b.
4Q
d.
19V
e. 20W
………………Selamat Mengerjakan………………
KUNCI JAWABAN
1.
E
11.
C
21.
C
2.
C
12.
C
22.
D
3.
D
13.
D
23.
D
4.
D
14. B
24.
D
5.
E
15.
B
25.
C
6.
C
16. E
26.
D
7.
B
17. B
27.
D
8.
A
18.
B
28. D
9.
C
19.
D
29.
D
10.
C
20.
C
30.
C
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah
: MA Uswatun Hasanah
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/Semester
: X/1
Alokasi waktu
: 4 X 45 menit
I. Standar Kompetensi Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia. II. Kompetensi Dasar Memahami struktur atom berdasarkan teori atom Bohr, sifat-sifat unsur, massa atom relatif, dan sifat-sifat periodik unsur dalam tabel periodik serta menyadari keteraturannya, melalui pemahaman konfigurasi elektron. III. Indikator Siswa dapat menjelaskan dan menganalisis tabel, grafik sistem periodik unsur untuk menentukan keteraturan jari-jari atom, jari-jari ion, energi ionisasi, afinitas elektron, keelektronegatifan serta titik leleh dan titik didih. IV. Tujuan Pembelajaran Siswa diharapkan mampu menjelaskan dan menganalisis tabel, grafik sistem periodik unsur untuk menentukan keteraturan jari-jari atom, jari-jari ion, energi ionisasi, afinitas elektron, keelektronegatifan serta titik leleh dan titik didih. V. Materi Pembelajaran Sistem Periodik Unsur VI. Model Pembelajaran Metode : Ceramah, Tanya jawab, diskusi informasi, pemberian tugas. Model pembelajaran : kooperatif (jigsaw) VII. Strategi Pembelajaran No
Kegiatan Pembelajaran
Pengorganisasian siswa waktu
Pendahuluan 1.
Apersepsi : Tanya jawab tentang Sistem
Klasikal
5 menit
periodik unsur 2.
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Klasikal
5 menit
Klasikal
30 menit
Group
5 menit
Group
25 menit
Group
30 menit
Group
30 menit
Klasikal
-
Group
30 menit
Klasikal
20 menit
Kegiatan inti 3.
Guru menyampaikan materi ajar tentang sistem periodik unsur
4.
Siswa diminta membentuk kelompok 5-6 siswa setiap kelompok (sebagai tim asal)
5.
Tiap kelompok diberikan tugas yang berupa soal-soal untuk didiskusikan
6.
Masing-masing
kelompok
diminta
mengirimkan 1 atau 2 orang anggota kelompok ke kelompok lain untuk menjelaskan atau menerangkan tugas yang telah diberikan 7.
Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli, tiap anggota
kembali
ke
kelompok
asal
dan
bergantian mengajar teman satu kelompoknya (materi /tugas dari kelompok lain) dan tiap anggota
kelompok
lainya
mendengarkan
dengan sungguh-sungguh 8.
Selama diskusi berlangsung guru memantau tiap kelompok (baik kelompok asal maupun kelompok ahli)
9.
Tiap
kelompok
mempresentasikan
hasil
diskusinya masing-masing untuk menyamakan persepsi. Penutup 10. Guru menyimpulkan materi ajar mengenai sistem periodik unsur.
VIII. Alat dan Sumber Belajar Buku paket kimia kelas X semester 1, LKS kimia kelas X semester 1 dan buku-buku lain yang relevan.
IX. Penilaian Jenis tagihan : Tugas kelompok, keaktifan dan ketepatan siswa dalam menjawab. Bentuk Instrumen
: Tes uraian
Instrumen : No
Soal Diskusi Jari-jari Ion
1.
Apa yang dimaksud dengan jari-jari ion?
2.
Manakah yang mempunyai jari-jari lebih besar a. Ion Na+ atau ion Mg2+ b. Ion Cl- atau atom Cl c. Ion F- atau ion O2Berikan penjelasanmu berdasarkan konfigurasi elektronnya. Jari-jari Atom
1.
Apa yang dimaksud dengan jari-jari atom?
2.
Urutkan unsur-unsur berikut menurut kenaikan jari-jari atomnya, dimulai dari yang terkecil: Li, Na, K, Be, dan B
Energi Ionisasi 1.
Apa yang dimaksud dengan energi ionisasi?
2.
Diantara Na dan Cl, mana yang mempunyai energi ionisasi lebih besar?(jelaskan jawabanmu)
3.
Urutkan unsur-unsur periode ke 2 menurut kenaikan energi ionisasinya dimulai dari yang terkecil
Afinitas Elektron 1.
Apa yang dimaksud dengan afinitas elektron?
2.
Diketahui afinitas elektron Magnesium : 230 Kj mol-1, dan fluorin : -328 kJmol-1 a. Manakah yang mudah menyerap elektron atom magnesium atau fluorin? b. Manakah yang lebih stabil, ion Mg- atau atom Mg?
c. Manakah yang lebih stabil, atom F atau ion F?
Keelektronegatifan 1.
Apa yang dimaksud dengan keelektronegatifan suatu unsur?
2.
Tanpa melihat daftar keelektronegatifan, tentukan unsur mana yang mempunyai keelektronegatifan yang lebih besar a. Boron (Z = 5) atau Oksigen (Z = 8)? b. Fluorin (Z = 9) atau Bromin (Z = 35)? Jelaskan jawabanmu.
Titik Didih dan Titik Leleh 1.
Bagaimana kecenderungan ikatan logam terhadap titik leleh dalam periodik unsur?
2.
Urutkan unsur-unsur berikut berdasarkan titik leleh, dari yang terbesar; Sr, Rb, In . Jelaskan jawabanmu berdasarkan elektron valensinya!.
Kunci Jawaban Soal Diskusi No
Jawaban Jari-jari Ion
1.
Jari-jari ion adalah jari-jari kation dan anion
2.
Ion mempunyai jari-jari yang berbeda secara nyata jika dibandingkan dengan jari-jari atom netralnya. Ion positif mempunyai jari-jari yang lebih kecil, sedangkan ion negatif mempunyai jari-jari yang lebih besar. Sehingga; a. Na+ > Mg2+ b. Cl- > Cl c. O2+ < F-
Jari-jari Atom 1.
Jari-jari atom adalah setengah jarak antara dua inti pada atomatom yang berdekatan
2.
3Li
= 2 1 Æ golongan IA/periode 2
11Na
= 2 8 1 Æ golongan IA/periode 3
19K
= 2 8 8 1 Æ golongan IA/periode 4
4Be
=2 2
5B
= 2 3 Æ golongan IIIA/periode 2
Æ golongan IIA/periode 2
Jadi B > Be > Li > Na > K
Energi Ionisasi 1.
Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepas satu elektron dari suatu atom netral dalam wujud gas
2.
11Na 17Cl
= 2 8 1 Æ golongan IA/periode 3 = 2 8 7 Æ golongan VIIA/periode 3
Karena Na dan Cl termasuk dalam satu periode, sehingga dari kiri ke kanan energi ionisasi semakin bertambah, berarti Cl > Na
Afinitas Elektron 1.
Afinitas elektron adalah kemampuan untuk menerima satu atau lebih elektron negatif dar perubahan elektron yang terjadi ketika satu elektron diterima oleh atom unsur dalam keadaan gas
2.
a. Fluorin lebih mudah menyerap elektron karena mempunyai afinitas elektron negatif b. Atom Mg lebih stabil daripada ion Mg-,karena afinitas Mg bertanda positif, sehingga ion negatif yang dibentuknya kurang stabil daripada atom netralnya. c.
ion F- lebih stabil daripada atom F, karena afinitas fluorin bertanda negatif, sehingga ion negatif yang dibentuknya lebih stabil daripada atom netralnya.
Keelektronegatifan 1.
Keelektronegatifan adalah suatu bilangan yang menggambarkan kecenderungan relatif suatu unsur menarik elektron kepihaknya dalam suatu ikatan kimia
2.
a.
5B
= 2 3 Æ golongan IIIA/periode 2
8O
= 2 6 Æ golongan VIA/periode 2
Karena B dan O berada dalam satu periode maka, 8O > 5B b.
9F
= 2 7 Æ golongan VIIA/periode 2
35Br
= 2 8 18 7 Æ golongan VIIA/periode 4
Karena F dan Cl berada dalam satu golongan, maka 17Cl > 9F
Titik Didih dan Titik Leleh 1.
Kecenderungan ikatan logam terhadap terhadap titik leleh dalam periodik dalam satu golongan berkurang dari atas ke bawah, kekuatan ikatan logam bergantung pada jumlah elektron valensi, sehingga dari kiri ke kanan dalam satu peride kekuatan ikatan bertambah.
2.
38Sr
= 2 8 18 8 2 Æ golongan IIA/periode 5
37Rb
= 2 8 18 8 1 Æ golongan IA/periode 5
49In
= 2 8 18 18 3 Æ golongan IIA/periode 5
Karena Sr, Rb, dan In berada dalam satu periode, sehingga 38Sr
< 37Rb < 49In
Semarang,
Oktober 2008
Guru Mata Pelajaran
Fitri Rahmawati
DAFTAR KELOMPOK DISKUSI JIGSAW
Kelompok I
Kelompok 2
Kelompok 3
1. A. Khoiruddin
1. Ali Rizal
1. Novia R
2. Nilna S. M
2. Laelul Muna
2. A. Amin
3. Himatul Ulya
3. Sulistyo Irhan
3. Agus Setyowati
4. Iis Uluwiyah
4. Nurul Fandilah
4. Retno Yuliarti
5. Sri Suyanti
5. Suprapto
5. Mustofiyah
6. A. Bisron
6. Khoiruddin
6. Latif Sukron 7. Nur Azizah
Kelompok 4
Kelompok 5
Kelompok 6
1. Nurul Wafa
1. Muzazanah
1. Nur Charisatunnisa’
2. Abdul Hakim
2. Tri Indah
2. Rifki Azizah
3. Romdhonah
3. Iduwin Saleh
3. Ristiyanto
4. Juanita I
4. Ali Ghofar
4. ulul Amriyah
5. Nafisatun Najwa
5. Nur Ihza
5. Nanang
6. Solikhudin
6. Thurmudzi
6. Siti Asriyah
7. Suprapto
7. Nur Anita
7. M. Zaim
Mencari Normalitas Data Angket Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dan Data Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Sistem Periodik Unsur Dengan Uji Bartlett. Uji Normalitas Data Angket Pembelajaran Kooperatif No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Kode R-06 R-19 R-21 R-22 R-40 R-12 R-25 R-28 R-36 R-03 R-04 R-05 R-08 R-10 R-11 R-15 R-24 R-35 R-39 R-32 R-09 R-17 R-18 R-29 R-34 R-16 R-27 R-31 R-14 R-01 R-02 R-13 R-23 R-26 R-30 R-33 R-38 R-07 R-20 R-37
Xi 66 66 66 66 66 69 69 69 69 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 75 76 76 76 76 76 79 79 79 80 83 83 83 83 83 83 83 83 86 86 86
Zi -1.56 -1.56 -1.56 -1.56 -1.56 -1.08 -1.08 -1.08 -1.08 -0.44 -0.44 -0.44 -0.44 -0.44 -0.44 -0.44 -0.44 -0.44 -0.44 -0.120 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.52 0.52 0.52 0.68 1.16 1.16 1.16 1.16 1.16 1.16 1.16 1.16 1.64 1.64 1.64
Ztabel 0.4406 0.4406 0.4406 0.4406 0.4406 0.3599 0.3599 0.3599 0.3599 0.1700 0.1700 0.1700 0.1700 0.1700 0.1700 0.1700 0.1700 0.1700 0.1700 0.3864 0.0160 0.0160 0.0160 0.0160 0.0160 0.1985 0.1985 0.1985 0.2518 0.3770 0.3770 0.3770 0.3770 0.3770 0.3770 0.3770 0.3770 0.4495 0.4495 0.4495
F(Zi) 0.0594 0.0594 0.0594 0.0594 0.0594 0.1401 0.1401 0.1401 0.1401 0.33 0.33 0.33 0.33 0.33 0.33 0.33 0.33 0.33 0.33 0.1136 0.516 0.516 0.516 0.516 0.516 0.6985 0.6985 0.6985 0.7518 0.877 0.877 0.877 0.877 0.877 0.877 0.877 0.877 0.9495 0.9495 0.9495
S(Zi) 0.125 0.125 0.125 0.125 0.125 0.225 0.225 0.225 0.225 0.475 0.475 0.475 0.475 0.475 0.475 0.475 0.475 0.475 0.475 0.5 0.625 0.625 0.625 0.625 0.625 0.70 0.70 0.70 0.70 0.925 0.925 0.925 0.925 0.925 0.925 0.925 0.925 1.00 1.00 1.00
F(Zi) - S(Zi) 0.0656 0.0656 0.0656 0.0656 0.0656 0.0849 0.0849 0.0849 0.0849 0.145 0.145 0.145 0.145 0.145 0.145 0.145 0.145 0.145 0.145 0.3864 0.109 0.109 0.109 0.109 0.109 0.0015 0.0015 0.0015 0.0518 0.048 0.048 0.048 0.048 0.048 0.048 0.048 0.048 0.0505 0.0505 0.0505
Dari tabel di atas diperoleh nilai L0 terbesar adalah 0.3864. Berdasarkan tabel kritis untuk Uji Liliefors diperoleh Ltabel untuk n = 40 adalah 0.886, Data dikatakan berdistribusi normal jika L0 < Ltabel, karena dalam perhitungan normalitas diketahui bahwa L0 (0.3864) < Ltabel (0.886), maka data angket untuk pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berdistribusi normal. Uji Normalitas Data Hasil Belajar Materi Pokok Sistem Periodik Unsur No Kode
Xi
Zi
Ztabel
F(Zi)
S(Zi)
F(Zi) - S(Zi)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
63 63 63 63 66 66 66 66 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73
-1.92 -1.92 -1.92 -1.92 -1.21 -1.21 -1.21 -1.21 -0.25 -0.25 -0.25 -0.25 -0.25 -0.25 -0.25 -0.25 -0.25 -0.25 -0.25 -0.25 0.47 0.47 0.47 0.47 0.47 0.47 0.47 0.47 0.47 0.47 0.47 0.47 0.47 0.47
0.4726 0.4726 0.4726 0.4726 0.3869 0.3869 0.3869 0.3869 0.1026 0.1026 0.1026 0.1026 0.1026 0.1026 0.1026 0.1026 0.1026 0.1026 0.1026 0.1026 0.1808 0.1808 0.1808 0.1808 0.1808 0.1808 0.1808 0.1808 0.1808 0.1808 0.1808 0.1808 0.1808 0.1808
0.0274 0.0274 0.0274 0.0274 0.1131 0.1131 0.1131 0.1131 0.3974 0.3974 0.3974 0.3974 0.3974 0.3974 0.3974 0.3974 0.3974 0.3974 0.3974 0.3974 0.6808 0.6808 0.6808 0.6808 0.6808 0.6808 0.6808 0.6808 0.6808 0.6808 0.6808 0.6808 0.6808 0.6808
0.1 0.1 0.1 0.1 0.2 0.2 0.2 0.2 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85
0.0726 0.0726 0.0726 0.0726 0.0869 0.0869 0.0869 0.0869 0.1026 0.1026 0.1026 0.1026 0.1026 0.1026 0.1026 0.1026 0.1026 0.1026 0.1026 0.1026 0.1692 0.1692 0.1692 0.1692 0.1692 0.1692 0.1692 0.1692 0.1692 0.1692 0.1692 0.1692 0.1692 0.1692
R-24 R-38 R-25 R-27 R-31 R-16 R-2 R-9 R-11 R-13 R-1 R-17 R-18 R-21 R-23 R-29 R-30 R-34 R-37 R-20 R-3 R-4 R-5 R-7 R-8 R-10 R-14 R-26 R-33 R-35 R-39 R-15 R-12 R-28
35 36 37 38 39 40
R-32 R-36 R-6 R-19 R-22 R-40
76 76 76 76 80 80
1.18 1.18 1.18 1.18 2.14 2.14
0.3810 0.3810 0.3810 0.3810 0.4838 0.4838
0.8810 0.8810 0.8810 0.8810 0.9838 0.9838
0.95 0.95 0.95 0.95 1.00 1.00
0.069 0.069 0.069 0.069 0.0162 0.0162
Dari tabel di atas diperoleh nilai L0 terbesar adalah 0.1692. Berdasarkan tabel kritis untuk Uji Liliefors diperoleh Ltabel untuk n = 40 adalah 0.886, Data dikatakan berdistribusi normal jika L0 < Ltabel, karena dalam perhitungan normalitas diketahui bahwa L0 (0.1692) < Ltabel (0.886), maka data tes hasil belajar materi pokok sistem periodik unsur berdistribusi normal.
Mencari Homogenitas Data Angket Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Data Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Sistem Periodik Unsur. Nilai Varians Sampel (dari data distribusi frekuensi) Data Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Jmlh Frek. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 86 86 86
2 83 83 83 83 83 83 83 83
3 79 79 79 80
Panjang Kelas 4 76 76 76 76 75
S12 = 0
S22 = 0
S32 = 0.25
S42 = 0.2
5 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73
6 69 69 69 69
7 66 66 66 66 66
S52 = 0
S62 = 0
S72 = 0
Uji Homogenitas Data Angket Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Sampel 1 2 3 4 5 6 7 Jumlah
Frek 3 8 4 6 10 4 5 40
dk 2 7 3 5 9 3 4 33
1/dk 0.50 0.14 0.33 0.20 0.11 0.33 0.25 1.87
Si2 0 0 0.25 0.2 0 0 0 0.45
log Si2 0 0 -0.605 -0.699 0 0 0 -1.304
(dk)log Si2 0 0 -1.806 -3.495 0 0 0 -5.301
S2 =
2(0) + 7(0) + 3(0.25) + 5(0.2) + 9(0) + 3(0) + 4(0) 33
1.75 33 = 0.053 =
LogS 2 = −1.275 B = (-1.275) x 33 = -42.09
{
X 2 = (ln10) B − ∑ (n − 1) log Si
2
}
= (2.3026){− 1.275 − (−5.301)} = 2.3026 × 4.035 = 9.290 Dengan ∝= 0.05 , dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan dk = (k-1) adalah 6, maka didapatkan Xtabel sebesar 12.6 dan Xhitung sebesar 9.290. Sampel dikatakan homogen jika Xhitung < Xtabel. Karena Xhitung(9.290) < Xtabel (12.6), maka sampel dari data angket pembelajaran kooperatif tipe jigsaw bersifat homogen.
Nilai Varians Sampel (dari data distribusi frekuensi) Data Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Sistem Periodik Unsur Panjang Kelas Jmlh Frek. 1 2 3 4 5 1 63 70 73 76 80 2 63 70 73 76 80 3 63 70 73 76 4 63 70 73 76 5 66 70 73 6 66 70 73 7 66 70 73 8 66 70 73 9 70 73 10 70 73 11 70 73 12 70 73 13 73 14 73 2 2 2 S1 = 0.57 S2 = 0 S3 = 0 S 42 = 0 S 52 = 0
Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Sistem Periodik Unsur log Si2 (dk)log Si2 Sampel frekuensi dk 1/dk S i2 1 8 7 0.14 2.57 0.410 2.87 2 12 11 0.09 0 0 0 3 14 13 0.08 0 0 0 4 4 3 0.33 0 0 0 5 2 1 1.00 0 0 0 Jumlah 40 35 1.64 2.57 0.410 2.87 S2 =
7(2.57) + 11(0) + 13(0) + 3(0.2) + 1(0) 35
17.99 35 = 0.514 =
LogS 2 = −0.29
B = (-0.29) x 35 = -10.12
{
X 2 = (ln10) B − ∑ (n − 1) log Si
2
}
= (2.3026){− 10.12 − 0.410} = 2.3026 × (−10.53) = −24.24 Dengan ∝= 0.05 , dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan dk = (k-1) adalah 4, maka didapatkan Xtabel sebesar 9.49 dan Xhitung sebesar -24.24. Sampel dikatakan homogen jika Xhitung < Xtabel. Karena Xhitung(-24.24) < Xtabel (9.49), maka sampel dari data hasil belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur bersifat homogen.
SILABUS Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Alokasi Waktu
: MA Uswatun Hasanah : Kimia : X/1 : Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia : 16 jam pelajaran (untuk UH 2 jam)
Kompetensi Dasar
Materi Pelajaran
1.1 Memahami struktur atom berdasarkan teori atom Bohr, sifat-sifat unsur, massa atom relatif, dan sifat-sifat periodik unsur dalam tabel periodik serta menyadari keteraturannya, melalui pemahaman konfigurasi elektron
Perkembangan tabel periodik unsur
Struktur atom
Sifat fisik dan sifat kimia unsur Sifat keperiodikan unsur
Kegiatan Pembelajaran Mengkaji literatur tentang perkembangan tabel periodik unsur dalam kerja kelompok. Presentasi hasil kajian untuk menyimpulkan dasar pengelompokan unsure-unsur Mengkaji tabel periodik unsur untuk menentukn partikel dasar, konfigurasi elektron, massa atom relatif. Mengidentifikasikan unsure kedalam isotop, isobar dan isoton melalui kelompok kerja.
Mengamati beberapa unsur untuk membedakan sifat logam, non logam dan metaloid. Mengkaji keteraturan jari-jari atom, jari-jari ion, energi ionisasi, afinitas elektron, keelektronegatifan serta titik leleh dan titik didih unsur-unsur seperiode dan segolongan berdasrkan data atau grafik dan nomor atom melalui diskusi kelompok.
Indikator
Penilaian
Jenis Membandingkan perkembangan tabel periodik unsure untuk tagihan : mengidentifikasi kelebihan dan Tugas kekurangannya. kelompok Menjelaskan dasar pengelompokan , ulangan, unsur-unsur Bentuk instrumen Menentukan partikel dsar (proton, : Laporan elektron, dan neutron) tertulis, Menentukan konfigurasi elektron penilaian dan elektron valensi sikap Menentukan massa atom relatif berdasarkan tabel periodik Mengklasifikasikan unsur ke dalam isotop, isobar dan isoton Mengklasifikasikan dan unsur ke dalam logam, non logam dan metaloid. Menganalisis dan menjelaskan tabel, grafik untuk menentukan keteraturan jari-jari atom, jari-jari ion, energi ionisasi, afinitas elektron, keelektronegatifan, serta titik leleh an titik didih.
Alokasi Waktu 2 jam
2 jam
2 jam
Sumber/baha n/ Alat Sumber Buku kimia, Tabel Periodik Bahan Lembar kerja
Perkembangan teori atom mulai dari Dalton samapai dengan teori Atom Modern
Menghubungkan keteraturan sifat jarijari atom, jari-jari ion, energi ionisasi, afinitas elektron, keelektronegatifan, serta titik leleh dan titik didih. Mengkaji literatur tentang perkembangan teori atom (di rumah setelah ditugaskan pada pertemuan sebelumnya) Mempresentasikan dan diskusi hasil kajian Menyimpulkan hasil pembelajaran.
Menjelaskan perkembangan teori atom untuk menunjukkan kelemahan dan kelebihan masingmasing teori atom berdasarkan fakta eksperimen .
2 jam
TABULASI SKOR MENTAH DATA VARIABEL HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK SISTEM PERIODIK UNSUR DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW Subjek
Nomor Butir
X
Nilai
X2
R_1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
22
73
484
R_2
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
22
73
484
R_3
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
21
70
441
R_4
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
21
70
441
R_5
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
21
70
441
R_6
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
19
63
361
R_7
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
21
70
441
R_8
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
21
70
441
R_9
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
22
73
484
R_10
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
21
70
441
R_11
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
22
73
484
R_12
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
20
66
400
R_13
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
22
73
484
R_14
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
0
21
70
441
R_15
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
20
70
400
R_16
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
22
76
484
R_17
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
22
73
484
R_18
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
22
73
484
R_19
0
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
19
63
361
R_20
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
21
73
441
R_21
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
22
73
484
R_22
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
0
1
0
1
1
1
19
63
361
R_23
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
22
73
484
R_24
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
24
80
576
R_25
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
23
76
529
R_26
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
21
70
441
R_27
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
23
76
529
R_28
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
20
66
400
R_29
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
22
73
484
R_30
0
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
22
73
484
R_31
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
23
76
529
R_32
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
0
0
1
1
20
66
400
R_33
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
21
70
441
R_34
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
22
73
484
R_35
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
21
70
441
R_36
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
20
66
400
R_37
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
0
1
22
73
484
R_38
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
24
80
576
R_39
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
21
70
441
R_40
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
19
63
361
JUMLAH
29
28
29
29
30
30
30
29
28
28
33
30
38
35
36
24
23
24
25
27
29
27
27
29
24
27
26
29
21
27
853
2842
18251
TABULASI SKOR MENTAH DATA ANGKET VARIABEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW Subjek
Butir Soal 12 13 4 4
14 4
15 4
16 2
17 4
18 4
19 2
20 3
21 4
22 4
23 3
24 3
Nilai (Y)
1
1 3
2 4
3 4
4 3
5 3
6 4
7 4
8 2
9 4
10 3
11 4
2
4
4
2
2
3
2
1
3
2
3
1
3
3
3
2
3
3
4
2
2
3
3
2
3
83
3
2
2
3
2
3
1
3
1
2
3
1
3
4
3
2
3
3
4
2
3
4
3
2
2
73
4
3
1
2
2
3
1
4
4
2
4
3
3
3
4
3
4
3
1
4
2
3
2
4
4
73
5
4
3
4
4
3
3
4
3
4
4
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
73
6
2
3
2
3
2
3
3
3
2
3
3
3
4
3
3
3
3
3
1
3
3
1
4
4
66
7
3
2
2
2
1
1
2
3
2
2
1
1
3
3
2
2
2
3
2
3
3
2
2
2
86
8
4
3
2
3
2
2
3
2
4
2
2
3
3
2
2
2
3
2
3
4
3
3
2
2
73
83
9
4
2
1
2
3
1
2
2
1
2
3
2
3
3
2
3
4
3
4
3
3
2
3
3
76
10
3
2
2
3
3
1
3
2
1
2
4
4
4
3
4
4
4
4
2
2
4
2
3
4
73
11
3
2
3
3
2
1
3
2
1
2
3
3
3
4
2
3
4
3
2
2
3
1
2
2
73
12
3
4
2
2
2
1
3
3
1
2
2
2
3
3
3
3
1
3
3
4
3
2
3
3
69
13
2
2
2
2
2
1
3
3
1
2
2
2
1
2
1
1
1
1
3
2
1
2
2
2
83
14
2
3
4
2
2
2
3
2
2
3
3
2
2
2
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
80
15
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
2
3
2
2
2
73
16
3
3
3
2
3
1
2
1
2
3
1
3
4
3
2
1
3
4
2
3
4
3
4
3
79
17
4
3
3
2
3
3
4
3
2
3
3
3
4
3
2
1
1
4
2
3
4
3
2
2
76
18
2
2
4
2
3
1
2
1
2
3
4
3
4
3
2
1
1
4
2
3
4
3
2
2
76
19
4
4
4
2
1
3
4
2
1
3
2
3
1
2
1
3
3
2
2
2
3
3
2
2
66
20
3
3
3
2
3
1
4
1
2
3
1
3
4
3
2
1
1
4
2
3
4
3
2
2
86
21
3
4
2
2
2
3
3
3
2
3
3
3
3
2
2
3
3
3
2
2
3
2
3
2
66
22
3
3
2
1
3
1
2
3
1
3
3
1
3
3
2
2
3
3
3
3
3
1
2
3
66
23
3
4
2
3
2
3
3
3
2
3
3
3
4
3
3
3
3
3
1
3
3
1
4
4
83
24
3
3
2
2
2
1
2
2
1
3
1
1
1
2
2
1
4
2
2
3
3
2
2
2
73
25
3
3
4
2
2
1
4
2
3
3
2
2
3
2
4
3
3
3
4
4
2
3
2
2
69
26
2
3
2
4
3
2
4
4
4
3
3
4
3
4
3
4
3
4
4
4
3
4
4
3
83
27
3
4
3
2
2
4
4
3
2
2
2
4
3
1
3
2
3
3
3
2
2
1
1
4
79
28
2
2
4
4
3
1
3
3
1
1
2
2
3
4
3
2
2
2
3
3
3
4
4
3
69
29
4
3
4
2
3
2
2
2
1
1
3
2
2
2
4
4
3
3
2
2
3
3
1
3
76
30
3
3
4
2
1
2
3
3
2
2
3
3
1
3
2
2
2
4
3
3
4
3
3
2
83
31
2
2
3
3
3
3
3
2
2
2
3
3
3
4
2
3
4
4
3
2
3
1
2
2
79
32
4
2
4
3
3
1
2
3
4
4
3
3
2
2
2
2
3
3
3
1
3
1
2
2
75
33
4
3
4
3
3
2
2
3
4
3
2
2
3
2
1
1
3
4
3
3
4
4
3
2
83
34
3
4
1
1
4
4
3
3
3
3
2
2
3
2
4
4
3
3
3
2
2
1
3
1
76
34
2
3
3
3
2
2
3
3
4
1
3
2
2
2
3
3
3
3
2
2
3
4
1
4
73
36
2
3
2
3
3
4
4
3
2
1
1
3
3
3
2
4
1
3
3
3
2
3
3
3
69
37
3
2
3
2
3
3
4
3
3
2
1
3
2
2
3
3
3
4
3
3
2
1
1
4
86
38
3
3
3
2
3
3
3
2
3
4
4
3
2
3
2
2
3
3
4
4
1
1
4
4
83
39
3
4
2
2
3
4
3
3
3
4
3
2
3
3
2
3
1
3
4
4
3
3
4
2
73
40
4
4
2
4
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
4
4
3
3
2
4
3
3
4
2
66 3030
JUMLAH