PENGARUH PEMBAGIAN KERJA DAN WEWENANG KARYAWAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT GALANGAN BALIKPAPAN UTAMA Fakhrian Amrullah Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman
Prof DR. Hj. Sri Mintarti SE, M.Si Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman
Robiansyah SE., M.Sc Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Abstrak Fakhrian Amrullah. Pengaruh Pembagian Kerja dan Wewenang Karyawan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT Galangan Balikpapan Utama. Dibimbing oleh: Prof DR. Hj. Sri Mintarti SE, M.Si.., Dan Robiansyah SE., M.Sc.,. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pembagian kerja dan wewenang karyawan terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT Galangan Balikpapan Utama. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh karyawan PT Galangan Balikpapan Utama yang berjumlah 155 orang dengan sampel yang diambil 61 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan metode simple random sampling. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda yang diolah dengan program SPSS 18. .Berdasarkan hasil perhitungan dan pengujian hipotesis diperoleh kesimpulan bahwa variabel pembagian kerja berpengaruh positif secara signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan, sedangkan variabel wewenang karyawan juga berpengaruh positif secara signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan. Kata kunci : Pembagian Kerja, Wewenang Karyawan, Produktivitas Kerja.
Abstract Fakhrian Amrullah. The Effect of The Division of Labour and Employees’ Authority to Work Productivity of the Employees at PT Galangan Balikpapan Utama. Supervised by: Prof. DR. Hj. Sri Mintarti SE, Si., And Robiansyah SE., M.Sc.,. The purpose of this study was to Effect of The Division of Labour and Employees’ Authority to Work Productivity of the Employees at PT Galangan Balikpapan Utama. The population of this study included all 155 employees of PT Galangan Balikpapan Utama with 61 people were taken as samples. The instruments for data collection were in the form of questionnaires with simple random sampling. Data analysis techniques in this study used multiple regression analysis which was processed with SPSS 18. The result indicated that the variable division of labor gave positive effect on employee productivity significantly while variable authority employees gave positive effect on employee productivity as well. Keywords: Division of labor, Authority Employees, Work Productivity.
I. Pendahuluan A. Latar Belakang Dalam suatu sistem operasi perusahaan, potensi Sumber Daya Manusia pada hakekatnya merupakan salah satu modal dan memegang suatu peran yangg paling penting dalam mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan perlu mengelola Sumber Daya Manusia sebaik mungkin. Sebab kunci sukses suatu perusahaan bukan hanya pada keunggulan teknologi dan tersedianya dana saja. Tapi faktor manusia merupakan faktor yang terpenting pula (Hasibuan, 2007). Melalui perencanaan Sumber Daya Manusia yang matang, produktivitas kerja dari tenaga kerja yang sudah ada dapat ditingkatkan. Hal ini dapat diwujudkan melalui adanya penyesuaian. Seperti pembagian kerja dan pendelegasian wewenang yang baik. Sehingga setiap karyawan dapat menghasilkan sesuatu yang berkaitan langsung dengan kepentingan perusahaan Setiap perusahaan selalu menginginkan produktivitas dari setiap karyawannya meningkat. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan harus melakukan pembagian kerja yang baik kepada seluruh karyawannya agar dapat mencapai prestasi kerja dan meningkatkan produktivitas. Dengan ditambah suatu kewenangan yang dimiliki oleh para karyawanya, akan memberikan suatu hubungan yang besar dalam upaya mencapai tingkat produktivitas. Tingkat produktivitas kerja yang tinggi tentunya dapat menunjang keberhasilan perusahaan. Sebaliknya jika tingkat produktivitas kerja menurun akan menghambat perusahaan tersebut dalam mencapai tujuannya. Oleh karena itu perkembangan mutu Sumber Daya Manusia semakin penting keberadaannya. Hal ini mengingat bahwa perusahaan yang mempekerjakan Sumber Daya Manusia, menginginkan suatu hasil dan manfaat yang baik dan dapat mengikuti perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam perusahaan. Suatu organisasi biasanya mempunyai tugas pokok dan fungsi, yang apabila terlaksana dengan baik, maka tujuan yang diinginkan akan segera dapat dicapai. Tugas pokok dan fungsi akan memberikan corak dan sifat organisasi, berdasarkan tugas pokok dan fungsi itu maka organisasi menyelenggarakan bermacam-macam kegiatan, usaha dan pekerjaan yang harus dilaksanakan, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Dalam rangka mencapai tujuan secara berhasil guna dan berdaya guna maka perlu adanya pembagian kerja, pelimpahan wewenang, sampai kepada rincian tugas masing-masing pihak yang terlibat dalam organisasi tersebut. Organisasi itu sendiri merupakan alat yang paling berhubungan dengan satuan-satuan kerja, yang diberikan kepada orang-orang yang ditempatkan dalam struktur wewenang. Sehingga pekerjaan yang akan dilaksanakan dapat dikoordinasikan oleh perintah para atasan kepada bawahan dari bagian puncak manajemen sampai kebawah dari seluruh unit/bagian. Perusahaan yang mempunyai organisasi yang baik dan teratur kemungkinan besar tidak akan mengalami hambatan-hambatan dalam mengerjakan tugasnya dengan efektif (sebaiknya/semaksimal mungkin). Dan begitu pula sebaliknya bila perusahaan tidak mempunyai organisasi yang baik dan teratur. Sehingga dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan kepada bawahan akan mengalami hambatan. Hal ini 1
disebabkan oleh tidak adanya rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh pimpinan kepada bawahan. Hubungan organisasi itu sangat penting bagi karyawan untuk melakukan tugasnya sehingga dapat mencapai efektivitas kerja karyawan yang diinginkan oleh pihak perusahaan, bila organisasi itu berjalan dengan baik pada perusahaan itu maka karyawan secara tidak langsung dapat melakukan tugasnya dengan semaksimal mungkin. Sehingga akan berdampak bagi kelangsungan dan perkembangan perusahaan untuk mencapai tujuan dan dapat bersaing dengan perusahaan lain. Karena itu bagi seorang pimpinan harus mampu untuk menggerakkan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Disamping itu juga pemimpin harus dapat mengatasi semua masalah yang ada pada perusahaan tersebut sebaik mungkin (Siswanto, 1989). Melihat pentingnya Sumber Daya Manusia (SDM) dalam mendukung kemajuan suatu organisasi tersebut harus berusaha untuk mendapatkan karyawan yang tepat baik kualitas maupun kuantitasnya. Berkaitan dengan ini maka tindakan yang paling tepat untuk dilakukan adalah mengadakan penyaringan atau seleksi karyawan sebelum adanya pembagian kerja. Hal ini amat penting dan tidak boleh diabaikan karena bisa saja terjadi karyawan yang diperoleh perusahaan tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan.Terpilihnya karyawan yang tepat dapat memperkokoh suatu organisasi dalam pencapaian tujuan. Keliru memilih karyawan, dapat merugikan baik dari segi waktu, biaya maupun semangat kerja. Dalam melaksanakan seleksi, suatu organsasi sebaiknya menentukan persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang calon tenaga kerja sebelum mereka ditolak atau diterima. Hal ini bertujuan agar seleksi bisa dilaksanakan seobjektif mungkin. Setelah melaksanakan seleksi, tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah penempatan, yaitu menempatkan orang yang tepat pada jabatan yang tepat. Tenaga kerja yang ditempatkan pada jabatan tertentu hendaknya sesuai dengan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki. Hal ini dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pembagian kerja merupakan salah satu faktor yang paling penting karena adanya pembagian kerja akan dapat memberikan kejelasan bagi para karyawan untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan beban kerja yang menjadi tanggung jawab serta mencegah kemungkinan terjadinya tumpang tindih pekerjaan, pemborosan dan saling melempar tanggung jawab bilamana terjadi kesalahan dan kesulitan. PT Galangan Balikpapan Utama adalah salah satu industri galangan kapal nasional yang kegiatannya bergerak dibidang jasa reparasi dan pembuatan kapal baja. Yang berusaha agar tetap hidup dan berkembang sehingga dapat mencapai tujuan atau keuntungan serta tujuannya yang lain adalah dapat melayani dan memenuhi keinginan masyarakat sebaik mungkin. Dalam melaksanakan kegiatannya PT Galangan Balikpapan Utama ini menginginkan agar semua karyawan dapat melakukan pekerjaan atau tugas dengan baik. Tapi dalam hal ini PT Galangan Balikpapan Utama masih mengalami suatu masalah atau hambatan. Pada beberapa bagian atau unit kerja terlihat masih adanya pembagian kerja yang kurang baik, seperti pekerjaan yang dikerjakan oleh seorang karyawan bagian administrasi personalia melakukan juga pekerjaan bagian perlengkapan, sehingga menyebabkan karyawan tersebut harus menambah jam kerjanya sehingga bedampak pada produktivitas karyawan 2
tersebut. Ini berarti masih adanya perangkapan pelaksanaan tugas dari pembagian kerja tersebut. Sehingga fungsi dari organisasi yang sesungguhnya itu kurang berjalan dengan baik atau semestinya. Seharusnya bagian administrasi personalia melakukan tugasnya sendiri dan bagian perlengkapan dilakukan oleh karyawan tersendiri. Karena pada masing-masing tugas memerlukan waktu dan konsentrasi dalam melaksanakan pekerjaan tersebut selesai secara maksimal. Dengan kata lain karyawan dapat bekerja secara efektif bila karyawan melakukan pekerjaan sesuai dengan pembagian kerja yang baik. Melihat masalah tersebut sangat penting bagi pelaksanaan atau aktivitas kerja untuk mencapai tujuan perusahaan maka penulis tertarik meneliti masalah tersebut yang terjadi pada PT Galangan Balikpapan Utama yaitu dengan judul “PENGARUH PEMBAGIAN KERJA DAN WEWENANG KARYAWAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. GALANGAN BALIKPAPAN UTAMA”.
B. Rumusan Masalah 1. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara pembagian kerja dengan produktivitas kerja karyawan ? 2. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara wewenang karyawan dengan produktivitas kerja karyawan ? C. Tujuan Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh pembagian kerja terhadap produktivitas kerja karyawan. 2. Untuk mengetahui pengaruh wewenang karyawan terhadap produktivitas kerja karyawan.
II. Tinjauan Teoretis A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Sebagai bahan referensi dan rujukan terhadap analisis hasil penelitian ini, maka diperlukan beberapa peneliti terdahulu, diantaranya adalah penelitian terdahulu yang diteliti oleh Dewi Tri Silawati (2005) dengan judul skripsi “Pengaruh Pembagian Kerja terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi PT. Dupantex Kabupaten Pekalongan” dan penelitian terdahulu yang diteliti oleh Kartika Lili (2007) dengan judul skripsi “Hubungan Pembagian Kerja Dan Wewenang Karyawan Terhadap Prestasi Kerja Pada Bank Bukopin Cabang Palembang Tahun 2007” B. Dasar Teoritis 1. Pembagian Kerja Menurut Wibowo (2007:40) Pembagian Kerja adalah pengelompokan jenis-jenis pekerjaan yang mempunyai kesamaan dan persamaan kegiatan ke dalam satu kelompok bidang pekerjaan. Sebagai contoh, kegiatan penjualan, penagihan, dan promosi dapat 3
dikelompokkan menjadi satu, yaitu bidang pemasaran. Kegiatan pembelian bahan, pengawasan proses produksi, dan pengemasan dapat dikelompokkan dalam bidang produksi. Pembagian kerja disebabkan karena seseorang mempunyai kemampuan terbatas untuk melakukan segala macam pekerjaan. Oleh karena itu pembagian kerja berarti bahwa kegiatankegiatan dalam melakukan pekerjaan harus ditentukan dan dikelompokkan agar lebih efektif dalam pencapaian tujuan organisasi. Dengan adanya pembagian kerja dapat menjadikan orang bertambah ketrampilannya dalam menangani tugas, karena tugasnya itu merupakan bidang tertentu saja. Pembagian kerja yang baik merupakan kunci bagi penyelenggaraan kerja terutama dalam memberikan jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan efisien kerjanya. Sebaliknya jika pembagian kerja itu dilakukan dengan ceroboh, artinya tidak menyesuaikan kemampuan seseorang dengan bidang pekerjaannya, maka ia akan berpengaruh tidak baik bahkan dapat menimbulkan kegagalan dalam melakukan pekerjaannya. Dengan demikian pembagian kerja perlu dilaksanakan secara seksama dengan penuh pertimbangan. Tanpa adanya pembagian kerja, mereka akan bekerja menurut kemauan sendiri-sendiri tanpa menghiraukan tujuan organisasi, oleh karena itu dalam organisasi adanya pembagian kerja yang baik dapat memberikan penjelasan bagi para karyawan untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik, sesuai dengan beban kerja yang menjadi tanggung jawabnya (Siswanto,1989). Hal ini berarti dalam pembagian kerja harus ada penyesuaian antara kemampuan dan jenis pekerjaan yang akan ditangani, disamping itu disertai oleh prosedur dan disiplin kerja yang mudah dipahami oleh para pekerja yang bersangkutan. Manfaat pembagian kerja adalah agar supaya pekerjaan terselenggara dengan baik sesuai rencana dan dapat diketahui dengan jelas tujuan suatu organisasi, pegawai atau karyawan yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pekerjaan tersebut (Wibowo, 2007). Sedangkan menurut Daft (2006) manfaat pembagian kerja adalah: a) Memudahkan bagi seseorang untuk melaksanakan tugas pekerjaannya tanpa nunggu perintah atau komando. b) Diketahui dengan jelas wewenang dan tanggung jawab dari pekerjaan itu. c) Tidak meragukan dalam pemberian tugas atau pelaksanaan pekerjaan. d) Memudahkan dalam pengawasan e) Tidak terjadinya simpang siur atau benturan dalam pelaksanaan pekerjaan. f) Menjadi dasar pertimbangan dalam penentuan kebutuhan pendidikan. Adapun alasan diadakan pembagian kerja adalah bahwa seseorang tidak akan melakukan semua pekerjaan yang ada di dalam organisasi seorang diri tanpa bantuan orang lain. Alasan-alasan tentang pentingnya Pembagian tenaga kerja antara lain: 1. Karena orang berbeda dalam pembawaan, kemampuan, kecakapan dan mencapai ketangkasan yang besar dengan spesialisasi. 2. Karena orang yang sama tidak dapat dapat berada di dua tempat pada saat yang sama. 3. Karena seorang tidak dapat mengerjakan dua hal pada saat yang sama. 4
4. Karena bidang pengetahuan dan keahlian bigitu luas, sehingga dalam rentang hidup tidak mungkin dapat mengetahui lebih banyak dari pada sebahagian kecil dari padanya (Hariandja, 2002). Dengan adanya pembagian kerja maka pegawai atau karyawan dituntut tanggung jawabnya didalam penyelesaian setiap tugas yang dibebankan kepadanya. Jenis pekerjaan yang beraneka ragam yang merupakan hal yang sudah biasa didalam organisasi yang mempunyai tujuan yang jelas. Spesialisasi pekerjaan diperlukan karena dalam pembagian kerja terjadi pembagian fungsi-fungsi dimana setiap fungsi tersebut memerlukan keahlian khusus untuk menyelesaikan setiap pekerjaan.
2. Wewenang Karyawan Menurut Daft (2006: 5) wewenang karyawan merupakan hak yang formal dan sah dari seorang manager untuk mengambil keputusan, mengeluarkan perintah, dan mengalokasikan sumber daya agar tercapai hasil yang diharapkan organisasi. Setiap karyawan dilengkapi dengan wewenang untuk melakukan pekerjaan dan setiap wewenang melekat atau diikuti pertanggungjawaban. Wewenang dan tanggung jawab harus seimbang. Setiap pekerjaan harus dapat memberikan pertanggungjawaban yang sesuai dengan wewenang. Oleh karena itu, makin kecil wewenang makin kecil pula pertanggungjawaban demikian pula sebaliknya. Wewenang Karyawan ditentukan oleh tiga kategori : 1. Wewenang berada pada posisi organisasi, bukan kepada orang. Seorang karyawan memiliki wewenang karena posisi yang mereka pegang, dan orang lain yang berada di posisi yang sama akan memiliki wewenang yang sama pula. 2. Wewenang diterima oleh karyawan. Walaupun wewenang mengalir dari atas ke bawah di hierarki organisasi, karyawan mematuhi hal ini karena mereka percaya manager memiliki hak yang sah untuk mengeluarkan perintah. Teori akseptasi wewenang menyatakan bahwa seorang manager dapat mendelegasikan wewenang hanya jika para karyawannya memilih untuk menerima perintahnya. Jika karyawan menolak untuk patuh dengan alasan perintah tersebut di luar daerah penerimaan mereka, penyerahan wewenang dari manager hilang. 3. Wewenang mengalir ke bawah pada hierarki vertikal. Posisi di hierarki tingkat atas perusahaan menanamkan wewenang yang lebih formal dibandingkan dengan posisi di bawah. Tanggung jawab merupakan sisi lain dari koin wewenang. Tanggung jawab merupakan kewajiban seorang karyawan untuk melakukan tugas atau aktivitas yang diberikan kepadanya. Umumnya, karyawan diberikan wewenang setara dengan tanggung jawabnya. Jika karyawan diberikan tanggung jawab untuk hasil sebuah tugas namun hanya sedikit wewenang, pekerjaan itu mungkin dilakukan, tetapi sulit. Mereka bergantung pada
5
pendekatan dan keberuntungan. Jika karyawan memiliki wewenang lebih dari tanggung jawabnya, mereka justru akan menggunakan wewenang ke arah hasil yang ceroboh. Akuntabilitas merupakan mekanisme yang digunakan agar wewenang dan tanggung jawab berjalan selaras. Akuntabilitas berarti bahwa karyawan yang memiliki wewenang dan tanggung jawab harus melakukan pelaporan dan penjelasan mengenai tugas yang diberikan kepada atasan mereka. Karyawan harus menyadari bahwa mereka harus melakukan sebuah tugas dan menerima tanggung jawab serta wewenang untuk melakukannya. Konsep lain yang berkaitan dengan wewenang adalah delegasi. Delegasi merupakan proses yang digunakan manajer untuk memindahkan wewenang dan tanggung jawab ke posisi hierarki di bawah mereka. Dalam mendelegasikan wewenang, agar proses delegasi itu berjalan efektif, sedikitnya tiga hal harus diperhatikan yaitu (Manulang, 2006): 1. Delegasi wewenang adalah anak kembar siam dengan delegasi tugas, dan bila keduaduanya telah ada harus pula dibarengi dengan adanya pertanggungjawaban. Dengan kata lain, proses delegasi harus mencakup tiga unsur yaitu delegasi tugas, delegasi wewenang dan adanya pertanggungjawaban. 2. Wewenang yang di delegasikan harus diberikan kepada orang yang tepat, baik dilihat dari sudut kualifikasi maupun dari sudut fisik. 3. Mendelegasikan wewenang kepada seseorang, harus dibarengi dengan pemberian motivasi, 4. Pejabat yang mendelegasikan kekuasaan harus membimbing dan mengawasi orang yang menerima delegasi wewenang.
Menurut Stoner (2006) banyak dijumpai para pimpinan yang tampaknya enggan untuk melakukan pelimpahan wewenang dalam organisasi atau perusahan yang dipimpin, keengganan sementara pimpinan untuk melakukan pelimpahan wewenang pada karyawan dengan alasan sebagai berikut : 1. Perasaan yang tidak aman. Para manajer bertanggung jawab atas kegiatan bawahannya, dan membuat mereka enggan untuk mengambil resiko dan melimpahkan wewenang. 2. Manajer takut kehilangan kekuasaan bila bawahan teralu baik melaksanakan tugas. 3. Ketidakmampuan manajer. Sebagian manajer bisa sangat tak teratur atau tidak luwes dalam membuat perencanaan ke depan dan menentukan tugas mana yang harus dilimpahkan kepada siapa atau dalam menciptakan suatu system pengendalian atau selalu bisa memantau kegiatan bawahan. 4. Ketidakpercayaan kepada bawahan.
6
3. Produktivitas Kerja Menurut Arfida (2003:36) Produktivitas mengandung pengertian filosofis, definisi kerja dan operasional. Secara filosofis, produktifitas merupakan pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan. Keadaan hari ini harus lebih baik dari kemarin, dan mutu kehidupan besok harus lebih baik dari hari ini. Pandangan hidup dan sikap mental yang demikian akan mendorong manusia untuk tidak cepat merasa puas, tetapi terus mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan kerja. Secara definisi kerja, produktifitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai (keluaran) dengan keseluruhan sumber daya (masukan) yang dipergunakan per satuan waktu. Pengertian secara operasional mengandung makna peningkatan produktivitas yang dapat terwujud dalam empat bentuk , yaitu : a) Jumlah produksi yang sama dapat diperoleh dengan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit; b) Jumlah produksi yang lebih besar dapat dicapai dengan menggunakan sumber daya yang kurang; c) Jumlah produksi yang lebih besar dapat dicapai dengan menggunakan sumber daya yang sama; d) Jumlah produksi yang jauh lebih besar diperoleh dengan pertambahan sumber daya yang relatif lebih kecil. Dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja, perlu dikembangkan suatu penilaian terhadap tenaga kerja tersebut. Selain itu, produktivitas tenaga kerja dapat dipengaruhi oleh sikap kerja seperti, kesediaan untuk bekerja secara bergiliran (shift work), tingkat keterampilan, hubungan antara tenaga kerja dengan pimpinan. Produktivitas tenaga kerja merupakan aktivitas yang penting dalam organisasi, karena tenaga kerja membuat tata susunan yang efektif dalam suatu kelompok kerja dalam perusahaan (Hadi, 2005:41). Menurut pendapat Arfida (2003:40) Hubungan antara pengusaha dan karyawan juga mempengaruhi kegiatan yang dilakukan sehari-hari. Bagaimana pandangan pengusaha terhadap karyawan, sejauh mana hak-hak karyawan mendapat perhatian pengusaha, sejauh mana karyawan diikutsertakan dalam penentuan kebijaksanaan, merupakan faktor yang mempengaruhi partisipasi karyawan dalam keseluruhan proses produksi. Kemampuan manajemen menggunakan sumber-sumber secara maksimal dan menciptakan system kerja yang optimal, akan menentukan tinggi rendahnya produktivitas kerja karyawan. Peranan manajemen sangat strategis untuk peningkatan produktivitas, yaitu dengan mengkombinasikan dan mendayagunakan semua sarana produksi, menerapkan fungsi-fungsi manajemen, menciptakan system kerja dan pembagian kerja, menempatkan orang yang tepat pada pekerjaan yang tepat, serta menciptakan kondisi dan lingkungan kerja yang aman dan nyaman.
C. Kerangka Konsep Kerangka konsep dalam model penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut ini : 7
Pembagian Kerja (X1) Produktivitas kerja (Y)
Wewenang Karyawan (X2)
Gambar 2.1. Kerangka Konsep
D. Pengembangan Hipotesis H1 : Pembagian kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan. H2 : Wewenang karyawan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan.
III. Metode Penelitian A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Pembagian Kerja Pembagian Kerja adalah pengelompokan jenis-jenis pekerjaan yang mempunyai kesamaan dan persamaan kegiatan ke dalam satu kelompok bidang pekerjaan (Wibowo, 2007:40). Adapun indikator pembagian kerja dalam penelitian ini adalah : 1. Kemampuan karyawan menyelesaikan tugas 2. Kesesuaian pekerjaan dengan kemampuan karyawan 3. Volume pekerjaan 4. Kesesuaian Pekerjaan dengan Latar belakang pendidikan 5. Tingkat kenyamanan karyawan dengan pekerjaan Variabel Pembagian Kerja diukur menggunakan skala Likert, dengan nilai masingmasing : sangat setuju (skor 5), setuju (skor 4), kurang setuju (skor 3), tidak setuju (skor 2) dan sangat tidak setuju (skor 1).
2. Wewenang Karyawan Wewenang karyawan merupakan hak yang formal dan sah dari seorang manager kepada karyawan untuk mengambil keputusan, mengeluarkan perintah, dan mengalokasikan sumber daya agar tercapai hasil yang diharapkan organisasi (Daft, 2006:5). Adapun indikator wewenang karyawan dalam penelitian ini adalah : 1. Kebebasan dalam pengambilan keputusan 2. Wewenang untuk mengambil tindakan perbaikan 3. Fasilitas dan peraturan perusahaan 4. Tingkat pengendalian pekerjaan 5. Tingkat tanggung jawab 8
Variabel Wewenang karyawan diukur menggunakan skala Likert, dengan nilai masing-masing : sangat setuju (skor 5), setuju (skor 4), kurang setuju (skor 3), tidak setuju (skor 2) dan sangat tidak setuju (skor 1).
3. Produktivitas Kerja Produktifitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai (keluaran) dengan keseluruhan sumber daya (masukan) yang dipergunakan per satuan waktu (Arfida, 2003:36). Adapun indikator produktivitas kerja karyawan dalam penelitian ini adalah : 1. Kemampuan menyelesaikan tugas 2. Ketepatan waktu penyelesaian tugas 3. Kualitas pekerjaan 4. Beban Pekerjaan 5. Peningkatan mutu kerja Variabel Produktivitas Kerja diukur menggunakan skala Likert, dengan nilai masingmasing : sangat setuju (skor 5), setuju (skor 4), kurang setuju (skor 3), tidak setuju (skor 2) dan sangat tidak setuju (skor 1).
B. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Galangan Balikpapan Utama yang berjumlah 155 orang. Penentuan ukuran sampel dalam penelitian ini digunakan rumus Slovin (Sevilla, 1993), sehingga jumlah sampel yang didapat adalah 61 orang. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu simple random sampling. Teknik ini dipilih karena semua anggota populasi dianggap dan diperlakukan sama. Simple random sampling adalah cara pengambilan sampel yang tidak memilih-milih individu yang akan dijadikan sampel seluruh populasi diberi kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel.
C. Jenis dan Sumber Data Jenis data adalah data kuantitatif yaitu data yang bersifat terstruktur. Sumber data yang diambil dalam penelitian ini adalah Data Primer yaitu merupakan data yang belum diolah dan diperoleh secara langsung diambil dan dilihat dari sumbernya (Oei, 2010).
D. Metode Pengumpulan Data 1. Wawancara Wawancara langsung dengan pihak pimpinan PT. Galangan Balikpapan Utama terhadap catatan maupun laporan-laporan perusahaan guna memperoleh data sekunder yang mendukung penelitian ini, yaitu data mengenai jumlah karyawan (gambaran umum karyawan) PT. Galangan Balikpapan Utama. 9
2. Kuesioner Kuisioner yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan cara membuat daftar pertanyaan secara tertulis yang ditujukan pada obyek penelitian. hasilnya merupakan data tertulis yang didapat dari karyawan tanpa tekanan dari pihak lain. Dalam penelitian ini Kuisioner dibuat terstruktur dan tertutup dengan menggunakan Skala Likert yaitu : 1. Sangat setuju dengan skor :5 2. Setuju dengan skor :4 3. Ragu-ragu dengan skor :3 4. Tidak setuju dengan skor :2 5. Sangat tidak setuju dengan skor :1 Terstruktur dan tertutup artinya, semua pertanyaan yang diajukan kepada karyawan tertulis secara terperinci dalam kuesioner, ditanyakan langsung, dan setiap karyawan diberi kuesioner yang sama tanpa memuat pertanyaan mengenai identitas responden. Hal ini bertujuan agar karyawan merasa lebih bebas mengungkapkan pendapat, sebab ia merasa data pribadinya bukan untuk dilacak meskipun data ini akan diolah untuk tujuan penelitian. Skala Likert adalah jenis skala yang dikembangkan oleh Rensis Likert yang digunakan untuk mengukur tingkat persetujuan atau ketidak setujuan responden terhadap serangkaian pertanyaan yang mengukur suatu objek (Oei, 2010).
E. Analisis Data Untuk melakukan analisis dari hasil penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah: 1. Analisis Regresi Linier berganda. Analisis ini digunakan untuk menguji pengaruh antara Pembagian Kerja Dan Wewenang Karyawan Terhadap Produktivitas Kerja. Perhitungan akan dilakukan dengan bantuan program SPSS 18 for Windows. 2. Perhitungan koefisien korelasi ( R ) Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui kuatnya pengaruh antara variabel bebas dan tidak bebas. Semakin besar nilai r maka semakin tepat model regresi yang dipakai karena total variasi dapat menjelaskan variabel tidak bebas. Sebagai pedoman untuk memberikan interprestasi terhadap koefisien korelasi yang dihasilkan, digunakan tabel menurut Sugiyono (2009:231) yaitu sebagai berikut: Table 3.1. interprestasi koefisien korelasi
Interval Koefisien 0,000-0,199 0,200-0,399 0,400-0,599 0,600-0,799 0,800-1,000
Tingkat Hubungan Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2009:231)
10
3. Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi mencari seberapa besar variasi variabel independen dapat menjelaskan secara keseluruhan variasi variabel dependen. 4. Uji t Untuk menguji tingkat signifikansi dari masing-masing koefisien regresi yang diperoleh dari perhitungan, dilakukan uji t, dengan menggunakan derajat keyakinan tertentu, maka jika - Apabila t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak, berarti koefisien variabel adalah signifikan - Apabila t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima, berarti koefisien variabel adalah tidak signifikan Berdasarkan perhitungan t-hitung apabila t-hitung diperoleh lebih besar dari nilai t-tabel, berarti terdapat hubungan yang kuat antara variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya t test hasil hitungan lebih kecil dibanding nilai t tabel, maka tidak terdapat hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen.
IV. Analisis dan Pembahasan Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada PT.Galangan Balikpapan Utama didapatkan persamaan regresi linear berganda sebagai berikut : Y = 1,514 + 0,194 X1 + 0,412 X2 Berdasarkan persamaan regresi linear berganda diatas didapatkan hasil penelitian bahwa Pembagian Kerja dan Wewenang Karyawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Produktivitas Kerja dapat dilihat dari persamaan regresi linier berganda nilai variabel independent bertanda positif yang berarti variabel Pembagian Kerja (X1) dan Wewenang Karyawan (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT.Galangan Balikpapan Utama. Selanjutnya berdasarkan hasil perhitungan Standardized Coefficients menunjukkan bahwa variabel Wewenang Karyawan lebih dominan berpengaruh terhadap Produktivitas Kerja. Hal ini disebabkan karena nilai variabel Wewenang Karyawan sebesar 0,545 lebih besar daripada nilai Pembagian Kerja sebesar 0,229. Nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,701 atau 70,1 %. Hal ini berarti terdapat hubungan yang kuat antara variabel Pembagian Kerja (X1), dan Wewenang Karyawan (X2), terhadap variabel Produktivitas Kerja karena berada diinterval koefisien 0,600-0,799. Kemudian koefisien determinasi sebesar 49,20% Yang mempunyai arti bahwa variasi dari variabel Produktivitas Kerja dapat dijelaskan oleh variabel Pembagian Kerja dan Wewenang Karyawan, sedangkan 50,80 % lainnya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam variabel yang diteliti. 11
Secara keseluruhan melalui uji t diketahui thitung lebih besar daripada ttabel, pada level of significant 0,05 diperoleh thitung untuk variabel pembagian kerja (X1), sebesar 2,016 dan diketahui ttabel sebesar 1,67155 (Uji satu arah, pada kolom 4 dengan df 58), maka thitung > ttabel, dengan demikian variabel pembagian kerja (X1) terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap variabel produktivitas kerja (Y). Pada level of significant 0,05 diperoleh thitung untuk variabel wewenang karyawan (X2), sebesar 4,787 dan diketahui ttabel sebesar 1,67155 (Uji satu arah, pada kolom 4 dengan df 58), maka thitung > ttabel, dengan demikian variabel wewenang karyawan (X2) terbukti berpengaruh dominan dan signifikan terhadap variabel produktivitas kerja (Y). Pembagian kerja berpengaruh positif secara signifikan terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT Galangan Balikpapan Utama hasil penelitian tersebut diperkuat dari hasil riset kepustakaan dan penelitian dilapangan berupa observasi, dokumentasi dan dukungan dengan berbagai kuesioner dari jawaban responden mengenai kemampuan menyelesaikan tugas dengan baik, Pekerjaan sesuai dengan kemampuan, Banyaknya volume pekerjaan sesuai dengan kemampuan, Pekerjaan sesuai dengan latar belakang pendidikan, karyawan merasa nyaman dengan pekerjaan, dari jawaban responden yang mengisi kuesioner sebagian besar menyatakan bahwa karyawan PT Galangan Balikpapan Utama mempunyai produktivitas kerja yang baik. Dengan demikian penelitian ini memperkuat pendapat dari Stoner (2006) yang menyatakan bahwa semakin baik pembagian pekerjaan maka semakin baik pula atau semakin tinggi tingkat produktivitas untuk mengembangkan perusahaan tersebut. Wewenang karyawan berpengaruh dominan dan signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan PT Galangan Balikpapan Utama, yang mana diperkuat dari hasil riset kepustakaan dan penelitian dilapangan berupa observasi didukung dengan hasil kuesioner dari jawaban responden mengenai izin untuk melakukan apapun guna menghasilkan pekerjaan yang berkualitas tinggi, wewenang untuk mengambil tindakan perbaikan sendiri saat masalah terjadi, keharusan mengikuti banyak birokrasi dan aturan yang ketat jika melakukan perubahan di perusahaan, karyawan memiliki kendali sendiri terhadap pekerjaan yang dijalankan, dan banyaknya tanggung jawab dalam pekerjaan, dari jawaban responden yang mengisi kuesioner sebagian besar menyatakan karyawan pada PT Galangan Balikpapan Utama mempunyai produktivitas kerja yang baik dengan wewenang karyawan yang dijalankan dengan baik sehingga dapat mendukung optimalisasi produktivitas kerja mereka. Dengan demikian penelitian ini mendukung pendapat Manullang (2006) yang menyatakan bahwa setiap karyawan harus memiliki wewenang yang perlu agar karyawan tersebut dapat melaksanakan tugasnya sebaik – baiknya.
V. Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Nilai yang didapatkan dari hasil regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabelvariabel Pembagian Kerja (X1) mempunyai pengaruh positif terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT Galangan Balikpapan Utama. Artinya, setiap kenaikan variabel 12
tersebut akan menaikkan variabel produktivitas kerja (Y). Sedangkan Wewenang Karyawan (X2) juga mempunyai pengaruh positif terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT Galangan Balikpapan Utama. Artinya, setiap kenaikan variabel tersebut akan menaikkan kinerja (Y). 2. Dari nilai R yang telah diketahui dapat diinterpretasikan bahwa variabel Pembagian Kerja (X1) dan Wewenang Karyawan (X2) memiliki pengaruh yang kuat terhadap variabel produktivitas kerja (Y). 3. Berdasarkan hasil uji t kedua variabel yang diteliti dapat dilihat bahwa variabel yang memberikan pengaruh paling dominan terhadap produktivitas kerja karyawan adalah Wewenang Karyawan (X2). Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan nilai thitung lebih besar dari ttabel. Hal ini berarti bahwa variabel Wewenang Karyawan lebih dominan mempengaruhi produktivitas kerja karyawan dibandingkan dengan variabel Pembagian Kerja.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang diambil, maka saran-saran yang dapat diberikan penulis adalah sebagai berikut : 1. Pembagian kerja dan Wewenang karyawan, berdasarkan hasil penelitian ini ternyata memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan produktivitas karyawan. Oleh sebab itu sangat diharapkan kepada pihak atasan PT Galangan Balikpapan Utama untuk melaksanakan pembagian kerja dan pemberian wewenang secara terencana, pembagian kerja dan pemberian wewenang yang dilakukan harus mempertimbangkan kemampuan dan keterampilan karyawan dengan pekerjaan yang akan diberikan sangat perlu agar karyawan tersebut dapat bekerja dengan baik. 2. Dimensi-dimensi yang termasuk dalam variabel pembagian kerja dan wewenang karyawan masih dapat dikembangkan lagi. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat lebih mengembangkan lagi indikator-indikator dalam variabel pembagian kerja dan wewenang karyawan yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Arfida. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia, Cetakan Pertama. Ghalia Indonesia. Jakarta. Daft, Richard L. 2006. Manajement, 6th Edition. Angelica, Diana. (terjemahan). Manajemen. Salemba Empat. Jakarta. Dewi, Tri Silawati. 2005. Pengaruh Pembagian Kerja terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi PT. Dupantex Kabupaten Pekalongan. Skripsi tidak diterbitkan. Pekalongan : Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. Gomes, E. Faustino. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Andi Offset. Yogyakarta. Hadi, Soesastro. 2005. Pemikiran dan Permasalahan ekonomi di Indonesia dalam Setengah Abad Terakhir, Cetakan Pertama. Kanicius. Yogyakarta. Handoko, T Hani. 2003. Manajemen. BPFE Yogyakarta, Yogyakarta. Hariandja, Marihot. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia: Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian dan Peningkatan Produktivitas Pegawai, Cetakan Pertama. Grasindo. Jakarta. Hasibuan, Malayu S.P. 2007. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, Edisi Revisi. Bumi Aksara. Jakarta. Kartika, Lili. 2007. Hubungan Pembagian Kerja Dan Wewenang Karyawan Terhadap Prestasi Kerja Pada Bank Bukopin Cabang Palembang Tahun 2007. Skripsi tidak diterbitkan. Palembang : Fakultas Ekonomi Universitas Kader Bangsa Palembang. Kurniawan, Saiful. 2006. Pengaruh Penempatan Karyawan Terhadap Prestasi Kerja Bagian Produksi Di Perusahaan Meubel PT. Octa Persada Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang : Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. Mangkuprawira, Sjafri dan Aida Vitayala H. 2007. Manajemen Mutu Sumber Daya Manusia, Cetakan Pertama. Ghalia Indonesia. Bogor. Manullang, Manginar. 2006. Dasar-Dasar Manajemen. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Nitisemito, Alex. 2002. Manajemen suatu Dasar Pengantar. Ghalia Indonesia. Jakarta 14
Oei, Istijanto. 2010. Riset Sumber Daya Manusia, Cetakan Keempat. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Riduwan dan Sunarto. 2009. Pengantar Statistika untuk Penelitian : Pendidikan, Sosial, Komunikasi, Ekonomi, dan Bisnis, Cetakan Kedua. Alfabeta. Bandung. Sevilla, Consuelo G.et.al. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Alimuddin, Tuwu. (terjemahan). Universitas Indonesia. Jakarta. Siswanto, Bedjo. 1989. Manajemen Tenaga Kerja. Sinar Baru. Bandung. Stoner, James A.F & R.E Freeman. 2006. Manajemen, Cetakan Kelima. Intermedia. Jakarta. Sugiyono. 2009. Statistika untuk penelitian, Alfabeta. Bandung. Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2007. Manajemen Publik, Cetakan Kedua. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. Wibowo, Singgih. 2007. Petunjuk Mendirikan Perusahaan Kecil, Edisi Revisi. Niaga Swadaya. Jakarta.
15