PENGARUH PELATIHAN LARI INTERVAL DAN HOLLOW SPRINT TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU I Wayan Dody Sutiawan Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja Jln Udayana Singaraja - Bali email:
[email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan lari interval dan hollow sprint terhadap kapasitas vital paru. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan rancangan penelitian adalah “The Non-randomized Control Group Pretes-Posttest Design”. Subjek penelitian ini adalah siswa peserta ekstrakurikuler sepak bola SMP Sila Candra Batubulan sebanyak 45 orang. Kapasitas vital paru diukur dengan alat spirometer. Data dianalisis dengan uji-t independent, uji anava satu jalur, dan uji lanjut (LSD) pada taraf signifikansi 0,05 dengan bantuan program SPSS 16,0. Berdasarkan hasil uji-t independent variabel kapasitas vital paru untuk kelompok pelatihan lari interval dan kelompok pelatihan hollow sprint sama-sama memperoleh signifikansi 0,000. Hasil uji anava satu jalur dari kedua data kelompok pelatihan tersebut diperoleh nilai signifikansi 0,000 sehingga dilakukan uji pembanding. Berdasarkan hasil uji LSD diperoleh mean difference data kelompok pelatihan lari interval lebih baik dibandingkan kelompok pelatihan hollow sprint. Dari hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pelatihan lari interval dan pelatihan hollow sprint berpengaruh terhadap peningkatan kapasitas vital paru, dimana pelatihan lari interval berpengaruh lebih signifikan terhadap peningkatan kapasitas vital paru pada siswa peserta ekstrakurikuler sepak bola SMP Sila Candra Batubulan tahun pelajaran 2012/2013. Abstract: This research aimed to determine the effect of interval training and hollow sprint run to lung vital capacity. This research was quasi-experimental with "The Non-randomized control group pretest-posttest design". The subjects were the participants of extracurricular student football junior high school of Sila Candra Batubulan amounting 45 people. Lung vital capacity was measured by a spirometer. Data were analyzed by independent t-test, one way anova and further test (LSD) at the 0.05 significance level with SPSS 16.0. Based on independent t-test results of lung vital capacity variable for interval run training group and hollow sprint training group shared the significance of 0.000. one way anova test results of the two data paths from the training group significance value of 0.000 so the comparison test. Based on the test results obtained LSD mean difference of data interval run training group better than hollow sprint training group. From the results of the data analysis and discussion, it can be concluded that the interval run training and hollow sprint training effect on lung vital capacity, which interval run training is more significant effect on the increase of lung vital capacity of extracurricular football student participants junior high school of Sila Candra Batubulan academic year 2012/2013 . Key word: interval run, hollow sprint, lung vital capacity
1
Olahraga merupakan suatu kegiatan
mengalami penurunan prestasi. Hal
fisik yang bersifat kompetitif berupa
ini dapat dilihat dari kurangnya
perjuangan tim maupun diri sendiri.
prestasi
Satu dari sekian banyak olahraga
kejuaraan sepak bola antar SMP se-
yang bersifat kompetitif adalah sepak
Kabupaten Gianyar yang pernah
bola. Sepak bola adalah cabang
diikuti
olahraga permainan beregu atau tim.
Batubulan yaitu pada PORSENIJAR.
Meskipun merupakan olahraga yang
Dari hasil pengamatan dan observasi
sederhana,
langsung
permainan
ini
yang
oleh
diperoleh
SMP
Sila
peneliti,
dalam
Candra
menurunnya
membutuhkan kondisi fisik yang
prestasi sepak bola di SMP Sila
baik karena pertandingan sepak bola
Candra Batubulan karena beberapa
merupakan
faktor,
pertandingan
yang
satu
diantaranya
adalah
melelahkan dengan dibatasi oleh
masalah daya tahan pemain yang
waktu (2 x 45 menit) (Subardi dan
dalam hal ini adalah kapasitas vital
Setyawan, 2007).
paru yang dimiliki para pemain.
Kapasitas vital paru merupakan
Terkait hal di atas, maka akan
satu dari 10 unsur kondisi fisik yang
ditawarkan suatu bentuk pelatihan
sangat
olahraga
untuk melatih kapasitas vital paru.
sepak bola. Kapasitas vital paru sama
Menurut Boy Indrayana interval
dengan
volume
training
volume
peningkatan daya tahan. Sedangkan
cadangan ekspirasi adalah jumlah
menurut Said menyatakan hollow
udara
dapat
sprint selain berpengaruh terhadap
dikeluarkan seseorang dari paru-paru
kecepatan juga berpengaruh terhadap
setelah terlebih dahulu mengisi paru-
peningkatan daya tahan. Maka dari
paru
dan
itu, peneliti mencoba menawarkan
kemudian mengeluarkan sebanyak-
bentuk pelatihan lari interval dan
banyaknya
10).
hollow sprint yang kiranya nanti
olahraga
dapat berkontribusi terhadap daya
berperan
dalam
volume
cadangan
tidal,
inspirasi,
maksimum
secara
yang
maksimum
(Wiarto,
Perkembangan
dan
2013:
prestasi
berpengaruh
sepak bola di SMP Sila Candra
tahan
Batubulan beberapa tahun terakhir
kapasitas vital paru. Lari interval
2
yang
dimiliki
terhadap
khususnya
adalah latihan atau sistem latihan lari
yang akurat agar tercapai tujuan yang
yang
diharapkan.
diselingi
interval-interval
berupa masa istirahat, misalnya lari;
Bertolak dari latar belakang di
latihan – istirahat – latihan – istirahat
atas, maka peneliti coba menerapkan
– latihan, dan seterusnya (Yoda,
metode pelatihan lari interval dan
2006: 7). Hollow sprint adalah suatu
hollow sprint pada siswa peserta
bentuk latihan lari cepat (sprint)
ekstrakurikuler sepak bola SMP Sila
yang dilakukan dengan: lari secepat-
Candra Batubulan yang nantinya
cepatnya
pelan
dapat memberikan kontribusi pada
secepat-cepatnya
kapasitas vital paru dalam cabang
(sprint), jalan dan diulangi sesuai
olahraga sepak bola bagi siswa
dengan kebutuhan (Kanca, 1990: 47).
peserta ekstrakurikuler sepak bola
Menurut Said (2008: 4) menyatakan
SMP Sila Candra Batubulan Tahun
hollow sprint adalah suatu model
Pelajaran 2012/2013.
(sprint),
(jogging),
lari
lari
latihan perpaduan antara
latihan METODE PENELITIAN
interval sprint dan latihan biasa yang
Jenis
pelaksanaannya dilakukan dengan
penelitian
ini adalah
selang-seling. Keunggulan pelatihan
eksperimental
lari interval dan hollow sprint dengan
experimental).
pelatihan yang lainnya adalah (1)
digunakan
gerakan dari pelatihan ini tidak
adalah
“The
Non-Randomized
terlalu
susah,
(2)
Control
Group
Pretest
cidera
yang
ditimbulkan
kemungkinan
semu
(quasi
Rancangan
dalam
yang
penelitian
ini
Posttest
Design” (Kanca, 2010: 94).
dari
pelatihan ini sangat kecil karena
Subjek dalam penelitian ini
dilaksanakan di tempat yang datar
adalah siswa peserta ekstrakurikuler
atau rata, (3) pelatihan ini lebih
sepak
efektif untuk melatih kapasitas vital
Batubulan yang berjumlah 45 orang.
paru. Dalam pelatihan kapasitas vital
Penelitian
paru program pelatihan harus dapat
minggu atau 12 kali pelatihan dengan
dilakukan secara cermat, sistematis,
frekuensi 3 kali dalam seminggu.
teratur, selalu meningkat, mengikuti
bola
SMP
dilakukan
Sila
Candra
selama
4
Pengumpulan data penelitian
prinsip-prinsip serta metode latihan
ini
3
diperoleh
dari
pengukuran
variabel defendent yaitu kapasitas
penelitian
vital paru. Data-data tersebut berupa
lilliefors dengan bantuan SPSS 16.0
data tes awal (pretest) dan tes akhir
pada taraf signifikansi () 0,05.
(posttest)
masing-masing
Kriteria pengambilan keputusannya
kelompok yaitu kelompok kontrol
yaitu jika signifikansi yang diperoleh
dan kelompok perlakuan. Insterumen
>,
yang digunakan dalam penelitian ini
populasi yang berdistribusi normal.
untuk tes kapasitas vital paru adalah
Sebaliknya, jika signifikansi yang
spirometer reliabilitas tes adalah
diperoleh <, maka sampel bukan
0,70.
berasal
pada
ini
maka
sampel
dari
berdistribusi
Uji hipotesis terdapat pengaruh
menggunakan
berasal
populasi normal
uji
dari
yang
(Candiasa,
2004: 8).
pelatihan lari interval dan hollow
Dari hasil uji normalitas data
sprint terhadap kapasitas vital paru, menggunakan uji inferensial dengan
yang
uji-t independent dan uji anava satu
diperoleh seluruh nilai signifikansi
jalur
serta
uji
difference
least
uji
lilliefors
0,200 > 0,05, sehingga data yang
significant
(LSD)
menggunakan
diuji
dengan
merupakan
data
yang
berdistribusi normal.
menggunakan bantuan SPSS 16,0
Selanjutnya
pada taraf signifikansi α = 0,05.
dilakukan
uji
homogenitas dengan menggunakan uji
levene.
Uji
homogenitas
HASIL DAN PEMBAHASAN
dimaksudkan untuk memperlihatkan
Hasil
bahwa dua atau lebih kelompok data Sebelum
menguji
hipotesis
sampel berasal dari populasi yang
penelitian, dilakukan uji prasyarat
memiliki
terhadap sebaran data yang meliputi
(Candiasa, 2004: 8). Uji homogenitas
uji normalitas dan uji homogenitas.
dalam penelitian ini menggunakan
Uji normalitas dimaksudkan untuk
uji levene dengan bantuan SPSS 16.0
memperlihatkan bahwa data sampel
pada taraf signifikansi () 0,05.
berasal
dari
berdistribusi
populasi normal
yang
Kriteria
(Candiasa,
variansi
pengambilan
yang
sama
keputusan
yaitu jika nilai signifikansi yang
2004: 1). Uji normalitas dalam
diperoleh >, maka variansi setiap
4
sampel sama (homogen). Sedangkan,
Tabel 4.6 Hasil Uji-t Independent Data Kapasitas Vital Paru Equal variances assumed Sumber data Sig. (2t df tailed) Kapasitas Vital 13.01 28 .000 Paru 5
jika signifikansi yang diperoleh <, maka variansi setiap sampel tidak sama (tidak homogen) (Candiasa, 2004: 17). Dari hasil uji homogenitas diperoleh nilai signifikansi 0,737 > 0,05,
sehingga
data
Tabel 4.7 Hasil Uji-t Independent Data Kapasitas Vital Paru
yang diuji
berasal dari data yang homogen. Berdasarkan
uji
prasyarat
analisis data, diperoleh bahwa data normal
dan
homogen.
Sumber data
Setelah
diperoleh hasil dari uji prasyarat
Kapasitas Vital 9.176 Paru
analisis data, dilanjutkan dengan pengujian
hipotesis
Equal variances assumed Sig. (2t df tailed)
penelitian
Berdasarkan
28 hasil
.000 uji-t
dengan menggunakan uji parametrik.
independent
Pengujian
pengaruh
pelatihan lari interval dan hollow
pelatihan lari interval dan hollow
diperoleh nilai signifikansi 0,000
sprint terhadap kapasitas vital paru
lebih kecil dari nilai α (Sig < 0,05),
dilakukan dengan uji-t independent.
sehingga terhadap peningkatan yang
Kriteria
keputusan
signifikan
yaitu jika nilai signifikansi thitung<
diberikan.
hipotesis
pengambilan
untuk
dari
kelompok
perlakuan
yang
0,05 berarti terdapat peningkatan
Pengujian hipotesis terdapat
yang signifikan dari perlakuan yang
perbedaan pengaruh antara pelatihan
diberikan,
lari
sedangkan
jika
nilai
interval
dan
hollow
sprint
signifikansi thitung> 0,05 berarti tidak
terhadap peningkatan kapasitas vital
ada peningkatan yang signifikan dari
paru dengan menggunakan uji anava
perlakuan yang diberikan.
satu
jalur.
keputusan
Kriteria jika
pengambilan
nilai
signifikansi
anava lebih kecil α (sig anava < 0,05)
maka
pengaruh
5
terdapat dari
perbedaan
masing-masing
kelompok,
sedangkan
jika
nilai
perbedaan yang nyata dari masing-
signifikan anava lebih besar α (sig
masing kelompok (Candiasa, 2010:
anava > 0,05) maka tidak terdapat
115).
Tabel 4.8 Hasil Uji Anava Satu Jalur Kapasitas Vital Paru Kapasitas Vital Paru Sum of df Mean Square Squares Between Groups 5.350 2 2.675 Within Groups 1.316 42 .031 Total 6.666 44
F
Sig.
85.369
.000
Hasil uji anava satu jalur
pelatihan mana yang lebih baik
kapasitas vital paru diperoleh nilai
pengaruhnya terhadap peningkatan
Fhitung sebesar 85,369 dengan nilai
kapasitas
signifikansi sebesar 0,000. Nilai
mengetahui pelatihan mana yang
signifikansi 0,000 < 0,05, maka
lebih baik pengaruhnya terhadap
terdapat perbedaan pengaruh dari
peningkatan kapasitas vital paru
masing-masing kelompok.
dilakukan dengan cara membedakan
Karena pengaruh
terdapat
antara
perbedaan
pelatihhan
vital
paru.
Untuk
nilai terbesar pada mean difference
lari
atau perbedaan rata-rata. Sehingga
interval dan pelatihan hollow sprint
pelatihan
terhadap peningkatan kapasitas vital
terbesar merupakan pelatihan yang
paru, maka dilakukan uji lanjut atau
lebih baik pengaruhnya terhadap
uji pembanding
peningkatan kapasitas vital paru.
least significant
yang
mendapat
nilai
difference (LSD) untuk mengetahui Tabel 4.9 Hasil Uji LSD Data Kapasitas Vital Paru Kapasitas Vital Paru LSD (I) Kelompok
(J) Kelompok
Mean Std. Error Difference (I-J)
Sig.
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound
Lari Interval
Kontrol
.80667
.06464
.000
Hollow Sprint Lari Interval
.18667
.06464
.006
.0562
.3171
Kontrol
-.80667
.06464
.000
-.9371
-.6762
Hollow Sprint
-.62000
.06464
.000
-.7504
-.4896
Lari Interval
-.18667
.06464
.006
-.3171
-.0562
Kontrol
.62000
.06464
.000
.4896
.7504
Hollow Sprint
6
.6762
.9371
Dari hasil uji least significant
peningkatan beban secara progresif,
difference (LSD) kapasitas vital paru
tubuh
dapat dijelaskan bahwa pelatihan lari
merespon rangsangan yang diberikan
interval mempunyai pengaruh yang
melalui pelatihan tersebut dengan
lebih baik terhadap peningkatan
peningkatan
kapasitas
Meningkatnya
vital
paru
dari
pelatihan hollow sprint
pada sebesar
akan
beradaptasi
pada
untuk
volume volume
tidal. tidal
merupakan hasil pemakaian volume
0,18667.
cadangan
inspirasi
dan
volume
cadangan ekspirasi, tetapi lebih besar kemungkinannya pada pemakaian
Pembahasan Hasil analisis uji-t independent
volume cadangan inspirasi dari pada
dan uji anava satu jalur serta uji least
cadangan
ekspirasi.
significant difference (LSD) yang
volume tidal maka pernapasan akan
sudah dibahas diatas menunjukkan
menjadi
bahwa terdapat peningkatan yang
pernapasan yang lebih dalam maka
signifikan dan perbedaan pengaruh
tekanan udara dalam paru akan
dari masing-masing kelompok serta
meningkat,
pelatihan lari interval mempunyai
(pertukaran gas) antara O2 dan CO2
pengaruh lebih signifikan terhadap
juga akan meningkat. Meningkatnya
peningkatan kapasitas vital paru dari
volume
pada pelatihan hollow sprint.
pernapasan yang meningkat, maka
lebih
Peningkatan
dalam.
sehingga
tidal
disertai
Dengan
difusi
frekuensi
Peningkatan yang terjadi antara
ventilasi (udara yang masuk selama
pelatihan lari interval dan hollow
satu menit) juga akan meningkat.
sprint disebabkan oleh terjadinya
Semakin tinggi intensitas latihan
peningkatan
tubuh
maka frekuensi pernapasan juga akan
termasuk peningkatan kekuatan otot.
semakin tinggi, sehingga ventilasi
Peningkatan
kekuatan otot
juga akan semakin tinggi. Sehingga
tubuh akan meningkatkan kekuatan
dengan peningkatan volume tidal
otot pernapasan akan menjadi lebih
tersebut
besar. Setelah melakukan proses
terjadinya
pelatihan dalam waktu tertentu dan
kapasitas vital paru yang dimiliki.
performa
pada
dilakukan secara berulang dengan 7
akan
menyebabkan
peningkatan
pada
Peninjauan lebih lanjut terkait
saat proses pelatihan volume tidal
keunggulan pelatihan lari interval
akan mengalami meningkat, atau
dari pada pelatihan hollow sprint
pernapasan menjadi lebih dalam.
dikarenakan pelatihan lari interval
Dengan pernapasan yang lebih dalam
gerakannya melakukan lari cepat
maka tekanan udara dalam paru akan
sejauh 50 meter, sedangkan pelatihan
meningkat,
hollow sprint melakukan lari cepat
(pertukaran gas) antara O2 dan CO2
sejauh 30 meter, dilanjutkan jogging
juga akan meningkat. Meningkatnya
sejauh 30 meter, dan kembali lari
volume
cepat sejauh 30 meter. Sehingga
pernapasan yang meningkat maka
stress pada otot pelatihan lari interval
ventilasi (udara yang masuk selama
menjadi lebih lama dan tinggi karena
satu menit) juga akan meningkat.
jarak tempuh lari cepat (sprint) yang
Semakin tinggi intensitas pelatihan,
lebih panjang. Meskipun lintasan
frekuensi
pelatihan
lebih
semakin tinggi, sehingga ventilasi
panjang, tetapi karena terdapat fase
juga akan semakin tinggi. Dari
jogging disetiap satu repetisinya
proses
sehingga stress pada otot saat lari
pelatihan yang diterima maka akan
cepat menjadi lebih sebentar dan
menyebabkan peningkatan volume
pada fase jogging bisa mengatur
paru-paru dan semakin tingginya
napas sehingga bisa mengurangi
kualitas
terjadinya adaptasi otot terhadap
Sehingganya pelatihan lari interval
penumpukan asam laktat. Karena
memiliki
adaptasi tubuh terhadap pelatihan
dibandingkan pelatihan hollow sprint
tersebut mengakibatkan perbaikan
terhadap kapasitas vital paru.
pada
hollow
sprint
pengaturan
Perbaikan
ini
sehingga
tidal
disertai
pernapasan
adaptasi
pertukaran
pengaruh
difusi
frekuensi
juga
tubuh
gas
akan
akibat
(difusi).
lebih
baik
pernapasan.
terjadi
karena
SIMPULAN
menurunnya kadar asam laktat darah,
Berdasarkan hasil analisis data
yang seimbang dengan pengurangan
dan
penggunaan oksigen oleh jaringan
penelitian ini dapat disimpulkan
tubuh karena proses adaptasi tubuh
sebagai berikut, yaitu (1) pelatihan
akibat pelatihan yang diterima. Pada
lari
8
pembahasan
interval
dan
maka
dalam
hollow sprint
berpengaruh terhadap peningkatan
kondisi fisik agar kondisi fisik tetap
kapasitas vital paru pada siswa
optimal.
peserta ekstrakurikuler sepak bola DAFTAR RUJUKAN
SMP Sila Candra Batubulan tahun
Candiasa, I Made. 2004. Statistik Multivariat Disertai Aplikasi dengan SPSS. Singaraja: Unit Penerbitan IKIP Negeri Singaraja.
pelajaran 2012/2013, (2) terdapat perbedaan pengaruh antara pelatihan lari
interval
dan
hollow
sprint
terhadap kapasitas vital paru, dan
------- . 2010. Statistik Univariat dan Bivariat Disertai Aplikasi SPSS. Singaraja: Unit Penerbitan Universitas Pendidikan Ganesha.
pelatihan lari interval berpengaruh lebih
signifikan
terhadap
peningkatan kapasitas vital paru pada siswa peserta ekstrakurikuler sepak bola SMP Sila Candra Batubulan tahun pelajaran 2012/2013. Berdasarkan hasil penelitian ini, hal-hal yang dapat disarankan adalah sebagai berikut, yaitu (1) bagi pembina olahraga, pelatih olahraga, guru penjasorkes dan atlet serta pelaku olahraga lainya disarankan dapat menggunakan pelatihan lari interval dan hollow sprint sebagai salah
satu
latihan
dalam
meningkatkan kapasitas vital paru, (2) bagi peneliti lain yang ingin melakukan disarankan
penelitian untuk
sejenis
menggunakan
variabel dan sampel penelitian yang berbeda, (3) bagi para atlet maupun siswa disekolah hendaknya rutin melakukan olahraga atau latihan
9
Indrayana, Boy. 2012. “Perbedaan Pengaruh Latihan Interval Training dan Fartlek Terhadap Daya Tahan Kardiovaskuler Pada Atlet Junior Putra Teakwondo Wild Club Medan 2006/2007”. Cerdas Sifa, Edisi No. 1, (hlm 1 – 10). Kanca, I Nyoman. 1990. Pengaruh Latihan Acceleration Sprint dan Latihan Hallow Sprint Terhadap Power dan Speed. (tesis). Surabaya: Universitas Airlangga. -------. 2010. Buku Ajar Metode Penelitian Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Singaraja: Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Said, Hariadi. 2008. “Peran Interval Sprint, Akselerasi Sprint, Hollow Sprint Terhadap Peningkatan Kecepatan Siswa Sekolah Sepak Bola Gorontalo”. Inovasi, Volume 5, Nomor 1 (hlm. 1-8). Subardi, H dan Andri Setyawan.2007.OLAHRAGA KEGEMARANKU SEPAK BOLA.Klaten:PT Intan Pariwara.Wiarto, Giri. 2013. Fisiologi dan Olahraga: Yogyakarta: Graha Ilmu. Yoda, I Ketut. 2006. Buku Ajar Peningkatan Kondisi Fisik. (Tidak diterbitkan). Singaraja: IKIP Negeri Singaraja.
10