PENGARUH LATIHAN HOLLOW SPRINT TERHADAP HASIL LARI SPRINT 50 METER PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 KOTA JAMBI RINGKASAN Atletik berasal dari bahasa Yunani, yaitu Athlon yang berarti berlomba atau bertanding. menambah istilah atletik dalam bahasa inggris mempunyai pengeagai cabang olahraga yang bersifat perlombaan dan pertandingan. Adapun nomor-nomor atletik yang diperlombakan yaitu Nomor Lompat terdiri dari Lompat Tinggi, Lompat Jauh, Lompat Jangkit, Lompat Tinggi Galah dan Nomor lari terdiri dari Lari 100 meter / Sprint dan Star Sprint, Lari 400 meter / Estafet, Lari 800 meter / Lari Gawang, Lari Marathon / Marathon serta Nomor Lempar terdiri dari Lempar Lembing, Tolak Peluru, Lempar Cakram. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hasil yang didapat dari penelitian mengenai, meningkatkan hasil lari sprint 50 meter melalui latihan hollow sprint pada siswa kelas VII SMP Negeri 6 Kota Jambi. Eksperimen penelitian dilakukan selama 6 minggu seminggu 3 kali pertemuan di SMP Negeri 6 Kota Jambi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen. Rancangan Penelitian yang digunakan adalah dengan pola “One group pree-test and post-test design”. Instrumen penelitian atau alat ukur yang digunakan diambil dengan teknik tes. Dalam penelitian ini pengukuran dilakukan dengan pengukuran lari 50 meter terhadap subyek penelitian yang dilakukan melalui tes awal dan tes akhir dari Latihan hollow sprint Berdasarkan uji perbedaan yang dilakukan terhadap hasil tes awal dan tes akhir dengan uji Normalitas, homogenitas dan uji Hipotesis. Dari Hasil uji normalitas didapat L hitung < L tabel yaitu pada pre test dan pos test sebesar 0.9545, -0.0054< 0,161, hasil dari uji homogenitas varians menunjukkan bahwa F hitung < F tabel yaitu, 1,384< F tabel 3,33, sedangkan hasil uji hipotesis diperoleh nilai t = 11,3326 Sedangkan nilai ttabel = 1,7033 ternyata t yang diperoleh lebih besar dari t dalam tabel, yang berarti hipotesis nol ditolak sehingga H1 diterima. Dengan demikian bahwa terdapat Pengaruh latihan Hollow Sprint terhadap hasil lari 50 meter pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Kota Jambi Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat di simpulkan bahwa terdapat Pengaruh latihan Hollow Sprint terhadap hasil lari 50 meter pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Kota Jambi.
2
I.
PENDAHULUAN Atletik merupakan bentuk olahraga yang menjadi dasar dari setiap gerak
olahraga lain. Olahraga ini bergantung pada kelincahan dan kekuatan otot, yang merupakan kunci setiap gerak olahraga lainya. Dengan pembelajaran atletik berarti mempersiapkan dasar dari setiap olahraga, untuk proses kecabangan olahraga selanjutnya. Gerakan yang terdapat pada semua cabang olahraga, pada intinya merupakan gerakan dasar yang berasal dari gerakan pada olahraga atletik. Olahraga atletik merupakan kegiatan jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan yang dinamis dan harmonis seperti: jalan, lari, lompat dan lempar (Djumidar, 2001: 1.3) Lari sprint merupakan cabang olahraga prestasi yang sudah
dimuat
didalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dimulai dari tingkat sekolah dasar sampai jenjang perguruan tinggi, ini berarti pemerintah menginginkan lari sprint masuk kedalam dunia pendidikan yang bertujuan untuk mencari bibit atlit yang unggul. Pemerintah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan olahraga diangkat SD/SMP, maka digelar olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN). Seorang guru harus mempersiapkan siswanya untuk event olahraga pelajar yan bergengsi tersebut. O2SN atau Olimpiade Olahraga Siswa Nasional dengan tahap seeksi peserta yang panjang. Dimulai dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan akhirnya atlit-atlit muda Indonesia yang terpilih mewakili provinsinya masingmasing akan bertarung ditingkat Nasional intik memperebutkan medali dn yang memperoleh medali akan berpeluang besar untuk menjadi perwakilan Indonesia untuk mengikuti olimpiade olahraga internasional serta event-event internasional
3
lainnya. Untuk cabang atletik nomor lari sprint yang dilombakan adalah lari sprint 50 meter. Hal ini membuat penulis berpiki dan mencari jalan keluar dengan memberikan metode latihan hollow sprint yaitu latihan yang terdiri dari 2 sprint yang diselingi dengan periode kosong tersebut bisa diisi dengan jogging atau jalan. Tujuan akhir latihan ini adalah agar siswa mendapatkan hasil yang baik dan diatas rata-rata yang sudah ditentukan. Dengan memperhatikan uraian diatas maka penulis ingin meneliti yang berjudul “ Pengaruh latihan Hollow Sprint terhadap hasil lari 50 meter pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Kota Jambi” II.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Atletik Dalam bidang olahraga di kenal banyak sekali cabang olahraga, tetapi dari sekian banyak cabang olahraga tersebut secara garis besar dapat dikelompokan menjadi empat bagian yaitu: atletik, senam, beladiri, permainan. Dari ke empat cabang olahraga tersebut, atletik memegang peranan yang penting karena gerakan atletik merupakan gerakan dasar bagi cabang olahraga lainya. Semula, pertandingan atletik sangat sederhana dan primitif sebagian besar hanya terdiri dari perlombaan dan lintas alam. Akan tetapi lama kelamaan pertandingan lain ikut berkembang, kemudian aturan-aturan ketat mulai dipakai, dan atlit mulai menjalani latihan sesuai dengan apa yang dipertandingkan (McMane:1985:68). Adapun nomor-nomor atletik yang diperlombakan yaitu Nomor Lompat terdiri dari Lompat Tinggi, Lompat Jauh, Lompat Jangkit, Lompat Tinggi Galah
4
dan Nomor lari terdiri dari Lari 100 meter / Sprint dan Star Sprint, Lari 400 meter / Estafet, Lari 800 meter / Lari Gawang, Lari Marathon / Marathon serta Nomor Lempar terdiri dari Lempar Lembing, Tolak Peluru, Lempar Cakram. 2. Lari Sprint 50 meter Lari sprint adalah salah satu nomor lari dari cabang olahraga atletik. Dalam perlombaan lari sprint seorang sprinter yang baik membutuhkan reaksi yang cepat akselerasi yang baik dan jenis lari yang efisien (Carr,2000:13). Untuk mencapai hasil lari yang baik ada beberapa unsur yang harus diperhatikan yaitu : gerakan start, gerakan sprint, dan gerakan finish. Adapun lari sprint untuk usia dini sampai remaja menurut jaraknya terdiri dari : lari sprint 50 m, 80 m, lari sprint 100 m, sprint 100m, lari sprint 200 m, dan lari sprint 400 m (Carr, 2000:37). 3. Hollow Sprint Dalam cabang olahraga kecepatan merupakan komponen penting yang esensial. Kecepatan menjadi faktor penentu dalam cabang olahraga sprint. Perlu sebuah bentuk latihan yang membentuk kecepatan yang lebih baik. Menurut Suharno (1993:3) latihan adalah suatu proses penyempurnaan kualitas secara sadar untuk mencapai prestasi maksimal dengan diberi beban fisik dan mental secara teratur, terarah, bertahap, meningkat dan berulang-ulang waktunya.
Dalam penelitian ini latihan hollow sprint yang akan dibuat dengan jarak 150 meter keseluruhannya. Dengan lari cepat 30 meter kemudian 30 meter joging, begitu seterusnya sampai mencapai jarak 150 meter.
5
Sprint 30 M
Joging 30
Sprint 30
Joging 30
Sprint 30 M
150 meter Gambar 3. 1. Proses Hollow Sprint III.
METODOLOGI PENELITIAN
1. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian direncanakan dilakukan pada bulan Maret 2012 s.d April 2012. Penelitian dilaksanakan satu bulan 15 hari. Penelitian ini dilaksanakan di lapangan olahraga SMP Negeri 6 Kota Jambi. 2. Populasi dan Sampel populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas VII SMP Negeri 6 Kota Jambi yang terdiri dari 10 kelas yang berjumlah 165 Orang siswa Putra, Yang menjadi sample dalam penelitian ini adalah siswa Putra SMP Negeri 6 Kota Jambi, dengan jumlah siswa 30 orang. Dalam pengambilan sample ini mengunakan teknik sample purposive, yaitu teknik sampling yang digunakan peneliti jika meneliti jika memiliki pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pertimbangan samplenya (Mardalis, 2007:58). 3. Instrumen Penelitian. Instrumen artinya sarana peneliti berupa seperangkat tes untuk mengumpulkan data sebagai bahan pengolahan. Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil Lari Sprint 50 m adalah dengan cara tes melakukan Lari Sprint 50 m.
4. Tehnik Analisis Data Dari hipotesis yang diajukan, analisis data dilakukan dengan mengunakan uji-t dengan tujuan melihat hasil eksperimen latihan hollow sprint terhadap hasil lari sprint mengunakan pre-tes dan post test one group design. Mengunakan dua cara untuk memeriksa keabsahan sample yaitu: uji normalitas dan homogenitas (Arikunto, 2006:314). IV. PEMBAHASAN 1. Pembahasan Hasil Penelitian Data test awal kemampuan latihan Hollow sprint sampel rata-rata 9,97 simpangan baku 1,299, dengan nilai tertinggi 12 dan nilai terendah 7 serta rentang 5, Data test akhir diperoleh rata-rata 8,23 Simpangan baku 1,1043 . Nilai tertinggi 11 dan Nilai terendah 6 dengan rentang 5. 2. Uji Normalitas Uji normalitas yang digunakan adalah uji liliefors dengan kriteria data berdistribusi normal apabila Lo (l hitung) < L (nilai kritis liliefors ) α= (0,05). Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai Lo untuk data test awal dan tes terakhir lari sprint 50 meter sampel secara berurutan -0,0166, -0,0122, < L ( 0,05 : 30) Maka berdasarkan hasil analisis data ini dapat di jelaskan bahwa data test awal dan test akhir berdistribusi normal, 3 . Uji Homogenitas Varians Uji homogenitas varians yang digunakan adalah Uji F dikatakan homogen apabila F hitung < F tabel, berdasarkan analisis data diperoleh F hitung (1,384) < F tabel ( 3.33 ) maka berdasarkan hasil analisis dapat di jelaskan bahwa data bervariansi homogen.
7
4. Uji Hipotesis Hasil analisis yang diperoleh dari uji-t menunjukkan data sebagai berikut : T hitung 11,4501 dan t tabel
dengan d.b. n-1 (30-1 = 29) pada α 0,05 . (95%) untuk
melihat apakah hipotesis Ho atau hipotesis Ha yang diterima maka dibandingkan harga t hitung dengan harga t tabel. Perbandingan harga antara t hitung dan nilai presentil dari tabel distribusi - t, untuk taraf nyata α =0,05 dengan derajat kebebasan (d.b) = ( n-1 = 29) diperoleh t hitung (11,4501) > t tabel ( 1.6991 ). V . PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan analisis data, diketahui bahwa Terdapat peningkatan Hasil Lari Sprint 50 Meter melalui Latihan Hollow Sprint pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Kota Jambi, hal ini di buktikan dengan hasil uji normallitas yang normal, uji Harley yang hasilnya homogen dan uji T yang hasilnya signifikan dengan T hitung sebesar 11,4501. 2. Saran 1.
Bagi guru olahraga dalam melatih kemampuan lari sprint siswa hendaknya dapat lebih efektif dalam menerapkan latihan Hollow Sprint. Namun demikian hal ini perlu dibuktikan melalui penelitian lebih lanjut dan dalam jangka waktu relative yang lebih lama.
2.
Bagi peneliti yang hendak meneliti masalah ini lebih lanjut, agar kiranya dapat mempertimbangkan berbagai keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini, seperti jumlah sampel, jenis kelamin, dan lain-lain. Tujuannya adalah demi kemanfaatan hasil temuan yang diperoleh.
8
DAFTAR PUSTAKA Arikunto. S, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto. S, (2008). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Bellesteros, JM (1979). Pedoman Latihan Dasar Atletik. Jakarta: PASI. Djumidar (2001 ). Dasar-dasar Atletik. Jakarta: Universitas Terbuka. Gery. A. Carr. (2003). Atletik Untuk Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Harsono. (2003 : 308). Latihan Kondisi Fisik. Bandung: Angkasa. Jarver. jess, ( 2001). Belajardan bBerlatih Atletik. Bandung, Pionir Jaya. Mardalis, (2007). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Penelitian. Jakarta, Bumi Aksara. McMane, F. (2008 ). Dasar-Dasar Atletik. Bandung: Angkasa. Sajoto. M, (1995). Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang, Dahara Prize. Saputra, E, Nugraha. U, (2008). Physical Conditioning. Jambi, PORKES UNJA Saputra, Y (2009). Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam Departemen Agama RI Sidik, (2010). Mengajar dan Melatih Atletik, Bandung: Rosda. Soebroto, (1978). Tuntunan Mengajar Atletik Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Suharno, (1993). Metodologi Pelatihan. Yogyakarta FPOK IKIP www.suharno’s blog.com