PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU I Made Adi Merta Yoga Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia Email:
[email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh circuit training terhadap kelincahan dan kapasitas vital paru-paru. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan tengan rancangan the nonrandomized pretest posttes control groups design. Subjek penelitian ini adalah siswa putra peserta ektra kurikuler sepak bola SMP Negeri 4 Negara pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 50 orang. Kelincahan diukur dengan dogging run dan kapasitas vital paru-paru diukur dengan spirometer dan data dianalisis dengan uji-t independent pada tarap signifikansi (α) 0,05 dengan bantuan SPSS 16,0. Hasil analisis data menggunakan uji-t independent menunjukkan bahwa circuit training berpengaruh terhadap peningkatan kelincahan dan kapasitas vital paru-paru dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 untuk kelincahan dan 0,000 untuk kapasitas vital paruparu. Dari hasil analisis data dapat di simpulkan bahwa circuit training berpengaruh terhadap peningkatan kelincahan dan kapasitas vital paru-paru. Disarankan bagi pelaku olahraga (pembina, pelatih, guru olahraga dan atlet) untukmenggunakan circuit training sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan kelincahan dan kapasitas vital paru-paru. Abstract: This study aimed to determine the effect of circuit training on agility and the vital capacity of the lungs. This study was a quasi experiment study with nonrandomized pretest posttes control groups design. The subject of this study were 50 male participants of extracurricular football at SMP Negeri 4 Negara in academic year 2012/2013. Agility was measured by using dogging run, while the vital capacity of the lungs was measured by using spirometer and the data was analyzed by independent t-test with significance of (α) 0,05 by using SPPSS 16.0. The result of analysis data by using independent t-test showed that circuit training affected the improvement of agility and the vital capacity of the lungs with significance value for agility was 0.000 and 0.000 for the vital capacity of the lungs. From the result of analysis data could be concluded that circuit training affected the improvement of agility and the vital capacity of the lungs. It is suggested for the coach, teacher and athlete to use circuit training as one alternative in improving agility and the vital capacity of the lungs.
Kata Kunci : Circuit Training, Kelincahan, Kapasitas Vital Paru
1
Komponen biomotorik atau unsur
seseorang mempunyai kapasitas vital
biomotorik merupakan kemampuan
paru-paru yang bagus maka daya
dasar gerak pisik atau aktivitas fisik
tahan respirasi seseorang tersebut
dari tubuh manusia. Kemampuan
akan bagus pula. Pada umumnya
biomotorik
besar
segala bentuk metode pelatihan dapat
bersifat turunan atau genetik. Dalam
meningkatkan kapasitas vital paru-
ilmu
paru
ini
sebagian
keolahragaan
dikenal
10
namun
besar
kecilnya
komponen atau unsur biomotorik
peningkatan kapasitas vital paru-paru
yakni : kekuatan, daya tahan, daya
seseorang tergantung pada metode
ledak,
pelatihan
kecepatan,
ketepatan, reaksi,
kelincahan,
yang
digunakan
serta
kelentukan,
kecepatan
intensitas dan lama pelatihan yang
keseimbangan,
koordinasi
digunakan, yang melatar belakangi
(Nala, 2001: 1). Setiap manusia pada
peneliti
umumnya memiliki salah satu dari
kelincahan adalah karena kelincahan
komponen biomotorik tersebut yang
yang baik merupakan salah satu
paling
dapat
paktor yang menentukan seseorang
diandalkan. Salah satu contohnya
dapat bermain sepak bola dengan baik
kelincahan
pasti
dan benar, dengan kelincahan yang
mempunyai kelincahan yang berbeda
baik seseorang akan dengan mudah
dengan individu lainnya, begitu pula
melewati lawan baik itu pergerakan
dengan
dengan bola
dominan
setiap
untuk
individu
komponen
biomotorik
lainnya.
lebih
menekankan
pada
maupun pergerakan
tanpa bola. Begitu pula dengan
Olahraga sepak bola pada
kapasitas vital paru-paru, seseorang
umumnya harus memiliki kelincahan
dapat bermain sampai 2x45 menit itu
untuk berpindah posisi satu ke posisi
tergantung konsumsi oksigen yang
yang
harus
didapat. Semakin banyak paru-paru
mempunyai daya tahan respirasi
menampung oksigen maka daya tahan
yang bagus untuk bermain 2 x 45
respirasi orang tersebut akan bagus
menit. Daya tahan respirasi erat
pula.
lainnya
kaitannya
dan
juga
dengan kapasitas vital
Kelincahan
adalah
paru-paru. Kapasitas vital paru-paru
kesanggupan tubuh atau anggota
seseorang itu berbeda beda, apabila
gerak
tubuh
untuk
melakukan 3
perubahan posisi secepat mungkin
bila melihat perjalanan terdahulu tim
dalam
singkat
sepak bola SMP N 4 Negara selalu
(Juliantine, 2007: 3.20). Sedangkan
masuk ke babak pinal disetiap ajang
kapasitas
adalah
kompetisi
sepak
jumlah udara atau volume oksigen
porsenijar
maupun
yang dapat kita hirup dan kemudian
yang
kita hembuskan (Giri wiarto, 2012:
Terakhir kali tim sepak bola SMP N
9). Kapasitas vital paru-paru sangat
4 Negara masuk ke babak pinal yaitu
erat kaitannya dengan daya tahan
pada porsenijar tahun 2007 setelah
respirasi karena sistem pernafasan,
itu tim sepak bola SMP N 4 Negara
jantung, paru, dan pembuluh darah
seolah-olah
inilah yang ditingkatkan kemampuan
Pembiana
atau efisiensi kerjanya agar mampu
nampak
memasok oksigen ke otot untuk
prestasi anak didiknya yang terus
menghasilkan tenaga dan kemudian
menurun padahal pelatihan yang
mengeluarkan sisa hasil metabolisme
dilakukan
keluar
pelatihan terdahulu.
waktu
vital
yang
paru-paru
tubuh
misalnya
gas
karbondioksida dari otot keluar tubuh melalui paru-paru.
peneliti
melibatkan
baik
itu
pertandingan siswa
haus
SMP.
akan
juara.
ektrakurikuler
juga
kebingungan
hampir
terhadap
sama
Melihat
dengan
permasalahan
tersebut diatas bahwa metode circuit
Dari observasi awal yang dilakukan
bola
baik
secara
training menjadi solusi untuk dapat meningkatkan
kelincahan
dan
wawancara maupun secara langsung
kapasitas vital paru-paru seseorang.
pada peserta ektrakurikuler sepak
Menurut Juliantine (2007: 3.25),
bola SMP N 4 Negara ditemukan
circuit
beberapa permasalahn seperti, pada
pelatihan
setiap kejuaraan sepak bola antar
beban kerja yang dilakukan secara
sekolah maupun porsenijar yang
simultan dan terus menerus dengan
diikuti SMP N 4 Negara tidak pernah
diselingi istirahat pada pergantian
sekalipun mendapatkan juara dalam
jenis
kurun waktu 5 tahun ini, yaitu dari
Sedangkan
tahun 2008-2013 tidak satu pun
(2007: 62) circuit training adalah
penghargaan dapat di raih, padahal
pelatihan
training
adalah
dengan
beban
program
berbagai
kerja
menurut
dengan
jenis
tersebut. LANKOR
menggunakan 4
beberapa
pos
yang
sedemikan
rupa
sehingga
meningkatkan
dalam
pada jenis
menjadi
dapat
2011, 3) I Made Edi Septiawan
secara
tubuh
beban
circuit
disesuaikan
SMP N 4 Singaraja tahun pelajaran
kekuatan
menyeluruh Pemilihan
disusun
atlet.
pelatihan
training
dengan
tujuan
aspek
umum
(2012
:
xi)
pelatihan
dikatakan
circuit
bahwa
berpengaruh
terhadap kapasitas vital paru-paru
harus
dan
pelatihan
yang
pengaruh
circuit
lebih
baik
memiliki dari
pada
circuit
pelatihan interval terhadap kapasitas
training yang ingin dicapai. Circuit
vital paru-paru pada siswa putra
training dilakukan di suatu daerah
kelas
yang telah ditentukan mempunyai
Badung Pelajaran 2011/2012.
beberapa
pos,
misalnya
Disetiap
pos,
pelaksanaan
dilakukan
7
pos. harus
dalam bentuk latihan
VII
SMP
Dharma
Praja
Bertolak dari hal tersebut di atas
maka
peneliti
menerapkan
mencoba
pelatihan
circuit
tertentu. Kegiatan dalam tiap pos
training pada siswa putra peserta
merupakan
ekstrakurikuler
seluruh
pengembangan
untuk
komponen-komponen
kebugaran jasmani. Penelitian
sepak bola SMP
Negeri 4 Negara yang nantinya dapat memberikan kontribusi yang baik
tentang
circuit
dalam meningkatkan kelincahan dan
pernah
diteliti
kapasitas vital paru-paru sehingga
sebelumnya, oleh : 1) I Nengah Juni
dapat meningkatkan prestasi siswa
Arta Adi Gunawan (2012: xi) bahwa
SMP Negeri 4 Negara.
training
pelatihan
juga
circuit
training
berpengaruh terhadap kecepatan dan
METODE PENELITIAN
kelincahan pada siswa putra peserta ektrakurikuler sepak bola SMA N 1 Selat tahun pelajaran 2011/2012, 2) I Putu Citra Purnama Dewi (2012 : xi) bahwa pelatihan continucus circuit berpengaruh terhadap VO2mak dan power otot tungkai pada siswa peserta ektrakurikuler bola basket
Penelitian penelitian
ini
merupakan
eksperimental
yang
bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek
penelitian.
Jenis penelitian eksperimental yang digunakan
adalah
eksperimental
semu (quasi experimental). 5
Dalam
suatu
penelitian,
dikelompokan
ke
dalam
dua
kadang-kadang karena satu dan lain
kelompok penelitian melalui metode
hal,
ordinal
randomisasi
tidak
dapat
pairing,
yaitu
keompok
dilaksanakan, sebaliknya dipihak lain
peakuan (K1) dan kelompok kontrol
randomisasi dapat dilakukan tetapi
(K2). Kelompok perlakuan (K1)
tidak
kelompok
diberikan perlakuan circuit training
kontrol. Rancangan penelitian yang
(x), dan kelompok kontrol (K2) tidak
di gunakan dalam penelitian ini
diberikan perlakuan khusus (0) hanya
adalah
disesuaikan
dapat
diperoleh
: The
Control
Non
Group
Randomized
Pretest
dengan
aktivitas
Posttest
kesehariaanya. Kelompok perlakuan
Design” (Kanca, 2010: 94). Kanca
(K1) diberikan perlakuan selama 4
(2010: 55) mendefinisikan rancangan
minggu atau 12 kali pertemuan.
penelitian sebagai rencana tentang
Setelah program pelatihan berakhir,
bagaimana
mengumpulkan,
diadakan test akhir atau post-test
menyajikan, dan menganalisis data
(T2) dengan tes dogging run untuk
untuk memberi arti terhadap data
mengukur kelincahan subjek dan
tersebut secara efektif dan efisien.
spirometer
cara
Berdasarkan
rancangan
penelitian tersebut, maka penelitian
untuk
mengukur
kapasitas vital paru-paru. Penelitian
dilakukan sebagai berikut: Subjek
lapangan
penelitian (S) diberikan test awal
Negara kabupaten Jembrana yang
atau pre-test (T1) yaitu tes dogging
berjarak 100 meter dari SMP N 4
run
Negara. Alasan peneliti melakukan
untuk mengukur kelincahan
desa
ini dilakukan di baluk
Subjek, sedangkan untuk mengukur
penelitian
kapasitas
dikarenakan keadaan lapangan sudah
vital
menggunakan bertujuan kemampuan
paru-paru
spirometer, untuk awal
ini
mengetahui sehingga
lapangan
kecamatan
desa
baluk
cukup baik untuk melaksanakan suatu penelitian. Penelitian
ini
dilakukan 4
pemberian intensitas latihan sesuai
minggu atau 12 kali pertemuan
kemampuan
masing-
dengan frekuensi pelatihan 3 kali
masing subjek. Berdasarkan hasil test
seminggu yaitu selasa, kamis, dan
awal,
sabtu yaitu dari tanggal 29 April
maksimal
subjek
penelitian
6
sanpai dengan 26 Mei 2013. Menurut Bompa, (2009:203), pelatihan ini dilaksanakan 3 kali dalam seminggu,
1. Sampel direngking berdasarkan hasil tes awal 2. Kemudian sampel dibagi menjadi
bertujuan memberikan kesempatan
2 kelompok yaitu:
bagi
a. Kelompok 1............kelompok
tubuh
terhadap
untuk
beban
beradaptasi
pelatihan
yang
perlakuan pelatihan beban leg
diterimanya. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa putra
press.(K1) b. Kelompok 2.............kelompok
peserta ekstrakurikuler sepak bola SMP
Negeri
4
Negara.
Total
keseluruhan jumlah subjek penelitian 50 orang. Dari
total
jumlah
subjek
kontrol. (K2) Pembagian Anggota Kelompok Berdasarkan Ordinal Pairing Kelompok 1 Kelompok 2 (K1) (K2) 1 2 4
3
5
6
8 seterusnya
7 seterusnya
penelitian yang berjumlah 50 orang, dibentuk
dua
kelompok
yakni
kelompok perlakuan dengan jumlah 25 orang dan kelompok kontrol dengan
jumlah
25
Kelompok perlakuan
orang.
(K1)
ini
diberikan circuit training selama 4
dilakukan setelah didapatkan data
minggu (12 kali pelatihan dan tidak
dari hasil test awal (pre test). Tes
termasuk pre-test dan post-test).
awal
Sedangkan kelompok kontrol (K2)
Pembentukan
yang
kelompok
diberikan
yaitu
tes
dogging run untuk kelincahan dan
tetap
tes
penelitian
spirometer
untuk
mengukur
hadir
dalam
tetapi
pelaksanaan
tidak
diberikan
kapasitas vital paru-paru. Subjek
perlakuan khusus hanya diberikan
penelitian
dibagi
menjadi
2
perlakuan secara konvensional yang
kelompok
dengan
menggunakan
sering dilakukan oleh masyarakat
teknik
ordinal
pairing
yakni
pada
umumnya
pembagian kelompok berdasarkan
olahraga
peringkat
mempertahankan
memperoleh
hasil
pre-test
kelompok
untuk dengan
dalam
permainan
bentuk untuk
kebugaran
jasmaninya.
kemampuan yang relatif sama 7
Uji hipotesis pada penelitian
Teknik Analisis Data Sebelum melakukan analisis
ini dengan menggunakan instrumen
data beberapa persyaratan yang harus
uji-t independen. Instrumen uji-t
dipenuhi adalah uji normalitas data
independen
dan uji homogenitas data.
menguji perbedaan dua mean subjek
digunakan
untuk
Untuk melakukan pengujian
bebas (Candiasa, 2010:66). Data
normalitas data mempergunakan uji
penelitian yang diuji adalah hasil
lilliefors kolmogrov-smirnov dengan
gaint score kelincahan dan kapasitas
bantuan program SPSS 16,0 pada
vital paru-paru dari masing-masing
taraf signifikansi α = 0,05. Kriteria
kelompok pada taraf signifikansi α =
pengambilan keputusan jika nilai
0,05.
signifikan yang diperoleh > α, maka
Hipotesis ini diuji dengan
subjek
penelitian
berdistribusi
bantuan
normal,
sedangkan
jika
nilai
signifikansi (α) 0,05. Pada kriteria
signifikan yang diperoleh < α, maka
pengambilan keputusan yaitu jika
subjek penelitian tidak berdistribusi
signifikansi < α berarti terdapat
normal (Candiasa, 2010: 237).
pengaruh
Uji homogenitas data dalam penelitian
ini
menggunakan
uji
SPSS
yang
16,0
pada
signifikan
taraf
dari
perlakuan yang diberikan, sedangkan jika signifikansi > α berarti tidak ada
Levene dengan bantuan SPSS 16.0
pengaruh
pada taraf signifikansi () 0,05.
diberikan
dari
perlakuan
yang
Kriteria pengambilan keputusan jika nilai signifikansi Levene > , maka
HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN
DAN
subjek berasal dari populasi yang Analisis dari hasil penelitian
sama atau homogen sedangkan jika signifikansi Levene < , maka subjek
untuk
berasal dari populasi yang
tidak
menunjukkan adanya peningkatan
(Candiasa,
nilai rata-rata (mean) untuk masing-
sama
atau
heterogen
variabel terikat
penelitian
2010: 290).
masing variabel. Dari deskripsi data
Jika subjek berasal dari populasi
variabel
yang sama atau homogen maka akan
perlakuan maupun kelompok kontrol
dilakukan uji hipotesis.
mengalami
kelincahan
kelompok
peningkatan nilai rata8
rata.
Nilai
pre-test
kelompok
Pengujian terhadap normalitas
perlakuan memiliki rata-rata 8.04
data penelitian dilakukan pada data
dan rata-rata nilai post-test 7.68
gaint-score dari data kelincahan dan
dengan
kapasitas vital paru-paru. Data akan
demikian
nilai
rata-rata
kelompok perlakuan meningkat 0,36
berdistribusi
normal
jika
nilai
dtk. Sedangkan kelompok kontrol
signifikansi
hitung
data
yang
untuk variabel kelincahan mengalami
diujikan lebih besar dari pada α (sig
peningkatan nilai rata-rata sebesar
> 0,05). Dari hasil uji normalitas di
8.09 untuk pre-tes dan 7.96 untuk
dapat data sebagai berikut :
post-tes dengan demikian kelompok kontrol mengalami peningkatan 0.13 dtk. Dari data pre-test dan post-test tersebut diperoleh data beda (gaint score) yang akan dianalisis untuk mengadakan uji hipotesis penelitian. Untuk variabel kapasitas vital paru-paru
juga
penigkatan
rata-rata
mengalami baik
Sumber data
Kelincahan 1 Perlaku an 2 Kontrol Kapasitas Vital Paruparu 1 Perlaku an 2 Kontrol
kontrol maupun pada
kelompok
perlakuan.
0,088
25
0.200
Normal
0,164
25
0.82
Normal
0,152
25
0.142
Normal
0,160
25
0.097
Normal
Pengujian homogenitas data
Kelompok
perlakuan mengalami peningkatan rata-rata sebesar 0,70 dari rata-rata pre-test 1.59 menjadi 2.29 pada saat Sedangkan
Kolmogorov-smirnov Statistik Df Sig Ketera ngan
pada
kelompok
post-test.
Tabel. Hasil uji normalitas
kelompok
kontrol mengalami penigkatan ratarata 0,29 dari pre-test 1.57 menjadi
dilakukan terhadap data gaint-score kelincahan dan variabel kapasitas vital
paru-paru.
pada
taraf
signifikansi (α) 0,05. Dari hasil uji homogenitas didapatkan nilai sebagai berikut :
1.86 pada saat post-test. Dari data pre-test
dan
post-test
tersebut
diperoleh data beda (gaint score) yang
akan
dianalisis
untuk
mengadakan uji hipotesis penelitian.
Tabel Data hasil uji homogenitas Kelincahan Kapasitas Vital Paruparu
Nilai uji 3.604
df 1 1
df 2 48
0.146
1
48
Sig
Ket
0.064
Hom ogen Hom ogen
0.704
9
Uji hipotesis dilakukan dengan uji-t
training selama 4 minggu 12 kali
independent
pelatihan. Sedangkan peningkatan
program
dengan
SPSS
signifikansi
16,0
(α)
bantuan pada
0,05.
taraf
pada
kelompok
kontrol
lebih
Hipotesis
diakibatkan oleh adanya peningkatan
penelitian diterima apabila nilai uji-t
aktivitas olahraga yang dilakukan
memiliki signifikansi lebih kecil dari
oleh seluruh subjek penelitian selama
α (Sig < 0,05). Sedangkan apabila
kegiatan berlangsung.
nilai signifikansi hitung lebih besar dari α (Sig > 0,05), hipotesis
Simpulan Pelatihan
penelitian ditolak. Data yang diuji adalah data gaint score kelompok perlakuan dan kelompok kontrol untuk kelincahan dan kapasitas vital paru-paru.
Dari
independent
didapat
hasil nilai
uji-t thitung
circuit
training
berpengaruh terhadap peningkatan kelincahan dan kapasitas vital paruparu
siswa
putra
peserta
ektrakurikuler SMP N 4 Negara tahun pelajaran 2012/2013. Bagi
sebagai berikut :
pembina
olahraga,
pelatih olahraga, guru penjasorkes Tabel Hasil uji-t independent data kelincahan Sumber data Kelincahan
thitung 13.692
Df 48
Sig 0.000
Tabel Hasil uji-t independent data kapasitas vital paru-paru Sumber data
thitung
Df
Sig
Kapasitas vital paru-paru
9.450
48
0.000
dan atlet serta pelaku olahraga lainya disarankan
dapat
menggunakan
pelatihan circuit training sebagai salah
satu
meningkatkan
alternatif
dalam
kelincahan
dan
kapasitas vital paru-paru.
DAFTAR PUSTAKA. Dari
tabel
di
atas,
menunjukkan adanya pengaruh dari pelatihan yang diberikan terhadap peningkatan
kelincahan
dan
Kanca, 2010. Metode Penelitian Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. (Buku Ajar Edisi Reisi). Singaraja : UNDIKSHA
kapasitas vital paru-paru pada subjek penelitian. kelompok
Peningkatan perlakuan
pada
diakibatkan
Nala, 2001. Pelatihan Komponen Biomotorik. Denpasar: UNUD
oleh pemberian pelatihan circuit 10
Wiarto
Giri. 2012.Fisiologi dan Olahraga. Graha Ilmu Surakarta.
LANKOR. 2007. Teori Kepelatihan Dasar. Jakarta Juliantine tite. 2007. Teori Latihan. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas pendidikan olahraga dan kesehatan. Candiasa, Made. 2010. “Program SPSS” Bahan Pelatihan Komputer dan Multimedia Pada Jurusan Ilmu Keolahragaan Undiksha Singaraja. I Nengah Juni Arta Adi Gunawan 2012. Skripsi pengaruh pelatihan circuit training terhadap kecepatan dan kelincahan pada siswa putra peserta ektrakurikuler sepak bola SMA N 1 Selat tahun pelajaran 2011/2012. I Made Edi Septiawan. 2012. Skripsi pengaruh pelatihan circuit dan interval terhadap kapasitas vital paru-paru pada siswa putra kelas VII SMP Dharma Praja Badung tahun pelajaran 2011/2012.
11