PENGARUH PELATIHAN YOGA ASANA (SURYANAMASKAR) TERHADAP KELENTUKAN DAN KAPASITAS VITAL PARU Ketut Mertayasa Jurusan Ilmu Keolahragaan Fakultas Olahraga dan Kesehatan Undiksha, Jln Udayana Singaraja Bali e-mail: ketut.mertayasa @ ymail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan yoga asana (suryanamaskar) terhadap kelentukan dan kapasitas vital paru. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi experimental) dengan menggunakan rancangan penelitian “The Non-randomized Control Group PretesPosttest Design”. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta putra ekstrakurikuler yoga SMA N 2 Banjar Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 30 orang siswa. Kelentukan di ukur menggunakan instrument sit and reach dengan reliabilitas tes 0,92, sedangkan kapasitas vital paru di ukur menggunakan spirometer dengan reliabilitas tes 0,99. Data dianalisis dengan uji-t independent menggunakan bantuan program SPSS 16. Dari hasil uji-t independent untuk data kelentukan diperoleh nilai thitung = 3,390 dengan nilai signifikansi 0,002, sedangkan untuk data kapasitas vital paru diperoleh nilai thitung = 2,197 dengan nilai signifikansi 0,036. Nilai signifikansi thitung lebih kecil dari nilai α (0,05), dengan demikian hipotesis penelitian pelatihan yoga asana (suryanamaskar) berpengaruh terhadap kelentukan dan kapasitas vital paru dapat diterima. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pelatihan yoga asana (suryanamaskar) berpengaruh terhadap peningkatan kelentukan dan peningkatan kapasitas vital paru. Abstract: This research aimed to determine the effect of yoga asana (suryanamaskar) training on flexibility and lung vital capacity. A quasiexperiment research using the non-randomized control group pretest-posttest design was used in this research. Subject in this research were 30 male participants of extracurricular yoga at SMA N 2 Banjar in academic year 2012/2013. The flexibility measured by sit and reach instrument with reliability of the test was 0.92 ,while lung vital capacity measured by spirometer instrument with reliability 0.99. The data was analyzed by independent t-test with SPSS 16. The result of independent t-test for flexibility obtained tc of 3.390 with significance 0.002, while the lung vital capacity obtained tc of 2.197 with significance 0.036. The significance of tc was less than α (0.05), meant that the hypotheses which stated that yoga asana (suryanamaskar) training was affecting the flexibility and lung vital capacity could be accepted. From the results of this research could be concluded that yoga asana (suryanamaskar) training was affecting the improvement of flexibility and lung vital capacity. Keywords: yoga asana (suryanamaskar) training, flexibility, and lung vital capacity
1
Salah satu yang menjadi penunjang
(flexibility)
yang
merupakan
untuk tercapainya kebugaran jasmani
kemampuan
untuk
melakukan
adalah
gerakan dalam ruang gerak sendi
sistem
pernapasan,
yang
berfungsi untuk melakukan proses
dimana
ditentukan
metabolisme
tidaknya
otot-otot,
sel
dalam
tubuh.
oleh
elastis
tendon
dan
Metabolisme sel dalam tubuh sangat
ligamen (Yoda, 2006:13). Perbaikan
tergantung dengan tingkat konsumsi
kelentukan
oksigen
kemungkinan cedera pada otot dan
yang
dilakukan
seseorang
baik
saat
maupun
berolahraga.
oleh
beraktivitas
bisa
sendi,
Tingkat
mengurangi
membantu
dalam
mengembangkan
kecepatan,
kebugaran seseorang dapat diukur
koordinasi
dari
yang
menghemat pengeluaran tenaga pada
dimilikinya. Kapasitas vital paru
waktu melakukan gerakan, serta
merupakan
atau
membantu mengembangkan prestasi.
volume oksigen yang dapat kita
Penurunan kebugaran jasmani,
hirup dan kemudian kita hembuskan
ini dilihat dari kenyataan yang ada di
secara maksimal (Wiarto, 2013:9).
lingkungan masyarakat seperti: (1)
Semakin
banyak siswa yang merokok, (2)
kapasitas
vital
jumlah
banyak
paru
udara
oksigen
yang
dan
kelincahan,
diasup/diserap maka semakin baik
menyempatkan
kinerja otot sehingga zat-zat sisa
sangat kurang hanya melakukan
yang
olahraga
menyebabkan
kelelahan
waktu
di
olahraga
sekolah
saat
jumlahnya akan semakin sedikit
mendapatkan pelajaran olahraga, (3)
(Wiarto, 2013:15). Seseorang yang
banyak
memiliki tingkat konsumsi oksigen
memanfaatkan waktu luang untuk
yang tinggi akan memiliki tingkat
meraih prestasi olahraga yang lebih
kebugaran yang lebih dibandingkan
tinggi. Seharusnya masa remaja, usia
dengan orang yang memiliki tingkat
anak
konsumsi oksigen rendah.
Menengah Atas) merupakan masa
Selain kapasitas vital paru, kelentukan
juga
mempengaruhi jasmani
tingkat
seseorang.
yang
sangat
siswa
menginjak
baik
kekuatan
kebugaran
kemampuan
Kelentukan
mencapai
2
yang
SMA
untuk dan
kurang
(Sekolah
meningkatkan
mengembangkan
gerak prestasi.
untuk Jika
bisa siswa
memiliki tingkat kesehatan rendah
yang maksimal, (3) pelatihan yoga
tentu akan mempengaruhi proses
secara tidak langsung memberikan
belajar, tingkat kecerdasan menjadi
dampak
berkurang,
konsentrasi
psikologis, (4) tingkat cidera saat
belajar menjadi berkurang dan akan
melakukan pelatihan sangat kecil.
mempengaruhi prestasi belajar di
Melakukan pelatihan yang teratur
sekolah secara umum. Berkaitan
untuk
dengan hal tersebut, peneliti ingin
pelatihan
menawarkan
olahraga
(suryanamaskar) terhadap kebugaran
untuk
jasmani ditinjau dari kelentukan dan
atau
untuk
kapasitas vital paru peserta putra
derajat
kesehatan
ekstrakurikuler yoga SMA N 2
kesehatan
tingkat
pelatihan yang
memelihara meningkatkan
berguna
sehat dikala diam tetapi juga sehat
mendukung
penelitian
ini
informasi
yang
yang diperoleh dengan eksperimen
antara
yang sebenarnya tidak
Banyak
kelebihan dari pelatihan yoga asana (suryanamaskar) seperti: (1) tidak
dalam keadaan
memungkinkan
mengontrol
dan
memanipulasikan
semua
untuk atau variabel
yang relevan. Rancangan penelitian
menghabiskan tempat/ruangan yang dibandingkan
dalam
yang
merupakan perkiraan bagi informasi
gerakan, nafas, dan pikiran secara
luas
penelitian
memperoleh
merupakan
2011:7).
asana
experimental) yang bertujuan untuk
di Indonesia yaitu pelatihan yoga.
(Ferry,
yoga
adalah eksperimental semu (quasi
keperluan rekreasi yang berkembang
teratur
pengaruh
digunakan
yang bersifat rutin, maupun untuk
penyatuan/penggabungan
mengetahui
Jenis
setiap
aktivitas dalam kehidupan sehari-hari
Yoga
terhadap
METODE PENELITIAN
serta mempunyai kemampuan gerak dapat
positif
Banjar tahun pelajaran 2012/2013.
dinamis, sehingga orang bukan saja
yang
yang
yang digunakan dalam penelitian ini
dengan
melakukan pelatihan aerobic seperti lari yang memerlukan lapangan yang
adalah
“The
Non-randomized
Control
Group
Pretes-Posttest
Design” (Kanca, 2006:81).
luas, (2) tidak terlalu menguras
Tempat
energi untuk menghasilkan hasil
pelaksanaan
dalam
penelitian ini adalah sekolah SMA N
3
2 Banjar. Penelitian dilaksanakan
menggunakan bantuan SPSS 16,0
selama 4 minggu dan frekuensi
pada taraf signifikansi α = 0,05.
pertemuan 3 kali dalam seminggu.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelatihan ini dilaksanakan 3 kali
Hasil
dalam seminggu, yang bertujuan
Setiap
kelompok
terjadi
memberikan kesempatan bagi tubuh
peningkatan mean, nilai pre-test
untuk beradaptasi terhadap beban
kelentukan pada kelompok perlakuan
pelatihan yang diterimanya. Secara
memiliki
keseluruhan
kegiatan
perlakuan
sedangkan nilai post-test kelentukan
berlangsung
selama
12
pada kelompok perlakuan memiliki
kali
pertemuan.
mean
Subjek
penelitian
adalah
mean
sebesar
sebesar
37,60,
33,
dengan
demikian nilai rata-rata kelompok
keseluruhan orang yang dikenakan
perlakuan
dalam
dalam
sebanyak 5 cm. Pada kelompok
peserta
kontrol nilai pre-test kelentukan
penelitian.
penelitian
ini
Subjek adalah
terjadi
ekstrakurikuler yoga SMA N 2
memiliki
Banjar Tahun Pelajaran 2012/2013
sedangkan nilai post-test kelentukan
yang berjumlah 30 orang siswa.
pada kelompok kontrol memiliki
Instrumen yang digunakan dalam
mean sebesar 32,87, peningkatan
penelitian ini untuk tes kelentukan
rata-rata nilai pada kelompok kontrol
adalah sit and reach dengan face
sebanyak 1,47 cm. Data tersebut
validity dan reliabilitas tes 0,92
menunjukkan bahwa pelatihan yoga
(Nurhasan, 2000:133). Sedangkan
asana (suryanamaskar) lebih baik
instrumen untuk tes kapasitas vital
meningkatkan kelentukan dibanding
paru
dengan hanya memberikan pelatihan
adalah
spirometer
dengan
reliabilitas tes 0,99.
sebesar
31,40,
konvensional pada subjek penelitian.
Uji hipotesis terdapat pengaruh pelatihan
mean
peningkatan
asana
paru, juga mengalami peningkatan
(suryanamaskar) terhadap kelentukan
disetiap kelompok. Pada kelompok
dan
paru,
perlakuan nilai pre-test kapasitas
menggunakan uji inferensial dengan
vital paru memiliki mean sebesar
uji-t independent. Hipotesis ini diuji
2106,67, sedangkan nilai post-test
kapasitas
yoga
Untuk variabel kapasitas vital
vital
4
kapasitas vital paru pada kelompok
sebesar 2273,33, sedangkan nilai
kontrol
post-test
memiliki
mean
sebesar
kapasitas
vital
paru
2746,67, dengan demikian nilai rata-
memiliki mean sebesar 2320, dengan
rata pada kelompok perlakuan terjadi
demikian
peningkatan
Pada
kelompok kontrol meningkat 50
pre-test
mililiter. Untuk lebih jelas dapat
kelompok
600
mililiter.
kontrol
nilai
kapasitas vital paru memiliki mean
nilai
rata-rata
pada
dilihat pada tabel 4.1 dan tabel 4. 2.
Tabel 4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian Kelentukan pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol Post-Test Pre-Test No Varibel Data Perlakuan Kontrol Perlakuan Kontrol 1 Jumlah subjek 15 15 15 15 2 Mean 37,60 32,87 33,00 31,00 3 Median 37 33 34 32 4 Variance 8,971 20,267 23,143 21,829 5 Standar deviation 2,995 4,502 4,811 4,672 6 Minimum 34 26 24 24 7 Maximum 43 40 41 39 8 Range 9 14 17 15
Tabel 4.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian Kapasitas Vital Paru pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol Post-Test Pre-Test No Varibel Data Perlakuan Kontrol Perlakuan Kontrol 1 Jumlah subjek 15 15 15 15 2 Mean 2746,67 2320,00 2106,67 2273,33 3 Median 2900 2500 1900 2400 4 Variance 2,198E5 3,460E5 3,978E5 4,735E5 5 Standar deviation 468,838 588,218 630,721 688,131 6 Minimum 1900 1300 1000 1000 7 Maximum 3400 3000 2900 3100 8 Range 1500 1700 1900 2100
Sedangkan berdasarkan hasil
mendapatkan nilai signifikansi 0,002
uji hipotesis penelitian dengan uji-t
dengan nilai t hitung = 3,390, dimana
independent,
nilai signifikansi dari t hitung lebih
untuk
kelentukan
5
kecil dari nilai α (0,05). Artinya
memberikan
pelatihan
terhadap
yoga
asana
pengaruh
peningkatan
signifikan kelentukan.
(suryanamaskar) sebanyak 12 kali
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pertemuan
pada tabel 4.3 dibawah ini.
dalam
satu
bulan
Tabel 4.3 Hasil Uji-t Independent Data Kelentukan Independent Samples Test Sumber data
t-test for Equality of Means
Kelentukan
Untuk
hasil
t
df
Sig. (2-tailed)
3,390
28
,002
uji
dari nilai α (α = 0,05), yang artinya
hipotesis
penelitian dengan uji-t independen
pelatihan
untuk
(suryanamaskar)
berpengaruh
mendapatkan nilai signifikansi 0,036
signifikan
peningkatan
dengan nilai t hitung = 2,197, dimana
kapasitas vital paru. Untuk lebih
nilai signifikansi dari t hitung lebih kecil
jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.4
kapasitas
vital
paru
yoga
terhadap
asana
dibawah ini.
Tabel 4.4 Hasil Uji-t Independent Data Kapasitas Vital Paru Independent Samples Test t-test for Equality of Means Sumber data Kapasitas Vital Paru
t
df
Sig. (2-tailed)
2,197
28
,036
adalah terjadi penambahan panjang
Pembahasan Adaptasi otot dan sendi setelah diberikan
pelatihan
(suryanamaskar)
yoga
secara
yang
asana
biasanya
pertambahan
teratur
dihasilkan sarkomer
dari (unit
mendasar dari serabut otot) pada
6
serat otot, terutama pada daerah
pengisian udara ke paru. Hal yang
myotendinnous
sebaliknya
junction
(daerah
terjadi
ketika
terjadi
pertemuan otot dengan tendon). Jika
kontraksi dari m.rectus abdominis
unit tendon-otot renggang, sarkomer
dan m.intercostalis internus pada
tambahan akan ditambahkan secara
saat ekspirasi. Fungsi persarafan
khas pada daerah tersebut. Pada
motorik
daerah sendi, seperti meningkatnya
n.intercostalis) serta kondisi otot
elastisitas ligamen dan kapsul sendi
pernapasan
yang merupakan penghubung antara
memungkinkan
tulang dan tulang sehingga ruang
tersebut berkontraksi dan berelaksasi
gerak sendi menjadi lebih luas,
secara normal sehingga mekanisme
meningkatkan kekuatan kapsul sendi
ventilasi paru dapat berfungsi dengan
untuk membungkus cairan synovial
baik.
sehingga pergerakan sendi tidak
pengeluaran napas sangat tergantung
terganggu dan menjadi lebih luas,
pada kekuatan otot-otot pernapasan.
dan menjaga cairan synovial yang
utuh
otot
pernapasan
pengambilan
Pelatihan
Peningkatan adaptasi dari otot dan
yoga
(suryanamaskar)
sendi yang terjadi saat diberikan yoga
Proses
yang
dan
dan
SIMPULAN
berfungsi sebagai pelumas dari sendi.
pelatihan
(n.phrenicus
asana
berpengaruh
terhadap peningkatan kelentukan dan
asana
kapasitas vital paru
(suryanamaskar) secara teratur akan
peserta putra
ekstrakurikuler yoga SMA N 2
meningkatkan kelentukan.
Banjar tahun pelajaran 2012/2013.
Adaptasi otot-otot pernapasan setelah diberikan pelatihan yoga
DAFTAR RUJUKAN
asana (suryanamaskar) secara teratur
Ferry,
adalah dengan adanya kontraksi otot diafragma
dan
m.intercostalis
eksternus yang mengangkat costa
Kanca, I Nyoman. 2006. Metode Penelitian Keolahragaan. Singaraja: Buku Ajar.
pada saat inspirasi, maka rongga dada
akan
membesar
Wong. 2011. Acuyoga Kombinasi Akupresur + Yoga. Jakarta: Niaga Swadaya.
dan Nurhasan. 2000. Pengukuran Olahraga.
memungkinkan paru mengembang maksimal sehingga mengoptimalkan
7
Tes dan Pendidikan Jakarta:
Universitas indonesia.
Pendidikan
Wiarto, Giri. 2013. Fisiologi dan Olahraga: Yogyakarta: Graha Ilmu. Yoda, I Ketut. 2006. Buku Ajar Peningkatan Kondisi Fisik. (Tidak diterbitkan). Singaraja: IKIP Negeri Singaraja.
8