PENGARUH PACLOBUTRAZOL DAN PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANGGREK Dendrobium ‘Jiad Gold x Booncho Gold’
Oleh : Bella Rosmanita A 34303034
PROGRAM STUDI HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
PENGARUH PACLOBUTRAZOL DAN PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANGGREK Dendrobium ’Jiad Gold x Booncho Gold’
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh : Bella Rosmanita A 34303034
PROGRAM STUDI HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
RINGKASAN BELLA ROSMANITA. Pengaruh Paclobutrazol dan Pupuk Daun Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Anggrek Dendrobium ’Jiad Gold x Booncho Gold’. (Dibimbing oleh Agus Purwito). Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh penggunaan paclobutrazol dan pupuk daun terhadap pertumbuhan dan perkembangan anggrek Dendrobium ’Jiad Gold x Booncho Gold’. Penelitian dilaksanakan di rumah plastik University Farm Institut Pertanian Bogor, Darmaga Bogor pada awal bulan Desember 2006 sampai Agustus 2007. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman anggrek Dendrobium ’Jiad Gold x Booncho Gold’ yang berumur ± 1.5 tahun yang berasal dari kultur jaringan, media tanam (campuran arang dan pakis), Cultar dengan bahan aktif paclobutrazol 15 %, pupuk daun NPK (10-50-10), NPK (1040-15), NPK (6-20-30), pestisida (Dithane M-45, Decis 2.5 EC dan Kelthane). Alat-alat yang digunakan adalah hand sprayer, timbangan, gelas ukur, meteran dan alat tulis. Penelitian disusun dalam Rancangan Lingkungan Acak Kelompok dengan dua faktor yaitu konsentrasi paclobutrazol (0, 1, 2, 4 dan 6 ppm) dan jenis pupuk daun (tanpa pupuk daun, NPK (10-50-10), NPK (10-40-15) dan NPK (620-30)). Percobaan ini terbagi dalam dua kelompok menurut jumlah ruas tanaman yaitu kelompok 1 dengan 5-8 ruas dan kelompok 2 dengan 9-12 ruas. Jumlah perlakuan yaitu 20 perlakuan dengan 3 ulangan sehingga jumlah tanaman yang dibutuhkan adalah 120 tanaman. Pelaksanaan penelitian meliputi tahap persiapan, pembuatan larutan stok, perlakuan paclobutrazol, perlakuan pemupukan, pemeliharaan dan pengamatan. Aplikasi paclobutrazol dilakukan satu minggu sekali. Aplikasi pemupukan dilakukan dua minggu sekali dengan konsentrasi 2 g/l. Pengamatan dilakukan setiap satu minggu dengan peubah pengamatan tinggi tanaman, panjang daun, jumlah daun, jumlah anakan, diameter batang, waktu keluar bakal bunga, jumlah tangkai bunga, jumlah kuntum bunga per tangkai, panjang tangkai bunga dan vase life.
Faktor tunggal paclobutrazol berpengaruh nyata pada jumlah anakan pada 16, 18, 19 dan 20 MSP dengan jumlah anakan tertinggi yaitu 3.92 anakan. Sedangkan faktor tunggal jenis pupuk daun tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan perkembangan anggrek Dendrobium ’Jiad gold x Booncho gold’. Perlakuan paclobutrazol di atas 1 ppm dapat menghambat pertumbuhan tinggi tanaman, panjang daun dan memperbanyak tunas atau anakan serta dapat mempertebal batang tanaman. Sedangkan perlakuan pupuk daun, pupuk NPK (620-30) memberikan hasil yang tertinggi terhadap tinggi tanaman dan panjang daun. Pupuk NPK (10-40-15) memberikan hasil yang terbaik terhadap jumlah anakan dan diameter batang. Perlakuan konsentrasi paclobutrazol dan jenis pupuk daun belum dapat mempercepat pembungaan anggrek Dendrobium ’Jiad gold x Booncho gold’. Interaksi konsentrasi paclobutrazol 1 ppm dan pupuk daun NPK (10-4015) berpengaruh nyata terhadap penghambatan tinggi tanaman. Interaksi paclobutrazol 6 ppm dan tanpa pupuk daun memberikan pengaruh penghambatan terhadap panjang daun. Interaksi paclobutrazol 1 ppm dan tanpa pupuk daun memberikan jumlah daun tertinggi. Interaksi paclobutrazol 1 ppm dan pupuk daun NPK (10-40-15) memberikan jumlah anakan yang tertinggi.
LEMBAR PENGESAHAN
Judul
:
PENGARUH PACLOBUTRAZOL DAN PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANGGREK Dendrobium ’Jiad Gold x Booncho Gold’
Nama
:
Bella Rosmanita
NRP
:
A34303034
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Agus Purwito, MSc NIP. 131 681 405
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr NIP. 131 124 019
Tanggal Lulus : ……………….
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Bella Rosmanita dilahirkan di Jakarta pada tanggal 25 Februari 1986 dan merupakan anak pertama dari empat bersaudara keluarga Bapak Musiman dan Ibu Rasini. Pendidikan formal penulis dimulai dari bangku TK, masuk tahun 1990 di TK Pusparini, Cilandak Jakarta Selatan dan lulus pada tahun 1991. Pada tahun tersebut penulis diterima di SD Negeri 20 Cilandak Pagi sampai tahun 1996. Pada tahun 1996 penulis melanjutkan sekolah di SD Negeri Panineungan, Cibinong dan lulus pada tahun 1997. Kemudian pada tahun 2000 penulis menyelesaikan studi di SLTP Negeri 1 Cibinong, Bogor. Selanjutnya, penulis meneruskan pendidikan di SMU Negeri 1 Cibinong, Bogor. Pada tahun 2003, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Hortikultura Fakultas Pertanian di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Mahasiswa IPB (USMI).
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Judul dari penelitian ini adalah Pengaruh Paclobutrazol dan Pupuk Daun terhadap Pertumbuhan dan Pembungaan Anggrek Dendrobium ‘Jiad Gold x Booncho Gold’. Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu selama penyusunan usulan penelitian ini, antara lain : 1. Bapak dan Mama yang selalu memberikan doa, dukungan, bantuan, dan motivasi kepada penulis 2. Dr. Ir. Agus Purwito, MSc selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan pengarahan dan penjelasan berkaitan dengan penelitian ini. 3. Dewi Sukma, SP, MSi. dan Dr. Ir. Syarifah Iis Aisyah selaku dosen penguji. 4. Dr. Ir. Sobir, MS selaku dosen pembimbing akademik. 5. Seluruh staf dan karyawan University Farm, atas pemberian ijin tempat dan bantuannya dalam pemeliharaan tanaman. 6. Dewi, Defi, Nadya, Didik, Lia dan seluruh teman di Hortikultura 40, yang telah menemani hari-hari yang mengesankan di IPB ini. 7. Keluarga besar serta adik-adik yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. 8. Penghuni Wisma Anggraeni dan Arsida 4 yang selalu memberikan semangat dan dukungannya. Akhir kata semoga usulan penelitian ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis. Bogor, Januari 2008
Penulis
DAFTAR ISI Halaman
PENDAHULUAN Latar Belakang ............................................................................................ Tujuan ........................................................................................................ Hipotesis .....................................................................................................
1 2 3
TINJAUAN PUSTAKA Botani Anggrek............................................................................................ Syarat Tumbuh............................................................................................. Zat Penghambat Tumbuh,............................................................................ Paclobutrazol................................................................................................ Pupuk Daun..................................................................................................
4 6 6 7 9
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat ......................................................................................... Bahan dan Alat .............................................................................................. Metode Penelitian .......................................................................................... Pelaksanaan Penelitian ................................................................................... Pengamatan ....................................................................................................
11 11 11 13 14
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum ............................................................................................... Pertumbuhan Vegetatif................................................................................... Tinggi Tanaman ............................................................................................ Panjang Daun ................................................................................................. Jumlah Daun................................................................................................... Jumlah Anakan............................................................................................... Diameter Batang ............................................................................................ Pertumbuhan Generatif...................................................................................
15 17 17 20 22 23 26 28
KESIMPULAN Kesimpulan .................................................................................................... Saran ..............................................................................................................
31 31
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................
32
LAMPIRAN...........................................................................................................
35
DAFTAR TABEL Nomor
Halaman Teks
1.
Interaksi Perlakuan Konsentrasi Paclobutrazol dan Jenis Pupuk Daun terhadap Tinggi Tanaman Anggrek Dendrobium sp. pada 10 MSP............................................................................................ 18
2.
Interaksi Konsentrasi Paclobutrazol dan Jenis Pupuk Daun terhadap Panjang Daun Tanaman Anggrek Dendrobium ’Jiad gold x Booncho gold’ pada 10 MSP .............................................. 22
3.
Interaksi Perlakuan Konsentrasi Paclobutrazol dan Jenis Pupuk Daun terhadap Jumlah Daun Tanaman Anggrek Dendrobium sp. pada 10 ........................................................................ 23
4.
Pengaruh Konsentrasi Paclobutrazol terhadap Jumlah Anakan Anggrek Dendrobium ’Jiad gold x Booncho gold’ ................... 24
5.
Interaksi Perlakuan Konsentrasi Paclobutrazol dan Jenis Pupuk Daun terhadap Jumlah Anakan Anggrek Dendrobium ’Jiad gold x Booncho gold’pada 14 MSP................................................ 25
6.
Pengaruh Perlakuan Konsentrasi Paclobutrazol dan Pupuk Daun terhadap Pembungaan Anggrek Dendrobium ’Jiad gold x Booncho gold’...................................................................................... 30 Lampiran
1.
Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Konsentrasi Paclobutrazol dan Jenis Pupuk Daun Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Anggrek Dendrobium ’Jiad gold x Booncho gold’................................. 36
2.
Komposisi Unsur Makro dan Unsur Mikro dalam Pupuk Daun.............. 37
DAFTAR GAMBAR Nomor
Halaman Teks
1.
Bentuk Bunga Anggrek Dendrobium ’Jiad gold x Booncho gold’........... 5
2.
Rumus Bangun Paclobutrazol………………………………...........……. 7
3.
Penghambatan Biosintesis Giberelin oleh Paclobutrazol.......................... 8
4.
Penampakan Tanaman Anggrek Dendrobium’Jiad gold x Booncho gold’ yang Terkena Hama Tungau Merah.............................. 15
5.
Pengaruh Konsentrasi Paclobutrazol terhadap Tinggi Tanaman Anggrek Dendrobium ’Jiad gold x Booncho gold’.................................. 17
6.
Pengaruh Jenis Pupuk Daun terhadap Tinggi Tanaman Anggrek Dendrobium’Jiad gold x Booncho gold’.................................................. 18
7.
Anggrek Dendrobium sp. Hasil Perlakuan Konsentrasi Paclobutrazol dan Jenis Pupuk Daun........................................................ 19
8.
Anggrek Dendrobium ’Jiad gold x Booncho gold’ Hasil Perlakuan Konsentrasi Paclobutrazol dan Jenis Pupuk Daun................... 19
9.
Pengaruh Konsentrasi Paclobutrazol terhadap Panjang Daun Anggrek Dendrobium ’Jiad gold x Booncho gold’.................................. 20
10.
Pengaruh Jenis Pupuk Daun terhadap Panjang Daun Anggrek Dendrobium ’Jiad gold x Booncho gold’................................................. 21
11.
Pengaruh Jenis Pupuk Daun terhadap Jumlah Anakan Anggrek Dendrobium ’Jiad gold x Booncho gold’................................................. 25
12.
Pengaruh Konsentrasi Paclobutrazol terhadap Diameter Batang Tanaman Anggrek Dendrobium ’Jiad gold x Booncho gold’.................. 26
13.
Pengaruh Jenis Pupuk Daun terhadap Diameter Batang Anggrek Dendrobium s’Jiad gold x Booncho gold’............................................... 27
14.
Tanaman Anggrek Dendrobium ’Jiad gold x Booncho gold’ yang telah berbunga................................................................................. 28
15.
Tanaman Anggrek Dendrobium ’Jiad gold x Booncho gold’ yang telah berbunga................................................................................. 29
Lampiran 1.
Tata Letak Tanaman Anggrek Dendrobium ’Jiad gold x Booncho gold’................................................................…..................................... 38
PENDAHULUAN
Latar Belakang Indonesia sangat kaya dengan keragaman jenis dan varietas berbagai tanaman hortikultura, salah satunya adalah anggrek. Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang sangat menarik dan banyak diminati karena bentuk, ukuran dan warna bunga yang beragam serta karakteristiknya yang unik. Berdasarkan
penggolongan
taksonomi,
anggrek
termasuk
dalam
famili
Orchidaceae. Orchidaceae adalah suatu famili yang besar dan sangat bervariasi. Famili ini terdiri dari 800 genus dan tidak kurang dari 25 000 spesies. Anggrek merupakan komoditi tanaman hias yang mempunyai potensi tinggi untuk dikembangkan. Tingkat kebutuhan konsumen terhadap anggrek Dendrobium cenderung meningkat dan harganya pun cukup tinggi. Pada tahun 2003 volume ekspor anggrek sebesar 638 339 kg, pada tahun 2004 meningkat menjadi 702 173 kg dan pada tahun 2005 sebesar 772 390 kg (Sumber litbang.deptan.go.id, tahun 2007). Dengan meningkatnya permintaan pasar, maka perlu diusahakan pengembangan budidaya anggrek tersebut, baik dalam kualitas dan kuantitasnya (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 2003). Dendrobium merupakan salah satu jenis anggrek yang memiliki lebih dari 1 600 spesies yang tersebar di daerah tropis Asia Selatan, mulai dari Himalaya, Philipina sampai ke Australia. Anggrek ini sangat diminati oleh konsumen baik dalam bentuk tanaman pot atau sebagai bunga potong. Keindahan bunganya dapat dimanfaatkan sebagai penghias ruangan atau rangkaian bunga. Dendrobium sudah dibudidayakan secara luas di Indonesia. Anggrek ini banyak diminati karena keawetan bunganya, warna yang beraneka ragam, perawatannya mudah dan dapat tahan di daerah kering. Namun anggrek ini memiliki berbagai masalah, terutama dalam hal pertumbuhan dan pembungaan. Banyak faktor penyebabnya antara lain faktor genetik, lingkungan, fisiologi, teknik budidaya dan teknik pembungaan. Pertumbuhan dan perkembangan anggrek dapat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan ini dapat dibagi menjadi beberapa komponen yaitu iklim yang meliputi cahaya, suhu, dan kelembaban serta faktor lain
2
diantaranya jenis media dan pemupukan. Faktor-faktor tersebut dapat menentukan produktivitas tanaman anggrek itu sendiri (Widiastoety, et al., 2000). Pemupukan pada anggrek adalah salah satu cara untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan serta meningkatkan produktivitas tanaman. Aplikasi pemupukan yang tepat pada anggrek menurut fase pertumbuhannya sangat diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anggrek. Komposisi yang diberikan harus seimbang antara unsur hara makro dan unsur hara mikro. Pada umumnya pupuk yang digunakan adalah pupuk cair yang diaplikasikan melalui daun karena lebih efisien dalam hal penyerapan unsur haranya. Jenis pupuk cair yang digunakan untuk anggrek beragam. Berdasarkan komponen penyusunnya, pupuk dibagi menjadi dua yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Berbagai jenis pupuk anorganik telah tersedia di pasaran, baik pupuk majemuk atau tunggal. Pada saat ini penggunaan pupuk cair anorganik telah banyak dipilih dalam budidaya tanaman anggrek di negara-negara berkembang. Selain aplikasi pemupukan, pertumbuhan dan pembungaan anggrek dapat dibantu dengan pemberian zat penghambat tumbuh yang juga secara tidak langsung dapat merangsang pembungaan. Zat penghambat tumbuh yang biasa digunakan antara lain paclobutrazol, cycocel dan daminozide. Aplikasi paclobutrazol pada bagian akar dan daun dengan konsentrasi 1-2 mg/l dapat merangsang pembungaan anggrek Dendrobium (Sandra, 2005).
Tujuan 1. Mengetahui pengaruh penggunaan paclobutrazol terhadap pertumbuhan dan perkembangan anggrek Dendrobium ‘Jiad Gold x Booncho Gold’. 2. Mengetahui pengaruh penggunaan pupuk daun terhadap pertumbuhan dan perkembangan anggrek Dendrobium ‘Jiad Gold x Booncho Gold’.
3
Hipotesis 1. Terdapat satu konsentrasi paclobutrazol yang terbaik untuk pertumbuhan dan perkembangan anggrek Dendrobium ‘Jiad Gold x Booncho Gold’. 2. Terdapat satu jenis pupuk daun yang terbaik untuk pertumbuhan dan perkembangan anggrek Dendrobium ‘Jiad Gold x Booncho Gold’. 3. Terdapat interaksi konsentrasi paclobutrazol dan pupuk daun dalam pertumbuhan dan perkembangan anggrek Dendrobium ‘Jiad Gold x Booncho Gold’.
4
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae yang terdiri dari 800 genus dan kurang lebih 25 000 spesies. Genus Dendrobium merupakan salah satu genus anggrek terbesar yang menduduki peringkat kedua setelah genus Bulbophyllum. Genus ini memiliki 600 spesies yang menyebar di daerah tropis Asia Selatan, mulai dari Himalaya, Philipina hingga ke Australia (Logan and Lloyd, 1955) Puspitaningtyas, et al. (2003) mengklasifikasikan botani anggrek Dendrobium sebagai berikut : Kingdom
:
Planthae
Divisi
:
Spermatophyta
Sub divisi
:
Angiospermae
Kelas
:
Monocotyledonae
Ordo
:
Orchidales
Famili
:
Orchidaceae
Genus
:
Dendrobium
Spesies
:
Dendrobium sp. (Dendrobium bifalece, D. macrophyllum, D. anthernatum, dan lain-lain)
Anggrek Dendrobium berdasarkan cara hidupnya, sebagian besar termasuk anggrek epifit yaitu menumpang pada batang pohon lainnya tetapi tidak merugikan tanaman yang ditumpanginya. Ada sebagian kecil spesiesnya bersifat lithofit yaitu tumbuh menempel pada batu, ada juga yang bersifat terestial atau hidup dengan mengambil nutrisi dari dalam tanah (Williams, et al., 1989). Berdasarkan morfologinya, anggrek ini termasuk dalam golongan simpodial yaitu anggrek dengan pertumbuhan batang lurus ke atas dan terbatas yang akan terhenti setelah mencapai titik maksimal. Kemudian dilanjutkan dengan pertumbuhan tunas atau anakan baru dan tumbuh membesar (Gunawan, 2002). Akar anggrek Dendrobium yaitu akar lekat (akar substrat) dan akar udara. Akarnya mempunyai lapisan velamen yang berongga (spongy) seperti jaringan bunga karang. Pada lapisan bagian bawah terdapat lapisan yang mengandung klorofil (Gunawan, 2002).
5
Sastrapadja, et al. (1976) menyatakan bahwa daun yang dimiliki anggrek Dendrobium berbentuk lanset dengan ujung tidak simetris. Daunnya tersusun dalam dua baris berhadapan dan bersilangan. Williams, et al. (1989) menambahkan anggrek ini mempunyai tiga tipe dalam pertumbuhan daunnya yaitu tipe evergreen atau tidak menggugurkan daunnya, tipe menggugurkan daunnya setelah satu musim, dan tipe yang tetap dorman selama periode kering. Bunga anggrek Dendrobium biasanya biseksual yang terdiri dari dua lingkaran (Paul, 1963). Lingkaran luar berbentuk sepal atau kelopak bunga dan lingkaran dalam yang berbentuk petal atau mahkota bunga. Satu petalnya berdiferensiasi menjadi labelum atau bibir bunga (Warren and Tettoni, 1996). Pada umumnya bunga muncul pada tunas ujung atau apikal. Namun pada tanaman dewasa, bunga muncul di ketiak daunnya (Sandra, 2005). Organ reproduktif pada anggrek terdiri dari pollinia atau alat kelamin jantan dan gymnostenum atau alat kelamin betina (Paul, 1963).
Sepal tengah
Petal
Petal
Sepal lateris
Sepal lateris
Labellum
Pollinia
Gambar 1. Bentuk Bunga Anggrek Dendrobium ’Jiad gold x Booncho gold’
6
Syarat Tumbuh Anggrek Dendrobium membutuhkan suhu udara yang mempengaruhi pertumbuhannya sekitar 21-24 °C untuk suhu siang dan 18-21 °C untuk suhu malam. Kebutuhan cahaya yang diperlukan cukup banyak. Umumnya kebutuhan cahaya anggrek ini sekitar 35-65 % (Sandra, 2005). Dendrobium memiliki daya adaptasi yang tinggi sehingga dapat tumbuh di daerah dengan ketinggian tempat lebih dari 1 000 m di atas permukaan laut (dpl). Namun anggrek ini menyukai daerah panas dibanding dengan daerah dingin. Ketinggian optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan anggrek ini sekitar 0400 m dpl. Pada umumnya anggrek membutuhkan kelembaban yang cukup tinggi, bahkan ada beberapa jenis anggrek membutuhkan kelembaban amat tinggi. Kelembaban udara optimum tanaman anggrek pada siang hari berkisar antara 5080 % dan pada saat musim berbunga berkisar antara 50-60 % (Sandra, 2005), sedangkan untuk kebutuhan cahayanya berkisar antara 1 500 - 3 000 footcandle (fc).
Zat Penghambat Tumbuh Menurut Wattimena (1988) zat pengatur tumbuh adalah senyawa organik, bukan unsur hara mineral yang aktif dalam jumlah yang kecil yang disintesis pada bagian tertentu dari tanaman dan pada umumnya diangkut ke bagian lain tanaman dimana zat tersebut menimbulkan tanggapan biokimia, fisiologis dan morfologis. Ada 5 kelompok zat pengatur tumbuh di dalam tanaman yaitu auksin, sitokinin, giberelin, etilen dan inhibitor. Inhibitor atau zat penghambat tumbuh yang termasuk dalam zat pengatur tumbuh sintetik (eksogen). Jenis-jenis zat penghambat tumbuh antara lain paclobutrazol, daminozide, ancymidol, cycocel dan AMO 1618. Krishnamoorthy (1981) menyatakan zat penghambat tumbuh berfungsi untuk menghambat perpanjangan sel pada meristem sub apikal, mengurangi laju perpanjangan batang tanpa mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dan atau tanpa mendorong pertumbuhan yang abnormal. Endah (2002) menambahkan
7
bahwa zat penghambat tumbuh dapat meningkatkan warna daun sehingga akan nampak seragam dan membentuk vegetatif tanaman yang mampu mendukung proses pembungaan. Selain itu menurut Wattimena (1988) efek fisiologis dari retardan yaitu menghambat perpanjangan sel pada meristem sub apikal, memperpendek ruas tanaman, mempertebal batang, mencegah kerebahan, menghambat etiolasi, mempertinggi perakaran stek, menghambat senescen, memperpanjang masa simpan, meningkatkan pembuahan serta membantu perkecambahan dan pertunasan. Retardan secara tidak langsung dapat menginduksi pembungaan, tetapi bila pemakaiannya pada konsentrasi yang sangat tinggi dapat menghambat proses pembungaan. Hal tersebut disebabkan terjadinya penghambatan yang sangat besar dalam biosintesis giberelin. Efek dari kerja retardan berlawan dari efek giberelin sehingga retardan berfungsi sebagai anti giberelin (Weaver, 1972).
Paclobutrazol Paclobutrazol merupakan salah satu dari zat penghambat tumbuh yang banyak digunakan untuk meningkatkan produksi dan nilai ekonomi pada tanaman hortikultura. Paclobutrazol merupakan senyawa dari (2RS, 3 RS)-1-(4chlorophenyl)-4,4-dimethyl-2-(1H-1,2,4-Triazol-1-Y1)-pentan-3-ol) dan rumus empirik yaitu C15H20CIN3O (Plant Protection Division, 1986). Rumus bangun paclobutrazol tampak pada Gambar 2.
N
N
CHCH2 CHOH
N C(CH3)3 Gambar 2. Rumus Bangun Paclobutrazol
Cl
8
Menurut Cathey (1975) retardan atau zat penghambat tumbuh dapat menghambat perpanjangan batang, meningkatkan zat hijau daun, meningkatkan partisi karbohidrat dan secara tidak langsung dapat mendorong pembungaan tanpa menyebabkan pertumbuhan abnormal. Paclobutrazol merupakan retardan yang paling efektif menghambat pertumbuhan dibandingkan jenis retardan yang lain. Willkinson dan Richard (1991) menambahkan bahwa paclobutrazol sangat aktif menghambat pemanjangan batang dan memacu pembungaan tanaman hias berkayu.
3 Asetil Ko A
Phytoene
Asam Melavonat (MVA)
Isopentil Pirosfat (IPP)
Geranil Granil Pirofosfat (GGPP)
Geranil Pirofosfat (GPP)
Farnesyl Pirofosfat (FPP)
Caretonoids ent-Kaurene PACLOBUTRAZOL ent-Kaurenoic Acid
ent-7 OH Acid
GA 12 Aldehida
GIBERELLINS
GA 14 Aldehida
Gambar 3. Penghambatan Biosintesis Giberelin oleh Paclobutrazol
9
Paclobutrazol dapat diserap tanaman melalui daun, jaringan batang dan akar. Setelah diserap, paclobutrazol diangkut secara akropetal melalui xylem menuju titik tumbuh. Senyawa aktif ini bergerak lambat menuju sistem sub apikal. Produksi giberelin dihambat paclobutrazol dengan cara menghambat oksidasi entkaurene menjadi ent-kaurenoic acid dalam proses biosintesis giberelin (gambar 3) sehingga
menyebabkan
pengurangan
kecepatan
pembelahan
sel
tanpa
menyebabkan keracunan (ICI, 1984). Hasil penelitian Herlina dan Dwiatmini (1996) menunjukkan bahwa paclobutrazol 600 ppm menghasilkan ruas batang lebih pendek, luas daun semakin sempit dan meningkatkan jumlah tunas berbunga melati (Jasminum sambac). Santi, Kusumo dan Sitorus (1998) juga melaporkan bahwa konsentrasi paclobutrazol 300 ppm dapat memunculkan bunga sedap malam 20 hari lebih cepat.
Pupuk Daun Pupuk adalah bagian yang sangat penting dan diperlukan bagi tanaman untuk mencukupi kebutuhan unsur hara tanaman. Pupuk digolongkan menjadi dua yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk anorganik adalah pupuk buatan yang dibuat dari bahan-bahan kimia sehingga memiliki persentase unsur hara yang tinggi (Novizan, 2002). Menurut aplikasinya, pupuk dapat dibedakan menjadi dua yaitu pupuk daun dan pupuk akar. Pupuk daun adalah pupuk yang diplikasikan melalui daun atau diberikan melalui penyemprotan ke daun tanaman. Pupuk daun mempunyai kelebihan dibandingkan dengan pupuk akar yaitu penyerapan unsur hara melalui daun dapat lebih cepat diserap. Pada daun terdapat stomata (mulut daun) yang dapat mempercepat penyerapan unsur hara sehingga perbaikan tanaman lebih cepat terlihat (Hardjowigeno, 2003). Pupuk daun dapat berbentuk serbuk atau cair. Pupuk daun berbentuk serbuk yang berkualitas baik yaitu apabila dilarutkan dalam air tidak menyisakan endapan. Karena mudah larut dalam air, sifat pupuk daun menjadi sangat higroskopis yang menyebabkan tidak dapat disimpan terlalu lama jika kemasannya telah dibuka.
10
Pupuk daun merupakan pupuk anorganik mengandung unsur makro dan unsur mikro. Pupuk daun yang banyak tersedia di pasaran dengan berbagai merek dagang merupakan pupuk majemuk yang mengandung tiga elemen esensial dasar untuk pertumbuhan dan pembungaan yaitu Nitrogen (N), Fosfor (P) dan Kalium (K). Selain itu pupuk daun juga mengandung unsur hara lain diantaranya C, H, O, Na, S, Mg, Mn, Fe, Zn, B, Mo dan Cu (Edison, 1957).
11
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah naungan University Farm Institut Pertanian Bogor, Darmaga Bogor yang berlangsung selama 8 bulan mulai dari bulan Desember 2006 sampai dengan Agustus 2007. Rumah untuk percobaan ini menggunakan naungan berupa paranet 55%.
Bahan dan Alat Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman anggrek Dendrobium sp. var Jiad Gold x Booncho gold. Tanaman anggrek yang digunakan berumur ± 1.5 tahun yang berasal dari kultur jaringan tanaman. Ratarata tinggi tanaman 15 cm, jumlah daun 5-7 helai dan memiliki 2-3 anakan. Media tanam yang digunakan adalah campuran arang dan pakis. Pot yang digunakan berdiameter 18 cm, terbuat dari tanah liat dengan lubang pada bagian dasar dan sisinya. Zat penghambat tumbuh yang digunakan adalah paclobutrazol 25 %. Pupuk daun yang digunakan adalah pupuk NPK (10-55-10), NPK (10-4015), dan NPK (6-20-30) (Komposisi unsur hara yang terdapat pada pupuk daun terlampir pada Tabel Lampiran 2). Beberapa jenis pestisida yang digunakan untuk pengendalian hama dan penyakit yaitu fungisida (Dithane M-45) dan akarisida (Kelthane). Peralatan yang digunakan yaitu hand sprayer, timbangan, gelas ukur, thermo-hygrometer, meteran dan alat tulis.
Metode Penelitian Penelitian ini disusun dalam Rancangan Lingkungan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor yaitu konsentrasi paclobutrazol dan pupuk daun. Faktor pertama yaitu konsentrasi paclobutrazol yang terdiri dari 5 taraf yaitu 0, 1, 2, 4 dan 6 ppm. Faktor kedua yaitu jenis pupuk daun yang terdiri dari 4 taraf yaitu tanpa pupuk daun, pupuk daun NPK (10-55-10), pupuk daun NPK (10-40-15), dan pupuk daun NPK (6-20-30) sesuai dengan dosis anjuran.
12
Percobaan ini dibagi menjadi 2 kelompok menurut jumlah ruas tanaman yaitu kelompok 1 dengan 5-8 ruas tanaman dan kelompok 2 dengan 9-12 ruas tanaman Jumlah kombinasi perlakuan yaitu 20 kombinasi perlakuan dengan ulangan sebagai perlakuan kelompok. Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 ulangan. Sehingga jumlah tanaman yang dibutuhkan 120 pot tanaman. Model Statistik yang digunakan adalah sebagai berikut : Yijk = μ + αi +βj + (αβ)ij + ρk + εijk Keterangan : Yij
= Nilai pengamatan (respon) perlakuan konsentrasi paclobutrazol ke-i, pupuk daun cair ke-j dan ulangan ke-k
μ
= Nilai tengah umum
αi
= Pengaruh utama perlakuan konsentrasi paclobutrazol pada taraf ke-i
βj
= Pengaruh utama perlakuan pupuk daun cair pada taraf ke-j
(αβ)ij = Komponen interaksi perlakuan konsentrasi paclobutrazol taraf ke-i dengan pupuk daun cair taraf ke-j ρk
= Pengaruh ulangan pada taraf ke-k
εijk
= Pengaruh galat percobaan perlakuan konsentrasi paclobutrazol taraf ke-i, pupuk daun cair taraf ke-j dan ulangan ke-k
dimana : i = 0,1,2,3,4 j = 0,1,2,3 dan k = 1,2
Pengolahan data dilakukan dengan uji F pada system SAS (Statistical Analysis System). Setelah uji F, perlakuan yang berpengaruh nyata diuji dengan uji lanjut DMRT (Duncan Multiple Range System) pada taraf nyata 5%
Pelaksanaan Penelitian Persiapan Lokasi dan Tanaman Lokasi yang akan digunakan sebagai tempat penanaman anggrek diberi naungan berupa paranet sebesar 55 %. Tanaman anggrek dipersiapkan sebanyak 120 tanaman yang diusahakan seragam dan dalam kondisi yang baik. Tanaman diberi label sesuai dengan perlakuan yang diberikan, selanjutnya tanaman tersebut ditata secara acak.
13
Pembuatan Larutan Stok Sebelum pupuk daun cair dan paclobutrazol diaplikasikan, terlebih dahulu dibuat larutan stok. Larutan stok paclobutrazol dibuat dengan konsentrasi 1000 ppm sebanyak 1 liter. Pembuatan larutan stok ini dengan cara memipet 4 ml paclobutrazol 25% lalu dilarutkan dengan aquades hingga 1 liter. Pada saat pengaplikasian, larutan stok tersebut diambil 1, 2, 4, dan 6 ml lalu diencerkan dengan cara menambahkan aquades hingga 1 liter untuk konsentrasi masingmasing 1, 2, 4, dan 6 ppm. Untuk pupuk daun konsentrasi yang digunakan yaitu 2 g/liter. Masingmasing pupuk daun ditimbang sebanyak 200 gram kemudian dilarutkan ke dalam 1 liter air. Pada saat akan digunakan untuk pemupukan, larutan stok tersebut diambil 10 ml kemudian diencerkan dengan cara menambahkan air hingga 1 liter. Perlakuan Paclobutrazol Tanaman anggrek tersebut diberikan paclobutrazol sesuai dengan konsentrasi
masing-masing
perlakuan
yang
sudah
ditetapkan.
Aplikasi
paclobutrazol dengan frekuensi pemberian satu minggu sekali dilakukan pada semua tanaman kecuali tanaman kontrol atau yang konsentrasinya 0 ppm hanya disemprot dengan air. Aplikasinya dilakukan dengan menyemprotkannya pada seluruh bagian daun dan media dengan hand sprayer. Waktu aplikasi paclobutrazol yaitu pada sore hari. Volume penyemprotan paclobutrazol yaitu 10 kali semprotan per pot tanaman. Perlakuan Pemupukan Pemupukan dilakukan pada semua tanaman dengan frekuensi satu minggu dua kali. Konsentrasi pemupukan yang diberikan yaitu 2 g/l untuk masing-masing pupuk. Cara pemupukan dilakukan dengan menyemprotkan pada seluruh bagian daun dan media. Waktu aplikasi pemupukan dilakukan pada sore hari. Volume penyemprotan pupuk yaitu 10 kali semprotan per pot tanaman. Pemeliharaan Pemeliharaan meliputi penyiraman dan pengendalian gulma serta pemberantasan hama dan penyakit. Penyiraman dapat dilakukan 1-2 hari sekali atau sesuai dengan kebutuhan tanaman. Gulma yang tumbuh dibersihkan dengan cara mencabutnya. Hama dan penyakit dikendalikan dengan cara pemberian
14
fungisida berupa Dithane M-45 dan insektisida Decis 2.5 EC serta akarisida Kelthane yang dilakukan satu minggu sekali secara bergantian. Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengendalikan hama dan penyakit yaitu dengan membuang bagian tanaman yang terkena hama dan penyakit. Pengamatan Pengamatan yang dilakukan meliputi pengamatan pada stadia vegetatif dan generatif. Pengamatan vegetatif dilakukan setiap satu minggu sekali mulai dari 1 MST. Pengamatan dihentikan pada saat bunga pertama telah muncul. Pengamatan generatif dilakukan setiap 1 minggu sekali. Pengamatan generatif dilakukan ketika bunga pertama muncul. Pengamatan vegetatif meliputi : 1. Tinggi tanaman, diukur dari pangkal batang sampai titik tumbuh (cm) 2. Panjang daun, diukur dari pangkal atau ketiak daun sampai ujung daun (cm) 3. Jumlah daun, dihitung per tanaman (daun yang sudah membuka sempurna) 4. Jumlah tunas atau anakan 5. Diameter batang tanaman, diukur pada bagian batang yang terbesar (cm)
Pengamatan generatif meliputi : 1. Waktu keluar bakal bunga, diamati saat tanaman sudah memperlihatkan kuncup bunga 2. Jumlah bakal bunga, diamati saat tanaman sudah memperlihatkan kuncup bunga 3. Jumlah kuntum bunga per tangkai, dihitung semua kuncup dan bunga yang sudah mekar penuh yang muncul 4. Panjang tangkai bunga, diukur dari pangkal tangkai sampai ujung tangkai bunga (cm) 5. Vase life, diamati dari bunga mekar hingga bunga layu (minggu)
15
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Kondisi tanaman anggrek Dendrobium sp. pada awal perlakuan secara umum baik dan seragam. Pada 11 MSP sebanyak ± 50 % pot tanaman terserang hama. Beberapa daun tanaman anggrek menjadi layu dan menguning, yang kemudian daun menjadi kering. Hal ini disebabkan adanya serangan hama tungau merah atau biasa disebut Red Spider (Tetranychus urtacae). Gejala serangan hama ini terlihat di bawah permukaan daun bekas gigitan meninggalkan lapisan putih dan mengkilap lalu menjadi bercak hitam (Tribus Info Kit, 2005).
Gambar 4. Penampakan Tanaman Anggrek Dendrobium sp. yang Terkena Hama Tungau Merah. Pengendalian hama tungau merah ini yaitu dengan menggunakan akarisida Kelthane. Aplikasi Kelthane dilakukan setiap satu minggu sekali pada awal serangan dan pengaplikasian dinaikkan menjadi satu minggu dua kali karena tingkat serangan tungau merah meningkat. Selain itu dilakukan juga pembersihan daun dengan cara menggosok bagian bawah dan atas daun menggunakan alkohol 70 %. Penggunaan paranet 55 % pada penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian Widiastoety, Prasetyo dan Solvia (2000), penggunaan paranet 55 % menghasilkan pertumbuhan vegetatif dan generatif anggrek Dendrobium Bali Queen yang terbaik. Oleh karena itu pada penelitian ini digunakan paranet 55 %
16
untuk menghasilkan cahaya yang optimal untuk pertumbuhan dan pembungaan anggrek Dendrobium ’Jiad Gold x Booncho Gold’. Suhu harian rata-rata di rumah naungan selama penelitian adalah 31.35 0C. Menurut Steward (2002), anggrek Dendrobium sp. memerlukan suhu udara 26-30 0
C pada siang hari dan 21 0C pada malam hari. Kelembaban udara harian rata-rata
pada penelitian ini adalah 62.16 %. Menurut Pridgeon (1992), kelembaban udara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan anggrek Dendrobium sp. berkisar antara 7080 % dengan RH minimum 60 %.
17
Pertumbuhan Vegetatif
Tinggi Tanaman Faktor tunggal paclobutrazol tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman anggrek Dendrobium ’Jiad Gold x Booncho Gold’. Pada Gambar 5 terlihat bahwa laju pertumbuhan tinggi tanaman dengan perlakuan paclobutrazol lebih lambat dibandingkan dengan tanaman kontrol. Pemberian paclobutrazol dengan konsentrasi di atas 1 ppm mengakibatkan terhambatnya tinggi tanaman anggrek. Perlakuan paclobutrazol dengan konsentrasi 1 ppm memberikan hasil yang terbaik dalam menghambat laju pertumbuhan tinggi tanaman tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan yang lain. Menurut Carlson et al. (1992) paclobutrazol dapat mengurangi tinggi tanaman dengan memperpendek ruas tanaman.
Gambar 5. Pengaruh Konsentrasi Paclobutrazol terhadap Tinggi Tanaman Anggrek Dendrobium ’Jiad Gold x Booncho Gold’ Faktor tunggal pupuk daun tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman anggrek Dendrobium ’Jiad Gold x Booncho Gold’. Perlakuan dengan menggunakan NPK (6-20-30) memberikan laju pertumbuhan tinggi yang terbaik (Gambar 6). Hal ini diduga karena pupuk NPK ini dapat diserap lebih cepat dibandingkan dengan pupuk yang lain karena mengandung unsur K yang tinggi. Unsur Kalium berperan dalam fisiologi tanaman, pembukaan stomata, mengaktifkan enzim dan mempengaruhi penyerapan unsur-unsur hara lainnya (Hardjowigeno, 2003).
18
Gambar 6. Pengaruh Jenis Pupuk Daun terhadap Tinggi Tanaman Anggrek Dendrobium ’Jiad Gold x Booncho Gold’ Interaksi paclobutrazol dan pupuk daun berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman anggrek Dendrobium ’Jiad Gold x Booncho Gold’. pada 1-20 MSP. Interaksi berpengaruh sangat nyata mulai dari 7 MSP hingga akhir pengamatan. Pada tabel 1 terlihat bahwa pola interaksi tersebut tidak jelas. Tinggi tanaman perlakuan kontrol tidak berbeda nyata dengan perlakuan paclobutrazol dan pupuk daun. Tabel 1. Interaksi Perlakuan Konsentrasi Paclobutrazol dan Jenis Pupuk Daun terhadap Tinggi Tanaman Anggrek Dendrobium ’Jiad Gold x Booncho Gold’. pada 10 MSP Paclobutrazol /Pupuk Daun 0 ppm 1 ppm 2 ppm 4 ppm 6 ppm Keterangan :
Tanpa Pupuk Daun 15.78d 20.04abcd 19.80abcd 20.15abcd 18.04abcd
NPK NPK (10-50-10) (10-40-15) --- cm --18.77abcd 20.22abcd 16.85bcd 16.00d 22.72ab 16.97bcd 21.55abcd 16.39cd 18.34abcd 23.40a
NPK (6-20-30) 23.30a 22.22abc 18.10abcd 21.04abcd 16.45cd
Nilai yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT 5 %
19
P0A0
P0A1
P0A2
P0A3
Gambar 7. Anggrek Dendrobium ’Jiad Gold x Booncho Gold’ Hasil Perlakuan Konsentrasi Paclobutrazol dan Jenis Pupuk Daun Perlakuan kontrol menghasilkan tinggi yang lebih rendah dibandingkan perlakuan lain. Hal ini diduga karena perlakuan tanpa menggunakan pupuk dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Tidak adanya suplai nutrisi kepada tanaman menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi lambat (Gambar 7).
P1A0
P1A1
P1A2
P1A3
P4A0
P4A1 P4A2 P4A3
Gambar 8. Anggrek Dendrobium ’Jiad Gold x Booncho Gold’ Hasil Perlakuan Konsentrasi Paclobutrazol dan Jenis Pupuk Daun
20
Interaksi antara konsentrasi paclobutrazol dan jenis pupuk daun yang terbaik dalam menghambat tinggi tanaman yaitu perlakuan paclobutrazol 1 ppm dan pupuk daun NPK (10-40-15). Perlakuan paclobutrazol 6 ppm dan pupuk daun NPK (10-40-15) memberikan pengaruh laju pertumbuhan tinggi yang terbaik. Hal ini diduga karena adanya serapan nutrisi yang berasal dari pupuk daun yang menyebabkan tinggi tanaman lebih tinggi dibandingkan perlakuan yang lain (Gambar 8). Pemberian paclobutrazol berpengaruh cukup baik dalam menghambat tinggi tanaman. Tetapi jika pemberian paclobutrazol disertai dengan pemberian pupuk daun menyebabkan penghambatan tinggi tanaman akan sedikit berkurang. Hal ini diduga karena pengaruh pupuk daun terhadap pertambahan tinggi tanaman cukup baik. Panjang Daun Faktor tunggal paclobutrazol tidak berpengaruh nyata terhadap panjang daun tanaman anggrek Dendrobium ’Jiad Gold x Booncho Gold’. Perlakuan paclobutrazol dengan konsentrasi di atas 1 ppm dapat menurunkan laju pertumbuhan panjang daun tanaman anggrek. Hal ini serupa dengan pendapat Gaba (2005) yang menyatakan bahwa pemberian retardan akan mengakibatkan ukuran daun yang lebih kecil dari ukuran daun biasanya.
Gambar 9. Pengaruh Konsentrasi Paclobutrazol terhadap Panjang Daun Anggrek Dendrobium ’Jiad Gold x Booncho Gold’
21
Faktor tunggal pupuk daun tidak berpengaruh nyata terhadap panjang daun tanaman anggrek Dendrobium ’Jiad Gold x Booncho Gold’. Perlakuan pupuk NPK (6-20-30) memberikan pengaruh laju pertumbuhan panjang daun yang terbaik dibandingkan perlakuan pupuk NPK yang lain. Walaupun pupuk NPK (620-30) memiliki kandungan unsur hara mikro yang tidak lengkap dibandingkan pupuk yang lainnya. Hal ini diduga karena penyerapan pupuk NPK (6-20-30) lebih baik apablia dibandingkan dengan pupuk yang lain (Tabel Lampiran 2).
Gambar 10. Pengaruh Jenis Pupuk Daun terhadap Panjang Daun Anggrek Dendrobium ’Jiad Gold x Booncho Gold’ Interaksi perlakuan konsentrasi paclobutrazol dan jenis pupuk daun berpengaruh
nyata
pada
4-13
MSP
terhadap
panjang
daun
anggrek
Dendrobium ’Jiad Gold x Booncho Gold’. Pada tanaman kontrol terlihat bahwa tinggi tanaman lebih rendah dibandingkan dengan tanaman lain (tabel 2). Hal ini diduga karena perlakuan tanpa menggunakan pupuk dapat menghambat pertumbuhan tanaman, tidak adanya suplai nutrisi kepada tanaman menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi lambat. Pola interaksi antara konsentrasi paclobutrazol dan jenis pupuk daun terhadap panjang daun tanaman anggrek tidak jelas. Panjang daun tanaman kontrol tidak berbeda nyata dengan panjang daun tanaman perlakuan. Pada perlakuan tanpa pemberian pupuk daun dan pemberian pupuk daun NPK (10-5010), semakin tinggi pemberian konsentrasi paclobutrazol maka semakin rendah panjang daun tanaman yang dihasilkan. juga. Pada pemberian pupuk daun NPK (10-40-15) dan NPK (6-20-30) polanya tidak jelas.
22
Tabel 2. Interaksi Konsentrasi Paclobutrazol dan Jenis Pupuk Daun terhadap Panjang Daun Tanaman Anggrek Dendrobium ’Jiad Gold x Booncho Gold’ pada 10 MSP Paclobutrazol
Tanpa
NPK
NPK
NPK
/Pupuk Daun
Pupuk Daun
(10-50-10)
(10-40-15)
(6-20-30)
--- cm --0 ppm
9.67c
11.54ab
11.25ab
11.15abc
1 ppm
11.00abc
11.35ab
10.92abc
10.93abc
2 ppm
10.85abc
10.67abc
11.17ab
11.05abc
4 ppm
10.20bc
10.48abc
11.21ab
10.65abc
6 ppm
10.18bc
10.30abc
11.75a
11.12abc
Keterangan :
Nilai yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT 5 %
Pengaruh penghambatan panjang daun yang terbaik terlihat pada perlakuan paclobutrazol 6 ppm dan tanpa pupuk daun. Hal ini diduga karena paclobutrazol menghambat produksi giberelin yang menyebabkan pengurangan kecepatan pembelahan sel sehingga pertumbuhan tinggi tanaman terhambat (ICI, 1985). Perlakuan paclobutrazol 6 ppm dan pupuk daun NPK (10-40-15) berpengaruh terhadap panjang daun yang terbaik dibandingkan pupuk daun yang lain meskipun tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini diduga karena pupuk NPK ini memiliki kandungan unsur hara makro dan mikro yang cukup dalam mendukung pertambahan panjang daun. Pupuk NPK ini memiliki unsur hara mikro yang lengkap dibandingkan pupuk NPK yang lainnya (Tabel Lampiran 2).
Jumlah Daun Interaksi antara paclobutrazol dan pupuk daun berpengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman anggrek Dendrobium ’Jiad Gold x Booncho Gold’ pada 111 MSP. Jumlah daun tertinggi dihasilkan oleh perlakuan paclobutrazol 1 ppm dan tanpa pupuk NPK. Jumlah daun terendah dihasilkan pada perlakuan paclobutrazol 1 ppm dan pupuk daun NPK (10-50-10). Jumlah daun yang rendah
23
ini disebabkan beberapa daun diserang hama tungau merah sehingga daun tanaman menjadi kering. Tabel 3. Interaksi Perlakuan Konsentrasi Paclobutrazol dan Jenis Pupuk Daun terhadap Jumlah Daun Tanaman Anggrek Dendrobium ’Jiad Gold x Booncho Gold’ pada 10 MSP Paclobutrazol
Tanpa
NPK
NPK
NPK
/Pupuk Daun
Pupuk Daun
(10-50-10)
(10-40-15)
(6-20-30)
--- cm --0 ppm
3.84abc
4.17abc
3.67abc
3.34abc
1 ppm
5.17a
2.34c
4.33ab
3.67abc
2 ppm
3.17bc
3.84abc
4.17abc
4.34ab
4 ppm
3.34abc
4.00abc
4.17abc
4.50ab
6 ppm
3.50abc
4.50ab
4.67ab
4.00abc
Keterangan :
Nilai yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT 5 %
Pola interaksi yang terbentuk antara perlakuan kontrol dengan perlakuan yang diberikan paclobutrazol dan pupuk daun terhadap jumlah daun tidak jelas. Pada tabel 3 terlihat bahwa, jumlah daun kontrol tidak berbeda nyata dengan jumlah daun yang diberikan paclobutrazol dan pupuk daun NPK. Hal ini diduga karena pemberian paclobutrazol tidak mempengaruhi jumlah daun. Menurut Krishnamoorthy (1981) efek fisiologis retardan mempengaruhi pembentukan sel pada meristem sub apikal sedangkan pertumbuhan daun terletak pada meristem apikal.
Jumlah Anakan Faktor tunggal paclobutrazol berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan tanaman anggrek Dendrobium ’Jiad Gold x Booncho Gold’ pada 16, 18, 19 dan 20 MSP. Pada tabel 4 terlihat bahwa tanaman kontrol dan beberapa tanaman pada perlakuan yang lain mengalami penurunan jumlah anakan disebabkan oleh faktor lingkungan seperti serangan hama tungau merah yang menyerang tunas baru. Hama tungau merah ini menyerang daun, bagian tanaman yang lunak serta anakan yang baru muncul.
24
Pemberian paclobutrazol di atas 1 ppm dapat meningkatkan jumlah anakan tanaman anggrek. Menurut Wattimena (1988) bahwa salah satu efek fisiologis retardan yaitu mendorong terbentuknya tunas. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4 jumlah anakan tanaman kontrol lebih rendah dibandingkan jumlah anakan tanaman hasil perlakuan paclobutrazol. Pemberian paclobutrazol pada taraf 2, 4 dan 6 ppm berbeda nyata terhadap jumlah anakan dibandingkan dengan tanaman kontrol. Tabel 4. Pengaruh Konsentrasi Paclobutrazol terhadap Jumlah Anakan Anggrek Dendrobium ’Jiad Gold x Booncho Gold’ Minggu Setelah Perlakuan (MSP)
Konsentrasi Paclobutrazol (ppm) 0
16
18
19
20
2.42b
2.42b
2.46b
2.38b
1
2.87ab
2.92ab
2.92ab
2.88ab
2
2.96ab
3.92a
3.37a
3.33a
4
3.04a
3.17a
3.08a
3.08a
6
2.83ab
3.21a
3.13a
3.04a
Uji F
*
*
*
*
Keterangan :
Nilai yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT 5 %
Faktor tunggal pupuk daun tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan tanaman anggrek Dendrobium ’Jiad Gold x Booncho Gold’. Pupuk daun NPK (10-40-15) memberikan pengaruh yang terbaik terhadap pertambahan jumlah anakan. Hal ini disebabkan karena adanya suplai unsur hara yang memadai oleh pupuk ini. Menurut Edmond et al. (1993) nutrisi yang besar diperlukan dalam proses pembentukan dan perkembangan tunas. Unsur yang paling banyak dibutuhkan dalam pertumbuhan dan perkembangan tunas adalah unsur N.
25
Gambar 11. Pengaruh Jenis Pupuk Daun terhadap Jumlah Anakan Anggrek Dendrobium ’Jiad Gold x Booncho Gold’ Interaksi antara paclobutrazol dan pupuk daun berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan pada 1, 2, 3, 4, 12, 14 dan 16 MSP. Perlakuan paclobutrazol 1 ppm dan pupuk daun NPK (10-40-15) memberikan pengaruh yang tertinggi terhadap jumlah anakan. Hal ini diduga karena adanya pengaruh dari pupuk daun yang mendukung pembentukan tunas. Tabel 5. Interaksi Perlakuan Konsentrasi Paclobutrazol dan Jenis Pupuk Daun terhadap Jumlah Anakan Anggrek Dendrobium ’Jiad Gold x Booncho Gold’pada 14 MSP Paclobutrazol /Pupuk Daun
Tanpa Pupuk Daun
NPK (10-50-10)
NPK (10-40-15)
NPK (6-20-30)
0 ppm
3.17bcd
2.00gh
--- cm --1.84h
2.67def
1 ppm
2.17fgh
2.67def
3.83a
2.67def
2 ppm
3.00cde
2.67def
3.50abc
2.50efg
4 ppm
2.67def
2.84de
3.67ab
2.84de
6 ppm
3.00cde
2.84de
2.67def
2.83de
Keterangan :
Nilai yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT 5 %
Perlakuan tanpa paclobutrazol dan pupuk NPK (10-50-10) memberikan pengaruh terhadap jumlah anakan yang terendah yaitu 1.84 anakan. Hal ini bertentangan dengan pendapat Edmont et al. (1983) yang menyatakan bahwa unsur N dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tunas.
26
Diameter Batang Faktor tunggal paclobutrazol tidak berpengaruh nyata terhadap diameter batang tanaman anggrek Dendrobium ’Jiad Gold x Booncho Gold’. Perlakuan paclobutrazol di atas 1 ppm memberikan pengaruh yang baik dalam laju pertumbuhan diameter batang. Menurut Cathey (1964) zat penghambat tumbuh dapat menghambat biosintesis giberelin dan mempertebal batang. Penebalan batang disebabkan karena produksi sel di dalam kambium distimulir dan terjadi peningkatan volume dari sel parenkim di daerah korteks.
Gambar 12. Pengaruh Konsentrasi Paclobutrazol terhadap Diameter Batang Tanaman Anggrek Dendrobium ’Jiad Gold x Booncho Gold’ Faktor tunggal pupuk daun tidak berpengaruh nyata terhadap diameter batang tanaman anggrek Dendrobium ’Jiad Gold x Booncho Gold’. Pupuk daun NPK (10-40-15) memberikan hasil yang terbaik terhadap laju pertumbuhan diameter batang dibandingkan dengan pupuk daun yang lain. Hal ini diduga karena pupuk daun NPK (10-40-15) memiliki kandungan unsur hara yang lengkap. Unsur hara mikro yang terkandung di dalam pupuk daun NPK (10-40-15) lengkap apabila dibandingkan dengan pupuk daun NPK (10-50-10) dan pupuk daun NPK (6-20-30) sehingga pertumbuhan tanaman juga lebih baik.
27
Gambar 13. Pengaruh Jenis Pupuk Daun terhadap Diameter Batang Anggrek Dendrobium ’Jiad Gold x Booncho Gold’
28
Pertumbuhan Generatif Fase generatif merupakan fase dimana tanaman telah siap berbunga. Biasanya tanaman mulai memasuki fase generatif dengan ditandai pertumbuhan vegetatif yang menurun. Selain itu fase generatif dapat dipercepat dengan memberikan pupuk dengan unsur P yang tinggi dan juga pemberian zat yang merangsang pembungaan. Perlakuan konsentrasi paclobutrazol dan jenis pupuk daun pada penelitian ini belum dapat mempercepat pembungaan. Pada tabel 6 terlihat bahwa sampai akhir pengamatan (20 MSP), hanya ada 5 pot tanaman yang berbunga dari keseluruhan jumlah pot tanaman yang digunakan (120 pot tanaman). Menurut Weaver (1972), penghambatan biosintesis giberelin oleh retardan di meristem sub apikal akan menyebabkan penurunan laju pembelahan sel sehingga menghambat pertumbuhan vegetatif dan secara tidak langsung akan mengalihkan fotosintat ke pertumbuhan generatif yang diperlukan untuk pembentukan bunga.
Paclobutrazol 2 ppm dan NPK (6-20-30)
Paclobutrazol 4 ppm dan NPK (10-50-10)
Gambar 14. Tanaman Anggrek Dendrobium ’Jiad Gold x Booncho Gold’ yang telah berbunga
29
Gambar 15. Tanaman Anggrek Dendrobium ’Jiad Gold x Booncho Gold’ Perlakuan Konsentrasi Paclobutrazol 1 ppm dan NPK (10-50-10) yang telah berbunga Penghambatan waktu muncul bunga mungkin disebabkan oleh konsentrasi paclobutrazol yang digunakan belum sesuai untuk tanaman anggrek, karena setiap tanaman mempunyai sensitifitas yang berbeda-beda terhadap zat penghambat tumbuh. Selain itu, diduga terdapat pengaruh dari faktor lingkungan seperti serangan hama tungau merah yang menyebabkan kerusakan pada lapisan daun sehingga penyerapan paclobutrazol dan pupuk daun kurang optimal. Menurut Menhennet (1979), perlakuan zat penghambat tumbuh pada waktu yang tidak tepat dan konsentrasi yang tidak tepat akan menunda pembungaan. Hal ini disebabkan pembentukan beberapa macam zat yang diperlukan tanaman untuk pembentukan primordia bunga terhambat.
30
Tabel 6. Pengaruh Perlakuan Konsentrasi Paclobutrazol dan Pupuk Daun terhadap Pembungaan Anggrek Dendrobium ’Jiad Gold x Booncho Gold’
P0A0
0%
-
Panjang Tangkai Bunga (cm) -
P0A1
16.67 %
12
15.8
1
6
7
P0A2
0%
-
-
-
-
-
P0A3
0%
-
-
-
-
-
P1A0
0%
-
-
-
-
-
P1A1
16.67 %
19
20.6
1
9
6
P1A2
16.67 %
9
15.5
1
6
5
P1A3
0%
-
-
-
-
-
P2A0
0%
-
-
-
-
-
P2A1
0%
-
-
-
-
-
P2A2
0%
-
-
-
-
-
P2A3
16.67 %
13
30.2
1
10
7
P3A0
0%
-
-
-
-
-
P3A1
16.67 %
12
28.6
2
7
8
P3A2
0%
-
-
-
-
-
P3A3
0%
-
-
-
-
-
P4A0
0%
-
-
-
-
-
P4A1
0%
-
-
-
-
-
P4A2
0%
-
-
-
-
-
P4A3
0%
-
-
-
-
-
Waktu % Perlakuan Berbunga Berbunga (MSP)
Keterangan :
P0 = Paclobutrazol 0 ppm P1 = Paclobutrazol 1 ppm P2 = Paclobutrazol 2 ppm P3 = Paclobutrazol 4 ppm P4 = Paclobutrazol 6 ppm
Jumlah Tangkai Bunga
Jumlah Kuntum Bunga
Vase life (minggu)
-
-
-
A0 = Tanpa Pupuk Daun A1 = Pupuk Daun NPK (10-50-10) A2 = Pupuk Daun NPK (10-40-15) A3 = Pupuk Daun NPK (6-20-30)
31
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Perlakuan faktor tunggal paclobutrazol berpengaruh nyata pada jumlah anakan tanaman anggrek Dendrobium ’Jiad Gold x Booncho Gold’. Perlakuan paclobutrazol di atas 1 ppm dapat menghambat pertumbuhan tanaman anggrek. 2. Perlakuan pupuk daun NPK tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman anggrek. Perlakuan pupuk NPK (6-20-30) memberikan pengaruh yang terbaik terhadap pertumbuhan tanaman anggrek. 3. Interaksi konsentrasi paclobutrazol dan pupuk daun berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, panjang daun, jumlah daun dan jumlah anakan. Perlakuan paclobutrazol 1 ppm dan pupuk daun NPK (10-40-15) menghambat tinggi tanaman dan memberikan jumlah anakan yang tertinggi. Perlakuan paclobutrazol 6 ppm tanpa pemberian pupuk daun menghambat pertumbuhan panjang daun. 4. Perlakuan paclobutrazol dan pupuk daun NPK belum dapat mempercepat pembungaan anggrek Dendrobium ’Jiad Gold x Booncho Gold’.
Saran
Untuk mempercepat pembungaan tanaman anggrek Dendrobium ’Jiad Gold x Booncho Gold’sebaiknya konsentrasi paclobutrazol diberikan lebih tinggi dari 6 ppm. Sebaiknya volume aplikasi paclobutrazol lebih ditingkatkan (lebih dari 10 semprotan atau 8 ml/tanaman) dan waktu aplikasi paclobutrazol yang tepat. Untuk aplikasi pupuk daun sebaiknya diberikan pupuk daun yang mengandung unsur hara yang lengkap (Pupuk NPK (10-40-15)).
32
DAFTAR PUSTAKA
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta. 2003. Media tumbuh anggrek Dendrobium. LIPTAN. 01:280/28. Carlson, W. H., M. P. Kaczperski and E. M. Rowley. 1992. Bedding plant. p511550. In: R. A. Larson (Ed.) Introduction to Floriculture. 2nd Edition. Academic Press, Inc. New York. 636p. Cathey, H. M. 1975. Comparative plant growth retarding activities of ancymidol with ACPA, Phospon, Chlormequat and SADH on ornamental plant species. Hort. Scien. 10(3):204-216. Darjanto dan Satifah S. 1990. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga dan Teknik Penyerbukan Silang Buatan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 156 hal. Edison, T. A. 1957. Fundamental of Horticulture Third Edition. Mc. Graw-Hill Book Company, USA. 456p. Edmond, J. B., T. L. Seen, F. S. Andrews and R. G. Halfacre. 1983. Fundamental of Horticulture. 4th ed. McGraw Hill Inc., New York. 560p. Endah, J. 2002. Membuat Tanaman Hias Rajin Berbunga. Agromedia Pustaka. Jakarta. 177 hal. Gaba, V. P. 2005. Plant Growth Regulators in Plant Tissue Culture and Development. p 87-99. In Triggiano R. N. and Gray, D. J. (Eds.). Plant Development and Biotechnology. CRC Press. Washington DC. Gunawan, L. W. 1992. Teknik Kultur Jaringan Tumbuhan. Pusat Antar Universitas. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 165 hal. Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta. 286 hal. Harjadi, S. S. 1996. Pengantar Agronomi. Pt Gramedia Pustaka. Jakarta. 195 hal. Herlina, D. dan Dwiatmini. 1996. Peran zat pengatur tumbuh dan dosis pupuk organik terhadap pembungaan melati (Jasminum sambac) sebagai tanaman pot. Laporan Penelitian. BALITHI. Jakarta. 14 hal. ICI. 1984. Paclobutrazol Plant Growth Regulator for Ornamentals. Imperial Chemical Industries. 21p. Krishnamoorthy, H. N. 1981. Plant Growth Substances including Applications in Agriculture. McGraw-Hill Publ. New Delhi. 214p.
33
Logan, H. B. and G. C. Lloyd. 1955. Orchids Are Easy to Grow. Pentice Hall Inc. Englewood Cliff. New Jersey. Menhennet, R. 1979. Use of glass house crops. p 27-28. In: D. R. Clifford and J. R. Lenton. 1979. Recent Development in the Use of Plant Growth Retardants. Brit. Plant Growth Regulator Group. London. Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta. 114 hal. Paul, M. 1964. Orchids Care and Growth. Universe Book Inc. New York. 135 hal. Plant Protection Division. 1986. Paclobutrazol Plant Growth Regulator for Fruit. Copyrigth ICI. England. 38p. Pridgeon, A. 1992. The Illustrated Encyclopedia of Orchid. Timber Press, Inc. North America. 304p. Puspitaningtyas, D. M., S. Mursidawati, Sutrisno dan A. Jauhari. 2003. Anggrek Alam di Kawasan Konservasi Pulau Jawa. LIPI. Bogor. Sandra, E. 2005. Membuat Anggrek Rajin Berbunga. Agromedia Pustaka. Jakarta. 85 hal. Santi, A., S. Kusumo dan E. Sitorus. 1988. Induksi pembungaan dengan zat pengatur tumbuh pada sedap malam. J. Hort. 8(1):952-956 Sastrapadja, S., D. Gandawidjaja, M. Imelda dan R. E. Nasution. 1976. Anggrek Indonesia. PN. Balai Pustaka. Jakarta. Sutedjo, M. M. 1999. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta. 177 hal. Stewart, J. 2000. Orchid Revised Edition. Timber Press. Portland. Trubus Info Kit. 2005. Anggrek Dendrobium Vol 01. PT Trubus Swadaya. Jakarta. 218 hal. Warren, W. and L. I. Tettoni. 1996. Tropical Flowers of Southeast Asia. Periplu Edition. Singapore. 64p. Wattimena, G. A. 1988. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Pusat Antar Universitas. Institut Pertanian Bogor. 120 hal. Weaver, R. J. 1972. Plant Growth Substances in Agricultured. W. H. Freeman and Co. San Francisco. 549p.
34
Widiastoety, D., W. Prasetio dan N. Solvia. 2000. Pengaruh naungan terhadap produksi tiga kultivar bunga anggrek Dendrobium. J. Hort. 9(4):302-306 Williams, B. 1989. Orchid for Everyone. Gallery Book Inc. New York. Willkinson, R. I. and D. Richards. 1991. Influence of paclobutrazol on growth and flowering of rhododendron. Hort. Scien. 26(3):282-284.
35
36
Tabel Lampiran 1. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Konsentrasi Paclobutrazol dan Jenis Pupuk Daun Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Anggrek Dendrobium sp. Parameter Pengamatan Tinggi Tanaman
Panjang Daun
Lebar Daun
Jumlah Daun
Jumlah Anakan
Diameter Batang
Keterangan :
Umur Tanaman (MSP) 1 5 10 15 20 1 5 10 15 20 1 5 10 15 20 1 5 10 15 20 1 5 10 15 20 1 5 10 15 20
Konsentrasi Paclobutrazol tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn * tn tn tn tn tn
* = berbeda nyata (α=5 %) ** = berbeda sangat nyata (α=1 %) tn = tidak nyata
Jenis Pupuk Daun tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn
Paclobutrazol * Pupuk Daun * * ** ** ** tn * * tn tn tn tn tn * tn ** * * tn tn * tn tn tn tn tn tn tn tn tn
KK (%) 14.16 12.28 11.37 11.15 11.24 5.26 4.64 4.89 5.70 5.72 8.99 7.76 7.45 5.85 8.58 7.35 6.64 7.90 13.35 16.37 19.32 20.51 18.76 18.65 17.33 8.87 8.80 8.07 8.10 8.02
37
Tabel Lampiran 2. Komposisi Unsur Makro dan Unsur Mikro dalam Pupuk Daun Unsur Hara
NPK (10-50-10) N 10 P2O5 55 K2O 10 B 0.02 Ca 0.05 Co Cu 0.05 Fe 0.1 Mg 0.1 Mn 0.05 Mo 0.0005 S 0.2 Zn 0.05 Keterangan : - = Tidak tersedia √ = Tersedia
Pupuk Daun (%) NPK (10-40-15) 10 40 15 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
NPK (6-20-30) 6 20 30 √ √ √ 3 √ √
38
Gambar Lampiran 1. Tata Letak Tanaman Anggrek Dendrobium sp. Kelompok 1 P0A1U1 (1) P4A2U1 (2) P0A0U1(3) P1A2U1(2) P3A2U1(3) P0A0U1(1) P1A1U1(3) P2A3U1(3) P1A3U1(3) P2A0U1(3) P0A2U1(2) P4A3U1(3) P4A1U1(3) P1A2U1(1) P0A0U1(2)
P0A2U1(3) P3A3U1(2) P2A2U1(1) P2A0U1(2) P1A3U1(1) P1A0U1(3) P3A1U1(3) P4A1U1(2) P0A3U1(1) P2A2U1(2) P3A0U1(1) P4A2U1(3) P3A1U1(1) P2A3U1(1) P1A3U1(2)
P0A3U1(2) P4A3U1(1) P4A0U1(2) P2A1U1(1) P1A0U1(2) P4A2U1(1) P0A1U1(2) P3A0U1(3) P3A3U1(3) P4A3U1(2) P4A0U1(3) P3A1U1(2) P2A2U1(3) P1A0U1(1) P0A1U1(2)
P1A1U1(2) P3A0U1(3) P4A1U1(1) P2A3U1(2) P3A2U1(2) P3A2U1(1) P0A2U1(1) P2A1U1(2) P4A0U1(1) P1A2U1(3) P3A3U1(1) P2A0U1(1) P3A0U1(2) P2A1U1(3) P1A1U1(1)
P0A0U2(2) P2A3U2(1) P2A2U2(2) P1A3U2(3) P4A2U2(3) P3A0U2(2) P2A3U2(3) P2A1U2(1) P1A2U2(3) P1A0U2(2) P4A1U2(2) P3A0U2(2) P3A2U2(2) P0A1U2(1) P4A3U2(2)
Kelompok 2 P4A0U2(2) P4A3U2(3) P3A3U2(2) P1A2U2(1) P1A1U2(1) P2A1U2(2) P3A1U2(3) P1A2U2(2) P3A3U2(3) P4A0U2(1) P2A3U2(2) P2A1U2(3) P0A0U2(1) P1A0U2(3) P4A2U2(2)
P0A1U2(3) P4A3U2(1) P4A1U2(1) P0A3U2(1) P1A3U2(2) P4A1U2(3) P0A2U2(3) P0A3U2(3) P0A0U2(3) P3A3U2(1) P2A0U2(1) P4A2U2(1) P0A1U2(2) P2A0U2(3) P1A0U2(1)
P0A2U2(1) P1A1U2(2) P3A2U2(3) P0A3U2(2) P3A2U2(1) P2A2U2(1) P2A0U2(2) P1A3U2(1) P0A2U2(2) P1A1U2(3) P3A1U2(2) P3A1U2(1) P3A0U2(3) P2A2U2(3) P4A0U2(3)
Keterangan : P0 = Paclobutrazol 0 ppm P1 = Paclobutrazol 1 ppm P2 = Paclobutrazol 2 ppm P3 = Paclobutrazol 4 ppm P4 = Paclobutrazol 6 ppm U2 = Kelompok 2
A0 = Tanpa Pupuk Daun A1 = Pupuk Daun NPK (10-50-10) A2 = Pupuk Daun NPK (10-40-15) A3 = Pupuk Daun NPK (6-20-30) U1 = Kelompok 1 (1), (2), (3) = Ulangan 1,2,3