PENGARUH DOSIS PUPUK DAUN MAMIGRO DAN KERAPATAN POPULASI TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT ANGGREK CATTLEYA Triana Kartika Santi Abstraksi Penelitian mengenai Pengaruh Dosis Pupuk Daun Mamigro dan Kerapatan Populasi terhadap pertumbuhan Bibit Anggrek Cattleya dilakukan di di Desa Licin, Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi. Tujuan Penelitian untuk mengetahui dosis pupuk daun mamigro dan jumlah populasi yang sesuai untuk pertumbuhan bibit anggrek Cattleya. Penelitian ini merupakan percobaan faktorial yang disusun dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dan diulang tiga kali. Adapun perlakuannya adalah faktor pertama (Dosis Pupuk) terdiri dari D1 = 2,5 gr/l ; D2 = 3,0 gr/l ; D3 = 3,5 gr/l dan D4 = 4,0 gr/l, sedangkan faktor kedua (Kerapatan Populasi) yang terdiri dari P1 = 2 bibit/pot ; P2 = 5 bibit/pot ; P3 = 8 bibit/pot. Pemupukan daun Mamigro dilakukan seminggu sekali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara dosis pupuk daun Mamigro dan kerapatan populasi terhadap panjang tanaman, luas daun, berat basah dan berat kering total tanaman. Kombinasi yang terbaik untuk pertumbuhan bibit anggrek Cattleya adalah D2P1 yaitu dosis 3,0 gr/l dan populasi 2 per pot. Kata kunci : Pupuk daun Mamigro, kerapatan populasi, pertumbuhan bibit anggrek Cattleya
Pendahuluan Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang indah baik bunga maupun bagian tanaman lainnya, karena keindahannya pula anggrek digunakan sebagai simbol kebanggan bagi perseorangan maupun kelompok. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya sesuai dengan tempat asal mereka tumbuh. Tanaman anggrek dapat hidup subur pada lingkungan dengan iklim tropik. Dengan demikian Indonesia memenuhi syarat bagi pembudidayaan anggrek berbagai macam media yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda. Anggrek Cattleya termasuk tanaman yang menempel pada pohon
lain (epifit). Anggrek epifit biasa ditanam dalam pot, blok pakis atau cabang-cabang kayu yang masih hidup maupun yang sudah mati. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jika ingin menanam Catteleya. Peretama, faktor fisik seperti cahaya matahari, suhu dan kelembaban. Kedua, penguasaan teknis budidaya seperti penyiraman pemupukan dan pengendalian hama penyakit. Unsur hara yang dibutuhkan tanaman diambil dari media tumbuh dan pupuk yang diberikan. Tanaman pada umumnya juga menyerap hara melalui daun selain melalui akar. Dengan demikian pemupukan dapat diberikan melalui daun. Untuk anggrek, cara ini sangat efisien.
Tanaman anggrek Catteleya tumbuh dengan sehat dan kuat apabila kebutuhan unsur hara makro dan mikro terpenuhi, sedangkan kandungan unsur hara dalam media pakis jumlahnya kurang memenuhi sehingga mutlak diperlukan untuk pemupukan. Sekarang ini ada bermacammacam pupuk daun yang dipasarkan dengan perbedaan kandungan unsur dan kadar masing-masing unsur. Berdasarkan keadaan ini dilakukan penelitian yang dibatasi pada pupuk daun Mamigro. Karena pupuk daun Mamigro ( 25-5-5 ) ini merupakan pupuk daun yang berbentuk tepung halus yang larut dalam air lebih cepat dengan hasil larutan yang sempurna. Dibuat secara khusus untuk mempercepat pertumbuhan dan perkembangan seluruh jaringan tanaman. Hal yang menjadi permasalahan adalah pada dosis dan jarak tanam berapa , mamigro akan berpengaruh paling baik terhadapa bibit anggrek Cattleya. Cattleya termasuk anggrek epifit yang biasa ditanam dalam pot, blok pakis atau pada cabang-cabang kayu yang masih hidup maupun yang sudah mati. Memiliki rizom atau batang dibawah tanah, dari rizom keluar batang, antara rizom dan batang disebut pseudobulb atau bulb palsu. Menurut Supramana dan Suatika (1990) tinggi berkisar antara 18-90 cm. Bunganya mempunyai tiga buah sepalum, daun mahkota letaknya berselang dengan sepalum berbentuk sendok relatif mendatar. Daunnya hijau dan tebal seperti kulit Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain aliran udara, air, cahaya dan makanan (hara) berada dalam keadaan seimbang. Bila
cahaya yang diterima berlebihan maka sel-sel dalam tanaman akan menjadi keras dan tdak produktif lagi, dan biasanya akan menjadi mati (Wilkins, 1989). Suhu yang baik untuk pertumbuhan Cattleya pada waktu siang 24oC-29oC dan pada waktu malam 21 oC-24oC . Untuk pertumbuhan yang sehat, anggrek memerlukan tambahan unsur-unsur hara makro dan mikro. Waktu yang tepat untuk melakukan penyemprotan pupuk daun ialah pada saat mulut daun sudah membuka, tapi matahari belum bersinar dengan terik sekitar jam 9 pagi atau sorejam 4. Pupuk Daun Mamigro Super N (25-5-5) diserap tanaman untuk mempercepat pertumbuhan tunastunas baru dan daun. Kandungan unsur hara makro adalah N = 25%, Fosfat = 5% dan Kalium = 5% dan kandungan unsur hara mikro adalah S = 17%, Fe = 0,01%, Mg = 0,01%, Zn = 24 ppm, Mn = 9 ppm, Cu = 0,03 ppm, Mo = 0,20 ppm, Co = 0,05 ppm. Kerapatan tanaman akan mempengaruhi penampilan dan produksi tanaman terutama akan mempengaruhi efisiensi tanaman dalam penggunaan cahaya. Juga pertumbuhan awal mempengaruhi pertumbuhan luas daun. Menurut Harjadi (1991) kerapatan tanaman merupakan konsekuensi dari terjadinya persaingan antar tanaman atau kelompok tanaman yang berdekatan dan persaingan antar tanaman untuk mendapatkan air dan zat hara dan persaingan di atas tanah terutama untuk mendapatkan cahaya. Sifat-sifat morfologi tanaman yaitu tinggi tanaman, jumlah ruas batang terutama jumlah cabang dan luas daun dipengaruhi oleh kerapatan
tanaman. Kerapatan tanaman juga akan menentukan lamanya waktu rimbun kanopi per satuan luas tanah per tanaman. Apabila tingkat kerapatan populasi terlalu tinggi, maka terdapat pengaruh antar jarak dengan tingkat kesuburan dan kekeringan atau kelembaban media. Sedangkan semakin sempit jarak antar tanaman akan menyebabkan berkurangnya kwalitas bibit yang baik, jika faktorfaktor lingkungan tidak mencukupi. Menurut Gunawan (1992) kerapatan tanaman berhubungan dengan penerusan radiasi surya datang dan radiasi balik dari bumi, pelepasan uap air ke luar daerah tanaman, sebaran kandungan uap air dalam tanaman ditentukan oleh banyaknya tanaman dan populasi tanaman. Bahan dan Methode Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan di daerah Licin Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi. Materi yang diamati dosis Pupuk Daun Mamigro dan Kerapatan Populasi terhadap pertumbuhan bibit Anggrek Cattleya . Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok secara Faktorial dengan 3 kali ulangan dilanjutkan dengan uji Duncan.
Adapun perlakuannya sebagai berikut Faktor I : Dosis Pupuk ( D1=2,5 : D2=3,0 : D3=3,5 : D4=4,0 ) /1 liter air , Faktor II : Kerapatan Populasi Tanaman ( P1=2 bibit/pot : P2=5 bibit/pot : P3=8 bibit/pot ). Prosedur penelitian semua bahan disiapkan, persiapan media tanam, sterilisasi alat dan bahan, persiapan bibit, penanaman, pemeliharaan. Pengamatan dimulai 4 minggu setelah tanam dan berakhir setelah 12 minggu setelah tanam. Parameter yang diamati tidak rusak atau non distruktif ( Jumlah Daun, Panjang Tanaman, Luas Daun). Parameter dirusak atau distruktif dilakukan pada akhit pengamatan (Jumlah akar, panjang akar, berat basah total tanaman, berat kering total tanaman).
Hasil dan Pembahasan Hasil rata-rata jumlah daun pada pengamatan hari ke 49, 63,77 dan 91 setelah tanam, hasil rata-rata panjang tanaman pengamatan hari ke 21 dan 35 setelah tanam, hasil ratarata luas daun pada pengamatan hari ke 21,35 dan 49 setelah tanam dan rata-rata jumlah akar dan panjang akar pada pengamatan hari ke 92 setelah tanam sebagai berikut :
Tabel 1 : Rata-rata jumlah daun, panjang akar, luas daun jumlah akar dan panjang akar Perlakuan
Dosis Pupuk D1 D2 D3 D4 Populasi /pot P1 P2 P3
Jumlah daun 49
63
77
91
Panjang tanaman 21 35
4,1 b 4,6 c 3,9 a 3,8 a
4,1 b 4,6 c 3,9 a 3,8 a
4,6 c 5,0 d 4,3 b 4,2 a
4,6 c 5,0 d 4,3 b 4,2 a
3,9 c 4,5 d 3,6 b 3,3 a
3,8 a 4,1 b 4,3 c
3,8 a 4,1 b 4,3 c
4,2 a 4,5 b 4,9 c
4,2 a 4,5 b 4,9 c
3,6 a 3,8 b 4,0 c
Luas Daun 21
35
49
Jml akar 92
3,9 c 4,6 d 3,7 b 3,4 a
0,9 b
0,9 b
0,9 b
9,2 c
1,0 c
1,0 c
1,1 c
0,8 ab 0,8 a
0,9 ab 0,8 a
0,9 ab 0,8 a
10,6 d 7,9 b
3,7 a 3,9 b 4,1 c
1,0 c
1,1 c
1,1 c
0,9 b
0,9 b
0,9 b
10,2 c 8,7 b
0,7
0,8 a
0,8 a
7,2 a
6,9 a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji Duncan’s (p=0,05) Dari hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara kombinasi perlakuan dosis pupuk daun Mamigro dan kerapatan populasi terhadap beberapa parameter pengamatan yaitu panjang tanaman, luas daun, berat basah dan berat kering total tanaman. Pada umur pengamatan 21 dan 35 hari setelah tanam tidak berpengaruh pada jumlah daun pada tanaman anggrak. Hal ini diduga karena anggrek merupakan tanaman yang pertumbuhannya sangat lambat dibanding dengan tanaman lainnya sehingga perlakuan dosis pupuk daun mamigro belum tampak perbedaannya terhadap jumlah daun.
Pada perlakuan dosis pupuk daun Mamigro berpengaruh nyata pada umur pengamatan 49, 63, 77 dan 91 hari setelah tanam. Hal ini diduga karena pada umur pengamatan tersebut tanaman anggrek telah beradaptasi dengan lingkungannya sehingga dapat menyerap pupuk daun mamigro secara baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Lingga (1992), bahwa pemupukan lewat daun dengan konsentrasi dan interval pemberian yang tepat akan lebih menguntungkan tanaman. Karena penyerapan hara pupuk berjalan lebih cepat, sehingga tanaman cepat menumbuhkan tunas.
Pnj akar 92
3,3 c 3,9 d 3,1 b 2,7 a
3,9 c 3,2 b 2,5 a
Tabel 2 : Pengaruh interaksi dosis pupuk daun Mamigro dan kerapatan populasi Perlakuan
Panjang tanaman
Luas daun 63
77
91
Berat basah 92
4,0 de
1,1 e
1,2 f
1,2 f
0,87 e
0,09 e
4,1 ef
1,0 cde 0,9 abc 1,4 g
1,05 de 0,8 abc 1,4 g
0,68 cd
0,07 cd
0,41 a
0,07 cd
4,4 fg
1,0 cde 0,8 abc 1,4 f
1,17 f
0,1o f
4,7 g
1,0 de
0,08 de
5,1 i
0,45 a
0,08 de
3,8 bcd 3,8 bcd 3,9 cde 3,1 a
3,7 bcd 3,8 bcd 3,9 cde 3,1 a
3,7 bcd 3,8 bcde 4,0 cdef 3,2 a
0,9 abcd 1,0 de
1,08 def 0,9 bcd 1,1 ef
0,85 de
5,1 h
0,80 de
0,09 e
1,0 cde 0,8 ab
0,62 bc
0,07 cd
0,40 a
0,05 ab
3,6 b
3,6 b
3,7 b
3,6 bc
3,7 bc
3,7 bc
3,7 bc
0,9 bcd 0,8 abc 0,80 a
0,74 cde
3,5 b
1,1 def 0,9 bcd 1,1 ef 1,0 bcd 0,83 ab 1,0 bcd 0,9 abc 0,8 a
0,07 cde 0,06 abc 0,04 a
49
63
77
91
D2P2
4,0 de 4,1 ef 4,1 ef 4,4 fg 4,6 g
4,0 de 4,1 ef 4,1 ef 4,4 fg 4,6 g
4,0 de 4,1 ef 4,2 ef 4,5 fg 4,7 g
D2P3
5,1 h
5,1 h
D3P1
D4P1
3,6 bc 3,7 bcd 3,9 cde 3,1 a
D4P2 D4P3
D1P1 D1P2 D1P3 D2P1
D3P2 D3P3
4,2 ef
0,9 abcd 0,8 ab 0,9 bcd 0,8 abc 0,8 a
0,48 ab 0,36 a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji Duncan’s (p=0,05)
Perlakuan dosis pupuk daun Mamigro menunjukkan dosis 3 gram/l memberikan rata-rata jumlah daun terbaik dari pada perlakuan dengan dosis 2,5 gram/l, 3,5 gram/l, 4,0 gram/l. Hal ini disebabkan pupuk daun mamigro dengan dosis tersebut lebih efektif, dimana hara yang diberikan, diserap oleh tanaman melalui stomata daun sehingga dapat meningkatkan laju pertumbuhan tanaman terutama tinggi tanaman dan jumlah daun.
Perlakuan kerapatan populasi berpengaruh nyata pada umur pengamatan 49,63,77 dan 91 hari setelah tanam. Hal ini diduga pada umur pengamatan tersebut telah terjadi persaingan dalam penggunaan air, cahaya dan unsur hara. Perlakuan kerapatan populasi menunjukkan populasi 8 per pot memberikan rata-rata jumlah daun terbaik dari pada perlakuan kerapatan populasi 5 dan 2 per pot. Banyak
Berat kering 92
sedikitnya pembentukan jumlah daun ini sangat dipengaruhi oleh kerapatan populasi. Semakin bertambah kerapatan populasi tanaman maka jumlah daun yang terbentuk akan semakin banyak. Menurut Loveless ( 1998), hasil yang diperoleh dari fotosisntesis tergantung pada jumlah daun yang bisa menangkap dan mengefektifkan guna proses fotosintesis untuk mengubah air dan O2 menjadi karbohidrat. Kombinasi antara dosis pupuk daun mamigro dan kerapatan papulasi tanaman terdapat interaksi yang nyata terhadap panjang tanaman. Kombinasi yang terbaik untuk pertumbuhan tanaman anggrek Cattleya terhadap panjang tanaman adalah dosis 3 gram/l dan populasi 8. Hal ini berarti telah terjadi pertautan yang baik antara kedua perlakuan tersebut. Kombinasi itu mempengaruhi pertumbuhan tanaman anggrek sehingga meningkatkan laju pertumbuhan terutama tinggi tanaman dan jumlah daun. Hal ini sesuai menurut pandapat Dwijoseputro (1990), bahwa unsur-unsur yang terkandung dalam pupuk daun akan menaikkan proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, ini berarti pemberian pupuk daun lebih baik dan efisien bila diberikan pada tanaman, karena akan bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kerapatan populasi 8 per pot memberikan rata-rat panjang tanaman terbaik hal ini karena tingkat kerapatan yang tinggi menyebabkan tanaman tumbuh kecil memanjang. Hal ini sesuai pendapat Harjadi (1991) yang menyatakan bahwa kecepatan atau laju pembelahan sel dan perpanjangannya serta pembentukan jaringan yang berjalan cepat, maka pertumbuhan beberapa komponen
seperti batang, akar dan daun akan cepat pula. Sebaliknya bila laju pertumbuhan komponen tersebut diatas semakin lambat maka pertumbuhan komponen tersebut di atas semakin lambat dan terhambat. Kombinasi antara perlakuan dosis pupuk daun Mamigro dan kerapatan populasi terdapat interaksi yang nyata pada luas daun. Kombinasi yang terbaik untuk pertumbuhan tanaman anggrek terhadap luas daun yaitu dosis 3 gr/l dan populasi 2, karena pada kombinasi tersebut tanaman anggrek dapat melakukan kegiatan fotosintesis dengan baik, menurut Donald (1963) mengatakan peningkatan kerapatan tanaman dapat megakibatkan persaingan yang lebih besar dan terjadi saling menaungi diantara daun yang berdekatan. Dalam hal ini persaingan cahaya, dan persaingan unsur hara menyebabkan daun menjadi sempit dan tipis sehingga luasan daun rendah. Bila dosis terlalu rendah, tanaman akan mengalami kekurangan unsur hara sehingga menyebabkan pertumbuhan akan terhambat demikian pula dosis terlalu tinggi pertumbuhan tanaman akan terganggu. Menurut Gunawan (1998) yang menyatakan bahwa anggrek lebih banyak membutuhkan Nitrogen yaitu sekitar 60 % dalam pertumbuhannya. Pada populasi 2 per pot memberikan rata-rata luas daun tanaman terbaik, hal ini karena semakin meningkat kerapatan populasi rata-rata daun menurun. Diduga dengan kerapatan populasi 2 per pot fotosintesis berlangsung lebih baik sehingga pembentukan bagianbagian dari tanaman, karena tingkat persaingan diantara tanaman tidaklah terlalu besar, sehingga tanaman akan
lebih banyak menggunakan air, unsur hara dan cahaya sebagai bahan fotosintesis tanpa harus memperebutkan dengan persaingan yang ketat. Perlakuan dosis pupuk daun Mamigro menunjukkan dosis 3 gr/l dengan populasi 2 per pot memberikan rata-rata jumlah dan panjang akar tanaman terbaik, ini menunjukkan perlakuan tersebut terjadi keseimbangan unsur hara makro dan mikro yang sesuai dengan kebutuhan sehingga pembelahan dan pembesaran sel akan berjalan dengan baik. Jumlah dan panjang akar tanaman dipengaruhi oleh faktor pembawaan dan juga banyak sedikitnya unsur hara, keras lunaknya media, keadaan dan jenis media. Dalam hal jumlah kerapatan populasi kerapatan rendah, memungkinkan pertumbuhan jumlah dan panjang akarnya melebihi kerapatan populasi yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan perakarannya leluasa menyebar kemana-mana, sehingga mengakibatkan fotosintesis dapat berjalan lancar karena cukup tersedia bahan organik maupun garam mineral. Sedangkan untuk perakaran tinggi diduga terjadi kompetisi unsur hara sehingga pertumbuhannya lambat dan akar sulit untuk berkembang. Kombinasi perlakuan yang terbaik terhadap berat basah dan berat kering total tanaman adalah dosis 3 gr/l dan populasi 2, karena pada kombinasi tersebut anggrek Cattleya dalam kegiatan fotosintesis memerlukan klorofil yang terkandung pada helai-helaian daun, makin banyak helai daun yang terbentuk,
akan makin banyak pula klorofil yang dihasilkan, sehingga kesempatan melakukan fotosintesis makin besar. Akibatnya hasil-hasil fotosintesispun makin besar pula. Ini terlihat pada jumlah berat basah dan berat kering total tanaman. Kesimpulan dan Saran 1. Dosis pupuk daun Mamigro berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah daun, panjang tanaman, luas daun, panjang dan jumlah akar serta berat basah dan berat kering total tanaman. Dosis pupuk daun Mamigro yang terbaik untuk pertumbuhan anggrek Cattleya yaitu 3,0 gram/liter. 2. Kerapatan populasi berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah daun, panjang tanaman, luas daun, panjang dan jumlah akar serta berat basah dan berat kering total tanaman. Kerapatan populasi yang terbaik untuk pertumbuhan anggrek Cattleya adalah 2 per pot. 3. Terdapat interaksi antara dosis pupuk daun Mamigro dan kerapatan populasi terhadap panjang tanaman, luas daun, berat basah dan berat kering total tanaman. Kombinasi yang terbaik untuk pertumbuhan anggrek Cattleya adalah D2P1 yaitu pupuk daun mamigro dengan dosis 3,0 gram.l dan kerapatan populasi 2 per pot. Saran perlu dilakukan penelitian lanjut tentang kerapatan populasi dengan dosis pupuk daun merek lain dan bahan tanaman yang digunakan berasal dari kultur jaringan.
Daftar Pustaka Ausubel, D.P. 1968. Educational Psycology. New York. Rune dan Straton. Bidwell, R.G.S. 1979. Plant Physiology. 3 rd ed. New York. Mac Millan. Brian dan Rittershausen,W. 1987. Anggrek sebagai tanaman Hias di dalam Rumah. PT. Pioner Jaya. Bandung Darmawan J. Dan Juastika, B. 1983. Suryandaru Utama. Semarang.
Dasar-dasar Fisiologi Tanaman.
PT.
Djohana. 1986. Pupuk dan Pemupukan. CV. Simplex. Jakarta. Donald. 1963. Competition Crop And Pasture. Avd. Agron. Dwijoseputro, D. 1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta. Gunawan, L. 1998. Budidaya Anggrek. Seri Pertanian. PT Penebar Swadaya. Jakarta. Harjadi, S. 1991. Pengantar Agronomi. PT Gramedia. Jakarta. Lingga. 1992. Petunjuk Penggunaan Pupuk. PT Penebar Swadaya. Jakarta. Loveless, A.R. 1987. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk daerah tropic 1 ( Terjemahan). Gramedia. Jakarta. Suparmana dan Suatika G. 1990. Jakarta.
Anggrek Cattleya. PT. Penebar Swadaya.
Wilkins. 1989. Fisiologi Tanaman. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta. Yitnosumarto, S. 1991. Percobaan Perancangan Analisis dan Interprestasinya. PT . Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.