eJournal Administrasi Bisnis, 2016, 4 (3): 802-814 ISSN 2355-5408 , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2016
PENGARUH NPM, PBV, DAN DER TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA Ramadhani Srifitra Fitriani 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara simultan dan parsial variabel dari faktor keuangan yang terdiri dari NPM (X1), PBV (X2), dan DER (X3) berpengaruh terhadap Harga Saham. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari hasil perhitungan uji F (simultan) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel NPM (X1), PBV (X2), dan DER (X3) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sub Sektor Makanan Dan Minuman di BEI, dari hasil analisis uji t (parsial) menunjukkan bahwa secara parsial variabel NPM (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan PBV (X2), dan DER (X3) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sub Sektor Makanan Dan Minuman di BEI, dan dari hasil standardized coefficients beta terbesar adalah variabel DER (X3) sehingga disimpulkan variabel yang paling berpengaruh ada variabel DER (X3). Kata Kunci : NPM, PBV, DER, dan Harga Saham Pendahuluan Di era globalisasi, pasar modal merupakan pendanaan yang cukup penting. Aktivitas pasar modal merupakan salah satu potensi perekonomian nasional. Ketidakstabilan harga saham sangat menyulitkan investor dalam melakukan investasi, oleh karena itu investor tidak sembarangan dalam melakukan investasi atas dana yang dimilikinya. Terlebih dahulu mereka harus mempertimbangkan barbagai informasi, diantaranya kondisi perusahaan yang tercermin melalui kinerja perusahaan tersebut termasuk juga kondisi industri sejenis fluktuasi, kurs, volume transaksi, kondisi bursa, kondisi ekonomi, sosial politik dan stabilitas nasional suatu Negara. Salah satu jenis industri yang saat ini mengalami perkembangan dan menjadi perhatian banyak investor untuk menanamkan modalnya adalah perusahaan industri makanan dan minuman. Industri makanan dan minuman mendapat peluang yang lebih besar untuk terus berkembang. Omset di industri makanan dan minuman olahan diprediksi akan bertumbuh 4-5% pada basis year on year (y/y) pada kuartal pertama di 2015 dari periode yang sama ditahun lalu. 1
Mahasiswa Program S1 Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email:
[email protected]
Pengaruh NPM, PBV Dan DER Terhadap Harga Saham (Ramadhani Srifitra F.)
Pada tahun 2015, industri makanan dan minuman olahan diprediksi menerima total investasi senilai Rp 60 triliun, terutama dari jepang. Pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk Indonesia yang besar menjadi penopang pertumbuhan pendapatan ini. Indonesia negara dengan penduduk lebih dari 250 juta orang, adalah pasar yang menarik untuk produsen makanan dan minuman, terutama karena Negara ini mengalami pertumbuhan ekonomi yag berkelanjutan dan karenanya jumlah penduduk kelas menengah meningkat cepat dan mengkonsumsi semakin banyak produk. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan penelitian ini antara lain penelitian yang dilakukan oleh Menurut Reyhana (2014) dalam penelitiannya “Pengaruh ROA, ROE, NPM, DER dan PBV terhadap harga saham pada PT. Bank Indonesia, Tbk” ROA, ROE, NPM, DER dan PBV berpengaruh signifikan terhadap harga saham dan secara parsial hanya DER dan PBV yang berpengaruh positif terhadap harga saham.Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk membuat penelitian dengan judul ”Pengaruh NPM, PBV, dan DER terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sub-Sektor Makanan Dan Minuman di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Kerangka Dasar Teori Manajemen Keuangan Sartono (2009:8), manajemen keuangan adalah manajemen dana baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau pembelanjaan secara efisien. Laporan Keuangan Menurut Fahmi (2012 : 25), Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan yang menunjukkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan. Pasar Modal Menurut Martalena dan Maya Malinda (2011:2) Pasar modal terdiri dari kata pasar dan modal. Jadi, pasar modal dapat didefinisikan sebagai tempat bertemunya permintaan dan penawaran terhadap modal, baik dalam bentuk ekuitas maupun hutang jangka panjang. Net Profit Margin (NPM) Menurut Riyanto (2013:336) NPM adalah suatu rasio yang mengukur keuntungan netto per rupiah penjualan. Price to Book Value (PBV) Menurut Darmadji (2009:141) “PBV Merupakan rasio yang menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham dari suatu perusahaan. Debt to Equity Rasio (DER) Menurut Kasmir (2010:156) “DER yaitu rasio yang digunakan untuk 803
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 3, 2016: 802-814
menilai utang dan ekuitas, rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang lancar dengan seluruh utang ekuitas. Saham Menurut (Widioatmodjo, 2010:45) secara sederhana, saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang dan badan disuatu perusahaan. Harga Saham Harga saham adalah nilai bukti penyertaan modal pada perseroan terbatas yang telah listed di bursa efek, dimana saham tersebut telah beredar (outstanding securities) Widioatmodjo(2005:56). Metode Penelitian Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal, karena Uji-t dan Uji-F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal (Ghozali, 2010 : 110). Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas merupakan salah satu alat uji asumsi regresi yang bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika terjadi korelasi maka terdapat masalah multikolinearitas (Ghozali, 2006: 95). Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas (Ghozali, 2010: 130). Uji Autokolerasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi (Ghozali, 2010). Analisis Regresi Linear Berganda Persamaan Regresi Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah persamaan regresi linear berganda dengan menggunakan 4(empat) variabel independen dan 1(satu) variabel dependen. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh Net Profit Margin (NPM), Price to Book Value (PBV), dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham dengan menggunakan metode regresi linear berganda yang menggunakan alat bantu SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 20.0. Hal ini dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut: Dimana : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+ ϵ 804
Pengaruh NPM, PBV Dan DER Terhadap Harga Saham (Ramadhani Srifitra F.)
Keterangan : Y = Harga saham (closing price) α = Konstanta b1,b2, b3 = Koefisien regresi masing-masing variabl independent X1 = Net Profit Margin (NPM) X2 = Price to Book Value (PBV) X3 = Debt Equity Ratio (DER) ϵ = Error Faktor pengganggu yang mewakili faktor lain yang berpengaruh terhadap Y tapi tidak dimasukkan dalam model. Koefisien Korelasi Berganda (R) Koefisien korelasi berganda (R) digunakan untuk menerangkan kekuatan dan arah hubungan antara variabel independen dengan vaiabel dependen. Penulis menggunakan koefisien korelasi berganda untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) antara variabel independen dan variabel dependen (Sugiyono, 2012). Koefisien Determinasi (R2) Menurut Sujarweni (2015 : 164), koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui prosentase perubahan variabel terikat (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas (X). Jika R2 semakin besar, maka prosentase perubahan variabel terikat (Y) yang disebabkan oleh Variabel (X) semakin tinggi. Jika R 2 semakin kecil maka prosentase perubahan variabel terikat (Y) yang disebabkan oleh Variabel bebas (X) semakin rendah. Uji Simultan F (Uji F) Pengujian hipotesis secara simultan (menyeluruh) dengan menggunakan “uji F”. Pengujian ini dilakukan untuk membuktikan apakah pengaruh dari variabel independen secara simultan (menyeluruh) memiliki pengaruh signifikan atau tidak dengan variabel dependen (Ghozali, 2006:88). Adapun yang menjadi hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ho : b1 = b2 = b3= 0 Berarti Net Profit Margin (NPM), Price to Book Value (PBV), dan Debt to Equity Ratio (DER) secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0 Berarti Net Profit Margin (NPM), Price to Book Value (PBV), dan Debt to Equity Ratio (DER) secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. Dengan menggunakan tingkat resiko atau signifikan a=5% dan dengan degree freedom= n – k – 1 dengan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis adalah : - Jika signifikasi Fhitung > 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak - Jika signifikasi Fhitung < 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima
805
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 3, 2016: 802-814
Uji Parsial (Uji t) Pengujian hipotesis secara parsial (individu) dengan menggunakan “uji t”. Pengujian ini dilakukan untuk membuktikan apakah pengaruh dari variabel dependen secara parsial (individu) memiliki pengaruh signifikan atau tidak dengan variabel dependen (Ghozali, 2006: 88). Adapun yang menjadi hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ho : bi = 0 Berarti Net Profit Margin (NPM), Price to Book Value (PBV), dan Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. Ha : bi ≠ 0 Berarti Net Profit Margin (NPM), Price to Book Value (PBV), dan Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. Dengan perhitungan t hasil ini selanjutnya dibandingkan dengan t table dengan menggunakan tingkat kesalahan 0,05. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis adalah : - Jika signifikasi thitung > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak - Jika signifikasi thitung < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima Hasil Penelitian Dan Pembahasan Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Hasil uji normalitas dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov Test dapat dilihat pada table berikut ini : Tabel Ikhtisar Uji Kolmogorov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 16 Normal Mean 0E-7 Parametersa,b Std. Deviation 3542.29733128 Absolute .121 Most Extreme Positive .121 Differences Negative -.095 Kolmogorov-Smirnov Z .483 Asymp. Sig. (2-tailed) .974 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Data Diolah Berdasarkan tabel di atas, menunjukan bahwa nilai Signifikan 0.974 lebih besar dibandingkan dari Sig 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diuji, berdistribusi normal. 806
Pengaruh NPM, PBV Dan DER Terhadap Harga Saham (Ramadhani Srifitra F.)
Uji Multikolinearitas Hasil uji Multikolinearitas dengan menggunakan nilai Tollerance dan Variance Inflation Faktor (VIF) dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel Ikhtisar Uji Multikolinearitas Coefficientsa Collinearity Statistics Model Tolerance VIF (Constant) PER .808 1.238 1 ROA .884 1.131 DER .844 1.185 Dependent Variable: Y Sumber : Data diolah Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Variance Inflation Faktor (VIF) tidak lebih besar dari 10 dan nilai tollerance kurang dari 1. 1) Nilai Tolerance X1 0.808 < 1 dan VIF 1.238 < 10, berarti tidak terjadi multikolinieritas variabel X1 dengan variabel lainnya. 2) Nilai Tolerance X2 0.884 < 1 dan VIF 1.131 < 10, berarti tidak terjadi multikolinieritas variabel X2 dengan variabel lainnya. 3) Jika Tolerance X3 0.844 < 1 dan VIF 1.185 < 10, berarti tidak terjadi multikolinieritas variabel X3 dengan variabel lainnya. Uji Heteroskedastisitas Hasil uji Heteroskedastisitas dengan uji glesjer dapat dilihat pada Tabel di bawah ini : Tabel Ikhtisar Uji Glesjer Coefficientsa Model Unstandardized Standardized T Sig. Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) -813.025 2438.469 -.333 .745 NPM 195.307 201.832 .275 .968 .352 1 PBV 168.647 259.405 .177 .650 .528 DER 1779.314 1131.818 .438 1.572 .142 a. Dependent Variable: ABS_RES Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel diatas, hasil Uji glesjer nilai signifikan dari setiap tiga variabel adalah diatas 0.05, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji Autokorelasi Hasil uji Autokolerasi menggunakan Run – Test dapat dilihat pada tabel berikut ini : 807
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 3, 2016: 802-814
Tabel Ikhtisar Uji Autokorelasi Runs Test Unstandardized Residual a Test Value 321.33404 Cases < Test Value 8 Cases >= Test Value 8 Total Cases 16 Number of Runs 5 Z -1.811 Asymp. Sig. (2-tailed) .070 Sumber : Data Diolah Berdasarkan tabel diatas, hasil Uji Run – Test didapati nilai signifikansi lebih dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah Autokorelasi pada model regresi. Persamaan Regresi Pengujian ini dilakukan untuk mengukur seberapa besar pengaruh dari variabel independen Net Profit Margin (NPM), Price to Book Value (PBV) dan Debt to Equity Ratio (DER), terhadap variabel dependen (Harga Saham). Perhitungan statistik dalam analisis regresi linear berganda yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan program SPSS versi 20. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda diperoleh hasil sebagai berikut : Berdasarkan tabel diatas, diperoleh persamaan regresi linier berganda dari variabel Net Profit Margin (X1), Price to Book Value (X2), Debt to Equity Ratio (X3), dan Harga Saham (Y). adalah sebagai berikut: Tabel Ikhtisar Analisis Regresi Linier Berganda Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
B Std. Error (Constant) -12895.322 5411.214 NPM 235.401 447.887 1 PBV 2245.681 575.647 DER 12052.662 2511.621 a. Dependent Variable: HARGASAHAM
Standardized Coefficients Beta .073 .521 .656
T
-2.383 .526 3.901 4.799
Sig.
.035 .609 .002 .000
Sumber : Data diolah Berdasarkan tabel diatas, diperoleh persamaan regresi linier berganda dari variabel Net Profit Margin (X1), Price to Book Value (X2), Debt to Equity Ratio (X3), dan Harga Saham (Y). adalah sebagai berikut: Y = - 12895.322 + 235.401 (X1) + 2245.681 (X2)+12052.662 (X3)+ϵ Persamaan regresi linear berganda di atas memiliki pengertian sebagai berikut : Koefisien Regresi Variabel Net Profit Margin (X1) Variabel Net Profit Margin (NPM) mempengaruhi harga saham sebesar 235.401 atau berpengaruh positif terhadap harga saham (Y), yang artinya jika 808
Pengaruh NPM, PBV Dan DER Terhadap Harga Saham (Ramadhani Srifitra F.)
variabel Net Profit Margin (NPM) ditingkatkan 1 satuan maka harga saham akan meningkat sebesar 235.401, sebaliknya jika variabel harga saham diturunkan 1 satuan maka harga saham akan menurun sebesar 235.401, dengan asumsi variabel bebas lainnya tetap. Koefisien Regresi Variabel Price to Book Value (X2) Variabel Price to Book Value (PBV) mempengaruhi harga saham sebesar 2245.681 atau berpengaruh positif terhadap harga saham (Y), yang artinya jika variabel Price to Book Value (PBV) ditingkatkan 1 satuan maka harga saham akan meningkat sebesar 2245.681, sebaliknya jika variabel harga saham diturunkan 1 satuan maka harga saham akan menurun sebesar 2245.681, dengan asumsi variabel bebas lainnya tetap. Koefisien Regresi Variabel Debt to Equity Ratio (X3) Variabel Debt to Equity Ratio (DER) mempengaruhi harga saham sebesar 12052.662 atau berpengaaruh positif terhadap harga saham (Y), yang artinya jika variabel Debt to Equity Ratio (DER) ditingkatkan 1 satuan maka harga saham akan meningkat sebesar 12052.662, sebaliknya jika variabel Debt to Equity Ratio (DER) diturunkan 1 satuan maka harga saham akan menurun sebesar 12052.662, dengan asumsi variabel bebas lainnya tetap. Koefisien Korelasi (R) Koefisien korelasi (R) menunjukkan hubungan yang erat antara variabel independen yang terdiri dari Net Profit Margin (X1), Price to Book Value (X2), Debt to Equity Ratio (X3), dan Harga Saham (Y). Perusahaan sub sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam output SPSS, koefisien korelasi terletak pada tabel Model Summaryb dan tertulis R dibawah ini : Tabel Ikhtisar Analisis Koefisien Korelasi (R) Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Std. Error of DurbinSquare the Estimate Watson 1 .900a .811 .764 3960.40881 1.198 a. Predictors: (Constant), DER, PBV, NPM Sumber : Data Diolah Dalam output SPSS pada Tabel Model Summaryb diperoleh nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,900 atau 9.00% yang berarti tingkat hubungan antar variabel Net Profit Margin (X1), Price to Book Value (X2), Debt to Equity Ratio (X3), dan Harga Saham (Y) perusahaan sub sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia (BEI), termasuk pada tingkat hubungan yang sangat kuat. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) menunjukkan seberapa besar kemampuan variabel independen (bebas) menjelaskan variabel dependen (terikat). Dalam output SPSS, koefisien determinasi (R2) terletah pada tabel Model Summaryb dan tertulis R Square dibawah ini : 809
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 3, 2016: 802-814
Model 1
Tabel Ikhtisar Analisis Koefisien Korelasi (R) Model Summaryb R R Square Adjusted R Std. Error of the Square Estimate .900a
.811
.764
3960.40881
a. Predictors: (Constant), DER, PBV, NPM Sumber : Data Diolah Dalam output SPSS tabel Model Summaryb diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) adalah 0.764, maka koefesien determinasinya = 0,764 X 100% = 76.4% secara serentak dalam menjelaskan variasi atau perubahan variabel terikat (Y) didapati besarnya pengaruh variabel bebas 76.4% sedangkan sisanya yaitu 100% - 76.4% = 23.6% dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel penelitian. Uji F (Uji Simultan) Uji F digunakan untuk menguji apakah perubahan variabel independen Net Profit Margin (X1), Price to Book Value (X2) Dan Debt to Equity Ratio (X3), berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Harga Saham (Y) perusahaan sub sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni dengan membandingkan signifikansi F-hitung dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% (α = 0,05). Hasil uji F dari perhitungan SPSS sebagai berikut: Tabel Ikhtisar Uji F (Simultan) ANOVAa Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Regression 806799594.252 3 268933198.084 17.146 .000b 1 Residual 188218055.748 12 15684837.979 Total 995017650.000 15 a. Dependent Variable: HARGASAHAM b. Predictors: (Constant), DER, PBV, NPM Sumber : Data diolah Berdasarkan perhitungan Fhitung sebesar 17.146. Jika dibandingkan dengan nilai Sig. F-hitung 0,000 < ɑ = 0,05 dengan demikian menunjukkan bahwa variabel independent yaitu Net Profit Margin (X1), Price to Book Value (X2), Debt to Equity Ratio (X3), secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen Harga Saham (Y) sehingga dapat dinyatakan Ho ditolak dan Ha diterima. Uji t (Uji Parsial) Uji t digunakan untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan sub sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan cara membandingkan signifikansi t hitung dengan tingkat kepercayaan sebesar α = 0,05.
810
Pengaruh NPM, PBV Dan DER Terhadap Harga Saham (Ramadhani Srifitra F.) Tabel Ikhtisar Uji t (Parsial) Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta (Constant) -12895.322 5411.214 NPM 235.401 447.887 .073 1 PBV 2245.681 575.647 .521 DER 12052.662 2511.621 .656 a. Dependent Variable: HARGASAHAM
T
-2.383 .526 3.901 4.799
Sig.
.035 .609 .002 .000
Sumber : Data diolah Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada tabel diatas dapat dijelaskan pengaruh antara Net Profit Margin (NPM), Price to Book Value (PBV) dan Debt to Equity Ratio (DER), terhadap harga saham perusahaan sub sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah sebagai berikut : Variabel Net Profit Margin (X1) Nilai t-hitung variabel Net Profit Margin (X1) sebesar 526 dengan nilai Sig. t-hitung = 0,609. Karena Sig. t-hitung = 0,609 > α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya, variabel Net Profit Margin (X1) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham (Y). Variabel Price to Book Value (X2) Nilai t-hitung variabel Price to Book Value (X2) sebesar 3.901 dengan nilai Sig. t-hitung = 0,002. Karena Sig. t-hitung = 0,002 < α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, variabel Price to Book Value (X2) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham (Y). Variabel Debt to Equity Ratio (X3) Nilai t-hitung variabel Debt to Equity Ratio (X3) sebesar 4.799 dengan nilai Sig. t-hitung = 0,000. Karena Sig. t-hitung = 0,000 < α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, variabel Debt to Equity Ratio (X3) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham (Y). Variabel yang paling berpengaruh Dari nilai standart koefesien beta tertinggi yakni variabel Debt to Equity Ratio (X3) sebesar 0,656 yang berati bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap harga saham perusahaan sub sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pembahasan Pengaruh NPM, PBV dan DER secara simultan terhadap harga saham Hasil penelitian ini menemukan bahwa variabel NPM, PBV dan DER sebagai indikator kinerja keuangan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 811
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 3, 2016: 802-814
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fajri (2012), dimana dalam penelitiannya menyatakan secara simultan variabel Price to Book Value (PBV), Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Deb to Equity Ratio (DER) dan Net Profit Margin (NPM) mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham, serta penelitian yang dilakukan oleh Itabillah (2013), dimana dalam penelitiannya menyatakan secara simultan variabel QR, NPM, EPS, ROA, DER dan PBV berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil analisis secara simultan diketahui bahwa rasio NPM, PBV, dan DER secara simultan berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia sangat dipengaruhi oleh rasio-rasio keuangan pada perusahaan tersebut, dimana tinggi atau rendahnya rasio-rasio keuangan pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman langsung berpengaruh terhadap harga sahamnya. Sehingga sangat membantu seorang investor untuk membuat pilihan dalam berinvestasi. Dan investor dalam mengambil keputusan perlu memperhitungkan bagaimana tingkat kesehatan emiten, prospek pertumbuhannya kelak, serta kemampuan likuiditasnya. Dengan demikian ketiga rasio yang mewakili kinerja keuangan ini secara simultan dapat digunakan investor atau masyarakat sebagai pedoman dalam melakukan peniliaian terhadap harga saham perusahaan (khususnya perusahaan sub sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia) yang akan dipilih di pasar modal. Pengaruh NPM secara parsial terhadap harga saham Hasil penelitian ini menemukan tidak adanya pengaruh signifikan antara variabel Net Profit Margin (NPM) terhadap harga saham. Dengan tingkat signifikan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa variabel Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh terhadap harga saham dimasa yang akan datang diperusahaan Sub Sektor makanan dan minuman. NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham menunjukkan bahwa investor cenderung kurang memperhatikan NPM sebagai rasio yang dapat dipertimbangkan dalam keputusan investasi mereka. Hal ini juga menunjukkan bahwa investor kurang percaya pada kemampuan perusahaan dalam mengelola efisiensi kinerja operasionalnya. Dalam hal ini dapat menjadi pertimbangan investor untuk tidak menggunakan NPM dalam memilih obyek investasinya. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Itabillah (2013), dimana dalam penelitiannya menyatakan secara parsial Net Profit Margin (NPM) tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. Pengaruh PBV secara parsial terhadap harga saham Hasil penelitian ini menemukan adanya pengaruh signifikan antara variabel Price to Book Value (PBV) terhadap harga saham. Dengan tingkat 812
Pengaruh NPM, PBV Dan DER Terhadap Harga Saham (Ramadhani Srifitra F.)
signifikan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa variabel Price to Book Value (PBV) berpengaruh terhadap harga saham dimasa yang akan datang diperusahaan Sub Sektor makanan dan minuman. Rasio PBV merupakan perbandingan antara harga saham dengan nilai buku ekuitas perusahaan, menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan menciptakan nilai relatif terhadap jumlahmodal yang diinvestasikan oleh pihak investor. Dengan demikian makin tinggi rasio tersebut makin berhasil dan mampu perusahaan menciptkaan nilai bagi pemegang saham, dimana semakin tinggi tingkat kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan sehingga semakin permintaan akan saham tersebut naik kemudian mendorong harga saham perusahaan tersebut. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Fajri (2011), dimana dalam penelitiannya menyatakan secara parsial Price to Book Value (PBV) mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. Pengaruh DER secara parsial terhadap harga saham Hasil penelitian ini menemukan adanya pengaruh signifikan antara variabel Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham. Dengan tingkat signifikan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap harga saham dimasa yang akan datang diperusahaan Sub Sektor makanan dan minuman. Tingkat DER yang tinggi akan menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor perusahaan sehingga dapat mengurangi perilaku oportunistik manajer dalam DER. Pada perusahaan Leasing nilai DER yang tinggi sebagian dananya dikelola oleh pihak ketiga dan dalam hal ini dana pihak ketiga dianggap sebagai hutang dan modal pihak ketiga yang mereka kelola maka kemungkinan untuk mendapat laba usaha semakin tinggi. Hal tersebut dapat berdampak terhadap kenaikkan harga saham karena investor cenderung akan menginvestasikan modal yang dimilikinya. Hal tersebut didukung oleh hasil pengujian yang menunjukkan adanya pengaruh positif signifikan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Taufika (2012), dimana dalam penelitiannya menyatakan secara parsial Debt to Equity Ratio (DER) mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. Penutup Variabel Net Profit Margin (NPM), Price to Book Value (PBV) dan Debt to Equity Ratio (DER), secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan sub sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia (BEI). Variabel Price to Book Value (PBV) dan Debt to Equity Ratio (DER), secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedamgkan variabel Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga 813
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 3, 2016: 802-814
saham pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia (BEI). Variabel Debt to Equity Ratio (DER), merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap harga saham perusahaan sub sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia (BEI). Investor maupun calon investor harus cerdas dalam membuat pilihan berinvestasi di pasar modal dengan menilai dan mempelajari kondisi perekonomian perusahaan. Bagi investor, agar memperhatikan turun naiknya Debt to Equity Ratio (DER), sebagai bahan pertimbangan dalam membeli saham perusahaan sub sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia (BEI), karena variabel tersebut paling berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Bagi penelitian berikutnya diharapkan menambah rasio keuangan lainnya seperti Price Earning Ratio (PER) sebagai variabel independen, karena sangat dimungkinkan rasio keuangan lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini berpengaruh terhadap perubahan harga saham dan diharapkan memperpanjang periode pengamatan, sehingga hasil penelitian akan lebih baik. Daftar Pustaka Fahmi. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Penerbit Alfabeta. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivarite dengan SPSS Cetakan Keempat. Semarang: Universitas Diponegoro. Ghozali, Imam. 2010. Aplikasi Analisis Multivirate dengan SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro. Kasmir. (2011). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Martalena. ( 2011). Pasar Modal. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Sartono. (2008). Manajemen Keuangan, Cetakan Pertama. Bandung: Penerbit Pustaka Bandung Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta. Widioatmojo. (2010). Cara Sehat Investasi di Pasar Modal, Cetakan Keenam. PT.Jurnalindo Askara Pustaka. Yogyakarta. Skripsi dan Jurnal : Fajri. (2012). Pengaruh PBV EPS ROA ROE DER Dan NPM terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di BEI. Skripsi. Makassar : Fakultas Ekonomi. Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Itabillah. (2013). Pengaruh PBV EPS ROA ROE DER Dan NPM terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Property Real Estate Yang Terdaftar Di BEI. Skripsi. Makassar : Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang.
814