PENGARUH EPS, PER DAN PBV TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA EKONOMI Program Studi Akuntansi
Nama
: RAKHMAT BUDIYANTO
NIM
: 0320312-035
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
1
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama
: RAKHMAT BUDIYANTO
NIM
: 0320312-035
Program Studi
: Akuntansi
Judul Skripsi
: PENGARUH EPS, PER DAN PBV TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA.
Tanggal Ujian Skripsi : 26 Juli 2008
Disahkan Oleh : Pembimbing,
(Sabarudin Muslim, SE, M.Si.) Tanggal :
Dekan Fakultas Ekonomi,
Ketua Jurusan Akuntansi,
(Drs. Hadri Mulya, M.Si) Tanggal :
(H. Sabarudin Muslim, SE, M.Si) Tanggal:
2
KATA PENGANTAR
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM, Rasa syukur dan terima kasih yang tak terhingga penulis haturkan kepada Sesembahanku ALLAH SWT yang telah memberikan karuniaNya berupa kesehatan keselamatan dan kemudahan kepada hambaNya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul, Pengaruh EPS, PER
dan PBV Terhadap Harga
Saham Perbankan Di Bursa Efek
Indonesia, guna memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Ekonomi Bidang Studi Akuntansi (S1) Universitas Mercu Buana Jakarta. Selama proses penelitian dan penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis ucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya, khususnya kepada : 1. Kepada Kedua Orangtua tercinta yang tak henti-hentinya berdoa dengan segala curahan kasih sayangnya kepada penulis, 2. Kepada Istriku tercinta Diana Mawarti SE dan Anakku yang tersayang Diandra Muhammad Azka karena merekalah saya bisa menyelesaikan ini semua, 3. Bapak H. Probo Sutedjo, selaku Ketua Yayasan Menara Bhakti, 4. Bapak DR. Ir. H. Suharyadi, MSi selaku Rektor Universitas Mercu Buana, 5. Bapak Ir. Yenon Orsa, MT, selaku Direktur Program Perkuliahan Kelas Karyawan Universitas Mercu Buana,
3
6. Bapak Drs. Hadri Mulya, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana, 7. Bapak Sabarudin, SE, M.Si selaku Ketua Jurusan Bidang Studi Akuntansi S1 dan sekaligus pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan dengan sabar memberi saran serta advisnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, 8. Ibu Sri Rahayu, SE M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi S1, Universitas Mercu Buana, 9. Kepada semua teman-teman, sahabat-sahabat dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebut satu per satu, termakasih atas segala bantuannya Atas semua bantuan dan dukungan yang penulis terima, semoga mendapat balasan berlipat dari Allah SWT. Apabila terdapat kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih. Akhir kata semoga penulisan skripsi menjadi bacaan yang bermanfaat. Amin.
Jakarta, Juni 2008 Penulis
Rakhmat Budiyanto
4
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................. ii KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii DAFTAR ISI .......................................................................................................... v DAFTAR TABEL .................................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... x BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………. 1 B. Perumusan Masalah ……………………………………………….... 4 C. Pembatasan Masalah ……………………………………………….. 5 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ………………………………….... 5
BAB II LANDASAN TEORI A. Pasar Modal …………………............................................................ 7 1. Pengertian Pasar Modal ………………………………………… 7 2. Peranan Pasar Modal …………………………………………… 9 3. Fungsi Pasar Modal ...................................................................... 12 4. Macam-Macam Pasar Keuangan .................................................. 14 5. Macam-Macam Pasar Modal ........................................................ 15 6. Pasar Modal ditinjau dari Proses Transaksi .................................. 17 7. Instrument Pasar Modal ................................................................ 18 8. Mekanisme Perdagangan .............................................................. 21
5
B. Saham ………………………………………………………............. 27 1. Pengertian Saham ………………………………………........... 27 2. Jenis Saham ................................................................................. 28 3. Analisis EPS, PER dan PBV …………………………………… 29 C. Harga Saham dan Volume Perdagangan ............................................ 31 1. Harga Saham ................................................................................ 31 2. Volume Perdagangan ................................................................... 32 D. Referensi terdahulu ............................................................................ 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Latar Belakang ................................................................................... 34 1. Lokasi Penelitian ......................................................................... 34 2. Sejarah BEI .................................................................................. 34 3. Struktur Organisasi ...................................................................... 37 B. Metode Penelitian .............................................................................. 38 C. Hipotesis ............................................................................................ 38 D. Sampel Penelitian ............................................................................... 39 E. Variabel dan Pengukurannya ………………………………………. 40 F. Definisi Operasional Variabel ……………………………………… 40 G. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 41 H. Metode Analisis Data ......................................................................... 42 1. Uji Asumsi Klasik ........................................................................ 42 2. Analisis Regresi ........................................................................... 43 3. Uji Signifikansi ............................................................................ 44
6
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis EPS, PER dan PBV............................................................... 46 1. Analisis EPS (Earning Per Share) ……………………………... 46 2. Analisis PER (Price Earning Ratio) ……………………………. 48 3. Analisis PBV (Price to Book Value)……………………………. 50 B. Analisis Harga Saham ........................................................................ 52 C. Analisis Pengaruh EPS, PER dan PBV terhadap Harga Saham Perbankan ........................................................................................... 54 1. Uji Asumsi Klasik ........................................................................ 54 2. Analisis Regresi Berganda ……………………………………... 56 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ........................................................................................ 60 B. Saran .................................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA SURAT KETERANGAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
7
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Daftar Perusahaan Perbankan di BEI ................................................ 39
Tabel 4.1
Daftar Bank ………………………………………………………... 45
Tabel 4.2
Data EPS (Earning Per Share)…………………………………….. 46
Tabel 4.3
PER (Price Earning Ratio) ………………………………………... 48
Tabel 4.4
PBV (Price to Book Value) ………………………………………… 50
Tabel 4.5
Data Harga Saham …………………………………………………. 52
Tabel 4.6
Model Summary (b) ……………………………………………….. 54
Tabel 4.7
Coefficients(a) ……………………………………………………... 55
Tabel 4.8
Variables Entered/Removed(b) ……………………………………. 56
Tabel 4.9
Model Summary …………………………………………………… 56
Tabel 4.10 Anova …………………………………………………………….... 57 Tabel 4.11 Coefficients(a) ……………………………………………………... 58
8
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Pelaksanaan Perdagangan di Bursa ......................................... 21 Gambar 2.2 Proses Pelaksanaan Perdagangan secara Remote ............................... 22
9
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Daftar Bank
Lampiran 2
Data EPS (Earning Per Share)
Lampiran 3
Data PER (Price Earning Ratio)
Lampiran 4
Data PBV (Price to Book Value)
Lampiran 5
Data Harga Saham
Lampiran 6
Uji Autokorelasi dan Uji Multikoliniearitas
Lampiran 7
Uji Regresi
10
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan perdagangan global dunia yang semakin maju maka persaingan usaha semakin ketat dan mengakibatkan tidak ada lagi jarak antar negara khususnya persaingan di dunia perbankan. Hal ini terjadi karena semakin majunya dunia teknologi sehingga perdagangan atau transaksi antar negara dapat dilakukan dimanapun tanpa terbelenggu oleh jarak dan waktu. Untuk itu perusahaan dituntut untuk memperbaiki kinerjanya agar tetap dapat survive dalam persaingan usaha yang semakin ketat. Untuk melakukan perbaikan kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan masuk ke pasar modal. Dengan masuk ke pasar modal maka perusahaan akan mendapatkan dana segar yang dibutuhkan untuk memperbaiki kinerja. Dilihat dari perkembangan pasar modal di Indonesia menunjukan perkembangan yang sangat menggembirakan, hal ini dapat dilihat dari perkembangan indeks harga saham gabungan dan volume perdagangan saham. Pasar modal memiliki peran yang sangat penting bagi perekonomian suatu negara bahkan menjadi barometer ekonomi. Pasar modal memiliki dua fungsi bagi suatu negara yaitu fungsi ekonomi dan fungsi finansial. Dikatakan mempunyai fungsi ekonomi pasar modal menyediakan fasilitas atau sebagai wadah yang mempertemukan dua kepentingan ekonomi yaitu pihak yang mempunyai kelebihan dana yang disebut Investor dan pihak yang memerlukan dana yaitu Issuer. Dengan adanya pasar modal ini maka pihak yang mempunyai kelebihan
11
dana dapat menempatkan dana atau melakukan investasi di pasar modal yang pasti dengan mengharapkan return (imbalan) atas investasi tersebut, sedangkan pihak Issuer atau penerbit (perusahaan yang go public) dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana operasi perusahaan. Pasar modal dapat dikatakan memiliki fungsi keuangan karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh pendapatan (return) bagi para investor (pemilik dana) sesuai dengan dengan perkembangan saham yang dipilih. Dengan adanya pasar modal ini diharapkan aktivitas perekonomian negara menjadi meningkat. Hal ini terjadi karena di pasar modal inilah aktivitas pendanaan bagi emiten sehingga perusahaan dapat memperbaiki kinerja dengan meningkatkan tingkat penjualan untuk meningkatkan laba perusahaan baik dengan meningkatkan tingkat penjualan maupun dengan melakukan investasi di bidang lain sehingga menyerap tenaga kerja dan pada gilirannya akan meningkatkan kemakmuran masyarakat luas. Pada skala makro kinerja investasi di pasar modal atau bursa efek sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian, stabilitas politik, dan kinerja bursa efek lain. Selain itu, keadaan di bursa pun sangat sensitif dengan berbagai hal subyektif (rumours). Investasi pada perusahaan yang tidak memiliki informasi yang dipublikasikan sebelumnya mengandung resiko yang lebih besar. Pada saat pertama investor membeli saham, investor harus mengetahui data perusahaan baik data finansial maupun non finansial, sehingga investor dapat mengambil keputusan untuk melakukan investasi.
12
Tinggi rendahnya harga saham tertentu dan volume transaksinya di pasar modal, khususnya di pasar sekunder sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya permintaan investor akan saham tersebut. Semakin tinggi permintaan investor akan suatu saham, semakin tinggi pula harga dan volume transaksinya. Sedangkan permintaan investor akan suatu saham dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, dimana faktor tersebut bisa berasal dari dalam negeri maupun luar negeri (kebijakan Bank Sentra USA, the Fed). Dari dalam negeri biasanya berkaitan dengan berita sosial politik dan ekonomi, seperti bila ada kebijakan pemerintah yang di dukung oleh rakyat maka akan mempengaruhi perdagangan di pasar modal demikian pula dengan berita dari luar negeri seperti kebijakan the Fed untuk menaikan atau menurunkan tingkat suku bunga di AS, maka akan berimbas pula terhadap volume transaksi perdagangan di pasar modal tidak hanya di Indonesia tetapi juga dunia. Namun demikian pengaruh informasi terhadap harga saham dan volume perdagangannya akan bergantung pada perilaku para investor di pasar modal, disamping pada tingkat efisiensi pasar modal itu sendiri dalam hubungannya dengan informasi. Informasi tersebut harus dapat memberikan gambaran mengenai
kondisi
perusahaan
emiten,
terutama
kemampuannya
untuk
menghasilkan keuntungan yang dapat dinikmati oleh para investor dimasa yang akan datang. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan bagi para investor atau pemilik saham secara kuantitatif tercermin dalam berbagai indikator seperti EPS (Earning Per Share) yang disajikan dalam laporan keuangan. Jadi
13
untuk menentukan saham mana yang akan dipilih dapat dilihat dari Laba bersih per saham (EPS) dengan membandingkan dengan EPS saham lain, selain itu juga dapat dilihat dari PBV (Price Book Value) saham tersebut apakah dikategorikan murah atau mahal, sehingga kita dapat melakukan investasi dengan aman. Semakin tinggi EPS berarti saham tersebut semakin besar pula dapat menghasilkan return sehingga akan semakin menarik minat investor dan itu yang menjadi salah satu faktor naiknya harga saham. Disamping itu investor memerlukan pula data informasi mengenai kewajaran harga yang dibayarkannya untuk suatu saham dibandingkan dengan pendapatan yang akan diterimanya, yang tercermin dari PER (Price Earning Ratio). Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul ; Pengaruh EPS, PER dan PBV terhadap Harga Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini akan difokuskan atau dititik beratkan pada pengaruh Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan Price Book Value (PBV) terhadap harga saham perbankan di bursa efek Jakarta. Oleh karena itu dalam penelitian ini dapat dirumuskan suatu permasalahan di bursa efek Jakarta khususnya untuk saham perbankan yaitu “Apakah EPS, PER dan PBV berpengaruh terhadap harga saham perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.
14
C. Pembatasan Masalah Dalam melakukan penelitian ini penulis melakukan pembatasan masalah yaitu analisis perusahaan perbankan yang go public dan aktif, untuk periode Tahun 2006 Triwulan IV, Tahun 2007 Triwulan, I, II, III dan IV. D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh EPS, PER dan PBV terhadap harga saham perbankan di Bursa Efek Indonesia. 2. Kegunaan Penelitian a. Emiten di bursa efek; penelitian ini di harapkan dapat memberikan gambaran informasi mengenai pengaruh informasi akuntansi terhadap keputusan investor melakukan transaksi di bursa saham khususnya saham perbankan di bursa efek Indonesia. b. Bagi Investor ;
penelitian ini diharapkan mampu memberikan
gambaran mengenai betapa pentingnya informasi akuntansi dalam menganalisis harga dan volume perdagangan saham sehingga investor dapat mengambil keputusan untuk melakukan investasi pada saham perbankan yang tepat sehingga mendapatkan return sesuai yang di harapkan. c. Bagi kalangan akademisi dan pembaca, penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tentang bursa efek dikalangan
15
umum dan akademesi sehingga dapat menjadi salah satu referensi untuk masuk ke pasar modal. d. Bagi peneliti ; menambah informasi seluk beluk tentang pasar modal khususnya bursa efek Jakarta, menerapkan ilmu yang pernah didapat dan mengembangkan pemikiran mengenai EPS, PER dan PBV serta pengaruhnya terhadap harga perdagangan saham.
16
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal Pengertian Pasar Modal sebagaimana tercantum pada (Bab 1, Pasal 1, Angka 13, UU RI No. 8 1995 tentang Pasar Modal) adalah ; Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkan serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek Pasar modal secara umum didefinisikan, Pasar Modal sebagai pasar untuk berbagai instrument keuangan (Efek) yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk surat berharga yang dapat berupa surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan, kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek dan setiap derivatif dari efek. (Bab 1, Pasal 1, Angka 5, UU RI No. 8 1995 tentang Pasar Modal).
Menurut Sunariyah (2004:4) pengertian pasar modal adalah ; Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bankbank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasiobligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek.
Dalam melakukan kegiatannya pasar modal menjalankan fungsinya sebagai fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Dalam fungsi ekonomi pasar
17
modal merupakan tempat bertemunya para investor (pemilik dana) untuk di investasikan ke saham salah satu emiten dimana dengan adanya dana tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja perusahaan yang pada gilirannya akan menimbulkan efek perekonomian suatu negara dengan terciptanya lapangan
pekerjaan
bila
dengan
tersebut
digunakan
investasi
atau
meningkatkan pendapatan negara dari pajak bila perusahaan dapat meningkatkan Laba perusahaan. Dengan tersedianya dana dari para investor baik perorangan maupun lembaga, akan bermanfaat bagi para Emiten dalam meningkatkan produksi maupun kinerjanya. Sedangkan fungsi keuangannya dapat dilakukan dengan terjadi kas masuk atau tersedianya dana yang diperlukan oleh para Emiten (perusahaan) tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi tersebut . Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pasar modal adalah sumber dana segar jangka panjang. Adanya pasar modal ini bukan cuma sebagai wahana sumber pembiayaan, tetapi juga sebagai sarana invesati yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, baik masyarakat dalam negeri maupun luar negeri yang sering disebut dengan pemodal lokal ataupun pemodal asing. Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa pasar modal dapat memenuhi kebutuhan dana baik bagi swasta maupun bagi pemerintah dan disamping sebagai salah satu penyedia dana pengganti kredit perbankan.
18
2. Peranan Pasar Modal Pasar modal mempunyai peranan penting dalam suatu negara, yang pada dasarnya peranan tersebut mempunyai kesamaan antara satu negara dengan negara lain. Peranan pasar modal pada suatu negara dapat dilihat dari beberapa aspek adalah sebagai berikut ini, sebagaimana pendapat Sunariyah dalam buku Pengetahuan Pasar Modal (2004:7) : a. Sebagai fasilitas melakukan interaksi antara pembeli dengan penjual untuk menentukan harga saham atau surat berharga yang diperjual-belikan. Ditinjau dari segi lain, pasar modal memberikan kemudahan dalam melakukan transaksi sehingga kedua belah pihak dapat melakukan transaksi tanpa melalui tatap muka (pembeli dan penjual bertemu secara tidak langsung). Pada dewasa ini, kemudahan tersebut dapat dilakukan dengan lebih sempurna setelah adanya sistem perdagangan efek melalui fasilitas perdagangan berkomputer. b. Pasar modal memberi kesempatan kepada para pemodal untuk menentukan hasil (return) yang diharapkan. Keadaan tersebut akan mendorong perusahaan (emiten) untuk memenuhi keinginan para pemodal. Pasar modal menciptakan peluang bagi perusahaan (emiten) untuk memuaskan keinginan para pemegang saham, kebijakan dividen dan stabilitas harga sekuritas yang relatif normal. Pemuasan yang diberikan kepada pemegang saham tercermin dalam harga sekuritas. Tingkat kepuasan hasil yang diharapkan akan menentukan bagaimana pemodal menanam dananya
19
dalam surat berharga atau sekuritas dan tingkat harga sekuritas dipasar mencerminkan kondisi perusahaan. c. Pasar modal memberi kesempatan kepada investor untuk menjual kembali saham
yang
dimilikinya
atau
surat
berharga
lainnya.
Dengan
beroperasinya pasar modal para investor dapat melikuidasi surat berharga yang dimiliki tersebut pada setiap saat. Apabila pasar modal tidak ada, maka investor terpaksa harus menunggu pencairan surat berharga yang dimilikinya sampai dengan saat likuidasi perusahaan. Keadaan semacam ini akan menjadikan investor kesulitan menerima uangnya kembali, bahkan tertunda-tunda dan berakibat menerima risiko rugi yang sulit diprediksi sebelumnya. Eksistensi operasi pasar modal memberikan kepastian dalam menghindarkan risiko rugi, yang pada dasarnya tidak seorangpun investor yang bersedia menanggung kerugian tersebut. Jadi, operasi pasar modal dapat menghindarkan ketidakpastian dimasa yang akan datang dan segala bentuk risiko dapat diantisipasi sebelumnya dengan baik. d. Pasar
modal menciptakan
kesempatan kepada
masyarakat untuk
berpartisipasi dalam perkembangan suatu perekonomian. Masyarakat berpenghasilan kecil mempunyai kesempatan untuk mempertimbangkan alternatif cara penggunaan uang mereka. Selain menabung, uang dapat dimanfaatkan melalui pasar modal dan beralih ke investasi yaitu dengan membeli sebagian kecil saham perusahaan publik. Apabila sebagian kecil saham tersebut sedikit demi sedikit berkembang dan meningkat jumlahnya
20
maka ada kemungkinan bahwa masyarakat dapat memiliki saham mayoritas. e. Pasar modal mengurangi biaya informasi dan transaksi surat berharga. Bagi para pemodal, keputusan investasi harus didasarkan pada tersedianya informasi yang akurat dan dapat dipercaya. Pasar modal dapat menyediakan kebutuhan terhadap informasi bagi para pemodal secara lengkap, yang apabila hal tersebut harus dicari sendiri akan memerlukan biaya yang sangat mahal. Dengan adanya pasar modal tersebut, biaya memperoleh informasi ditanggung oleh seluruh pelaku pasar bursa, yang dengan sendirinya akan jauh lebih murah. Biaya informasi tersebut diklafisikasi menjadi dua yaitu : 1) Biaya pencarian (search costs) informasi tentang perusahaan (emiten). Termasuk didalamnya adalah biaya eksplisit, seperti biaya iklan untuk mengumumkan jual/beli saham. Disamping itu, harus diperhitungkan pula adanya biaya implisit, seperti waktu mencari calon pembeli atau calon investor. 2) Biaya informasi termasuk mencari informasi tentang kelebihan atau kelemahan surat berharga. Misalnya, dividen dari suatu saham perusahaan. Dalam pasar modal yang efisien informasi itu semua dicerminkan dalam harga saham.
21
3. Fungsi Pasar Modal Dalam menjalankan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari investor ke emiten. Investor melakukan investasi dengan mengharapkan dapat memperoleh imbalan dari dana yang diinvestasikan. Dengan tersedianya dana dari pihak luar (investor) akan bermanfaat bagi emiten untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam usaha mencapai target laba yang dianggarkan. Fungsi keuangan dilakukan dengan menyediakan dana yang diperlukan oleh para emiten dari para investor tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi tersebut. Selain fungsi ekonomi dan fungsi dalam suatu perekonomian negara adalah, Sunariyah (2004:9) ; a. Fungsi Tabungan (Savings Function) Menabung dapat dilakukan dibawah bantal, celengan atau di bank, tetapi harus diingat bahwasanya nilai mata uang cenderung akan turun dimasa yang akan datang. Bagi penabung, metode yang akan digunakan sangat dipengaruhi oleh kemungkinan rugi sebagai akibat penurunan nilai mata uang, inflasi, risiko hilang, dan lain-lain. Apabila seseorang ingin mempertahankan nilai sejumlah uang yang dimilikinya, maka dia perlu mempertimbangkan agar kerugian yang bakal dideritanya tetap minimal. Dengan melihat gambaran tersebut, para penabung perlu memikirkan alternatif menabung ke wilayah lain yaitu investasi.
22
b. Fungsi Kekayaan (Wealth Function) Pasar modal adalah suatu cara untuk menyimpan kekayaan dalam jangka panjang dan jangka pendek sampai dengan kekayaan tersebut dapat dipergunakan kembali. Cara ini lebih baik karena kekayaan itu tidak mengalami depresiasi (penyusutan) seperti aktiva lain. c. Fungsi Likuiditas (Liquidity Function) Kekayaan yang disimpan dalam surat-surat berharga, bisa dilikuidasi melalui pasar modal dengan risiko yang sangat minimal dibandingkan dengan aktiva lain. Proses likuidasi surat berharga dengan biaya relatif murah dan lebih cepat. Dengan kata lain, pasar modal adalah ready market untuk melayani pemenuhan likuiditas para pemegang surat berharga. Meskipun apabila dibandingkan dengan uang, masih lebih likuid uang. Uang mempunyai tingkat likuiditas yang paling sempurna, tetapi kemampuannya menyimpan kekayaan lebih rendah dibandingkan surat berharga. Bagaimanapun uang sebagai alat denominasi mudah terganggu oleh inflasi dari waktu ke waktu. d. Fungsi Pinjaman (Credit Function) Selain persoalan-persoalan di atas, pasar modal merupakan fungsi pinjaman untuk konsumsi atau investasi. Pinjaman merupakan utang kepada masyarakat. Pasar modal bagi suatu perekonomian negara merupakan sumber pembiayaan pembangunan dari pinjaman yang dihimpun dari masyarakat. Pemerintah lebih mendorong pertumbuhan pasar modal untuk mendapatkan dana yang lebih mudah dan lebih murah.
23
Karena, melihat kenyataan bahwa pinjaman dari bank dunia mempunyai rate bunga yang sangat tinggi. Sedangkan, perusahaan-perusahaan juga menjual obligasi di pasar modal untuk mendapatkan dana dengan biaya bunga rendah dibandingkan dengan bunga dari bank. Dana tersebut dapat dipakai untuk ekspansi atau sebagai jaminan dividen terhadap pemegang saham. 4. Macam-Macam Pasar Keuangan a. Pasar Uang (Money Market) Pasar uang adalah, “titik pertemuan antara permintaan dana jangka pendek dengan penawaran dana jangka pendek”. Pengertian jangka pendek secara konvensional ditafsirkan dalam kurun waktu satu tahun atau kurang dari satu tahun. Perwujudan dari pasar semacam ini berupa institusi dimana individu-individu atau organisasi-organisasi yang mempunyai kelebihan dana jangka pendek bertemu dengan individu yang memerlukan dana (debitur) jangka pendek. Oleh karena itu, pasar uang memungkinkan kedua pihak tersebut bertemu, yang pada dewasa ini merupakan suatu sistem yang operasinya sangat canggih. Perusahaan atau organisasi yang berkepentingan bisa menerima dana untuk operasi jangka pendek pula. Ditinjau dari segi lain, masyarakat bisa mempunyai dana untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. b. Pasar Modal (Capital Market) Pasar modal dirancang untuk investasi jangka panjang. Pengguna pasar modal ini adalah individu-individu, pemerintah, organisasi dan
24
perusahaan. Nilai nominal investasi bisa sama dengan pada pasar uang atau bisa lebih rendah atau lebih tinggi. Yang membedakan bukanlah nilai nominal investasi tetapi jangka waktu penanaman investasi.
5. Macam-Macam Pasar Modal Macam-macam pasar modal menurut pendapat Sunariyah (2004:13) adalah sebagai berikut ; a. Pasar Perdana (Primary Market) Pasar perdana adalah Penawaran saham dari perusahaan yang menerbitkan saham (emiten) kepada pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak sebelum saham tersebut diperdagangkan di pasar sekunder". Pengertian tersebut menunjukkan, bahwa pasar perdana merupakan pasar modal yang memperdagangkan saham-saham atau sekuritas lainnya yang dijual untuk pertama kalinya (penawaran umum) sebelum saham tersebut dicatatkan dibursa. Harga saham dipasar perdana ditentukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang akan go public (emiten), berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan. Peranan penjamin emisi pada pasar perdana selain menentukan harga saham, juga melaksanakan penjualan saham kepada masyarakat sebagai calon pemodal. b. Pasar Sekunder (Secondary Market) Pasar sekunder didefinisikan sebagai perdagangan saham setelah melewati masa penawaran pada pasar perdana. Jadi, pasar sekunder dimana saham dan sekuritas lain diperjual-belikan secara luas, setelah
25
melalui masa penjualan di pasar perdana. Harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh permintaan dan penawaran antara pembeli dan penjual. Besarnya permintaan dan penawaran ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor
yaitu;
(a)
faktor
internal
perusahaan,
yang
berhubungan dengan kebijakan internal pada suatu perusahaan beserta kinerja yang telah dicapai. Hal ini berkaitan dengan hal-hal yang seharusnya dapat dikendalikan oleh manajemen. Misalnya, pendapatan perlembar saham, besaran dividen yang dibagi, kinerja manajemen perusahaan, prospek perusahaan dimasa yang akan datang dan lain sebagainya, (b) faktor eksternal perusahaan, yaitu hal-hal diluar kemampuan perusahaan atau diluar kemampuan manajemen untuk mengendalikan. c. Pasar Ketiga (Third Market) Pasar ketiga adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas lain diluar bursa (over the counter market). Bursa paralel merupakan suatu sistem perdagangan efek yang terorganisasi diluar bursa efek resmi, dalam bentuk pasar sekunder yang diatur dan dilaksanakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek dengan diawasi dan dibina oleh badan Pengawas Pasar Modal. Jadi, dalam pasar ketiga ini tidak memiliki pusat lokasi perdagangan yang dinamakan floor trading (lantai bursa). Operasi yang ada pada pasar ketiga berupa pemusatan informasi yang disebut "trading information". Informasi yang diberikan dalam pasar ini meliputi: harga-harga saham, jumlah
26
transaksi, dan keterangan lainnya mengenai surat berharga yang bersangkutan. Dalam sistem perdagangan ini pialang dapat bertindak dalam kedudukan sebagai pedagang efek maupun sebagai perantara pedagang. d. Pasar Keempat (Fourth Market) Pasar keempat merupakan bentuk perdagangan efek antar pemodal atau dengan kata lain pengalihan saham dari satu pemegang saham ke pemegang lainnya tanpa melalui perantara pedagang efek. Bentuk transaksi dalam perdagangan semacam ini biasanya dilakukan dalam jumlah besar (block sale).
6. Pasar Modal ditinjau dari Proses Transaksi Pasar Modal ditinjau dari Proses Transaksi menurut pendapat Sunariyah (2004:15) adalah sebagai berikut ; a. Pasar Spot Adalah bentuk pasar keuangan yang memperdagangkan sekuritas atau jasa keuangan untuk diserah-terimakan secara spontan. Artinya, kalau seseorang membeli suatu jasa-jasa finansial, maka pada saat itu juga akan menerima jasa yang dibeli tersebut. b. Pasar Futures atau Forward Adalah pasar keuangan dimana sekuritas atau jasa keuangan yang akan diselesaikan pada kemudian hari atau beberapa waktu sesuai dengan ketentuan. Proses transaksi memuat kesepakatan saat terjadinya transaksi dan saat penyerahan harus dilakukan.
27
c. Pasar Opsi Merupakan pasar keuangan yang memperdagangkan hak untuk menentukan pilihan terhadap saham atau obligasi. Pilihan tersebut adalah persetujuan atau kontrak hak pemegang saham untuk membeli atau menjual dalam waktu tertentu diantara entitas yang melakukan kontrak terhadap opsi yang diperjualbelikan. Hak opsi harus menegaskan dalam kontrak, bawah kesempatan hanya dapat digunakan dalam periode waktu tertentu. Dengan demikian apabila dalam periode tersebut tidak digunakan, kesepakatan dalam kontrak tersebut dinyatakan batal demi hukum.
7. Instrument Pasar Modal Pengertian efek menurut UU RI No. 8 Tahun 1995 Tentang pasar modal “efek adalah suatu surat berharga, yang dapat berupa surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek (Bab 1, Pasal 1, Angka 5, UU RI No. 8 1995 tentang Pasar Modal) termasuk dalam kategori efek antara lain : a. Saham Saham adalah penyertaan modal dalam pemilikan suatu Perseroan Terbatas (PT) atau yang biasa disebut Emiten. Pemilik saham merupakan pemilik sebagian dari perusahaan tersebut. Ada dua jenis pemilikan saham, yaitu saham atas nama dan atas unjuk. Sekarang ini
28
saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia adalah atas nama, yaitu saham yang nama pemiliknya tertera diatas saham tersebut. b. Obligasi Obligasi pada dasarnya merupakan surat pengakuan utang atas pinjaman yang diterima oleh perusahaan penerbit obligasi dari masyarakat. Jangka waktu obligasi telah ditetapkan dan disertai dengan pemberian imbalan bunga yang jumlah dan saat pembayarannya juga telah ditetapkan dalam perjanjian saat penerbitan obligasi. Obligasi ini dapat diterbitkan baik oleh swasta, maupun oleh pemerintah baik pusat maupun daerah. c. Derivatif dari Efek Yang dimaksud derivatif dari efek adalah : 1) Right Merupakan surat berharga yang memberikan hak bagi pemodal untuk membeli saham baru yang dikeluarkan emiten. Right merupakan produk derivatif atau turunan dari saham. Kebijakan untuk melakukan Right issue merupakan upaya emiten untuk menambah
saham
yang
beredar,
guna
menambah
modal
perusahaan. 2) Waran Waran seperti halnya right adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga yang sudah ditentukan. Biasanya waran dijual bersamaan dengan surat berharga lain, misalnya, obligasi
29
atau saham. Penerbit waran harus memiliki saham yang nantinya dikonversi oleh Waran. Namun setelah obligasi atau yang disertasi waran memasuki pasar, baik obligasi, saham maupun waran dapat diperdagangkan terpisah. 3) Saham Deviden Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan
berasal dari keuntungan
yang
dihasilkan
perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham - atau dapat pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut. (www.bei.co.id. 29/12/2007).
30
8. Mekanisme Perdagangan Gambar 2.1 Proses Pelaksanaan Perdagangan di Bursa
Gambar 2.2 Proses Pelaksanaan Perdagangan secara Remote
Sumber : Bursa Efek Indonesia
31
Pelaksanaan Perdagangan Pelaksanaan perdagangan Efek di Bursa dilakukan dengan menggunakan fasilitas JATS. Perdagangan Efek di Bursa hanya dapat dilakukan oleh Anggota Bursa (AB) yang juga menjadi Anggota Kliring KPEI. Anggota Bursa Efek bertanggungjawab terhadap seluruh transaksi yang dilakukan di Bursa baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah.
Anggota Bursa Efek bertanggung jawab terhadap penyelesaian seluruh Transaksi Bursa atas nama Anggota Bursa Efek yang bersangkutan sebagaimana tercantum dalam DTB, termasuk Transaksi Bursa yang terjadi antara lain karena: 1. kesalahan Peralatan Penunjang dan atau aplikasi Anggota Bursa Efek dalam rangka Remote Trading kecuali kesalahan perangkat lunak JONEC yang disediakan oleh Bursa; dan atau 2. kelalaian atau kesalahan PJPP dalam melaksanakan penawaran jual dan atau permintaan beli ke JATS; dan atau 3. kelalaian atau kesalahan IT Officer-RT dalam pengoperasian Peralatan Penunjang dan atau aplikasi Anggota Bursa Efek; dan atau 4. adanya akses yang tidak sah yang dilakukan melalui Peralatan Penunjang dan atau aplikasi Anggota Bursa Efek. Segmen Pasar di Bursa 1. Pasar Reguler; 2. Pasar Tunai; 3. Pasar Negosiasi.
32
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) hanya dapat diperdagangkan pada Pasar Tunai dan di Pasar Negosiasi pada sesi I. Penyelesaian Transaksi
Jam Perdagangan
Perdagangan Efek di Pasar Reguler, Pasar Tunai dan Pasar Negosiasi dilakukan selama jam perdagangan pada setiap Hari Bursa dengan berpedoman pada Waktu JATS.
Pra Pembukaan untuk Pasar Reguler dilakukan setiap Hari Bursa:
Jam Perdagangan Pasar Tunai:
33
Pesanan Nasabah
Pesanan yang dapat dilaksanakan di Bursa oleh Anggota Bursa adalah hanya pesanan terbatas (limit order), yaitu pesanan yang dilaksanakan oleh Anggota Bursa sampai dengan batas harga yang ditetapkan oleh nasabahnya.
Penawaran jual dan atau permintaan beli nasabah atas Efek selain HMETD hanya boleh ditransaksikan oleh Anggota Bursa di Pasar Reguler, kecuali nasabah menginstruksikan atau menyetujui secara tertulis bahwa penawaran jual atau permintaan belinya ditransaksikan di Pasar Tunai atau Pasar Negosiasi. Satuan Perdagangan
Perdagangan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai harus dalam satuan perdagangan (round lot) Efek atau kelipatannya, yaitu 500 (lima ratus) Efek. Perdagangan di Pasar Negosiasi tidak menggunakan satuan perdagangan (tidak round lot). Satuan perubahan harga (fraksi)
Jenjang maksimum perubahan harga adalah 10x fraksi harga, masih berada di bawah batas auto rejection dan tidak berlaku pada pre-opening.
Fraksi dan jenjang maksimum perubahan harga di atas berlaku untuk satu Hari Bursa penuh dan disesuaikan pada Hari Bursa berikutnya jika Harga Penutupan berada pada rentang harga yang berbeda. Jenjang maksimum
34
perubahan harga dapat dilakukan sepanjang tidak melampaui batasan persentase Auto Rejection. Auto Rejection
Harga penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan ke dalam JATS adalah harga penawaran yang masih berada di dalam rentang harga tertentu. Bila Anggota Bursa memasukkan harga diluar rentang harga tersebut maka secara otomatis akan ditolak oleh JATS (auto rejection).
Batasan auto rejection yang berlaku saat ini:
Tawar menawar patokan harga Auto Rejection berpedoman pada: 1. Harga Previous untuk saham yang sudah diperdagangkan di Bursa; 2. Harga Pra-Pembukaan bila terbentuk harga pembukaan di PraPembukaan. 3. Harga Teoritis untuk saham yang sudah diperdagangkan di Bursa yang melakukan tindakan korporasi (Corporate Action); 4. Harga perdana untuk saham Emiten yang pertama kali diperdagangkan di Bursa; 5. Harga wajar yang ditetapkan oleh pihak independen untuk saham yang berasal dari Perusahaan Publik atau saham dari Bursa lain. 6. Auto rejection saham yang baru tercatat di bursa (hari pertama) adalah 2x parameter di atas. Pra-pembukaan
Pelaksanaan perdagangan di Pasar Reguler dimulai dengan Prapembukaan. Anggota Bursa dapat memasukkan penawaran jual dan atau
35
permintaan beli sesuai dengan ketentuan satuan perdagangan, satuan perubahan harga (fraksi) dan ketentuan Auto Rejection.
Harga Pembukaan terbentuk berdasarkan akumulasi jumlah penawaran jual dan permintaan beli terbanyak yang dapat dialokasikan oleh JATS pada harga tertentu pada periode Pra-pembukaan.
Seluruh penawaran jual dan atau permintaan beli yang tidak teralokasi di Pra-pembukaan, akan diproses secara langsung (tanpa memasukkan kembali penawaran jual dan atau permintaan beli) pada sesi I perdagangan, kecuali harga penawaran jual dan atau permintaan beli tersebut melampaui batasan Auto Rejection.
B. Saham 1) Pengertian Saham Harga saham suatu perusahaan, terutama di pasar sekunder (secondary market), dipengaruhi oleh hukum permintaan dan penawaran. Apabila suatu harga saham mengalami kelebihan permintaan, harga akan cenderung naik, dan sebaliknya selama asumsi-asumsi seperti tingkat pendapatan, harga relatif dan selera (taste) adalah tetap. Harga saham mencerminkan semua informasi publik yang relevan dan pasar akan bereaksi apabila terdapat informasi baru. Salah satu informasi tersebut adalah informasi tentang laba bersih setelah pajak (net income) dari laporan laba rugi. Informasi terbaru tentang laba tersebut akan masuk kedalam dan membentuk harga saham terbaru. Dengan kata lain, ada
36
kemungkinan bahwa perubahan harga saham perusahaan dipengaruhi oleh perubahan laba bersih setelah pajak (net income). Pengertian Saham menurut UU RI No. 8 1995 Bab 1, Pasal 1, Angka 5, tentang Pasar Modal, “Saham adalah penyertaan modal dalam pemilikan suatu Perseroan Terbatas (PT) atau yang biasa di sebut Emiten.” Sementara
pengertian
Saham
sebagaimana
tercantum
di
www.bei.co.id (2007/12/29), adalah sebagai berikut : Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Sedangkan pengertian Saham menurut Andi Porman (2007:1), “Saham adalah bukti penyertaan modal pada sebuah usaha.” Dengan membeli saham perusahaan, berarti menginvestasikan modal/dana yang nantinya akan digunakan oleh pihak manajemen untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan.
2) Jenis Saham a. Saham Biasa (Common Stocks) Di antara surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal, saham biasa (common stock) adalah yang paling dikenal masyarakat. Di antara emiten (perusahaan yang menerbitkan surat berharga), saham biasa juga merupakan yang paling banyak digunakan untuk menarik
37
dana dari masyarakat. Jadi saham biasa paling menarik, baik bagi pemodal maupun bagi emiten. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah, selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Jadi sama dengan menabung di bank. Setiap kali kita menabung, maka kita akan mendapat slip yang menjelaskan bahwa kita telah menyetor sejumlah uang. Bila kita membeli saham, maka kita akan menerima kertas yang menjelaskan bahwa kita memiliki perusahaan penerbit saham tersebut.
b. Saham Preferen (Preferred Stocks) Saham Preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Saham preferen serupa dengan saham biasa karena dua hal, yaitu: mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut; dan membayar dividen. Sedangkan persamaan antara saham preferen dengan obligasi terletak pada tiga hal : ada klaim atas laba dan aktiva sebelumnya; dividennya tetap selama masa berlaku (hidup) dari saham; memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan (convertible) dengan saham biasa. Oleh karena
38
saham preferen diperdagangkan berdasarkan hasil yang ditawarkan kepada investor, maka secara praktis saham preferen dipandang sebagai surat berharga dengan pendapatan tetap dan karena itu akan bersaing dengan obligasi di pasar.
3) Analisis EPS, PER dan PBV Tujuan utama manajemen perusahaan adalah memaksimalkan nilai saham perusahaan. Oleh karena itu perlu melakukan analisis terhadap harga saham di pasar untuk dibandingkan dengan berbagai parameter lain, seperti laba per share, nilai buku, arus kas per saham, serta menghitung seberapa besar nilai tambah pasar (Market Value Added) yang didapat diberikan manajemen kepada pemegang saham. Analisis yang akan digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah :
1) Earning Per Share (EPS) Rasio ini menggunakan sudut pandang pemegang saham. Dasar perhitungan rasio ini menggunakan jumlah saham yang beredar. Perhitungan ini mengukur tingkat profitabilitas yang disesuaikan dengan jumlah saham yang beredar atau dimiliki oleh pemegang saham. EPS
Income Average Number of Share of Commonstock Outs tan ding
39
2) Price Earning Ratio (PER) Menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Merupakan rasio antara harga pasar saham (stock market price) dan Laba per Saham (EPS). Andy Porman (2007:160)
PER
Stock Market Pr ice EPS
3) Price to Book Value (PBV) Menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku sahamsaham suatu perusahaan. Makin tinggi rasio ini berarti pasar percaya akan prospek perusahaan. Price/Book Value merupakan rasio antara harga pasar saham (stock market price) dan Nilai Buku per Saham Andy Porman (2007:249). PBV
BV
Stock Market Pr ice BV
Total Equity Number of outs tan ding
40
C. Harga Saham dan Volume Perdagangan 1. Harga Saham Harga saham merupakan harga atau nilai uang yang bersedia dikeluarkan untuk memperoleh kepemilikan atas suatu saham, pengertian harga saham menurut, Sawidji Widoatmodjo (2000 : 45 ), adalah : a
Harga nominal (par value), yaitu nilai yang ditetapkan oleh emiten, untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan.
b Harga perdana yaitu harga sebelum saham tersebut dicatat di Bursa Efek Jakarta. c
Harga pasar yaitu harga jual dari investor yang satu dengan dengan investor lainnya.
d Harga pembukaan yaitu harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada saat jam bursa dibuka. e
Harga penutup yaitu harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada akhir hari bursa.
f
Harga tertinggi yaitu harga yang tertinggi yang terjadi pada saat hari bursa itu.
g Harga terendah yaitu harga yang terendah yang terjadi pada saat hari bursa itu. h Harga rata-rata yaitu perata-rataan dari harga tertinggi dan terendah. 2. Volume Perdagangan Volume perdagangan atau transaksi saham menurut Sudana dan Pradityo (1999:31),
“Volume
Perdagangan
41
adalah
jumlah
saham
yang
diperdagangkan oleh para investor di perdagangan saham.” Volume perdagangan saham dari tiap perusahaan adalah jumlah transaksi-transaksi dari permintaan saham tiap
perusahaan pada hari yang sama,
diperdagangan saham. Perubahan permintaan saham mempunyai pengaruh terhadap volume transaksi saham, karena perkembangan pasar modal terutama di pasar sekunder tidak lepas dari peran para investor.
D. Referensi terdahulu 1. 2007. Mia Sulastri, Universitas Mercu Buana, Skrispi : Pengaruh Penyampaian Laporan Keuangan terhadap Harga Saham (Kasus : BankBank Pemerintah) di Bursa Efek Jakarta. 2. 2006. Bambang Soeherman, Universitas Mercu Buana, Skripsi : Analisis Rasio Keuangan dan Pengaruhnya Terhadap Harga Saham pada PT. United Tractors Tbk di Bursa Efek Jakarta. 3. 2003. Neni Nuraeni, Universitas Jenderal Soedirman, Skripsi : Pengaruh EPS (Earning Per Share), PER (Price Earning Ratio), ROE (Return on Owner Equity) terhadap Volume
Perdagangan Saham di Bursa Efek
Jakarta. 4. 2003. Edi Subiyantoro dan Fransisca Andreani, Universitas Kristen Petra, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham (Kasus Perusahaan Jasa Perhotelan yang Terdaftar di Pasar Modal Indonesia).
42
BAB III METODE PENELITIAN
A. Latar Belakang 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Bursa Efek menempati gedung yang terletak di Jalan Jendral Sudirman Kav 52-53 Jakarta 12190, Gedung Bursa Efek Indonesia (Indonesia Stock Exchange Building)
2. Sejarah BEI Pasar modal di Indonesia yang sekarang ini kita kenal sebenarnya sudah ada sejak jaman pemerintahan kolonial Belanda. Tujuan pemerintah kolonial Belanda mendirikan pasar modal pada waktu itu adalah untuk menghimpun dana guna menunjang ekspansi usaha perkebunan milik orang-orang Belanda di Indonesia. Para investor yang berkecimpung di bursa efek pada waktu itu adalah orang-orang Hindia Belanda dan Eropa lainnya. Munculnya pasar modal di Indonesia secara resmi diawali dengan didirikannya Vereniging voor de Effectenhandel di Jakarta pada tanggal 14 Desember 1912. Perkembangan pasar modal di Jakarta pada waktu itu cukup menggembirakan, sehingga pemerintah kolonial Belanda terdorong untuk membuka bursa efek di kota lain, yaitu di Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925, dan di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925.
43
Pada awal tahun 1939 terjadi gejolak politik di Eropa yang mempengaruhi perdagangan efek di Indonesia. Melihat situasi yang tidak menguntungkan ini, pemerintah kolonial Belanda menutup bursa efek di Surabaya maupun di Semarang yang kemudian memusatkan perdagangan efek di Jakarta. Kemudian, pada tanggal 10 Mei 1940 bursa efek di Jakarta juga ditutup, yang disebabkan oleh Perang Dunia II. Dengan penutupan ketiga bursa efek tersebut, maka kegiatan perdagangan efek di Indonesia menjadi terhenti. Tanggal 1 September 1951, setelah adanya pengakuan kedaulatan dari pemerintah Hindia Belanda, pemerintah mengeluarkan undangundang darurat No. 13 tentang bursa untuk mengaktifkan kembali bursa efek Indonesia. Berdasarkan undang-undang tersebut, kemudian ditetapkan sebagai Undang-undang No.15 tahun 1952. Sejak itu, bursa efek
dibuka
kembali,
dengan
memperdagangkan
efek
yang
diperdagangkan adalah efek yang dikeluarkan sebelum PD II. Namun, keadaan ini hanya berlangsung sampai dengan tahun 1958. Pada tanggal 10 Agustus 1977, Presiden Republik Indonesia secara resmi membuka kembali pasar modal di Indonesia yang ditandai dengan go public PT. Semen Cibinong. Penutupan bursa efek saat itu berlatar belakang politis, terutama agar sistem perekonomian nasional lebih mengarah ke sistem sosial. Sejak diaktifkan kembali kegiatan pasar modal Indonesia pada tanggal 10 Agustus 1977, bursa efek mulai terus berkembang.
44
Pemerintah memberi kemudahan yang mengatur operasional tentang pelaksanaan bursa efek. Terakhir, pemerintah bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah menyusun Undang-undang nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal. Dengan lahirnya undang-undang ini, mekanisme transaksi bursa efek di Indonesia beserta lembaga-lembaga penunjangnya memperoleh kepastian hukum dalam menjalankan misinya. Bahkan
pemerintah
dalam
rangka
meningkatkan
kinerja
perusahaan efek telah melakukan perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 1995 perubahan tentang penyelenggaraan kegiatan dibidang pasar modal, dengan mengeluarkan peraturan pemerintah nomor 12 tahun 2004, pada tanggal 2 Maret 2004. Perkembangan pasar modal Indonesia setelah tahun 1988 menunjukkan jumlah perkembangan yang sangat signifikan. Bahkan pernah dikatakan bahwa pasar modal Indonesia merupakan bursa berkembang tercepat di dunia, meskipun hal tersebut belum pernah dibuktikan secara empiris. Apabila pada tahun 1988 hanya terdapat 24 emiten tercatat, pada akhir 1994 meningkat menjadi 217 emiten. Dan sampai dengan data per bulan Juli 2004 seluruhnya telah tercatat sebanyak 317 emiten. Adanya perkembangan tersebut perdagangan dengan cara memuat manual sudah tidak relevan lagi. Sehingga mengharuskan Bursa Efek Jakarta untuk mengotomatisasi operasi perdagangan efek terpadu, yaitu sistem perdagangan komputer yang disebut dengan Jakarta Automate Training Trading System (JATS) dilaksanakan mulai tanggal 22 Mei 1995.
45
Dengan sistem perdagangan yang baru dan bersifat otomatis ini, akan memberikan fasilitas yang memungkinkan frekuensi perdagangan saham lebih besar, sehingga akan tercapai praktek pasar yang lebih transparan karena dengan sistem ini memungkinkan distribusi informasi yang lebih akurat dan kepada pelaku pada dengan efesien. Selanjutnya mengarah kepada sistem administrasi tanpa kertas (paperless). Jadi semua laporan harus disampaikan melalui komputer. Dengan demikian informasi yang disampaikan akan real time, informasi yang real time akan semakin berharga. Pada 1 Desember 2007 Bursa Efek Jakarta (BEJ) digabungkan dengan Bursa Efek Surabaya (BES) menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).
3. Struktur Organisasi
DEWAN KOMISARIS Bacelius Ruru
Komisaris Utama
Pande Putu Raka
Komisaris
Fathiah Helmi
Komisaris
Mochamad Aswin
Komisaris
Lily Widjaja
Komisaris
Mustofa
Komisaris
Mardiasmo
Komisaris
46
DEWAN DIREKSI Erry Firmansyah
Direktur Utama
M.S. Sembiring
Direktur Perdagangan Saham, Penelitian dan Pengembangan Usaha
Guntur Pasaribu
Direktur Perdagangan Fixed Income dan Derivatif, Keanggotaan dan Partisipan
Justitia Tripurwasani
Direktur Pengawasan
Eddy Sugito
Direktur Pencatatan
Bastian Purnama
Direktur Teknologi Informasi
Sihol Siagian
Direktur Administrasi
Sumber : (www.bei.co.id, 29/12/2007) B. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal (Causal Research) yaitu penelitian untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel (independent variables) terhadap variabel tertentu (dependent variable), penelitian ini memerlukan pengujian hipotesis dengan uji statistik. C. Hipotesis Hipotesis merupakan pernyataan (jawaban) sementara terhadap permasalahan yang diteliti yang kebenarannya perlu diuji secara empiris. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ; “Diduga terdapat pengaruh EPS, PER dan PBV terhadap Harga Saham Perbankan di Bursa Efek Indonesia.” Ho : b = 0
Tidak terdapat pengaruh PBV, EPS dan PER terhadap Harga Saham Perbankan
Ha : b ≠ 0
Terdapat pengaruh EPS, PER dan PBV terhadap Harga Saham Perbankan
47
D. Sampel Penelitian Populasi penelitian adalah keseluruhan subyak penelitian yang mempunyai kesamaan karaktesitik tertentu. Sampel penelitian adalah sebagian dari subyek penelitian yang akan digunakan sebagai dasar pengujian hipotesis, sehingga kesimpulan yang diperoleh dari sampel dianggap berlaku juga untuk populasi. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah semua perusahaan perbankan yang go public dan aktif di Bursa Efek Jakarta. Jumlah Bank yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 23 (duapuluh tiga) perusahaan perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Tabel 3.1. Daftar Perusahaan Perbankan di BEI No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Kode
Nama Bank
BABP Bank Bumiputera Indonesia Tbk BBCA Bank Central Asia Tbk BBIA Bank UOB Buana Tbk BBKP Bank Bukopin Tbk BBNI Bank Negara Indonesia Tbk BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk BCIC Bank Century Tbk BDMN Bank Danamon Tbk BEKS Bank Eksekutif International T BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk BNGA Bank Niaga Tbk BNII Bank International Ind. Tbk BNLI Bank Permata Tbk BSWD Bank Swadesi Tbk BVIC Bank Victoria Int l. Tbk INPC Bank Artha Graha Internasional LPBN Bank Lippo Tbk MAYA Bank Mayapada Tbk MEGA Bank Mega Tbk NISP Bank NISP Tbk PNBN Bank Pan Indonesia Tbk SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk Sumber : Bursa Efek Indonesia
48
E. Variabel dan Pengukurannya a. Varibel Bebas (Independent Variable) Yang menjadi variabel bebas (independent variabel) adalah variabel yang mempengaruhi dependent variable, dalam hal ini adalah nilai EPS (X1), PER (X2 ) dan PBV (X3 ). b. Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel terikat (dependen variable) adalah tipe variable yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh independent variable, dalam hal ini adalah Harga Saham Perbankan (Y). Harga Saham Perbankan di BEI dapat berubahubah sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Skala dari variabel-variabel tersebur adalah skala rasio.
F. Definisi Operasional Variabel Variabel adalah segala sesuatu yang dapat diberi berbagai macam nilai, terdapat dua variabel yaitu ; a. Variabel Bebas (Independent Variable) merupakan variabel yang mempengaruhi variabel terikat, terdiri dari; 1) Earning Per Share (X1) Rasio ini menggunakan sudut pandang pemegang saham. Dasar perhitungan rasio ini menggunakan jumlah saham yang beredar. Perhitungan ini mengukur tingkat profitabilitas yang disesuaikan dengan jumlah saham yang beredar atau dimiliki oleh pemegang saham.
49
2) Price Earning Ratio (X2) Menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Merupakan rasio antara harga pasar saham (stock market price) dan Laba per Saham (EPS).
3) Price to Book Value (X3 ) Menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku sahamsaham suatu perusahaan. Makin tinggi rasio ini berarti pasar percaya akan prospek perusahaan. Price/Book Value (BV) merupakan rasio antara harga pasar saham (stock market price) dan Nilai Buku per Saham
b. Varibel Terikat (Dependent Variable) Adalah Volume Perdagangan Saham Perbankan di BEI. Volume perdagangan saham
ini merupakan jumlah lembar saham
yang
diperdagangkan pada hari yang sama
G. Metode Pengumpulan Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data-data perusahaan perbankan di BEI. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian Lapangan (Field Research) Bertujuan untuk memperoleh data-data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Data-data tersebut berupa data harga saham, dan volume perdagangan saham untuk setiap perusahaan.
50
2. Studi Kepustakaan (Library Research) Kepustakaan ini dilakukan untuk mengumpulkan data-data teoritis yang berasal dari buku-buku dan literatur + lainnya yaitu mempelajari, meneliti, mengkaji serta menelaah literature yang ada kaitannya dengan permasalahan penelitian. 3. Akses Internet Cara memperoleh data melalui internet walaupun telah melakukan penelitian lapangan. Ini dilakukan dengan mengunjungi situs-situs yang berhubungan dengan bursa secara umum maupun khusus, misalnya www.bei.co.id.
H. Metode Analisis Data Dalam melakukan analisis data menggunakan Metode Regresi Berganda yaitu berguna untuk mengetahui pengaruh atau hubungan dari variabel independent terhadap variabel dependent dengan menggunakan bantuan Program Software SPPS versi 12. Adapun prosedur pengujian dalam penelitian ini adalah : 1. Uji Asumsi Klasik a. Autokorelasi Uji Autokorelasi ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi.
51
b. Multikolinearitas Uji multikoleinearitas yaitu uji adanya hubungan asumsi klasik multikolinearitas, yakni adanya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus dipenuhi adalah tidak adanya multikolinearitas.
2. Analisis Regresi Tujuan utama dari digunakannya analisis regresi ini adalah tujuan peramalan dimana dalam model tersebut terdapat variabel dependen dan variabel independent. Rumus dari perumusan regresi adalah, Mulyono (2006:231) : Y = a + b1X1 + b2X2 +b3X3 Dimana : Y
= Harga Saham
a
= Konstan
b
= Koefisien Regresi
X1 = Earning Per Share (EPS) X2 = Price Earning Ratio (PER) X3 = Price to Book Value (PBV)
a.
=
a
b
=
b
Y b XY n
n XY X Y n X 2 X
2
52
3. Uji Signifikansi Rumus Uji t dengan Nilai thitung :
to
b = Prakiraan koefisien regresi
Sb
Sb = Standar deviasi koefisien regresi
Se
b Sb
Se X
2
X / n 2
Y 2 aY bXY n2
Se = Standar Error of Estimate Keterangan : Dengan uji dua sisi (two tailed) dan tingkat kepercayaan 95% maka α = 5%, 0,05/2 = 0,025 dan derajat keabsahan (df=n-k) Keputusan diambil dengan cara, berdasarkan Probabilitas Jika probabilitas > 0,025, Ho diterima. Jika probabilitas < 0,025, Ho ditolak.
53
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas data dari sampel yang digunakan yaitu semua perbankan di Indonesia yang go publik dan aktif melakukan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni sebanyak 23 (duapuluh tiga) Bank. Dari masing-masing perbankan diambil data per triwulan selama lima triwulan yaitu triwulan tahun 2006 triwulan IV, tahun 2007 triwulan, I, II, III dan triwulan IV untuk melihat dan menghitung rasio-rasio, EPS, PER dan PBV serta harga saham selama triwulan tersebut. Data perbankan yang diteliti adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Daftar Bank No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
BABP BBCA BBIA BBKP BBNI BBNP BBRI BCIC BDMN BEKS BMRI BNGA BNII BNLI BSWD BVIC INPC LPBN MAYA MEGA NISP PNBN SDRA
Nama Bank
Bank Bumiputera Indonesia Tbk Bank Central Asia Tbk Bank UOB Buana Tbk Bank Bukopin Tbk Bank Negara Indonesia Tbk Bank Nusantara Parahyangan Tbk Bank Rakyat Indonesia Tbk Bank Century Tbk Bank Danamon Tbk Bank Eksekutif International T Bank Mandiri (Persero) Tbk Bank Niaga Tbk Bank International Ind. Tbk Bank Permata Tbk Bank Swadesi Tbk Bank Victoria Int l. Tbk Bank Artha Graha Internasional Bank Lippo Tbk Bank Mayapada Tbk Bank Mega Tbk Bank NISP Tbk Bank Pan Indonesia Tbk Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk Sumber : Bursa Efek Indonesia
54
B. Analisis EPS, PER dan PBV 1.
Analisis EPS (Earning Per Share) Tabel 4.2 Data EPS (Earning Per Share) EPS
Kode No
Saham
Thn 2006 Triwulan IV
Thn 2007 Triwulan I
Thn 2007 Triwulan II
Rata-Rata
Thn 2007 Triwulan III
Thn 2007 Triwulan IV
EPS
1
BABP
1.60
2.55
4.00
5.00
4.13
3.46
2
BBCA
345.00
86.00
177.00
367.00
366.00
268.20
3
BBIA
65.00
19.00
36.00
72.00
63.00
51.00
4
BBKP
60.81
27.79
35.73
67.00
66.41
51.55
5
BBNI
145.00
30.00
77.00
136.00
64.00
90.40
6
BBNP
154.00
29.00
47.00
69.00
101.00
80.00
7
BBRI
355.62
102.29
196.92
395.00
403.64
290.69
8
BCIC
1.57
25.10
39.09
3.00
2.01
14.15
9
BDMN
268.91
97.08
204.87
424.00
423.27
283.63
10
BEKS
(16.74)
(12.00)
(11.00)
1.00
0.88
(7.57)
11
BMRI
119.08
49.75
103.48
204.00
209.78
137.22
12
BNGA
54.06
16.57
33.29
64.00
62.87
46.16
13
BNII
13.18
2.00
6.00
12.00
8.36
8.31
14
BNLI
40.60
11.00
25.00
64.00
64.00
40.92
15
BSWD
27.00
9.00
17.00
29.00
27.38
21.88
16
BVIC
14.94
35.22
29.69
27.00
21.22
25.61
17
INPC
1.02
1.85
2.94
5.00
2.56
2.67
18
LPBN
129.44
42.15
95.84
158.00
188.45
122.78
19
MAYA
28.09
12.19
19.72
20.00
15.81
19.16
20
MEGA
97.00
73.00
167.00
336.00
320.00
198.60
21
NISP
48.02
16.59
26.89
47.00
45.29
36.76
22
PNBN
37.46
9.74
23.12
43.00
42.32
31.13
23
SDRA
23.00
19.00
20.00
23.00
21.07
21.21
Sumber : Bursa Efek Indonesia
55
a.
Tahun 2006 triwulan IV, nilai EPS (Earning Per Share) tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) 355.62, sedangkan terendah dimiliki oleh PT. Bank Eksekutif International (BEKS) sebesar -16.74.
b.
Tahun 2007 triwulan I, nilai EPS (Earning Per Share) tertinggi dimiliki oleh Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) 102.29,
PT.
terendah PT. Bank Eksekutif
International (BEKS) -12.00. c.
Tahun 2007 triwulan II, nilai EPS (Earning Per Share) tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Danamon Tbk (BDMN)
204.87, terendah dimiliki PT. Bank Eksekutif
International (BEKS) -11.00. d.
Tahun 2007 triwulan III, nilai EPS (Earning Per Share) tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Danamon Tbk (BDMN) 424.00, terendah dimiliki oleh PT. Bank Eksekutif International (BEKS) dengan nilai sebesar 1.00.
e.
Tahun 2007 triwulan IV, nilai EPS (Earning Per Share) tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Danamon Tbk (BDMN) 423.27, sedangkan terendah dimiliki oleh PT. Bank Eksekutif International (BEKS) sebesar 0.88.
f.
Rata-rata EPS tertinggi dimiliki oleh
PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
290.69 sedangkan EPS terendah dimiliki oleh PT. Bank Eksekutif International T (BEKS) dengan nilai (7.57).
56
2.
Analisis PER (Price Earning Ratio) Tabel 4.3 PER (Price Earning Ratio) Kode
No
Saham
PER Thn 2006 Triwulan IV
Thn 2007 Triwulan I
Thn 2007 Triwulan II
Rata-Rata Thn 2007 Triwulan III
Thn 2007 Triwulan IV
PER
1
BABP
56.25
29.41
25.00
26.00
31.72
33.68
2
BBCA
15.07
59.30
30.79
18.39
19.95
28.70
3
BBIA
14.92
53.68
27.22
13.89
16.35
25.21
4
BBKP
11.51
0.00
19.31
7.61
8.43
9.37
5
BBNI
12.90
58.67
32.14
12.72
30.78
29.44
6
BBNP
4.55
25.86
14.89
21.88
14.95
16.43
7
BBRI
14.48
49.37
29.20
17.34
18.33
25.74
8
BCIC
44.59
2.63
1.92
22.00
33.83
20.99
9
BDMN
25.10
67.47
33.68
16.75
18.90
32.38
10
BEKS
(3.88)
(4.75)
(6.27)
77.00
79.55
28.33
11
BMRI
24.35
50.25
30.20
14.58
16.68
27.21
12
BNGA
17.02
44.66
24.63
11.72
14.32
22.47
13
BNII
18.21
96.50
29.83
25.83
34.09
40.89
14
BNLI
21.43
81.82
38.00
13.13
13.91
33.66
15
BSWD
25.93
66.67
41.18
31.03
32.87
39.53
16
BVIC
6.02
3.72
5.25
5.33
7.16
5.50
17
INPC
44.12
116.22
42.86
19.00
39.06
52.25
18
LPBN
12.44
35.82
19.82
13.29
11.54
18.58
19
MAYA
35.60
45.12
27.38
69.50
60.72
47.66
20
MEGA
21.65
27.40
19.16
9.38
9.84
17.49
21
NISP
17.70
51.24
33.47
19.57
19.87
28.37
22
PNBN
10.28
56.47
27.68
13.72
16.07
24.84
23
SDRA
7.83
8.05
8.10
5.96
7.02
7.39
Sumber : Bursa Efek Indonesia
57
a.
Tahun 2006 triwulan IV, nilai PER (Price Earning Ratio) tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Bumiputera Indonesia Tbk (BABP) sebesar 56.25, sedangkan nilai PER terendah dimiliki oleh PT. Bank Eksekutif International (BEKS) sebesar -3.88.
b.
Tahun 2007 triwulan I, nilai PER (Price Earning Ratio) tertinggi dimiliki oleh PT Bank Artha Graha Internasional (INPC) sebesar 116.22, sedangkan nilai PER terendah dimiliki oleh PT. Bank Eksekutif International (BEKS) sebesar -4.75
c.
Tahun 2007 triwulan II, nilai PER (Price Earning Ratio) tertinggi dimiliki oleh PT Bank Artha Graha Internasional (INPC) sebesar 116.22, sedangkan nilai PER terendah dimiliki oleh PT. Bank Eksekutif International (BEKS) dengan nilai -6.27.
d.
Tahun 2007 triwulan III, nilai PER tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Eksekutif International (BEKS) sebesar 77.00, sedangkan nilai PER terendah dimiliki oleh PT. Bank Victoria Int l. (BVIC) sebesar 5.33.
e.
Tahun 2007 triwulan IV, nilai PER (Price Earning Ratio) tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Eksekutif International (BEKS) sebesar 79.55, sedangkan nilai PER terendah dimiliki oleh PT. Bank Himpunan Saudara (SDRA) 1906 Tbk dengan nilai 7.02.
f.
Rata-rata PER dari Triwulan IV tahun 2006 s/d triwulan V tahun 2007 nilai rata-rata PER tertinggi dimiliki oleh PT Bank Artha Graha Internasional (INPC) dengan nilai 52.25, sementara rata-rata terendah dimiliki oleh oleh PT. Bank Victoria Int l. Tbk (BVIC) sebesar 5.50.
58
3.
Analisis PBV (Price to Book Value) Tabel 4.4 PBV (Price to Book Value) Kode
No
Saham
PBV Thn 2006 Triwulan IV
Rata-Rata
Thn 2007 Triwulan I
Thn 2007 Triwulan II
Thn 2007 Triwulan III
Thn 2007 Triwulan IV
PBV
1
BABP
0.87
0.70
0.94
1.20
1.22
0.99
2
BBCA
7.10
6.57
7.14
4.13
8.80
6.75
3
BBIA
1.97
2.00
1.92
1.90
1.93
1.94
4
BBKP
2.39
0.00
2.25
1.57
1.62
1.57
5
BBNI
1.93
1.84
2.57
1.40
1.74
1.90
6
BBNP
0.79
0.82
0.75
1.61
1.53
1.10
7
BBRI
3.76
3.43
4.13
4.56
4.69
4.11
8
BCIC
2.54
2.29
1.83
1.57
1.66
1.98
9
BDMN
3.66
3.46
3.46
3.45
3.73
3.55
10
BEKS
0.46
0.38
0.46
0.47
0.49
0.45
11
BMRI
2.30
1.91
2.42
2.21
2.50
2.27
12
BNGA
2.39
1.85
4.51
1.84
2.15
2.55
13
BNII
2.10
1.65
1.57
2.77
2.53
2.12
14
BNLI
1.77
1.96
1.98
1.70
1.74
1.83
15
BSWD
1.87
1.56
1.79
2.27
2.24
1.95
16
BVIC
0.68
(0.45)
1.07
0.75
0.88
0.59
17
INPC
0.41
1.97
0.98
0.87
0.80
1.01
18
LPBN
1.88
1.70
2.03
2.20
2.17
2.00
19
MAYA
6.94
3.66
1.45
3.67
2.63
3.67
20
MEGA
1.76
1.58
1.81
1.75
1.74
1.73
21
NISP
2.01
1.96
1.60
1.60
1.55
1.74
22
PNBN
1.10
1.52
1.70
1.64
1.66
1.52
23
SDRA
1.81
1.47
1.48
1.18
1.23
1.44
Sumber : Bursa Efek Indonesia
59
a.
Tahun 2006 triwulan IV, nilai PBV (Price to Book Value) tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar 7.10, sementara nilai PBV terendah dimiliki oleh PT. Bank Artha Graha Internasional sebesar 0.41.
b.
Tahun 2007 triwulan I, nilai PBV (Price to Book Value) tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar 6.57 sementara nilai PBV terendah dimiliki oleh PT. Bank Victoria Int l.Tbk (BVIC) sebesar -0.45.
c.
Tahun 2007 triwulan II, nilai PBV (Price to Book Value) tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar 7.14 sementara nilai PBV terendah dimiliki oleh PT.Bank Eksekutif International (BEKS) sebesar 0.46.
d.
Tahun 2007 triwulan III, nilai PBV (Price to Book Value) tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk 4.56 sementara nilai PBV terendah dimiliki oleh PT. Bank Eksekutif International 0.47.
e.
Tahun 2007 triwulan IV, nilai PBV (Price to Book Value) tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Central Asia Tbk (BBCA) 8.80, sementara nilai PBV terendah dimiliki oleh PT.Bank Eksekutif International (BEKS) sebesar 0.49
f.
Rata-rata PBV (Price to Book Value) dari lima triwulan nilai tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Central Asia Tbk (BBCA) 6.75 sementara nilai PBV terendah dimiliki oleh PT. Bank Eksekutif International (BEKS) sebesar 0.45.
60
C. Analisis Harga Saham Tabel 4.5 Data Harga Saham Kode No
Saham
Harga Saham Penutupan (Rp) Th 2006 Triwulan IV
Thn 2007 Triwulan I
Thn 2007 Triwulan II
Thn 2007 Triwulan III
Thn 2007 Triwulan IV
Rata-Rata Harga Saham (Rp)
1
BABP
90
75
100
88
131
97
2
BBCA
5,200
5,100
5,450
6,150
7,300
5.840
3
BBIA
970
1,020
980
1,080
1,030
1,016
4
BBKP
700
700
690
695
560
669
5
BBNI
1,870
1,760
2,475
2,000
1,970
2,015
6
BBNP
700
750
700
1,600
1,510
1,052
7
BBRI
5,150
5,050
5,750
6,600
7,400
5,990
8
BCIC
70
66
75
83
68
72
9
BDMN
6,750
6,550
6,900
8,450
8,000
7,330
10
BEKS
65
57
69
75
70
67
11
BMRI
2,900
2,500
3,125
3,525
3,500
3,110
12
BNGA
920
740
820
870
900
850
13
BNII
240
193
179
235
285
226
14
BNLI
870
900
950
930
890
908
15
BSWD
700
600
700
900
900
760
16
BVIC
90
131
156
153
152
136
17
INPC
45
215
126
116
100
120
18
LPBN
1,610
1,510
1,900
1,880
2,175
1,815
19
MAYA
1,000
550
540
560
960
722
20
MEGA
2,100
2,000
3,200
4,450
3,150
2,980
21
NISP
850
850
900
950
900
890
22
PNBN
385
550
640
700
680
591
23
SDRA
180
153
162
160
148
161
Sumber : Bursa Efek Indonesia
61
Harga saham perbankan yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham penutupan selama 5 (lima) periode triwulan yaitu tahun 2006 triwulan IV dan 2007 triwulan I sampai dengan triwulan IV serta dihitung rata-ratanya. a.
Tahun 2006 triwulan IV, harga saham tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Danamon Tbk (BDMN) Rp. 6.750,- sedangkan saham terendah dimiliki oleh PT. Bank Artha Graha Internasional (INPC) dengan nilai Rp. 45,-
b.
Tahun 2007 triwulan I, harga saham tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Danamon Tbk (BDMN) Rp. 6.550,- sedangkan saham terendah dimiliki PT.Bank Eksekutif International (BEKS) sebesar Rp.57,-
c.
Tahun 2007 triwulan II, harga saham tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Danamon Tbk (BDMN) Rp. 6.900,- sedangkan saham terendah dimiliki oleh PT. Bank Eksekutif International (BEKS) dengan nilai Rp. 69,-
d.
Tahun 2007 triwulan III, harga saham tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Danamon Tbk (BDMN) senilai Rp. 8,450,- sedangkan saham terendah dimiliki oleh PT. Bank Eksekutif International (BEKS) dengan nilai Rp. 75,-
e.
Tahun 2007 triwulan IV, harga saham tertinggi masih dimiliki oleh PT. Bank Danamon Tbk (BDMN) senilai Rp. 8.000,- sedangkan saham terendah dimiliki PT.Bank Century Tbk dengan nilai Rp.68,-
f.
Rata-rata harga saham tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Danamon Tbk (BDMN) Rp. 7.330,- sedangkan saham terendah dimiliki
oleh PT. Bank Eksekutif
International T (BEKS) dengan nilai Rp. 67,-
D. Analisis Pengaruh EPS, PER dan PBV terhadap Harga Saham Perbankan Untuk mengetahui pengaruh EPS (X1), PER (X2) dan PBV (X3) terhadap Harga Saham (Y) akan digunakan metode Regresi Berganda menggunakan bantuan program sofware Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 12. Sebelum melakukan analisis metode regresi berganda akan dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu juga menggunakan program SPSS.
62
1.
Uji Asumsi Klasik a.
Autokorelasi Tabel 4.6 Model Summary (b)
Adjusted R Std. Error of R R Square Square the Estimate .926(a) .857 .853 796.21506 a Predictors: (Constant), PBV (X3), PER (X2), EPS (X1) b Dependent Variable: Harga Saham
Model 1
Durbin-Watson 1.738
Sumber : Data yang dioleh oleh penulis
Pada tabel 4.6 Model Summary terlihat nilai Durbin-Watson (D-W) yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi. Adanya autokorelasi dapat mengakibatkan model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menduga nilai variabel tidak bebas dengan nilai variabel bebas tertentu. Menurut pendapat Alhusin (2002:202) pedoman penggunaan Durbin-Watson (D-W test) bahwa nilai D-W test antara 1,55-2,46 tidak ada otokorelasi. Hasil perhitungan nilai D-W test pada tabel diatas menunjukkan nilai 1.738, nilai ini berada antara 1.55 – 2.46 dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak ada autokorelasi, sehingga model regresi dapat digunakan untuk menduga nilai variabel dependent EPS (X1), PER (X2) dan PBV (X3) dengan nilai variabel dependent Harga Saham (Y).
63
b. Multikolinearitas Tabel 4.7 Coefficients(a)
Collinearity Statistics
Model
Tolerance 1
(Constant) EPS (X1) PER (X2) PBV (X3)
VIF
.588 .855 .619
1.700 1.169 1.615
a Dependent Variable: Harga Saham Sumber : Data yang dioleh oleh penulis
Tabel 4.7 Coefficients terlihat nilai variance inflation factor (VIF) ketiga variabel independent adalah, EPS (X1) = 1.700, PER (X2) = 1.169, dan PBV (X3) = 1.615. Dari nilai variance inflation factor (VIF) ketiga variabel ini ternyata mempunyai nilai di lebih kecil dari 5, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut ”tidak terdapat masalah multikolineritas (Multiko)” sehingga metoda regresi berganda layak dilakukan berikutnya, yakni digunakan untuk menduga nilai variabel dependent (EPS (X1), PER (X2), dan PBV (X3) dengan nilai variabel dependent (Harga Saham (Y)). 2.
Analisis Regresi Berganda Tabel 4.8 Variables Entered/Removed(b) Variables Variables Entered Removed PBV (X3), PER (X2), EPS . (X1)(a) a All requested variables entered. b Dependent Variable: Harga Saham
Model 1
Method
Sumber : Data yang sudah dioleh penulis
64
Enter
Pada tabel variables Entered/Removed terlihat bahwa Variabel Entered yang digunakan dalam analisis regresi EPS (X1), PER (X2) dan PBV (X3) sebagai variabel removed tidak ada.
Tabel 4.9 Model Summary
Model 1
R
R Square
.926(a)
Adjusted R Square
.857
Std. Error of the Estimate
.853
796.21506
a Predictors: (Constant), PBV (X3), PER (X2), EPS (X1)
Sumber : Data yang sudah dioleh penulis Pada tabel 4.9 Model Summary terdapat nilai R sebesar 0.926, hal ini menunjukkan korelasi atau hubungan yang Sangat Kuat. R Square (R2) adalah koefisien determinasi
yang menunjukkan besarnya persentase pengaruh semua variabel
independent EPS (X1), PER (X2), dan PBV (X3) terhadap variabel dependent (Y). Nilai R2=0,875 menunjukkan bahwa sumbangan (kontribusi) dari pengaruh EPS (X1), PER (X2), dan PBV (X3) secara bersama-sama (simultan) terhadap Y adalah sebesar 85,7%, sedangkan sisa sebesar 14.3 % dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan demikian variabel independent EPS (X1), PER (X2), dan PBV (X3) dapat dijelaskan oleh variabel dependent Harga Saham (Y).
Tabel 4.10 ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 4.23E+08 70369385 4.93E+08
df 3 111 114
Mean Square 140879585.7 633958.424
F 222.222
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), PBV (X3), PER (X2), EPS (X1) b. Dependent Variable: Harga Saham
Sumber : : Data yang sudah dioleh penulis
Berdasarkan tabel 4.10 Anova diatas diketahui bahwa nilai
Fhitung = 222.222
dengan tingkat Sig. 0,000 atau signifikansi 0% yang menunjukkan bahwa secara simultan
65
(bersama-sama) variabel EPS (X1), PER (X2), dan PBV (X3) terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham Perbankan pada tingkat signifikansi () = 0,000. Sehingga Uji F untuk tingkat signifikansi () = 5% pasti signifikan. Tabel 4.11 Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model
1
(Constant) EPS (X1) PER (X2) PBV (X3)
Standardized Coefficients
t
Sig.
B -673.317
Std. Error 158.779
Beta -4.241
.000
15.712 14.906
.910 3.803
.807 .152
17.256 3.919
.000 .000
300.236
64.866
.211
4.629
.000
a Dependent Variable: Harga Saham Sumber : Data yang sudah dioleh penulis Dari tabel 4.11 Coefficients dapat diperoleh angka persamaan regresi sebagai berikut : Y = a+ b1X1 + b2X2 + b3X 3 Y = -673.317 + 15.712 X1 + 14.906X2 + 300.236 X3 Konstanta sebesar -673.317 menyatakan bahwa jika tanpa adanya
EPS (X1), PER
(X2), dan PBV (X3) maka perdagangan saham perbankan sebesar negatif 673.317, ini berarti tanpa adanya tiga faktor diatas maka saham tersebut tidak laku diperdagangkan atau tidak likuid. Koefisien regresi EPS (X1) sebesar +15.712 karena angka (+) maka dapat diartikan bahwa setiap peningkatan EPS (X1) sebesar Rp 1,- akan meningkatkan Harga Saham (Y) sebesar 15.712. Koefisien regresi PER (X2), sebesar +14.906 karena angka (+) maka dapat diartikan bahwa setiap peningkatan PER (X2), sebesar Rp 1,- akan meningkatkan Harga Saham (Y) sebesar 14.906.
66
Koefisien regresi PBV (X3), sebesar + 300.236 karena angka (+) maka dapat diartikan bahwa setiap peningkatan PBV (X3), sebesar Rp 1,- akan meningkatkan Harga Saham (Y) sebesar 300.236. Terlihat nilai t = 17.256, Sig. (Significance) variabel EPS (X1) menunjukkan angka 0,000 (0 %) atau probabilitas jauh dibawah 0,05 (0,000 < 0,05) sehingga untuk = 0.05 pasti signifikan. Dengan demikian secara parsial variabel EPS (X1) berpengaruh nyata terhadap Harga
Saham (Y).
Terlihat nilai t = 3.919, Sig. (Significance) variabel PER (X2) menunjukkan angka 0,000 (0.0%) atau probabilitas jauh dibawah 0,05 (0,000 < 0,05) sehingga = 0.05 pasti signifikan. Dengan demikian secara parsial variabel PER (X2) berpengaruh nyata terhadap Harga Saham (Y). Terlihat nilai t = 4.629, Sig. (Significance) variabel PBV (X2) menunjukkan angka 0,000 (0.0%) atau probabilitas jauh dibawah 0,05 (0,000 < 0,05) sehingga = 0.05 pasti signifikan. Dengan demikian secara parsial variabel PBV (X2) berpengaruh nyata terhadap Harga Saham (Y).
67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari hasil analisis telah dilakukan terhadap EPS (X1), PER (X2), dan PBV (X3) Harga Saham Perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI), adalah sebagai berikut : 1.
Nilai Square sebesar 0,875 menunjukkan bahwa sumbangan (kontribusi) dari pengaruh X EPS (X1), PER (X2), dan PBV (X3) secara bersama-sama (simultan) terhadap Y adalah sebesar 85,7%, sedangkan sisa sebesar 14.3 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
2.
Nilai Fhitung = 222.222 dengan tingkat Sig. 0,000 atau signifikansi 0% yang menunjukkan bahwa secara simultan (bersama-sama) variabel EPS (X1), PER (X2), dan PBV (X3) terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham Perbankan
3.
Persamaan Regresi Y=-673.317 + 15.712 X1 + 14.906X2 + 300.236 X3 Dan hasil analisis secara parsial terhadap EPS (X1), PER (X2), dan PBV (X3) masingmasing menunjukkan angka Sig 0,000 (0 %) yang berarti terdapat pengaruh yang nyata terhadap Harga Saham Perbankan di Bursa Efek Indonesia (Y).
B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut : 1.
Bagi investor, selain faktor makro dan fundamental minimal harus mengetahui tiga faktor yakni EPS (X1),
PER (X2), dan
PBV (X3).
Faktor ini harus diperhatikan karena
informasi tersebut berguna untuk mengambil keputusan dalam penanaman modal, investor juga diharapkan mampu menilai kondisi suatu perusahaan berdasarkan faktor tersebut.
68
2.
Bagi perusahaan, diharapkan mampu menunjukkan kondisi perusahaan dengan baik, melalui dengan pemberian informasi yang relevan dan informatif pada laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan, sehingga perusahaan dapat meningkatkan return harga saham.
3.
Bagi Peneliti yang akan melakukan penelitian, sangat baik untuk meneliti variabel atau faktor-faktor lain selain tiga faktor tersebut diatas yang mempengaruhi harga saham.
69