eJournal Administrasi Bisnis, 2015, 3 (4) : 806-820 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2015
PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILTAS TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SUB SEKTOR PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI BURSA EFEK INDONESIA Yohanis Nuel 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Perusahaan Sub Sektor Perkebunan Kelapa Sawit DI Bursa Efek Indonesia. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen Current Ratio (X1), Debt to Equity Ratio (X2), dan Return On Equity (X3), serta variabel dependen Harga Saham (Y). Teknik pengumpulan data yaitu dengan metode dokumentasi dan studi kepustakaan. Sedangkan untuk teknik analisis data menggunakan metode regresi linier berganda, dengan uji F dan uji t. Hasil analisis menunjukkan persamaan regresi sebagai berikut : Y= 0,302 + 0,198 X1 + 0,277 X2 + 1,123 X3. Hasil uji F diperoleh nilai Sig.F-Hitung sebesar 0,010 > 0,05, yang berarti bahwa variabel Current Ratio (CR) (X1), Debt to Equity Ratio (DER) (X2), dan Return On Equity (ROE) (X3) secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham (Y) Perusahaan Sub Sektor Perkebunan Kelapa Sawit di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan hasil uji t menunjukkan Sig. t-hitung, Current Ratio (CR) = 0,086 > 0,05, Debt to Equity Ratio (DER) = 0,003 < 0,05, dan Return On Equity (ROE) = 0,114 > 0,05. Dari perhitungan secara parsial variabel, Debt to Equity Ratio (DER) (X2), berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham (Y) Perusahaan Sub Sektor Perkebunan Kelapa Sawit DI Bursa Efek Indonesia. Variabel Current Ratio (CR) (X1), dan Return On Equity (ROE) (X3) tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham (Y) Perusahaan Sub Sektor Perkebunan Kelapa Sawit DI Bursa Efek Indonesia. Kata Kunci : Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Perusahaan Sub Sektor Perkebunan Kelapa Sawit. Pendahuluan Berinvestasi di pasar modal merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu. Investasi ke dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung yang 1
Mahasiswa, S1 Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman, Email:
[email protected]
Pengaruh Rasio Likuiditas, Solvabilitas Dan Profitabiltas Terhadap Harga Saham(Nuel)
dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan dari perusahaan. Sedangkan investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan perusahaan lain. Secara fundamental, harga suatu saham dipengaruhi oleh kinerja perusahaan dan risiko yang dihadapi perusahaan. Kinerja perusahaan tercermin dari laba operasional dan laba bersih per lembar saham serta beberapa rasio keuangan yang menggambarkan kekuatan manajemen dalam mengelola perusahaan. Dalam setiap transaksi perdagangan saham di bursa, investor dihadapkan pada pilihan untuk membeli atau menjual saham. Setiap kesalahan dalam pengambilan keputusan investasi akan menimbulkan kerugian bagi investor itu sendiri. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis yang akurat dan dapat diandalkan untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan investasi. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami kenaikan, maka investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola usahanya. Kepercayaan investor atau calon investor sangat bermanfaat bagi emiten, karena semakin banyak orang yang percaya terhadap emiten maka keinginan untuk berinvestasi pada emiten semakin kuat. Semakin banyak permintaan terhadap saham suatu emiten maka dapat menaikkan harga saham tersebut. Jika harga saham yang tinggi dapat dipertahankan maka kepercayaan investor atau calon investor terhadap emiten juga semakin tinggi dan hal ini dapat menaikkan nilai emiten. Sebaliknya, jika harga saham mengalami penurunan terus-menerus berarti dapat menurunkan nilai emiten dimata investor atau calon investor. Salah satu cara yang banyak digunakan oleh pemodal atau investor untuk menanamkan modal adalah dengan kepemilikan saham suatu perusahaan yang terdaftar di pasar modal. Bila dibandingkan dengan investasi lainnya, investasi dalam saham memungkinkan investor untuk mendapatkan return atau keuntungan yang lebih besar dalam waktu relatif singkat (high return) meskipun saham juga memiliki sifat high risk yaitu suatu ketika harga saham dapat juga menurun secara cepat bagi investor untuk memperoleh return yang diharapkannya. Oleh karena itu, dalam melakukan investasi setiap investor harus mempertimbangkan hubungan trade-off antara return dan risiko. Semakin tinggi return yang di harapkan di dapatkan investor, maka semakin besar pula risiko yang harus ditanggung investor. (Halim, 2008 : 12). Dalam kaitannya dengan penelitian ini, penulis akan menganalisis salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham, yaitu kondisi perusahaan. Kondisi perusahaan dalam hal ini diartikan sebagai kinerja keuangan perusahaan. Kinerja perusahaan merupakan suatu hal yang sangat penting, karena kinerja perusahaan berpengaruh dan dapat digunakan sebagai alat untuk mengetahui apakah perusahaan mengalami perkembangan atau sebaliknya. Ukuran kinerja perusahaan yang paling lama dan paling banyak digunakan adalah kinerja keuangan yang diukur dari laporan keuangan perusahaan. Analisis terhadap laporan keuangan dapat dilakukan dengan cara perhitungan rasio 807
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 4, 2015 : 806-820
keuangan. Jenis rasio keuangan yang sering digunakan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas. Dalam penelitian ini, penulis mengambil rasio keuangan yaitu : Likuiditas, Solvabilitas dan Profitabilitas yang masing-masing diwakili dengan Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE) Penulis memilih sub sektor perkebunan karena Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah, tidak hanya itu Indonesia juga terkenal dengan sebutan negara agraris karena sebagian besar mata pencahrian masyarakat Indonesia bertani atau berkebun menyebabkan naiknya perekonomian masyarakat Indonesia sehingga diperkirakan hampir dari setengah perekonomian Indonesia disumbangkan dari kegiatan pertanian dan perkebunan. Sub sektor perkebunan merupakan salah satu sub sektor dari sektor pertanian yang dapat meningkatkan devisa negara dan menyerap tenaga kerja. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh rasio, Likuiditas, Solvabilitas, dan Profitabilitas, yang masing-masing diwakili dengan : Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE), secara simultan terhadap harga saham perkebunan di Bursa Efek Indonesia (BEI). b. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh rasio, Likuiditas, Solvabilitas, dan Profitabilitas, yang masing-masing diwakili dengan : Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE), secara parsial terhadap harga saham perkebunan di Bursa Efek Indonesia (BEI). c. Untuk mengetahui dan menganalisis variabel yang berpengaruh paling dominan terhadap harga saham perkebunan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kerangka Dasar Teori Analisis Rasio Keuangan Menurut Munawir (2009 : 55) Analisis rasio keuangan merupakan salah satu cara pemrosesan dan penginterpretasian informasi akuntansi yang dinyatakan dalam artian relative maupun absolut untuk menjalankan hubungan tertentu antara suatu angka dengan angka lainya dari suatu laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan menjelaskan atau memberikan gambaran kepada penganalisis berupa rasio akan dapat menjelaskan atau memberikan gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio pembanding yang digunakan standar. Menurut Muslich (2008 : 47) Analisis rasio keuangan akan lebih berarti jika diperbandingkan. Cara pertama dengan membandingkan antara tahun-tahun yang berbeda pada suatu perusahaan dan kedua adalah dengan membuat perbandingan keuangan dengan perusahaan lain. Analisa rasio merupakan alat analisis yang berguna apabila dibandingkan dengan rasio standar, terdapat dua macam rasio standar yang lazim digunakan. 808
Pengaruh Rasio Likuiditas, Solvabilitas Dan Profitabiltas Terhadap Harga Saham(Nuel)
a. Rasio yang sama dari rasio-rasio laporan keuangan tahun yang lampau. b. Rasio dari perusahan-perusahan yang mempunyai karakteristik yang sama dengan perusahaan yang dianalisis (rasio industri). Klasifikasi Rasio Keuangan Menurut Bringham dan Houston (2008 : 70-91), mengelompokkan rasio keuangan tiga macam yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas. Menurut Sunjdjaja dan Berlian (2009 : 131), juga mengelompokkan rasio keuangan menjadi tiga macam yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas. Menurut Munawir (2009 : 31), mengelompokkan rasio keuangan empat macam yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas. Current Ratio (CR) Current Ratio merupakan variabel yang tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hasil ini tidak konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Alam (2007) dan Fahlevi (2013), Current Ratio merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar (aktiva yang akan berubah menjadi dalam waktu satu tahun atau satu siklus bisnis). Debt to Equity Ratio (DER) Debt to Equity Ratio (DER) merupakan variabel yang berpengaruh terhadap harga saham. Hasil ini sesuai dengan pendapat Bringham dan Houston (2008 : 92) yang menyatakan bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham. Debt to Equity Ratio (DER) merupakan Rasio jumlah hutang atas modal sendiri merupakan perbandingan antara hutang yang dimiliki perusahaan terhadap modal sendiri, semakin rendah jumlah hutang terhadap modal sendiri mengindikasikan kinerja keuangan perusahaan dalam keadaan baik dan resiko yang ditanggung perusahaan semakin kecil. Analisis Rasio Likuiditas (Likuidity Rasio) Rasio likuiditas yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Tujuan rasio ini adalah mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibankewajiban yang harus segera dipenuhi yaitu kewajiban jangka pendek, sehingga rasio ini dapat juga digunakan untuk mengukur tingkat keamanan kreditur jangka pendek, serta untuk mengukur apakah operasi tidak akan terganggu bila kewajiban jangka pendek harus segera dibayar. Analisis Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana asset perusahaan dibiayai dari hutang.
809
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 4, 2015 : 806-820
Analisis Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas adalah rasio keuangan yang menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba, baik dalam hubungannya dengan aktiva maupun ekuitas. Metode Penelitian Analisis Regresi Linier Berganda Metode analisis yang digunakan adalah analisis Regresi Linier Berganda, metode ini digunakan untuk meneliti variable-variabel yang berpengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat dengan menggunakan pooling data Adapun model analisis statistik yang digunakan adalah: Y = a + bi + bx1 + bx2 + bx3 + e Keterangan : Y = Harga saham a = Konstanta bi = Koefisien Regresi X1 = Current Ratio (CR) X2 = Debt to Equity Ratio (DER) X3 = Return On Equity (ROE) e = error Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal, karena Uji-t dan Uji-F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. (Ghozali, 2010 : 110). Pengujian normalitas dilakukan terhadap nilai unstandardized residual dari model regresi dengan menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov Test, data dikategorikan berdistribusi normal jika menghasilkan nilai asymptotic significance > α = 5%. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara variabel independen dalam model regresi. Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinearitas adalah dengan menggunakan nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF), nilai Tolerance > 0,1 dan VIF < 10 menunjukkan tidak dijumpainya gejala multikolinearitas pada model regresi. Uji Autokorelasi Autokorelasi yaitu adanya hubungan antara kesalahan-kesalahan yang muncul (error term) pada data runtun waktu (time series). Apabila terjadi gejala autokorelasi maka estimator least square (BLUE) menjadi tidak efisien, sehingga koefisien estimasi yang diperoleh menjadi tidak akurat. Ada atau tidaknya autokorelasi dapat dideteksi dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW-test). Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi yang tidak ada variabel lagi diantara variabel independen.
810
Pengaruh Rasio Likuiditas, Solvabilitas Dan Profitabiltas Terhadap Harga Saham(Nuel)
Uji Heteroskedastisitas Metode ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika terdapat perbedaan varians, maka dijumpai gejala heteroskedastisitas. Pengujian terhadap gejala heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan Uji Glesjer. Koefisien Korelasi (R) Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui kuatnya pengaruh antara variabel bebas (X) dan var iabel terikat (Y). Semakin besar nilai R maka semakin tepat model regresi yang dipakai sebagai alat permaianan karena total variasi dapat menjelaskan variabel terikat. ( Munawir, 2009 : 40 ) perhitungan ini dinyatakan dengan rumus : R=
∑
∑
∑ ²
∑
∑
Keterangan : Korelasi antara variabel X1 dengan variabel X2 secara bersama-sama dengan variabel Y. Koefisien Determinasi Dalam penelitian ini, pengujian kontribusi kemampuan menjelaskan variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat dapat dilihat dari koefisien determinasi ( R2) antara 0 ≤ 1. Nilai R2 yang semakin besar mendekati 1 merupakan indikator yang menunjukkan semakin kuat kemampuan perubahan variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji Simultan (Uji F) Pengujian ini pada dasarnya menunjukkan ada atau tidaknya hubungan semua variable independen (variabel bebas) yang berpengaruh secara bersamasama terhadap variabel dependen (variabel terikat). Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Ho : b1 = b2 = b3 = 0 Artinya variabel bebas secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0 Artinya variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Nilai F dalam uji signifikansi bersama-sama dapat dihitung dengan rumus : ( │ ) = (1 − )│( − − 1) Untuk menentukan nilai F statistik tabel, ditentukan tingkat signifikasi 5% dengan kriteria uji sebagai berikut: Jika, Sig.F-hit > ɑ 0,05 (a, k-1, n-k) maka Ho ditolak. Jika, Sig.F-hit < ɑ 0,05 (a, k-1, n-k) maka Ho diterima. Uji Parsial (Uji T) Pengujian ini pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variable independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah: 811
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 4, 2015 : 806-820
Ho : bi = 0 Artinya variabel bebas secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Ha : bi ≠ 0 Artinya variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable terikat. Rumus uji statistik t adalah: ( ) Sig.t-hit = ( )
Untuk menentukan nilai t – statistik tabel, ditentukan tingkat signifikasi 5% dengan derajat kebebasan df = (n-k-i) dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel termasuk intercep, dengan kriteria uji sebagai berikut: Jika Sig.t-hitung > ɑ 0,05 (ɑ , n – k, i) maka Ho ditolak. Jika Sig.t-hitung < ɑ 0,05 (ɑ , n – k, i) maka Ho diterima. Pengujian Variabel Yang Paling Berpengaruh Dalam penelitian ini, pengujian dominasi variabel bebas terhadap variabel terikat dilakukan dengan melihat pada koefisien regresi baku, nilai koefisien regresi baku yang paling tinggi menunjukkan variabel paling berpengaruh terhadap variabel terikat. Hasil Penelitian dan Pembahasan Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Hasil uji normalitas dengan menggunakan Uji kolmogorov-Smirnov Test dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel Ikhtisar Uji Kolmogorov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parametersa,,b
Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
15 .0000000 .16299774 .167 .167 -.156 .646 .799
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data
Sumber : Data diolah Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa nilai Signifikan 0,799 lebih besar dibandingkan dari Sig 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diuji, berdistribusi normal. 812
Pengaruh Rasio Likuiditas, Solvabilitas Dan Profitabiltas Terhadap Harga Saham(Nuel)
Uji Multikolinearitas Hasil uji Multikolinearitas dengan menggunakan nilai Tollerance dan Variance Inflation Faktor (VIF) dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel Ikhtisar Uji Multikolinearitas Coefficientsa Collinearity Statistics Model
Tolerance
VIF
1 X1
.892
1.121
X2
.816
1.226
X3
.738
1.354
a. Dependent Variable: Y
Sumber : Data diolah Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Variance Inflation Faktor (VIF) tidak lebih besar dari 10 dan nilai tollerance besar dari 0,01. 1) Nilai Tolerance X1 0,892 > 0,01 dan VIF 1,121 < 10, berarti tidak terjadi multikolinieritas variabel X1 dengan variabel lainnya. 2) Nilai Tolerance X2 0,816 > 0,01 dan VIF 1,226 < 10, berarti tidak terjadi multikolinieritas variabel X2 dengan variabel lainnya. 3) Jika Tolerance X3 0,738 > 0,01 dan VIF 1,354 < 10, berarti tidak terjadi multikolinieritas variabel X3 dengan variabel lainnya. Uji Autokorelasi Hasil uji Autokolerasi menggunakan Durbin Watson(DW) – Test dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel Ikhtisar Uji Autokorelasi Model Summaryb Model
R
1
.795a
R Square .632
Adjusted R Square .532
Std. Error of the Estimate Durbin-Watson .1838863
1.768
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 b. Dependent Variable : Y
Sumber : Data diolah Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai d = 1,768. Selanjutnya dari Tabel DW dengan n (jumlah observasi) = 15, k (jumlah variabel bebas) = 3, dan Alpha 0,01 diperoleh dL = 0,945 dan dU = 1,543 sehingga (4-dL) = 0,055 dan (4dU) = 2,457. Dengan demikian nilai DW terletak antara dL dan dU, berarti tidak ada autokorelasi. Uji Heteroskedastisitas Hasil uji Heteroskedastisitas dengn uji glesjer dapat dilihat pada Tabel di bawah ini : 813
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 4, 2015 : 806-820
Tabel Ikhtisar Uji Glesjer Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model
B
1 (Constant)
Std. Error .083
.112
X1
-.059
.062
X2
.045
X3
.306
Standardized Coefficients Beta
t
Sig. .735
.478
-.281
-.954
.360
.043
.318
1.035
.323
.383
.258
.798
.442
a. Dependent Variable: ABS_RES
Sumber : Data diolah Berdasarkan tabel diatas, hasil Uji Glesjer didapati seluruh nilai signifikansi ketiga variabel independen lebih dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi. Persamaan regresi Pengujian ini dilakukan untuk mengukur seberapa besar pengaruh dari variabel independen Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return On Equity (ROE), terhadap variabel dependen (Harga Saham). Perhitungan statistik dalam analisis regresi linear berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan program SPSS versi 17. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel Ikhtisar Analisis Regresi Linier Berganda Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model
B
1 (Constant)
Std. Error .302
.192
X1
.198
.105
X2
.277
X3
1.123
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
1.573
.144
.365
1.884
.086
.074
.763
3.770
.003
.653
.366
1.719
.114
a. Dependent Variable: Y
Sumber : Data diolah Berdasarkan tabel diatas, diperoleh persamaan regresi linier berganda dari variabel Current Ratio (X1), Debt to Equity Ratio (X2), Return On Equity (X3, Harga Saham (Y) adalah sebagai berikut: Y = 0,302 + 0,198 (X1) + 0,277 (X2) + 1,123 (X3) Persamaan regresi linear berganda di atas memiliki pengertian sebagai berikut : Koefisien Regresi Variabel Current Ratio (X1) Variabel Current Ratio (CR) mempengaruhi harga saham sebesar 0,198 atau berpengaruh positif terhadap harga saham (Y), yang artinya jika variabel Current 814
Pengaruh Rasio Likuiditas, Solvabilitas Dan Profitabiltas Terhadap Harga Saham(Nuel)
Ratio (CR) dinaikkan 1 satuan maka harga saham akan naik sebesar 0,198, sebaliknya dengan asumsi variabel bebas lainnya tetap. Koefisien Regresi Variabel Debt to Equity Ratio (X2) Variabel Debt to Equity Ratio (DER) mempengaruhi harga saham sebesar 0,277 atau berpengaruh positif terhadap harga saham (Y), yang artinya jika variabel Debt to Equity Ratio (DER) ditingkatkan 1 satuan maka harga saham akan meningkat sebesar 0,277, sebaliknya jika variabel harga saham diturunkan 1 satuan maka harga saham akan menurun sebesar 0,277, dengan asumsi variabel bebas lainnya tetap. Koefisien Regresi Variabel Return On Equity (X3) Variabel Return On Equity (ROE) mempengaruhi harga saham sebesar 1,123 atau berpengaruh positif terhadap harga saham (Y), yang artinya jika variabel Return On Equity (ROE) ditingkatkan 1 satuan maka harga saham akan meningkat sebesar 1,123, sebaliknya jika Variabel Return On Equity (ROE) diturunkan 1 satuan maka harga saham akan menurun sebesar 1,123, dengan asumsi variabel bebas lainnya tetap. Pengujian Koefisien Korelasi (R) Pengujian koefisien korelasi (R) bertujuan untuk mengetahui hubungan yang erat antara variabel independen yang terdiri dari Current Ratio (X1), Debt to Equity Ratio (X2), Return On Equity Ratio (X3), terhadap Harga Saham (Y) Perusahaan sub sektor perkebunan kelapa sawit di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam output SPSS, koefisien korelasi terletak pada tabel 4.10 Model Summaryb dan tertulis R dibawah ini : Tabel Ikhtisar Analisis Koefisien Korelasi (R) Model Summaryb Model 1
R .795a
R Square Adjusted R Square .632
.532
Std. Error of the Estimate .1838863
DurbinWatson 1.768
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 b. Dependent Variable: Y
Sumber : Data diolah Dalam output SPSS pada Tabel Model Summaryb diperoleh nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,795 atau 79,5 % yang berarti tingkat hubungan antar variabel Current Ratio (X1), Debt to Equity Ratio (X2), dan Return On Equity Ratio (X3), terhadap Harga Saham (Y) perusahaan sub sektor perkebunan kelapa sawit di Bursa Efek Indonesia (BEI), termasuk pada tingkat hubungan yang kuat. Pengujian Koefisien Determinasi (R2) Pengujian koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemempuan variabel independen (bebas) menjelaskan variabel dependen (terikat). Dalam output SPSS, koefisien determinasi (R2) terletah pada tabel 4.11 Model Summaryb dan tertulis R Square dibawah ini :
815
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 4, 2015 : 806-820 Tabel Ikhtisar Analisis Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb Model
R
R Square .795a
1
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
.532
.1838863
.632
DurbinWatson 1.768
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 b. Dependent Variable: Y
Sumber : Data diolah Dalam output SPSS tabel Model Summaryb diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) adalah 0.632, maka koefesien determinasinya = 0,632 X 100% = 63,2% secara serentak dalam menjelaskan variasi atau perubahan variabel terikat (Y) didapati besarnya pengaruh variabel bebas 63,2% sedangkan sisanya yaitu 100% - 63,2% = 36,8% dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel penelitian. Uji F (Uji Simultan) Uji F digunakan untuk menguji apakan perubahan variabel independen Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return On Equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Harga Saham) perusahaan sub sektor perkebunan kelapa sawit di Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni dengan membandingkan signifikansi F-hitung dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% (α = 0,05). Hasil uji F dari perhitungan SPSS sebagai berikut: Tabel Ikhtisar Uji F (Simultan) ANOVAb Model 1
Sum of Squares
Mean Square
df
Regression
.639
3
.213
Residual
.372
11
.034
1.011
14
Total
F 6.299
Sig. .010a
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 b. Dependent Variable: Y
Sumber : Data diolah Berdasarkan perhitungan Sig.F-hitung diperoleh hasil sebesar 0,010 > α 0,05. Dengan demikian menunjukkan bahwa variabel harga saham yang terdiri dari Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return On Equity (ROE), secara bersama-sama (simultan) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham sehingga dapat dinyatakan Ha diterima dan Ho ditolak. Uji t (Uji Parsial) Uji t digunakan untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan sub sektor perkebunan kelapa sawit di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan cara membandingkan signifikansi t hitung dengan tingkat kepercayaan sebesar α = 0,05. Hasil uji diperoleh hasil perhitungan SPSS.
816
Pengaruh Rasio Likuiditas, Solvabilitas Dan Profitabiltas Terhadap Harga Saham(Nuel) Tabel Ikhtisar Uji t (Parsial) Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
.302
.192
X1
.198
.105
X2
.277
.074
X3
1.123
.653
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
1.573
.144
.365
1.884
.086
.763
3.770
.003
.366
1.719
.114
a. Dependent Variable: Y
Sumber : Data diolah Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada tabel diatas dapat dijelaskan pengaruh antara Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return On Equity (ROE), terhadap harga saham perusahaan sub sektor perkebunan kelapa sawit di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah sebagai berikut : Variabel Current Ratio (X1) Nilai Sig.t-hitung Current Ratio (X1) sebesar 0,086. Karena Sig.t-hitung = 0,086 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel Current Ratio (X1) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham (Y) Variabel Debt to Equity Ratio (X2) Nilai Sig.t-hitung variabel Debt to Equity Ratio (X2) sebesar 0,003. Karena Sig.t-hitung = 0,003 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel Debt to Equity Ratio (X2) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham (Y). Variabel Return On Equity (X3) Nilai Sig.t-hitung menunjukkan bahwa variabel Return On Equity (X3) sebesar 0,114. Karena Sig.t-hitung. = 0,114 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel Return On Equity (X3) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham (Y). Variabel yang paling berpengaruh Dari nilai standart koefesien beta tertinggi yakni variabel Debt to Equity Ratio (X2) sebesar 0,763 yang berati bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap harga saham perusahaan sub sektor perkebunan kelapa sawit di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pembahasan Pengaruh CR, DER, dan ROE secara simultan terhadap harga saham Hasil penelitian ini menemukan bahwa variabel CR, DER, dan ROE sebagai indikator kinerja keuangan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
817
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 4, 2015 : 806-820
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Alam (2007), dimana dalam penelitiannya menyatakan secara simultan variabel Current Ratio (CR), Total Debt to Total Assets Ratio (DTA), Total Assets Turnover (TATO), Inventory Turnover (ITO), Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE), dan Price Earning Ratio (PER) mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham, serta penelitian yang dilakukan oleh Fahlevi (2013), dimana dalam penelitiannya menyatakan secara simultan variabel Current Ratio (CR), Return On Asset (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER), berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Dengan demikian ketiga rasio yang mewakili kinerja keuangan ini secara simultan tidak dapat digunakan investor atau masyarakat sebagai pedoman dalam melakukan peniliaian terhadap harga saham perusahaan (khususnya perusahaan sub sektor perkebunan kelapa sawit di Bursa Efek Indonesia) yang akan dipilih di pasar modal. Pengaruh CR secara parsial terhadap harga saham Hasil penelitian ini menemukan tidak adanya pengaruh signifikan antara variabel Current Ratio (CR) terhadap harga saham. Hasil ini tidak konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Alam (2007) dan Fahlevi (2013), dimana dalam penelitiannya menyatakan secara parsial Current Ratio (CR) mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. Current Ratio (CR) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimilikinya. Current Ratio (CR) yang tinggi menunjukkan jaminan yang baik dari perusahaan dalam memenuhi kewajiban hutang jangka pendek. Walaupun begitu, Current Ratio (CR) yang terlalu tinggi akan berdampak kurang baik terhadap kemampuan pendapatan perusahaan karena tidak semua modal kerja dapat digunakan. Pengaruh DER secara parsial terhadap harga saham Hasil penelitian ini menemukan adanya pengaruh positif signifikan antara variabel Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham. Hal ini sesuai dengan pendapat Bringham dan Houston (2008 : 92) yang menyatakan bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham. Hasil ini tidak konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Fahlevi (2013), dimana dalam penelitiannya menyatakan secara parsial DER tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Rasio Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan tingkat leverage perusahaan. Semakin besar, leverage menunjukkan semakin besar tingkat ketergantungan perusahaan terhadap pihak eksternal (kreditur) dan semakin besar pula beban biaya hutang (biaya bunga) yang harus dibayar oleh perusahaan. Hasil pengujian peningkatan leverage akan berdampak terhadap profitablitas yang diperoleh perusahaan karena sebagian digunakan untuk membayar bunga pinjaman. Semakin besar biaya bunga akan diikuti oleh 818
Pengaruh Rasio Likuiditas, Solvabilitas Dan Profitabiltas Terhadap Harga Saham(Nuel)
penurunan profitabilitas karena sebagian laba akan digunakan untuk membayar bunga. Hal tersebut dapat berdampak terhadap kenaikkan harga saham karena investor cenderung akan menginvestasikan modal yang dimilikinya. Hal tersebut didukung oleh hasil pengujian yang menunjukkan adanya pengaruh positif signifikan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham. Pengaruh ROE secara parsial terhadap harga saham Hasil penelitian ini tidak menemukan adanya pengaruh signifikan antara variabel Return On Equity (ROE) terhadap harga saham. Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian sebelumnya oleh Alam (2007), dim ana dalam penelitiannya menyatakan secara parsial ROE berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Return On Equity (ROE) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih untuk pengambalian ekuitas pemegang saham. Return On Equity (ROE) merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan, khususnya dari penggunaan ekuitas dalam menghasilkan laba. Penutup Variabel Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return On Equity (ROE), secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan sub sektor perkebunan kelapa sawit di Bursa Efek Indonesia (BEI). Variabel Debt to Equity Ratio (DER), secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan sub sektor perkebunan kelapa sawit di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan variabel Current Ratio (CR) dan Return On Equity (ROE), secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan sub sektor perkebunan kelapa sawit di Bursa Efek Indonesia (BEI). Variabel Debt to Equity Ratio (DER) merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap harga saham perusahaan sub sektor perkebunan kelapa sawit di Bursa Efek Indonesia (BEI). Untuk perusahaan, agar mengamati kinerja perusahaan dengan melihat pengaruh dari perubahan harga saham dan hasil analisis keuangan, sehingga bila diperlukan dapat segera melakukan antisipasi dan tindakan perbaikan dalam menjaga nilai perusahaan. Untuk investor, agar memperhatikan turun naiknya Debt to Equity Ratio (DER), sebagai bahan pertimbangan dalam membeli saham perusahaan sub sektor perkebunan kelapa sawit di Bursa Efek Indonesia (BEI), karena variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Daftar Pustaka Ahmad, Kamaruddin, 2009. Dasar-dasar Manajemen Investasi dan Portofolio, Edisi Kedua, Jakarta : Penerbit Rineka Cipta. Alam Dipo Satria. 2007. Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri
819
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 4, 2015 : 806-820
Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Skripsi. Medan : Fakultas Ekonomi. Universitas Sumatera Utara. Djarwanto dan Pangestu Subagyo, 2009, Statistik Induktif, Edisi Empat, Yogyakarta : BPFE. Fahlevi Ilham Reza. 2013. Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Dan Solvabilitas Terhadap Harga Saham (Studi Empiris Pada Industri Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010). Skripsi. Jakarta : Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayahtullah. Ghozali, Imam, 2010. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gujarati, Damodar, 2010. Ekonometrika Dasar, Cetakan Keempat, Jakarta : Penerbit Erlangga. Halim, Abdul, 2008. “ Analisis Investasi “, Salemba Empat, Depok. Analisis Investasi, edisi kedua, PT Gramedia Pustaka Utama Indonesia Jakarta, 2009. Hanafi, Mamduh & Halim Abdul, 2009. Analisa Laporan Keuangan, Yogyakarta : UPP AMP YKPN Harahap, Syafri Sofyan, 2010, Teori Akuntansi, Edisi Revisi, Jakarta : Raja Grafindo Persada. Harahap, Sofyan Syafri, 2010. Teori Akuntansi, Edisi Revisi, Jakarta : Raja Grafindo Persada. Husnan, Suad, 2008. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Ketiga. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta : Salemba Empat. Indriantoro, Nur & Bambang Supomo, 2009. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Manajemen dan Akuntansi, Edisi Pertama, Yogyakarta : BPFE. Itan, Iskandar dan , Kamruddin, Ahmad, 2009. The Influence of Financial Performance to the Price of LQ 45 Stock at Jakarta Stock Exchange, Simposium Nasional Akuntansi IV, Surabaya. Jogiyanto, H.M., 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Ketiga, Yogyakarta : Penerbit BPFE. Kieso, Donald E & Weygant, Jerry J, 2008. Akuntansi Intermediate, Jilid Satu, Edisi Tujuh, Terjemahan: Hermawan Wibowo, Jakarta : Binarupa Aksara. Munawir S, 2009. Analisa Laporan Keuangan, Yogyakarta :Liberty Offset. Muslich, Muhammad, 2008. Manajemen Keuangan Modern: Analisis, Perencanaan dan Kebijaksanaan, Jakarta : Binarupa Aksara.
820