PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN KONSTRUKSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2014 1
Oleh: Gusti Erwanda & 2Ruzikna
[email protected] 1
Mahasiswa Program Studi Administrasi Bisnis FISIP Universitas Riau 2 Dosen Program Studi Administrasi Bisnis FISIP Universitas Riau Kampus Bina Widya KM 12,5 Simpang Baru Panam Pekanbaru 2829
Abstract Construction company were one of economic sectors that have vital position in national of economic. It caused construction sector become more difficult in business competition. But in another side construction sector is valueable because it is prices by investor. Investor looked for benefits is need to know about financial report and it give them the information. Thing that they have to know is Profitability ratio. This study is quantitatif descriptive have aims to investigate the effect of ROA, ROE, EPS and NPM partially and simultaneously to 6 construction company’s stock price. So the result of this study was conducted is EPS ratio only is partially have significant effect and ROA, ROE and NPM have no significant effect on stock price while simultaneously ROA, ROE, EPS and NPM have significant effect on stock price.
Keywords: ROA, ROE, EPS, NPM, Stock Price
JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017
Page 1
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian di Indonesia menunjukan pertumbuhan yang berbeda beda dari tahun ke tahun. Jika dilihat dari pertumbuhan ekonomi, pada tahun 2009 hingga 2011 tercatat bahwa Indonesia pernah menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi ke-3 di dunia setelah China dan India, dalam skala nasional pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 tercatat sebesar 6,81%, yang merupakan angka tertinggi dalam 10 tahun terakhir (www.indonesiainvestments.com) Hal ini tidak terlepas dengan adanya pembangunan infrastruktur yang memadai untuk membantu kegiatan ekonomi di Indonesia untuk memfasilitasi pergerakan dan komunikasi menjadi lebih efektif dan efisien. Namun pada tahun 2012 sampai 2014, angka pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami penurunan hingga pada kuartal ke 2 tahun 2014 tercatat sebesar 5,12% (www.indonesiainvestments.com). Hal ini menggerakkan pemerintah melalui perusahaan konstruksi untuk berfokus pada pembangunan infrastruktur yang diharapkan mampu mendorong pertumbuhan dan kelancaran perekonomian di Indonesia. Laporan keuangan pada dasarnya merupakan perhitungan rasio rasio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini, dan kemungkinannya di masa depan (Syamsuddin:1985). Maka informasi yang terdapat di laporan keuangan sangat berguna bagi yang mempunyai kepentingan perusahaan tersebut seperti manajemen untuk pengukuran kinerja perusahaan sebagai pihak intern dan pihak ekstern seperti investor untuk membantu kegiatan investasi di pasar modal. Pada dasarnya investor mengukur kinerja perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan seperti; Likuiditas yaitu menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Kemudian JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017
Solvabilitas yaitu menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Kemampuan yang lain adalah Leverage yaitu menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun asset. Dan kemudian kemampuan Aktivitas yang menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya. Selanjutnya kemampuan Profitabilitas. yaitu menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya (Sofyan Syarif Harahap:2002) Tingkat kinerja profitabilitas biasanya diukur dengan Return On Assets (ROA) dapat mencerminkan seberapa banyak laba bersih yang akan diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan, Return On Equity (ROE) dapat mengukur efektivitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi, Net Profit Margin (NPM) dapat digunakan untuk mengukur seberapa besar laba bersih yang dapat diperoleh dari penjualan perusahaan, Earning Per Share (EPS) dapat memberikan gambaran mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih dalam setiap lembar saham. Pasar modal terdiri dari kata pasar dan modal. Jadi pasar modal dapat didefinisikan sebagai tempat bertemunya permintaan dan penawaran terhadap modal, baik dalam bentuk ekuitas maupun hutang jangka panjang (Martalena dan Maya Malinda:2011). Menurut undang-undang (Bab 1, pasal 1 angka 13, UURI no 8, 1995 tentang pasar modal) menjelaskan bahwa pasar modal didefinisikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan penawaran efek, perusahaan publik Page 2
yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham,obligasi, waran, right, reksadana, dan berbagai instrument derivartif seperti option, futures, dan lain lainnya. Saham adalah salah satu bentuk efek yang diperdagangkan dalam pasar modal. Saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan terbuka (Sunariyah:2004). Saham menarik bagi investor karena berbagai alasan. Bagi para investor yang khusus nya seorang trader, membeli saham merupakan cara untuk mendapatkan kekayaan besar (capital gain) yang relatif cepat. Sementara bagi investor yang lain, saham memberikan penghasilan bukan hanya capital gain semata. Ada keuntungan yang lain seperti deviden. Perusahaan konstruksi adalah salah satu usaha dalam sektor ekonomi yang berhubungan dengan suatu perencanaan atau pelaksanaan dan pengawasan suatu kegiatan konstruksi untuk membentuk suatu bangunan atau bentuk fisik lain yang dalam pelaksanaan penggunaan dan pemanfaatan bangunan tersebut menyangkut kepentingan dan keselamatan masyarakat pengguna bangunan tersebut. Jasa pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dantata lingkungan masingmasing beserta kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain (Undang-undang no.18 tahun 1999). Definisi perusahaan kontraktor adalah orang atau badan usaha yang menerima pekerjaan dan menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan biaya yangditetapkan berdasarkan gambar rencana dan peraturan JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017
dan syarat-syarat yang ditetapkan (Ervianto:2002). Tabel 1.1 Daftar perusahaan konstruksi yang terdaftar di BEI 2016 Kode Tanggal No Nama Emiten Saham IPO 1 ACST Acset 24-06Indonusa Tbk 2013 2 ADHI Adhi Karya 18-03(persero) Tbk 2004 3 DGIK Nusa 19-12Konstruksi 2007 Enjiniring Tbk 4 IDPR Indonesia 10-12Pondasi Raya 2015 Tbk 5 MTRA Mitra Pemuda 10-02Tbk 2016 6 NRCA Nusa Raya 27-06Cipta Tbk 2013 7 PTPP PP (persero) 09-02Tbk 2010 8 SSIA Surya Semesta 27-03Internusa Tbk 1997 9 TOTL Total Bangun 25-07Persada Tbk 2006 10 WIKA Wijaya Karya 29-10(persero) Tbk 2007 11 WSKT Waskita Karya 19-12(persero) Tbk 2012 Sumber : www.sahamok.com tahun 2016 Dari tabel diatas dapat dilihat sektor konstruksi didominasi oleh perusahaan swasta dan peneliti hanya akan meneliti perusahaan konstruksi yang terdaftar di BEI di bawah tahun 2010. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan konstruksiyang tercatat sahamnya di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Peneliti memilih perusahaan konstruksi di karenakan perusahaan konstruksi sangat diperlukan dalam perekonomian modern saat ini, terlebih lagi akan berlangsungnya aktivitas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang telah dimulai pada awal tahun 2016. Page 3
Ket. BUMS BUMN BUMS
BUMS
BUMS BUMS BUMN BUMS BUMS BUMN BUMN
Maka perusahaan konstruksi dituntut untuk membangun segala jenis infrastruktur yang terbaik dan memadai dalam pemenuhan kebutuhan perekonomian nasional, disamping itu perusahaan konstruksi akan memiliki cakupan yang lebih luas dalam kegiatan ekspansi bisnis dan memiliki banyak persaingan dari negara-negara ASEAN lainnya dalam sektor konstruksi, maka diharapkan hasil penelitian ini memiliki aspek positif dan bersifat lebih umum. Dari fenomena yang telah di uraikan , maka peneliti tertarik untuk menjadikan latar belakang fenomena tersebut menjadi masalah yang akan diteliti dengan judul : “Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Konstruksi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014”. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di latar belakang maka peneliti ingin merumuskan apakah variabel-variabel seperti Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS) dan Net Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan secara parsial dan simultan terhadap harga saham pada perusahaan konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui nilai rasio profitabilitas yang meliputi Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS) dan Net Profit Margin (NPM) di perusahaan konstruksi periode 2010 hingga 2014 2. Untuk mengetahui pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS) dan Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham secara parsial dan simultan.
JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017
Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia: Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan membuat kebijakan dalam bidang keuangan di masa yang akan datang. 2. Bagi Investor: Hasil penelitian ini diharapkan dapat di gunakan para investor sebagai salah satu referensi dalam pengambilan keputusan penanaman modal yang akan di lakukan pada perusahaan konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Bagi peneliti selanjutnya: Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan sumbangan pemikiran untuk mengadakan penelitian lanjutan di masa yang akan datang.
2. KONSEP TEORITIS 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah gambaran dari posisi atau keadaan keuangan pada perusahaan dalam periode tertentu dan gambaran hasil usaha dan pencapaian target dari suatu perusahaan pada periode tertentu. Laporan keuangan merupakan salah satu alat penting dalam menjalankan dan melaksanakan fungsinya. Menurut Agnes Sawir (2003) menjelaskan bahwa laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai unturk meneliti kondisi 2.2 Rasio Keuangan Pengertian rasio keuangan menurut Sofyan Syarif Harahap (2002), menjelaskan bahwa rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lain nya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Rasio keuangan hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos yang lain nya. Dengan Page 4
penyederhanaan ini kita dapat menilai secara tepat hubungan antara pos tadi dan dapat membandingkannya dengan ratio lain sehingga kita dapat memperoleh infomasi dan memberikan penilaian. 2.3 Jenis-Jenis Rasio Keuangan Rasio ini menjelaskan dan menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya menurut Sofyan Syarif Harahap (2004). Beberapa jenis rasio profitabilitas yang peneliti kemukakan adalah sebagai berikut Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS) dan Net Profit Margin (NPM) o Return On Assets Rasio ini ratio keuangan yang menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dan aktiva yang dipergunakan. Semakin tinggi ratio ini maka semakin baik keadaan suatu perusahaan dan begitu juga sebaliknya. Rumus: ROA= Laba Bersih Setelah Pajak Total aktiva o Return On Equity Return on equity adalah ratio keuangan perusahaan yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Ratio ini dipengaruhi oleh besar kecilnya hutang perusahaan. Apabila proporsi hutang perusahaan makin besar maka ratio ini juga akan semakin besar. Rumus : ROE = Laba Bersih Setelah Pajak Modal sendiri o Earning Per Share Earning per share adalah rasio keuangan perusahaan yang digunakan untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemilik perusahaan.
JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017
Rumus : EPS= Laba Bersih Setelah Pajak Jumlah Lembar Saham yang Beredar o Net Profit Margin Net profit margin adalah menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Jadi ,semakin tinggi net profit margin maka semakin baik kinerja operasional Rumus : NPM= Laba Bersih Setelah Pajak Penjualan 3. Kerangka berfikir ROA (x1) Profita bilitas
ROE (x2)
EPS (x3)
Saham (y)
NPM (x4)
4.
METODE PENELITIAN
1.1 Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini data diperoleh dari kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) cabang Riau di jalan jendral sudirman no 73 pekanbaru dan situs resminya www.idx.co.idlokasi ini merupakan tempat pengambilan laporan keuangan dan harga saham untuk mengetahui pengaruh ratio profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan konstruksi yang tercatat di BEI. 1.2 Populasi dan Sampel A. Populasi Dalam Sugiyono (2007), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang Page 5
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan konstruksi yang go publik yang terdaftar di BEI dari tahun 2010 sampai 2014. B. Sampel Dalam Sugiyono (2012), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling, yaitu sampling purposive adalah teknik pengumpulan sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel pada penelitian ini berdasarkan defenisi diatas antara lain : Semua perusahaan konstruksi yang terdaftar di bursa efek indonesia dengan periode pengamatan tahun 2010-2014 Semua perusahaan konstruksi yang terdaftar di bursa efek indonesia yang mengeluarkan data laporan keuangan dengan periode pengamatan tahun 2010-2014. 1.3 Jenis dan Sumber Data Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder dimana data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak lansung melalui media perantara yang telah disusun dalam arsip yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan. Dalam penelitian ini data diperoleh dari kantor Bursa Efek Indonesia ( BEI ) cabang Riau di jalan jendral sudirman no 73 pekanbaru dan situs resminya www.idx.co.id lokasi ini merupakan tempat pengambilan laporan keuangan dan harga saham untuk mengetahui pengaruh rasio profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan konstruksi yang terdaftar di BEI . Adapun data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017
Data laporan keuangan dan laporan laba rugi perusahaan konstruksi yang dijadikan sebagai objek penelitian yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2014 Data harga saham masing-masing perusahaan konstruksi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu harga saham penutupan saat diserahkan ke BAPEPAM. Harga saham yang digunakan adalah harga saham penutupan ( closing price ) per 31 desember
4.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi dan metode dokumentasi. Metode observasi merupakan telaah pustaka dengan mengamati skripsi-skripsi dan jurnal-jurnal terdahulu yang digunakan dalam penelitian ini. Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara mengumpulkan informasi-informasi berdasarkan sumber data yang berwujud data sekunder. Data tersebut diperoleh dari kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) cabang Riau di jalan jendral sudirman no 73 pekanbaru dan situs resminya www.idx.co.id . 4.5 Metode Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa : 1. Asumsi Klasik A. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah analisis antara variabel dependen dengan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, dengan uji ini dapat diketahui bahwa data Page 6
yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Dasar pengambilan keputusan adalah jika ROA, ROE, EPS dan NPM signifikasinya diatas kepercayaan 5% maka model regresi ini memenuhi asumsi normalitas. Dan ROA, ROE, EPS dan NPM signifikasinya dibawah kepercayaan 5% maka model regresi ini tidak memenuhi asumsi normalitas (Duwi Priyatno, 2008). B. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemuan adanya kolerasi antar variabel independen (bebas). Untuk mendeteksi masalah multikolinearitas didalam sebuah model regresi linear berganda, kita dapat menggunakan nilai tolerance atau nilai VIF ( Variance Inflation Factor ). Jika nilai tolerance tidak kurang 0,1 atau nilai VIF tidak lebih dari 10 maka dikatakan ada multikolinerita ( Widarjono, 2013:108 ). C. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan unuk menguji apaka dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan mengamati grafik scatter plot pada output SPSS dengan ketentuan sebagai berikut: Jika titik-titiknya membentuk pola tertentu yang teratur maka diindikasikan terdapat masalah heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka diindikasikan tidak terdapat masalah heterokedastisitas.
JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017
D. Uji Autokorelasi Autokorelasi digunakan untuk menguji suatu model apakah antara variabel pengganggu masingmasing variabel bebas saling mempengaruhi. Untuk mengetahui apakah pada model regresi mengandung autokorelasi dapat digunakan pendekatan D-W (Durbin Watson). Menurut Singgih Santoso (2010) kriteria autokorelasi ada 3, yaitu : Nilai D-W di bawah -2 berarti diindikasikan ada autokorelasi positif. Nilai D-W di antara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada autokorelasi. Nilai D-W di atas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif. Nilai Statistik Durbin-Watson D D = [ ∑ (ei − ei-1)2 ] / [ ∑ ei2 ] 2.
Analisis Regresi Linear Berganda
Model regresi berganda adalah teknik analisis regresi yang menjelaskan hubungan antara variabel dependen dengan beberapa variabel independen. Analisis ini digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing – masing variabel independen berhubungan positif atau negative untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya beerskala interval atau rasio (Duwi Priyatno, 2008). Persamaan dari model regresi berganda tersebut adalah sebagai berikut:
Page 7
Y1 = a+ b1x1+ b2x2+ b3x3+b4x4 Keterangan : Y1 : harga saham a : konstanta X1 : ROA X2 : ROE X3 : EPS X4 : NPM b1b2b3b4 : koefisien regresi linear masing-masing variabel 3.
Koefisien Determinasi ( R2)
Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen yang ditunjukan pada persentase . Dalam penelitian ini, nilai R2 yang digunakan adalah adjusted R2 karena merupakan salah satu indikator untuk mengetahui pengaruh suatu pertambahan variabel independen kedalam suatu persamaan regresi. Peneliti menggunakan adjusted R2 karena jika jumlah variabel independen lebih dari dua variabel, lebih baik digunakan adjusted R2. Rumus adjusted R2 : adjusted R2
((
)(
4.
HASIL PENELITIAN
4.1 Perhitungan Rasio Profitabilitas Return On Assets (ROA) Tabel 4.1 Rekapitulasi ROA Periode 2010 Hingga 2014 (dalam persen) Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 Emiten ADHI 3,68 2,99 2,71 4,22 3,12 DGIK
3,60
0,54
2,70
3,15
2,99
PTPP
3,70
3,46
3,62
3,39
3,64
SSIA
5,86
9,28
15,23 12,84
8,55
TOTL
5,07
6,51
8,80
9,57
6,59
WIKA
4,95
4,83
4,78
4,96
4,72
Sumber: Bursa Efek Indonesia Dari data di atas dapat dilihat pada tahun 2010 Perusahaan konstruksi yang memiliki nilai ROA tertinggi adalah sebesar 15,23% milik SSIA dan yang terendah adalah sebesar 0,54% milik DGIK.
))
Keterangan : R2 = koefisien determinasi n = jumlah sampel k = jumlah parameter dimana : digunakan koefisien determinasi untuk mengetahui seberapa besar hubungan yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen, rumus untuk mencari nilai r2 dikemukakan oleh Duwi Priyatno (2008).
4.2 Perhitungan Rasio Profitabilitas Return On Equity (ROE) Tabel 4.2 Rekapitulasi ROE Periode 2010 Hingga 2014 (dalam persen) Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 Emiten ADHI 20,92 18,45 18,09 26,47 18,65 DGIK
0,07
0,83
4,71
6,23
5,53
PTPP
15,98 16,85 18,70 21,20 22,26
SSIA
14,65 22,71 44,29 28,58 16,87
TOTL
13,43 18,33 25,75 26,03 20,49
WIKA 16,24 18,11 18,59 19,35 15,08 Sumber: Bursa Efek Indonesia JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017
Page 8
Dari data di atas dapat dilihat pada tahun 2010 Perusahaan konstruksi yang memiliki nilai ROE tertinggi adalah sebesar 44,29% milik SSIA dan yang terendah adalah sebesar 0,07% milik DGIK. 4.3 Perhitungan Rasio Profitabilitas Earning Per Share (EPS) Tabel 4.3 Rekapitulasi EPS Periode 2010 Hingga 2014 (dalam rupiah) Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 Emiten ADHI 101 101 119 228 181 DGIK
13
1
9
1
11
PTPP
42
50
64
87
110
SSIA
119
232
TOTL
24
36
53
63
48
WIKA
52
67
86
102
122
4.4 Perhitungan Rasio Profitabilitas Net Profit Margin (NPM) Tabel 4.4 Rekapitulasi NPM Periode 2010 Hingga 2014 (dalam persen) Tahun 201 201 201 201 201 Emite 0 1 2 3 4 n ADHI 3 3 3 4 4 DGIK
5
1
4
5
3
PTPP
4
4
4
4
4
SSIA
8
9
21
16
11
TOTL
5
8
10
9
8
WIKA
5
5
5
5
6
157,2 158,7 108,9
Sumber: Bursa Efek Indonesia Dari data di atas dapat dilihat pada tahun 2010 Perusahaan konstruksi yang memiliki nilai EPS tertinggi adalah sebesar 232 milik SSIA dan yang terendah adalah sebesar 1 milik DGIK.
Sumber: Bursa Efek Indonesia Dari data di atas dapat dilihat pada tahun 2010 Perusahaan konstruksi yang memiliki nilai NPM tertinggi adalah sebesar 21% milik SSIA dan yang terendah adalah sebesar 1% milik DGIK. 4.5 Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah hasil analisis regresi linear berganda yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini terbebas dari penyimpangan. Asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. 4.5.1
Uji Normalitas
Hasil pengujian normalitas menunjukan bahwa model berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan normalitas menunjukan nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov Test yang diperoleh sebesar 0,333 yang mana lebih besar dari 0,05.
JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017
Page 9
4.5.2
Uji Multikolinearitas
Hasil pengujian multikolonieritas menunjukan variabel ROA dan NPM terdapat masalah multikolonieritas karena mempunyai Tolerance value dibawah angka 0,1. Dan ROE dan EPS bebas multikolonieritas. Sedangkan pada kolom VIF. variabel ROA dan NPM juga memiliki masalah multikolonieritas karna batas VIF melebihi 10. Sedangkan pada ROE dan EPS bebas multikolonieritas. 4.5.3
Uji Autokorelasi
Nilai DW yang diperoleh dari model dibandingkan dengan nilai tabel DurbinWatson dengan jumlah sampel (N) sebanyak 30 dan variabel independen dalam model ini sebanyak 4, maka diperolehlah nilai tabel Durbin-Watson dengan batas bawah (DL) sebesar 1,143 dan batas atas (DU) sebesar 1,739 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah autokorelasi dalam penelitian ini. 4.5.4 Uji Heteroskedastisitas
Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak terdapat gangguan heteroskesdastisitas karena nilai data menyebar keatas dan kebawah nilai 0 pada sumbu Y dan tidak terdapat pola tertentu yang teratur. Kondisi ini menunjukan bahwa terjadinya heteroskesdastisitas.
JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017
4.6 Analisis Regresi Linear Berganda Dari koefesien regresi yang diperoleh bentuk persamaan regresi multiple sebagai berikut: Y = 570,733 + (-48,166) X1 + 46,208 X2 + 8,216 X3 + 19.026,695 X4 Persamaan regresi yang diperoleh dari table di atas akan dijelaskan sebagai berikut, Nilai konstanta pada persamaan diatas adalah sebesar 570,733. Artinya adalah nilai rata-rata harga saham pada saat ROA, ROE, NPM dan EPS ketika tidak berubah atau konstan atau sama dengan nol adalah sebesar Rp 570,733. Koefesien regresi dari ROA (X1) bertanda negatif sebesar -48,166 menunjukan perubahan pada nilai harga saham (Y). hal ini menunjukan apabila ROA meningkat sebanyak satu persen, akan menurunkan harga saham sebesar Rp 48,166 pada saat variabel bebas (Independen) lainnya tidak mengalami perubahan (konstan). Koefesien regresi dari ROE (X2) bertanda positif sebesar 46,208 menunjukan perubahan pada nilai harga saham (Y). hal ini menunjukan apabila ROE meningkat sebanyak satu persen, akan menaikan harga saham sebesar Rp 46,208 pada saat variabel bebas (Independen) lainnya tidak mengalami perubahan (konstan). Koefesien regresi dari EPS (X3) bertanda positif sebesar 8,216 menunjukan perubahan pada nilai harga saham (Y). hal ini menunjukan apabila EPS meningkat sebanyak satu persen, akan menaikan harga saham sebesar Rp 8,216 pada saat variabel bebas (Independen) lainnya tidak mengalami perubahan (konstan). Koefesien regresi dari NPM (X4) bertanda positif sebesar 19.026,695 menunjukan perubahan pada nilai harga saham (Y). hal ini menunjukan apabila NPM meningkat sebanyak satu persen, akan menaikan harga saham sebesar Rp 19.026,695 pada saat variabel bebas (Independen) lainnya tidak mengalami perubahan (konstan). Page 10
4.7 Analisis Koefisien Determinasi Nilai R-Square (R2) atau koefesien determinasi diperoleh sebesar 0,435, namun dikarenakan variabel yang diteliti melebihi 2 maka yang digunakan adalah Adjusted R-Square dan diperolehlah sebesar 0,345. menunjukan besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang artinya 34,5 % perubahan harga saham perusahaan dipengaruhi oleh ROA, ROE, EPS dan NPM. Sedangkan sisanya sebesar 65,5 % lainnya dipengaruhi faktor lain yang tidak termasuk kedalam variabel yang diteliti dalam penelitian ini. 4.8 Pengujian ROA, ROE, EPS dan NPM Secara Parsial (Uji t)
Tabel 3.12 Rangkuman Hasil Uji Parsial Variabel T Sig T Kesimpulan hitung
tabel
ROA
-1,981
0,059
2,060
H0 diterima
ROE
1,514
0,143
2,060
H0 diterima
EPS
2,623
0,015
2,060
H0 ditolak
NPM
1,273
0,215
2,060
H0 diterima
Sumber: SPSS18 Pengaruh ROA Terhadap Harga Saham Hasil perhitungan untuk variabel ROA (X1) sebesar -1,981 dengan nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,059. Penentuan hasil pengujian dapat dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel atau dapat dilihat dari nilai signifikansinya dengan taraf kesalahan 5 % (0,05). Dan nilai ttabel dengan taraf kesalahan 5 % dan db sebanyak 25 adalah 2,060. Jadi dapat disimpulkan pada tingkat kepercayaan 95 % tidak terdapat pengaruh
JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017
signifikan dari ROA secara parsial terhadap harga saham. Pengaruh ROE Terhadap Harga Saham Hasil perhitungan untuk variabel ROE (X2) sebesar 1,514 dengan nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,143. Penentuan hasil pengujian dapat dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel atau dapat dilihat dari nilai signifikansinya dengan taraf kesalahan 5 % (0,05). Dan nilai ttabel dengan taraf kesalahan 5 % dan db sebanyak 25 adalah 2,060. Jadi dapat disimpulkan pada tingkat kepercayaan 95 % tidak terdapat pengaruh signifikan dari ROE secara parsial terhadap harga saham. Pengaruh EPS Terhadap Harga Saham Hasil perhitungan untuk variabel EPS (X3) sebesar 2,623 dengan nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,015. Penentuan hasil pengujian dapat dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel atau dapat dilihat dari nilai signifikansinya dengan taraf kesalahan 5 % (0,05). Dan nilai ttabel dengan taraf kesalahan 5 % dan db sebanyak 25 adalah 2,060. %. Jadi dapat disimpulkan pada tingkat kepercayaan 95 % terdapat pengaruh signifikan dari EPS secara parsial terhadap harga saham. Pengaruh NPM Terhadap Harga Saham Hasil perhitungan untuk variabel NPM (X4) sebesar 1,273 dengan nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,215. Penentuan hasil pengujian dapat dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel atau dapat dilihat dari nilai signifikansinya dengan taraf kesalahan 5 % (0,05). Dan nilai ttabel dengan taraf kesalahan 5 % dan db sebanyak 25 adalah 2,060. Jadi dapat disimpulkan pada tingkat kepercayaan 95 % tidak terdapat pengaruh signifikan dari NPM secara parsial terhadap harga saham. Page 11
4.9 Pengujian ROA, ROE, EPS dan NPM Secara Simultan (Uji f) Tabel 3.11 Hasil Uji Simultan ANOVAb Model Mean Sum of Squares Df Square F Sig. 1Regressio 1.194 4 2985793.5 4.819 .005a n E7 35 Residual
1.549E 25 619556.92 7 2 Total 2.743E 29 7 a. Predictors: (Constant), NPM, EPS, ROE, ROA b. Dependent Variable: HARGA SAHAM Sumber: Lampiran Output SPSS Untuk menguji hipotesis dilakukan dengan membandingkan antar Fhitung dengan nilai Ftabel kriteria ujinya sebagai berikut. H0 ditolak: Fhitung > Ftabel dan H0 diterima: Fhitung ≤ Ftabel. Dari hasil analisis diperoleh nilai Fhitung sebesar 4,819 dengan probabilitas sebesar 0,005 dan Ftabel sebesar 2,76. Karena nilai Fhitung lebih besar daripada Ftabel dan probabilitas Fhitung (0,005) lebih kecil dari 0,05 maka h0 ditolak dan Ha diterima, dengan demikian terbukti bahwa ada pengaruh dari ROA, ROE, EPS dan NPM secara bersama-sama terhadap harga saham pada 30 perusahaan selama periode 2010, 2011, 2012, 2013 dan 2014. Hasil yang diperoleh menunjukan apabila kinerja perusahaan semakin baik maka harga saham juga akan naik 5.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan tentang pengaruh rasio profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan konstruksi yang terdaftar di JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017
BEI maka dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut : 1. rasio profitabilitas untuk ROA yang paling tinggi di miliki oleh SSIA dengan persentase sebesar 15,23% hal ini di sebabkan meningkatnya laba bersih setelah pajak menjadi Rp 739.522.000 dan total asset perusahaan Rp 4.854.633.000, rasio profitabilitas ROE yang paling tinggi di miliki oleh SSIA pada dengan persentase sebesar 44,29% hal ini di sebabkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 739.522.000 dan modal sendiri perusahaan sebesar Rp 1.669.629.000, rasio profitabilitas EPS yang paling tinggi di miliki oleh SSIA dengan nilai sebesar Rp 232 per lembar saham nya dan untuk rasio profitabilitas NPM yang paling tinggi di miliki oleh SSIA dengan persentase sebesar 21% hal ini di sebabkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 739.522.000 dan penjualan bersih sebesar Rp 155.230.000. 2. Berdasarkan hasil penelitian juga di simpulkan bahwa hasil uji t menunjukkan bahwa hanya variabel EPS saja yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan variabel ROA, ROE dan NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sementara itu hasil uji F menunjukkan ada pengaruh yang signifikan dari Return On Equity (ROE), Earning per share (EPS) dan Net Profit Margin (NPM) secara bersama-sama terhadap harga saham. Berarti hipotesis yang menyatakan bahwa “Diduga bahwa variabel-variabel ROA, ROE, EPS, dan NPM secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan kontruksi yang terdaftar di BEI”, terbukti. 5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan – kesimpulan dari penelitian, penulis dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut : 1) Berpengaruhnya Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham perusahaan Page 12
dapat dijadikan pertimbangan bagi perusahaan baik emiten maupun investor untuk memprediksi harga saham dan meningkatkan kinerja keuangan. 2) Bagi investor diharapkan lebih teliti mengamati perkembangan kinerja perusahaan, terutama dalam hal Earning Per Share (EPS), sehingga dalam berinvestasi dapat memperoleh return yang diharapkan bahkan Earning Per Share (EPS) merupakan satu-satu nya faktor yang berpengaruhnya terhadap harga saham pada 6 perusahaan konstruksi yang dijadikan sebagai objek penelitian. 3) Sebaiknya peneliti berikutnya memperluas objek penelitian, agar hasil penelitian dapat digeneralisasi untuk semua jenis perusahaan.
JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017
DAFTAR PUSTAKA Harahap, Sofyan Syarif. 1985.Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raya Grafindo Persada. Harahap, Sofyan Syarif. 2002. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raya Grafindo Persada. Harahap, Sofyan Syarif. 2004. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raya Grafindo Persada. Sugiyono. 2000. Metode Penelitian Bisnis, Edisi kedua, Alfabeta, CV. Bandung Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, CV. Bandung Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, CV. Bandung Syamsuddin, Lukman. 1985. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Rajawali Pers Sachi,Anggelo. 2008. Productivity, Profitability and Financial Performance. Martalena dan Malinda, M. 2011.Pengantar Pasar Modal. Yogyakarta: Andi Tandelilim, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta: Kanasius. Wiasta, Janu Widi. 2010. “Analisis Profitabilitas Terhadap Harga Saham pada Lembaga Keuangan yang Go Public di BEI Tahun 2004-2007”. SkripsiUniversitas Muhammadiyah Surakarta. Saputro, Fandy Giyono. 2014. “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan BUMN Bidang Konstruksi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013”. Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta. Fadilla, Rahmi Nur. 2010. “Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham (survey pada perusahaan public yang tergabung dalam LQ45 yang terdaftar di bursa efek Indonesia). Skripsi Universitas Widyatama Lisnawati, Iis. “Analisis Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga
Page 13
Saham”. Jurnal Universitas Siliwangi. Lumowa, David. “Analisis Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia”.Jurnal Universitas Sam Ratulangi Manado. www.indonesia-investments.com, diakses pada 29 Maret 2016 www.republika.co.id, diakses pada 29 Maret 2016 www.daftarperusahaan.com, diakses pada 29 Maret 2016 www.wikipedia.com, di akses pada 29 Maret 2016 www.sahamok.com, diakses pada 29 Maret 2016 www.idx.co.id, diakses pada 14 April 2016, 27 April 2016 dan 2 Mei 2016 www.Google.com www.idx.co.id www.finance.yahoo.com
JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017
Page 14